SAP Mobilisasi

22
SATUAN ACARA PENYULUHAN MOBILISASI/ ROM Topik Penyuluhan : Mobilisasi Hari/ Tanggal Penyuluhan : Jumat, 05 April 2013 Tempat Penyuluhan : Ruang 26 Stroke Unit RSSA Malang Lama Penyuluhan : 35 Menit Sasaran : Keluarga pasien R.26 Stroke Unit Metode : Ceramah dan Tanya Jawab Media : Banner A. Tujuan Instruksional - Tujuan Umum : Dengan adanya penyuluhan ini, diharapkan sasaran dapat mengerti dan mendemonstrasikan teknik mobilisasi sehingga komplikasi akibat tirah baring dapat dihindari. - Tujuan Khusus : 1. Sasaran dapat menjelaskan pengertian ROM 2. Sasaran mampu menyebutkan macam latihan ROM pada pasien pasca serangan stroke 3. Sasaran mampu menyebutkan manfaat dan tujuan ROM 4. Sasaran mampu menjelaskan dampak tirah baring yang lama 5. Sasaran mampu mengaplikasikan petunjuk latihan ROM 6. Sasaran dapat menyebutkan factor-faktor yang harus diperhatikan saat melakukan ROM B. Pokok Bahasan : Latihan ROM C. Sub Pokok Bahasan : Latihan ROM dan Manfaatnya D. Evaluasi : 1. Sebelum Pelaksanaan Penyuluhan Keluarga pasien kerang mengetahui tentang latihan ROM dan manfaatnya

Transcript of SAP Mobilisasi

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MOBILISASI/ ROM

Topik Penyuluhan : Mobilisasi

Hari/ Tanggal Penyuluhan : Jumat, 05 April 2013

Tempat Penyuluhan : Ruang 26 Stroke Unit RSSA Malang

Lama Penyuluhan : 35 Menit

Sasaran : Keluarga pasien R.26 Stroke Unit

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

Media : Banner

A. Tujuan Instruksional

- Tujuan Umum :

Dengan adanya penyuluhan ini, diharapkan sasaran dapat mengerti dan

mendemonstrasikan teknik mobilisasi sehingga komplikasi akibat tirah

baring dapat dihindari.

- Tujuan Khusus :

1. Sasaran dapat menjelaskan pengertian ROM

2. Sasaran mampu menyebutkan macam latihan ROM pada pasien pasca

serangan stroke

3. Sasaran mampu menyebutkan manfaat dan tujuan ROM

4. Sasaran mampu menjelaskan dampak tirah baring yang lama

5. Sasaran mampu mengaplikasikan petunjuk latihan ROM

6. Sasaran dapat menyebutkan factor-faktor yang harus diperhatikan saat

melakukan ROM

B. Pokok Bahasan : Latihan ROM

C. Sub Pokok Bahasan : Latihan ROM dan Manfaatnya

D. Evaluasi :

1. Sebelum Pelaksanaan Penyuluhan

Keluarga pasien kerang mengetahui tentang latihan ROM dan manfaatnya

2. Sesudah Pelaksanaan Penyuluhan

Keluarga pasien dan pasien sendiri mampu mengulang kembali tentang

latihan gerak sendi dan manfaat latihan ROM.

KEGIATAN

No. TAHAP

KEGIATAN

WAKTU KEGIATAN

PENYULUH

KEGIATAN

SASARAN

MEDIA

1 Pendahuluan ± 5 menit 1. Perkenalan

2. Mengemukakan

latar belakang

pokok materi

yang akan

disampaikan

3. Menggali

pengetahuan

dan mengajukan

pertanyaan

1. Mendengarkan

2. Menjawab

pertanyaan

2. Penyajian ±15menit Menjelaskan :

- Pengertian ROM

atau pergerakan

- Macam latihan

ROM pada pasien

pasca stroke

- Manfaat dan

tujuan latihan

ROM

- Dampak tirah

baring

- Petunjuk dan

faktor yang harus

diperhatikan

ROM atau

pergerakan

Mendengarkan

Penjelasan

Banner

3. Evaluasi ± 10

menit

1. Menegaskan

kembali materi

1. Mendengarkan

2. Menjawab

Banner

yang telah

disampaikan

2. Menanyakan

kembali hal-hal

yang penting

3. Menjawab

pertanyaan

3. Bertanya

4. Penutup ± 5 menit 1. Menarik

kesimpulan

2. Salam penutup

Banner

MATERI PENYULUHAN

MOBILISASI / ROM

Berasal dari kata mobil, yang artinya bergerak, pindah-mobilisasi dapat

dilakukan dengan cara latihan ruang gerak sendi/ lebih dikenal dengan sebutan

range of motion (ROM).

A. Pengertian

Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk

mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan

menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan

massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

Range of motion adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan

oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008).

