Sdp Teknis Bkd

76
1 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo STANDAR DOKUMEN PENGADAAN TEKNIS A. UMUM 1. SYARAT- SYARAT TEKNIS UMUM 1.1. Persyaratan Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus mempelajari dengan benar dan berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang tertulis pada Gambar Kerja dan Dokumen Pengadaan ini beserta lampirannya. a. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melapor kepada Konsultan Pengawas setiap akan melakukan kegiatan pekerjaan di lapangan. b. Apabila ada perbedaan dokumen antara BQ, SDP dan Gambar prosedurnya Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas. Keputusan dari perbedaan itu paling lama 1x24 jam dan dibuat berita acara. Berita acara tersebut disetujui oleh Tim Teknis dan diketahui oleh Konsultan Perencana. c. Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada Penyedia Jasa Konstruksi selama waktu pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan dianggap bahwa Penyedia Jasa Konstruksi telah benar-benar mengetahui tentang: - Letak bangunan yang akan dikerjakan - Batas persil/ lahan maupun kondisi pada saat itu. - Keadaan permukaan tanah/ kontur tanah. d. Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyediakan sekurang- kurangnya 3 (tiga) set lengkap Gambar Kerja dan Dokumen Pengadaan di tempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat dipergunakan setiap saat oleh Konsultan Pengawas. e. Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan membuat gambar shop drawing untuk setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan yang disetujui Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Tim Teknis. 1.2. Penyedia Jasa Konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja harus menggunakan peralatan K3 (safety equipment) dan seragam/indentitas/atribut perusahaan, agar menjaga keamanan dalam lingkungan lokasi pekerjaan. 1.3. Peraturan Hak Paten Penyedia Jasa Konstruksi harus melindungi pemilik (owner)

Transcript of Sdp Teknis Bkd

Page 1: Sdp Teknis Bkd

1 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

STANDAR DOKUMEN PENGADAAN TEKNIS

A. UMUM

1. SYARAT-

SYARAT

TEKNIS UMUM

1.1. Persyaratan

Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi

harus mempelajari dengan benar dan berpedoman kepada

ketentuan-ketentuan yang tertulis pada Gambar Kerja dan

Dokumen Pengadaan ini beserta lampirannya.

a. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melapor kepada

Konsultan Pengawas setiap akan melakukan kegiatan

pekerjaan di lapangan.

b. Apabila ada perbedaan dokumen antara BQ, SDP dan Gambar

prosedurnya Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaporkan

kepada Konsultan Pengawas. Keputusan dari perbedaan itu

paling lama 1x24 jam dan dibuat berita acara. Berita acara

tersebut disetujui oleh Tim Teknis dan diketahui oleh Konsultan

Perencana.

c. Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada

Penyedia Jasa Konstruksi selama waktu pelaksanaan

pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan

pekerjaan (Aanwijzing) dan dianggap bahwa Penyedia Jasa

Konstruksi telah benar-benar mengetahui tentang:

- Letak bangunan yang akan dikerjakan

- Batas persil/ lahan maupun kondisi pada saat itu.

- Keadaan permukaan tanah/ kontur tanah.

d. Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyediakan sekurang-

kurangnya 3 (tiga) set lengkap Gambar Kerja dan Dokumen

Pengadaan di tempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat

dipergunakan setiap saat oleh Konsultan Pengawas.

e. Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan membuat gambar shop

drawing untuk setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan

yang disetujui Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan

Tim Teknis.

1.2. Penyedia Jasa Konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan, tenaga

kerja harus menggunakan peralatan K3 (safety equipment) dan

seragam/indentitas/atribut perusahaan, agar menjaga keamanan

dalam lingkungan lokasi pekerjaan.

1.3. Peraturan Hak Paten

Penyedia Jasa Konstruksi harus melindungi pemilik (owner)

Page 2: Sdp Teknis Bkd

2 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

terhadap semua “claim” atau tuntutan, biaya atau kenaikan harga

karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau

nama produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang

digunakan dalam proyek ini.

1.4. Iklan

Penyedia Jasa Konstruksi tidak diijinkan membuat iklan dalam

bentuk apapun di dalam sempadan (batas) site atau di tanah yang

berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.

1.5. Petunjuk-petunjuk/Instruksi Konsultan Pengawas

a. Semua instruksi dari Konsultan Pengawas harus dilaksanakan

secara baik oleh Penyedia Jasa Konstruksi , jika Penyedia Jasa

Konstruksi keberatan menerima petunjuk/instruksi Konsultan

Pengawas tersebut, maka harus mengajukan secara tertulis

kepada Konsultan Pengawas dalam waktu 2 x 24 jam.

b. Apabila dalam batas waktu tersebut diatas Penyedia Jasa

Konstruksi tidak mengajukan keberatan maka dianggap telah

menyetujui dan menerima petunjuk Konsultan Pengawas untuk

segera dilaksanakan. Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan

merekam atau dalam kata lain mencatat setiap

petunjuk/instruksi Konsultan Pengawas dalam buku harian

lapangan/pelaksanaan dan memintakan tanda tangan atau

persetujuan Konsultan Pengawas.

1.6. Hasil Pekerjaan

Untuk menjamin mutu/kualitas hasil pekerjaan dan kelancaran

pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Jasa Konstruksi

diharuskan menyediakan:

a. Pelaksana atau tenaga ahli yang mengerti dan berpengalaman

tentang gambar kerja dan cara-cara pelaksanaan.

b. Alat bantu kerja, pompa air untuk kerja, alat pemadat tanah, alat

ukur waterpass, penyekat tegak dan alat bantu pekerjaan

lainya.

c. Bila diperlukan, sesuai dengan kondisi lapangan/situasi tempat

kerja, maka sebelum melakukan pekerjaan pembersihan,

Penyedia Jasa Konstruksi maupun pelaksana pembangunan,

Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan memasang alat-alat

pengaman/pelindung/ penyangga seperti jaring/lori/ katrol.

d. Semua bahan material import dan material lokal lainya

Penyedia Jasa Konstruksi wajib memberikan resume data

Page 3: Sdp Teknis Bkd

3 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

spesifikasi teknis kepada pemberi tugas dan Konsultan

Pengawas. Data tersebut harus disertakan pada saat

penyerahan As Built Drawing.

1.7. Penetapan Ukuran

a. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas tepatnya

pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak boleh menambah ukuran

tanpa seijin Konsultan Pengawas . Setiap ada perbedaan

dengan ukuran-ukuran yang ada harus segera memberitahukan

kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana untuk

segera ditetapkan sebagaimana mestinya.

b. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan senantiasa mencocokkan

ukuran satu dengan yang lain dalam setiap bagian pekerjaan

dan segera melapor kepada Konsultan Pengawas setiap

terdapat selisih/perbedaan ukuran untuk diberikan keputusan

pembetulannya.

c. Kelalaian Penyedia Jasa Konstruksi terhadap hal ini tidak dapat

diterima dan Konsultan Pengawas berhak untuk membongkar

pekerjaan dan memerintahkan untuk menepati ukuran sesuai

ketentuan.

d. Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh Penyedia Jasa

Konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia

Jasa Konstruksi.

1.8. Laporan-laporan

a. Laporan Harian , Mingguan, dan Bulanan.

1) Penyedia Jasa Konstruksi beserta Konsultan Pengawas

wajib membuat laporan Harian, laporan Mingguan, dan

laporan Bulanan yang memberikan gambaran mengenai:

a) Kegiatan fisik

b) Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang

disampaikan secara lisan maupun tertulis.

c) Jumlah material masuk/ditolak.

d) Jumlah tenaga kerja dan keahliannya

e) Keadaan cuaca

f) Pekerjaan tambah apabila ada

g) Prestasi rencana dan yang terpasang

h) Hambatan-hambatan selama pelaksanaan

2) Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian

dan setelah ditandatangani oleh manajer proyek harus

diserahkan kepada Tim Teknis untuk diketahui/ disetujui.

Page 4: Sdp Teknis Bkd

4 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

1.9. Kebersihan dan Ketertiban

a. Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung,

Penyedia Jasa Konstruksi harus memelihara kebersihan lokasi

pembangunan maupun lingkunganya terutama jalan-jalan

disekitar lokasi kegiatan, direksi keet, gudang, los kerja dan

bagian dalam bangunan yang akan dikerjakan harus bebas dari

bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain.

b. Untuk kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan di sekitar

lokasi kegiatan yang harus dibersihkan adalah kotoran yang

diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan kegiatan.

Kelalaian dalam hal ini dapat membuat Pemberi Tugas memberi

perintah penghentian pekerjaan yang segala akibatnya menjadi

tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

c. Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun di

halaman luar gudang harus diatur sedemikian rupa agar tidak

mengganggu kelancaran dan keamanan umum serta untuk

memudahkan penelitian yang dilakukan oleh Konsultan

Pengawas.

d. Pada Penyerahan Pekerjaan Pertama, situasi bangunan serta

halamannya harus bersih dari sisa-sisa kotoran kerja.

1.10. Kecelakaan dan Kesehatan

a. Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan

menimpa pekerja maupun orang yang terlibat dalam pekerjaan

tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

b. Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan untuk menyediakan alat

kesehatan/kotak PPPK yang terisi penuh dengan obat-obatan

yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap dengan seorang

petugas yang mengerti dalam soal-soal penyelamatan pertama

dan kesehatan.

c. Sejauh tidak disebutkan dalam Dokumen Pengadaan ini, maka

Penyedia Jasa Konstruksi harus mengikuti semua ketentuan

umum yang berlaku dan dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah

terutama tentang Undang-undang Keselamatan Kerja termasuk

segala kelengkapan dan perubahannya.

1.11. Keamanan

a. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab penuh atas

segala sesuatu yang ada dan terjadi di daerah kerjanya

terutama mengenai:

1) Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat

Page 5: Sdp Teknis Bkd

5 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

kelalaian/kecerobohan baik disengaja ataupun tidak

disengaja.

2) Penggunaan sesuatu bahan yang keliru/salah.

3) Kehilangan-kehilangan bahan, peralatan kerja.

4) Perkelahian antar pekerja maupun dengan pihak lainnya

b. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas,

Penyedia Jasa Konstruksi harus melaporkan kepada Konsultan

Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan

diselesaikan persoalannya lebih lanjut.

c. Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas,

Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan pengamanan

antara lain penjagaan, penerangan yang cukup diwaktu malam

hari, pemagaran sementara di lokasi kerja dan lain sebagainya.

1.12. Penyediaan Material/ Bahan Bangunan

a. Bila dalam Dokumen ini disebutkan nama dan pabrik pembuat

bahan/material, maka hal ini dimaksudkan menunjukan standar

minimal mutu/kualitas bahan yang digunakan dalam pekerjaan

ini.

b. Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan

kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.

Waktu penyampaian contoh bahan harus sedemikian rupa

sehingga Konsultan Pengawas dapat menilainya.

c. Contoh bahan/material yang akan digunakan harus diadakan

atas tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi , setelah disetujui

oleh Konsultan Pengawas maka bahan/material tersebut harus

ditandai dan diadakan untuk dipakai dalam pekerjaan nantinya.

d. Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh

Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar penolakan bila

ternyata bahan/material yang dipakai tidak sesuai dengan

contoh.

e. Dalam pengajuan harga penawaran, Penyedia Jasa Konstruksi

harus menyertakan biaya untuk pengujian berbagai

bahan/material. Tanpa mengingat jumlah tersebut, Penyedia

Jasa Konstruksi tetap bertanggung jawab pula atas biaya

pengujian bahan/material yang tidak memenuhi syarat atas

perintah Konsultan Pengawas.

f. Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang

tercantum dalam Dokumen ini atau melalui contoh yang telah

diberikan ternyata dalam pengadaannya tidak mencukupi dalam

jumlahnya (persediaan terbatas) maka penggantian

Page 6: Sdp Teknis Bkd

6 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

bahan/material hanya dapat diberikan dengan ijin dari Konsultan

Pengawas.

g. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi dalam penggunaan

bahan/material tidak sesuai dengan ketentuan tanpa

persetujuan Konsultan Pengawas maka Konsultan Pengawas

berhak untuk meminta mengganti/membongkar bagian

pekerjaan yang menggunakan bahan/material tersebut untuk

diganti dengan yang sesuai ketentuan kecuali terdapat alasan

tertentu yang diketahui dan disetujui Konsultan Pengawas.

h. Bahan/Material yang dikirim tidak sesuai spesifikasi harus

dikeluarkan dari lokasi proyek paling lambat 2 x 24 jam

i. Semua kejadian dari point a. Sampai dengan g. Dibuat Berita

Acara dan ditandatangani oleh Penyedia Jasa Konstruksi,

Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.

1.13. Serah Terima Hasil Pekerjaan

Pada akhir pekerjaan menjelang Penyerahan Hasil Pekerjaan

tahap pertama:

a. Semua bangunan sementara harus dibongkar dan dibersihkan

bekas-bekasnya.

b. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh,

tanpa cacat.

c. Penyedia Jasa Konstruksi harus membersihkan dan

membuang sisa-sisa bahan/material, sampah, kotoran bekas

kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat pekerjaan.

d. Konsultan Pengawas bersama Penyedia Jasa Konstruksi wajib

melakukan checklist menjelang Serah Terima Hasil Pekerjaan

Pertama atas dasar permintaan checklist tertulis dari Penyedia

Jasa Konstruksi.

e. Hasil checklist dituangkan dalam berita acara.

f. Penyedia Jasa Konstruksi menyerahkan gambar as built

drawing, Jaminan anti rayap, jaminan waterproofing, IMB,

ritribusi galian C, Jamsostek dan dokumen lain yang dianggap

penting.

Pada akhir masa pemeliharaan menjelang Penyerahan Pekerjaan

Tahap kedua:

a. Semua pekerjaan yang rusak akibat dari ketidak sempurnaan

pekerjaan telah di perbaiki.

b. Konsultan Pengawas bersama Penyedia Jasa Konstruksi wajib

melakukan checklist menjelang Serah Terima Hasil Pekerjaan

Page 7: Sdp Teknis Bkd

7 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

Kedua atas dasar permintaan tertulis dari Penyedia Jasa

Konstruksi.

c. Hasil checklist dituangkan dalam berita acara.

1.14. Foto Tahapan Pekerjaan

a. Foto kegiatan harus dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi

sesuai arahan dari Konsultan Pengawas.

b. Foto kegiatan pada setiap tahap tersebut dibuat sebanyak 3

(tiga) set dilampirkan bersama dengan laporan bulanan sesuai

pencapaian bobot pekerjaan dan penagihan angsuran.

c. Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dari setiap

tahap dan sesuai dengan pengarahan dari Konsultan Pengawas

di lapangan.

d. Foto setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan

keterangan singkat dan penempatan dalam album harus

disetujui Pemberi Tugas serta teknis penempelannya dalam

album ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

e. Untuk foto kondisi force majeure diambil sebanyak 3 (tiga) kali

rekaman yang berbeda dengan mencantumkan keterangan

kejadian.

f. Semua hasil rekaman di lampirkan dalam laporan harian atau

mingguan dan/atau akhir

1.15. Bouwkeet (Bangunan Sementara)

Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan dan mendirikan

semua bangunan sementara (bouwkeet) untuk digunakan sebagai

gudang penyimpan dan perlindungan bahan bangunan. Setelah

berakhirnya pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi dan wajib

membongkar dan menyingkirkan bangunan sementara tersebut

dari lokasi.

1.16. Pembangkit Tenaga Sementara

Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan

yang dipergunakan untuk pekerjaan harus disediakan oleh

Penyedia Jasa Konstruksi , termasuk pemasangan sementara

kabel-kabel, meteran, dan sebagainya. Setelah pekerjaan selesai

Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyingkirkan semua barang

tersebut dari lokasi pekerjaan, yang semua beban menjadi

tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

Page 8: Sdp Teknis Bkd

8 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

1.17. Air Kerja

Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin

didapat dari sumber yang sudah ada ditiap lokasi Kegiatan dan

sebelumnya harus dikoordinasikan kepada user melalui Konsultan

Pengawas secara tertulis.

1.18. Jalan Masuk

Tempat pekerjaan dan jalan sementara/jalan masuk ketempat

pekerjaan harus diadakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi bilamana

diperlukan atau di sesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan

lokasi kegiatan tersebut. Selama pekerjaan, Penyedia Jasa

Konstruksi harus memelihara seluruh jalan-jalan sementara dan

sebagainya yang mungkin diperlukan untuk memasuki bagian

pekerjaan dan menyingkirkan/membersihkan kembali pada waktu

selesainya pekerjaan.

Segala kerusakan jalan masuk akibat kegiatan proyek sepenuhnya

menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat rambu-rambu proyek

pada akses jalan masuk proyek, dan memberi tanda lampu

peringatan.

1.19. Orang-orang yang tidak berkepentingan

Penyedia Jasa Konstruksi harus melarang siapapun yang tidak

berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas

memberikan perintah demikian kepada staf pelaksana yang

bertugas dan para penjaga.

