SATINAN - BSSN

57
SATINAN PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2018 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang c Mengingat : 1 a. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa Perusahaan Umum (perum) DAMRI sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah Nomor 31 Tahu n 2oo2 tentang Perusahaan Umum - (peruml Oelanl perlu disesuaikan dlng.an Undang_Undang fVo_or- fg Tahun 2003 tentang Badan Usaha"Milik NJgar" d^r, peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun_2005 tentang pendirian, P-engurusan, pengawasan, dan pembubaran B-adan Usaha Milik Negara; bahwa untuk mendukung pembangunan nasional, perlu melakukan pengemb.rrg"r, usaha denga., menambah tugas dan kegiatan usaha perusahaur, "u..rr* (perum) DAMRI; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b Serta untuk melaksanakan fasal 4 1 -ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2oo3 tentang Badan usaha tr,rim Nelara, perlu menetapkan |ffiHi"" Pemerintah tentang perusahaan Umum (perum) Pasal 5 ayat (2) U_ndang_Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun l94S; Y"d.""q-_Yndang Nomor tg Tahun 2OOS tentang Badan Yyh" rylik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor ZO, Tambalan f,.i*[.."" Negara Republik Indonesia Nomoi +Zgij; 3.Undang-Undang... b 2

Transcript of SATINAN - BSSN

Page 1: SATINAN - BSSN

SATINAN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 38 TAHUN 2018

TENTANG

PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang

c

Mengingat : 1

a.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

bahwa Perusahaan Umum (perum) DAMRI sebagaimanadiatur dalam peraturan pemerintah Nomor 31 Tahu n 2oo2tentang Perusahaan Umum - (peruml Oelanl perludisesuaikan dlng.an Undang_Undang fVo_or- fg Tahun2003 tentang Badan Usaha"Milik NJgar" d^r, peraturanPemerintah Nomor 45 Tahun_2005 tentang pendirian,P-engurusan, pengawasan, dan pembubaran B-adan UsahaMilik Negara;

bahwa untuk mendukung pembangunan nasional, perlumelakukan pengemb.rrg"r, usaha denga., menambahtugas dan kegiatan usaha perusahaur, "u..rr* (perum)DAMRI;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a dan huruf b Serta untuk melaksanakanfasal 4 1

-ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2oo3tentang Badan usaha tr,rim Nelara, perlu menetapkan

|ffiHi"" Pemerintah tentang perusahaan Umum (perum)

Pasal 5 ayat (2) U_ndang_Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun l94S;

Y"d.""q-_Yndang Nomor tg Tahun 2OOS tentang BadanYyh" rylik Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor ZO, Tambalan f,.i*[.."" NegaraRepublik Indonesia Nomoi +Zgij;

3.Undang-Undang...

b

2

Page 2: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-2-

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2OOg tentang LaluLintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OO9 Nomor 96, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5025);

Peraturan Pemerintah Nomor 4l Tahun 2OO3 tentangPelimpahan Kedudukan, Tugas, dan Kewenangan MenteriKeuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO),Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Jawatan(PERJAN) kepada Menteri Negara Badan Usaha MilikNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO3Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor a305);

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentangPendirian, Pengurusan, Pengawasan dan pembubaranBadan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 117, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor a556);

Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2Ol4 tentangAngkutan Jalan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2Ol4 Nomor 260, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 559a);

MEMUTUSKAN:

MenetapKan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUSAHAAN UMUM(PERUM) DAMRT.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :

Perusahaan Umum (Perum) DAMRI, yang selanjutnyadisebut Perusahaan, adalah badan usaha milik negarasebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 19Tahun 2003 tentang badan usaha milik negara, yangseluruh modalnya dimiliki negara berupa kekayaan negarayang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham, yangmenyelenggarakan usaha di bidang pelayanan angkutanpenumpang umum, barang, dan jasa, serta penunjanglainnya.

2. Pengurusan.

3

4

5

6

1

Page 3: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPLJBLIK INDONE9IA

-3-2. Pengurusan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Direksi

dalam upaya mencapai maksud dan tujuan Perusahaan.

3. Pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan oleh DewanPengawas untuk menilai Perusahaan dengan caramembandingkan antara keadaan yang sebenarnya dengankeadaan yang seharusnya dilakukan, dalam bidangkeuangan dan/atau dalam bidang teknis operasional.

4. Pembubaran adalah pengakhiran Perusahaan yangditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

5. Menteri adalah menteri yang ditunjuk dan/atau diberikuasa untuk mewakili Pemerintah selaku pemilik modalpada Perusahaan dengan memperhatikan peraturanperundang-undangan.

6. Menteri Teknis adalah menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang perhubungan darat.

7. Direksi adalah organ Perusahaan yang bertanggung jawabatas Pengurusan Perusahaan untuk kepentingan dantujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik didalam maupun di luar pengadilan.

8. Dewan Pengawas adalah organ Perusahaan yang bertugasmelakukan Pengawasan dan memberikan nasihat kepadaDireksi dalam menjalankan kegiatan PengurusanPerusahaan.

BAB IIPENDIRIAN PERUSAHAAN

Bagian KesatuDasar Hukum Pendirian

Pasal 2

Perusahaan yang didirikan dengan peraturan pemerintahNomor 30 Tahun 7982 tentang Pengalihan Bentuk perusahaanNegara Angkutan Motor "DAMRI" menjadi perusahaan Umum(PERUM) dan diatur kembali dengan peraturan pemerintahNomor 31 Tahun 2OO2 tentang Perusahaan Umum (perum)DAMRI, dilanjutkan berdirinya dan diubah namanya menjadiPerusahaan Umum (Perum) DAMRI, berdasarkan peraturanPemerintah ini.

Bagian . . .

Page 4: SATINAN - BSSN

PRES I DENRETIURLIK INDOT.IESIA

-4-Bagian Kedua

Penugasan

Pasal 3

(1) Dengan Peraturan Pemerintah ini, pelayanan angkutanpenumpang dan/atau barang bersubsidi dilakukanmelalui proses penugasan kepada Perusahaanberdasarkan penilaian Menteri Teknis.

(2) Selain penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Perusahaan juga dapat melakukan penugasan lain yangdiberikan oleh Pemerintah Pusat.

(3) Dalam hal penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat (2) secara finansial tidak menguntungkan,Pemerintah Pusat harus memberikan kompensasi atassemua biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan,termasuk margin yang diharapkan sepanjang dalamtingkat kewajaran sesuai dengan penugasan yangdiberikan.

Pasal 4

(1) Dalam melaksanakan penugasan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3, Perusahaan berwenang penuh dan wajibmengelola dan mengusahakan aset perusahaan, termasukmenarik manfaat atas aset yang bersangkutan.

(2) Dalam hal Perusahaan melaksanakan penugasansebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 menggunakanbarang milik negara, penggunaan dan pemanfaatanbarang milik negara dilakukan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 5

Tarif angkutan dalam rangka penugasan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ditetapkan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

BAB

Page 5: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDOIJESIA

-5-BAB III

ANGGARAN DASAR PERUSAHAAN

Bagian KesatuNama, Tempat Kedudukan, dan Jangka Waktu

Pasal 6

(1) Perusahaan ini bernama Perusahaan Umum (Perum)DAMRI atau disebut Perum DAMRL

(2) Perusahaan berkedudukan dan berkantor pusat diJakarta.

(3) Perusahaan dapat membuka cabang atau perwakilan ditempat lain, baik di dalam maupun di luar wilayah negaraRepublik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksidengan persetujuan Dewan Pengawas.

Pasal 7

Perusahaan ini didirikanterbatas.

untuk jangka waktu yang tidak

Bagian KeduaMaksud, Tujuan, dan Kegiatan Usaha

Pasal 8

(1) Perusahaan memiliki maksud dan tujuan untuk turutmelaksanakan dan menunjang kebijakan dan programPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di bidangekonomi dan pembangunan nasional pada umumnyaterutama di bidang pengusahaan jasa angkutan jalan danjasa lainnya serta optimalisasi pemanfaatan sumber dayaPerusahaan untuk menghasilkan barang dan jasaberdasarkan prinsip pengelolaan Perusahaan yang sehat.

(21 Dalam melaksanakan maksud dan tujuan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Perusahaan melakukan kegiatanusaha utama:

a. jasa angkutan penumpang dan barang untuk umum;b. penugasan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

berupa angkutan perintis, angkutan perkotaan danpenugasan lainnya dalam bidang angkutan;

c. Jasa

Page 6: SATINAN - BSSN

FRE S IDEIJREPUBLIK INDOIIf-1IA

-6-c. jasa penyewaan sarana angkutan;

d. jasa keagenan penyediaan sarana angkutan;

e. jasa titipan dan pengiriman barang/pos melaluiangkutan jalan;

f. jasa lainnya di bidang angkutan jalan.

(3) Selain kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud padaayat (2), sepanjang mendukung secara finansial terhadapkegiatan usaha utama, Perusahaan dapat melaksanakankegiatan usaha dalam rangka optimalisasi pemanfaatanpotensi sumber daya yang sudah dimiliki dan/ataudikuasai Perusahaan sebagaimana ditetapkan olehMenteri.

Bagian KetigaModal

Pasal 9

(1) Modal Perusahaan merupakan kekayaan negara yangdipisahkan dan tidak terbagi atas saham.

(21 Perusahaan memiliki modal sebesar seluruh nilaipenyertaan modal negara dalam Perusahaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 dengan jumlah sebesarRp336.626.088.055,42 (tiga ratus tiga puluh enam miliarenam ratus dua puluh enam juta delapan puluh delapanribu lima puluh lima rupiah empat puluh dua sen) yangterdiri atas:

a. sebesar Rp19.700.000.000,00 (sembilan belas miliartujuh ratus juta rupiah) berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor 30 Tahun 1982 tentang PengalihanBentuk Perusahaan Negara Angkutan Motor "DAMRI"menjadi Perusahaan Umum (Perum) dan SuratKeputusan Menteri Keuangan Republik IndonesiaNomor 40 |KMK.O I 1 i L987 tanggal 24 Jan:uari 7987;

b. sebesar Rp55.085.835.288,00 (lima puluh lima miliardelapan puluh lima juta delapan ratus tiga puluh limaribu dua ratus delapan puluh delapan rupiah)berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun1992 tentang Penambahan Penyertaan Modal NegaraRepublik Indonesia ke dalam Modal PerusahaanUmum (Perum) DAMRI;

c. sebesar

Page 7: SATINAN - BSSN

PRES IDE1..IREPUBLIK INDOIIT-:SIA

-7 -

c. sebesar Rp38.359 .786.217,42 (tiga puluh delapanmiliar tiga ratus lima puluh sembilan juta tujuh ratusdelapan puluh enam ribu dua ratus tujuh belas rupiahempat puluh dua sen) berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor 94 Tahun 2OOO tentangPenambahan Penyertaan Modal Negara RepublikIndonesia ke dalam Modal Perusahaan Umum (Perum)DAMRI;

d. sebesar Rp4.608.000.000,00 (empat miliar enam ratusdelapan juta rupiah) berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor 2l Tahun 2OOL tentangPenambahan Penyertaan Modal Negara RepublikIndonesia ke dalam Modal Perusahaan Umum (Perum)DAMRI;

e. sebesar Rp2.346.433.980,00 (dua miliar tiga ratusempat puluh enam juta empat ratus tiga puluh tigaribu sembilan ratus delapan puluh rupiah)berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun2OO2 tentang Penambahan Penyertaan Modal NegaraRepublik Indonesia ke dalam Modal PerusahaanUmum (Perum) DAMRI;

f. sebesar Rp5.512.000.000,00 (lima miliar lima ratusdua belas juta rupiah) berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor 60 Tahun 2003 tentangPenambahan Penyertaan Modal Negara RepublikIndonesia ke dalam Modal Perusahaan Umum (Perum)DAMRI;

g. sebesar Rp5.385.000.000,00 (lima miliar tiga ratusdelapan puluh lima juta rupiah) berdasarkanPeraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2006 tentangPenambahan Penyertaan Modal Negara RepubtikIndonesia ke dalam Modal Perusahaan Umum (perum)DAMRI;

h. sebesar Rp134.861.710.570,00 (seratus tiga puluhempat miliar delapan ratus enam puluh satu jutatujuh ratus sepuluh ribu lima ratus tujuh puluhrupiah) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35Tahun 2012 tentang Penambahan Penyertaan ModalNegara Republik Indonesia ke dalam ModalPerusahaan Umum (Perum) DAMRI:

i. sebesar. . .

