Sarpras di Wisata Guci

download Sarpras di Wisata Guci

of 8

description

Pengembangan Desa

Transcript of Sarpras di Wisata Guci

  • Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

    Halaman |

    etiap daerah biasanya memiliki

    sektor wisata yang dikembangkan dari

    potensi alam di daerah tersebut, namun

    ada pula daerah yang dengan sengaja

    membuat wisata buatan agar daerah

    tersebt memiliki wisata sebagai tempat

    masyarakatnya melakukan aktivitas

    rekreasi. Wisata yang ada pada suatau

    daerah dikemas dengan melambangkan

    keunikan, karakteristik, dan ciri khas pada

    daerah tersebut. Sektor pariwisata dewasa

    ini telah berkembang pesat dan menjadi

    fenomena yang sangat global dengan

    melibatkan jutaan manusia, baik

    dikalangan masyarakat, industri pariwisata

    maupun kalangan pemerintah.

    Perkembangan dunia pariwisata telah

    mengalami berbagai perubahan pola,

    bentuk dan sifat kegiatan, dorongan orang

    untuk melakukan perjalanan, cara berpikir,

    maupun sifat perkembangan itu sendiri

    (Suwantoro,1997: iii).

    Pariwisata merupakan salah satu

    sektor andalan Propinsi Jawa Tengah.

    Dengan adanya sektor pariwisata ini dapat

    sebagai bagian dari kegiatan

    perekonomian yang dinilai cukup potensial

    dan prioritas dalam pembangunannya bagi

    beberapa daerah. Terlebih pada daerah-

    daerah yang memiliki potensi alam,

    keanekaragaman flora dan fauna,

    peninggalan purbakala, peninggalan

    sejarah, serta seni dan budaya yang

    merupakan sumber daya dan modal yang

    besar dalam usaha pengembangan dan

    peningkatan kepariwisataan.

    Salah satu daerah di Jawa Tengah

    yang aktif dalam pengembangan

    pariwisatanya adalah Kabupaten Tegal.

    Kabupaten Tegal memiliki beberapa wisata

    yang dinilai dapat meningkatkan

    perekonomian daerah tersebut. Namun,

    dari beberapa wisata yang ada di daerah

    tersebut wisata pemandian air panas Guci

    lah yang memiliki sumbangan paling besar

    dalam PDRB Kabupaten Tegal.

    1. Latar Belakang

    S

    Sumber: Dokumentasi Kelompok Pengembangan Pedesaan, 2015 Gambar 1. Tugu Objek Wisata Guci

  • Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

    Halaman | Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Tegal cukup konsen dalam pengembangan wisata daerah tersebut. Terlebih lokasi wisata pemandian air panas guci terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih 1.500 meter dan masuk dalam Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Karena lokasi wisata ini yang berada di pedesaan, maka perkembangan wisata tersebut jika dilakukan secara tepat dan benar bukan hanya dapat memberikan kontribusi yang cukup besar pada PDRB kabupaten saja namun dapat pula meningkatkan perekonomian pada desa tersebut. Untuk itu perlunya mengkaji beberapa aspek-aspek terkait perkembangan pariwisata guci tersebut berdasarkan pengembangan pedesaan.

    Tujuan dari penulisan report ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek yang terkait dengan sistem pengembangan

    wisata berbasis pedesaan di Objek Wisata Pemandian Air Panas Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

    Dengan beberapa sasaran untuk mencapai tujuan adalah sebgai berikut:

    1. Mengidentifikasi lokasi dan kondisi fisik wisata pemandian air panas Guci

    2. Mengidenntifikasi dan menganalisis ketersediaaan sarana yang ada di tempat wisata

    3. Mengidentifikasi dan menganalisis transformai desa kota yang mendukung pembangunan wisata guci

    Nama Objek Wisata Guci sendiri berasal dari nama sebuah desa, yakni Desa Guci. Desa Guci pada mulanya bernama

    kampung kaputihan yang dipimpin oleh Kyai Ageng Klitik cucu dari Raden Patah bangsawan Keraton Mataram. Suatu

    waktu Kampung Kaputihan ini mengalami musibah besar yang dikenal dengan pageblug (bencana alam, penyakit,

    gagal panen), sampai suatu hari Sunan Gunungjati mengirim utusan ke Kaputihan untuk menolong warga kampung.

