sand dune

16
“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari A. Judul Proposal: Upaya Konservasi Gumuk Pasir (Sand Dune) Timur Pantai Parangtritis Serta Pengembangan Potensi Wisata “Cagar Biosfer Sand Dune”, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta B. Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan ragam kenampakan topografi yang sangat tinggi. Dari kesepuluh klasifikasi bentuklahan yang ada di dunia semua ada di Indonesia. Bahkan 8 diantaranya ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini yang menyebabkan DIY boleh jadi dinobatkan sebagai Provinsi dengan bentuklahan terlengkap di dunia. Mulai dari kenampakan gunung api merapi di sebelah utara, kenampakan pegunungan karst Gunugkidul, beberapa sungai besar, pegunungan lipatan di Imogiri, Serta kenampakan pesisir pantai di sebelah selatan. Salah satu fenomena kepesisiran yang menakjubkan di Indonesia adalah keberadaan Gumuk Pasir di Pesisir selatan Yogyakarta, tepatnya di Parangtritis. Gumuk pasir atau sand dunes merupakan kenampakan yang biasanya terbentuk pada daerah arid (kering) atau Gurun. Namun menariknya Indonesia yang beriklim tropis yang notabene beriklim basah memiliki kenampakkan gumuk pasir. Pantai berpasir di sebelah selatan Yogyakarta hingga sebelah Selatan Kebumen adalah satu-satunya tempat di Indonesia yang memiliki bentang alam atau memiliki topografi aeolean (topografi asal proses angin) ini. Pasir-pasir ini 1

Transcript of sand dune

“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari

A. Judul Proposal: Upaya Konservasi Gumuk Pasir (Sand Dune) Timur Pantai Parangtritis

Serta Pengembangan Potensi Wisata “Cagar Biosfer Sand Dune”, Desa Parangtritis,

Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

B. Latar Belakang

Indonesia adalah negara dengan ragam kenampakan topografi yang sangat tinggi.

Dari kesepuluh klasifikasi bentuklahan yang ada di dunia semua ada di Indonesia.

Bahkan 8 diantaranya ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini yang menyebabkan

DIY boleh jadi dinobatkan sebagai Provinsi dengan bentuklahan terlengkap di dunia.

Mulai dari kenampakan gunung api merapi di sebelah utara, kenampakan pegunungan

karst Gunugkidul, beberapa sungai besar, pegunungan lipatan di Imogiri, Serta

kenampakan pesisir pantai di sebelah selatan. Salah satu fenomena kepesisiran yang

menakjubkan di Indonesia adalah keberadaan Gumuk Pasir di Pesisir selatan Yogyakarta,

tepatnya di Parangtritis.

Gumuk pasir atau sand dunes merupakan kenampakan yang biasanya terbentuk

pada daerah arid (kering) atau Gurun. Namun menariknya Indonesia yang beriklim tropis

yang notabene beriklim basah memiliki kenampakkan gumuk pasir. Pantai berpasir di

sebelah selatan Yogyakarta hingga sebelah Selatan Kebumen adalah satu-satunya tempat

di Indonesia yang memiliki bentang alam atau memiliki topografi aeolean (topografi asal

proses angin) ini. Pasir-pasir ini merupakan produk dari aktivitas gunung merapi yang

diangkut oleh aliran air sungai yang bermuara di pantai selatan. Kemudian pasir yang

sampai di pinggir laut langsung dihempaskan oleh kuatnya gelombang di laut selatan.

Inilah mengapa di pantai selatan jawa tidak berkembang delta seperti pantai di

Kalimantan.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, penyebab utama terbentuknya gumuk pasir

adalah tenaga angin. Diawali oleh proses akumulasi pasir yang dibawa oleh aliran angin

ke area kepesisiran. Akumulasi tersebut disebabkan oleh turunnya kecepatan angin

karena meningkatnya kekasaran permukaan atau tidak stabilnya aliran udara. Tetapi

pembentukan gumuk pasir di pantai laut selatan tidak bisa terlepas  dari proses air laut.

