Sandi Rohani Alas Ketonggo

13
MENGUNGKAP SANDI ROHANI ALAS KETONGGO Budaya Jawa menyimpan dan menyelinapkan tabir-tabir misteri sebagai inspirasi spirit dan mental yang berwujud sanepan dengan makna yang tersirat, bukan tersurat bagi generasi-nya, agar tidak lengkang oleh perkembangan zaman. Alas Ketonggo sebagai satu contoh yang tempatnya menyimpan legenda dan mitos di dalam angan-angan dan impian di dalam pikiran, perasaan dan budi. Ada banyak masyarakat yang hanyut pengertian dan pengetahuannya untuk meyakini dan mempercayai Alas Ketonggo dengan makna tersurat atau lahiriah. Hingga tidak tanggung-tanggung secara mentah menjadikan Alas Ketonggo sebagai ajang pencarian inspirasi demi perkembangan mental dan spiritnya. Dimanakah letak yang hakiki untuk menyikapi Alas Ketonggo, secara tersurat atau tersirat? Guratan tinta inilah yang akan mengupas tuntas apa yang seharusnya kita mengerti dan pahami agar diri kita tidak tersesat di dalam pengetahuan dan pengertian. Alas Ketonggo secara lokasi atau obyek bertempat di Alas Purwo. Selain itu di Kalasan Yogyakarta disebut Bathok Bolu Isi Madu, di Wonosari, di Ngawi dengan sebutan Alas Ketonggo Kapetak, di Blora di dekat masyarakat Samin juga menyebut Alas Ketonggo, juga di Temanggung tempat Angling Darmo, dll. Kesemuanya tempat itu diyakini masyarakat setempat sebagai pusat kraton gaib yang terus dibangun dan tak kunjung selesai. Inilah guratan tinta untuk menjelaskan pengertian dan pengetahuan yang sebenarnya, agar berfungsi peran di dalam pengetahuan kita bersama. 1. Alas Ketonggo, “alas” berarti hutan, dasar pokok atau keramaian. Ketonggo berasal dari kata “katon” (terlihat) dan “onggo” (makhluk halus) atau makhluk halus atau kehidupan yang halus yang katon atau kelihatan. 2. Siapapun yang meyakini kekuasaan Tuhan harus meyakini adanya alam rohani, tempat kehidupan makhluk-makhluk rohani atau gaib. 3. Ada kehidupan setelah terjadi kematian, yaitu alam kehidupan gaib atau alam rohani bagi para arwah yang telah meninggalkan dunia atau alam kehidupan jasmani. 4. Siapapun yang hendak menuju kehadirat Tuhan-nya esok sebagai tujuan atau perjalanan akhir harus memahami alam kehidupan rohani. Jelasnya, siapapun untuk tertuju kehadirat-Nya harus melewati tujuh lapisan alam kehidupan rohani atau harus melewati perjalanan langit ke tujuh. 5. Selagi dirimu hanya terbelenggu oleh pengetahuan akal alam jasmani dengan mengandalkan perangkat tubuh jasmani dan inderanya, dirimu tidak akan pernah mampu mengerti dan memahami dimensi kehidupan alam gaib itu.

description

kejawen

Transcript of Sandi Rohani Alas Ketonggo

Page 1: Sandi Rohani Alas Ketonggo

MENGUNGKAP SANDI ROHANI ALAS KETONGGO

Budaya Jawa menyimpan dan menyelinapkan tabir-tabir misteri sebagai

inspirasi spirit dan mental yang berwujud sanepan dengan makna yang

tersirat, bukan tersurat bagi generasi-nya, agar tidak lengkang oleh

perkembangan zaman. Alas Ketonggo sebagai satu contoh yang tempatnya

menyimpan legenda dan mitos di dalam angan-angan dan impian di dalam

pikiran, perasaan dan budi. Ada banyak masyarakat yang hanyut pengertian

dan pengetahuannya untuk meyakini dan mempercayai Alas Ketonggo dengan

makna tersurat atau lahiriah. Hingga tidak tanggung-tanggung secara mentah

menjadikan Alas Ketonggo sebagai ajang pencarian inspirasi demi

perkembangan mental dan spiritnya.

Dimanakah letak yang hakiki untuk menyikapi Alas Ketonggo, secara tersurat

atau tersirat? Guratan tinta inilah yang akan mengupas tuntas apa yang

seharusnya kita mengerti dan pahami agar diri kita tidak tersesat di dalam

pengetahuan dan pengertian.

