Scanned with CamScanner · 2020-01-11 · Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik...

49
Scanned with CamScanner

Transcript of Scanned with CamScanner · 2020-01-11 · Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik...

Scanned with CamScanner

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN

NOMOR 571/ PL.02.2-Kpt/3310/KPU-Kab/XII/2019

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN

OLEH PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK

DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KLATEN TAHUN 2020

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Pasal 13 huruf d Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota

menjadi Undang-Undang;

b. bahwa dalam rangka untuk melaksanakan ketentuan

Pasal 94 ayat (3) Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pencalonan Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,

dan/atau Walikota dan Wakil Walikota sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Nomor 15 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan

Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2017 tentang

Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,

Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan

Wakil Walikota; c. bahwa . . .

SALINAN

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Klaten tentang

Pedoman Teknis Pencalonan oleh Partai Politik atau

Gabungan Partai Politik dalam Pemilihan Bupati dan

Wakil Bupati Klaten Tahun 2020;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Gubernur, Bupati dan Wali Kota menjadi Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5656) sebagaimana telah beberapa kali

diubah, terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas

Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang-

Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5898);

2. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2017

tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota

dan Wakil Walikota (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2019 Nomor 1536);

3. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia

Nomor 15 Tahun 2019 tentang Tahapan, Program dan

Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota

dan Wakil Wali Kota Tahun 2020 (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2019 Nomor 905) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Republik . . .

Scanned with CamScanner

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

KABUPATEN KLATEN

NOMOR 571/ PL.02.2-Kpt/3310/KPU-Kab/XII/2019

TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN

OLEH PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN PARTAI

POLITIK DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL

BUPATI KLATEN TAHUN 2020

PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN

OLEH PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK

DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KLATEN TAHUN 2020

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Klaten Tahun 2020 adalah

pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati

Klaten secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur dan adil.

Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Klaten Tahun 2020

dapat diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik dan dari

unsur perseorangan yang memenuhi syarat.

Sebagai penyelenggara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Klaten

Tahun 2020, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Klaten mempunyai

tugas dan wewenang untuk menetapkan keputusan yang memuat

prosedur dan mekanisme pencalonan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Klaten Tahun 2020 oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dalam

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Klaten Tahun 2020.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dengan ditetapkannya keputusan ini adalah :

1. memberikan pedoman teknis bagi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Klaten dan penyelenggara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Klaten

Tahun 2020, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dalam

melaksanakan tahapan Pencalonan dalam Pemilihan Bupati dan

Wakil Bupati Klaten Tahun 2020;

2. memberikan pedoman teknis bagi Partai Politik atau Gabungan Partai

Politik yang ingin mengajukan Pasangan Calon dalam Pemilihan

Bupati dan Wakil Bupati Klaten Tahun 2020;

3. memberikan informasi kepada masyarakat dan segenap pemangku

kepentingan tentang mekanisme dan prosedur pencalonan Pemilihan

Bupati dan Wakil Bupati Klaten Tahun 2020 oleh Partai Politik atau

Gabungan Partai Politik.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Keputusan ini merupakan pedoman teknis yang

berkaitan dengan proses Pencalonan dalam Pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati Klaten Tahun 2020, terdiri dari:

1. Persyaratan Calon dan Pencalonan

2. Pendaftaran Pasangan Calon

3. Penelitian Dokumen Persyaratan Pencalonan Dan Persyaratan Calon

4. Penetapan dan Pengumuman Pasangan Calon

5. Penggantian Calon

6. Larangan dan Sanksi

7. Tanggapan Masyarakat

8. Penyelesaian Sengketa Tata Usaha Negara

9. Ketentuan Lain-lain

D. PENGERTIAN UMUM

1. Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Klaten Tahun 2020, selanjutnya

disebut Pilbup Klaten 2020, adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di

wilayah Kabupaten Klaten untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati

Klaten secara langsung dan demokratis;

2. Pemilihan Umum atau Pemilihan Terakhir, selanjutnya disebut Pemilu

atau Pemilihan Terakhir, adalah Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

yang diselenggarakan pada Tahun 2019 di Kabupaten Klaten;

3. Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, selanjutnya disingkat

KPU, adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bersifat

nasional, tetap, dan mandiri sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Pemilihan Umum dan diberikan tugas dan wewenang dalam

penyelenggaraan pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam

undang-undang pemilihan;

4. Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah, selanjutnya disebut

KPU Provinsi adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pemilihan Umum yang

diberikan tugas menyelenggarakan Pemilihan Gubernur dan Wakil

Gubernur Jawa Tengah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam

undang-undang pemilihan;

5. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Klaten, selanjutnya disebut KPU

Kabupaten, adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pemilihan Umum yang

diberikan tugas menyelenggarakan Pilbup Klaten 2020 berdasarkan

ketentuan yang diatur dalam undang-undang pemilihan;

6. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disingkat PPK, adalah

panitia yang dibentuk oleh KPU Kabupaten untuk menyelenggarakan

Pemilihan di tingkat Kecamatan;

7. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat PPS, adalah panitia

yang dibentuk oleh KPU Kabupaten untuk menyelenggarakan

Pemilihan di tingkat Desa/Kelurahan;

8. Badan Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Bawaslu

adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas

mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di seluruh wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

undang-undang yang mengatur mengenai pemilihan umum yang

diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan

Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-

Undang Pemilihan;

9. Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah, selanjutnya

disebut Bawaslu Provinsi adalah lembaga penyelenggaraan pemilihan

umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di

wilayah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang

mengatur mengenai Pemilihan Umum yang diberikan tugas dan

wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur

dan Wakil Gubernur berdasarkan ketentuan yang diatur dalam

Undang-Undang Pemilihan;

10. Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten Klaten, selanjutnya disebut

Panwas Kabupaten, adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum

yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di

wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

yang mengatur mengenai pemilihan umum;

11. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut Panwas

Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten

yang bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di

Kecamatan;

12. Pengawas Pemilihan Lapangan yang selanjutnya disingkat PPL adalah

petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi

penyelenggaraan Pemilihan di Desa/Kelurahan;

13. Partai Politik adalah Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2019 yang mencalonkan

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Klaten Pada Pemilihan

Tahun 2020;

14. Gabungan Partai Politik adalah gabungan dua atau lebih Partai Politik

Nasional Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Tahun 2019 yang secara bersama-sama bersepakat mencalonkan 1

(satu) Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Klaten Tahun 2020;

15. Pimpinan Partai Politik Tingkat Pusat adalah Ketua Umum dan

Sekretaris Jenderal Partai Politik Tingkat Pusat atau dengan sebutan

lain sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga

(ART) Partai Politik yang bersangkutan;

16. Pimpinan Partai Politik Tingkat Provinsi atau Kabupaten adalah Ketua

dan Sekretaris Partai Politik atau para Ketua dan para Sekretaris

Gabungan Partai Politik Tingkat Provinsi atau Kabupaten atau dengan

sebutan lain sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran

Rumah Tangga (ART) Partai Politik yang bersangkutan;

17. Tim Kampanye adalah tim yang dibentuk oleh Pasangan Calon

bersama-sama dengan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik

yang mengusulkan Pasangan Calon baik tingkat Kabupaten maupun

Kecamatan yang didaftarkan ke KPU Kabupaten;

18. Bakal Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Klaten selanjutnya

disebut Bakal Paslon, adalah Warga Negara Republik Indonesia yang

diusulkan oleh Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik atau

perseorangan yang didaftarkan atau mendaftar kepada KPU

Kabupaten untuk mengikuti Pilbup Klaten 2020;

19. Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Klaten yang selanjutnya

disebut Paslon, adalah Bakal Paslon yang telah memenuhi syarat dan

ditetapkan sebagai Peserta Pilbup Klaten 2020 oleh KPU Kabupaten;

20. Petahana adalah Bupati atau Wakil Bupati yang sedang menjabat;

21. Mantan terpidana adalah orang yang sudah selesai menjalani pidana

dan tidak ada hubungan secara teknis (pidana) dan administratif

dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang hukum dan hak asasi manusia;

22. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan hukum dan

hak asasi manusia;

23. Surat Keterangan adalah surat keterangan telah dilakukan perekaman

Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang diterbitkan oleh Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil;

24. Nomor Induk Kependudukan adalah nomor identitas Penduduk yang

bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang

terdaftar sebagai Penduduk Indonesia;

25. Hari adalah hari kalender.

E. ASAS PENYELENGGARA

Dalam melaksanakan tahapan Pencalonan, penyelenggara Pilbup

Klaten 2020 harus berpedoman pada asas :

1. mandiri;

2. jujur;

3. adil;

4. kepastian hukum;

5. tertib;

6. kepentingan umum;

7. keterbukaan;

8. proporsionalitas;

9. profesionalitas;

10. akuntabilitas;

11. efisiensi;

12. efektivitas; dan

13. aksesibilitas.

F. PESERTA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KLATEN TAHUN 2020

1. Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Klaten Tahun 2020 adalah:

a. Paslon yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai

Politik dan telah memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai

peserta Pilbup Klaten 2020; dan/atau

b. Paslon Perseorangan yang mendaftarkan diri dan telah memenuhi

syarat untuk ditetapkan sebagai peserta Pilbup Klaten 2020.

2. Partai Politik dalam mengajukan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati

mempunyai hak, kesempatan, dan menerima pelayanan yang setara

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

3. Setiap Partai Politik melakukan seleksi Bakal Calon Bupati dan Wakil

Bupati secara demokratis dan terbuka sesuai dengan Anggaran Dasar

dan Anggaran Rumah Tangga, dan/atau peraturan internal masing-

masing Partai Politik.

4. Dalam seleksi bakal calon Bupati dan Wakil Bupati secara demokratis

dan terbuka sebagaimana dimaksud pada angka 3 mengutamakan

bukan mantan terpidana korupsi.

5. Bakal calon Perseorangan yang dapat mendaftar sebagai Calon Bupati

dan Wakil Bupati diutamakan bukan mantan terpidana korupsi.

