“SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG...

87
“SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG SEMBAKO DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM” (Analisis Putusan nomor: 708K/PID/2016) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: LALU RIZAL PUTRAJI NIM: 11140450000054 PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017/1438

Transcript of “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG...

Page 1: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

“SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG SEMBAKO

DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM”

(Analisis Putusan nomor: 708K/PID/2016)

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

LALU RIZAL PUTRAJI

NIM: 11140450000054

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017/1438

Page 2: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

“SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG SEMBAKO

DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM”

(Analisis Putusan nomor: 708K/PID/2016)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

LALU RIZAL PUTRAJI

NIM: 11140450000054

Di bawah Bimbingan:

Mustolih Siradj S.H,M.H,C.L.A

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017/1438H

Page 3: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum
Page 4: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakn hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar di Strata Satu

(S-1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya

sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta 26 Maret2018

08 Rajab 1439 H

Lalu Rizal Putraji

Page 5: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

ii

ABSTRAK

Lalu Rizal Putraji, NIM 11140450000054, Sanksi Pidana Terhadap Pelaku

Penadahan Barang Sembako Dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum

Islam (Analisis Putusan Nomor: 708K/PID/2016). Strata 1 (S1), Progam Studi

Hukum Pidana Islam (Jinayah) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 M/ 1438 H, 70 Halaman

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hukuman bagi pelaku

tindak pidana penadahan. Hal ini penulis kaji berdasarkan sudut pandang hukum

positif dan hukum islam, baik hukuman menurut hukum positif dan hukum pidana

islam

Adapun penelitian ini bersifat Deskriptif Analisis yang mengungkapkan

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori yang menjadi

objek penelitian. Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan Analisis

Kualitatif dengan mencari data baik dari buku, jurnal, ataupun artikel yang

berkaitan dengan penelitian penulis. Adapun sumber hukum penulis gunakan

adalah bahan hukum primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan metode

yuridis-normatif.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, diketahui bahwa hukuman bagi

pelaku yang melakukan tindak pidana penadahan diatur dalam Pasal 480 KUHP

yang dipidana dijerat dengan hukuman penjara paling lama 4 tahun dan pidana

dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum pidana islam untuk

menjatuhkan hukuman tindak penadahan berbeda dengan hukum positif yang mana

hukumannya tersebut telah diatur dalam undang-undang. Pelaku tindak pidana

penadahan dalam hukum pidana islam dikenai dengan hukuman ta’zir yang mana

hukuman nya tersebut diserahkan pada Hakim karena hukuman bagi pelaku tindak

pidana tidak diatur dalam Qisas dan Ta’zir.

Kata Kunci : Penadahan Tindak Pidana, Hukum Positif, Hukum Islam

Pembimbing : Mustolih Siradj S.H,M.H,C.L.A

Page 6: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan

hidayah-Nya serta memberikan berkah, kasih sayang dan karunianya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Sanksi Pidana Terhadap

Pelaku Penadahan Barang Sembako Dalam Perspektif Hukum Positif dan

Hukum Islam (Analisis Putusan Nomor: 708K/PID/2016). Shalawat dan salam

kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan umatnya dari kegelapan

dunia ke zaman peradaban ilmu pengetahuan.

Penulis sangat bahagia dan bersyukur karena dapat menyelesaikan tugas

akhir dalam jenjang pendidikan Strata Satu (S1) yang penulis tempuh telah selesai.

Serta penulis tidak lupa meminta maaf apabila didalam penulisan skripsi ini ada

yang kurang berkenan dihati para pembaca karena penulis menyadari penulis masih

jauh dari kesempurnaan.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah mungkin dapat

tercapai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu sebagai

ungkapan rasa hormat yang amat mendalam. Penulis mengucapkan terima kasih.

Kepada yang terhormat:

1. Prof.DR. Dede Rosyada, MA, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Dr.H.Asep Saepudin Jahar, Phd. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr.H.M.Nurul Irfan, MA, dan Nur Rohim LL.M. Kepada dan Sekretaris

Prodi Hukum Pidana Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

4. Pembimbing akademik dan seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum.

5. Dosen Pembimbing Skripsi Mustolih Siradj SH,MH,C.L.A, yang selalu

memberi pengarahan, pembelajaran yang baru bagi saya dengan penuh

keikhlasan, kesabaran, dan keistiqomahan dalam menyelesaikan skripsi ini

Page 7: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

iv

6. Terkhusus kepada kedua orang tua yang sangat saya cintai dan sayangi,

ayahanda tercinta Lalu Tabliq S.Adm dan Ibunda tercinta Nurhaeni Atik

yang selalu mendoakan dam memberikan semangat kepada ananda untuk

menyelesaikan skripsi ini, serta telah mengorbankan seluruh hidupnya

untuk membehagiakan dan membesarkan penulis hingga saat ini. Tidak

akan pernah dan mustahil mampu membayar apa yang telah diberikan

selama ini. Kedua orang tua yang selalu menjadi sumber inspirasi penulis

dalam menjalankan kehidupan dan menyelesaikan skripsi ini

7. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kaka penulis

Lalu Reza Alvian L.c dan Istrinya Rizkia Yuliawati L.c, yang selalu

mendukung dan memberikan semangat dan selalu mendoakan penulis, serta

juga buat adik penulis Baiq Ria Lestari yang ikut mendoakan penulis dan

selalu menjadi adik yang dibanggakan.

8. Terima kasih juga buat teman-teman Jurusan Hukum Pidana Islam UIN

Jakarta angkatan 2014 yang telah mendukung penulis dalam perkuliahan

dan juga dalam penulisan skripsi ini

9. Terima kasih buat orang terdekat penulis yaitu teman-teman kosan

diantaranya Jihan Ardiansyah, Fahmi Hanif, Muh.Farhan, Naufal shidqi,

dan terima kasih juga buat Amalia Khaerani yang selalu memberikan kasih

sayang, motivasi dan juga menemani selama proses pembuatan skripsi ini.

10. Terima kasih juga buat sahabat-sahabat yang ikut serta membantu dalam

penulisan skripsi ini yaitu, Agnes Fitriyantica, Khusnus Sabani, Zahratih F,

Yeni septiani, Nurma Oktaviani, Qurratul Aini, Ihsana Royhan, Ferlin,

Muh.Caesar dan tentunya tidak lupa juga terima kasih yang sebesar-

besarnya buat kakanda M.Hariri Lubis, Andika B, Wawan K, Fahmi H,

Imam F, Nurriza, Aqsel S, Adlan H, Chairil Amin, dan Kelompok KKN

KISS 036.

Page 8: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

v

Semoga amal baik mereka semua dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT.

Sesungguhnya hanya Allah SWT yang membalas kebaikan mereka dengan

kebaikan berlipat ganda.

Jakarta, 26 Maret2018

Lalu Rizal Putraji

Page 9: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

vi

DAFTAR ISI

PENGESAHAN PANITIA UJIAN..........................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................ii

ABSTRAK..............................................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................vi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................1

B. Perumusan Dan Pembatasan Masalah..............................................8

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.......................................................8

D. Tinjauan Pustaka..............................................................................9

E. Metode Penelitian...........................................................................11

F. Sistematika Penulisan.....................................................................13

BAB II : Gambaran umum tentang Konsep Pemidanaan Pelaku Kejahatan

Penadahan

A. Pengertian Tindak Pidana Penadahan

1. Pengertian Tindak Pidana..................................................15

2. Unsur-unsur Tindak Pidana................................................17

3. Pengertian Tindak Pidana Penadahan................................19

4. Unsur-unsur Tindak Pidana Penadahan.............................20

B. Jenis-jenis Pidana

1. Delik Kejahatan dan Delik Pelanggaran............................22

2. Kejahatan dan Kejahatan Ringan......................................22

3. Delik Hukum dan Delik Undang-undang..........................22

4. Delik Formal dan Delik Material.......................................23

5. Delik Aduan dan Bukan Aduan.........................................23

6. Delik Sengaja dan Delik Kealpaan....................................23

7. Delik Selesai dan Delik Percobaan....................................24

Page 10: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

vii

8. Delik Komisi dan Delik Omisi...........................................24

C. Kewenangan Hakim Dalam Menangani Perkara...........................25

BAB III : Gambaran umum Penadahan menurut hukum positif dan hukum islam

A. Posisi Kasus Penadahan dalam Putusan

nomor:708K/PID/2016...................................................................30

B. Teori Pemidanaan Tindak Pidana Penadahan.

1. Pengertian Pemidanaan......................................................33

2. Sistem Pemidanaan di Indonesia........................................33

3. Teori Pemidanaan...............................................................33

4. Teori Pemidanaan Tindak Pidana Penadahan....................34

C. Penadahan dalam Hukum Islam dan Hukum Positif

1. Penadahan dalam Hukum Islam.........................................37

2. Penadahan dalam Hukum Positif di Indonesia...................38

BAB IV : Analisis Tindak Pidana Penadahan atas islamPutusan nomor:

708K/PID/2016

A. Penerapan Pasal 480 KUHP Tindak Pidana Penadahan dalam

Putusan Nomor:708K/PID/2016....................................................47

B. Pertimbangan Hakim dan Sanksi Terhadap Kasus Penadahan atas

Putusan Nomor: 708K/PID/2016...................................................54

1. Pertimbangan Hakim..........................................................54

2. Sanksi Penadahan atas Putusan Nomor:708K/PID/2016...55

3. Analisis Putusan dalam Tinjauan Hukum Positif dan

Hukum Islam......................................................................58

Page 11: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

viii

BAB V : PENUTUP

A. KESIMPULAN..............................................................................63

B. SARAN..........................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................65

Page 12: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu cara manusia agar mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan

adalah dengan melakukan jual beli. Sistem ini telah ada dari zaman dahulu.

Namun kala itu belum ada alat tukar dalam jual beli, oleh karena itu dahulu

orang-orang melakukan sistem barter1. Sistem barter ini adalah suatu

sistem dimana seseorang bertukar barang dengan barang milik orang lain.

Contohnya, seorang peternak sapi menukarkan sapinya dengan seorang

petani yang memiliki sawah.

Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin maju, jual beli

juga memliki perkembangan yang pesat, namun pesatnya jual beli ini juga

tidak lepas dari pelanggaran-pelanggaran hukum yang dilakukan beberapa

oknum guna mendapatkan keuntungan secara cepat. Demikian pula jenis

tindak pidana penadahan yang semakin meningkat. Tindak pidana

penadahan merupakan tindak pidana yang ada setelah adanya pencurian,

perampokan, penggelapan dan lain-lain. Penadahan ini terjadi karena

adanya dorongan hasrat pelaku untuk memperoleh keuntungan dari hasil

kejahatan karena harga yang di tawarkan jauh dibawah harga pasaran.

Pada tindak pidana penadahan pelaku telah mengetahui bahwa barang

yang ia dapat tersebut adalah hasil dari kejahatan seperti contoh kasus

Yuniati warga kelurahan began,Kota Bengkulu yang mana rumahnya di

masuki pencuri dan berhasil menggasak tas yang berisikan uang dan 5 buah

handphone, untuk diketahui bahwa salah satu dari handphone itu berjenis

blackberry ada di tangan seseorang yang bernama Jaya, ketika di tangkap,

1 KBBI, Perdagangan dengan saling bertukar barang; --beli kembali sistem penerapan alih

teknologi dari suatu negara maju kepada negara berkembang dengan cara membantu menciptakan

kapasitas produksinya ditampug atau dibeli kembali oleh negara maju.

Page 13: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

2

Jaya mengaku membeli handphone tersebut dengan harga yang sangat

miring dari Hevanda dan Singgih dengan harga Rp.300.000,00.2

Fenomena diatas adalah merupakan salah satu bentuk tindak pidana

penadahan yang mana para terdakwa diantaranya yaitu Jaya Satria (34)

warga Jalan Beringin Jaya Keluarahan Padang Jati, Hevanda Saputra (20),

dan Sanggi Japutra (22) warga Kelurahan Kebun Geran. Ketiganya di jatuhi

hukuman yang berbeda.

Majelis hakim yang dipimpim oleh Jonner Manik.SH menjatuhkan

hukuman pidana penjara kepada Hevanda Saputra dan Sanggi Japutra

selama 1 tahun dikurangi masa tahanan dan Jaya Satria dengan pidana

penjara selama 8 bulan di potong masa tahanan lebih ringan dari Hevanda

Saputra dan Sanggi karena keduanya ini adalah residivis jadi di tuntut

dengan pasal berlapis yaitu melanggar Pasal 480 ke-1 KUHP jo Pasal 55

ayat (1) ke-1 KUHP.

Seorang pembeli barang dari hasil penadahan disebut juga sebagai

penadah karena pembeli mengetahui barang yang dibeli tersebut dari hasil

penadahan hal ini diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP), terdapat dalam Pasal 480 KUHP:

Diancam dengan hukum pidana paling lama empat tahun atau pidana

denda sembilan ratus rupiah :

1. Barang siapa membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menerima

hadiah, atau untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan,

menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan atau

menyembunyikan sesuatu benda, yang diketahui atau sepatutnya. Harus

diduga bahwa diperoleh dari kejahatan penadahan.

2. Barang siapa menarik keuntungan dari hasil sesuatu benda, yang

diketahuinya atau sepatutnya diduga bahwa diperoleh dari kejahatan.3

2 https://www.jpnn.com/news/duh-berattttt-gara-gara-beli-hp-curian-penadah-ini-

dihukum-cukup-lama/ diakses pada tgl 8 november 2017

3 KUHP Pasal 480 ayat 1 dan 2 KUHP

Page 14: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

3

Adanya tindak pidana penadahan ini dapat menimbulkan berbagai

tindak pidana yang lain seperti marak nya pencurian, perampokan,

penggelapan dan lain sebagainya karena pelaku kejahatan tersebut merasa

barang dari hasil kejahatannya tersebut dapat di tampung dan di jual lagi,

bahkan akhir-akhir ini para penjual barang dari hasil tadahan tersebut

dengan bebas menjualnya via online atau media sosial.

Semakin mudahnya seseorang dalam bertransaksi secara online atau

melalui media sosial akhir-akhir ini, maka dapat memudahkan kejahatan

penadahan ini melakukan aksinya sebagaimana yang terjadi di Garut,

kepolisian setempat berhasil mengungkap praktik bisnis ilegal yaitu jual-

beli kendaran bermotor tanpa adanya surat kelengkapan alias bodong, dalam

kasus tersebut didapatkan 28 unit motor tanpa dokumen lengkap, dengan

merinkus 14 orang tersangka dan dikenakan pasal 480 KUHP.4

Kejahatan dalam jual beli secara online yang terjadi di Garut ini menjual

barang hasil curian nya dengan harga yang murah, sehingga banyak para

warga yang bertransaksi di forum tersebut.

Dalam ajaran agama Islam ada lima tujuan pokok hukum islam yang

harus dijaga keberlangsungannya oleh umat islam yaitu memelihara agama

(hifdzud diin), memelihara jiwa (hifdzun nafs), memelihara harta (hifdzul

maal), memelihara akal (hifdzul a’ql), dan memelihara keturunan (hifdzun

nasl).

Diharamkannya seorang muslim untuk membeli barang hasil curian atau

didapatkan dari jalan yang tidak benar merupakan salah satu cara agama

islam untuk memerangi tindak pidana penadahan dan membatasi ruang

gerak kejahatan tersebut. sebab jika membeli barang dari hasil penadahan

4 https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3481546/sindikat-penadah-di-garut-jual-

motor-curian-via-medsos diakses pada tgl 8 november 2017

Page 15: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

4

sama saja membantu pencuri dan perampok melakukan praktik pencurian

dan perampokan5

Mengenai prihal membantu dalam tindak kejahatan dalam hukum

positif di Indonesia tercantum dalam Pasal 56 KUHP:

Dihukum sebagai orang yang membantu melakukan kejahatan:

1. Barangsiapa dengan sengaja membantu melakukan kejahatan

itu;

2. Barangsiapa dengan sengaja memberikan kesempatan, daya

upaya, atau keterangan untuk melakukan kejahatan itu.

R. soesilo menjelaskan bahwa di katakan ”membantu melakukan”

apabila sengaja memberikan bantuan tersebut, pada waktu atau sebelum

kejahatan itu dilakukan. Seandainya bantuan itu di berikan setelah kejahatan

itu di lakukan maka dapat di katakan ia melakukan “sekongkol” atau

“tadah” dan melanggar Pasal 480 KUHP.6

Setelah memperhatikan kejadian penadahan akhir-akhir ini penulis

berpendapat dalil yang digunakan dalam menentukan hukum penadahan

yang terdiri dari Alquran dan Hadist adalah sebagai berikut

1. Al-Quran

مناهتدى فإنما يهتدي لنفسه ومن ضل فإنما يضل عليها و ال تزر وازرة وزر

بين حتى نبعث رسوال أخرى و ما كنا معذ

“Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka

Sesungguhnya Dia itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan

Barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia tersesat bagi

5 Yusuf Qardhawi, Al-Halal-Al Haram fi Al-Islam, Terj. Wahdi Ahmad,dkk, “Halal

Haram dalam Islam”,Solo: Era Intermedia, cet 4, 2007, hal. 369

6 R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Jakarta, Sinar Grafika,1988 hal. 314.

Page 16: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

5

(kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat

memikul dosa orang lain, dan Kami akan meng’azab sebelum Kami

mengutus seorang Rasul.”7

Ayat diatas melarang orang mukmin untuk tolong-menolong dalam

dosa dan pelanggaran sedang penadah membantu pencuri/penipu

dengan membeli barang hasil curiannya yang diketahui atau patut

diduga oleh pembeli bukan merupakan hak milik pencuri.

2. Al-Hadist

عن أبي هريرة، عن النبي صلى هللا عليه وسلم أنه قال: "من اشترى سرقة وهو

."يعلم أنهاسرقة فقد أشرك في عارها وإثمها8

Dari Abu Hurairah RA. Dari Nabi SAW bersabda: “barang siapa yang

membeli barang hasil curian sedang ia tahu bahwa barang tersebut adalah

hasil curian, maka ia telah bersekutu dalam aib dan dosanya (HR.Baihaqi

hadist No.10826)

Hadist diatas menyatakan bahwa seseorang yang membeli barang hasil

curian sedang ia mengetahui barang itu hasil curian, maka pembeli tersebut

telah bersekutu dengan aib dan dosa pencurian tersebut. hal ini menunjukan

bahwa perbuatan membeli barang hasil curian atau penipuan (penadahan)

merupakan dosa yang haram dilakukan.

