saringan pasir lambat paling lengkap

download saringan pasir lambat paling lengkap

of 35

description

Saringan pasir lambat adalah sariingan yang menggunakan media pasir yang berukuran kecil sebagai filternya dan memiliki kandungan kuarsa yang tinggi

Transcript of saringan pasir lambat paling lengkap

MAKALAHPENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM SARINGAN PASIR LAMBAT (Slow Sand Filtration)

Disusun Oleh:

Isni Filiandi Syaiful D12112001St. HabsiahD12112002Aslia Wulandari D12112003A. Fahdina Fitrianti A.D12112004Agung SetiawanD12112005Iriyanti Dwi PutriD12112006Muh. Fajar BuchariD12112007Tenri Nur FadhilahD12112008Nelson Pongtuluran D12112101Afdaliah K. UsmanD12112102

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGANJURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS HASANUDDIN2014

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Sistem Penyaringan Pasir Lambat", yang kami sajikan berdasarkan beberapa referensi. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang bersifat kontruktif bagi diri penulis.Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi pendidikan dan masyarakat luas. Wassalam.

Gowa, Desember 2014

Kelompok 1

DAFTAR ISI

Halaman Sampul iKata Pengantar iiDaftar Isi iiiBab I Pendahuluan 1A. Latar Belakang 1B. Rumusan Masalah 2C. Tujuan 2Bab II Pembahasan 3A. Definisi Saringan Pasir Lambat 3B. Jenis Jenis Saringan Pasir Lambat 3C. Mekanisme Penyaringan Saringan Lambat12D. Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat 14E. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Saringan Pasir Lambat 19Bab Iii Penutup 39A. Kesimpulan 39B. Saran 39i

Daftar Pustaka 40

30

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangAir merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kebutuhan hidup orang banyak bahkan untuk semua makhluk hidup, oleh karena itu pemenuhan kebutuhan air bersih menjadi salah satu persyaratan. Upaya untuk pemenuhan kebutuhan pengembangan air bersih harus dilakukan dengan baik sehingga tidak saja dapat memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu yang lama, namun juga dapat menjaga kelestarian keberadaannya. Sumber air yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dapat berasal dari berbagai sumber antara lain adalah air permukaan, air sungai, air rawa/danau, air tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air.Dalam rangka meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat khususnya mengenai kebutuhan akan air bersih, maka perlu disesuaikan dengan sumber air baku serta teknologi yang sesuai dengan tingkat penguasaan teknologi dalam masyarakat itu sendiri. Salah satu alternatif yakni dengan menggunakan teknologi pengolahan air sederhana dengan "Saringan Pasir Lambat". Saringan Pasir Lambat (Slow Sand Filtration) merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk meningkatkan kualitas air. Saringan pasir lambat menggunakan butiran pasir yang sangat kecil sebagai media filter.Sistem saringan pasir lambat adalah pengolahan air yang sangat sederhana dengan hasil air bersih dengan kualitas yang baik. Sistem saringan pasir lambat ini mempunyai keunggulan antara lain tidak memerlukan bahan kimia (koagulan) yang mana bahan kimia ini merupakan kendala sering dialami pada proses pengolahan air.Cara ini sangat sesuai untuk pengolahan yang air bakunya mempunyai kekeruhan yang rendah dan relatif tetap. Biaya operasi rendah karena proses pengendapan biasanya tanpa bahan kimia. Tetapi jika kekeruhan air baku cukup tinggi, pengendapan dapat juga memakai bahan kimia (koagulan) agar beban filter tidak terlalu berat.Berdasarkan uraian di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas berbagai hal yang berkaitan dengan Slow Sand Filtaration, sampai dengan tahap perencanaannya.

I.2 Rumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud dengan saringan pasir lambat?2. Apa saja jenis-jenis saringan pasir lambat?3. Bagaimana proses atau mekanisme saringan pasir lambat?4. Bagaimana langkah-langkah perencanaan instalasi pengolahan air saringan pasir lambat?I.3 Tujuan1. Untuk mengetahui definisi saringan pasir lambat.2. Untuk mengetahui jenis-jenis saringan pasir lambat.3. Untuk mendeskripsikan mekanisme daringan pasir lambat.4. Untuk menjelaskan langkah-langkah perencanaan instalasi pengolahan air saringan pasir lambat.5.

BAB IIPEMBAHASAN

II.1 Definisi Saringan Pasir Lambat (Slow Sand Filtration)Saringan pasir lambat adalah bak saringan yang menggunakan pasir sebagai media filter dengan ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan kuarsa yang tinggi. Proses penyaringan berlangsung secara gravitasi, sangat lambat, dan simultan pada seluruh permukaan media. Proses penyaringan merupakan kombinasi antara proses fisis (filtrasi, sedimentasi dan adsorpsi), proses biokimia dan proses biologis. Saringan pasir lambat lebih cocok mengolah air baku, yang mempunyai kekeruhan sedang sampai rendah, dan konsentrasi oksigen terlarut (dissolved oxygen) sedang sampai tinggi. Kandungan oksigen terlarut tersebut dimaksudkan untuk memperoleh proses biokimia dan biologis yang optimal. Apabila air baku mempunyai kandungan kekeruhan tinggi dan konsentrasi oksigen terlarut rendah, maka sistem saringan pasir lambat membutuhkan pengolahan pendahuluan, yang direncanakan terpisah dari standar ini (SNI 3981:2008 tentang Perencanaan instalasi saringan pasir lambat).Saringan pasir lambat merupakan instalasi pengolahan air yang mudah, murah, dan efisien. Saringan pasir lambat mempunyai efisiensi yang tinggi untuk menghilangkan kekeruhan, rasa, dan bau pada air, bahkan mampu menghilangkan bakteri dengan sangat baik. Untuk menghilangkan rasa dan bau pada air kadang-kadang perlu dilengkapi dengan karbon aktif, dan untuk menghilangkan bakteri sering dipergunakan kaporit.II.2 Jenis Jenis Saringan Pasir Lambat II.2.1 Saringan Pasir Lambat Konvensional (Down Flow)A. Saringan Pasir Down FlowTeknologi saringan pasir lambat yang banyak diterapkan di Indonesia biasanya adalah saringan pasir lambat konvesional dengan arah aliran dari atas ke bawah (down flow), sehingga jika kekeruhan air baku naik, terutama pada waktu hujan, maka sering terjadi penyumbatan pada saringan pasir, sehingga perlu dilakukan pencucian secara manual dengan cara mengeruk media pasirnya dan dicuci, setelah bersih dipasang lagi seperti semula, sehingga memerlukan tenaga yang cucup banyak. Ditambah lagi dengan faktor iklim di Indonesia yakni ada musim hujan air baku yang ada mempunyai kekeruhan yang sangat tinggi. Hal inilah yang sering menyebabkan saringan pasir lambat yang telah dibangun kurang berfungsi dengan baik, terutama pada musim hujan.