BAB II

PERSYARATAN CALON DAN PENCALONAN

A. PERSYARATAN CALON

1. Warga Negara Indonesia dapat menjadi Calon Bupati dan Wakil Bupati

Klaten Tahun 2020, dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17

Agustus 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau

sederajat;

d. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun terhitung sejak

penetapan paslon;

e. mampu secara jasmani, rohani dan bebas penyalahgunaan

narkotika berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh

dari tim dokter yang terdiri dari dokter, ahli psikologi dan Badan

Narkotika Nasional (BNN);

f. tidak pernah sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

g. bagi terpidana yang tidak menjalani pidana di dalam penjara

meliputi:

1. terpidana karena kealpaan ringan (culpa levis);

2. terpidana karena alasan politik;

wajib secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik

bahwa yang bersangkutan sedang menjalani pidana tidak di dalam

penjara;

h. bagi mantan terpidana yang telah selesai menjalani masa

pemidanaannya, secara kumulatif, wajib memenuhi syarat secara

terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik dan bukan

sebagai pelaku kejahatan yang berulang;

i. bukan mantan terpidana bandar narkoba dan bukan mantan

terpidana kejahatan seksual terhadap anak;

j. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

k. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;

l. menyerahkan daftar kekayaan pribadi kepada instansi yang

berwenang memeriksa laporan harta kekayaan penyelenggara

negara;

m. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara Perseorangan

dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya

yang merugikan keuangan negara;

n. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

o. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan memiliki laporan pajak

pribadi;

p. belum pernah menjabat sebagai Bupati atau Wakil Bupati, selama

2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama untuk Calon

Bupati atau Calon Wakil Bupati, dengan ketentuan:

1) penghitungan 2 (dua) kali masa jabatan dihitung berdasarkan

jumlah pelantikan dalam jabatan yang sama, yaitu masa

jabatan pertama selama 5 (lima) tahun penuh dan masa

jabatan kedua paling singkat selama 2 ½ (dua

setengah) tahun, dan sebaliknya;

2) jabatan yang sama sebagaimana dimaksud pada angka 1,

adalah jabatan Bupati dengan Bupati dan jabatan Wakil

Bupati dengan Wakil Bupati;

3) 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama, meliputi:

a) telah 2 (dua) kali berturut-turut dalam jabatan yang sama;

b) telah 2 (dua) kali dalam jabatan yang sama tidak berturut-

turut; atau

c) telah 2 (dua) kali dalam jabatan yang sama di daerah yang

sama atau di daerah yang berbeda;

4) perhitungan 5 (lima) tahun masa jabatan atau 2 ½ (dua

setengah) tahun masa jabatan sebagaimana dimaksud pada

angka 1, dihitung sejak tanggal pelantikan sampai dengan

akhir masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati yang

bersangkutan; dan

5) ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai

dengan angka 4, berlaku untuk:

a) jabatan Bupati dan Wakil Bupati yang dipilih secara

langsung melalui Pemilihan, dan yang diangkat oleh

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten;

b) jabatan Bupati dan Wakil Bupati karena perubahan nama

Kabupaten;

q. belum pernah menjabat sebagai:

1. Gubernur bagi calon Bupati dan calon Wakil Bupati di daerah

yang sama;

2. Wakil Gubernur bagi calon Bupati dan calon Wakil Bupati di

daerah yang sama; atau

3. Bupati bagi Calon Wakil Bupati di daerah yang sama;

r. berhenti dari jabatannya sejak ditetapkan sebagai calon bagi

Bupati atau Wakil Bupati yang mencalonkan diri sebagai Bupati

atau Wakil Bupati dari kabupaten lain;

s. menyatakan secara tertulis bersedia cuti di luar tanggungan

negara selama masa kampanye bagi Bupati dan Wakil Bupati yang

mencalonkan diri dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Klaten Tahun 2020;

t. tidak berstatus sebagai Penjabat Gubernur, Penjabat Bupati atau

Penjabat Walikota;

u. menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai anggota

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah atau Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah sejak ditetapkan sebagai calon;

v. menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai anggota

Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,

Pegawai Negeri Sipil, Lurah/Kepala Desa dan perangkat desa sejak

ditetapkan sebagai calon;

w. berhenti dari jabatan pada Badan Usaha Milik Negara atau Badan

Usaha Milik Daerah yang tidak dapat ditarik kembali sejak

ditetapkan sebagai calon; atau

x. berhenti sebagai Anggota KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP

Kabupaten/Kota, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu

Kabupaten/Kota sebelum pembentukan PPK dan PPS;

2. Syarat calon mampu secara jasmani dan rohani tidak menghalangi

penyandang disabilitas;

B. PERSYARATAN PENCALONAN

1. KPU Kabupaten menetapkan persyaratan pencalonan untuk Partai

Politik atau Gabungan Partai Politik, dengan Keputusan KPU kabupaten

sebelum pengumuman pendaftaran Paslon;

2. Persyaratan pencalonan untuk Partai Politik atau Gabungan Partai

Politik harus memenuhi perolehan paling sedikit 20% (dua puluh persen)

dari jumlah kursi DPRD Kabupaten Klaten atau 25% (dua puluh lima

persen) dari akumulasi perolehan suara sah dalam Pemilihan Umum

Anggota DPRD Kabupaten Klaten Tahun 2019;

3. Dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik mengusulkan

Bakal Paslon menggunakan ketentuan memperoleh paling sedikit 25%

(dua puluh lima persen) dari akumulasi perolehan suara sah, ketentuan

tersebut hanya berlaku bagi Partai Politik yang memperoleh kursi di

DPRD Kabupaten Klaten pada Pemilihan Umum Anggota DPRD

Kabupaten Klaten Tahun 2019;

4. KPU Kabupaten menghitung syarat pencalonan sebagaimana dimaksud

pada angka 2 (dua), dengan rumus :

a) Syarat pencalonan = jumlah kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Klaten Tahun 2019 atau 50 kursi x 20/100 = 10 Kursi;

dan

b) Syarat pencalonan = jumlah suara sah Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2019 atau 771.418 (tujuh ratus

tujuh puluh satu ribu empat ratus delapan belas) x 25/100 =

192.854,5 (seratus Sembilan puluh dua ribu delapan ratus lima

puluh empat koma lima);

c) Dalam hal hasil penghitungan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan huruf b menghasilkan angka pecahan, dilakukan pembulatan ke

atas;

5. Keputusan KPU Kabupaten Klaten tentang Persyaratan Pencalonan

Untuk Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, didasarkan pada

Keputusan KPU Kabupaten Nomor 538/HK.03.1-Kpt/3310/KPU-

Kab/V/2019 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan

Perolehan Suara Partai Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Daerah Kabupaten Klaten dan Keputusan KPU Kabupaten

Nomor 548/PL.01.9-Kpt/3310/KPU-Kab/VIII/2019 tentang Penetapan

Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2019;

6. Salinan Keputusan KPU Kabupaten tentang Persyaratan Pencalonan

untuk Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, disampaikan kepada

Pimpinan DPRD Kabupaten Klaten, Pimpinan Partai Politik Tingkat

Kabupaten Klaten dan Panwas Kabupaten;

7. Pimpinan Partai Politik tingkat pusat menandatangani dan

melaksanakan pakta integritas pencalonan Bupati dan Wakil Bupati

sebagaimana dimaksud dalam BAB I huruf F angka 4, yang tercantum

dalam formulir Model B.1.2.KWK Partai Politik.

8. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik hanya dapat mendaftarkan 1

(satu) Bakal Paslon;

9. Partai Politik dapat bersepakat dengan Partai Politik lain untuk

membentuk gabungan dalam mendaftarkan Bakal Paslon, yang

kesepakatannya ditandatangani oleh masing-masing Pimpinan Partai

Politik;

10. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik melakukan kesepakatan

dengan Bakal Paslon untuk didaftarkan mengikuti Pilbup Klaten 2020,

dan kesepakatannya ditandatangani oleh Pimpinan Partai Politik

atau masing-masing Pimpinan Partai Politik yang bergabung dan

Bakal Paslon;

11. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang telah mendaftarkan

Bakal Paslon kepada KPU Kabupaten, tidak dapat menarik

dukungannya sejak pendaftaran;

12. Dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik menarik dukungan

dan/atau menarik Bakal Calon dan/atau Bakal Paslon yang telah

didaftarkan, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tersebut

dianggap tetap mendukung Bakal Paslon yang bersangkutan dan tidak

dapat mengusulkan Bakal Calon atau Bakal Paslon pengganti;

13. Bakal Calon yang telah menandatangani kesepakatan pengusulan dan

telah didaftarkan kepada KPU Kabupaten, tidak dapat mengundurkan

diri sejak pendaftaran;

14. Dalam hal Bakal Calon mengundurkan diri, Partai Politik atau

Gabungan Partai Politik yang mencalonkan tidak dapat mengusulkan

Bakal calon dan/atau Bakal Paslon pengganti dan pencalonannya

dinyatakan gugur;

BAB III

PENDAFTARAN BAKAL PASANGAN CALON

A. PENGUMUMAN DAN PENDAFTARAN

1. KPU Kabupaten menerima dari KPU/KPU Provinsi salinan keputusan

terakhir Menteri tentang kepengurusan Partai Politik tingkat pusat dan

salinan keputusan terakhir Pimpinan Partai Politik tingkat Pusat/ Partai

Politik tingkat Provinsi tentang kepengurusan Partai Politik tingkat

Kabupaten Klaten sebelum masa pendaftaran Paslon;

2. Keputusan kepengurusan Partai Politik tingkat Kabupaten tidak dapat

dilakukan perubahan, sejak diserahkan sampai dengan akhir masa

pendaftaran Bakal Paslon, kecuali perubahan tersebut disebabkan

karena :

a. terdapat pengurus yang meninggal dunia, atau berhalangan tetap,

yang dibuktikan dengan surat kematian, atau surat keterangan yang

menunjukkan pengurus yang bersangkutan berhalangan tetap; atau

b. terjadi pemberhentian pengurus sebagai akibat pengambilalihan

kewenangan Partai Politik tingkat Daerah Kabupaten Klaten oleh

Pengurus Partai Politik tingkat Pusat dalam pendaftaran Pasangan

Calon;