Menurut pembentukan KUHP Belanda, penadahan tidak dapat

digolongkan kepada pesertaan (deelneming) oleh karena penyertaan

dilakukan sebelum atau sedang suatu tindak pidana dilakukan, sedangkan

7 Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan Terjemahannya, Yayasan Pelayan

Al-quran Mulia, 1989, hal.283

8 Al-Baihaqi, Sunan Al-Kubra, Bairut: Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 2003/4141 H, Vol. 5,

Hal. 547

Page 17: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

6

tindak pidana penadahan justru dilakukan setelah selesai tindak pidana

pokok seperti pencurian, perampokan, dan penggelapan.

Akan tetapi, oleh karena penadahan ini seperti pada code penal, tetap

dianggap memudahkan tindak pidana pokok tadi yang kebanyakan kasus

nya adalah pencurian, seperti halnya dengan “pembantuan”, maka

penadahan digolongkan kepada tindak pidana yang bersifat “memudahkan”

(begunstiging). dan bahkan para pelaku dengan santai nya menjual barang

hasil curiannya di internet.9

Dengan adanya jual-beli barang hasil dari kejahatan ini berimplikasi

adanya perdagangan gelap. Dengan demikian tentu dari segi harga barang-

barang tersebut jelas lebih murah dari harga normal di pasaran. Dari

kejadian diatas maka seseorang yang melakukan perbuatan membeli

“barang” dari hasil kejahatan dapat dipidana, akan tetapi masih perlu

dibuktikan secara hukum dengan melihat unsur kesalahan pada diri pelaku

tersebut.

Beberapa diantara unsur kesalahan seperti, dapat membuktikan barang

yang dibeli oleh seseorang adalah barang dari hasil kejahatan, harga yang

tidak sesuai dengan harga pasaran baik itu barang yang baru atau barang

bekas dan lain sebagainya. Maka seseorang dapat dilakukan penyidikan atas

perkara penadahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 480 KUHP.

Tidak semua orang yang menguasai “barang” yang dibeli dari hasil

kejahatan dapat dipidanakan dengan pasal 480 KUHP, karena

ketidaktahuan dari seseorang dapat tidak sengaja menguasai barang hasil

kejahatan. Bahkan karena profesi seseorang telah membeli barang hasil

kejahatan, dengan harga normal sesuai pasaran, sehingga unsur kesengajaan

untuk mendapatkan keuntungan dapat diabaikan. Hal seperti ini dapat

9 Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung, PT.Refika

Aditama,cet 6, 2014, hal. 140

Page 18: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

7

dibuktikan bahwa yang bersangkutan bersekongkol atau melakukan tindak

pidana penadahan.

Seperti pada kasus perkara Putusan Nomor: 708K/PID/2016,

merupakan kasus penadahan pasal 480 KUHP perkara tingkat kasasi. Dalam

putusan tersebut hakim agung menolak kasasi dari jaksa penuntut

berdasarkan putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi yang menguatkan

Judex Facti Pengadilan Negeri, karena keseluruhannya ternyata merupakan

putusan yang tepat dan benar dengan mempertimbangkan fakta-fakta

hukum yang relevan secara yuridis yang terungkap di dalam persidangan

berdasarkan alat-alat bukti yang diajukan secara sah sesuai ketentuan

hukum. Dalam putusan tersebut Majlis Hakim Mahkamah agung

menyatakan bahwa perbuatan terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias

Ama Kanaya alias Buyung telah memenuhi unsur tindak pidana penadahan

dalam pasal 480 KUHP dan menjatuhkan pidana penjara selama 3 (tiga)

bulan dan 22 (dua puluh dua) hari berdasarkan putusan Judex Facti

Pegadilan Negeri.

Semakin maraknya tindak pidana penadahan ini dari hasil pencurian dan

dengan pertimbangan putusan hakim menurut putusan

nomor:708K/PID/2016 jadi penulis ingin mengkaji tindak pidana tersebut.

Bagaimana Islam memandang masalah ini tentu berbeda dengan pandangan

hukum positif dalam menyelesaikan tindak pidana penadahan ini. Dimana

ini berkaitan erat dengan masalah pemberian pidana yang nantinya akan

dijatuhkan.

Adanya perbedaan antara hukum Islam dan hukum positif dalam

menyelesaikan masalah ini menjadikan dasar bagi penulis untuk

mengadakan penelitian lanjut yaitu membandingkan antara keduanya

sehingga nampak adanya segi persamaan dan perbedaan antara keduanya.

Penulis tertarik untuk membahas tema tersebut dengan merumuskannya

dengan judul sebagai berikut: “TINDAK PIDANA PENADAHAN

Page 19: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

8

BARANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM

ISLAM” (Studi atas Putusan Nomor: 708K/PID/2016)

B. Pembatasan, Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam tulisan skripsi ini penulis akan membatasi permasalahan

yang akan dibahas adalah terutama menyangkut akibat hukum dari tindak

pidana penadahan sebagaimana dalam pasal 480 Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana dan tinjauan hukum pidana islam

2. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan Pasal 480 KUHP terhadap tindak pidana

penadahan dalam putusan nomer: 708K/PID/2016

2. Apa pertimbangan hakim dan sanksi tindak pidana penadahan atas

putusan kasasi nomor:708K/PID/2016

C. Tujuan Dan Kegunaan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan

1. Untuk mengetahui pertanggungjawaban tindak pidana bagi pelaku

penadahan

2. Untuk mengetahui dampak tindak pidana penadahan dan sanksinya

menurut perspektif hukum pidana islam dan hukum positif di

Indonesia

Page 20: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

9

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

1. Mengembangkan wawasan dalam penerapan ilmu hukum serta

meningkatan pengetahuan dibidang hukum pidana khususnya hukum

pidana islam

2. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbang bagi

pengembangan hukum khususnya yang berhubungan dengan tindak

pidana penadahan di Indonesia

Manfaat Praktis

1. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi penegak

hukum dalam menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan

tindak pidana penadahan.

2. Diharapkan dapan menjadi sumber bacaan bagi siapa saja yang ingin

mengetahui mengenai tindak pidana penadahan.

E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Penelitian terkait tindak pidana penadahan yang dilakukan secara online

melalui media elektronik menurut hukum positif dan hukum pidana islam

belum ditemui penulis, akan tetapi penulis tetap mengambil kerangka

penelitian terhadap hasil-hasil karya ilmiah terdahulu guna membantu

melengkapi dan menjadi bahan acuan penulisan skripsi ini. Adapun hasil

penelitian terdahulu yang menunjang dalam penelitian ini adalah:

No Penulis/Judul/Tahun Substansi Keterangan

1. Muhammad Andre

Nasution, Tinjauan

Yuridis terhadap Tindak

Pidana Penadahan

Berisikan tentang

penjelasan tentang tindak

pidana pencurian dan

penadahan dalam hukum

Praktek

Tindak

Pidana

Penadahan

Page 21: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

10

Kendaraan Bermotor

Hasil Pencurian dan

Upaya Penegakan

Hukumnya ( studi kasus

dikepolisian resort Kota

medan), 2011

positif di Indonesia dan

faktor yang menyebabkan

terjadinya tindak pidana

tersebut.

yang terjadi

di Kota

Medan

ditinjau dari

hukum positif

yang berlaku

di Indonesia

2. Ririn Vivi Adrini,

Tinjauan Yuridis tindak

Pidana Penadahan (studi

kasus putusan nomor

1673/pid.B/2015/PN.Mks)

, 2105

Menjelaskan tentang

penerapan pidana materiil

terhadap tindak pidana

penadahan dalam putusan

nomor

1673/Pid.B/2015/PN.Mks.

Mengulas

tentang

hukum

penadahan

dengan

memperhatik

an

pertimbangan

hakim

melalui

putusan

nomor

1673/Pid.B/2

015/PN.Mks.

3. Adrian Sefiandri, Analisis

Yuridis tindak Pidana

Penadahan Yang

dilakukan oleh Anak

(putusan Pengadilan

Negeri Jember nomor:

358/Pid.B.A/2009/PN.Jr)

Menjelaskan tentang

analisis sebab hakim tidak

mempertimbangkan laporan

penelitian kemasyarakatan

dari Pembimbing

Kemasyarakatan dan

menjelaskan tentang sebab

hakim menjatuhkan pidana

Mengulas

pertimbangan

hakim dalam

sebab-sebab

menjatuhkan

pidana

terhadap

terdakwa

anak yang

Page 22: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

11

terhadap terdakwa anak

yang melakukan penadahan.

melakukan

tindak pidana

penadahan

yang terjadi

di Kota

Jember.

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif berupa kajian pustaka (library research) yaitu kajian yang

memakai bahan pustaka atau menggunakan bahan kepustakaan menjadi

sumber data. Diantaranya adalah buku-buku, kitab-kitab, hasil penelitian-

penelitian, jurnal-jurnal yang berhubungan dengan objek kajian

penelitian10. Di dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan sebagai

pisau analisis yaitu pendekatan teoritis hukum islam dan hukum positif.

2. Jenis Penelitian

Dilihat dari segi jenis penelitian hukum, penelitian ini termasuk dalam

kategori jenis penelitian hukum normatif. Soerjono Soekanto, telah

menjelaskan bahwa penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti

bahan kepustakaan atau data sekunder dinamakan penelitian hukum

normatif atau penelitan hukum pustaka11. Maka dalam penelitian ini penulis

mencoba menjelaskan tentang sanksi pidana tentang penadah.

3. Sumber Data

Penulisan skripsi ini adalah penelitian kepustakaan atau library

research, yaitu penelitian yang mengacu pada sumber-sumber tertulis atau

mengacu pada literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Maka untuk

10 G.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan keunggulan (Jakarta:

Grasindo,2010), hal.46 11 Lihat Soerjono Soekanto, Penelitian hukum ( Raja Grafindo Persada,2011), cet.23

Page 23: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

12

meneliti, penulis menggunakan studi pustaka sebagai upaya untuk

menemukan korelasi atau relevansi teori hukum dalam mengkaji isu hukum

terkait penelitian ini.

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Sumber Primer

Sumber primer dalam penelitian ini adalah Pasal 480 Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana.

b. Sumber Sekunder

Sumber sekunder penelitian ini menggunakan beberapa buku,

kitab, jurnal, majalah, surat kabar, artikel yang berkaitan dengan

judul penelitian ini serta literatur lainnya yang berhubungan dengan

penelitian ini.

Berkaitan dengan hal teknik pengumpulan data dalam penelitian ini,

penulis menggunakan teknik studi dokumenter yaitu dengan

mendokumentasikan sumber-sumber data, baik primer atau sekunder yang

terkait objek penelitian12. Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini berupa kajian, buku-buku, serta karya ilmiah lainnya yang

relevan dengan penelitian ini.

Adapun teknik dokumenter dalam penelitian ini berupa mengkaji bahan-

bahan pustaka baik bahan pustaka primer maupun sekunder yang terkait

dengan penerapan hukum pidana di Indonesia. Setelah itu penulis mencari

gagasan-gagasan dari berbagai sumber tersebut terkait objek penelitian dan

kemudian akan dituangkan dan disusun kedalam bentuk tulisan penelitian.

12 Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif,(Yogyakarta:Rake Sarasin, 2000), ed.

IV,hal.68-69

Page 24: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

13

4. Teknik Analisis Data

Setelah teknik pengumpulan data selesai kemudian penulis akan

menganalisisnya dengan metode deskriptif analisis kualitatif, yaitu dengan

menggambarkan, menganalisa, serta memberikan interpretasi terhadap

data objek kajian penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan

metode content analisis yakni, digunakan untuk menganalisa secara ilmiah

terkait inti pesan kedalam sebuah ide atau gagasan tertentu. Dalam proses

menganalisis sumber data dan bahan hukum, penulis menggunakan

pendekatan teoritis yakni, pendekatan hukum islam dan positif.

G. Sistematika Penulisan

Sebagai pertimbangan dalam mempermudah penulisan skripsi saya ini,

penulis menyusun melalui sitematika penulisan yang terdiri dari lima bab,

dimana pada setiap bab nya dibagi atas sub-sub bab, dengan penjelasan yang

terperinci, agar memudahkan pembaca. Berdasarkan pada materi skripsi

penulis bahas sistematika penyusunan skripsi ini terbagi sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan. Pada bab ini penulis mengemukakn latar belakang

penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, Tinjauan (Review) kajian terdahulu, metode penelitian serta

diakhiri dengan penjelasan mengenai sistematika penelitian ini yang

menjadi pedoman dalam bab-bab selanjutnya.

BAB II : Gambaran umum tentang Konsep Pemidanaan Pelaku Kejahatan

Penadahan . Disini Penulis menggambarkan mengenai Teori Pemidanaan

Hukum Pidana Indonesia, Teori Tindak Pidana Penadahan serta bagaimana

pertimbangan seorang hakim dalam mengambil putusan dalam suatu tindak

pidana.

BAB III : Gambaran umum Penadahan dalam Putusan nomor:

708K/PID/2016. Disini penulis menggambarkan tindak pidana penadahan

dalam putusan Mahkamah Agung nomor: 708K/PID/2016, keputusan

Page 25: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

14

hakim dalam memutuskan perkara nomor:708/PID/2016,dan sanksi yang

ditetapkan oleh majelis hakim pada putusan tersebut.

BAB IV :Tindak Pidana penadahan atas putusan nomor:708K/PID/2016

ditinjau dari Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam, Dalam bab

ini, penulis memuat uraian teoritis dan analisis hukum sebagai lanjutan dari

bab sebelumnya, yaitu Analisis Hukum Positif terhadap Penadahan,

Analisis Hukum Islam terhadap penadahan, serta hukum komparasi antara

hukum positif dan hukum islam.

BAB V : Penutup, Penulis menyimpulkan tahap akhir dari penulisan ini

yang berisi kesimpulan-kesimpulan penelitian dari awal sampai akhir, juga

Terdiri dari saran-saran penulis tentang persoalan yang diangkat dalam

penulisan Skripsi ini

Page 26: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

15

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG KONSEP PEMIDANAAN PELAKU

KEJAHATAN PENADAHAN

A. Pengertian Tindak Pidana Penadahan

1. Pengertian Tindak Pidana

Tindak pidana merupakan istilah yang mengandung suatu pengertian

dasar dalam ilmu hukum, sebagai istilah yang dibentuk dengan kesadaran

dalam memberikan ciri tertentu pada peristiwa hukum pidana, tindak pidana

mempunyai pengertian yang abstrak dari peristiwa-peristiwa yang kongkrit

dalam lapangan hukum pidana, sehingga tindak pidana haruslah diberikan

arti yang bersifat ilmiah dan ditentukan dengan jelas untuk dapat

memisahkan dengan istilah yang dipakai sehari-hari dalam kehidupan

masyarakat.13

Perbuatan pidana menurut Moeljanto adalah perbuatan yang dilarang

oleh suatu aturan hukum yang mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa

pidana tertentu, bagi siapa yang melanggar larangan tersebut. Dapat juga

dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan

hukum dilarang dan diancam pidana. Asal saja pada itu diingat bahwa

larangan itu ditujukan kepada perbuatan (yaitu keadaan atau kejadian yang

ditimbulkan oleh kelakuan orang) sedangkan ancaman pidananya ditujukan

kepada orang yang menimbulkan kejadian itu.14

Setiap tindakan yang bertentangan dengan hukum, menyerang

kepentingan umum atau individu yang dilindungi hukum, tidak disenangi

masyarakat atau perseorangan, baik yang langsung atau tidak langsung

terkena tindakan tersebut. Pada umumnya untuk menyelesaikan setiap

tindakan yang sudah merugikan kepentingan umum disamping kepentingan

individu, dikehendaki agar turun tangannya seorang penguasa. Apabila

penguasa tidak turun tangan, maka tindakan-tindakan tersebut dapat

13 Zainal Abidin,Hukum Pidana I,Sinar Grafika,Jakarta,2014,hal. 225 14 Moeljanto,Asas-Asas Hukum Pidana,Bina Aksara,Jakarta 1984,hal. 54

Page 27: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

16

menimbulkan kekacauan yang terus menerus. Demi menjamin keamanan,

ketertiban, dan kesejahteraan dalam suatu masyarakat, maka perlu

ditentukan tentang perbuatan atau tindakan mana saja yang dilarang atau

yang diharuskan dan ditentukan ancaman pidananya dalam perundang-

undangan. Penjatuhan pidana kepada seorang yang melanggar, selain

dimaksudkan untuk menegakkan keadilan, juga untuk mengembalikan

keseimbangan kejiwaan dimasyarakat.

Untuk merumuskan suatu tindakan yang dilakukan secara sempurna

sangatlah sulit. Karenanya untuk memperkecil ada nya perbedaan pendapat

mengenai apakah suatu perumusan itu masuk pengertian “tindakan” atau

tidak, perlu diperhatikan hal-hal yang khusus pada suatu perumusan delik,

atau ketentuan-ketentuan khusus mengenai suatu delik. Jika seseorang

melakukan suatu tindakan sesuai kehendaknya dan karenanya merugikan

kepentingan umum/masyarakat termasuk kepentingan individu, dan

ternyata bahwa tindakan tersebut terjadi pada suatu tempat, waktu, dan

keadaan yang ditentukan. Artinya dipandang dari sudut waktu, tindakan itu

masih dirasakan sebagai suatu tindakan yang perlu diancam dengan pidana;

dan dari sudut keadaan, tindakan itu harus terjadi pada suatu keadaan

dimana tindakan itu dipandang sebagai tercela.