Materi pasir hitam dari berbagai aliran sungai yang berhulu dari gunung Merapi dan

bermuara di laut selatan akan mengalami proses penggerusan atau penghalusan dengan

1

“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari

adanya gelombang ombak. Deburan ombak dapat mengubah pasir menjadi butiran sangat

halus berukuran 0,02 mikron, sehingga mampu diterbangkan oleh angin dengan

kecepatan 2 m/s.

Gumuk pasir di sepanjang laut selatan adalah fenomena alam yang sangat langka.

Bahkan gumuk pasir dengan karakteristik yang sama hanya dijumpai di meksiko. Sebaran

gumuk pasir pantai selatan ini memanjang dari muara sungai opak hingga parangtritis.

Jarak terdekat gumuk pasir dari pantai sekitar 200 meter dan terjauh 1,8 kilometer.

Sebagai fenomena yang langka Gumuk pasir memiliki fungsi ekologis yang

sangat penting. Ada 3 tempat dengan cadangan air yang melimpah yaitu, daerah di antara 

2 gunung api muda, Daerah berbatuan gamping dan daerah pesisir pantai. Daerah

berpasir seperti ini memiliki kemampuan meloloskan air yang tinggi sehingga

memberikan cadangan air bagi masyarakat pesisir pantai selatan. Selain itu keberadaan

sand dunes (gumuk pasir) dapat meredam hantaman gelombang tsunami, satu kerentanan

bencana di pesisir selatan jawa. Sehingga dengan keberadaan gumuk pasir resiko bencana

tsunami dapat berkurang.

Tapi pembentukan gumuk pasir itu kini menjadi tidak sempurna. Maraknya

kegiatan penambangan pasir di sejumlah aliran sungai, diantaranya penambangan pasir di

aliran sungai opak dan penambangan pasir di sungai penyuplai material tertinggi yakni

sungai progo menyebabkan suplai materi pembentuk gumuk pasir berkurang. Selain itu

pembentukan gumuk pasir juga terganggu oleh pemukiman yang makin tumbuh subur  di

wilayah sekitar. Berdasarkan data, dulu gumuk pasir berbentuk bintang, sejajar dengan

pantai atau bentuk sabit mudah dijumpai. Sekarang bentuk itu memang masih ada, tapi

tidak ideal. Kalaupun ada yang ideal sebagian sudah rusak. Hanya disekitar wilayah

manasik haji saja yang proses pembentukkanya masih ideal. Untuk itu upaya-upaya

konservasi daerah ini dengan cara pembuatan daerah lindung di kawasan ini diharapkan

dapat menyelamatkan keberadaan gumuk pasir ini yang keberadaannya terancam punah.

C. Perumusan Masalah

1. Apakah upaya konservasi lahan Sand dune dengan cara pembuatan daerah lindung

dapat menyelamatkan keberadaannya?

2. Apakah daerah lindung untuk Sand dune ini dapat menarik potensi wisata edukasi?

2

“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari

3. Apakah pembuatan agen pemandu dan perancang perjalanan wisata “Cagar Biosfer

Sand Dune” dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar serta penulis dan

menimbulkan kepedulian terhadap eksistensi Sand dune?

D. Tujuan

1. Konservasi bentuklahan Sand dune

2. Mengembangkan potensi wisata edukasi untuk meningkatkan kepedulian tentang

Sand dune

3. Meningkatkan taraf ekonomi penulis maupun penduduk sekitar

E. Luaran yang Diharapkan

1. Tetap terjaganya bentuklahan Sand dune

2. Munculnya kepedulian masyarakat untuk menjaga eksistensi Sand dune

3. Meningkatkan taraf ekonomi penulis maupun masyarakat sekitar

F. Kegunaan Program

a. Bagi Alam

1. Tetap terjaganya bentuklahan Sand dune

2. Menjaga stabilitas ekosistem

b. Bagi Masyarakat Sekitar

1. Dapat menambah penghasilan

2. Menambah pengetahuan

3. Jika daerah ini terjaga akan mengurangi resiko tsunami dan bencana alam lainnya

c. Bagi Pengguna Jasa

1. Menambah Pengetahuan

2. Dapat ikut serta dalam konservasi lahan ini

3. Menimbulkan rasa cinta dan memiliki akan kekayaan Indonesia pada umumnya

4. Sebagai Wisata edukasi tentang Geoorfologi

d. Bagi Penulis

1. Dapat menambah penghasilan

2. Dapat menambah pengetahuan serta menjadikannya sebagai bahan kajian ilmiah

3

“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari

G. Gambaran Umum Daerah Sasaran

Di Parangtritis terdapat sekitar 190 bentukan gumuk pasir, yang terdiri dari jenis-

jenis barchan 70 buah, longitudinal 80 buah, parabolik 30 buah dan sisir 10 buah.