1.20. Perlindungan Terhadap Milik Umum

Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga agar jalan umum, dan

hak memakai jalan, bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan

bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas,

baik bagi kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama kontrak

berlangsung. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab

atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas utilitas seperti

saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh

kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi.

1.21. Perlindungan terhadap Bangunan Yang Ada

Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Penyedia Jasa

Konstruksi harus melindungi bangunan yang ada dari gangguan

dan kerusakan yang terjadi.

Page 9: Sdp Teknis Bkd

9 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

1.22. Penjagaan dan Pemagaran Sementara

Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas penjagaan,

penerangan dan perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap

penting selama pelaksanaan kontrak, siang malam. Pemberi Tugas

tidak bertanggung jawab kepada Penyedia Jasa Konstruksi , dan

sub Penyedia Jasa Konstruksi , atas kehilangan dan kerusakan

bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang

sedang dalam pelaksanaan. Penyedia Jasa Konstruksi wajib

mengadakan, mendirikan dan memelihara pagar sementara yang

mungkin diperlukan untuk pengamanan terhadap pekerjaan.

1.23. Perlindungan Pekerjaan

Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas keamanan

seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan bangunan dan

perlengkapan instalasi ditempat pekerjaan, hingga kontrak selesai

dan diterima oleh Pemberi Tugas.

1.24. Gangguan pada Tetangga

Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan

menyebabkan gangguan pada penduduk yang berdekatan,

hendaknya dilaksanakan sesuai pengarahan Pemberi Tugas, dan

semua resiko akibat gangguan ini menjadi beban Penyedia Jasa

Konstruksi.

1.25. Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Jam Kerja Normal

Penyedia Jasa Konstruksi harus mendapatkan ijin tertulis dari

Konsultan Pengawas untuk melaksanakan pekerjaan yang tertera

dalam kontrak ini diluar jam-jam kerja biasa.

1.26. Pelaksanaan pekerjaan di luar lokasi pekerjaan

Apabila Penyedia Jasa Konstruksi melaksanakan pekerjaan di luar

lokasi pekerjaan supaya memberitahukan kepada Konsultan

Pengawas dan Pemberi Tugas untuk diadakan pemeriksanaan.

1.27. Standar yang Dipakai

a. Dalam melaksanakan pekerjaan, bila ditentukan lain dalam

Rencana Kerja dan Syarat-syarat, berlaku dan mengikat

ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan

dan tambahannya:

1) Perpres No.54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Page 10: Sdp Teknis Bkd

10 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

Barang/Jasa Pemerintah, beserta petunjuk teknisnya dan

perubahan-perubahannya.

2) Peraturan Umum dari Dinas Tenaga Kerja tentang

Keselamatan Kerja.

3) Standar Industri Indonesia (SII) yang berlaku.

4) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1982.

5) SNI 03-1727-1989 - Tata Cara Perencanaan Pembebanan

Untuk Rumah dan Gedung.

6) SNI Nomor: 03 – 1726 – 2002. Tentang: Pedoman

Perencanaan Tahan Gempa untuk Rumah dan Gedung.

7) Peta Hazard Gempa 2010

8) SNI 03-2847-2002 - Tata Cara Perhitungan Struktur Beton

untuk Bangunan Gedung.

9) SNI 03-1729-2002 - Tata Cara Perencanaan Struktur Baja

Untuk Bangunan Gedung.

10) SNI Nomor: 03 – 1734 – 1989. Tentang: Pedoman

Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding

Bertulang untuk Rumah & Gedung.

11) SNI 15-2049-2004 - Semen Portland

12) SNI 15-7064-2004 - Semen Portland Komposit (Portland

Composite Cement, PCC)

13) SNI Nomor: 03 – 2834 – 1992. Tentang: Tata cara

pembuatan rencana Campuran Beton Normal.

14) SNI 03-6815-2002 - Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji

Kekuatan Beton.

15) SNI 03-6916-2002 - Tata Cara Pendetailan Penulangan

Beton.

16) SNI 07-2052-2002. Tentang: Baja Tulangan Beton

17) SNI Nomor: 03 – 3527 – 1994. Tentang: Mutu kayu

bangunan

18) SNI Nomor: 03 – 0106 – 1987. Ubin lantai keramik, Mutu

dan cara uji.

19) SNI Nomor: 03 – 2396 – 1991. Tentang: Tata cara dan

Perancangan penerangan alami siang hari untuk Rumah

dan Gedung.

20) SNI Nomor: 03 – 2407 – 1991. Tentang: Tata cara

pengecatan kayu untuk rumah dan gedung.

21) SNI Nomor: 03 – 2410 – 1994. Tentang: Tata cara

pengecatan dinding tembok dengan cat Emulsion.

22) Keputusan Menteri PU Nomor: 468/KPTS/1998 tanggal 1

Maret 1998 Tentang: Persyaratan Teknis Aksesbilitas pada

Page 11: Sdp Teknis Bkd

11 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

Bangunan Umum dan Lingkungan.

23) SNI Nomor: 03 – 1736 – 1989. Tentang: Struktur bangunan

untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan

rumah dan gedung, Petunjuk perencanaan.

24) Persyaratan Umum Instalasi Listrik Indonesia ( PUIL )

Tahun 2000 dan ketentuan – ketentuan setempat.

25) Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang penggunaan

Tenaga Kerja harian, Mingguan dan Bulanan/ Borongan).

26) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan

Bangunan Gedung Negara.

27) Peraturan Gubernur atau peraturan dan ketentuan lain

daerah yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah

setempat yang bersangkutan dengan permasalahan

Gedung Pemerintah.

28) American Society of Testing Material (ASTM).

b. Untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang tercantum

pada Dokumen ini, berlaku dan mengikat pula:

1) Gambar bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang

sudah disahkan oleh Pemberi Tugas serta unsur teknisnya.

2) Gambar-gambar detail pelaksanaan (shop drawing) yang

telah diselesaikan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan

sudah disahkan/disetujui Konsultan Pengawas.

3) Rencana Kerja dan Syarat-syarat.

4) Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

Bilamana dalam Dokumen ini telah ditentukan patokan kualitas

bahan-bahan bangunan, maka ketentuan yang berasal dari

standar-standar atau peraturan tersebut bersifat melengkapi,

sejauh tidak bertentangan.

1.28. Penggunaan, Persyaratan Teknis

a. Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam

pelaksanaan kegiatan. Syarat seluruh bangunan-bangunan

dan pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagai kesatuan yang tidak

dapat terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Maka setiap pasal

dalam persyaratan ini, disesuaikan dengan yang dinyatakan

dalam gambar kerja. Keterangan-keterangan tambahan tertulis

dan perintah dari Konsultan Pengawas /Konsultan Perencana

ataupun Tim Teknis.

b. Standar-standar yang dipakai terutama adalah standar-standar

Page 12: Sdp Teknis Bkd

12 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

yang berlaku, sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang

standarnya belum dibuat dan diberlakukan di negara ini,

maka harus digunakan standar-standar internasional yang

berlaku atau setidak-tidaknya standar dari negara-negara

produsen bahan yang menyangkut pekerjaan tersebut.

1.29. Penjelasan Dokumen dan Gambar

a. Penyedia Jasa Konstruksi wajib meneliti semua gambar dan

Dokumen termasuk tambahan dan perubahannya yang

dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

b. Bila gambar tidak sesuai dengan Dokumen dan atau tidak ada,

maka Penyedia Jasa Konstruksi segera berkoordinasi dengan

Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana serta Tim

Teknis, sehingga keputusan yang diambil adalah sepakatan

antara pihak-pihak yang terkait.

c. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan

sehingga dalam pelaksanaan akan menimbulkan kesalahan,

Penyedia Jasa Konstruksi wajib menanyakan kepada

Konsultan Pengawas atau Konsultan Perencana.

2. PERSIAPAN

TEKNIS

PELAKSANAAN

2.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan Pembangunan Aula Gedung BKD

Kabupaten Kulon Progo Secara lengkap jenis pekerjaan tersebut

dapat dilihat pada gambar, dokumen pengadaan dan tercantum

pada Bill Of Quantity (BQ).

2.2. Lokasi Proyek

Lokasi ini terletak di Komplek Pemda Kabupaten Kulon Progo.

2.3. Tenaga dan Sarana Kerja

Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa

Konstruksi harus menyediakan:

a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai disesuaikan

dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.

b. Alat-alat bantu kerja seperti: alat-alat pengangkut, alat

pekerjaan kayu, alat pekerjaan pipa dan peralatan lain untuk

memperlancar pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap

pekerjaan yang akan dilaksanakan agar pelaksanaan

pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya.

Page 13: Sdp Teknis Bkd

13 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

2.4. Cara Pelaksanaan

Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai

dengan ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-

syarat, Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti

petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.

3. PEMERIKSAAN

DAN

PENGUJIAN

3.1. Dalam kaitannya dengan harga penawaran, Penyedia Jasa

Konstruksi harus sudah memperhitungkan dan memasukkan

segala keperluan biaya-biaya pemeriksaan, pengujian dan lain-lain.

3.2. Apabila pekerjaan yang sudah terpasang diperlukan pemeriksaan

pengujian mutu, maka Penyedia Jasa Konstruksi wajib

melaksanakan pemeriksaan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas

atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi sendiri.

3.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan kepada Konsultan

Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) mengenai pelaporan hasil

pengujian atau pengetesan, diantaranya sebagai berikut:

1) Hasil pengetesan bahan beton dan rancangan campuran

beton.

2) Hasil pengetesan hasil uji laboratorium mengenai kuat tekan

beton dari pabrikan.

3) Hasil pengetesan dimensi kuat leleh dan kuat tarik baja

tulangan

4) Hasil pengetesan tanah untuk urugan.

5) Hasil pengetesan mesin atau peralatan.

6) Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan

harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan dibuat Berita

Acara

3.4. Pemeriksaan Rutin dan Khusus

Pemeriksaan rutin atau khusus dalam masa pemeliharaan harus

dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi secara periodik dan

tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan lain oleh

Konsultan Pengawas.

Page 14: Sdp Teknis Bkd

14 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

4. BAHAN DAN

CONTOH

BAHAN

4.1. Sebelum mendatangkan bahan-bahan di lapangan Penyedia Jasa

Konstruksi terlebih dahulu mengajukan 3 (tiga) contoh

bahan/brosur kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat

persetujuan Pengguna Jasa yang akan disesuaikan dengan syarat-

syarat teknis.

4.2. Contoh bahan-bahan yang telah disetujui harus selalu ada di

lapangan dalam kantor sementara Konsultan Pengawas . Semua

bahan yang dikirim ke lapangan dan tidak sesuai dengan contoh

bahan-bahan yang disetujui, harus segera dikeluarkan dari

lapangan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi dalam kurun waktu

selambat-lambatnya 2 x 24 jam.

4.3. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan

lebih lanjut, atas keraguan Konsultan Pengawas berhak

mengirimkan bahan tersebut ke Laboratorium Konstruksi/Bahan

Bangunan yang ditunjuk oleh pengguna Jasa dengan disesuaikan

kebutuhan pekerjaan.

4.4. Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan kepada Penyedia

Jasa Konstruksi untuk mengadakan/melengkapi/menambah jumlah

peralatan bila dirasa peralatan yang tersedia kurang memadai

dalam usaha mencapai target prestasi.

4.5. Keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh tidak adanya atau

kekurangan peralatan menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa

Konstruksi.

4.6. Semua biaya pengadaan dan pemeliharaan peralatan tersebut

menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa Konstruksi dan dianggap

sudah termasuk dalam harga kontrak.

4.7. Jaminan Kualitas

a. Penyedia Jasa Konstruksi menjamin pada Pemberi Tugas dan

Konsultan Pengawas , bahwa semua bahan dan perlengkapan

untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan

lain, serta Penyedia Jasa Konstruksi menyetujui bahwa semua

pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis

dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak.

b. Apabila diminta, Penyedia Jasa Konstruksi sanggup

memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut pada butir a.

Page 15: Sdp Teknis Bkd

15 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

c. Semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Penyedia

Jasa Konstruksi sepenuhnya, sampai mendapat persetujuan

dari Konsultan Pengawas.

4.8. Nama Pabrik/Merk yang Ditentukan

a. Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan beberapa nama

pabrik/merk dari satu jenis bahan/komponen, maka Penyedia

Jasa Konstruksi menawarkan dan memasang sesuai dengan

yang ditentukan. Tidak ada alasan bagi Penyedia Jasa

Konstruksi pada waktu pemasangan menyatakan barang

tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar

didapat di pasaran, kecuali Penyedia Jasa Konstruksi dapat

menyertakan bukti tertulis dari pabrik/merk bahan/komponen

tersebut.

b. Untuk barang-barang yang harus diimpor, setelah ditunjuk

sebagai pemenang, Penyedia Jasa Konstruksi harus sesegera

mungkin memesan pada agen/distributornya di Indonesia.

c. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi telah berusaha untuk

memesan namun pada saat pemesanan bahan/merk tersebut

tidak/sukar diperoleh, yang dibuktikan oleh surat dari

distributor/supplier, maka Penyedia Jasa Konstruksi

mengajukan alternatif merek lain dengan spesifikasi minimum

yang sama ke Konsultan Pengawas untuk diberi persetujuan.

Setelah 1 (satu) bulan penunjukkan pemenang, Penyedia Jasa

Konstruksi harus memberikan kepada Pemberi Tugas fotokopi

dari pemesanan material yang diimpor pada agen/ distributor

resmi, yang menyatakan bahwa material-material tersebut

telah dipesan (import order) yang dilampiri jadwal kedatangan

di lokasi proyek (on the site).

5. PELAKSANAAN 5.1. Rencana Pelaksanaan

a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat

Perintah Kerja (SPK) oleh kedua belah pihak, Penyedia Jasa

Konstruksi harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas

sebuah “Network Planning” dan “time schedule” mengenai

seluruh kegiatan yang akan dilakukan serta kaitan/hubungan

antara seluruh kegiatan-kegiatan tesebut.

b. Kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi untuk/selama masa

pengadaan/pembelian serta waktu pengiriman/pengangkutan

dari:

1) Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun

Page 16: Sdp Teknis Bkd

16 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

pekerjaan persiapan/ pembantu.

2) Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan

c. Kegiatan kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi untuk/selama

waktu fabrikasi, pemasangan dan pembangunan.

d. Pembuatan gambar-gambar kerja.

e. Permintaaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja

maupun rencana kerja.

f. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.

g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.

h. Konsultan Pengawas akan memeriksa rencana kerja Penyedia

Jasa Konstruksi dan memberikan tanggapan dalam waktu 1

(satu) minggu.

i. Penyedia Jasa Konstruksi harus memasukkan kembali

perbaikan/penyempurnaan atau rencana kerja kepada

Konsultan Pengawas dan meminta diadakannya

perbaikan/penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling

lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya pelaksanaan.

j. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan memulai suatu

pelaksanaan atau pekerjaan sebelum adanya persetujuan dari

Konsultan Pengawas atau rencana kerja ini. Kecuali dapat

dibuktikan bahwa Konsultan Pengawas telah melalaikan

kewajibannya untuk memeriksa rencana kerja Penyedia Jasa

Konstruksi pada waktunya, maka kegagalan Penyedia Jasa

Konstruksi untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan

belum adanya rencana kerja yang memulai pekerjaan yang

disetujui Direksi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari

Penyedia Jasa Konstruksi bersangkutan.

5.2. Jadwal Pelaksanaan

Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah Penyedia Jasa

Konstruksi dinyatakan sebagai pemenang lelang, atau dengan lain

cara ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebagai pelaksana

pembangunan,Penyedia Jasa Konstruksi harus segera membuat:

a. Site development statement and traffic management layout.

b. Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang

digambarkan secara Diagram Balok (Bar Chart) dan S-Curve.

c. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja

d. Jadwal Pengadaan Bahan/Material Bangunan.

e. Jadwal Pengadaan Alat

Bagan/diagram tersebut di atas harus mendapat persetujuan dari

Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas sebagai dasar/pedoman

Page 17: Sdp Teknis Bkd

17 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

Penyedia Jasa Konstruksi dalam melaksanakan pekerjaanya dan

Penyedia Jasa Konstruksi wajib mematuhi dan menepatinya.

5.3. Gambar-gambar Kerja (Shop Drawing)

Yang dimaksud dengan Gambar-gambar Kerja adalah gambar

yang dibuat Penyedia Jasa Konstruksi (termasuk gambar

perubahan) yang sudah disyahkan oleh Konsultan Pengawas,

Konsultan Perencana dan Tim Teknis:

- Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum gambar

kerja tersebut disetujui.

- Persetujuan terhadap Gambar Kerja bukan berarti

menghilangkan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi

terhadap pelaksanaan pekerjaan. Keterlambatan atas proses

pembuatan Shop Drawing ini tidak berarti Penyedia Jasa

Konstruksi mendapat perpanjangan waktu pelaksanaan.