Page 8: SATINAN - BSSN

PRESII)ENREPIJBLIK INDOII[$IA

-8-i. sebesar Rp11 .O48.422.000,00 (sebelas miliar empat

puluh delapan juta empat ratus dua puluh dua riburupiah) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 115Tahun 2Ol2 tentang Penambahan Penyertaan ModalNegara Republik Indonesia ke dalam ModalPerusahaan Umum (Perum) DAMRI;

j. sebesar Rp31.844.050.000,00 (tiga puluh satu miliardelapan ratus empat puluh empat juta lima puluh riburupiah) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7Tahun 2Ol4 tentang Penambahan Penyertaan ModalNegara Republik Indonesia ke dalam ModalPerusahaan Umum (Perum) DAMRI; dan

k. sebesar Rp27.874.850.000,00 (dua puluh tujuh miliardelapan ratus tujuh puluh empat juta delapan ratuslima puluh ribu rupiah) berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor 12 Tahun 2OLS tentangPenambahan Penyertaan Modal Negara RepublikIndonesia ke dalam Modal Perusahaan Umum (Perum)DAMRI.

(3) Setiap perubahan penyertaan modal negara dalamPerusahaan, baik berupa penambahan yang berasal dariAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara maupunpengurangan penyertaan modal negara ditetapkan denganPeraturan Pemerintah.

(4) Setiap penambahan penyertaan modal negara dalamPerusahaan yang berasal dari kapitalisasi cadangan dansumber lainnya ditetapkan oleh Menteri.

Bagian KeempatPengurusan Perusahaan

Paragraf 1

Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi

Pasal 10

Pengurusan Perusahaan dilakukan oleh Direksi.

Pasal 1 1

(1) Pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksidilakukan oleh Menteri.

(2) Dalam

Page 9: SATINAN - BSSN

R E P u J,-T'[ t,',355

* r,,, o

-9 -

(2) Dalam rangka pengangkatan anggota Direksi, Menteridapat meminta masukan dari Menteri Teknis.

Pasal 12

(1) Pembagian tugas dan kewenangan anggota Direksiditetapkan oleh Menteri.

(2) Menteri dapat mendelegasikan kewenangan mengenaipembagian tugas dan kewenangan anggota Direksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada DewanPengawas.

Pasal 13

(1) Calon anggota Direksi yang ditetapkan sebagai anggotaDireksi berasal dari calon yang lulus seleksi melalui ujikelayakan dan kepatutan yang dilakukan oleh timdan/atau lembaga profesional yang dibentuk dan/atauditunjuk oleh Menteri.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakberlaku bagi pengangkatan kembali pada posisi jabatanyang sama bagi anggota Direksi yang dinilai mampumelaksanakan tugas dengan baik selama masajabatannya.

(3) Calon anggota Direksi yang telah dinyatakan lulus ujikelayakan dan kepatutan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan anggota Direksi yang diangkat kembalisebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajibmenandatangani kontrak manajemen sebelum ditetapkanpengangkatannya sebagai anggota Direksi.

Pasal 14

(1) Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi merupakanorang perseorangan yang mampu melaksanakanperbuatan hukum dan tidak pernah:

a. dinyatakan pailit;

b. menjadi anggota direksi, komisaris, atau dewanpengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkansuatu perseroan atau perum dinyatakan pailit; dan

c. dihukum karena melakukan tindak pidana yangmerugikan keuangan negara.

(2) Selain. . .

Page 10: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 10-

(2) Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), yang dapat diangkat menjadi anggotaDireksi merupakan orang perseorangan yang memenuhipersyaratan keahlian, integritas, kepemimpinan,pengalaman, jujur, perilaku yang baik, serta memilikidedikasi yang tinggi untuk memajukan danmengembangkan Perusahaan.

(3) Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dibuktikan dengan surat pernyataan yangditandatangani oleh calon anggota Direksi dan surattersebut disimpan oleh Perusahaan.

(4) Pengangkatan anggota Direksi yang tidak memenuhipersyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bataldemi hukum terhitung sejak tanggal anggota Direksilainnya atau Dewan Pengawas mengetahui tidakterpenuhinya persyaratan tersebut.

Pasal 15

(1) Jumlah anggota Direksi ditetapkan oleh Menteri sesuaidengan kebutuhan.

(21 Dalam hal anggota Direksi lebih dari 1 (satu) orang, salahseorang anggota Direksi diangkat sebagai Direktur Utama.

Pasal 16Anggota Direksi diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahundan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatanberikutnya.

Pasal 17

(1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan anggota Direksi:

a. Menteri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hariterhitung sejak tanggal terjadi kekosongan jabatan,mengangkat anggota Direksi gntuk mengisikekosongan jabatan tersebut;

b. selama jabatan anggota Direksi kosong dan Menteribelum mengangkat anggota Direksi yang kosongsebagaimana dimaksud dalam huruf a, DewanPengawas menunjuk salah seorang anggota Direksilainnya atau Menteri dapat menunjuk pihak lainsebagai pelaksana tugas anggota Direksi dengan tugas,kewenangan, dan kewajiban yang sama dengananggota Direksi yang kosong;

c. dalam

Page 11: SATINAN - BSSN

- 11-

c. dalam hal kekosongan jabatan anggota Direksidisebabkan karena berakhirnya masa jabatan danMenteri belum mengangkat anggota Direksi baru,anggota Direksi yang telah berakhir masa jabatannyadapat diangkat oleh Menteri sebagai pelaksana tugasanggota Direksi dengan tugas, kewenangan, dankewajiban yang sama dengan anggota Direksi yangkosong sampai dengan diangkatnya anggota Direksiyang dehnitif;

d. pelaksana tugas anggota Direksi yang kosongsebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf c,selain anggota Direksi yang masih menjabat,memperoleh gaji dan tunjangan atau fasilitas yangsama dengan anggota Direksi yang kosong, tidaktermasuk santunan purna jabatan.

(2) Dalam hal seluruh jabatan Direksi kosong:

a. Menteri dalam waktu paling lama 3O (tiga puluh) hariterhitung sejak tanggal terjadi kekosongan jabatan,mengangkat anggota Direksi untuk mengisikekosongan jabatan tersebut;

b. selama jabatan Direksi kosong dan Menteri belummengangkat anggota Direksi yang kosong sebagaimanadimaksud dalam huruf a, untuk sementaraPerusahaan diurus oleh Dewan Pengawas atau pihaklain yang ditunjuk oleh Menteri dengan tugas,kewenangan, dan kewajiban yang sama;

c. dalam rangka melaksanakan Pengurusan sebagaimanadimaksud dalam huruf b, Dewan Pengawas dapatmelakukannya secara bersama-sama atau menunjuksalah seorang atau lebih di antara mereka untukmelakukannya;

d. dalam hal seluruh jabatan Direksi kosong karenaberakhirnya masa jabatan dan Menteri belummenetapkan penggantinya, semua anggota Direksiyang telah berakhir masa jabatannya dapat ditetapkanoleh Dewan Pengawas atau Menteri untukmenjalankan pekerjaannya sebagai pelaksana tugasanggota Direksi dengan tugas, kewenangan, dankewajiban yang sama; dan

e. pelaksana .

Page 12: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t2-pelaksana tugas anggota Direksi yang kosongsebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf d,selain Dewan Pengawas memperoleh gaji dantunjangan dan/atau fasilitas yang sama dengananggota Direksi yang kosong, tidak termasuk santunanpurna jabatan.

Pasal 18

(1) Setiap anggota Direksi berhak mengundurkan diri darijabatannya dengan menyampaikan surat pengunduran dirikepada Menteri dan tembusan kepada Dewan Pengawasserta anggota Direksi lainnya.

(2) Surat pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat(1) sudah harus diterima oleh Menteri paling lama 30 (tigapuluh) hari sebelum tanggal efektif pengunduran diri.

(3) Dalam hal surat pengunduran diri sebagaimana dimaksudpada ayat (21 menyebutkan tanggal efektif kurang dari 30(tiga puluh) hari dari tanggal surat pengunduran diriditerima, tanggal efektif pengunduran diri dihitung 30 (tigapuluh) hari sejak tanggal surat pengunduran diri diterimaMenteri.

(4) Dalam hal surat pengunduran diri sebagaimana dimaksudpada ayat (21 tidak menyebutkan tanggal efektifpengunduran diri, anggota Direksi berhenti dengansendirinya terhitung 30 (tiga puluh) hari sejak tanggalditerimanya surat pengunduran diri.

(5) Apabila Menteri tidak memberikan keputusan sampaidengan 30 (tiga puluh) hari atau sampai dengan tanggalefektif yang diminta, anggota Direksi yang mengundurkandiri berhenti dengan sendirinya pada hari ke-30 (tigapuluh) terhitung sejak tanggal surat pengunduran diriditerima Menteri.

Pasal 19

(1) Antar anggota Direksi dan antara anggota Direksi dengananggota Dewan Pengawas dilarang memiliki hubungankeluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga, baikmenurut garis lurus maupun garis ke samping, termasukhubungan yang timbul karena perkawinan.

e

(2) Dalam

Page 13: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

_13_

(2) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud padaayat (1), Menteri berwenang memberhentikan salahseorang di antara mereka.

Pasal 20

(1) Anggota Direksisebagai:

dilarang memangku jabatan rangkap

a. anggota direksi pada badan usaha milik negara lain,badan usaha milik daerah, atau badan usaha milikswasta;

b. anggota komisaris atau dewan pengawas pada badanusaha milik negara;

c. jabatan struktural dan fungsional lainnya dalaminstansi atau lembaga Pemerintah pusat atauPemerintah Daerah;

d. jabatan lain yang dapat menimbulkan benturankepentingan; atau

e. jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(21 Anggota Direksi yang merangkap jabatan lain sebagaimanadimaksud pada ayat (1), masa jabatannya sebagai anggotaDireksi berakhir terhitung sejak tanggal terjadinyaperangkapan jabatan.

(3) Dalam hal seseorang yang menduduki jabatan yangdilarang untuk dirangkap dengan jabatan anggota Direksisebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat sebagaianggota Direksi, yang bersangkutan harus mengundurkandiri dari jabatan lamanya paling lama 30 (tiga puluh) hariterhitung sejak tanggal pengangkatannya sebagai anggotaDireksi.

(4) Anggota Direksi yang tidak mengundurkan diri darijabatan lamanya sebagaimana dimaksud pada ayat (3),jabatannya sebagai anggota Direksi berakhir denganlewatnya 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud padaayat (3).

Pasal 21

(1) Anggota Direksi dilarang menjadi pengurus partai politik,calon anggota legislatif, anggota legislatif, calon kepaladaerah, calon wakil kepala daerah, kepala daerah,dan/atau wakil kepala daerah.

(2) Pengurus

Page 14: SATINAN - BSSN

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-14-(2) Pengurus partai politik, calon anggota legislatif, anggota

legislatif, calon kepala daerah, calon wakil kepala daerah,kepala daerah, dan/atau wakil kepala daerah dilaranguntuk diangkat menjadi anggota Direksi.