Dari uraian singkat diatas, maka menurut E.Y Kanter dan S.R Sianturi

bahwa tindak pidana itu mempunyai unsur-unsur:

1. Subjek;

2. Kesalahan;

3. Bersifat melawan hukum (dari tindakan);

4. Suatu tindakan yang dilarang atau diharuskan oleh undang-

undang/perundangan dan terhadap pelanggarannya diancam dengan

pidana;

5. Waktu, tempat dan keadaan. (unsur objektif lainnya).15

15 E.Y Kanter dan S.R Sianturi, Asas-asas hukum pidana di Indonesia dan penerapannya,

Storia grafika, Jakarta, 2012, hal.210-211

Page 28: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

17

Berdasarkan pendapat para sarjana diatas dapat disimpulkan bahwa

tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana

barang siapa yang melakukan.

2. Unsur-unsur Tindak Pidana

Membicarakan unsur-unsur tindak pidana, PAF Lamintang mengatakan

bahwa setiap tindak pidana dalam KUHP pada umumnya dapat dijabarkan

unsur-unsurnya menjadi dua macam, yaitu unsur subjektif dan unsur

objektif. Adapaun yang dimaksud unsur-unsur subjektif adalah unsur-unsur

yang melekat pada diri si pelaku atau yang berhubungan dengan diri si

pelaku dan termasuk ke dalamnya yaitu segala sesuatu yang terkandung di

dalam hatinya. Sedangkan yang dimaksud unsur objektif adalah unsur-

unsur yang ada hubungan dengan keadaan-keadaan, yaitu keadaan-keadaan

dimana tindakan dari si pelaku itu harus dilakukan.16

Vos17 merumuskan “peristiwa pidana adalah suatu perbuatan manusia

yang oleh Undang-undang diancam dengan hukuman” menurut bunyi

batasan yang dibuat Vos dapat ditarik unsur-unsur tindak pidana yaitu :

a. Kelakuan manusia;

b. Diancam dengan pidana;

c. Dalam peraturan Undang-undang;

Dapat dilihat bahwa pada unsur-unsur dari tiga batasan yang dibuat oleh

Vos, tidak ada perbedaan yaitu bahwa tindak pidana itu adalah perbuatan

manusia yang dilarang, dimuat dalam Undang-undang dan diancam

dipidana bagi yang melakukannya. Dari unsur-unsur yang ada jelas terlihat

bahwa unsur-unsur tersebut tidak menyangkut diri si pembuat atau

dipidananya pembuat, semata-mata mengenai perbuatannya.

16P.A.F Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Cintra Aditya

Bakti,Bandung, 1997, hal.123 17Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008,

hal.72

Page 29: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

18

Sementara itu Leden Marpaung, menyatakan bahwa unsur-unsur tindak

pidana terdiri dari unsur subjektif dan unsur objektif dengan uraian sebagai

berikut :

a. Unsur Subjektif

Adalah unsur yang berasal dari dalam diri pelaku. Asas hukum pidana

menyatakan “tidak ada hukuman tanpa kesalahan” (an act does not make a

person guilty unless the mind is guilty or actus non fecit reum nisi mens si

rea). Kesalahan yang dimaksud disini adalah kesalahan yang diakibatkan

oleh kesengajaan (intention/opzet/dolus) dan unsur kealpaan (schuld).

b. Unsur Objektif

Merupakan unsur dari luar diri pelaku yang terdiri atas :

1) Perbuatan manusia:

a). Act, yakni perbuatan aktif atau perbuatan posesif

b). Omissions, yakni perbuatan pasif atau perbuatan negatif, yaitu

perbuatan yang mendiamkan atau membiarkan.

2) Akibat (result) perbuatan manusia

Akibat tersebut membahayakan bahkan menghilangkan

kepentingan-kepentingan yang dipertahankan oleh hukum, misalnya

nyawa, badan, kemerdekaan, hak milik, kehormatan dan sebagainya.

3) Keadaan-keadaan (circumtances)

Pada umumnya keadaan ini dibedakan antara lain:

a) Keadaan pada saat perbuatan dilakukan

b) Keadaan setelah perbuatan dilakukan

c) Sifat dapat dihukum dan sifat melawan hukum

Sifat dapat melawan hukum berkenaan dengan alasan-alasan yang

membebaskan si pelaku hukum dari hukuman. Adapaun sifat melawan

hukum adalah apabila perbuatan itu bertentangan dengan hukum yakni

berkenaan dengan larangan atau perintah. Semua unsur delik diatas

Page 30: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

19

merupakan satu kesatuan. Salah satu unsur saja tidak terbukti, maka bisa

menyebabkan terdakwa bebas dari pengadilan.18

3. Pengertian Tindak Pidana Penadahan

Dilihat dari segi bahasanya, penadahan adalah suatu kajian atau sifat

yang berasal dari kata tadah, mendapat awalan pe- dan akhiran -an. Kata

penadahan sendiri adalah suatu kata kerja tadah yang menunjukan kejahatan

itu atau subjek pelaku

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia19 disebut

a) Tadah : barang untuk menampung sesuatu;

b) Bertadah : memakai tadah (alas,lapik);

c) Menadah : menampung atau menerima hasil barang curian;

d) Menadahkan : memakai sesuatu untuk menadah;

e) Tadahan : hasil atau pendapatan menadah;

f) Penadah : orang yang menerima barang gelap atau barang

curian

Pengertian tentang penadahan, sampai saat ini belum memiliki rumusan

yang jelas sebagai pegangan para ahli hukum pidana, hanyalah

menggolongkan. Oleh karena itu kejahatan penadahan sebagai suatu bagian

dari kejahatan terhadap harta benda. Para ahli berpendapat bahwa perbuatan

penadahan adalah perbuatan yang tercela baik menurut Undang-undang

maupun agama itu sangat patut diancam pidana, barang siapa yang

melakukan kejahatan penadahan.

Dewasa ini jenis-jenis perbuatan seperti tindak pidana penadahan ini

perlu tetap dilarang dalam KUHP yang baru, tidak ada salahnya jika

perbuatan-perbuatan tersebut diatur dalam suatu bab tertentu yang mengatur

tindak pidana penadahan. Tindak pidana penadahan dalam bentuk pokok

18Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hal.

9 19https://kbbi.web.id/tadah diakses pada tanggal 9 Januari 2018 pukul 16.20

Page 31: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

20

oleh pembentuk undang-undang telah diatur dalam Pasal 480 KUHP, yang

berbunyi sebagai berikut:

Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya empat tahun atau

dengan pidana denda setinggi-tingginya sembilan ratus rupiah:

1. Karena bersalah telah melakukan penadahan yakni barangsiapa

membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menerima sebagai

hadiah atau dengan harpan akan memperoleh keuntungan, menjual,

menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut,

menyimpan, atau menyembunyikan suatu benda yang ia ketahui

atau secara patut harus dapat ia duga bahwa benda tersebut telah

diperoleh karena kejahatan.

2. Barangsiapa mengambil keuntungan dari hasil suatu benda yang ia

ketahui atau secara patut harus dapat ia duga bahwa benda tersebut

telah diperoleh karena kejahatan.20

4. Unsur-unsur Tindak Pidana Penadahan

Tindak pidana penadahan di dalam Bab II KUHP sebagai tindak pidana

pemudahan itu sebenarnya kurang tepat, sebab perbuatan menadah yang

didorong oleh hasrat untuk memperoleh untuk memperoleh keuntungan

sebenarnya tidak dapat disebut sebagaimana yang telah dilakukan dengan

maksud untuk memudahkan orang lain melakukan kejahatan.

Pada bagian ini penulis ingin menjelaskan mengenai unsur-unsur tindak

pidana penadahan menurut Pasal 480 KUHP sebagai berikut:

Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya empat tahun atau

dengan pidana denda setinggi-tingginya sembilan ratus rupiah:

1. Karena bersalah telah melakukan penadahan yakni barang siapa

membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menerima sebagai

hadiah atau dengan harpan akan memperoleh keuntungan, menjual,

20Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan terhapad Harta Kekayaan, Sinar

Grafika, Jakarta, 2009, hal.363

Page 32: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

21

menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut,

menyimpan, atau menyembunyikan suatu benda yang ia ketahui

atau secara patut harus dapat ia duga bahwa benda tersebut telah

diperoleh karena kejahatan.

2. Barangsiapa mengambil keuntungan dari hasil suatu benda yang ia

ketahui atau secara patut harus dapat ia duga bahwa benda tersebut

telah diperoleh karena kejahatan.21

Terdapat dua rumusan dalam Pasal 480 KUHP, diantaranya

rumusan penadahan yang pertama memiliki unsur-unsur sebagai

berikut:

1. Unsur-unsur objektif

a) Perbuatan kelompok 1, yaitu:

1) Membeli;

2) Menyewa;

3) Menukar;

4) Menerima gadai;

5) Menerima hadiah;

Atau kelompok 2, untuk menarik keuntungan:

1) Menjual;

2) Menyewakan;

3) Menukar;

4) Menggadaikan;

5) Mengangkut;

6) Menyimpan;

7) Menyembunyikan.

b) Objeknya : suatu benda.

c) Yang diperolehnya dari suatu kejahatan.

2. Unsur-unsur subjektif :

a) Yang diketahuinya, atau

21 KUHP Pasal 480 ayat 1 dan 2 KUHP

Page 33: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

22

b) Yang sepatutnya dapat diduga bahwa benda itu diperoleh

dari kejahatan.

B. Jenis-jenis Tindak Pidana

Dalam kepustakaan hukum pidana, para ahli hukum pidana biasanya

telah mengadakan pembedaan antara berbagai macam jenis tindak pidana.

Beberapa diantara pembedaan yang penting22, yaitu:

1. Delik Kejahatan dan Delik Pelanggaran

Pembedaan antara delik kejahatan dan delik pelanggaran merupakan

pembedaan yang didasarkan pada sistematika KUHPid. Buku II KUHPid

menempatkan delik-delik kejahatan (misdrijven), dan Buku III KUHPid

memuat delik-delik pelanggaran.

2. Kejahatan dan Kejahatan Ringan

Dalam buku II (Kejahatan), terdapat jenis kejahatan yang bersifat khusus,

yakni kejahatan-kejahatan ringan (Belanda: lichte misdrijven). Menurut J.E

Jonkers, kejahatan ringan berasal dari Hindia Belanda sendiri. Hukum

pidana negeri Belanda tidak mengenal kejahatan ringan. Diadakannya jenis

kejahatan ini karena pengadilan berada dalam jarak yang jauh, sehingga

bentuk kejahatan yang dipandang lebih ringan perlu dibuat klasifikasi

tersendiri agar dapat diadili oleh hakim sedaerah. Jadi, ancaman pidana

untuk kejahatan ringan disesuaikan dengan kewenangan hakim setempat.

3. Delik Hukum dan Delik Undang-Undang

Delik hukum (rechtsdelict) adalah perbuatan yang oleh masyarakat sudah

dirasakan sebagai melawan hukum, sebelum dirumuskan dalam undang-

undang. Contoh pembunuhan dan pencurian, walaupun seseorang tidak

membaca undang-undang, tetapi telah menjadi hal yang umum bahwasanya

pembunuhan dan pencurian adalah perbuatan melawan hukum. Delik

Undang-undang (wetsdelict) adalah perbuatan yang oleh masyarakat

22 Frans Maramis, Hukum Pidana Umum dan Tertulis Di Indonesia, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta,2012, hal.69

Page 34: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

23

nantinya diketahui sebagai perbuatan melawan hukum karena peraturan nya

telah dirumuskan menjadi undang-undang. Contohnya pengemisan

ditempat umum (Pasal 504 KUHPid). Masyarakat nanti mengetahui

bahwasanya mengemis dimuka umum adalah tindak pidana karena terdapat

undang-undang yang melarang hal tersebut.

4. Delik Formal dan Delik Material

Delik Formal adalah delik yang dianggap telah selesai (voltooid delict)

dengan dilakukannya suatu perbuatan yang dilarang. Jadi, delik formal

adalah perbuatan yang sudah menjadi delik selesai (voltooid delict) dengan

dilakukannya perbuatan. Contohnya pencurian, dengan melakukan

perbuatan “mengambil”, maka itu telah menjadi delik selesai. Sedangkan

delik material adalah perbuatan yang nantinya menjadi delik selesai setelah

terjadinya suatu akibat yang ditentukan dalam undang-undang. Contohnya

tentang pembunuhan (doodslag). Nantinya ada pembunuhan sebagai delik

selesai setelah adanya orang yang mati.

5. Delik Aduan dan Delik Bukan-Aduan

Delik aduan (klachtdelict) adalah delik yang hanya dapat dituntut jika ada

pengaduan dari pihak yang berkepentingan. Dalam KUHPid, aturan umum

mengenai delik aduan diatur dalam Buku I Bab VII (mengajukan dan

menarik kembali pengaduan dalam kejahatan hanya dituntut atas

pengaduan) yang mencakup pasal 72-75. Delik aduan dibedakan atas delik

aduan absolut dan delik aduan relatif. Delik aduan absolut adalah delik yang

keseluruhannya merupakan delik aduan sedangkan delik relatif adalah delik

yang dalam keadaan tertentu merupakan delik aduan, sedangkan biasanya

bukan delik merupakan delik aduan contohnya penggelapan adalah delik

biasa, bukan delik aduan , tetapi jika dilakukan antara orang-orang yang

memiliki hubungan yang disebut dalam Pasal 367 ayat (2) maka hanya

mungkin diadakan penuntutan jika ada pengaduan yang terkena kejahatan

(Pasal 376 KUHPid).

6. Delik Sengaja dan Delik Kealpaan

Page 35: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

24

Delik sengaja adalah perbuatan yang dilakukan dengan sengaja (dolus).

Contohnya Pasal 338 KUHPid barangsiapa yang dengan sengaja merampas

nyawa orang lain diancam dengan pembunuhan dengan pidana penjara

paling lama 15 tahun. Delik kealpaan adalah perbuatan yang dilakukan

karena kealpaan (culpa). Contohnya Pasal 359 KUHPid barangsiapa karena

kealpaan menyebabkan matinya orang, diancam pidana penjara paling lama

5 tahun atau pidana kurungan paling lama 1 tahun.

7. Delik Selesai dan Delik Percobaan

Delik selesai adalah perbuatan yang sudah memenuhi semua unsur dari

suatu tindak pidana, sedangkan delik percobaan adalah delik yang

pelaksaannya tidak selesai. Mengenai percobaan (poging) dalam KUHPid

tidak diberikan definisi yang begitu jelas, hanya pada Pasal 53 ayat (1)

KUHPid ditentukan unsur-unsur untuk memidana percobaan melakukan

kejahatan.

8. Delik Komisi dan Delik Omisi

Delik komisi (commissie delict) adalah delik yang diancam pidana terhadap

dilakukannya suatu perbuatan (perbuatan aktif). Delik ini berkenaan dengan

norma yang bersifat larangan. Contohnya yaitu pencurian, seseorang

diancam pidana karena berbuat sesuatu, yaitu mengambil suatu barang.

Delik omisi (ommissie delict) adalah delik yang diancam pidana terhadap

sikap tidak berbuat sesuatu (perbuatan pasif). Contohnya diancam pidana

seseorang yang melihat seseorang dalam bahaya maut dan tidak

memberikan pertolongan (Pasal 531 KUHPid). Orang tersebut diancam

pidana karena tidak berbuat sesuatu untuk menolong.

Page 36: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

25

C. Kewenangan Hakim Dalam Menangani Perkara

Peranan hakim sebagai orang yang diberikan kewenangan untuk

memutuskan suatu perkara tidak sewenang-wenang dalam memberikan

putusannya. KUHP sebagai sumber utama hukum pidana telah mengatur

mengenai jenis-jenis pidana dan membaginya menjadi dua kelompok yaitu

pidana pokok dan pidana tambahan. Pasal 10 KUHP menjelaskan bahwa

pidana pokok terdiri dari pidana mati, pidana penjara (seumur hidup atau

dalam jangka waktu tertentu), pidana kurungan, pidana denda dan pidana

tutupan. Sedangkan pidana tambahan terdiri dari pencabutan hak-hak

tertentu, perampasan barang-barang tertentu dan pengumuman putusan

hakim. Pidana yang sering dijatuhkan adalah pidana perampasan hak

kemerdekaan yaitu pidana penjara dan kurungan. Sedangkan pidana denda

jarang sekali dipergunakan. Pidana denda seringkali diancamkan sebagai

alternatif dengan pidana kurungan saja, dan jarang sekali diancamkan

terhadap kejahatan-kejahatan yang lain kecuali diatur dalam hukum pidana

khusus.23

Mengenai ketentuan pertimbangan hakim diatur dalam Pasal 197 ayat

(1) d KUHP yang berbunyi: “pertimbangan disusun secara ringkas

mengenai fakta dan keadaan berserta alat pembuktian yang diperoleh dari

pemeriksaan disidang yang menjadi dasar penentuan-penentuan kesalahan

terdakwa”.

Hal ini dijelaskan juga di dalam Pasal 183 KUHAP yang menyatakan

bahwa “Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana seorang kecuali apabila

dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh

keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa

terdakwalah yang melakukannya”.

Hal yang demikian dikemukakan oleh Lilik Mulyadi yang menyatakan

bahwa pertimbangan hakim terdiri dari pertimbangan yuridis dan fakta-

23Niniek Suparni, Eksistensi Pidana Denda dalam Sistem Pidana dan Pemidanaan, Sinar

Grafika, Jakarta, 2007, hal.50

Page 37: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

26

fakta dalm persidangan, selain majelis hakim haruslah menguasai atau

mengenal aspek teoritis dan praktik, pandangan, doktrin, yurisprudensi dan

kasus posisi yang ditangani kemudaian secara limitative menetapkan

pendiriannya24

Dalam menjatuhkan pidana, kiranya rumusan Pasal 58 (Pasal 52) naskah

rancangan KUHP (baru) hasil penyempurnaan tim intern departemen

kehakiman, dapat dijadikan referensi. Disebutkan bahwa dalam penjatuhan

pidana hakim wajib mempertimbangkan beberapa hal berikut25:

Kesalahan pembuat tindak pidana;

Motif dan tujuan melakukan tindak pidana;

Cara melakukan tindak pidana;

Sikap batin pembuat tindak pidana;

Riwayat hidup dan keadaan sosial ekonomi pembuat tindak pidana;

Sikap dan tindakan pembuat sesudah melakukan tindak pidana;

Pengaruh pidana terhadap masa depan pembuat tindak pidana;

Pandangan masyarakat terhadaptindak pidana yang dilakukan;

Pengurus tindak pidana terhadap korban atau keluarga korban, dan;

Apakah tindak pidana dilakukan dengan berencana.