Alas Ketonggo secara lokasi atau obyek bertempat di Alas Purwo. Selain itu di

Kalasan Yogyakarta disebut Bathok Bolu Isi Madu, di Wonosari, di Ngawi

dengan sebutan Alas Ketonggo Kapetak, di Blora di dekat masyarakat Samin

juga menyebut Alas Ketonggo, juga di Temanggung tempat Angling Darmo, dll.

Kesemuanya tempat itu diyakini masyarakat setempat sebagai pusat kraton

gaib yang terus dibangun dan tak kunjung selesai. Inilah guratan tinta untuk

menjelaskan pengertian dan pengetahuan yang sebenarnya, agar berfungsi

peran di dalam pengetahuan kita bersama.

1. Alas Ketonggo, “alas” berarti hutan, dasar pokok atau keramaian. Ketonggo

berasal dari kata “katon” (terlihat) dan “onggo” (makhluk halus) atau

makhluk halus atau kehidupan yang halus yang katon atau kelihatan.

2. Siapapun yang meyakini kekuasaan Tuhan harus meyakini adanya alam

rohani, tempat kehidupan makhluk-makhluk rohani atau gaib.

3. Ada kehidupan setelah terjadi kematian, yaitu alam kehidupan gaib atau

alam rohani bagi para arwah yang telah meninggalkan dunia atau alam

kehidupan jasmani.

4. Siapapun yang hendak menuju kehadirat Tuhan-nya esok sebagai tujuan

atau perjalanan akhir harus memahami alam kehidupan rohani. Jelasnya,

siapapun untuk tertuju kehadirat-Nya harus melewati tujuh lapisan alam

kehidupan rohani atau harus melewati perjalanan langit ke tujuh.

5. Selagi dirimu hanya terbelenggu oleh pengetahuan akal alam jasmani

dengan mengandalkan perangkat tubuh jasmani dan inderanya, dirimu

tidak akan pernah mampu mengerti dan memahami dimensi kehidupan

alam gaib itu.

Page 2: Sandi Rohani Alas Ketonggo

6. Mengetahui alam kehidupan jasmani sebagai pijakan dasar yang tidak boleh

ditinggalkan selagi menjadi manusia. Namun tujuh alam kehidupan rohani

juga harus kau alami dan ketahui.

7. Untuk mengetahui kehidupan alam rohani, dirimu harus memahami sinandi

Alas Ketonggo, yang sesungguhnya kehidupan buwana alit-mu.

8. Bukankah dirimu sering mengalami kekosongan, keheningan dan kesepian

seperti di tengah hutan lebat yang jauh dari aktivitas manusia. Tentu di

dalam kesepian, kekosongan dan keheningan akan menjumpai keramaian

yang melebihi aktivitas alam jasmani yang senyatanya. Itulah pengertian

dasar Alas Ketonggo.

9. Kosong adalah isi, isi adalah kosong. Maya itu katon dan katon itu maya.

Itulah pokok-pokok pengertian rohani Alas Ketonggo yang sesungguhnya

menyimpan rahasia atau tabir pengetahuan dan pengertian untuk cerdas

dan tangkas menyikapi kehidupan bersama.

10. Memahami sifat dan peran fenomena energi hawa dan nafsu di dalam

kehidupanmu akan mengungkap segala pencarian aktivitas keramaian

akan mendapatkan kesepian dan mencari keheningan dan kesepian akan

mendapatkan keramaian. Hanya orang yang beralaskan kesadaran saja

yang mampu mengungkap rahasia itu.

11. Alas Ketonggo adalah ekspresi kehidupan jiwamu yang terdapat fenomena

energi hawa dan nafsu yang harus kau kendalikan dan kau atur demi

kebaikan hidupmu dan sesamamu.

12. Fenomena energi hawa dan nafsu di dalam jiwamu ada pada pikiran,

perasaan dan budimu yang syarat dengan adanya kegiatan maya dan

samar seperti angan-angan, harapan, khayalan, imajinasi dan impian.

Bukankah fenomena energi itu seperti aktivitas makhluk halus di alam

maya atau alam rohani yang sulit ditentukan oleh siapapun yang tidak

mengetahui dan memahaminya.

