SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf
-
Upload
hoangthien -
Category
Documents
-
view
253 -
download
1
Transcript of SAMROATUL FUADI-FKIK.pdf
i
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper
betle L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Streptococcus pyogenes IN VITRO
Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Disusun Oleh
SAMROTUL FUADI
NIM 1111103000022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H2014 M
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Assalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang tiada
hentinya kepada manusia Terutama nikmat akal yang menjadikan manusia sebagai
makhluk yang paling sempurna Dengan nikmat akal tersebutlah kita dituntut untuk
dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa menyimpang dari perintah-Nya
Shalawat serta salam penulis sanjungkan bagi makhluk termulia junjungan kita
Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini yang
berjudul ldquoEfektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pyogenesrdquo Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
1 Prof DR (hc) dr MK Tadjudin SpAnd selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2 dr Witri Ardini MGizi SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter serta seluruh dosen atas bimbingan yang diberikan selama penulis
menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
3 dr Intan Keumala Dewi SpMK selaku Pembimbing Pertama dan Bu Endah
Wulandari MBiomed selaku Pembimbing Kedua yang dengan sabar
membimbing dan mengarahkan dalam proses penyelesaian laporan
penelitian ini
4 Dr Flori Ratna Sari PhD selaku penanggung jawab riset Program Studi
Pendidikan Dokter 2011 yang tidak pernah bosan untuk selalu mem follow-
up perkembangan dan kendala riset pada setiap akhir modul
5 Orang tua (Drs H Abdul Hamid Zahid dan Dra Hj Armiati) yang selalu
memberi doa motivasi super dan semangat tiada batas hingga laporan ini
dapat terselesaikan dengan baik
vi
6 Teman satu tim riset Rissa Adinda Putri Nikken Rima Oktavia
Marrsquoaturrahmah Siti Nashratul Kamillah Indra Fauzi yang selalu
mendukung satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga
laporan ini dapat terselesaikan
7 Laboran dan OB khususnya Mbak Novi dan Pak Bacok yang sudah banyak
membantu selama melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi
Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak
lain yang memerlukan Namun penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk kemajuan wawasan ilmu pengetahuan
Jakarta 15 September 2014
Penulis
vii
ABSTRAK
Samrotul Fuadi Program Studi Pendidikan Dokter EFEKTIVITAS
EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes 2014
Pendahuluan Daun sirih hijau telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia
sebagai obat tradisional Ekstrak daun sirih dilaporkan memiliki daya antibakteri
yang terdiri dari phenol dan senyawa turunannya Streptococcus pyogenes adalah
bakteri penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu Faringitis Tujuan
Mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan
bakteri Streptococcus pyogenes Metodologi Penelitian ini menggunakan desain
Eksperimental Daun sirih hijau 1000 g diekstraksi menggunakan metode maserasi
menghasilkan 365 g ekstrak kental Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
(25 50 75 100) pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan
eritromisin sebagai kontrol positif diuji aktivitas antibakterinya terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada agar darah dengan metode disc
diffusion Hasil Terdapat zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L) Analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney
menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat bermakna (plt005) antara berbagai
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes Kesimpulan Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L) dengan pelarut etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
Kata Kunci Daun sirih hijau Streptococcus pyogenes disc diffusion
viii
ABSTRACT
Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper
betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014
Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional
regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect
by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent
responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis
Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus
pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000
g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various
concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative
control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the
inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc
diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of
Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)
of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to
Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences
between various concentrations of extract erythromycin as positive control and
ethanol 96 as negative control
Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits
Streptococcus pyogenes growth
Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul i
Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii
Lembar Persetujuan Pembimbing iii
Lembar Pengesahan iv
Kata pengantar v
Abstrak vii
Abstract viii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Grafik xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Bagan xiv
Daftar Lampiran xv
Bab I Pendahuluan
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan 2
131 Tujuan umum 2
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
Bab II Tinjauan Pustaka 4
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5
212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5
22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6
23 Faringitis 7
24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8
25 Metode Pengujian Antibakteri 9
26 Kerangka Teori 11
27 Kerangka Konsep 12
28 Definisi Operasional 12
Bab III Metodologi Penelitian 14
31 Desain Penelitian 14
