Sanggul Ciwidey Jawa Barat

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era sekarang ini peranan rambut bukan hanya sebagai pelindung kepala, namun juga sebagai hiasan kepala yang dapat digunakan untuk menambah keanggunan seseorang. Rambut seringkali disebut sebagai mahkota bagi pemiliknya. Penataan atau lebih umum disebut sebagai sanggul sudah menjadi bagian penting dari penampilan. Dahulu tingkat kedudukan seseorang dalam masyarakat dapat dilambangkan melalui bentuk dan penataan rambutnya dengan sanggul daerah masing masing. Tetapi saat ini penataan-penataan khusus tersebut hanya dapat ditemui pada saat-saat tertentu. Seiring dengan perkembangannya, maka secara bertahap penataan rambut mengalami perubahan dan peningkatan sesuai dengan perkembangan budaya suatu bangsa. Perubahan tersebut turut mempengaruhi bentuk corak dan ragam sanggul. Bentuk sanggul yang semula hanya boleh digunakan oleh para permaisuri dan selir raja saat ini boleh digunakan oleh siapapun. Untuk dikenakan pada saat khusus sesuai keinginan pemakainya atau karena kebutuhan suatu peran. Karena tuntutan tersebut maka peran dan fungsi sanggul turut bergeser. Keterampilan membuat sanggul bukan lagi menjadi keterampilan yang turuntemurun melainkan sudah merupakan keterampilan yang harus dipelajari secara sungguhsungguh. 1

description

Sanggul Tradisional Jawa Barat

Transcript of Sanggul Ciwidey Jawa Barat

Page 1: Sanggul Ciwidey Jawa Barat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era sekarang ini peranan rambut bukan hanya sebagai pelindung kepala, namun juga

sebagai hiasan kepala yang dapat digunakan untuk menambah keanggunan seseorang. Rambut

seringkali disebut sebagai mahkota bagi pemiliknya. Penataan atau lebih umum disebut sebagai

sanggul sudah menjadi bagian penting dari penampilan. Dahulu tingkat kedudukan seseorang

dalam masyarakat dapat dilambangkan melalui bentuk dan penataan rambutnya dengan sanggul

daerah masing masing.

Tetapi saat ini penataan-penataan khusus tersebut hanya dapat ditemui pada saat-saat

tertentu. Seiring dengan perkembangannya, maka secara bertahap penataan rambut mengalami

perubahan dan peningkatan sesuai dengan perkembangan budaya suatu bangsa. Perubahan

tersebut turut mempengaruhi bentuk corak dan ragam sanggul. Bentuk sanggul yang semula

hanya boleh digunakan oleh para permaisuri dan selir raja saat ini boleh digunakan oleh

siapapun. Untuk dikenakan pada saat khusus sesuai keinginan pemakainya atau karena

kebutuhan suatu peran.

Karena tuntutan tersebut maka peran dan fungsi sanggul turut bergeser. Keterampilan

membuat sanggul bukan lagi menjadi keterampilan yang turuntemurun melainkan sudah

merupakan keterampilan yang harus dipelajari secara sungguhsungguh.

1.2 Rumusan masalah

i. Bagaimana sejarah sanggul tradisional daerah Ciwidey ?

ii. Bagaimana penggunaan busana sanggul daerah Ciwidey ?

iii. Bagaimana desain dan urutan pembuatan sanggul daerah Ciwidey ?

1

Page 2: Sanggul Ciwidey Jawa Barat

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui dan mempelajari hal

hal sebagai berikut :

i. Untuk mengetahui sejarah sanggul daerah Ciwidey

ii. Untuk mengetahui penggunaan busana sanggul Ciwidey

iii. Untuk mengetahui desain dan penggunaan sanggul daerah Ciwidey

2

Page 3: Sanggul Ciwidey Jawa Barat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah sanggul daerah Ciwidey

Jawa Barat terdapat satu kecamatan bernama Ciwidéy, termasuk wilayah Kota

Bandung dan letaknya kurang lebih 50 km di sebelah selatan kota Bandung. Salah satu

sanggul yang terkenal di Jawa Barat bernama Ciwidéy. Sanggul Ciwidéy mulai dikenal

di daerah Jawa Barat pada tahun 1947. Sanggul itu diperkenalkan oleh Kanjeng H.