13. Siapapun yang mampu menyatakan segala perwujudan yang maya dan

samar maka disebut mengalami alas ketonggo.

14. Melihat atau menyaksikan, mengalami hingga terampil bertahan hidup di

alas ketonggo (jiwa) adalah yang seharusnya kau alami dalam

kehidupanmu saat ini, agar dirimu membuahkan cipta, rasa dan karsa

karya nyata untuk membangun hidup dunia bagi sesamamu

15. Siapapun yang telah lulus dari alas ketonggo akan menjadi pemimpin bagi

umat manusia dan segenap makhluk hidup beserta alam semesta ciptaan-

Nya.

16. Jangan sampai hidupmu dikuasai oleh jagat onggo-onggo atau jagatnya

para dedemit atau makhluk halus yang serba menebar kebingungan,

Page 3: Sandi Rohani Alas Ketonggo

kekhawatiran, ketakutan, mudah heran (gumunan) tetapi kita yang harus

menguasainya. Oleh sebab itu, kuasailah Alas Ketonggo (jiwamu).

17. Menguasai Alas Ketonggo akan memahami pengertian Sastra Jendra

Hayuningrat Pangruwataning Diyu, agar dirimu tidak dikuasai oleh mereka

yang menguasai segala hal yang samar atau yang tidak jelas, seperti

kekhawatiran, kebingungan, ketakutan, dll.

18. Pada dasarnya ketakutan, kekhawatiran, kebingungan dan ketakutan

hanyalah bagi siapapun yang belum genap pengertian dan

pengetahuannya.

19. Selama dirimu mengalami ketakutan, kekhawatiran dan kebingungan,

berarti dirimu masih dikuasai dan dibelenggu oleh setan atau iblis beserta

walinya, yang berkarya menguasai dan membelenggu hidupmu.

20. Alas Ketonggo adalah sinandi bagimu yang harus kau ketahui rahasianya,

agar dirimu genap disebut manusia yang hidup karena titah Tuhan, bukan

hidup karena asal atau waton hidup.

21. Siapapun yang belum memahami apa yang tersirat dalam Alas Ketonggo

akan tersesat, karena sebuah dasar pengetahuan pokok dalam melakukan

perjalanan hidup yang sekaligus sebagai perjalanan rohani.

22. Sejarah serta jati diri dan identitas bangsamu tersimpan memorinya di

dalam alas ketonggo. Dirimu akan mengungkapnya dengan melihat

aktivitas leluhurmu di alam rohani alas ketonggo.

23. Memasuki alas ketonggo akan membuat dirimu cerdas, berpengetahuan

dan berpengertian luas untuk menyelesaikan segala permasalahan yang

ada.

24. Bahkan segala pengetahuan yang telah punah dan sirna oleh zaman masih

tersimpan rapi di alas ketonggo, tentu mendapatkannya dengan

berinteraksi di dalam pengetahuannya.

25. Siapapun yang berhasil mengupas Alas Ketonggo akan menjadi sosok

pemimpin, sebab dengan pengetahuan dan pengertiannya akan

membuahkan terang bagi yang mengalami kegelapan pengetahuannya dan

menjadi pembebas penderitaan.

26. Bangsa yang jaya tetap terus berjuang menemukan dan mempertahankan

jati diri dan identitasnya, dengan berjuang mencapai pencerahan atau

kemerdekaan menuju kedamaian, ketentraman dan kemakmuran baginya.

27. Bukankah kesengsaraan dan derita adalah simbol daripada neraka dan

simbol kebahagiaan, kemerdekaan, kebebasan, pencerahan, kemakmuran,

kedamaian dan ketentraman adalah simbol surga

Page 4: Sandi Rohani Alas Ketonggo

28. Satria piningit akan muncul dari alas ketonggo, dengan tanda munculnya

bathok bolu isi madu adalah sinandi bagi perjalanan rohani.

29. Bathok Bolu Isi Madu adalah makna tersirat dalam Sastra Jendra

Hayuningrat Pangruwataning Diyu yang diawali dengan pembukaan

delapan lubang atau pintu gerbang energi kehidupan agar terbuka pintu

yang kesembilan.

30. Hanya Satria piningitlah dalam pengertian tersirat yang mampu membuka

kedelapan pintu gerbang atau yang disebut Bathok Bolu Isi Madu.

