sarinarulita93.blog.binusian.orgsarinarulita93.blog.binusian.org/files/2014/06/...BAGI-PER… ·...
Transcript of sarinarulita93.blog.binusian.orgsarinarulita93.blog.binusian.org/files/2014/06/...BAGI-PER… ·...
BRAND IMAGE SEBAGAI ASET PENTING BAGI PERUSAHAAN
Jurusan Sistem Informasi
Paper Topik – Topik Lanjutan Sistem Informasi
Semester Genap Tahun 2014/2015
Oleh
Antony Budianto 1501171005
Delvin Pratama 1501178365
Sari Narulita 1501179525
Ricky Heng Dwianto 1501182210
Ida Bagus Asmara Putra 1501183011
Clinton Wilianto 1501183150
Kelompok : 2
Kelas : 06 PDM
Universitas Bina Nusantara
Jakarta
2013
DAFTAR ISI
Soft Cover ……………………………………………………………………………………. 1
Daftar isi …………………………………………………………………………………….... 2
Abstrak ……………………………………………………………………………………….. 3
Bab 1 Pendahuluan …………………………………………………………………………... 4
Bab 2 Landasan Teori ………………………………………………………………………... 8
Bab 3 Pembahasan …………………………………………………………………………… 19
Bab 4 Kesimpulan ……………………………………………………………………………. 23
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………... 24
Daftar Riwayat Hidup .……………………………………………………………………….. 25
2
BRAND IMAGE SEBAGAI ASET PENTING BAGI PERUSAHAAN
Antony Budianto 1501171005
Delvin Pratama 1501178365
Sari Narulita 1501179525
Ricky Heng Dwianto 1501182210
Ida Bagus Asmara Putra 1501183011
Clinton Wilianto 1501183150
Universitas Bina Nusantara
ABSTRAK
Tujuan dari penulisan ini adalah menganalisa betapa pentingnya brand image untuk setiap
produk yang dimiliki oleh perusahaan besar. Karena brand image menjadi suatu ukuran untuk
kualitas dari produk itu sendiri. Brand image bukan hanya sekedar nama, tanda, istilah, atau
simbol. Tapi, brand image adalah suatu hal penting dimana perusahaan secara konsisten
memberikan fitur, manfaat dan layanan kepada para pelanggan. Suatu hal inilah yang membuat
masyarakat luas mengenal merek tersebut lebih dari merek yang lain. Metodologi analisa yang
kami gunakan adalah implementasi sensory branding. Hasil yang dicapai adalah sudah mulai
banyaknya perusahaan yang menjaga brang image perusahaan untuk memberikan hak milik
terhadap produk yang dimilikinya supaya produknya tersebut tidak dapat diakui secara langsung
oleh perusahaan lain, karena sudah memiliki kekuatan hukum. Simpulan dari pembuatan paper
ini adalah dengan adanya brand image yang digunakan oleh perusahaan akan mempermudah
perusahaan untuk mengakui produknya sebagai hak miliknya tanpa ditiru oleh perusahaan lain.
Dan juga dengan adanya brand image tentunya akan meningkatkan nama dari produk tersebut
dan customer lebih mengetahui kualitas dari produk tersebut, selain itu produk tersebut juga
sudah diakui sehingga customer akan lebih banyak mengkonsumsi produk yang sudah diakui
tersebut.
Kata kunci: Brand Image, Produk, Customer, Implementasi Sensory Branding, Perusahaan
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, membuat perusahaan-perusahaan
berusaha mencari strategi yang tepat dalam memasarkan produknya. Perusahaan dituntut harus
mampu bersikap dan bertindak secara cepat dan tepat dalam menghadapi persaingan di
lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan penuh dengan ketidakpastian. Oleh karena
itu, setiap perusahaan dituntut bersaing secara kompetitif dalam hal menciptakan dan
mempertahankan konsumen yang loyal, yaitu salah satunya melalui persaingan merek (brand)
untuk memberikan citra khusus bagi konsumennya.
Saat ini, persaingan perusahaan dalam memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada
produk, melainkan dengan merek dari produk tersebut yang dapat memberikan citra khusus bagi
pemakainya. Pada tingkat persaingan rendah, merek mungkin hanya sekedar membedakan antara
satu produk dengan yang lainnya atau bisa disebut merek hanya digunakan sebagai sekedar nama.
Sedangkan pada tingkat persaingan tinggi, merek memberikan kontribusi yang besar dalam
menciptakan dan menjaga daya saing sebuah produk. Merek akan dihubungkan dengan citra
khusus yang mampu memberikan hal-hal tertentu dalam ingatan konsumen. Merek merupakan
aset perusahaan yang paling bernilai dimana setiap perusahaan perlu menyadari hal tersebut.
Kekuatan sebuah merek ditandai dengan kemampuannya untuk bertahan di masa yang sulit
sekalipun. Keunggulan bersaing merupakan nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan untuk
konsumennya.
Merek (brand) bukan hanya sekedar nama, tanda, istilah, atau simbol. Tapi, merek adalah
suatu hal penting dimana perusahaan secara konsisten memberikan fitur, manfaat dan layanan
kepada para pelanggan. Suatu hal inilah yang membuat masyarakat luas mengenal merek tersebut
lebih dari merek yang lain. Pemasaran modern bertumpu pada penciptaan merek-merek yang
bersifat membedakan sehingga dapat memperkuat citra merek perusahaan. Semua perusahaan
ingin membangun ekuitas merek yang kuat, karena adanya hubungan positif antara ekuitas merek
yang kuat dengan keuntungan yang tinggi dan memberi laba bersih bagi perusahaan. Perang
pemasaran akan menjadi perang antar merek, suatu persaingan dengan dominasi merek di
pasaran. Perusahaan akan menyadari pentingnya merek sebagai aset perusahaan yang paling
bernilai yang akan digunakan sebagai cara untuk menguasai pasar.