3. Partai Politik yang tidak menyampaikan salinan keputusan tentang

kepengurusan partai politik tingkat Kabupaten, tidak dapat

mendaftarkan Paslon;

4. Keputusan tentang kepengurusan Partai Politik tingkat pusat dan

tingkat Kabupaten Klaten, menjadi pedoman bagi KPU Kabupaten dalam

penerimaan pendaftaran Bakal Paslon;

5. Dalam hal keputusan terakhir dari Menteri tentang kepengurusan Partai

politik tingkat pusat masih dalam proses penyelesaian sengketa di

pengadilan, KPU Kabupaten menerima pendaftaran Bakal Paslon

berdasarkan keputusan terakhir dari Menteri tentang penetapan

kepengurusan Partai politik;

6. KPU Kabupaten mengumumkan pendaftaran Bakal Paslon melalui

media massa dan/atau papan pengumuman dan/atau laman KPU

Kabupaten selama 3 (tiga) hari;

7. Dalam Pengumuman pendaftaran Bakal Paslon dicantumkan:

a. Keputusan KPU Kabupaten tentang Syarat Minimal Jumlah Kursi

atau Akumulasi Suara Sah Partai Politik atau Gabungan Partai

Politik sebagai Pemenuhan Syarat Pencalonan yang diusulkan dari

Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dalam Pilbup Klaten;

b. waktu penyerahan dokumen;

c. tempat pendaftaran;

8. Masa pendaftaran Bakal Paslon selama 3 (tiga) hari, dengan jadwal

sebagai berikut:

a. hari pertama dan hari kedua pendaftaran dilaksanakan pada pukul

08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB; dan

b. hari ketiga pendaftaran dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB sampai

dengan pukul 24.00 WIB;

9. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tingkat Kabupaten Klaten

mendaftarkan Bakal Paslon kepada KPU Kabupaten selama masa

pendaftaran;

10. Dalam hal pendaftaran Bakal Paslon dari Partai Politik atau Gabungan

Partai Politik tidak dilaksanakan oleh Pimpinan Partai Politik tingkat

Kabupaten Klaten, pendaftaran Bakal Paslon yang telah disetujui Partai

Politik atau Gabungan Partai Politik tingkat Pusat dapat dilakukan oleh

Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tingkat Pusat;

11. Dalam mendaftarkan Bakal Paslon, Partai Politik atau Gabungan Partai

Politik wajib memenuhi persyaratan :

a. Syarat paling sedikit perolehan kursi atau perolehan suara sah;

b. menyertakan surat pencalonan dan kesepakatan Bakal Pasangan

Calon dengan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik;

c. menyertakan dokumen syarat calon dan surat persetujuan

Pasangan Calon yang ditandatangani oleh Pimpinan Partai Politik

tingkat pusat;

d. menyertakan keputusan pimpinan Partai Politik tingkat pusat atau

provinsi tentang kepengurusan Partai Politik tingkat kabupaten

sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai

Politik yang bersangkutan; dan

e. menyertakan pakta integritas sebagaimana dimaksud dalam BAB I

huruf F angka 4 yang ditandatangani oleh Pimpinan Partai Politik

tingkat pusat.

12. Dalam hal pendaftaran Bakal Pasangan Calon dilakukan oleh Partai

Politik tingkat pusat, pendaftaran harus menyertakan keputusan

pimpinan Partai Politik tingkat pusat tentang pengambilalihan

wewenang Partai Politik tingkat provinsi atau tingkat kabupaten dalam

pendaftaran Pasangan Calon

13. Dalam hal pimpinan Partai Politik tingkat pusat sebagainana dimaksud

pada angka 11 huruf c berhalangan, surat persetujuan Pasangan Calon

ditandatangani oleh petugas Partai Politik tingkat pusat yang

memperoleh mandat berdasarkan mekanisme pengambilan keputusan

sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai

Politik yang bersangkutan.

14. Pengurus Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan Bakal

Pasangan Calon wajib hadir pada saat pendaftaran.

15. Dalam mendaftarkan Bakal Pasangan Calon, Partai Politik atau

Gabungan Partai Politik atau tim Bakal Pasangan Calon memasukkan

data bakal pasangan calon dan data dukungan Partai Politik atau

Gabungan Partai Politik ke dalam sistem informasi pencalonan.

16. Dalam hal pengurus Partai Politik atau Gabungan Partai Politik atau

salah seorang Bakal Calon atau Bakal Paslon tidak dapat hadir pada

saat pendaftaran, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, atau Bakal

Calon tidak dapat melakukan pendaftaran, kecuali ketidakhadiran

tersebut disebabkan oleh halangan yang dapat dibuktikan dengan surat

keterangan dari instansi yang berwenang.

17. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mendaftarkan Bakal

Paslon, yang secara kumulatif tidak memenuhi persyaratan pencalonan,

KPU Kabupaten menyatakan tidak menerima pendaftaran tersebut,

menuangkan dalam Berita Acara dan mengembalikan dokumen

pendaftaran Bakal Calon kepada Partai Politik atau Gabungan Partai

Politik yang bersangkutan.

18. Dalam menerima pendaftaran Bakal Paslon, KPU Kabupaten bertugas:

a. Menerima dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon

yang diajukan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik;

b. Meneliti pemenuhan persyaratan jumlah paling sedikit perolehan

jumlah kursi atau jumlah suara sah;

c. Meneliti dokumen persyaratan pencalonan yaitu :

1) Keabsahan dokumen syarat calon dan surat persetujuan Bakal

Paslon yang ditandatangani oleh Pimpinan Partai Politik tingkat

Pusat dengan berpedoman pada Keputusan Menteri yang diterima

dari KPU;

2) Keabsahan Keputusan kepengurusan Partai Politik tingkat

Kabupaten Klaten;

3) Kelengkapan dokumen keputusan pengambilalihan kepengurusan

Partai Politik Tingkat Kabupaten Klaten.

19. Berdasarkan hasil verifikasi persyaratan pencalonan dan syarat calon,

KPU Kabupaten mencatat penerimaan dokumen persyaratan pencalonan

dan persyaratan calon yang diajukan oleh Partai Politik atau Gabungan

Partai Politik menggunakan Tanda Terima pendaftaran formulir Model

TT.1-KWK yang berisi :

a. Nama Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang

mendaftarkan Bakal Paslon;

b. Nomor dan tanggal keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat

dan/atau keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat Kabupaten;

c. Nomor dan tanggal Keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat

tentang persetujuan Bakal Pasangan Calon yang diusulkan oleh

pengurus Partai Politik tingkat Kabupaten Klaten, yang

ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal atau

nama lain Pimpinan Partai Politik tingkat Pusat;

d. Hari, tanggal, dan waktu penerimaan dokumen persyaratan

pencalonan dan persyaratan calon;

e. Alamat dan nomor telepon Bakal Paslon, alamat dan nomor telepon

kantor Pimpinan Partai Politik atau masing-masing kantor Pimpinan

Partai Politik yang bergabung mendaftarkan Bakal Pasangan Calon;

dan

f. Jumlah dan jenis kelengkapan dokumen persyaratan pencalonan

dan persyaratan calon.

20. Menerima daftar nama Tim Kampanye tingkat Kabupaten dan

Kecamatan;

21. memberikan formulir Model TT.1-KWK kepada Partai Politik atau

Gabungan Partai Politik yang mengajukan Bakal Paslon;

22. Memberikan surat pengantar pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani

dan bebas penyalahgunaan Narkotika di rumah sakit yang ditunjuk oleh

KPU Kabupaten kepada Bakal Paslon.

23. Dalam hal terdapat 1 (satu) atau lebih Partai Politik dalam Gabungan

Partai Politik tidak melampirkan Keputusan Pimpinan Partai Politik

tingkat Pusat tentang persetujuan Bakal Paslon, KPU Kabupaten

menyatakan Partai Politik tersebut tidak dapat menjadi bagian dari

Gabungan Partai Politik pengusul Bakal menjadi dan mencatatnya

dalam Berita Acara.

24. KPU Kabupaten mencoret 1 (satu) atau lebih Partai Politik yang tidak

melampirkan keputusan pimpinan partai politik tingkat pusat tentang

persetujuan Bakal Paslon dalam dokumen persyaratan pencalonan,

dibubuhi paraf petugas pendaftaran dan salah satu Partai Politik

pengusul serta disaksikan Panwas Kabupaten dan dituangkan dalam

Berita Acara.

25. KPU Kabupaten menerima pendaftaran Bakal Paslon dari Gabungan

Partai Politik yang masih memenuhi syarat pendaftaran calon dan

menuangkan dalam Berita Acara.