31. Olehnya, ke delapan pintu gerbang terbuka di dalam bathok bolu isi madu

oleh satria piningit, kemudian satria piningit mampu membuka pintu

gerbang kedelapan, maka satria piningit menjadi Ratu Adil.

32. Munculnya bathok bolu isi madu sebagai tanda keberhasilan satria

piningit, jika berhasil membuka pintu gerbang kebebasan dan pencerahan

hidup.

33. Pintu gerbang kesembilan jika terbuka maka satria piningit akan

melepaskan ikatan duniawi lapis tujuh, hingga disebut sebagai Ratu Adil

atau Hingkang Sinuwun atau Ingsun.……

34. Satria piningit itu adalah dirimu atau pribadi sejatimu atau roh sejatimu

yang menguasai hidupmu, yang disebut Ingsun.

Mengapa alas ketonggo menjadi sinandi pencerahan rohani dan jasmani

beserta kejayaan umat manusia, di dalam pengetahuan luhur budaya Jawa?

1. Alas walaupun disebut hutan yang oleh beragam makhluk hidup seperti

pepohonan, hehewanan serta makhluk halus yang berasal dari arwah-

arwah para leluhur masa silam, sebagai ekspresi fenomena hawa dan nafsu

kita semua, yang liar dan terkendali.

2. Sinandi alas ketonggo sebagai sinandi kehidupan jagat cilik (hawa dan

nafsu-kita) dan jagat gedhe (alam semesta).

3. Alas ketonggo dalam pengertian jagat cilik adalah fenomena kehidupan kita,

yang pada dasarnya sulit dikendalikan tetapi harus mampu kita

kendalikan. Sedangkan alas ketonggo dalam arti makro atau dalam

pengertian nyata, seperti Kraton beserta Raja-nya sebagai sentral budaya,

tempat-tempat yang dimitoskan atau disakralkan dalam kegiatan

peziarahan. Arti pesan yang mendalam bahwa kita tidak boleh

meninggalkan budaya dan sejarah masa lalu.

4. Alas Ketonggo tempat arwah-arwah para leluhur yang telah meninggalkan

dunia puluhan hingga ratusan tahun, namun belum berpulang dihadirat

Tuhan, dan masih menyimpan rapi di dalam tubuh halus maniknya.

Page 5: Sandi Rohani Alas Ketonggo

5. Banyak pengetahuan masa silam yang sebagai simbol jati diri dan identitas

bangsa-mu di Alas Ketonggo. Oleh itu, kehidupan para arwah leluhur masih

aristokrat, sesuai peradaban budayanya lalu.

6. Peradaban budaya beserta nilai-nilai luhur masa silamnya menyimpan

potensi kekuatan identitas dan jati diri bangsa-mu. Apabila bangsa-mu

ingin jaya dan menjadi terang dunia harus berpijak pada budaya atau jati

diri dan identitasmu.

7. Jangan melupakan sejarah atau budaya leluhur-mu, jika melupakan sejarah

dan budaya-mu dari situlah kelemahan bangsa-mu.

8. Pahamilah sandi Alas Ketonggo, sebab dialah yang menyimpan sejarah,

rahasia dan kenangan masa lalu yang membantu dirimu untuk menemukan

jati diri dan identitasmu.

9. Bukankah bangsamu mengalami krisis keyakinan dan kepercayaan akan jati

diri dan identitasmu. Artinya bangsamu telah asing mengenali potensi

dirinya.

10. Bahkan bangsamu tidak mengetahui dan menyadari kekrisisannya. Itulah

bencana akibat meninggalkan pilar dan pondasi budayanya.

11. Negara dan bangsa manapun akan mengalami kejayaan jika telah

menemukan jati diri dan identitasnya (budayanya) dan itu tersimpan

dalam sandi Alas Ketonggo.

12. Walaupun sandi Alas Ketonggo disebut dan dikatakan mitos bagi

pemahaman modern, tetap mereka jaya sebagai pusat pemikiran

dikarenakan berangkat dari mitos atau yang disebut angan-angan,

harapan, cita-cita, impian, dll.

13. Bangsa manapun tidak akan maju dan jaya jika meninggalkan angan-

angan, harapan, cita-cita, keinginan, kehendak, harapan, impian yang

kesemuanya adalah simbol mitos.

