Sap Merokok

15
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Pokok Bahasan : Merokok Sub Pokok bahasan : Segala Sesuatu Tentang Merokok Sasaran : Keluarga Tn. Sn Waktu : 30 Menit Tempat : RSUD Salatiga Hari/tgl Pelaksanaan : Kamis, 29 Desember 2005 Jam Pelaksanaan : 09.00 WIB – 09.30 WIB Mahasiswa : Riyan Akhmad Mustaghfirin A. PENDAHULUAN Sebagai calon tenaga ahli madya keperawatan yang professional, kita sebelum praktek di lapangan harus bisa mencontohkan cara hidup sehat. Ketika praktek di lapangan maka mahasiswa perawat biasanya memberikan pendidikan kesehatan dengan penyuluhan atau dalam bentuk promosi lainnya. Perawat harus lebih tahu betapa pentingnya sehat. Semua orang juga pasti tahu jika merokok itu sangat merugikan kesehatan tapi masih saja banyak orang yang mengkonsumsi barang tersebut. Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari- hari. Gaya hidup atau life style ini menarik sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai faktor resiko dari berbagai macam penyakit. Maka dari itu kita dituntut untuk belajar bagaimana orang dapat melakukan kehidupan dengan merokok dan kita juga harus dapat 1

description

BAYAHA MEROKOK

Transcript of Sap Merokok

Page 1: Sap Merokok

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Merokok

Sub Pokok bahasan : Segala Sesuatu Tentang Merokok

Sasaran : Keluarga Tn. Sn

Waktu : 30 Menit

Tempat : RSUD Salatiga

Hari/tgl Pelaksanaan : Kamis, 29 Desember 2005

Jam Pelaksanaan : 09.00 WIB – 09.30 WIB

Mahasiswa : Riyan Akhmad Mustaghfirin

A. PENDAHULUAN

Sebagai calon tenaga ahli madya keperawatan yang professional, kita sebelum

praktek di lapangan harus bisa mencontohkan cara hidup sehat. Ketika praktek di

lapangan maka mahasiswa perawat biasanya memberikan pendidikan kesehatan

dengan penyuluhan atau dalam bentuk promosi lainnya. Perawat harus lebih tahu

betapa pentingnya sehat.

Semua orang juga pasti tahu jika merokok itu sangat merugikan kesehatan tapi

masih saja banyak orang yang mengkonsumsi barang tersebut. Merokok merupakan

salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup

atau life style ini menarik sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai

faktor resiko dari berbagai macam penyakit. Maka dari itu kita dituntut untuk belajar

bagaimana orang dapat melakukan kehidupan dengan merokok dan kita juga harus

dapat mengerti upaya dari pencegahannya dengan melihat latar belakangnya. Karena

kalau kita mengerti permasalahan itu maka kita akan lebih mudah untuk

merencanakan tindakan selanjutnya.

B. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Untuk menambah pengetahuan tentang permasalahan hidup dengan

mengkonsumsi sebuah rokok bagi kesehatan dan ekonomi.

Agar kita bisa melakukan pencegahan terhadap maraknya konsumsi rokok dan

menyadarkan pengguna rokok yang berbahaya bagi kesehatan itu.

1

Page 2: Sap Merokok

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 kali pertemuan, diharapkan

pasien dan keluarganya dapat :

Mengetahui tentang pengertian rokok

Mengetahui faktor penyebab orang merokok

Mengetahui tipe-tipe perokok

Mengetahui bahaya dan dampak merokok

Mengetahui upaya pencegahan agar tidak / berhenti merokok

C. METODA

Ceramah

Diskusi dan tanya jawab

D. MEDIA

Materi pengajaran

Leaflet

E. KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. Pembukaan 5 Menit Mengucapkan salam

pembuka

Memperkenalkan diri

Menjelaskan maksud dan

tujuan

Menjawab salam

Mendengarkan

Perkenalan

2. Interaksi 15 menit Menjelaskan pengertian

rokok

Menjelaskan tentang

faktor penyebab orang

merokok

Menjelaskan tentang tipe-

tipe perokok

Mendengarkan

Memperhatikan

Berdiskusi

dengan

mahasiswa

(penyuluh )

2

Page 3: Sap Merokok

Menjelaskan tentang

bahaya dan dampak

merokok

Menjelaskan tentang

upaya pencegahan agar

tidak / berhenti merokok

Diskusi dan tanya jawab

3. Penutup 15 menit Memberikan masukan

Menyimpulkan hasil

diskusi

Mengevaluasi pasien dan

keluarganya

Salam Penutup

Memperhatikan

Memberi

tanggapan

Menjawab

pertanyaan yang

diajukan

Menjawab salam

penutup

F. EVALUASI

Evaluasi Hasil

- Tes lisan : Diakhir ceramah

- Penilaian

System penilaian sesuai dengan masing-masing pertanyaan tiap nomor :

