SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

44
i EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes IN VITRO Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Disusun Oleh: SAMROTUL FUADI NIM: 1111103000022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Transcript of SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

Page 1: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

i

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper

betle L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

Streptococcus pyogenes IN VITRO

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Disusun Oleh

SAMROTUL FUADI

NIM 1111103000022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H2014 M

ii

iii

iv

v

KATA PENGANTAR

Assalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha

Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang tiada

hentinya kepada manusia Terutama nikmat akal yang menjadikan manusia sebagai

makhluk yang paling sempurna Dengan nikmat akal tersebutlah kita dituntut untuk

dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa menyimpang dari perintah-Nya

Shalawat serta salam penulis sanjungkan bagi makhluk termulia junjungan kita

Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini yang

berjudul ldquoEfektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pyogenesrdquo Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

1 Prof DR (hc) dr MK Tadjudin SpAnd selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 dr Witri Ardini MGizi SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter serta seluruh dosen atas bimbingan yang diberikan selama penulis

menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

3 dr Intan Keumala Dewi SpMK selaku Pembimbing Pertama dan Bu Endah

Wulandari MBiomed selaku Pembimbing Kedua yang dengan sabar

membimbing dan mengarahkan dalam proses penyelesaian laporan

penelitian ini

4 Dr Flori Ratna Sari PhD selaku penanggung jawab riset Program Studi

Pendidikan Dokter 2011 yang tidak pernah bosan untuk selalu mem follow-

up perkembangan dan kendala riset pada setiap akhir modul

5 Orang tua (Drs H Abdul Hamid Zahid dan Dra Hj Armiati) yang selalu

memberi doa motivasi super dan semangat tiada batas hingga laporan ini

dapat terselesaikan dengan baik

vi

6 Teman satu tim riset Rissa Adinda Putri Nikken Rima Oktavia

Marrsquoaturrahmah Siti Nashratul Kamillah Indra Fauzi yang selalu

mendukung satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga

laporan ini dapat terselesaikan

7 Laboran dan OB khususnya Mbak Novi dan Pak Bacok yang sudah banyak

membantu selama melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi

Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak

lain yang memerlukan Namun penulis juga mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun untuk kemajuan wawasan ilmu pengetahuan

Jakarta 15 September 2014

Penulis

vii

ABSTRAK

Samrotul Fuadi Program Studi Pendidikan Dokter EFEKTIVITAS

EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP

PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes 2014

Pendahuluan Daun sirih hijau telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia

sebagai obat tradisional Ekstrak daun sirih dilaporkan memiliki daya antibakteri

yang terdiri dari phenol dan senyawa turunannya Streptococcus pyogenes adalah

bakteri penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu Faringitis Tujuan

Mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan

bakteri Streptococcus pyogenes Metodologi Penelitian ini menggunakan desain

Eksperimental Daun sirih hijau 1000 g diekstraksi menggunakan metode maserasi

menghasilkan 365 g ekstrak kental Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

(25 50 75 100) pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan

eritromisin sebagai kontrol positif diuji aktivitas antibakterinya terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada agar darah dengan metode disc

diffusion Hasil Terdapat zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau (Piper betle L) Analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney

menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat bermakna (plt005) antara berbagai

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes Kesimpulan Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau (Piper betle L) dengan pelarut etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

Kata Kunci Daun sirih hijau Streptococcus pyogenes disc diffusion

viii

ABSTRACT

Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper

betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014

Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional

regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect

by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent

responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis

Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus

pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000

g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various

concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative

control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the

inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc

diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of

Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)

of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to

Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences

between various concentrations of extract erythromycin as positive control and

ethanol 96 as negative control

Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits

Streptococcus pyogenes growth

Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul i

Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii

Lembar Persetujuan Pembimbing iii

Lembar Pengesahan iv

Kata pengantar v

Abstrak vii

Abstract viii

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Grafik xii

Daftar Gambar xiii

Daftar Bagan xiv

Daftar Lampiran xv

Bab I Pendahuluan

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan 2

131 Tujuan umum 2

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

Bab II Tinjauan Pustaka 4

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5

212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5

22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6

23 Faringitis 7

24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8

25 Metode Pengujian Antibakteri 9

26 Kerangka Teori 11

27 Kerangka Konsep 12

28 Definisi Operasional 12

Bab III Metodologi Penelitian 14

31 Desain Penelitian 14

32 Tempat dan Waktu Penelitian 14

33 Identifikasi Variabel 14

x

331 Variabel Bebas 14

332 Variabel Terikat 14

34 Alat dan Bahan 14

341 Alat 14

342 Bahan 15

35 Alur Penelitian 15

36 Cara Kerja Penelitian 16

361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16

365 Pembuatan Stok Bakteri 17

366 Tahap Pengujian 17

37 Analisis Data 17

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19

Bab V Simpulan dan Saran 24

51 Simpulan 24

52 Saran 24

Daftar Pustaka 25

Lampiran 27

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4

Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6

Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100

(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan

Streptococcus pyogenes 19

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 26 Kerangka Teori 11

Bagan 27 Kerangka Konsep 12

Bagan 35 Alur Penelitian 15

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 2: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

ii

iii

iv

v

KATA PENGANTAR

Assalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha

Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang tiada

hentinya kepada manusia Terutama nikmat akal yang menjadikan manusia sebagai

makhluk yang paling sempurna Dengan nikmat akal tersebutlah kita dituntut untuk

dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa menyimpang dari perintah-Nya

Shalawat serta salam penulis sanjungkan bagi makhluk termulia junjungan kita

Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini yang

berjudul ldquoEfektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pyogenesrdquo Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