    Sunan juga memberikan sebuah guci atau kendi yang didalamnya berisi air yang sudah didoakan oleh Sunan

    Gunungjati, dan sunan juga mendoakan sumber air panas yang ada di kampung tersebut. Guci ini ditinggal di

    Kaputihan dan sejak saat itu banyak masyarakat menyebut-nyebut Guci, sampai Kyai Klitik mengubah naman

    Kaputihan menjadi Desa Guci. Guci peninggalan Sunan Kalijaga ini saat ini berada di Museum Nasional sebagai

    benda pusaka.

    Wisata pemandian air panas Guci sendiri memiliki luas 210 ha, terletak di kaki Gunung Slamet bagain utara

    dengan ketinggian kurang lebih 1.500 meter. Berjarak kurang lebih 33 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Tegal,

    wisata ini berlokasi di desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Objek wisata pemandian air panas ini

    merupakan objek wisaata alam dengan hawa yang sejuk dan pemendangan alam yang indah, dengan keistimewaan

    airnya yang panas dan jernih, tidak berbau, dan tidak berwarna.

    Wisata guci memiliki 25 pancuran air panas, dimana tiap pancuran

    memiliki suhu yang berbeda dan khsiat yang berbeda. Air yang mengalir

    dari pancuran-pancuran di obyek wisata ini dipercaya bisa

    menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng serta penyakit kulit

    lainnya. Selain pemaindian air panas, wisata ini juga memiliki 10 air

    terjun. Salah satu air terjun ini berlokasi di bagian atas pemandian

    umum pancuran 13 yang bernama air terjun Jedor.

    Fasilitas pendukung yang terdapat di wisata ini terdapat

    penyewaan kuda dengan tariff sewa yang relatif murah dan dapat

    digunakan untuk berkeliling di sekitar objek wisata. Fasilitas lain

    yang tersedia adalah penginapan ( kelas melat sampai

    berbintang), wisata hutan (wana wisata), kolam renang air panasm

    lapangan tennis, lapangan sepak bola, dan bumi perkemahan. Akses

    menuju wisata ini dapat menggunakan bus. Kondisi jalan menuju

    wisata trsebut juga sudah cukup baik namun kondisi alam yang

    menjadikannya berbukit-bukit. Pada hari-hari libur dan hari besar seringnya

    terjadi kemacetan pada jalan menuju wisata guci. Hal ini dapat terjadi karena

    meningkatnya pengunjung wisata guci dan akses jalan yang kecil sehingga terjadilah kemaacetan. Harga tiket masuk

    untuk dari biasa dewasa: Rp 5000 dan anak-anak Rp 4.500. sedangan harga tiket masuk pada hari libur/ tanggal

    merah dewasa Rp 7000 dan anak-anak Rp 6.500. Harga tiket tersebut tergolong murah bagi masyarakat yang ingin

    mengunjungi wisata tersebut.

    2. Tujuan dan Sasaran

    3. Sekilas tentang Objek Wisata Guci

    Sumbe

    r: Do

    kumen

    tasi

    Kelom

    pok

    Peng

    emba

    ngan

    Ped

    esaa

    n, 20

    15

    Gamba

    r.2 O

    bjek

    Pem

    andian

    Air

    Pana

    s Pr

    ivat

  • Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

    Halaman |

    a. Letak Geografis

    Obyek Wisata Guci terletak di Lereng Gunung Slamet bagian Utara, diantara dua wilayah, yaitu Kelurahan Guci, Kecamatan Bumijawa

    dan dusun Pekandangan, Kelurahan Rembul Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal. Secara administratif, Obyek Wisata Guci memiliki

    luas sekitar 167,44 Ha dengan panjangnya 2500 M dan lebar 2000 M dimana posisi berada pada 7 6 50 LS - 7 14 30 LS dan 109 3