- Shop Drawing tersebut harus dibuat rangkap 3 (tiga) berikut

aslinya/kalkirnya dan semua biaya menjadi tanggung jawab

Penyedia Jasa Konstruksi.

a. Perubahan Gambar Kerja hanya dapat dilakukan atas dasar

perintah tertulis Pemberi Tugas berdasar pertimbangan

Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Tim Teknis

dengan ketentuan sebagai berikut:

- Perubahan rancangan ini harus digambar oleh Penyedia

Jasa Konstruksi sesuai dengan yang diperintahkan

Pemberi Tugas dengan memperlihatkan perbedaan antara

gambar pelaksanaan dan gambar perubahan rencananya.

- Gambar Perubahan dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi

atas pengarahan Konsultan Perencana, kemudian

dilampirkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan yang

dibuat oleh Konsultan Pengawas.

b. Gambar Sesuai Terlaksana (As Built Drawing), harus dibuat

oleh Penyedia Jasa Konstruksi bersama-sama dengan

Konsultan Pengawas dengan ketentuan berikut:

- Gambar Sesuai Terlaksana dibuat dan diserahkan pada

akhir pekerjaan harus sesuai dengan hasil pekerjaan

terpasang.

- Gambar Sesuai Terlaksana harus disetujui oleh Konsultan

Pengawas , dan diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut

hard copy-nya dengan biaya keseluruhan ditanggung oleh

Penyedia Jasa Konstruksi.

c. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan

Page 18: Sdp Teknis Bkd

18 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

(Construction Drawings) belum cukup memberikan petunjuk

mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, Penyedia

Jasa Konstruksi wajib untuk mempersiapkan gambar kerja yang

secara terperinci akan memperlihatkan cara pelaksanaan

tersebut.

d. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang

diberikan oleh Konsultan Pengawas.

e. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat

belas) hari sebelum pemesanan bahan atau Pelaksanaan

pekerjaan dimulai.

5.4. Waktu Pelaksanan Pekerjaan selama hari kalender dengan

jam kerja setiap hari 24 jam, tiga shift (kerja lembur)

5.5. Ijin Pelaksanaan

Ijin pelaksanaan paling lambat 1 (satu) hari sebelum memulai

pekerjaan tersebut, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk

mengajukan ijin pelaksanaan secara tertulis kepada Konsultan

Pengawas dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui dan

dijadikan gambar As Built Drawing. Ijin pelaksanaan yang disetujui

sebagai pegangan Penyedia Jasa Konstruksi untuk melaksanakan

pada bagian pekerjaan tersebut.

5.6. Contoh Pekejaan (Mock Up)

Bila contoh pekerjaan (Mock Up). dikehendaki oleh Konsultan

Pengawas, dan/atau Tim Teknis, Penyedia Jasa Konstruksi wajib

menyediakannya sebelum pekerjaan dimulai.

5.7. Rencana Mingguan dan Bulanan

a. Selambat lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa

dimana pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Penyedia Jasa

Konstruksi wajib untuk menyerahkan kepada Konsultan

Pengawas suatu rencana mingguan yang berisi rencana

pelaksanaan bahan, alat dan tenaga dari berbagai bagian

pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam minggu berikutnya.

b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari tiap bulan,

Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan kepada

Konsultan Pengawas suatu rencana bulanan yang

menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai rencana

pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan

untuk dilaksanakan dalam bulan berikutnya.

Page 19: Sdp Teknis Bkd

19 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

c. Kelalaian Penyedia Jasa Konstruksi untuk menyusun dan

menyerahkan rencanan mingguan maupun bulanan dinilai sama

dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah Konsultan

Pengawas dalam melaksanakan pekerjaan.

d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Penyedia

Jasa Konstruksi diwajibkan untuk memberitahu Konsultan

Pengawas mengenai hal tersebut paling sedikit 2 x 24 jam

sebelumnya.

5.8. Kualitas Pekerjaan

Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang

terbaik untuk semua jenis pekerjaan.

5.9. Pengujian Hasil Pekerjaan

a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua

pekerjaan yang diuji dengan cara dan tolok ukur pengujian

yang dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan dalam

Persyaratan Teknis Umum ini.

b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka

Badan/Lembaga yang akan melakukan pengujian dipilih atas

persetujuan Konsultan Pengawas dari Lembaga/Badan Penguji

milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah atau Badan lain

yang oleh Konsultan Pengawas dianggap memiliki obyektifitas

dan Integritas yang meyakinkan. Atau hal yang terakhir ini

Penyedia Jasa Konstruksi tidak berhak mengajukan

sanggahan.

c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang

dipersyaratkan menjadi beban Penyedia Jasa Konstruksi.

d. Dalam hal dimana Penyedia Jasa Konstruksi tidak dapat

menyetujui hasil pengujian dari bahan penguji yang ditunjuk

oleh Tim teknis ,Penyedia Jasa Konstruksi berhak

mengadakan pengujian tambahan pada lembaga/Badan lain

yang memenuhi persyaratan Badan Penguji seperti tersebut di

atas untuk mana seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri

oleh Penyedia Jasa Konstruksi.

e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua

Badan tersebut memberikan kesimpulan yang berbeda, maka

dapat dipilih untuk:

1) Memilih Badan/Lembaga Penguji ketiga atau kesepakatan

bersama.

2) Melakukan pengujian ulang pada bahan/lembaga Penguji

Page 20: Sdp Teknis Bkd

20 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

pertama atau kedua dengan ketentuan tambahan sebagai

berikut:

a) Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh

Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa Konstruksi

maupun wakil-wakilnya.

b) Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan

penerapan dari alat penguji kepada Konsultan

Pengawas dan Tim Teknis.

c) Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali

bilamana kedua belah pihak tidak sepakat untuk

menganggapnya demikian.

d) Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan

kesimpulan dari hasil pengujian yang pertama, maka

semua akibat langsung maupun tidak langsung dari

adanya semua pengulangan pengujian menjadi

tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi .

e) Apabila hasil pengujian ulang menunjukan

ketidaktepatan kesimpulan dari hasil pengujian yang

kedua, maka:

f) 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas

pilihan Penyedia Jasa Konstruksi akan diperlakukan

sebagai pekerjaan tambah.

g) Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya

penambahan/pengulangan pengujian akan diberikan

tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan

bersangkutan dan bagian bagian lain yang terkena

akibatnya, penambahan mana besarnya adalah sesuai

dengan penundaan yang terjadi.

5.10. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan

a. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dangan bagian

pekerjaan yang lain yang mana akan secara visual

menghalangi Konsultan Pengawas untuk memeriksa bagian

pekerjaan yang terdahulu, Penyedia Jasa Konstruksi wajib

melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas

mengenai rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan

yang akan menutupi bagian pekerjaan tersebut, sedemikian

rupa sehingga Konsultan Pengawas berkesempatan secara

wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan

untuk dapat disetujui kelanjutan pengerjaannya.

b. Kelalaian Penyedia Jasa Konstruksi untuk menyampaikan

Page 21: Sdp Teknis Bkd

21 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

laporan di atas, memberikan hak kepada Konsultan Pengawas

untuk dibelakang hari menuntut pembongkaran yang menutupi

tersebut, guna memeriksa hasil pekerjaan yang terdahulu yang

mana akibatnya sepenuhnya akan ditanggung oleh Penyedia

Jasa Konstruksi .

c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan pada Konsultan

Pengawas dan apabila Konsultan Pengawas tidak mengambil

langkah-langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang

dimaksudkan di atas, maka setelah lewat 2 (dua) hari sejak

laporan disampaikan, Penyedia Jasa Konstruksi berhak

melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan menganggap bahwa

Konsultan Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan yang

ditutup tersebut.

d. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Konsultan Pengawas atas

suatu pekerjaan tidak melepaskan Penyedia Jasa Konstruksi

dari kewajiban nya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai

dengan Surat Perjanjian Penyedia Jasa Konstruksi (SPP).

e. Walaupun telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan

Pengawas, Penyedia Jasa Konstruksi masih dapat

diperintahkan oleh PPK untuk membongkar bagian pekerjaan

yang menutupi bagian pekerjaan lain guna pemeriksaan

bagian pekerjaan yang ditutupi.

5.11. Kebersihan dan Keamanan

Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk menjaga agar

area kerja senantiasa berada dalam keadaan rapi dan bersih.

Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas keamanan

diarea kerja, termasuk apabila diperlukan tenaga, peralatan, atau

tanda-tanda khusus.

6. PENYELESAIAN

DAN

PENYERAHAN

6.1. Dokumen Terlaksana (As Built Documents)

a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Penyedia Jasa

Konstruksi wajib menyusun Dokumen Terlaksana yang terdiri

dari:

1) Gambar-gambar terlaksana (as built drawing)

2) Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana

yang telah dilaksanakan.

b. Dikecualikan dari kewajiban di atas adalah Penyedia Jasa

Konstruksi untuk pekerjaan:

1) Pekerjaan Persiapan

2) Supply bahan, perlengkapan/peralatan kerja

Page 22: Sdp Teknis Bkd

22 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

c. Dokumen terlaksana bisa diukur dari:

1) Dokumen pelaksanaan

2) Gambar-gambar perubahan

3) Perubahan Persyaratan Teknis

4) Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap

sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh

Konsultan Pengawas.

e. Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran

banyak, utilitas dan pekerjaan pekerjaan lain dengan sistem

jaringan bersaluran banyak secara operasional membutuhkan

identifikasi yang bersifat lokatif, dokumen terlaksana ini harus

dilengkapi dengan daftar pesawat/instalasi/

peralatan/perlengkapan yang mengidentifikasi lokasi dari

masing-masing barang tersebut.

f. Kecuali dengan ijin khusus dari Konsultan Pengawas dan

Pemberi Tugas, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat

dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Pemberi

Tugas. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan

membuat/menyimpan salinan ataupun copy dari dokumen

terlaksana tanpa ijin khusus tersebut.

6.2. Penyerahan.

Pada waktu penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi

wajib menyerahkan kepada Pemberi Tugas:

a. 2 (dua) dokumen terlaksana.

b. Dokumen-dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran

cukai, surat fiskal pajak, dan lain-lain).

c. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee/Warranty

sesuai yang dipersyaratkan.

d. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Konsultan

Pengawas.

7. KEAMANAN

DAN

KESELAMATAN

KERJA

7.1. Untuk keamanan Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melakukan

penjagaan, tidak hanya terhadap pekerjaannya, tetapi juga

bertanggung jawab atas keamanan, kebersihan bangunan-

bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan taman-taman yang

telah ada.

7.2. Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban menyelamatkan bangunan

yang telah ada, apabila bangunan yang telah terjadi kerusakan

Page 23: Sdp Teknis Bkd

23 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

alibat pekerjaan ini, maka Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban

untuk memperbaiki/membetulkan sebagaimana mestinya.

7.3. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan penerangan yang

cukup di lapangan, terutama pada waktu lembur, jika Penyedia

Jasa Konstruksi menggunakan aliran listrik dari

bangunan/komplek, diwajibkan bagi Penyedia Jasa Konstruksi

untuk memasang meter sendiri untuk menetapkan sewa listrik yang

dipakai.

7.4. Penyedia Jasa Konstruksi harus berusaha menanggulangi kotoran-

kotoran debu agar tidak mengurangi kebersihan dan keindahan

bangunan-bangunan yang sudah ada.

7.5. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan rambu-rambu

proyek untuk menjamin keselamatan kerja dalam masa Konstruksi,

rambu-rambu tersebut dibuat dari bahan yang kuat sehingga

bertahan sampai dengan berakhirnya masa konstruksi. Biaya dari

rambu-rambu tersebut termasuk dalam penawaran.

7.6. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan

untuk Pembangunan pekerjaan sementara sesuai dengan

ketentuan kontrak harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga

tidak menimbulkan gangguan terhadap ketentraman penduduk

atau jalan-jalan yang harus digunakan baik jalan perorangan atau

umum, milik pemberi tugas atau milik pihak lain. Penyedia Jasa

Konstruksi harus membebaskan Pemberi Tugas dari segala

tuntutan ganti rugi sehubungan dengan hal tersebut di atas.

7.7. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas

kerusakan-kerusakan yang berada di sekitar lokasi proyek dan

pada jalan raya atau jembatan yang menghubungkan proyek

sebagai akibat dari lalu lalang peralatan ataupun kendaraan yang

dipergunakan untuk mengangkut bahan bahan / material guna

keperluan proyek.

7.8. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi memindahkan alat-alat

pelaksanaan, mesin-mesin berat atau unit-unit alat berat lainnya

dari bagian pekerjaan, melalui jalan raya atau jembatan yang

mungkin akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya

Penyedia Jasa Konstruksi akan membuat perkuatan-perkuatan di

atasnya, maka hal tersebut harus diberitahukan terlebih dahulu

Page 24: Sdp Teknis Bkd

24 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

kepada Pemberi Tugas dan Instansi Yang berwewenang. Biaya

untuk perkuatan tersebut menjadi tanggungan Penyedia Jasa

Konstruksi.

8. URAIAN

PEKERJAAN

8.1. Tenaga dan Sarana Kerja

a. Tenaga kerja/Tenaga ahli yang memadai disesuaikan dengan

jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.

b. Alat-alat bantu kerja dan Lampu kerja lembur , dan alat lainnya

yang disebutkan dalam SDP ini

c. Bahan bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap

pekerjaan yang akan dilaksanakan agar pelaksanaan pekerjaan

dapat selesai pada waktunya.

8.2. Cara Pelaksanaan

a. Pelaksanaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian,

sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan Dokumen Pengadaan

Penyedia Jasa Konstruksi Konstruksi, Gambar Rencana, Berita

Acara Penjelasan (BAP) Serta mengikuti petunjuk Tim

Pengawas Jasa Konstruksi.

b. Pada akhir kerja Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan

membersihkan area kegiatan dari segala kotoran akibat

kegiatan pelaksanaan pembangunan termasuk sisa material

bangunan

8.3. Uraian Pekerjaaan

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

B. PEKERJAAN PEMBONGKARAN

C. PEKERJAAN BETON STRUKTUR

D. PEKERJAAN BETON PRAKTIS

E. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

F. PEKERJAAN KERAMIK LANTAI

G. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

H. PEKERJAAN PLAFON

I. PEKERJAAN PARTISI

J. PEKERJAAN WATER PROOFING

K. PEKERJAAN PENGECATAN

L. PEKERJAAN ATAP

M. PEKERJAAN RANGKA TANAMAN RAMBAT

N. PEKERJAAN TALANG AIR HUJAN

O. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Page 25: Sdp Teknis Bkd

25 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

P. PEKERJAAN MEKANIKAL

9. PEKERJAAN

PERSIAPAN

9.1. Lingkup Pekerjaan.

Lingkup pekerjaan persiapan ini meliputi pekerjaan: papan nama

proyek, pembersihan lahan, air dan listrik kerja, pagar pengaman

proyek, paranet, uji material, direksi kit dan gudang, MCK

sederhana, Uitzet dan bouwplank, pembuatan BM (Bench

Marking), lampu hazard dan lampu penerangan proyek.

9.2. Pelaksanaan Pekerjaan.

Dalam melaksanakan pekerjaan persiapan hal-hal yang harus

diperhatikan oleh Penyedia Jasa Konstruksi adalah sebagai

berikut :

Sebelum melaksanakan persipan Penyedia Jasa Konstruksi harus

berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas, mengenai.

a. Air dan listrik kerja

Air dan listrik kerja selama pelaksanaan pekerjaan jika

menggunakan milik pemberi pekerjaan maka harus dengan

seijin pemberi pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi

menyediakan perlengkapan untuk penyambungan instalasi air

maupun listrik.

b. Pagar pengaman proyek

Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat pagar halaman

di sekeliling site untuk menjaga keamanan dan ketenangan

kegiatan pelaksanaan.

1) Pagar dari seng gelombang dengan tebal 0.3 mm dipasang

tegak setinggi kira-kira 180 cm dicat dengan warna

ditentukan kemudian.

2) Rangka kayu sekualitas kayu mutu B, dengan penguat

mendatar 3 baris (atas, tengah dan bawah) dan penguat

tegak jarak maksimum 250 cm.

c. Fasilitas-fasilitas lapangan

1) Listrik penerangan dan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan

serta air kerja menggunakan milik pemberi pekerjaan, seijin

pemberi pekerjaan, untuk biaya pemakaian dengan

sepenuhnya menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa

Konstruksi.

2) Kamar mandi dan WC untuk para pekerja lapangan.

3) Disediakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi:

Page 26: Sdp Teknis Bkd

26 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

a) Air minum atau air bersih yang dapat diminum, untuk

kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas-

petugas yang ada di Proyek.

b) Alat-alat pemadam kebakaran ringan

c) Alat-alat PPPK

4) Direksi keet dan gudang

a) Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat

bangunan sementara guna kepentingan Penyedia Jasa

Konstruksi sendiri (sebagai kantor Proyek lengkap

dengan perabotnya, dan los/barak Pekerja), yang

lokasinya akan ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.

b) Bentuk dan ukuran disesuaiakan Kantor Proyek, Gudang

dan Los Pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhannya,

dilengkapi ruang toilet dan tidak mengabaikan keamanan

dan kebersihan dan bahaya kebakaran, serta

memperhatikan lokasi yang tersedia sehingga tidak

mengganggu kelancaran.

c) Selesai proyek, seluruh bangunan sementara (bangunan

saja) menjadi milik Penyedia Jasa Konstruksi, dan

Penyedia Jasa Konstruksi wajib membongkar serta

memindahkan bongkaran bangunan sementara tersebut

setelah mendapat instruksi dari Konsultan Pengawas.

d) Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan merawat peralatan

seperti Pompa dan lain sebagainya milik Pemilik

Proyek (bila ada) serta menanggung biaya perawatan

peralatan selama berlangsungnya pekerjaan.

e) Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan AC untuk

keperluan ruangan direksi keet.

f) Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat gudang

sementara tempat penimbunan material seperti pasir,

koral, besi beton dan lain-lain. Material harus

terlindung dengan baik. Gudang dilengkapi dengan

pintu serta kunci secukupnya. Gudang semen,

lantainya dibuat bebas dari kelembaban udara minimal

30 cm diatas permukaan lantai plesteran. Gudang

dibongkar setelah mendapat persetujuan dari Konsultan

Pengawas.

g) Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk

menempatkan barang-barang dan material pelaksanaan

baik diluar (terbuka) ataupun didalam gudang sesuai

dengan sifat-sifat barang dan material tersebut dengan

Page 27: Sdp Teknis Bkd

27 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

persetujuan Konsultan Pengawas, sehingga akan

menjamin keamanannya dan terhindar dari kerusakan-

kerusakan yang diakibatkan oleh cara penyimpanan

yang salah.

h) Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan

untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan yang

bersangkutan tidak diperkenankan untuk disimpan

didalam site.

5) Uitzet dan bouwplank (pekerjaan pengukuran dan

pematokan)

a) Penyedia Jasa Konstruksi harus memulai pekerjaan dari

garis-garis yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas

dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran-

pengukuran yang dibuatnya. Penyedia Jasa Konstruksi

harus menyediakan semua bahan peralatan dan tenaga

kerja, termasuk juru-juru ukur (surveyor) yang dibutuhkan

sehubungan dengan pengukuran dan pematokan untuk

setiap pekerjaan yang memerlukannya.

Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk memelihara

patok-patok serta tugu-tugu ukur utama selama masa

pembangunan.

b) Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melakukan

penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan

dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil

ketinggian tanah, lantai, letak batas-batas dengan alat-

alat yang sudah diterapkan kebenarannya.

c) Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar

dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera

dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk

dimintakan keputusannya dan dibuat Berita Acara.

d) Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang

secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan

untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh

Konsultan Pengawas.

e) Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk

tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi, dengan

biaya sesuai kontrak.

6) Pembuatan BM (Bench Marking)

Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat BM (Bench

Marking) disetiap lantai dan area luar bangunan sebagai

pedoman pekerjaan berikutnya. BM (Bench Marking)

Page 28: Sdp Teknis Bkd

28 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

tersebut harus terlihat dengan jelas dan terdokumentasikan.

7) Lampu Hazard

Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyediakan lampu hazard

dilokasi sebagai lampu peringatan dilokasi proyek.

8) Lampu penerangan

Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyediakan lampu

penerangan dilokasi pekerjaan untuk membantu pekerjaan

pada saat jam lembur malam.

9) Penyedia Jasa Konstruksi harus memperbaiki jalan

eksisting atau lingkungan yang rusak akibat aktifitas

kontruksi pekerjaan bangunan.

10) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Penyedia Jasa Konstruksi harus memperhatikan

keselamatan saat berlangsungnya pekerjaan, diantaranya

menyediakan:

a) Pemasangan rambu-rambu K3 (rambu peringatan,

rambu informasi, rambu anjuran, rambu khusus

pemadaman api, dan rambu larangan)

b) APD (alat pelindung diri), seperti:

1. Helm pelindung (standar ANSI Z89.1-1986)

2. Pelindung mata (standar ANSI Z87.1-2003)

3. Pelindung telinga

- Tutup telinga (standar EN352-1 Ear Muffs)

digunakan untuk tingkat kebisingan > 85 dB

- Sumbat telinga (standar ANSI S12.6-1997 Ear

Plugs)

c) Masker Pernafasan

d) Rompi

e) Sabuk Pengaman dan harness (standar EN361)

f) Sarung Tangan (SNI 06-0652-2005)

g) Sepatu (SNI 12-1848-2006)

10. PEKERJAAN

PEMBONGKARAN

10.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembongkaran: plafon

eksisting, pembongkaran dan pemindahan partisi, dinding

eksisiting, pintu dan jendela eksisting, pembongkaran cover stek

kolom, dan pekerjaan pembuangan pembongkaran.

10.2. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan pembongkaran Penyedia

Jasa Konstruksi harus berkoordinasi dengan Konsultan

Page 29: Sdp Teknis Bkd

29 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

Pengawas.

b. Pekerjaan pembongkaran harus dilaksanakan dengan hati-hati,

jangan sampai merusak bagian elemen lain yang tidak di

bongkar.

c. Bagian-bagian elemen yang rusak sebagai akibat

pembongkaran maka menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa

Konstruksi untuk mengembalikannya seperti semula.

d. Pekerjaan pembongkaran meliputi juga pekerjaan pembuangan

pembongkaran.

11. PEKERJAAN

BETON

STRUKTUR

11.1 Ketentuan Umum

a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan

atau syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton secara umum

menjadi satu kesatuan dalam persyaratan teknis ini. Di dalam

segala hal yang menyangkut pekerjaan beton dan struktur

beton harus sesuai dengan standar-standar yang sesuai

SYARAT - SYARAT TEKNIK UMUM diatas.

b. Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaksanakan pekerjaan ini

dengan ketepatan dan presisi tinggi, sebagaimana tercantum

di dalam persyaratan teknis ini, gambar-gambar rencana, dan

atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan

Pengawas.

c. Semua material yang digunakan di dalam Pekerjaan ini harus

merupakan material yang kualitasnya teruji dan atau dapat

dibuktikan memenuhi ketentuan yang disyaratkan.

d. Penyedia Jasa Konstruksi wajib melakukan pengujian beton

yang akan digunakan di dalam pekerjaan ini. Termasuk dalam

hal ini membuat (Mix Design/Trial Mix), sampel beton dan

slump. Mix design yang pernah dilakukan pada proyek

sebelumnya yang mutunya sesuai mutu pekerjaan proyek ini

dapat dilampirkan/dimasukkan dalam brosur usulan penawaran

dokumen teknis.

e. Seluruh material yang oleh Konsultan Pengawas dinyatakan

tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi

kegiatan dan tidak diperkenankan untuk digunakan kembali.

f. Jika tidak dijelaskan dalam gambar kerja (termasuk standar

detail tulangan), maka Gambar kerja (shop drawing) untuk

detail penulangan, pembengkokan, dan pemasangan

penulangan beton harus sesuai SNI 03-6916-2002 dan atau

ACI 315 "Manual of Standard Practice for Detailing Reinforced

Concrete Structures" memperlihatkan bar schedule, jarak

Page 30: Sdp Teknis Bkd

30 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

sengkang, diagram pembengkokan batang tulangan, dan

pengaturan penulanganbeton. Termasuk penulangan khusus

yang diperlukan untuk lubang pada struktur beton.

g. Sambungan tulangan tidak diijinkan berada pada daerah (SNI

03-2847-2002, 23.3.2.3 dan 23.4.3.2) :

1. Pada daerah hubungan balok-kolom

2. Pada daerah hingga jarak dua kali tinggi balok dari muka

kolom, dan

3. Pada daerah tumpuan kolom

h. Test Batang Tulangan dan Beton: Ditunjuk agen/laboratorium

pengujian yang independen dan disetujui oleh Konsultan

Pengawas, untuk melakukan test evaluasi bahan dan untuk

merencanakan campuran beton.

i. Bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan dapat membutuhkan

test dan test ulang setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan.

Test, termasuk test ulang atas bahan yang ditolak yang telah

terpasang dilakukan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.

11.2 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini

meliputi seluruh pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai

dengan gambar rencana:

a. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar

rencana, termasuk di dalamnya pengadaan bahan, upah,

pengujian dan peralatan-bantu yang berhubungan dengan

pekerjaan tersebut.

b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua

penulangan (reinforcement) dan bagian-bagian dari pekerjaan

lain yang tertanam di dalam beton.

c. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran bekisting

beton, penyelesaian dan perawatan beton dan semua jenis

pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan beton.

11.3 Spesifikasi / Persyaratan Bahan

a. Semen

Semen yang digunakan adalah Semen Portland Komposit

(Portland Composite Cement, PCC), sesuai SNI 15-7064-2004

dengan jumlah semen minimum adalah 325 kg/m3 .

Beton struktur harus menggunakan beton Ready Mix.

Semen yang digunakan merupakan hasil produksi dalam

negeri satu merk (tidak diperkenankan menggunakan

Page 31: Sdp Teknis Bkd

31 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

bermacam-macam jenis/merk). Semen harus disimpan

sedemikian rupa hingga mencegah terjadinya kerusakan

bahan atau pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan semen

harus dilakukan di dalam gudang tertutup, sedemikian rupa

sehingga semen terhindar dari basah atau kemungkinan

lembab, terjamin tidak tercampur dengan bahan lain. Urutan

penggunaan semen harus sesuai dengan kedatangan semen

tersebut di lokasi pekerjaan. Semen yang akan digunakan

harus disertakan brosurnya.

Penggunaan bahan tambah pada campuran beton

(admixtures) harus seijin Konsultan Pengawas.

b. Agregat Kasar (Split/batu pecah)

Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan

berikut ini:

Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan

dari SII 0052-80 tentang “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”.

Bila tidak tercakup di dalam SII 0052-80, maka agregat

tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM C33 “Specification

for Concrete Aggregates”.

Agregat kasar yang digunakan untuk beton struktur adalah

batu pecah dengan persyaratan sebagai berikut:

1) Batu pecah adalah butiran mineral hasil pecahan batu alam

yang dapat melalui ayakan berlubang persegi 25 mm dan

tertinggal di atas ayakan berlubang persegi 2 mm.

2) Kerikil dan batu pecah harus keras, bersih serta besar

butirannya dan gradasinya tergantung pada

penggunaannya.

3) Kerikil dan batu pecah tidak boleh mengandung lumpur

lebih dari 1%.

c. Agregat Halus

Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat

yang ditentukan dalam PBI-1971/NI-3 diantaranya yang paling

penting:

1) Butir-butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan

dengan jari dan pengaruh cuaca.

2) Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.

3) Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka

ragam besarnya, apabila diayak dengan ayakan 150, maka

sisa butiran di atas 4 mm, minimal 2 % dari berat sisa

butiran-butiran di atas ayakan 1 mm minimal 10 % dari

berat sisa butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm, berkisar

Page 32: Sdp Teknis Bkd

32 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

antara 80 % sampai 90 % dari berat.

4) Pasir laut tidak boleh digunakan.

5) Syarat-syarat tersebut harus dibuktikan dengan pengujian

di laboratorium.

6) Kadar warna zat organik tidak lebih dari grid 3 (diuji

dengan NaOH 3%).

d. Air

Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi

ketentuan-ketentuan berikut ini :

1) Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan

benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual.

2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan

dapat merusak beton (asam-asam, zat organic, dan

sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan clorida

(Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (sebagai

SO3) tidak lebih dari 100 ppm.

e. Baja Tulangan

Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-

ketentuan berikut ini:

1) Sesuai dengan SNI 07-2052-2002, mengenai baja

tulangan beton.

2) Baja batangan untuk keperluan umum (BjKU) tidak

diijinkan digunakan untuk keperluan penulangan konstruksi

beton (SNI 7614-2010).

3) Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan,

retak-retak, gelombang-gelombang, cerna-cerna yang

dalam, atau berlapis-lapis.

4) Permukaan batang baja tulangan beton deform harus

bersirip teratur.

5) Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton

deform harus terletak pada jarak yang teratur.

6) Untuk tulangan utama harus digunakan baja tulangan

deform (BJTD), dengan jarak antara dua sirip melintang

tidak boleh lebih dari 70% diameter nominalnya, dan tinggi

siripnya tidak boleh kurang dari 5 % diameter nominalnya.

7) Tulangan ulir menggunakan BJTD 40 dan tulangan polos

menggunakan BJTP 24.

8) Tulangan wiremesh menggunakan BJTD 50, di buktikan

dengan hasil uji atau pengujian laboratorium bahan yang

dikirim.

9) Toleransi diameter wiremesh maksimum 0.4 mm, yang

Page 33: Sdp Teknis Bkd

33 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

dibuktikan dengan hasil laboratorium bahan.

10) Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang

digunakan harus dibuktikan dengan sertifikat pengujian

laboratorium, yang pada prinsipnya menyatakan nilai kuat–

leleh, berat per meter panjang, diameter, dan regangan

dari bahan tulangan dimaksud. Penyedia Jasa Konstruksi

Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan brosur dan

hasil tes tulangan pada proyek sebelumnya yang

memenuhi syarat dan dapat digunakan pada pekerjaan ini

dan dimasukkan dalam usulan penawaran data teknis.

11) Kuat leleh aktual berdasarkan pengujian di pabrik tidak

melampaui kuat leleh yang ditentukan sebesar lebih dari

120 MPa (uji ulang tidak boleh memberikan hasil yang

melampaui harga ini sebesar lebih dari 20 MPa) (SNI 03-

2847-2002, pasal 23.2.5).

(dengan kata lain : Kuat leleh aktual hasil uji di pabrik

maksimum fy + 120 MPa, seandainya di uji ulang hasil kuat

leleh ulang maksimum fy + 120 MPa + 20 MPa)

12) Rasio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual (batas

ulur) tidak kurang dari 1,25 (SNI 03-2847-2002, pasal

23.2.5).

13) Diameter nominal baja tulangan (baik deform/BJTD) yang

digunakan harus ditentukan dari sertifikat pengujian

tersebut dan harus ditentukan dari rumus :

atau

Dimana :

d = diameter nominal dalam mm

B = berat baja tulangan (N/mm)

G = berat baja tulangan (kg/m)

14) Toleransi Ukuran Diameter adalah sebagai berikut :

DIAMETER

TULANGAN

BAJA TULANGAN

TOLERANSI

DIAMETER

YANG DIIJINKAN

Ø 6 mm ± 0.3 mm

Ø 8 < d < Ø 14 mm ± 0.4 mm

Ø 16 < d < Ø 25 mm ± 0.5 mm

Ø 28 < d < Ø 34 mm

d < 35

± 0.6 mm

± 0.8 mm

(Sumber : SNI 07 – 2052 – 2002 tabel 3)

Page 34: Sdp Teknis Bkd

34 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

15) Toleransi berat batang contoh yang diijinkan di dalam

pasal ini sebagai berikut :

DIAMETER TULANGAN

BAJA TULANGAN

TOLERANSI BERAT

YANG DIIJINKAN

Ø 6 < d < Ø 8 mm ± 7 %

Ø 10 < d < Ø 16 mm ± 6 %

Ø 16 < d < Ø 28 mm ± 5 %

Ø > 28 mm ± 4 %

(Sumber : SNI 07 – 2052 – 2002 tabel 4)

16) Toleransi Tarik mínimum dan regangan mínimum sebagai

berikut :

SIMBOL

BATAS

ULUR

MINIMUM

(KG/MM2)

KUAT TARIK

MINIMUM

(KG/MM2)

REGANGAN

MINIMUM

(%)

BJTP 24 24 39 20

BJTP 30 30 45 18

BJTD 30 30 45 18

BJTD 35 35 50 18

BJTD 40 40 57 16

BJTD 50 50 63 12

(Sumber : SNI 07 – 2052 – 2002 tabel sifat mekanis)

17) Sebelum pengiriman baja tulangan dilakukan, Penyedia

Jasa Konstruksi harus menunjukan sample, hasil Uji Tarik,

berat dan diameter yang akan digunakan. Hal ini akan

mempermudah dan dapat menjaga kualitas. Dilokasi

proyek Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan alat

sket mat untuk mengukur diameter tulangan polos, dan

timbangan harus disediakan untuk menimbang berat

tulangan ulir.

18) Tulangan yang sudah berada di lokasi proyek tetap

dilakukan pengujian di Laboratorium bahan dan pekerjaan

pembesian belum bisa dilaksanakan sebelum hasil

pengujian memenuhi persyaratan.

19) Pengambilan dan pengiriman sampel uji kelaboratorium di

lakukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan Konsultan

Pengawas.

20) Baja tulangan yang didatangkan harus dalam bentuk

Page 35: Sdp Teknis Bkd

35 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

lonjoran /tidak boleh ditekuk, kecuali untuk baja tulangan

polos dibawah Ø 12 mm.