4
Tingkat pergerakan lingkungan, terutama perkembangan teknologi yang sangat cepat,
juga mengharuskan perusahaan membangun kekuatan dalam hal aksesbilitas dan adaptabilitas.
Kekuatan aksesbilitas adalah kemampuan perusahaan dalam mendapatkan informasi dan juga
memberikan kesempatan pihak eksternal untuk memberikan informasi, dimana informasi tersebut
akan diintegrasikan dengan aset dan skill yang ada dalam perusahaan sehingga memperoleh
sumber untuk membangun keunggulan kompetitif. Sedangkan kekuatan adaptabilitas adalah
kemampuan perusahaan untuk segera mungkin menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan
keinginan pihak-pihak yang mempunyai kekuatan pengaruh terhadap pasar. Dengan adanya
analisis terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan dapat meningkatkan daya invoasi
perusahaan.
Dalam meningkatkan penjualan, kesadaran dan image sebuah merek dan reputasi jasa
mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli. Pada konteks ini, citra yang baik yang
ditampilkan perusahaan kepada konsumennya melalui reputasi atau merek mampu memberikan
sikap dan kepercayaan yang tinggi dari konsumen terhadap produk perbankan yang dapat
menimbulkan rasa puas dari pelanggan.
Citra merek adalah citra tentang suatu merek yang dianggap sebagai sekelompok asosiasi
yang menghubungkan pemikiran konsumen terhadap suatu nama merek. Faktor-faktor
pembentuk citra merek adalah tipe asosiasi merek, keuntungan asosiasi merek, kekuatan asosiasi
merek, dan keunikan asosiasi merek. Jadi citra merek yang positif diciptakan oleh suatu asosiasi
merek yang kuat, unik dan baik. Citra merek yang dibangun dari asosiasi merek ini biasanya
berhubungan dengan informasi yang ada dalam ingatan dengan sesuatu yang berhubungan
dengan jasa atau produk tersebut. Konsumen akan mengembangkan suatu kepercayaan akan
merek. Kepercayaan konsumen akan merek tertentu dinamakan citra merek. Kepercayaan
konsumen ini akan bervariasi sesuai dengan citra yang sebenarnya sampai konsumen suatu saat
tiba pada sikap preferensi ke arah alternative merek melalui prosedur evaluasi tertentu. Salah satu
prosedur yang mempengaruhi evaluasi itu adalah kepercayaan merek atau citra merek.
Dampak dari citra merek yang tinggi dari pelanggan akan semakin meningkatkan persepsi
yang positif dari pelanggan. Persepsi adalah cara orang memandang dunia ini. Dengan demikian
persepsi seseorang akan berbeda dari yang lain. Cara memandang dunia sudah pasti dipengaruhi
oleh sesuatu dari dalam dan dari luar seseorang. Stimulus adalah input bagi proses baik internal
maupun eksternal. Stimulus adalah input apapun yang masuk kedalam indera. Sumber stimulus
5
produk, packaging, nama merek, iklan, dan promosi. Persepsi pelanggan dapat diukur melalui
melalui berbagai cara, misalanya trend setter, pengiriman barang on time dan sebagainya.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup paper ini akan dibatasi pada:
- Menjelaskan tentang brand image.
- Menjelaskan pentingnya brand image bagi perusahaan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang
brand image dan menjelaskan pentingnya brand image bagi perusahaan.
1.4 Metodologi Penulisan
Dalam penyusunan paper ini, metodologi yang digunakan adalah Implementasi Sensory
Branding.
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Brand
Menurut Kotler, Brand (merek) adalah istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari
semuanya ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan produk atau jasa dari seorang atau
sekelompok penjual, yang membedakan produk/jasa tersebut dengan produk lain terutama produk
saingannya. Merek merupakan salah salah satu bagian terpenting dari suatu produk. Merek dapat
menjadi suatu nilai tambah bagi produk baik itu produk yang berupa barang maupun jasa.
Sebagai contohnya: Terdapat 2 buah botol parfum yang diisi dengan jenis parfum yang sama baik
dalam hal kualitas maupun kuantitas, maka parfum yang diberi merek akan lebih dianggap
bernilai, lebih bagus dan lebih berkualitas dibandingkan dengan parfum yang tidak diberi merek.
Nilai tambah ini sangat menguntungkan bagi perusahaan. Karena itulah perusahaan berusaha
terus memperkenalkan merek yang dimilikinya dari waktu ke waktu, terutama konsumen yang
menjadi target pasarnya.
Merek adalah suatu simbol rumit yang dapat menyampaikan hingga enam tingkat
pengertian sebagai berikut:
Atribut: suatu merek dapat mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.
Manfaat: atribut-atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.
Nilai: suatu merek juga mengatakan sesuatu tentang nilai.
Budaya: suatu merek mungkin juga melambangkan budaya tertentu.
Kepribadian: suatu merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu.
Pemakai: suatu merek menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan
suatu produk.
Elemen- elemen dari merek adalah:
Nama
Logo
Symbol
Desain
7
Slogan
Kemasan
Menurut Durianto, elemen merek memiliki tiga bagian penting, yaitu:
Brand Platform. Brand flatform adalah suatu blue print perencanaan merek yang strategis
yang meliputi visi dan misi merek, serta wilayah kekuasaan dari suatu merek dan lain-
lain.
Brand identity and naming. Brand identity mengidentifikasikan keunikan dan differensiasi
suatu merek, sehingga suatu merek akan diidentifikasikan berbeda dengan merek pesaing.
Berikut adalah tugas penting dalam mengelola brand identity:
Mengembangkan nama merek yang tepat dan berbeda danmencerminkan strategi.