Wiranatakusumah. Sebelum sanggul Ciwidéy dikenal di daerah Jawa Barat, pada zaman

Pangeran Sumedang telah dikenal nama sanggul Pasundan atau sanggul Kesundaan atau

disebut juga sanggul Kebesaran, kemudian sanggul itu berubah menjadi nama sanggul

Ciwidéy.

Pemakaian sanggul Ciwidéy tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kasundaan

karena sejarah sanggul ini ada kaitannya dengan pemakaian sanggul pada zaman

Pengeran Sumedang. Pada saat itu sudah dikenal bentuk sanggul Kasundaan, yang pada

umunya dipakai oleh kaum ningrat hingga rakyat biasa. Sanggul Ciwidéy dipengaruhi

oleh agama Islam. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa sesuatu yang baik atau yang

dipilih oleh masyarakat sebagai suatu kebiasaan, seperti halnya pemakaian sanggul

Ciwidéy, tidak lepas dari pengaruh adat yang biasanya bersumber dari kebiasaan

pemimpin mereka, misalnya sanggul Kasundaan. Zaman dahulu umunya wanita yang

berambut panjang jarang mempergunakan cemara. Pada zaman modern sekarang ini rata-

rata wanita berambut pendek, tetapi masih tetap disanggul dan mereka tidak

meninggalkan sanggul tradisi atau sanggul asli, yaitu sanggul Pasundan atau Ciwidéy.

Nama sanggul Ciwidey mulai dikenal di daerah Jawa Barat pada tahun 1947.

Sanggul itu diperkenalkan oleh kanjeng Haji Wiranatakusumah. Sebelum sanggul

Ciwidey dikenal di daerah Jawa Barat, pada zaman Pangeran Sumedang telah dikenal

nama sanggul Pasundan atau sanggul Kasundan atau disebut juga kebesaran, yang

3

Page 4: Sanggul Ciwidey Jawa Barat

umumnya dipakai oleh kaum ningrat hingga rakyat biasa. Kemudian sanggul itu berubah

menjadi nama sanggul Ciwidey. Siapa yang mengubahnya dan bila diubahnya belum

dapat diketahui secara pasti. Jika dilihat dari segi bentuknya, sanggul Ciwidey

dipengaruhi oleh bentuk huruf Arab, yaitu alif, ditambah dengan huruf nun atau dikenal

dengan istilah sunda; alif pakait sareng nun. Dalam hal ini terlihat pengaruh agama islam.

Hal ini dapat dimengerti karena hampir seluruh penduduk asli Jawa Barat pemeluk agama

Islam.

Pada zaman dahulu umumnya wanita yang berambut panjang jaran menggunakan

cemara. Pada zaman modern sekarang ini rata-rata wanit berambut pendek, tetapi masih

tetap disanggul rambutnya dan mereka tidak meninggalkan sanggul tradisional atau

sanggul asli, yaitu sanggul Pasundan atau Ciwidey. Bentuk sanggul Ciwidey terletak

dikepala bagian belakang, dengan bentuk sanggul agak bulat dan bagian bawahnya tidak

menyentuh leher. Pada bagian kedua sisi menggunakan “jabing” (=sunggar, bhs. Jawa).

Sanggul ini menggunakan perhiasan sepasang “cucuk gelung” atau tusuk konde yang

terbuat dari tanduk binatang, imitasi, emas, perak atau lainnya yang dipakai di kanan dan

kiri sanggul.

Pemakaian jenis perhiasan tergantung pada golongan masyarakat pemakainya.