21) Sebagai akibat dari baja tulangan polos yang ditekuk pada

pasal sebelumnya, maka tulangan sepanjang 500 mm

didaerah tekukan tidak boleh digunakan.

f. Bekisting

Bekisting menggunakan balok kayu mutu B, multiplek/plywood

tebal minimal 9 mm (untuk beton struktur), paku dan lain-lain.

Semua bahan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Jika tidak ditetapkan lain, waktu pembongkaran bekisting

adalah sesuai SNI 03-2847-2002 & S-2002 (ACI 347-04).

Tanggung jawab pembongkaran bekisting tersebut

sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa

Konstruksi.

• Kolom : 12 jam

• Sisi samping balok induk & balok anak : 12 jam

• Pelat : ketika kuat tekan beton mencapai min

75 % f’c pada 7 hari, jika di-curing dalam suhu

maksimum 32oC (90oF).

g. Perancah

Untuk perancah / steak werk harus menggunakan scafolding.

h. Pengisi Sambungan (Joint Filler) dan Joint Sealant

1) Joint filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 213-

65 dan US Federal Specification HH-F 34 1a type 1 class

B, seperti Febseal Fibrefill, Fiber Pak, Tex Lite atau yang

setara.

2) Joint filler harus memenuhi persyaratan US Federal

Specification SS-S-200 D/TT-S-00227 E type II, BS 4254,

seperti Sikaflex T68 HM, Febseal 2 part Polysulphide atau

yang setara.

11.4 Evaluasi dan Pengujian Beton

1) Frekuensi pengambilan sample beton :

1) Pengujian kekuatan minimum masing-masing mutu beton

yang dicor setiap harinya adalah:

- satu pasang benda uji per hari

- satu pasang benda uji untuk setiap 120 m3 beton

- satu pasang benda uji untuk setiap 500 m2 luasan

permukaan lantai atau dinding

2) Pada suatu pekerjaan pengecoran, jika volume total

adalah sedemikian hingga frekuensi pengujian yang

Page 36: Sdp Teknis Bkd

36 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

disyaratkan SNI 03 – 2847 – 2002 hanya akan

menghasilkan jumlah uji kekuatan beton kurang dari 5

untuk suatu mutu beton, maka satu pasang benda uji

harus diambil dari paling sedikit 5 adukan yang dipilih

secara acak atau dari masing-masing adukan bilamana

jumlah adukan yang digunakan adalah kurang dari lima.

3) Jika volume total dari suatu mutu beton yang digunakan

kurang dari 40 m3, maka pengujian kuat tekan tidak perlu

dilakukan bila bukti terpenuhinya kuat tekan diserahkan

dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

4) Suatu uji kuat tekan harus merupakan nilai kuat tekan rata-

rata dari dua contoh (satu pasang) uji silinder yang berasal

dari adukan beton yang sama dan diuji pada umur beton

28 hari atau pada umur uji yang ditetapkan.

(sumber : SNI 03 – 2847 – 2002 : pasal 7.6.2).)

5) Jumlah benda uji boleh ditambahkan sesuai kebutuhan

Konsultan Pengawas yang telah disetujui oleh Tim Teknis.

6) Benda uji tidak diperkenankan terkena sinar matahari

langsung.

7) Pengujian kuat tekan beton sesuai SNI 03-1974-1990,

Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.

2) Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus

dibuat pengujian slump, dengan ketentuan sebagai berikut :

BAGIAN KONSTRUKSI NILAI SLUMP (MM)

a. Plat Lantai 100 ± 20

b. Balok 100 ± 20

c. Kolom 100 ± 20

Benda Uji Beton harus teridentifikasi, dan dikelompokan

berdasar waktu pemakaian saat penuangan mortar pada

Formwork/Bekisting. Untuk pekerjaan ini dilokasi proyek

Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan alat slump test

minimal 5 unit untuk uji workability.

3) Uji slump harus dilakukan pada setiap truck ready mix dan

pembuatan sampel uji beton. Metoda harus memenuhi standar

ASTM C 143 dan SNI 03-1972-1990, Metode Pengujian Slump

Beton atau dengan cara sebagai berikut :

1) Kerucut slump harus dibersihkan dengan baik dan dibasahi

2) Isi kerucut dengan adukan beton dengan ketebalan setiap

lapis 1/3 dari ketinggian kerucut.

3) Sebelum ditambah dengan lapisan berikutnya, terlebih

Page 37: Sdp Teknis Bkd

37 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

dahulu lapisan yang pertama dipadatkan dengan cara

menusuk-nusukan batang besi dengan hati – hati dan

merata sebanyak 25 (dua puluh lima) kali.

4) Ratakan puncak kerucut dengan perlahan sehingga

kerucut slump terisi penuh.

5) Bersihkan adukan beton yang berserakan di sekitar alas

kerucut.

6) Angkat kerucut slump dari adukan beton dan biarkan

selama 5 (lima) detik dan kerucut harus diangkat hanya ke

arah vertikal.

7) Pengukuran nilai slump harus dilakukan segera, nilai slump

adalah perbedaan antara tinggi kerucut slump dengan

tinggi contoh adukan beton.

8) Nilai slump harus sesuai dengan persyaratan yang

dijelasakan dalam SDP ini di atas.

4) Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan

teknis ini, Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan

yang tercakup di dalam Bab 5, Tata Cara Pembuatan Rencana

Campuran Beton Normal (SNI 03 – 2834 – 1993).

5) Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah kuat

tekan pada umur 28 hari sebagai berikut :

BAGIAN KONSTRUKSI MUTU BETON (f’ C)

a. Plat Lantai 20 MPa

b. Balok 20 MPa

c. Kolom 20 MPa

6) Selimut beton sesuai gambar kerja, jika tidak disebutkan dalam

gambar kerja, maka selimut beton yang digunakan adalah :

Item Tebal selimut beton (mm)

Pelat 20

Balok 40

Kolom 40

7) Benda uji kuat tekan beton adalah silinder diameter 150 mm

dengan tinggi 300 mm.

8) Instansi penguji kuat tekan beton ditentukan oleh Konsultan

Pengawas dimana instansi yang dipilih adalah instansi yang

terakreditasi.

9) Kuat tekan suatu mutu beton dapat dikategorikan memenuhi

syarat apabila :

1) Setiap nilai rata-rata dari tiga benda uji kuat tekan yang

berurutan mempunyai nilai yang sama atau lebih besar dari

Page 38: Sdp Teknis Bkd

38 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

f’c.

2) Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sebagai nilai

rata-rata dari dua hasil uji contoh silider mempunyai nilai

dibawah f’c melebihi dari 3.5 MPa (f’c – 3,5 MPa)

(sumber : SNI 03 – 2847 – 2002 : pasal 7.6.3).(3))

10) Apabila hasil pengujian silinder beton memberikan hasil

dibawah persyaratan, maka harus ditindak lanjuti uji langsung

dilapangan .

11.5 Pelaksanaan Pekerjaan

a. Cetakan Beton

Acuan yang dibuat dari kayu balok dan Multiplek tebal

minimum 12 mm dan harus memenuhi syarat-syarat kekuatan,

daya tahan dan mempunyai permukaan yang baik untuk

pekerjaan finishing. Penyedia Jasa Konstruksi harus

memberikan contoh (sample) bahan yang akan dipergunakan

sabagai acuan untuk disetujui Konsultan Pengawas, cetakan

beton (bekisting) harus benar-benar kuat dan kokoh sehingga

tidak terjadi kegagalan pada bekisting yang dapat mengubah

baik bentuk maupun ukuran elemen struktur.

b. Pengadukan dan Alat Aduk

1. Dalam pekerjaan ini Penyedia Jasa Konstruksi beton yang

digunakan harus menggunakan beton ready mix dengan

mutu beton sesuai yang dijelasakan dalam SDP ini di atas.

Perusahaan yang sudah direkomendasikan, Penyedia

Jasa Konstruksi harus membuat surat pernyataan

kerjasama dengan sub Penyedia Jasa Konstruksi

readymix. Sub Penyedia Jasa Konstruksi sebelum

pembuatan beton harus menyampaikan rancangan

campuran beton untuk mutu 20 MPa. Surat kerja sama dan

rancangan campuran di lampirkan dalam penawaran

dokumen teknis.

2. Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang

dilakukan, harus mendapatkan persetujuan Konsultan

Pengawas Seluruh operasi harus dikontrol/diawasi secara

kontinyu oleh Konsultan Pengawas.

c. Pengangkutan Adukan

1) Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat

penyimpanan akhir (sebelum di tuang), harus sedemikian

hingga tercegah terjadinya pemisahan (segregasi) atau

kehilangan material.

Page 39: Sdp Teknis Bkd

39 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

2) Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan

beton di tempat penyimpanan akhir dengan lancar, tanpa

mengakibatkan pemisahan bahan yang telah dicampur dan

tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya

plastisitas beton antara pengangkutan yang berurutan.

3) Pengangkutan beton dari readymix kelokasi proyek

menggunakan truk molen dengan jumlah yang cukup.

4) Penggunakan bahan aditif harus seijin Konsultan

Pengawas .

d. Penuangan Beton

1) Beton yang akan dituang harus sedekat mungkin ke

cetakan akhir (maksimum 1 meter) untuk mencegah

terjadinya segregasi karena penuangan kembali atau

pengaliran adukan.

2) Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan

dengan suatu kecepatan penuangan sedemikian hingga

beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat mengalir

dengan mudah ke dalam rongga di antara tulangan.

3) Beton yang telah mengeras sebagian dan atau telah

dikotori oleh material asing, tidak boleh dituang ke dalam

cetakan.

4) Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton

yang diaduk kembali setelah mengalami pengerasan tidak

boleh dipergunakan kembali.

5) Waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak boleh

lebih dari 1 jam. Pengecoran harus dilakukan sedemikian

rupa untuk menghindari terjadinya pemisahan material dan

perubahan letak tulangan.

6) Pengangkutan/pengecoran pada plat lantai dan balok

harus menggunakan concrete pump. Penyedia Jasa

Konstruksi harus menyediakan alat concrete pump

kerjasama dengan Readymix.

7) Pelaksana harus memberitahukan Konsultan Pengawas

selambat-lambatnya 2 hari sebelum pengecoran beton

dilaksanakan.

8) Untuk setiap pelaksanaan pengecoran harus mendapat ijin

dari Konsultan Pengawas .

9) Beton readymix yang dikirim ke lokasi proyek tidak

diperkenankan ditambah air.

e. Pemadatan Beton

1) Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar

Page 40: Sdp Teknis Bkd

40 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

mekanis / mechanical vibrator dan tidak diperkenankan

melakukan penggetaran dengan maksud untuk

mengalirkan beton.

2) Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga

beton yang dihasilkan merupakan massa yang utuh, bebas

dari lubang-lubang, segregasi atau keropos.

3) Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran

dilakukan dengan alat penggetar yang mempunyai

frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan

pemadatan yang baik.

4) Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan

terutama pada tulangan yang telah masuk pada beton

yang telah mulai mengeras.

f. Perawatan Beton

Beton yang sudah dicor terutama plat, lantai dan luifel harus

dijaga agar tidak terlalu cepat kehilangan kelembaban (curing)

minimum 14 hari dengan cara:

Pembasahan terus-menerus dilakukan dengan cara merendam

air.

g. Pengerjaan Akhir

1) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)

a) Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus

dikerjakan segera setelah pembongkaran acuan.

Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah

digunakan untuk memegang cetakan, dan cetakan

yang melewati badan beton, harus dibuang dan

dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah

permukaan beton. Tonjolan mortar dan ketidakrataan

lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan

harus dibersihkan.

b) Konsultan Pengawas harus memeriksa permukaan

beton segera setelah pembongkaran acuan dan dapat

memerintahkan penambalan atas kekurang

sempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi

struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton.

Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang

kecil dan lekukan dengan adukan semen. Sedang

untuk keropos yang masuk dan dilewati yang merusak

struktur harus di grouting.

c) Bilamana Konsultan Pengawas menyetujui pengisian

lubang besar akibat keropos, pekerjaan harus dipahat

Page 41: Sdp Teknis Bkd

41 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

sampai ke bagian yang utuh, membentuk permukaan

yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang

harus dibasahi dengan air dan adukan semen acian

(semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan pada

permukaan lubang. Lubang harus selanjutnya diisi dan

ditumbuk dengan adukan yang kental yang terdiri dari

satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang harus

dibuat menyusut sebelumnya dengan mencampurnya

kira-kira 30 menit sebelum dipakai.

2) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)

Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan

pekerjaan akhir berikut ini, atau seperti yang diperintahkan

oleh Konsultan Pengawas:

1) Bagian atas pelat, dan permukaan horizontal lainnya

sebagaimana yang diperintahkan Konsultan

Pengawas, harus digaruk dengan mistar bersudut

untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang

diperlukan segera setelah pengecoran beton dan

harus diselesaikan secara manual sampai halus dan

rata dengan menggerakkan perata kayu secara

memanjang dan melintang, atau oleh cara lain yang

cocok, sebelum beton mulai mengeras.

2) Perataan permukaan horizontal tidak boleh menjadi

licin misalnya pada RAM, harus sedikit kasar tetapi

merata dengan penyapuan, atau cara lain

sebagaimana yang diperintahkan Konsultan

Pengawas, sebelum beton mulai mengeras.

3) Permukaan bukan horizontal yang nampak, yang telah

ditambal atau yang masih belum rata harus digosok

dengan batu gurinda yang agak kasar (medium),

dengan menempatkan sedikit adukan semen pada

permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan

pasir halus yang dicampur dengan proporsi yang

digunakan untuk pengerjaan akhir beton.

Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh

tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan

seluruh rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang

rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus

dibiarkan tertinggal di tempat.

h. Perbaikan Beton

1) Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta Konsultan

Page 42: Sdp Teknis Bkd

42 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

Pengawas untuk memeriksa permukaan beton segera

setelah pembongkaran acuan.

2) Penyedia Barang/Jasa, atas biayanya harus mengganti

beton yang tidak sesuai dengan garis, detail atau elevasi

yang telah ditentukan atau yang rusaknya berlebihan.

(Jangan menambal, mengisi, memulas, memperbaiki atau

mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk Konsultan

Pengawas).

3) Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki

segera setelah pembongkaran bekisting. Bahan tambalan

harus kohesif, tidak berkerut dan melebihi kekuatan beton.

Beton keropos tidak boleh ditambal manual, menambalan

harus digrouting dengan mesin tekanan hydrolis.

4) Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang

luntur warnanya atau beton yang akan dicat dengan :

a) Semprotan pasir ringan

b) Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen

dan air yang diaplikasikan dengan menggosok secara

keras dengan sikat lembut, kemudian disiram dengan

air.

c) Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta

asam oksalid, biarkan sejenak, dan sikat dengan kikir

yang disetujui.

d) Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya

yang dapat rusak karena asam.

e) Tambalan semen.

f) Mengikir dan menggerinda.

12. PEKERJAAN

BETON

PRAKTIS

12.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan kolom praktis, balok

praktis, dan sloof praktis.

12.2. Persyaratan Bahan

Bahan-bahan/material yang digunakan berupa agregat kasar,

agregat halus, PC, dan sebagainya sesuai dengan yang dipakai

pada beton konstruksi. Demikian juga mengenai cara

penyimpanan.

Perbandingan campuran untuk beton praktis adalah 1PCC : 2 Pasir

: 3 Split

Semua bahan baja tulangan pada beton praktis sesuai lingkup

pekerjaan diatas menggunakan besi diameter sesuai dengan

Page 43: Sdp Teknis Bkd

43 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

gambar kerja.

Besi diameter yang digunakan kolom praktis, sloof praktis, latieu,

dan balok praktis menggunakan tulangan pokok 4P10 dan

sengkang menggunakan tumpuan P6-150 lapangan P6-200

12.3. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Seluruh material harus mendapatkan persetujuan dari

Konsultan Pengawas.

b. Bentuk serta ukuran harus sesuai dengan gambar kerja, atau

dengan ukuran lain disesuaikan dengan lapangan dan disetujui

oleh Konsultan Pengawas beserta Penyedia Jasa Konstruksi.

13. PEKERJAAN

PASANGAN

DAN

PLESTERAN

13.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan pasangan adalah sebagai berikut pekerjaan

pasangan bata merah, plesteran, compound, dan acian.

13.2. Spesifikasi Bahan

a. Batu kali

Batu kali harus memiliki sisi terpanjang maksimal 150 cm, dan

memiliki minimal 3 bidang kotak, batu kali bulat tidak boleh

digunakan untuk pasangan. Batu kali harus keras, bersifat kekal

dan tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak.

b. Batu bata

Bahan batu harus memenuhi syarat-syarat :

1) Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata,

seragam dan saling tegak lurus, tidak retak-retak tidak

mengandung batu dan tidak berlubang-lubang.