Mengembangkan sistem identifikasi visual yang komprehensif yangmeliputi
grafik, lingkungan dan produk.
Mengembangkan brand identity dalam proses pembedaan dengan merek pesaing
terutama dikaitkan dengan brand association.
Brand Communication. Suatu merek harus dapat dikomunikasikan dengan terencana dan
strategi, artinya bahwa seluruh aspek kreatif dalam komunikasi harus disesuaikan dengan
platform merek, sehingga komunikasi merek in-line dengan platform mereknya. Jadi
komunikasi harus diarahkan untuk melayani merek, bukan produknya sehingga tercipta
brand differentiation, bukan product differentiation.
Terdapat tiga komponen utama yang tergabung menjadi satu, yang menentukan kekuatan
dari sebuah merek. Merek yang kuat adalah:
Merek yang khusus: yakni merek yang mewakili sesuatu. Merek tersebut mewakili suatu
sudut pandang.
Merek yang relevan: apa yang diwakili merek tersebut, terkait dengan apa yang dianggap
penting oleh orang lain.
Merek yang konsisten: orang menjadi yakin dalam suatu hubungan berdasarkan kepada
konsistensi perilaku yang mereka rasakan atau amati.
Terdapat empat pilihan strategi merek yang sering digunakan oleh perusahaan, yaitu:
Merek baru. Menggunakan merek baru untuk kategori produk baru.
Perluasan Lini. Menggunakan merek lama untuk kategori produk lama.
8
Perluasan merek. Menggunakan merek yang sudah ada untuk produk baru, atau
strategimenjadikan semua produk memilki merek yang sama.
Multi-merek. Menggunakan merek baru untuk kategori produk lama. Dalam pendekatan
iniproduknya sama tetapi memiliki merek yang berbeda, sehingga sebuahperusahaan bisa
memiliki beberapa merek untuk produk yang sama.
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan elemen merek:
Mudah diingat. Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah diingat, dan
disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya menarik, unik
sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi.
Memiliki makna. Artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna maupun
penjelasan/deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini dapat mempengaruhi konsumen
untuk mengkonsumsi produk tersebut. Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa:
Informasi umum tentang kategori dan isi dari produk.
Informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan manfaat dari
produk.
Menarik dan lucu. Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan
variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya akan visualisasi dan
imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah desain yang menarik dan lucu.
Fleksibel. Artinya elemen merek dapat dimengerti dan tetap dapat diterima oleh
daerah/pasar, bahkan budaya lain. Nama yang digunakan pun tidaklah terlalu sulit untuk
diterjemahkan. Seringkali pemilihan elemen merek mudah diingat oleh masyarakat lokal,
namun sangatlah sulit dimengerti oleh masyarakat lain. Hal ini tentunya akan
menghambat produsen untuk masuk dalam pasar yang baru.
Legal. Artinya brand elemen tersebut sah menurut hukum dan undang-undang yang
berlaku, sehingga berada di bawah perlindungan hukum.
9
Hal-hal yang berkaitan erat dengan merek adalah:
Nama merek (brand name), yaitu bagian dari suatu merek yang dapat diucapkan atau
dilafalkan. Contoh: Audi, Disneyland, Apple, dan sebagainya.
Tanda merek (brand mark), yaitu bagian dari merek yang dapat dikenali, namun tidak
dapat dibaca atau diucapkan. Tanda merek ini berupa logo, simbol, warna, gambar,
desain.
Faktor-faktor yang mendasari pemberian nama merek sebuah produk antara lain:
Pemberian nama berdasarkan pencipta produk. Contoh: Estee Lauder Cosmetics, Orville
Redenbacher Popcorn.
Pemberian nama berdasarkan tempat. Contoh: Surabaya Plaza Hotel, British Airways,
Sante Fe Cologne.
Pemberian nama berdasarkan nama hewan / burung. Contoh: Mustang Automobiles.
Pemberian nama berdasarkan obyek/benda tertentu. Contoh: Apple Computers.
Pemberian nama berdasarkan arti/makna produk tersebut, yang berarti nama menjelaskan
keberadaan produk yang dipasarkan. Contoh: Just Juice.
Pemberian nama berdasarkan fungsi atau kegunaan produk. Contoh: Mop and Glo Floor
Cleaner.
Karakter brand supaya menjadi brand yang berpotensi.
A Quality Product. Sejak kepuasaan konsumen digunakan untuk mengukur nilai-nilai
merek (brand values), kualitas adalah nomor satu yang diinginkan konsumen.
Being First. Menjadi yang pertama dalam pasar, bukan dalam teknologi.
Unique Positioning Concept. Merek harus memiliki posisi konsep yang unik, dimana akan
membedakan dari pesaingnya.
Strong Communications Program. Brand yang sukses harus disertai dengan penjualan
yang efektif, pengiklanan, kampanye promosi yang akan mengkomunikasikan fungsi dari
brand itu dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan usaha yang keras, dan
komitmen untuk memperkuat komunikasi itu, maka akan menimbulkan kesadaran
konsumen akan brand tersebut.
Time and Consistency. Merek tidak dibangun dalam waktu yang cepat, membutuhkan
waktu untuk membangun merek tersebut dan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Dalam
10
memelihara nilai-nilai merek dibutuhkan waktu yang berkesinambungan (terus-menerus)
dan dihubungkan dengan perubahan lingkungan.
Fungsi brand (merek):
Bagi konsumen:
Identifikasi mutu produk, baik berupa barang maupun jasa. Mutu/kualitas produk
berupa barang nyata/tampak dari kondisi barang tersebut, baik dari kualitasnya
sampai pada kemasan barang. Sedangkan produk yang berupa jasa, mutu/kualitas
pelayanan adalah pelayanan kepada tamu.
Merek meningkatkan efisiensi pembeli. Dengan adanya nama/merek maka akan
memudahkan pembeli menemukan produk yang dicari/diminati. Hal ini tentunya
lebih efisien dan efektif.