Jika pemakainya dari golongan ningrat, hiasannya berupa emas dan apabila pemakainya

golongan biasa atau golongan bawah, hiasanya terbuat dari tanduk atau imitasi.

Ornamen/perhiasan itu adalah berupa; Cucuk Gelung/tusuk konde yang terbuat dari

tanduk kerbau, imitasi, emas atau perak.

2.2 Penggunaan busana untuk sanggul daerah Ciwidey

Busana yang dikenakan untuk meloengkapi sanggul ciwidey dapat di bagi

meenjadi beberapa bagian di berbagai kalangan pada waktu lampau. Diantaranya yaitu

sebagai berikut :

Busana wanita dari golongan tani dan pekerja kasa biasanya memakai kain

atau sarung, stagen, kebaya pendek, selendang dan kutang yang panjangnya melebihi

pinggang. Kutang dibuat dari kain persegi panjang, yang diberi tiga lipit pantas (coupe)

4

Page 5: Sanggul Ciwidey Jawa Barat

dan dikancingkan di muka. Masa sekarang, kutang pada bagian mukanya model BH

(buster houder) dengan tutupan di bagian muka. Kain atau sarung yang dipakai terbuat

dari batik cap, diikat dengan tali atau stagen pendek. Berbeda dengan wanita Jawa

Tengah, wanita Jawa Barat memakai stagen dengan cara dililitkan hanya di bagian

pinggang sehingga pinggang kelihatan lebih kecil dan panggul tampak lebih bulat.

Kebayanya sepanjang panggul dan dibuat suai dengan beberapa lipit pinggang, ada yang

memakai geer atau tanpa geer. Kebaya Sunda asli tidak memakai kerah, garis leher

bentuk V atau segi 4. Model lengan biasanya licin, kadang bagian bawahnya

dikembangkan atau dibuat bergelembung dan bagian leher kebaya dibuat bermacam

model meniru leher gaun. Kain apapun dapat dibuat kebaya, dari kain kapas murah

sampai kain brukat yang mahal.

Wanita Sunda memakai kain yang bagus untuk bepergian seperti kain crepe

georgette, sutera benberg atau kain rayon lainnya, kain renda, beludru, volours chiffon,

dsb. Kebaya Sunda kadang dihiasi dengan sulaman. Warna yang banyak disukai yaitu

warna terang terkadang warna yang sering agak silau bila dipandang. Untuk bekerja

kasar, kebaya terkadang ditinggalkan. Kebaya disematkan dengan peniti-cantum atau

peniti rantai dari perak atau emas. Selendang dipakai pada saat bepergian dan

digantungkan di bahu atau dikerudungkan. Bahan untuk selendang yaitu kain tipis

seperti kain voille, creppe georgette, chiffon dan kain tula, yang dihiasi dengan sulaman

tangan atau mesin.Alas kaki untuk bekerja, wanita tidak memakai alas kaki, kalaupun

memakai dipilih sandal, dan untuk bepergian dipakai sandal, selop atau kelom geulis.

Golongan menengah dan tinggi untuk perempuan memakai kain batik tulis atau batik

cap. Untuk bepergian, kain diberi wiron. Stagen seringkali ditutup lagi dengan kain

pelangi atau kain lain yang bagus.

Warna yang disukai adalah warna terang, berbunga banyak dan motifnya

besar-besar. Untuk pesta sering dihiasi dengan sulaman. Kain yang dipergunakan

bermacammacam. Untuk bepergian, selendang tidak boleh ketinggalan, bentuknya

persegi empat panjang dan digantungkan pada bahu. Bahannya kecuali tenunan asli

Indonesia seperti kain pelangi, silungkang, dan batik, banyak dipakai kain tula, chiffon,

nylon, renda, voile dan dihiasi dengan sulaman.

5

Page 6: Sanggul Ciwidey Jawa Barat

Alas kaki bila di rumah memakai sandal atau kelom geulis dan untuk

bepergian memakai selop dengan hak tinggi. Pelengkap busana pada daerah Ciwidey

tersebut memakai perhiasan dan tas.