Masing-masing bentuk tersebut mempunyai cara dan faktor pengontrol pembentukan

yang berbeda. Bentuk parabolik dan sisir dipengaruhi oleh vegetasi yang memotong arah

angin sehingga kecepatan angin di belakang vegetasi kurang. Bentuk barchan dan

longitudinal dipengaruhi oleh aktivitas angin yang bertiup kuat. Barchan mempunyai

proses pembentukan menarik. Mulanya terbentuk gumukpasir longitudinal yang

mempunyai sumbu panjang sejajar dengan arah angin. Berikutnya tubuh gumuk pasir

semakin tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya perputara air di belakang

gumuk, yang menyebabkan terjadinya penggerusan di belakang gumuk. Penggerusan

yang semakin kuat menjadikan penggerusan semakin intensif sehingga dimensi lebar

seimbang dengan dimensi panjang.

Gumuk pasir Parangtritis dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar :

pasif dan aktif. Gumuk pasir aktif menempati sisi timur pada luasan sekitar 70 hektar. Di

sini proses-proses pembentukan gumuk pasir longitudinal dan barchan oleh aktivitas

angin yang bertiup kuat dapat diamati dan dipelajari dengan baik, misalnya struktur

pengendapan permukaan riple mark. Gumuk pasir pasif menempati sisi barat dan selatan

sampai muara Kali Opak pada luasan sekitar 175 hektar. Di sini berkembang gumuk pasir

parabolik dan sisir. Vegetasi yang memotong arah angin tenggara-barat laut

menyebabkan berkurangnya kecepatan angin di belakang vegetasi sehingga terjadi

sedimentasi.

Pohon yang banyak dijumpai dan fungsi serta sebarannya adalah akasia, gliriside

dan tal. Akasia banyak di tepi utara, berbatasan dengan lahan sawah masyarakat.

Gliriside cukup menyebar disebelah utara jalan, nampak sebagai bekas paga rumah, saat

ini diambil sebagai pakan ternak. Pada tanaman gliriside nampak upaya adaptasi tanaman

terhadap rendahnya air (kekeringan) dalam penebalan daun. Tal banyak dibagian sebelah

utara berbatasan dengan pemukiman, sangat sedikit tersisa dalam kondisi alaminya.

Jambu mete dan Kelapa banyak pada daerah perbatasan dengan pemukiman sebelah

4

“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari

utara, juga beberapa di bagian gumuk yang pasif bekas petak-petak pemukiman.

Tanaman yang ditanam untuk melindungi dari pergerakan pasir adalah akasia yang

membentang diperbatasan utara bersebelahan dengan sawah masyarakat. Sedang untuk

melindungi daerah pemukiman banyak digunakan gliriside dan jambu mente.

Kawasan ini dari waktu ke waktu mengalami pertambahan luas, terutama karena

bertambahnya daratan ke arah laut karena besarnya sedimentasi pantai. Sejak tahun 1930-

an sampai 1980-an, garis pantai sepanjang garis pantai Parangtritis sampai Kali Opak

mengalami pergeseran ke arah selatan antara 300 – 500 meter. Pergerakan pantai ini

menjadikan kawassan Parangtritis bertambah sekitar 125 hektar. Namun demikian, sejak

sepuluh tahun terakhir terjadi kecenderungan abrasi, sehingga garis pantai cenderung

bergerak ke utara. Jika dihubungkan dengan persyaratan pembentukan gumuk, maka

abrasi dan penyempitan pantai ini sangat berhubungan dengan berherntinya kontinyuitas

sedimentasi pasir ke laut melalui kali opak. Kondisi ini tentu berhubungan erat dengan

maraknya kegiatan pembangunan sabo dan penambangan di bagian hulu Kali Opak.

