SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1...

18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 BUKU 1 : BIDANG ENERGI I.23 PENYELIDIKAN BATUBARA BERSISTEM PADA CEKUNGAN SUMATERA SELA- TAN, DAERAH MUARAKILIS DAN SEKITARNYA, KABUPATEN TEBO, PROVINSI JAMBI Dahlan Ibrahim Kelompok Program Penelitian Energi Fosil, PSDG SARI Daerah penyelidikan terletak di Kecamatan Tebo Ilir, Ilir Tengah dan Muaratabir, Kabupaten Tebo, Propinsi Jambi. Secara geografis dibatasi oleh koordinat 01 0 30’ - 01 0 45’ LS dan 102 0 30’ – 102 0 45’ BT. Daerah ini secara geologi regional termasuk Cekungan Sumatera Selatan, Sub Cekungan Jambi. Stra- tigrafinya tersusun oleh batuan sedimen berumur Tersier dan Kuarter dengan formasi pembawa batubara adalah Formasi Airbenakat, Formasi Muaraenim dan Formasi Kasai yang masing-masing berumur Mio- sen Tengah-Akhir, Miosen Akhir-Pliosen dan Plio Plistosen. Endapan batubara yang potensial terdapat pada Formasi Muaraenim sehingga penyelidikan lebih difokuskan pada formasi ini. Kegiatan penyelidikan batubara bersistem adalah kelanjutan dari beberapa penyelidikan batubara bersistem sebelumnya pada Cekungan Sumatera Selatan yang didasarkan atas lembar peta topografi Bakosurtanal skala 1: 50.000. Pekerjaan lapangan terdiri atas pemetaan geologi batubara dan pemboran dangkal (≤ 100 m). Maksudnya adalah untuk mengetahui geologi dan potensi endapan batubara dengan tujuan melengkapi data base batubara pada Cekungan Sumatera Selatan khususnya dan Indonesia pada umumnya. Dari dari data singkapan dan pemboran disimpulkan bahwa Formasi Muaraenim mengandung 4 (empat) lapisan batubara dengan ketebalan ≥ 1 m yaitu lapisan A (ketebalan rata-rata 2,5 m), B (2,90 m), C (2,85 m) dan D (3 m) serta 4 (empat) lapisan batubara dengan ketebalan < 1 m. Pada Formasi Kasai terdapat sedikitnya dua lapisan batubara dengan ketebalan < 1 m. Kualitas batubara Formasi Muaraenim tercermin pada nilai TM yang berkisar antara 49,33 – 57,22 %, IM 9,73 – 12,46 %, Ash 2,81 – 19,62 %, St 0,20 – 0,67 % dan CV 4638 – 5537 kal/gr. Tampak bahwa nilai Total Moisture (TM) cukup tinggi, kandungan abu bervariasi, kadar sulfur relatif rendah (< 1 %) sedang- kan berdasarkan nilai kalori (CV) batubara Formasi Muaraenim dapat digolongkan sebagai low - medium rank coal. Hasil penghitungan sumber daya batubara daerah Muarakilis dan sekitarnya berjumlah sekitar 73.986.219 ton yang dapat diklasifikasikan sebagai sumber daya hipotetik.

Transcript of SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1...

Page 1: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI I.23PENYELIDIKAN BATUBARA BERSISTEM PADA CEKUNGAN SUMATERA SELA-TAN, DAERAH MUARAKILIS DAN SEKITARNYA, KABUPATEN TEBO, PROVINSI JAMBI

Dahlan IbrahimKelompok Program Penelitian Energi Fosil, PSDG

SARI

”Daerah penyelidikan terletak di Kecamatan Tebo Ilir, Ilir Tengah dan Muaratabir, Kabupaten Tebo, Propinsi Jambi. Secara geografis dibatasi oleh koordinat 01030’ - 01045’ LS dan 102030’ – 102045’ BT. Daerah ini secara geologi regional termasuk Cekungan Sumatera Selatan, Sub Cekungan Jambi. Stra-tigrafinya tersusun oleh batuan sedimen berumur Tersier dan Kuarter dengan formasi pembawa batubara adalah Formasi Airbenakat, Formasi Muaraenim dan Formasi Kasai yang masing-masing berumur Mio-sen Tengah-Akhir, Miosen Akhir-Pliosen dan Plio Plistosen. Endapan batubara yang potensial terdapat pada Formasi Muaraenim sehingga penyelidikan lebih difokuskan pada formasi ini.

Kegiatan penyelidikan batubara bersistem adalah kelanjutan dari beberapa penyelidikan batubara bersistem sebelumnya pada Cekungan Sumatera Selatan yang didasarkan atas lembar peta topografi Bakosurtanal skala 1: 50.000. Pekerjaan lapangan terdiri atas pemetaan geologi batubara dan pemboran dangkal (≤ 100 m). Maksudnya adalah untuk mengetahui geologi dan potensi endapan batubara dengan tujuan melengkapi data base batubara pada Cekungan Sumatera Selatan khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Dari dari data singkapan dan pemboran disimpulkan bahwa Formasi Muaraenim mengandung 4 (empat) lapisan batubara dengan ketebalan ≥ 1 m yaitu lapisan A (ketebalan rata-rata 2,5 m), B (2,90 m), C (2,85 m) dan D (3 m) serta 4 (empat) lapisan batubara dengan ketebalan < 1 m. Pada Formasi Kasai terdapat sedikitnya dua lapisan batubara dengan ketebalan < 1 m.