14. Lihatlah bangsa-bangsa yang telah jaya, mereka mengawali kejayaannya

dengan kesadaran kolektif mitosnya di dalam jiwa pikiran, perasaan, budi

dan perilaku indera jasmaninya atau cipta, rasa dan karsanya.

15. Alas Ketonggo sandi untuk menggali jati diri dan identitasnya sebagai awal

mengumpulkan kekuatan untuk terbebaskan dari kesengsaraan, derita,

ketidaktentraman dan ketidakdamaian, ketidakmakmuran, kemiskinan dan

belenggu bangsa-mu.

16. Bangsa yang telah jaya menggali budaya asalnya sendiri melalui prosesi

sinandi alas ketonggo dengan menghormati perjuangan leluhurnya.

Page 6: Sandi Rohani Alas Ketonggo

17. Bagaimana bangsamu atau dirimu akan mendapatkan pencerahan dan

kemerdekaan hidup bagi bangsamu, jika dirimu saling berjuang demi

kepentingan dan kekuasaan kelompok-mu.

18. Salah satu nasehat sinandi Alas Ketonggo,“Janganlah energi jiwa hawa dan

nafsumu saling bertubrukan menyalakan api kesengsaraan yang

menambah dirimu atau bangsamu saling terbelenggu dan membelenggu”.

19. Jika energi jiwa hawa dan nafsumu saling bertubrukan atau bertabrakan

maka dirimu akan saling memiliki kebingungan, saling memiliki

kekhawatiran, saling memiliki ketakutan, sekalipun hal itu terungkap atau

tidak terungkap.

20. Masuklah ke alam alas ketonggo, disitulah banyak pengetahuan yang

mengisi kekurangan dan kelemahanmu, agar dirimu tidak mudah bingung,

takut, khawatir, menderita dan sengsara, dll.

21. Jika dirimu mampu membuka sinandi Alas Ketonggo, ambillah potensi

lebihnya dan jadikan kelemahannya menjadi hikmah, agar dirimu trampil

menghimpun kekuatan dan mengerti keinginan dan kehendak energi hawa

dan nafsu untuk menyelamatkan generasi muda bangsa-mu.

22. Jika telah mampu membuka sinandi Alas Ketonggo, para leluhurmu akan

berinteraksi denganmu dan memberikan pengetahuan yang memubuat

bangsa-mu jaya dan maju.

23. Memasuki alas ketonggo diperlukan seni ketrampilan melepaskan

belenggu tubuh jasmani, jika tidak memiliki hanya akan dapat kesunyian

dan aktivitas kesendirian tanpa arti dan makna seperti melamun atau

menghayal.

24. Alangkah lebih lengkapnya jika dirimu yang memiliki kecerdasan akal

jasmani, kemudian memiliki kecerdasan rohani di dalam pikiran, perasaan

dan budimu, maka pengetahuan dan ketrampilanmu akan disebut

seimbang.

25. Sungguh keseimbangan diperlukan jika memasuki alas ketonggo, agar akal

jasmani dipersiapkan agar tidak mengalami gejolak keterbatasan dengan

kehidupan rohani.

Page 7: Sandi Rohani Alas Ketonggo

ALAS KETANGGA,

versi Gusti Pangeran Haryo Dipokusumo

KETANGGA kalebu kejawen deles. Sekawit pancen akeh

sing mbatang, ketangga minangka jeneng laladan sepi

(Alas Ketangga) sing mapan ing wilayah Ngawi, Jawa

Timur. Papan iku pancen cocog kanggo menebake batin,

laku spiritual kejawen.

Mung wae, bareng aku ngrungokake andharane Drs GPH

Dipokusumo, pangageng Parentah Karaton Surakarta

Hadiningrat nalika Sarasehan Nasional Spiritual Jawa,

ing Sasana Mulya Surakarta, ora ngira jebul ketangga

iku unen-unen filosofis-psikologis kejawen kang

dhuwur.

Lire, ketangga iku dumadi saka jarwa dhosok keteging

angga (keteging awak). Ketangga mujudake krenteging

jiwa (cipta, rasa, lan karsa) nalika urip makarti.

Keteging angga kuwi babaring kandha jiwa, sing

blakasuta, ora bisa diapusi. Keteg iki mujudake wohing

olah batin (rasa). Mula, Sinuhun Paku Buwana IV ing

Serat Wulangreh wis dhawuh: “Rasa rasaning punika

upayanen darapon sampurna ugi ing kauripanira.”