Pantai Parangtritis seperti halnya kawasan pantai landai di belahan selatan pulau

Jawa lainnya, merupakan kawasan rawan bencana tsunami (gelombang pasang) jenis near

field tsunami; yaitu gelombang pasang dengan waktu tempuh antara 20 sampai 40 menit,

dengan jumlah gelombang jamak 5 sampai 12 kali. Karena itu, pengembangan kawasan

ini perlu perencanaan yang baik sehingga tidak memicu terjadinya akumulasi penduduk

dan tumbuhnya pemukiman baru. Akibatnya jika terjadi bencana akan memungkinkan

korban menjadi sangat besar. Sementara kita ketahui bahwa metoda perlidungan alam

atas bencana gelombang pasang di kawasan itu tidak baik, sedangkan metoda

perlindungan buatan tidak dapat dibuat sederhana karena bentuk pantai yang terbuka.

Dari sisi ilmu kebumian lainnya, kawasan ini bernilai sangat luar biasa. Karena

keluar-biasaan dan kekhasan gumuk pasirnya, kawasan itu layak ditetapkan

sebagai cagar biosfer; tempat kita bisa belajar sekaligus menikmati kekhasan

ekosistemnya. Menurut draft Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi (RSTRP) Daerah

Istimewa Yogyakarta 2006, kawasan ini merupakan bagian dari kawa san lindung

setempat, sub kawasan konservasi sempadan pantai di Kabupaten Bantul dengan luas

1968 hektar. Permasalahan yang ada menurut RSTRP itu pula adalah kondisi saat ini

5

“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari

yang berfungsi sebagai kawasan pariwisata, dan belum ada usaha perlindungan sesuai

dengan fungsi semula sebagai kawasan lindung setempat. Menurut RSTRP ini pula perlu

dilakukan arahan kebijakan untuk peningkatan usaha konservasi kawasan pantai berpasir,

pengembangan wisata alam dan pengembangan pertanian tanaman pantai. Oleh karena

itu kami menganggap adalah suatu kewajaran menetapkan kawasan lindung ini sebagai

cagar biosfer. Sebaliknya, ironi jika kawasan menurut RSTRP seharusnya dikembangkan

menjadi kawasan lindung setempat, dibatalkan begitu saja.

Pencagaran adalah suatu tawaran dan harapan. Kenyataan riilnya pemerintah telah

menggunakan logika yang jungkir-balik dalam membuat kebijakan. Melalui HGB 30

tahun ke Bupati Bantul dan HPL ke PT Awani Dream, kawasan itu di calonkan sebagai

kawasan wisata moderen; yang mengesampingkan fungsi kawasan cagar budaya dan

cagar biosfer, walaupun sebenarnya perundangan di atasnya menetapkan sebagai

kawasan lindung bawahan. Pembalikan logika itu dipertegas dengan rencana

mencadangkan gumuk pasir di Pandansimo untuk dicagarkan. Padahal tempat itu yang

dari sisi kekuatan khas gumuk pasirnya tidak ada sama sekali. Ketidakjelasan ini

dipertegas dengan pemerintah mensepakati dua lokasi pendaratan dan pelelangan ikan

dengan jarak yang saling berdekatan. Kebijakan ini menjadikan ekosistem gumukpasir ini

menjadi semakin tertekan.

Kondisi perekonomian yang belum kembali normal mengajak kita untuk berfikir

ulang dalam melakukan konservasi kawasan. Bagaimana jika kawasan khas itu

dikonservasi dengan memberi peran dan bermanfaat bagi masyarakat? Setidaknya

mengajak masyarakat gumuk pasir untuk memanfaatkan kembali gumuk pasir pasif

sekaligus melakukan konservasi ekosistem itu. Sudah saatnya kita berbagi kapling dalam

zonasi-zonasi pemanfaatan dengan batasan-batasan yang cukup ketat, yang seluruhnya

ramah ekosistem pantai. Oleh karenanya perlu didukung dan diatur kembali berbagai

aktifitas yang berbasis masyarakat : pertanian, perikanan dan pariwisata.