2) Ukuran :

panjang : 22 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di

Yogyakarta .

lebar : 11 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di

Yogyakarta.

tebal : 5 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di

Yogyakarta.

3) Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan sample bata

yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari

Konsultan Pengawas. Batu bata yang ternyata tidak

memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari site. (jika

sudah didatangkan ke lokasi proyek).

4) Bata bata merah yang digunakan mempunyai toleransi

ukuran sesuai dengan tabel 27-1 dan 27-2 PUBI tahun 1982

Page 44: Sdp Teknis Bkd

44 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

dan tabel 27-3 PUBI tahun 1982 (tentang kuat tekan)

sedang bagian yang pecah tidak boleh lebih dari 10%.

c. Pasir

Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat

yang ditentukan dalam PBI-1971/NI-3 diantaranya yang paling

penting:

1) Butir-butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan

dengan jari dan pengaruh cuaca.

2) Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.

3) Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam

besarnya, apabila diayak dengan ayakan 150, maka sisa

butiran di atas 4 mm, minimal 2 % dari berat sisa butiran-

butiran di atas ayakan 1 mm minimal 10 % dari berat sisa

butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80

% sampai 90 % dari berat.

4) Pasir laut tidak boleh digunakan.

5) Syarat-syarat tersebut harus dibuktikan dengan pengujian di

laboratorium.

6) Kadar warna zat organik tidak lebih dari grid 3 (diuji dengan

NaOH 7%)

d. Semen

Semen yang digunakan adalah Portland Composite Cement

(PCC)

Semen tersebut merupakan hasil produksi dalam negeri satu

merk (tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam

jenis/merk). Semen harus disimpan sedemikian rupa hingga

mencegah terjadinya kerusakan bahan atau pengotoran oleh

bahan lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam

gudang tertutup, sedemikian rupa sehingga semen terhindar

dari basah atau kemungkinan lembab, terjamin tidak tercampur

dengan bahan lain.

13.3. Proporsi Campuran Spesi

Perbandingan Campuran

NO PEKERJAAN PC PASIR KET

1

2

3

4

5

6

Pasangan dinding ½ bata

Pasangan dinding trasram

Plesteran dinding ½ bata

Plesteran dinding trasram

Plesteran beton

Plesteran tali air

1

1

1

1

1

1

8

4

8

4

4

Page 45: Sdp Teknis Bkd

45 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

7

8

Acian dinding

Sponengan

1

1

2

Adukan yang tumpah kebawah pada waktu pemasangan bata

bekas dan yang sudah ditinggalkan lebih dari 2 (dua) jam tidak

boleh dipakai atau dicampurkan dengan yang baru.

13.4. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pekerjaan pasangan dinding ½ batu bata

Pelaksanaan dari pasangan dinding adalah sebagai berikut :

1) Sebelum digunakan, batu bata harus disiram dengan air.

2) Setelah terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus

dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi,

dan kemudian disiram air.

3) Pemasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap

terdiri dari (maksimal) 20 lapis setiap hari tinggi ≤ 1 m,

diikuti cor kolom praktis.

4) Adukan harus dilaksanakan dengan molen adukan yang

mulai mengeras tidak boleh digunakan lagi.

5) Bidang dinding yang luasnya lebih dari 9 m2 dan maksimal

jarak vertikal maupun horizontal 3 m harus ditambahkan

kolom dan balok penguat (kolom dan ring praktis)

6) Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap

bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek

besi beton diameter 10 mm, jarak 40 cm yang terlebih

dahulu ditanam dengan baik pada bagian beton dan

bagian yang ditanam pada bata sekurang-kurangnya 30

cm.

7) Tidak diperkenankan memasang bata yang patah dua

melebihi 50 %.

8) Pasangan bata merah untuk dinding ½ batu harus

menghasilkan dinding finish setebal 15 cm. Pelaksanaan

pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

b. Plesteran dilaksanakan sebagai berikut :

1) Pembuatan campuran plesteran harus menggunakan

mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai.

Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduk

hanya dapat dilaksanakan bila ada ijin dari Konsultan

Pengawas.

2) Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar-siar

sebelumnya harus dikerok sedalam 1 cm untuk

memberikan pegangan pada plesteran.

Page 46: Sdp Teknis Bkd

46 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

3) Seluruh permukaan untuk plesteran harus cukup basah,

namun tidak sampai jenuh. Plesteran dapat dilakukan

apabila permukaan air yang terlihat sudah lenyap / kering

kembali, barulah plesteran lapis pertama dapat dikerjakan.

4) Plesteran lapis ke dua berupa acian semen.

5) Untuk bidang yang kedap air dan pasangan dinding batu

bata yang dimungkinkan terkena air hujan dan daerah

basah lainnya.

6) Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan

sesuai dengan yang disyaratkan, maka dalam memulai

pekerjaan plesteran harus dibuat ‘kepala plesteran’.

7) Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan

seperti tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang,

adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut

harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya

Penyedia Barang/Jasa.

8) Pelaksanaan plesteran dilaksanakan minimal setelah

pasangan dinding/beton berumur 2 (dua) minggu.

9) Penyedia Barang/Jasa harus memperlihatkan serta

menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan

lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka

Penyedia Barang/Jasa harus mengganti tanpa biaya

tambahan.

14. PEKERJAAN

KERAMIK

LANTAI

14.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan alat serta

pemasangan keramik lantai, plint lantai, dan stepnoising.

14.2. Persyaratan Bahan

a. Semen

Semen yang digunakan sesuai dengan spesifikasi didalam SDP

ini yang disebutkan pada bagian lain.

b. Pengisi nat keramik

Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran

semen siap pakai.

c. Pasir

Pasir yang digunakan harus berbutir tajam dan keras warna

kehitaman, bersih dari campuran kotoran kadar lumpur

maksimum 5% diambil dari sungai, pasir harus tidak

mengandung zat-zat organik dan angka kehalusan lolos ayakan

0,3 mm sehingga dapat memenuhi persyaratan PUBI 1982.

Page 47: Sdp Teknis Bkd

47 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

d. Keramik

Keramik pada pekerjaan ini menggunakan:

KETERANGAN TEMPAT DIMENSI SEKUALITAS

1. Keramik lantai polish 400 X 400 mm Indogress , Decogress, Granito

2. Keramik lantai unpolish 400 X 400 mm Indogress , Decogress, Granito

3. Keramik plint lantai 100 x 400 mm Indogress , Decogress, Granito

4. Stepnoising Trap 80 x 400 mm Indogress , Decogress, Granito

Produk ukuran disesuaikan dengan gambar rencana dan warna

ditentukan kemudian.

14.3. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pekerjaan Keramik

1) Persiapan

a) Pekerjaan pemasangan keramik baru boleh dilakukan

setelah pekerjaan lainnya benar-benar selesai.

b) Pemasangan keramik harus menunggu sampai semua

pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan

lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan

ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.

2) Pemasangan

a) Sebelum pemasangan keramik pada lantai maupun

dinding dimulai, plesteran harus dalam keadaan kering,

padat, rat dan bersih. Adukan untuk pasangan keramik

pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang harus

kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir

dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila ditentukan

lain dalam Gambar Kerja.

b) Adukan untuk pasangan keramik pada tempat-tempat

lainnya menggunakan campuran 1 semen dan 6 pasir.

Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25

mm, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

c) Adukan untuk pasangan keramik pada lantai harus

ditempatkan diatas lapisan pasir dengan ketebalan sesuai

Gambar Kerja.

d) Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak

boleh berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk

menjaga agar bidang keramik yamg terpasang tetap lurus

Page 48: Sdp Teknis Bkd

48 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

dan rat. keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah

harus dibongkar dan diganti.

e) Keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola

simetris yang dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.

f) Sambungan atau celah-celah antar keramik harus lurus,

rat dan seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak

boleh lebih dari 1,6 mm, kecuali bila ditentukan lain.

Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.

g) Pemotongan keramik harus dikerjakan dengan keahlian

dan dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak

terhindarkan. Pada pemasangan khusus seperti pada

sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk

yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempurna

mungkin.

h) Siar antar keramik dicor dengan semen pengisi/grout

yang berwarna sama dengan warna keramiknya dan

disetujui Pengawas Lapangan. Pengecoran dilakukan

sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.

Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas

pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak yang

baru dan bersih.

i) Setiap pemasangan keramik seluas 8m2 harus diberi

celah mulai yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu

dengan batang penyangga berupa polystyrene atau

polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk

dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari

Pengawas Lapangan. Bahan berikut cara pemasangan

penutup celah dan penyangganya harus sesuai ketentuan

Spesifikasi Teknis dan gambar kerja.

15. PEKERJAAN

KUSEN PINTU

DAN JENDELA

15.1. Pekerjaan Kusen

a. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-

bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan

dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai

hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2) Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela , seperti

yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar dan juga daun

pintu dan daun jendela.

3) Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan pekerjaan

kusen, pintu dan jendela, pekerjaan kaca dan daun pintu

Page 49: Sdp Teknis Bkd

49 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

jendela.

b. Persyaratan Bahan

1) Terbuat dari bahan kayu jati dengan ukuran terpasang

50/100 mm sekualitas kayu mutu B.

2) Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan

terlebih dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop

drawing yang disetujui Konsultan Pengawas dan Konsultan

Perencana.

3) Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi

terlebih dahulu dengan seksama sesuai dengan bentuk

toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan,

pewarnaan, yang disyaratkan Konsultan Pengawas

4) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi

Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta memenuhi

ketentuan-ketentuan yang bersangkutan.

5) Konstruksi kusen yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan

dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

6) Anti rayap sekualitas Prevail 100EC

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan Kusen:

1) Sebelum memulai pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi

diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di lapangan,

terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Penyedia

Jasa Konstruksi diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up)

untuk semua detail sambungan dan profil yang berhubungan

dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan

persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Perencana.

2) Sebelum di produksi kayu harus di anti rayap terlebih dahulu

15.2. Pekerjaan Daun Pintu Dan Jendela

a. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-

bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk

pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil

pekerjaan yang baik dan sempurna.

2) Pekerjaan pembuatan daun jendela dan pintu kaca dipasang

diseluruh detail yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.

3) Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan

alat penggantung dan kunci) serta (pekerjaan kaca).

Page 50: Sdp Teknis Bkd

50 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

b. Persyaratan bahan

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

NO URAIAN SEKUALITAS TYPE

1 Rangka panil pintu dan daun boven

Kayu jati 30 mm sekualitas kayu mutu B

2 Kaca bening 5 mm Sekualitas Asahimas 3 Kaca Rayban 5 mm Sekualitas Asahimas 4 Anti rayap sekualitas Prevail

100EC, BACELLIUM, LENTRA

5 Handle Sekualitas Solid HRE 61.41

6 Lockcase Sekualitas Solid LC 121 WL 40

7 Engsel pintu Sekualitas Solid, EK17 8 Espanolet/Flush Bolt Sekualitas Solid, 644 6”

12” 9 Door Closer Pintu SekualiatasSolid,

Dekson, Alco DC 20 SLD

10 Door Stop Sekualitas Solid, STP 016

11 Window Hock (Ramskar)

Sekualitas Solid, HA 641 10”

12 Window Lock Sekualitas Solid, Spring Knip 378

c. Syarat-syarat pelaksanaan

1) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa

Konstruksi diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang

ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang),

termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out/penempatan,

cara pemasangan/mekanisme dan detail-detail sesuai

gambar.

2) Sebelum pekerjaan dimulai. Penyedia Jasa Konstruksi wajib

mengajukan contoh dari semua bahan yang digunakan

dalam pekerjaan ini kepada Konsultan Pengawas..

3) Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat shop drawing yang

mencantumkan semua data produk, ukuran dan cara

pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar shop drawing

sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan

Pengawas .

4) Penimbunan bahan-bahan pintu di lokasi pekerjaan harus

ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang

baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindungi dari

kerusakan dan kelembaban.

Page 51: Sdp Teknis Bkd

51 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

5) Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka

pintu/jendela dan penguat lain serta pemasangan kaca, agar

tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga

kerapihan, tidak boleh terjadi noda-noda atau cacat bekas

penyetelan.

6) Bentuk/pola dan ukuran harus sesuai gambar dan

merupakan ukuran jadi.

7) Untuk daun pintu/jendela kaca setelah dipasang harus rata,

tidak bergelombang, tidak melincang dan semua peralatan

dapat berfungsi dengan baik.

16. PEKERJAAN

PLAFON

16.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan

yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan pemasangan plafond gypsum 9 mm, plafon

kalsiboard 6 mm, dan list plafond gypsum sesuai dengan yang

disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan

petunjuk Konsultan Pengawas

16.2. Persyaratan Bahan

a. Bahan Rangka

Sebagai rangka langit – langit gypsum digunakan rangka metal

furing dengan tebal 0,45 mm dan dengan rangka 600x1200 mm

sekualitas Dino Frame .

b. Penutup langit-langit

Digunakan gypsum board tebal = 9 mm dan kalsiboard 6 mm

yang bermutu baik produk sekualitas Elephant, JayaBoard ,

yang disetujui dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari

bahan tersebut.

c. List penutup langit-langit

Digunakan gypsum list yang bermutu baik dengan tipe list profil

C7, dari produk yang sama dengan plafond dan yang telah

disetujui oleh Konsultan Pengawas dalam arti ketebalan, mutu,

jenis dan produk dari bahan tersebut.

d. Bahan finishing penutup plafond

1) Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari

bahan dasar cat yang bermutu baik produk sekualitas

Maxilite yang telah disetujui Konsultan pengawas. Sebelum

pengecatan semua sambungan / pertemuan harus rata dan

Page 52: Sdp Teknis Bkd

52 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

halus (ditreatment). Plafond dan list plafond gypsum ini

difinish dengan cat emulsi.

2) Warna dan corak sesuai gambar / ditentukan kemudian

16.3. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh aplikator yang resmi dan

berpengalaman.

b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi

diwajibkan untuk membuat shop drawing dan meneliti gambar-

gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil),

termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara

pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

c. Rangka langit-langit dipasang sisi bagian bawah diratakan,

pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan

dalam gambar dengan memperhatikan modul pemasangan

penutup langit-langit yang dipasangnya.

d. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata,

tidak cembung, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain,

misal : permukaan merupakan bidang miring/ tegak sesuai yang

ditunjukkan dalam gambar.

e. Setelah seluruh rangka langit terpasang, seluruh permukaan

rangka harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang

bergelombang, dan batang-batang rangka harus saling tegak

lurus.

f. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan

seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan

sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

g. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan

bahan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

h. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata tidak

melendut.

i. Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding

dipasang list profil dari gypsum dengan bentuk dan ukuran

sesuai dengan gambar.

j. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah

dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit

sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat

lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan

pengawas.

k. Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai

dengan gambar untuk itu dan setelah gypsum board terpasang,

Page 53: Sdp Teknis Bkd

53 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpass dan

tidak bergelombang, dan sambungan antar unit-unit gypsum

board tidak terlihat.

l. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access

panel di langit-langit yang bisa dibuka, tanpa merusak gypsum

board di sekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan /

pemeliharaan M & E.

17. PEKERJAAN

PARTISI

17.1. Lingkup Pekerjaan Partisi

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,

biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam

pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil

pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan ini meliputi seluruh partisi gypsum, seperti yang

dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar

17.2. Persyaratan Bahan

a. Rangka terbuat dari bahan metal dengan ukuran disesuaikan

dengan gambar kerja atau ukuran lain sesuai dengan

kesepakatan Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa

Konstruksi.

b. Beberapa spesifikasi yang dipakai :

Stud Profil C-76 mm Tebal 0,5 mm

Wall Track C-76 mm Tebal 0,5 mm

Head Track C-76 mm Tebal 0,5 mm

Koneksi Shrew khusus, dynabolt M12

dengan siku 50.50.5

Penutup Gypsum board 9 mm (double)

Rangka Penguat Lipped Chanel 200.75.20.2,3 mm

Support Rangka Profil C-76 mm tebal 0,5 mm

c. Untuk partisi menggunakan sekualitas Jayabms

d. Support partisi menggunakan :

1) Lipped channel 200.75.20.2,3 mm

2) Siku 50.50.5 mm koneksi ke plat dengan dynabolt 12 mm

3) Baut 12 mm

e. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan

terlebih dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop

drawing yang disetujui Konsultan Pengawas.

f. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses

fabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin.

Page 54: Sdp Teknis Bkd

54 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit jendela, pintu, partisi

dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga

dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.

g. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi

terlebih dahulu dengan seksama sesuai dengan bentuk

toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan,

pewarnaan, yang disyaratkan Konsultan pengawas.

h. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana

Kerja dan Syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta

memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

17.3. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Sebelum memulai pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi

diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di lapangan,

terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Penyedia Jasa

Konstruksi diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk

semua detail sambungan dan profil aluminium yang

berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan

dimintakan persetujuan dari Konsultan pengawas dan Tim

Teknis.

b. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu

sebelum pekerjaan lapangan dimulai. Proses ini sudah didahului

dengan pembuatan shop drawing atas petunjuk Perencana,

meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.

