Scenario b

20
Nama : Nurul Lintang Amelia NIM : 04011381320072 Analisis Masalah 1. Ny.Y , 38th datang berobat ke poliklinik dermatology dan venereology (DV) RSUP. Moh. Hoesin dengan keluhan bercak putih disertai mati rasa diwajah, lengan dan tungkai sejak 6 bulan yang lalu. a. Anatomi, histologi dan fisiologi system saraf tepi(perjalanannya)? Sistem Saraf Tepi Struktur Sistem Saraf secara Mikroskopik a. Dendrit, dendrit berasal dari kata Yunani (dendron =pohon, sarna seperti bentuk dendrit). Dendrit merupakan lanjutan dari soma sel yang menerima sebagian besar kontak sinapsis dari neuron-neuron yang lain. Kontak antar neuron ditransmisikan melalui sinapsis. b. Nukleus, inti dari soma sel yang mengandung kromosom. Kromosom terdiri dari rantai DNA (deoxyribo nucleic acid). Kromosom tidak langsung memiliki fungsi tertentu, tetapi ia memiliki fungsi untuk meramu/membuat protein tertentu. Bagian dari kromosom disebut gen yang terdiri dari protein tertentu yang berbeda pada masing-masing individu.

description

scenario b

Transcript of Scenario b

Page 1: Scenario b

Nama : Nurul Lintang Amelia

NIM : 04011381320072

Analisis Masalah

1. Ny.Y , 38th datang berobat ke poliklinik dermatology dan venereology (DV) RSUP.

Moh. Hoesin dengan keluhan bercak putih disertai mati rasa diwajah, lengan dan

tungkai sejak 6 bulan yang lalu.

a. Anatomi, histologi dan fisiologi system saraf tepi(perjalanannya)?

Sistem Saraf Tepi

Struktur Sistem Saraf secara Mikroskopik

a. Dendrit, dendrit berasal dari kata Yunani (dendron =pohon, sarna seperti

bentuk dendrit). Dendrit merupakan lanjutan dari soma sel yang menerima

sebagian besar kontak sinapsis dari neuron-neuron yang lain. Kontak antar

neuron ditransmisikan melalui sinapsis.

b. Nukleus, inti dari soma sel yang mengandung kromosom. Kromosom terdiri

dari rantai DNA (deoxyribo nucleic acid). Kromosom tidak langsung memiliki

fungsi tertentu, tetapi ia memiliki fungsi untuk meramu/membuat protein

tertentu. Bagian dari kromosom disebut gen yang terdiri dari protein tertentu

yang berbeda pada masing-masing individu.

c. Membran Sel, membran semipermeable (bisa menyeleksi substansi yang boleh

keluarmasuk) yang menyelubungi neuron. Terdiri dari dua lapis molekul

lemak (lipid).

d. Sitoplasma, cairan bening (seperti jelly) pada bagian dalam neuron dan terdiri

dari beberapa organ, antara lain mitochondria yang mengolah substansi

makanan, seperti glukosa yang akhirnya digunakan sebagai tenaga bagi sel.

e. Soma sel (cell body), bagian neuron yang mengandung nukleus (inti sel) dan

dapat diibaratkan sebagai mesin yang bertanggungjawab atas kehidupan sel.

f. Axon Hillock, bagian berbentuk kerucut pada pertemuan axon dan soma sel.

g. Axon, benang neurit sebagai penghantar impuls yang diselubungi myelin.

Axon membawa informasi dari soma sel ke terminal buttons.

h. Myelin, lapisan berlemak yang menyelubungi akson.

Page 2: Scenario b

i. Nodes of Ranvier, (baca: rahn vee yay) bagian axon yang tidak diselubungi

myelin.

j. Terminal Buttons, bagian akhirdari axon yang berbentuk sebagai kancing yang

berfungsi melepaskan neurotransmitter (dengan substansi transmitter yang

berupa substansi kimiawi) ke sinapsis. Substansi kimiawi ini mempengaruhi

sel penerima,sehingga sel penerima akan menentukan apakah pesan akan

diteruskan ke axon atau tidak.3

k. Synaptic Vesicles (Pembuluh Sinapsis), bagian dari molekul neurotransmitter

yang berbentuk kantong-kantong kecil; umumnya bersatu di button.

l. Synapses (sinapsis), jarak terdekat antara neuron yang satu dengan yang lain

dimana sinyal-sinyal kimiawi ditransmisikan. Sinapsis adalah bagian yang

menyambungkan terminal button (sebagai sensor) dari sel pengirim ke bagian

soma atau membran dendrit sel penerima.

m. Axodendritic Synapses, sinapsis antra axon dan dendrite

n. Axosomatic Synapses, sinapsis antara axon dan soma sel.