Hakim dalam mengambil keputusan harus memiliki sifat arif, bijaksana,

dan adil karena hakim adalah sosok yang masih dipercaya oleh sebagian

masyarakat yang diharapkan mampu mengayomi dan memutuskan suatu

perkara dengan adil. Karena dalam mewujudkan kebenaran dan keadilan

ataupun kemaslahatan yang tercermin dalam putusan hakim tidaklah

mudah. Apabila kasus posisi suatu perkara tidak diatur dalam peraturan

perundang-undangan sehingga hakim sebagai penegak hukum dan keadilan.

24 Lilik Mulyadi, Putusan Hakim Dalam Hukum Acara Pidana, PT.Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2007, hal.193-194 25Bambang Waluyo,Pidana dan Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hal. 91

Page 38: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

27

Wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup

dalam masyarakat.

Setidaknya seorang hakim memiliki bentuk pertanggungjawaban dalam

mengadili suatu perkara yaitu tanggungjawab kepada Tuhan yang Maha

Esa, tanggungjawab kepada bangsa dan negara, tanggungjawab kepada diri

sendiri, tanggungjawab kepada hukum, dan tanggungjawab kepada

masyarakat. Putusan merupakan sumber hukum formil atau yurisprudensi

yang dapat menjadi dasar dan alasan bagi para hakim dalam memutuskan

suatu perkara

Putusan pengadilan setelah diucapkan akan mengikat secara yuridis

kepada para pihak yang berperkara dan setiap orang yang disebutkan secara

tegas dalam isi putusan dengan tanpa mengurangi hak-hak bagi para pihak

untuk mengajukan upaya hukum kepada badan peradilan yang lebih tinggi

jika ia merasa tidak puas. Secara sosiologis putusan juga mengikat setiap

orang yang secara langsung ataupun tidak langsung. Karena pada

hakikatnya dalam setiap putusan yang dijatuhkan tersirat kewajiban bagi

setiap orang untuk menghormati isi putusan, dan itu sebagaimana setiap

orang diwajibkan untuk menghormati hukum yang berlaku.26

Dalam memutus putusan, ada beberapa teori yang digunakan oleh

hakim, menurut Mackenzie, ada beberapa teori yang dapat dipergunakan

oleh seorang hakim dalam mempertimbangkan penjatuhan putusan dalam

suatu perkara, yaitu sebagai berikut27:

1. Teori Keseimbangan

Yang dimaksud dengan keseimbangan disini adalah

keseimbangan antara syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-

26 Darmoko Yuti Witanto & Arya Putra Negara Kutawaringi, Diskresi Hakim Sebuah

Instrumen Menegakkan Keadilan Substantif dan Perkara Pidana, Alfabeta, Bandung, 2013, hal.

32 27Ahmad Rifai, Penemuan Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hal.102

Page 39: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

28

undang dan kepentingan pihak yang tersangkut atau berkaitan

dengan perkara.

2. Teori Pendekatan Seni dan Intuisi

Penjatuhan putusan oleh hakim merupakan diskresi atau

kewenangan dari hakim. Sebagai diskresi, dalam penjatuhan

putusan, hakim akan menyesuaikan dengan keadaan dan

hukuman yang wajar bagi setiap pelaku tindak pidana atau dalam

perkara perdata, hakim akan melihat keadaan pihak yang

berperkara, yaitu penggugat dan tergugat, dalam perkara

perdata, pihak terdakwa atau penuntut umum dalam perkara

pidana. Penjatuhan putusan, hakim mempergunakan pendekatan

seni, lebih ditentukan oleh instink atau intuisi daripada

pengetahuan dari hakim.

3. Teori Pendekatan Keilmuwan

Titik tolak dari ilmu ini adalah pemikiran bahwa proses

penjatuhan pidana harus dilakukan secara sistematik dan penuh

kehati-hatian khususnya dalam kaitannya dengan putusan-

putusan terdahulu dalam rangka menjamin konsistensi dari

putusan hakim.

4. Teori Pendekatan Pengalaman

Pengalaman dari seorang hakim merupakan hal yang dapat

membantunya dalam menghadapi perkara-perkara yang

dihadapinya sehari-hari.

5. Teori Ratio Decindendi

Teori ini didasarkan pada landasan filsafat yang mendasar yang

mempertimbangkan segala aspek yang berkaitan dengan pokok

perkara yang disengketakan kemudian mencari peraturan

perundang-undangan yang relevan dengan pokok perkara yang

disengketakan sebagai dasar hukum dalam penjatuhan putusan

serta pertimbangan hakim harus didasarkan pada motivasi yang

Page 40: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

29

jelas untuk menegakkan hukum dan memerikan keadilan bagi

para pihak yang berperkara.

6. Teori Kebijaksanaan

Spek teori ini menekankan bahwa pemerintah, masyarakat,

keluarga, dan orang tua ikut bertanggungjawab untuk

membimbing, membina, mendidik dan melindungi terdakwa,

agar kelak dapat menjadi manusia yang berguna bagi keluarga,

masyarakat, dan bangsanya.

Page 41: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

30

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PENADAHAN ATAS

PUTUSAN NOMOR: 708K/PID/2016

A. Posisi Kasus Penadahan dalam Putusan Nomor:708K/PID/2016

Kasus yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Putusan

Mahkamah Agung nomor 708 K/PID/2016, yang dimana Amir Hasan

Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung sebagai pelaku tindak pidana

penadahan. Kronologi kasus sebagai berikut bahwa berawal dari Monas

Wau dan Jefrin Doho alias Efi berbicara kepada Amir Hasan Telaumbanua

alias Ama Kanaya alias Buyung mengatakan “kalo ada barang curian kami,

abang mau membeli? Dan kemudian dijawab oleh Amir Hasan

Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung mengatakan “kalo ada saya

mau membelinya”, selanjutnya Monas Wau dan Jefrin Doho melakukan

pencurian akan tetapi dilakukan tidak bersama-sama, Monas Wau

melakukan pecurian atas barang milik Swandani alias Wawan pada bulan

Oktober 2014 berupa rokok Sampoerna sebanyak 100 (seratus) bungkus

yang dibayar Rp900.000,00 (sembilan ratus ribu rupiah), rokok Surya 16

sebanyak 100 (seratus) bungkus yang dibayar dengan harga Rp900.000,00

(sembilan ratus ribu rupiah), Rinso Daia sebanyak 3 (tiga) dus yang

kemudian dibayar dengan harga Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu

rupiah).28

Sedangkan Jefrin Doho alias Efi melakukan pencurian yang kemudian

hasil curiannya dijual kepada Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya

alias Buyung dengan harga yang tidak sewajarnya, pada bulan November

2014 berupa 48 (empat puluh delapan) botol minuman merk sprite yang

dibayar dengan harga Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) dan pada sabtu

28 Direktori Putusan, Putusan No:708K/PID/2016, diakses pada tanggal 7 Februari, dari

putusan.mahkamahagung.go.id, hal 2

Page 42: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

31

tanggal 06 bulan Desember 2014 sekira pukul 09.30 Jefri Doho alias Efi

mengantar 1 (satu) dus rokok merk Surya 16 yang telah diletakkan didalam

toko UD Kanaya milik Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias

Buyung untuk dijual kepada nya dengan harga Rp5.000.000,00 tetapi tidak

sempat dibayar oleh Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias

Buyung karena telah diketahui mencuri oleh Christian Gani alias Ama

Wawan.

Adapun cara transaksi penjualan yang dilakukan oleh Monas Wau dan

Jefrin Doho alias Efi kepada Amir Hasan Telaumbanua bin Ama Kanaya

bin Buyung adalah Monas wau dan Jefrin Doho alias Efi membawa barang

hasil curian ke toko UD Kanaya milik Amir Hasan Telaumbanua alias Ama

Kanaya alias Buyung yang selanjutnya pada waktu malam hari Monas Wau

dan Jefrin Doho alias Efi mengambil uang hasil penjualan barang yang

dibayarkan oleh Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias

Buyung.

Kasus putusan yang penulis angkat merupakan putusan yang telah

sampai pada tahap kasasi, adapun tuntutan pidana penuntut umum pada

Kejaksaan Negeri Teluk Dalam pada tanggal 06 Agustus 2015 sebagai

berikut:

1. Menyatakan Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama

Kanaya alias Buyung terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana “penadahan” sebagaimana diatur dan

diancam pidana Pasal 480 ke-1 KUHPidana;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Amir Hasan Telaumbanua

alias Ama Kanaya alias Buyung dengan pidana penjara selama 2

(dua) tahun dan 6 (enam) bulan dikurangkan selama Terdakwa

berada dalam tahanan, dengan perintah agar Terdakwa tetap ditahan;

3. Menyatakan agar barang bukti berupa:

a) 1 (satu) buah dus rokok merk Surya 16;

Page 43: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

32

b) 1 (satu) buah kunci pintu gudang tempat penyimpanan

rokok;

c) 1 (satu) lembar kertas D.O. (untuk pengembalian barang);

Dikembalikan kepada korban Swandani alias Wawan;

4. Menetapkan agar Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama

Kanaya alias Buyung dibebani membayar biaya perkara sebesar

Rp.2000,00 (dua ribu rupiah);

Adapun setelah membaca putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli

nomor 81/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 07 Oktober 2015 yang amar

lengkapnya sebagai berikut:

1. Menyatakan Terdakwa Amir Hasan alias Ama Kanaya alias Buyung

tersebut diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana penadahan secara berlanjut;

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan

pidana penjara selama 3 (tiga) bulan 22 (dua puluh dua) hari;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani

Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Meneteapkan barang bukti berupa:

1 (satu) buah dus rokok merk Surya 16;

1 (satu) buah kunci pintu gudang tempat penyimpanan

rokok;

1 (satu) lembar kertas D.O. (untuk pegembalian barang);

Dikembalikan kepada saksi Swandani alias Ama Kristel;

5. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah

Rp.5000,00 (lima ribu rupiah);

Sedangkan putusan dalam Pengadilan Tinggi Medan Nomor

737/PID/2015/PT.MDN. tanggal 22 februari 2016 yang amar lengkapnya

sebagai berikut:

1) Menerima permintaan Banding dari Jaksa Penuntut Umum tersebut;

Page 44: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

33

2) Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor

81/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 07 Oktober 2015, yang dimintakan

banding tersebut;

3) Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani

terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4) Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara di kedua

tingka peradilan dalam peradilan yang dalam tingkat Banding

sebesar Rp.2500,00 (dua ribu lima ratus rupiah);

B. Teori Pemidanaan Tindak Pidana Penadahan

1. Pengertian pemidanaan

Pemidanaan dalam hukum Indonesia adalah sebagai suatu proses atau

cara untuk menjatuhkan hukuman atau sanksi terhadap orang yang telah

melakukan tindak kejahatan maupun pelanggaran

2. Sistem Pemidanaan di Indonesia

Sistem pemidanaan di suatu Negara dipengaruhi oleh aliran hukum

pidana yang dianut negara tersebut, KUHPidana di Indonesia menganut

aliran neo klasik yaitu dengan berorientasi kepada baik perbuatan maupun

orang sebab didalam KUHP masih mengenal pidana mati, adanya hal-hal

yang meringankan maupun memberatkan dalam pemidanaan.Sistem

pemidanaan di Indonesia menganut double track system atau sistem dua

jalur yang berorientasi kepada dua jenis sanksi yaitu sanksi pidana dan

sanksi tindakan, sistem dua jalur ini menempatkan dua jenis sanksi tersebut

dalam kedudukan yang setara.

3. Teori pemidanaan

Hukum positif di Indonesia belum pernah merumuskan tujuan

pemidanaan, selama ini wacana tentang tujuan pemidanaan tersebut masih

Page 45: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

34

dalam tataran yang bersifat teoritis, namun sebagai bahan kajian, Konsep

Rancangan KUHP 2004 telah menetapkan tujuan pemidanaan yaitu:29

a) Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan

menegakkan norma hukum demi pengayoman masyarakat.

b) Memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan

pembinaan sehingga menjadikannya orang yang baik dan

berguna.

c) Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak

pidana, memulihkan keseimbangan dan mendatangkan

rasa damai dalam masyarakat.

d) Membebaskan rasa bersalah pada terpidana.

4. Teori pemidanaan tindak pidana penadahan

Suatu perbuatan dikatakan telah melanggar hukum, dan dapat dikenakan

sanksi pidana, maka harus dipenuhi dua unsur yakni adanya unsur perbuatan

pidana (Actus Reus) dan keadaan sifat batin pembuat (mens rea ). Kesalahan

(schuld) merupakan unsur pembuat delik, jadi termasuk unsur

pertanggungjawaban pidana yang mana dapat dicelanya si pembuat atas

perbuatannya. Dalam hal kesalahan tidak terbukti, berarti bahwa perbuatan

pidana (Actus Reus) sebenarnya telah terbukti karena tidak mungkin Hakim

akan membuktikan adanya kesalahan jika ia telah mengetahui lebih dahulu

bahwa perbuatan pidana tidak ada atau tidak terbukti diwujudkan oleh

terdakwa.30

Tindak pidana penadahan, adalah tindakan yang dilarang oleh hukum,

karena penadahan diperoleh dengan cara kejahatan, dapat dikatakan

memudahkan tindakan kejahatan si pelaku, karena dapat mempersulit

pengusutan kejahatan yang bersangkutan, dalam mengadili terdakwa yang

29 Dwidja Priyatno, sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, Refika Aditama,

Bandung, 2009, hal.28 30Andi Zainal abidin, Asas-Asas Hukum Pidana Bagian Pertama, Alumni, Bandung,

1987, hal.72

Page 46: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

35

melakukan tindak pidana penadahan karena harus membuktikan terlebih

dahulu apakah terdakwa tersebut benar-benar melakukan kejahatan di

karenakan barang kejahatan tersebut di dapat dari hasil kejahatan juga dan

penadah disini menjadi pelaku kedua dalam hal pelaksanaannya, maka

pihak yang berwajib harus membuktikan terlebih dahulu apakah seseorang

itu mampu untuk dipertanggungjawabkan, dengan kata lainnya ada unsur

kesalahan dan kesengajaan.31

Tidak semua pembeli barang hasil curian dinyatakan sebagai penadah

karena bisa jadi jual beli terjadi karena ketidaktahuan pembeli mengenai

asal-usul barang yang ia beli. Hal ini dapat dipahami sebab tidak ada

kewajiban bagi pembeli untuk mengetahui asal usul barang yang ia beli,

sebagaimana tidak wajibnya penjual mengetahui untuk apa barang yang ia

jual digunakan.32

Agar tidak semua pembeli disangkakan sebagai penadah, Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) menjelaskan beberapa kriteria

penadah dalam Pasal 480 yang menjadi dasar hukum penadahan, yang

berbunyi:33

Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya empat tahun atau

dengan pidana denda setinggi-tingginya sembilan ratus rupiah:

1. Karena bersalah telah melakukan penadahan yakni barangsiapa

membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menerima sebagai

hadiah atau dengan harpan akan memperoleh keuntungan, menjual,

menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut,

31 Sholehudin, Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana (Ide Dasar Double Track Sistem dan

Implementasinya), PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hal.71 32 Kewajiban pembeli terbatas pada: (1) Membayar harga. (2) Menerima barang dan

menanggung biayanya, misalnya biaya angkut dan sebagainya. (3) Menggangung biaya-biaya yang

menjadi kewajiban pembeli, misalnya pembuatan akta dan sebagainya. Kewajiban penjual terbatas

pada: (1) Menyerahkan barang. (2) menjamin kondisi barang bebas dari aib dan bebas dari

kepemilikkan orang lain. Lihat: Musthafa Ahmad Al-Zarqa, ‘Âqd Al-Bai‘, (Damaskus: Dar Al-

Qalam, 2012 H/1433 H), Cet. Ke-2, Hal. 104 dst. 33Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru

Van Hoeve, 2006), Vol. 1, Hal. 1757.

Page 47: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

36

menyimpan, atau menyembunyikan suatu benda yang ia ketahui

atau secara patut harus dapat ia duga bahwa benda tersebut telah

diperoleh karena kejahatan.

2. Barang siapa mengambil keuntungan dari hasil suatu benda yang ia

ketahui atau secara patut harus dapat ia duga bahwa benda tersebut

telah diperoleh karena kejahatan

Terkait Pasal di atas R.Soesilo menjelaskan bahwa: 34

1. Yang dinamakan “Sekongkol” atau disebut pula “Tadah” dalam

bahasa asingnya “heling”, itu sebenarnya perbuatan yang disebutkan

pada sub 1 dari Pasal ini

2. Perbuatan yang tersebut pada sub 1 di bagi atas dua bagian:

a. Membeli, menyewa, dan sebagainya (tidak perlu dengan maksud

hendak mendapat untung) barang yang diketahuinya atau patut

disangkanya diperoleh karena kejahatan.

b. Menjual, menukar, menggadaikan, dan sebagainya dengan

maksud hendak mendapat untung barang yang diketahuinya

atau patut disangkanya diperoleh karena kejahatan.

3. Elemen penting Pasal ini adalah terdakwa harus mengetahui atau

patut dapat menyangkan bahwa barang itu berasal dari kejahatan.

Disini terakwa tidak perlu tau dengan pasti asal barang itu dari

kejahatan apa (pencurian, penggelapan , penipuan, pemerasan, uang

palsu, atau lain-lain), akan tetapi sudah cukup apabila ia patut dapat

menyangkanya (mengira, mencurigai) bahwa barang itu bukan

barang“terang”.

Untuk membuktikan elemen ini memang sukar, kan tetapi dalam

prakteknya biasanya dapat dilihat dari keadaan atau cara dibelinya

barang itu, mialnya dibeli dengan dibawah harga, dibeli pada waktu

34R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-

Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, (Bogor: Politeia, 1995), Hal. 314.