Gambar busana untuk sanggul Ciwidey

6

Page 7: Sanggul Ciwidey Jawa Barat

Gambar busana pengantin untuk sangggul Ciwidey

2.3 Desain dan urutan pembuatan sanggul Ciwidey

Peralatan yang digunakan

- Sisir, sisir sikat

- Jepit rambut

- Cemara 80 – 90 cm

- Harnal

- Hairspray

7

Page 8: Sanggul Ciwidey Jawa Barat

Ornament atau perhiasan

a) Cucuk gelung/ tusuk konde yang terbuat dari tanduk kerbau, imitasi , emasatau

perak.

b) Pemakaian jenis perhiasan tergantung pada golongan ningrat, hiasanya berupa

emasdan apabila pemakainya golongan biasa atau golongan bawah, biasanya

terbuat dari tanduk atau imitasi.

Cara membuat sanggul

a) Seluruh rambut disisir rapi ke belakang dan disasak

pada bagian atasnya dan bentuk rambut di sebelah kiri

kanan atas telinga akan berbentuk sayap.

b) Rambut yang telah terpegang diikat dengan karet.

c) Tangan kiri memegang seluruh rambut, tangan

kanan memilinnya ke kanan dan telapak tangan kiri

menghadap ke atas sementara rambut tergenggam.

Sisir rambut (ujung rambut) dililitkan ke atas dan

ditumpuk dengan seluruh pangkal rambut, kemudian

disisir rapi, lalu ujungnya dimasukkan ke dalam untuk

alat pengikat.

d) Bagian rambut sebelah bawah ditarik keluar lalu

sanggul dijepit atau di harnal sampai kuat, berilah

harnet.

8

Page 9: Sanggul Ciwidey Jawa Barat

Hiasan sanggul Ciwidey

Berupa bahan yang terbuat dari tanduk, imitasi emas, bergantung pada

golongan masyarakat pemakainya. Jika pemakainya dari golongan ningrat, hiasannya

berupa emas dan apabila pemakainya golongan biasa atau golongan bawah, hiasannya

terbuat dari tanduk atau imitasi. Cucuk gelung (tusuk konde) dipakai di kanan dan kiri

sanggul.

9

Page 10: Sanggul Ciwidey Jawa Barat

BAB IIIPENUTUP

3.1 kesimpulan

Sesuai dengan penjelasan di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa sanggul

tradisional daerah Ciwidey mempunyai cirri khas tersendiri, yang dapat membedakan

dari daearah daerah yang lain antara lain yaitu bentuk sanggul yang berbeda, ornament

atau hiasan sanggul tersebut. Peranan rambut tersebut lahirlah berbagai penataan rambut

dengan gaya dan bentuknya yang memberikan ciri-ciri tertentu bagi seseorang,

sekelompok orang, pada suku tertentu atau suatu bangsa.

3.2 Saran

Dari perubahan dan pengaruh teknologi, tentunya kita sebagai bangsa Indonesia

yang telah memiliki kepribadian yang khas. Seiring dengan perkembangannya, maka

secara bertahap penataan dari rambut mengalami perubahan dan peningkatan sesuai

dengan perkembangan budaya suatu bangsa. Kita sebagai generasi penerus suatu bangsa

hendaknya tetap melestarikan kebudayaan yang telah ada sebelumnya.

10

Page 11: Sanggul Ciwidey Jawa Barat

Daftar Pustaka

1) Tiara kusuma.33 Sanggul Daerah Indonesia. Jakarta; Meutia Cipta Sarana dan

Persatuan Ahli Kecantikan & Pengusaha Salon Indonesia”Tiara Kusuma”. 2011.

2) Rostamalis,dkk.tata kecantikan rambut jilid 2. Jakarta;BSE.2008

3) http://pdpt.unesa.ac.id/portofolio/handout/2402//7741/jawa-barat

11