Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

82
Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti Rizky Syaiful – Agile Practice & Innovation Director PT. Scrum Asia Pasifik

description

Intro untuk Scrum bahkan bagi mereka yang belum pernah mendengar. Spesial untuk orang Indonesia. Disajikan secara ringan dan menyeluruh. Dilengkapi dengan animasi & narasi.

Transcript of Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Page 1: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum 101:Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Rizky Syaiful – Agile Practice & Innovation DirectorPT. Scrum Asia Pasifik

Page 2: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Something InterestingSebelum bicara tentang Scrum, ada satu hal yang mungkin menarik. Pakar Sistem Teori, Snowden, berkata bahwa cuma ada 4 jenis masalah di dunia ini.

Page 3: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Something InterestingSebelum bicara tentang Scrum, ada satu hal yang mungkin menarik. Pakar Sistem Teori, Snowden, berkata bahwa cuma ada 4 jenis masalah di dunia ini.

Yang pertama adalah masalah sederhana. Solusinya biasanya best practice yang sudah diketahui dan terima semua orang.

Page 4: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Something InterestingSebelum bicara tentang Scrum, ada satu hal yang mungkin menarik. Pakar Sistem Teori, Snowden, berkata bahwa cuma ada 4 jenis masalah di dunia ini.

Yang pertama adalah masalah sederhana. Solusinya biasanya best practice yang sudah diketahui dan terima semua orang.

Lalu ada masalah rumit. Butuh analisa untuk menemukan solusi yang tepat. Namun secara umum, masalah-masalah serupa sudah dipecahkan pihak lain sebelumnya.

Page 5: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Something InterestingSebelum bicara tentang Scrum, ada satu hal yang mungkin menarik. Pakar Sistem Teori, Snowden, berkata bahwa cuma ada 4 jenis masalah di dunia ini.

Yang pertama adalah masalah sederhana. Solusinya biasanya best practice yang sudah diketahui dan terima semua orang.

Lalu ada masalah rumit. Butuh analisa untuk menemukan solusi yang tepat. Namun secara umum, masalah-masalah serupa sudah dipecahkan pihak lain sebelumnya.

Selanjutnya masalah kompleks. Konteks masalah semakin detail. Yang tidak diketahui semakin banyak. Solusi mulai novel.

Page 6: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Something InterestingSebelum bicara tentang Scrum, ada satu hal yang mungkin menarik. Pakar Sistem Teori, Snowden, berkata bahwa cuma ada 4 jenis masalah di dunia ini.

Yang pertama adalah masalah sederhana. Solusinya biasanya best practice yang sudah diketahui dan terima semua orang.

Lalu ada masalah rumit. Butuh analisa untuk menemukan solusi yang tepat. Namun secara umum, masalah-masalah serupa sudah dipecahkan pihak lain sebelumnya.

Selanjutnya masalah kompleks. Konteks masalah semakin detail. Yang tidak diketahui semakin banyak. Solusi mulai novel.

Terakhir adalah chaos. Solusi harus segera ditemukan dan diterapkan. Sehingga lebih menggunakan insting.

Page 7: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

How About Software Development?

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 8: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

SoftwareDevelopment

How About Software Development?

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 9: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

SoftwareDevelopment

ABSTRACT

How About Software Development?Software itu abstrak. Calon pengguna baru bisa memberikan penilaian final ketika sudah mencobanya langsung. Sebelum itu, kadang mereka sendiri masih bingung dengan apa yang mereka mau.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 10: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

SoftwareDevelopment

ABSTRACT

HARD

How About Software Development?Software itu abstrak. Calon pengguna baru bisa memberikan penilaian final ketika sudah mencobanya langsung. Sebelum itu, kadang mereka sendiri masih bingung dengan apa yang mereka mau.

Software juga tidak mudah dikembangkan. Tidak seperti ilmu pertukangan, pemograman bukan hal yang mudah dipelajari semua orang. Kesulitannya makin bertambah ketika softwarenya jadi semakin besar dan perlu dikerjakan oleh tim.

Software Development adalah masalah kompleks. Tidak ada buku panduan yang bisa menyelesaikan semua masalah software development yang ada di dunia ini.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 11: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Iron Triangle in Software Development Project

SoftwareDevelopment

ABSTRACT

HARD

SCOPE

QUALITY

TIME

How About Software Development?Software itu abstrak. Calon pengguna baru bisa memberikan penilaian final ketika sudah mencobanya langsung. Sebelum itu, kadang mereka sendiri masih bingung dengan apa yang mereka mau.

