Satya Arinanto - Kejaksaan dalam Sistem Ketatanegaraan ...€¦ · Kejaksaan dalam Sistem...
Transcript of Satya Arinanto - Kejaksaan dalam Sistem Ketatanegaraan ...€¦ · Kejaksaan dalam Sistem...
KejaksaandalamSistemKetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndonesiaMerdeka
SatyaArinantoGuruBesarFakultasHukumUniversitasIndonesia;StafKhususWakilPresidenRIBidangHukumdan
MantanWakilKetuaKomisiKejaksaanRI
Pokok-pokokpikirandisampaikandalamSeminarNasionaltentang
“Majapahit:RefleksiKejayaanNegaraAgraris,Maritim,danDemokrasiDeliberatif:Dahulu,MasaKini,danMasayangAkanDatang”
Jakarta,29Agustus2019
Pengantar (1)• Sistem ketatanegaraan merupakan suatu topik yang sangatluas, diantaranya mencakup tentang konstitusi (hukumdasar), alat-alat perlengkapan negara dan kewenangannya,hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,hak-hak asasi manusia (warga negara) dan sebagainya.
• Beberapa literatur menyebutkan bahwa ketatanegaraanMajapahit dikembangkan berdasarkan konsepsi yang bersifatkosmologis; di mana Majapahit dianggap sebagai semacamreplika jagat raya dan Raja Majapahit diidentikan sebagaidewa tertinggi yang bersemayam di Puncak Mahameru.Kekuasaan raja bersifat absolut karena dia memegang tigakekuasaan sekaligus yaitu sebagai eksekutif, legislative,maupun yudikatif.
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
2
Pengantar (2)• Wilayah kekuasaan Majapahit meliputi hampir seluruhwilayah Nusantara ditambah dengan SemenanjungMalaya (antara lain mencakup Singapura dan Malaysia)pada saat ini. Untuk memerintah wilayah yang seluasitu dan mengendalikan kesetiaan para penguasa daerahdiperlukan birokrasi yang baik dan efektif agar kerajaanyang besar itu bisa tetap eksis.• Mengingat luasnya ruang lingkup sistemketatanegaraan tersebut; dan sesuai dengan latarbelakang penulis, dalam sesi ini akan coba penulisfokuskan sorotan ini terhadap institusi Kejaksaan; yangternyata juga sudah eksis sejak masa Majapahit.
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
3
MasaPraKemerdekaan(1)• Jika dibandingkan dengan lembaga-lembaga negara utama –atau yang dulu lazim disebut sebagai lembaga-lembaga tingginegara - di Indonesia yang baru dibentuk pada masa pascakemerdekaan dengan landasan hukum UUD 1945 yang asli(sebelum perubahan), Kejaksaan RI merupakan suatuinstitusi yang telah berusia sekitar 669 tahun atau hampirsekitar 7 abad.
• Hal ini dikarenakan bahwa lembaga-lembaga negara yangdibentuk berdasarkan UUD 1945 yang asli (sebelumperubahan) itu sebagian besar dipengaruhi oleh lembaga-lembaga negara yang diatur dalam Indische Staatsregeling(IS), yaitu suatu peraturan dasar ketatanegaraan (semacamUUD) yang diberlakukan pada masa Hindia Belanda(Staatsblad 1925, Nomor 415), sebagai penggantiRegeringsreglement (RR) yang telah diberlakukan sejaktahun 1854.
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
4
MasaPraKemerdekaan(2)Indische Staatsregeling
(IS)UUD1945
(sebelumperubahan)Gouverneur-generaal(GG) PresidenLieutenantGouverneur-
generaal (LGG)WakilPresiden
Volksraad DewanPerwakilanRakyat(DPR)
Hooggerechtshof MahkamahAgung(MA)AlgemeneRekenkamer BadanPemeriksaKeuangan
(DPR)RaadvanState DewanPertimbanganAgung
(DPA)
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
5
MasaPraKemerdekaan(3)• Sedangkan Kejaksaan justru sudah eksis sejak masa KerajaanMajapahit di Jawa Timur, khususnya pada masa kekuasaan PrabuHayam Wuruk (1350-1389 M). Pada masa itu sudah dikenal istilahdhyaksa, adhyaksa, dan dharmadyaksa yang sudah mengacu padajabatan tertentu di Kerajaan Majapahit. Istilah-istilah ini berasaldari Bahasa Sansekerta.