B. DOKUMEN PERSYARATAN PENCALONAN DAN PERSYARATAN CALON

1. Dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon yang diajukan

oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang wajib disampaikan

kepada KPU Kabupaten terdiri atas :

a. Surat pencalonan dan kesepakatan yang ditandatangani oleh

Pimpinan Partai Politik atau para Pimpinan Partai Politik yang

bergabung serta Bakal Pasangan Calon, sesuai dengan

tingkatannya, yang menyatakan :

1) sepakat mendaftarkan Bakal Pasangan Calon Bupati dan Wakil

Bupati;

2) tidak akan menarik Bakal Pasangan Calon Bupati dan Wakil

Bupati, yang akan didaftarkan;

3) sepakat antara Partai Politik atau Gabungan Partai Politik

dengan Bakal Pasangan Calon untuk mengikuti proses

Pemilihan; dan

4) naskah visi, misi dan program Pasangan Calon Bupati dan

Wakil Bupati, telah sesuai dengan Rencana Pembangunan

Jangka Panjang daerah, dengan menggunakan formulir Model

B-KWK Parpol beserta lampirannya.

b. surat pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh Calon

sebagai bukti pemenuhan persyaratan calon menggunakan Formulir

Model BB.1-KWK;

c. surat pernyataan sebagaimana dimaksud dalam huruf b dilengkapi

dengan keputusan pemberhentian dari pejabat berwenang bagi

Calon yang berstatus sebagai Anggota KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh,

KPU/KIP Kabupaten/Kota, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwas

Kabupaten/Kota;

d. surat pernyataan tidak pernah sebagai terpidana berdasarkan

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

sebagaimana dimaksud dalam BAB II huruf A angka 1 huruf f

dilengkapi dengan surat keterangan tidak pernah sebagai terpidana

berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum

tetap dari pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi

tempat tinggal calon;

e. bagi Bakal Calon dengan status terpidana yang tidak menjalani

pidana dalam penjara sebagaimana dimaksud dalam BAB II huruf A

angka 1 huruf g wajib menyerahkan:

1) surat dari pemimpin redaksi media massa lokal atau nasional,

yang menerangkan bahwa Bakal Calon telah secara terbuka dan

jujur mengemukakan kepada publik sebagai Terpidana yang

tidak menjalani pidana dalam penjara disertai dengan buktinya;

2) salinan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum

tetap; dan

3) surat keterangan dari kejaksaan yang menerangkan bahwa

Terpidana tidak menjalani pidana dalam penjara berdasarkan

putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

f. bagi bakal calon dengan status Mantan Terpidana yang belum

mencapai paling sedikit 5 (lima) tahun sejak selesai menjalani masa

pidana sampai dengan jadwal pendaftaran, sebagaimana dimaksud

dalam BAB II huruf A angka1 huruf h, wajib menyerahkan, wajib

menyerahkan :

1) Surat dari pemimpin redaksi media massa lokal atau nasional

yang menerangkan bahwa bakal calon telah secara terbuka dan

mengemukakan kepada publik sebagai Mantan Terpidana

dengan disertai buktinya;

2) Surat keterangan yang menyatakan bahwa bakal calon yang

bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang

dari :

a) Kepolisian Resor

b) Kepolisian Daerah untuk Pasangan Calon Bupati dan Wakil

Bupati yang mencalonkan diri di daerah lain dalam 1 (satu)

provinsi yang tidak sesuai dengan domisili.

2) surat . . .

3) Surat keterangan telah selesai menjalani pidana dari kepala

lembaga permasyarakatan;

4) Surat keterangan telah selesai menjalani pembebasan bersyarat,

cuti bersyarat atau cuti menjelang bebas dari kepala lembaga

pemasyarakatan, dalam hal Bakal Calon mendapat pembebasan

bersyarat, cuti bersyarat atau cuti menjelang bebas; dan

5) Putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

g. Surat keterangan tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan

putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

dari pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat

tinggal Calon;

h. Surat keterangan catatan kepolisian yang menerangkan Bakal Calon

pernah/tidak pernah melakukan perbuatan tercela, yang

dikeluarkan oleh :

1) Kepolisian Resor

2) Kepolisian Daerah untuk Pasangan Calon Bupati dan Wakil

Bupati yang mencalonkan diri di daerah lain dalam 1 (satu)

provinsi yang tidak sesuai dengan domisili.

i. Surat tanda terima penyerahan laporan harta kekayaan

penyelenggara negara dari instansi yang berwenang memeriksa

laporan harta kekayaan penyelenggara negara;

j. Surat keterangan tidak sedang memiliki tanggungan hutang secara

perseorangan dan/atau secara badan hukum yang menjadi

tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara dari

pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal

Calon;

k. Surat keterangan tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan

putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

dari pengadilan niaga atau pengadilan tinggi yang wilayah

hukumnya meliputi tempat tinggal calon;

l. Fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama calon,

tanda terima penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi atas nama bakal calon,

untuk masa 5 (lima) tahun terakhir atau sejak Calon menjadi wajib

pajak, dan tanda bukti tidak mempunyai tunggakan pajak dari

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Calon yang bersangkutan

terdaftar;

dari . . .

m. Keputusan pemberhentian sebagai Penjabat Gubernur, Penjabat

Bupati atau Penjabat Walikota bagi calon yang berstatus sebagai

penjabat Gubernur, penjabat Bupati atau Penjabat Walikota;

n. Daftar riwayat hidup yang dibuat dan ditandatangani oleh Calon

dan Pimpinan Partai Politik atau para Pimpinan Gabungan Partai

Politik, dengan menggunakan Formulir Model BB.2-KWK;

o. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektronik;

p. Fotokopi Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau sederajat, yang telah dilegalisasi

oleh instansi yang berwenang;

q. Naskah visi, misi dan program Paslon mengacu pada Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten yang

ditandatangani Bakal Paslon;

r. Daftar nama Tim Kampanye tingkat Kabupaten dan/atau

kecamatan; dan

s. Pasfoto terbaru masing-masing calon ukuran 4 (empat) sentimenter

x 6 (enam) sentimenter berwarna sebanyak 4 (empat) lembar dan

hitam putih sebanyak 4 (empat) lembar, serta foto Calon ukuran

10,2 (sepuluh koma dua) centimenter x 15,2 (lima belas koma dua)

centimenter atau ukuran 4R sebanyak 2 (dua) lembar beserta

softcopy;

2. Pengesahan surat pencalonan beserta lampirannya dibubuhi tanda

tangan asli/basah oleh Pimpinan atau para Pimpinan Partai Politik yang

bergabung dan dibubuhi cap basah Partai Politik sesuai dengan surat

keputusan kepengurusan Partai Politik yang sah.

3. Surat pernyataan dalam formulir Model BB.1-KWK dilengkapi :

a. Surat pengajuan pengunduran diri bagi Calon yang berstatus

Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota dan

Wakil Walikota yang mencalonkan diri dari daerah lain;

b. Surat pengajuan pengunduran diri sebagai anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah, anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian

Negara Republik Indonesia, Pegawai Negeri Sipil, Kepala Desa atau

sebutan lainnya;

c. Surat pernyataan berhenti dari jabatan Badan Usaha Milik Negara

atau Badan Usaha Milik Daerah;

d. Surat pengajuan pengunduran diri sebagai Pegawai Negeri Sipil bagi

calon yang berstatus sebagai Penjabat Gubernur, Penjabat Bupati,

atau Penjabat Walikota;

e. Tanda terima dari pejabat yang berwenang atas penyerahan surat

pengunduran diri atau pernyataan berhenti sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d; dan

f. Surat keterangan bahwa pengunduran diri atau pernyataan berhenti

sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d

sedang diproses oleh pejabat yang berwenang;

yang disampaikan kepada KPU Kabupaten paling lambat 5 (lima) hari

sejak ditetapkan sebagai calon.

4. Pasangan calon menyampaikan salinan Formulir Model BB.1-KWK yang

telah diisi dan ditandatangani kepada :

a. Panwas Kabupaten;

b. Pejabat yang berwenang memberikan cuti; dan

c. Menteri yang menyelenggarakan urusan dalam negeri.

5. Lampiran surat pencalonan untuk Bakal Paslon dari Partai Politik atau

Gabungan Partai Politik, meliputi :

a. Keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat Pusat tentang

persetujuan Bakal Paslon menggunakan Formulir Model B.1-KWK

Parpol;

b. Dokumen administrasi persyaratan calon sebagaimana dimaksud

dalam angka 1.

6. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik mendaftarkan Tim Kampanye

pada saat pendaftaran Bakal Paslon.

7. Tata Cara Pendaftaran Tim Kampanye berpedoman pada Peraturan KPU

tentang Kampanye Pemilihan dan Keputusan KPU Kabupaten Klaten

tentang Pedoman Teknis Kampanye Pemilihan.

8. Dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon dimasukkan ke

dalam map dan ditulis dengan huruf kapital nama Paslon dan Partai

Politik atau Gabungan Partai Politik.

9. Surat pencalonan beserta dokumen administrasi Bakal Calon

sebagaimana dimaksud pada angka 8, dibuat dalam 2 (dua) rangkap,

meliputi :

a. 1 (satu) rangkap asli; dan

b. 1 (satu) rangkap salinan.

BAB IV

PENELITIAN DOKUMEN PERSYARATAN CALON

A. PENELITIAN PERSYARATAN CALON

1. Terhadap persyaratan kesehatan :

a. KPU Kabupaten menerima Keputusan KPU tentang standar

pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani, dan bebas penyalahgunaan

narkotika, serta standar kemampuan secara jasmani dan rohani.

b. KPU Kabupaten berkoordinasi dengan pengurus Ikatan Dokter

Indonesia (IDI), Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) dan Badan

Narkotika Nasional (BNN) tingkat Kabupaten, untuk membentuk tim

pemeriksa kesehatan yang terdiri atas Dokter, ahli psikologi dan

pemeriksa bebas penyalahgunaan narkotika;

c. Tim pemeriksa kesehatan terdiri atas ketua yang dipilih dari anggota

tim dan anggota;

d. KPU Kabupaten menyampaikan:

a. standar pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani, dan bebas

penyalahgunaan narkotika kepada tim pemeriksa kesehatan; dan

b. standar kemampuan secara jasmani dan rohani kepada Bakal

Paslon dari Partai Politik atau Gabungan Partai Politik;

e. KPU Kabupaten menetapkan Rumah Sakit Pemerintah Daerah atau

Rumah Sakit Pemerintah Pusat di daerah berdasarkan rekomendasi

IDI Wilayah Kabupaten dengan Keputusan KPU Kabupaten;

f. KPU Kabupaten menyampaikan nama rumah sakit pemerintah yang

ditunjuk kepada Bakal Paslon Perseorangan untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani dan bebas penyalahgunaan

narkotika;

g. Tim pemeriksa kesehatan melakukan rapat pleno untuk menetapkan

kesimpulan yang menyatakan:

a. calon mampu atau tidak mampu secara jasmani dan rohani; dan

b. positif atau negatif menyalahgunakan narkotika;

yang ditandatangani oleh ketua tim pemeriksa kesehatan;

h. Tim pemeriksa kesehatan menyampaikan kesimpulan hasil

pemeriksaan dengan dilampiri seluruh hasil pemeriksaan kesehatan

Calon kepada KPU Kabupaten, sebagai pemenuhan kelengkapan

persyaratan calon;

i. Kesimpulan dan seluruh hasil pemeriksaan kesehatan bersifat final

dan tidak dapat dilakukan pemeriksaan pembanding;

2. KPU Kabupaten melakukan penelitian persyaratan administrasi

terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan

pencalonan dan persyaratan calon paling lama 7 (tujuh) hari;

3. Hasil penelitian dituangkan dalam formulir Model BA.HP-KWK dan

lampirannya;

4. Dalam hal berdasarkan hasil penelitian dan/atau laporan masyarakat,

terbukti bakal calon Bupati dan Wakil Bupati yang didaftarkan Partai

Politik atau Gabungan Partai Politik tidak sesuai dengan pakta

integritas, Partai Politik dapat mengganti bakal calon yang

bersangkutan.