Software juga tidak mudah dikembangkan. Tidak seperti ilmu pertukangan, pemograman bukan hal yang mudah dipelajari semua orang. Kesulitannya makin bertambah ketika softwarenya jadi semakin besar dan perlu dikerjakan oleh tim.

Software Development adalah masalah kompleks. Tidak ada buku panduan yang bisa menyelesaikan semua masalah software development yang ada di dunia ini.

Bahkan sering kita harus mengobankan satu dari tiga aspek ini.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 12: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Real World Condition

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 13: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Waterfall

Real World Condition

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 14: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Waterfall

“Trying to remove unpredictability by try to cover all aspects from the beginning.”

Real World ConditionKarena kesederhanaannya, wajar jika gaya pengembangan ini yang pertama kali digunakan luas. Biasanya dimulai dengan requirement gathering, lalu desain semua aspek, lalu pengembangan, dan testing. Harus pintar-pintar menggilir SDM di multiple project di Waterfall, kalau tidak SDM bisa sering idle.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 15: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Waterfall

“Trying to remove unpredictability by try to cover all aspects from the beginning.”

Real World ConditionKarena kesederhanaannya, wajar jika gaya pengembangan ini yang pertama kali digunakan luas. Biasanya dimulai dengan requirement gathering, lalu desain semua aspek, lalu pengembangan, dan testing. Harus pintar-pintar menggilir SDM di multiple project di Waterfall, kalau tidak SDM bisa sering idle.

Kadang, ada hal yang baru disadari di akhir. Pengerjaannya memakan waktu testing. Decrease quality.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 16: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Waterfall

“Trying to remove unpredictability by try to cover all aspects from the beginning.”

Scrum“Embrace unpredictability by reducing the development lifecycle and smaller achievable goal.”

Real World ConditionKarena kesederhanaannya, wajar jika gaya pengembangan ini yang pertama kali digunakan luas. Biasanya dimulai dengan requirement gathering, lalu desain semua aspek, lalu pengembangan, dan testing. Harus pintar-pintar menggilir SDM di multiple project di Waterfall, kalau tidak SDM bisa sering idle.

Kadang, ada hal yang baru disadari di akhir. Pengerjaannya memakan waktu testing. Decrease quality.

Scrum menggunakan pendekatan lain. Pengembangan software dibagi menjadi potongan-potongan kecil. Dalam satu unit waktu, developer fokus mengerjakan satu potongan secara cross-function. Setelah selesai, potongan kecil tersebut bisa langsung digunakan user.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 17: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Waterfall

“Trying to remove unpredictability by try to cover all aspects from the beginning.”

Scrum“Embrace unpredictability by reducing the development lifecycle and smaller achievable goal.”

1st Release

1st Release

Real World ConditionKarena kesederhanaannya, wajar jika gaya pengembangan ini yang pertama kali digunakan luas. Biasanya dimulai dengan requirement gathering, lalu desain semua aspek, lalu pengembangan, dan testing. Harus pintar-pintar menggilir SDM di multiple project di Waterfall, kalau tidak SDM bisa sering idle.

Kadang, ada hal yang baru disadari di akhir. Pengerjaannya memakan waktu testing. Decrease quality.

Scrum menggunakan pendekatan lain. Pengembangan software dibagi menjadi potongan-potongan kecil. Dalam satu unit waktu, developer fokus mengerjakan satu potongan secara cross-function. Setelah selesai, potongan kecil tersebut bisa langsung digunakan user.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 18: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Waterfall

“Trying to remove unpredictability by try to cover all aspects from the beginning.”

Scrum“Embrace unpredictability by reducing the development lifecycle and smaller achievable goal.”

1st Release 1st Update for the 2nd

highest business value

1st Release

Real World ConditionKarena kesederhanaannya, wajar jika gaya pengembangan ini yang pertama kali digunakan luas. Biasanya dimulai dengan requirement gathering, lalu desain semua aspek, lalu pengembangan, dan testing. Harus pintar-pintar menggilir SDM di multiple project di Waterfall, kalau tidak SDM bisa sering idle.

Kadang, ada hal yang baru disadari di akhir. Pengerjaannya memakan waktu testing. Decrease quality.