• Sebagaimana dicantumkan dalam Situs Kejaksaan RepublikIndonesia, Peneliti Belanda W.F. Stutterheim menyatakan bahwadhyaksa adalah pejabat negara di zaman Kerajaan Majapahit. Diaadalah hakim yang diberi tugas untuk menangani masalahperadilan dalam sidang pengadilan. Para dhyaksa ini dipimpin olehseorang adhyaksa, yakni hakim tertinggi yang memimpin danmengawasi para dhyaksa tersebut(http://kejaksaan.go.id/tentang_kejaksaan.php?id=3).
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
6
MasaPraKemerdekaan(4)• Kesimpulan tersebut juga didukung peneliti lainnya, J.H.Juynboll, yang menyatakan bahwa adhyaksa adalahpengawas (opzichter) atau hakim tertinggi (oppenrrechter).
• Peneliti Belanda lainnya, Krom dan Van Vollenhoven, bahkanmenyebutkan bahwa Mahapatih Gajah Mada jugamerupakan seorang adhyaksa.
• Pada masa pendudukan Belanda, badan yang adarelevansinya dengan jaksa dan kejaksaan antara lain adalahOpenbaar Ministerie. Lembaga-lembaga ini yangmemerintahkan para pegawainya berperan sebagaiMagistraat dan Officier van Justitie dalam sidang-sidang diLandraad (Pengadilan Negeri), Jurisdictie Geschillen(Pengadilan Justisi), dan Hooggerechtshof (MahkamahAgung), di bawah perintah langsung Residen atau AsistenResiden.http://kejaksaan.go.id/tentang_kejaksaan.php?id=3
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
7
MasaPascaKemerdekaan:3UUD(1)
A. Masa UUD 1945 (sebelumperubahan) bagian pertama
B. Masa Konstitusi RIS 1949C. Masa Undang-Undang Dasar
Sementara 1950D. Masa UUD 1945 (sebelum
perubahan) bagian kedua
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
8
MasaPraKemerdekaan:3UUD(2)
• A. Masa UUD 1945 (sebelum perubahan)bagian pertama
• Pasal 24 UUD 1945:1) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan lain-lain badankehakiman menurut undang-undang.
2) Susunan dan kekuasaan badan-badankehakiman itu diatur dengan undang-undang.
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
9
MasaPraKemerdekaan:3UUD(3)
B. Masa Konstitusi RIS 1949• Pasal 147, Pasal 156 ayat (2), Pasal 157 ayat (1) dan (2),Pasal 158 ayat (3) yang menyebutkan mengenaieksistensi “Jaksa Agung pada Mahkamah Agung”
• Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 113, 114, dansebagian Pasal 149 Konstitusi RIS 1949, kemudiandibentuklah UU Nomor 1 Tahun 1950 tentang “Susunan,Kekuasaan, dan Jalan-Pengadilan Mahkamah AgungIndonesia” yang dalam Pasal 2 ayat (3)-nya menyatakansebagai berikut: “Pada Mahkamah Agung adalahseorang Jaksa Agung dan dua orang Jaksa AgungMuda”.
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
10
MasaPraKemerdekaan:3UUD(4)
C. Masa Undang-Undang Dasar Sementara 1950
• (Antara lain) Pasal 106 ayat (1) yangmenyebutkan mengenai eksistensi “Jaksa Agungpada Mahkamah Agung”
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
11
MasaReformasi(1)
• Dalam Pasal 24 ayat (3) UUD 1945 hasil PerubahanKeempat, eksistensi Kejaksaan Agung mendapatkanlandasan konstitusional sebagai berikut: “Badan-badanlain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaankehakiman diatur dalam undang-undang”.• UU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3)tersebut, khususnya yang terkait dengan KejaksaanAgung, yang berlaku pada saat ini adalah UU Nomor 16Tahun 2004 tentang “Kejaksaan Republik Indonesia”,yang diundangkan pada 16 Juli 2004.
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
12
MasaReformasi(2)• Dalam buku Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan MajelisPermusyawaratan Rakyat Republik Indonesia yang diterbitkanoleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPRRI), terdapat penjelasan mengenai ketentuan Pasal 24 ayat (3)UUD 1945 tersebut sebagai berikut:• Ketentuan Pasal 24 ayat (3) menjadi dasar hukum keberadaan berbagai badan
lain yang berkaitan dengan kekuasaan kehakiman, antara lain lembaga penyidikdan lembaga penuntut. Hal-hal mengenai badan lain itu diatur dalam undang-undang.