Kualitas batubara Formasi Muaraenim tercermin pada nilai TM yang berkisar antara 49,33 – 57,22 %, IM 9,73 – 12,46 %, Ash 2,81 – 19,62 %, St 0,20 – 0,67 % dan CV 4638 – 5537 kal/gr. Tampak bahwa nilai Total Moisture (TM) cukup tinggi, kandungan abu bervariasi, kadar sulfur relatif rendah (< 1 %) sedang-kan berdasarkan nilai kalori (CV) batubara Formasi Muaraenim dapat digolongkan sebagai low - medium rank coal.

Hasil penghitungan sumber daya batubara daerah Muarakilis dan sekitarnya berjumlah sekitar 73.986.219 ton yang dapat diklasifikasikan sebagai sumber daya hipotetik.”

Page 2: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.23

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 0030 Tahun 2005, Pusat Sumber Daya Geologi sebagai salah satu unit organisasi di bawah Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki tugas dan fungsi menyelenggarakan penelitian, penyelidikan dan pelayanan bidang sumber daya geologi, diantaranya adalah sum-ber daya batubara.

Sebagai penjabaran dari tugas dan fungsi ter-sebut pada tahun anggaran 2011 Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG) telah melakukan kegia-tan ”Penyelidikan Batubara Bersistem Pada Cekungan Sumatera Selatan, Daerah Muara-kilis dan Sekitarnya, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi”.

Penyelidikan batubara bersistem didasarkan atas lembar peta topografi terbitan Badan Koordinasi Survai dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) skala 1 : 50.000. Penyelidikan batubara bersistem di Cekungan Sumatera Selatan telah dimulai sejak tahun 1998 dan telah meliputi sebagian besar wilayah ter-sebut, penyelidikan di daerah Jambi adalah untuk melanjutkan dan melengkapi penyelidi-kan batubara bersistem yang telah dilakukan sebelumnya.

Cekungan Sumatera Selatan dikenal sebagai salah satu cekungan pembawa batubara yang sangat potensial, lebih dari 70% potensi sum-ber daya batubara Indonesia terdapat pada cekungan ini. Hamparan Cekungan Sumatera

Selatan meliputi wilayah Provinsi Sumatera Selatan, sebagian Provinsi Jambi dan sebagian kecil Provinsi Lampung.

Maksud dan Tujuan

Maksud penyelidikan batubara bersistem di daerah ini adalah untuk mengumpulkan infor-masi mengenai geologi endapan batubara di daerah tersebut. Fokus kegiatan adalah untuk mengetahui pola sebaran, bentuk geometris, ketebalan dari endapan batubara, urutan stratigrafi dari batuan pengapit serta kualitas dari endapan batubara.

Tujuan penyelidikan adalah untuk mengeta-hui potensi sumberdaya batubara di daerah tersebut dalam rangka inventarisasi endapan batubara bersistem di Cekungan Sumatera Selatan dan untuk melengkapi data base potensi endapan batubara Indonesia sehingga nantinya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah maupun investor swasta.

Lokasi Daerah Penyelidikan

Daerah Muarakilis dan sekitarnya termasuk dalam wilayah Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, dengan ibu kota Kabupaten adalah Muaratebo. Secara geografis terletak antara 01030’ - 01045’ LS dan 102030’ – 102045’ BT.

Daerah penyelidikan terletak lebih kurang 200 km di barat kota Jambi melalui rute jalan darat Jambi – Muaratebo – Lokasi (Gambar 1) dengan waktu tempuh sekitar 4 (empat) jam.

Page 3: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.23

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

GEOLOGI UMUM

Tatanan Tektonik

Informasi geologi regional daerah penyelidikan diperoleh dari publikasi Peta Geologi Lembar Muarabungo Sumatera, skala 1; 250.000 terbi-tan Puslitbang Geologi Bandung (Simanjuntak, dkk, 1991) dan beberapa publikasi lainnya.

Secara geologi regional Lembar Muarabungo terletak dekat batas antara Cekungan Sumat-era Selatan dan Cekungan Sumatera Tengah, namun sebagian besar wilayahnya termasuk ke dalam Cekungan Sumatera Selatan bagian utara atau Sub Cekungan Jambi dan sebagian kecil termasuk ke dalam Cekungan Sumatera Tengah. Dalam tatanan tektonik Pulau Sumat-era kedua cekungan ini merupakan backdeep basin atau cekungan pendalaman belakang (Koesoemadinata dan Hardjono, 1978). Batas kedua Cekungan ini tidak begitu jelas namun sebagian penulis memperkirakan batasnya adalah suatu tinggian batuan dasar Pra Ter-sier yang dikenal sebagai Bukit Tigapuluh (Lihat Gambar 2).

Stratigrafi

Lembar Muarabungo secara stratigrafi ter-susun oleh batuan-batuan yang berasosiasi dengan Cekungan Sumatera Selatan pada Sub Cekungan Jambi dan sebagian kecil berasosiasi dengan Cekungan Sumatera Tengah. Urutan stratigrafi Lembar Muarabungo dapat dikelom-pokkan atas tiga yaitu Urutan Pra Tersier, Tersier dan Kuarter. Urutan Pra Tesier beru-mur mulai Karbon Awal – Perm Tengah terdiri atas Formasi Terantam (Karbon Awal), For-

masi Gangsal, Formasi Pengabuhan, Formasi Mentulu (Ketiganya Berumur Permokarbon, dikelompokkan sebagai Kelompok Tigapuluh), Formasi Mengkarang (Perm Awal) dan Formasi Pelepat (Perm Awal – Tengah).

