Sap Stroke

27
S A P ( Satuan Acara Perkuliahan ) STROKE Dosen: Agus Sarwo Prayogi, APP Disusun oleh: INDIARTI A/Kp/VII 04.05.1000

Transcript of Sap Stroke

S A P( Satuan Acara Perkuliahan )

STROKEDosen: Agus Sarwo Prayogi, APP

Disusun oleh:

INDIARTI A/Kp/VII04.05.1000

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI KESEHATAN

SURYA GLOBALYOGYAKARTA

2008

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Bidang studi : Keperawatan Medikal Bedah II

Semester : VI ( enam )

Pokok bahasan : Stroke

Hari/tanggal : Rabu/26 November 2008

Pertemuan : 4 ( empat )

Alokasi waktu : 90 menit

Pemateri : Indiarti

A. TUJUAN

a) Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti perkuliahan selama 90 menit, mahasiswa mampu

memahami teori tentang Stroke.

b) Tujuan Instruksioanal Khusus

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan pengertian stroke

2. Menjelaskan klasifikasi stroke

3. Menjelaskan etiologi stroke

4. Menjelaskan patofisiologi stroke

5. Menjelaskan gejala klinis stroke

6. Menjelaskan komplikasi stroke

7. Menjelaskan penatalaksanaan stroke

8. Menentukan diagnosa keperawatan pada kasus stroke

B. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN ( materi terlampir)

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

1. Stroke a. Pengertian stroke

b. Klasifikasi stroke

c. Etiologi stroke

d. Patofisiologi stroke

e. Gejala klinis stroke

f. Komplikasi stroke

g. Penatalaksanaan stroke

h. Diagnosa keperawatan stroke

C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No. Tahap Kegiatan pengajarKegiatan

mahasiswaWaktu

1. Pembukaan Mengucapkan salam Perkenalan Menjelaskan tujuan

Menjawab salam

Memperhatikan

Memperhatikan

10 menit

2. Penyampaian

materi

Menyampaikan materi:STROKE

Memberi kesempatan bertanya

Menjawab pertanyaan

Memperhatikan Mencatat hal-hal

penting Bertanya hal

yang kurang jelas

Memperhatikan

60 menit

3. Penutup Evaluasi dan

menyimpulkan

materi

Memberi

reinforcement

Kontrak waktu

Mengucapkan salam

Memperhatikan

Mengucapkan

terima kasih

Menjawab salam

20 menit

D. MEDIA

LCD

Spidol

Whiteboard

E. METODE

Metode pembelajaran:

Ceramah

Diskusi/tanya jawab

F. EVALUASI

a) Formatif

Present mahasiswa 100%

Keaktifan mahasiswa

Kedisiplinan

b) Sumatif

Pemberian pre test dan post test

Pemberian tugas

Ujian Mid dan Ujian Akhir Semester

G. REFFERENSI

http : //www. wartamedika.com/2005/12/stroke.html

Manjoer, A.Etla.2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Media

Aesculapius : Jakarta

Smeltzer, S.C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner

and Suddart Vol.1. EGC : Jakarta

Nanda (2000). Nursing Diagnosis : Prinsip dan Clasification. 2001-

2002. Philadelphia : USA

Diagnosa aplikasi. Diagnosa Nanda (NIC-NOC). 2007-2008

Johnson, Marion, dkk. 1997.IOWA OUTCOMES PROJECT Nursing

Outcomes Classification (NOC). Mosby

Mc.Closkey, Joannc C. 1996. IOWA OUTCOMES PROJECT Nursing

Interventions Classification (NIC).Mosby

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Penyakit

A.1 Stoke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesif

cepat, berupa deficit neurologis fokal, atau/dan global, yang

berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian,

dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non

traumatic (sumber : Kapita Selekta Kedokteran Jilid II)

A.2 Stoke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran

darah otak (sumber : Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin).