(3) Dalam hal anggota Direksi menjadi pengurus partaipolitik, calon anggota legislatif, anggota legislatif, calonkepala daerah, calon wakil kepala daerah, kepala daerah,dan/atau wakil kepala daerah, yang bersangkutanberhenti dari jabatannya sebagai anggota Direksi terhitungsejak tanggal ditetapkan menjadi pengurus partai politik,calon anggota legislatif, anggota legislatif, calon kepaladaerah, calon wakil kepala daerah, kepala daerah,dan/atau wakil kepala daerah.

Pasal 22

(1) Anggota Direksi dapat diberhentikan sebelum masajabatannya berakhir berdasarkan Keputusan Menteridengan menyebutkan alasannya.

(21 Pemberhentian anggota Direksi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan berdasarkan alasan bahwa padakenyataannya anggota Direksi yang bersangkutan:

a. tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telahdisepakati dalam kontrak manajemen;

b. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;

c. tidak melaksanakan Anggaran Dasar dan/atauketentuan peraturan perundang-undangan;

d. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perusahaandan/atau negara;

e. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/ataukepatutan yang seharusnya dihormati sebagai anggotaDireksi badan usaha milik negara;

f. dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yangmempunyai kekuatan hukum yang tetap; atau

g. mengundurkan diri.(3) Selain alasan pemberhentian anggota Direksi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), demi kepentingan dan tujuanPerusahaan, anggota Direksi dapat diberhentikan olehMenteri berdasarkan alasan lainnya yang dinilai tepat olehMenteri.

(4) Rencana.

Page 15: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-15-(4) Rencana pemberhentian anggota Direksi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) diberitahukan kepadaanggota Direksi yang bersangkutan secara lisan atautertulis oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

(5) Keputusan pemberhentian karena alasan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf edan ayat (3) diambil setelah yang bersangkutan diberikesempatan membela diri.

(6) Pembelaan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (5)disampaikan secara tertulis kepada Menteri atau pejabatyang ditunjuk dalam waktu paling lama 14 (empat belas)hari terhitung sejak tanggal anggota Direksi yangbersangkutan diberitahu sebagaimana dimaksud padaayat (a).

(7) Dalam hal anggota Direksi yang diberhentikan telahmelakukan pembelaan diri atau menyatakan tidakberkeberatan atas rencana pemberhentiannya pada saatdiberitahukan maka ketentuan waktu sebagaimanadimaksud pada ayat (6) dianggap telah terpenuhi.

(8) Selama rencana pemberhentian masih dalam proses,anggota Direksi yang bersangkutan wajib melaksanakantugas sebagaimana mestinya.

(9) Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf d dan huruf f merupakanpemberhentian tidak dengan hormat.

Pasal 23

(1) Jabatan anggota Direksi berakhir apabila:

a. meninggal dunia;

b. masa jabatannya berakhir;

c. diberhentikan berdasarkan keputusan Menteri; ataud. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota

Direksi berdasarkan Peraturan pemerintah ini danketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf dtermasuk tetapi tidak terbatas pada rangkap jabatan yangdilarang dan pengunduran diri.

(3) Anggota

Page 16: SATINAN - BSSN

PRES IDI.-NREIfLJBLIK INDONTSIA

-16-(3) Anggota Direksi yang berhenti sebelum atau setelah masa

jabatannya berakhir, kecuali karena meninggal duniatetap bertanggung jawab terhadap tindakannya yangbelum diterima pertanggungjawabannya oleh Menteri.

Pasal 24

(1) Dewan Pengawas dapat memberhentikan anggota Direksiuntuk sementara waktu apabila anggota Direksi bertindakbertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini, terdapatindikasi melakukan kerugian Perusahaan, melalaikankewajibannya, atau terdapat alasan yang mendesak bagiPerusahaan.

(21 Keputusan Dewan Pengawas mengenai pemberhentiansementara anggota Direksi dilakukan sesuai dengan tatacara pengambilan keputusan Dewan Pengawas.

(3) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud padaayat (21 harus diberitahukan secara tertulis kepada yangbersangkutan disertai alasan yang menyebabkan tindakantersebut dengan tembusan kepada Menteri dan Direksi.

(4) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)disampaikan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) harisetelah tanggal ditetapkannya pemberhentian sementaratersebut.

(5) Anggota Direksi yang diberhentikan sementarasebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berwenangmenjalankan Pengurusan Perusahaan dan mewakiliPerusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan.

(6) Dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari setelahpemberhentian sementara sebagaimana dimaksud padaayat (1), Menteri harus memutuskan mencabut ataumenguatkan keputusan pemberhentian sementaratersebut setelah anggota Direksi yang bersangkutan diberikesempatan untuk membela diri.

(7) Dalam hal jangka waktu 60 (enam puluh) harisebagaimana dimaksud pada ayat (6) telah lewat danMenteri tidak mengambil keputusan, pemberhentiansementara tersebut menjadi batal.

Paragraf

Page 17: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-17-Paragraf 2

Tugas, Kewenangan, dan Kewajiban Direksi

Pasal 25

Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitandengan Pengurusan Perusahaan untuk kepentinganPerusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuanPerusahaan serta mewakili Perusahaan di dalam dan/atau diluar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, denganpembatasan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasardan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 26

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalamPasal 25, Direksi berwenang untuk:a. menetapkan kebijakan Pengurusan perusahaan;

b. mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorangatau beberapa orang anggota Direksi untuk mengambilkeputusan atas nama Direksi atau mewakili Perusahaan didalam dan di luar pengadilan;

c. mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorangatau beberapa orang pekerja Perusahaan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain,untuk mewakili Perusahaan di dalam dan di luarpengadilan;

d. mengatur ketentuan tentang ketenagakerjaan perusahaantermasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tuadan penghasilan lain bagi pekerja perusahaanberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan,dengan ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminanhari tua, dan penghasilan lain bagi pekerja yangmelampaui kewajiban yang ditetapkan ketentuanperaturan perundang-undangan, harus mendapatpersetujuan terlebih dahulu dari Menteri;

e. mengangkat dan memberhentikan pekerja perusahaanberdasarkan peraturan ketenagakerjaan perusahaan danketentuan peraturan perundang-undangan;

f. mengangkat dan memberhentikan Sekretaris perusahaan,Kepala satuan Pengawasan Intern dan jabatan strukturallainnya; dan

g. melakukan

Page 18: SATINAN - BSSN

R E P u J.T': t',35f;

n,. r, o

_18_

g. melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnyamengenai Pengurusan dan pemilikan kekayaanPerusahaan, mengikat Perusahaan dengan pihak laindan/atau pihak lain dengan Perusahaan, serta mewakiliPerusahaan di dalam dan di luar pengadilan tentang segalahal dan segala kejadian, dengan pembatasan sebagaimanadiatur dalam Anggaran Dasar dan/atau ketentuanperaturan perundan g-undangan.

Pasal 27

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalamPasal 26, Direksi wajib:

a. mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dankegiatan Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuanserta kegiatan usahanya;

b. menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka PanjangPerusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaanserta perubahannya, dan menyampaikannya kepadaDewan Pengawas dan Menteri untuk mendapatkanpengesahan dari Menteri;

c. memberikan penjelasan kepada Menteri mengenaiRencana Jangka Panjang Perusahaan;

d. memberikan penjelasan kepada Menteri mengenaiRencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dalam halpersetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaanmerupakan kewenangan Menteri;

e. memberikan penjelasan kepada Dewan Pengawasmengenai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dalamhal persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaanmerupakan kewenangan Dewan Pengawas;

f. membuat risalah rapat Direksi;

g. membuat laporan tahunan sebagai wujudpertanggungjawaban Pengurusan Perusahaan dandokumen keuangan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;

h. menyusun laporan keuangan berdasarkan StandarAkuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada AkuntanPublik untuk diaudit;

i.menyampaikan...

Page 19: SATINAN - BSSN

1.

PRES IDENREPUBLIK II.]DONESIA

-19-menyampaikan laporan kepada Dewan pengawasmengenai penetapan anggota direksi dan Komisaris padaanak perusahaan dan/atau perusahaan patungan;menyampaikan dan memberikan penjelasan mengenailaporan semesteran kepada Menteri;menyampaikan dan memberikan penjelasanlaporan triwulanan kepada Dewan pengawas;

I' memberikan penjelasan yang berkaitan denganPengurusan Perusahaan apabila ditanyakan atau dimintaanggota Dewan Pengawas dan/atau Menteri;

m. menyampaikan laporan tahunan termasuk laporankeuangan kepada Menteri untuk disetujui dan disahkan;

n. memberikan penjelasan kepada Menteri mengenai laporantahunan;

o. memelihara risalah rapat Dewan pengawas, risalah rapatDireksi, laporan tahunan, dokumen keuanganPerusahaan, dan dokumen lain;

p' menyimpan di tempat kedudukan perusahaan, risalahrapat Dewan Pengawas dan risalah rapat Direksi, laporantahunan, dokumen keuangan, dan dokumen lain;

q. menyusun sistem akuntansi sesuai dengan StandarAkuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsippengendalian intern, terutama fungsi pengurusan,pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan;

r. memberikan laporan berkala menurut cara dan waktusesuai dengan ketentuan, serta laporan khusus danlaporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan pengawasdan/atau Menteri;

menyiapkan susunan organisasi perusahaandengan perincian dan tugasnya;

lengkap

menyusun dan menetapkan cetakorganisasi Perusahaan ;

biru (blue pint)

men)rusun indikator pencapaian kinerja Direksi untukdimintakan persetujuan Menteri; danmenjalankan kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuanyang diatur dalam Peraturan pemerintah ini dan yangditetapkan oleh Menteri berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan.

J

k mengenar

S

t

u

v

Pasal

Page 20: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-20-Pasal 28

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi wajibmencurahkan tenaga, pikiran, perhatian, danpengabdiannya secara penuh pada tugas, kewajiban, danpencapaian tujuan Perusahaan.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi wajibmematuhi Anggaran Dasar dan ketentuan peraturanperundang-undangan dan wajib melaksanakan prinsipprofesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian,akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran.

(3) Dalam mengurus Perusahaan Direksi melaksanakanarahan yang sewaktu-waktu dapat diberikan oleh Menteri.

(4) Arahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuaidengan Anggaran Dasar, keputusan Menteri, danketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 29

(1) Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuhtanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingandan usaha Perusahaan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secarapribadi atas kerugian Perusahaan apabila yangbersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnyauntuk kepentingan dan usaha Perusahaan.

(3) Anggota Direksi tidak bertanggung jawab atas kerugiansebagaimana dimaksud pada ayat (21 apabila dapatmembuktikan bahwa:

a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan ataukelalaiannya;

b. telah melakukan Pengurusan dengan itikad baik dankehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai denganmaksud dan tujuan Perusahaan;

c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsungmaupun tidak langsung atas tindakan pengurusanyang mengakibatkan kerugian; dan

d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbulatau berlanjutnya kerugian tersebut.

(4) Tindakan

Page 21: SATINAN - BSSN

FRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-2t-(41 rindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi di luar yang

diputuskan oleh rapat Direksi menjadi tanggung jawabpribadi yang bersangkutan sampai dengan tindakandimaksud disetujui oleh rapat Direksi.

(5) Atas nama Perusahaan, Menteri dapat mengajukangugatan ke pengadilan terhadap anggota Direksi yangkarena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkankerugian pada Perusahaan.