Scrum menggunakan pendekatan lain. Pengembangan software dibagi menjadi potongan-potongan kecil. Dalam satu unit waktu, developer fokus mengerjakan satu potongan secara cross-function. Setelah selesai, potongan kecil tersebut bisa langsung digunakan user.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 19: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

What is Scrum?

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 20: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum (n): A framework within which people can address complex adaptive problems, while productively and creatively delivering products of the highest possible value.

What is Scrum?

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 21: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum (n): A framework within which people can address complex adaptive problems, while productively and creatively delivering products of the highest possible value.

What is Scrum?

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 22: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

What Does Scrum Offer

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 23: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

What Does Scrum Offer

Deliver highest business values in shortest timeframe

Dari sisi bisnis, Scrum secara definitif menawarkan hal-hal yang memiliki nilai bisnis tertinggi, siap dalam periode waktu yang singkat.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 24: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

What Does Scrum Offer

Deliver highest business values in shortest timeframe

$Greater possibility of faster ROI &

More time to learn-adapt your business decision

Dari sisi bisnis, Scrum secara definitif menawarkan hal-hal yang memiliki nilai bisnis tertinggi, siap dalam periode waktu yang singkat.

Hal tersebut amat baik untuk bisnis. Pertama, peluang makin cepatnya ROI membesar. Time to market yang lebih cepat dari kompetitor adalah hal yang penting dalam industri saat ini.

Tidak selamanya langkah bisnis yang kita ambil memberikan hasil yang sesuai dengan harapan awal. Time to market yang lebih cepat membuat kita bisa cepat melakukan pengaturan ulang langkah bisnis ke depannya.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 25: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

What Does Scrum Offer

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 26: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

What Does Scrum Offer

A creative & productiveworkplace

Dari definisinya, Scrum juga menawarkan lingkungan kerja yang kreatif dan produktif.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 27: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

What Does Scrum Offer

A creative & productiveworkplace

Self-organize

Dari definisinya, Scrum juga menawarkan lingkungan kerja yang kreatif dan produktif.

Scrum membebaskan tim developer mengatur sendiri cara mereka membangun software. Anggota tim developer memilih sendiri apa yang yang akan masing-masing kerjakan sembari terus berkoordinasi & cross-function. Tidak ada idle.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 28: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

What Does Scrum Offer

A creative & productiveworkplace

Self-organizeContinuouslyImprove

Dari definisinya, Scrum juga menawarkan lingkungan kerja yang kreatif dan produktif.

Scrum membebaskan tim developer mengatur sendiri cara mereka membangun software. Anggota tim developer memilih sendiri apa yang yang akan masing-masing kerjakan sembari terus berkoordinasi & cross-function. Tidak ada idle.

Setiap akhir fase penyerahan potongan produk yang selesai, selalu ada sesi retrospektif untuk mencari cara membuat pengerjaan software ke depannya jadi lebih baik.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 29: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

What Does Scrum Offer

A creative & productiveworkplace

Self-organizeContinuouslyImprove

ModernEngineering

Practices

Dari definisinya, Scrum juga menawarkan lingkungan kerja yang kreatif dan produktif.

Scrum membebaskan tim developer mengatur sendiri cara mereka membangun software. Anggota tim developer memilih sendiri apa yang yang akan masing-masing kerjakan sembari terus berkoordinasi & cross-function. Tidak ada idle.

Setiap akhir fase penyerahan potongan produk yang selesai, selalu ada sesi retrospektif untuk mencari cara membuat pengerjaan software ke depannya jadi lebih baik.

Kunci dari cross-functional team adalah penguasaan teknik-teknik pembangunan software terbaru.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 30: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

What Does Scrum Offer

A creative & productiveworkplace

Self-organizeContinuouslyImprove

ModernEngineering

Practices

SaneWorking Hour

Dari definisinya, Scrum juga menawarkan lingkungan kerja yang kreatif dan produktif.

Scrum membebaskan tim developer mengatur sendiri cara mereka membangun software. Anggota tim developer memilih sendiri apa yang yang akan masing-masing kerjakan sembari terus berkoordinasi & cross-function. Tidak ada idle.

Setiap akhir fase penyerahan potongan produk yang selesai, selalu ada sesi retrospektif untuk mencari cara membuat pengerjaan software ke depannya jadi lebih baik.