• Pengaturan dalam undang-undang mengenai badan lain yang berkaitan dengankekuasaan kehakiman membuka partisipasi rakyat melalui wakil-wakilnya di DPRuntuk memperjuangkan agar aspirasi dan kepentingannya diakomodasi dalampembentukan undang-undang tersebut.
• Adanya ketentuan pengaturan dalam undang-undang tersebut merupakan salahsatu wujud saling mengawasi dan saling mengimbangi antara kekuasaan yudikatifMA dan badan peradilan di bawahnya serta MK dengan kekuasaan legislatif DPRdan dengan kekuasaan eksekutif lembaga penyidik dan lembaga penuntut. Selainitu, ketentuan itu dimaksudkan untuk mewujudkan sistem peradilan terpadu(integrated judiciary system) di Indonesia.
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
13
MasaReformasi(3)• Pencantuman Pasal 24 ayat (3) tersebutjuga dimaksudkan untuk mengantisipasiperkembangan yang terjadi pada masayang akan datang, misalnya, jika adaperkembangan baru dalam badan-badanperadilan lain yang tidaktermasuk/tercakup dalam kategorikeempat lingkungan peradilan yang sudahada, maka hal itu dapat diatur dalamundang-undang.
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
14
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
TNI/POLRI
dewanpertimbangan
badan-badanlainyangfungsinya
berkaitandengankekuasaankehakiman
KY
UUD1945
KementerianNegara
PUSAT
DAERAH
TUN
Militer
Agama
Umum
LingkunganPeradilanPEMDAPROVINSI
DPRDKPD
PEMDAKAB/KOTA
DPRDKPD
kpu banksentral
DPR DPDMPR
PERWAKILANBPKPROVINSI
LEMBAGA-LEMBAGADALAMSISTEMKETATANEGARAANmenurutUUDNegaraRepublikIndonesiaTahun1945
Presiden/WakilPresidenBPK MA MK
3
29/08/19
15
• Suatu institusi publik dituntut untuk melaksanakantanggung jawab yang diembannya berdasarkan UUsecara profesional dan akuntabel.• Hal tersebut didasarkan pada beberapa peraturanperundang-undangan, diantaranya Pasal 3 UU Nomor28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yangBersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme,yang menegaskan bahwa asas-asas umumpenyelenggaraan negara antara lain meliputi asasketerbukaan, asas profesionalitas, dan asasakuntabilitas.
ReformasiKelembagaanNegara(1)
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
16
• Berdasarkan hal tersebut, muncul pemikiran agarKejaksaan RI sebagai salah satu komponenpenyelenggara negara yang menjalankan fungsieksekutif menerapkan asas-asas tersebut dalam setiappenyelenggaraan penegakan hukum yang menjadilingkup tugasnya.• Apabila asas-asas tersebut sudah dijalankan olehKejaksaan RI, maka akses publik terhadap lembagatersebut akan dapat tercapai, dan selanjutnyadiharapkan akan meningkatkan kepercayaan dankredibilitas kejaksaan di mata masyarakat.
ReformasiKelembagaanNegara(2)
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
17
• Hans Kelsen, General Theory of Law and State (1961):“Whoever fulfills a function determined by the legal order isan organ. These functions, be they of a norm creating or of anorm-applying character, are all ultimately aimed at theexecution of a legal sanction. The parliament that enacts thepenal code, and the citizens who elect the parliament, areorgans of the State, as well as the judge who sentences thecriminal and the individual who actually execute thepunishments”.
• Berdasarkan pengertian tersebut, suatu lembaga negaraadalah suatu jabatan yang ditentukan oleh peraturanperundang-undangan, yang fungsinya antara lain untukmerumuskan kebijakan (norm creating) dan/atau bersifatmelaksanakan kebijakan (norm applying).