Pasal 30

(1) Direksi wajib mendapat persetujuan tertulis dari DewanPengawas jika:

a. mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kreditjangka pendek;

b. mengadakan kerja sama dengan badan usaha ataupihak lain berupa kerja sama lisensi, kontrakmanajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi(KSO), Bangun Guna Serah (Build OperateTransferlBOT), Bangun Milik Serah (Build OwnTransferlBo',VT), Bangun Serah Guna (Build TransferOperatelBTO), dan kerja sama lainnya dengan nilaiatau jangka waktu tertentu yang ditetapkan olehMenteri;

c. menerima atau memberikan pinjaman jangkamenengah atau jangka panjang, kecuali pinjaman yangtimbul karena transaksi bisnis dan pinjaman yangdiberikan kepada anak perusahaan, dengan ketentuanpinjaman kepada anak perusahaan dilaporkan kepadaDewan Pengawas;

d. menghapuskan dari pembukuan piutang macet danpersediaan barang mati;

e. melepaskan aktiva tetap bergerak dengan umurekonomis yang lazirn berlaku dalam industri padaumumnya sampai dengan 5 (lima) tahun; dan/atau

f. menetapkan struktur organisasi 1 (satu) tingkat dibawah Direksi.

(2) Dalam rangka memperoleh persetujuan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Direksi menyampaikanpermohonan secara tertulis kepada Dewan Pengawasdisertai dokumen yang diperlukan.

(3) Dalam

Page 22: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-22-

(3) Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejaktanggal diterimanya permohonan dari Direksi, DewanPengawas harus memberikan keputusan.

(4) Dalam hal Dewan Pengawas masih membutuhkanpenjelasan atau dokumen tambahan dari Direksi, DewanPengawas meminta penjelasan dan/atau dokumentambahan dimaksud dari Direksi dalam jangka waktusebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejaktanggal diterimanya penjelasan dan/atau dokumentambahan dari Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat(4), Dewan Pengawas memberikan keputusan.

Pasal 31

(1) Direksi wajib mendapat persetujuan tertulis dari Menterijika:

a. mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kreditjangka menengah atau jangka panjang;

b. melakukan penyertaan modal pada perusahaan lain;

c. mendirikan anak perusahaan dan/atau perusahaanpatungan;

d. melepaskan penyertaan modal pada anak perusahaandan/atau perusahaan patungan;

e. melakukan penggabungan, peleburan,pengambilalihan, pemisahan, dan pembubaran anakperusahaan danf atau perusahaan patungan;

f. mengikat Perusahaan sebagai penjamin (borg atauaualistl;

g. mengadakan kerja sama dengan badan usaha ataupihak lain berupa kerja sama lisensi, kontrakmanajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi(KSO), Bangun Guna Serah (Build OperateTransferlBOT), Bangun Milik Serah (Build OwnTransferfBowT), Bangun Serah Guna (Build TransferOperatelBTO) dan kerja sama lainnya dengan nilaiatau jangka waktu melebihi yang ditetapkan Menterisebagaimana dimaksud dalam Pasal 3O ayat (1) hurufb;

h. tidak

Page 23: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-23-h. tidak menagih lagi piutang macet yang telah

dihapusbukukan;

i. melepaskan dan menghapuskan aktiva tetapPerusahaan, kecuali aktiva tetap bergerak denganumur ekonomis yang lazim berlaku dalam industripada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun;

j menetapkan cetak biru (blue pint) organisasiPerusahaan;

k. menetapkan dan mengubah logo Perusahaan;l. melakukan tindakan lain dan tindakan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) yang belumditetapkan dalam Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan;

m. membentuk yayasan, organisasi, dan/atauperkumpulan baik yang berkaitan langsung maupuntidak langsung dengan Perusahaan yang dapatberdampak bagi Perusahaan;

n. pembebanan biaya Perusahaan yang bersifat tetap danrutin untuk yayasan, organisasi danlatauperkumpulan baik yang berkaitan langsung maupuntidak langsung dengan Perusahaan; dan/atau

o. pengusulan wakil dari Perusahaan untuk menjadicalon anggota direksi dan/atau komisaris padaperusahaan patungan dan/atau anak perusahaanyang memberikan kontribusi signifikan kepadaPerusahaan dan/atau bernilai strategis yangditetapkan Menteri.

(2) Untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Menterisebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direksimenyampaikan permohonan secara tertulis kepadaMenteri disertai dengan tanggapan tertulis dari DewanPengawas dan dokumen yang diperlukan.

(3) Untuk memperoleh tanggapan tertulis dari DewanPengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (21, Direksimenyampaikan permohonan secara tertulis kepada DewanPengawas disertai dokumen yang diperlukan.

(41 Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejaktanggal diterimanya permohonan dari Direksi sebagaimanadimaksud pada ayat (3), Dewan Pengawas harusmemberikan tanggapan tertulis.

(5) Dalam .

Page 24: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-24-(5) Dalam hal Dewan Pengawas masih membutuhkan

penjelasan atau dokumen tambahan dari Direksi, DewanPengawas meminta penjelasan dan/atau dokumentambahan tersebut dari Direksi dalam waktu sebagaimanadimaksud pada ayat (4).

(6) Dalam hal Dewan Pengawas tidak memberikan tanggapantertulis dan tidak meminta penjelasan dan/atau dokumentambahan dari Direksi dalam waktu sebagaimanadimaksud pada ayat (4), Direksi dapat menyampaikanpermohonan tertulis kepada Menteri untuk memperolehpersetujuan tertulis tanpa tanggapan tertulis DewanPengawas disertai penjelasan mengenai tidak adatanggapan tertulis dari Dewan Pengawas.

(7) Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejaktanggal diterimanya penjelasan dan/atau dokumentambahan dari Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat(5), Dewan Pengawas harus memberikan tanggapantertulis.

(8) Apabila dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejaktanggal diterimanya penjelasan dan/atau dokumentambahan dari Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat(5) Dewan Pengawas tidak memberikan tanggapan tertulis,Direksi menyampaikan permohonan kepada Menteri untukmemperoleh persetujuan tertulis disertai penjelasanmengenai tidak ada tanggapan tertulis dari DewanPengawas.

(9) Direksi wajib meminta persetujuan tertulis Menteri untuk:a. mengalihkan kekayaan Perusahaan yang merupakan

lebih dari 50 % (lima puluh persen) dari jumlahkekayaan bersih Perusahaan dalam 1 (satu) transaksiatau lebih dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku,baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak;atau

b. menjadikan jaminan utang kekayaan Perusahaan yangmerupakan lebih dari 50 %o (lima puluh persen) darijumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam 1 (satu)transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu samalain maupun tidak.

(10) Pengalihan

Page 25: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUALIK INDONESIA

-25-(10) Pengalihan, pelepasan hak, atau menjadikan jaminan

utang seluruh atau sebagian aktiva yang merupakanbarang dagangan atau persediaan dan/atau yang berasaldari pelunasan piutang macet yang terjadi akibatpelaksanaan dari kegiatan usaha, sepanjang belum dicatatsebagai aktiva tetap Perusahaan tidak memerlukanpersetujuan Dewan Pengawas atau Menteri.

Pasal 32

(1) Berdasarkan usulan Dewan Pengawas, Menteri dapatmenetapkan Direksi berwenang melakukan tindakansebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) tanpamendapat persetujuan tertulis dari Dewan Pengawas.

(21 Menteri dapat mendelegasikan kewenangan pemberianpersetujuan atas tindakan Direksi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 31 ayat (1) kepada Dewan Pengawas.

(3) Jika diperlukan demi mengamankan Perusahaan, Menteridapat menetapkan pembatasan lain kepada Direksi.

Pasal 33

(1) Dalam rangka melaksanakan Pengurusan Perusahaan,setiap anggota Direksi berhak dan berwenang bertindakuntuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaansesuai dengan kebijakan Pengurusan Perusahaan yangditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.

{2) Setiap tindakan anggota Direksi untuk dan atas namaDireksi dan/atau dalam rangka mewakili Perusahaanharus dilakukan sesuai dengan kebijakan PengurusanPerusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atausesuai dengan keputusan Direksi.

(3) Apabila tidak ditetapkan lain dalam kebijakan PengurusanPerusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untukdan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan didalam dan/atau di luar pengadilan.

(4) Dalam hal Direktur Utama tidak ada atau berhalangankarena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan kepadapihak ketiga, salah seorang anggota Direksi yang ditunjukoleh Direktur Utama berwenang bertindak untuk dan atasnama Direksi serta mewakili Perusahaan.

(5) Dalam...

Page 26: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESII\

-26-(5) Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan,

salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh dan diantara anggota Direksi yang ada berwenang bertindakuntuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan.

(6) Dalam hal penunjukan sebagaimana dimaksud pada ayat(5) tidak dilakukan maka salah seorang anggota Direksiyang paling lama menjabat berwenang bertindak untukdan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan.

(71 Dalam hal Direktur yang paling lama menjabat lebih dari 1

(satu) orang maka anggota Direksi sebagaimana dimaksudpada ayat (6) yang tertua dalam usia yang berwenangbertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakiliPerusahaan.

Pasal 34

Direksi berhak mengangkat seorang atau lebih sebagai wakilatau kuasanya untuk melakukan perbuatan hukum tertentudengan memberikan kuasa khusus yang diatur dalam suratkuasa.

Paragraf 3Rapat Direksi

Pasal 35

(1)

(21

(3)

(4)

Segala keputusan Direksi diambil dalam rapat Direksi.

Keputusan Direksi dapat pula diambil di luar rapat Direksisepanjang seluruh anggota Direksi setuju tentang cara danmateri yang diputuskan.

Dalam setiap rapat Direksi harus dibuat risalah rapat yangditandatangani oleh ketua rapat Direksi dan seluruhanggota Direksi yang hadir, yang berisi hal yangdibicarakan dan diputuskan, termasuk pernyataanketidaksetujuan anggota Direksi jika ada.

Salinan risalah rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)disampaikan kepada Dewan Pengawas untuk diketahui.

Pasal 36

(1) Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapat hanyaoleh anggota Direksi lainnya berdasarkan surat kuasayang diberikan khusus untuk keperluan itu.

(2) Seorang . .

Page 27: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

(2) Seorang anggota Direksi hanya dapat mewakili seoranganggota Direksi lainnya.

Pasal 37

(1) Direksi mengadakan rapat paling sedikit I (satu) kalidalam sebulan.

(2) Direksi dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu ataspermintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota DewanPengawas atau Menteri dengan menyebutkan hal yangakan dibicarakan.

(3) Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perusahaan,di tempat kegiatan usaha Perusahaan, atau di tempat laindi wilayah Negara Republik Indonesia yang ditetapkan olehDireksi.

(4) Panggilan rapat Direksi dilakukan secara tertulis olehanggota Direksi yang berhak mewakili Perusahaan dandisampaikan dalam waktu paling lama 3 (tiga) harisebelum rapat diadakan atau dalam waktu yang lebihsingkat jika dalam keadaan mendesak, tidak termasuktanggal panggilan dan tanggal rapat.

(5) Dalam surat panggilan rapat harus dicantumkan acara,tanggal, waktu, dan tempat rapat.

(6) Rapat Direksi sah dan berhak mengambil keputusan yangmengikat apabila dihadiri oleh lebih dari Yz (satu per dua)jumlah anggota Direksi atau wakilnya.

(7) Dalam hal Rapat Direksi dilaksanakan tanpa panggilanrapat secara tertulis, rapat tersebut sah dan berhakmengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri olehseluruh anggota Direksi atau wakilnya.

(8) Dalam mata acara rapat lain-lain, rapat Direksi tidakberhak mengambil keputusan kecuali semua anggotaDireksi atau wakilnya yang sah hadir dan menyetujuiagenda rapat yang menjadi mata acara rapat lain-lain.

(1)

(21

Pasal 38

Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama

Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan,rapat Direksi dipimpin oleh seorang anggota Direksi yangkhusus ditunjuk oleh Direktur Utama.