Kunci dari cross-functional team adalah penguasaan teknik-teknik pembangunan software terbaru.Ketika manajemen pengerjaan teknis diserahkan ke tim developer itu sendiri, mereka jadi bisa mengatur waktu sendiri sehingga terbebas dari lembur.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 31: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

The “How” Details

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 32: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 33: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 34: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Artifact: Product Backlog Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, & Increment.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 35: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

PB Items donein 1st Sprint

PB Items donein 2nd Sprint

The continuously evolvingwishlist

The Artifact: Product Backlog Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, & Increment.

PB terdiri dari kumpulan PB item (PBI). Cukup satu PB untuk satu software. Karena PB adalah representasi dari software itu sendiri. Kondisi software saat ini bisa dilihat dari PBI yang ditandai selesai. Proyeksi software ke depannya bisa dilihat dari PBI yang belum selesai (wishlist).

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 36: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

PB Items donein 1st Sprint

PB Items donein 2nd Sprint

The continuously evolvingwishlist

The Artifact: Product Backlog

Product Backlog Item:1) Description2) Order3) Estimation4) Business Value

Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, & Increment.

PB terdiri dari kumpulan PB item (PBI). Cukup satu PB untuk satu software. Karena PB adalah representasi dari software itu sendiri. Kondisi software saat ini bisa dilihat dari PBI yang ditandai selesai. Proyeksi software ke depannya bisa dilihat dari PBI yang belum selesai (wishlist).

Ada empat elemen wajib dalam setiap PBI; description, order, estimation, & business value. Elemen lain bisa saja ditambah jika dirasa perlu.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 37: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

PB Items donein 1st Sprint

PB Items donein 2nd Sprint

The continuously evolvingwishlist

The Artifact: Product Backlog

Product Backlog Item:1) Description2) Order3) Estimation4) Business Value

Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, & Increment.

PB terdiri dari kumpulan PB item (PBI). Cukup satu PB untuk satu software. Karena PB adalah representasi dari software itu sendiri. Kondisi software saat ini bisa dilihat dari PBI yang ditandai selesai. Proyeksi software ke depannya bisa dilihat dari PBI yang belum selesai (wishlist).

Ada empat elemen wajib dalam setiap PBI; description, order, estimation, & business value. Elemen lain bisa saja ditambah jika dirasa perlu.

Dari PB kita juga bisa melihat riwayat pengembangan software. Karena PBI yang sudah selesai dikelompokan berdasarkan iterasi. Kita juga bisa memprediksi yang akan dikerjakan di iterasi berikutnya. Karena PBI diurut berdasarkan nilai bisnis & dependensi teknis.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 38: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 39: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Artifact: Sprint Backlog Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, & Increment.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 40: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Artifact: Sprint Backlog Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, & Increment.

PB Items donein 1st Sprint

PB Items donein 2nd Sprint

The continuously evolvingwishlist

PB Items takenfor 3nd Sprint work

Daftar PBI teratas yang akhirnya diambil untuk kerjakan di iterasi ini, adalah bagian dari apa yang disebut Sprint Backlog

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 41: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Artifact: Sprint Backlog Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, & Increment.

PB Items donein 1st Sprint

PB Items donein 2nd Sprint

The continuously evolvingwishlist

PB Items takenfor 3nd Sprint work

PLANto do it and realize

Sprint Goal

Sprint Backlog =

Daftar PBI teratas yang akhirnya diambil untuk kerjakan di iterasi ini, adalah bagian dari apa yang disebut Sprint Backlog

Bagian lainnya adalah rencana untuk mengerjakan hal-hal tersebut dan mencapai Sprint Goal.

Sprint Goal sendiri bisa disebut objective set yang merangkum PBI-PBI yang diambil untuk dikerjakan. Dengan adanya Sprint Goal, pengerjaan dalam satu iterasi memiliki tema yang koheren sehingga kerja sama tim jadi diperlukan.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 42: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 43: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Artifact: Increment Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, & Increment.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 44: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Artifact: Increment Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, & Increment.

Sprint Backlog

Sprint Goal

Kita sudah mengetahui tentang Sprint Backlog & Sprint Goal.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 45: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Artifact: Increment Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, & Increment.

Sprint Backlog

Development

Sprint Goal

Increment

Kita sudah mengetahui tentang Sprint Backlog & Sprint Goal.

Kedua hal tersebut menjadi panduan untuk pengembangan di iterasi ini. Jika pengembangan berjalan seperti yang diharapkan maka diakhir iterasi akan ada potongan produk yang “done” yang disebut Increment.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 46: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Artifact: Increment Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, & Increment.