5. Penelitian terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen meliputi

penelitian terhadap:

a. Cap basah Partai Politik atau masing-masing Gabungan Partai

Politik yang bergabung;

b. tanda tangan Paslon;

c. materai; dan

d. kesesuaian isi dokumen dengan ketentuan dalam Keputusan ini.

6. Dalam hal calon mencantumkan riwayat pendidikan di atas sekolah

lanjutan tingkat atas, Paslon wajib menyertakan:

a. fotokopi ijazah perguruan tinggi negeri atau swasta yang dilegalisasi

oleh pejabat yang berwenang di perguruan tinggi yang bersangkutan;

b. legalisasi yang dilakukan oleh Pimpinan perguruan tinggi negeri atau

swasta yang baru, apabila perguruan tinggi negeri atau swasta

tempat bakal calon berkuliah telah berganti nama;

c. legalisasi yang dilakukan oleh Koordinator Perguruan Tinggi

Swasta/Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Agama di wilayah

perguruan tinggi swasta itu berada, apabila perguruan tinggi swasta

tempat bakal calon berkuliah tidak beroperasi lagi;

7. Dalam hal sekolah tidak beroperasi lagi atau telah bergabung dengan

sekolah lain, fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Bakal

Calon yang bersangkutan harus dilegalisasi oleh instansi atau satuan

kerja yang menyelenggarakan urusan pendidikan atau pendidikan

agama di wilayah tempat sekolah dimaksud pernah berdiri;

8. Dalam hal ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Bakal Calon yang

bersangkutan tidak dapat ditemukan atau hilang, calon wajib

menyertakan surat keterangan pengganti ijazah/Surat Tanda Tamat

Belajar (STTB) dari sekolah bersangkutan;

9. Dalam hal ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Bakal Calon yang

bersangkutan tidak dapat ditemukan atau hilang, dan sekolah tempat

Bakal Calon bersekolah tidak beroperasi lagi, Bakal Calon wajib

menyertakan surat keterangan pengganti ijazah yang dikeluarkan oleh

instansi atau satuan kerja yang menyelenggarakan urusan pendidikan

atau pendidikan agama di wilayah tempat sekolah dimaksud pernah

berdiri;

10. Pengesahan fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang

diperoleh dari sekolah luar negeri dilakukan oleh kepala sekolah yang

bersangkutan dan/atau instansi yang menyelenggarakan urusan

pendidikan;

11. Pengesahan fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang

diperoleh dari sekolah asing di Indonesia dan sekolah internasional

dilakukan oleh kepala sekolah yang bersangkutan dan/atau instansi

yang menyelenggarakan urusan pendidikan;

12. Pengesahan fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang

diperoleh dari sekolah asing di luar negeri dilakukan oleh pejabat yang

berwenang di instansi yang menyelenggarakan urusan pendidikan;

13. Apabila dalam proses penelitian persyaratan administrasi ditemukan

catatan masalah hukum dalam surat keterangan catatan kepolisian,

KPU Kabupaten melakukan klarifikasi ke Kejaksaan Negeri/Kejaksaan

Tinggi dan Pengadilan Negeri/Pengadilan Tinggi untuk memastikan

adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap;

14. Dalam hal sudah terdapat putusan yang berkekuatan hukum tetap,

KPU Kabupaten melakukan klarifikasi ke Lembaga Pemasyarakatan

untuk memperoleh informasi bahwa yang bersangkutan :

a. pernah dipidana penjara, atau

b. telah selesai menjalani pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun

sebelum jadwal pendaftaran;

15. Dalam hal terdapat keraguan dan/atau masukan dari masyarakat

terhadap keabsahan dokumen persyaratan pencalonan dan/atau

persyaratan calon, KPU Kabupaten dapat melakukan klarifikasi kepada

instansi yang berwenang;

16. KPU Kabupaten dan instansi terkait menuangkan hasil klarifikasi

dalam berita acara;

17. KPU Kabupaten menyampaikan hasil verifikasi, kepada Bakal Paslon

dalam rapat pleno terbuka dan mengumumkan paling lambat 2 (dua)

hari setelah verifikasi;

18. Berdasarkan hasil verifikasi, dokumen persyaratan pencalonan

dan/atau persyaratan calon yang dinyatakan belum lengkap dan/atau

belum memenuhi syarat dan/atau tidak memenuhi syarat, Bakal

Paslon diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau memperbaiki

persyaratan paling lama 3 (tiga) hari sejak pemberitahuan hasil

verifikasi oleh KPU Kabupaten;

19. Perbaikan dokumen persyaratan, dikecualikan bagi bakal calon atau

Bakal Paslon yang dinyatakan tidak memenuhi syarat kesehatan

jasmani dan rohani dan/atau bebas penyalahgunaan narkotika;

20. Dalam hal bakal calon atau Bakal Paslon dinyatakan tidak memenuhi

syarat kesehatan jasmani dan rohani dan/atau bebas penyalahgunaan

narkotika Calon atau Paslon yang bersangkutan dapat diganti dengan

Bakal Calon atau Bakal Paslon baru;

21. Penggantian bakal calon atau Bakal Paslon, dilakukan pada masa

perbaikan;

B. PERBAIKAN PERSYARATAN CALON

1. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan/atau Bakal Paslon

melakukan perbaikan terhadap persyaratan calon dan menyampaikan

kepada KPU Kabupaten pada masa perbaikan selama 3 (tiga) hari setelah

pemberitahuan hasil verifikasi;

2. Perbaikan dokumen persyaratan calon dilakukan hanya terhadap

dokumen yang dinyatakan belum lengkap dan/atau belum memenuhi

syarat dan/atau tidak memenuhi syarat pada verifikasi administrasi;

3. Bakal Pasangan Calon dapat melakukan perbaikan program kerja atau

visi misi Pasangan Calon selama masa perbaikan persyaratan syarat

calon;

4. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tidak dapat memindahkan

dukungannya kepada Bakal Paslon lain yang diajukan oleh Partai Politik

atau Gabungan Partai Politik yang telah dinyatakan memenuhi

persyaratan pencalonan dan/atau syarat Calon;

5. Dalam menerima perbaikan dokumen persyaratan Bakal Pasangan

Calon, KPU Kabupaten melakukan prosedur sebagaimana dimaksud

dalam BAB III huruf A angka 18 huruf a, b dan c

6. KPU Kabupaten menuangkan hasil penerimaan perbaikan persyaratan

calon ke dalam tanda terima dokumen perbaikan formulir Model TT.2-

KWK

C. PENELITIAN HASIL PERBAIKAN PERSYARATAN CALON

1. KPU Kabupaten melakukan verifikasi terhadap perbaikan persyaratan

calon paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima perbaikan;

2. Verifikasi perbaikan persyaratan calon tidak dilakukan terhadap berkas

persyaratan Calon yang telah dinyatakan lengkap atau memenuhi syarat,

kecuali mendapat rekomendasi dari Panwas Kabupaten atau laporan

tertulis dari masyarakat yang dilampiri identitas kependudukan pelapor

yang jelas, bukti-bukti yang mendasari/memperkuat laporannya, dan

uraian mengenai penjelasan obyek masalah yang dilaporkan;

3. Rekomendasi Panwas Kabupaten atau laporan tertulis masyarakat

sebagaimana dimaksud pada angka 2, ditindaklanjuti oleh KPU

Kabupaten dengan melakukan klarifikasi kepada instansi yang

berwenang atau kepada Pimpinan Partai Politik atau Gabungan Partai

Politik yang mengusulkan Bakal Paslon;

4. Hasil verifikasi perbaikan persyaratan Calon dituangkan dalam formulir

Model BA.HP Perbaikan-KWK dan lampirannya;

5. KPU Kabupaten mengumumkan kepada masyarakat dan menyampaikan

hasil verifikasi perbaikan kepada Pimpinan Partai Politik atau Gabungan

Partai Politik;

6. Dalam hal hasil verifikasi perbaikan Bakal Paslon dinyatakan belum

lengkap dan/atau tidak memenuhi syarat, dan Bakal Paslon tidak

melengkapi dokumen administrasi persyaratan Bakal Paslon sampai

batas akhir masa perbaikan, Bakal Paslon dinyatakan tidak memenuhi

syarat;

7. Dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang Bakal Calon

dan Bakal Paslonnya berhalangan tetap, dan tidak mengajukan bakal

Calon pengganti, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang

bersangkutan dinyatakan tidak memenuhi syarat;

8. Dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik menyerahkan

susunan kepengurusan yang baru, KPU Kabupaten melakukan

klarifikasi kepada kepengurusan Partai Politik setingkat di atasnya atau

yang berwenang mengesahkan kepengurusan Partai Politik di tingkat

tersebut sesuai dengan Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga

(ART) Partai Politik;

9. KPU Kabupaten meneliti keabsahan dokumen kepengurusan

berdasarkan hasil klarifikasi sebagaimana dimaksud pada angka 8.

