Schist o Soma

download Schist o Soma

of 14

description

SchistoSoma

Transcript of Schist o Soma

SCHISTOSOMIASIS

PENDAHULUANSchistosoma merupakan cacing daun yang paling terkenal di antara semua cacing daun lainnya karena dapat menyebabkan penyakit schistosomatiasis atau bilharziasis pada manusia. Hewan seperti sapi, domba dan anjing juga sering menjadi hospes bagi schistosoma ini.

MORFOLOGIMorfologi umum dari Schistosoma adalah:- Tidak memiliki rongga badan dan semua organ berada didalam jaringan parenkim- Tubuh biasanya pipih dorso-ventral, biasanya tidak bersegmen, berbentuk panjang langsing- Mempunyai lekukan yang bagian tengahnya berlubang, yang disebut alat penghisap (batil isap/sucker) berjumlah dua buah, yang satu mengelilingi mulut dikenal dengan istilah Oral Sucker dan yang lain berada 1/3 anterior tubuh dibagian ventral atau pada ujung posterior disebut Ventral Sucker (Asetabulum)- Kutikula atau tegumen cacing ada yang licin dan ada yang berduri, berfungsi sebagai pembungkus badan juga secara faal bertanggung jawab dalam melaksanakan makanan.

ETIOLOGITidak seperti proses cacingan yang sering dijumpai, cacing Schistosoma masuk ke tubuh inang bukan dari mulut, tapi langsung menembus pori-pori kulit menuju aliran darah menyerbu jantung dan paru-paru untuk selanjutnya menuju hati.Schistosomiasis diperoleh dari berenang, menyeberangi, atau mandi di air bersih yang terkontaminasi dengan parasit yang bebas berenang. Schistosomes berkembang biak di dalam keong jenis khusus yang menetap di air, dimana mereka dilepaskan untuk berenang bebas di dalam air.Jika mereka mengenai kulit seseorang, mereka masuk ke dalam dan bergerak melalui aliran darah menuju paru-paru, dimana mereka menjadi dewasa menjadi cacing pita dewasa. Cacing pita dewasa tersebut masuk melalui aliran darah menuju tempat terakhir di dalam pembuluh darah kecil di kandung kemih atau usus, dimana mereka tinggal untuk beberapa tahun.Cacing pita dewasa tersebut meletakkan telur-telur dalam jumlah besar pada dinding kandung kemih atau usus. Telur-telur tersebut menyebabkan jaringan setempat rusak dan meradang, yang menyebabkan borok, pendarahan, dan pembentukan jaringan luka parut. Beberapa telur masuk ke dalam kotoran(tinja)atau kemih. Jika kemih atau kotoran pada orang yang terinfeksi memasuki air bersih, telur-telur tersebut menetas, dan parasit memasuki keong untuk mulai siklusnya kembali.

KLASIFIKASI ILMIAHKingdom : AnimaliaPhylum : PlatyhelminthesClass : TrematodaSubclass : DigeneaOrdo : StrigeididaFamily : Schistosomatidae

SIKLUS HIDUPSiklus hidup Schistosoma secara umum adalah telur cacing akan keluar bersama tinja hewan saat defekasi. Pada kondisi menunjang (kelembaban suhu yang sesuai), telur akan berkembang dan menetas mengeluarkan larva mirasidium.Mirasidium berbentuk segitiga, dengan bagian depan melebar dan biasanya ditutupi oleh silia, juga biasanya mempunyai duri untuk membuat lubang masuk kedalam tubuh hospes antara (biasanya adalah siput). Mirasidium biasanya dilengkapi dengan sistem ekskresi dan sistem syaraf dan mempunyai usus berbentuk kantung, serta bintik mata. Pada waktu mirasidium menembus kulit hospes antara silianya lepas dan larva menjadi sporokista, yaitu masa sel yang tanpa diferensiasi. Di dalam sporokista terbentuk redia dan di dalam tubuh redia terbentuk serkaria.Serkaria adalah bentuk infektif dari larva dan dapat langsung menginfeksi hospes definitif melalui makanan, minuman atau aktif menembus kulit, namun serkaria dapat mengkista diluar tubuh terutama pada tanaman air/rerumputan dan bentuk kista ini disebut metaserkaria yang bersifat infeksius.Mula-mula schistosomiasis menjangkiti orang melalui kulit dalam bentuk cercaria yang mempunyai ekor berbentuk seperti kulit manusia, parasit tersebut mengalami transformasi yaitu dengan cara membuang ekornya dan berubah menjadi cacing. Selanjutnya cacing ini menembus jaringan bawah kulit dan memasuki pembuluh darah menyerbu jantung dan paru-paru untuk selanjutnya menuju hati.Di dalam hati orang yang dijangkiti, cacing-cacing tersebut menjadi dewasa dalam bentuk jantan dan betina. Pada tingkat ini, tiap cacing betina memasuki celah tubuh cacing jantan dan tinggal di dalam hati orang yang dijangkiti untuk selamanya. Pada akhirnya pasangan-pasangan cacing Schistosoma bersama-sama pindah ke tempat tujuan terakhir yakni pembuluh darah usus kecil yang merupakan tempat persembunyian bagi pasangan cacing Schistosoma sekaligus tempat bertelur.

PREDILEKSI Heterobilharzia americana : vena abdominalisSchistosoma douthitti : sistem portal hepatisSchistosoma rodhaini : hati, mesenteriumSchistosoma japonicum : vena mesenterica superiorSchistosoma haematobium : saluran urinaria, kandung kemih, vena mesentericaSchistosoma mansoni : saluran gastrointestinal

HOST DEFINITIF (HD)Spesies-spesies Schistosoma baik yang menyerang hewan maupun manusia dikelompokkan menjadi 3 kategori:(a) Schistosoma yang menginfeksi manusia meliputi:- Schistosoma haematobium- Schistosoma japonicum- Schistosoma mansoni- Schistosoma intercalatum- Schistosoma mattheei- Schistosoma margrebowiei- Schistosoma rhodaini- Schistosoma bovis

(b) Schistosoma yang menginfeksi primata meliputi:- Schistosoma spindale- Schistosomatium douthitti- Heterobilharzia Americana

(c) Schistosoma yang menginfeksi hewan dan berhubungan dengan produksi daging meliputi:- Schistosoma nasalis- Schistosoma indicum- Schistosoma spindale- Orientobilharzia turkestanicum

HOST INTERMEDIATE (HI)Host Intermediate umum bagi Schistosoma adalah mollusca. HI bagi Schistosoma bovis adalah siput-siput yang termasuk Genus Bulinus HI bagi Schistosoma spindale dan Schistosoma nasale adalah siput-siput yang termasuk dalam genus Planorbis, Indoplanorbis, dan Lymnea HI bagi Schistosoma rodhaini adalah siput Biomphalaria HI bagi Schistosoma japonicum adalah siput-siput jenis Oncopelania hupensis HI bagi Schistosoma haematobium adalah siput yang termasuk ke dalam famili Physidae dan Bulinidae HI bagi Schistosoma mansoni adalah siput yang termasuk ke dalam famili Planorbidae HI bagi Austrobilharzia variglandis adalah keong Nassarius obsoletus

GEJALA KLINISKetika Schistosoma pertama kali memasuki kulit, ruam yang gatal bisa terjadi (gatal perenang). Sekitar 4 sampai 8 minggu kemudian (ketika cacing pita dewasa mulai meletakkan telur), demam, panas-dingin, nyeri otot, lelah, rasa tidak nyaman yang samar (malaise), mual, dan nyeri perut bisa terjadi. Kelenjar getah bening bisa membesar untuk sementara waktu, kemudian kembali normal. kelompok gejala-gejala terakhir ini disebut demam katayama.

Gejala-gejala lain bergantung pada organ-organ yang terkena : Jika pembuluh darah pada usus terinfeksi secara kronis : perut tidak nyaman, nyeri, dan pendarahan (terlihat pada kotoran), yang bisa mengakibatkan anemia. Jika hati terkena dan tekanan pada pembuluh darah adalah tinggi : pembesaran hati dan limpa atau muntah darah dalam jumlah banyak. Jika kandung kemih terinfeksi secara kronis : sangat nyeri, sering berkemih, kemih berdarah, dan meningkatnya resiko kanker kandung kemih. Jika saluran kemih terinfeksi dengan kronis : peradangan dan akhirnya luka parut yang bisa menyumbat saluran kencing. Jika otak atau tulang belakang terinfeksi secara kronis (jarang terjadi) : Kejang atau kelemahan otot.

PATOGENESASchistosoma mansoni dan schistosoma japonicum biasanya menetap di dalam pembuluh darah kecil pada usus. Beberapa telur mengalir dari sana melalui aliran darah menuju ke hati. Akibatnya peradangan hati bisa menyebabkan luka parut dan meningkatkan tekanan di dalam pembuluh darah yang membawa darah antara saluran usus dan hati (pembuluh darah portal). Tekanan darah tinggi di dalam pembuluh darah portal (hipertensi portal) bisa menyebabkan pembesaran pada limpa dan pendarahaan dari pembuluh darah di dalam kerongkongan. Telur-telur pada schistosoma hematobium biasanya menetap di dalam kantung kemih, kadangkala menyebabkan borok, ada darah dalam urin, dan luka parut. Infeksi schistosoma hematobium kronis meningkatkan resiko kanker kantung kemih. Semua jenis schistosomiasis bisa mempengaruhi organ-organ lain (seperti paru-paru, tulang belakang, dan otak). Telur-telur yang mencapai paru-paru bisa mengakibatkan peradangan dan peningkatan tekanan darah di dalam arteri pada paru-paru (hipertensi pulmonari).

DIAGNOSADokter bisa memastikan diagnosa dengan meneliti contoh kotoran atau urin untuk telur-telur. Biasanya, beberapa contoh diperlukan, tes darah bisa dilakukan untuk memastikan apakah seseorang telah terinfeksi dengan schistosoma mansoni atau spesies lain, tetapi tes tersebut tidak dapat mengindikasikan seberapa berat infeksi atau seberapa lama orang tersebut telah memilikinya.Kadangkala, seorang dokter harus mengambil sampel pada usus atau jaringan kantung kemih untuk meneliti telur-telur di bawah mikroskop. Untrasonografi bisa digunakan untuk mengukur seberapa berat Schistosomiasis pada saluran kemih atau hati.

\

D. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan data yang relevandengan masalah yang diteliti yaitu menggunakan instrumen pengumpulandata berupa kuesioner, yaitu daftar peryataan yang sudah tersusun denganbaikdanmatangdimanarespondentinggalmemberikanjawabandenganmemberitanda(Notoatmodjo,2007).Penilaianuntukjawabanbenarmendapat nilai 1 dan jawaban yang salah mendapatkan nilai 0. Pengisiankuisioner tersebut dengan memberi tanda centang()padajawabanyang dianggap benar(Notoadmojo.2007). 24Kuesioner yang digunakan dalam bentuk pernyataan tertutup (closedended) yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban respondendan juga mudah diolah/ditabulasi (Notoatmodjo, 2007).Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, kuesioner diujivaliditas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Uji coba dimaksudkan untukmendapat instrumen yang benar-benar valid dan reliabel. Uji validitas danreliabilitas dilakukan di SMA Negeri 1 Sragen dengan alasan karena SMANegeri1Sragenmasihberadadalamlingkuplingkunganyangsamadengantempat penelitian di SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen, selain itu jugaberdasarkankriteriayangsamaantarakeduaSMAtersebutyaitusama-samamempunyai ruang kelas IPA dan IPS, mempunyai fasilitas pembantupendidikanyangmemadai,danterdiridarisiswayangberjeniskelaminheterogen atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dengan jumlahresponden 30 siswa kelas XI IPS.