Sprint Backlog

Development

Sprint Goal

Increment

Kita sudah mengetahui tentang Sprint Backlog & Sprint Goal.

Kedua hal tersebut menjadi panduan untuk pengembangan di iterasi ini. Jika pengembangan berjalan seperti yang diharapkan maka diakhir iterasi akan ada potongan produk yang “done” yang disebut Increment.

“Done” yang dimaksud adalah memenuhi kriteria “Definition of Done” (DoD). DoD umumnya berupa daftar checklist yang bisa berbeda-beda di tiap organisasi. Jika tidak ada arahan dari organisasi, DoD ditentukan sendiri oleh para developer. Di DoD terlihat kualitas dari software yang dihasilkan dan siap digunakan.

Done

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 47: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Artifact: Increment Artefak pada Scrum: Product Backlog, Sprint Backlog, & Increment.

Sprint Backlog

Development

Sprint Goal

Increment

Kita sudah mengetahui tentang Sprint Backlog & Sprint Goal.

Kedua hal tersebut menjadi panduan untuk pengembangan di iterasi ini. Jika pengembangan berjalan seperti yang diharapkan maka diakhir iterasi akan ada potongan produk yang “done” yang disebut Increment.

“Done” yang dimaksud adalah memenuhi kriteria “Definition of Done” (DoD). DoD umumnya berupa daftar checklist yang bisa berbeda-beda di tiap organisasi. Jika tidak ada arahan dari organisasi, DoD ditentukan sendiri oleh para developer. Di DoD terlihat kualitas dari software yang dihasilkan dan siap digunakan.

Apakah Increment akan dilempar ke pengguna adalah bukan kontrol para developer.

Done

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 48: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

© 2013 PT. Scrum Asia Pasifik

Page 49: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Roles

© 2013 PT. Scrum Asia Pasifik

Dalam Scrum, terdapat tiga peran.

Page 50: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Roles

© 2013 PT. Scrum Asia Pasifik

Dalam Scrum, terdapat tiga peran.

Page 51: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Roles

Product Owner © 2013 PT. Scrum Asia Pasifik

Dalam Scrum, terdapat tiga peran.#1 Product Owner. Bertanggung jawab terhadap keluaran software development. PO memegang kendali penuh atas PB. Sebagai orang bisnis, PO menyusun PBI sedemikian rupa sehingga software bisa ROI secepat mungkin.

Page 52: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Roles

Product Owner Dev. Team © 2013 PT. Scrum Asia Pasifik

Dalam Scrum, terdapat tiga peran.#1 Product Owner. Bertanggung jawab terhadap keluaran software development. PO memegang kendali penuh atas PB. Sebagai orang bisnis, PO menyusun PBI sedemikian rupa sehingga software bisa ROI secepat mungkin.

#2 Developement Team (DT). Bertanggung jawab terhadap proses software development. Memilih PBI yang akan dikerjakan di iterasi berikutnya.

Page 53: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Roles

Product Owner Dev. Team Scrum Master © 2013 PT. Scrum Asia Pasifik

Dalam Scrum, terdapat tiga peran.#1 Product Owner. Bertanggung jawab terhadap keluaran software development. PO memegang kendali penuh atas PB. Sebagai orang bisnis, PO menyusun PBI sedemikian rupa sehingga software bisa ROI secepat mungkin.

#2 Developement Team (DT). Bertanggung jawab terhadap proses software development. Memilih PBI yang akan dikerjakan di iterasi berikutnya.

#3 Scrum Master. Bertanggung jawab membuat Scrum dimengerti dan dijalankan. Membantu PO memahami PB. Mendewasakan anggota DT, sehingga bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri, berkerja secara simultan bersama-sama (cross-function), self organize, mau terus belajar modern engineering practices. Menanamkan komitmen, transparansi, respek, keberanian, & keterbukaan ke semua tim Scrum.