1 Prof DR (hc) dr MK Tadjudin SpAnd selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 dr Witri Ardini MGizi SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter serta seluruh dosen atas bimbingan yang diberikan selama penulis

menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

3 dr Intan Keumala Dewi SpMK selaku Pembimbing Pertama dan Bu Endah

Wulandari MBiomed selaku Pembimbing Kedua yang dengan sabar

membimbing dan mengarahkan dalam proses penyelesaian laporan

penelitian ini

4 Dr Flori Ratna Sari PhD selaku penanggung jawab riset Program Studi

Pendidikan Dokter 2011 yang tidak pernah bosan untuk selalu mem follow-

up perkembangan dan kendala riset pada setiap akhir modul

5 Orang tua (Drs H Abdul Hamid Zahid dan Dra Hj Armiati) yang selalu

memberi doa motivasi super dan semangat tiada batas hingga laporan ini

dapat terselesaikan dengan baik

vi

6 Teman satu tim riset Rissa Adinda Putri Nikken Rima Oktavia

Marrsquoaturrahmah Siti Nashratul Kamillah Indra Fauzi yang selalu

mendukung satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga

laporan ini dapat terselesaikan

7 Laboran dan OB khususnya Mbak Novi dan Pak Bacok yang sudah banyak

membantu selama melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi

Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak

lain yang memerlukan Namun penulis juga mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun untuk kemajuan wawasan ilmu pengetahuan

Jakarta 15 September 2014

Penulis

vii

ABSTRAK

Samrotul Fuadi Program Studi Pendidikan Dokter EFEKTIVITAS

EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP

PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes 2014

Pendahuluan Daun sirih hijau telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia

sebagai obat tradisional Ekstrak daun sirih dilaporkan memiliki daya antibakteri

yang terdiri dari phenol dan senyawa turunannya Streptococcus pyogenes adalah

bakteri penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu Faringitis Tujuan

Mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan

bakteri Streptococcus pyogenes Metodologi Penelitian ini menggunakan desain

Eksperimental Daun sirih hijau 1000 g diekstraksi menggunakan metode maserasi

menghasilkan 365 g ekstrak kental Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

(25 50 75 100) pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan

eritromisin sebagai kontrol positif diuji aktivitas antibakterinya terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada agar darah dengan metode disc

diffusion Hasil Terdapat zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau (Piper betle L) Analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney

menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat bermakna (plt005) antara berbagai

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes Kesimpulan Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau (Piper betle L) dengan pelarut etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

Kata Kunci Daun sirih hijau Streptococcus pyogenes disc diffusion

viii

ABSTRACT

Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper

betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014

Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional

regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect

by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent

responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis

Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus

pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000

g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various

concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative

control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the

inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc

diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of

Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)

of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to

Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences

between various concentrations of extract erythromycin as positive control and

ethanol 96 as negative control

Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits

Streptococcus pyogenes growth

Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul i

Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii

Lembar Persetujuan Pembimbing iii

Lembar Pengesahan iv

Kata pengantar v

Abstrak vii

Abstract viii

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Grafik xii

Daftar Gambar xiii

Daftar Bagan xiv

Daftar Lampiran xv

Bab I Pendahuluan

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan 2

131 Tujuan umum 2

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

Bab II Tinjauan Pustaka 4

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5

212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5

22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6

23 Faringitis 7

24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8

25 Metode Pengujian Antibakteri 9

26 Kerangka Teori 11

27 Kerangka Konsep 12

28 Definisi Operasional 12

Bab III Metodologi Penelitian 14

31 Desain Penelitian 14

32 Tempat dan Waktu Penelitian 14

33 Identifikasi Variabel 14

x

331 Variabel Bebas 14

332 Variabel Terikat 14

34 Alat dan Bahan 14

341 Alat 14

342 Bahan 15

35 Alur Penelitian 15

36 Cara Kerja Penelitian 16

361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16

365 Pembuatan Stok Bakteri 17

366 Tahap Pengujian 17

37 Analisis Data 17

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19

Bab V Simpulan dan Saran 24

51 Simpulan 24

52 Saran 24

Daftar Pustaka 25

Lampiran 27

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4

Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6

Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100

(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan

Streptococcus pyogenes 19

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 26 Kerangka Teori 11

Bagan 27 Kerangka Konsep 12

Bagan 35 Alur Penelitian 15

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 3: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

iii

iv

v

KATA PENGANTAR

Assalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha

Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang tiada

hentinya kepada manusia Terutama nikmat akal yang menjadikan manusia sebagai

makhluk yang paling sempurna Dengan nikmat akal tersebutlah kita dituntut untuk

dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa menyimpang dari perintah-Nya

Shalawat serta salam penulis sanjungkan bagi makhluk termulia junjungan kita

Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini yang

berjudul ldquoEfektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pyogenesrdquo Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

1 Prof DR (hc) dr MK Tadjudin SpAnd selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 dr Witri Ardini MGizi SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter serta seluruh dosen atas bimbingan yang diberikan selama penulis

menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

3 dr Intan Keumala Dewi SpMK selaku Pembimbing Pertama dan Bu Endah

Wulandari MBiomed selaku Pembimbing Kedua yang dengan sabar

membimbing dan mengarahkan dalam proses penyelesaian laporan

penelitian ini

4 Dr Flori Ratna Sari PhD selaku penanggung jawab riset Program Studi

Pendidikan Dokter 2011 yang tidak pernah bosan untuk selalu mem follow-

up perkembangan dan kendala riset pada setiap akhir modul

5 Orang tua (Drs H Abdul Hamid Zahid dan Dra Hj Armiati) yang selalu

memberi doa motivasi super dan semangat tiada batas hingga laporan ini

dapat terselesaikan dengan baik

vi

6 Teman satu tim riset Rissa Adinda Putri Nikken Rima Oktavia

Marrsquoaturrahmah Siti Nashratul Kamillah Indra Fauzi yang selalu

mendukung satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga

laporan ini dapat terselesaikan

7 Laboran dan OB khususnya Mbak Novi dan Pak Bacok yang sudah banyak

membantu selama melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi

Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak

lain yang memerlukan Namun penulis juga mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun untuk kemajuan wawasan ilmu pengetahuan