B. Etiologi

B.1 Infark otak (80%)

a. Emboli

Emboli kardiogenik

Fibrilasi atrium dan aritmia lain

Thrombus mural dan ventrikel kiri

Penyakit katub mitral atau aorta

Endokarditis (infeksi atau non infeksi)

Emboli paradoksal (foramen ovalepaten)

Emboli arkus aorta

b. Aterotrombotik (penyakit pembuluh darah sedang-besar)

Penyakit eksrakanial

Arteri karotis interna

Arteri vertebralis

Penyakit intracranial

Arteri karotis interna

Arteri serebri interna

Arteri basilaris

Lakuner (oklusi arteri perforans kecil)

B.2 Pendarahan intraserebral (15%)

a. Hipertensi

b. Malformasi artei-vena

c. Angipati amiloid

B.3 Pendarahan subaraknoid (5%)

B.4 Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau perdarahan)

a. Trobus sinus dura

b. Diseksi arteri karotis atau vertebralis

c. Vaskulitis system saraf pusat

d. Penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intracranial yang

progesif)

e. Migren

f. Kondisi hiperkoagulasi

g. Penyalahgunaan obat

h. Kelainan hematologist (anemia sel sabit, polisistemia,atau

leukemia)

i. Miksoma atrium

Factor Risiko :

Yang tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin, pria, ras,

riwayat keluarga, riwayat TIA atau Stroke, riwayat jantung koroner,

fibrilasi atrium & heterozigot atau untuk hemosistinuria.

Yang dapat diubah : hipertensi, DM, merokok,

penyalahgunaan obat & alcohol, kontrasepsi oral, hematokrit meningkat,

bruit karotis, asimtomatis, hiperurisemia, dan dislipedemia.

C. Manifestasi Klinis

Pada stroke non hemoragik (iskemik), gejala utamanya adalah timbulnya

deficit neurologist secara mendadak/subakut, di dahului gejala prodromal,

terjadinya pada waktu istirahat atau bangun pagi dan biasanya kesadaran

tidak menurun, kecuali bila embolus cukup besar, biasanya terjadi pada usia

> 50 tahun.

Menurut WHO dalan International Statistical Dessification Of Disease

And Realeted Health Problem 10th revitoan, stroke hemoragik dibagi atas :

1. Pendarahan Intraserebral (PIS)

2. Pendarahan Subaraknoid (PSA)

Stroke akibat PIS mempunyai gejala yang tidak jelas, kecuali nyeri

kepala karena hipertensi, serangan sering kali siang hari, saat aktifitas atau

emosi/marah, sifat nyeri kepalanya hebat sekali, mual dan muntah sering

terdapat pada permulaan serangan. Hemiparesis/hemiplagi biasa terjadi pada

permulaan serangan, kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma

(60% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara stengah jam s.d 2 jam,

dan 12% terjadi setelah 2 jam, sampai 19 hari).

Pada pasien PSA gejala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan akut,

kesadaran sering terganggu & sangat bervariasi, ada gejala/tanda rangsangan

maningeal, oedema pupil dapat terjadi bila ada subhialoid karena pecahnya

aneurisma pada arteri komunikans anterior atau artei karotis interna.

Gejala neurologist tergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh

darah & lokasinya. Manifestasi klinis stroke akut dapat berupa :

Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis

yang timbul mendadak)

Gangguan sensabilitas pada satu atau lebih anggota badan

(gangguan hemiparesik)

Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi,

stupor, atau koma)

Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, atau kesulitan

memahami ucapan)

Disartria (bicara pelo atau cadel)

Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler, atau

diplopia)

Ataksia (trunkal atau anggota badan)

Vertigo, mual dan muntah, atau nyeri kepala.

D. Patofisiologi

Pathway

A. Stroke non hemoragik

THROMBUS / EMBOLI

PEREDARAN DARAH OTAK TERGANGGU

B. Stroke hemoragik

SUPLAI DARAH KE JARINGAN TIDAK ADEKUAT

ISKEMIK / INFARK JARINGAN

DEFISIT NEUROLOGI REVERSIBLE / IRREVERSIBLE

PENINGKATAN TEKANAN SISTEMIK (SIASTOLE / DIASTOLE

RUPTUR PEMBULUH DARAH SEREBRAL / ANEURISMA / APM

HEMATOM SEREBRAL

PENDARAHAN SUBARAKNOID / VENTRIKEL OTAK

VASOSPASME ARTERI SEREBRAL SARAF SENRTRAL

ASKEMIK / INFARK JARINGAN OTAK, KELUHAN NYERI TEKAN

HERNIASI OTAK / PTIK

KESADARA MENURUN

DEFISIT NEUROLOGI REVERSIBLE / IRREVERSIBLE

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan radiologi sietem saraf

Miografi

CT Scan

Angiografi

MRI

EEG

EMG

2. laboratorium

Darah

Urine

Cairan serebrospinal

F. Penatalaksanaan

1. Demam : deman dapat mengeksaserbasi cedera otak iskemik dan

harus diobati secara agresif dengan antipiretik (asetaminofen) atau

kompres dingin, jika diperlukan.

2. Nutrisi : pasien stroke memiliki risiko tinggi untuk aspirasi. Bila

pasien sadar penuh tes kemampuan menelan dapat dilakukan dengan

memberikan satu sendok air putih kepada pasien dengan posisi setengah

duduk dan kepala fleksi kedepan sampai dagu menyentuh dada,

perhatikan pasien tersedak atau batuk dan apakah suaranya berubah

(negative). Bila tes menelan negative dan pasien dengan kesadaran

menurun, berikan makanan enteral melalui pipa nasoduodenal ukuran

kecil dalam 24 jam pertama setelah onset stroke.

3. Hidrasi intravena : hipovolemia sering ditemukan dan harus

dikoreksi dengan kristaloid isotonis. Cairan hipotonis (misalnya dektrosa

5% dalam air, larutan NaCL 0,45%) dapat memperhebat edema serebri

dan harus dihindari.

4. Glukosa : hiperglikemia dan hipoglikemia dapat menimbulkan

sksaserbasiiskemia. Walaupun relevansi klinis dari efek ini pada manusia

belum jelas, tetapi para ahli sepakat bahwa hiperglikemia (kadar glukosa

darah sewaktu >200mg/dl)harus dicegah. Skala luncur (sliding scale)

setiap 6 jam selama 3-5 hari sejak onset stroke.

5. Perawatan paru : fisioterapi dada setiap 4 jam harus dilakukan untuk

mencegah atelaktsis paru pada pasien yang tidak bergerak.

6. Aktivitas : pasien dengan stroke harus diimobilisasi dan harus

dilakukan fisioterapi sedini mungkin bila kondisi klinis neurologist dan

hemodinamik stabil. Untuk fisioterapi pasif pada pasien yang belum

bergerak, perubahan posisi badan dan ekstremitas setiap 2 jam untuk

mencegah dekubitus, latihan gerakan sendi anggota badan secara pasif 4

kali sehari untuk mencegah kontraktur. Splin tumit untuk

mempertahankan kaki dalam posisi dorsofleksi dan dapat juga mencegah

pemendekan tendon Achilles. Posisi kepala 30 derajat dari bidang

horisontal untuk menjamin aliran darah yang adekuat ke otak dan aliran

ballik vena ke jantung, kecuali pada pasien hipotensi (posisi datar), pasien

dengan muntah-muntah (dekubitus lateral kiri), pasien dengan gangguan

jalan nafas (posisi kepala ekstensi).

7. Neurorestorasi dini : stimulasi sensorik, kognitif, memori, bahasa,

emosi serta otak yang terganggu. Depresi dan amnesia juga harus dikenali

dan diobati sedini mungkin.

8. Profilaksis trombosis vena dalam : pasien stroke iskemiok dengan

imobilisasi lama yang tidak dalam pengobatan heparin intravena harus

diobati dengan heparin 5.000 unit atau fraksiparin 0,3 cc setiap 12 jam

selama 5-10 hari untuk mencegah pembentukan thrombus dalam vena

profunda, karena insidennya sangat tinggi .

9. Perawatan vesika : kateter urine menetap (kateter foley), sebaiknya

hanya dipakai hanya ada pertimbangan khusus (kesadaran menurun,

demensia, afasia global). Pada pasien yang sadar dengan gangguan

berkemih, keteterisasi intermiten secara steril setiap 6 jam lebih disukai

untuk mencegah kemungkinan infeksi, pembentukan batu, dan gangguan

sfingter vesika terutama pada pasien laki-laki yang mengalami retensi

urine atau pasien wanita dengan inkontinensia atau retensio urine. Latihan

vesika harus dilakukan bila pasien sudah sadar.

ASUHAN KEPEPERAWATAN TEORI

1. PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari prosos keperawatan yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar dapar

mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan, dan

keperawatan pasien baik mental, sosial dan lingkungan.

A. Identitas diri klien

1. Pasien (diisi lengkap) : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Status

Perkawinan, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku Bangsa, Tgl Masuk

RS, No. CM, Alamat.

2. Penanggung Jawab (diisi lengkap) : Nama, Umur, Jenis Kelamin,

Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat.

B. Riwayat kesehatan

1. Keluhan utama

(keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)

2. Riwayat kesehatan sekarang

(riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit)

3. Riwayat kesehatan yang lalu

(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita

oleh pasien)

4. riwayat kesehatan keluarga

(adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga

yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun

tidak)

C. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum

2. pemeriksaan persistem

a. sistem persepsi & sensori

(pemeriksaan 5 indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

pengecap, perasa)

b. Sistem persarafan

(bagaimana tingkat kesadaran, GCS, reflek bicara, pupil, orientasi

waktu & tempat)

c. Sistem pernafasan

(Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas)

d. Sistem kardiovaskuler

(nilai TD, nadi dari irama, kualitas dan frekuensi)

e. Sistem gastrointestinal

(nilai kemampuan menelan, nafsu makan/minum, peritaltik,

eliminasi)

f. Sistem integumen

(nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien)

g. Sistem reproduksi

h. Sistem perkemihan

(nilai frekunsi BAK, volume BAK)

D. Pola fungsi kesehatan

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : pada klien hipertensi

terdapat juga kebiasaan untuk merokok, minum alcohol dan

penggunaan obat-obatan.

2. Pola aktifitas dan latihan : pada klien hipertensi terkadang

mengalami/merasa lemas, pusing, kelelahan, kelemahan otot dan

kesadaran menurun.

3. Pola nutrisi dan metabolisme : pada pasien hipertensi terkadang

mengalami mual dan muntah.

4. Pola eliminasi : pada pasien hipertensi terkadang mengalami

oliguri.

5. Pola tidur dan istirahat.

6. Pola kognitif dan perceptual

7. Persepsi diri/konsep diri

8. Pola toleransi dan koping stress : pada pasien hipertensi biasanya

mengalami stress psikologi.

9. Pola seksual reproduktif

10. Pola hubungan dan peran

11. Pola nilai dan keyakinan.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan stroke

adalah sebagai berikut:

A. Perfusi jaringan tidak efektif (spesifik : renal, serebral,

kardiovaskuler, pulmonal, gastrointestinal, perifer) b/d aliran arteri

terhambat.

B. Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan muskuloskeletal &

neurovaskeler.

C. Risiko disfungsi neurovakuler perifer b/d imobilisasi.

D. Konstipasi b/d aktifitas fisik tidak adekuat.

E. Gangguan cirta tubuh b/d penyakit.

F. Kurang perawatan diri : mandi, berpakaian, makan, toileting b/d tidak

berfungsinya anggota gerak.

G. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi

H. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan tidak mampu dalam mencerna makanan karena

faktor psikologi

I. Kelelahan berhubungan dengan status penyakit,anemia

J. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

3. PERENCANAAN KEPERAWATAN

No.

Dx

Nama Diagnosa Tujuan /NOC Intervensi / NIC

1 Nyeri akut

berhubungan

dengan agen cedera

biologi kanker

serviks

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama .......x24 jam,

diharapakan nyeri

berkurang dengan

kriteria:

Kontrol Nyeri (1605)

-Mengenal faktor

penyebab (160501)

-Mengenal reaksi

serangan nyeri (160502)

-Mengenali gejala nyeri

(1605009)

Melaporkan nyeri

terkontrol (1605011)

Tingkat Nyeri (2021)

-Frekuensi nyeri

(210203)

Pain Management (140)

-Kaji tingkat nyeri,meliputi :

lokasi,karakteristik,dan

onset,durasi,frekuensi,kualitas,

intensitas/beratnya nyeri,

faktor-faktor presipitasi

-kontrol faktor-faktor

lingkungan yang dapat

mempengaruhi respon pasien

terhadap ketidaknyamanan

-Berikan informasi tentang

nyeri

-Ajarkan teknik relaksasi

-Tingkatkan tidur/istirahat

yang cukup

-Turukan dan hilangkan faktor

yang dapat meningkatkan nyeri

-Lakukan teknik variasi untuk

-Ekspresi akibat nyeri

(210206)

mengurangi nyeri

Analgetik Administration

(2210)