1. Bila benar semua, nilai : 1

2. Bila benar semua, nilai : 5

3. Bila benar semua, nilai : 4

4. Bila benar semua, nilai : 5

5. Bila benar semua, nilai : 5

Jumlah nilai benar pada semua soal : 20 point

Klasifikasi penilaian

- Bila nilai benar : 0 – 5 : D : berarti tidak memahami

- Bila nilai benar : 6 – 10 : C : berarti kurang memahami

- Bila nilai benar : 11 – 15 : B : berarti cukup memahami

- Bila nilai benar : 16 -20 : A : berarti memahami / mengerti

3

Page 4: Sap Merokok

G. DAFTAR PERTANYAAN

1. Apakah pengertian dari rokok ?

2. Sebutkan faktor penyebab orang merokok ?

3. Sebutkan tipe-tipe perokok ?

4. Jelaskan dampak dan bahaya merokok ?

5. Sebutkan upaya pencegahan agar tidak / berhenti merokok ?

4

Page 5: Sap Merokok

MATERI MEROKOK

A. PENGERTIAN

Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya

bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan

bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan

lainya yang dihasilkan dari tanamam Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan

spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa

bahan tambahan. (Hans Tendra, 2003)

B. FAKTOR PENYEBAB MEROKOK

Pengaruh Orang Tua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda

yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu

memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih

mudah untuk merubah remaja menjadi perokok (Baer dan Corado dalam

Atkinson, pengantar psikologi, 1999;294). Remaja yang berasal dari keluarga

konserfatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan

tujuan jangka panjang lebih sulit terlibat dengan rokok dibanding dengan keluarga

permisif dengan penekanan pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”,

dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figure

sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk

mencontohnya. Perilaku perokok lebih banyak di dapati pada mereka yang tinggal

dengan satu orang tua (single parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku

sebagai perokok bila ibu mereka merokok dari para ayah yang merokok, hal ini

lebih terlihat pada remaja putrid (Al Bachri, Buletin RSKO, tahun IX, 1991).

Pengaruh Teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka

semakin banyak kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan

sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja

tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut

dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi

perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya

satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja yang non perokok

(Al Bachri, 1991).

5

Page 6: Sap Merokok

Faktor Kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin

melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan.

Namun satu sifat kepribadian yang prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk

rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai

tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan

mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).

Pengaruh Iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran

bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour. Hal ini membuat

seringkali remaja terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan

tersebut (Mari Juniarti, Buletin RSKO tahun IX, 1991)

C. TIPE-TIPE PEROKOK

Menurut Silvan Tomkins (1991) ada 4 tipe perilaku merokok berdasarkan

management of affect theory :

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.

Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif.

Green (dalam Psycological Factor In Smoking, 1978) menambahkan ada 3 sub

tipe :

a. Pleasure relaxation

Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan

yang sudah didapat, misalnya: merokok setelah minum kopi atau makan.

b. Stimulation to pick them up

Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan

perasaan.

c. Pleasure of handling the cigarette

Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik

pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi

pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan

waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama

untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia

menyalakan dengan api.

6

Page 7: Sap Merokok

2. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan negative

Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negative,

misalnya marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka

menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari

perasaan yang lebih tidak enak.

3. Perilaku merokok yang adiktif

Green menganggap sebagai psychological addiction. Mereka yang sudah

adiksi akan menambah dosis rokok yang digukan setiap saat setelah efek dari

rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah

membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau

rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan

Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan

perasaan. Tetapi karena sudah menjadi kebiasaan yang rutin. Dapat dikatakan

pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang

bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia

menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar

habis.

Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku konsumsi rokok atau

perokoknya. Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka

dapat digolongkan atas :

1 Merokok di tempat-tempat Umum atau Ruang Publik :

◘ Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka

menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain,

karena itu mereka menempatkan diri di smoking area.

◘ Kelompok yang heterogen (merokok di tengah-tengah orang lain yang tidak

merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll). Mereka yang berani

merokok di tempat tersebut, tergolong orang yang tidak berperasaan, kurang

etis dan tidak mempunyai tata karma. Bertindak kurang terpuji dan kurang

sopan, dan secara tersamar mereka tega meyebar “racun” kepada orang lain

yang tidak bersalah.