BAB V

PENETAPAN DAN PENGUMUMAN PASANGAN CALON

1. KPU Kabupaten menetapkan hasil verifikasi persyaratan pencalonan,

persyaratan Bakal Calon, penetapan Paslon peserta Pilbup Klaten pada

rapat pleno dan menuangkan hasil verifikasi dalam Berita Acara

Penetapan Paslon;

2. Berdasarkan Berita Acara Penetapan Paslon, KPU Kabupaten

menetapkan Paslon Peserta Pilbup Klaten dengan Keputusan KPU

Kabupaten;

3. KPU Kabupaten mengumumkan hasil penetapan Paslon Peserta Pilbup

Klaten dalam rapat pleno terbuka;

4. Bagi Calon yang berstatus sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,

Anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik

Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil wajib menyampaikan keputusan

pejabat yang berwenang tentang pemberhentian sebagai Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah atau Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah, Anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara

Republik Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil kepada KPU Kabupaten

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum hari pemungutan;

5. Bagi calon yang berstatus sebagai Bupati, Wakil Bupati yang

mencalonkan diri dari daerah lain wajib menyampaikan keputusan

pejabat yang berwenang tentang pemberhentian sebagai Bupati, Wakil

Bupati, Walikota, Wakil Walikota kepada KPU Kabupaten paling lambat

30 (tiga puluh) hari sebelum hari pemungutan suara;

6. Bagi calon yang berstatus sebagai Penjabat Gubernur, Penjabat Bupati,

atau Penjabat Walikota wajib menyampaikan surat pemberhentian

sebagai Pegawai Negeri Sipil kepada KPU Kabupaten paling lambat 30

(tiga puluh) hari sebelum hari pemungutan;

7. Bagi Calon yang berstatus sebagai pejabat atau pegawai pada Badan

Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah wajib

menyampaikan keputusan pejabat yang berwenang tentang

pemberhentian dari Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik

Daerah kepada KPU Kabupaten paling lambat 30 (tiga puluh) hari

sebelum hari pemungutan suara;

8. Calon yang tidak menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud

pada angka 4 (empat), angka 5 (lima), dan angka 7 (tujuh) dan tidak

dapat membuktikan bahwa pengunduran diri sedang dalam proses,

dinyatakan tidak memenuhi syarat;

9. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang calonnya dinyatakan

tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada angka 8 (delapan)

tidak dapat mengajukan Calon Pengganti;

10. KPU Kabupaten melakukan pengundian nomor urut Paslon yang telah

ditetapkan sebagai peserta Pilbup Klaten dalam rapat pleno terbuka;

11. Rapat pleno KPU Kabupaten tentang pengundian nomor urut Paslon,

dihadiri oleh :

a. Paslon;

b. wakil Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengajukan

Paslon;

c. Paslon Perseorangan;

d. Tim Kampanye;

e. Panwas Kabupaten;

f. media massa; dan

g. tokoh masyarakat;

12. Paslon wajib hadir dalam rapat pleno pengundian nomor urut Paslon;

13. Bagi calon atau Paslon yang tidak hadir dalam rapat pleno dengan

menyampaikan alasan tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan,

pengambilan nomor urut dan penandatanganan pada rancangan daftar

Paslon dilakukan oleh petugas perwakilan dari Tim Kampanye;

14. Petugas perwakilan dari Tim Kampanye wajib mendapat dan membawa

surat mandat tertulis dari Paslon;

15. KPU Kabupaten mengumumkan hasil pengundian nomor urut Paslon

Peserta Pilbup Klaten;

16. Nama lengkap Paslon pada daftar Paslon dan surat suara, harus sesuai

dengan nama Paslon yang tercantum dalam KTP Elektronik Paslon yang

bersangkutan;

17. KPU Kabupaten menyusun nomor urut dan nama Paslon dalam Daftar

Paslon;

18. Penyusunan Daftar Paslon dituangkan dalam Berita Acara Penetapan

Nomor Urut dan Daftar Paslon;

19. Penetapan Nomor Urut dan Daftar Paslon ditetapkan dengan Keputusan

KPU Kabupaten;

20. KPU Kabupaten mengumumkan nama dan nomor urut Paslon yang telah

ditetapkan sebagai Peserta Pilbup Klaten paling lama 2 (dua) hari sejak

penetapan nomor urut Paslon;

21. Penetapan dan pengumuman Paslon Peserta Pilbup Klaten bersifat final

dan mengikat;

22. Nomor urut dan daftar nama Paslon peserta Pilbup Klaten yang

ditetapkan dan telah diumumkan, digunakan untuk :

a. mencetak surat suara;

b. keperluan kampanye; dan

c. dipasang di setiap Tempat Pemungutan Suara pada hari

pemungutan suara.

23. Paslon mengumumkan laporan harta kekayaan pribadi/pejabat negara

hasil penelitian dan/atau klarifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi

kepada masyarakat, paling lambat 2 (dua) hari sebelum hari

pemungutan suara, dengan difasilitasi oleh KPU Kabupaten;

24. Dalam hal Paslon berhalangan untuk mengumumkan laporan harta

kekayaan pribadi/pejabat negara, Paslon dapat memberikan surat kuasa

kepada KPU Kabupaten untuk mengumumkan;

25. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dilarang menarik pengajuan

Paslon dan/atau salah seorang calon dari Paslon setelah penetapan

Paslon Peserta Pilbup Klaten;

26. Paslon dan/atau salah seorang dari Paslon dilarang mengundurkan diri

terhitung sejak ditetapkan sebagai Paslon oleh KPU Kabupaten;

27. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang menarik Paslon

dan/atau Paslon mengundurkan diri, Partai Politik atau Gabungan

Partai Politik tidak dapat mengusulkan Paslon pengganti;

28. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang menarik Paslon

dan/atau Paslon yang mengundurkan diri dinyatakan gugur sebagai

Peserta Pilbup Klaten, dan diberitahukan kepada Paslon dengan

tembusan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, dan diumumkan

kepada masyarakat;

29. Paslon yang dinyatakan gugur sebagai Peserta Pilbup Klaten tidak

mengubah nomor urut Paslon lain yang telah ditetapkan;

BAB VI

PENGGANTIAN CALON

1. Penggantian Bakal Calon atau Calon dapat dilakukan oleh Partai Politik

atau Gabungan Partai Politik, dalam hal :

a. dinyatakan tidak memenuhi syarat kesehatan;

b. berhalangan tetap; atau

c. dijatuhi pidana berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan

hukum tetap;

2. Berhalangan tetap, meliputi keadaan:

a. meninggal dunia; atau

b. tidak mampu melaksanakan tugas secara permanen;

3. Berhalangan tetap karena meninggal dunia, dibuktikan dengan surat

keterangan dari lurah/kepala desa atau camat setempat;

4. Berhalangan tetap karena tidak mampu melaksanakan tugas secara

permanen dibuktikan dengan surat keterangan dokter dari rumah sakit

pemerintah;

5. Penggantian Bakal Calon atau Bakal Paslon sebagaimana dimaksud angka 1

huruf a, dapat dilakukan pada tahap sebagai berikut:

a. sampai dengan tahap verifikasi persyaratan calon; atau

b. sebelum penetapan Paslon;

6. Penggantian Bakal Calon atau Bakal Paslon sebagaimana dimaksud pada

angka 1 huruf b dan huruf c, dapat dilakukan pada tahap sebagai berikut :

a. sampai dengan tahap verifikasi persyaratan calon;

b. sebelum penetapan Paslon; atau

c. sejak penetapan Paslon sampai dengan 30 (tiga puluh) hari sebelum hari

pemungutan suara;

7. Penggantian Bakal Calon atau Calon hanya dilakukan terhadap Bakal Calon

atau Calon yang dinyatakan tidak memenuhi syarat kesehatan, berhalangan

tetap atau dijatuhi pidana berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah

berkekuatan hukum tetap;

8. Penggantian Bakal Calon yang dinyatakan tidak memenuhi syarat

kesehatan, berhalangan tetap atau dijatuhi pidana berdasarkan Putusan

Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, dapat dilakukan dengan

mengubah kedudukan :

a. Calon Bupati menjadi Calon Wakil Bupati; atau

b. Calon Wakil Bupati menjadi Calon Bupati;

9. Bagi Paslon yang diusulkan oleh Partai Politik, penggantian Bakal Calon

sebagaimana dimaksud pada angka 7, harus mendapat persetujuan

Pimpinan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tingkat pusat yang

dituangkan dalam Keputusan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik;

10. Penggantian Bakal Calon sebagaimana dimaksud pada angka 7, tidak

mengubah dukungan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik bagi Paslon

yang diusulkan oleh Partai Politik;

11. Penggantian Bakal Calon karena dinyatakan tidak memenuhi syarat

kesehatan sebagaimana angka 1 huruf a dilakukan pada masa perbaikan;

12. Penggantian calon yang diusung oleh Partai Politik atau Gabungan Partai

Politik karena berhalangan tetap atau dijatuhi pidana berdasarkan Putusan

Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, dilakukan dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dapat mengajukan calon

pengganti paling lama 7 (tujuh) hari sejak Calon atau Paslon

dinyatakan berhalangan tetap atau sejak pembacaan putusan

pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap;

b. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dilarang menarik

dukungannya kepada calon atau Paslon pengganti sebagaimana

dimaksud pada huruf a;

c. dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik menarik

dukungan kepada Calon atau Paslon pengganti, dukungan Partai Politik

atau Gabungan Partai Politik tetap dinyatakan sah;

d. dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tidak mengajukan

Calon atau Paslon pengganti sebagaimana dimaksud pada huruf a,

salah satu calon dari Paslon yang tidak berhalangan tetap atau tidak

dijatuhi pidana berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah

berkekuatan hukum tetap dinyatakan gugur dan Partai Politik atau

Gabungan Partai Politik pengusul Calon atau Paslon tidak dapat

mengusulkan Calon atau Paslon lain;

e. dalam hal salah satu Calon dari Paslon berhalangan tetap atau dijatuhi

pidana berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan

hukum tetap dalam jangka waktu 29 (dua puluh sembilan) hari

sebelum hari pemungutan suara, Partai Politik atau Gabungan Partai

Politik tidak dapat mengusulkan Calon pengganti, salah satu Calon dari

Paslon yang tidak berhalangan tetap atau tidak dijatuhi pidana

berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap

ditetapkan sebagai Paslon;

f. dalam hal terdapat keadaan sebagaimana dimaksud dalam angka 12

huruf e, KPU Kabupaten melanjutkan Pilbup dengan salah satu calon

dari Paslon yang tidak berhalangan tetap sebagai Paslon peserta Pilbup

Klaten;

g. dalam hal salah satu Calon dari Paslon berhalangan tetap atau dijatuhi

pidana berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan

hukum tetap, KPU Kabupaten wajib mengumumkan kepada

masyarakat;

h. Dalam hal terdapat calon Bupati dan Wakil Bupati yang terbukti tidak

sesuai dengan pakta integritas setelah penetapan daftar Pasangan

Calon, KPU Kabupaten mencoret nama calon yang bersangkutan dari

daftar Pasangan Calon

i. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tidak dapat melakukan

penggantian terhadap calon yang terbukti tidak sesuai dengan pakta

integritas sebagaimana dimaksud pada huruf h.

j. Dalam hal terdapat keadaan sebagaimana dimaksud angka 12 huruf e,

KPU Kabupaten melanjutkan Pilbup Klaten dengan salah satu calon

dari Paslon yang tidak berhalangan tetap sebagai Paslon peserta Pilbup

Klaten.