Jakarta 15 September 2014

Penulis

vii

ABSTRAK

Samrotul Fuadi Program Studi Pendidikan Dokter EFEKTIVITAS

EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP

PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes 2014

Pendahuluan Daun sirih hijau telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia

sebagai obat tradisional Ekstrak daun sirih dilaporkan memiliki daya antibakteri

yang terdiri dari phenol dan senyawa turunannya Streptococcus pyogenes adalah

bakteri penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu Faringitis Tujuan

Mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan

bakteri Streptococcus pyogenes Metodologi Penelitian ini menggunakan desain

Eksperimental Daun sirih hijau 1000 g diekstraksi menggunakan metode maserasi

menghasilkan 365 g ekstrak kental Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

(25 50 75 100) pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan

eritromisin sebagai kontrol positif diuji aktivitas antibakterinya terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada agar darah dengan metode disc

diffusion Hasil Terdapat zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau (Piper betle L) Analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney

menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat bermakna (plt005) antara berbagai

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes Kesimpulan Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau (Piper betle L) dengan pelarut etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

Kata Kunci Daun sirih hijau Streptococcus pyogenes disc diffusion

viii

ABSTRACT

Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper

betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014

Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional

regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect

by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent

responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis

Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus

pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000

g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various

concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative

control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the

inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc

diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of

Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)

of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to

Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences

between various concentrations of extract erythromycin as positive control and

ethanol 96 as negative control

Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits

Streptococcus pyogenes growth

Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul i

Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii

Lembar Persetujuan Pembimbing iii

Lembar Pengesahan iv

Kata pengantar v

Abstrak vii

Abstract viii

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Grafik xii

Daftar Gambar xiii

Daftar Bagan xiv

Daftar Lampiran xv

Bab I Pendahuluan

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan 2

131 Tujuan umum 2

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

Bab II Tinjauan Pustaka 4

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5

212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5

22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6

23 Faringitis 7

24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8

25 Metode Pengujian Antibakteri 9

26 Kerangka Teori 11

27 Kerangka Konsep 12

28 Definisi Operasional 12

Bab III Metodologi Penelitian 14

31 Desain Penelitian 14

32 Tempat dan Waktu Penelitian 14

33 Identifikasi Variabel 14

x

331 Variabel Bebas 14

332 Variabel Terikat 14

34 Alat dan Bahan 14

341 Alat 14

342 Bahan 15

35 Alur Penelitian 15

36 Cara Kerja Penelitian 16

361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16

365 Pembuatan Stok Bakteri 17

366 Tahap Pengujian 17

37 Analisis Data 17

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19

Bab V Simpulan dan Saran 24

51 Simpulan 24

52 Saran 24

Daftar Pustaka 25

Lampiran 27

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4

Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6

Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100

(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan

Streptococcus pyogenes 19

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 26 Kerangka Teori 11

Bagan 27 Kerangka Konsep 12

Bagan 35 Alur Penelitian 15

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 4: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

iv

v

KATA PENGANTAR

Assalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha

Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang tiada

hentinya kepada manusia Terutama nikmat akal yang menjadikan manusia sebagai

makhluk yang paling sempurna Dengan nikmat akal tersebutlah kita dituntut untuk

dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa menyimpang dari perintah-Nya

Shalawat serta salam penulis sanjungkan bagi makhluk termulia junjungan kita

Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini yang

berjudul ldquoEfektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pyogenesrdquo Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

1 Prof DR (hc) dr MK Tadjudin SpAnd selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 dr Witri Ardini MGizi SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter serta seluruh dosen atas bimbingan yang diberikan selama penulis

menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

3 dr Intan Keumala Dewi SpMK selaku Pembimbing Pertama dan Bu Endah

Wulandari MBiomed selaku Pembimbing Kedua yang dengan sabar

membimbing dan mengarahkan dalam proses penyelesaian laporan

penelitian ini

4 Dr Flori Ratna Sari PhD selaku penanggung jawab riset Program Studi

Pendidikan Dokter 2011 yang tidak pernah bosan untuk selalu mem follow-

up perkembangan dan kendala riset pada setiap akhir modul

5 Orang tua (Drs H Abdul Hamid Zahid dan Dra Hj Armiati) yang selalu

memberi doa motivasi super dan semangat tiada batas hingga laporan ini

dapat terselesaikan dengan baik

vi

6 Teman satu tim riset Rissa Adinda Putri Nikken Rima Oktavia

Marrsquoaturrahmah Siti Nashratul Kamillah Indra Fauzi yang selalu

mendukung satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga

laporan ini dapat terselesaikan

7 Laboran dan OB khususnya Mbak Novi dan Pak Bacok yang sudah banyak

membantu selama melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi

Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak

lain yang memerlukan Namun penulis juga mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun untuk kemajuan wawasan ilmu pengetahuan

Jakarta 15 September 2014

Penulis

vii

ABSTRAK

Samrotul Fuadi Program Studi Pendidikan Dokter EFEKTIVITAS

EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP

PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes 2014

Pendahuluan Daun sirih hijau telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia

sebagai obat tradisional Ekstrak daun sirih dilaporkan memiliki daya antibakteri

yang terdiri dari phenol dan senyawa turunannya Streptococcus pyogenes adalah

bakteri penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu Faringitis Tujuan

Mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan

bakteri Streptococcus pyogenes Metodologi Penelitian ini menggunakan desain

Eksperimental Daun sirih hijau 1000 g diekstraksi menggunakan metode maserasi

menghasilkan 365 g ekstrak kental Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

(25 50 75 100) pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan

eritromisin sebagai kontrol positif diuji aktivitas antibakterinya terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada agar darah dengan metode disc

diffusion Hasil Terdapat zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau (Piper betle L) Analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney

menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat bermakna (plt005) antara berbagai

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes Kesimpulan Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau (Piper betle L) dengan pelarut etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

Kata Kunci Daun sirih hijau Streptococcus pyogenes disc diffusion

viii

ABSTRACT

Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper

betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014

Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional

regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect

by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent

responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis

Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus

pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000

g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various

concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative

control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the

inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc

diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of

Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)

of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to

Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences

between various concentrations of extract erythromycin as positive control and

ethanol 96 as negative control

Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits

Streptococcus pyogenes growth

Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul i

Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii

Lembar Persetujuan Pembimbing iii

Lembar Pengesahan iv

Kata pengantar v

Abstrak vii

Abstract viii

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Grafik xii

Daftar Gambar xiii

Daftar Bagan xiv

Daftar Lampiran xv

Bab I Pendahuluan

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan 2

131 Tujuan umum 2

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

Bab II Tinjauan Pustaka 4

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5

212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5

22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6

23 Faringitis 7

24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8

25 Metode Pengujian Antibakteri 9

26 Kerangka Teori 11

27 Kerangka Konsep 12

28 Definisi Operasional 12

Bab III Metodologi Penelitian 14

31 Desain Penelitian 14

32 Tempat dan Waktu Penelitian 14

33 Identifikasi Variabel 14

x

331 Variabel Bebas 14

332 Variabel Terikat 14

34 Alat dan Bahan 14

341 Alat 14

342 Bahan 15

35 Alur Penelitian 15

36 Cara Kerja Penelitian 16

361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16

365 Pembuatan Stok Bakteri 17

366 Tahap Pengujian 17

37 Analisis Data 17

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19

Bab V Simpulan dan Saran 24

51 Simpulan 24

52 Saran 24

Daftar Pustaka 25

Lampiran 27

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4

Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6

Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100

(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan

Streptococcus pyogenes 19

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 26 Kerangka Teori 11

Bagan 27 Kerangka Konsep 12

Bagan 35 Alur Penelitian 15

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 5: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

v

KATA PENGANTAR

Assalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha

Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang tiada

hentinya kepada manusia Terutama nikmat akal yang menjadikan manusia sebagai

makhluk yang paling sempurna Dengan nikmat akal tersebutlah kita dituntut untuk

dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa menyimpang dari perintah-Nya

Shalawat serta salam penulis sanjungkan bagi makhluk termulia junjungan kita

Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini yang

berjudul ldquoEfektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pyogenesrdquo Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

1 Prof DR (hc) dr MK Tadjudin SpAnd selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 dr Witri Ardini MGizi SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter serta seluruh dosen atas bimbingan yang diberikan selama penulis

menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

3 dr Intan Keumala Dewi SpMK selaku Pembimbing Pertama dan Bu Endah

Wulandari MBiomed selaku Pembimbing Kedua yang dengan sabar

membimbing dan mengarahkan dalam proses penyelesaian laporan

penelitian ini

4 Dr Flori Ratna Sari PhD selaku penanggung jawab riset Program Studi

Pendidikan Dokter 2011 yang tidak pernah bosan untuk selalu mem follow-

up perkembangan dan kendala riset pada setiap akhir modul

5 Orang tua (Drs H Abdul Hamid Zahid dan Dra Hj Armiati) yang selalu

memberi doa motivasi super dan semangat tiada batas hingga laporan ini

dapat terselesaikan dengan baik

vi

6 Teman satu tim riset Rissa Adinda Putri Nikken Rima Oktavia

Marrsquoaturrahmah Siti Nashratul Kamillah Indra Fauzi yang selalu

mendukung satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga

laporan ini dapat terselesaikan

7 Laboran dan OB khususnya Mbak Novi dan Pak Bacok yang sudah banyak

membantu selama melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi

Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak

lain yang memerlukan Namun penulis juga mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun untuk kemajuan wawasan ilmu pengetahuan

Jakarta 15 September 2014

Penulis

vii

ABSTRAK

Samrotul Fuadi Program Studi Pendidikan Dokter EFEKTIVITAS

EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP

PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes 2014

Pendahuluan Daun sirih hijau telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia

sebagai obat tradisional Ekstrak daun sirih dilaporkan memiliki daya antibakteri

yang terdiri dari phenol dan senyawa turunannya Streptococcus pyogenes adalah

bakteri penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu Faringitis Tujuan

Mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan

bakteri Streptococcus pyogenes Metodologi Penelitian ini menggunakan desain

Eksperimental Daun sirih hijau 1000 g diekstraksi menggunakan metode maserasi

menghasilkan 365 g ekstrak kental Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

(25 50 75 100) pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan

eritromisin sebagai kontrol positif diuji aktivitas antibakterinya terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada agar darah dengan metode disc

diffusion Hasil Terdapat zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau (Piper betle L) Analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney

menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat bermakna (plt005) antara berbagai

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes Kesimpulan Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau (Piper betle L) dengan pelarut etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

