Sauerkraut

4
TTG PENGOLAHAN PANGAN Hal. 1/ 4 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id SAUERKRAUT 1. PENDAHULUAN Sayuran, terutama yang berdaun hijau, merupakan salah satu bahan pangan yang baik karena mengandung vitamin dan mineral, antara lain vitamin C, provitamin A, zat besi, dan kalsium. Sayuran yang paling banyak di Indonesia adalah kangkung, bayam, katuk, daun mlinjo, dan petsai (Oomen, dkk, 1984). Sayuran dapat tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan dan suhu yang berbeda, sehingga beragam jenisnya. Berbagai sayuran dapat ditanam di sekitar pekarangan dalam upaya untuk menggalakkan usaha penganekaragaman pangan yang disebut lumbung hidup. Dengan adanya program pemerintah tersebut diharapkan hasil panen sayuran akan berlimpah. Ada beberapa jenis sayuran yang dapat dimanfaatkan misalnya yang berbentuk buah seperti tomat, terung, dan labu; biji seperti kecipir, kelapa, dan kentang; umbi seperti wortel, bawang, dan bit; tunas (asparagus), bunga (kubis), dan daun seperti petsai, kangkung, bayam, dan lain-lain. Salah satu sifat sayuran adalah cepat layu dan busuk akibat kurang cermatnya penanganan lepas panen. Untuk memperpanjang masa simpannya dapat dilakukan dengan berbagai pengolahan, misalnya acar, sauerkraut, sayuran asin, kerupuk, dan lain-lain. Sayuran ini diolah dengan cara peragian dan menggunakan garam sebagi zat pengawetnya. Proses pembuatannya sebenarnya tidak begitu jauh berbeda dengan sayur asin, hanya saja sayurannya setelah layu diiris tipis-tipis. Tujuan pengolahan ini selain mengawetkan sayuran juga dapat meningkatkan rasa sayuran itu. Kol atau kubis merupakan sayuran yang paling umum diolah menjadi sauerkraut, karena jenis sayuran ini banyak ditanam di Indonesia. Selain kubis, sayuran lain yang dapat diolah menjadi sauerkraut atntara lain : sawi, kangkung, genjer, dan lain-lain. 2. BAHAN 1) Kol atau kubis 1 kg 2) Garam 50 gram 3) Air secukupnya

description

makalah

Transcript of Sauerkraut

  • TTG PENGOLAHAN PANGAN

    Hal. 1/ 4Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    SAUERKRAUT

    1. PENDAHULUAN

    Sayuran, terutama yang berdaun hijau, merupakan salah satu bahan panganyang baik karena mengandung vitamin dan mineral, antara lain vitamin C,provitamin A, zat besi, dan kalsium. Sayuran yang paling banyak di Indonesiaadalah kangkung, bayam, katuk, daun mlinjo, dan petsai (Oomen, dkk, 1984).Sayuran dapat tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan dan suhu yangberbeda, sehingga beragam jenisnya.

    Berbagai sayuran dapat ditanam di sekitar pekarangan dalam upaya untukmenggalakkan usaha penganekaragaman pangan yang disebut lumbung hidup.Dengan adanya program pemerintah tersebut diharapkan hasil panen sayuranakan berlimpah.

    Ada beberapa jenis sayuran yang dapat dimanfaatkan misalnya yang berbentukbuah seperti tomat, terung, dan labu; biji seperti kecipir, kelapa, dan kentang;umbi seperti wortel, bawang, dan bit; tunas (asparagus), bunga (kubis), dandaun seperti petsai, kangkung, bayam, dan lain-lain.

    Salah satu sifat sayuran adalah cepat layu dan busuk akibat kurang cermatnyapenanganan lepas panen. Untuk memperpanjang masa simpannya dapatdilakukan dengan berbagai pengolahan, misalnya acar, sauerkraut, sayuranasin, kerupuk, dan lain-lain.

    Sayuran ini diolah dengan cara peragian dan menggunakan garam sebagi zatpengawetnya. Proses pembuatannya sebenarnya tidak begitu jauh berbedadengan sayur asin, hanya saja sayurannya setelah layu diiris tipis-tipis. Tujuanpengolahan ini selain mengawetkan sayuran juga dapat meningkatkan rasasayuran itu.

    Kol atau kubis merupakan sayuran yang paling umum diolah menjadisauerkraut, karena jenis sayuran ini banyak ditanam di Indonesia. Selain kubis,sayuran lain yang dapat diolah menjadi sauerkraut atntara lain : sawi,kangkung, genjer, dan lain-lain.

    2. BAHAN

    1) Kol atau kubis 1 kg2) Garam 50 gram3) Air secukupnya

  • TTG PENGOLAHAN PANGAN

    Hal. 2/ 4Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    3. ALAT

    1) Pisau2) Ember plastik kecil dan tutup3) Lilin atau lem plastik4) Botol selai dan tutup yang sudah disterilkan5) Panci6) Baskom

    4. CARA PEMBUATAN

    1) Layukan kol selama 1 malam;2) Buang daun kol bagian luar dan bagian-bagian yang rusak serta hatinya, lalu

    cuci;3) Iris tipis-tipis 2~3 mm, tulang daun sedapat mungkin tidak disertakan.

    Campurkan dengan garam 25 gram, aduk hingga rata kemudian masukkanke dalam ember kecil sambil ditekan-tekan agar padat. Tutup dengan plastikserta diberi beban diatasnya;

    4) Tutup ember dengan penutupnya, lalu sepanjang lingkaran penutup dilematau diberi lilin agar tak ada udara yang masuk;

    5) Biarkan peragian selama 2~3 minggu pada suhu ruangan, setelah itupisahkan cairannya;

    6) Segera masukkan padatan sauerkraut tersebut ke dalam botol selai;7) Buat larutan garam dengan melarutkan garam 25 gram dalam 1 liter air dan

    aduk sampai rata. Panaskan hingga mendidih;8) Dalam keadaan panas masukkan larutan garam tersebut ke dalam botol

    selai yang telah berisi padatan sauerkraut (untuk padatan 1 kg memerlukancairan sebanyak 1 liter). Kemudian tutup rapat;

    9) Rebus botol selai tersebut dalam air mendidih selama 30 menit, kemudianangkat dan dinginkan.

    Catatan :1) Penekanan dan pemberian garam pada proses peragian dimaksudkan agar

    cairan dalam kubis ke luar dan mencegah pembusukan. Selain itu jugaberpengaruh terhadap rasa dan kerenyahan sauerkraut tersebut;

    2) Padatan dalam botol diusahakan terendam dalam cairan untuk menghindariterjadinya perubahan warna atau kerusakan lainnya.

  • TTG PENGOLAHAN PANGAN

    Hal. 3/ 4Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    5. DIAGRAM ALIR PEMBUATAN SAUERKRAUT

    6. DAFTAR PUSTAKA

    Sauerkraut. Bogor : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri HasilPertanian, Departemen Perindustrian, s.a. (Pamplet).

  • TTG PENGOLAHAN PANGAN

    Hal. 4/ 4Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    7. KONTAK HUBUNGAN

    Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan, PDII, LIPI, Jl. Jend. GatotSubroto 10 Jakarta 12910.

    Jakarta, Maret 2000

    Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan TeknologiPangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPIbekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.

    Editor : Esti, Agus Sediadi

    KEMBALI KE MENU