    00 BT - 109 12 22 BT. Obyek Wisata Guci sendiri memiliki batas-batas geografi, yaitu:

    Sebelah Barat : Desa Batumirah

    Sebelah Utara : Desa Rembul

    Sebelah Timur : Dukuh Tengah

    Sebelah Selatan : Desa Guci

    b. Kondisi Topografi

    Mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

    Kabupaten Tegal tahun 2014, Topografi di Obyek Wisata Guci

    termasuk dataran tinggi dengan ketinggan 1050 meter dpl (dari

    permukaan air laut). Tingkat Kemiringan lereng di Obyek

    Wisata Guci di atas 40% dimana berada di kondisi berbukit-

    bukit dan berkelok. Dengan kondisi topografi tersebut,

    kawasan Obyek Wisata Guci ini dimanfaatkan sebagai

    hutan produksi, yaitu sebesar 229,77 Ha dan tegalan, yaitu

    sebesar 55,66 Ha.

    c. Kondisi Tanah

    Jenis Tanah di Kawasan Obyek Wisata yang terletak diantara dua

    wilayah, yaitu Kelurahan Guci, Kecamatan Bumijawa dan dusun

    Pekandangan, Kelurahan Rembul Kecamatan Bojong, Kabupaten

    Tegal didominasi oleh Tanah Aluvial (23,69%), sedangkan Tanah

    Regosol (20,10%), Latosol (14,70%), Grumosol (9,42%), dan jenis lainnya

    sebesar 3,67 %. (www.tegal.co.id). Sehingga, tanah di Kawasan Obyek

    Wisata Guci berpotensi untuk pengembangan produk pertanian, seperti

    padi, palawija, hortikultura, perkebunan, dan lain-lain.

    SARANA

    1. Sarana Perdagangan dan Jasa

    Di lokasi Obyek Wisata Guci Tegal banyak dijumpai para pedagang yang menjual beraneka ragam produk. Produk

    yang dijual meliputi produk hasil pertanian, makanan, pakaian dan kerajinan. Hasil pertanian yang dijual antara lain yakni

    strawberry, wortel, dan sayur-sayuran yang dihasilkan oleh masyarakat setempat. Para pedagang sayuran ini banyak

    berjualan di sepanjang jalan menuju Obyek Wisata Guci sehingga terkadang turut menjadi penyebab kemacetan ke arah

    masuk obyek wisata karena banyaknya pengunjung yang ingin membeli sayur mayur tersebut. Berikutnya yakni pedagang

    makanan pakaian dan kerajinan banyak dijumpai di dalam area parkiran Guci hingga di area dalam obyek wisata. Para

    pedagang tersebut difasilitasi oleh pemerintah daerah setempat untuk berjualan di kios-kios yang sudah disediakan.

    Menurut hasil wawancara dengan Kepala Bappeda Tegal, kios pedagang tersebut memang sengaja disediakan oleh

    pemerintah kepada masyarakat setempat secara gratis untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, akan

    tetapi dalam prakteknya di lapangan masyarakat setempat justru banyak yang memindah tangankan kepemilikan kios

    kepada pihak lain untuk dijual atau disewakan. Hal tersebut tentu sangat merugikan masyarakat setempat itu sendiri

    karena akan membuat pihak lain di luar wilayah obyek wisata yang mendapat keuntungan ekonomi, sedangkan

    masyarakat setempat tidak mengalami peningkatan pendapatan.

    Sumber: Dikutip dari Skripsi Fakultas Ilmu Sosial UNNES Gambar 3. Peta Objek Wisata Guci

    4. Kondisi Fisik Alamiah Objek Wisata Guci

    5. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendukung Pariwisata

  • Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

    Halaman | 2. Sarana Akomodasi

    Di sekitar Obyek Wisata Guci, banyak dijumpai berbagai sarana

    akomodasi bagi para pengunjung yang ingin menginap di obyek

    wisata ini. Sarana akomadasi yang tersedia antara lain hotel, villa,

    pondok wisata dan bumi perkemahan. Terdapat 8 hotel dan 14

    villa di kawasan ini dengan kepemilikan sebagian milik pemerintah

    dan sebagian pula milik swasta. Sebagian besar hotel dan villa

    tersebut menggunakan sistem BOT yang pembangunan dan

    pengelolaannya dalam beberapa jangka waktu diserahkan kepada

    pihak swasta, akan tetapi saat ini banyak yang sudah

    dikembalikan kepada pihak pemerintah. Berikutnya ada pula

    pondok wisata yang banyak dijumpai di sepanjang jalan menuju

    obyek wisata, pondok wisata ini merupakan rumah warga yang

    dialih fungsikan menjadi penginapan bagi para pengunjung.

