Sap Ped Gizi Kurang

17
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN GIZI KURANG PADA BALITA A. JUDUL Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Gizi Kurang pada Balita B. TUJUAN 1. Tujuan Umum : Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien dapat mengerti dan memahami tentang gizi kurang pada balita. 2. Tujuan Khusus : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga dapat : a. Mengerti dan mampu menyebutkan pengertian gizi kurang b. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali tentang penyebab gizi kurang c. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali tentang tanda-tanda gizi kurang d. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali akibat gizi kurang pada balita e. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali penatalaksanaan gizi kurang f. Mengerti dan mampu mendemonstrasikan kembali tentang cara membantu meningkatkan selera makan balita

description

SAP gizi kurang

Transcript of Sap Ped Gizi Kurang

Page 1: Sap Ped Gizi Kurang

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN GIZI KURANG PADA BALITA

A. JUDUL

Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Gizi Kurang pada Balita

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum :

Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien dapat

mengerti dan memahami tentang gizi kurang pada balita.

2. Tujuan Khusus :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga dapat :

a. Mengerti dan mampu menyebutkan pengertian gizi kurang

b. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali tentang penyebab gizi kurang

c. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali tentang tanda-tanda gizi kurang

d. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali akibat gizi kurang pada balita

e. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali penatalaksanaan gizi kurang

f. Mengerti dan mampu mendemonstrasikan kembali tentang cara membantu

meningkatkan selera makan balita

C. TEMPAT

Poliklinik Anak RSUP Sanglah

D. WAKTU

Sabtu, 13 Juli 2013 pukul 09.00-09.30 WITA

E. SASARAN

Keluarga pasien Poliklinik Anak RSUP Sanglah

Page 2: Sap Ped Gizi Kurang

F. METODE

1. Ceramah

2. Demonstrasi

3. Tanya jawab

G. MEDIA

1. Flip chart

2. Leaflet

3. Alat demonstrasi

H. PEMBAGIAN KELOMPOK

1. Ketua : Ni Made Dwiyanti

2. Moderator : I Putu Agus Prawita Styawan

3. Penyaji : Ni Kadek Diah Purnamayanti

4. Demonstrator : Putu Hena Pramonia Cita

5. Fasilitator : I G A Meila Satria Dewi

6. Observer : Putu Rudi Mahardikaputra

I. RENCANA PELAKSANAAN

No. Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan :

1) Memberi Salam

2) Perkenalan

3) Mengingatkan kontrak

4) Menjelaskan maksud dan tujuan

5 menit

2. Pemberian materi:

1) Pemantauan status gizi pada balita

2) Penyebab gizi kurang

3) Akibat gizi kurang

4) Penanganan gizi kurang

10 menit

3. Demonstrasi 10 menit

Page 3: Sap Ped Gizi Kurang

1

2

3 4

5 6

4. Penutup :

1) Diskusi dan Tanya jawab

2) Menyimpulkan seluruh materi

3) Mengevaluasi peserta

4) Mengakhiri kontrak

5) Memberi salam penutup

5 menit

J. SETTING TEMPAT

K. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktural :

a. Persiapan Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan dalam

penyuluhan yaitu :

Leaflet

Flipchart

Bahan demonstrasi

b. Persiapan Materi

Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan dibuatkan flipchart dan leaflet dengan

ringkas, menarik, lengkap mudah di mengerti oleh peserta penyuluhan.

c. Persiapan Peserta

Penyuluhan mengenai pencegahan gizi kurang bagi balita. Peserta telah

diinformasikan sebelum dilaksanakan penyuluhan.

Keterangan gambar:

1. Penyaji

2. Peserta

3. Moderator

4. Demonstrator

5. Fasilitator

6. Observer

Page 4: Sap Ped Gizi Kurang

2. Evaluasi Proses :

Peserta mengikuti acara pembelajaran kesehatan dari awal sampai selesai dan aktif

selama proses pembelajaran kesehatan berlangsung.

3. Evaluasi Hasil :

a. Sebanyak 60% peserta mampu mengungkapkan kembali pengertian gizi kurang.

b. Sebanyak 60% peserta mampu menyebutkan kembali 8 penyebab gizi kurang.

c. Sebanyak 60% peserta mampu menyebutkan kembali 7 tanda dan gejala gizi kurang.

d. Sebanyak 60% peserta mampu menyebutkan kembali 5 akibat gizi kurang .

e. Sebanyak 60% peserta mampu menyebutkan penatalaksanaan gizi kurang.

f. Salah satu peserta mampu mendemonstrasikan kembali cara membantu meningkatkan

selera makan balita.