Tegese, sajroning urip, manungsa prelu nguwasani rasa.

Rasa, tumrape wong Jawa, ora liya ati, uga batin.

Wong sing bisa ngendhaleni batin ateges “Jawa” tenan.

“Jawa” tegese bisa ngeja hawa (nguja hawa), maca

playune hawa nguwasani batin.

Batin iku mobah-mosik njur nglairake osik. Lamun batin

bisa dikuwasani kanthi pamanthenging pikir, intuisi

bakal muncul. Intuisi kuwi prentule driya kaping nem,

ngluwihi feeling (rasaning ati). Sing alus daya

intuisine adat saben bisa maca glagating jaman lan

kebat srengate wong liya.

Wong mau kanthi lambaran ketangga bisa nguwasani

ngelmu agal-alus. Krenteging angga kasebut bakal dadi

nurani (net). Neting batin iki kang nuntun marang iman

lan pandaya. Kanthi mangkono, kabeh kang ditindakake

manungsa ora bakal selang surup, merga wis sumurup

paraning batin.

Parane batin iku osik. Osik mujudake polahe batin.

Krana osik, batin dadi urip. Urip kang diwuwuhi

ketangga. Menawa manut wejangane Kangjeng Sunan

Kalijaga, polahe batin iku bakal thukul dadi cawang

telu.

Sepisan, batin cacat, iki wujud ketangga kang ora

wening, ora istikamah. Batin ngene iki bakal

mblusukake manungsa tekan tumindak reged utawa kleru

arah (fallacy). Wusana manungsa kesurang-surang,

tansah nandhang kecingkrangan batin salawase, sanajan

urip numpuk bandha donya.

Kapindho, batin kang garing (mati). Tegese batin sing

nistha. Batin kasebut wis dikemonah hawa nepsu. Wong

Page 8: Sandi Rohani Alas Ketonggo

Jawa ngarani menungsa mau wis mati rasane. Kadhang

kala wong mau wis ora nduwe isin, tanpa kapribaden

Jawa. Uripe mung tansah nglantur.

Katelu, batin urip. Tegese, polahe batin kang resik.

Iki wujude ketangga kang suci, nuntun marang

karahayon.

Wong sing nguwasani polahe batin, keteging angga bakal

murub makantar-kantar mawa cahya lungid. Dheweke nduwe

watak eling lawan waspada. Kang ditengenake wudharing

panembah jati. Panembah bakal nuntun marang kosmogoni

sangkan paraning dumadi. Bab iki prelu disumurupi

kanthi tapis, amarga unen-unen Jawa wis pratela:

“Reretuning jagad tan bisa sinirep limpading budi”.

Tegese, angkara murka kang mumbul saka hawa nepsu

angel ditelukake dening nalar lan bebuden lamun ora

dilambari panembah.

Amrih bisa tekan anggone nyilemi ketangga, jiwa kudu

teguh lan tinarbuka. Cak-cakane laku, ora liya patrap

manekung (semedi, manengku puja). Krana manekung,

batin bakal grayah-grayah. Sumurup ing rasa, munjuk

tekan rasa sejati kawedhar. Batin saya resik, bisa

maneges marang kasunyatan. Najan ngonoa, manungsa

tetep pasrah. Jer unen-unen Jawa wis nyethakake:

“Kridhane ati ora bisa mbedhah kuthaning pesthi”.

Tegese, manungsa mung bisa mbudi daya, dene pesthi

gumantung Kang Mahasuci. Pesthi iku sejatine tumuju

kabecikan. Ewadene ye ana sing ala, iku dumadi saka

wiradate manungsa.

Ngono iku wis didhadha dening wong Jawa. Buktine, para

luhur biyen mesthi nyasmitani, yen nulis (aksara) Jawa

kudu nggandhul garis tur ndhoyong nengen. Nggandhul

garis tegese mung cumadhong, pasrah sumarah. Ndhoyong

nengen ateges tumindak kang bener.

Yen anggone nulis aksara jejeg, dianggep ndhisiki

kersa (nggege mangsa). Karomaneh, panulise aksara

prayoga kandel-alus. Kandel-alus nuwuhake yen urip iku

owah gingsir, amrih pikoleh, tinemu harmoni.