    Pondok wisata di kawasan ini dikelola oleh paguyuban KOMPAK

    yang bertujuan untuk memajukan sarana akomodasi di kawasan

    ini serta untuk mendistribusikan pengunjung agar tersebar merata

    ke setiap pondok wisata.

    3. Sarana Transportasi

    Untuk dapat mencapai Obyek Wisata Guci yang terletak di lereng

    Gunung Slamet, dapat dijangkau menggunakan sarana

    transportasi pribadi seperti sepeda motor dan mobil maupun

    sarana transportasi umum seperti minibus, angkutan kota dan

    mobil pick up. Akan tetapi, sarana transportasi umum berupa

    angkutan kota dan minibus tidak dapat menjangkau hingga ke

    gerbang masuk obyek wisata. Begitu pula dengan mobil pick up

    yang tidak dapat beroperasi hingga malam hari, sehingga banyak

    calon pengunjung yang lebih memilih untuk menggunakan

    kendaraan pribadi maupun mencarter bus untuk dapat menuju

    obyek wisata agar lebih fleksibel dan efisien.

    4. Sarana Parkir

    Sarana pakir atau tempat parkir bagi pengunjung Obyek Wisata

    Guci cukup banyak tersedia di lokasi ini. Terdapat tempat parkir

    utama di depan pintu masuk obyek wisata untuk parkir kendaraan

    mobil dan motor, serta disediakan 1 buah kantong parkir yang

    cukup luas untuk menampung bus pariwisata di lokasi tersebut.

    Akan tetapi ketersediaan tempat parkir tersebut terkadang tidak

    dapat menampung jumlah kendaraan yang datang terutama pada

    akhir pekan maupun saat libur nasional. Hal ini sering

    menyebabkan terjadinya kemacetan panjang di sepanjang jalan

    menuju obyek wisata karena banyak kendaraan yang

    memarkirkan kendaraan di pinggir jalan akibat sudah tidak

    mendapat ruang untuk parkir.

    5. Sarana Peribadatan

    Tempat peribadatan yang tersedia di sekitar Obyek Wisata

    Guci yakni masjid dan musholla yang dapat ditemui di beberapa

    lokasi. Masjid utama terletak di dekat terminal kantong parkir

    sebelum masuk obyek wisata, sedangkan untuk musholla terdapat

    4 buah musholla terletak di area obyek wisata dengan kondisi

    yang cukup terawat.

    Sumber: Dokumentasi Kelompok Pengembangan Pedesaan, 2015 Gambar 4. Sarana Perdagangan Objek Wisata Guci

  • Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

    Halaman | 6. Sarana MCK/Sanitasi

    Sarana MCK merupakan kebutuhan yang vital bagi sebuah obyek wisata, terlebih untuk obyek wisata yang bersangkutan

    dengan wahana air. Di Obyek Wisata Guci sudah tersedia sarana MCK yang tersebar di beberapa titik obyek wisata

    terutama berdekatan dengan area pancuran. Sarana MCK tersebut juga dibedakan menjadi dua jenis yakni kamar mandi

    yang digunakan untuk buang air dan kamar mandi yang digunakan untuk bilas dan berganti pakaian setelah berendam di

    kolam air panas. Kondisi sarana tersebut dapat dikatakan cukup baik dan terawat serta sudah dilengkapi dengan papan

    pemberitahuan.

    7. Sarana Pemerintah

    Di lokasi Obyek Wisata Guci terdapat beberapa sarana pemerintah

    berupa UPTD Pengelolaan Obyek Wisata Guci dan KOPARI. Sarana

    pemerintah ini berfungsi untuk memberikan pelayanan dan

    pengelolaan obyek wisata

    serta promosi kepada para

    pengunjung terkait obyek

    wisata Guci.