Membantu menarik perhatian konsumen atas suatu produk baru yang mungkin
memberikan keuntungan bagi mereka.
Untuk membantu mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan oleh
konsumen, baik resiko dalam hal kesehatan, resiko kesalahan fungsi produk,
kesalahan harga, ataupun resiko ketidaklayakan produk/jasa tersebut dikonsumsi.
Bagi produsen/penjual:
Memudahkan penjual untuk memproses pesanan dan menelusuri masalah yang
timbul.
Sebagai perlindungan hukum terhadap ciri khas produk, sehingga tidak ada produk
lain yang meniru.
Membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar
Membantu penjual dalam menarik pelanggan/konsumen yang setia dan yang
menguntungkan.
Membantu membangun citra perusahaan/produsen (jika merek tersebut
menimbulkan persepsi positif di masyarakat).
Mengidentifikasikan produk dalam perdagangan.
Mengidentifikasikan keunggulan produk yang dimiliki, yang membedakan produk
tersebut dengan produk lain, terutama produk saingan.
11
Perusahaan baik perusahaan barang maupun jasa berusaha meningkatkan kekuatan
mereknya di pasaran dari waktu ke waktu. Dalam hal ini produsen akan berusaha
memperkenalkan produknya terutama keunggulan produk yang tidak dimiliki oleh produk lain.
Keberadaan merek bukan hanya semata-mata menunjukkan nama dari sebuah produk, namun
lebih dari itu, merek menunjukkan nilai tambah dari produk dalam berbagai dimensi, yang
membedakan produk tersebut dengan produk lain.
Kesuksesan dalam membangun merek yang kuat akan tercipta apabila elemen-elemen
pendukung merek mendukung dan memberikan kontribusi yang positif guna terciptanya merek
yang kuat di pasaran. Elemen-elemen yang dimaksudkan di sini adalah kualitas produk yang
baik, kemampuan produk dalam memenuhi kebutuhan ataupun keinginan konsumen, kemampuan
strategi marketing yang handal untuk terus memperkenalkan merek di pasaran melalui segala
program-program marketing, sampai pada kemasan produk yang benar, baik dan menarik, harga
produk yang sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan.
Dengan demikian, merek dapat terus dikenal, menjadi perhatian dan terus dikonsumsi
oleh masyarakat (menciptakan keloyalan konsumen), dipercaya, sehingga merek tersebut menjadi
merek yang kuat di pasaran.
2.2 Pengertian Image
Pengertian image (citra) menurut Kotler adalah kepercayaan, ide, dan impressi seseorang
terhadap sesuatu. Sedangkan pengertian citra menurut Buchari adalah kesan, impresi, perasaan
atau persepsi yang ada pada publik mengenai perusahaan, suatu obyek, orang atau lembaga. Bagi
perusahaan citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi ini didasarkan
pada apa yang masyarakat ketahui atau kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena
itulah perusahaan yang sama belum tentu memiliki citra yang sama pula dihadapan orang. Citra
perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting.
Contoh: keputusan untuk membeli suatu barang, keputusan untuk menentukan tempat bermalam,
keputusan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman, pengambilan kursus, sekolah, dan lain-
lain. Citra yang baik akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan, sedangkan citra yang
buruk melahirkan dampak negatif dan melemahkan kemampuan perusahaan dalam persaingan.
12
2.3 Pengertian Brand Image
Pengertian brand image menurut Keller adalah anggapan tentang merek yang
direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen atau cara orang berpikir tentang
sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka
memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk.
Membangun brand image yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat
terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang
membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang baik dari elemen-elemen yang mendukung
dapat menciptakan brand image yang kuat bagi konsumen.
Komponen pembentuk brand image ada 3, yaitu:
Citra pembuat (Corporate Image) yaitu: sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan
konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk dan jasa.
Citra Pemakai (User Image) yaitu: sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen
terhadap pemakai yang menggunakan barang atau jasa, meliputi pemakai itu sendiri, gaya
hidup atau kepribadian dan status sosial.
Citra Produk (Product Image) yaitu: sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen
terhadap suatu produk, yang meliputi atribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen,
penggunaannya, serta jaminan.
Faktor-faktor pendukung terbentuknya brand image dalam keterkaitannya dengan asosiasi
merek:
Favorability of brand association / Keunggulan asosiasi merek. Salah satu faktor
pembentuk brand image adalah keunggulan produk, dimana produk tersebut unggul dalam
persaingan. Contoh: Oliver Footwear merupakan penghasil alas kaki terbesar di Australia.
Produknya adalah sepatu bot tinggi untuk tempur, sepatu tinggi untuk pemadam
kebakaran. Sepatu bot yang diproduksi awal tahun 1990-an ini sekarang menjadi salah
satu model sepatu terbaik di Australia. Kelebihan sepatu ini adalah kualitas yang unggul
baik dalam hal model maupun kenyamanan pada saat di pakai. Sepatu ini berusaha untuk
terus mempertahankan “gaya gagah dan watak sederhana“. Karena keunggulan kualitas
(model dan kenyamanan) dan ciri khas itulah yang menyebabkan sepatu ini mempunyai
daya tarik tersendiri bagi kalangan orang muda, usahawan kaya serta para wanita.
13
Strength of brand association / familiarity of brand association / Kekuatan asosiasi merek.