ReformasiKelembagaanNegara(3)
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
18
• Era penguatan Kekuasaan Keempat (De VierdeMacht atau The Fourth Branch of Government). a.l.pegawai negeri, komisi independen, pers, aparatkepegawaian, kekuasaan pengawasan, komisipelayanan masyarakat, rakyat yang memilikihak pilih, kelompok penekan, dan partai politik.• Walaupun sudah terdapat berbagai lembaganegara yang terbentuk sejak awal berdirinyaNegara RI hingga ke Era Orde Baru, namun padaMasa Reformasi dan Masa Pasca Reformasi (1998-sekarang) masih terdapat beberapa lembaga baruyang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
ReformasiKelembagaanNegara(4)
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
19
PosisiIdealKejaksaanRI(1)• Jika ditinjau dari perspektif sejarah sejak Masa KerajaanMajapahit dan gagasan-gagasan teoritis sertaimplikasinya pada Masa Reformasi dan Pasca Reformasi– terlepas dari faktor-faktor kelebihan dankekurangannya – institusi Kejaksaan sebenarnya dapatdipandang sebagai terus bergerak maju.• Hal ini tentunya berbeda dengan kondisi sekitar 669tahun yang lalu, pada Masa Pemerintahan Prabu HayamWuruk (1350 – 1389), ketika institusi Kejaksaan – yangberdasarkan hasil penelurusan sejarah – baru dimulaieksistensinya.
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
20
PosisiIdealKejaksaanRI(2)• Beberapa alasan yang dapat mendukung argumentasi ini antaralain ialah: (1) sejak Masa Kerajaan Majapahit institusi Kejaksaantelah memiliki “kantor” di level pusat kekuasaan negara. Apalagijika sinyalemen peneliti Belanda Krom dan Van Vollenhoven benar,bahwa Mahapatih Gajah Mada merupakan seorang adhyaksa; (2)pada Masa Reformasi dan Pasca Reformasi ini, menurutpandangan saya, kedudukan dan ketercakupan Kejaksaan semakinluas karena kantornya tidak hanya ada di pusat kekuasaan, danJaksa Agungnya berada di bawah Presiden yang hampir miripdengan kondisi pada Masa Kerajaan Majapahit, namun jugamemiliki perwakilan di berbagai provinsi dan kabupaten/kota.Menurut pandangan saya, kemungkinan hal ini dikarenakan bahwateori-teori desentralisasi dan penerapannya pada masa KerajaanMajapahit itu belum berkembang sepesat kondisi saat ini.
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
21
PosisiIdealKejaksaanRI(3)• Momentum bagi institusi Kejaksaan untukmenempatkan dirinya pada posisi ideal tersebutsebenarnya sudah ada pada saat ini, yakni saat-saat dimana Rancangan Undang-Undang tentang Kejaksaan(RUU Kejaksaan) sedang dibahas di Dewan PerwakilanRakyat (DPR).• Berdasarkan aspek-aspek teoritis tentang kelembagaannegara, upaya-upaya untuk semakin memperkuatkedudukan dan wewenang institusi Kejaksaan tersebutseyogyanya tidak bertentangan dengan upayaimplementasi prinsip-prinsip integrated judiciarysystem.
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
22
Terimakasih 29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
23
RiwayatHidup
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
24
Prof.Dr.SatyaArinanto,S.H.,M.H.,dilahirkan diSurabayapada tanggal 16November1965,adalah GuruBesar dan
Mantan Ketua ProgramPascasarjana Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia(Golongan:IVE).Dia
pernah beberapa kalidiundang untuk melakukan kegiatan kunjungan (visiting)dan penelitian dibeberapa universitas
diluar negeri,antara lainsebagai:VisitingScholarspada Queen’sUniversityofBelfast,NorthernIreland,UK(Mei,
Agustus,dan September2008);VisitingResearchScholarspada theInstituteofSocialStudies,UniversityofTokyo,
Japan(Januari 2008);VisitingYoungAsianScholarspada theUniversityofMelbourneLawSchool,Australia(Februari-
Maret 1997);Anggota Asia-PacificComparativeConstitutionalLawStandingCommitteeyangberpusat diFacultyof
LawUniversityofMelbourne,Australia(1994– 1996),dan berbagai institusi akademik dan penelitian lainnya.Dia juga
pernah menjadi FulbrightScholaronU.S.Constitution(Mei-Agustus 2001)diAmerikaSerikat.Dia seringkali diundang
sebagai pembicara dalam berbagai pertemuan akademik baik dalam levelnasional maupun internasional.Dia juga
telah menulis ratusan artikel dan berbagai buku dan jurnal ilmiah dalam levelnasional maupun internasional.