Page 5: Sap Ped Gizi Kurang

LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN GIZI KURANG

Gizi kurang adalah kondisi dimana asupan nutrisi kurang dari kebutuhan sehingga

dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan balita. Keadaan kekurangan gizi akibat

kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi atau menderita sakit dalam waktu lama (Ilham,

2009).

Untuk mengetahui status gizi pada anak telah adekuat perlu dilakukan pemantauan

pertumbuhan sebagai indikator status gizi. Pertumbuhan merupakan hasil akhir dari

keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran

fisik dari waktu ke waktu. Contoh : anak bertambah berat badannya , anak bertambah tinggi

badannya. Anak yang gizinya seimbang pertumbuhannya akan baik sedangkan anak yang

gizinya tidak seimbang maka pertumbuhannya akan terganggu.

Untuk menilai pertumbuhan perlu dilakukan pengukuran berat badan (BB) dan umur

secara berkala. Adapun cara untuk menilai pertumbuhan anak dari 0 bulan - 5 tahun menurut

KMS adalah :

a. Penilaian pertumbuhan dilakukan dengan membuat garis yang menghubungan antara dua

titik hasil penimbangan pada KMS.

b. Pertumbuhan disebut baik bila grafik BB mengikuti garis sejajar N2 atau lebih

dibandingkan kurva baku N1 pada KMS.

N1 (tumbuh kejar ): bila BB naik dibandingkan bulan lalu dan grafik berpindah ke pita

yang lebih atas (tua).

N2 (tumbuh normal): bila BB naik dibanding bulan lalu dan grafik mengikuti pita warna

yang sama.

c. Sebaliknya pertumbuhan dikatakan tidak baik bila grafik BB menunjukkan penurunan T3,

datar T2 atau naik dengan peningkatan BB yang kurang mencukupi (T1).

T1 (tumbuh tidak memandai) : bila BB naik dibandingkan bulan lalu tetapi grafik

berpindah ke pita dibawahnya (lebih muda).

T2 (tidak tumbuh) : bila BB bulan ini tetap disbanding bulan lalu, sehingga grafik di

KMS mendatar.

Page 6: Sap Ped Gizi Kurang

T3 (tumbuh negatif): bila BB bulan ini turun dibandingkan bulan lalu, sehingga grafik

di KMS menurun.

Keadaaan tersebut mencerminkan gizi kurang pada anak dan jika tidak ditanggulangi

akan mengarah ke gizi buruk.

Selain itu status gizi pada balita dapat diketahui dengan cara mencocokkan umur anak

(dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat badannya kurang,

maka status gizinya kurang. Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), telah disediakan Kartu

Menuju Sehat (KMS) yang juga bisa digunakan untuk memprediksi status gizi anak

berdasarkan kurva KMS. Dengan memperhatikan umur anak, kemudian memetakan berat

badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam batas garis hijau maka status gizi baik, bila di

bawah garis merah, maka status gizi buruk. Parameter yang umum digunakan untuk

menentukan status gizi pada balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.

Lingkar kepala sering digunakan sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan

perkembangan otak. Sementara itu, parameter status gizi balita yang umum digunakan di

Indonesia adalah berat badan menurut umur. Parameter ini dipakai menyeluruh di Posyandu (

Ali, 2009)

B. PENYEBAB GIZI KURANG

a) Asupan nutrisi kurang dari kebutuhan.

b) Pemberian makanan yang nilai gizinya kurang.

c) Anak yang menderita penyakit tertentu dalam waktu lama (seperti : cacingan,

malabsorpsi (gangguan penyerapan), TBC, dll)

d) Balita tidak mendapatkan ASI Ekslusif sebelum usia 6 bulan.

e) Balita yang mendapatkan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan.

f) Balita yang disapih sebelum usia 2 tahun.

g) Balita tidak mendapatkan makanan pendamping ASI (MP ASI) pada usia 6 bulan atau

lebih.

h) Kebersihan kurang dan lingkungan kotor.