Latihan range of motion (ROM) merupakan istilah baku untuk

menyatakan batas atau batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar

untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan

sendi yang abnormal (Arif, M, 2008).

B. Macam Latihan ROM pada Pasien Pasca Serangan Stroke

Pemulihan motorik ialah kembalinya fungsi motorik yang disebabkan oleh

pemulihan sistem saraf pada daerah otak yang terkena. Pemulihan motorik

sangat bervariasi, banyak diantara mereka yang mengalami pemulihan lengkap

(recovery completely) namun tidak sedikit pula yang harus berlatih keras guna

memperoleh kembali kemampuan fungsionalnya atau bahkan banyak

diantaranya harus menjalani kehidupannya dengan beberapa disabilitas.

Pemulihan motorik terjadi melalui dua mekanisme utama yaitu :

(1) Resolusi dari faktor – faktor lokal yang merusak dan ini biasanya

merupakan pemulihan spontan yang umumnya berlangsung antara 3

sampai dengan 6 bulan. Bahkan proses ini bisa hanya dalam beberapa

hari sampai beberapa minggu, proses ini meliputi pengurangan oedem

lokal, perbaikan sirkulasi darah lokal dan penyerapan jaringan yang rusak

(2) Neuroplastisitas yang terjadi pada stadium lanjut, penderita stroke

mempunyai hubungan bermakna terhadap reorganisasi yang disebut

“Neural Plasticity” dalam proses perbaikan sistem sarafnya.

penyembuhan saraf penderita stroke harus ditangani secara menyeluruh

sejak fase awal hingga fase penyembuhan salah satu pendekatannya

adalah pendekatan fisik (physical therapy), seperti latihan mobilisasi. (

Purbo kuntono, 1997)

Maka perbaikan fungsi pada penderita post stroke dapat dilakukan melalui dua

cara :

(1) Latihan gerak atau mobilisasi dini untuk mempengaruhi fasilitas dan

mendidik kembali fungsi otot terhadap sisi anggota yang lesu.

(2) Latihan untuk mempengaruhi gerak kompensasi sebagai pengganti daerah

yang lesu.

Pada fase penyembuhan ini latihan sangat berpengaruh dalam derajat maupun

kecepatan perbaikan fungsi. Mobilisasi/ROM pasien stroke dapat dilakukan

dengan :

1) Latihan pasif yaitu anggota gerak klien digerakkan oleh orang lain untuk

merangsang aliran darah dan merangsang kontraksi otot

2) Latihan aktif yaitu klien mencoba menggerakkan tubuhnya sendiri

Latihan sedini mungkin yang dilakukan serta berulang-ulang akan menjadi

gerak yang terkontrol atau terkendali.

C. Manfaat Latihan ROM

1. Mengurangi tingkat kekacauan

2. Meningkatkan kebugaran

3. Memperlancar perdaran darah

D. Tujuan Latihan ROM

1. Latihan Terapeutik Aktif

Meningkatkan kekuatan otot

Mempengaruhi fungsi jantung dan paru, memperlancar peredaran darah

pada jantung dan paru

2. Latihan Terapeutik Pasif

Mempertahankan, memelihara kekuatan otot

Memelihara pergerakan sendi

Merangsang dan meningakatkan peredaran darah

E. Akibat Tirah Baring Lama

Lesu, lemah, badan tak bergairah

Tulang rapuh, sakit persendian

Pemendekan otot

Kerusakan kulit

Gangguan BAK dan BAB

Ganguan peredaran darah (pusing, kesemutan)

F. Petunjuk Latihan

1. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan

Cara :

a. Jelaskan prosedur yang kan dilakukan

b. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku

menekuk dengan lengan.

c. Pegang tangan pasien dengan satu tang dan tangan yang lain

memegang pergelangan tangan pasien.

d. Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.

e. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 1. Latihan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

2. Fleksi dan Ekstensi Siku

Cara :

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

b. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak

mengarah ke tubuhnya.

c. Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya mendekat

bahu.

d. Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.

e. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 2. Latihan fleksi dan ekstensi siku

3. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah

Cara :

a. Jelaskan Prosedur yang akan dilakukan.

b. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku

menekuk.

c. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang

tangan pasien dengan tangan lainnya.

d. Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya.

e. Kembalikan ke posisi semula.

f. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap

ke arahnya.

g. Kembalikan ke posisi semula.

h. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 3. Latihan pronasi dan supinasi lengan bawah

4. Pronasi Fleksi Bahu

Cara :

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

b. Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya.

c. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan

pasien dengan tangan lainnya.

d. Angkat lengan pasien pada posisi semula.

e. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 4. Latihan pronasi fleksi bahu

5. Abduksi dan Adduksi Bahu

Cara :

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

b. Atur posisi lengan pasien di samping badannya.

c. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan

pasien dengan tangan lainnya.

d. Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat

(Abduksi).

e. Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi)

f. Kembalikan ke posisi semula.

g. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 5. Latihan abduksi dan adduksi bahu

6. Rotasi Bahu

Cara :

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

b. Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk.

c. Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan

pegang tangan pasien dengan tangan yang lain.

d. Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur,

telapak tangan menghadap ke bawah.

e. Kembalikan posisi lengan ke posisi semula.

f. Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur,

telapak tangan menghadap ke atas.

g. Kembalikan lengan ke posisi semula.

h. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 6. Latihan rotasi bahu

7. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari

Cara :

a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.

b. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tang lain

memegang kaki.

c. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah

d. Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.

e. Kembalikan ke posisi semula.

f. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 7. Latihan fleksi ekstensi jari

8. Infersi dan efersi kaki

Cara :

a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.

b. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang

pergelangan kaki dengan tangan satunya.

c. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya.

d. Kembalikan ke posisi semula

e. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang

lain.

f. Kembalikan ke posisi semula.

g. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 8. Latihan infers efersi kaki

9. Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki

Cara ;

a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.

b. Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan

yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek.

c. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.

d. Kembalikan ke posisi semula.

e. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.

f. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 9. Latihan fleksi dan ekstensi kaki

10. Fleksi dan Ekstensi lutut.

Cara :

a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.

b. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien

dengan tangan yang lain.

c. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.

d. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.

e. Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas.

f. Kembali ke posisi semula.

g. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 10. Latihan fleksi ekstensi lutut

11. Rotasi pangkal paha

Cara :

a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.

b. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan

yang lain di atas lutut.

c. Putar kaki menjauhi perawat.

d. Putar kaki ke arah perawat.

e. Kembalikan ke posisi semula.

f. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 11. Latihan potasi pangkal paha

12. Abduksi dan Adduksi pangkal paha.

Cara :

a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.

b. Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan

pada tumit.

c. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari

tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien.

d. Gerakkan kaki mendekati badan pasien.

e. Kembalikan ke posisi semula.

f. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 12. Abduksi adduksi pangkal paha

G. Faktor Yang Harus Diperhatikan Saat Melakukan Latihan

1. Usia klien

2. Diagnosa, penyakit, atau kondisi saat ini

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arief. Et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media

Aesculapius

Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai penerbit FKUI

S. Heru Adi. 1995. Kesehatan Masyarakat. Jakarta. : EGC

Buku kompetensi I. (2006). Pembelajaran Praktik Klinik Keperawatan

Kebutuhan Dasar Manusia, tidak dipublikasikan. Surabaya : STIKES

Hang Tuah

Hidayat, AAA. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep

dan Proses Keperawatan. Buku 2. Jakarta : Salemba Medika

Potter & Perry. (1997). Fundamentals of Nursing 3Th ed. The Art and Science of

Nursing Care. Philadelphia-New York : Lippinco

MOBILISASI

PADA KLIEN STROKE

Oleh :

PSIK BRAWIJAYA

AKPER BONDOWOSO

AKES BOJONEGORO

MOBILISASI

Berasal dari kata mobil, yang artinya

bergerak, pindah-mobilisasi dapat

dilakukan dengan cara latihan ruang

gerak sendi.

JENIS LATIHAN GERAK

1) Latihan Aktif

Tanpa bantuan di lakukan pasien

sendiri

2) Latihan Pasif

Dengan bantuan orang lain

AKIBAT TIRAH BARING LAMA

Lesu, lemah, badan tak

bergairaah

Tulang rapuh, sakit persendian

pemendekan otot

Kerusakan kulit

Gangguan BAK dan BAB

Ganguan peredaran darah

(pusing, kesemutan)

MANFAAT LATIHAN GERAK

Mengurangi tingkat kecacatan

Meningkatkan kebugaraan

Memperlancar peredaran darah

TUJUAN

a) Latihan Aktif :

Meningkatkan kekuatan otot

Memperbaiki fungsi dan

sirkulasi darah jantung dan paru

b) Latihan pasif :

Mempertahaankan dan

memelihaara kekuatan otot

Memelihara pergerakan sendi

GERAKAN YANG DAPAT

DILAKUKAN

1. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan

Tangan

2. Fleksi dan Ekstensi Siku

3. Pronasi dan supinasi lengan bawah

4. Pronasi lengan bahu

5. Abduksi adduksi bahu

6. Rotasi Bahu

7. Fleksi ekstensi jari

8. Infersi dan efersi kaki

9. Fleksi dan ekstensi kaki

10. Fleksi ekstensi lutut

11. Rotasi pangkal

12. Abduksi adduksi pangkal paha