Urutan Tersier terdiri atas Formasi Lahat (Eosen – Oligosen Awal), Formasi Kelesa (Eosen – Oli-gosen Awal), Formasi Talangakar (Oligosen Akhir – Miosen Awal), Formasi Lakat (Oligosen Akhir – Miosen Awal), Formasi Gumai (Miosen Awal – Tengah), Formasi Airbenakat (Miosen Tengah – Akhir), Formasi Muaraenim (Miosen Akhir – Pliosen Awal) dan Formasi Kasai (Plio Plistosen). Endapan batubara terkandung pada formasi-formasi berumur Tersier yaitu Formasi Talangakar, Formasi Lakat, Formasi Airbenakat, Formasi Muaraenim dan Formasi Kasai.

Endapan Kuarter tersusun oleh batuan produk gunungapi, endapan undak sungai, endapan rawa dan aluvium.

Disamping itu terdapat batuan-batuan tero-bosan dengan kisaran umur mulai Jura hingga Kuarter yang terdiri atas Pluton Granit, Granit, Pegmatit, Diorit, Granodiorit, Dasit dan Syenit.

Struktur Geologi

Struktur yang mempengaruhi Lembar Mua-rabungo cukup kompleks, meliputi proses tektonik yang berlangsung sejak Karbon hingga Resen. Unsur struktur utama yang terdapat di lembar ini adalah lipatan dan sesar.

Perlipatan umumnya berarah Barat – Timur dan Baratlaut – Tenggara. Lipatan berarah Barat – Timur mempengaruhi batuan Pra Ter-

Page 4: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.23

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

sier, sedangkan berarah Baratlaut - Tenggara mempengaruhi batuan Pra Tersier dan Tersier. Ciri lipatan menunjukkan pengaruh deformasi pada batuan Pra Tersier lebih kuat dibanding-kan Tesier dan Kuarter.

Pensesaran umumnya dapat dibagi atas empat arah yaitu BaratBaratlaut – Timur Tenggara, Baratlaut – Tenggara, Timurlaut – Baratdaya dan TimurTimurlaut – BaratBaratdaya. Pen-sesaran pada batuan Pra Tersier lebih kuat dibandingkan pada Tersier.

Indikasi Endapan Batubara

Daerah penyelidikan tersusun oleh beberapa formasi pembawa batubara berumur Tersier yaitu Formasi Airbenakat (Miosen Tengah – Akhir), Formasi Muaraenim (Miosen Akhir – Pliosen Awal) dan Formasi Kasai (Plio Plis-tosen). Namun yang cukup potensial adalah pada Formasi Muaraenim. Pada formasi lain-nya endapan batubara umumnya terbentuk berupa lapisan-lapisan tipis dengan penye-baran lateral terbatas.

Penyebaran Formasi Muaraenim di daerah penyelidikan cukup luas yaitu di bagian ten-gah yang membentuk suatu struktur antiklin berarah Baratlaut – Tenggara dengan kemir-ingan kedua sayap relatif landai. Informasi dari penyelidikan endapan batubara bersistem terdahulu di sebelah Utara daerah penyelidikan yaitu di daerah Sumai dan sekitarnya (Dahlan Ibrahim dkk.,2010) Formasi Muaraenim men-gandung beberapa lapisan batubara dengan ketebalan mencapai sekitar 11 meter dengan kenampakan fisik berwarna hitam kecokla-

tan, kusam, menampakkan struktur kayu yang cukup jelas dan menunjukkan karakteristik rank batubara yang rendah (low rank coal). Ket-erdapatn lapisan-lapisan batubara di daerah Sumai ini memberikan harapan setidaknya sebagian lapisan-lapisan batubara tersebut masih menerus ke daerah di Selatan yaitu dae-rah Muarakilis dan sekitarnya.

KEGIATAN PENYELIDIKAN

Pemboran

Kegitan pemboran batubara bersifat pem-boran dangkal (kedalaman ≤ 100 meter) yang dilakukan dengan metoda pemboran inti (cor-ing). Penentuan titik bor mengacu kepada data singkapan batubara di permukaan sedan-gkan interval dan kedalamannya dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menembus lapisan-lapisan batubara target. Lokasi bor juga harus memperhatikan beberapa persyara-tan diantaranya kemudahan akses jalan untuk mobilisasi peralatan bor dan ketersediaan sum-ber air sebagai bahan pencuci dan pembilas.

Pemboran bertujuan antara lain untuk melacak kontinuitas lapisan batubara ke arah lateral, mengetahui lebih rinci urutan perlapisan bat-uan secara vertikal, mengukur ketebalan tiap lapisan (batubara dan batuan pengapitnya) den-gan lebih akurat dan untuk memperoleh conto batubara yang lebih fresh dari pengaruh kon-taminasi dan oksidasi di permukaan.

Pemboran menghasilkan inti bor berukuran NQ (diameter 47,6 cm). Pengamatan terhadap inti

Page 5: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.23

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

bor terutama adalah pemerian sifat teknis bat-uan dan batubara. Pengambilan conto inti bor batubara dilakukan untuk keperluan pengujian kualitas batubara di laboratorium.

