sand dune
-
Upload
poppy-purnama -
Category
Documents
-
view
145 -
download
1
Transcript of sand dune
“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari
A. Judul Proposal: Upaya Konservasi Gumuk Pasir (Sand Dune) Timur Pantai Parangtritis
Serta Pengembangan Potensi Wisata “Cagar Biosfer Sand Dune”, Desa Parangtritis,
Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
B. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan ragam kenampakan topografi yang sangat tinggi.
Dari kesepuluh klasifikasi bentuklahan yang ada di dunia semua ada di Indonesia.
Bahkan 8 diantaranya ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini yang menyebabkan
DIY boleh jadi dinobatkan sebagai Provinsi dengan bentuklahan terlengkap di dunia.
Mulai dari kenampakan gunung api merapi di sebelah utara, kenampakan pegunungan
karst Gunugkidul, beberapa sungai besar, pegunungan lipatan di Imogiri, Serta
kenampakan pesisir pantai di sebelah selatan. Salah satu fenomena kepesisiran yang
menakjubkan di Indonesia adalah keberadaan Gumuk Pasir di Pesisir selatan Yogyakarta,
tepatnya di Parangtritis.
Gumuk pasir atau sand dunes merupakan kenampakan yang biasanya terbentuk
pada daerah arid (kering) atau Gurun. Namun menariknya Indonesia yang beriklim tropis
yang notabene beriklim basah memiliki kenampakkan gumuk pasir. Pantai berpasir di
sebelah selatan Yogyakarta hingga sebelah Selatan Kebumen adalah satu-satunya tempat
di Indonesia yang memiliki bentang alam atau memiliki topografi aeolean (topografi asal
proses angin) ini. Pasir-pasir ini merupakan produk dari aktivitas gunung merapi yang
diangkut oleh aliran air sungai yang bermuara di pantai selatan. Kemudian pasir yang
sampai di pinggir laut langsung dihempaskan oleh kuatnya gelombang di laut selatan.
Inilah mengapa di pantai selatan jawa tidak berkembang delta seperti pantai di
Kalimantan.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, penyebab utama terbentuknya gumuk pasir
adalah tenaga angin. Diawali oleh proses akumulasi pasir yang dibawa oleh aliran angin
ke area kepesisiran. Akumulasi tersebut disebabkan oleh turunnya kecepatan angin
karena meningkatnya kekasaran permukaan atau tidak stabilnya aliran udara. Tetapi
pembentukan gumuk pasir di pantai laut selatan tidak bisa terlepas dari proses air laut.
Materi pasir hitam dari berbagai aliran sungai yang berhulu dari gunung Merapi dan
bermuara di laut selatan akan mengalami proses penggerusan atau penghalusan dengan
1
“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari
adanya gelombang ombak. Deburan ombak dapat mengubah pasir menjadi butiran sangat
halus berukuran 0,02 mikron, sehingga mampu diterbangkan oleh angin dengan
kecepatan 2 m/s.
Gumuk pasir di sepanjang laut selatan adalah fenomena alam yang sangat langka.
Bahkan gumuk pasir dengan karakteristik yang sama hanya dijumpai di meksiko. Sebaran
gumuk pasir pantai selatan ini memanjang dari muara sungai opak hingga parangtritis.
Jarak terdekat gumuk pasir dari pantai sekitar 200 meter dan terjauh 1,8 kilometer.
Sebagai fenomena yang langka Gumuk pasir memiliki fungsi ekologis yang
sangat penting. Ada 3 tempat dengan cadangan air yang melimpah yaitu, daerah di antara
2 gunung api muda, Daerah berbatuan gamping dan daerah pesisir pantai. Daerah
berpasir seperti ini memiliki kemampuan meloloskan air yang tinggi sehingga
memberikan cadangan air bagi masyarakat pesisir pantai selatan. Selain itu keberadaan
sand dunes (gumuk pasir) dapat meredam hantaman gelombang tsunami, satu kerentanan
bencana di pesisir selatan jawa. Sehingga dengan keberadaan gumuk pasir resiko bencana
tsunami dapat berkurang.