Penyedia Jasa Konstruksi juga diwajibkan untuk membuat

perhitungan-perhitungan yang mendasari sistem dan dimensi

profil aluminium terpasang, sehingga memenuhi persyaratan

yang diminta / berlaku. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung

jawab penuh atas kehandalan pekerjaan ini.

c. Semua rangka dari partisi harus sesuai dengan gambar kerja.

d. Pada bagian-bagian tertentu di beri perkuatan.

e. Jarak antar rangka harus disesuaikan dengan gambar kerja.

f. Setelah semua rangka terpasang maka dilanjutkan dengan

pemasangan board partisi. Dengan tebal disesuaikan dengan

gambar kerja.

18. PEKERJAAN

WATER

PROOFING

18.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan

semua peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan yang

berhubungan dengan pekerjaan water proofing.

Page 55: Sdp Teknis Bkd

55 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

18.2 Spesifikasi Bahan

Coating Water proofing plat

atap, talang, dan list plang

Sekualitas BASF HLM 5000 R ,

Fosroc , dan Sika

18.3 Pelaksanaan Pekerjaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi

harus berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas.

b. Semua material yang dikerjakan harus mengacu pada

spesifikasi teknis yang tertulis dalam dokumen ini.

c. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh aplikator yang

berpengalaman.

d. Permukaan vertikal dan horizontal yang akan di waterproofing

harus bebas dari curing coumpound, debu, partikel-partikel

halus yang dapat merusak daya lekat lainnya.

e. Pengaplikasian bahan water proofing dilaksanakan dengan 2

kali coating.

f. Setelah pekerjaan waterproofing selesai dilakukan pengetesan

perendaman selama 3 hari.

g. Beberapa bagian yang perlu diberikan cat water proofing,

diantaranya: plat atap, talang, dan list plang.

h. Jika terjadi kebocoran, Penyedia Jasa Konstruksi harus

memperbaiki area tersebut dan dilakukan perendaman ulang

sampai tak terjadi kebocoran.

19. PEKERJAAN

PENGECATAN

19.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan

semua peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan yang

berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya, sesuai

dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini, kecuali

ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat

dengan standar pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2

(dua) kali cat akhir.

19.2. Standar / Rujukan

a. Steel Structures Painting Council (SSPC).

b. Swedish Standard Institution (SIS).

c. British Standard (BS).

d. Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.

19.3. Prosedur Umum

a. Data Teknis dan Kartu Warna

Page 56: Sdp Teknis Bkd

56 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan data

teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan digunakan,

untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.

Semua warna ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan akan

diterbitkan secara terpisah dalam suatu Skema Warna.

b. Contoh dan Pengujian

1) Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di

lokasi proyek dalam kemasan tertutup, bertanda merek

dagang dan mencantumkan identitas cat yang ada

didalamnya, serta harus diserahkan tidak kurang 2 (dua)

bulan sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini

untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga

puluh) hari.

2) Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Penyedia Jasa

Konstruksi dan Konsultan Pengawas mengambil 1 liter

contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secara

acak dari kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari

kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna

untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat

mewakili.

3) Untuk pengujian, Penyedia Jasa Konstruksi harus

membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di atas 2 (dua)

potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran

300 mm x 300 mm untuk masing-masing warna. 1 (satu)

contoh disimpan Penyedia Jasa Konstruksi dan 1 (satu)

contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan guna

memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa

mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi

syarat setelah dikerjakan.

4) Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh

warna menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi

19.4. Bahan – Bahan

a. Umum

1) Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup

patri/segel, dan masih jelas menunjukkan nama/merek

dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran

pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik petunjuk dari

pabrik dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus

masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan

Page 57: Sdp Teknis Bkd

57 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada

daftar cat.

2) Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal

dari satu pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan

digunakan. Untuk menetapkan suatu standar kualitas,

disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus

berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi

dalam negeri.

3) Cat yang diguanakan :

Cat Dinding

Luar

Sekualitas Dulux Weathershiel/

Mowilex Weather Coat

Cat Dinding

Dalam

Sekualitas Catylac

Cat Plafon Sekualitas Maxilite

Cat Partisi Sekualitas Catylac

Cat Baja/Besi Sekualitas Emco

Cat Kayu Sekualitas Emco

Cat Melamin Sekualitas IMPRA atau yang setara

19.5. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan

1) Umum

a) Semua peralatan gantung dan kunci serta

perlengkapan lainnya, permukaan polesan mesin,

pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya

yang berhubungan langsung dengan permukaan yang

akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi,

sebelum persiapan permukaan dan pengecatan

dimulai.

b) Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang

memang ahli dalam bidang tersebut.

c) Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum

dilakukan persiapan permukaan atau pelaksanaan

pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan

dengan memakai kain bersih dan zat

pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan

mempunyai titik nyala diatas 38°C.

d) Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur

sedemikian rupa sehingga debu dan pecemar lain

yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak

jauh diatas permukaan cat yang baru dan basah.

Page 58: Sdp Teknis Bkd

58 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

2) Permukaan Pelesteran dan Beton

Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat

sesudah sedikitnya selang waktu 4 (empat) minggu untuk

mengering di udara terbuka atau kadar air maksimum

15%.Semua pekerjaan pelesteran atau semen yang cacat

harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan

pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi

rata dengan pelesteran sekelilingnya.

Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan

dengan menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi,

kapur, debu, lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan yang

berlebihan dan tetesan-tetesan adukan.

Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan

plesteran dibasahi secara menyeluruh dan seragam

dengan tidak meninggalkan genangan air.Hal ini dapat

dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut

dengan memberikan selang waktu dari saat penyemprotan

hingga air dapat diserap.

3) Permukaan Barang Besi /Baja

a) Besi/baja baru

Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan

benda-benda asing lainnya harus dibersihkan secara

mekanis dengan sikat kawat.

Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya

harus dibersihkan dengan zat pelarut yang sesuai dan

kemudian dilap dengan kain bersih.

Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar

pada semua permukaan barang besi/baja dapat

dilakukan sampai mencapai ketebalan yang

disyaratkan.

b) Besi/baja dilapis dasar di pabrik/bengkel

Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel

harus dari merek yang sama dengan cat akhir yang

akan diaplikasikan dilokasi proyek dan memenuhi

ketentuan dalam Spesifikasi Teknis dan gambar kerja.

Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di

pabrik/bengkel harus dilindungi terhadap karat, baik

sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara

segera merawat permukaan karat yang terdeteksi.

Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut

untuk menghilangkan debu, kotoran, minyak, gemuk.

Page 59: Sdp Teknis Bkd

59 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus

dibersihkan dengan sikat kawat sampai bersih, dan

kemudian dicat kembali (touch-up) dengan bahan cat

yang sama dengan yang telah disetujui, sampai

mencapai ketebalan yang disyaratkan.

b. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan

Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan

untuk dicat harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar

seperti yang disyaratkan, secepat mungkin setelah persiapan-

persiapan di atas selesai.Harus diperhatikan bahwa hal ini

harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan

yang sudah disiapkan di atas.

Sebelum melakukan pengecaan permukaan dinding yang akan

dicat harus dilakukan uji kelembaban, nilai dari uji kelembaban

harus memenuhi persyaratan nilai kelembaban yang

disyaratkan yaitu maksimal 18%.

c. Pelaksanaan Pengecatan

1) Umum

a) Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari

aliran punggung cat, tetesan cat, penonjolan,

pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan

tekstur.

b) Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut

harus sudah sempurna dan semua lapisan harus

diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan

yang sama.

c) Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan

permukaan, termasuk bagian tepi, sudut dan

ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan

lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di

sekitarnya.

d) Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak

bersebelahan dengan permukaan yang akan

menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah

diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu

2) Proses Pengecatan

a) Harus diberi selang waktu yang cukup di antara

pengecatan berikutnya untuk memberikan kesempatan

Page 60: Sdp Teknis Bkd

60 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan

kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat

dimaksud.

Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.

b) Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan

tanda-tanda mengeras, membentuk selaput yang

berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.

c) Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan

juga agar seragam konsistensinya selama pengecatan.

d) Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca

dan metoda pengecatan, maka cat boleh diencerkan

sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan

mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan

tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik

untuk 4 liter cat.

e) Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya

tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi untuk

memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu

menutup warna lapis di bawahnya).

3) Metode Pengecatan

a) Cat dasar untuk permukaan beton, pelesteran, panel

kalsium silikat diberikan dengan kuas dan lapisan

berikutnya boleh dengan kuas atau rol.

b) Cat dasar untuk permukaan papan gipsum diberikan

dengan kuas dan dan lapisan berikutnya boleh dengan

kuas atau rol.

c) Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan

dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan

kuas, rol atau semprotan.

d) Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan

dengan kuas atau disemprotkan dan lapisan

berikutnya boleh menggunakan semprotan.

e) Cat dasar melamin untuk permukaan kayu

menggunakan scrap/plat baja, untuk lapis terluarnya

menggunakan semprot.

4) Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas

Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-

barang yang dilepas harus dipasang kembali oleh pekerja

yang ahli dalam bidangnya.

Page 61: Sdp Teknis Bkd

61 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

20. PEKERJAAN

ATAP BAJA

RINGAN

20.1. Pekerjaan Konstruksi Rangka Baja Ringan

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan

pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa

rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat.

Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi

panjang yang terdiri dari:

1) Rangka utama atas (top chord).

2) Rangka utama bawah (bottom chord) .

3) Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut

disambung menggunakan baut menakik sendiri (self

drilling screw) dengan jumlah yang cukup .

4) Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas

struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai

dengan ukuran jarak genteng .

Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:

1) Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan

fabrikasi.

2) Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di

Workshop permanen (Fabrikasi)

3) Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke

lokasi proyek.

4) Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang

diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.

5) Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-

kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok

tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang,

ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)

6) Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

b. Bahan-Bahan

1) Material struktur rangka atap/ Properti mekanikal baja

(Steel mechanical properties):

a) Baja Mutu Tinggi G 550

b) Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa

c) Tegangan Maksimum 550 Mpa

d) Modulus Elastisitas 200.000 Mpa

e) Modulus geser 80.000 Mpa

2) Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap

Page 62: Sdp Teknis Bkd

62 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat (coating):

1) Galvanised (Z220) :

- Pelapisan Galvanised

- Jenis Hot-dip zinc

- Kelas Z22

- katebalan pelapisan 220 gr/m2

- katebalan pelapisan 220 gr/m2

2) Galvalume (AZ100)

- Pelapisan Zinc-Aluminium

- Jenis Hot-dip-allumunium-zinc

- Kelas AZ100

- katebalan pelapisan 100 gr/m2

- komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan

1,5% silicon

3) Multigrip (MG), Konektor antara kuda-kuda baja ringan

dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan

gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:

a) Galvabond Z275

b) Yield Strength 250 MPa

c) Design Tensile Strength 150 MPa

4) Brace System (bracing)

a) Bottom Chord Bracing, Pengaku/ikatan pada

batang tarik bawah (bottom chord) pada kuda-

kuda baja ringan.

b) Lateral Tie Bracing, Pengaku/bracing antara web

pada kuda-kuda baja ringan,sekaligus berfungsi

untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada

batang tekan (web),standar teknis mengacu pada

desain struktur kuda-kuda tersebut.

c) Diagonal Web Bracing (Ikatan Angin),

Pengaku/bracing diagonal antara web pada kuda-

kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan

letak berdampingan .

d) Strap Brace (Pita Baja), Yaitu pengaku /ikatan

pada top chord dan bottom chord kuda-kuda baja

ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan

perhitungan desain struktur .

e) Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan

dua bidang atap yang membentuk sudut tertentu,

pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan

talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air

Page 63: Sdp Teknis Bkd

63 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal

0,45 mm dengan detail profil seperti gambar

diatas.

5) Alat Sambung (Screw), Baut menakik sendiri (self

drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar

elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi

dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:

a) Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2

b) Panjang (termasuk kepala baut) 16mm

c) Kepadatan Alur 16 alur/inci

d) Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm

e) Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

c. Persyaratan Pra-Konstruksi

1) Penyedia Jasa Konstruksi wajib memberikan

pemaparan produk sebelum pelaksanaan

pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan

yang disebutkan dalam dokumen ini.

2) Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat

dukungan dan brosur yang dilampirkan pada

dokumen tender.

3) Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyerahkan gambar

kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung

jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum

dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi

profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada

setiap titik buhul.

4) Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus

diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan

Perencana dan Pihak Direksi untuk mendapatkan

persetujuan secara tertulis.

5) Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan

fabrikasi di workshop permanen dengan

menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin

keakurasian hasil perakitan (fabrikasi).

6) Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyediakan surat

keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia

jasa Rangka Atap Baja ringan.

7) Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyertakan hasil uji

lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi

nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan

Page 64: Sdp Teknis Bkd

64 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

kompetensinya).

d. Persyaratan Pelaksanaan

1) Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan

lain terkait, harus dilaksanakan sesuai gambar dan

desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus

perhitungan baja ringan sesuai dengan standar

perhitungan mengacu pada standar peraturan yang

berkompeten.

2) Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai

dengan gambar kerja.

3) Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop

permanen dengan menggunakan mesin rakit (Jig) dan

pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw

driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.

4) Pihak Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan

semua struktur balok penopang dengan kondisi rata

air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai

dengan desain sistem rangka atap.

5) Pihak Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin

kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai

untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu,

pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta

informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-

kuda.

6) Pihak Penyedia Jasa Konstruksi bersedia

menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang

akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak

penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang

reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan

penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada

saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.

7) Jaminan Struktural :

a) Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi

deformasi yang melebihi ketentuan maupun

keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap

Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-

pengaku dan reng.

b) Kekuatan struktur baja ringan dijamin dengan

kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan

Indonesia dan mengacu pada persyaratan-

Page 65: Sdp Teknis Bkd

65 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold

Formed Code For Structural Steel” (Australian

Standard/New Zealand Standard 4600:1996)

dengan desain kekuatan strukural berdasarkan

”Dead And Live Loads Combination” (Australian

Standard 1170.1 Part 1) & “Wind Load” (Australian

Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan

sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-Self

Drilling-For The Building And Construction

Industries” (Australian Standard 3566)

20.2. Pekerjaan Penutup Atap

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan penutup

atap, termasuk pemasangan bubungan, flashing, talang

dan/atau seperti yang tercantum dalam gambar kerja.

Pemasangan penutup atas lengkap dengan segala

accesoriesnya, paku, skrup, atau pengait lainnya dan

pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan, sesuai

gambar.

b. Persyaratan Bahan

Material penutup atap menggunakan genteng beton

sekualitas mutiara warna.

c. Persyaratan Pelaksanaan

1) Sebelum memulai pekerjaan pemborong harus

menyerahkan contoh material kepada Konsultan

Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

2) Semua bahan yang akan dipergunakan dalam

pekerjaan ini harus tiba di lapangan dalam keadaan

utuh, tanpa cacat, noda-noda yang dapat merusak

bahan maupun penampilannya dan harus disetujui

Konsultan Pengawas.

3) Sebelum pelaksanaan pemasangan, seluruh

permukaan atap harus dibersihkan dengan sapu

halus. Khususnya daerah-daerah/bagian-bagian

dimana pengeboran dan penggergajian telah

dilakukan, seperti kotoran, sisa-sisa tangkaii paku

keling, baut, paku dan lain sebagainya.

4) Pemasangan genteng harus hati-hati dan rata.

Page 66: Sdp Teknis Bkd

66 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

21. PEKERJAAN

RANGKA

TANAMAN

RAMBAT

21.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi bahan, peralatan, tenaga kerja untuk melaksanakan

pekerjaan pemasangan kanopi pergola pada area lansekap .

21.2. Spesifikasi Bahan

a. Wiremesh M5-150

b. Hollow 50.50.2 mm

c. Plat besi tebal 5 mm

d. Dynabolt @4 x 12mm

e. Kawat rambat galvanis Ø3 mm sampai dengan tanah

21.3. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi

harus berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas.

b. Diatas bentangan wiremesh M5-150 diberi tanaman rambat

(Pasiflora).

c. Semua material yang dikerjakan harus mengacu pada

spesifikasi teknis yang tertulis dalam dokumen ini.

d. Dimensi dan ukuran sesuai dengan gambar kerja.

22. PEKERJAAN

TALANG AIR

HUJAN

22.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi bahan, peralatan, tenaga kerja untuk melaksanakan

pekerjaan pemasangan talang air hujan yang dikoneksikan dengan

talang beton BKD eksisting .