Gambar 1. Struktur sel saraf

Badan sel, atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme

keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari satu nukleus tunggal, badan Nissl dan

neurofibril. Dalam satu nuklesus tunggal, ada nukleolus yang menonjol, dan organel

lain seperti kompleks Golgi dan mitokondria, tetapi nukleus ini tidak memiliki

sentriol dan tidak dapat bereplikasi.Badan Nissl terdiri dari retikulum endoplasma

Page 3: Scenario b

kasar dan ribisom – ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein. Dan

neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui

mikrooskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.

Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek,

serta berfungsi untuk menghantar impuls ke seluruh tubuh. Permukaan dendrit penuh

dengan spina dendrit yang dikhususkan berhubungan dengan neuron lain. Neurofibril

dan badan Nissl memanjang ke dalam dendrit.

Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari

dendrit. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain

(sel otot atau kelenjar), atau ke badan sel neuron yang menjadi asala akson. Akson

berasal dari badan sel pada hillock akson, yaitu regia yang tidak mengandung badan

nissl. Panjang akson mungkin berukuran kurang dari 1 mm sampai 1 m lebih (1mm =

0,04 inci; 1m = 3,28 kaki). Di bagian ujungnya, sebuah akson dapat bercabang

banyak. Percabangan akhir memiliki suatu pembesaran yang disebut kenop sinaptik,

terminal presinaptik, atau terminal boutn. Sisi percabangan (kolateral), yang berujung

dengan akhir yang sama dengan pembesaran, dapat terjadi di sisi distal.

Semua akson dalam sistem saraf perifer dibingkus oleh lapisan schawnn,

disebut juga neurilema, yang dihasilkan sel – sel schwann. Akson besar (diameter di

ats 2m), memiliki lapisan dalam yang disebut mielin, suatu kompleks lipoprotein

yang dibentuk oleh membran plasma sel – sel schwann. Akson ini, yang tampak

berwarna putih, disebut serabut termielinisasi.

Pada saraf perifer, sel – sel schwann memielinisasi akson dengan cara

melingkarinya dalam bentuk gulungan jelly. Mielin berfungsi sebagai insulator listrik

dan mempercaepat hantaran impuls saraf. Nodus Ranvier menunjukkan celah antara

sel – sel schwan yang berdekatan. Celah ini merupakan tempat pada akson dimana

mielin dan lapisan schwan terputus, sehingga hanya melapisi sebagian akson. Akson

yang berdiameter kecil biasanya tidak termielinisasi dan tertanam pada sitoplasma sel

schwan.

Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak diluar SSP.

Serabut ini disatukan dan ditunjang oleh jaringan ikat, yang membawa pembuluh

darah dan pembuluh limfatik. Saraf perifer lebih kasar dan terdiri dari tiga lapisan

jaringan penyangga. Tiap saraf tersusun oleh serabut yang terbungkus oleh

endoneurium. Kumpulan dari serabut – serabut ini dinamakan fasikulus. Tiap

fasikulus dibungkus oleh perineurium. Kumpulan beberapa fasikulus dibungkus

Page 4: Scenario b

menjadi satu oleh jaringgan penyangga yang disebut epineurium yang membentuk

saraf atau batang saraf.

Gambar 2. Struktur saraf

Saraf perifer yang keluar dari ganglion spinalis akan terbagi dalam cabang –

cabang yang disebut rami (ramus dorsalis, ventralis, meningeal dan komunikans).

Rami ventralis saraf spinal (kecuali T2-T12) menysusun beberapa kompleks anyaman

saraf y6ang disebut plexus. Disini serabut – serabut dari berbagai saraf spinal yang

berlainan disusun dan dikombinasikan satu sama lain.

Secara makroskopik sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar(somatic)

dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf visceral). Sistem saraf sadar mengontrol

aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas

yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan

sekresi keringat.

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf

yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang

keluar dari sumsum tulang belakang.

Pada manusia saraf cranial berjumlah 12 pasang, dan terdiri dari :

1. Nervus Olfactorius : Saraf ini berfungsi untuk menghantarkan sensasi bau/

penghidu. Merupakan saraf kranialis yang terpendek.