    PRASARANA

    1. Jaringan Persampahan

    Kondisi jaringan persampahan di kawasan wisata guci sudah terpenuhi dengan baik, hal ini ditunjukan dengan adanya

    tempat sampah yang di setiap pusat-pusat keramaian, selain itu juga terdapat petugas pembersih di kawasan wisata guci,

    namun jaringan persampahan yang ada kurang dimaksimalkan penggunaannya oleh pengujung, masih banyak pengujung

    yang justru membuang sampah di sekitar tong sampah, selain itu masih terdapat beberapa petugas kebersihan yang

    membuang sampah ke sungai.

    Sumber: Dokumentasi Kelompok Pengembangan Pedesaan 3A, 2015 Gambar 5. Sarana Penunjang Objek Wisata Guci

  • Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

    Halaman |

    2. Jaringan Jalan

    Jaringan jalan yang terdapat di kawasan guci merupakan jalan lokal

    dengan lebar jalan yang tidak mencukupi untuk puncak kemacetan

    seperti weekend dan hari libur, selain itu terdapat beberapa jalan yang

    mengalami kerusakan dan berlubang dan mengakibatkan genangan

    setelah hujan.

    3. Jaringan Air Bersih

    Jaringan air bersih di kawasan Guci sudah sangat baik, hal ini karena

    air bersih berasal dari sumber-sumber mata air yang langsung

    dialirkan ke rumah-rumah warga, kualitas air bersih di kawasan guci

    jernih dan tidak berbau.

    4. Jaringan Listrik

    Jaringan air listrik di kawasan Guci sudah hampir semua rumah

    teraliri, dengan daya diatas 900 watt karena mayoritas ruamh di

    sekitar kawasan Guci digunakan sebagai Villa dan penginapan, selain

    itu toko-toko di sekitar kawasan wisata juga sudah teraliri listrik.

    5. Jaringan Telekomunikasi

    Jaringan telekomunikasi di kawasan Guci saat ini berupa adanya

    tower-tower pemancar sinyal operator seluler, jaringan

    telekomunakasi internet juga sudah masuk di kawasan guci yang

    digunakan masyarakat sekitar untuk mempromosikan villa dan wisata

    di Guci.

    6. Jaringan Drainase

    Jaringan Drainase di kawasan Guci sudah tersedia mengikuti panjang

    jalan dan bermuara ke sungai di sekitar kawasan guci, namun

    terdapat beberapa drainase yang masih tersumbat.

    7. Jaringan Sanitasi

    Jaringan sanitasi di kawasan Guci sudah tersedia dengan baik,

    hampir setiap rumah warga sudah memiliki jaringan sanitasi disetiap

    rumahnya, jaringan sanitasi juga sudah tersedia di tempat wisata Guci

    itu sendiri.

    Sumber: Dokumentasi Kelompok Pengembangan Pedesaan 3A, 2015 Gambar 6. Sarana Penunjang Objek Wisata Guci

  • Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

    Halaman |

    Transformasi desa merupakan suatu proses perubahan yang menggambarkan adanya

    perkembangan wilayah pedesaan yang ditunjukkan dengan adanya pergeseran

    karakteristik desa dalam kurun waktu tertentu. Objek wisata air panas Guci di

    Kabupaten Tegal merupakan salah satu objek wisata lokal yang sangat

    potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian lokal untuk

    wilayah tersebut. Adanya objek wisata Guci ini mampu memberikan pengaruh

    yang sangat besar terhadap perkembangan wilayah di sekitarnya. Pengaruh

    tersebut menimbulkan perubahan-perubahan di berbagai sektor kehidupan

    masyarakat akibat adanya multiplier effect dari adanya objek wisata guci

    tersebut.