Gambar 2.1. Komponen-komponen Saringan Pasir Lambat Down Flow

Biasanya saringan pasir lambat hanya terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari beton, ferosemen, bata semen atau bak fiber glass untuk menampung air dan media penyaring pasir. Bak ini dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet dan peralatan kontrol. Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Proses ini secara umum terdiri atas : a. Unit proses, yaitu: Bangunan penyadap Bak penampung Saringan pasir lambat Bak penampung air bersihb. Unit pengolahan airUnit pengolahan air dengan saringan pasir lambat merupakan suatu paket. Air baku yang digunakan yakni air sungai atau air danau yang tingkat kekeruhannya tidak terlalu tinggi. Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu musim hujan, maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu dilengkapi dengan peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan awal dengan atau tanpa koagulasi bahan dengan bahan kimia.

B. Jenis Jenis Saringan Pasir Lambat Down FlowSecara umum, proses pengolahan air bersih dengan saringan pasir lambat konvensional terdiri atas unit proses yakni bangunan penyadap, bak penampung, saringan pasir lambat dan bak penampung air bersih .Unit pengolahan air dengan saringan pasir lambat merupakan suatu paket. Air baku yang digunakan yakni air sungai atau air danau yang tingkat kekeruhannya tidak terlalu tinggi. Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu musim hujan, maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu dilengkapi dengan peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan awal dengan atau tanpa koagulasi bahan dengan bahan kimia.Umumnya desain konstruksi dirancang setelah didapat hasil dari survai lapangan baik mengenai kuantitas maupun kualitas. Dalam gambar desain telah ditetapkan proses pengolahan yang dibutuhkan serta tata letak tiap unit yang beroperasi. Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.Untuk sistem saringan pasir lambat konvensional terdapat dua tipe saringan yakni:1. Saringan pasir lambat dengan kontrol pada inlet.

Gambar 2.2. Komponen Dasar Saringan Pasir Lambat Sistem Kontrol InletKeterangan :A. Kran untuk inlet air baku dan pengaturan laju penyaringanB. Kran untuk penggelontoran air supernatantC. Indikator laju airD. Weir inletE. Kran untuk pencucian balik unggun pasir dengan air bersihF. Kran untuk pengeluaran/pengurasan air olahan yang masih kotorG. Kran distribusiH. Kran penguras bak air bersih

2. Saringan pasir lambat dengan kontrol pada outlet

Gambar 2.3. Komponen Dasar Saringan Pasir Lambat Sistem Kontrol OutletKeterangan :A. Kran untuk inlet air bakuB. Kran untuk penggelontoran air supernatantC. Kran untuk pencucian balik unggun pasir dengan air bersihD. Kran untuk pencucian balik unggun pasir dengan air bersihE. Kran pengatur laju penyaringanF. Kran pengatur laju penyaringanG. Weir inlet kran distribusiH. Kran distribusiI. Kran penguras bak air bersihKedua sistem saringan pasir lambat tersebut mengunakan sistem penyaringan dari atas ke bawah (down Flow).Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Biasanya saringan pasir lambat hanya terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari beton, ferosemen, bata semen atau bak fiber glass untuk menampung air dan media penyaring pasir. Bak ini dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet dan peralatan kontrol.Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sistem saringan pasir lambat antara lain yakni :1. Bagian InletStruktur inlet dibuat sedemikian rupa sehingga air masuk ke dalam saringan tidak merusak atau mengaduk permukaan media pasir bagian atas. Struktur inlet ini biasanya berbentuk segi empat dan dapat berfungsi juga untuk mengeringkan air yang berada di atas media penyaring (pasir).2. Lapisan Air di Atas media Penyaring (supernatant)Tinggi lapisan air yang berada di atas media penyaring (supernatant) dibuat sedemikian rupa agar dapat menghasilkan tekanan (head) sehingga dapat mendorong air mengalir melalui unggun pasir. Di samping itu juga berfungsi agar dapat memberikan waktu tinggal air yang akan diolah di dalam unggun pasir sesuai dengan kriteria desain.3. Bagian Pengeluaran (Outlet)Bagian outlet ini selain untuk pengeluran air hasil olahan, berfungsi juga sebagai weir untuk kontrol tinggi muka air di atas lapisan pasir.4. Media Pasir (Unggun Pasir)Media penyaring dapat dibuat dari segala jenis bahan inert(tidak larut dalam air atau tidak bereaksi dengan bahan kimia yang ada dalam air). Media penyaring yang umum dipakai yakni pasir silika karena mudah diperoleh, harganya cukup murah dan tidak mudah pecah. Diameter pasir yang digunakan harus cukup halus yakni dengan ukuran 0,2-0,4 mm.