Wong sing bisa ngerti marang ketangga ateges sumurup

marang jati dhirine. Dheweke wis sembada ngliwati

telung tataran urip. Sepisan, dadi “wong” (kang durung

pati gaduk ngelmu sepuh). Celathu lakune isih sok

ngumbar hawa, kaya kewan najan blegere wong. Iku figur

wong pengawak kewan. Ewasemono, isih ana ketangga kang

tumuju marang tobat. Isih ana sapletik batin, kepengin

ndandani urip, bali marang kabecikan. Suwalike, yen

anggone bali becik mau nganti kesuwen, ana sing sok

ngarani pawongan mau “wong-wongan”, dudu wong.

Yen ngene iki, ateges ketangga luwih menang amarah,

supiyah, lan aluamahe. Mutmainahe ketutup, wusana

uripe ora kajen.

Kapindho, dadi “manungsa” (wis ngerti udanegara).

“Manungsa” iku tataran madya. Keteging angga manungsa

luwih jumulur ing watak budi luhur. Dheweke gelem

njaga katentremen, dhemen tapa ngrame lan urip kanggo

Page 9: Sandi Rohani Alas Ketonggo

sapadha-padha. Watak manungsa nduwe kamanungsan, bisa

ngrasakake lara yen dijiwit, krasa kepenak yen dialem

(dikudang). Mulane, urip dadi saya nggenah, ora

degsiya. Ketangga kang ngembangi uripe, bisa nyariing

bener-luput lan ala-becik. Wusana, uripe saya kepenak,

bisa karyanak tyasing sasama.

Katelu, dadi “jalma”. Jalma ana tatarane maneh, yaiku

jalma pinilih, jalma linuwih, lan jalma satriya

pinandhita. Ing tataran iki, katangga wis munjuk

dhuwur tekan urip sing nembang pangkur (mungkurake

donya). Urip kanggo makrifat. Sumangga, arep dadi

“wong”, “manungsa”, apa “jalma” -ngenut iline

ketangga.

Mugi sageta manfaat kangge mbengkas sanepan…

Rahayu

Satria piningit akan muncul dari alas ketonggo, dengan tanda

munculnya bathok bolu isi madu adalah sinandi bagi perjalanan rohani.