Page 48: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

37

malam dengan bersembunyi yang menurut ukuran di tampat itu

memamng mencurigakan.

4. Barang asal dari kejahatan misalnya berasal dari pencurian,

penggelapan, penipuan, pemalsuan, dll

C. Penadahan dalam Hukum Islam dan Hukum Positif

1. Penadahan dalam Hukum Islam

Perlu dikemukan terlebih dahulu bentuk kesalahan yang dilakukan oleh

penadah sehingga hukuman yang diberikan sesuai dengan bentuk

kesalahannya. Dalam hal ini kesalahan seorang penadah terletak pada

transaksi yang ia lakukan yaitu membeli, menukarkan, menggadaikan dan

sebagainya atas barang yang ia ketahui atau patut ia duga berasal dari tindak

kejahatan.

Penentuan hukuman bagi penadah dalam tulisan ini dilakukan dengan

memasukkan penadahan ke dalam salah satu jenis kejahatan ditinjau dari

besarnya hukuman yang diberikan atas kejahatan tersebut.

Ditinjau dari besarnya hukuman yang diberikan, maka objek utama

kajian fiqh Jinayah meliputi tiga masalah pokok, yaitu sebagai

berikut:35

a) Jarimah qishash yang terdiri atas:

1) Jarimah Pembunuhan

2) Jarimah Penganiyaan

Penadahan tidak termasuk salah satu dari bentuk-bentuk

qishash sehingga tidak dapat dihukum dengan qishash

b) Jarimah Hudud yang terdiri atas:

1) Jarimah zina.

35Nurul Irfan, FIQH JINAYAH, Amzah, Jakarta, 2015, hal.3-4

Page 49: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

38

2) Jarimah qadzf (menuduh muslimah baik-baik berbuat

zina).

3) Jarimah syurb al-khamr (meminum-minuman keras).

4) Jarimah al-baghyu (pemberontakan).

5) Jarimah al-riddah (murtad).

6) Jarimah al-sariqah (pencurian).

7) Jariah al-hirabah (perampokan).

Penadahan tidak termasuk salah satu dari bentuk-bentuk

hudud sehingga tidak dapat dihukum dengan hudud

c) Jarimah ta’zir, yaitu semua jenis tindak pidana yang tidak

secara tegas diatur oleh Al-quran atau hadis. Aturan teknis,

jenis, dan pelaksanaannya ditentukan oleh penguasa

setempat. Bentuk jarimah ini sangat banyak dan tidak

terbatas, sesuai dengan kejahatan yang dilakukan akibat

godaan setan dalam diri manusia.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa penadahan

termasuk salah satu dari bentuk-bentuk kejahatan ta’zir yang

hukumannya diserahkan kepada putusan Hakim berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentunya, misalnya besar

kecil nilai barang yang ditadah, situasi tempat kejahatan

terjadi, misalnya apakah kejahatan tersebut terjadi di daerah

yang makmur atau di daerah yang sedang paceklik, kondisi

penadah, misalnya apakah penadahan tersebut dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan primer ataukah untuk memenuhi

kebutuhan akan hal-hal yang diharamkan dan sebagainya.

2. Penadahan dalam HukumPositif di Indonesia

Tindak pidana penadahan sendiri dalam hukum positif di Indonesia telah

diatur dalam Bab XXX dari buku II KUHP sebagai tindak pidana

pemudahan, pengertian tindak pidana penadahan menyangkut kelakuan dan

Page 50: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

39

kesalahan pelaku ditentukan dalam Pasal 480 KUHP yang menyatakan:

“Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana

denda paling banyak Sembilan ratus rupiah:

1) Barang siapa membeli, menyewa, menukarkan, menerima gadai,

menerima hadiah, atau untuk menarik keuntungan, menjual,

menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut,

menyimpan, atau menyembunyikan suatu benda, yang diketahui

atau patut harus diduga diperoleh dari kejahatan;

2) Barang siapa menarik keuntungan dari hasil suatu benda yang

diketahuinya atau sepatutnya dapat diduga bahwa diperoleh dari

kejahatan.36

Untuk perbuatan tersebut dapat dikatakan kejahatan penadahan, maka

cukup satu saja jenis perbuatan yang tersebut yang dibuktikan. “Elemen

penting dari Pasal ini adalah “seseorang patut mengetahui atau menyangka”

bahwa barang tersebut berasal dari kejahatan. Jadi seseorang tersebut tidak

perlu mengetahui dengan pasti dari kejahatan apa barang itu berasal tetapi

ia cukup menduga bahwa barang tersebut berasal dari hasil kejahatan.

Dalam rumusan tindak pidana penadahan di dalam KUHP dirumuskan

dalam Pasal 480, 481, dan 482 masing-masing pasal seperti yang ditentukan

oleh pembentuk undang-undang. Berikut bentuk-bentuk penadahan dengan

membahas pasal-pasal dari KUHP tersebut

Tindak pidana penadahan dalam bentuk pokok, rumusan ini terdapat

dalam ketentuan pasal 480 KUHP yang menyatakan: diancam dengan

pidana penjara paling lama empat tahun atau denda sebanyak sembilan ratus

ribu rupiah karena pendahan

Ke-1: barang siapa membeli, menyewa, menukar, menerima gadai,

menerima sebagai hadiah, atau dengan maksud mendapatkan untung,

36 Redaksi Bhafana Publishing, KUHP KUHAP, (Bhafana Publishing, Jakarta, 2014,

hal.140-141

Page 51: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

40

menjual, menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut,

menyimpan, atau menyembunyikan sesuatu benda, yang diketahui atau

sepatutnya harus diduga, bahwa diperoleh dari kejahatan.

Ke-2: Barang siapa menarik keuntungan dari hasil sesuatu benda, yang

diketahui atau patut harus diduga diperoleh dari kejahatan.

Selain jenis tindak pidana penadahan ini, ada lagi dua bentuk, yaitu:

1. Penadahan sebagai kebiasaan

Tindak pidana penadahan yang dilakukan sebagai kebiasaan seperti

dimuat oleh pembentuk undang-undang telah diatur dalam pasal 481 KUHP

yang rumusnya adalah sebagai berikut:37

Ayat (1): barang siapa menjadikan sebagai kebiasaan untuk sengaja

membeli, menukar, menerima gadai, menyimpan, atau menyembunyikan

yang diperoleh dari suatu kejahatan, diancam dengan pidana penjara paling

lama 7 tahun.

Ayat (2):yang bersalah dapat dicabut haknya dalam pasal 35b No.1-4

dan haknya untuk melakukan pencaharian dalam kejahatan dilakukan.

Pada rumusan tindak pidana yang diatur dalam Pasal 481 KUHP tidak

ada perbedaan dengan rumusan tindak pidana dalam pasal 480 KUHP, akan

tetapi pidana-pidana yang diancam bagi pelaku tindak tindak pidana

penadahan Pasal 481 KUHP lebih berat dari pidana yang diancam bagi

pelaku dalam Pasal 480 KUHP

Tentang apa sebabnya pelaku tindak pidana penadahan yang diatur

dalam Pasal 481 KUHP diancam dengan pidana yang lebih berat dari pelaku

tindak pendahan yang diatur dalam Pasal 480 KUHP, karena tindak pidana

peadahan yang dimaksud dalam Pasal 481 KUHP itu telah dilakukan oleh

pelaku sebagai kebiasaan.

37 R.Soenarto Soerodibroto,KUHP dan KUHAP dilengkapi yurisprudensi mahkamah

agung dan hoge raad, PT Raja Grafindo persada, Jakarta, hal.307

Page 52: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

41

2. Penadahan ringan

Tindak pidana penadahan ringan yang dimaksud oleh pembentuk

undang-undang telah diatur dalam Pasal 482 KUHP yang rumusnya sebagai

berikut:38

Perbuatan-perbuatan yang disebutkan dalam Pasal 480 itu dipidana

sebagai penadahan ringan dengan selama-lamanya tiga bulan dengan pidan

denda setinggi-tingginya sembilan ratus rupiah, jika karena kejahatan

tersebut benda itu diperoleh merupakan salah satu kejahatan dari kejahatan

yang didalam 364, 373, 379

Yang dimaksud dengan perbuatan-perbuatan tersebut dalam Pasal 480

di dalam rumusan ketentuan pidana diatur dalam 482 KUHP tersebut diats

ialah perbuatan-perbuatan:

a. Membeli, menyewa, menerima gadai, menerima sebagai hadiah suatu

benda yang diketahuinya atau secara patut harus dapat diduganya

bahwa benda yang diketahuinya atau secara patut harus dapat

diduganya bahwa kejahatan tersebut telah diperoleh karena kejahatan.

b. Dengan harapan memperoleh keuntungan, menjual, menyewakan,

menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan, atau

menyembunyikan suatu benda yang diketahuinya atau secara patut

harus dapat diduganya bahwa benda tersebut telah diperoleh karena

kejahatan

c. Mengambil keuntungan dari hasil suatu benda yang diketahuinya tau

secara patut harus dapat diduganya bahwa benda tersebut telah

diperoleh karena kejahatan.

Yang dimaksud dengan kejahatan yang diatur dalam Pasal 364 di dalam

rumusan ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal 482 KUHP tersebut

38 R.Soenarto Soerodibroto,KUHP dan KUHAP dilengkapi yurisprudensi mahkamah

agung dan hoge raad, PT Raja Grafindo persada, Jakarta, hal.307

Page 53: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

42

diatas kejahatan pencurian ringan yang rumusannya berbuanyi sebagai

berikut:

Perbuatan-perbuatan yang diatur dalam Pasal 362 dan 363 butir 4

demikian juga diatur dalam Pasal 363 butir 5 itu tidak dilakukan dalm suatu

tempat kediaman atau diatas suatu pekarangn tertutup yang diatasnya

terdapat kediaman dan apabila nilai dari benda yang dicuri itu tidak lebih

dari dua ratus ribu rupiah, dipidana sebagai pencuri riangan dengan pidana

penjara selama-lamanya tiga bulan dengan pidana denda setinggi-

tingginyaa sembilan ratus rupiah.

Yang dimaksud dengan kejahatan yang diatur dalam pasal 373 didalam

rumusan ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal 482 KUHP tersebut

diatas itu ialah kejahatan penggelapan ringan yang rumusnya berbunyi

sebagai berikut:

Kejahatan yang diatur dalam Pasal 372 itu, jika benda yang digelapkan

bukan berupa ternak dan nilianya tidak lebih dari dua ratus lima puluh

rupiah, dipidana sebgai penggelapan ringan dengan pidana penjara selama-

lamanya tiga bulan atau denda setinggi-tingginya sembilan ratus rupiah

Yang dimaksud dengan kejahatan yang diatur dalam Pasal 379 dalam

rumusan ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal 482 KUHP tersebut

diatas itu ialah kejahatan penipuan ringan yang rumusannya sebagai berikut:

Kejahatan yang diatur dalam Pasal 378 itu, jika benda yang diserahkan

bukan berupa ternak dan nilai benda, utang piutang yang nilainya tidak lebih

dari dua ratus lima puluh rupiah, dipidana sebagai penipuan ringan dengan

pidana penjara selama-lamanya tiga bulan atau denda pidana setinggi-

tingginya sembilan ratus rupiah.

3. Perbedaan Penadahan dalam Hukum Islam dan Hukum Positif

di Indonesia

Dalam islam penadahan termasuk turut serta dalam melakukan suatu

tindak kejahatan atau jarimah. Suatu jarimah ada kalanya dilakukan oleh

Page 54: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

43

satu orang dan kadang pula dilakukan bersama-sama. Apabila beberapa

orang bersama-sama melakukan suatu jarimah maka perbuatan tersebut

dianggap turut jarimah. Dan sesusungguhnya Allah sangat melarang

hamba-hambanya untuk saling tolong menolong dalam kejahatan. Allah

hanya mengizinkan hamba-hambanya untuk selalu tolong-menolong dalam

hal kebaikan sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Maidah ayat 2 dan Ali-

Imran ayat 104 yaitu:

Al-Maidah ayat 2

لى اإلثم والعدوان وتعاونوا على البر والتقوى وال تعاونوا ع

Artinya:

”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan

pelanggaran”39

Ali-Imran ayat 104

ة يدعون إلى الخيرويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر ولتكن منكم أم

وأولئك هم المفلحون

Artinya:

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan

mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang

beruntung.”40

Adapun tolong-menolong dalam tindak pidana sendiri di dalam hukum

positif yang berlaku di Indonesia diatur dalam Pasal 55,56, dan 57 KUHP

39 Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan Terjemahannya, Yayasan

Pelayan Al-quran Mulia, 2017, hal.106

40 Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan Terjemahannya, Yayasan

Pelayan Al-quran Mulia, 2017, hal.63

Page 55: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

44

yakni tentang tindak pidana penyertaan (deelneming), penyertaan menurut

Adami Chazawi adalah semua bentuk turut serta atau terlibatnya orang atau

orang-orang baik secara psikis maupun secara fisik dengan melakukan

masing-masing perbuatan sehingga melahirkan suatu tindak pidana.41

Klasifikasi pelaku pada Pasal 55 KUHP yaitu:

1. Mereka yang melakukan yaitu pelaku tindak pidana yang pada

hakekatnya memenuhi semua unsur dari tindak pidana. Dalam arti

sempit, pelaku adalah mereka yang melakukan tindak pidana.

Sedangkan dalam arti luas meliputi keempat klasifikasi pelaku

diatas yaitu mereka yang melakukan perbuatan, mereka yang

menyuruh melakukan, mereka yang turut serta melakukan dan

mereka yang menganjurkan.42

2. Mereka yang menyuruh melakukan yaitu seorang ingin melakukan

suatu tindak pidana, akan tetapi ia tidak melaksanakan sendiri. Dia

menyuruh orang lain untuk melaksanakannya. dalam penyertaan ini

orang yang disuruh tidak akan dipidana, sedang orang yang

menyuruhnya dianggap sebagai pelakunya. dialah yang

bertanggungjawab atas peristiwa pidana karena suruhannyalah

terjadi suatu tindak pidana.43

3. Mereka yang turut serta yaitu mereka yang ikut serta dalam suatu

tindak pidana terdapat syarat dalam bentuk mereka yang turut serta,

antara lain:44

a) Adanya kerjasama secara sadar dari setiap peserta tanpa

perlu ada kesepakatan, tapi harus ada kesengajaan untuk

mecapai hasil berupa tindak pidana.

41 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana bagian 3 Percobaan Dan Penyertaan,

(PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002), hal.67 42Rahman Syamsuddin, Merajut Hukum Di Indonesia, Mitra Wacana, Jakarta,2014, hal

212. 43 Rahman Syamsuddin, Merajut Hukum Di Indonesia, Mitra Wacana, Jakarta,2014, hal

213 44Rahman Syamsuddin, Merajut Hukum Di Indonesia, Mitra Wacana, Jakarta, 2014,hal

214

Page 56: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

45

b) Ada kerja sama pelaksanaan secara fisik untuk melakukan

tindak pidana. Setiap peserta pada turut melakukan diancam

dengan pidana yang sama.

4. Mereka yang menggerakkan/menganjurkan/membujuk yaitu orang

yang memiliki kehendak untuk melakukan tindak pidana tetapi tidak

melakukannya sendiri, melainkan menggerakkan orang lain untuk

melaksanakan niatnya itu. Adapun syarat-syarat penggerakan yang

dapat dipidana:45

a) Ada kesengajaan menggerakkan orang lain untuk melakukan

tindak pidana,

b) Menggerakkan dengan upaya-upaya yang ada dalam Pasal

55 ayat 1 (satu) butir ke-2 KUHP: pemberian, janji,

penyalahgunaan kekuasaan, atau pengaruh kekerasan,

ancaman kekerasan, tipu daya, memeberi kesempatan, alat,

keterangan,

c) Ada yang tergerak untuk melakukan tindak pidana akibat

sengaja digerakkan denga upaya-upaya dalam Pasal 55 ayat

1(satu)butir ke-2 KUHP.

d) Yang digerakkan melakukan delik yang dianjurkan atau

percobaannya.

Yang digerakkan dapat dipertanggungjawabkan menurut hukum pidana

Klasifikasi menurut Pasal 56 dan 57 KUHP yaitu membantu melakukan

yaitu dengan adanya pembantuan akan terlibat lebih dari satu orang didalam

suatu tindak pidana. Ada orang yang melakukan yaitu pelaku tindak pidana

dan ada orang lain yang membantu terlaksananya tindak pidana itu

Dapat ditarik kesimpulan bahwasanya penadahan tersebut belum diatur

secara spesifik dalam hukum Islam berbeda dengan hukum positif yang

mana penadahan tersebut diatur dalam Pasal 480 KUHP. Hal ini dapat

45Rahman Syamsuddin, Merajut Hukum Di Indonesia, Mitra Wacana, Jakarta, 2014,hal

216

Page 57: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

46

dilihat dari tidak ditemukannya pembahasan mengenai penadahan dalam

buku-buku fikih, atau paling tidak istilah lain dari penadahan dalam bahasa

arab, sejauh pengetahuan penulis.

Page 58: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

47

BAB IV

ANALISIS TINDAK PIDANA PENADAHAN MENURUT HUKUM

POSITIF DAN HUKUM ISLAM

A. Penerapan Pasal 480 KUHP Tindak Pidana Penadahan dalam

Putusan nomor: 708K/PID/2016

Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia

berdasarkan atas Hukum (Rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

belaka (machtstaat), sebagai negara hukum maka Indonesia mempunyai

serangkaian peraturan dan hukum supaya kepentingan masyarakat dapat

dijaga. Alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang

merupakan landasan konstitusional negara ini memuat bahwa tujuan negara

salah satunya adalah menciptakan kesejahteraan umum.