5. Sistem Saluran Bawah (drainage)Sistem saluran bawah berfungsi untuk mengalirkan air olahan serta sebagai penyangga media penyaring. Saluran ini tediri dari saluran utama dan saluran cabang, terbuat dari pipa berlubang yang di atasnya ditutup dengan lapisan kerikil. Lapisan kerikil ini berfungsi untuk menyangga lapisan pasir agar pasir tidak menutup lubang saluran bawah.6. Ruang PengeluaranRuang pengeluran terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan dengan sekat atau dinding pembatas. Di atas dinding pembatas ini dapat dilengkapi dengan weir agar limpasan air olahannya sedikit lebih tinggi dari lapisan pasir. Weir ini berfungsi untuk mencegah timbulnya tekanan di bawah atmosfir dalam lapisan pasir serta untuk menjamin saringan pasir beroperasi tanpa fluktuasi level pada reservoir. Dengan adanya air bebas yang jatuh melalui weir, maka konsentrasi oksigen dalam air olahan akan bertambah besar.C. Kelebihan dan kekurangan SPL Down FlowPengolahan air bersih dengan menggunakan sistem saringan pasir lambat konvensional ini mempunyai keunggulan antara lain: Tidak memerlukan bahan kimia, sehingga biaya operasinya sangat murah. Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan. Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses penyaringan berjalan secara fisika dan biokimia. Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat sederhana. Sedangkan beberapa kelemahan dari sistem saringan pasir lambat konvensiolal tersebut yakni antara lain : Jika air bakunya mempunyai kekeruhan yang tinggi, beban filter menjadi besar, sehingga sering terjadi kebutuan. Akibatnya waktu pencucian filter menjadi pendek. Kecepatan penyaringan rendah, sehingga memerlukan euangan yang cukup luas. Pencucian filter dilakukan secara manual, yakni dengan cara mengeruk lapisan pasir bagian atas dan dicuci dengan air bersih, dan setelah bersih dimasukkan lagi ke dalam bak saringan seperti semula. Karena tanpa bahan kimia, tidak dapat digunakan untuk menyaring air gambutII.2.2 Saringan Pasir Lambat Up FlowA. Proses/Mekanisme Saringan Pasir Lambat Up FlowSistem saringan pasir lambat Up Flow merupakan sistem saringan dimana air baku didistribusikan ke dalam alat penyaringan dengan arah aliran air dari bawah ke atas. Dengan sistem penyaringan dari arah bawah ke atas (Up Flow), jika saringan telah jenuh atau buntu , dapat dilakukan pencucian balik dengan cara membuka kran penguras. Dengan adanya pengurasan ini, air bersih yang berada diatas lapisan pasir dapat berfungsi sebagai air pencuci media penyaring (back wash). Dengan demikian pencucian media penyaring pada saringan pasir lambat Up Flow tersebut dilakukan tanpa pengeluaran atau pengerukan media penyaringnya , dan dapat dilakukan kapan saja.Saringan pasir lambat dengan menggunakan sistem penyaringan dari bawah keatas yang mempunyai keunggulan dalam hal pencucian media saring yang lebih mudah dibanding dengan model saringan pasir lambat konvensional. Jika saringan telah jenuh atau buntu, dapat dilakukan pencucian balik dengan cara membuka kran penguras. Dengan adanya pengurasan ini, air bersih yang berada diatas lapisan pasir dapat berfungsi sebagai air pencuci media penyaring (back wash). Dengan demikian pencucian media penyaringan pada saringan pasir lambat Up Flow tersebut dilakukan tanpa mengeluarkan atau mengeruk media penyaringan dan dapat dilakukan kapan saja.Unit pengolahan air dengan saringan pasir lambat merupakan suatu paket. Air baku yang digunakan yakni air sungai atau air danau yang tingkat kekeruhannya tidak terlalu tinggi.Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu musim hujan, maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu dilengkapi dengan peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan awal atau saringan Up Flow dengan media berikil atau batu pecah.Secara umum, proses pengolahan air bersih dengan saringan pasir lambat Up Flow sama dengan saringan pasir lambat Down Flow terdiri atas unit proses: Bangunan penyadap Bak Penampung / bak Penenang Saringan Awal dengan sistem Up Flow Saringan Pasir Lambat Utama Up Flow Bak Air Bersih Perpipaan, kran, sambungan dll.Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.Diagram proses pengolahan serta contoh rancangan konstruksi saringan pasir lambat Up Flow ditunjukkan pada Gambar.

Gambar2.4 Diagram proses pengolahan air bersih dengan teknologi saringan pasir lambat "Up Flow" ganda.

Prosesnya yaitu air dari sungai masuk ke bangunan penyadap dan dialirkan ke bak penenang kemudian ke bak pengendapan awal atau up flow dengan media berikil atau batu pecah, dan pasir kwarsa/silika. Selanjutnya dialirkan ke bak saringan pasir utama dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Air yang keluar dari bak saringan pasir Up Flow tersebut merupakan air olahan dan di alirkan ke bak penampung air bersih, selanjutnya didistribusikan ke konsumen dengan cara gravitasi atau dengan memakai pompa.B. Kriteria Saringan Pasir Lambat Up FlowUntuk merancang saringan pasir lambat Up Flow, beberapa kriteria perencanaan yang harus dipenuhi antara lain: Kekeruhan air baku lebih kecil 10 NTU. Jika lebih besar dari 10 NTU perlu dilengkapi dengan bak pengendap dengan atau tanpa bahan kimia. Kecepatan penyaringan antara 5 10 M3/M2/Hari. Tinggi Lapisan Pasir 70 100 cm. Tinggi lapisan kerikil 25 -30 cm. Tinggi muka air di atas media pasir 90 120 cm. Tinggi ruang bebas antara 25- 40 cm. Diameter pasir yang digunakan kira-kira 0,2-0,4 mm Jumlah bak penyaring minimal dua buah.Tabel 2.1 Perbedaan Kriteria Saringan Pasir Cepat dan Saringan Pasir Lambat

Sumber: UNIMUS, 2010C. Keunggulan dan Kelemahan Saringan Pasir Lambat Up FlowPengolahan air bersih menggunakan sistem saringan pasir lambat dengan arah aliran dari bawah ke atas mempunyai keuntungan antara lain :1. Tidak memerlukan bahan kimia, sehingga biaya operasinya sangat murah.2. Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan.3. Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses penyaringan berjalan secara fisika dan biokimia.4. Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat sederhana.5. Perawatan mudah karena pencucian media penyaring (pasir) dilakukan dengan cara membuka kran penguras, sehingga air hasil saringan yang berada di atas lapisan pasir berfungsi sebagai air pencuci. Dengan demikian pencucian pasir dapat dilakukan tanpa pengerukan media pasirnya.Teknologi saringan pasir lambat yang telah diterapkan di Indonesia biasanya adalah saringan pasir lambat konvensional dengan arah aliran dari atas ke bawah (down flow), namun dari pengalaman yang diperoleh ternyata terdapat beberapa kelemahan. Adapun beberapa kelemahan dari system saringan pasir lambat konvensional tersebut yakni antara lain :1. Jika air bakunya mempunyai kekeruhan yang tinggi, beban filter menjadi besar, sehingga sering terjadi kebutuan. Akibatnya selang waktu pencucian filter menjadi pendek.2. Kecepatan penyaringan rendah sehingga memerlukan ruangan yang cukup luas.3. Pencucian filter dilakukan secara manual, yakni dengan cara mengeruk lapisan pasir bagian atas dan dicuci dengan air bersih, dan setelah bersih dimasukkan lagi ke dalam bak saringan seperti semula.4. Karena tanpa bahan kimia maka tidak dapat digunakan untuk menyaring air gambutII.3 Mekanisme Penyaringan Saringan LambatLangkah awal dalam pengoperasian Saringan pasir lambat yaitu pertama-tama harus dilakukan dengan pengisian air dari dasar atau secara upflow dengan air bersih. Hal ini akan mendorong keluarnya udara yang masuk melalui pori-pori media. Kemudian operasi filtrasi dapat dimulai dan membutuhkan waktu beberapa minggu untuk membentuk lapisan Schmutzdecke dan menghasilkan kualitas effluent yang dapat diterima. Selama operasi air yang ada pada unit saringan pasir lambat ini harus selalu menggenangi media pasir untuk menjaga agar organisme yang ada pada permukaan lapisan pasir tidak mati. Proses pengaliran air baku ini dilakukan secara kontinyu, sehingga menyebabkan miokroorganisme tumbuh dengan sendirinya pada lapisan paling atas media pasir (Gambar 2.5). Pada lapisan Schmutzdecke akan terjadi proses pengurangan partikel tersuspensi, bahan organik, dan bakteri melalui proses oksidasi biologis maupun kimiawi.