13. KPU Kabupaten melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran

dokumen persyaratan Calon atau Paslon pengganti karena syarat kesehatan

dan menetapkan Paslon paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diterimanya surat

pengusulan Calon atau Paslon pengganti;

14. KPU Kabupaten melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran

dokumen persyaratan Calon atau Paslon pengganti karena alasan

berhalangan tetap dan dijatuhi pidana berdasarkan putusan pengadilan

yang telah berkekuatan hukum tetap, paling lambat 3 (tiga) hari sejak

diterimanya surat pengusulan calon atau Paslon pengganti;

15. KPU Kabupaten menyampaikan hasil verifikasi secara tertulis sebagaimana

dimaksud pada angka 10 kepada Pimpinan Partai Politik atau Gabungan

Partai Politik dan Calon atau Paslon pengganti paling lambat 1 (satu) hari

sejak dinyatakan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat;

16. Dalam hal dari hasil verifikasi/penelitian sebagaimana dimaksud pada

angka 11 Calon atau Paslon pengganti dinyatakan tidak memenuhi syarat,

Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tidak dapat mengusulkan Calon

atau Paslon pengganti;

17. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang Calon atau Paslon

pengganti dinyatakan tidak memenuhi syarat, tidak dapat mengalihkan

dukungannya kepada Paslon lain;

18. Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi/penelitian terhadap calon atau

Paslon pengganti dinyatakan tidak memenuhi syarat, dan mengakibatkan

jumlah Paslon kurang dari 2 (dua) pasangan, KPU Kabupaten membuka

kembali pendaftaran Paslon;

19. Masa pendaftaran dibuka paling lama 3 (tiga) hari;

BAB VII

LARANGAN DAN SANKSI

1. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dilarang menerima imbalan

dalam bentuk apapun pada proses pencalonan Pilbup Klaten;

2. Setiap orang atau lembaga dilarang memberi imbalan kepada Partai Politik

atau Gabungan Partai Politik dalam bentuk apapun dalam proses

pencalonan Bupati dan Wakil Bupati;

3. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang menerima imbalan, harus

dibuktikan dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap;

4. Dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik terbukti menerima

imbalan, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang bersangkutan

dilarang mengajukan Paslon pada periode berikutnya di Kabupaten Klaten;

5. Dalam hal putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum

tetap menyatakan seseorang atau lembaga terbukti memberi imbalan dalam

proses pencalonan, maka penetapan Paslon Peserta Pilbup, atau Paslon

terpilih, atau sebagai Bupati atau Wakil Bupati dibatalkan;

6. Setiap Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang terbukti menerima

imbalan, dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam undang-undang

tentang Pemilihan;

7. Bakal Calon selaku petahana dilarang melakukan penggantian pejabat 6

(enam) bulan sebelum tanggal penetapan Paslon sampai dengan akhir masa

jabatan kecuali mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang

menyelenggarakan urusan dalam negeri;

8. Bakal Calon selaku petahana dilarang menggunakan kewenangan, program,

dan kegiatan Pemerintah Daerah untuk kegiatan Pemilihan, 6 (enam) bulan

sebelum tanggal penetapan Paslon sampai dengan penetapan Paslon

Terpilih;

9. Dalam hal Bakal Calon selaku petahana melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam angka 7 dan angka 8, petahana yang bersangkutan

dinyatakan tidak memenuhi syarat;

10. Paslon dikenakan sanksi pembatalan sebagai peserta Pemilihan oleh KPU

Kabupaten, apabila :

a. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye terbukti menjanjikan dan/atau

memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi pemilih

berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum

tetap, sebelum hari pemungutan suara;

b. Paslon terbukti melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam pidana

penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih berdasarkan putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, sebelum hari

pemungutan suara;

c. Paslon terbukti menerima dan/atau memberikan imbalan dalam proses

pencalonan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap;

d. Paslon terbukti melakukan kampanye di media cetak atau elektronik,

berdasarkan putusan Panwas Kabupaten;

e. melakukan penggantian pejabat sejak 6 (enam) bulan sebelum tanggal

penetapan Paslon sampai dengan akhir masa jabatan, bagi Calon atau

Paslon yang berstatus sebagai Petahana;

f. menggunakan kewenangan, program serta kegiatan Pemerintah Daerah

untuk kegiatan Pilbup sejak 6 (enam) bulan sebelum ditetapkan sebagai

Paslon sampai dengan penetapan Paslon Terpilih bagi Calon atau Paslon

yang berstatus sebagai Petahana; dan

g. tidak menyerahkan surat izin cuti kampanye, bagi calon yang berstatus

sebagai Petahana;

11. Pembatalan Paslon Peserta Pilbup, tidak mengubah nomor urut Paslon

peserta Pilbup yang lain;

BAB VIII

TANGGAPAN MASYARAKAT

1. KPU Kabupaten mengumumkan kepada masyarakat mengenai :

a. Daftar Bakal Pasangan Calon;

b. dokumen pendaftaran;

c. batas waktu masukan dan tanggapan masyarakat; dan

d. pelaksanaan pakta integritas yang disampaikan oleh bakal calon Bupati

dan Wakil Bupati

2. Batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1 merupakan batas waktu

1 (satu) Hari sebelum berakhirnya masa penelitian perbaikan.

3. Pengumuman sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan melalui

laman KPU Kabupaten, media cetak, dan/atau media elektronik.

4. Masukan dan tanggapan masyarakat sebagaimana dimaksud pada angka 1

dilakukan dengan ketentuan:

a. dibuat secara tertulis dan dilengkapi dengan identitas yang jelas dan

fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektronik; dan

b. disampaikan paling lambat sesuai dengan batas waktu sebagaimana

dimaksud pada angka 2

BAB IX

PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA

1. Sengketa tata usaha negara Pilbup Klaten merupakan sengketa yang timbul

dalam bidang tata usaha negara antara Paslon dengan KPU Kabupaten

sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan KPU Kabupaten tentang

Penetapan Paslon Peserta Pilbup Klaten;

2. Penyelesaian sengketa tata usaha negara Pilbup Klaten diselesaikan melalui

upaya administrasi di Panwas Kabupaten atau Bawaslu Provinsi.

3. Dalam hal masih terdapat keberatan atas putusan Bawaslu Provinsi atau

Panwas Kabupaten dapat diajukan gugatan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha

Negara;

4. Tata cara penyelesaian sengketa tata usaha negara sebagaimana dimaksud

dalam undang-undang tentang Pemilihan;

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Paslon dapat mencantumkan gelar akademik, gelar sosial/adat, dan/atau

gelar keagamaan pada dokumen persyaratan pencalonan dan syarat calon.

2. Pencantuman gelar akademik dibuktikan dengan fotokopi ijazah yang telah

dilegalisir.

3. Dalam hal Partai Politik telah berganti nama atau bergabung menjadi Partai

Politik baru dengan badan hukum yang baru, KPU Kabupaten meminta

pendapat, penjelasan atau keputusan kepada Menteri.

4. Kepala Desa yang dicalonkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik

menjadi Paslon, wajib mengundurkan diri yang dibuktikan dengan surat

pernyataan bersedia mengundurkan diri sejak ditetapkan sebagai Paslon

yang disampaikan pada saat pendaftaran.

5. Perangkat Desa yang dicalonkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai

Politik menjadi Paslon, wajib mengundurkan diri yang dibuktikan dengan

surat pernyataan bersedia mengundurkan diri sejak ditetapkan sebagai

Paslon yang disampaikan pada saat pendaftaran.

6. Kepala Desa atau Perangkat Desa wajib menyampaikan kepada KPU

Kabupaten paling lambat 5 (lima) hari sejak ditetapkan sebagai calon, yang

terdiri atas :

a. surat pengajuan pengunduran diri kepada pejabat yang berwenang;

b. tanda terima dari pejabat yang berwenang atas penyerahan surat

pengunduran diri; dan

c. surat keterangan bahwa pengunduran diri sedang dalam proses oleh

pejabat yang berwenang.

7. Kepala Desa atau Perangkat Desa yang dicalonkan oleh partai politik atau

gabungan partai politik wajib menyampaikan keputusan pemberhentian

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum hari pemungutan suara.

8. Dalam hal terdapat pengaduan atau laporan tentang ketidakbenaran

ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Calon atau Paslon pada salah satu

atau semua jenjang pendidikan setelah dilakukan penetapan Paslon, KPU

Kabupaten meneruskan kepada pihak yang berwenang untuk ditindaklanjuti

sampai dengan adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

9. Dalam hal putusan pengadilan menyatakan ijazah/Surat Tanda Tamat

Belajar (STTB) Calon atau Paslon tidak sah, penggunaan ijazah/Surat Tanda

Tamat Belajar (STTB) dimaksud dinyatakan tidak memenuhi syarat, dan

ditindak lanjuti sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

BAB VI angka 12.