22.2. Spesifikasi Bahan

a. Rangka siku 50.50.5 mm

b. Plat galvanis T: 0,45 mm

c. Pipa PVC 3” sekualitas Wavin

d. Roof drain Ø3” SekualitasSAN-EI

22.3. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi

harus berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas.

b. Semua material yang dikerjakan harus mengacu pada

spesifikasi teknis yang tertulis dalam dokumen ini.

c. Untuk menyatukan antara plat dak aula dengan talang BKD

eksisiting diberikan plat galvanis T : 0,45 mm koneksi dengan

paku beton/ fiser perjarak 300 mm.

d. Pertemuan talang dengan gedung aula diberi perkuatan:

1) Rangka siku 50.50.5 mm perjarak 800 mm (2x jarak usuk)

Page 67: Sdp Teknis Bkd

67 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

2) Plat galvanis 0,45 mm koneksi las karbit

3) Roof drain 3”

4) Plafon baru kalsi board 6 mm

5) Pipa PVC 3”

e. Dimensi, detail, dan ukuran sesuai dengan gambar kerja.

23. PEKERJAAN

ELEKTRIKAL

24.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan meliputi :

a. Pekerjaan Lampu dan Kontak Kontak

b. Pekerjaan Tata Udara

c. Pekerjaan Telepon

d. Pekerjaan LAN

24.2. Spesifikasi Bahan

Spesifikasi bahan dalam pekerjaan ini meliputi:

a. Pekerjaan Lampu dan Kontak Kontak

1) Spesifikasi untuk lampu diantaranya:

a) Lampu TL 2 x 36 watt (in bow); menggunakan Lampu

sekualitas: Philips, Osram dan Armatur

sekualitas:Artolite, SAKA, Philips

b) Lampu TL 2 x 18 watt (in bow); menggunakan Lampu

sekualitas: Philips, Osram dan Armatur

sekualitas:Artolite, SAKA, Philips

c) Downlight SL 18 watt; menggunakan Lampu sekualitas:

Philips, Osram dan Armatur sekualitas:Artolite, SAKA,

Philips

d) Ballast lampu TL sekualitas: Philips

e) Stater lampu TL sekualitas: Philips

2) Spesifikasi Sakelar dan Kontak Kontak Biasa

a) Sakelar

Sakelar yang digunakan harus dari type untuk

pemasangan rata dinding, mempunyai rating 250 Volts

10 Amp dari jenis double gang merk yang dipakai

sekualitas Clipsal, Broco.

b) Kotak kontak

Kotak untuk saklar dan kotak kontak (stop kontak) yang

digunakan adalah sekualitas Clipsal ,Broco.

c) Stop -Kontak Biasa (KKB) pemasangan Dinding

Stop kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu

fasa. Semua kotak kontak harus memiliki terminal fasa,

netral dan pentanahan. Stop kontak harus dari satu type,

Page 68: Sdp Teknis Bkd

68 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

untuk pemasangan rata dinding, dengan rating 300 Volts

10 Amp. Merk yang dipakai adalah sekualitas Broco,

Gracio. Semua stop kontak dinding dipasang max 30

cm dari lantai atau dipasang sesuai keperluan

pemakaian.

d) Kabel Instalasi

Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi

kotak kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi

PVC, satu inti atau lebih NYM 3 X 2,5, NYFGBY 4 x 95

mm, NYFGBY 3x4. Kabel merupakan sekualitas

Supreme, Kabelindo, Tranka.

b. Pekerjaan Tata Udara

1) Pipa conduit sekualitas Clipsal, EGA, Maspion

2) Kabel NYM 3 x 2.5 mm 4 x 2.5 mm sekualitas Supreme,

Kabelindo, Tranka

3) Outlet daya AC sekualitas Clipsal, Broco, Panasonic

4) Pipa PVC Ø ½ untuk drain AC sekualitas Wavin, Maspion,

Vinilon

c. Pekerjaan Telepon

1) PABX kapasitas 8 co 80 extention sekualitas Panasonic,

Aria Soho

2) Socket telepon sekualitas Panasonic, Broco, Clipsal

3) Telepon Terminal Box

4) Kabel ITC 2X2X0,6 mm sekualitas Supreme, Tranka, Kabel

Metal

d. Pekerjaan LAN

1) Pipa conduit Ø 20 mm sekualitas Clipsal, EGA

2) Outlet LAN tipe B1SRJ5EK sekualitas Clipsal, Broco,

Panasonic

3) Kabel LAN sekualitas Belden USA yang dilampiri sertifikat

keaslian, AVAYA

4) Instalasi menggunakan UTP CAT 5E

5) Swicth Hub 24 Port Managable

6) Switch Hub 16 Port

24.3. Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi :

a. Pekerjaan Lampu dan Sakelar

Page 69: Sdp Teknis Bkd

69 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

1) Semua fikture penerangan dan kotak kontak beserta

perlengkapan-perlengkapannya harus dipasang oleh

tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara yang

benar dan disetujui Konsultan Pengawas seperti yang

ditunjukkan dalam gambar.

2) Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan

lampu menempel pada kanal yang dipasang lengkap

dengan penggantungnya.

3) Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixture” dan

perlengkapan harus sudah siap menyala. Bebas dari cacat.

Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih bebas dari

debu, plastes dan lain lain. Semua reflector, kaca, panel

pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum

pemeriksaan akhir harus diganti oleh pemborong tanpa

biaya tambahan.

b. Pekerjaan Tata Udara

1) Seluruh material harus mendapatkan persetujuan dari

konsultan pengawas.

2) Intalasi daya AC dikerjakan sesuai dengan gambar kerja.

3) Pemasangan Drain AC harus tertanam dalam dinding

tembok maupun partisi, agar tidak tampak dari luar, di

sambungkan pada saluran keliling gedung.

c. Pekerjaan Telepon

1) Seluruh material harus mendapatkan persetujuan dari

konsultan pengawas.

2) Pipa conduit instalasi dipasang diseusaikan dengan jalur

instalasi yang ada pada gambar kerja.

3) Pemasangan outlet telpon harus sesuai dengan titik outlet

yang sudah tergambar di gambar kerja

d. Pekerjaan LAN

1) Seluruh material harus mendapatkan persetujuan dari

konsultan pengawas.

2) Pipa conduit instalasi dipasang diseusaikan dengan jalur

instalasi yang ada pada gambar kerja kemudian dilanjutkan

dengan memasukkan kabel ke pipa tersebut.

3) Pemasangan outlet LAN harus sesuai dengan titik outlet

yang sudah tergambar di gambar kerja

Page 70: Sdp Teknis Bkd

70 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

24. PEKERJAAN

MEKANIKAL

25.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi :

a. Pekerjaan instalasi saluran air hujan

25.2. Spesifikasi Bahan

a. Pekerjaan Instalasi Saluran Air Hujan

Bahan yang digunakan pemasangan instalasi pipa air hujan

diantaranya :

1) Pipa air hujan

Pipa air hujan menggunakan pipa PVC dengan dimensi

sesuai dengan gambar kerja yaitu menggunakan ukuran Ø

3’’ merek yang digunakan sekualitas Wavin tipe AW .

2) Setiap bahan pipa, fitting, alat plambing dan peralatan-

peralatan yang akan dipasang pada instalasi harus

memiliki merk yang jelas dari pabrik pembuatnya, merk

yang digunakan sekualitas RUCIKA .

3) Roof drain 3” sekualitasSAN-EI

4) Floor drain Ø2” sekualitasSAN-EI

25.3. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pekerjaan Instalasi Saluran Air Hujan

1) Semua bahan harus sesuai dengan spek dalam SDP ini

2) Bentuk serta ukuran dari saluran harus sesuai dengan

gambar kerja, atau dengan ukuran lain disesuaikan dengan

lapangan dan disetujui oleh semua pihak yang terkait.

3) Selama pemasangan berlangsung, Penyedia Jasa

Konstruksi harus menutup ujung pipa yang terbuka untuk

mencegah tanah, debu, dan kotoran lain masuk ke dalam

pipa.

4) Semua sambungan-sambungan yang menghubungkan

pipa dengan ukuran yang berbeda harus menggunakan

reducing fitting. Sedapat mungkin dilaksanakan belokan-

belokan dengan jenis long radius. Belokan-belokan short

radius hanya boleh digunakan apabila kondisi setempat

tidak memungkinkan memakai long radius, dan Penyedia

Jasa Konstruksi harus memberitahukan hal ini kepada

pengawas. Fiting dan alat-alat yang menimbulkan tahanan

aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.

5) Semua peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam

pekerjaan ini harus disediakan dan dilaksanakan oleh

Penyedia Jasa Konstruksi tanpa menuntut biaya

Page 71: Sdp Teknis Bkd

71 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

Yogyakarta, Desember 2012

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Konsultan Perencana

PT. POLA DATA CONSULTANT

tambahan.

25. PENUTUP 26.1. Pekerjaan lain diluar lingkup dokumen ini, yang ternyata timbul

dalam pelaksanaan pekerjaan, harus dilaporkan kepada panitia

penerima hasil pekerjaan (PPHP), dan boleh dilakukan setelah

memperoleh perintah dari pemberi tugas.

26.2. Semua bagian pekerjaan harus selesai 100% dan setelah itu

penyerahan pertama dapat dilaksanakan.

26.3. Penyedia Jasa harus selalu menjaga ketertiban dalam lokasi

pekerjaan.

26.4. Penyedia Jasa harus menjaga kerusakan-kerusakan dari fasilitas

yang ada. Dan apabila ada kerusakan yang diakibatkan oleh

pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib memperbaiki atas

biaya dan tanggungan Penyedia Jasa.

26.5. Penyedia Jasa harus membersihkan sisa-sisa bahan material dan

sisa bongkaran, sehingga lokasi proyek betul-betul bersih.

26.6. Apabila penyerahan pertama dapat dilaksanakan maka dibuat

Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang Pertama.

26.7. Serah terima kedua (terakhir) dapat dilaksanakan dengan syarat

semua pekerjaan yang cacat atau kurang sempurna dalam masa

pemeliharaan pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik dan

sempurna dan dibuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang

kedua.

Demikian Dokumen Pengadaan Penyedia Barang/ Jasa dapat kami

sampaikan.

Page 72: Sdp Teknis Bkd

72 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

Suharjoko, ST Ir. Nufrizal Faried Hanafi

NIP. 19620406 199303 1 005 Penanggungjawab

Tabelisasi spesifikasi Teknis :

NO URAIAN PEKERJAAN BAHAN SPESIFIKASI / MERK

1 Pekerjaan Beton Pasir Sekualitas Merapi, Progo Semen Sekualitas Gresik, Holcim,

Tiga Roda Split Sekualitas Merapi, Progo 2 Pekerjaan Keramik Lantai

Keramik lantai polish 400 X 400 mm Indogress , Decogress, Granito

Keramik lantai unpolish 400 X 400 mm

Indogress , Decogress, Granito

Keramik plint lantai 100 x 400 mm Indogress , Decogress,

Page 73: Sdp Teknis Bkd

73 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

NO URAIAN PEKERJAAN BAHAN SPESIFIKASI / MERK

Granito

Stepnoising Trap 80 x 400 mm Indogress , Decogress, Granito

3 Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka panil pintu dan

daun boven Kayu jati 30 mm sekualitas kayu mutu B

Kaca bening 5 mm Sekualitas Asahimas Kaca Rayban 5 mm Sekualitas Asahimas Anti rayap sekualitas Prevail 100EC ,

BACELLIUM, LENTRA Handle

Tipe: HRE 61.41 Sekualitas Solid

Lockcase Tipe: LC 121 WL 40

Sekualitas Solid

Engsel pintu Tipe: EK17

Sekualitas Solid

Espanolet/Flush Bolt Tipe: 644 6” 12”

Sekualitas Solid

Door Closer Pintu Tipe: DC 20 SLD

SekualiatasSolid, Dekson, Alco

Door Stop Tipe: STP 016

Sekualitas Solid,

Window Hock (Ramskar) Tipe: HA 641 10”

Sekualitas Solid

Window Lock (Spring Knip 378)

Sekualitas Solid,

4 Pekerjaan Plafon a. Bahan rangka : Sebagai rangka langit–langit gypsum digunakan rangka metal furing dengan tebal 0,45 mm dan dengan rangka 600x1200 mm

sekualitas Dino Frame

b. Bahan penutup langit-langit : Gypsum board tebal = 9 mm dan kalsiboard 6 mm

sekualitas Elephant, JayaBoard

5 Pekerjaan Partisi Stud Profil C-76 mm Tebal 0,5 mm Wall Track C-76 mm Tebal 0,5 mm Head Track C-76 mm Tebal 0,5 mm Head Track C-76 mm Tebal 0,5 mm Koneksi Shrew khusus, dynabolt M12

dengan siku 50.50.5 Penutup Gypsum board 9 mm

Rangka Penguat Lipped Chanel 200.75.20.2,3

mm

Page 74: Sdp Teknis Bkd

74 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

NO URAIAN PEKERJAAN BAHAN SPESIFIKASI / MERK

Support Rangka Profil C-76 mm tebal 0,5 mm

6 Pekerjaan Water Proofing Cat Water proofing plat, talang, dan list plang

sekualitas BASF HLM 5000 R , Fosroc , dan Sika

7 Pekerjaan Pengecatan Cat Dinding Luar Sekualitas Dulux Weathershiel/ Mowilex Weather Coat

Cat Dinding Dalam Sekualitas Catylac

Cat Plafon Sekualitas Maxilite

Cat Partisi Sekualitas Catylac

Cat Baja/Besi Sekualitas Emco

Cat Kayu Sekualitas Emco

Cat Melamin Sekualitas IMPRA atau yang

setara

8 Pekerjaan Atap a. Material struktur rangka atap :

- Baja Mutu Tinggi G 550

- Kekuatan Leleh Minimum

550 Mpa

- Tegangan Maksimum 550

Mpa

- Modulus Elastisitas 200.000

- Mpa Modulus geser 80.000

Mpa

b. Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat (coating) :

- Galvanised (Z220)

- Galvalume (AZ100)

c. Multigrip (MG) - Galvabond Z275

- Yield Strength 250 MPa

- Design Tensile Strength 150

MPa

d. Brace System (bracing)

- Bottom Chord Bracing

- Lateral Tie Bracing

- Diagonal Web Bracing

- Strap Brace

- Talang Jurai Dalam

e. Alat Sambung (Screw)

Spesifikasi screw sebagai

berikut :

- Kelas Ketahanan Korosi

Minimum Kelas 2

- Panjang (termasuk kepala

baut) 16mm

Page 75: Sdp Teknis Bkd

75 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

NO URAIAN PEKERJAAN BAHAN SPESIFIKASI / MERK

- Kepadatan Alur 16 alur/inci

- Diameter Bahan dengan alur

4,80 mm

- Diameter Bahan tanpa alur

3,80 mm

f. Penutup atap Material penutup atap

menggunakan genteng beton

sekualitas mutiara warna

9 Pekerjaan Rangka Tanaman Rambat

Spesifikasi bahan yang diperlukan: a. Wiremesh M5-150 b. Hollow 50.50.2 mm c. Plat besi tebal 5 mm d. Dynabolt @4 x

12mm e. Kawat rambat

galvanis Ø3 mm sampai dengan tanah

10 Pekerjaan Talang Air Hujan Spesifikasi bahan yang diperluakan: a. Rangka siku

50.50.5 mm b. Plat galvanis 0,45

mm c. Pipa PVC 3”

sekualitas Wavin d. Roof drain 3”

SekualitasSAN-EI

11 Pekerjaan Elektrikal Kabel NYM 3x2,5 mm Sekualitas Supreme Lampu Sekualitas Philips Armatur Sekualitas Artolite Saklar Sekualitas Clipsal Kotak Kontak Sekualitas Clipsal 12 Pekerjaan Tata Udara

Pipa conduit sekualitas Clipsal, EGA, Maspion

Kabel NYM 3 x 2.5 mm 4 x 2.5 mm

sekualitas Supreme, Kabelindo, Tranka

Outlet daya AC

sekualitas Clipsal, Broco, Panasonic

Pipa PVC Ø ½ untuk drain AC

sekualitas Wavin, Maspion, Vinilon

13 Pekerjaan Telepon PABX kapasitas 8 co 80 extention

sekualitas Panasonic, Aria Soho

Socket telepon

sekualitas Panasonic, Broco, Clipsal

Kabel ITC 2X2X0,6 mm

sekualitas Supreme, Tranka, Kabel Metal

Telepon Terminal Box

Page 76: Sdp Teknis Bkd

76 Pembangunan Aula Gedung BKD Kabupaten Kulon Progo

NO URAIAN PEKERJAAN BAHAN SPESIFIKASI / MERK

14 Pekerjaan LAN Pipa conduit Ø 20 mm sekualitas Clipsal, EGA Outlet LAN tipe

B1SRJ5EK sekualitas Clipsal, Broco, Panasonic

Kabel LAN

sekualitas Belden USA yang dilampiri sertifikat keaslian, AVAYA

Instalasi Sekualitas UTP CAT 5E Swicth Hub 24 Port

Managable

Switch Hub 16 Port 12 Pekerjaan Mekanikal Roof drain Ø 3” sekualitas SAN-EI Pipa PVC Ø 3” sekualitas Wavin tipe AW