SCFE
-
Upload
indirahayu -
Category
Documents
-
view
251 -
download
11
description
Transcript of SCFE
-
EKSTRAKSI FLUIDA
SUPERKRITIS
METODE PEMISAHAN ANALITIK
-
SEJARAH (SFE):
Tahun 1822 : Fluida Superkritis ditemukan Baron Cagniard de la Tour
Tahun 1879 : Hannay dan Hoggart mendemontrasikan kekuatan
pelarutan (solvating power) dari etanol Superkritis
1964-1976 : Zosel mematenkan Dekafeinasi pada Kopi
dengan Teknik SFE
Tahun 1978 : Dekafeinasi tanaman diusahakan oleh Maxwell House Cofee Division dan dimulailah Penerapan SFE di dunia Industri
Tahun 1981 : Penggunaan Fluida Superkritik pada Analitik dimulai pada Kromatografi Fluida Superkritik (SFC) Kapiler oleh Novotny dkk.
Tahun 1980 : SFE mulai dikomersialisasikan
Tahun 1996 : Environmental Protection Agency (EPA) meyetujui dua metode SFE: Ekstraksi Total Petroleum Hidrokarbon (TPHs) dan untuk PAHs.
Tahun 1988 : EPA mengumumkan metode SFE untuk ekstraksi PCBs dan Pestisida Organoklorin (OCPs)
-
TEORI SFE
Memanfaatkan sifat fluida pada
keadaan Superkritis untuk
mengekstraksi bahan organik
dari sampel padat
Fluida Superkritis: keadaan Fluida
ketika berada pada temperatur
dan Tekanan Superkritis
-
Masih adakah wujud zat selain padat, cair dan gas? Jawabnya ada.
Itulah fluida superkritis (supercrtitical fluid).
Zat ini bukan padatan, bukan cairan, bukan pula gas.
Wujud zat sangat dipengaruhi oleh temperature dan tekanan, fluida
superkritis adalah zat yang berada di atas temperatur dan tekanan
kritisnya tetapi masih berada di bawah tekanan yang dapat
mengubahnya menjadi padatan.
TEORI SFE
Sebagai contoh, H2O pada temperatur kamar (25oC) dan tekanan 1
atm akan berwujud cair (air).
Apabila temperatur diturunkan sampai 0oC atau lebih rendah maka
akan berubah menjadi padat atau yang kita sebut es. Sementara
kalau suhunya dinaikkan sampai 100oC atau lebih, akan menguap
menjadi gas (uap air).
Bagaimana jika tekanannya juga diubah?
Dengan mengubah temperatur dan tekanan terhadap suatu zat
sampai pada kondisi tertentu, maka kita akan mendapatkan fluida
superkritis. Mari kita lihat diagram fase H2O berikut.
-
Padat Cair
Gas
Titik Tripel
Fluida
Superkritis
Temperatur
Tekan
an
Titik Kritis
Diagram Fase Senyawa
-
Diagram tersebut menunjukkan perubahan wujud H2O oleh dua variabel yaitu
tekanan (sumbu vertikal) dan temperatur (sumbu horizontal).
Ada dua titik pada diagram itu, titik tripel dan titik kritis.
Pada titik tripel, fase padat, cair dan gas ada secara bersamaan dengan porsi yang
sama.
Apabila dari titik tripel, sepanjang kurva batas fase cair dan gas, temperatur dan
tekanan dinaikkan maka cairan akan semakin berkurang kerapatannya karena
ekspansi termal, dan sebaliknya, kerapatan gas akan meningkat karena naiknya
tekanan.
Akibatnya akan didapatkan kondisi dengan kerapatan yang sama dan tidak ada
batas antara cair dan gas.
Pada kondisi ini, kurva mencapai titik kritis, zat tidak lagi berwujud gas atau cair
tetapi disebut sebagai fluida superkritis.
Dengan demikian sifat-sifat fluida superkritis berada diantara sifat-sifat gas dan
cairannya.
Fluida superkritis memiliki viskositas yang lebih rendah dan difusivitas yang lebih
tinggi dari fase cairnya, sehingga memudahkannya bercampur dengan reagen-
reagen dalam suatu sistem reaksi.