Tapi pembentukan gumuk pasir itu kini menjadi tidak sempurna. Maraknya
kegiatan penambangan pasir di sejumlah aliran sungai, diantaranya penambangan pasir di
aliran sungai opak dan penambangan pasir di sungai penyuplai material tertinggi yakni
sungai progo menyebabkan suplai materi pembentuk gumuk pasir berkurang. Selain itu
pembentukan gumuk pasir juga terganggu oleh pemukiman yang makin tumbuh subur di
wilayah sekitar. Berdasarkan data, dulu gumuk pasir berbentuk bintang, sejajar dengan
pantai atau bentuk sabit mudah dijumpai. Sekarang bentuk itu memang masih ada, tapi
tidak ideal. Kalaupun ada yang ideal sebagian sudah rusak. Hanya disekitar wilayah
manasik haji saja yang proses pembentukkanya masih ideal. Untuk itu upaya-upaya
konservasi daerah ini dengan cara pembuatan daerah lindung di kawasan ini diharapkan
dapat menyelamatkan keberadaan gumuk pasir ini yang keberadaannya terancam punah.
C. Perumusan Masalah
1. Apakah upaya konservasi lahan Sand dune dengan cara pembuatan daerah lindung
dapat menyelamatkan keberadaannya?
2. Apakah daerah lindung untuk Sand dune ini dapat menarik potensi wisata edukasi?
2
“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari
3. Apakah pembuatan agen pemandu dan perancang perjalanan wisata “Cagar Biosfer
Sand Dune” dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar serta penulis dan
menimbulkan kepedulian terhadap eksistensi Sand dune?
D. Tujuan
1. Konservasi bentuklahan Sand dune
2. Mengembangkan potensi wisata edukasi untuk meningkatkan kepedulian tentang
Sand dune
3. Meningkatkan taraf ekonomi penulis maupun penduduk sekitar
E. Luaran yang Diharapkan
1. Tetap terjaganya bentuklahan Sand dune
2. Munculnya kepedulian masyarakat untuk menjaga eksistensi Sand dune
3. Meningkatkan taraf ekonomi penulis maupun masyarakat sekitar
F. Kegunaan Program
a. Bagi Alam
1. Tetap terjaganya bentuklahan Sand dune
2. Menjaga stabilitas ekosistem
b. Bagi Masyarakat Sekitar
1. Dapat menambah penghasilan
2. Menambah pengetahuan
3. Jika daerah ini terjaga akan mengurangi resiko tsunami dan bencana alam lainnya
c. Bagi Pengguna Jasa
1. Menambah Pengetahuan
2. Dapat ikut serta dalam konservasi lahan ini
3. Menimbulkan rasa cinta dan memiliki akan kekayaan Indonesia pada umumnya
4. Sebagai Wisata edukasi tentang Geoorfologi
d. Bagi Penulis
1. Dapat menambah penghasilan
2. Dapat menambah pengetahuan serta menjadikannya sebagai bahan kajian ilmiah
3
“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari
G. Gambaran Umum Daerah Sasaran
Di Parangtritis terdapat sekitar 190 bentukan gumuk pasir, yang terdiri dari jenis-
jenis barchan 70 buah, longitudinal 80 buah, parabolik 30 buah dan sisir 10 buah.
Masing-masing bentuk tersebut mempunyai cara dan faktor pengontrol pembentukan
yang berbeda. Bentuk parabolik dan sisir dipengaruhi oleh vegetasi yang memotong arah
angin sehingga kecepatan angin di belakang vegetasi kurang. Bentuk barchan dan
longitudinal dipengaruhi oleh aktivitas angin yang bertiup kuat. Barchan mempunyai
proses pembentukan menarik. Mulanya terbentuk gumukpasir longitudinal yang
mempunyai sumbu panjang sejajar dengan arah angin. Berikutnya tubuh gumuk pasir
semakin tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya perputara air di belakang
gumuk, yang menyebabkan terjadinya penggerusan di belakang gumuk. Penggerusan
yang semakin kuat menjadikan penggerusan semakin intensif sehingga dimensi lebar
seimbang dengan dimensi panjang.
Gumuk pasir Parangtritis dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar :
pasif dan aktif. Gumuk pasir aktif menempati sisi timur pada luasan sekitar 70 hektar. Di
sini proses-proses pembentukan gumuk pasir longitudinal dan barchan oleh aktivitas
angin yang bertiup kuat dapat diamati dan dipelajari dengan baik, misalnya struktur
pengendapan permukaan riple mark. Gumuk pasir pasif menempati sisi barat dan selatan
sampai muara Kali Opak pada luasan sekitar 175 hektar. Di sini berkembang gumuk pasir
parabolik dan sisir. Vegetasi yang memotong arah angin tenggara-barat laut
menyebabkan berkurangnya kecepatan angin di belakang vegetasi sehingga terjadi
sedimentasi.
Pohon yang banyak dijumpai dan fungsi serta sebarannya adalah akasia, gliriside
dan tal. Akasia banyak di tepi utara, berbatasan dengan lahan sawah masyarakat.
Gliriside cukup menyebar disebelah utara jalan, nampak sebagai bekas paga rumah, saat
ini diambil sebagai pakan ternak. Pada tanaman gliriside nampak upaya adaptasi tanaman
terhadap rendahnya air (kekeringan) dalam penebalan daun. Tal banyak dibagian sebelah
utara berbatasan dengan pemukiman, sangat sedikit tersisa dalam kondisi alaminya.
Jambu mete dan Kelapa banyak pada daerah perbatasan dengan pemukiman sebelah
4
“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari
utara, juga beberapa di bagian gumuk yang pasif bekas petak-petak pemukiman.
Tanaman yang ditanam untuk melindungi dari pergerakan pasir adalah akasia yang
membentang diperbatasan utara bersebelahan dengan sawah masyarakat. Sedang untuk
melindungi daerah pemukiman banyak digunakan gliriside dan jambu mente.
Kawasan ini dari waktu ke waktu mengalami pertambahan luas, terutama karena
bertambahnya daratan ke arah laut karena besarnya sedimentasi pantai. Sejak tahun 1930-
an sampai 1980-an, garis pantai sepanjang garis pantai Parangtritis sampai Kali Opak
mengalami pergeseran ke arah selatan antara 300 – 500 meter. Pergerakan pantai ini
menjadikan kawassan Parangtritis bertambah sekitar 125 hektar. Namun demikian, sejak
sepuluh tahun terakhir terjadi kecenderungan abrasi, sehingga garis pantai cenderung
bergerak ke utara. Jika dihubungkan dengan persyaratan pembentukan gumuk, maka
abrasi dan penyempitan pantai ini sangat berhubungan dengan berherntinya kontinyuitas
sedimentasi pasir ke laut melalui kali opak. Kondisi ini tentu berhubungan erat dengan
maraknya kegiatan pembangunan sabo dan penambangan di bagian hulu Kali Opak.
Pantai Parangtritis seperti halnya kawasan pantai landai di belahan selatan pulau
Jawa lainnya, merupakan kawasan rawan bencana tsunami (gelombang pasang) jenis near
field tsunami; yaitu gelombang pasang dengan waktu tempuh antara 20 sampai 40 menit,
dengan jumlah gelombang jamak 5 sampai 12 kali. Karena itu, pengembangan kawasan
ini perlu perencanaan yang baik sehingga tidak memicu terjadinya akumulasi penduduk
dan tumbuhnya pemukiman baru. Akibatnya jika terjadi bencana akan memungkinkan
korban menjadi sangat besar. Sementara kita ketahui bahwa metoda perlidungan alam
atas bencana gelombang pasang di kawasan itu tidak baik, sedangkan metoda
perlindungan buatan tidak dapat dibuat sederhana karena bentuk pantai yang terbuka.
Dari sisi ilmu kebumian lainnya, kawasan ini bernilai sangat luar biasa. Karena
keluar-biasaan dan kekhasan gumuk pasirnya, kawasan itu layak ditetapkan
sebagai cagar biosfer; tempat kita bisa belajar sekaligus menikmati kekhasan
ekosistemnya. Menurut draft Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi (RSTRP) Daerah
Istimewa Yogyakarta 2006, kawasan ini merupakan bagian dari kawa san lindung
setempat, sub kawasan konservasi sempadan pantai di Kabupaten Bantul dengan luas
1968 hektar. Permasalahan yang ada menurut RSTRP itu pula adalah kondisi saat ini
5
“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari
yang berfungsi sebagai kawasan pariwisata, dan belum ada usaha perlindungan sesuai
dengan fungsi semula sebagai kawasan lindung setempat. Menurut RSTRP ini pula perlu
dilakukan arahan kebijakan untuk peningkatan usaha konservasi kawasan pantai berpasir,
pengembangan wisata alam dan pengembangan pertanian tanaman pantai. Oleh karena
itu kami menganggap adalah suatu kewajaran menetapkan kawasan lindung ini sebagai
cagar biosfer. Sebaliknya, ironi jika kawasan menurut RSTRP seharusnya dikembangkan
menjadi kawasan lindung setempat, dibatalkan begitu saja.
Pencagaran adalah suatu tawaran dan harapan. Kenyataan riilnya pemerintah telah
menggunakan logika yang jungkir-balik dalam membuat kebijakan. Melalui HGB 30
tahun ke Bupati Bantul dan HPL ke PT Awani Dream, kawasan itu di calonkan sebagai
kawasan wisata moderen; yang mengesampingkan fungsi kawasan cagar budaya dan
cagar biosfer, walaupun sebenarnya perundangan di atasnya menetapkan sebagai
kawasan lindung bawahan. Pembalikan logika itu dipertegas dengan rencana
mencadangkan gumuk pasir di Pandansimo untuk dicagarkan. Padahal tempat itu yang
dari sisi kekuatan khas gumuk pasirnya tidak ada sama sekali. Ketidakjelasan ini
dipertegas dengan pemerintah mensepakati dua lokasi pendaratan dan pelelangan ikan
dengan jarak yang saling berdekatan. Kebijakan ini menjadikan ekosistem gumukpasir ini
menjadi semakin tertekan.
Kondisi perekonomian yang belum kembali normal mengajak kita untuk berfikir
ulang dalam melakukan konservasi kawasan. Bagaimana jika kawasan khas itu
dikonservasi dengan memberi peran dan bermanfaat bagi masyarakat? Setidaknya
mengajak masyarakat gumuk pasir untuk memanfaatkan kembali gumuk pasir pasif
sekaligus melakukan konservasi ekosistem itu. Sudah saatnya kita berbagi kapling dalam
zonasi-zonasi pemanfaatan dengan batasan-batasan yang cukup ketat, yang seluruhnya
ramah ekosistem pantai. Oleh karenanya perlu didukung dan diatur kembali berbagai
aktifitas yang berbasis masyarakat : pertanian, perikanan dan pariwisata.
H. Metode Pelaksanaan Program
1. Tahapan Program
a. `Sosialisasi
6
“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari
Pada tahapan ini sosialisasi akan dilakukan pada tokoh masyarakat
setempat, masyarakat serta pemerintah terkait akan usaha bidang jasa yang akan
di dirikan ini, Sosialisasi ini adalah cara efektif untuk membina hubungan baik
dengan masyarakat sekitar maupun pemerintah. Selain itu pada tahap sosialisasi
ini juga di harapkan dapat menjaring bibit-bibit unggul masyarakat yang bisa di
pekerjakan sebagai tour guide dalam program ini.
b. Penjaringan Masyarakat
Dalam tahap ini penulis menjaring masyarakat sekitar yang mau dan
mampu di pekerjakan sebagai tour guide untuk upaya pengembangan wisata
daerah “Cagar Biosfer Sand Dune” , selain itu penjaringan masyarakat ini
dimaksudkan juga untuk meng-edukasi masyarakat terkait konservasi tempat ini.
c. Pembuatan Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana yang dibuat untuk kegiatan penyedia jasa pariwisata
ini adalah pembuatan katalog, brosur, flyer maupun blog yang dapat di akses
dengan mudah serta untuk tujuan publikasi dan promosi .
d. Pemasaran
Tahap ini dilakaukan penulis utamanya melalui media online dan social
media serta melakukan pendekatan ke institusi institusi akademis untuk
menyebarkan bosur dan flyer tentang program tour ini yang adalah wisata
berbasis konservasi alam.
2. Lokasi Pelaksanaan
Kegiatan tour akan dilakukan di Parangwedang, Dataran tinggi Gumbirowati,
sepanjang pantai parangtritis, Gumuk pasir, dan di akhiri dengan menyantap ikan
bakar di pantai depok.
3. Peserta Tour
Peserta tour diharapkan adalah rombongan kecil maupun rombongan besar
dengan jumlah minimal 5 orang dengan 1 guide pendamping, di utamakan berasal
dari akademisi-akademisi guna menunjang keilmuannya agar dapat membantu
konservasi daerah Sand dune.
7
“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari
I. Jadwal Pelaksanaan
No Jenis Kegiatan
Bulan
Bulan ke-1
Bulan ke-2
Bulan ke-3 Bulan ke-4 Bulan ke-5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Sosialisasi
Koordinasi
Kunjungan ke Kepala Desa
Sosialisasi elemen masyarakat
2. Penjaringan Masyarakat
Pendataan Calon Pemandu Wisata
Persiapan
Pelatihan
3. Pembuatan Materi Sosialisasi (Brosur,Flyer, blog, Web)
Marketing
J. Konsep Tour Yang Ditawarkan
Tour yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
Kunjungan dimulai di Parangwedang, Dataran tinggi Gumbirowati, Puncak acara
nya dilakukan di sepanjang pantai parangtritis, di lanjutkan dengan pengetahuan tentang
8
“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari
cara konservasi dan kunjungan ke Gumuk pasir yang terletak di timur pantai parangtritis,
dan di akhiri dengan menyantap ikan bakar di pantai depok.
9
“Cagar Biosfer Sand Dune” Poppy Purnama Sari
K. Rancangan Biyaya
No Jenis Volume Harga (Rp) Biaya (Rp)
1. Persiapan Program
a. Kesekretariatan
Pencetakan proposal 1 Rp 40.000,00 Rp 40.000,00
Penggandaan 6 Rp 10.000,00 Rp 60.000,00
Penjilidan proposal 6 Rp 5.000,00 Rp 30.000,00
Kertas A4 1 Rim 1 Rp 50.000,00 Rp 50.000,00
Tinta Print 1 Rp 50.000,00 Rp 50.000,00
Sub Total Rp 230.000,00
2. Pelaksanaan Program
a. Pembuatan Modul Diklat Untuk Guide
30 Rp. 10.000 Rp. 300.000
b. Transportasi
Pelaksanaan 10 Rp 50.000,00 Rp 500.000,00
c. Media Promosi
Poster Program 5 Rp 10.000,00 Rp 50.000,00
Banner Program 3 Rp 100.000,00 Rp 300.000,00
Pamflet 1 Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
Pembuatan website 1 Rp300,000,00 Rp 300.000,00
Total Rp1.750.000,00
10