10. Dalam hal sampai dengan berakhirnya masa pendaftaran hanya terdapat 1

(satu) Bakal Paslon yang diterima pendaftarannya dan masih terdapat Partai

Politik atau Bakal Paslon Perseorangan yang belum mendaftar, dilakukan

perpanjangan pendaftaran, dengan ketentuan :

a. apabila perolehan kursi dari satu atau lebih Partai Politik yang belum

mendaftar mencapai paling kurang 20% (dua puluh persen) atau

perolehan suaranya mencapai paling kurang 25% (dua puluh lima

persen), maka komposisi Partai Politik atau Gabungan Partai Politik

yang mengusung Paslon yang telah diterima pendaftarannya, tidak

dapat diubah;

b. apabila perolehan kursi dari satu atau lebih Partai Politik yang belum

mendaftar tidak mencapai paling sedikit 20% (dua puluh persen) atau

perolehan suaranya tidak mencapai paling sedikit 25% (dua puluh lima

persen), maka Paslon yang telah diterima pendaftarannya dapat

mendaftar kembali dengan komposisi Partai Politik atau gabungan

partai politik yang berbeda; atau

c. apabila terdapat Bakal Paslon Perseorangan yang telah menyerahkan

syarat dukungan serta telah mengikuti verifikasi/penelitian

administrasi dan faktual, namun tidak mendaftar pada masa

pendaftaran, dapat mendaftar pada masa perpanjangan pendaftaran.

11. Dalam hal sampai dengan berakhirnya masa pendaftaran hanya terdapat 1

(satu) Bakal Paslon yang diterima pendaftarannya dan tidak terdapat partai

politik atau beberapa Partai Politik yang belum mendaftar, dilakukan

perpanjangan pendaftaran bagi Bakal Paslon Perseorangan yang telah

menyerahkan syarat dukungan serta telah mengikuti penelitian administrasi

dan faktual, namun tidak mendaftar pada masa pendaftaran.

12. KPU Kabupaten melanjutkan penyelenggaraan Pilbup Klaten dengan 1 (satu)

Paslon apabila terdapat keadaan :

a. setelah dilakukan penundaan, dan sampai dengan berakhirnya masa

perpanjangan pendaftaran, hanya terdapat 1 (satu) Paslon yang

mendaftar;

b. terdapat lebih dari 1 (satu) Paslon yang mendaftar, dan berdasarkan

hasil verifikasi hanya terdapat 1 (satu) Paslon yang memenuhi syarat,

dan setelah dilakukan penundaan sampai dengan berakhirnya masa

pembukaan kembali pendaftaran, tidak terdapat Paslon yang mendaftar,

atau Paslon yang mendaftar berdasarkan hasil verifikasi/penelitian

dinyatakan tidak memenuhi syarat yang mengakibatkan hanya terdapat

1 (satu) Paslon;

c. sejak penetapan Paslon sampai dengan saat dimulainya masa

Kampanye, terdapat Paslon yang berhalangan tetap yang mengakibatkan

hanya terdapat 1 (satu) Paslon;

d. sejak dimulainya masa Kampanye sampai dengan hari pemungutan

suara, terdapat Paslon yang berhalangan tetap yang mengakibatkan

hanya terdapat 1 (satu) Paslon; atau

e. terdapat Paslon yang dikenakan sanksi pembatalan sebagai Peserta

Pilbup Klaten yang mengakibatkan hanya terdapat 1 (satu) Paslon.

13. Tata cara penyelenggaraan Pilbup dengan 1 (satu) Paslon berpedoman pada

Peraturan Komisi Pemilihan Umum yang mengatur tentang Pemilihan

dengan 1 (satu) Paslon.

14. Dalam hal terdapat Calon Bupati, Wakil Bupati, yang berstatus sebagai

terpidana atas tindak pidana kealpaan atau alasan politik dan Mantan

Terpidana, KPU Kabupaten wajib mengumumkan dalam laman dan/atau

akun resmi media sosial KPU Kabupaten

15. KPU Kabupaten memberikan pelayanan dalam proses pencalonan kepada

Pasangan Calon, Tim Kampanye atau Tim Penghubung Pasangan Calon

16. Pelayanan sebagaimana dimaksud pada angka 15 terdiri atas konsultasi:

a. tatap muka;

b. melalui telepon;

c. melalui surat elektronik; dan/atau

d. media komunikasi lainnya.

17. KPU Kabupaten melakukan sosialisasi kepada Pasangan Calon mengenai:

a. penyerahan dukungan;

b. mekanisme verifikasi syarat pencalonan Pasangan Calon perseorangan;

c. pendaftaran;

d. mekanisme verifikasi syarat pencalonan Pasangan Calon dari Partai

Politik;

e. persyaratan calon; dan

f. tata cara penggunaan Sistem Informasi Pencalonan.

18. Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada angka 17 huruf a, huruf b dan

huruf f dilakukan paling lambat sebelum tahap penyerahan dukungan

Pasangan Calon perseorangan Peserta Bupati dan Wakil Bupati.

19. Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada angka 17 huruf c, huruf d, dan

huruf e dilakukan paling lambat sebelum tahap pendaftaran Pasangan Calon

Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati.

20. KPU Kabupaten menerima penyerahan dokumen dukungan pencalonan

dilakukan sesuai dengan jadwal dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum

tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Bupati

dan Wakil Bupati.

21. Bentuk dan jenis formulir untuk keperluan pencalonan, tercantum dalam

Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan

ini.

22. Pengadaan formulir, dilaksanakan oleh Sekretariat KPU Kabupaten.

BAB XI

PENUTUP

Demikian Keputusan ini dibuat untuk dapat dijadikan pedoman dalam

Pencalonan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Klaten 2020.

Ditetapkan di Klaten

pada tanggal 3 Desember 2019

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM

KABUPATEN KLATEN,

KARTIKA SARI HANDAYANI

LAMPIRAN II

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

KABUPATEN KLATEN

NOMOR 571/ PL.02.2-Kpt/3310/KPU-Kab/XII/2019

TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN

OLEH PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN PARTAI

POLITIK DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL

BUPATI KLATEN TAHUN 2020

FORMULIR PENCALONAN

OLEH PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK

DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KLATEN TAHUN 2020

A. SYARAT CALON

1. MODEL BB.1 KWK SURAT PERNYATAAN BAKAL CALON BUPATI

DAN WAKIL BUPATI KLATEN TAHUN 2020

2. MODEL BB.2-KWK DAFTAR RIWAYAT HIDUP BAKAL CALON

BUPATI DAN WAKIL BUPATI KLATEN DALAM

PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI

KLATEN TAHUN 2020

3. MODEL BB.3 KWK SURAT PERNYATAAN BERHENTI DARI

JABATAN PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA

(BUMN)/BADAN USAHA MILIK DAERAH

(BUMD)

B. SYARAT PENCALONAN DARI PARTAI POLITIK

1. MODEL B-KWK PARPOL SURAT PENCALONAN CALON BUPATI DAN

WAKIL BUPATI KLATEN DALAM PEMILIHAN

BUPATI DAN WAKIL BUPATI KLATEN

TAHUN 2020

2. MODEL B.1-KWK PARPOL KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT

PARTAI P O L I T I K TENTANG PERSETUJUAN

PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI

KLATEN DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN

WAKIL BUPATI KLATEN TAHUN 2020

3. MODEL B.2-KWK PARPOL SURAT PERNYATAAN KESEPAKATAN PARTAI

POLITIK/GABUNGAN PARTAI POLITIK*) DALAM

PENCALONAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI

KLATEN PADA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL

BUPATI KLATEN TAHUN 2020

4. MODEL B.3-KWK PARPOL SURAT PERNYATAAN KESEPAKATAN ANTARA

PARTAI POLITIK/GABUNGAN PARTAI POLITIK*)

DENGAN PASANGAN CALON BUPATI DAN

WAKIL BUPATI KLATEN DALAM PEMILIHAN

BUPATI DAN WAKIL BUPATI KLATEN

TAHUN 2020

5. MODEL B.1.2-KWK PARPOL PAKTA INTEGRITAS

C. BERITA ACARA PENELITIAN DAN TANDA TERIMA

1. MODEL TT.1-KWK TANDA TERIMA PENDAFTARAN PASANGAN

CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KLATEN

DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL

BUPATI KLATEN TAHUN 2020

2. 2 LAMPIRAN MODEL TT.1- KWK LAMPIRAN TANDA TERIMA PENDAFTARAN

PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL

BUPATI KLATEN DALAM PEMILIHAN BUPATI

DAN WAKIL BUPATI KLATEN TAHUN 2020

3. MODEL TT.2-KWK TANDA TERIMA DOKUMEN PERBAIKAN

PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL

BUPATI KLATEN DALAM PEMILIHAN BUPATI

DAN WAKIL BUPATI KLATEN TAHUN 2020

4. LAMPIRAN MODEL TT.2-KWK LAMPIRAN TANDA TERIMA DOKUMEN

PERBAIKAN PASANGAN CALON BUPATI DAN

WAKIL BUPATI KLATEN DALAM PEMILIHAN

BUPATI DAN WAKIL BUPATI KLATEN

TAHUN 2020

5. MODEL BA.HP-KWK BERITA ACARA HASIL PENELITIAN

PERSYARATAN ADMINISTRASI DOKUMEN

PERSYARATAN PENCALONAN DAN

PERSYARATAN CALON DALAM PEMILIHAN

BUPATI DAN WAKIL BUPATI KLATEN

TAHUN 2020

6. LAMPIRAN MODEL BA.HP-KWK LAMPIRAN BERITA ACARA HASIL PENELITIAN

PERSYARATAN ADMINISTRASI DOKUMEN

PERSYARATAN PENCALONAN DAN

PERSYARATAN CALON DALAM PEMILIHAN

BUPATI DAN WAKIL BUPATI KLATEN

TAHUN 2020

7. MODEL BA.HP PERBAIKAN-KWK BERITA ACARA HASIL PENELITIAN

PERBAIKAN PERSYARATAN ADMINISTRASI

Scanned with CamScanner