-
Bahan Temperatur Tekanan Densitas
Kritis Kritis Kritis
(oC) (atm) (103 kg/m3)
CO2 31.3 72.9 0.47
N2O 36.5 72.5 0.45
SF6 45.5 37.1 0.74
NH3 132.5 112.5 0.24
H2O 374 227 0.34
n-C4H
10 152 37.5 0.23
n-C5H
12 197 33.3 0.23
Xe 16.6 58.4 1.10
CCl2F
2 112 40.7 0.56
CHF3 25.9 46.9 0.52
Parameter Kritis Beberapa Bahan
-
Keadaan Koefisien Difusi
cm2s
-1
Densitas
g cm-3
Viskositas
g cm-1s
-1
Gas 10-1
10-3
10-4
Cair 10-6 1 10
-2
Fluida Superkritis 10-3 0.2-0.8 10
-4
Data Fisik Zat pada Berbagai
Keadaan
-
Kekuatan Pelarutan Baik (seperti Cairan)
Difusifitas Tinggi (Lebih baik dari Cairan)
Viskositas Rendah
Tegangan permukaan rendah (seperti gas)
=> Sehingga transfer masa cepat dan dapat menembus pori matriks
FLUIDA SUPERKRITIS
-
Ekstraksi superkritis merupakan salah satu
metode operasi ekstraksi menggunakan solven
berupa fluida superkritis, yaitu fluida yang
kondisinya berada di atas temperatur dan
tekanan kritis.
Temperatur kritis adalah suhu tertinggi yang
dapat mengubah fase gas suatu zat menjadi
fase cair dengan cara menaikkan tekanan.
Tekanan kritis adalah tekanan tertinggi yang
dapat mengubah fase cair suatu zat menjadi
fase gas dengan cara menaikkan temperatur.
Pada kondisi ini fluida memiliki sifat di antara
cairan dan gas.
EKSTRAKSI SUPERKRITIS
-
Metode ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1. Kekuatan solven dapat diatur sesuai keperluan dengan
mengatur kondisi operasinya.
2. Daya larut solven tinggi karena bersifat seperti cairan.
3. Viskositas solven rendah karena bersifat seperti gas,
sehingga koefisien perpindahan massanya tinggi.
4. Pemisahan kembali solven dari ekstrak cukup cepat dan
sempurna karena pada keadaan normal solven tersebut
berupa gas, sehingga dengan penurunan tekanan solven
otomatis akan keluar sebagai gas.
5. Dapat menggunakan solven berupa fluida yang tidak
merusak lingkungan dan tidak mudah terbakar.
6. Difusi dalam padatan dapat berlangsung cepat.
7. Temperatur operasi bisa rendah sekalipun tekanannya
tinggi.
-
Parameter-parameter pada Proses Ekstraksi dengan Fluida Superkritis
1. Pengaruh Temperatur
Kenaikan temperature diiringi dengan penurunan densitas fluida dan penurunan
kelarutan minyak dalam fluida superkritis. Tekanan jenuh zat terlarut dalam fluida
zat terlarut meningkat seiring dengan kenaikan temperature yang akan
memperbaiki kelarutan.
2. Pengaruh Tekanan
Kenaikan tekanan diiringi kenaikan densitas fluida superkritis dan juga kelarutan.
3. Pengaruh Ukuran Partikel
Laju ektraksi akan menurun seiring dengan kenaikan ukuran partikel. Hal ini
karena resistansi difusi intrapartikel lebih kecil daripada ukuran partikel sehingga
terjadi lintasan difusi yang lebih pendek.
4. Pengaruh Laju Alir Pelarut CO2
Laju alir pelarut yang meningkat, akan mendorong kenaikan hasil ekstraksi. Hal
ini karena laju alir massa CO2 yang tinggi akan meningkatkan efisiensi proses.
5. Pengaruh Waktu Ekstraksi
Waktu ektraksi terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu : ekstraksi cepat bebas solut,
tahap transisi difusi internal dan permukaan, tahap ekstraksi lambat. Waktu yang
digunakan pada tahap pertama, tergantung pada kelarutan solut dalam fluida
superkritis CO2 dan ukuran partikel.
-
Keuntungan Ekstraksi Fluida Superkritis
1. Menghasilkan ekstrak dengan aroma dan rasa
yang alami
2. Proses ekstraksi berlangsung dengan cepat
3. Rekoveri pelarut yang cepat dan sempurna dengan
kadar residu minimal dalam produk
4. Lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan
proses ekstraksi menggunakan pelarut organik
lainnya
5. Tidak beracun
6. Tidak mudah terbakar
7. Dapat digunakan pada temperatur medium
-
Komponen Dasar dari Ekstraksi Fluida
Superkritis:
1. Persediaan CO2
2. Kompressor gas atau pompa
3. Zona pemanasan atau oven
4. Tangki ekstraksi
5. Restriktor pengeluaran atau valve
6. Akumulator ekstrak atau kolektor.
-
Salah satu fluida yang sering dipakai sebagai solven dalam ekstraksi superkritis adalah gas CO2, yang memiliki Tc = 31,3
oC
& Pc = 74 atm.