(3) Dalam...

Page 28: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-28-(3) Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan,

salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh dan diantara anggota Direksi yang ada berwenang untukmemimpin rapat Direksi.

(41 Dalam hal penunjukan sebagaimana dimaksud pada ayat(3) tidak dilakukan, anggota Direksi yang paling lamamenjabat yang memimpin rapat Direksi.

(5) Dalam hal anggota Direksi yang paling lama menjabatlebih dari 1 (satu) orang, salah seorang dari anggotaDireksi tersebut yang tertua dalam usia berwenangmemimpin rapat Direksi.

Pasal 39

(1) Keputusan dalam rapat Direksi diambil denganmusyawarah untuk mufakat.

(2) Dalam hal keputusan tidak dapat diambil denganmusyawarah untuk mufakat, keputusan diambil dengansuara terbanyak biasa.

(3) Setiap anggota Direksi berhak untuk mengeluarkan 1

(satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk anggotaDireksi yang diwakilinya.

(41 Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidak setujusama banyaknya, keputusan rapat diambil yang sesuaidengan pendapat ketua rapat dengan tetapmemperhatikan ketentuan mengenai tanggung jawabsebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (21.

(5) Suara blanko atau abstain dianggap setuju terhadap usulyang diajukan dalam rapat.

(6) Dalam hal anggota Direksi tidak menghadiri rapat, anggotaDireksi tersebut wajib memberikan pendapat untukmenyetujui atau tidak menyetujui terhadap keputusanrapat dimaksud, dan apabila tidak memberikan pendapatdianggap menyetujui keputusan rapat.

(71 Suara yang tidak sah dianggap tidakdihitung dalam menentukan jumlahdikeluarkan dalam rapat.

ada dansuara

tidakyang

Paragraf. . .

Page 29: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIP.

-29-Paragraf 4

Benturan Kepentingan Anggota Direksi

Pasal 40

(1) Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perusahaanapabila:

a. terjadi perkara di depan pengadilan antara Perusahaandengan anggota Direksi yang bersangkutan; dan/atau

b. anggota Direksi yang bersangkutan mempunyaikepentingan yang bertentangan dengan kepentinganPerusahaan.

(21 Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud padaayat (1), Perusahaan diwakili oleh salah seorang anggotaDireksi yang ditunjuk dari dan oleh anggota Direksi selainanggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Dalam hal benturan kepentingan menyangkut semuaanggota Direksi, Perusahaan diwakili oleh DewanPengawas atau oleh seseorang yang ditunjuk oleh DewanPengawas.

(4) Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud padaayat (3) dan tidak ada Dewan Pengawas, Menterimengangkat seorang atau lebih untuk mewakiliPerusahaan.

(5) Dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan Pengawasmempunyai benturan kepentingan dengan Perusahaan,Menteri menunjuk pihak lain untuk mewakili Perusahaan.

Bagian Kelima

Pengawasan

Paragraf 1

Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Pengawas

Pasal 41

Pengawasan Perusahaan dilakukan oleh Dewan Pengawas.

Pasal 42

(1) Pengangkatan dan pemberhentian anggotaPengawas dilakukan oleh Menteri.

Dewan

(2) Anggota...

Page 30: SATINAN - BSSN

R E PU J.T,l t,''35f;

'. r, o

-30-(21 Anggota Dewan Pengawas dapat terdiri dari unsur pejabat

di bawah Menteri Teknis, menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang keuangan, Menteri, danpimpinan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang kegiatannya berhubungan langsungdengan Perusahaan.

(3) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dari unsursebagaimana dimaksud pada ayat (21 dilakukan dengantetap memperhatikan persyaratan anggota DewanPengawas sebagaimana diatur dalam PeraturanPemerintah ini.

Pasal 43

(1) Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Pengawasmerupakan orang perseorangan yang mampumelaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah:

a. dinyatakan pailit;

b. menjadi anggota direksi, komisaris, atau dewanpengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkansuatu perseroan atau perum dinyatakan pailit; dan

c. dihukum karena melakukan tindak pidana yangmerugikan keuangan negara.

(21 Selain memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud padaayat (1), yang dapat diangkat sebagai anggota DewanPengawas merupakan orang perseorangan yang memilikiintegritas, dedikasi, memahami masalah manajemenPerusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsimanajemen, memiliki pengetahuan yang memadai dibidang usaha Perusahaan, dan dapat menyediakan waktuyang cukup untuk melaksanakan tugasnya.

(3) Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dibuktikan dengan surat pernyataan yangditandatangani oleh calon anggota Dewan Pengawas dansurat tersebut disimpan oleh Perusahaan.

(4) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas yang tidakmemenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) batal demi hukum sejak tanggal anggota DewanPengawas lainnya atau Direksi mengetahui tidakterpenuhinya persyaratan tersebut.

Pasal

Page 31: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-31 -

Pasal 44

(1) Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan oleh Menterisesuai dengan kebutuhan.

(21 Dalam hal anggota Dewan Pengawas lebih dari 1 (satu)orang, salah seorang anggota Dewan Pengawas diangkatsebagai Ketua Dewan Pengawas.

Pasal 45

(1) Anggota Dewan Pengawas diangkat untuk masa jabatan 5(lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu)kali masa jabatan berikutnya.

(2) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak bersamaanwaktunya dengan pengangkatan anggota Direksi.

Pasal 46

(1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan anggota DewanPengawas:

a. Menteri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hariterhitung sejak tanggal terjadi kekosongan jabatan,mengangkat anggota Dewan Pengawas untuk mengisikekosongan jabatan tersebut;

b. dalam hal kekosongan jabatan anggota DewanPengawas disebabkan karena berakhirnya masajabatan dan Menteri belum mengangkat anggotaDewan Pengawas baru, anggota Dewan Pengawas yangtelah berakhir masa jabatannya dapat diangkat olehMenteri sebagai pelaksana tugas anggota DewanPengawas dengan tugas, kewajiban, dan kewenanganyang sama dengan anggota Dewan Pengawas yangkosong sampai dengan diangkatnya anggota DewanPengawas yang definitif;

c. pelaksana tugas anggota Dewan Pengawassebagaimana dimaksud dalam huruf b diberikanhonorarium dan tunjangan dan/atau fasilitas yangsama dengan anggota Dewan Pengawas yang kosong,tidak termasuk santunan purna jabatan.

(2) Dalam

Page 32: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-32-(2) Dalam hal jabatan seluruh anggota Dewan Pengawas

kosong:

a. Menteri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hariterhitung sejak tanggal terjadi kekosongan,mengangkat anggota Dewan Pengawas untuk mengisikekosongan jabatan tersebut;

b. selama jabatan Dewan Pengawas kosong dan Menteribelum mengangkat anggota Dewan Pengawas yangkosong sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Menterimengangkat seorang atau beberapa orang sebagaipelaksana tugas anggota Dewan Pengawas dengantugas, kewenangan, dan kewajiban yang sama dengananggota Dewan Pengawas;

c. dalam hal seluruh jabatan Dewan Pengawas kosongkarena berakhirnya masa jabatan dan Menteri belummengangkat penggantinya, semua anggota DewanPengawas yang telah berakhir masa jabatannya dapatdiangkat oleh Menteri sebagai pelaksana tugas anggotaDewan Pengawas dengan tugas, kewenangan, dankewajiban yang sama dengan anggota DewanPengawas;

d. pelaksana tugas anggota Dewan Pengawassebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf cmemperoleh honorarium dan tunjangan dan/ataufasilitas anggota Dewan Pengawas, tidak termasuksantunan purna jabatan.

Pasal 47

(1) Setiap anggota Dewan Pengawas berhak mengundurkandiri dari jabatannya dengan menyampaikan suratpengunduran diri kepada Menteri dan tembusan kepadaanggota Dewan Pengawas lainnya dan Direksi.

(21 Surat pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat(1) sudah harus diterima oleh Menteri paling lama 30 (tigapuluh) hari sebelum tanggal efektif pengunduran diri.

(3) Dalam hal surat pengunduran diri sebagaimana dimaksudpada ayat (2) menyebutkan tanggal efektif kurang dari 30(tiga puluh) hari dari tanggal surat pengunduran diriditerima, tanggal efektif pengunduran diri dihitung 30 (tigapuluh) hari sejak tanggal surat pengunduran diri diterimaMenteri.

(4) Dalam .

Page 33: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-33-

(4) Dalam hal surat pengunduran diri sebagaimana dimaksudpada ayat (21 tidak menyebutkan tanggal efektifpengunduran diri, anggota Dewan Pengawas tersebutberhenti dengan sendirinya terhitung 30 (tiga puluh) harisejak tanggal diterimanya surat pengunduran diri.

(5) Apabila Menteri tidak memberikan keputusan sampaidengan 30 (tiga puluh) hari atau sampai dengan tanggalefektif yang diminta, anggota Dewan Pengawas yangmengundurkan diri berhenti dengan sendirinya pada harike-30 (tiga puluh) terhitung sejak tanggal suratpengunduran diri diterima oleh Menteri.

Pasal 48

(1) Antar anggota Dewan Pengawas dilarang memilikihubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketigabaik menurut garis lurus maupun garis ke samping,termasuk hubungan yang timbul karena perkawinan.

(2) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud padaayat (1), Menteri berwenang memberhentikan salahseorang di antara mereka.

Pasal 49

(1) Anggota Dewan Pengawas dilarang memangku jabatanrangkap sebagai:

a. anggota direksi pada badan usaha milik negara, badanusaha milik daerah, badan usaha milik swasta;

b. jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan ; dan / atau

c. jabatan lain yang dapat menimbulkan benturankepentingan.

(2) Anggota Dewan Pengawas yang merangkap jabatansebagaimana dimaksud pada ayat (1), masa jabatannyasebagai anggota Dewan Pengawas berakhir terhitung sejakterj adinya perangkapan j abatan.

(3) Dalam hal seseorang yang menduduki jabatan yangdilarang untuk dirangkap dengan jabatan anggota DewanPengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkatsebagai anggota Dewan Pengawas, yang bersangkutanharus mengundurkan diri dari jabatan lamanya palinglama 30 (tiga puluh) hari sejak pengangkatannya sebagaianggota Dewan Pengawas.

(4) Anggota...

Page 34: SATINAN - BSSN

R E P u J,-T,: t,',35f;

*. r, o-34-

(4) Anggota Dewan Pengawas yang tidak mengundurkan diridari jabatan lamanya sebagaimana dimaksud pada ayat(3), jabatannya sebagai anggota Dewan Pengawas berakhirdengan lewatnya 30 (tiga puluh) hari sebagaimanadimaksud pada ayat (3).

Pasal 50

(1) Anggota Dewan Pengawas dilarang menjadi penguruspartai politik, calon anggota legislatif, anggota legislatif,calon kepala daerah, calon wakil kepala daerah, kepaladaerah, dan/atau wakil kepala daerah.

(21 Pengurus partai politik, calon anggota legislatif, anggotalegislatif, calon kepala daerah, calon wakil kepala daerah,kepala daerah, dan/atau wakil kepala daerah dilaranguntuk diangkat menjadi anggota Dewan Pengawas.

(3) Dalam hal anggota Dewan Pengawas menjadi penguruspartai politik, calon anggota legislatif, anggota legislatif,calon kepala daerah, calon wakil kepala daerah, kepaladaerah, dan/atau wakil kepala daerah, yang bersangkutanberhenti dari jabatannya sebagai anggota Dewan Pengawasterhitung sejak ditetapkan menjadi pengurus partaipolitik, calon anggota legislatif, anggota legislatif, calonkepala daerah, calon wakil kepala daerah, kepala daerah,dan/atau wakil kepala daerah.

Pasal 51

(1) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelummasa jabatannya berakhir berdasarkan keputusan Menteridengan menyebutkan alasannya.