Kurangnya kesadaran hukum dalam masyarakat menyebabkan

terjadinya ketidakpercayaan antara anggota masyarakat itu sendiri maupun

ketidakpercayaan dengan aparat penegak hukum dan pemerintah. Terlebih

dengan kondisi perekonomian negara kita yang terjdi dalam masyarakat

yang dilatarbelakangi karena kebutuhan hidup yang mendesak. Saat ini

telah terjadi banyak tindak pidana terhadap harta kekayaan dan tentunya

banyak menarik perhatian masyarakat Indonesia diantaranya pencurian,

pemerasan, penggelapan, penipuan dan termasuk juga penadahan

Penerapan Pasal 480 KUHP mengenai tindak pidana penadahan dalam

putusan Nomor: 708K/PID/2016 yang disusun dalam bentuk dakwaan,

yaitu terdakwa melanggar KUHP Pasal 480 yang menyatakan: “Diancam

dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling

banyak Sembilan ratus rupiah:

1) Barang siapa membeli, menyewa, menukarkan, menerima gadai,

menerima hadiah, atau untuk menarik keuntungan, menjual,

menyewakan, menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan,

atau menyembunyikan suatu benda, yang diketahui atau patut harus

diduga diperoleh dari kejahatan;

Page 59: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

48

2) Barang siapa menarik keuntungan dari hasil suatu benda yang

diketahuinya atau sepatutnya dapat diduga bahwa diperoleh dari

kejahatan.46

Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung

antara Bulan Oktober 2014 sampai dengan Bulan Desember 2014 atau

setidak-tidaknya dalam waktu lain pada tahun 2014, bertempat tinggal di

Toko UD Kanaya yang beralamat di Jalan Kuweni Kelurahan Pasar Teluk

Dalam Kabupaten Nias Selatan atau setidak-tidaknya pada suatu tempat

yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Gunungsitoli,

telah membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menerima hadiah, atau

untuk menarik keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan,

menggadaikan, mengangkut, menyimpan, atau menyembunyikan sesuatu

benda, yang diketahui dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut47:

Bahwa berawal dari Monas Wau (telah diputus berdasarkan Putusan

Pengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor 24/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 24

April 2015 yang telah berkekuatan hukum tetap) dan Jefrin Doho alias Efi

(telah diputus berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor

23/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 24 April 2015 yang telah berkekuatan

hukum tetap) berbicara kepada Amir Hasan Telaumbanua alias Ama

Kanaya alias Buyung mengatakan “kalo ada barang curian kami, abang mau

membeli? Dan kemudian dijawab oleh Amir Hasan Telaumbanua alias Ama

Kanaya alias Buyung mengatakan “kalo ada saya mau membelinya”,

selanjutnya Monas Wau dan Jefrin Doho alias Efi melakukan pencurian

akan tetapi dilakukan tidak bersama-sama, Monas Wau melakukan pecurian

atas barang milik Swandani alias Wawan pada bulan Oktober 2014 berupa

rokok Sampoerna sebanyak 100 (seratus) bungkus yang dibayar

Rp900.000,00 (sembilan ratus ribu rupiah), rokok Surya 16 sebanyak 100

46 Redaksi Bhafana Publishing, KUHP KUHAP, (Bhafana Publishing, Jakarta, 2014,

hal.140-141 47Direktori Putusan, Putusan No:708K/PID/2016, diakses pada tanggal 7 Februari, dari

putusan.mahkamahagung.go.id, hal 1

Page 60: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

49

(seratus) bungkus yang dibayar dengan harga Rp900.000,00 (sembilan ratus

ribu rupiah), Rinso Daia sebanyak 3 (tiga) dus yang kemudian dibayar

dengan harga Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah).dan pada

Bulan November 2014 Jefrin Doho alias Efi melakukan pencurian terhadap

barang milik Swandani alias Wawan berupa 48 (empat puluh delapan) botol

minuman merk sprite yang kemudian dijual kepada Terdakwa Amir Hasan

Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung dengan harga tidak

sewajarnya, yaitu 48 (empat puluh delapan) botol minuman sprite dibayar

dengan harga Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) dan bahwa pada sabtu

tanggal 06 bulan Desember 2014 sekira pukul 09.30 Jefri Doho alias Efi

mengantar 1 (satu) dus rokok merk Surya 16 yang telah diletakkan didalam

toko UD Kanaya milik Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias

Buyung untuk dijual kepada Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama

Kanaya alias Buyung dengan harga Rp5.000.000,00 tetapi tidak sempat

dibayar oleh Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias

Buyung karena sudah ketahuan mencuri oleh Christian Gani alias Ama

Wawan.

Bahwa cara Monas Wau dan Jefrin Doho alias Efi menjual barang curian

kepada Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua bin Ama Kanaya bin Buyung

yaitu Monas wau dan Jefrin Doho alias Efi membawa barang hasil curian

ke toko UD Kanaya milik Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya

alias Buyung yang selanjutnya pada waktu malam hari Monas wau dan

Jefrin Doho alias Efi mengambil uang hasil penjualan barang yang

dibayarkan oleh Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung

Bahwa Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias

Buyung seharusnya sudah dapat menduga 1 (satu) dus rokok merk Surya 16

adalah hasil kejahatan, karena Monas Wau dan Jefrin Doho alis Efi hanya

sebagai penjaga gudang serta Monas Wau dan Jefrin Doho alias Efi menjual

barang kepada Terdakwa dengan harga yang tidak sewajarnya;

Page 61: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

50

Dalam kasus tindak pidana penadahan yang terjadi di wilayah

Pengadilan Negeri Gunungsitoli, surat dakwaan yang dibuat Jaksa Penuntut

Umum adalah sebagai berikut:

Nama: Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung

Tempat lahir: Teluk Dalam;

Umur/tanggal : 33 tahun/01 Mei 1981

Jenis kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan: Indonesia

Tempat tinggal: Jalan Kueni, Keluarahan Teluk Dalam Kabupaten

Nias Selatan

Agama : Islam

Pekerjaan: Wiraswasta

Menurut analisa penulis perbuatan Terdakwa diatur dan diancam pidana

sesuai dengan Pasal 480 ke-1 KUHPidana. Di atas adalah contoh surat

dakwaan penetapan tersangka Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya

alias Buyung oleh Jaksa Penuntut Umum, penulis menganalisis bahwa

putusan Hakim pada tingkat pertama sudah sesuai dengan ketentuan

KUHAP atau hukum yang ada.

Pertama, mengenai objek penadahan. Dalam putusan tersebut hakim

menyatakan Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias

Buyung terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana penadahan secara berlanjut yaitu pada Bulan Oktober,November,

dan Desember 2014.

Kedua, mengenai penjatuhan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dan

22 (dua puluh dua) hari, menurut pendapat penulis, Hakim tidak selalu harus

mengabulkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum karena dalam Pasal 183

KUHAP yang menyatakan bahwa “Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana

seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurang nya dua alat bukti yang

sah, ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar

terjadi dan bahwa terdakwalah yang melakukannya. Pada kasus penadahan

Page 62: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

51

ini ditetapkan 3 (tiga) alat bukti yaitu 1 (satu) buah dus rokok merk Surya

16, 1 (satu) buah kunci pintu gudang tempat penyimpanan rokok, 1 (satu)

lembar kertas D.O. (untuk pengambilan barang). Dan frasa “ia memperoleh

keyakinan disini menjadi kewenangan seorang Hakim dalam menjatuhkan

hukuman.

Sedangkan menurut analisa penulis pada tingkat Pengadilan Tinggi

mengenai perbuatan Terdakwa yaitu telah sesuai dengan penerapan hukum

yang ada karena dalam putusan tersebut majelis hakim menerima

permintaan banding tersebut, menguatkan putusan Pengadilan Negeri

Gunungsitoli Nomor: 81Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 07 Oktober 2015 dan

menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani

Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Setelah

putusan Pengadilan Tinggi Medan tersebut diberitahukan kepada Penuntut

Umum pada tanggal 18 Maret 2016 dan memori kasasinya telah diterima di

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Gunungsitoli pada tanggal 08 April 2016

dengan demikian permohonan kasasi beserta alasan-alasannya telah

diajukan.

Adapun pokok tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada tingkat Kasasi

sebagai berikut:

1) Bahwa kami Jaksa Penuntut Umum menyusun Memori Kasasi ini

berdasarkan Petikan Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor

737/PID/2015/PT.MDN. tanggal 17 Februari 2016 dikarenakan Jaksa

Penuntut Umum belum menerima salinan putusan Lengkap perkara

tersebut

2) Bahwa terhadap putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor

81/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 07 Oktober 2015 yang telah dikuatkan

oleh Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor

737/PID/2015/PT.MDN. tanggal 17 Februari 2016 menyatakan

Terdakwa terbukti melakukan tindak pidana “Penadahan secara

berlanjut”, kami Jaksa Penuntut Umum sependapat sesuai dengan fakta

Page 63: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

52

persidangan bahwa Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama

Kanaya alias Buyung telah melakukan penadahan terhadap barang hasil

kejahatan Monas Wau dan Jefrin Doho alias Efi yaitu pada bulan

Oktober 2014 Monas Wau melakukan pencurian terhadap barang milik

Swandani alias Wawan berupa rokok Sampoerna sebanyak 100 (seratus)

bungkus, rokok Surya 16 sebanyak 100 (seratus) bungkus, Rinso Daia

sebanyak 3 (tiga) dus yang kemudian dibayar dengan harga tidak

sewajarnya, yaitu rokok sampoerna sebanyak 100 (seratus) bungkus

dibayar dengan harga Rp.900.000,00 (sembilan ratus ribu rupiah), rokok

Surya 16 sebanyak 100 (seratus) bungkus dibayar dengan harga

Rp.900.000,00 (sembilan ratus ribu rupiah), Rinso Daia sebanyak 3

(tiga) dus dibayar dengan harga Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh

ribu rupiah).dan pada Bulan November 2014 Jefrin Doho alias Efi

melakukan pencurian terhadap barang milik Swandani alias Wawan

berupa 48 (empat puluh delapan) botol minuman merk sprite yang

kemudian dijual kepada Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama

Kanaya alias Buyung dengan harga tidak sewajarnya, yaitu 48 (empat

puluh delapan) botol minuman sprite dibayar dengan harga

Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah);

Bahwa meskipun didalam Dakwaan Jaksa Penutut Umum tidak men

juncto-kan Pasal 64 ayat (1) KUHP tetapi berdasarkan fakta persidangan

Terdakwa terbukti melakukan perbuatan berlanjut, maka Hakim

didalam putusannya dapat menjatuhkan putusan pidana “Penadahan

secara berlanjut” sebagaimana diatur dalam pasal 480 ayat (1) KUHP

juncto Pasal 64 Ayat (1) KUHP;

Sebagaimana Yurisprudensi sebagai berikut:

Bahwa sesuai Yurisprudensi MA nomor 156 K/ Kr/1963 tanggal 28

April 1964, soal perbuatan lanjutan atau voortgezette handeling itu

hanyalah mengenai soal penjatuhan hukuman (strafttoematig) dan tidak

mengenai pembebasan dari tuntutan;

Page 64: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

53

Berdasarakan yurisprudensi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pencantuman Pasal 64 KUHP dalam surat dakwaan bukan merupakan

alasan pembebasan dari tuntutan melainkan termasuk lingkup penilaian

fakta dalam proses pembuktian terkait dengan pemberatan dalam

penjatuhan hukuman;

3) Bahwa terhadap putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor

81/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 07 Oktober 2015 yang telah dikuatkan

oleh Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor

737/PID/2015/PT.MDN. tanggal 17 Februari 2016 yang menjatuhkan

pidana penjara terhadap Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama

Kanaya alias Buyung selama 3 (tiga) bulan dan 22 (dua puluh dua) hari,

menurut hemat kami Jaksa Penuntut Umum adalah tidak sesuai dengan

tujuan pemidanaan yaitu memberikan efek jera serta pembinaan

terhadap pelaku tindak pidana untuk tidak mengulangi perbuatannya.

Disamping itu penjatuhan hukuman yang menimbulkan efek jera akan

menimbulkan dampak preventif kepada orang-orang yang bermaksud

melakukan perbuatan yang sama; Selanjutnya perlu dipertimbangkan

pendapat Andi Hamzah, bahwa “Penadahan” termasuk delik

pemudahan, karena dengan adanya penadahan, memudahkan orang

melakukan kejahatan misalnya pencurian. Jika ada yang menadah tentu

memudahkan orang mencuri karena ada tempat penyaluran hasil

pecurian (Andi Hamzah, delik-delik Tertentu (Speciale Delicten) Di

dalam KUHP, penerbit Trisaksi halaman 176); Sehingga kami mohon

Mahkamah Agung Republik Indonesia mempertimbangkan putusan

pidana dari pelaku tindak pidana penggelapan dalam jabatan yang

menjual barang hasil kejahatannya kepada terdakwa Amir Hasan

Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung yaitu Monas Wau dan

Jefrin Doho alias Efi yang telah dijatuhi hukuman pidana dan telah

berkekuatan hukum tetap terbukti melakukan tindak pidana

penggelapan dalam jabatan dengan hukuman pidana penjara masing-

masing selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan melalui putusan

Page 65: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

54

Nomor 24/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 24 April 2015 terhadap Monas

Wau dan Jefrin Doho alias Efi;

4) Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan tidak

mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan yang kami sampaikan

didalam Surat Tuntutan kami yaitu:

Perbuatan Terdakwa menimbulkan kerugian materiil terhadap korban

Swandani alias Ama Kristel;

Terdakwa tidak mengakui perbuatannya;

B. Pertimbangan Hakim dan Sanksi Terhadap Kasus Penadahan atas

Putusan nomor: 708K/PID/2016

1. Pertimbangan Hakim

Hakim sebelum memutuskan suatu perkara memperhatikan dakwaan

jaksa penuntut umum, keterangan saksi yang hadir dalam persidangan,

keterangan terdakwa, alat bukti, syarat subjektif dan objektif seseorang

dapat dipidana, serta hal-hal yang meringankan dan memberatkan.

Pengambilan putusan Hakim merupakan suatu keharusan dalam

menjatuhkan pidana atau hukuman yang diberikan terdakwa. Pertimbangan

Hakim dalam menjatuhkan pidana setelah proses pemeriksaan dan

persidangan selesai, maka hakim mengambil keputusan yang sesuai dengan

rasa keadilan masyarakat.

Setelah menimbang, bahwa terhadap alasan kasasi dari pemohon

Kasasi/Penuntut Umum tersebut Mahkamah Agung berpendapat:

Bahwa alasan kasasi Penuntut Umum tidak dapat dibenarkan karena

putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi yang menguatkan putusan Judex

Facti Pengadilan Negeri untuk keseluruhannya ternyata merupakan putusan

yang tidak salah menerapkan hukum, yang dengan secara tepat dan benar

mempertimbangkan fakta-fakta hukum yang relevan secara yuridis yang

terungkap di dalam persidangan berdasarkan alat-alat bukti yang diajukan

secara sah yang sesuai dengan ketentuan hukum

Page 66: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

55

Bahwa alasan Kasasi tidak dapat dibenarkan pula karena berkenaan

dengan lamanya pidana yang dijatuhkan merupakan kewenangan Judex

Facti, yang tidak tunduk pada pemeriksaan tingkat kasasi;

1) Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, lagi pula

ternyata, putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak

bertentangan dengan hukum dan atau undang-undang, maka

permohonan kasasi tersebut harus ditolak;

2) Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari

Pemohon Kasasi/ Penuntut Umum ditolak, namun karena

Terdakwa tetap dipidana, maka Terdakwa harus dibebani untuk

membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi;

Kemudian Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Sumber (Teluk

Dalam) mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung, Mahkamah Agung

memutuskan dengan putusan Nomor:708K/PID/2016, adapun putusan

Mahkamah Agung sebagai berikut48:

a. Menolak permohonan kasasi Jaksa Penuntut Umum pada

Kejaksaan Negeri Teluk Dalam tersebut

b. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara

pada tingkat kasasi sebesar RP2500,00 (dua ribu lima ratus

rupiah)

2. Sanksi Pidana Terhadap Putusan nomor: 708K/PID/2016

Pada tanggal 06 Agustus 2015, Jaksa Penuntut Umum membacakan

tuntutannya yang mana sebagai berikut: menyatakan Terdakwa Amir Hasan

Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “penadahan” sebagaimana

diatur dan diancam pidana Pasal 480 ke-1 KUHPidana, Dan menjatuhkan

pidana terhadap terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya

alias Buyung dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun dan 6 (enam)

1) 48 Direktori Putusan, Putusan No:708K/PID/2016, diakses pada tanggal 7

Februari, dari putusan.mahkamahagung.go.id, hal 8

Page 67: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

56

bulan dikurangkan selama Terdakwa berada dalam tahanan, dengan

perintah agar Terdakwa tetap ditahan;

Adapun setelah membaca putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli

nomor 81/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 07 Oktober 2015 yang amar

lengkapnya sebagai berikut:

1) Menyatakan Terdakwa Amir hasan alias Ama Kanaya alias Buyung

tersebut diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana penadahan secara berlanjut;

2) Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan

pidana penjara selama 3 (tiga) bulan 22 (dua puluh dua) hari;

3) Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani

Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4) Meneteapkan barang bukti berupa:

1 (satu) buah dus rokok merk Surya 16;

1 (satu) buah kunci pintu gudang tempat penyimpanan

rokok;

1 (satu) lembar kertas D.O. (untuk pegembalian barang);

Dikembalikan kepada saksi Swandani alias Ama Kristel;

5) Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah

Rp.5000,00 (lima ribu rupiah);

Kemudian Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Gunungsitoli

mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Medan Majelis Hakim

memutuskan dengan putusan Nomor 737/PID/2015/PT.MDN. tanggal 22

februari 2016 yang amar lengkapnya sebagai berikut:

1) Menerima permintaan Banding dari Jaksa Penuntut Umum

tersebut;

2) Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor

81/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 07 Oktober 2015, yang

dimintakan banding tersebut;

Page 68: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

57

3) Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah

dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang

dijatuhkan;

4) Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara di

kedua tingka peradilan dalam peradilan yang dalam tingkat

Banding sebesar Rp.2500,00 (dua ribu lima ratus rupiah);

Berdasarkan fakta-fakta hukum dalam persidangan diatas, Majelis

Hakim dalam menentukan dapat tidaknya seseorang dinyatakan terbukti

bersalah dan dapat dipidana, maka keseleuruhan dari unsur-unsur yang

didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum kepadanya haruslah dapat

dibuktikan dan terpenuhi seluruhnya.