Gambar 2.5 Diagram proses system saringan pasir lambat

Air baku dialirkan ke tangki penerima, kemudian dialirkan ke bak pengendap tanpa memakai zat kimia untuk mengendapkan kotoran yang ada dalam air baku. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan saringan pasir lambat dan kemudian dialirkan ke bak penampung air bersih.Jika air baku dialirkan ke saringan pasir lambat, maka kotoran-kotoran yang ada di dalamnya akan tertahan pada media pasir oleh karena adanya akumulasi kotoran baik dari zat organik maupun anorganik pada media filternya akan terbentuk lapisan (film) biologis. Dengan terbentuknya lapisan ini maka di samping proses penyaringan secara fisika dapat juga menghilangkan (impuritis) secara biokimia. Biasanya ammonia dengan konsentrasi yang rendah, zat besi, mangan dan zat-zat yang menimbulkan bau dapat dihilangkan dengan cara ini. Hasil dengan cara pengolahan ini mempunyai kualitas baik.Cara ini sangat sesuai untuk pengolahan air baku yang mempunyai kekeruhan yang rendah dan relatif tetap. Biaya operasi rendah karena proses pengendapan biasanya tanpa bahan kimia dan proses pencucian media saring dengan mengeruk lapisan pasir bagian atas dan dicuci dengan air bersih. Tetapi jika kekeruhan air baku cukup tinggi, pengendapan dapat juga memakai bahan kimia (koagulan) agar beban filter tidak terlalu berat.

II.4 Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Sederhana (IPAS) Saringan Pasir Lambat (SPL)II.4.1 Definisi IPASInstalasi pengolahan air sederhana, selanjutnya disingkat menjadi IPAS, adalah bangunan pengolah air baku yang mampu mengolah air dengan tingkat kekeruhan kurang dari 150 NTU menjadi air bersih melalui proses sederhana untuk pelayanan secara komunal.Istilah sederhana diartikan sebagai: (i) mudah dalam pelaksanaan pembuatan IPAS, (ii) murah dalam pembiayaan pembuatan IPAS, dan (iii) mudah dan murah dalam operasi dalam pemeliharaan.Saringan Pasir Lambat (SPL) adalah salah satu cara pengolahan air baku untuk menghasilkan air bersih, beroperasi secara gravitasi dan serempak terjadi proses biokimia dan proses biologi.Komponen solusi teknis IPAS terdiri dari: Bangunan pengambilan air baku Unit pengolahan fisik/kimia Perpipaan Pompa (untuk sistem pemompaan) Hidran Umum atau Terminal Air Sumber daya listrik (untuk sistem pemompaan)

Prasarana dan sarana yang membentuk SPAM Komunal Air Permukaan terdiri dari:1) Instalasi Pengolahan Air Sederhana (IPAS) adalah bangunan pengolahan air yang mampu mengolah air baku menjadi air bersih untuk pelayanan secara komunal.2) Bak pengendap adalah penadah air baku yang didalamnya terjadi proses pengendapan3) Saringan Kasar Naik Turun (SKNT) adalah wadah yang diisi dengan batu kerikil yang berfungsi sebagai penyaring dengan arah aliran naik turun4) Saringan Pasir Lambat (SPL) adalah wadah yang diisi pasir berfungsi menyaring dan atau menurunkan kekeruhan5) Hidran Umum (HU) adalah wadah penampung air bersih untuk masyarakat secara komunal6) Air permukaan adalah sumber air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, danau, waduk, kolam, rawa, embung.II.4.2 Spesifikasi TeknisSpesifikasi teknis SPAM Komunal meliputi spesifikasi alat dan bahan yang diperlukan dalam membangun prasarana dan sarana SPAM Komunal Air Permukaan.1. Persyaratan UmumDalam pembuatan IPAS harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:a. Bangunan IPAS harus kedap air.b. Kapasitas pengolahan maksimum 0,25 l/dt.c. Penempatan lokasi IPAS harus bebas dari genangan air.d. IPAS harus terjamin dalam kontinuitas pengolahan air bersih.e. Perlu adanya partisipasi masyarakat dan pengurus LKMD setempat dalam pelaksanaan pembangunan IPAS.f. Harus ada pengelola IPAS, dimana pengelola tersebut sebelumnya harus mendapatkan pelatihan tentang IPAS.2. Persyaratan TeknisPersyaratan:a. Tersedia air baku yang akan diolahb. Semua unit pelengkap lainnya direncanakan dengan kriteria yang berlakuc. Konstruksi dan bahan harus memenuhi SK SNI yang telah disahkand. Mudah untuk dioperasikan dan dirawate. Tersedia lembaga yang akan mengelola SPLf. Tersedia lahan untuk pembangunan/penempatan instalasi yang dapat memudahkan untuk pengoperasian dan perawatang. Penyimpangan dari tata cara ini diijinkan apabila dibuktikan dengan perhitungan dan atau percobaan yang dapat menghasilkan air bersih sesuai dengan baku mutu yang berlaku.a) Bangunan IPASa. Kekeruhan dibawah 50 NTU dengan kapasitas pengolahan 0,25 It/dtb. Tidak mempunyai lahan yang luasc. Unit-unit pengolahan terdiri dari: intake, sumur pengumpul, pompa, tangki penampung, SPLb) Bangunan PenyadapBangunan penyadap berupa bangunan peresapan yang terbuat dari batu kali/batu karang setinggi 1 meter atau untuk sungai yang dangkal setinggi 40 cm dari permukaan tanah.Bangunan penyadap berbentuk trapesium dengan lebar bagian bawah 40 cm dan lebar bagian atas 70 cm sepanjang kurang lebih 1,5 meter. Untuk mencegah tanah urugan masuk ke celah-celah batu resapan maka harus dilapisi dengan terpal plastik baru diurug dengan tanah dan dipadatkan.

Gambar 2.6 Bangunan Penyadap

Dengan adanya bangunan penyadap ini ranting-ranting dan daun-daun tidak ikut terbawa.

c) Sumur PengumpulBangunan sumur pengumpul bisa terbuat dari buis beton atau pasangan batu bata yang diplester. Bentuk sumur pengumpul bisa bulat juga bisa segi empat dengan diameter/lebar sumur 1 1,20 meter dan kedalaman minimal 1 meter lebih rendah dari dasar kolam penampung. Agar air masuk, maka sisi-sisi sumur pengumpul yang berhadapan dengan bangunan penyadap diberi lubang.d) PompaUnit pompa ini untuk menaikan air dari sumur pengumpul ke unit selanjutnya (tangki penampung, SKNT, SPL). Pompa yang digunakan 2 unit dimana 1 unit sebagai cadangan. Untuk kapasitas 0,25 l/dt pompa yang digunakan membutuhkan daya listrik antara 100 - 125 watt.