2. Nervus Opticus : Saraf ini berfungsi utnuk menghantarkan sensasi penglihatan

3. Nervus Oculomotorius : Saraf ini mempersarafi otot yang berfungsi dalam

gerakan bola mata dan mengangkat kelopak mata dan bersama nervus II mengatur

besar kecilnya pupil

4. Nervus Trochlearis : bersama nervus III dan nervus VI berfungsi mengatur

gerakan bola mata

Page 5: Scenario b

5. Nervus Trigeminus : Saraf ini berfungsi menghantarkan rangsang sensorik/

sensibilitas dari wajah dan selaput lendir mulut dan hidung, sedangkan serabot

motoriknya mempersarafi otot-otot pengunyah dan mempersarafi juga kelenjar

ludah submaksilaris dan sublingualis

6. Nervus Abduscens : berperan dalam mengatur gerakan bola mata

7. Nervus Facialis : cabang motorik saraf ini mempersarafi  otot wajah. Saraf ini juga

berfungsi menghantarkan rasa pengecapan dari lidah 2/3 depan, selain itu juga

mempersarafi kelenjar ludah sublingalis

8. Nervus Vestibulocochlearis : Saraf ini berfungsi untuk pendengaran dan mengatur

keseimbangan

9. Nervus Glossopharyngeus : Serabut motorik mempersarafi otot stilopharyngeus,

serabut sensorik menghantarkan sensasi umum dari pharyng, palatum mole,

sepertiga belakang lidah, bagian atas tenggorokan, tonsil, tuba auditorius dan

cavum tymphani. Sedangkan serabut parasimpatik memperasarfi kelenjar ludah

parotis.

10. Nervus Vagus : Bagian motorik dari nervus X ini menuju otot-otot palatum mole

dan pharyng. Cabang para simpatik mempersarafi alat-alat viscera dada dan

abdomen

11. Nervus Acsesorius : Cabang eksterna atau spinalis mempersarafi otot-otot

trapezius dan sternocleidomastoideus, sedangkan cabang interna bersama-sama

dengan nervus IX, X ke otot-otot intrinsik laring.

12. Nervus Hypoglossus : saraf ini mempersarafi  otot-otot intrinsik lidah.8

Page 6: Scenario b

GAMBAR 1.1. Saraf Cranial

a. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8

b. Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12

c. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.

Sel Saraf Sensori (nomor 1, 2, dan 8)

Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf

pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung

akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

Sel Saraf Motor (nomor 3, 4, 6, 11, dan 12)

Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau

kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel

saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan

dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

Sel Saraf Intermediet (nomor 5, 7, 9, dan 10)

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di

dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan

sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam

sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori

atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan

dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan

badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul.

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang

melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus

membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka

nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang

paling penting.

Sedangkan, saraf Spinalis terdiri dari 31 pasang saraf yang tersusun secara

simetris masing-masing berasal dari medula spinalis melalui 2 buah radiks: radiks

sensorik (dorsalis) dan motorik (ventralis). Saraf-saraf ini dibagi secara topografis

menjadi 8 pasang saraf cervical (C 1-8), 12 torakal (T 1-12), 5 lumbal (L 1-5), 5

sacral (S 1-5) dan satu coccygeus (C). Neuron-neuron yang menyalurkan hantaran

Page 7: Scenario b

motorik pada bagian perjalanan terakhir yaitu di kornu anterior medula spinalis

menuju  sel-sel otot skeletal dinamakan “Lower Motoneuron”. Lower Motoneuron 

menyusun inti-inti radiks ventralis saraf spinalis.

Tabel 2. Sistem saraf medula spinalis

Jumlah Medula spinalis

daerah

Menuju

8 pasang Serviks Kulit kepala, leher dan otot

tangan

12 pasang Punggung Organ-organ dalam

5 pasang Lumbal/pinggang Paha

5 pasang Sakral/kelangkang Otot betis, kaki dan jari kaki

1 pasang Koksigeal Sekitar  tulang  ekor

Gambar 1.2 Saraf spinalis

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada

3 buah pleksus yaitu sebagai berikut:

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian

leher, bahu, dan diafragma.

Page 8: Scenario b

b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.

c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.10

2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari

sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini

terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks

dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion

disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf

post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf

parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada

posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang

belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra

ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang

panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem

saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya

ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Tabel Fungsi Saraf Otonom

•Parasimpatik

mengecilkan pupil

menstimulasi aliran ludah memperlambat denyut jantung

membesarkan bronkus

menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan

mengerutkan kantung kemih

•Simpatik

memperbesar pupil

menghambat aliran ludah

Page 9: Scenario b

mempercepat denyut jantung

mengecilkan bronkus

menghambat sekresi kelenjar pencernaan

menghambat kontraksi kandung kemih.