Adapun hal yang menjadi dasar-dasar pertimbangan yang dipergunakan

oleh Hakim dalam menjatuhkan pidana dalam putusan nomor:

708K/PID/2016 menurut analisis penulis yaitu: putusan Judex Facti

Pengadilan Tinggi yang menguatkan putusan Judex Facti Pengadilan

Negeri untuk keseluruhannya ternyata merupakan putusan yang tidak salah

menerapkan hukum, yang dengan secara tepat dan benar

mempertimbangkan fakta-fakta hukum yang relevan secara yuridis yang

terungkap di dalam persidangan berdasarkan alat-alat bukti yang diajukan

secara sah yang sesuai dengan ketentuan hukum, yaitu Terdakwa terbukti

bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana: “penadahan

secara berlanjut” melanggar Pasal 480 ke-1 KUHPidana juncto Pasal 64

ayat (1) KUHPidana sesuai dakwaan Jaksa Penuntut Umum, yang demikian

pula Judex Facti secara cukup mempertibangkan dasar alsan-alasan

penjatuhan pidana berupa keadaan dan hal-hal yang memeberatkan dan

meringankan sehingga Terdakwa dijatuhi pidana penjara selama 3 (tiga)

bulan dan 22 (dua puluh dua) hari.

Page 69: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

58

3. Analisis putusan dalam Tinjauan Hukum Positif dan Hukum

Islam

Menganalisis Putusan Mahkamah Agung Nomor: 708K/PID/2016

terhadap penerapan hukum yang dijadikan dasar putusan bagi terdakwa

dalam kasus diatas, telah mengacu kepada hukum materil di wilayah

Indonesia, yaitu Pasal 480 KUHP tentang Penadahan.

Dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum diatas terhadap terdakwa

Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “penadahan”

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 480 ke-1 KUHP,

sehingga terhadap terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya

alias Buyung, jaksa penuntut umum mendakwa dengan 2 (tahun) dan 6

(enam) bulan dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan, dengan

perintah agar tetap ditahan dan barang bukti berupa 1 (satu) buah dus rokok

merk Surya 16, 1 (satu) buah kunci pintu gudang tempat penyimpanan

rokok, dan 1 (satu) lembar kertas D.O. (untuk pengembalian barang)

dikembalikan kepada korban Swandani alias Wawan.

Terhadap dakwaaan Jaksa Penuntut Umum didukung dengan bukti-

bukti yang terungkap dipersidangan, kemudian hakim menyatakan

Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana

penadahan. Atas dasar itu kepada terdakwa dipidana dengan pidana penjara

selama 3 (tiga) bulan dan 22 (dua puluh dua ) hari.

Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli kemudian Jaksa

Penuntut Umum menyatakan Banding, dengan dasar pertimbangan, Majelis

Hakim telah memutus dan menghukum Terdakwa sangat ringan dibanding

dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum, selain itu tidak sesuai dengan tujuan

pemidanaan yaitu memberikan efek jera serta pembinaan terhadap pelaku

tindak pidana untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya. Disamping itu

penjatuhan hukuman yang menimbulkan efek jera akan menimbulkan

Page 70: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

59

dampak preventif kepada orang-orang yang bermaksud melakukan

perbuatan yang sama.

Sedangkan pada tingkat Banding setelah membaca putusan Pengadilan

Tinggi Medan tanggal 22 Februari 2016 yang dimana menerima permintaan

Banding dari Jaksa Pununtut Umum dan menguatkan Putusan Pengadilan

Negeri Gunung sitoli nomor: 81/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 07 Oktober

2015 sehingga Jaksa Penuntut Umum mengajukan kasasi. Terhadapa

pengajuan Kasasi dari Jaksa Penuntut Umum, Mahkamah Agung juga

menolak dan mengukuhkan Putusan Banding.

Terhadap penegakan kasus atas Putusan nomor:708K/PID/2016,

menurut analisa penulis adalah dakwaan Jaksa Penuntut Umum telah tepat

dan sesuai dengan penerapan Pasal 480 KUHPidana. Karena putusan Judex

Facti Pengadilan Tinggi yang menguatkan putusan Judex Facti Pengadilan

Negeri untuk keseluruhannya ternyata merupakan putusan yang tidak salah

menerapkan hukum, yang dengan secara tepat dan benar

mempertimbangkan fakta-fakta hukum yang relevan secara yuridis yang

terungkap di dalam persidangan berdasarkan alat-alat bukti yang diajukan

secara sah yang sesuai dengan ketentuan hukum, yaitu barang bukti berupa

1 (satu) buah dus rokok merk Surya 16, 1 (satu) buah kunci pintu gudang

tempat penyimpanan rokok, dan 1 (satu) lembar kertas D.O. (untuk

pengembalian barang). Terdakwa terbukti bersalah secara sah dan

meyakinkan melakukan tindak pidana: “penadahan secara berlanjut”

melanggar Pasal 480 ke-1 KUHPidana juncto Pasal 64 ayat (1) KUHPidana

Demikian juga Jaksa Penuntut Umum sudah menuntut Terdakwa dengan

ancaman pidana berupa pidana penjara.

Maka menurut logika penulis Putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli

mengadili terdakwa selama 3 (tiga) bulan 22 (dua puluh dua hari) adalah

telah memenuhi ketentuan Pasal 480 KUHPidana. Meingangat tidak selalu

tuntutan pidana dari Jaksa Penuntut Umum harus dipenuhi karena Hakim

Page 71: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

60

mempunyai dasar pertimbangan dalam memutus dan menjatuhkan

hukuman terhadap Terdakwa.

Implikasi putusan Mahkamah Agung dalam kasus ini menolak

permohonan kasasi dengan menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan

tersebut ternyata Judex Facti tidak bertentangan dengan hukum/undang-

undang. Dengan telah memenuhinya unsur-unsur tindak pidana dalam Pasal

480 Ke-1 KUHpidana juncto Pasal 64 Ayat (1) KUHPidana, Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1981, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, dan

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dan

ditambah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan Perubahan

kedua Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan perundang-

undangan lain yang bersangkutan. Dengan diberikan hukuman agar tidak

melakukan pengulangan terhadap perbuatan tindak pidana penadahan dan

menjadi orang yang lebih baik dimasa yang akan datang (sesuai dengan

tujuan pemidanaan dari aliran modern). Selain itu lebih utama untuk

menakut-nakuti pada masyarakat yang akan melakukan tindak pidana

penadahan terlebih lagi tindak pidana pencurian.

Terkait kasus penadahan atas Putusan nomor: 708K/PID/2016 jelas

sekali Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung

telah melakukan suatu jarimah yaitu melakukan penadahan. Dalam hukum

Islam pelaku penadahan termasuk turut serta dalam melakukan tindak

pidana/jarimah. Suatu jarimah adakalanya dilakukan oleh satu orang dan

kadang pula dilakukan lebih dari satu orang.

Analisis penentuan hukum penadahan menurut pendapat penulis

berangkat dari perspektif dampak negatif dalam hukum Islam yaitu:

a) Penadahan dapat berdampak seseorang ingin melakukan kejahatan

karena adanya kemudahan yang diberikan oleh penadah, yaitu

kemudahan menjual, seorang pencuri dapat memiliki uang dalam

waktu cepat apabila menjual barang curian kepada penadah.

Page 72: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

61

b) Penadahan adalah bentuk tolong-menolong dalam dosa dan

kemungkaran. Seseorang yang sudah mengetahui atau patut menduga

bahwa barang yang akan ia beli adalah hasil curian semestinya melapor

kepada pihak yang berwenang atas temuannya tersebut, bukan membeli

hasil curian

c) Dalam tindak pidana penadahan seorang pencuri memakan harta

pemilik barang dengan cara yang bathil/ haram, kemudian penadah

membantu pencuri untuk memakan harta pemilik barang dengan cara

membeli barang tersebut, penadaha juga ikut serta memakan harta

tersebut dengan cara bathil/ haram, yaitu dengan membeli barang

curian itu dengan harta yang pada umumya sangat murah.

Dari perspektif diatas, dalil yang sesuai dengan penadahan menurut

pendapat penulis Al-quran Surat Al-Isro’ ayat 15 adalah:

نفسه ومن ضل فإنما يضل عليها و ال تزر وازرة وزر مناهتدى فإنما يهتدي ل

بين حتى نبعث رسوال أخرى و ما كنا معذ

“Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka

Sesungguhnya Dia itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan

Barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia tersesat bagi

(kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat

memikul dosa orang lain, dan Kami akan meng’azab sebelum Kami

mengutus seorang Rasul.”49

Ayat di atas melarang orang mukmin untuk tolong menolong dalam

dosa dan pelanggaran, sedang penadah membantu pencuri/penipu dengan

membeli barang hasil curiannya, yang sudah diketahui atau patut diduga

oleh pembeli bukan merupakan hak milik pencuri.

49 Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan Terjemahannya, Yayasan

Pelayan Al-quran Mulia, 1989, hal.283

Page 73: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

62

Berdasarkan alasan-alasan yang telah diuraikan diatas, maka penulis

sependapat dengan Putusan Mahkamah Agung yang menyatakan menolak

kasasi Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Teluk Dalam karena putusan

Judec Facti /Pengadilan Tinggi yang menguatkan putusan Judex Facti/

Pengadilan Negeri untuk keseluruhannya ternyata merupakan putusan yang

tidak salah dalam menerapkan hukum. Namun, dalam hal besarnya pidana

yang dijatuhkan pada pengadilan tingkat awal, seharusnya Hakim

Mahkamah Agung dapat lebih memperbesar lagi hukuman pidananya. Hal

ini karena tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa Amir Hasan

Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung tidak hanya sekali saja

melainkan berlanjut dan tidak sesuai dengan tujuan pemidanaan yaitu

memberikan efek jera serta pembinaan terhadap pelaku tindak pidana untuk

tidak mengulangi lagi perbuatannya. Disamping itu penjatuhan hukuman

yang menimbulkan efek jera akan menimbulkan dampak preventif kepada

orang-orang yang bermaksud melakukan perbuatan yang sama.

Page 74: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan hasil penelitian pada bab-bab sebelumnya,

dibawah ini adalah kesimpulan dan jawaban dari rumusan masalah:

1. Penerapan ketentuan pidana materiil terhadap tindak pidana penadahan

dalam putusan Mahkamah Agung Nomor: 708K/PID/2016 didasarkan

pada fakta-fakta hukum baik melalui alat-alat bukti seperti keterangan

Terdakwa maupun fakta-fakta hukum melalui barang-barang bukti. Selain

itu, didasarkan pada pertimbangan yuridis yaitu dakwaan dan tuntutan

jaksa. Dalam kasus ini, jaksa menggunakan dakwaan tunggal yaitu Jaksa

Penuntut Umum mendakwakan Pasal 480 KUHP ayat (1) . Jaksa Penuntut

Umum menuntut terdakwa pidana penjara 2 (dua) tahun dan 6 (enam)

bulan, menurut hemat penulis tuntutan jaksa Penuntut Umum sudah tepat

karena sudah relevan dengan perbuatan dan akibat yang ditimbulkan dari

tindak pidana yang dilakukannya tersebut. adapun memperhatikan putusan

pada tingkat banding yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri

Gunung Sitoli ternyata merupakan putusan yang tidak salah menerapkan

hukum yang dengan secara tepat dan benar mempertimbangkan fakta yang

relevan secara yuridis. Dan berdasarkan pertimbangan diatas ternyata,

putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum

dan undang-undang, maka permohonan kasasi harus ditolak.

2. Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung yang menolak kasasi dari Jaksa

Penuntut Umum dengan memperhatikan alasan kasasi Penuntut Umum

tidak dapat dibenarkan karena Putusan Pengadilan Tinggi yang menguatkan

Pengadilan Negeri yang keseluruhannya ternyata tidak salah dalam

menerapkan hukum. Dalam hukum positif, sanksi pidana bagi pelaku tindak

pidana penadahan diatur dalam Pasal 480 KUHP. Terdapat 2 (dua) bentuk

hukuman bagi pelaku tindak pidana penadahan yakni pidana penjara dan

Page 75: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

64

pidana denda. Sedangkan dalam hukum Islam perbuatan penadahan masuk

ke dalam kategori jarimah ta’zir, dimana hukuman bagi pelaku tindak

pidana ini diserahkan langsung kepada Hakim. Karena tidak terdapat nash

yang menyatakan secara jelas mengenai sanksi pidana bagi pelaku

penadahan baik didalam Al-qur’an dan Hadist.

B. Saran-saran

Berikut saran-saran yang penulis uraikan, antara lain:

1. Aparat penegak hukum diharapkan jeli dalam menangani tindak pidana

penadahan, dikarenakan dalam tindak pidana penadahan seringkali penadah

tidak menagakui barang tersebut adalah hasil tadahan ataupun dan kejahatan

2. Masyarakat diharapkan selalu cerdas dan waspada atas barang bekas yang

dijual dengan harga yang sangat jauh dari harga pasaran, terlebih lagi jika

tidak dilengkapi surat-surat atau nota bukti pembelian

3. Perbuatan penadahan sangat erat hubungannya dengan kejahatan-kejahatan

seperti pencurian, penggelapan, atau penipuan. Justru karena adanya orang

yang mau melakukan “penadahan” itulah, orang seolah-olah dipermudah

maksudnya untuk melakukan pencurian, penggelapan, atau penipuan.

Tindak pidana penadahan bisa ditinjau dari berbagai pendekatan dari

berbagai ilmu, anatara lain ilmu sosiologi atau psikologi, dengan maksud

untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya suatu tindak kejahatan.

Page 76: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

65

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya

Buku:

Qardhawi Yusuf, Al-Halal-Al Haram fi Al-Islam, Terj. Wahdi Ahmad,dkk, “Halal

Haram dalam Islam”,Solo: Era Intermedia, cet 4, 2007.

Al-Baihaqi, Sunan Al-Kubra, (Bairut: Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 2003 H/4141

H).

Prodjodikoro Wirjono,Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia,Bandung: PT.Refika

Aditama, 2014

Soekanto Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-press, 1981

Abidin Zainal, Hukum Pidana I. Jakarta: Sinar Grafika, 2014.

Moeljanto, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Bina Aksara, 1984.

E.Y Kanter dan S.R Sianturi, Asas-asas hukum pidana di Indonesia dan

penerapannya, Jakarta: Storia grafika, 2012.

Lamintang P.A.F , Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung: Cintra Aditya

Bakti, 1997.

Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta Raja Grafindo Persada, 2008.

Marpaumg Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika,

2005.

Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan terhapad Harta Kekayaan, Jakarta:

Sinar Grafika, 2009.

KUHP Pasal 480 ayat 1 dan 2 KUHP

Maramis Frans, Hukum Pidana Umum dan Tertulis Di Indonesia, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2012.

Suparni Niniek, Eksistensi Pidana Denda dalam Sistem Pidana dan Pemidanaan,

Jakarta: Sinar Grafika, 2007.

Mulyadi Lilik, Putusan Hakim Dalam Hukum Acara Pidana, Bandung: PT.Citra

Aditya Bakti, 2007.

Page 77: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

66

Waluyo Bambang, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Darmoko Yuti Witanto, Arya Putra Negara Kutawaringi, Diskresi Hakim Sebuah

Instrumen Menegakkan Keadilan Substantif dan Perkara Pidana,Bandung:

Alfabeta, 2013.

Rifai Ahmad, Penemuan Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Direktori Putusan, Putusan No:708K/PID/2016, diakses pada tanggal 7 Februari,

dari putusan.mahkamahagung.go.id,

Priyatno Dwidja, sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, Bandung:

Refika Aditama, Bandung, 2009.

Andi Zainal abidin, Asas-Asas Hukum Pidana Bagian Pertama, Bandung: Alumni,

1987.

Sholehudin, Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana (Ide Dasar Double Track Sistem

dan Implementasinya), Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004.

Musthafa Ahmad Al-Zarqa, ‘Âqd Al-Bai‘, (Damaskus: Dar Al-Qalam, 2012 H/1433

H), Cet. Ke-2.

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia, (Jakarta: Ichtiar

Baru Van Hoeve, 2006), Vol. 1, Hal. 1757.

R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-

Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Bogor: Politeia, 1995.

Nurul Irfan, FIQH JINAYAH, Jakarta: Amzah, Jakarta, 2015.

Redaksi Bhafana Publishing, KUHP KUHAP, Jakarta: Bhafana Publishing, 2014.

Chaawi Adami, Pelajaran Hukum Pidana bagian 3 Percobaan Dan Penyertaan,

Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002.

Syamsuddin Rahman, Merajut Hukum Di Indonesia, Jakarta: Mitra Wacana, 2014.

Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan Terjemahannya, Yayasan

Pelayan Al-quran Mulia, 2017

R.Soenarto Soerodibroto, KUHP dan KUHAP dilengkapi yurisprudensi

mahkamah agung dan hoge raad, PT Raja Grafindo persada, Jakarta

Page 78: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

67

Jurnal:

Coby Mamahit,”AspekHukum Tindak Pidana Penadahan dan Upaya

Penanggulangannya Di Indonesia, Jurnal Hukum Unsrat,vol 23, no.8, Januari

2107

Sugiyono Umar Ma’ruf, Penanggulangan Tindak Pidana Penadahan Di

Pengadilan Negeri Semarang, Jurnal Hukum Khaira Ummah, vol 12, no. 3

.September 2017

Media Elektronik:

https://kbbi.web.id/tadah diakses pada tanggal 9 Januari 2018 pukul 16.20

https://www.jpnn.com/news/duh-berattttt-gara-gara-beli-hp-curian-penadah-ini-

dihukum-cukup-lama/ diakses pada tgl 8 november 2017

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3481546/sindikat-penadah-di-garut-

jual-motor-curian-via-medsos diakses pada tgl 8 november 2017

Page 79: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 1 dari 9 hal. Putusan Nomor 708 K/PID/2016

P U T U S A NNomor 708 K/PID/2016

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

M A H K A M A H A G U N GYang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat kasasi telah

memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:

Nama : AMIR HASAN TELAUMBANUA alias AMAKANAYA alias BUYUNG;

Tempat lahir : Teluk Dalam;

Umur/tanggal : 33 tahun/01 Mei 1981;

Jenis kelamin : Laki-laki;

Kewarganegaraan : Indonesia;

Tempat tinggal : Jalan Kueni Kelurahan Teluk Dalam Kabupaten

Nias Selatan;

Agama : Islam;

Pekerjaan : Wiraswasta;

Terdakwa ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara (Rutan) oleh:

1. Penyidik sejak tanggal 30 Januari 2015 sampai dengan tanggal 18

Februari 2015;

2. Penangguhan penahanan oleh Penyidik sejak tanggal 16 Februari 2015;

3. Penuntut Umum sejak tanggal 29 April 2015 sampai dengan tanggal 18

Mei 2015;

4. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 12 Mei 2015 sampai dengan

tanggal 10 Juni 2015;

5. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 11 Juni 2015

sampai dengan tanggal 09 Agustus 2015;

6. Pengalihan penahanan menjadi Tahanan Rumah sejak tanggal 30 Juli

2015 sampai dengan tanggal 09 Agustus 2015;

Terdakwa diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri Gunungsitoli

karena didakwa dengan dakwaan sebagai berikut:

DAKWAAN:Bahwa Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias

Buyung antara bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan Desember 2014

atau setidak-tidaknya dalam waktu lain pada tahun 2014, bertempat di Toko

UD Kanaya yang beralamat di Jalan Kuweni Kelurahan Pasar Teluk Dalam

Kabupaten Nias Selatan atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 80: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 2 dari 9 hal. Putusan Nomor 708 K/PID/2016

termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Gunungsitoli, telah

membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menerima hadiah atau untuk

menarik keuntungan, menjual, menyewakan, menukarkan, menggadai,

mengangkut, menyimpan, atau menyembunyikan sesuatu benda, yang

diketahui atau sepatutnya harus diduga diperoleh dari kejahatan, perbuatan

tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut:

- Bahwa bermula ketika Monas Wau (telah diputus berdasarkan Putusan

Pengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor 24/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 24

April 2015 yang telah berkekuatan hukum tetap) dan Jefrin Doho alias Efi

(telah diputus berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli

Nomor 23/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 24 April 2015 yang telah

berkekuatan hukum tetap) berbicara kepada Terdakwa Amir Hasan

Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung mengatakan “Kalo ada

barang curian kami, abang mau membeli?” kemudian dijawab Terdakwa

Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung mengatakan

“Kalo ada saya mau membelinya”, maka selanjutnya pada bulan Oktober

2014 Monas Wau melakukan pencurian terhadap barang milik Swandani

alias Wawan berupa rokok Sampoerna sebanyak 100 (seratus) bungkus,

rokok Surya 16 sebanyak 100 (seratus) bungkus, Rinso Daia sebanyak 3

(tiga) dus yang kemudian dijual kepada Terdakwa Amir Hasan

Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung dengan harga tidak

sewajarnya, yaitu rokok Sampoerna sebanyak 100 (seratus) bungkus

dibayar dengan harga Rp900.000,00 (sembilan ratus ribu rupiah), rokok

Surya 16 sebanyak 100 (seratus) bungkus dibayar dengan harga

Rp900.000,00 (sembilan ratus ribu rupiah), Rinso Daia sebanyak 3 (tiga)

dus dibayar dengan harga Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu

rupiah) dan pada bulan November 2014 Jefrin Doho alias Efi melakukan

pencurian terhadap barang milik Swandani alias Wawan berupa 48

(empat puluh delapan) botol minuman merk Sprite yang kemudian dijual

kepada Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias

Buyung dengan harga tidak sewajarnya, yaitu 48 (empat puluh delapan)

botol minuman merk Sprite dibayar dengan harga Rp100.000,00 (seratus

ribu rupiah). Bahwa pada hari Sabtu tanggal 06 Desember 2014 sekira

pukul 09.30 WIB Jefrin Doho alias Efi mengantar 1 (satu) dus rokok merk

Surya 16 yang telah diletakkan di dalam Toko UD Kanaya milik Terdakwa

Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung untuk dijual

kepada Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 81: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 3 dari 9 hal. Putusan Nomor 708 K/PID/2016

Buyung dengan harga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) tetapi tidak

sempat dibayar oleh Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama

Kanaya alias Buyung karena sudah ketahuan mencuri oleh Christian Gani

alias Ama Wawan;

- Bahwa cara Monas Wau dan Jefrin Doho alias Efi menjual barang curian

kepada Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya yaitu

Monas Wau dan Jefrin Doho alias Efi membawa barang hasil curian ke

Toko UD Kanaya milik Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Kanaya

yang selanjutnya pada malam hari Monas Wau dan Jefrin Doho alias Efi

mengambil uang hasil penjualan barang curian yang dibayarkan oleh

Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua;

- Bahwa Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias

Buyung seharusnya sudah dapat menduga 1 (satu) dus rokok merk Surya

16 adalah hasil kejahatan, karena Monas Wau dan Jefrin Doho alias Efi

hanya sebagai penjaga gudang serta Monas Wau dan Jefrin Doho alias

Efi menjual barang kepada Terdakwa dengan harga yang tidak

sewajarnya;

Perbuatan Terdakwa diatur dan diancam pidana sesuai dengan Pasal

480 ke-1 KUHPidana;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca tuntutan pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

Teluk Dalam tanggal 06 Agustus 2015 sebagai berikut:

1. Menyatakan Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias

Buyung terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana “Penadahan” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

Pasal 480 ke-1 KUHPidana;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias

Ama Kanaya alias Buyung dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun

dan 6 (enam) bulan dikurangkan selama Terdakwa berada dalam

tahanan, dengan perintah agar Terdakwa tetap ditahan;

3. Menyatakan agar barang bukti berupa:

a. 1 (satu) buah dus rokok merk Surya 16;

b. 1 (satu) buah kunci pintu gudang tempat penyimpanan rokok;

c. 1 (satu) lembar kertas D.O. (untuk pengambilan barang);

Dikembalikan kepada korban Swandani alias Wawan;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 82: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 4 dari 9 hal. Putusan Nomor 708 K/PID/2016

4. Menetapkan agar Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya

alias Buyung dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp2.000,00 (dua

ribu rupiah);

Membaca putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor

81/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 07 Oktober 2015 yang amar lengkapnya

sebagai berikut:

1. Menyatakan Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias

Buyung tersebut di atas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan tindak pidana penadahan secara berlanjut;

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana

penjara selama 3 (tiga) bulan dan 22 (dua puluh dua) hari;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani

Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan barang bukti berupa:

- 1 (satu) buah dus rokok merk Surya 16;

- 1 (satu) buah kunci pintu gudang tempat penyimpanan rokok;

- 1 (satu) lembar kertas D.O. (untuk pengambilan barang);

Dikembalikan kepada saksi Swandani alias Ama Kristel;

5. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah

Rp5.000,00 (lima ribu rupiah);

Membaca putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 737/PID/2015/

PT.MDN. tanggal 22 Februari 2016 yang amar lengkapnya sebagai berikut:

- Menerima permintaan Banding dari Jaksa Penuntut Umum tersebut;

- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Gunung Sitoli Nomor 81/Pid.B/

2015/PN.Gst. tanggal 07 Oktober 2015, yang dimintakan banding

tersebut;

- Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani

Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

- Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara di kedua tingkat

peradilan yang dalam tingkat Banding sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima

ratus rupiah);

Mengingat akta tentang permohonan kasasi Nomor: 2/KS/Akta.Pid/

2016/PN.Gst. yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Gunungsitoli

yang menerangkan, bahwa pada tanggal 30 Maret 2016 Penuntut Umum

pada Kejaksaan Negeri Teluk Dalam mengajukan permohonan kasasi

terhadap putusan Pengadilan Tinggi Medan tersebut;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 83: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 5 dari 9 hal. Putusan Nomor 708 K/PID/2016

Memperhatikan memori kasasi tanggal 07 April 2016 dari Penuntut

Umum tersebut sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri Gunungsitoli pada tanggal 08 April 2016;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi Medan tersebut telah

diberitahukan kepada Penuntut Umum pada tanggal 18 Maret 2016 dan

Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 30 Maret

2016 serta memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan

Negeri Gunugsitoli pada tanggal 08 April 2016 dengan demikian permohonan

kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang

waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu

permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa alasan kasasi yang diajukan oleh PemohonKasasi/Penuntut Umum pada pokoknya sebagai berikut:

Bahwa Pengadilan Tinggi Medan yang telah menjatuhkan putusan

yang amarnya berbunyi seperti tersebut di atas dalam memeriksa dan

mengadili perkara tersebut, telah melakukan kekeliruan dengan alasan

bahwa Majelis Hakim tidak menerapkan hukum atau menerapkan hukum

tidak sebagaimana mestinya, yakni dalam hal sebagai berikut:

1. Bahwa kami Jaksa Penuntut Umum menyusun Memori Kasasi ini

berdasarkan Petikan Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor

737/PID/2015/PT.MDN. tanggal 17 Februari 2016 dikarenakan Jaksa

Penuntut Umum belum menerima salinan putusan lengkap perkara

tersebut;

2. Bahwa terhadap putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor

81/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 07 Oktober 2015 yang telah dikuatkan oleh

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 737/PID/2015/PT.MDN tanggal

17 Februari 2016 menyatakan Terdakwa terbukti melakukan tindak pidana

“Penadahan secara berlanjut”, kami Jaksa Penuntut Umum sependapat

sesuai dengan fakta persidangan bahwa Terdakwa Amir Hasan

Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung telah melakukan

penadahan terhadap barang hasil kejahatan Monas Wau dan Jefrin Doho

alias Efi yaitu pada bulan Oktober 2014 Monas Wau melakukan pencurian

terhadap barang milik Swandani alias Wawan berupa rokok Sampoerna

sebanyak 100 (seratus) bungkus, rokok Surya 16 sebanyak 100 (seratus)

bungkus, Rinso Daia sebanyak 3 (tiga) dus yang kemudian dijual kepada

Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 84: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 6 dari 9 hal. Putusan Nomor 708 K/PID/2016

dengan harga tidak sewajarnya, yaitu rokok Sampoerna sebanyak 100

(seratus) bungkus dibayar dengan harga Rp900.000,00 (sembilan ratus

ribu rupiah), rokok Surya 16 sebanyak 100 (seratus) bungkus dibayar

dengan harga Rp900.000,00 (sembilan ratus ribu rupiah), Rinso Daia

sebanyak 3 (tiga) dus dibayar dengan harga Rp240.000,00 (dua ratus

empat puluh ribu rupiah) dan pada bulan November 2014 Jefrin Doho

alias Efi melakukan pencurian terhadap barang milik Swandani alias

Wawan berupa 48 (empat puluh delapan) botol minuman merk Sprite

yang kemudian dijual kepada Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias

Ama Kanaya alias Buyung dengan harga tidak sewajarnya, yaitu 48

(empat puluh delapan) botol minuman merk Sprite dibayar dengan harga

Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah);

Bahwa meskipun di dalam Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak men-

juncto-kan Pasal 64 Ayat (1) KUHP tetapi berdasarkan fakta persidangan

Terdakwa terbukti melakukan perbuatan berlanjut, maka Hakim di dalam

putusannya dapat menjatuhkan putusan pidana “Penadahan secara

berlanjut” sebagaimana diatur didalam Pasal 480 ayat (1) KUHP juncto

Pasal 64 Ayat (1) KUHP;

Sebagaimana yurisprudensi sebagai berikut:

Bahwa sesuai Yurisprudensi MA Nomor 156 K/Kr/1963 tanggal 28 April

1964, soal perbuatan lanjutan atau voortgezette handeling itu hanyalah

mengenai soal penjatuhan hukuman (straftoematig) dan tidak mengenai

pembebasan dari tuntutan;

Berdasarkan yurisprudensi tersebut dapat, ditarik kesimpulan bahwa

pencantuman Pasal 64 KUHP dalam surat dakwaan bukan merupakan

alasan pembebasan dari tuntutan melainkan termasuk lingkup penilaian

fakta dalam proses pembuktian terkait dengan pemberatan dalam

penjatuhan hukuman;

3. Bahwa terhadap putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor

81/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 07 Oktober 2015 yang telah dikuatkan oleh

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 737/PID/2015/PT.MDN. tanggal

17 Februari 2016 yang menjatuhkan pidana penjara terhadap Terdakwa

Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias Buyung selama 3 (tiga)

bulan dan 22 (dua puluh dua) hari, menurut hemat kami Jaksa Penuntut

Umum adalah tidak sesuai dengan tujuan pemidanaan yaitu memberikan

efek jera serta pembinaan terhadap pelaku tindak pidana untuk tidak

mengulangi lagi perbuatannya. Disamping itu penjatuhan hukuman yang

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 85: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 7 dari 9 hal. Putusan Nomor 708 K/PID/2016

menimbulkan efek jera akan menimbulkan dampak preventif kepada

orang-orang yang bermaksud melakukan perbuatan yang sama;

Selanjutnya perlu dipertimbangkan pendapat Andi Hamzah, bahwa

“Penadahan” termasuk delik pemudahan, karena dengan adanya

penadahan, memudahkan orang melakukan kejahatan, misalnya

pencurian. Jika ada yang menadah tentu memudahkan orang mencuri

karena ada tempat penyaluran hasil pencurian (Andi Hamzah, Delik-Delik

Tertentu (Speciale Delicten) Di Dalam KUHP, Penerbit Universitas

Trisaksi halaman 176);

Sehingga kami mohon Mahkamah Agung Republik Indonesia

mempertimbangkan putusan pidana dari pelaku tindak pidana

penggelapan dalam jabatan yang menjual barang hasil kejahatannya

kepada Terdakwa Amir Hasan Telaumbanua alias Ama Kanaya alias

Buyung yaitu Monas Wau dan Jefrin Doho alias Efi yang telah dijatuhi

hukuman pidana dan telah berkekuatan hukum tetap terbukti melakukan

tindak pidana penggelapan dalam jabatan dengan hukuman pidana

penjara masing-masing selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan melalui

putusan Nomor 24/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 24 April 2015 terhadap

Monas Wau dan Putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor

23/Pid.B/2015/PN.Gst. tanggal 24 April 2015 terhadap Jefrin Doho alias

Efi;

4. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan tidak

mempertimbangakan mempertimbangan hal-hal yang memberatkan yang

kami sampaikan di dalam Surat Tuntutan kami yaitu:

- Perbuatan Terdakwa menimbulkan kerugian materiil terhadap korban

Swandani alias Ama Kristel;

- Terdakwa tidak mengakui perbuatannya;

Menimbang, bahwa terhadap alasan kasasi dari PemohonKasasi/Penuntut Umum tersebut Mahkamah Agung berpendapat:

Bahwa alasan kasasi Penuntut Umum tidak dapat dibenarkan karena

putusan Judex Facti/Pengadilan Tinggi yang menguatkan putusan Judex

Facti/Pengadilan Negeri untuk keseluruhannya ternyata merupakan putusan

yang tidak salah menerapkan hukum, yang dengan secara tepat dan benar

mempertimbangkan fakta-fakta hukum yang relevan secara yuridis yang

terungkap di dalam persidangan berdasarkan alat-alat bukti yang diajukan

secara sah yang sesuai dengan ketentuan hukum, yaitu Terdakwa terbukti

bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana: ”Penadahan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 86: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 8 dari 9 hal. Putusan Nomor 708 K/PID/2016

secara berlanjut” melanggar Pasal 480 ke-1 KUHPidana juncto Pasal 64 Ayat

(1) KUHPidana sesuai dakwaan Jaksa Penuntut Umum, yang demikian pula

Judex Facti secara cukup mempertimbangkan dasar alasan-alasan

penjatuhan pidana berupa keadaan atau hal-hal yang memberatkan dan

meringankan sehingga Terdakwa dijatuhi pidana penjara selama 3 (tiga)

bulan dan 22 (dua puluh dua) hari;

Bahwa alasan kasasi tidak dapat dibenarkan pula karena berkenaan

dengan lamanya pidana yang dijatuhkan merupakan kewenangan Judex

Facti, yang tidak tunduk pada pemeriksaan tingkat kasasi;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula

ternyata, putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan

hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi tersebut harus

ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi/Penuntut Umum ditolak, namun karena Terdakwa tetap dipidana,

maka Terdakwa harus dibebani untuk membayar biaya perkara dalam tingkat

kasasi;

Memperhatikan Pasal 480 ke-1 KUHPidana juncto Pasal 64 Ayat (1)

KUHPidana, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981, Undang-Undang Nomor

48 Tahun 2009, dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana

telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004

dan Perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta

peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I :Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Penuntut

Umum pada Kejaksaan Negeri Teluk Dalam tersebut;

Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara

pada tingkat kasasi sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

Agung pada hari Rabu tanggal 31 Agustus 2016 oleh Dr. Sofyan Sitompul,S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung

sebagai Ketua Majelis, Dr. H. Margono, S.H., M.Hum., M.M., dan H. EddyArmy, S.H., M.H., Hakim-Hakim Agung sebagai Hakim-Hakim Anggota, dan

diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itujuga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 87: “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENADAHAN BARANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41678/1/LALU... · dendan paling banyak sembilan ratus rupiah, dan dalam hukum

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 9 dari 9 hal. Putusan Nomor 708 K/PID/2016

Endrabakti Heris Setiawan, S.H., Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh

Pemohon Kasasi/Penuntut Umum dan Terdakwa.

Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis :

Ttd./ Ttd./

Dr. H. Margono, S.H., M.Hum., M.M. Dr. Sofyan Sitompul, S.H., M.H.

Ttd./

H. Eddy Army, S.H., M.H.

Panitera Pengganti:

Ttd./

Endrabakti Heris Setiawan, S.H.

Untuk Salinan,Mahkamah Agung RI

a.n. PaniteraPanitera Muda Pidana,

SUHARTO, S.H., M.Hum.NIP. 196006131985031002

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9