Kata Kunci Daun sirih hijau Streptococcus pyogenes disc diffusion

viii

ABSTRACT

Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper

betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014

Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional

regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect

by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent

responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis

Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus

pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000

g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various

concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative

control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the

inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc

diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of

Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)

of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to

Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences

between various concentrations of extract erythromycin as positive control and

ethanol 96 as negative control

Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits

Streptococcus pyogenes growth

Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul i

Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii

Lembar Persetujuan Pembimbing iii

Lembar Pengesahan iv

Kata pengantar v

Abstrak vii

Abstract viii

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Grafik xii

Daftar Gambar xiii

Daftar Bagan xiv

Daftar Lampiran xv

Bab I Pendahuluan

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan 2

131 Tujuan umum 2

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

Bab II Tinjauan Pustaka 4

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5

212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5

22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6

23 Faringitis 7

24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8

25 Metode Pengujian Antibakteri 9

26 Kerangka Teori 11

27 Kerangka Konsep 12

28 Definisi Operasional 12

Bab III Metodologi Penelitian 14

31 Desain Penelitian 14

32 Tempat dan Waktu Penelitian 14

33 Identifikasi Variabel 14

x

331 Variabel Bebas 14

332 Variabel Terikat 14

34 Alat dan Bahan 14

341 Alat 14

342 Bahan 15

35 Alur Penelitian 15

36 Cara Kerja Penelitian 16

361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16

365 Pembuatan Stok Bakteri 17

366 Tahap Pengujian 17

37 Analisis Data 17

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19

Bab V Simpulan dan Saran 24

51 Simpulan 24

52 Saran 24

Daftar Pustaka 25

Lampiran 27

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4

Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6

Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100

(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan

Streptococcus pyogenes 19

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 26 Kerangka Teori 11

Bagan 27 Kerangka Konsep 12

Bagan 35 Alur Penelitian 15

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 6: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

vi

6 Teman satu tim riset Rissa Adinda Putri Nikken Rima Oktavia

Marrsquoaturrahmah Siti Nashratul Kamillah Indra Fauzi yang selalu

mendukung satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga

laporan ini dapat terselesaikan

7 Laboran dan OB khususnya Mbak Novi dan Pak Bacok yang sudah banyak

membantu selama melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi

Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak

lain yang memerlukan Namun penulis juga mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun untuk kemajuan wawasan ilmu pengetahuan

Jakarta 15 September 2014

Penulis

vii

ABSTRAK

Samrotul Fuadi Program Studi Pendidikan Dokter EFEKTIVITAS

EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP

PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes 2014

Pendahuluan Daun sirih hijau telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia

sebagai obat tradisional Ekstrak daun sirih dilaporkan memiliki daya antibakteri

yang terdiri dari phenol dan senyawa turunannya Streptococcus pyogenes adalah

bakteri penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu Faringitis Tujuan

Mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan

bakteri Streptococcus pyogenes Metodologi Penelitian ini menggunakan desain

Eksperimental Daun sirih hijau 1000 g diekstraksi menggunakan metode maserasi

menghasilkan 365 g ekstrak kental Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

(25 50 75 100) pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan

eritromisin sebagai kontrol positif diuji aktivitas antibakterinya terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada agar darah dengan metode disc

diffusion Hasil Terdapat zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau (Piper betle L) Analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney

menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat bermakna (plt005) antara berbagai

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes Kesimpulan Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau (Piper betle L) dengan pelarut etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

Kata Kunci Daun sirih hijau Streptococcus pyogenes disc diffusion

viii

ABSTRACT

Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper

betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014

Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional

regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect

by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent

responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis

Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus

pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000

g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various

concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative

control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the

inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc

diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of

Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)

of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to

Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences

between various concentrations of extract erythromycin as positive control and

ethanol 96 as negative control

Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits

Streptococcus pyogenes growth

Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul i

Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii

Lembar Persetujuan Pembimbing iii

Lembar Pengesahan iv

Kata pengantar v

Abstrak vii

Abstract viii

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Grafik xii

Daftar Gambar xiii

Daftar Bagan xiv

Daftar Lampiran xv

Bab I Pendahuluan

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan 2

131 Tujuan umum 2

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

Bab II Tinjauan Pustaka 4

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5

212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5

22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6

23 Faringitis 7

24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8

25 Metode Pengujian Antibakteri 9

26 Kerangka Teori 11

27 Kerangka Konsep 12

28 Definisi Operasional 12

Bab III Metodologi Penelitian 14

31 Desain Penelitian 14

32 Tempat dan Waktu Penelitian 14

33 Identifikasi Variabel 14

x

331 Variabel Bebas 14

332 Variabel Terikat 14

34 Alat dan Bahan 14

341 Alat 14

342 Bahan 15

35 Alur Penelitian 15

36 Cara Kerja Penelitian 16

361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16

365 Pembuatan Stok Bakteri 17

366 Tahap Pengujian 17

37 Analisis Data 17

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19

Bab V Simpulan dan Saran 24

51 Simpulan 24

52 Saran 24

Daftar Pustaka 25

Lampiran 27

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4

Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6

Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100

(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan

Streptococcus pyogenes 19

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 26 Kerangka Teori 11

Bagan 27 Kerangka Konsep 12

Bagan 35 Alur Penelitian 15

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

vii

ABSTRAK

Samrotul Fuadi Program Studi Pendidikan Dokter EFEKTIVITAS

EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP

PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes 2014

Pendahuluan Daun sirih hijau telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia

sebagai obat tradisional Ekstrak daun sirih dilaporkan memiliki daya antibakteri

yang terdiri dari phenol dan senyawa turunannya Streptococcus pyogenes adalah

bakteri penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu Faringitis Tujuan

Mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan

bakteri Streptococcus pyogenes Metodologi Penelitian ini menggunakan desain

Eksperimental Daun sirih hijau 1000 g diekstraksi menggunakan metode maserasi

menghasilkan 365 g ekstrak kental Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

(25 50 75 100) pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan

eritromisin sebagai kontrol positif diuji aktivitas antibakterinya terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada agar darah dengan metode disc

diffusion Hasil Terdapat zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau (Piper betle L) Analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney

menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat bermakna (plt005) antara berbagai

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes Kesimpulan Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau (Piper betle L) dengan pelarut etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

Kata Kunci Daun sirih hijau Streptococcus pyogenes disc diffusion

viii

ABSTRACT

Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper

betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014

Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional

regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect

by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent

responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis

Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus

pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000

g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various

concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative

control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the

inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc

diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of

Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)

of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to

Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences

between various concentrations of extract erythromycin as positive control and

ethanol 96 as negative control

Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits

Streptococcus pyogenes growth

Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul i

Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii

Lembar Persetujuan Pembimbing iii

Lembar Pengesahan iv

Kata pengantar v

Abstrak vii

Abstract viii

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Grafik xii

Daftar Gambar xiii

Daftar Bagan xiv

Daftar Lampiran xv

Bab I Pendahuluan

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan 2

131 Tujuan umum 2

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

Bab II Tinjauan Pustaka 4

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5

212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5

22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6

23 Faringitis 7

24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8

25 Metode Pengujian Antibakteri 9

26 Kerangka Teori 11

27 Kerangka Konsep 12

28 Definisi Operasional 12

Bab III Metodologi Penelitian 14

31 Desain Penelitian 14

32 Tempat dan Waktu Penelitian 14

33 Identifikasi Variabel 14

x

331 Variabel Bebas 14

332 Variabel Terikat 14

34 Alat dan Bahan 14

341 Alat 14

342 Bahan 15

35 Alur Penelitian 15

36 Cara Kerja Penelitian 16

361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16

365 Pembuatan Stok Bakteri 17

366 Tahap Pengujian 17

37 Analisis Data 17

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19

Bab V Simpulan dan Saran 24

51 Simpulan 24

52 Saran 24

Daftar Pustaka 25

Lampiran 27

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4

Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6

Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100

(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan

Streptococcus pyogenes 19

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 26 Kerangka Teori 11

Bagan 27 Kerangka Konsep 12

Bagan 35 Alur Penelitian 15

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

viii

ABSTRACT

Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper

betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014

Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional

regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect

by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent

responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis

Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus

pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000

g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various

concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative

control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the

inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc

diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of

Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)

of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to

Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences

between various concentrations of extract erythromycin as positive control and

ethanol 96 as negative control

Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits

Streptococcus pyogenes growth

Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul i

Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii

Lembar Persetujuan Pembimbing iii

Lembar Pengesahan iv

Kata pengantar v

Abstrak vii

Abstract viii

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Grafik xii

Daftar Gambar xiii

Daftar Bagan xiv

Daftar Lampiran xv

Bab I Pendahuluan

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan 2

131 Tujuan umum 2

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

Bab II Tinjauan Pustaka 4

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5

212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5

22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6

23 Faringitis 7

24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8

25 Metode Pengujian Antibakteri 9

26 Kerangka Teori 11

27 Kerangka Konsep 12

28 Definisi Operasional 12

Bab III Metodologi Penelitian 14

31 Desain Penelitian 14

32 Tempat dan Waktu Penelitian 14

33 Identifikasi Variabel 14

x

331 Variabel Bebas 14

332 Variabel Terikat 14

34 Alat dan Bahan 14

341 Alat 14

342 Bahan 15

35 Alur Penelitian 15

36 Cara Kerja Penelitian 16

361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16

365 Pembuatan Stok Bakteri 17

366 Tahap Pengujian 17

37 Analisis Data 17

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19

Bab V Simpulan dan Saran 24

51 Simpulan 24

52 Saran 24

Daftar Pustaka 25

Lampiran 27

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4

Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6

Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100

(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan

Streptococcus pyogenes 19

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 26 Kerangka Teori 11

Bagan 27 Kerangka Konsep 12

Bagan 35 Alur Penelitian 15

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 9: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul i

Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii

Lembar Persetujuan Pembimbing iii

Lembar Pengesahan iv

Kata pengantar v

Abstrak vii

Abstract viii

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Grafik xii

Daftar Gambar xiii

Daftar Bagan xiv

Daftar Lampiran xv

Bab I Pendahuluan

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 2

13 Tujuan 2

131 Tujuan umum 2

132 Tujuan Khusus 3

14 Manfaat Penelitian 3

Bab II Tinjauan Pustaka 4

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5

212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5

22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6

23 Faringitis 7

24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8

25 Metode Pengujian Antibakteri 9

26 Kerangka Teori 11

27 Kerangka Konsep 12

28 Definisi Operasional 12

Bab III Metodologi Penelitian 14

31 Desain Penelitian 14

32 Tempat dan Waktu Penelitian 14

33 Identifikasi Variabel 14

x

331 Variabel Bebas 14

332 Variabel Terikat 14

34 Alat dan Bahan 14

341 Alat 14

342 Bahan 15

35 Alur Penelitian 15

36 Cara Kerja Penelitian 16

361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16

365 Pembuatan Stok Bakteri 17

366 Tahap Pengujian 17

37 Analisis Data 17

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19

Bab V Simpulan dan Saran 24

51 Simpulan 24

52 Saran 24

Daftar Pustaka 25

Lampiran 27

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4

Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6

Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100

(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan

Streptococcus pyogenes 19

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 26 Kerangka Teori 11

Bagan 27 Kerangka Konsep 12

Bagan 35 Alur Penelitian 15

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 10: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