Contoh membangun kepopuleran merek dengan strategi komunikasi melalui periklanan:
Hotel Shangri-La sebagai hotel bintang lima yang berhasil menampilkan diri sebagai
merek hotel yang berkualitas di wilayahnya pada tahun 1990-an. Strategi yang digunakan
adalah dengan melakukan kampanye iklan dengan slogan “Kemana lagi kecuali ke
Shangri-La?” Setiap merek yang berharga mempunyai jiwa, suatu kepribadian khusus.
adalah kewajiban mendasar bagi pemilik merek untuk dapat mengungkapkan,
mensosialisasikan jiwa/ kepribadian tersebut dalam satu bentuk iklan, ataupun bentuk
kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Hal itulah yang akan terus menerus menjadi
penghubung antara produk/merek dengan konsumen. Dengan demikian merek tersebut
akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga ditengah-tengah maraknya persaingan.
Membangun popularitas sebuah merek menjadi merek yang terkenal tidaklah mudah.
Namun demikian, popularitas adalah salah satu kunci yang dapat membentuk brand image
konsumen.
Uniquesness of brand association / Keunikan asosiasi merek. Merupakan keunikan-
keunikan yang di miliki oleh produk tersebut. Sebagai salah satu contoh adalah usaha
Negara Singapura yang dimulai pada tahun 1970-an, di mana Negara ini berusaha serius
terlibat dalam dunia pariwisata. Pada tahun itu, Singapura sadar akan keberadaannya yang
tidak memiliki kekuatan besar untuk meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata. Salah
satu kendala terbesar adalah faktor minimnya dana. Kendala lainnya adalah:
Citranya sebagai Negara tujuan liburan sangat rendah bagi kebanyakan negara
Barat yang saat itu menjadi pasar yang kuat di sektor pariwisata.
Agenda moderenisasi perkotaan pemerintah yang tidak sesuai dengan janji
pelayanan orang asing yang unik yang biasanya dicari para wisatawan. Sedangkan
kelebihan yang dimiliki oleh Negara ini adalah: lokasi yang sangat strategis dan
keberadaan Singapura yang merupakan gudang serta pertokoan bebas bea cukai
terbaik di Asia Tenggara. Usaha yang dilakukan Negara Singapura dengan segala
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya adalah dengan menciptakan keunikan-
keunikan yang menarik perhatian masyarakat, antara lain :
1. Memberikan pajak yang kecil pada semua rekening hotel dan restoran pada
organisasi-organisasi yang mendukung, berhubungan dengan sektor
pariwisata.
14
2. Kampanye global untuk pertama kalinya yang diadakan oleh Dewan
Pariwista pada tahun 1980-an. Sasaran utamanya adalah lalu lintas
pengunjung di pasar-pasar Barat yang terpilih. Slogan yang di pilih adalah
“Pulau Tropis yang Paling Mengagumkan di Dunia“. Lima macam iklan
dengan variasi dan gambar yang berbeda-beda dimuat dan dirotasikan pada
majalah-majalah populer sepanjang tahun. Lima publikasi beruturut-turut
setiap minggu. Metode tersebut berhasil. Pemasangan iklan tersebut
mampu menumbuhkan ingatan tentang Singapura bagi para pembaca baik
dalam maupun luar negeri. Para pembaca merasa bahwa Singapura sedang
berbicara kepada mereka setiap minggunya. Iklan tersebut sangat menarik
dimana ditampilkan keunikan-keunikan Singapura sebagai Pulau Tropis
yang paling mengagumkan. Keunikan tersebut sangat menarik perhatian
dan terus diingat oleh pembaca. Selain iklan pada majalah, dibuat pula
brosur-brosur yang juga memuat keunikan Singapura. Berikut salah satu
contoh isi brosur “Apa yang dapat anda lakukan di Singapura yang tidak
dapat dilakukan di tempat lain? Pesiar sore hari dengan perahu Jung Cina
model lama, makan malam, dilayani di bawah cahaya lampu lentera ketika
kaki langit menghilang ditelan senja? Kopi Minggu pagi dengan kicauan
burung berbulu bintik–bintik? Minum kopi dengan orang utan yang suka
berkelakar seperti orang di sebelah Anda…” Singapura terus berjuang
untuk mengembangkan dunia pariwisatanya dengan menonjolkan keunikan
yang dimilikinya. Klimaksnya slogan “Pulau Tropis yang Paling
Mengagumkan di Dunia” diganti menjadi “Singapura yang
Mengagumkan”. Usaha berkesinambungan dari Singapura membuahkan
hasil, pada tahun 2000, sektor pariwisata menyumbang hampir US $ 6
milyar pada perekonomian Singapura.
Merek terbaik akan memberikan jaminan kualitas. Pemberian nama pada sebuah produk
hendaknya bukan hanya sebuah simbol, karena merek memiliki enam tingkat pengertian yang
akan membentuk Brand Image, yaitu:
Atribut. Semua merek memiliki atribut. Artibut diciptakan agar pelanggan dapat
mengetahui dengan pasti atribut-atribut yang terkandung dalam sebuah merek. Atribut
15
merupakan kategori dengan fitur-fitur mengenai karakteristik produk dan jasa yang ada
saat proses pembelian dan konsumsi. Atribut ini dapat digolongkan atas 2 bagian:
Atribut Produk. Asosiasi produk terbentuk secara langsung mengenai karakteristik
dari produk dan jasa yang bersangkutan. Asosiasi ini merupakan strategi yang
paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi ini sangat efektif karena atribut
tersebut sangat bermakna dan dapat diterjemahkan dalam pembelian suatu merek.
Atribut non-produk. Atribut non-produk dapat langsung memperoleh proses
pembelian dan konsumsi tetapi tidak langsung mempengaruhi kinerja produk yang
bersangkutan. Atribut non-produk merupakan atribut yang tidak berhubungan
langsung dengan kinerja produk dan terbentuk dari aktifitas bauran pemasaran.
Manfaat. Merek memberi banyak manfaat bagi konsumen antara lain membantu
konsumen dalam mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas produk.
Konsumen tidak membeli merek, tetapi konsumen membeli manfaat. Produsen harus
mampu menerjemahkan atribut menjadi manfaat, baik manfaat fungsional maupun
manfaat emosional. Manfaat fungsional mengacu pada kemampuan fungsi produk yang
ditawarkan, sedangkan manfaat emosional adalah kemampuan merek untuk membuat
penggunanya merasakan sesuatu selama proses pembelian atau sesudahnya. Ketika
konsumen menggunakan merek tertentu maka ia akan terhubung dengan merek tersebut
artinya konsumen akan membawa serta citra dari pengguna sekaligus karakteristik merek
itu sendiri, dan manfaat yang diinginkan oleh konsumen akan mempengaruhi pilihannya
terhadap berbagai merek.
Nilai. Merek menyatakan sesuatu tentang nilai bagi konsumen. Nilai sering diartikan
sebagai penilaian konsumen yang menyeluruh terhadap utilitas produk didasarkan atas
persepsinya atas apa yang diterima dan dikorbankan. Berdasarkan defenisi ini, maka tidak
mengherankan jika konsumen seringkali melakukan analisa biaya dan manfaat sebelum
melakukan pembelian untuk menentukan besarnya nilai yang akan diterimanya. Merek
yang memiliki nilai yang tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagi merek yang memiliki
kelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut. Pelanggan
menggunakan istilah nilai untuk empat pengertian yang berbeda, yaitu:
Nilai adalah harga yang murah. Beberapa pelanggan menyukai harga yang paling
murah adalah nilai yang terbaik.
16
Nilai adalah mendapatkan apa yang diinginkan dari suatu produk atau jasa.
Pelanggan ini mendefenisikan nilai dalam artian manfaat yan mereka terima dan
bukannya harga yang mereka terima bukannya harga yang harus mereka bayar.
Nilai adalah kualitas yang didapatkan atas harga yang dibayar. Pelanggan
menganggap nilai sebagai pertukaran antara harga yang mereka bayarkan dan
kualitas yang mereka dapatkan.
Nilai adalah semua yang didapatkan atas semua pengorbanan yang telah diberikan.
Kepribadian. Merek memiliki kepribadian, yaitu kepribadian bagi penggunanya. Jadi
diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian sipengguna akan tercermin dari
merek yang digunakannya. Ikatan hubungan psikografis antara merek dan konsumen akan
menjadi kuat dan memberi warna emosional ketika terdapat kecocokan antara merek dan
kepribadian konsumen. Konsumen sering merasa kesulitan ketika harus mengekspresikan
identitasnya karena itu biasanya mereka menggunakan merek yang mengandung simbol
dan arti yang dapat menggambarkan dirinya. Oleh karena itu konsumen memiliki
kecenderungan untuk membeli merek yangmemilki kepribadian yang serupa dengan
konsep dirinya. Dalam hal ini pemilihan merek merupakan salah satu cara individu
mengekspresikan dirinya. Hal ini tentunya akan mendorong pemilik merek untuk
menyelaraskan gaya hidup konsumennya dengan nilai emosional merek. Jika terdapat
kecocokan antara brand personality dan kepribadian konsumen, hal ini akan menyebabkan
salah satu hubungan dari 3 bentuk berikut:
Hubungan yang sangat kuat akan mengembangkan kesetiaan konsumen.
Hubungan yang relatif sedang akan menimbulkan ancaman tindakan berpindahke
merek lain.
Hubungan yang lemah akan menimbulkan kecenderungan hubungan yangmemilki
ciri-ciri tertentu.
Beberapa keuntungan dengan terciptanya brand image yang kuat adalah:
Peluang bagi produk/merek untuk terus mengembangkan diri dan memiliki prospek bisnis
yang bagus.
Memimpin produk untuk semakin memiliki sistem keuangan yang bagus.
Menciptakan loyalitas konsumen
17
Membantu dalam efisiensi marketing, karena merek telah berhasil dikenal dan diingat
oleh konsumen.
Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing. Semakin merek dikenal oleh
masyarakat, maka perbedaan/keunikan baru yang diciptakan perusahaan akan mudah
dikenali konsumen.
Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan.
Meminimumkan kehancuran/kepailitan perusahaan.
Mempermudah mendapatkan investor baru guna mengembangkan produk.
18
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Brand Image Pada Perusahaan
Membangun brand image yang kuat tentu tidaklah mudah. Dibutuhkan strategi pemasaran
yang tepat, memakan waktu yang sangat lama, dan pastinya membutuhkan dukungan biaya yang
tidak murah. Maka wajar apabila banyak perusahaan yang akhirnya gagal dalam menjalankan
bisnisnya karena tidak berhasil menciptakan brand image yang cukup kuat, sehingga produk yang
dihasilkannya tidak bisa bertahan lama di tengah deruan pasar yang semakin besar. Kondisi
tersebut menjadi bukti nyata, bahwa keberadaan merek menjadi salah satu aset berharga yang
akan membawa sebuah perusahaan menuju puncak kesuksesannya. Banyak manfaat yang bisa
didapatkan para pelaku usaha ketika brand image atau merek yang dibangun berhasil menguasai
pasar.
Brand image merupakan hal yang sangat penting dalam dunia bisnis. Apapun bentuk
bisnis, brand image sangatlah penting untuk dibentuk guna menciptakan loyalitas konsumen
terhadap produk yang ditawarkan. Setidaknya bisnis yang dijalankan dikenal baik oleh
konsumen. Dengan demikian setiap upaya pemasaran yang dilakukan dapat tercapai secara
maksimal. Pencitraan dapat dilakukan melalui iklan dan promosi. Iklan dan promosi mempunyai
target konsumen yang sangat luas. Sehingga dalam waktu singkat, pesan yang ingin disampaikan
tentang brand image akan lebih cepat diterima oleh konsumen.
Tiga unsur terpenting branding adalah Clarity (jelas), Consistency (tetap pada imagenya),
dan Constancy (selalu ada di mana dibutuhkan). Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan
perusahaan melakukan perubahan pada brandingnya. Pertama, akibat tekanan dari pesaing yang
tidak mampu ditahannya. Kedua, tekanan dari perubahan perilaku konsumen, yang mungkin
akibat dari berubahnya teknologi. Alasan lainnya yaitu masalah prioritas perusahaan yang telah
berubah.
Apakah cukup dengan iklan dan promosi saja secara terus menerus untuk membangun
brand image? Bagaimana cara menjaga brand dari pengaruh buruk yang mungkin muncul?
Dalam komunikasi pemasaran, iklan dan promosi memang punya peran penting dalma
pembangunan brand image. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini mempunyai target konsumen
yang luas, sehingga dalam waktu relatif singkat pesan yang ingin disampaikan tentang brand
19
lebih cepat diterima oleh konsumen. Selain iklan dan promosi ada banyak kegiatan lain yang juga
berdampak besar pada brang image sebuah perusahan, yaitu:
Desain kemasan, termasuk isi pesan yang disampaikan.
Event, promosi di toko, tempat umum, dan kegiatan lainnya.
Iklan tidak langsung yang sifatnya public relation.
Corporate Social Responsibility, kegiatan social untuk komunitas yang dilakukan oleh
perusahaan.
Customer Services, layanan konsumen yang cepat dan efektif.
Melatih cara karyawan bersikap dalam menghadapi pelanggan di lini depan.
Poin-poin di atas adalah kegiatan yang baik buruknya tergantung dari keinginan
perusahaan, dimana semaunya dapat dikendalikan. Masalah sebenarnya justru akan muncul dari
kegiatan-kegiatan oleh pihak lain yang tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan, misalnya
komunikasi oleh konsumen langsung. Konsumen bisa menyebarkan berita yang kurang
menyenangkan yang dialami oleh para konsumen pada saat berinteraksi dengan brand tersebut.
Word-of-mouth communication adalah salah satu jenis komunikasi yang sangat efektif dan
berbahaya apabila itu menyangkut publisitas buruk. Selain itu masalah lainnya adalah keberadaan
Internet. Dengan adanya internet kecepatan penyebaran berita bahkan bisa berlipat-lipat.
Konsumen bisa menuliskan pengalaman berinteraksi dengan brand dari sudut perspektif mana
saja, tanpa bisa diatur-atur seperti halnya berhubungan dengan tradisional media. aJadi, pada
dasarnya perusahaan perlu memperhatikan semua elemen komunikasi dalam bentuk apapun yang
menghubungkan konsumen dengan brand perusahaan. Minimalkan kemungkinan terjadinya
ketidakpuasan konsumen, sehingga berita seputar brand bisa selalu merupakan berita baik.
3.2 Online Brand Image Perusahaan
Dalam dunia bisnis yang kompetitif, banyak perusahaan telah mengalami kesadaran
bahwa perlu mempertahankan citra mereknya. Citra perusahaan dapat dilihat melalui segala
macam media. Internet adalah salah satu media yang paling populer digunakan untuk tujuan
membangun citra perusahaan. Jika perusahaan menggunakan media ini secara efektif, Internet
dapat membangun citra positif organisasi. Namun, perusahaan perlu memantau citra perusahaan
melalui internet dengan bantuan dari berbagai cara. Hal ini penting untuk mengekang apapun
yang berbahaya bagi citra perusahaan dalam dunia internet.
20
Sebagai contoh, pada tahun 2010, sebuah produk makanan ringan berupa coklat atau lebih
dikenal dengan “Kit Kat” yang diproduksi oleh Nestle menjadi bahan pembicaraan negatif dalam
dunia internet. Hal ini diakibatkan oleh pihak Greenpeace dengan cara melakukan kampanye
dalam dunia internet, dimana isi kampanye tersebut berisikan kecaman keras terhadap produk
coklat tersebut dan menuntut untuk menghentikan kerja sama dengan perusahaan minyak sawit
yang terkait. Menurut Greenpeace, Nestle turut membantu kehancuran hutan tropis karena telah
bekerja dengan salah satu perusahaan minyak sawit, dimana perusahaan tersebut menjadi salah
satu aktor penggundulan hutan ilegal dan pembukaan lahan gambut. Dengan memanfaatkan
media internet, berita yang berisi kampanye tersebut menyebar secara cepat. Hasilnya, halaman
media sosial Nestle menjadi ajang pelampiasan keluhan dan amarah konsumen dari berbagai
penjuru dunia. Para pemegang saham Nestle juga diserang dengan berbagai kecaman oleh para
pendukung Greenpeace lewat media internet. Dampak yang dirasakan oleh pihak Nestle adalah
perusahaan tersebut menjadi topik pembicaraan yang hangat, akan tetapi pembicaraan tersebut
merusak citra merek perusahaan tersebut. Selain itu, harga saham Nestle mengalami penurunan
yang cukup signifikan dalam waktu yang singkat. Andai pihak Nestle dapat mengontrol dan
mengendalikan kampanye yang cukup merusak citra merek perusahaan tersebut? Mungkin
dampak yang dirasakan tidak akan terlalu signifikan.
21
Dilihat dari kasus diatas, salah satu poin pertama dan terpenting untuk dipertimbangkan
sementara pemantauan citra dalam dunia internet adalah untuk memilih kata kunci. Menganalisa
dan memilih kata kunci sangat penting karena ini adalah kata-kata atau frasa yang diketik dan
digunakan oleh pengunjung web untuk mengakses website atau konten yang terkait dengan
perusahaan. Situs media sosial, jejaring sosial, blog dan sejenisnya merupakan sumber utama
yang memungkinkan perusahaan untuk melacak citranya melalui internet. Perusahaan juga dapat
membuat perubahan yang diperlukan untuk menekan semua jenis komentar berbahaya dengan
maksud untuk merusak citra perusahaan. Untuk membantu hal tersebut, perusahaan dapat
menyewa jasa manajemen merek. Layanan ini memiliki tim ahli yang dapat membantu
perusahaan untuk membangun dan menjaga citra perusahaan dari internet.
22
BAB 4
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari kelompok kami setelah melakukan analisa yang telah dibahas pada bab-
bab sebelumnya, berikut ini hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisis mengenai Brand
Image adalah sebagai berikut :
1. Brand Image sangat penting bagi perusahaan untuk mengakui hak milik dari suatu
produk
2. Brand Image dapat meningkatkan kualitas dari suatu produk
3. Dalam membangun Brand Image suatu produk, diperlukan stragegi dan biaya yang
cukup besar
4. Brand Image digunakan untuk menciptakan loyalitas customer terhadap produk
4.2 Saran
Saran:
- Setiap perusahaan yang sudah memiliki Brand Image terhadap produknya ,
sebaiknya terus meningkatkan kualitas dari produknya tersebut, jika tidak ada
kenaikan terhadap kualitas produk tersebut maka akan banyak customer yang
sudah menggunakan produk tersebut akan menggunakan brand lain.
- Bagi perusahaan yang produknya belum menggunakan Brand Image yang kuat ,
sebaiknya cepat menggunakannya karena suatu saat ketika produk dari perusahaan
tersebut mulai diminati oleh banyak customer, bisa saja ada pesaing bisnis yang
mengatasnamakan produk tersebut adalah miliknya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Cheng-Hsun, Ho, el al. Effects of Brand Image, Online Word of Mouth, and Price Discount on
Customer’s Purchase Intention. Taiwan. 2007.
Nurmiyati. Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Dan Promosi Penjualan Terhadap
Citra Perusahaan. Semarang, 2009.
Pujadi, Bambang. Studi Tentang Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli Melalui Sikap
Terhadap Merek. Semarang, 2010.
Stephen L, Sondoh Jr, et al. The Effect of Brand Image on Overall Satisfaction and Loyalty
Intention in the Context of Color Costmetic. Asian Academy of Management Journal, Vol 12,
No.1, 83-107, January 2007.
24
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Antony Budiarto
Tempat, Tanggal Lahir : Pontianak, 8 Agustus 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. KH Syahdan gang keluarga no36 Jakarta Barat
No. Telepon : 081212265046
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
Tahun 1998 – 1999 : TK Karya Yosef
Tahun 1999 – 2003 : SD Karya Yosef
Tahun 2003 – 2008 : SMP Suster Pontianak
Tahun 2008 – 2011 : SMA Santa Maria
Tahun 2011 – sekarang : BINUS University
Pengalaman Kerja : teaching assistant SLC Universitas Bina Nusantara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP25
Nama : Delvin Pratama
Tempat, Tanggal Lahir : Pangkal Pinang, 5 juli 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jalan kenanga atas no.112
No. Telepon : 081272864588
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
Tahun 1998 – 1999 : TK kosgoro
Tahun 1999 – 2003 : SD 6 Koba
Tahun 2003 – 2008 : SMP 1 Koba
Tahun 2008 – 2011 : SMA 1 Koba
Tahun 2011 – sekarang : BINUS University
Pengalaman Kerja : -
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
26
Nama : Sari Narulita
Tempat, Tanggal Lahir : Pekanbaru, 26 Juli 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Taman Malaka Selatan blok A8 RT 06 RW 011 NO 31
Pondok Kelapa, Jakarta Timur
No. Telepon : 087882831266
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
Tahun 1998 – 1999 : TK Tanah Air
Tahun 1999 – 2003 : SDN Malaka Sari 014 Pagi
Tahun 2003 – 2008 : SMPN 194 Jakarta
Tahun 2008 – 2011 : SMA Perguruan Rakyat 2
Tahun 2011 – sekarang : BINUS University
Pengalaman Kerja : -
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
27
Nama : Ricky Heng Dwianto
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta , 30 Maret 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : jl.raya perancis perum Taman Dadap Indah , kosambi ,
tangerang , banten.
No. Telepon : 085715169993
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
Tahun 1998 – 1999 : TK Gapura Kasih
Tahun 1999 – 2003 : SD Gapura Kasih
Tahun 2003 – 2008 : SMP Gapura Kasih
Tahun 2008 – 2011 : SMA Gapura Kasih
Tahun 2011 – sekarang : BINUS University
Pengalaman Kerja : - bagian produksi PT. General Agromesin Lestari ( GAL )
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
28
Nama : Ida Bagus Asmara Putra
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Desember 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Malaka Gg.Obor Patma Rt.05 Rw.06 No.19 Kelurahan
Munjul Kecamatan Cipayung Jakarta Timur
No. Telepon : 087875155892
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
Tahun 1998 – 1999 : TK Putri
Tahun 1999 – 2003 : SDN 01 Pagi Kelapa Dua Wetan
Tahun 2003 – 2008 : SMPN 208 Ciracas
Tahun 2008 – 2011 : Yayasan SMA SWASTA Budhi Warman II
Tahun 2011 – sekarang : BINUS University
Pengalaman Kerja : -
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
29
Nama : Clinton Wilianto
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta , 21 Januari 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Jembatan besi 2 RT 008 RW 03 NO 10, Jakarta Barat
No. Telepon : 081297174929
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
Tahun 1998 – 1999 : TK RICCI 1
Tahun 1999 – 2003 : SD RICCI 1
Tahun 2003 – 2008 : SMP Santo Petrus Pontianak
Tahun 2008 – 2011 : SMA Candranaya
Tahun 2011 – sekarang : BINUS University
Pengalaman Kerja : -
30