(Soetjiningsih, 1998)

C. TANDA DAN GEJALA GIZI KURANG

a) Berat balita yang selalu menurun.

Page 7: Sap Ped Gizi Kurang

b) Berat badan tidak naik selama 3 bulan dan berada dibawah garis normal pada KMS

c) Kondisi anak lemah.

d) Wajah pucat.

e) Pertumbuhan yang terhambat.

f) Anak cengeng dan rewel

g) Perkembangan balita tidak sesuai dengan umur.

(Soetjiningsih, 1998)

D. AKIBAT GIZI KURANG

a) Proses tumbuh kembang anak jadi terganggu.

b) Terjadinya penurunan daya tahan tubuh.

c) Anak menjadi mudah terserang penyakit.

d) Perkembangan intelektual terganggu.

e) Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangi oleh tenaga kesehatan

(Soetjiningsih, 1998)

E. PENATALAKSANAAN GIZI KURANG

Nutrisi adalah proses total yang terlibat dalam konsumsi dan penggunaan zat

makanan.

Triguna makanan adalah:

Mengandung zat tenaga; karbohidrat, makanan pokok (nasi, jangung, sagu dan lain-lain).

Mengandung zar pembangun; protein, lauk-pauk (daging, telur, tempe tahu, ikan laut, dan

lain-lain)

Mengandung zat pengatur; vitamin dan mineral (sayur dan buah)

Cara menghidangkan makanan bagi keluarga penderita gizi kurang:

Sajikan hidangan makanan sehari-hari berdasarkan triguna makanan.

Berikan makanan secara beragam dan penyajian yang unik.

Berikan aneka ragam makanan dalam porsi kecil tetapi sering.

Berikan makanan yang mudah dicerna.

Gunakan garam beryodium.

Page 8: Sap Ped Gizi Kurang

Jenis makanan usia 1-2 tahun

Berikan nasi yang ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging/wortel/bayam/kacang

hijau.

Berikan makanan tersebut 3 kali sehari.

Berikan juga makanan selingan 2 kali sehari seperti bubur kacang hijau, pisang, biskuit

dan buah.

Penuhi gizi seimbang

Membuat variasi menu sesuai dengan kesukaan anak

Menu sehari-hari

Pagi : nasi, sayur, sop, ikan/ayam.

Siang : nasi, sayur, bayam, 1 potong tahu/tempe, dan buah.

Sore/malam: nasi, 1 butir telur, sayur.

Berikut jumlah rata-rata kebutuhan nutrisi balita yang dibutuhkan setiap harinya berdasarkan

Piramida Panduan Makanan pada balita usia 2-3 tahun :

Biji padi-padian

Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 3 ons (85 gram).

Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 4-5 ons (110-140 gram).

Contoh makanan dan cara penyajian: 1 ons sama dengan 1 potong roti, 1 gelas takar

sereal siap saji, atau 1/2 gelas takar nasi telah matang.

Sayuran

Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 1 gelas takar.

Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 1,5 gelas takar.

Contoh makanan dan cara penyajian: untuk memastikannya bisa menggunakan gelas

takar. Sajikan sayuran yang telah halus, dipotong hingga kecil dan dimasak sampai

matang untuk mencegah anak tersedak.

Page 9: Sap Ped Gizi Kurang

Buah-buahan

Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 1 gelas takar.

Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 1,5 gelas takar.

Contoh makanan dan cara penyajian: untuk memastikan jumlahnya gunakan gelas takar.

Pisang dengan panjang 20-23 cm sama dengan 1 gelas takar.

Susu

Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 2 gelas (400 ml).

Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 2 gelas (400 ml).

Contoh makanan dan cara penyajian: 1 gelas sama dengan seperti 1 gelas susu, 1 1/2 ons

(45 gram) keju alami, atau 2 ons (60 gram) keju yang sudah diproses.

Daging dan kacang-kacangan

Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 2 ons (65 gram).

Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 3-4 ons (85-115 gram).

Contoh makanan dan cara penyajian: 1 ons sama dengan 1 ons (300 gram) daging ayam

atau ikan, 1/4 gelas takar kacang-kacangan matang atau 1 butir telur.

(Sutomo, 2008)

F. CARA MEMBANTU MENINGKATKAN SELERA MAKAN ANAK

Cara meningkatkan selera makan anak:

1. Atur jadwal makan

Balita belum memiliki nafsu makan yang kuat. Oleh karena itu, mereka enggan makan

sebanyak tiga kali dalam sehari. Agar balita tetap memperoleh asupan gizinya yang

cukup, orang tua sebaiknya mengatur jadwal makannya.

2. Atur porsi makan dengan porsi kecil tapi sering dengan kandungan gizi tinggi

Agar aktivitas makan menjadi kebiasaan bagi balita, balita perlu diberi makan dengan

porsi kecil tapi sering namun mengandung gizi tinggi.

3. Makan dengan piring berwarna cerah, unik, dan menarik

4. Buat makanan yang unik, menarik, dan bervariasi

Page 10: Sap Ped Gizi Kurang

Orang tua perlu menyajikan makanan secara unik dan menghiasnya agar balita tertarik

untuk makan. Jangan terus-menerus memberi jenis makanan yang sama pada balita.

Mengubah menu makan setiap hari dapat meningkatkan nafsu makan balita.

5. Tambah makanan selingan yang sehat

Menambah makanan selingan dengan bahan yang bergizi diantara makanan utama dapat

meningkatkan porsi makan balita, sehingga akan meningkatkan status gizinya.

6. Batasi minum di sela-sela waktu makan

Minuman rendah lemak maupun jus buah segar memang penting untuk anak, namun bila

anak anda terlalu banyak minum, tidak akan ada tempat yang cukup untuk makanan

maupun kudapan sehat yang bisa masuk ke perut anak. 

7. Upayakan ada waktu makan bersama, misal dengan keluarga atau teman sebaya

Makan bersama dapat menyebabkan munculnya minat makan anak bila melihat

sekelilingnya juga melakukan aktivitas yang sama. (Farida, 2009).

8. Berikan pujian pada anak bila mau mengunyah dan menelan makanannya dengan baik.

9. Libatkan anak dalam menyiapkan makanan

Misalnya dengan meminta pertolongannya untuk membantu menyiapkan meja makan.

10. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.

11. Siasati makanan yang tidak disukai anak dengan mencampurkannya pada makanan

kesukaan anak dalam tekstur yang kecil sehingga tidak terlihat oleh anak, namun tetap

memenuhi kebutuhan gizi.

Cara menyiapkan makanan yang unik dan menarik untuk anak:

1. Menggunakan tempat makan berwarna atau bermotif lucu, atau tokoh kartun/binatang

kesukaan anak.

2. Membuat bentuk makanan yang unik, seperti wajah tersenyum, tokoh kartun atau

binatang yang disukai anak.

3. Menghidangkan buah-buahan dengan membentuk seperti sate, atau binatang lucu.

4. Membuat bentuk makanan yang bervariasi.

Page 11: Sap Ped Gizi Kurang

Langkah-Langkah Demonstrasi

Tahap persiapan:

1. Alat dan bahan

Alat

1. Piring

Bahan

1. Nasi

2. Sayur-sayuran

3. Daging

4. Telor

Tahap kerja:

1. Bentuk nasi menjadi binatang yang disukai anak misalnya beruang.

2. Guanakan lauk pauk dan sayuran sebagai hiasan.

3. Ciptakan suasana menyenangkan saat anak makan.

Page 12: Sap Ped Gizi Kurang

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Khomsan, 2009. Status Gizi Balita. (online). (http://medicastore.com. diakses pada 9 Juli

2013).

BKKBN. 2003. Materi Dasar Promosi: Menyiapkan Balita Yang Sehat Dan Berkualitas. Jakarta

Depkes RI. 2000. Perawatan Bayi Dan Balita. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga

Kesehatan.

Farida, M. 2009. Tips Cara Menghadapi Bayi atau Balita yang Susah Makan, (online),

(http://manajubelz..com/2010/12/tips-cara-menghadapi-bayi-atau-

balita.html#axzz21JksgJps, diakses 9 Juli 2013).

Ilham. 2009. Gizi Kurang, (online), (http://healthreference-ilham..com/2009/03/gizi-kurang.html,

diakses 9 Juli 2013).

Ramadhani, A. 2010. Nutrisi pada Balita, (online),

(http://keperawatandankesehatan..com/2010/09/nutrisi-pada-balita.html, diakses 9 Juli

2013).

Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta.

Sutomo, Budi. 2008. Makanan Untuk Balita. Jakarta : PT. Primamedia Pustaka