Dengan menggunakan CO2 sebagai solven, ekstraksi superkritis dapat dijalankan pada suhu rendah dan tekanan
yang tidak terlalu tinggi.
Keuntungan lain adalah kita tidak perlu membuat CO2 melainkan cukup menyaringnya dari udara sekitar.
Sebagai fluida superkritis, CO2 telah cukup banyak dimanfaatkan di bidang penelitian dan industri.
Contohnya adalah dalam proses ekstraksi maupun de-ekstraksi senyawa-senyawa aktif dari tumbuhan untuk pengobatan atau
senyawa-senyawa penting untuk industri makanan, misalnya
ekstraksi minyak atsiri lemon, jahe, beta-carotene dari tumbuh-
tumbuhan atau de-ekstraksi kafein pada kopi.
-
Salah satu fluida superkritis yang telah banyak dimanfaatkan adalah fluida
superkritis CO2.
Diantaranya dipakai sebagai pelarut pada ekstraksi, misalnya ekstraksi
kafein dari kopi untuk mendapatkan kopi yang bebas kafein, sebagai fase
gerak pada kromatografi (supercritical fluid chromatography), dry
cleaning, dan juga sebagai media pada sintesis polimer dan nanomaterial.
Tekanan dan temperatur kritis yang mudah dicapai menjadi alasan
mengapa CO2 superkritis banyak digunakan selain keunggulan lain
seperti tidak beracun, murah dan stabil secara kimia.
Dengan menggunakan CO2 superkritis, pemisahan produk reaksi dari
pelarutnya dapat dilakukan dengan mudah, hanya dengan
mengembalikan kondisi sistem ke temperatur kamar dan tekanan standar,
1 atm (depresurisasi).
Pada kondisi ini CO2 akan berwujud gas sehingga dengan mudah akan
terpisah dari dari produk yang diinginkan.
Pemakaian CO2 superkritis sebagai media dalam reaksi kimia akan
mengurangi pemakaian pelarut-pelarut organik yang toksik dan mudah
terbakar.
-
Fluida dalam keadaan ini bisa dimanfaatkan sebagai salven pada
ekstraksi dengan beberapa kelebihan, antara lain:
a) Kekuatan salven dapat diatur sesuai keperluan, dengan
mengatur kondisi operasinya.
b) Daya larutnya bisa tinggi karena bersifat seperti cairan.
c) Karena mempunyai sifat seperti gas, maka viskositasnya
rendah sehingga koefisien perpindahan massanya bisa tinggi.
d) Pemisahan kembali salven dari ekstrak cukup cepat dan
sempurna, karena pada keadaan normal, fluida tersebut berupa
gas (misalnya CO2). Dengan demikian, dengan penurunan
tekanan, solven otomatis keluar sebagai gas.
e) Dapat memakai fluida yang tidak mencemari lingkungan dan
tidak mudah terbakar (misalnya CO2)
f) Difusi dalam padatan bisa cepat.
g) Suhu operasi bisa rendah, meskipun tekanan tinggi.
-
Solven yang sering dipakai adalah CO2.
Suhu kritis CO2 adalah 31,3C, sedangkan tekanan kritisnya sekitar 74 atm.
Dengan solven ini, ekstraksi superkritis dapat
dijalankan pada suhu rendah dan tekanannya juga
tidak terlalu tinggi.
Ekstraksi superkritis ini sangat menjanjikan
(promising) untuk pemungutan minyak atsiri dari
tanaman-tanaman Indonesia, sehingga perlu diteliti
dan dikembangkan.
-
Ln (s) = aD + bT + c
s = solubilitas (mol atau %berat)
D = Densitas (g/ml)
T = Temperatur (K)
a,b,c = Konstanta
-
(CO2) 322,9 K
(Ar) 298 K
0 0
2000 1000 Bar 1.0
1.5
1.8
Konstanta dielektrik CO2 dan Ar sebagai fungsi Tekanan
-
6
200 400 (Bar)
12
D11.
0.6
1.2
(
g.c
m-3
)
1
04 (
g.c
m-1
.s-1
)
2.4
1.2
D11.