Beberapa artikelnya jugapernah diterbitkan dalam berbagai buku dan jurnal ilmiah internasional.Dia jugapernah
menjadi anggota TimPakar/Ahlipada beberapa Kementerian dan Lembaga Negara.Pada tahun 2007-2013,dia juga
pernah menjabat sebagai Direktur Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Hukum Administrasi Negara(LPP-HAN);
suatu lembaga kajian yangdipelopori oleh alm.Prof.Dr.PaulusEffendie Lotulung,S.H.Sejak Oktober 2009hingga saat
ini,dia diangkat menjadi Staf Khusus WakilPresiden RIBidang Hukum;yaitu pada masaWakilPresiden RIProf.Dr.
Boediono,M.Ec.(2009-2014)dan pada masaWakilPresiden RIDr.(H.C.)M.JusufKalla (2014-sekarang).Pada bulan
Oktober 2010,ia diundang mengikuti BureaucraticReformDesigner’sWorkshopyangdiselenggarakan oleh Korea
InternationalCooperationAgency(KOICA)dan KoreaProductivityCenter(KPC)diSeoul,KoreaSelatan.
RiwayatHidup
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
25
Selanjutnya pada 10Maret 2010sampai dengan 6Agustus 2015,ia jugadiangkat sebagai WakilKetua merangkap
Anggota Komisi Kejaksaan RI.Pada 3Januari 2012hingga sekitar bulan Desember 2013,dia jugapernah menjabat
sebagai Ketua Badan Arbitrase Olahraga Indonesia(BAORI).Pada tahun 2014hingga saat ini,ia menjadi anggota
DewanPendiri WakilKetua,dan kemudian Ketua Badan Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstruksi
Indonesia(BADAPSKI).Sejak tahun 2015hingga saat ini,ia menjadi Anggota DewanPendiri dan sekaligus menjabat
sebagai Anggota DewanKomisaris Institut Otonomi Daerah(i-Otda).Pada bulan April2016,ia menerima Piagam
Penghargaan dari Menteri Dalam Negeri RIselaku Pakar Hukum Pemerintahan Daerahdan TataNegara.Pada bulan
Mei2017,ia diundang mengikuti ASEANGlobalLeadershipProgramme yangdiselenggarakan oleh Universityof
CaliforniaBerkeley,USA.Selanjutnya pada bulan Oktober 2018,ia jugadiundang untuk mengikuti ASEANGlobal
LeadershipProgramme yangdiselenggarakan oleh UniversityofCambridgediUnitedKingdom.Pada levelnasional,
dia jugamengajar diLemhanas.DiLingkungan Fakultas Hukum Universitas Indonesia,disamping mengajar,ia juga
pernah menjabat sebagai Sekretaris Pembantu Dekan II(1990-1992);Sekretaris Jurusan (kemudian berubah
istilah menjadi “Bagian”)Hukum TataNegara(1993-1999);Sekretaris Pembantu Dekan I(1994-1996);Staf
Pembantu Dekan VBidang Kerjasama (1997- 1999);Pembantu Dekan (kemudian berubah istilah menjadi
“WakilDekan”)Bidang Pendayagunaan Sistem Informasi Hukum (1999-2004);Ketua Konsentrasi Hukum
Kenegaraan pada Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia(2008-2010);Ketua Senat Akademik
Fakultas (2008-2011);Ketua Konsentrasi HumanRightsandGoodGovernancepada Pascasarjana Fakultas
Hukum Universitas Indonesia(sejak 2010);Ketua Pusat Studi Hukum TataNegara(hingga 2014);Ketua
ProgramPascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia(2014-2018)dan Ketua DewanGuruBesar
Fakultas Hukum Universitas Indonesia(sejak 2018).