(21 Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan alasanbahwa pada kenyataannya anggota Dewan Pengawas yangbersangkutan:

a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;

b. tidak melaksanakan Anggaran Dasar dan/atauketentuan peraturan perundang-undangan;

c. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perusahaandan/atau negara;

d. melakukan

Page 35: SATINAN - BSSN

FRE S I DENREPUBLIK II.]DOI]E5IA

-35-d. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau

kepatutan yang seharusnya dihormati sebagai anggotaDewan Pengawas badan usaha milik negara;

e. dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yangmempunyai kekuatan hukum yang tetap; dan/atau

f. mengundurkan diri.

(3) Selain alasan pemberhentian anggota Dewan Pengawassebagaimana dimaksud pada ayat (2), anggota DewanPengawas dapat diberhentikan oleh Menteri berdasarkanalasan lainnya yang dinilai tepat oleh Menteri demikepentingan dan tujuan Perusahaan.

(4) Rencana pemberhentian anggota Dewan Pengawasdiberitahukan kepada anggota Dewan Pengawas yangbersangkutan secara lisan atau tertulis oleh Menteri ataupejabat yang ditunjuk.

(5) Keputusan pemberhentian karena alasan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf ddan ayat (3) diambil setelah yang bersangkutan diberikesempatan membela diri.

(6) Pembelaan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (5)disampaikan secara tertulis kepada Menteri atau pejabatyang ditunjuk oleh Menteri dalam waktu paling lama 14(empat belas) hari terhitung sejak tanggal anggota DewanPengawas yang bersangkutan diberitahu sebagaimanadimaksud pada ayat (4).

(71 Dalam hal anggota Dewan Pengawas yang diberhentikantelah melakukan pembelaan diri atau menyatakan tidakkeberatan atas rencana pemberhentiannya pada saatdiberitahukan, ketentuan mengenai waktu sebagaimanadimaksud pada ayat (6) dianggap telah terpenuhi.

(8) Selama rencana pemberhentian sebagaimana dimaksudpada ayat (4) masih dalam proses, anggota DewanPengawas yang bersangkutan wajib melaksanakantugasnya sebagaimana mestinya.

(9) Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf c dan huruf e merupakanpemberhentian tidak dengan hormat.

Pasal

Page 36: SATINAN - BSSN

PRES IDENREFUBLIK INDONfSIA

-36-Pasal 52

(1) Jabatan anggota Dewan Pengawas berakhir apabila:

a. meninggal dunia;

b. masa jabatannya berakhir;

c. diberhentikan berdasarkan keputusan Menteri; atau

d. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggotaDewan Pengawas berdasarkan Peraturan Pemerintahini dan ketentuan peraturan perundang-undanganlainnya.

(21 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf dtermasuk tetapi tidak terbatas pada rangkap jabatan yangdilarang dan pengunduran diri.

(3) Anggota Dewan Pengawas yang berhenti sebelum atausetelah masa jabatannya berakhir, kecuali karenameninggal dunia tetap bertanggung jawab terhadaptindakannya yang belum diterima pertanggungjawabannyaoleh Menteri.

Paragraf 2Tugas, Kewenangan, dan Kewajiban Dewan Pengawas

Pasal 53

Dewan Pengawas bertugas:

a. melakukan Pengawasan terhadap kebijakan Pengurusandan jalannya Pengurusan pada umumnya mengenaiPerusahaan dan usaha Perusahaan yang dilakukan olehDireksi, termasuk Pengawasan terhadap pelaksanaanRencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja danAnggaran Perusahaan, Anggaran Dasar, keputusanMenteri, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

b. memberikan nasihat kepada Direksi untuk kepentinganPerusahaan sesuai dengan maksud dan tujuanPerusahaan.

Pasal

Page 37: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-37 -

Pasal 54

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalamPasal 53, Dewan Pengawas berwenang:

a. memeriksa buku, surat, dokumen lainnya, memeriksa kasuntuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga,dan kekayaan Perusahaan;

b. memasuki. pekarangan, gedung, dan kantor yangdipergunakan oleh Perusahaan;

c. meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnyamengenai persoalan yang menyangkut pengelolaanPerusahaan;

d. mengetahui kebijakan dan tindakan yang telah dan akandijalankan oleh Direksi;

e. meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawahDireksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadirirapat Dewan Pengawas;

f. mengangkat dan memberhentikan Sekretaris DewanPengawas atas beban Perusahaan, jika dianggap perlu;

g. memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai denganketentuan Peraturan Pemerintah ini;

h. membentuk komite lain selain Komite Audit, jika dianggapperlu dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan;

i. menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalamjangka waktu tertentu atas beban Perusahaan, jikadianggap perlu;

j. melakukan tindakan Pengurusan Perusahaan dalamkeadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuaidengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini;

k. menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandanganterhadap hal yang dibicarakan; dan

l. melaksanakan kewenangan Pengawasan lainnyasepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar,keputusan Menteri, dan/atau ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal

Page 38: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-38-Pasal 55

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalamPasal 53, Dewan Pengawas wajib:

a. memberi nasihat kepada Direksi dalam melaksanakanPengurusan Perusahaan;

b. meneliti dan menelaah serta menandatangani RencanaJangka Panjang Perusahaan serta Rencana Kerja danAnggaran Perusahaan yang disiapkan Direksi sesuaidengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini;

c. memberikan pendapat dan saran kepada Menterimengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan sertaRencana Kerja dan Anggaran Perusahaan;

d. mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan,memberikan pendapat dan saran kepada Menterimengenai setiap masalah yang dianggap penting bagiPengurusan Perusahaan ;

e. melaporkan dengan segera kepada Menteri apabila terjadigejala menurunnya kinerja Perusahaan;

f. meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporantahunan yang disiapkan Direksi serta menandatanganilaporan tahunan;

g. memberikan penjelasan, pendapat, dan saran kepadaMenteri mengenai laporan tahunan, apabila diminta;

h. men5rusun rencana kerja dan anggaran tahunan DewanPengawas yang dimasukkan dalam Rencana Kerja danAnggaran Perusahaan;

i. men5rusun indikator pencapaian kinerja Dewan pengawasuntuk dimintakan persetujuan Menteri;

j. membentuk Komite Audit;k. mengusulkan auditor eksternal kepada Menteri;l. membuat risalah rapat Dewan Pengawas dan menyimpan

salinannya serta menyampaikan aslinya kepada Direksi;m. memberikan laporan tentang tugas Pengawasan yang telah

dilakukan selama tahun buku yang baru berakhir kepadaMenteri; dan

n.melaksanakan...

Page 39: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-39-n melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas

Pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidakbertentangan dengan Anggaran Dasar, keputusan Menteri,dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 56

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Dewan Pengawaswajib mematuhi Anggaran Dasar, keputusan Menteri,dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan,serta wajib melaksanakan prinsip profesionalisme,efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,pertanggungjawaban, dan kewajaran.

(2) Dalam mengawasi Perusahaan, Dewan Pengawasmelaksanakan arahan yang sewaktu-waktu dapatdiberikan oleh Menteri.

(3) Arahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuaidengan Anggaran Dasar, keputusan Menteri, danketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 57

(1) Setiap anggota Dewan Pengawas wajib dengan itikad baik,penuh kehati-hatian dan tanggung jawab menjalankantugas untuk kepentingan dan usaha Perusahaan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

{21 Setiap anggota Dewan Pengawas bertanggung jawab penuhsecara pribadi atas kerugian Perusahaan apabila yangbersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnyauntuk kepentingan dan usaha Perusahaan.

(3) Dalam hal Dewan Pengawas terdiri atas 2 (dua) anggotaDewan Pengawas atau lebih, tanggung jawab sebagaimanadimaksud pada ayat (21 berlaku secara tanggung rentengbagi setiap anggota Dewan Pengawas.

(4) Anggota Dewan Pengawas tidak bertanggung jawab ataskerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (21 apabiladapat membuktikan bahwa:

a. telah melakukan Pengawasan dengan itikad baik dankehati-hatian untuk kepentingan Perusahaan dansesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan;

b. tidak

Page 40: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

_40_

b. tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsungmaupun tidak langsung atas tindakan pengurusanDireksi yang mengakibatkan kerugian; dan

c. telah memberikan nasihat kepada Direksi untukmencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

(5) Atas nama Perusahaan, Menteri dapat mengajukangugatan ke pengadilan terhadap anggota Dewan pengawasyang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkankerugian pada Perusahaan.

Pasal 58

Semua biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugasDewan Pengawas dibebankan kepada perusahaan dan secarajelas dimuat dalam Rencana Kerja dan Anggaran perusahaan.

Paragraf 3Rapat Dewan Pengawas

Pasal 59

(1) segala keputusan Dewan Pengawas diambil dalam rapatDewan Pengawas.

(2) Keputusan Dewan Pengawas dapat pula diambil di luarrapat Dewan Pengawas sepanjang seluruh anggota DewanPengawas setuju tentang cara dan materi yangdiputuskan.

(3) Dalam setiap rapat Dewan Pengawas harus dibuat risarahrapat yang ditandatangani oleh ketua rapat DewanPengawas dan seluruh anggota Dewan pengawas yanghadir, yang berisi hal yang dibicarakan dan diputuskan,termasuk pernyataan ketidaksetujuan anggota DewanPengawas jika ada.

(4) Asli risalah rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)disampaikan kepada Direksi untuk disimpan dandidokumentasikan.

Pasal 60

(1) Dewan Pengawas mengadakan rapat paling sedikit 1 (satu)kali dalam setiap bulan dan dalam rapat tersebut DewanPengawas dapat mengundang Direksi.

(2) Selain .

Page 41: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDOT.JESIA

_4t_

(2) Selain rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DewanPengawas dapat mengadakan rapat sewaktu-waktuapabila diperlukan oleh Ketua Dewan pengawas,diusulkan oleh paling sedikit I lS (satu per tiga) darijumlah anggota Dewan Pengawas, atau atas permintaantertulis dari Menteri dengan menyebutkan hal yang akandibicarakan.

(3) Rapat Dewan Pengawas diadakan di tempat kedudukanPerusahaan, di tempat kegiatan usaha Perusahaan, ataudi tempat lain di wilayah Negara Republik Indonesia yangditetapkan oleh Dewan Pengawas.

Pasal 61

(1) Seorang anggota Dewan Pengawas dapat diwakili dalamrapat hanya oleh anggota Dewan Pengawas lainnyaberdasarkan surat kuasa yang diberikan khusus untukkeperluan itu.

(2) Seorang anggota Dewan Pengawas hanya dapat mewakiliseorang anggota Dewan Pengawas lainnya.

Pasal 62

(1) Panggilan rapat Dewan Pengawas dilakukan secara tertulisoleh Ketua Dewan Pengawas atau oleh anggota DewanPengawas yang ditunjuk oleh Ketua Dewan Pengawas dandisampaikan dalam waktu paling lama 3 (tiga) harisebelum rapat diadakan atau dalam waktu yang lebihsingkat jika dalam keadaan mendesak, tidak termasuktanggal panggilan dan tanggal rapat.

(21 Dalam surat panggilan rapat harus dicantumkan acara,tanggal, waktu, dan tempat rapat.

(3) Panggilan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakdisyaratkan apabila semua anggota Dewan Pengawas hadirdalam rapat.

(4) Rapat Dewan Pengawas sah dan berhak mengambilkeputusan yang mengikat, apabila dihadiri oleh lebih dari% (satu per dua) jumlah anggota Dewan Pengawas atauwakilnya.

(5) Dalam

Page 42: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-42-(5) Dalam hal rapat Dewan Pengawas dilaksanakan tanpa

panggilan rapat secara tertulis, rapat tersebut sah danberhak mengambil keputusan yang mengikat apabiladihadiri oleh seluruh anggota Dewan Pengawas atauwakilnya.