Page 54: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 55: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Events

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 56: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The Events Iterasi dalam Scrum disebut Sprint. Tidak ada jeda antara Sprint. Lama satu Sprint maksimum 4 minggu.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 57: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The EventsSprint

The Developmentof Sprint Goal

Iterasi dalam Scrum disebut Sprint. Tidak ada jeda antara Sprint. Lama satu Sprint maksimum 4 minggu.Mayoritas Sprint diisi dengan pengembangan software.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 58: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The EventsSprint

The Developmentof Sprint Goal

Guided By Daily Scrum Meeting

Iterasi dalam Scrum disebut Sprint. Tidak ada jeda antara Sprint. Lama satu Sprint maksimum 4 minggu.Mayoritas Sprint diisi dengan pengembangan software.Dipandu setiap harinya dengan Daily Scrum Meeting. Anggota DT bergiliran menyampaikan apa yang sudah dikerjakan satu hari kemarin, akan dikerjakan satu hari ini, juga kendala jika ada. Maksimum waktu 15 menit.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 59: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The EventsSprint

The Developmentof Sprint Goal

Guided By Daily Scrum MeetingSprint

Planning

Iterasi dalam Scrum disebut Sprint. Tidak ada jeda antara Sprint. Lama satu Sprint maksimum 4 minggu.Mayoritas Sprint diisi dengan pengembangan software.Dipandu setiap harinya dengan Daily Scrum Meeting. Anggota DT bergiliran menyampaikan apa yang sudah dikerjakan satu hari kemarin, akan dikerjakan satu hari ini, juga kendala jika ada. Maksimum waktu 15 menit.

PBI apa yang akan dikerjakan dalam satu sprint ditentukan di Sprint Planning. Maksimum 8 jam untuk 4 minggu Sprint. Setelah ini, pekerjaan jadi milik DT.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 60: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The EventsSprint

The Developmentof Sprint Goal

Guided By Daily Scrum MeetingSprint

Planning

Up to 10% for PB Refinement

Iterasi dalam Scrum disebut Sprint. Tidak ada jeda antara Sprint. Lama satu Sprint maksimum 4 minggu.Mayoritas Sprint diisi dengan pengembangan software.Dipandu setiap harinya dengan Daily Scrum Meeting. Anggota DT bergiliran menyampaikan apa yang sudah dikerjakan satu hari kemarin, akan dikerjakan satu hari ini, juga kendala jika ada. Maksimum waktu 15 menit.

PBI apa yang akan dikerjakan dalam satu sprint ditentukan di Sprint Planning. Maksimum 8 jam untuk 4 minggu Sprint. Setelah ini, pekerjaan jadi milik DT.

Di tengah-tengah DT bisa membantu PO memperjelas PB seiring dengan bertambahnya pengetahuan.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 61: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The EventsSprint

The Developmentof Sprint Goal

Guided By Daily Scrum MeetingSprint

Planning

SprintReview

Up to 10% for PB Refinement

Iterasi dalam Scrum disebut Sprint. Tidak ada jeda antara Sprint. Lama satu Sprint maksimum 4 minggu.Mayoritas Sprint diisi dengan pengembangan software.Dipandu setiap harinya dengan Daily Scrum Meeting. Anggota DT bergiliran menyampaikan apa yang sudah dikerjakan satu hari kemarin, akan dikerjakan satu hari ini, juga kendala jika ada. Maksimum waktu 15 menit.

PBI apa yang akan dikerjakan dalam satu sprint ditentukan di Sprint Planning. Maksimum 8 jam untuk 4 minggu Sprint. Setelah ini, pekerjaan jadi milik DT.

Di tengah-tengah DT bisa membantu PO memperjelas PB seiring dengan bertambahnya pengetahuan.

Pengembangan diakhiri dengan Sprint Review. PO menilai Increment yang dihasilkan DT.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 62: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

maximize transparency, inspection, & adaptation.

The “How” DetailsSounds Easy? Nope. That’s why we need to…

The EventsSprint

The Developmentof Sprint Goal

Guided By Daily Scrum MeetingSprint

Planning

SprintReview

SprintRetro.Up to 10% for PB Refinement

Iterasi dalam Scrum disebut Sprint. Tidak ada jeda antara Sprint. Lama satu Sprint maksimum 4 minggu.Mayoritas Sprint diisi dengan pengembangan software.Dipandu setiap harinya dengan Daily Scrum Meeting. Anggota DT bergiliran menyampaikan apa yang sudah dikerjakan satu hari kemarin, akan dikerjakan satu hari ini, juga kendala jika ada. Maksimum waktu 15 menit.

PBI apa yang akan dikerjakan dalam satu sprint ditentukan di Sprint Planning. Maksimum 8 jam untuk 4 minggu Sprint. Setelah ini, pekerjaan jadi milik DT.

