Sand Dunes

14
FENOMENA GUMUK PASIR (Sand Dunes) Pengertian Gumuk pasir adalah gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin, disebut sebagai bentang alam eolean (eolean morphology). Angin yang membawa pasir akan membentuk bermacam-macam bentuk dan tipe gumuk pasir. Gumuk pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama, kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir, dan permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk di daerah arid (kering). Gumuk pasir cenderung terbentuk dengan penampang tidak simetri. Jika tidak ada stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah angina berhembus, hal ini karena butir-butir pasir terhembus dari depan ke belakang gumuk. Gerakan gumuk pasir pada umumnya kurang dari 30 meter pertahun. Bentuk gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan ukuran butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi. Bentuk gumuk pasir pokok yang perlu dikenal adalah bentuk melintang (transverse), sabit (barchan), parabola (parabolic), dan memanjang (longitudinal dune). Bentang alam (morphology) ini sering dijumpai di daerah gurun. Namun menariknya walaupun Indonesia ini beriklim tropis yang banyak hujan ternayat ada juga daerah di Indonesia yang memiliki bentang alam yang unik ini. Secara global gumuk pasir merupakan bentuklahan bentukan asal proses angin (aeolian). Bentuklahan bentukan asal proses ini dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga kasar dalam jumlah yang banyak. 2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas. 3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut. 1

description

Bagi yang membutuhkan silahkan di download. Mohon feedbacknya ya..

Transcript of Sand Dunes

Page 1: Sand Dunes

FENOMENA GUMUK PASIR (Sand Dunes)

Pengertian

Gumuk pasir adalah gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin, disebut sebagai bentang alam eolean (eolean morphology). Angin yang membawa pasir akan membentuk bermacam-macam bentuk dan tipe gumuk pasir. Gumuk pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama, kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir, dan permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk di daerah arid (kering).

Gumuk pasir cenderung terbentuk dengan penampang tidak simetri. Jika tidak ada stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah angina berhembus, hal ini karena butir-butir pasir terhembus dari depan ke belakang gumuk. Gerakan gumuk pasir pada umumnya kurang dari 30 meter pertahun.

Bentuk gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan ukuran butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi. Bentuk gumuk pasir pokok yang perlu dikenal adalah bentuk melintang (transverse), sabit (barchan), parabola (parabolic), dan memanjang (longitudinal dune).

Bentang alam (morphology) ini sering dijumpai di daerah gurun. Namun menariknya walaupun Indonesia ini beriklim tropis yang banyak hujan ternayat ada juga daerah di Indonesia yang memiliki bentang alam yang unik ini.

Secara global gumuk pasir merupakan bentuklahan bentukan asal proses angin (aeolian). Bentuklahan bentukan asal proses ini dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Tersedia material berukuran pasir halus hingga kasar dalam jumlah yang banyak.

2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas.3. Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir

tersebut.4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun obyek lain.

Pantai berpasir di sebelah selatan Jogjakarta hingga sebelah Selatan Kebumen satu-satunya tempat di Indonesia yang memiliki bentang alam atau memiliki topografi eolean ini.

Yang sering menjadi pertanyaan adalah, “mengapa ada pasir sebanyak itu, padahal kebanyakan daerah di Indonesia ini dipenuhi dengan hutan dan pepohonan ?”

1

Page 2: Sand Dunes

Darimana pasir-pasir itu ?

Kalau melihat peta lokasi disebelah ini, dapat dilihat bahwa ada satu sungai utama yang besar yang menoreh bukit-bukit dan gunung-gunung dan akhirnya membawa material dari gunung-gunung api yang masih aktif, yaitu Sungai Progo. Sungai Progo merupakan sungai utama yang membawa hasil gerusan batu-batuan vulkanik yang

berasal dari Gunung Merapi-Merbabu. Juga hasil penorehan di gunung-gunung Sidoro disebelah barat laut.

Bongkahan-bongkahan serta pasir-pasir itu dibawa oleh sungai-sungai ini dari ujung puncak gunung dan bergulir menjadi bongkah-bongkah, kemudian terbawa menjadi pecah sebagai kerikil kemudian bergulir lagi dan pecah menjadi butiran-butiran pasir-pasir. Sebagian masih ada yang terendapkan namun tentu saja ada yang jauh yang terbawa arus sungai.

Coba tengok gambar sungai disebelah ini. Sumbernya berasal dari gunung disebelah utaranya. Bukit ini akhirnya tertoreh oleh air hujan dan akhirnya dibawa ke laut dan diendapkan sebagai endapan delta di muaranya.

Secara mudah delta terbentuk karena proses-proses sungai ini.

Delta merupakan tempat penumpukan material-material yang dibawa oleh sungai. Karena di muara sungai arusnya sudah sangat lemah maka seluruh barang bawaan sungai ini ditaruh saja di mulut sungai.

Kenapa tidak terbentuk delta di selatan Jawa ini ?