1
04 (
g.c
m-1
.s-1
) Densitas , Viskositas , D11. CO2 pada Fungsi Tekanan
pada 40oC (untuk D11. pada 50oC)
-
Karbon Dioksida (CO2) Tc rendah (31
oC), Pc (73 atm)
Tidak Toksik
Tidak mudah Terbakar
Tersedia dalam kemurnian tinggi
Non Polar
Francis (1954): 261 komponen dapat larut di sekitar kritis CO2
-
CO2 merupakan fluida yang digunakan secara luas dalam
ekstraksi fluida superkritis, karena :
Tidak berwarna
Tidak berbau tidak beracun
Tidak mudah terbakar
Mudah diperoleh dengan tingkat kemurnian tinggi
Memiliki parameter kritis yang sesuai (Tc = 304,1 K; Pc = 72,8 Mpa )
Relatif murah
Lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pelarut organik lainnya karena tidak meninggalkan residu
Dapat mengekstrak dalam waktu singkat dan siklusnya dapat diulang (recycle).
-
Solubilitas Trigliserida Minyak Kedelai Pada Superkritis CO2
pada Fungsi Tekanan dan Temperatur
200 400 500 600 300 atm
% B
era
t T
rig
liseri
da P
ad
a S
C-C
O2
1
2
3
4
80oC
70oC 60oC
50oC
40oC
Tekanan Ambang
-
7.0
9.0
11.0
13.0
15.0
17.0
19.0
21.0
Dihidrostrepomicin
Ivermectin Dimetridazole
(CO2 69,0 MPa. 80oC)
(CO2 34,5 MPa. 80oC)
Sulfamethazine
Kloramfenikol
Skala Solubilitas untuk SC-CO2 pada Tekanan Tertentu
dengan Analit Campuran Obat
-
40
80
60
100
100 90 60 70 80
Tekanan (atm)
Tem
pera
tur
(oC
)
Tekanan Miscibilitas Malation pada SC-CO2 sebagai fungsi
Temperatur dan Tekanan (diuji dengan SFC-NPD)
-
CO2 Sebagai fluida utama untuk SFE
Untuk ekstraksi non dan semi polar
Jelek untuk ekstraksi senyawa polar
Kekuatan pelarutan mampu memecah ikatan solut matriks
Untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi dapat ditambahkan pelarut organik 1-10%) disebut Modifier
-
Ekstraksi Senyawa Polar:
Pelarut Superkritis N2O dan CHClF2
Lebih efisien untuk senyawa polar
Tidak baik untuk alasan
lingkungan
-
Modifier yang sering dipakai
untuk Superkritis CO2
Oksigen berisi Metanol, etanol, isopropil alkohol, aseton, THF
Nitrogen berisi: Acetonitril
Sulfur berisi : CS2, SO2, SF6
Hidrokarbon dan senyawa organik terhalogenasi: Hexan, Toluena, Metilen Klorida, Kloroform, Karbon tetraklorida, trikloroflorometan
Asam: Asam Format
-
Kolektor
Sel
Ekstraksi
POMPA
POMPA
Superkritis
CO2
Modifier
Restriktor
Oven
Bagan sistem Ekstraksi Fluida
Superkritik
-
Kondisi Ekstraksi Fluida
Superkritis
Pompa : Laju alir konstan
(> 2 mL/mnt)
Tekanan 3500-1000 psi
Untuk menjaga CO2 tetap cair
kepala pompa didinginkan dengan
bak sirkulasi
Modifier dapat juga dicampur
langsung dengan CO2
-
Sel ekstraksi biasanya dari stainless
steel, PEEK (Polieter eter keton)
Restriktor: untuk mengontrol tekanan
Ekstrak dikumpulkan dengan
menurunkan tekanan fluida kepada
sorben: perangkap atau pelarut
kolektor
Trap dipilih yang selektif dan dapat
didinginkan untuk menurunkan
tingkat kehilangan analit
-
Pelarut kolektor dipilih yang sesuai
dan sesuai pula untuk pengerjaan
selanjutnya
Tetrakloroetena => IR
Metilen Klorida => Pemisahan GC
-
Efek matriks terhadap Kinetika
Ekstraksi:
Aliran
SF
Matrik
Sampel
1
2 3 4
1. Difusi ke luar matriks
2. Desorbsi dari Permukaan
3. Difusi ke luar Fluida Superkritis dari film permukaan
4. Bergerak dalam aliran Fluida Superkritis
-
Contoh Aplikasi SFE
Analit Matriks
Pestisida Organoklorin Tumbuhan Obat China
Pestisida Karbamat Kertas Saring, matriks
Silika Gel
10 residu Herbisida Triazine Telor
As. Aromatis, Fenol, Pestisida Tanah
Vitamin A dan E Susu bubuk
Vitamin D2 dan D3 Produk Farmasi
p-Aminobenzoat, cinamat Produk Kosmetika
(penyerap UV)
Lanolin Serat Wool