x

331 Variabel Bebas 14

332 Variabel Terikat 14

34 Alat dan Bahan 14

341 Alat 14

342 Bahan 15

35 Alur Penelitian 15

36 Cara Kerja Penelitian 16

361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16

365 Pembuatan Stok Bakteri 17

366 Tahap Pengujian 17

37 Analisis Data 17

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19

Bab V Simpulan dan Saran 24

51 Simpulan 24

52 Saran 24

Daftar Pustaka 25

Lampiran 27

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4

Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6

Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100

(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan

Streptococcus pyogenes 19

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 26 Kerangka Teori 11

Bagan 27 Kerangka Konsep 12

Bagan 35 Alur Penelitian 15

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 11: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4

Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6

Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100

(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan

Streptococcus pyogenes 19

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 26 Kerangka Teori 11

Bagan 27 Kerangka Konsep 12

Bagan 35 Alur Penelitian 15

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 12: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4

Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6

Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100

(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan

Streptococcus pyogenes 19

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 26 Kerangka Teori 11

Bagan 27 Kerangka Konsep 12

Bagan 35 Alur Penelitian 15

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 13: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4

Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6

Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100

(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan

Streptococcus pyogenes 19

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 26 Kerangka Teori 11

Bagan 27 Kerangka Konsep 12

Bagan 35 Alur Penelitian 15

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 14: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 26 Kerangka Teori 11

Bagan 27 Kerangka Konsep 12

Bagan 35 Alur Penelitian 15

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 15: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27

Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28

Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 16: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai

pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia

tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia

Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman

ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan

Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid

fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2

Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun

berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian

daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar

matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol

dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya

dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida

dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain

memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak

daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5

Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh

Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori

hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih

hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan

metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30

didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan

lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata

zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 17: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

2

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133

mm dengan kategori hambatan kuat

Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian

atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling

umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang

merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada

dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk

kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9

Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit

infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas

berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas

dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis

sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi

pada balita (228) dan bayi11

Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak

daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus

pyogenes dengan metode disc diffusion

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau

(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

13 Tujuan

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 18: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

3

132 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter

(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap

penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan

mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

142 Bagi Institusi

Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan

memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah

dengan mempublikasikan penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper

betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan

bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat

digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek

ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

145 Bagi Sosial

Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat

dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 19: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae

tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m

tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna

coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat

keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing

tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan

mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-

10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua

Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas

permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan

cukup air1

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih

hijau (Piper betle L)12

Kingdom Plantae

Division Magnoliophyta

Class Magnoliopsida

Ordo Piperales

Family Piperaceae

Genus Piper

Spesies Piper betle L

Gambar 21 Daun Sirih Hijau

Sumber (httpwwwbitlipigoid)

Diakses 10 September 2014

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 20: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

5

211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau

Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya

terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol

allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158

Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167

kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid

flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase

08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat

bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14

Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa

euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4

Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida

lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3

Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)

karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-

13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti

vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-

29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan

juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)

iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6

212 Manfaat Daun Sirih Hijau

Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic

(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi

dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai

antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu

melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak

masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan

penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak

atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang

memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 21: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

6

phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1

22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes

Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus

dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β

hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617

Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan

dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri

Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu

kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-

bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16

Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus

pyogenes16

Kingdom Bacteria

Filum Firmicutes

Kelas Bacilli

Ordo Lactobacillales

Famili Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus pyogenes

Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)

koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah

(Sumber texbookofbacteriologynet)

Diakses 8 September 2014

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 22: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

7

Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak

menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan

kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat

menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut

mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar

sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini

dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20

23 Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-

30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi

inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin

ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)

dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau

ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21

Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering

disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita

mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala

biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada

rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis

timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri

tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis

Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk

faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor

predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik

oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan

perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa

dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering

gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 23: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

8

pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa

faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21

24 Mekanisme Kerja Antibakteri23

Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak

membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang

luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi

kedalam 5 kelompok yaitu

241 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam

sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri

mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram

positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak

dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai

terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin

sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23

242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel

Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan

menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat

menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion

penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini

adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan

ketokonazol)23

243 Menghambat Sintesis Protein

Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis

protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri

ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk

berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 24: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

9

rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-

ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat

menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid

linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23

244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat

Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu

kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat

replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel

Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase

sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan

kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23

245 Menghambat Metabolisme Sel

Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat

tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate

(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)

dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23

25 Metode Pengujian Antibakteri

Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi

mikroorganisme terhadap agen antibakteri

251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)

Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah

distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan

aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang

sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami

mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan

mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah

kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode

ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 25: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

10

252 E-test

Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu

agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang

dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah

ditanami mikroorganisme24

253 Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang

telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian

tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi

antibakteri24

254 Cup-plate technique (Metode Lubang)

Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode

disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan

mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24

Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang

ditunjukkan pada tabel 21

Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 26: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

11

26 Kerangka Teori

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Atas (ISPA)

Sinusitis

Otitis

Faringitis

Akut Kronik

Virus Bakteri

Streptococcus

pyogenes

Infeksi

Sirih

Hijau Daun

Batang

Akar

Merah

Kuning

Manfaat Sirih

Antiseptik

Fungisid

Antibakteri

Senyawa Kimia

Minyak atsiri

Daun sirih

Phenol Kavikol Euganol Antibiotik

golongan

Makrolid

(Eritromisin)

antibakteri

Mendenaturasi

protein sel

bakteri

Meningkatkan

permeabilitas

membran

Bakterisida

Menghambat

sintesis

protein

bakteri

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 27: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