7

Page 8: Sap Merokok

2 Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi :

◘ Perokok yang biasanya melakukan kegiatan tersebut di kantor atau di kamar

tidur pribadi. Mereka yang memiliki tempat-tempat seperti ini sebagai tempat

merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri,

penuh dengan rasa gelisah dan mencekam.

◘ Perokok yang biasanya melakukan kegiatan merokok di toilet. Perokok jenis

ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi.

D. DAMPAK DAN BAHAYA MEROKOK

Kerugian yang ditimbulkan dalam tingkah laku mereka yang terlalu banyak

mengkonsumsi rokok sangat banyak, dan terutama itu bagi kesehatan. Tapi sayangnya

masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Jika kita tahu,

sebenarnya bahwa di dalam asap rokok itu terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk

kesehatan, dua diantaranya adalah nikoton yang bersifat aditif dan tar yang bersifat

karsinogenik (Asril Bahar, harian umum Republika, Selasa 26 Maret 2002 : 19).

Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu

terjadinya kanker. Selain itu konsumsi rokok juga dapat menyebabkan terjadinya

penyakit kardiovaskuler, paru-paru dan merupakan salah satu penyebab dari penyakit

hipertensi. Jika kita lihat seandainya hipertensi mengalami tingkatan yang berat, maka

juga dapat menimbulkan risiko terjadinya gangguan penglihatan, penyakit jantung

koroner, penyakit ginjal dan penebalan dinding pembuluh darah yang nantinya dapat

terjadi stroke. Ternyata selain berpengaruh buruk terhadap perokok sendiri, seseorang

yang menghirup asap rokok di lingkungan justru mempunyai risiko yang lebih besar

untuk menderita sakit, seperti gangguan pernafasan, memperburuk asma dan

memperberat penyakit angina pectoris. Khususnya bagi anak dapat meningkatkan

risiko untuk mendapat serangan infeksi saluran pernafasan akut dan gangguan pada

paru-paru di masa datang. Pada awalnya rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan

setelah di baker nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25 persen. Walau

demikian jumlah kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak

manusia.

Merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan suatu

ketergantungan seseorang pada rokok seperti ketergantungan pada obat tertentu.

8

Page 9: Sap Merokok

Apabila kebiasaan tersebut telah berlangsung lama, maka akan teramat sulit untuk

berhenti atau mengurangi jumlah konsumsi rokok yang dihisap setiap hari. Dalam hal

ini yang mempengaruhi terjadinya ketergantungan adalah salah satu zat kimia dari

rokok itu sendiri yaitu nikotin. Nikotin itu diterima oleh reseptor asetil kolin-nikotinik

yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergic. Pada jalur

imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu system dopaminergik.

Hasilnya dijalur adrenergic, zat ini akan mengaktifkan system adrenergic pada bagian

otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin. Meningkatnya serotonin

menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mecari rokok lagi. Hal

inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit untuk meninggalkan rokok, karena

sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti merokok rasa nikmat yang

diperoleh akan berkurang, dan rasa ingin marahpun akan muncul.

Efek dari rokok atau tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan

daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. Jika

dibandingkan zat-zat adiktif lainnya rokok sangatlah rendah pengaruhnya, maka

ketergantungan pada rokok tidak begitu dinggap gawat.

E. UPAYA PENCEGAHAN

Menurut Walter S. Ross mengemukakan bahwa ada 10 untuk berhenti

mengkonsumsi rokok, meliputi :

1. Untuk berhenti merokok harus dengan kemauan keras dari indifidu

2. Merokok adalah sesuatu yang dipelajari

3. Diperlukan jangka waktu yang lama untuk mengembangkan

kebiasaan merokok

4. Jangan mencoba berhenti merokok sebelum memahami mengapa

anda merokok dan apa motif untuk berhenti

5. Berhentilah dengan ‘cold turkey metod’ tetapi banyak juga cara

perlahan-lahan

6. Jangan bandingkan diri anda dengan perokok lainnya

7. Berhenti merokok tidak selalu gampang

8. Berhenti merokok tidaklah seharusnya terlalu sukar dan tidak pula

terlalu menyiksa

9. Tidak ada sihir atau sulap untuk menjauhkan diri dari merokok

segera.

9

Page 10: Sap Merokok

10. Merokok dan berhenti merokok itu adalah masalah pribadi

DAFTAR PUSTAKA

Amin Muhama, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar ilmu Penyakit Paru.

Surabaya; Airlangga University Press.

Bustan, M.N (1995). Epidemologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta; Rineka

Cipta

Hoepoedjo, RS. (1975). Merokok Dan Kanker Paru. Jakarta; PT Indira

www.geogle.com. Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Manusia.

10