(6) Dalam mata acara rapat iain-lain, rapat Dewan Pengawastidak berhak mengambil keputusan kecuali semua anggotaDewan Pengawas atau wakilnya yang sah hadir danmenyetujui agenda rapat yang menjadi mata acara rapatlain-lain.

Pasal 63

(1) Rapat Dewan Pengawas dipimpin oleh Ketua DewanPengawas.

(21 Dalam hal Ketua Dewan Pengawas tidak hadir atauberhalangan, rapat Dewan Pengawas dipimpin olehseorang anggota Dewan Pengawas yang khusus ditunjukoleh Ketua Dewan Pengawas.

(3) Dalam hal Ketua Dewan Pengawas tidak melakukanpenunjukan, salah seorang anggota Dewan Pengawas yangditunjuk oleh dan di antara anggota Dewan Pengawas yangada, berwenang untuk memimpin rapat Dewan Pengawas.

(41 Dalam hal penunjukan sebagaimana dimaksud pada ayat(3) tidak dilakukan, anggota Dewan Pengawas yang palinglama menjabat yang memimpin rapat Dewan Pengawas.

(5) Dalam hal anggota Dewan Pengawas yang paling lamamenjabat lebih dari 1 (satu) orang, salah seorang darianggota Dewan Pengawas yang tertua dalam usiaberwenang memimpin rapat Dewan Pengawas.

Pasal 64

(1) Keputusan dalam rapat Dewan Pengawas diambil denganmusyawarah untuk mufakat.

(21 Dalam hal keputusan tidak dapat diambil denganmusyawarah mufakat, keputusan diambil dengan suaraterbanyak biasa.

(3) Setiap anggota Dewan Pengawas berhak untukmengeluarkan 1 (satu) suara ditambah 1 (satu) suarauntuk anggota Dewan Pengawas yang diwakilinya.

(4) Apabila. .

Page 43: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

_43_

(41 Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidak setujusama banyaknya, keputusan rapat diambil yang sesuaidengan pendapat ketua rapat dengan tetapmemperhatikan ketentuan mengenai tanggung jawabsebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (21.

(5) Suara blanko atau abstain dianggap menyetujui usul yangdiajukan dalam rapat.

(6) Dalam hal anggota Dewan Pengawas tidak menghadirirapat, anggota Dewan Pengawas wajib memberikanpendapat untuk menyetujui atau tidak menyetujuiterhadap keputusan rapat dimaksud, dan apabila tidakmemberikan pendapat dianggap menyetujui keputusanrapat.

(71 Anggota Dewan Pengawas yang tidak dapat menghadirirapat wajib mewakilkan kepada anggota Dewan PengawasIainnya.

(8) Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidakdihitung dalam menentukan jumlah suara yangdikeluarkan dalam rapat.

Bagian KeenamRencana Jangka Panjang Perusahaan

Pasal 65

(1) Direksi wajib menyiapkan rancangan Rencana JangkaPanjang Perusahaan yang merupakan rencana strategisyang memuat sasaran dan tujuan Perusahaan yanghendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

(2) Rancangan Rencana Jangka Panjang Perusahaan yangtelah ditandatangani bersama oleh Direksi dan DewanPengawas disampaikan kepada Menteri untuk disahkanmenjadi Rencana Jangka Panjang Perusahaan.

Pasal 66

Rencana Jangka Panjang Perusahaan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 65 ayat (2) paling sedikit rnernuat:

a. evaluasi pelaksanaan Rencana Jangka PanjangPerusahaan sebelumnya;

b.posisi...

Page 44: SATINAN - BSSN

b

c

d

e

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-44-posisi Perusahaan pada saat penyusunan Rencana JangkaPanjang Perusahaan;

asumsi yang dipakai dalam penyusunan Rencana JangkaPanjang Perusahaan;

penetapan misi, sasaran, strategi, kebijakan, dan programkerja Rencana Jangka Panjang Perusahaan; dan

kebijakan pengembangan usaha Perusahaan.

Bagian KetujuhRencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

Pasal 67

(1) Direksi wajib menyiapkan rancangan Rencana Kerja danAnggaran Perusahaan yang memuat penjabaran tahunandari Rencana Jangka Panjang Perusahaan.

(21 Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaansebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang telahditandatangani bersama dengan Dewan Pengawasdiajukan kepada Menteri paling lama 60 (enam puluh) harisebelum tahun anggaran dimulai untuk memperolehpengesahan.

(3) Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaansebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan olehMenteri paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah tahunanggaran berjalan.

(41 Dalam hal rancangan Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan belum disahkan oleh Menteri dalam jangkawaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3), rancanganRencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tersebutdianggap sah untuk dilaksanakan sepanjang telahmemenuhi ketentuan tata cara penJrusunan Rencana Kerjadan Anggaran Perusahaan.

(5) Apabila Perusahaan dinyatakan sehat selama 2 (dua)tahun berturut-turut, kewenangan Menteri untukmengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaansebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dikuasakankepada Dewan Pengawas.

Pasal

Page 45: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-45-

Pasal 68

(1) Perubahan terhadap Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan yang telah disahkan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 67 ayat (3) dilakukan oleh Menteri.

(2) Usulan perubahan Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan yang telah ditandatangani bersama denganDewan Pengawas disampaikan oleh Direksi kepadaMenteri untuk mendapat persetujuan.

(3) Persetujuan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2)harus diberikan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejaktanggal diterimanya usulan perubahan dari Direksi.

(4) Dalam hal rancangan perubahan Rencana Kerja danAnggaran Perusahaan belum mendapat persetujuanMenteri dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud padaayat (3), rancangan perubahan Rencana Kerja danAnggaran Perusahaan dianggap sah untuk dilaksanakansepanjang telah memenuhi ketentuan tata carapen5rusunan perubahan Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan.

(5) Dalam hal pengesahan Rencana Kerja dan AnggaranPerusahaan telah dilimpahkan kepada Dewan Pengawas,kewenangan persetujuan perubahan Rencana Kerja danAnggaran Perusahaan ditetapkan oleh Dewan pengawas.

Pasal 69

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 67 paling sedikit memuat:

a. misi, sasaran usaha, strategi usaha, kebijakanPerusahaan, dan program kerja/kegiatan;

b. anggaran Perusahaan yang dirinci atas setiap anggaranprogram kerja/ kegiatan;

c. proyeksi keuangan Perusahaan dan anak perusahaannya;d. rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan pengawas;

dan

e. hal lain yang memerlukan Keputusan Menteri.

Bagian

Page 46: SATINAN - BSSN

FRES IDENREPUBLIK INDONESIA

_46_

Bagian KedelapanPelaporan

Pasal 70

(1) Direksi wajib menyiapkan laporan berkala yang memuatpelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.

(21 Laporan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi laporan triwulanan, Iaporan semesteran, danlaporan tahunan.

(3) Selain laporan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat(1), Direksi sewaktu-waktu dapat pula memberikanlaporan khusus kepada Dewan Pengawas dan/atauMenteri.

(4) Laporan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danlaporan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3)disampaikan dengan bentuk, isi, dan tata carapenyusunan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 71

(1) Direksi wajib menyampaikan laporan triwulanan kepadaDewan Pengawas paling lama 30 (tiga puluh) hari setelahberakhirnya periode triwulanan tersebut.

(2) Laporan triwulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditandatangani oleh semua anggota Direksi.

(3) Dalam hal ada anggota Direksi tidak menandatanganilaporan triwulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (21,harus disebutkan alasannya secara tertulis.

Pasal 72

(1) Direksi wajib menyampaikan laporan semesteran kepadaMenteri paling lama 30 (tiga puluh) hari setelahberakhirnya periode semesteran tersebut.

(21 Laporan semesteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditandatangani oleh semua anggota Direksi.

(3) Dalam hal ada anggota Direksi tidak menandatanganilaporan semesteran sebagaimana dimaksud pada ayat (21,harus disebutkan alasannya secara tertulis.

Pasal

Page 47: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-47-Pasal 73

(1) Dalam waktu paling lama 5 (lima) bulan setelah tahunbuku Perusahaan ditutup, Direksi wajib menyampaikanlaporan tahunan termasuk laporan keuangan yang telahdiaudit kepada Menteri untuk memperoleh pengesahan.

(21 Laporan tahunan Perusahaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditandatangani oleh semua anggota Direksidan Dewan Pengawas.

(3) Dalam hal ada anggota Direksi atau Dewan pengawastidak menandatangani laporan tahunan sebagaimanadimaksud pada ayat (2), harus disebutkan alasannyasecara tertulis.

(41 Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memuat paling sedikit :

a. perhitungan tahunan yang terdiri dari laporan posisikeuangan akhir tahun buku yang baru berakhir danperhitungan laba rugi dari tahun buku yangbersangkutan serta penjelasannya, serta laporanmengenai hak Perusahaan yang tidak tercatat dalampembukuan termasuk tetapi tidak terbatas padapenghapusbukuan piutang.

b. Laporan posisi keuangan dan perhitungan laporan labarugi komprehensif dari anak-anak perusahaan, disamping laporan posisi keuangan dan perhitunganlaporan laba rugi komprehensif dari masing-masinganak perusahaan tersebut;

c. laporan mengenai keadaan dan jalannya Perusahaanserta hasil yang telah dicapai;

d. kegiatan utama Perusahaan dan perubahan selamatahun buku;

e. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yangmempengaruhi kegiatan Perusahaan ;

f. laporan mengenai tugas Pengawasan dan pemberiannasihat yang telah dilaksanakan oleh Dewan pengawasselama tahun buku yang baru berakhir;

g. nama anggota Direksi dan Dewan Pengawas; danh. gaji dan tunjangan lain bagi anggota Direksi dan

honorarium serta tunjangan lain bagi anggota DewanPengawas.

Pasal

Page 48: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-48-

Pasal 74

(1) Perhitungan tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal73 ayat (4) huruf a dibuat sesuai dengan StandarAkuntansi Keuangan.

(21 Dalam hal Standar Akuntansi Keuangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak dapat dilaksanakansebagaimana mestinya, harus diberikan penjelasan sertaalasannya.

Pasal 75

(1) Direksi wajib menyerahkan perhitungan tahunan kepadaauditor eksternal yang ditunjuk oteh Menteri atas usulDewan Pengawas untuk diperiksa.

(2) Laporan atas hasil pemeriksaan auditor eksternalterhadap perhitungan tahunan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) disampaikan secara tertulis kepada Menteriuntuk disahkan.

(3) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tidak dipenuhi, pengesahan perhitungan tahunan tidakdapat dilakukan.

(4) Perhitungan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat(21 setelah mendapat pengesahan Menteri diumumkandalam surat kabar harian.

Pasal 76

(1) Pengesahan laporan tahunan dan pengesahanperhitungan tahunan Perusahaan dilakukan oleh Menteri.

(2) Dalam hal dokumen perhitungan tahunan yang disediakanternyata tidak benar dan/atau menyesatkan, anggotaDireksi dan Dewan Pengawas secara tanggung rentengbertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan.

(3) Anggota Direksi dan Dewan pengawas dibebaskan daritanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (21apabila terbukti keadaan tersebut bukan karenakesalahannya.

Pasal

Page 49: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

_49_

Pasal 77

Pengesahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (llmembebaskan Direksi dan Dewan pengawas dari tanggungjawab terhadap Pengurusan dan pengawasan yang -ielah

dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakantersebut termuat dalam laporan tahunan dan perhitungantahunan serta dengan memperhatikan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian KesembilanSatuan Pengawasan Intern

(1)

(2)

Pasal 78

Perusahaan wajib membentuk Satuan Pengawasan Intern.Satuan Pengawasan Intern sebagaimana dimaksud padaayat (1), dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggungjawab kepada Direktur Utama.