Peralatan yang digunakan pada pemboran ada-lah 1 (satu) unit mesin bor merk Jecro seri 200 beserta kelengkapan dan peralatan penunjang. Kelengkapan dan peralatan penunjang tersebut antara lain Mast/tripod, pompa pembilas dan pompa pengantar, rod, core barrel, inner tube, reamer, mata bor (bit), dongkrak, kunci-kunci, klem, core catcher, slang air, tenda, corebox, casing, bentonit dan lain-lain. Pemakaian casing dan bentonit dilakukan apabila secara teknis ada kemungkinan dinding pemboran runtuh akibat jenis litologi yang rapuh atau kurang kompak misalnya berupa batupasir lepas.

Pemetaan Geologi

Pemetaan geologi batubara dilakukan untuk mengetahui pola penyebaran, jumlah lapisan, dimensi dan bentuk geometris dari lapisan batubara di daerah penyelidikan, sehingga kegiatan ini lebih difokuskan pada areal for-masi pembawa endapan batubara. Kegiatan ini dilakukan dengan menginventarisir lokasi sing-kapan batubara, mengamati karakteristik dari endapan batubara, mengamati batuan pengapit dari lapisan batubara serta mengamati aspek-aspek geologi lainnya (morfologi, stratigrafi, sedimentasi, struktur geologi) yang dapat membantu penafsiran bentuk geometris dari lapisan batubara. Kegiatan ini biasanya dilaku-kan dengan pengamatan pada lintasan-lintasan tertentu yang berpotensi menunjukkan data geologi permukaan seperti sungai-sungai atau alur sungai, tebing bukit atau lembah, irisan

jalan dan lain-lain.

Pada kegiatan pemetaan ini dilakukan juga pengambilan conto batubara di permukaan, tujuannya adalah untuk membandingkan kual-itas batubara di permukaan terhadap conto batubara hasil pemboran atau untuk memper-oleh conto lapisan batubara yang tidak terwakili dalam pemboran.

Peralatan dan perlengkapan pemetaan geologi antara lain adalah kompas geologi, palu geologi, Global Positioning System (GPS), pita ukur/roll-meter, kaca pembesar, pacul/linggis, kamera, peta topografi, kantong conto, alat-alat tulis dan lain-lain.

Pemetaan geologi batubara dilakukan untuk mengetahui pola penyebaran, jumlah lapisan, dimensi dan bentuk geometris dari lapisan batubara di daerah penyelidikan, sehingga kegiatan ini lebih difokuskan pada areal for-masi pembawa endapan batubara. Kegiatan ini dilakukan dengan menginventarisir lokasi sing-kapan batubara, mengamati karakteristik dari endapan batubara, mengamati batuan pengapit dari lapisan batubara serta mengamati aspek-aspek geologi lainnya (morfologi, stratigrafi, sedimentasi, struktur geologi) yang dapat membantu penafsiran bentuk geometris dari lapisan batubara. Kegiatan ini biasanya dilaku-kan dengan pengamatan pada lintasan-lintasan tertentu yang berpotensi menunjukkan data geologi permukaan seperti sungai-sungai atau alur sungai, tebing bukit atau lembah, irisan jalan dan lain-lain.

Pada kegiatan pemetaan ini dilakukan juga pengambilan conto batubara di permukaan,

Page 6: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.23

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

tujuannya adalah untuk membandingkan kual-itas batubara di permukaan terhadap conto batubara hasil pemboran atau untuk memper-oleh conto lapisan batubara yang tidak terwakili dalam pemboran.

Peralatan dan perlengkapan pemetaan geologi antara lain adalah kompas geologi, palu geologi, Global Positioning System (GPS), pita ukur/roll-meter, kaca pembesar, pacul/linggis, kamera, peta topografi, kantong conto, alat-alat tulis dan lain-lain.

Analisis Laboratorium

Analisis laboratorium dari conto batubara dilakukan untuk melengkapi data pengamatan di lapangan. Analisis laboratorium terutama bertujuan untuk mengetahui kualitas dan jenis dari batubara disamping untuk mengetahui spesifikasi penggunaan, perkiraan lingkungan pengendapan dan aspek teknis laboratorium lainnya. Jenis analisis laboratorium terdiri atas analisis proksimat, ultimat dan petrografi batu-bara.

Analisis proksimat adalah untuk menentukan kandungan air (M), kandungan zat terbang (Volatile matter,VM), kandungan abu (Ash), karbon tetap (Fixed Carbon, FC), kadar sulfur total (St), nilai calori (Calorivic Value, CV), berat jenis (Specific Gravity, SG; atau Rock Density, RD) dan indeks kekerasan (Hardgrove Grind-ability Index, HGI). Analisis proksimat terutama bertujuan untuk mengetahui kualitas batubara secara umum, sehingga dapat menjadi infor-masi awal untuk penggunaannya. Kualitas batubara secara umum dicerminkan oleh nilai kalori (CV), kandungan abu (Ash) dan kadar sul-

fur total (Ash).

Analisis ultimat adalah untuk mengetahui kandungan unsur-unsur : karbon (C), hidrogen (H), belerang (S), Oksigen (O).

Analisis petrografi dilkukan terutama untuk mengetahui komposisi maseral (bahan tum-buhan pembentuk batubara) dari batubara, nilai reflektansi vitrinit (derajat kematangan) dan kandungan mineral (lempung, oksida besi, pirit). Analisis ini disamping untuk mengeta-hui rank dari batubara, juga dapat membantu penafsiran lingkungan pengendapan batubara.