    Objek pariwisata guci yang berkembang sejak beberapa tahun

    belakanggan ini, dan mengalami perkembangan terpesatnya di tahun 2008

    hingga saat ini. Wisat Guci merupakan objek wisata di Kabupaten Tegal yang

    paling ramai dikunjungi oleh wisatawan. Semakin meningkatnya jumlah kunjungan

    wisatawan tentunya akan sangat berdampak pada perkembangan kawasan di sekitar objek

    wisata Guci, salah satunya adalah terjadinya perubahan fungsi lahan untuk pengembangan. Banyak villa baru didirikan, hotel

    melati maupun penginapan juga semakin bertambah jumlahnya setiap tahunnya. Bahkan di tahun 2008 telah dibangun wahana

    objek wisata baru yakni wahana outbound yang tentunya mengambil lahan yang sebelumnya merupakan lahan vegetasi. Tercatat

    sejak tahun 1997 sampai tahun 2007 tingkat kepadatan penduduk bertambah 328 penduduk per kilometer persegi dengan laju

    pertambahan penduduk sebesar 2,7%.

    Karena di sekitaran Desa Guci tidak terdapat lahan persawahan, maka bentuk perubahan lahan yang terjadi adalah

    tegalan menjadi permukiman yang jumlahnya mencapai 10,95 Ha (0,43%). Transformasi pedesaan yang juga terjadi di sekitaran

    objek wisata guci akibat semakin berkembangnya Wisata Air Panas Guci adalah semakin tingginya tingkat privatisasi lahan

    menjadi lahan terbangun seperti dibangun untuk penginapan hotel bahkan waterboom. Salah satu contohnya pembangunan hotel

    guciku yang dilengkapi dengan waterboom hot water dan area permainan yang sangat luas telah mengkonversi lahan hijau

    menjadi terbangun dalam jumlah yang sangat besar.

    Perkembangan objek wisata guci yang sangat pesat juga memberikan sebuah efek berganda pada sistem

    perekonomian masyarakat setempat, salah satunya adalah sektor pertanian di sekitar Kecamatan Bumijawa dan Kecamatan

    Bojong. Dengan perkembangan ini, sektor pertanian akan mengalami pergeseran dari pertanian konvensional menjadi pertanian

    yang terintegrasi dengan aktivitas atau atraksi wisata. Dimana dengan dijadikannya sektor pertanian sebagai salah satu bagian

    atraksi wisata objek wisata air panas guci, tentunya akan menjadikan kondisi perekonomian masyarakat akan semakin meningkat

    karena komoditas pertanian yang dihasilkan tidak lagi hanya menjadi komoditas pemenuhan kebutuhan sehari-hari melainkan

    menjadi komoditas wisata yang memiliki nilai tambah yang cukup besar.

    Perkembangan objek wisata guci yang sangat pesat tidak menutup kemungkinan semakin tingginya kebutuhan

    masyarakat dan wisatawan atas peningkatan infrastruktur penunjang pariwisata yang menunjang perkembangan objek wisata

    Guci tersebut. Tidak hanya peningkatan akses berupa jalan namun juga pengembangan fasilitas lainnya seperti penginapan,

    sarana perdagangan dan sebagainya. Dalam perkembangan desa, perkembangan prasarana menjadi salah satu hal yang tidak

    bisa diabaikan dalam transformasi desa. Untuk mendukung kegiatan pariwisata dalam rangka pengembangan desa wisata Guci

    penyediaan prasarana penunjang kepariwisataan turut mengalami perkembangan.

    Prasarana menjadi unsur penting yang harus disediakan untuk menunjang kegiatan pariwisata di Guci. Perubahan yang

    cukup menarik untuk diamati yaitu transformasi desa Guci dari yang semula berbasis pada kegiatan pertanian menjadi daerah

    yang berbasis pariwisata (agrowisata). Perkembangan yang terjadi di desa wisata Guci dan sekitarnya salah satunya dapat dilihat

    dari penambahan dan perkembangan prasarana terutama prasarana penunjang kegiatan pariwisata di Guci.Dalam kurun waktu 5

    tahun terakhir, desa wisata Guci mengalami perkembangan yang sangat pesat di sektor pariwisata. Hal ini berdampak pada

    pembangunan prasarana penunjang pariwisata yang juga meningkat setiap tahunnya. Perkembangan prasarana di daerah objek

    wisata Guci ditunjukkan dengan adanya perbaikan dari infrastruktur yang telah ada maupun penambahan sarana prasarana baru.

    Contoh perbaikan dari infarstruktur yang telah dilakukan yaitu perbaikan jalan yang menjadi akses utama menuju objek wisata

    Guci. Sedangkan untuk penambahan prasarana baru antara lain terminal, sarana ekonomi/perdagangan, parkir, toilet umum,

    penginapan (wisma, villa, hotel) dan sebagainya. Dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu desa wisata Guci ini belum

    mengalami perkembangan yang begitu pesat seperti saat ini. Jumlah terminal saat ini berjumlah 2 unit, jumlah ini mengalami

    penambahan dari yang semula hanya berjumlah 1 terminal saja. Peningkatan yang cukup pesat terjadi pada peningkatan

    5. Transformasi Desa Kota Objek Wisata Guci

  • Laporan Akhir Ekskursi MKP Pengembangan Pedesaan Objek Wisata Guci Kab. Tegal

    Halaman | prasarana ekonomi berupa perdagangan dan penginapan. Berkembangnya sarana perdagangan di sekitar objek wisata Guci

    menunjukkan adanya perkembangan ekonomi masyarakat dengan membangun usaha sendiri secara mandiri.

    Di sekitar objek wisata Guci ini juga terdapat Koperasi Wisata (Kopari) yang

    menyediakan berbagai makanan dan minuman seperti halnya kios-kios perdagangan lainnya

    yang terdapat di sekitar objek wisata Guci. Masyarakat setempat yang dulunya hanya

    mengandalkan hasil panen pertanian dan perkebunan untuk memenuhi kebutuhan

    hidup, kini mampu mengembangkan perekonomiannya sendiri dengan membangun

    usaha-usaha perdagangan di sekitar objek wisata selain dari hasil pertanian dan

    perkebunan. Tidak hanya peningkatan jumlah sarana perdagangan berupa kios-

    kios, peningkatan lainnya dapat dilihat dari jumlah penginapan yang terdapat di

    sekitar objek wisata Guci yang mengalami peningkatan hampir setiap tahunnya.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk setempat diketahui

    bahwa setiap tahunnya selalu ada pihak yang pembangunan wisma penginapan.

    Saat ini diketahui jumlah wisma penginapan di sekitar desa wisata Guci berjumlah

    50 penginapan. Fasilitas berupa penginapan ini merupakan salah satu fasilitas

    penting yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pariwisata di Guci. Hal ini secara

    tidak langsung menggambarkan adanya transformasi desa dari yang semula desa yang

    berorientasi pertanian menjadi desa yang berbasis agrowisata. Selain prasarana di atas,

    adanya objek wisata Guci tersebut menyebabkan jaringan transportasi di daerah ini juga turut

    berkembang. Fasilitas transportasi yang biasanya digunakan untuk mengangkut hasil panen kini berkembang untuk transportasi

    penumpang dan wisatawan.

    Transformasi yang terjadi di wilayah tersebut mempengaruhi pola pikir dan tindakan masyarakat menuju pada perbaikan

    kualitas hidup melalui peningkatan kegiatan ekonomi yang tidak hanya berfokus pada kegiatan pertanian dan perkebunan namun

    juga mengembangan kegiatan ekonomi di sektor perdagangan. Kemajuan pola pikir masyarakat untuk mendirikan usaha-usaha

    ekonomi baru melalui perdagangan dan penginapan tersebut ternyata tidak hanya berdampak pada peningkatan ekonomi

    masyarakat lokal tetapi turut juga mengembangkan pariwisata itu sendiri.

    Pembangunan berbagai prasarana tersebut menunjukkan upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan

    perekonomian selain dari hasil produksi pertanian dan perkebunan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat sekitar Guci. Transformasi desa ini merupakan salah satu bentuk pembangunan dan perkembangan desa menuju ke

    arah yang lebih baik, karenanya hal ini perlu mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat. Meskipun demikian, tetap

    dibutuhkan adanya pengawasan dari pemerintah setempat terhadap perkembangan prasarana di objek wisata Guci khususnya

    perkembangan penginapan yang cukup tinggi mengingat objek wisata Guci ini terletak pada daerah lereng gunung yang memiliki

    kelerengan curam sehingga kontrol terhadap pemanfaatan ruang untuk lahan terbangun perlu ditingkatkan untuk meminimalisir

    dampak merugikan di masa mendatang.