Pasal 79

Satuan Pengawasan Intern bertugas :

a. membantu Direktur Utama dalam melaksanakanpemeriksaan operasional dan keuangan perusahaan,menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannyapada Perusahaan, serta memberikan saran perbaikan;

b. memberikan laporan hasil pemeriksaan atau hasilpelaksanaan tugas Satuan Pengawasan lnternsebagaimana dimaksud dalam huruf a kepada DirekturUtama; dan

c. memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan yang telahdilaporkan.

Pasal 80

(1) Direktur Utama menyampaikan laporan hasil pemeriksaansatuan Pengawasan Intern sebagaimana dimaksud dalamPasal 79 huruf b kepada seluruh anggota Direksi, untukselanjutnya ditindaklanjuti dalam rapat Direksi.

(2) Direksi wajib memperhatikan dan segera mengambillangkah yang diperlukan atas segala sesuatu yangdikemukakan dalam setiap laporan hasil pemeriksaanyang dibuat oleh Satuan Pengawasan Intem.

Pasal

Page 50: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-50-Pasal 81

Atas permintaan tertulis Dewan Pengawas, Direksi wajibmemberikan laporan hasil Pemeriksaan atau hasil pelaksanaantugas Satuan Pengawasan Intern sebagaimana dimaksuddalam Pasal 79 huruf b.

Pasal 82

Dalam melaksanakan tugasnya, Satuan pengawasan Internwajib menjaga kelancaran tugas satuan organisasi lainnyadalam Perusahaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabmasing-masing.

Bagian KesepuluhKomite Audit dan Komite Lainnya

Pasal 83

(1) Dewan Pengawas wajib membentuk Komite Audit yangbekerja secara kolektif dan berfungsi membantu DewanPengawas dalam melaksanakan tugasnya.

(2) Komite Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dipimpin oleh seorang Ketua yang bertanggung jawabkepada Dewan Pengawas.

(3) Pembentukan Komite Audit dilakukan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(41 Komite Audit bertugas:a. membantu Dewan Pengawas dalam memastikan

efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitaspelaksanaan tugas auditor eksternal dan SatuanPengawasan Intern;

b. menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yangdilaksanakan baik oleh Satuan pengawasan Internmaupun auditor eksternal;

c. memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaansistem pengendalian manajemen sertapelaksanaannya;

d. memastikan telah terdapat prosedur reuiew yangmemuaskan terhadap segala informasi yangdikeluarkan Perusahaan ;

e. melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukanperhatian Dewan Pengawas serta tugas DewanPengawas lainnya; dan

f.melakukan...

Page 51: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDOI.JESIA

-51 -

f. melakukan tugas lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan dan/atau yangditetapkan oleh Dewan Pengawas.

Pasal 84

(1) Dewan Pengawas dapat membentuk komite lain untukmembantu tugas Dewan Pengawas.

(21 Pembentukan dan pelaksanaan tugas komite laindilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KesebelasPenggunaan Laba dan Dana Cadangan

Pasal 85

(1) Setiap tahun buku, Perusahaan wajib menyisihkan jumlahtertentu dari laba bersih sebagai dana cadangan.

(2) Penyisihan laba bersih sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan sampai dana cadangan mencapai palingsedikit 20% (dua puluh persen) dari modal Perusahaan.

(3) Dana cadangan sampai dengan jumlah 2Oo/o (dua puluhpersen) dari modal Perusahaan hanya dapat digunakanuntuk menutup kerugian Perusahaan.

(4) Apabila dana cadangan telah melebihi jumlah 2O%o (duapuluh persen), Menteri dapat memutuskan agar kelebihandari dana cadangan tersebut digunakan untuk keperluanPerusahaan.

(5) Direksi harus mengelola dana cadangan agar danacadangan tersebut memperoleh laba dengan cara yangbaik dengan memperhatikan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(6) Laba yang diperoleh dari pengelolaan dana cadangansebagaimana dimaksud pada ayat (5) dimasukkan dalamperhitungan laba rugi.

Pasal 86

(1) Penggunaan laba bersih Perusahaan termasuk jumlahpenyisihan sebagai dana cadangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 85 ditetapkan oleh Menteri.

(2) Menteri

Page 52: SATINAN - BSSN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-52-(21 Menteri dapat menetapkan sebagian atau seluruh laba

bersih Perusahaan digunakan untuk pembagian dividendan/atau pembagian lain dalam bentuk tantiem untukDireksi dan Dewan Pengawas, bonus untuk karyawan,atau penempatan laba bersih dalam dana cadanganPerusahaan yang dapat diperuntukan bagi perluasanusaha Perusahaan.

Pasal 87

Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun bukumenunjukkan adanya kerugian yang tidak dapat ditutupdengan dana cadangan, kerugian tetap dicatat dalampembukuan Perusahaan dan Perusahaan dianggap tidakmendapat laba selama kerugian yang tercatat itu belumseluruhnya tertutup, dengan tidak mengurangi ketentuanperaturan perundang-undangan.

Bagian KeduabelasPenggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, danPerubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan

Pasal 88

(1) Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, danperubahan bentuk badan hukum Perusahaan ditetapkandengan Peraturan Pemerintah.

(2) Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, danperubahan bentuk badan hukum Perusahaan dilakukansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KetigabelasPembubaran Perusahaan

Pasal 89

(1) Pembubaran Perusahaan ditetapkan dengan PeraturanPemerintah.

(21 Pembubaran Perusahaan dilakukan sesuai denganketentuan peraturan perLrndang-undangan.

Pasal 90

(1) Dalam hal Perusahaan bubar, Perusahaan tidak dapatmelakukan perbuatan hukum kecuali diperlukan untukmembereskan kekayaan Perusahaan dalam pl'oseslikuidasi.

(2) Tindakan

Page 53: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

_53_

l2l Tindakan pemberesan kekayaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi:a. pencatatan dan pengumpulan kekayaan Perusahaan;b. penentuan tata cara pembagian kekayaan Perusahaan;c. pembayaran kepada para kreditor;d. pembayaran sisa kekayaan Perusahaan hasil likuidasi

kepada Menteri; dane. tindakan iain yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan

pemberesan kekayaan Perusahaan.

Bagian KeempatbelasTahun Buku Perusahaan

Pasal 9 1

Tahun buku Perusahaan merupakan tahun takwim, kecualijika ditetapkan lain oleh Menteri.

Bagian KelimabelasKaryawan Perusahaan

Pasal 92

(1) Karyawan Perusahaan merupakan pekerja Perusahaanyang pengangkatan, pemberhentian, hak dankewajibannya ditetapkan oleh Direksi berdasarkanperjanjian kerja bersama sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidangketenagakerjaan.

(2) Bagi karyawan Perusahaan tidak berlaku segala ketentuankepegawaian dan eselonisasi jabatan yang berlaku bagiPegawai Negeri Sipil.

Pasal 93

Dalam hal karyawan Perusahaan diangkat menjadi anggotaDireksi Perusahaan, direksi pada badan usaha milik negaralain, atau direksi anak perusahaan yang dahulu berstatusbadan usaha milik negara, yang bersangkutan pensiun sebagaikaryawan Perusahaan dengan pangkat tertinggi dalamPerusahaan, terhitung sejak tanggal diangkat menjadi anggotaDireksi, dan berhak atas hak pensiun tertinggi dalamPerusahaan.

Pasal. . .

Page 54: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-54-Pasal 94

(1) Karyawan Perusahaan dilarang menjadi pengurus partaipolitik, calon anggota legislatif, anggota legislatif, calonkepala daerah, calon wakil kepala daerah, kepala daerah,dan/atau wakil kepala daerah.

(21 Dalam hal karyawan Perusahaan menjadi pengurus partaipolitik, calon anggota legislatif, anggota legislatif, calonkepala daerah, calon wakil kepala daerah, kepala daerah,dan/atau wakil kepala daerah, yang bersangkutanberhenti dengan sendirinya dari jabatannya sebagaikaryawan terhitung sejak tanggal ditetapkan menjadipengurus partai politik, calon anggota legislatif, anggotalegislatif, calon kepala daerah, calon wakil kepala daerah,kepala daerah, dan/atau wakil kepala daerah.

Bagian KeenambelasPenerbitan Obligasi dan Surat Utang Lainnya

Pasal 95

Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya oleh Perusahaanditetapkan oleh Menteri dengan memperhatikan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Bagian KetujuhbelasPengadaan Barang dan Jasa

Pasal 96

(1) Pengadaan barang dan jasa oleh Perusahaan yangmenggunakan dana langsung dari Anggaran Pendapatandan Belanja Negara baik sebagian maupun seluruhnyadilaksanakan sesuai dengan ketentuan pelaksanaanAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

(21 Direksi Perusahaan menetapkan tata cara pengadaanbarang dan jasa bagi Perusahaan selain pengadaan barangdan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (l),berdasarkan pedoman umum yang ditetapkan olehMenteri.

Bagian .

Page 55: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-55-Bagian Kedelapanbelas

Penghasilan Direksi dan Dewan Pengawas

Pasal 97

(1) Besaran dan jenis penghasilan Direksi dan DewanPengawas ditetapkan oleh Menteri dengan memperhatikanketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Penetapan penghasilan Direksi dan Dewan pengawasdilakukan dengan memperhatikan pendapatan, aktiva,pencapaian target, kemampuan keuangan, dan tingkatkesehatan Perusahaan.

(3) Selain memperhatikan hal sebagaimana dimaksud padaayat (2), Menteri dapat pula memperhatikan faktor lainyang relevan.

(4) Selain penghasilan yang diterima sebagai anggota Direksidan Dewan Pengawas yang ditetapkan oleh Menteri,anggota Direksi dan anggota Dewan Pengawas dilarangmengambil keuntungan pribadi dari kegiatan Perusahaan.

Bagian Ke sembilanbelasDokumen Perusahaan

Pasal 98

Direksi wajib mengelola dokumen Perusahaan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan mengenai dokumenPerusahaan.

Bagian KeduapuluhPenghapusbukuan dan Pemindahtanganan Aset Perusahaan

Pasal 99

Tata cara Penghapusbukuan dan pemindahtanganan asetPerusahaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan PeraturanMenteri mengenai Penghapusbukuan dan PemindahtangananAset Tetap BUMN.

Bagian

Page 56: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-56-Bagian Keduapuluh Satu

Kepailitan

Pasal 100

(1) Pengajuan permohonan untuk mempailitkan Perusahaanke pengadilan hanya dapat dilakukan oleh MenteriKeuangan.

{21 Dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan ataukelalaian Direksi dan kekayaan Perusahaan tidak cukupuntuk menutup kerugian akibat kepailitan tersebut, setiapanggota Direksi secara tanggung renteng bertanggungjawab atas kerugian tersebut.

(3) Anggota Direksi yang dapat membuktikan bahwakepailitan bukan karena kesalahan atau kelalaiannya,tidak bertanggung jawab secara tanggung renteng ataskerugian tersebut.

Bagian Keduapuluh DuaGanti Kerugian

Pasal 101

Anggota Direksi dan semua karyawan Perusahaan yang karenatindakan melawan hukum menimbulkan kerugian bagiPerusahaan diwajibkan mengganti kerugian tersebut.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 102

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, PeraturanPemerintah Nomor 31 Tahun 2OO2 tentang Perusahaan Umum(PERUM) DAMRI (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2OO2 Nomor 56) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 103

Peraturan Pemerintahdiundangkan.

ini mulai berlaku pada tanggal

Agar

Page 57: SATINAN - BSSN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-57 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 6 Agustus 2018

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 8 Agustus 2018

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OI8 NOMOR 124

Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

ukum dan Perundang-undangan,

ttd

anna Djaman