Histologi Sistem Saraf Tepi

Serat Saraf

Terdiri dari akson, dibungkus selubung khusus yang asalnya dari ektoderm

Serat saraf memiliki perbedaan di selubung pembungkusnya, tergantung apakah itu

sistem saraf pusat atau sistem saraf tepi

Akson pada jaringan dewasa kebanyakan dibungkus oleh satu lipatan sel

penyelubung.

o Pada sistem saraf tepi: Sel Schwann

o Pada sistem saraf pusat: Oligodendrosit

Akson ada yang merupakan serat saraf mielin dan tanpa myelin.

Page 10: Scenario b

Serat Bermielin

Mielin: lapisan membran selubung yang

menyatu

Merupakan kompleks lipoprotein

kandungan lipid lebih banyak dari

membran sel lainnya.

Di sepanjang akson ada bagian atau titik

dimana akson tidak terbungkus selubung

mielin Nodus Ranvier

Jarak antara 2 nodus disebut internodus

dan terdiri atas satu Sel Schwann

Panjang internodus bervariasi, antara 1-2 mm

Serat Tanpa Mielin

Pada sistem saraf tepi dan sistem saraf

pusat, tidak semua akson dibungkus mielin

Akson tanpa mielin dibungkus dalam celah-

celah sederhana sel Schwann. Sel Schwann

pada akson tanpa mielin dapat membungkus

banyak akson tanpa mielin

Serat saraf tanpa mielin tidak meiliki nodus

ranvier, karena sel Schwann bersebelahan bergabung.

Page 11: Scenario b

Saraf

Serat-serat saraf membentuk berkas-berkas

menjadi sarag

Saraf tampak putih, homogen, berkilauan

karena mengandung mielin dan

kolagennya.

Saraf dibungkus 3 lapis jaringan dengan

sifat berbeda

1. Endoneurium

Jaringan ikat longgar dan halus

Di bagian dalam dibatasi oleh

lamina basal mengelilingi sel

Schwann

2. Perineurium

Lebih padat dan terdiri atas berlapis sel mirip fibroblas gepeng

3. Epineurium

Pembungkus paling luar

Membungkus saraf dan di bagian dalam mengelilingi masing-masing fasikel

saraf di dalamnya

Selubung yang lebih tebal dan kuat, terdiri dari jaringan ikat

Terdapat serat kolagen tersebar untuk membatasi peregangan pada saraf, baik

oleh gerak badan maupun tekanan dari luar. Tanpa lapisan ini, akson halus

mudah cedera atau bisa diregangkan sampai putus.

Di ujung proksimal saraf spinal dan kranial, epineurium menyatu dengan

duramater

Semakin ke perifer, epineurium secara progresif menipis. Pada saraf kecil

biasanya epineurium tidak ada, sisanya telah menyatu dengan perineurium

Ganglia

Struktur lonjong mengandung badan sel saraf dan sel glia yang diperkuat oleh

jaringan ikat

Berperan sebagai stasiun pemancar ke impuls saraf transmisi. Pada ganglion, satu

saraf masuk dan yang lain keluar

Arah impuls saraf menentukan apakah ganglion ini sebagai ganglion sensori atau

motorik

Page 12: Scenario b

Setiap sel ganglion dibungkus sel satelit yang merupakan sel penyokong jaringan

saraf

Klasifikasi:

Ganglion Cranio-Spinalis

Ganglion di daerah kepala dan medula spinalis

Dibungkus oleh jaringan pengikat padat

Sel ganglion berjenis pseudounipolar, dengan tonjolan berbentuk huruf T

Ganglion Otonom

Terdapat tepat sebelum organ atau di dalam organ yang diinervasi, terutama

pada saraf otonom dinding saluran cerna

Sel ganglion berbentuk neuron multipolar, mirip gambaran bintang

Serabut saraf tidak bermielin

Sel satelit tidak sempurna menutup ganglion

b. Apa penyebab dan bagaimana mekanisme mati rasa diwajah, lengan, dan tungkai

pada kasus ini?

Mycobacterium Leprae merupakan satu-satunya basil yang dapat menginfeksi

sistem saraf tepi dan merupakan penyebab infeksi tersering neuropati perifer.