Di tengah-tengah DT bisa membantu PO memperjelas PB seiring dengan bertambahnya pengetahuan.

Pengembangan diakhiri dengan Sprint Review. PO menilai Increment yang dihasilkan DT.

Lalu Sprint Retrospective. Tim Scrum menyusun rencana perbaikan di Sprint selanjutnya dari sisi proses.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 63: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

But Remember, Scrum is NOT a Silver Bullet

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 64: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

But Remember, Scrum is NOT a Silver Bullet

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 65: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

But Remember, Scrum is NOT a Silver Bullet

When Everythingis Simple & Predictable

Use Waterfall or Any Existing Process that works

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 66: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

That’s it about Scrum

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 67: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Bonus

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 68: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum, Agile, & Success Stories

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 69: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum, Agile, & Success Stories

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 70: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum, Agile, & Success StoriesChessRule

FootballRule Scrum

Scrum pada software development analog dengan aturan pada olahraga. Jika ingin memenangkan pertandingan, tahu aturan saja tidak cukup.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 71: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum, Agile, & Success StoriesChessRule

FootballRule Scrum

Player Skill

Scrum pada software development analog dengan aturan pada olahraga. Jika ingin memenangkan pertandingan, tahu aturan saja tidak cukup.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 72: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum, Agile, & Success StoriesChessRule

FootballRule Scrum

Player Skill

Player & Teamwork

Skill

Scrum pada software development analog dengan aturan pada olahraga. Jika ingin memenangkan pertandingan, tahu aturan saja tidak cukup.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 73: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum, Agile, & Success StoriesChessRule

FootballRule Scrum

Player Skill

Player & Teamwork

Skill

Tech & Teamwork

Skill

Scrum pada software development analog dengan aturan pada olahraga. Jika ingin memenangkan pertandingan, tahu aturan saja tidak cukup.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 74: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum, Agile, & Success StoriesChessRule

FootballRule Scrum

Player Skill

Player & Teamwork

Skill

Tech & Teamwork

Skill

Emotional& Social

Intelligence

Modern (Agile)

Engineering Practices

Scrum pada software development analog dengan aturan pada olahraga. Jika ingin memenangkan pertandingan, tahu aturan saja tidak cukup.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 75: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum, Agile, & Success StoriesChessRule

FootballRule Scrum

Player Skill

Player & Teamwork

Skill

Tech & Teamwork

Skill

Emotional& Social

Intelligence

Modern (Agile)

Engineering Practices

Scrum pada software development analog dengan aturan pada olahraga. Jika ingin memenangkan pertandingan, tahu aturan saja tidak cukup.

Untuk berhasil, perlu pengetahuan yang mendalam terkait modern engineering practices. Hal ini bisa dipelajari lewat buku dan internet.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 76: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum, Agile, & Success StoriesChessRule

FootballRule Scrum

Player Skill

Player & Teamwork

Skill

Tech & Teamwork

Skill

Emotional& Social

Intelligence

Modern (Agile)

Engineering Practices

ART

Scrum pada software development analog dengan aturan pada olahraga. Jika ingin memenangkan pertandingan, tahu aturan saja tidak cukup.

Untuk berhasil, perlu pengetahuan yang mendalam terkait modern engineering practices. Hal ini bisa dipelajari lewat buku dan internet.

Namun untuk kerja sama tim, diperlukan kecerdasan interpersonal & intrapersonal (kedewasaan) dari setiap anggota tim. Hal ini perlu di-coaching, dan waktunya tidak sebentar.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 77: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum, Agile, & Success Stories

Scrum

Tech & Teamwork

Skill

Emotional& Social

Intelligence

Modern (Agile)

Engineering Practices

ART

Scrum pada software development analog dengan aturan pada olahraga. Jika ingin memenangkan pertandingan, tahu aturan saja tidak cukup.

Untuk berhasil, perlu pengetahuan yang mendalam terkait modern engineering practices. Hal ini bisa dipelajari lewat buku dan internet.

Namun untuk kerja sama tim, diperlukan kecerdasan interpersonal & intrapersonal (kedewasaan) dari setiap anggota tim. Hal ini perlu di-coaching, dan waktunya tidak sebentar.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 78: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum, Agile, & Success Stories

Scrum

Tech & Teamwork

Skill

Emotional& Social

Intelligence

Modern (Agile)

Engineering Practices

ART

That’s Why, Scrum Always Mention Agile Scrum pada software development analog dengan aturan pada olahraga. Jika ingin memenangkan pertandingan, tahu aturan saja tidak cukup.