Wis linaku anggone suci

Bakale anyurupi kraton gung suci sejati

Sejatine suci Ingsun suci sejati

Kraton gung suci sejati

Awujud alas kang gawat sinawat

Jalma lembut mlebu ginawa pati

Jalma manungsa mlebu ginawa mati

Kabeh kewan sumingkir

Sing ana gur dzat agung suci sejati

Sejatining suci Ingsun suci sejati

Kang kalebu suci

Ya bakal angerteni

Kang kalebu suci

Ya bakal anyurupi

Cahya suci Kraton gung suci sejati

Wis dadi winingite agung

Kraton gung suci sejati

Kalebu pancering kawula sejati

Sejatine suci ning alam ndonya

Ratu gung suci sejati

Para gung suci

Ngrentas suci sejati

Tumeka mandap ning ngarcapada

Jejuluk suci jroning sejati

Angasta senjata suci sejati

Titah suci Ingsun suci sejati

Mernahke kang kudu dipernahke

Benake kang kudu dibenake

Jejere suci Ingsun suci sejati

Asta kanan tumetes, kitab kasampurnan sejati

Page 10: Sandi Rohani Alas Ketonggo

Asta kiwa tumetes, pusaka suci trisula weda

Wingkingipun gapura suci sejati

Sejatine suci Ingsun suci sejati

Ratu gung suci sejati

Ratune kraton gung suci sejati

Awujud wana kang katutup suci

Jroning sing kang suci

Kang bakal anyurupi

Pratanda suci wis katon sranane

Anggone ngesti aja pada dilaleke

Pengadilan suci wis ngancik ning ngarep

Pratanda alam kang bakal angukuti

Lelaku sejati jaman kang suci

Sucining diri jumeneng sejati

Sejatine suci Ingsun suci sejati

Kraton gung suci sejati

Kodrat suci

Ginaris sejati

Gemah ripah lohjinawi

Tata tentrem kerta raharja

Papan palenggahan suci

Cahya suci kang angiyupi

Kawula suci kang bakal amriksani

Palenggahan suci sejati

Sabda suci kang anuntuni

Kawula suci kang bakal angerteni

Tinibane wanci sowan

Kabeh wis lelaku suci

Sucining diri

Sowan sejati

Sejatine suci

Ingsun suci sejati

Kraton gung suci sejati

Regol kencana awujud emas

Benteng suci awujud giok

Pendapa suci tinatah berlian

Kabeh kalebu kodrat suci Ingsun

Kabeh kalebu ginaris suci Ingsun

Sejatine suci Ingsun suci sejati

Kraton gung suci sejati

Kraton suci

Palenggahan sejati

Sejatine suci

Ingsun suci sejati

Yen ta

Kalebu suci

Page 11: Sandi Rohani Alas Ketonggo

Ana ngendi wae

Bakale tinampa

Mukti

Yen ta

Ora kalebu suci

Ana ngendi wae

Bakale tinampa

Mati

Owal kodrat

Lan owal ginaris Ingsun

Mlebu ning alam peteng

Tineba saklawase

Jejere suci

Kang bakal angadili

Lelakon surya

Kang wus mlaku

Bakale tinuju suci

Sejatine suci

Ingsun suci sejati

Anggone lelaku

Aja pada dilaleke

Cahya suci

Kang anuntuni

Anggone ngesti

Aja pada dilaleke

Sabda suci

Kang angiyupi

Asma suci

Jumeneng sejati

Sejatine suci

Ingsun suci sejati

Gegayuhan kang suci

Lumebet ning rasa suci

Pinayungan sejatine rasa

Rasa suci ngesti sejati

Nyawiji suci

Manunggaling rasa suci

Jumeneng cahya suci

Babar bebaksan wadi

Lumebet winingit suci

Jalma suci

Gegayuhan sejati

Jumeneng suci

Ingsun suci sejati

Sejatine suci

Ingsun suci sejati

Page 12: Sandi Rohani Alas Ketonggo

Condro mukti

Tirta suci

Ya kuwi kang bakal

Anetepi suci

Kanggo uwong kang kalebu suci

Suci rasa sejati sira

Suci ngesti sejati

Sejatine suci

Ingsun suci sejati

Ngerteni apa

Kang disebut suci

Ya priya gung suci sejati

Ratu gung suci sejati

Ratu kang sumemplak cahyane

Ratu kang ngerteni urip lan pati

Ratu kang duweni daya kekuwatan agung

Ratu kang alus pituture teges anggone laku

Ratu kang dadi panuntune bangsa

Ratu kang alenggahan suci

Sejatine suci Ingsun suci sejati

Kabeh kalebu kodrat suci Ingsun

Kabeh kalebu ginaris suci Ingsun

Yen ta

Ndonya bakale malih rupane

Kang ala ora digawa

Kang becik digawa mukti

Kang mukti tinampa suci

Suci rasa sejati sira

Ngesti sejatine rasa

Rasa kang suci

Suci diri pribadi

Sowan sejatine suci

Ingsun suci sejati

Ana sakjroning suci

Kang dadi gegayuhe sejati

Sejatine suci

Ingsun syuci sejati

Dzat suci jumeneng sejati

Kang bakal angiyupi

Rasa suci sejati

Serjatine suci

Ingsun suci sejati

Tiningkep jangkep ageman suci

Nitih kereta agung kencana mulya

Naga papat tinarik suci

Barisan suci kang dadi pendereke

Linaku suci ning awang awang

Barisan agung cemlorot cahyane

Ganda wangi lumeber ning angkasa

Surya suci kang dadi pinuntune

Page 13: Sandi Rohani Alas Ketonggo

Angasta pusaka agung suci sejati

Linaku kodrat suci Ingsun

Linaku ginaris suci Ingsun

Lelampahe surya

Linaku ning timur

Condro muksa tinempa wadi

Alenggahan para gung suci

Kidung suci

Lumaku ning sejati

Sejatine suci

Ingsun suci sejati

Babakan anyar

Bakale anyurupi

Lelakon suci

Ginaris sejati

Sejatine suci

Diri pribadi

Ngesti sejati

Jumeneng suci

Sejatine suci

Ingsun suci sejati

Amadangi dalan kang peteng

Lumaku ning kodrat sejati

Rasa suci bukak sejati

Sejatine suci

Ingsun suci sejati

Lelaku kang wis ginaris suci

Lumebet ana rasa kang suci

Gugah sejatine rasa

Rasa suci ngesti sejati

Sejatine suci

Ingsun suci sejati