Prubahan patologis pada saraf disebabkan oleh invasi M.Leprae pada sel

Schwann. Sel Schwann merupakan sel target untuk pertumbuhan Mycobacterium

Leprae, disamping itu sel Schwann berfungsi sebagai demielinisasi dan hanya

sedikit fungsinya sebagai fagositosis. Jadi, bila terjadi gangguan imunitas tubuh

dalam sel Schwann, kuman dapat berimigrasi dan beraktivasi. Akibatnya aktivasi

regenerasi saraf berkurang dan terjadi kerusakan saraf yang progresif. M.Leprae

memiliki bagian G domain of extracellular matriks protein laminin 2 yang akan

mengaktifkan MHC kelas II setelah itu mengaktifkan CD4+. CD4+ akan

mengaktifkan Th1 dan Th2 dimana Th1 dan Th2 akan mengaktifkan makrofag.

Makrofag gagal memakan M. Leprae akibat adanya fenolat glikolipid I yang

melindungi didalam makrofag.

Ketidak mampuan makrofag akan merangsang dia bekerja terus-menerus untuk

menghasilkan sitokin dan GF yang lebih banyak lagi. Sitokin dan GF tidak

mengenai bagian self atau nonself sehingga akan merusak saraf dan saraf yang

rusak akan diganti dengan jaringan fibrous sehingga terjadilah penebalan saraf

Page 13: Scenario b

tepi. Penebalan saraf dapat disertai rasa nyeri dan dapat juga disertai atau tanpa

gangguan fungsi saraf yang terkena, yaitu:

- Gangguan fungsi sensoris: mati rasa

- Gangguan fungsi motoris: paresis atau paralisis

- Gangguan fungsi otonom: kulit kering, retak, edema dan pertumbuhan rambut

yang terganggu.

Diawali dari adanya M. Leprae yang masuk dalam tubuh (melalui sistem respirasi)

→ berpindah kejaringan saraf dan masuk ke sel Schwann → di sel Schwann,

M.Leprae akan berkembang biak (12-14 hari) → keluar dari sel terinfeksi lalu

masuk ke sel yang tidak terinfeksi → hingga terjadi peningkatan bakteri (bacterial

load) → sistem imun akan bekerja (makrofag dan limfosit akan menginvasi

jaringan terinfeksi) dibantu juga oleh respon CMI → akibat terjadinya reaksi

inflamasi di saraf → penebalan disaraf perifer → impuls dialirkan terhambat →

gangguan fungsi sensoris → mati rasa pada wajah, lengan dan tungkai.

2. Pasien mengaku kedua kelopak mata juga tidak dapat tertutup sempurna sejak 1 bulan

ini.

a. Apa penyebab dan bagaimana mekanisme dari kelopak mata tidak dapat tertutup

pada kasus ?

Kerusakan mata pada kusta juga dapat primer dan sekunder. Primer

mengakibatkan alopesia pada alis mata dan bulu mata, juga dapat mendesak jaringan

mata lainnya. Sekunder disebabkan oleh rusaknya N. fasialis yang dapat membuat

paralisis N. orbikularis palpebarum sebagian atau seluruhnya, mengakibatkan

lagoftalmus yang selanjutnya, menyebabkan kerusakan bagian-bagian mata lainnya.

Secara sendiri-sendiri atau bergabung akhirnya dapat menyebabkan kebutaan.

Lagoftalmus merupakan komplikasi dari lepra yang diakibatkan oleh invasi m.

Leprae pada nervus facialis tepatnya pada cabang zygomatica. Akibatnya fungsi

motorik dari otot orbicularis terganggu sehingga kelopak mata tidak menutup dengan

sempurna.

3. Pemeriksaan syaraf tepi

Page 14: Scenario b

Palpasi : teraba penebalan saraf pada nevus ulnaris dextra et sinistra dan peroneus

lateralis dextra et sinistra tapi tidak nyeri

Tes fungsi saraf tepi :

Ada gangguan fungsi sensorik rasa raba, nyeri dan suhu pada palmar manus dan

plantar pedis dextra et sinistra

Tes otonom tidak dilakukan

Tidak ada gangguan motoric nervus ulnaris, medianus dan radialis dextra et sinistra

a. Apa interpretasi hasil pemeriksaan saraf tepi diatas?

b. Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan saraf tepi diatas?

Penebalan pada saraf disebabkan oleh inflamasi karena invasi m.leprae. Bakteri

dapat menyerang sel saraf tepi khususnya pada sel schwann karena adanya

reseptor G-protein laminin 2 sehingga bakteri dapat melakukan adhesi pada sel

schwann. Reseptor tersebut hanya ada pada saraf tepi. Penempelan m. Leprae ini

menyebabkan respon inflamasi. Inflamasi dengan infiltrasi selular dan edema

menyebabkan pembengkakan pada saraf dan penekanan serabut saraf.

4. SKDI?