Gambar 2.7 Pompa

e) Tangki PenampungTangki penampung dapat terbuat dari serat kaca (fiberglass) atau plastik yang sudah jadi dengan kapasitas 2 - 4 m3. Tangki penampung ini terdiri dari: Pipa masuk yang berlubang-lubang untuk aerasi Pipa penguras diameter 2 inchi Kawat kasa yang berfungsi untuk aliran udara Pipa keluar yang dialirkan ke unit selanjutnya (SKNT, SPL)II.4.3 Perhitungan Dimensia. Kecepatan PenyaringanSPL mempunyai kecepatan penyaringan minimal 0,1 m/jam dan maksimal 0,4 m/jam.

b. Kebutuhan Harian MaksimumUntuk menaksir kebutuhan air bersih per orang per hari diberikan dalam tabel 2.2 berikut:Tabel 2.2. Kebutuhan air per orang per hari

Sumber: Purwos, dkk, 2012c. Luas permukaan bakLuas permukaan atas bak dihitung dengan persamaan:A= ..(1)Dengan:Q = Debit air baku (m3/jam)V = Kecepatan penyaringan (m/jam)A = Luas permukaan bak (m2)Dimana luas permukaan bak (A) = P x L .... (2)Dengan:P = Panjang bakL = Lebar bakPerbandingan panjang bak dengan lebar bak sebesar (1-2) : 1 ..(3)d. Jumlah bak efektifJumlah bak SPL minimal 2 buah.e. Kedalaman bakKedalaman bak saringan adalah jumlah dari tinggi bebas, tinggi air di atas media pasir, tebal pasir penyaring, tebal kerikil penahan dan underdrain, seperti pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Kedalaman Saringan Pasir Lambat

Sumber: SNI 3981:2008f. Media PenyaringKriteria bahan media penyaring sebagai berikut: Jenis pasir yang mengandung kadar SiO2 lebih dari 90% Ukuran efektif butiran minimal 0,2 mm dan maksimal 0,4 mm Ukuran keseragaman butiran minimal 2 dan maksimal 3 Berat jenis minimal 2,55 gr/cm3 dan maksimal 2,65 gr/cm3 Kelarutan pasir dalam air selama 24 jam kurang dari 3,0% beratnya Kelarutan pasir dalam HCl selama 4 jam kurang dari 3,5% beratnyag. Media PenahanKriteria bahan media penahan sebagai berikut: Jenis kerikil Berbentuk bulat Media penahan tersusun dengan lapisan teratas butiran kecil dan berurutan ke butiran kasar pada lapisan paling bawah; gradasi butir media kerikil dapat dilihat pada Tabel 2.4Tabel 2.4 Gradasi butir media kerikil