Pengolahan Data

Data penyelidikan terdiri atas data lapangan dan data kantor. Data lapangan berupa data pemetaan geologi batubara dan data hasil pemboran. Data kantor adalah hasil analisis conto batubara di laboratorium. Kesemua data tersebut yang ditunjang dengan data literara-tur diolah untuk menghasilkan suatu informasi mengenai potensi endapan batubara pada kedalaman ≤ 100 meter, propek pemanfaatan dan pengembangan batubara di wilayah penye-lidikan.

Data hasil pemboran batubara terutama jumlah, kedalaman, ketebalan dan kedudukan lapisan batubara akan diproyeksikan ke permukaan dan dikombinasikan dengan data singkapan batubara serta selanjutnya dikorelasikan untuk mendapatkan gambaran mengenai bentuk sebaran maupun jumlah lapisan termasuk aspek-aspek geologi yang mempengaruhinya. Hasil analisis conto di laboratorium akan menunjang penafsiran data lapangan dan

Page 7: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.23

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

memberikan informasi tambahan antara lain mengenai kualitas, material penyusun sedi-men, kondisi pengendapan dan lain-lain.

Hasil pengolahan data akan disusun menjadi laporan lengkap mengenai potensi endapan batubara pada kedalaman lebih ≤ 100 m, dan kemungkinan prospek pengembangan di masa mendatang.

HASIL PENYELIDIKAN

Morfologi

Daerah penyelidikan secara umum dicirikan oleh satuan morfologi perbukitan bergelom-bang sedang, perbukitan bergelombang rendah dan dataran. Satuan morfologi perbukitan ber-gelombang sedang umumnya ditempati oleh batuan Tersier Formasi Muaraenim dan For-masi Airbenakat. Satuan morfologi perbukitan rendah umumnya ditempati oleh Formasi Kasai. Satuan dataran melampar di sepanjang aliran S. Batanghari dan S. Tabir yang ditempati oleh Aluvium.

Pola aliran sungai di daerah penyelidikan secara umum menunjukkan pola dendritik yang mencerminkan jenis batuan yang relatif homo-gen dengan kemiringan lapisan yang landai.

Stratigrafi

Stratigrafi daerah penyelidikan tersusun oleh Endapan Tersier dan Endapan Kuarter. Batuan Tersier tersusun oleh Formasi Airbenakat berumur Miosen Awal - Tengah dan Formasi

Muaraenim berumur Miosen Akhir – Pliosen. Endapan Kuarter terdiri atas Formasi Kasai berumur Plio-Plistosen dan Aluvium berumur Holosen.

Endapan batubara dijumpai pada Formasi Muaraenim dan Formasi Kasai, namun yang potensial adalah pada Formasi Muaraenim. Pelamparan masing-masing formasi dapat dia-mati pada Gambar ......

Struktur Geologi

Daerah penyelidikan dipengaruhi struktur lipa-tan dan sesar. Struktur lipatan berupa antiklin dan sinklin berarah relatif Baratlaut - Teng-gara sedangkan sesar berupa sesar normal berarah relatif Timurlaut – Baratdaya. Sesar normal umumnya memotong sumbu lipatan, dimensinya lebih kecil sehingga disimpul-kan sebagai sesar-sesar lokal yang terbentuk kemudian.

Penyebaran Batubara

Dari hasil penyelidikan lapangan pada periode I dan periode II telah ditemukan 20 (dua puluh) lokasi singkapan batubara dan batuan lainnya. Dari 12 (dua belas) lokasi batubara, 2 (dua) lokasi diantaranya tidak terukur karena sing-kapannya sudah tertimbun dan hanya diperoleh berdasarkan informasi penduduk. Dari data singkapan terdapat 2 (dua) singkapan batubara pada Formasi Muaraenim dengan ketebalan ≥ 1 m yaitu lokasi SKL-07 (ketebalan 4 m) dan SKL-09 ketebalan 1 m); sedangkan singkapan lainnya ketebalannya < 1 m.

Hasil pemboran menunjukkan terdapat 3 (tiga)

Page 8: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.23

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

lapisan batubara dengan ketebalan ≥ 1 m yaitu pada Lokasi BKL-01 yaitu lapisan B (2,90 m), lapisan C (2,85 m) dan lapisan D (3,00 m). Pemboran pada BKL-02, BKL-03, BKL-04 dan BKL-05 menembus lapisan-lapisan batubara dengan ketebalan < 1m. Data hasil pemboran dapat diamati pada bagian lampiran..

Dari kompilasi data singkapan dan pemboran disimpulkan bahwa di daerah penyelidikan terdapat 4 (empat) lapisan batubara dengan ketebalan ≥ 1 m yang diberi notasi masing-masing Lapisan A (ketebalan rata-rata 2,5 m), Lapisan B (2,90 m), Lapisan C (2,85 m) dan Lapisan D (3 m). Sedangkan lapisan batubara dengan ketebalan < 1 m masing-masing adalah lapisan : P (0,40 m), Q (0,50 m), S (0,50 m), T (0,25 m) dan U (0,40 m). Lapisan R ketebalannya tidak diketahui karena tidak terukur.

Lapisan A, B, C, D, P, Q, R dan S merupakan lapisan batubara Formasi Muaraenim sedang-kan Lapisan T dan U adalah lapisan batubara Formasi Kasai. Pada Formasi Kasai diperkira-kan masih ada beberapa lapisan lain (ketebalan umumnya < 1 m dan pelamparan lateral san-gat terbatas) namun tidak diamati secara rinci karena bukan prioritas dalam penyelidikan.

Kualitas Batubara

Megaskopis

Pengamatan megaskopis dari batubara baik dari singkapan maupun dari conto inti bor memperlihatkan bahwa ciri fisik batubara pada Formasi Muaraenim umumnya batubara berwarna hitam – hitam kecoklatan, kusam – kusam berlapis, masih terlihat struktur kayu,

mengotori tangan, setempat mengandung resin. Batubara Formasi Kasai secara umum berwarna hitam kecoklatan, kusam, struktur kayu tampak jelas, mengotori tangan, men-gandung resin.

Analisis Laboratorium

Analisis laboratorium dilakukan terhadap conto inti bor dan sebagian conto singkapan. Sesuai dengan fokus penyelidikan conto batu-bara yang dianalisis terutama adalah conto batubara Formasi Muaraenim dan sebagian kecil dari Formasi Kasai. Analisis meliputi ana-lisis proksimat, ultimat dan petrografi.

a. Analisis Proksimat dan Ultimat

Analisis proksimat dan ultimat antara lain untuk mengetahui kandungan moisture (IM, FM, TM), kandungan zat terbang (VM), kandu-ngan abu (Ash), karbon tertambat (FC), kadar sulfur total (St), nilai kalori (CV), berat jenis (RD), indek kekerasan batubara (HGI), kandun-gan unsur-unsur (C,H,N,S,O).

Analisis proksimat dan ultimat antara lain untuk mengetahui kandungan moisture (IM, FM, TM), kandungan zat terbang (VM), kandun-gan abu (Ash), karbon tertambat (FC), kadar sulfur total (St), nilai kalori (CV), berat jenis (RD), indek kekerasan batubara (HGI), kandun-gan unsur-unsur (C,H,N,S,O).

Hasil analisis proksimat dan ultimat disarikan pada tabel 2 dan tabel 3 terlampir. Dari hasil analisis proksimat dan ultimat dapat disim-pulkan bahwa :

Page 9: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.23

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Kualitas batubara antar lapisan pada Formasi Muaraenim tidak memperlihatkan perbedaan yang cukup signifikan antara lapisan bawah ke arah atas. Perbedaan nilai kalori batubara tampaknya lebih dipengaruhi oleh kandungan abu pada batubara yang kemungkinan disebab-kan persentase lapisan pengotor pada conto tersebut, makin tinggi kandungan abu meny-ebabkan berkurangnya nilai kalori (CV).

Secara umum kualitas batubara Formasi Muar-aenim pada lapisan A, B, C dan D tercermin pada nilai TM yang berkisar antara 49,33 % – 57,22 %, IM antara 9,73 % – 12,46 %, Ash antara 2,81 % – 19,62 %, St antara 0,20 % – 0,67 % dan CV antara 4638 kal/gr – 5537 kal/gr. Dari kisa-ran nilai beberapa parameter tampak bahwa nilai Total Moisture (TM) tergolong cukup tinggi, kandungan abu bervariasi, kadar sulfur relatif rendah (< 1 %) sedangkan berdasarkan nilai kalori (CV) batubara Formasi Muaraenim dapat digolongkan sebagai low - medium rank coal.

Kandungan belerang total (St) tergolong kecil (< 1 %), hal ini diperkirakan akibat kondisi pengendapan pada bagian pinggir cekungan yang kurang dipengaruhi oleh infiltrasi air laut (marin) sehingga kandungan belerang cukup kecil.

Dari hasil analisis ultimat tampak bahwa persentase C pada keempat lapisan berkisar antara 68,94 % - 71,32 %, persentase S juga kecil (< 1 %) yaitu berkisar antara 0,24 % - 0,84 %.

b. Analisis Petrografi

Analisis petrografi dilakukan terhadap 6 (enam)

conto batubara yang berasal dari inti bor dan singkapan. Conto-conto BKL-01/1, BKL-01/2 dan BKL-0/3 adalah conto-conto dari inti bor, sedangkan conto-conto SKL-07, SKL-10 dan SKL-14 berasal dari conto-conto singkapan. Hasil analisis petrografi disarikan pada tabel 4 dan tabel 5 terlampir.

Dari hasil analisis petrografi tampak bahwa secara umum nilai reflektansi vitrinit pada tiga lapisan Formasi Muaraenim (A, B, C dan D) tidak menunjukkan perbedaan yang menyo-lok yaitu antara 0,27 % – 0,39 %, tergolong batubara peringkat rendah (low rank coal). Komposisi maseral seperti umumnya batu-bara Indonesia didominasi oleh maseral Vitrinit dengan persentase > 85 %. Analisis material mineral menunjukkan persentase pirit terdapat dalam persentase sangat kecil yaitu rata-rata 0,1 %.

Sumber Daya Batubara

Berdasarkan Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara Standar Nasional Indone-sia (SNI) amandemen 1-SNI 135014-1998 dari Badan Standarisasi Nasional, sumberdaya batubara di daerah Muarakilis dapat dikelom-pokan kedalam sumber daya sumberdaya hipotetik (Hypothetical resource), kriteria perhi-tungan adalah sebagai berikut :

• Jarak titik informasi adalah tidak dibatasi sejauh tingkat keyakinan geologi

• Tebal lapisan batubara yang dihitung adalah tebal rata-rata dari ketebalan di setiap titik informasi pada lapisan tersebut.

Page 10: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.23

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

• Panjang sebaran kearah jurus adalah sejauh tingkat keyakinan geologi setelah dikurangi oleh panjang untuk sumberdaya tereka.

• Lebar kearah kemiringan dibatasi sam-pai kedalaman 100 m dengan besar sudut kemiringan yang dihitung adalah sudut kemiringan rata-rata pada lapisan tersebut.

• Berat jenis yang dihitung adalah berat jenis rata-rata dari hasil analisis.

• Rumus untuk menghitung sumberdaya ada-lah : Sumberdaya = Panjang (m) x Tebal (m) x Lebar (m) x Berat Jenis ( ton/m3).

Sesuai kriteria SNI Ketebalan minimum lapisan batubara yang dihitung sumber dayanya adalah 1,00 m (Untuk batubara low rank coal). Sehingga perhitungan sumber daya hanya dilakukan pada lapisan-lapisan batubara A, B, C dan D pada Formasi Muaraenim. Sumber daya batubara pada Formasi Kasai diabaikan karena kete-balannya < 1,00 m. Hasil penghitungan sumber daya dicantumkan pada tabel 6 terlampir.

Dari hasil perhitungan disimpulkan bahwa sumber daya batubara daerah Muarakilis dan sekitarnya berjumlah sekitar 73.986.219 ton yang dapat diklasifikasikan sebagai sumber daya hipotetik.

Prospek Pemanfaatan dan Pengemban-gan Batubara

Hasil penyelidikan batubara di daerah Muaraki-

lis memberikan beberapa gambaran mengenai potensi endapan batubara :

• Paling tidak terdapat 4 (empat) lapisan batu-bara dengan ketebalan > 1 meter dengan ketebalan maksimum mencapai 4 meter.

• Kemiringan lapisan relatif landai yaitu seki-tar 10º

• Kontinuitas lapisan ke arah lateral ditinjau dari segi ketebalan tidak cukup konsisten namun diperkirakan cenderung menebal ke arah Baratlaut.

• Kualitas batubara tercermin pada nilai TM yang berkisar antara 49,33 – 57,22 %, IM 9,73 – 12,46 %, Ash 2,81 – 19,62 %, St 0,20 – 0,67 % dan CV 4638 – 5537 kal/gr, dapat digolongkan sebagai low rank coal.

• Tata guna lahan di daerah ini sebagian besar merupakan areal perkebunan kelapa sawit dengan usia tanaman sekitar 5 - 15 tahun dan dianggap merupakan usia yang masih sangat produktif.

• Akses jalan untuk transportasi lewat darat atau sungai cukup menjanjikan

Dengan memepertimbangkan beberapa faktor di atas disimpulkan daerah ini cukup prospek untuk dikembangkan untuk beberapa tahun mendatang namun tidak untuk saat ini karena keberadaan perkebunan kelapa sawit dengan usia yang masih produktif dengan tingkat harga jual yang masih cukup tinggi di pasaran.

Untuk penyelidikan bersistem selanjutnya dis-

Page 11: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.23

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

arankan meneruskan penyelidikan ke sebelah barat daerah Muarakilis (Daerah Kampung Baru dan sekitarnya) dengan pertimbangkan penyebaran Formasi Muaraenim yang masih menerus dan perkiraan lapisan-lapisan batu-bara cenderung menebal ke arah baratlaut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :

• Formasi pembawa batubara adalah For-masi Airbenakat, Formasi Muaraenim dan Formasi Kasai masing-masing beru-mur Miosen Tengah–Miosen Akhir, Miosen Akhir-Pliosen dan Plio Plistosen. Sing-kapan batubara ditemukan pada Formasi Muaraenim dan Formasi Kasai namun potensi endapan batubara lebih prospek pada Formasi Muaraenim.

• Pemetaan geologi batubara di permukaan telah menemukan 20 (dua puluh) lokasi singkapan batubara dan batuan lain. Ket-ebalan lapisan batubara pada singkapan berkisar antara < 1 m – 4 m. Minimnya penemuan singkapan batubara disebab-kan oleh wilayah pemetaan sebagian besar merupakan lahan perkebunan kelapa sawit, biasanya lahannya sudah diolah dengan pembakaran, pembuatan parit-parit baru, penimbunan dan perataan sehingga sing-kapan sulit untuk ditemukan.

• Kegiatan pemboran batubara pada lima lokasi bor BKL-01 s/d BKL-05 telah men-embus lapisan batubara dengan ketebalan

berkisar antara < 1m – 3 m.

• Dari hasil interpolasi diperkirakan pada Formasi Muaraenim terdapat 4 (empat) lapisan batubara dengan ketebalan ≥ 1 m yaitu lapisan A, B, C dan D dengan keteba-lan masing-masing 2,50 m; 2,90 m; 2,85 m dan 3,00 m serta sedikitnya terdapat 4 (empat) lapisan ketebalan < 1 m.

• Kualitas batubara Formasi Muaraenim ter-cermin pada nilai TM yang berkisar antara 49,33 – 57,22 %, IM 9,73 – 12,46 %, Ash 2,81 – 19,62 %, St 0,20 – 0,67 % dan CV 4638 – 5537 kal/gr. Tampak bahwa nilai Total Moisture (TM) cukup tinggi, kandungan abu bervariasi, kadar sulfur relatif rendah (< 1 %) sedangkan berdasarkan nilai kalori (CV) batubara Formasi Muaraenim dapat dig-olongkan sebagai low - medium rank coal.

• Sumber daya batubara daerah Muar-akilis dan sekitarnya berjumlah sekitar 73.986.219 ton yang dapat diklasifikasikan sebagai sumber daya hipotetik.

• Endapan batubara daerah Muarakilis diharapakan dapat dikembangkan untuk masa mendatang, namun belum untuk saat ini karena terdapatnya areal perkebunana sawit yang masih produktif.

Saran :

• Salah satu kendala dalam penyelidikan ini adalah musim hujan, baik frekuensi mau-pun intensitas hujan yang menyebabkan kesulitan dalam transportasi antar titik per-alatan bor (tonase mencapai ± 5 ton) karena

Page 12: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.23

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

akses jalan yang rusak, berlumpur dan licin. Untuk pelaksanaan ke depan diharapkan ada perencanaan yang lebih tepat baik dari segi waktu (kondisi musim/cuaca) maupun jenis dan tonase peralatan bor yang dipakai.

• Disarankan melanjutkan penyelidikan ke sebelah barat dari daerah ini pada kegiatan tahun anggaran berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

De Coster, G.H., 1974, The Geology of the Central and South Sumatera Basin, Indonesia Petroleum Association, 3 rd Ann . Conv , Proceeding

Gafoer, S., Cobrie, T., Purnomo, J., 1986, Lembar Lahat, Sumatera, Puslitbang Geologi, Bandung

Herman D., dkk, 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Indonesian Association of Geologist, IAGI, Jakarta

Ibrahim, D., dkk., 2010, Penyelidikan Batubara Bersistem pada Cekungan Sumatera Sela-tan daerah Sumai dan S e k i t a r n y a , Badan Geologi, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung

Resources International, Inc (ARI), Indonesian Coalbed Methane, Task 1 – Resources Assessment, 2003, Arlington, Virginia

Shell Mijnbouw, 1978, Explanatory Notes to the Geological Map of the South Sumatera Coal Province, Exploration report

Page 13: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.23

Gambar 1. Peta Lokasi Penyelidikan Daerah Muarakilis, Propinsi Jambi

Gambar 2. Cekungan Sumatera Selatan dalam Kerangka Tektonik Pulau Sumatera

Page 14: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.23

Tabel 1. Stratigrafi Lembar Muarabungo

Page 15: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.23

Gambar 3. Peta Geologi Daerah Penyelidikan

Keterangan :

SIMBUL FORMASI/SATUAN UMUR

Qa AluviumKUARTER

QTk Fm. Kasai

Tmpm Fm. MuaraenimTERSIER

Tma Fm. Airbenakat

Page 16: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.23

Tabel 2. Kualitas Rata-Rata Batubara Daerah Muarakilis Berdasarkan Hasil Analisis Proksimat

Lapis-an

FM

%

TM

%

IM

%

VM

%

FC

%

ASH

%

St

%

RD

gr/cm3

CV

kal/grHGI

A 51,13 57,22 12,46 50,74 33,99 2,81 0,20 1,34 5537 89

B 46,65 52,27 10,54 45,39 34,53 9,54 0,67 1,41 5263 52

C 43,87 49,33 9,73 41,82 28,83 19,62 0,56 1,50 4638 60

D 44,52 50,65 11,05 41,54 31,94 15,47 0,24 1,48 4774 54

Tabel 3. Hasil Analisis Ultimat Batubara Daerah Muarakilis

Lapisan Unsur

C H N S O

A 70,43 5,61 0,51 0,24 23,21

B 71,32 5,83 0,99 0,84 21,02

C 68,94 6,17 0,96 0,79 23,13

D 69,53 5,90 0,03 0,33 23,63

Tabel 4. Perbandingan Hasil Analisis Petrografi Tiap Lapisan Reflektan Vitrinit dan Komposisi Maseral

Formasi LapisanReflektan Vitrinit (%) Komposisi Maseral (%)

Mean Kisaran Vitrinit Inertinit Liptinit

Muaraenim

A 0,30 0,28-0,33 92,5 1,2 1,7

B 0,32 0,28-0,39 85,9 0,4 2,1

C 0,29 0,27-0,31 94,4 0,8 2,3

D 0,31 0,27-0,34 87,3 2,8 1,9

Page 17: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 I.23

Tabel 5. Perbandingan Hasil Analisis Petrografi Tiap Lapisan dan Kandungan Material Mineral

Formasi

Lapisan Material Mineral (%)

Clay Fe. Oksida Pirit

Muaraenim

A 4,1 0,4 0,1

B 10,8 0,7 0,1

C 2,2 0,2 0,1

D 7,3 0,6 0,1

Tabel 6. Hasil Penghitungan Sumber Daya Batubara Hipotetik Daerah Muarakilis (Dihitung hanya pada Formasi Muaraenim)

FormasiLap.BB

Acuan Lokasi

Panjang(m)

Dip(o)

Lebar(m)

Tebal(m)

RDTon/m3

S.Daya (ton)

Muara-enim

ASKL-07; SKL-09

19.150 10 5672,50

1,34 36.374.468

B BKL-01 6250 12 470 2,90 1,41 12.011.438

C BKL-01 6250 12 470 2,85 1,50 12.557.813

D BKL-01 6250 12 470 3,00 1,48 13.042.500

Jumlah Sumber Daya (hipotetik) 73.986.219

Page 18: SARI - psdg.geologi.esdm.go.idpsdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 1 Energi/23.Batubara... · kecil Provinsi Lampung. Maksud dan Tujuan Maksud penyelidikan batubara bersistem

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.23

Gambar 4. Peta Geologi dan Sebaran Batubara Daerah Muarakilis, Propinsi Jambi