SB-6th_ Atap

36
Atap STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG asp

Transcript of SB-6th_ Atap

Page 1: SB-6th_ Atap

Atap

STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG

asp

Page 2: SB-6th_ Atap

Atap

Bagian bangunan yang berfungsi sebagai pelindung bagi isi dan pengguna bangunan dari hujan, panas dan dingin

Bahan penutup atap harus mempunyai sifat kedap air sehingga air hujan tidak merembes dan bocor.

Bahan penutup atap; kayu (sirap), seng, asbes, genting keramik, genting beton, polycarbonat, plat beton, dll.

Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng.

Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan/atau balok.

Konstruksi atap memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik.

Page 3: SB-6th_ Atap

Bagian-bagian atap

Kuda-kuda Ikatan angin Jurai Gording Sagrod Bubungan Usuk Reng Penutup atap Talang

Page 4: SB-6th_ Atap

Kuda-kuda

Kuda-kuda adalah penyangga utama pada struktur atap. Kuda-kuda termasuk dalam klasifikasi struktur framework

(truss). Kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang. Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan

bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda-kuda bambu pada umunya mampu mendukung beban

atap sampai dengan 10 meter. Baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau

lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.

Kuda-kuda dari beton bertulang akan baik digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 s.d. 12 meter

Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horisontal

Page 5: SB-6th_ Atap

Tipe Kuda-kuda

1. Tipe Pratt

2. Tipe Howe

3. Tipe Fink

4. Tipe Bowstring

5. Tipe Sawtooth

Kuda-kuda bentang panjang biasa digunakan pada bangunan hanggar, barak, rumah sakit darurat, komplek industri, gudang peralatan, bengkel kerja dll.

5. Tipe Warren

Page 6: SB-6th_ Atap

Kuda-kuda yang populer digunakan

• Digunakan pada bangunan rumah • Bentang sekitar 3 s.d. 4 meter• Bahan dari kayu, beton bertulang

• Bentang sekitar 4 s.d. 8 meter• Bahan dari kayu, beton bertulang

Page 7: SB-6th_ Atap

Kuda-kuda yang populer digunakan

• Bentang 9 s.d. 16 meter• Bahan dari baja (double angle)

Page 8: SB-6th_ Atap

Kuda-kuda yang populer digunakan

Kuda-kuda atap sebagai lotengBahan dari kayu

• Bentang maksimal sekitar 20 m• Bahan dari baja (double angle)

Page 9: SB-6th_ Atap

Kuda-kuda yang populer digunakan

Kuda-kuda dengan batang utama berupa batang tersusun dari baja profil siku

Kuda-kuda dengan batang utama berupa batang utuh dari profil WF

Page 10: SB-6th_ Atap

Perhitungan kuda-kuda Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap dalam satu luasan atap tertentu.

Beban-beban yang dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap).

Page 11: SB-6th_ Atap

Gording

Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda.

Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda juga harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.

Gording terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan

dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording

Page 12: SB-6th_ Atap

Gording

Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5 m.

Gording dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akan mempunyi dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm.

Profil WF akan memiliki panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm.

Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framework yang disebut jurai

Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga pososi bisa digeser (diperpanjang/diperpendek)

Page 13: SB-6th_ Atap

Usuk/kaso

Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording.

Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m.

Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording

Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.

Page 14: SB-6th_ Atap

Reng

Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3 m.

Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso.

Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng.

Reng akan dipasang pada arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya (genteng)

Page 15: SB-6th_ Atap

Penutup Atap

Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Bahan penutup atap berupa genteng (keramik, tanah bakar, beton) lembaran bergelombang seng atau asbes papan kayu atau sirap lembaran polycarbonat polycarbonat dengan bentuk menyerupai genteng beton bertulang (pada atap datar)

Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan.

Page 16: SB-6th_ Atap

Bentuk-bentuk atapAtap datar

Page 17: SB-6th_ Atap

Bentuk-bentuk atap

Atap Miring

Page 18: SB-6th_ Atap

Bentuk-bentuk atapAtap pelana

Page 19: SB-6th_ Atap

Bentuk-bentuk atap

Atap limasan

Page 20: SB-6th_ Atap

Bentuk-bentuk atap

Atap tenda

Page 21: SB-6th_ Atap

Bentuk-bentuk atapAtap gerigi (gergaji)/sawteeth

Page 22: SB-6th_ Atap

Bentuk-bentuk atap

Atap limasan terpatah

Page 23: SB-6th_ Atap

Bentuk-bentuk atapAtap tenda terpatah/joglo

Tanpa soko guru Dengan soko guru

Page 24: SB-6th_ Atap

Bentuk-bentuk atapAtap campuran

Page 25: SB-6th_ Atap

Struktur atap sederhana

Page 26: SB-6th_ Atap

Contoh rencana atap

Page 27: SB-6th_ Atap

Contoh rencana atap (bentuk kuda-kuda)

Page 28: SB-6th_ Atap

Contoh rencana atap (bentuk kuda-kuda)

Page 29: SB-6th_ Atap

Contoh rencana atap (bentuk kuda-kuda)

Page 30: SB-6th_ Atap

Contoh rencana atap

Page 31: SB-6th_ Atap

Contoh rencana atap (bentuk kuda-kuda)

Page 32: SB-6th_ Atap

Contoh rencana atap (sambungan)

Page 33: SB-6th_ Atap

Contoh rencana atap

Page 34: SB-6th_ Atap

Contoh rencana atap

Page 35: SB-6th_ Atap

Contoh rencana atap

Page 36: SB-6th_ Atap

Contoh rencana atap