12

27 Kerangka Konsep

Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi

25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin

dan kontrol negatif dengan etanol 96

28 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur

Operasional

1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik

Streptococcus yang terbentuk Zona hambat

Pyogenes (mm)

2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik

Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan

Sirih hijau dengan etanol berbagai

96 dengan konsentrasi

berbagai

konsentrasi

Ekstrak daun Sirih

hijau dalam

konsentrasi 25

50 75 100

Biakan bakteri

Streptococcus

pyogenes

Pertumbuhan

bakteri normal

Pertumbuhan

bakteri terhambat

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 28: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

13

3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik

kontrol negatif yang sebanyak 1 ml

negatif berisi etanol

96

4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik

kontrol berupa kertas berisi antibiotik

positif cakram yang eritromisin

berisi antibiotik

eritromisin

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 29: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode

disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes

32 Tempat dan Waktu

Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi

daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian

dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

33 Identifikasi Variabel Penelitian

331 Variabel bebas

Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100

Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96

332 Variabel terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur

dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam

millimeter (mm)

34 Alat dan Bahan

341 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose

bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 30: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

15

tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar

air flow inkubator

342 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau

agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05

Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik

eritromisin cakram uji kosong

35 Alur Penelitian

Bagan 31 Alur penelitian

Ekstrak Daun Sirih

Hijau

Konsentrasi

25

Konsentrasi

50

Konsentrasi

75

Konsentrasi

100

Kontrol (+)

Eritromisin

Kontrol (-)

Etanol 96

Bakteri Streptococcus

pyogenes pada agar darah

Zona Hambat

Analisis Statistik

Determinasi

di LIPI

Bogor

Ekstraksi di

BALITRO

Bogor

Perendaman blank disc

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 31: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

16

36 Cara Kerja

361 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih

dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave

selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm

362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau

Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian

dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran

dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan

cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap

kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor

363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau

Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)

adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol

96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan

dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering

Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian

diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan

sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama

5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary

vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari

pelarut

364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi

Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan

menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif

yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan

adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang

dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 32: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

17

variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang

dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan

petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit

365 Pembuatan Stok bakteri

Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara

menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar

darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator

366 Tahap Pengujian

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya

dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes

kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji

kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang

telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji

antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara

steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator

pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear

zone) yang terbentuk menggunakan penggaris

37 Analisis Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-

masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak

berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA

dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 33: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

18

hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji

statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila

hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 34: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan

Bakteri Streptococcus pyogenes

Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)

konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus

pyogenes

Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada

konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50

yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm

dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar

deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona

terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol

negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang

memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus pyogenes

A B

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 35: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

20

Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini

lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang

digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus

dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan

p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak

normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan

transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap

tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way

ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada

uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini

hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok

Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25

dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih

hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi

ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan

kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

10

20

30

40

25 50 75 100 k (+) k (-)

dia

met

er z

on

a h

amb

at (

mm

)

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()

Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 36: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

21

Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Perlakuan

konsentrasi 25

konsentrasi 50

konsentrasi 75

konsentrasi 100

kontrol (+)

kontrol (-)

konsentrasi 25

konsentrasi 50 0043

konsentrasi 75 0043 0043

konsentrasi 100 0046 0105 0487

kontrol (+) 0046 0046 0046 005

kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037

Keterangan Signifikan p lt 005

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau

mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan

klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang

Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona

hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih

hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri

yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol

Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih

hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat

bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol

sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3

Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau

memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada

penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada

penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107

ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 37: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

22

Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan

pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan

rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau

107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada

kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat

sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan

pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar

106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan

kategori hambatan kuat

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)

adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada

penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori

hambatan sedang

Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri

adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau

dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau

dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media

agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan

bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan

menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun

sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan

adanya clear zone yang terbentuk

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 38: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

23

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang

hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi

kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan

ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai

pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian

konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode

disc diffusion

Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa

ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus

viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-

rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada

konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat

1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori

hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin

didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga

(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak

daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan

adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96

Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat

terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol

tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol

positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap

pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid

yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini

memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat

Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai

zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus

pyogenes

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 39: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari

masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003

2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC

press 2002p73

3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Jakarta 2012

4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as

an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular

membran Journal of ethnopharmacology 2010

5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing

of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28

6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Jakarta 2013

7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of

Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical

Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540

8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January

18 2001 Available httpwwwnejmorg

9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta

Binarupa Aksara Publisher 2011h107

10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013

11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan 2005

12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167

13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10

September 2014

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 40: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

26

14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme

Corp 2012

15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)

Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus

Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013

16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT

Binarupa Aksara 1994

17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23

Jakarta EGC 2007

18 Streptococcus pyogenes Available form

httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses

pada 10 September 2014

19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology

Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada

tanggal 8 September 2014

20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin

Microbiol rev 13(30) 2000470-511

21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012

22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES

Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997

23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI

2007

24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008

25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995

26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper

betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli

dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 41: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat hasil determinasi tumbuhan

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 42: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 43: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

29

Lampiran 3

Alat dan bahan

Inkubator Standar 05 MF

Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 44: SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf

30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Samrotul Fuadi

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992

Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera

Utara

Email samrohrezagmailcom

No Telpon 085261188119

1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama

1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat

2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat

2008-2011 MAN Rantau Prapat

2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta