SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

23
SATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA ROKOK PADA PASIEN GANGGUAN JIWA Oleh: TIM PKRS R.23 PSIKIATRI IRNA I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) dr. SAIFUL ANWAR

description

SAP rokok pada gangguan jiwa

Transcript of SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

Page 1: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAHAYA ROKOK PADA PASIEN GANGGUAN JIWA

Oleh:TIM PKRS R.23 PSIKIATRI

IRNA I

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) dr. SAIFUL ANWARMALANG

2015

Page 2: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Bahaya Merokok Pada Pasien Gangguan Jiwa

Sasaran : Pasien gangguan jiwa dan keluarga

Tempat Kegiatan : Ruang 23 J, RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Hari/ Tanggal : 07 Oktober 2015

Alokasi Waktu : 30 menit

Pertemuan ke : 1

A. LATAR BELAKANGTingkat merokok jauh lebih tinggi di antara orang dengan masalah

kesehatan mental dibandingkan pada populasi umum. Sebuah survei

nasional morbiditas kejiwaan antara lebih dari 8.000 orang dalam populasi

umum menemukan bahwa orang dengan gangguan neurotik seperti episode

depresi, fobia atau gangguan obsesif kompulsif dua kali lebih mungkin untuk

merokok (Coultard et al., 2000). Memiliki lebih dari satu gangguan neurotik

(gangguan neurotik komorbiditas) juga dikaitkan dengan perokok berat

(NHS, 2004).

Orang dengan masalah kesehatan mental yang berat kurang terwakili

dalam survei nasional dari populasi umum karena banyak tinggal di lembaga

atau tunawisma. Perokok dengan masalah kesehatan mental lebih

tergantung atau kecanduan dengan rokok dibandingkan pada populasi

umum. Sebagai contoh, 51% dari mereka yang memiliki diagnosis skizofreni

kecanduan rokok dan setengah orang-orang dengan gangguan afektif

bipolar, merokok lebih dari 20 batang sehari dibandingkan dengan hanya 8%

pada populasi umum (ONS, 2002). Meskipun konsumsi rokok ini tinggi,

sebagian besar perokok dengan masalah-masalah kesehatan mental yang

parah ingin berhenti merokok. Dalam studi di atas 52% dari mereka yang

memiliki diagnosis skizofrenia yang merokok ingin berhenti merokok, seperti

yang 58% dari perokok dengan gangguan afektif bipolar juga ingin berhenri

merokok.

Page 3: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL1. Tujuan Umum :

Setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan tentang bahaya rokok

pada ganguan jiwa, pasien dan keluarga pasien di ruang 23 RSUD dr.

Saiful Anwar Malang dapat memahami tentang bahaya rokok pada pasien

gangguan jiwa dan cara berhenti merokok.

2. Tujuan Khusus:

Setelah mengikuti kegiatan pemberian pendidikan kesehatan dari

perawat, pasien dan keluarga pasien mampu:

a. Memahami pengertian rokok

b. Mengetahui macam-macam jenis rokok

c. Memahami kandungan rokok yang dapat membahayakan kesehatan

d. Memahami bahaya kandungan rokok pada pasien gangguan jiwa

e. Mengetahui alasan merokok pasien gangguan jiwa, mitos atau fakta

f. Memahami kerugian bagi pasien jika tidak berhenti merokok

g. Memahami cara berhenti merokok bagi pasien

C. RENCANA KEGIATAN1. Materi : Bahaya Merokok Pada Pasien Gangguan Jiwa

2. Peserta : Pasien gangguan jiwa dan keluarga pasien

3. Pengorganisasian : 1. Siti Roslinda Rohmah

2. Amin Ayu Badriah

3. Nadifatus Susana

4. Sri Indah Novianti

5. Indah Dwi Rahayu

4. Rencana kegiatan : Ceramah, tanya jawab, dan diskusi

5. Media dan alat bantu

a. Leaflet (terlampir)

b. Layar LCD

2. Waktu dan tempat

a. Waktu : Rabu, 07 Oktober 2015

b. Pukul : 10.30 – 11.00 WIB (1x30 menit)

c. Tempat : Ruang 23 Psikiatri, RSUD dr. Saiful Anwar Malang

3. Kegiatan Belajar Mengajar (lihat tabel 1)

4. Materi (terlampir)

Page 4: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

Tabel 1. Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan MengajarKegiatan Peserta

DidikMetode Media

Pendahuluan(3 menit)

1. Mengucapkan

salam, membaca

do’a, dan

memperkenalkan diri

2. Menjelaskan

maksud dan tujuan

pemberian pendidikan

kesehatan

3. Membuat kontrak

waktu dengan peserta

4. Menggali

pengetahuan pasien

dan keluarga tentang

Bahaya Merokok

Pada Pasien

Gangguan Jiwa

1. Menjawab salam,

berdo’a, dan

mendengarkan

penyaji saat

perkenalan

2. Memperhatikan

dengan seksama

terkait apa yang

disampaikan

penyaji

3. Mendengarkan,

menyepakati

kontrak waktu

4. Menjawab

pertanyaan penyaji

Ceramah

Ceramah

Ceramah

Ceramah

-

-

-

-

Penjelasan Topik(20 menit)

1. Menjelaskan materi

pendidikan

kesehatan, yaitu:

a. Pengertian rokok

b. Macam-macam

jenis rokok

c. Kandungan yang

dapat

membahayakan

1. Mendengarkan

penjelasan penyaji

Ceramah Leaflet dan

layar LCD

Page 5: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

kesehatan bagi

perokok

d. Bahaya

kandungan rokok

pada pasien

gangguan jiwa

e. Alasan merokok

pasien gangguan

jiwa, mitos atau

fakta

f. Kerugian bagi

pasien jika tidak

berhenti merokok

g. Cara berhenti

merokok bagi

pasien

2. Memberikan

kesempatan seluruh

peserta untuk

bertanya di akhir

penjelasan

2. Mengajukan

pertanyaan dan

melakukan diskusi

Diskusi

dan tanya

jawab

Leaflet dan

layar LCD

Penutup7 menit

1. Meminta peserta

untuk me-review

materi pendidikan

kesehatan yang telah

disampaikan oleh

penyaji

2. Mengevaluasi tingkat

pemahaman peserta

terhadap materi yang

disampaikan dengan

memberikan

pertanyaan

1. Menjelaska

n kembali materi

yang telah

disampaikan oleh

penyaji

2. Menjawab

pertanyaan yang

diberikan oleh

penyaji

Tanya

jawab

Tanya

jawab

-

Kuisioner

dengan

wawancara

terstruktur

Page 6: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

3. Menyimpulkan materi

pendidikan kesehatan

yang telah

disampaikan

4. Penutupan dengan

salam dan do’a

3. Menyimak

kesimpulan penyaji

4. Mendengar

kan penutupan

yang disampaikan

oleh penyaji, serta

menjawab salam

Ceramah

Ceramah

-

-

D. Evaluasi1. Evaluasi Struktur

a. Adanya koordinasi dan kesepakatan dengan pihak tenaga kesehatan

terkait perijinan tempat dan waktu pemberian pendidikan kesehatan

kepada peserta.

b. Adanya persiapan yang baik terkait materi, sarana, dan prasarana

yang akan digunakan.

c. Adanya publikasi dan informasi yang disampaikan kepada peserta

tentang materi pendidikan kesehatan yang akan diajarkan.

2. Evaluasi Prosesa. Penyaji menguasai materi penyuluhan yang diberikan

b. Penyaji mampu mengkomunikasikan informasi dua arah.

c. Semua peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

d. Peserta antusias dan aktif mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan.

e. Peserta memberikan respon atau umpan balik berupa pertanyaan.

3. Evaluasi Hasil:a. 75% dari seluruh peserta dapat menjelaskan kembali materi dan/atau

menjawab pertanyaan dengan baik.

Page 7: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

Materi

BAHAYA ROKOK PADA PASIEN GANGGUAN JIWA

A. PENGERTIAN ROKOKRokok adalah gulungan tembakau yang disalut dengan daun nipah

(Alwi, 2002). Merokok adalah suatu kata kerja yang berarti melakukan

kegiatan atau aktifitas menghisap, sedangkan perokok adalah orang yang

suka merokok (Alwi, 2002).

B. MACAM-MACAM JENIS ROKOKRokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan

atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses

pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.

Rokok berdasarkan bahan pembungkus.

Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

Rokok berdasarkan penggunaan filter.

Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada

rokok terbuat dari bahan busa serabut yang berfungsi menyaring nikotin

(Muhibbin Syah, 2003).

Pada masa kini berbagai jenis rokok semakin berkembang untuk

mengurangi efek negative rokok seperti rokok elektrik.

C. KANDUNGAN YANG DAPAT MEMBAHAYAKAN KESEHATAN BAGI PEROKOK

Menurut Danu Santoso (1990) dan Amstrong (1995), asap rokok

terdiri dari lima komponen utama yaitu nikotin, gas karbonmonoksida, tar,

ammonia, buton.

a. Nikotin

Nikotin adalah bahan kimia berminyak yang tak berwarna dan

merupakan salah satu racun paling keras yang kita kenal. Di samping

itu, nikotin akan mengakibatkan pembuluh darah menyempit dengan

Page 8: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

cepat sehingga organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen, antara

lain otak dan otot jantung. Makin lanjut umur seorang perokok maka

makin lama ia merokok, semakin parah kondisinya, terutama otak dan

otot jantung.

b. Gas CO (karbonmonoksida)

Karbonmonoksida adalah gas beracun dalam asap yang dikeluarkan

oleh mobil. Gas CO juga dapat menghambat penganggkutan oksigen

oleh sel darah merah dari paru-paru ke organ lain.

c. Tar

Tar adalah kondesat semua zat-zat yang terdapat pada asap rokok.

Setiap hariya pada saluran pernapasan seseorang akan terjadi

kondensasi tar ini yang tidak dapat dibersihkan.

d. Ammonia

Ammonia adalah bahan kimia yang dipakai dalam bubuk pembersih

rumahtangga dan bahan peledak.

e. Butan

Butan adalah gas yang dipakai dalam pemantik rokok dan beberapa

peralatan berkemah.

Saat seseorang merokok, dalam setiap hisapannya terdapat kurang

lebih 4000 bahan senyawa kimia, termasuk racun-racun sebagai berikut:

Nikotin: jenis pestisida

Tar: bahan pengeras jalan

Acetone penghapus cat

Naphtylamine bahan penyebab kanker

Methanol: bahan bakar roket/pesawat tempur

Pyrene: bahan penyebab kanker

Dimethylnitrosamine

Napthalene : kapur barus

Cadmium: bahan penyebab kanker, biasa dipakai pada accu mobil

Carbon Monoxide: gas beracun yang keluar dari knalpot kendaraan

Benzopyrene: bahan penyebab kanker

Vinyl Chloride: bahan penyebab kanker, biasa digunakan untuk bahan

plastik PVC

Hydrogen Cyanide: racun yang digunakan untuk pelaksanaan hukuman

mati

Page 9: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

Toluidine

Ammonia: pembersih lantai

Urethane: bahan penyebab kanker

Toluene: pelarut industri

Arsenic: racun semut putih

Dibenzacridine: bahan penyebab kanker

Phenol: anti septik utuk pembedahan

Timbal: bahan tambahan bensin

Kromium: senyawa organic

Butane: bahan bakar korek api

Metil etil keton:  pelarut karet sintesis

Formalin: balsem pengawet mayat

Benzena: campuran bahan bakar mobil

Asam  sulfurik: bahan pupuk

Ddt:  insektisida yang terlarang

Shellac: bahan pengkilap kayu

D. PENYAKIT YANG DAPAT TIMBUL KARENA ROKOKSirodjuddin (2008), mengemukakan bahwa asap rokok mempenga-

ruhi kesehatan, diantaranya:

a. Merokok memperlemah paru-paru.

b. Merokok mengganggu aliran darah.

c. Merokok meningkatkan impotensi dan infertilitas.

d. Merokok meningkatkan risiko kanker.

e. Merokok merupakan masalah bagi kesehatan wanita.

f. Merokok merupakan masalah kesehatan keluarga.

Menurut Amstrong (1995), terdapat banyak penyakit yang diperburuk

keadaannya oleh asap rokok atau dengan merokok dan penyakit ini dapat

mengakibatkan kematian pada perokok, diantaranya:

a. Penyakit jantung koroner

Penelitian terhadap kebiasaan merokok menunjukkan bahwa perokok

berat di bawah usia 45 tahun mempunyai risiko 15 kali lebih besar

menderita serangan jantung yang akan membunuh mereka dari pada

orang berisiko sama yang tidak merokok.

b. Trombosis koroner

Page 10: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

Trombosis koroner atau serangan jantung terjadi bilamana bekuan

darah menutup salah satu pembuluh darah utama yang memasok

aliran daarah ke jantung, akibatnya jantung akan kekurangan darah.

Merokok membuat darah perokok menjabdi lebih lengket dan mudah

membeku.

c. Kanker

Kanker adalah penyakit yang sel-sel di beberapa bagian tubuh

mengganda secara tiba-tiba dan tidak berhenti. Jika sel-sel di bagian

tubuh terangsang oleh substansi yang bersifat karsinogenik selama

jangka waktu yang lama, maka penyakit kanker akan terjadi. Dalam tar

tembakau terdapat sejumlah bahan kimia yang juga bersifat

karsinogenik. Tar tembakau dapat mengakibatkan kanker bilamana

merangsang tubuh untuk waktu lama, misalnya di daerah mulut dan

tenggorokan.

d. Bronkitis

Bronchitis terjadi bilamana paru-paru seseopa asap)rang terangsang

oleh apa yang dihirupnya (udara tercemar di sini berupa asap rokok).

E. BAHAYA KANDUNGAN ROKOK PADA PASIEN GANGGUAN JIWAMerokok dapat mengganggu beberapa obat, sehingga pasien

mungkin harus menggunakan dosis yang lebih tinggi daripada jika tidak

merokok. Jadi, jika berhenti merokok, jumlah beberapa obat dalam darah

bisa naik dalam beberapa hari. Dokter mungkin perlu untuk mengurangi

dosis beberapa obat, seperempat pada minggu pertama, dan mungkin

bahkan lebih dalam tiga minggu berikutnya.

Namun, jika mulai merokok lagi, mungkin perlu untuk kembali ke

dosis obat lama. Hal ini karena tembakau berinteraksi dengan beberapa obat

psikiatris sehingga kerja obat kurang efektif. Beberapa obat-obatan

dipengaruhi oleh rokok, diantaranya termasuk:

Antidepresan (trisiklik lama seperti amitriptyline dan mirtazapin baru)

Antipsikotik (terutama clozapine, olanzapine dan haloperidol)

Benzodiazepin (misalnya diazepam)

Opiat (misalnya metadon)

Hal yang sama diungkapkan oleh NHS (2004), perokok umumnya

diresepkan dosis neuroleptik yang lebih tinggi, yang mungkin disebabkan

Page 11: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

karena merokok meningkatkan metabolisme obat neuroleptik. Asap rokok

menginduksi enzim P450-1A2 (CYP1A2) yang bertanggung jawab untuk

aktivasi beberapa procarcinogens dan juga untuk metabolisme banyak obat.

Ketika seorang perokok berhenti, induksi enzim ini hilang, sehingga ada

metabolisme lebih lambat dari obat yang menyebabkan kenaikan tingkat.

Obat dimetabolisme oleh CYP1A2 (Bazire, 2003). Sebaliknya, jika pasien

telah berhenti merokok dan kemudian mulai lagi (misalnya ketika mereka

keluar dari rumah sakit), tingkat plasma sebelumnya dari terapi obat bisa

turun seperti turunnya induksi enzim. Zat-zat yang dapat terhambat efeknya

karena merokok, yaitu:

Caffeine

Clozapine

Diazepam

Fluvoxamine (partly)

Haloperidol (partly)

Mirtazapine (partly)

Olanzapine (partly)

Paracetamol

Perphenazine

Propranolol

Tamoxifen

Theophylline

Verapamil

Warfarin-R (major)

Zotepine Tricyclics–tertiary (eg amitriptyline, clomipramine, desipra-

mine, imipramine)

Levin et al (1996) juga menyatakan merokok juga dapat membantu

mengurangi beberapa efek samping yang berhubungan dengan obat

antipsikotik, misalnya beberapa efek samping pengobatan haloperidol pada

orang yang didiagnosis dengan skizofrenia.

Dalam berbagai tinjauan penelitian berbasis imunoneuropatobiologis

menunjukkan bahwa neurotransmiter berperanan sangat penting dalam

gangguan perilaku dan gangguan psikiatrik. Neurotransmiter yang

berpengaruh pada terjadinya gangguan perilaku dan pskiatrik diantaranya

adalah dopamin, norepinefrin, serotonin, GABA, glutamat dan asetilkolin.

Page 12: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

Selain itu, penelitian-penelitian juga menunjukksan adanya kelompok

neurotransmiter lain yang berperan penting pada timbulnya mania, yaitu

golongan neuropeptida, termasuk endorfin, somatostatin, vasopresin dan

oksitosin. Diketahui bahwa neurotransmiter-neurotransmiter ini, dalam

beberapa cara, tidak seimbang (unbalanced) pada otak individu mania

dibanding otak individu normal. GABA diketahui menurun kadarnya dalam

darah dan cairan spinal pada pasien mania. Norepinefrin meningkat

kadarnya pada celah sinaptik, tapi dengan serotonin normal. Dopamin juga

meningkat kadarnya pada celah sinaptik, menimbulkan hiperaktivitas dan

asgresivitas mania, seperti juga pada skizofrenia.

Penelitian menunjukkan bahwa zat-zat yang menyebabkan berku-

rangnya monoamin, seperti reserpin, dapat menyebabkan depresi.Akibatnya

timbul teori yang menyatakan bahwa berkurangnya ketersediaan

neurotransmiter monoamin, terutama NE dan serotonin, dapat menyebabkan

depresi. Teori ini diperkuat dengan ditemukannya obat antidepresan trisiklik

dan monoamin oksidase inhibitor yang bekerja meningkatkan monoamin di

sinap. Peningkatan monoamin dapat memperbaiki depresi.

Salah satu kandungan rokok yang berkaitan dengan kadar

neurotransmitter diantaranya adalah nikotin memacu pengeluaran zat-zat

seperti adrenalin. Zat ini merangsang denyut  jantung dan tekanan darah,

dengan cara merangsang untuk melepaskan norepinefrin melalui saraf

adrenergik dan meningkatkan katekolamin yang dikeluarkan oleh adrenal.

Hormon katekolamin yang terdiri dari zat aktif dopamin, norepinefrin dan

epinefrin lebih dikenal dengan adrenalin. Di dalam otak, sebagai respon

terhadap Nikotin, otak akan memerintahkan tubuh untuk membuat zat

endorphin lebih banyak lagi. Endorphin adalah senyawa protein yang lebih

tepat disebut sebagai body’s natural pain killer. Struktur kimia Endorphin

tidaklah jauh berbeda dengan painkiller kelas atas seperti morphine.

Endorhpin dapat membuat seseorang merasa relaks dan euphoria.

Nikotin sangat mempengaruhi dan dapat mengubah fungsi otak dan

tubuh kita. Nikotin membuat si perokok merasa relaks dan kemuadian

merasa lebih energik dan bersemangat, atau sebaliknya. Efek ini umum

dikenal sebagai biphase effect. Sialnya, semakin sering seseorang merokok,

akan semakin merasa ketagihan dan semakin meningkat pula jumlah rokok

yang dihisap.

Page 13: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

Efek-efek relaks, berenergi, semangat tersebut hanya berlangsung

sesaat karena kecanduan yang akan terjadi bukan merupakan mekanisme

koping yang baik. Hal tersebut dikarenakan bahaya nikotin bagi penderita

gangguan jiwa bukan hanya dari gangguan hormon tetapi juga risiko

kecanduan yang lebih besar sehingga risiko penyakit dan kematian akibat

rokok akan lebih tinggi. Saat Adrenalin dilepas tubuh kita pun akan

melepaskan cadangan glukosa kedalam darah. Kemudian, insulin akan

memerintahkan sel tubuh untuk menyerap kelebihan glukosa dalam darah.

Efek ini sering disebut sebagai hyperglycaemic, yaitu tingginya kadar gula

dalam darah. Inilah alasan kenapa saat merokok, seseorang tidak merasa

lapar dan akan tahan untuk tidak makan selama berjam-jam. Lebih banyak

dijumpai perokok yang berbadan kurus dibandingkan perokok yang

kelebihan berat badan. Dalam jangka panjang, nikotin dapat meningkatkan

kadar kolesterol dalam darah, mengakibatkan si perokok, walaupun sudah

lama berhenti merokok, sangat rentan terhadap serangan jantung dan

stroke. Ini sebagai akibat dari rusaknya pembuluh arteri dalam darah, yang

salah satu fungsinya, mengedarkan oksigen.

F. ALASAN MEROKOK PASIEN GANGGUAN JIWA, MITOS ATAU FAKTA?Hal ini belum sepenuhnya dipahami mengapa orang dengan masalah

kesehatan mental merokok lebih banyak. Ada kemungkinan bahwa sejumlah

faktor terlibat, yaitu:

Merokok membantu orang mengatasi masalah kesehatan mental

Fakta: Merokok dapat benar-benar menyebabkan stres. Merokok hanya

membantu untuk mengurangi stres seperti kesedihan,

kecemasan, stres, depresi, dan kurang konsentrasi dalam jangka

pendek, hanya sesaat setelah menghisap rokok.

Orang-orang dengan masalah kesehatan mental memiliki hak untuk

merokok

Fakta: Merokok tidak hanya diabaikan, bahkan telah didorong dan

diperkuat untuk dilarang digunakan di bidang kesehatan mental.

Orang-orang dengan masalah kesehatan mental tidak tertarik untuk

berhenti merokok

Page 14: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

Fakta: Ini adalah asumsi. Penelitian dan bukti menunjukkan bahwa

banyak orang dengan masalah kesehatan mental tertarik

berhenti merokok.

Hal ini terlalu sulit bagi orang dengan penyakit mental untuk berhenti

merokok

Fakta: Berhenti merokok akan sulit bagi siapa pun. Hal ini dapat me-

makan waktu yang lebih lama untuk beberapa orang dengan

masalah kesehatan mental untuk berhenti merokok dan mereka

mungkin membutuhkan dukungan yang lebih intensif tetapi

bukan berarti tidak mungkin.

Berhenti merokok akan menyebabkan kekambuhan pada penyakit

mental

Fakta: Hanya sedikit bukti bahwa orang dengan masalah kesehatan

mental memiliki resiko psikosis jika mereka berhenti merokok.

G. KERUGIAN BAGI PASIEN JIKA TIDAK BERHENTI MEROKOKJika pasien tidak melakukannya (tidak berhenti merokok), maka ada

beberapa dampak atau kerugian yang didapat, diantaranya:

Terutama bagi pasien gangguan jiwa berisiko meningkatkan dosis dan

jumlah obat.

Jika memiliki masalah kesehatan mental, mungkin merokok lebih dari

orang lain sehingga dampak rokok akan lebih besar.

Pasien lebih mungkin untuk menjadi salah satu dari ratusan ribu orang

yang setiap tahunnya dibunuh oleh rokok.

Kemungkinan meninggal lebih awal, sekitar 10 tahun lebih awal dari

pada yang bukan perokok. Namun, setengah dari perokok meninggal 15

tahun lebih awal dan seperempat dari perokok meninggal 23 tahun lebih

awal.

Kemungkinan memiliki masalah pernapasan, penyakit jantung, diabetes

dan berbagai jenis kanker (bukan hanya kanker paru-paru).

H. CARA BERHENTI MEROKOK BAGI PASIENOrang yang berbeda menemukan hal-hal yang berbeda untuk

membantu menemukan cara yang terbaik untuk berhenti merokok. Berikut

beberapa pilihan cara yang dapat digunakan, yaitu:

Page 15: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

Pikirkan dan lakukan hobi Anda seperti membaca buku dan melakukan

olahraga teratur

Diskusikan dampak buruk rokok bagi kesehatan Anda dengan tenaga

kesehatan atau siapapun di sekitar Anda untuk mengingat kembali

dampak buruk rokok

Berpasangan dengan seorang teman yang juga berusaha untuk berhenti

merokok sehingga dapat saling memotivasi.

Kurangi rokok terlebih dahulu sebelum berhenti, tidak harus berhenti

tiba-tiba seperti mengurangi jumlah batang rokok atau memotong rokok

Anda.

Membuat catatan tentang kapan, di mana dan dengan siapa Anda

merokok. Ini dapat menyoroti waktu dan situasi ketika Anda lebih

mungkin untuk merokok sehingga Anda dapat merencanakan cara untuk

menghindari mereka atau berurusan dengan mereka.

Tingkatkan asupan makanan saat berusaha berhenti merokok karena

berhenti merokok akan mengembalikan nafsu makan Anda sehingga

jangan berusaha menolak makan.

Kebiasaan menghisap rokok bisa membuat Anda rindu dengan aroma

atau rasa rokok tersebut, makan atau minumlah sesuatu yang

mempunyai ciota rasa kuat sehingga mengalihkan perhatian Anda

terhadap rokok, seperti air jeruk, coklat, dan masih banyak lagi.

   

Page 16: SAP Rokok Pada Gangguan Jiwa

DAFTAR PUSTAKA

NHS. 2004. Smoking and Patients with Mental Health Problem. London: Health

Development Agency.

Alwi, Hasan dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Balai

Pustaka: Jakarta.

Muhibbin Syah. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.