Disinilah uniknya laut selatan. Kalau di Balikpapan dimana lautnya berhadapan dengan Selat Makassar yang alun ombaknya tenang, maka disana terbentuk delta yang disebut dengan Delta Mahakam. Sedangkan di selatan Pulau Jawa ini alun atau ombaknya sangat kuat sehingga batuan atau sedimen pasir yang baru saja diendapkan akan terkena ombak. Oleh sebab itu karena ombaknya sangat besar, maka diselatan disekitar muara Sungai Progo tidak ada delta yang terbentuk hal ini disebabkan semua sedimennya di acak-acak lagi oleh gempuran laut selatan.

Jadi pasir yang sudah sampai di pinggir laut tadi tidak tertumpuk di mulut sungai tetapi disebarkan ke kiri kanan selebar hingga 50-60 Km. Mulai dari Pantai Parang Tritis di selatan Jogja, Pantai Samas, hingga pantai Congot di sebelah baratnya.

2

Page 3: Sand Dunes

Nah gunung api yang ada disebelah selatan Pulau Jawa ini sangat aktif. Terutama saat ini Gunung Merapi yang selalu mengeluarkan material berupa batu, kerikil dan pasir.

Material-material pasir inilah yang menjadikan pantai selatan ini Jogja sangat kaya dengan pasir.

Bagaimana terbentuknya gumuk-gumuk pasir yang indah ini ?

Setelah disendapkan di pinggir pantai, tentusaja air lau hanya menahannya dengan ombaknya yang sangat kuat. Namun juga angin dari Samodera Hindia juga sangat kuat. Angin inilah yang akhirnya mendistribusikan kembali ke utara. Angin dari laut selatan ini yang menatah dan mengukir akhirnya menjadi arsitektur-arsitektur alam di Pantai Selatan Jogja.

3

Page 4: Sand Dunes

Terbentuknya bukit pasir

Kalau gunung-gunung itu terbentuk akibat muntahan lahar dan lava. Sedangkan bukit-bukit gamping itu akibat terangkatnya batuan-batuan ini oleh gaya tektonik, gumuk-gumuk pasir ini sedikit demi sedikit dikumpulkan dan dibangun oleh angin.

Angin yang berhembus cukup kuat ini akhirnya mengumpulkan pasir-pasir ini membentuk dune (gumuk pasir) seperti disebelah ini.

Keindahan bukit ini tidak hanya bentuknya tetapi juga tekstur-tekstur permukaan yang unik akibat hembusan angin. Banyak ragam bentukan indah ini bisa dinimati di Pantai Selatan Jogja hingga pantai selatan Kebumen sepanjang 50-60 Km !

4

Page 5: Sand Dunes

Morfologi

Secara garis besar, ada dua tipe gumuk pasir, yaitu free dunes (terbentuk tanpa adanya suatu penghalang) dan impedeed Dunes (yang terbentuk karena adanya suatu penghalang.Beberapa tipe gumuk pasir:

Gumuk Pasir Tipe Barchan (barchanoid dunes)

Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah yang tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin, sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri. Ketinggian gumuk pasir barchan umumnya antara 5 – 15 meter. Gumuk pasir ini merupakan perkembangan, karena proses eolin tersebut terhalangi oleh adanya beberapa tumbuhan, sehingga terbentuk gumuk pasir seperti ini dan daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin.

5

Page 6: Sand Dunes

Gumuk Pasir Melintang (transverse dune)

Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak cadangan pasirnya. Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan tegak lurus terhadap arah angin. Awalnya, gumuk pasir ini mungkin hanya beberapa saja, kemudian karena proses eolin yang terus menerus maka terbentuklah bagian yang lain dan menjadi sebuah koloni. Gumuk pasir ini akan berkembang menjadi bulan sabit apabila pasokan pasirnya berkurang.

Gumuk Pasir Parabolik

Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang membedakan adalah arah angin. Gumuk pasir parabolik arahnya berhadapan dengan datangnya angin. Awalnya, mungkin gumuk pasir ini berbentuk sebuah bukit dan melintang, tetapi karena pasokan pasirnya berkurang maka gumuk pasir ini terus tergerus oleh angin sehingga membentuk sabit dengan bagian yang menghadap ke arah angin curam.

6

Page 7: Sand Dunes

Gumuk Pasir Memanjang (linear dune)

Gumuk pasir memanjang adalah gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar satu sama lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin. Gumuk pasir ini berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapatnya celah diantara bentukan gumuk pasir awal, sehingga celah yang ada terus menerus mengalami erosi sehingga menjadi lebih lebar dan memanjang.

Gumuk Pasir Bintang (star dune)

Gumuk pasir bintang adalah gumuk pasir yang dibentuk sebagai hasil kerja angin dengan berbagai arah yang bertumbukan. Bentukan awalnya merupakan sebuah bukit dan disekelilingnya berbentuk dataran, sehingga proses eolin pertama kali akan terfokuskan pada bukit ini dengan tenaga angin yang datang dari berbagai sudut sehingga akan terbentuk bentuklahan baru seperti bintang. Bentuk seperti ini akan hilang setelah terbentuknya bentukan baru disekitarnya.