RiwayatHidup
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
26
Disamping itu,ia jugapernah mengajar pada ProgramPascasarjana pada beberapa Fakultas Hukum Negeri dan Swasta
diJakartadan diluar kota Jakarta.Pendidikan tinggi yangpernah diikuti antara lainialah ProgramNon- Gelar
Pendidikan AhliTeknik Jurusan Penggunaan Komputer Institut Teknologi Bandung(ITB);ProgramSarjana Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Indonesia(FH-UI);ProgramPendidikan Lanjutan Bidang Peradilan TataUsahaNegaraFH-
UI;ProgramPendidikan Lanjutan Bidang InternationalHumanRightsLawpada TheUniversityofNotreDameLaw
School,Indiana,USA;dan ProgramPascasarjana Ilmu Hukum pada ProgramPascasarjana UI(untuk ProgramMagister)
dan ProgramDoktor Ilmu Hukum,Pascasarjana,Fakultas Hukum Universitas Indonesia.Kegiatan lainyangjuga
digelutinya hingga saat ini ialah aktif menulis diberbagai mediamassa,jurnal ilmiah,dan buku,baik didalam negeri
maupun diluar negeri.Pada tahun 1999,ia merintis penerbitan Jurnal Penelitian Fakultas Hukum Universitas
Indonesia(dan sekaligus menjadi WakilPemimpin Umum/WakilPenanggung Jawab)dan TheUniversityofIndonesia
LawJournal(dan sekaligus menjadi ChiefEditors)pada FH-UI.Sejak tahun yangsama,ia jugamenjadi WakilPemimpin
Umum/WakilPenanggung Jawab Majalah Hukum dan PembangunanFH-UI.Aktivitas lainnya yangpernah dan sedang
diikuti antara lainsebagai berikut:menjadi Analis dan Peneliti serta Anggota TimAhli(ExpertPanel)dibeberapa
lembaga;Anggota TimKonsultan AhliBidang Hukum TataNegaraBadan Pembinaan Hukum Nasional(BPHN)(sejak
1998);Anggota TimPakar Kejaksaan Agung Republik Indonesia(2000),Anggota TimPakar Hukum Departemen
Kehakiman dan HAMRepublik Indonesia(2003-2004);dan pada saat ini menjabat sebagai Anggota Lembaga
Pengkajian MPR-RI(sejak Agustus 2017).Dalam bidang pemerintahan lainnya antara lainpernah menjadi Sekretaris
Umum Panitia Pengawas Pemilihan Umum Tahun 1999TingkatPusat (Panwaspus)(1999);menjadi Anggota Tim
Penyusunan dalam prosespembentukan berbagai peraturan perundang-undangan pada Departemen Kehakiman RI
(1998- sekarang);dan jugasempat menjabat sebagai Pejabat Pelaksana Tugas Deputi Bidang Hukum dan Perundang-
undangan pada KantorMenteri NegaraUrusan Hak Asasi Manusia RI(2000).
RiwayatHidup
29/08/19
SatyaArinanto-Kejaksaandalam
Sistem
KetatanegaraanMajapahit
danMasaPascaIndo
nesia
Merde
ka
27
Dalam kaitan dengan amandemen konstitusi,ia jugapernah diminta oleh Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan
Rakyat(MPR)RIuntuk menyelenggarakan SeminarBidang Hukum dalam rangka Perubahan Kedua UUD1945di
Bandarlampung (2000).Ia jugaterpilih menjadi anggota TimAhliBadan Pekerja MPRRI,dan merangkap sebagai
Sekretaris TimAhliBidang Hukum (2001).Sejak tahun 2001,ia jugamenjabat sebagai Anggota DewanPakar Asosiasi
Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia(APKASI).Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres)RINo.47Tahun 2001,
ia diangkat sebagai Sekretaris merangkap Anggota Panitia Penyelidik Masalah Konstitusi (2001– 2002).Disamping itu,
masih pada tahun yangsama,ia jugamenjabat sebagai Sekretaris Jenderal IndonesianNationalCommitteeof
ComparativeLaw.Selain itu,pada tahun 2000-2004ia jugamenjabat sebagai Sekretaris Jenderal Ikatan Lulusan
Universitas IndonesiaFakultas Hukum (ILUNI-FH).Aktivitas lainnya yangjugarutin dilaksanakan ialah aktif sebagai
pembicara dalam berbagai seminardalam bidang ketatanegaraan yangdiselenggarakan baik didalam maupun diluar
negeri.Pada tahun 1998dan 2000,pernah terpilih sebagai Peneliti MudaBerprestasi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial,
Budaya,dan Kemanusiaan yangdiberikan dalam rangka DiesNatalis Universitas Indonesiake-48(1998)dan ke-50
(2000).Semasa studi ProgramSarjana (S1)pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia,ia jugapernah menjadi
Mahasiswa Teladan (Berprestasi)Itingkat Fakultas Hukum Universitas Indonesia,dan Mahasiswa Teladan (Berprestasi)
IItingkat Universitas Indonesia(1989).