Sumber: SNI 3981:2008h. Air BakuAir baku sebagai bahan baku yang masuk ke bak SPL ditentukan sebagai berikut: Kekeruhan kurang atau sama dengan 50 mg/L SiO2 Oksigen terlarut lebih dari atau sama dengan 6 mg/L Total koliform kurang dari atau sama dengan 1000 per 100 mlDalam hal tingkat kekeruhan lebih dari 50 mg/L SiO2, oksigen terlarut kurang dari 6 mg/L dan total koliform lebih dariII.4.4 Perlengkapan Bak Saringan Pasir LambatA. Saluran masukan (inlet)Perencanaan inlet ditentukan sebagai berikut:1) Berbentuk saluran tertutup atau terbuka2) Dilengkapi dengan bak pembagi atau penenang air baku3) Dilengkapi dengan kran/katup untuk saluran tertutup dan pintu air ditambah sekat ukur untuk saluran terbuka4) Dilengkapi dengan penahan cucuran air baku di atas pasir penyaring supaya tidak merusak permukaan pasirB. Saluran keluaran (outlet)Perencanaan outlet ditentukan sebagai berikut:1) Saluran tertutup2) Dilengkapi dengan katup pengatur debit efluen3) Dilengkapi dengan alat ukur debit, direncanakan dengan standar yang berlaku4) Dilengkapi dengn pipa yang dapat mengalirkan filtrat dari outlet filter yang satu ke outlet filter yang lain. Pipa ini dihubungkan juga dengan pompa pada penampung air bersih (reservoir)5) Dilengkapi dengan bak penampung filtrat, dengan ketentuan bahwa permukaan air pada penampung filtrat minimal 5 cm dan maksimal 10 cm di atas permukaan media penyaringC. Saluran pengumpul bawah (underdrain)Perencanaan underdrain ditentukan sebagai berikut:1) Bentuk underdrain dapat berupa: Saluran, di atas saluran dipasang ubin atau batu belah Susunan bata cetak, slab beton pracetak, lantai beton berlubang, balok beton pracetak berlubang dan sebagainya Jaringan pipa manifol-lateral yang diberi lubang pada seluruh badan pipa2) Kedalaman minimal 30 cm dan maksimal 50 cm3) Kemiringan antara zona inlet dengan zona outlet minimal 1% dan maksimal 2% 4) Lantai dasarD. PelimpahPerencanaan pelimpah ditentukan sebagai berikut:1) Berbentuk saluran terbuka atau tertutup2) Dipasang pada zona inlet filter3) Permukaan ambang pelimpah tepat pada permukaan air maksimum filter yang bersangkutan4) Air dari pelimpah dapat dialirkan ke dalam tangki khusus, untuk kemudian dipompakan kembali ke dalam bak pembagi atau dibuang ke badan air penerimaE. PengurasPerencanaan penguras ditentukan sebagai berikut:1) Tampungan air direncanakan sebagai berikut: Dipasang tepat di bawah terjunan inlet dan di tengah kedua sisi memanjang filter Ambang tampungan kurang lebih 30 cm di bawah permukaan pasir penyaring maksimum Penampang atas tampungan diberi tutup Dihubungkan dengan pipa penguras dan dilengkapi dengan katup/kran2) Air kurasan dapat dialirkan ke dalam tangki khusus atau dibuang ke badan air penerimaII.4.5 Langkah-Langkah Pengerjaan Instalasi Saringan Pasir Lambat1. Air baku Lakukan penyeleksian air baku sebagai berikut : a) carilah data potensi air baku setempat; b) tentukan debit air baku maksimum, rata-rata dan minimum; c) catatlah data muka air baku maksimum dan minimum; d) kumpulkan data dan informasi mengenai hak guna air baku; e) periksa kualitas air baku. 2. Penentuan ukuran Ukuran dan jumlah bak. Lakukan pekerjaan berikut : a) tentukan kecepatan penyaring; b) hitunglah besar debit pengolahan; c) hitung luas permukaan bak; d) tentukan jumlah bak dengan minimal 2 bak; e) tentukan kedalaman bak seperti pada Tabel 2.2 Perlengkapan bak saringan a) tentukan saluran masukan (inlet), saluran keluaran (outlet), saluran pengumpul bawah (underdrain), pelimpah, penguras dan tinggi bebas (freeboard); b) tentukan tipe pencucian pasir penyaring. 3. Media penyaring dan penahan Media penyaring. Lakukan pekerjaan sebagai berikut : a) identifikasi potensi pasir lokal; b) periksa kualitas pasir; c) tentukan gradasi pasir dengan analisis ayakan. Media penahan, Lakukan pekerjaan berikut : a) identifikasi potensi kerikil; b) tentukan kualitas kerikil; c) tentukan gradasi kerikil dengan analisis ayakan. 4. Lahan Instalasi Lakuan pekerjaan berikut : a) tentukan kebutuhan lahan untuk menempatkan instalasi, kantor, rumah jaga dan lain-lain; b) carilah data topografi, geologi berdasarkan ketentuan yang berlaku. 5. Pembiayaan Lakukan pekerjaan berikut : a) carilah daftar harga bahan lokal; b) hitunglah volume pekerjaan berdasarkan ketentuan yang berlaku; c) hitunglah biaya pembangunan saringan pasir lambat.II.4.6 Pembersihan dan Perawatan SPLAliran air umpan pada saringan pasir dapat dikontrol dengan baik oleh katup inlet dan outlet yang diatur secara harian. Apabila headloss yang melalui saringan telah mencapai nilai maksimal yang diijinkan (head 1,0 1,5 m), maka lapisan atas media pasir harus dikeruk sekitar 1,5 2 cm dan operasional dapat dilanjutkan kembali. Lapisan Schmutzdecke dapat berkembang kebawah hingga ketebalan 2 cm, dan membuat kinerja saringan pasir lambat berjalan tidak signifikan. Pembersihan dalam saringan dilengkapi dengan sejumlah mekanisme yaitu penyaringan, sedimentasi, flokulasi, mekanisme kimia dan fisika lainnya. Secara umum mekanisme yang paling dominan adalah difusi dan sedimentasi. saringan pasir lambat berjalan melalui fase pematangan selama beberapa minggu setelah dimulai. Selama fase ini banyak microbial zoogleal atau gelatinous yang tumbuh dengan sendirinya dilapisan atas saringan. Pada lapisan ini banyak terjadi pembentukan partikel koloid. Setelah beberapa lama, kerusakan meningkat ke ujung kasar dan lapisan kecil pada medium telah menimbulkan pengikisan pada ujung atas saringan. Pertumbuhan biologis meluas ke bawah lapisan yang rusak dan kinerja saringan tidak terganggu.Siklus ini akan berulang-ulang, sehingga tersisa ketebalan minimum pada medium saringan, sehingga perlu dibersihkan. Pertumbuhan biologis dalam saringan bisa sangat mempengaruhi kinerja saringan dan mekanisme pembersihannya. Saringan pasir lambat yang beroperasi dengan baik akan menyisihkan hampir 98 - 99,5 % dari jumlah bakteri yang terdapat dalam air baku dimana dalam saringan sudah terbentuk suatu lapisan tipis pada permukaan pasir, yang sudah terbentuk setelah lebih kurang selama 2 minggu. Lapisan tipis ini disebut dengan lapisan Schmutzdecke.Lapisan Schmutzdecke secara biologi merupakan lapisan media yang sangat aktif, yaitu dapat menyisihkan bahan-bahan organik tersuspensi dan mikroorganisme dengan proses biodegradasi dan proses-proses lainnya. Lapisan ini terdiri atas lapisan mikroba yang tumbuh dan berkembang biak. Bakteri, protozoa dan mikroorganisme besar lainnya seperti helminthes dan materi mengapung sangat banyak dilapisan ini. Kandungan E. Coli dalam air baku dapat dikurangi sebesar 102 103. Kista Giardia dan Crytosporidium dapat dibersihkan dengan tingkatan mendekati sempurna (99,9%) dalam operational saringan pasir lambat yang sempurna. Pada lapisan Schmutzdecke ini paling banyak terjadi penguraian atau pengurangan partikel tersuspensi, bakteri dan bahan organik. Namun setelah beberapa lama pengoperasian headloss akan meningkat sehingga harus dilakukan pencucian dan pengurangan lapisan Schmutzdecke pada permukaan saringan dengan dikeruk.Pada negara-negara beriklim tropis paling cocok menggunakan saringan pasir lambat, dikarenakan pada iklim tropis mempunyai suhu yang hangat sehingga akan membantu keaktifan dan keefisienan dari lapisan Schmutzdecke. Sedangkan untuk daerah yang memiliki 4 musim filter harus ditutup untuk menjaga pertumbuhan bakteri dan mikroba pada lapisan Schmutzdecke ini pada musim dingin.Kekeruhan air umpan sebaiknya kurang dari 50 NTU agar operasional saringan tidak terganggu, akan tetapi bila nilai kekeruhan melebihi angka itu dapat ditoleransi dengan waktu operasi yang pendek. Juga dapat dilakukan tindakan pretreatment seperti pembersihan sedimentasi atau memperkasar ukuran saringan.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pengoperasian saringan pasir lambat dengan arah aliran dari atas ke bawah antara lain yakni : Kecepatan penyaringan harus diatur sesuai dengan kriteria perencanaan. Jika kekeruhan air baku cukup tinggi sebaiknya kecepatan diatur sesuai dengan kecepatan disain mimimum. Pencucian media penyaring (pasir) pada saringan awal (pertama) sebaiknya dilakukan minimal setelah 1 minggu operasi, sedangkan pencucian pasir pada saringan ke dua dilakukan minimal setelah 3 - 4 minggu operasi. Pencucian media pasir dilakukan dengan cara membuka kran penguras pada tiap-tiap bak saringan, kemudian lumpur yang ada pada dasar bak dapat dibersihkan dengan cara mengalirkan air baku sambil dibersihkan dengan sapu sehingga lumpur yang mengendap dapat dikelurakan. Jika lupur yang ada di dalam lapisan pasir belum bersih secara sempurna, maka pencucian dapat dilakukan dengan mengalirkan air baku ke bak saringan pasir tersebut dari bawah ke atas dengan kecepatan yang cukup besar sampai lapisan pasir terangkat (terfluidisasi), sehingga kotoran yang ada di dalam lapisan pasir terangkat ke atas. Selanjutnya air yang bercampur lumpur yang ada di atas lapisan pasir dipompa keluar sampai air yang keluar dari lapisan pasir cukup bersih.Pencucian Media Filter1. Pencucian media filter dilakukan apabila filter telah clogging, hal ini terihat dengan kecepatan filtrasinya telah menurun. Hal ini menandakan bahwa media filter tidak dapat lagi menampung flok-flok pengotor yang ada, sehingga muka air media terus naik.2. Pada saat pencucian filter akan berlangsung, maka harus dipastikan bahwa air yagn ada dalam reaktor telah tidak ada.3. Setelah air didalam reaktor telah habis atau berkurang maka lapisan Schmutzdecke yang tebal dapat dikeruk. Lapisan Schmutzdecke ini dikeruk 0.5 - 2 cm.4. Setelah lapisan Schmutzdecke dikeruk, kemudian filter dapat dioprasikan kembaliII.4.7 Contoh Pelaksanaan Pembangunan SPL1. Penggalian jalur pipa air baku dan pipa distribusiJalur galian pipa sedalam 75 cm dan sepanjang 300 meter menggunakan pipa PVC dengan diameter 4 inchi.