Tipe Impedeed Dunes

a) Blowout

Bentuk : Terdapat penutup lahan (misal: vegetasi) disekitar cekungan. Terbentuk karena deflasi local.

7

Page 8: Sand Dunes

b) Echo dunes

Bagian tepi yang memanjang, terpisah dari topografi penghalang.

Proses pembentukan : akumulasi pada zone perputaran aliran angin karena

zone penghalang.

Aspek spatial (keruangan) Gumuk Pasir Parangtritis

Seperti telah kita ketahui sebelumnya, bahwa gumuk pasir atau sand dune adalah

bentukan yang terbentuk oleh akitivitas angin (eolin). Angin yang membawa pasir

dan kemudian mengendapkannya akan membentuk berbagai macam tipe bentuk

gumuk pasir. Pada umumnya, gumuk pasir terbentuk pada daerah gurun, namun

uniknya di Indonesia yang beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi

memiliki bentukan gumuk pasir tersebut. Oleh karena itu, gumuk pasir yang

terdapat di pantai selatan Jawa tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia.

Terbentuknya gumuk pasir di pantai selatan tersebut merupakan hasil proses yang

dipengaruhi oleh angin, Gunung Merapi, Graben Bantul, Serta Sungai Opak dan

Progo.

Pengaruh dari Gunung Merapi

Material yang ada pada

gumuk pasir di pantai

selatan Jawa berasal dari

Gunung Api Merapi dan

gunung gunung api aktif lain

8

Page 9: Sand Dunes

yang ada di sekitarnya. Material berupa pasir dan material piroklastik lain yang

dikeluarkan oleh Gunung Merapi.

Akibat proses erosi dan gerak massa bautan, material kemudian terbawa oleh

aliran sungai, misalnya pada  Kali Krasak, Kali Gendol, dan Kali Suci. Aliran

sungai kemudian mengalirkan material tersebut hingga ke pantai selatan

Pengaruh angin

Kekuatan angin sangat berpengaruh terhadap pembentukan gumuk pasir, karena

kekuatan angin menentukan kemampuannya untuk membawa material yang

berupa pasir baik melalui menggelinding (rolling), merayap, melompat, maupun

terbang. Karena adanya material pasir dalam jumlah banyak serta kekuatan angin

yang besar, maka pasir akan membentuk berbagai tipe gumuk pasir, baik free

dunes maupun impended dunes. .Pada pantai selatan jawa, angin bertiup dari arah

tenggara, hal ini menyebabkan sungai-sungai pada pantai selatan membelok ke

arah kiri jika dilihat dari Samudra Hindia. Selain itu, karena arah tiupan angin

tersebut, maka gumuk pasir yang terbentuk menghadap ke arah datangnya angin.

Citra daerah gumuk pasir parangtritis yang menunjukkan adanya pengaruh angin muson tenggara. ( Sumber : wikimapia.org, 2008)

Pengaruh Sungai.

Pembentukan gumuk pasir pada pantai selatan dipengaruhi oleh adanya beberapa

aliran sungai, yaitu Sungai Opak-Oyo pada bagian timur dan sungai Progo pada

bagian barat. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa material dari Merapi

terbawa oleh aliran sungai di sekitarnya, sungai-sungai tersebut kemudian

menyatu membentuk orde sungai yang lebih besar hingga menyatu membentuk

sungai Opak, Oyo, dan Progo. Setelah material pasir sampai ke laut, terdapat

9

Page 10: Sand Dunes

interverensi dari ombak laut sehingga material mengendap pada pantai selatan dan

selanjutnya diterbangkan oleh angin. Pada pantai selatan Jawa, material tersebut

tidak diendapkan pada bagian depan dari sungai yang pada akhirnya membentuk

delta, hal ini disebabkan karena kuatnya arus dan gelombang laut pantai selatan

serta arahnya yang berasal dari tenggara menyebabkan material terendapkan pada

bagian barat sungai.

Pengaruh Graben Bantul

Zona selatan Jawa merupakan plato yang mirining ke arah selatan menuju

Samudra Hindia dan di sebelah utara banyak tebing patahan. Sebagian plato ini

telah banyak terkikis sehingga kehilangan bentuk platonya. Pada daerah Jawa

Tengah dan DIY, sebagian daerah tersebut telah berubah menjadi dataran alluvial,

Salah satunya adalah yang terjadi pada daerah bantul yang berupa graben. Graben

adalah blok patahan yang mengalami penurunan diantara dua blok patahan yang

naik yang disebut dengan horst. Pada bagian timur graben, terdapat Perbukitan

Batur Agung, sedangkan pada bagian barat terdapat Perbukitan Manoreh.  Akibat

adanya patahan tersebut, maka batuan pada zona pertemuan kedua blok tersebut

menjadi lemah sehingga mudah tererosi dan pada akhirnya membentuk sungai

yang disebut dengan sungai patahan yang ditemui misalnya pada Sungai Opak-

Oyo.Salah satu ciri sungai patahan yang diamati adalah adanya kelurusan sungai

pada sepanjang garis patahan.

10