H. Metode Pelaksanaan Program

1. Tahapan Program

a. `Sosialisasi

6

“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari

Pada tahapan ini sosialisasi akan dilakukan pada tokoh masyarakat

setempat, masyarakat serta pemerintah terkait akan usaha bidang jasa yang akan

di dirikan ini, Sosialisasi ini adalah cara efektif untuk membina hubungan baik

dengan masyarakat sekitar maupun pemerintah. Selain itu pada tahap sosialisasi

ini juga di harapkan dapat menjaring bibit-bibit unggul masyarakat yang bisa di

pekerjakan sebagai tour guide dalam program ini.

b. Penjaringan Masyarakat

Dalam tahap ini penulis menjaring masyarakat sekitar yang mau dan

mampu di pekerjakan sebagai tour guide untuk upaya pengembangan wisata

daerah “Cagar Biosfer Sand Dune” , selain itu penjaringan masyarakat ini

dimaksudkan juga untuk meng-edukasi masyarakat terkait konservasi tempat ini.

c. Pembuatan Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana yang dibuat untuk kegiatan penyedia jasa pariwisata

ini adalah pembuatan katalog, brosur, flyer maupun blog yang dapat di akses

dengan mudah serta untuk tujuan publikasi dan promosi .

d. Pemasaran

Tahap ini dilakaukan penulis utamanya melalui media online dan social

media serta melakukan pendekatan ke institusi institusi akademis untuk

menyebarkan bosur dan flyer tentang program tour ini yang adalah wisata

berbasis konservasi alam.

2. Lokasi Pelaksanaan

Kegiatan tour akan dilakukan di Parangwedang, Dataran tinggi Gumbirowati,

sepanjang pantai parangtritis, Gumuk pasir, dan di akhiri dengan menyantap ikan

bakar di pantai depok.

3. Peserta Tour

Peserta tour diharapkan adalah rombongan kecil maupun rombongan besar

dengan jumlah minimal 5 orang dengan 1 guide pendamping, di utamakan berasal

dari akademisi-akademisi guna menunjang keilmuannya agar dapat membantu

konservasi daerah Sand dune.

7

“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari

I. Jadwal Pelaksanaan

No Jenis Kegiatan

Bulan

Bulan ke-1

Bulan ke-2

Bulan ke-3 Bulan ke-4 Bulan ke-5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Sosialisasi

Koordinasi

Kunjungan ke Kepala Desa

Sosialisasi elemen masyarakat

2. Penjaringan Masyarakat

Pendataan Calon Pemandu Wisata

Persiapan

Pelatihan

3. Pembuatan Materi Sosialisasi (Brosur,Flyer, blog, Web)

Marketing

J. Konsep Tour Yang Ditawarkan

Tour yang ditawarkan adalah sebagai berikut:

Kunjungan dimulai di Parangwedang, Dataran tinggi Gumbirowati, Puncak acara

nya dilakukan di sepanjang pantai parangtritis, di lanjutkan dengan pengetahuan tentang

8

“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari

cara konservasi dan kunjungan ke Gumuk pasir yang terletak di timur pantai parangtritis,

dan di akhiri dengan menyantap ikan bakar di pantai depok.

9

“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari

K. Rancangan Biyaya

No Jenis Volume Harga (Rp) Biaya (Rp)

1. Persiapan Program

a. Kesekretariatan

Pencetakan proposal 1 Rp 40.000,00 Rp 40.000,00

Penggandaan 6 Rp 10.000,00 Rp 60.000,00

Penjilidan proposal 6 Rp 5.000,00 Rp 30.000,00

Kertas A4 1 Rim 1 Rp 50.000,00 Rp 50.000,00

Tinta Print 1 Rp 50.000,00 Rp 50.000,00

Sub Total Rp 230.000,00

2. Pelaksanaan Program

a. Pembuatan Modul Diklat Untuk Guide

30 Rp. 10.000 Rp. 300.000

b. Transportasi

Pelaksanaan 10 Rp 50.000,00 Rp 500.000,00

c. Media Promosi

Poster Program 5 Rp 10.000,00 Rp 50.000,00

Banner Program 3 Rp 100.000,00 Rp 300.000,00

Pamflet 1 Rp 100.000,00 Rp 100.000,00

Pembuatan website 1 Rp300,000,00 Rp 300.000,00

Total Rp1.750.000,00

10

“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari

11