Untuk berhasil, perlu pengetahuan yang mendalam terkait modern engineering practices. Hal ini bisa dipelajari lewat buku dan internet.

Namun untuk kerja sama tim, diperlukan kecerdasan interpersonal & intrapersonal (kedewasaan) dari setiap anggota tim. Hal ini perlu di-coaching, dan waktunya tidak sebentar.Itulah kenapa Scrum tidak bisa dipisahkan dengan agile ( Scrum+XP, Scrum+Kanban, dll ). Scrum hanyalah framework / wadah yang mudah dimengerti. Scrum sulit dikuasai, karena memerlukan skill teknis yang mumpuni & attitude yang baik.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 79: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum, Agile, & Success Stories

Scrum

Tech & Teamwork

Skill

Emotional& Social

Intelligence

Modern (Agile)

Engineering Practices

ART

That’s Why, Scrum Always Mention Agile

New Term: “Scrum And…”

Scrum pada software development analog dengan aturan pada olahraga. Jika ingin memenangkan pertandingan, tahu aturan saja tidak cukup.

Untuk berhasil, perlu pengetahuan yang mendalam terkait modern engineering practices. Hal ini bisa dipelajari lewat buku dan internet.

Namun untuk kerja sama tim, diperlukan kecerdasan interpersonal & intrapersonal (kedewasaan) dari setiap anggota tim. Hal ini perlu di-coaching, dan waktunya tidak sebentar.Itulah kenapa Scrum tidak bisa dipisahkan dengan agile ( Scrum+XP, Scrum+Kanban, dll ). Scrum hanyalah framework / wadah yang mudah dimengerti. Scrum sulit dikuasai, karena memerlukan skill teknis yang mumpuni & attitude yang baik.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 80: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum, Agile, & Success Stories

Scrum

Tech & Teamwork

Skill

Emotional& Social

Intelligence

Modern (Agile)

Engineering Practices

ART

That’s Why, Scrum Always Mention Agile

New Term: “Scrum And…”

That’s Why,Scrum is Only The Beginning of Journey

Scrum pada software development analog dengan aturan pada olahraga. Jika ingin memenangkan pertandingan, tahu aturan saja tidak cukup.

Untuk berhasil, perlu pengetahuan yang mendalam terkait modern engineering practices. Hal ini bisa dipelajari lewat buku dan internet.

Namun untuk kerja sama tim, diperlukan kecerdasan interpersonal & intrapersonal (kedewasaan) dari setiap anggota tim. Hal ini perlu di-coaching, dan waktunya tidak sebentar.Itulah kenapa Scrum tidak bisa dipisahkan dengan agile ( Scrum+XP, Scrum+Kanban, dll ). Scrum hanyalah framework / wadah yang mudah dimengerti. Scrum sulit dikuasai, karena memerlukan skill teknis yang mumpuni & attitude yang baik.

© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id

Page 81: Scrum 101: Bahkan Nenek Saya Bisa Mengerti

Scrum, Agile, & Success Stories

Scrum

Tech & Teamwork

Skill

Emotional& Social

Intelligence

Modern (Agile)

Engineering Practices

ART

That’s Why, Scrum Always Mention Agile

New Term: “Scrum And…”

That’s Why,Scrum is Only The Beginning of Journey

New Term: “Scrum But…”

Scrum pada software development analog dengan aturan pada olahraga. Jika ingin memenangkan pertandingan, tahu aturan saja tidak cukup.

Untuk berhasil, perlu pengetahuan yang mendalam terkait modern engineering practices. Hal ini bisa dipelajari lewat buku dan internet.

Namun untuk kerja sama tim, diperlukan kecerdasan interpersonal & intrapersonal (kedewasaan) dari setiap anggota tim. Hal ini perlu di-coaching, dan waktunya tidak sebentar.Itulah kenapa Scrum tidak bisa dipisahkan dengan agile ( Scrum+XP, Scrum+Kanban, dll ). Scrum hanyalah framework / wadah yang mudah dimengerti. Scrum sulit dikuasai, karena memerlukan skill teknis yang mumpuni & attitude yang baik.

Bahkan aturan main juga bisa diubah, jika agile sudah jadi budaya. (Facebook, Google)© 2014 PT. Scrum Asia Pasifik – www.scrum.co.id