-Tentukan lokasi, karakteristik,

kualitas, dan derajat nyeri

sebelum pemberian obat

-Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgetik

-Berikan analgetik yang tepat

sesuai dengan resep

-Catat reaksi analgetik dan efek

buruk yang ditimbulkan

-Cek instruksi dokter tentang

jenis obat,dosis,dan frekuensi

2 Ketidakseimbangan

nutrisi:kurang dari

kebutuhan tubuh

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama .....x24 jam

diharapakan kebutuhan

nutrisi seimbang

(terpenuhi) dengan

kriteria :

Status Nutrisi (1004)

-Tenaga (100403)

-Stamina(100401)

-Daya tahan tubuh

( 100404)

Nutrition Management

(1100)

-Kaji kemampuan pasien untuk

mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan

-Monitor jumlah nutrisi dan

kandungan kalori

-Berikan kalori tentang

kebutuhan nutisi

-Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah

kalori dan nutrisi yang

dibutuhkan pasien

Nutritioning Monitoring

(1160)

-Monitor turgor kulit

-Monitor mual nuntah

-Monitor kadar albumin,total

protein,Hb dan kadar Ht

-Monitor kalori dan intake

nutrisi

-Jadwalkan pengobatan dan

tindakan selama jam makan

3 Kelelahan

berhubungan

dengan status

penyakit,anemia

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ........x24 jam

diharapkan kelelahan

berkurang dengan

kriteria:

Ketahanan daya tahan:

-Pola makan (000107)

-Kelelahan tiba-tiba

(000110)

-Turunnya Hb (000113)

Status Nutrisi; Energy :

-Stamina (100701)

-Kelelahan (100702)

-Melawan infeksi

(100705)

Energy Management (0180)

-Observasi adanya pembatasan

klien dalam mlakukaan

aktivitas

-Kaji adanya faktor yang

menyebabkan kelelahan

-Monitor nutrisi dan sumber

energi yang adekuat

-Monitor pasien akan adanya

kelelahan fisik dan emosi

secara berlebihan

4 Kerusakan

eliminasi urin

berhubungan

dengan obstruksi

anatomi

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama .......x24 jam

diharapkan eliminasi urin

normal dengan kriteria :

Eliminasi Urin:

-Pola eliminasi (050301)

Urinary Elimination

Management (0590)

-Monitor pengeluaran urin,

frekuensi, konsistensi, bau,

jumlah, dan warna denga tepat

-Monitor tanda dan gejala

retensi urin

-Pengeluaran urin dengan

mnedesak (050310)

-Ajarkan pasien / keluarga

untuk mencatat pengeluaran

urin dengan tepat

-Bantu pasien dengan

perkembangan toileting yang

rutin dengan tepat

-Catat dengan tepat

pengeluaran urin terakhir

5. Cemas

berhubungan

dengan perubahan

status kesehatan

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama .....x24 jam

diharapakan kecemasan

menurun atau pasien

dapat tenang dengan

kriteria :

Control Cemas (1402)

-Menurunkan stimulasi

lingkungan ketika cemas

(140203)

-Menggunakan teknik

relaksasi untuk

menurunkan cemas

(140207)

-Melaporkan penurunan

kebutuhan tidur adekuat

(140214)

-Tidak ada manifestasi

perilaku kecemasan

(140216)

Koping (1302)

-Memanajemen masalah

Penurunan Kecemasan

(5820)

-Tenangkan klien

-Berusaha memahami keadaan

klien

-Berikan informasi tentang

diagnosa,prognosis dan

tindakan

-Kaji tingkat kecemasan dan

reaksi fisik pada tingkat

kecemasan

-Gunakan pendekatan dengan

sentuhan (permisi) verbalisasi

-Temani klien untuk

mendukung keamanan dan

menurunkan rasa takut

-Instruksikan pasien untuk

menggunakan teknik relaksasi

-Berikan pengobatan untuk

menurunkan cemas dengan

cara yang tepat

Peningkatan Koping (5230)

-Hargai pemahaman pasien

(130205)

-Mengekspresikan

persaan dan kebebasan

emosinal (130206)

-Memelihara kestabilan

financial (130214)

-Menggunakan suport

sosial (130218)

tentang proses penyakit

-Gunakan pendekatan yang

tenang dan memberikan

jaminan

-Sediakan informasi actual

tentang diagnosa,penanganan

dan prognosis

-Dukung keterlibatan keluarga