Gambar 2.8 Profil sumber air baku, sitem perpipaan, unitPengolahan air, dan daerah pelayanan air bersih

2. Bangunan penangkap airBangunan penangkap air berfungsi sebagai penampung air sementara,sebelum air dialirkan kedalam unit sarpalam. Penampung ini di desainsedemikian rupa, segingga kotoran mengambang dan pasir tidaak terbawa masuk kedalam pipa penangkap air dan unit sarpalam tetap bersih. Pada bagian awalnya dilengkapi dengan pipa PVC berpori cabang tiga yang ditanam didalam kerikil ukuran ukuran 2-3 cm. dengan demikian air yang masuk kedalam bangunan penangkap air sudah bersih dan terbebas dari kotoran mengambang.Bangunan penangkap air ini juga dilengkapi dengan dua buah keran pengatur dan saringan. Keran pertama, berfungsi sebagai pengatur dan saringan. Keran pertama berfugsi sebagai pengatur laju aliran air baku dan keran kedua berfungsi sebagai keran penguras yang dapat digunakan pada saat pembersihan bak penangkap air baku. Secara berkala bak penangkap air ini harus dibersihkan. Untuk memudahkan pembersihan keran pertama harus ditutup dan keran kedua dibuka, dengan demikian pembersihan akan mudah dilakukan (Gambar 2.7).

Gambar 2.9. bangunan penangkap air baku, (a) dari atas, (b) dari samping

3. Bangunan fisikUnit ini terdiri secara gais besar terdiri dari 3 bak utama. Bak pertama berfungsi sebagai Tempat masuknya air baku dan penyaring tahap pertama. Beban penyaringan bak pertama lebih berat dibandingkan bak kedua. Oleh karena itu dalam standard desain ukuran pasirnya lebih besar sehingga tidak mudah tersumbat. Sedangkan bak kedua berfungsi sebagai tempat penampungan hasil penyaringan bak pertama dan dilengkapi oleh saringan pasir yang ukurannya lebih halus. Bak ketiga berfungsi sebagai tempat penampungan hasil proses dari bak pertama dan kedua. Ba ketiga ini dilengkapi dengan kran pengatur. Air dari bak ketiga ini siap untuk didistribusikan.Pada bak pertma terdapat dua buah kran pengatur yang berfungsi sebagai pengatur laju aliran yang masuk kedalam unit pengolahan air. Unit sarpalam up flow merupakan sistem penyaringan ganda, dimana pada bagiantengahnya terbelah menjadi dua, sehingga apabila satu bagian kotor atau dalam perbaikan, maka bagian lainnya masih dapat berfungsi.Untuk proses pengolahan dengan sistem saringan pasir lambat membutuhkan waktu untuk tumbuhnya mikrobiologi pada butiran pasirnya, sehingga prosesnya diperkirakan akan berjalan efektif kurang lebih satu sampai 2 bulan kemudian.4. Media filterMedia filter yang digunakan dalam unit sarpalam unit flow ini adalah pasir dan kerikil. Pada bak pertama kerikil yang digunakan adalah ukuran 2-3 cm dan pasirnya kasar, sedangkan bak kedua kedua kerikilnya sama ukurannya dan pasirnya lebih halus. Tebal media total adalah 1 meter. Volume media pada bak pertama sebesar 20 m3, sedangkan pada bak kedua sebesar 30 m3. Kecepatan aliran dari bak pertam direncanakan adalah 6 m3/m2/hari, sedangkan bak kedua adalah 4 m2/m3/ hari. Dalam pengisian media perlu diperhitungkan penyusutan akibat pencucian dan pemadatan.Pengisian membutuhkan waktu 4 hari dan pencucian 2 hari. Sedangkan pencucian media menggunakan air baku yang dialirkan dari bagian bawah media. Dalam proses pencucian media dibantu dengan pompa air berkapasitas 600 liter/menit. Penggunaan pompa dimaksudkan untuk mempercepat pekerjaan, terutama untuk menyedot kotoran-kotoran yang mengambang.5. Sistem pencucian dan air limpasanMedia filter dapat tersumbat, terutama jika air baku terlalu banyak mengandung padatan tersuspensi. Jika hujan besar, biasanya sungai airnya eras dan airnya keruh. Pada kondisi ini media filter cepat jenuh dan perlu untuk dilakukan pencucian. Sistem sarpalam up flow dilengkapi dengan 6 keran pencucian dan 2 jalur air limpasan. Keran pencucian berfungsi sebagai keran penguras untuk membersihkan kotoran yang terdapat pada bagian dasar media. Pembersihan media sendiri dapat dilakukan dengan memperbesar aliran masuk, sehingga terjadi aliran yang berlebihan pada butiran pasir dan biasanya kotoran halusnya akan mengambang. Kotoran yang mengambang akan terbuang melalui jalur limpasan atau dihisap dengan menggunakan pompa hisap jika diperlukan. Air buangan hasil pencucian masuk kedalam saluran pembuangan dan langsung masuk ke selokan didaerah persawahan.6. Sistem distribusiJaringan distribusi utama menggunakan pipa PVC dengan diameter 3 sepanjang 270 m. distribusi dilakukan secara gravitasi.II.4.8 DistribusiDistribusi dan pelayanan air minum dari bangunan SPL kepada masyarakat dapat dilaksanakan melalui sistem pengaliran gravitasi atau perpompaan sesuai dengan kondisi daerah setempat dengan pelayanan dapat melalui Hidran Umum (HU), Sambungan Rumah Murah (SRM) atau Terminal Air (TA).II.4.9 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penyaringana. Susunan lapisan pasir1. Luas permukaan lapisan pasirKehadiran dari suatu lapisan tipis yang disebut schmuztdecke yang berada di permukaan lapisan pasir dan di dalamnya terdapat berbagai macam jasad renik; zat organik akan mengisi atau menutupi celah-celah dari pasir sekitar 0,5 sampai 2 cm dari ketebalan lapisan pasir maka semakin banyak lapisan schmuztdecke yang akan terbentuk.2. Ketebalan lapisan pasirSemakin tebal lapisan pasir, semakin luas permukaan partikel-partikel dan semakin besar jarak yang harus ditempuh sehingga air yang dihasilkan semakin baik kualitasnya. Ketebalan lapisan pasir yang standart untuk digunakan sebagai media penyaringan adalah 50 - 60 cm.3. Diameter butiranSemakin kecil diameter butiran pasir menyebabkan semakin kecil celahcelah butir pasir makin kecil, sehingga akan meningkatkan efektifitas penahanan partikel. Ukuran efektifitas untuk diameter yang akan digunakan dalam saringan pasir lambat antara 0,3 - 1 mm.4. Jenis pasirJenis pasir yang baik adalah pasir yang mengandung senyawa kimia SiO2 (silika oksida). Semakin tinggi kandungan SiO2 dalam pasir akan semakin meningkatkan tingkat kekerasan pasir.5. Lama pemakaian media saringBila proses pemakaian penyaringan sudah tidak lancar maka pasir harus dicuci kembali

b. Suhu airTemperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat mempengaruhi pula reaksi kimia dalam pengolahan, terutama apabila temperatur tersebut sangat tinggi.c. Kecepatan penyaringanKecepatan penyaringan akan mempengaruhi masa operasi filter, agar masa operasi saringan dapat diperpanjang, diperlukan tekanan pada pada lapisan pasir dengan menambah ketinggian air diatas lapisan media saring. Kecepatan penyaringan pada saringan pasir lambat adalah 0,1-0,2 m/jam hal ini dikarenakan dalam penyaringan pasir lambat tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga lama.d. Kualitas air bakuJika air baku mempunyai kekeruhan yang tinggi maka harus dilakukan proses pendahuluan sebelum dilakukan proses penyaringan.

BAB IIIPENUTUPIII.1 Kesimpulan1. Saringan pasir lambat adalah bak saringan yang menggunakan pasir sebagai media filter dengan ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan kuarsa yang tinggi.2. Jenis-jenis saringan pasir lambat:a. Saringan pasir lambat down flowb. Saringan pasir lambat up flow3. Pengolahan air dengan saringan pasir lambat memiliki kehandalan dalam berbagai hal yaitu keefektifan pengolahan dalam mengurangi beberapa parameter serta pengoperasian dan perawatannya yang mudah dan murah. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian saringan pasir lambat agar mencapai pengolahan yang efektif adalah kecepatan filtrasi, kualitas air yang akan diolah, dan kontinuitas dari pengoperasian. Perawatan secara berkala dengan metode scrapping juga penting untuk dilakukan untuk tercapainya pengolaahan air yang efektif.

III.2 Saran1. Untuk mengetahui lebih detail mikroba yang lolos saringan pasir lambat perlu dilakukan analisa lanjutan untuk mengetahui mikroba yang menguntungkan dalam media air, sehingga dapat diketahui jenis mikroba apa saja yang dapat tersaring saringan pasir lambat.2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti efek dari jenis pasir dan ukuran butiran terhadap pengurangan jumlah E-coli

DAFTAR PUSTAKARidwan, Muhammad http://ladawanpiazza.blogspot.com/2009/04/sistem-pengolahan-air.htmlAnonim . 2013 . Teknologi Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Saringan Pasir Lambat Up Flow . [online].(http://arykuss13024.blog.teknikindustri.ft.mercubuana.ac.id/?p=19, diakses pada tanggal 06 desember 2014)http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-laelanurch-5154-3-bab2.pdfMunandar, Agung. 2012. Saringan Pasir Lambat Up Flow. http://www.bapelkescikarang.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=538:saringan-pasir-lambat-up-flow&catid=71:teknologi-tepat-guna-kesehatan-lingkungan&Itemid=302. 07 Desember 2014.

Nusa Idaman Said dan Arie Herlambang. 1999. Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Saringan Pasir Lambat Up Flow. Kelompok Teknologi Pengolahan Air Bersih dan Limbah Cair. BPPT-Lingkunga. Jakarta.Badan Standardisasi Nasional. SNI 3981:2008.

Mahdi, Ibnu Mirdad. 2011. Pengaruh Ketebalan Dan Diameter Media Saringan Pasir Lambat Untuk Mengolah Air Pdam Ditinjau Dari Parameter E.Coli, Zat Organik Dan Deterjen. ITS : Surabaya.

Utomo, Sudiyo,dkk . 2012. Desain Saringan Pasir Lambat Pada Instalasi Pengolahan Air Bersih (Ipab) Kolhua Kota Kupang. Universitas Nusa Cendana.

Subekti, Purwo, dkk .2012. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Bersih Dengan Saringan Pasir Lambat Up Flow Di Kampus Universitas Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulupropinsi Riau

Soeprijanto, dkk.Pengolahan Tersier Air Limbah Industri Menggunakan Metode Saringan Pasir Lambat. ITS : Surabaya.

http://aimyaya.com/id/teknologi-tepat-guna/saringan-pasir-lambat-spl/.Diakses 7 Desember 2014

http://www.slideserve.com/taite/teknologi-pengolahan-air-bersih-dengan-proses-saringan-pasir-lambat-up-flow. Diakses 7 Desember 2014

http://www.slideserve.com/taite/teknologi-pengolahan-air-bersih-dengan-proses-saringan-pasir-lambat-up-flow. Diakses 7 Desember 2014https://www.academia.edu/7555209/PERENCANAAN_INSTALASI_PENGOLAHAN_AIR_BERSIH_DENGAN_SARINGAN_PASIR_LAMBAT_UP_FLOW_DI_KAMPUS_UNIVERSITAS_PASIR_PENGARAIAN_KABUPATEN_ROKAN_HULUPROPINSI_RIAUNusa Idaman Said dan Heru Dwi Wahyono, 1999, Teknologi Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Saringan Pasir Lambat, Kelompok Teknologi Pengolahan Air Bersih dan Limbah Cair, BPPT- Lingkungan, Jakarta. Nusa Idaman Said dan Arie Herlambang, 1999,Pengolahan Air Bersih Dengan Proses Saringan Pasir Lambat Up Flow, Kelompok Teknologi Pengolahan Air Bersih dan Limbah Cair, BPPT- Lingkungan, Jakarta. Reynold, D.T., 1982, Unit Operation & Processes in Environmental Engineering, Brooks/coleEngineering Division, Monterey, California. Safira Astari dan Rofiq Iqbal, 2009, Kehandalan Saringan Pasir Lambat Dalam Pengolahan Air. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB. Sarbidi,1988, Operasi dan perawatan pengolahan air bersih sistem saringan pasir lambatpada PDAM Purwakarta. Laporan Penelitian Lapangan, Puslitbang Permukiman DPU, Jakarta. Sularso dan Haruo Tahara, 1983, Pompa dan Kompresor, Pradnya Paramita, Jakarta. Susumu Kawamura. 1991, Integrated Design of Water Treatment Facilities, New York London, Jhon Wiley & Sons, Inc. SNI 3981:2008, Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat, BSN, Jakarta. SNI 03. 3981:1995, Tata Cara Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat, BSN, Jakarta. SNI 03.3982:1995,Tata Cara Pengoperasian dan Perawatan Instalasi Saringan Pasir Lambat, BSN, Jakarta.