32 Tempat dan Waktu Penelitian 14
33 Identifikasi Variabel 14
x
331 Variabel Bebas 14
332 Variabel Terikat 14
34 Alat dan Bahan 14
341 Alat 14
342 Bahan 15
35 Alur Penelitian 15
36 Cara Kerja Penelitian 16
361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16
365 Pembuatan Stok Bakteri 17
366 Tahap Pengujian 17
37 Analisis Data 17
Bab IV Hasil dan Pembahasan 19
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19
Bab V Simpulan dan Saran 24
51 Simpulan 24
52 Saran 24
Daftar Pustaka 25
Lampiran 27
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4
Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6
Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100
(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan
Streptococcus pyogenes 19
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 26 Kerangka Teori 11
Bagan 27 Kerangka Konsep 12
Bagan 35 Alur Penelitian 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Assalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang tiada
hentinya kepada manusia Terutama nikmat akal yang menjadikan manusia sebagai
makhluk yang paling sempurna Dengan nikmat akal tersebutlah kita dituntut untuk
dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa menyimpang dari perintah-Nya
Shalawat serta salam penulis sanjungkan bagi makhluk termulia junjungan kita
Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini yang
berjudul ldquoEfektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pyogenesrdquo Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
1 Prof DR (hc) dr MK Tadjudin SpAnd selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2 dr Witri Ardini MGizi SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter serta seluruh dosen atas bimbingan yang diberikan selama penulis
menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
3 dr Intan Keumala Dewi SpMK selaku Pembimbing Pertama dan Bu Endah
Wulandari MBiomed selaku Pembimbing Kedua yang dengan sabar
membimbing dan mengarahkan dalam proses penyelesaian laporan
penelitian ini
4 Dr Flori Ratna Sari PhD selaku penanggung jawab riset Program Studi
Pendidikan Dokter 2011 yang tidak pernah bosan untuk selalu mem follow-
up perkembangan dan kendala riset pada setiap akhir modul
5 Orang tua (Drs H Abdul Hamid Zahid dan Dra Hj Armiati) yang selalu
memberi doa motivasi super dan semangat tiada batas hingga laporan ini
dapat terselesaikan dengan baik
vi
6 Teman satu tim riset Rissa Adinda Putri Nikken Rima Oktavia
Marrsquoaturrahmah Siti Nashratul Kamillah Indra Fauzi yang selalu
mendukung satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga
laporan ini dapat terselesaikan
7 Laboran dan OB khususnya Mbak Novi dan Pak Bacok yang sudah banyak
membantu selama melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi
Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak
lain yang memerlukan Namun penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk kemajuan wawasan ilmu pengetahuan
Jakarta 15 September 2014
Penulis
vii
ABSTRAK
Samrotul Fuadi Program Studi Pendidikan Dokter EFEKTIVITAS
EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes 2014
Pendahuluan Daun sirih hijau telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia
sebagai obat tradisional Ekstrak daun sirih dilaporkan memiliki daya antibakteri
yang terdiri dari phenol dan senyawa turunannya Streptococcus pyogenes adalah
bakteri penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu Faringitis Tujuan
Mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan
bakteri Streptococcus pyogenes Metodologi Penelitian ini menggunakan desain
Eksperimental Daun sirih hijau 1000 g diekstraksi menggunakan metode maserasi
menghasilkan 365 g ekstrak kental Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
(25 50 75 100) pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan
eritromisin sebagai kontrol positif diuji aktivitas antibakterinya terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada agar darah dengan metode disc
diffusion Hasil Terdapat zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L) Analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney
menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat bermakna (plt005) antara berbagai
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes Kesimpulan Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L) dengan pelarut etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
Kata Kunci Daun sirih hijau Streptococcus pyogenes disc diffusion
viii
ABSTRACT
Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper
betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014
Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional
regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect
by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent
responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis
Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus
pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000
g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various
concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative
control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the
inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc
diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of
Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)
of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to
Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences
between various concentrations of extract erythromycin as positive control and
ethanol 96 as negative control
Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits
Streptococcus pyogenes growth
Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul i
Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii
Lembar Persetujuan Pembimbing iii
Lembar Pengesahan iv
Kata pengantar v
Abstrak vii
Abstract viii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Grafik xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Bagan xiv
Daftar Lampiran xv
Bab I Pendahuluan
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan 2
131 Tujuan umum 2
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
Bab II Tinjauan Pustaka 4
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5
212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5
22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6
23 Faringitis 7
24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8
25 Metode Pengujian Antibakteri 9
26 Kerangka Teori 11
27 Kerangka Konsep 12
28 Definisi Operasional 12
Bab III Metodologi Penelitian 14
31 Desain Penelitian 14
32 Tempat dan Waktu Penelitian 14
33 Identifikasi Variabel 14
x
331 Variabel Bebas 14
332 Variabel Terikat 14
34 Alat dan Bahan 14
341 Alat 14
342 Bahan 15
35 Alur Penelitian 15
36 Cara Kerja Penelitian 16
361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16
365 Pembuatan Stok Bakteri 17
366 Tahap Pengujian 17
37 Analisis Data 17
Bab IV Hasil dan Pembahasan 19
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19
Bab V Simpulan dan Saran 24
51 Simpulan 24
52 Saran 24
Daftar Pustaka 25
Lampiran 27
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4
Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6
Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100
(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan
Streptococcus pyogenes 19
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 26 Kerangka Teori 11
Bagan 27 Kerangka Konsep 12
Bagan 35 Alur Penelitian 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Assalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang tiada
hentinya kepada manusia Terutama nikmat akal yang menjadikan manusia sebagai
makhluk yang paling sempurna Dengan nikmat akal tersebutlah kita dituntut untuk
dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa menyimpang dari perintah-Nya
Shalawat serta salam penulis sanjungkan bagi makhluk termulia junjungan kita
Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini yang
berjudul ldquoEfektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pyogenesrdquo Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
1 Prof DR (hc) dr MK Tadjudin SpAnd selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2 dr Witri Ardini MGizi SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter serta seluruh dosen atas bimbingan yang diberikan selama penulis
menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
3 dr Intan Keumala Dewi SpMK selaku Pembimbing Pertama dan Bu Endah
Wulandari MBiomed selaku Pembimbing Kedua yang dengan sabar
membimbing dan mengarahkan dalam proses penyelesaian laporan
penelitian ini
4 Dr Flori Ratna Sari PhD selaku penanggung jawab riset Program Studi
Pendidikan Dokter 2011 yang tidak pernah bosan untuk selalu mem follow-
up perkembangan dan kendala riset pada setiap akhir modul
5 Orang tua (Drs H Abdul Hamid Zahid dan Dra Hj Armiati) yang selalu
memberi doa motivasi super dan semangat tiada batas hingga laporan ini
dapat terselesaikan dengan baik
vi
6 Teman satu tim riset Rissa Adinda Putri Nikken Rima Oktavia
Marrsquoaturrahmah Siti Nashratul Kamillah Indra Fauzi yang selalu
mendukung satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga
laporan ini dapat terselesaikan
7 Laboran dan OB khususnya Mbak Novi dan Pak Bacok yang sudah banyak
membantu selama melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi
Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak
lain yang memerlukan Namun penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk kemajuan wawasan ilmu pengetahuan
Jakarta 15 September 2014
Penulis
vii
ABSTRAK
Samrotul Fuadi Program Studi Pendidikan Dokter EFEKTIVITAS
EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes 2014
Pendahuluan Daun sirih hijau telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia
sebagai obat tradisional Ekstrak daun sirih dilaporkan memiliki daya antibakteri
yang terdiri dari phenol dan senyawa turunannya Streptococcus pyogenes adalah
bakteri penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu Faringitis Tujuan
Mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan
bakteri Streptococcus pyogenes Metodologi Penelitian ini menggunakan desain
Eksperimental Daun sirih hijau 1000 g diekstraksi menggunakan metode maserasi
menghasilkan 365 g ekstrak kental Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
(25 50 75 100) pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan
eritromisin sebagai kontrol positif diuji aktivitas antibakterinya terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada agar darah dengan metode disc
diffusion Hasil Terdapat zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L) Analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney
menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat bermakna (plt005) antara berbagai
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes Kesimpulan Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L) dengan pelarut etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
Kata Kunci Daun sirih hijau Streptococcus pyogenes disc diffusion
viii
ABSTRACT
Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper
betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014
Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional
regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect
by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent
responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis
Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus
pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000
g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various
concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative
control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the
inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc
diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of
Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)
of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to
Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences
between various concentrations of extract erythromycin as positive control and
ethanol 96 as negative control
Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits
Streptococcus pyogenes growth
Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul i
Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii
Lembar Persetujuan Pembimbing iii
Lembar Pengesahan iv
Kata pengantar v
Abstrak vii
Abstract viii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Grafik xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Bagan xiv
Daftar Lampiran xv
Bab I Pendahuluan
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan 2
131 Tujuan umum 2
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
Bab II Tinjauan Pustaka 4
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5
212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5
22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6
23 Faringitis 7
24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8
25 Metode Pengujian Antibakteri 9
26 Kerangka Teori 11
27 Kerangka Konsep 12
28 Definisi Operasional 12
Bab III Metodologi Penelitian 14
31 Desain Penelitian 14
32 Tempat dan Waktu Penelitian 14
33 Identifikasi Variabel 14
x
331 Variabel Bebas 14
332 Variabel Terikat 14
34 Alat dan Bahan 14
341 Alat 14
342 Bahan 15
35 Alur Penelitian 15
36 Cara Kerja Penelitian 16
361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16
365 Pembuatan Stok Bakteri 17
366 Tahap Pengujian 17
37 Analisis Data 17
Bab IV Hasil dan Pembahasan 19
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19
Bab V Simpulan dan Saran 24
51 Simpulan 24
52 Saran 24
Daftar Pustaka 25
Lampiran 27
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4
Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6
Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100
(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan
Streptococcus pyogenes 19
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 26 Kerangka Teori 11
Bagan 27 Kerangka Konsep 12
Bagan 35 Alur Penelitian 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
iv
v
KATA PENGANTAR
Assalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang tiada
hentinya kepada manusia Terutama nikmat akal yang menjadikan manusia sebagai
makhluk yang paling sempurna Dengan nikmat akal tersebutlah kita dituntut untuk
dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa menyimpang dari perintah-Nya
Shalawat serta salam penulis sanjungkan bagi makhluk termulia junjungan kita
Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini yang
berjudul ldquoEfektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pyogenesrdquo Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
1 Prof DR (hc) dr MK Tadjudin SpAnd selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2 dr Witri Ardini MGizi SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter serta seluruh dosen atas bimbingan yang diberikan selama penulis
menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
3 dr Intan Keumala Dewi SpMK selaku Pembimbing Pertama dan Bu Endah
Wulandari MBiomed selaku Pembimbing Kedua yang dengan sabar
membimbing dan mengarahkan dalam proses penyelesaian laporan
penelitian ini
4 Dr Flori Ratna Sari PhD selaku penanggung jawab riset Program Studi
Pendidikan Dokter 2011 yang tidak pernah bosan untuk selalu mem follow-
up perkembangan dan kendala riset pada setiap akhir modul
5 Orang tua (Drs H Abdul Hamid Zahid dan Dra Hj Armiati) yang selalu
memberi doa motivasi super dan semangat tiada batas hingga laporan ini
dapat terselesaikan dengan baik
vi
6 Teman satu tim riset Rissa Adinda Putri Nikken Rima Oktavia
Marrsquoaturrahmah Siti Nashratul Kamillah Indra Fauzi yang selalu
mendukung satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga
laporan ini dapat terselesaikan
7 Laboran dan OB khususnya Mbak Novi dan Pak Bacok yang sudah banyak
membantu selama melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi
Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak
lain yang memerlukan Namun penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk kemajuan wawasan ilmu pengetahuan
Jakarta 15 September 2014
Penulis
vii
ABSTRAK
Samrotul Fuadi Program Studi Pendidikan Dokter EFEKTIVITAS
EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes 2014
Pendahuluan Daun sirih hijau telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia
sebagai obat tradisional Ekstrak daun sirih dilaporkan memiliki daya antibakteri
yang terdiri dari phenol dan senyawa turunannya Streptococcus pyogenes adalah
bakteri penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu Faringitis Tujuan
Mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan
bakteri Streptococcus pyogenes Metodologi Penelitian ini menggunakan desain
Eksperimental Daun sirih hijau 1000 g diekstraksi menggunakan metode maserasi
menghasilkan 365 g ekstrak kental Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
(25 50 75 100) pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan
eritromisin sebagai kontrol positif diuji aktivitas antibakterinya terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada agar darah dengan metode disc
diffusion Hasil Terdapat zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L) Analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney
menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat bermakna (plt005) antara berbagai
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes Kesimpulan Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L) dengan pelarut etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
Kata Kunci Daun sirih hijau Streptococcus pyogenes disc diffusion
viii
ABSTRACT
Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper
betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014
Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional
regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect
by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent
responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis
Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus
pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000
g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various
concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative
control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the
inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc
diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of
Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)
of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to
Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences
between various concentrations of extract erythromycin as positive control and
ethanol 96 as negative control
Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits
Streptococcus pyogenes growth
Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul i
Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii
Lembar Persetujuan Pembimbing iii
Lembar Pengesahan iv
Kata pengantar v
Abstrak vii
Abstract viii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Grafik xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Bagan xiv
Daftar Lampiran xv
Bab I Pendahuluan
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan 2
131 Tujuan umum 2
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
Bab II Tinjauan Pustaka 4
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5
212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5
22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6
23 Faringitis 7
24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8
25 Metode Pengujian Antibakteri 9
26 Kerangka Teori 11
27 Kerangka Konsep 12
28 Definisi Operasional 12
Bab III Metodologi Penelitian 14
31 Desain Penelitian 14
32 Tempat dan Waktu Penelitian 14
33 Identifikasi Variabel 14
x
331 Variabel Bebas 14
332 Variabel Terikat 14
34 Alat dan Bahan 14
341 Alat 14
342 Bahan 15
35 Alur Penelitian 15
36 Cara Kerja Penelitian 16
361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16
365 Pembuatan Stok Bakteri 17
366 Tahap Pengujian 17
37 Analisis Data 17
Bab IV Hasil dan Pembahasan 19
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19
Bab V Simpulan dan Saran 24
51 Simpulan 24
52 Saran 24
Daftar Pustaka 25
Lampiran 27
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4
Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6
Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100
(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan
Streptococcus pyogenes 19
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 26 Kerangka Teori 11
Bagan 27 Kerangka Konsep 12
Bagan 35 Alur Penelitian 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
v
KATA PENGANTAR
Assalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat yang tiada
hentinya kepada manusia Terutama nikmat akal yang menjadikan manusia sebagai
makhluk yang paling sempurna Dengan nikmat akal tersebutlah kita dituntut untuk
dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa menyimpang dari perintah-Nya
Shalawat serta salam penulis sanjungkan bagi makhluk termulia junjungan kita
Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini yang
berjudul ldquoEfektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pyogenesrdquo Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
1 Prof DR (hc) dr MK Tadjudin SpAnd selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2 dr Witri Ardini MGizi SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter serta seluruh dosen atas bimbingan yang diberikan selama penulis
menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
3 dr Intan Keumala Dewi SpMK selaku Pembimbing Pertama dan Bu Endah
Wulandari MBiomed selaku Pembimbing Kedua yang dengan sabar
membimbing dan mengarahkan dalam proses penyelesaian laporan
penelitian ini
4 Dr Flori Ratna Sari PhD selaku penanggung jawab riset Program Studi
Pendidikan Dokter 2011 yang tidak pernah bosan untuk selalu mem follow-
up perkembangan dan kendala riset pada setiap akhir modul
5 Orang tua (Drs H Abdul Hamid Zahid dan Dra Hj Armiati) yang selalu
memberi doa motivasi super dan semangat tiada batas hingga laporan ini
dapat terselesaikan dengan baik
vi
6 Teman satu tim riset Rissa Adinda Putri Nikken Rima Oktavia
Marrsquoaturrahmah Siti Nashratul Kamillah Indra Fauzi yang selalu
mendukung satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga
laporan ini dapat terselesaikan
7 Laboran dan OB khususnya Mbak Novi dan Pak Bacok yang sudah banyak
membantu selama melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi
Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak
lain yang memerlukan Namun penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk kemajuan wawasan ilmu pengetahuan
Jakarta 15 September 2014
Penulis
vii
ABSTRAK
Samrotul Fuadi Program Studi Pendidikan Dokter EFEKTIVITAS
EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes 2014
Pendahuluan Daun sirih hijau telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia
sebagai obat tradisional Ekstrak daun sirih dilaporkan memiliki daya antibakteri
yang terdiri dari phenol dan senyawa turunannya Streptococcus pyogenes adalah
bakteri penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu Faringitis Tujuan
Mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan
bakteri Streptococcus pyogenes Metodologi Penelitian ini menggunakan desain
Eksperimental Daun sirih hijau 1000 g diekstraksi menggunakan metode maserasi
menghasilkan 365 g ekstrak kental Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
(25 50 75 100) pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan
eritromisin sebagai kontrol positif diuji aktivitas antibakterinya terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada agar darah dengan metode disc
diffusion Hasil Terdapat zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L) Analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney
menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat bermakna (plt005) antara berbagai
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes Kesimpulan Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L) dengan pelarut etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
Kata Kunci Daun sirih hijau Streptococcus pyogenes disc diffusion
viii
ABSTRACT
Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper
betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014
Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional
regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect
by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent
responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis
Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus
pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000
g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various
concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative
control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the
inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc
diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of
Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)
of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to
Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences
between various concentrations of extract erythromycin as positive control and
ethanol 96 as negative control
Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits
Streptococcus pyogenes growth
Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul i
Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii
Lembar Persetujuan Pembimbing iii
Lembar Pengesahan iv
Kata pengantar v
Abstrak vii
Abstract viii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Grafik xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Bagan xiv
Daftar Lampiran xv
Bab I Pendahuluan
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan 2
131 Tujuan umum 2
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
Bab II Tinjauan Pustaka 4
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5
212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5
22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6
23 Faringitis 7
24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8
25 Metode Pengujian Antibakteri 9
26 Kerangka Teori 11
27 Kerangka Konsep 12
28 Definisi Operasional 12
Bab III Metodologi Penelitian 14
31 Desain Penelitian 14
32 Tempat dan Waktu Penelitian 14
33 Identifikasi Variabel 14
x
331 Variabel Bebas 14
332 Variabel Terikat 14
34 Alat dan Bahan 14
341 Alat 14
342 Bahan 15
35 Alur Penelitian 15
36 Cara Kerja Penelitian 16
361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16
365 Pembuatan Stok Bakteri 17
366 Tahap Pengujian 17
37 Analisis Data 17
Bab IV Hasil dan Pembahasan 19
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19
Bab V Simpulan dan Saran 24
51 Simpulan 24
52 Saran 24
Daftar Pustaka 25
Lampiran 27
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4
Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6
Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100
(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan
Streptococcus pyogenes 19
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 26 Kerangka Teori 11
Bagan 27 Kerangka Konsep 12
Bagan 35 Alur Penelitian 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
6 Teman satu tim riset Rissa Adinda Putri Nikken Rima Oktavia
Marrsquoaturrahmah Siti Nashratul Kamillah Indra Fauzi yang selalu
mendukung satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga
laporan ini dapat terselesaikan
7 Laboran dan OB khususnya Mbak Novi dan Pak Bacok yang sudah banyak
membantu selama melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi
Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak
lain yang memerlukan Namun penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk kemajuan wawasan ilmu pengetahuan
Jakarta 15 September 2014
Penulis
vii
ABSTRAK
Samrotul Fuadi Program Studi Pendidikan Dokter EFEKTIVITAS
EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes 2014
Pendahuluan Daun sirih hijau telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia
sebagai obat tradisional Ekstrak daun sirih dilaporkan memiliki daya antibakteri
yang terdiri dari phenol dan senyawa turunannya Streptococcus pyogenes adalah
bakteri penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu Faringitis Tujuan
Mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan
bakteri Streptococcus pyogenes Metodologi Penelitian ini menggunakan desain
Eksperimental Daun sirih hijau 1000 g diekstraksi menggunakan metode maserasi
menghasilkan 365 g ekstrak kental Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
(25 50 75 100) pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan
eritromisin sebagai kontrol positif diuji aktivitas antibakterinya terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada agar darah dengan metode disc
diffusion Hasil Terdapat zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L) Analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney
menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat bermakna (plt005) antara berbagai
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes Kesimpulan Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L) dengan pelarut etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
Kata Kunci Daun sirih hijau Streptococcus pyogenes disc diffusion
viii
ABSTRACT
Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper
betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014
Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional
regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect
by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent
responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis
Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus
pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000
g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various
concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative
control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the
inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc
diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of
Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)
of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to
Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences
between various concentrations of extract erythromycin as positive control and
ethanol 96 as negative control
Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits
Streptococcus pyogenes growth
Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul i
Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii
Lembar Persetujuan Pembimbing iii
Lembar Pengesahan iv
Kata pengantar v
Abstrak vii
Abstract viii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Grafik xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Bagan xiv
Daftar Lampiran xv
Bab I Pendahuluan
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan 2
131 Tujuan umum 2
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
Bab II Tinjauan Pustaka 4
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5
212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5
22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6
23 Faringitis 7
24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8
25 Metode Pengujian Antibakteri 9
26 Kerangka Teori 11
27 Kerangka Konsep 12
28 Definisi Operasional 12
Bab III Metodologi Penelitian 14
31 Desain Penelitian 14
32 Tempat dan Waktu Penelitian 14
33 Identifikasi Variabel 14
x
331 Variabel Bebas 14
332 Variabel Terikat 14
34 Alat dan Bahan 14
341 Alat 14
342 Bahan 15
35 Alur Penelitian 15
36 Cara Kerja Penelitian 16
361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16
365 Pembuatan Stok Bakteri 17
366 Tahap Pengujian 17
37 Analisis Data 17
Bab IV Hasil dan Pembahasan 19
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19
Bab V Simpulan dan Saran 24
51 Simpulan 24
52 Saran 24
Daftar Pustaka 25
Lampiran 27
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4
Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6
Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100
(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan
Streptococcus pyogenes 19
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 26 Kerangka Teori 11
Bagan 27 Kerangka Konsep 12
Bagan 35 Alur Penelitian 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
ABSTRAK
Samrotul Fuadi Program Studi Pendidikan Dokter EFEKTIVITAS
EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes 2014
Pendahuluan Daun sirih hijau telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia
sebagai obat tradisional Ekstrak daun sirih dilaporkan memiliki daya antibakteri
yang terdiri dari phenol dan senyawa turunannya Streptococcus pyogenes adalah
bakteri penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu Faringitis Tujuan
Mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan
bakteri Streptococcus pyogenes Metodologi Penelitian ini menggunakan desain
Eksperimental Daun sirih hijau 1000 g diekstraksi menggunakan metode maserasi
menghasilkan 365 g ekstrak kental Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
(25 50 75 100) pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan
eritromisin sebagai kontrol positif diuji aktivitas antibakterinya terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada agar darah dengan metode disc
diffusion Hasil Terdapat zona hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L) Analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney
menunjukkan terdapat perbedaan daya hambat bermakna (plt005) antara berbagai
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes Kesimpulan Berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau (Piper betle L) dengan pelarut etanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
Kata Kunci Daun sirih hijau Streptococcus pyogenes disc diffusion
viii
ABSTRACT
Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper
betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014
Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional
regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect
by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent
responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis
Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus
pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000
g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various
concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative
control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the
inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc
diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of
Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)
of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to
Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences
between various concentrations of extract erythromycin as positive control and
ethanol 96 as negative control
Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits
Streptococcus pyogenes growth
Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul i
Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii
Lembar Persetujuan Pembimbing iii
Lembar Pengesahan iv
Kata pengantar v
Abstrak vii
Abstract viii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Grafik xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Bagan xiv
Daftar Lampiran xv
Bab I Pendahuluan
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan 2
131 Tujuan umum 2
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
Bab II Tinjauan Pustaka 4
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5
212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5
22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6
23 Faringitis 7
24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8
25 Metode Pengujian Antibakteri 9
26 Kerangka Teori 11
27 Kerangka Konsep 12
28 Definisi Operasional 12
Bab III Metodologi Penelitian 14
31 Desain Penelitian 14
32 Tempat dan Waktu Penelitian 14
33 Identifikasi Variabel 14
x
331 Variabel Bebas 14
332 Variabel Terikat 14
34 Alat dan Bahan 14
341 Alat 14
342 Bahan 15
35 Alur Penelitian 15
36 Cara Kerja Penelitian 16
361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16
365 Pembuatan Stok Bakteri 17
366 Tahap Pengujian 17
37 Analisis Data 17
Bab IV Hasil dan Pembahasan 19
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19
Bab V Simpulan dan Saran 24
51 Simpulan 24
52 Saran 24
Daftar Pustaka 25
Lampiran 27
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4
Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6
Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100
(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan
Streptococcus pyogenes 19
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 26 Kerangka Teori 11
Bagan 27 Kerangka Konsep 12
Bagan 35 Alur Penelitian 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
viii
ABSTRACT
Samrotul Fuadi Medical Education Study Program The Effectivity of Piper
betle L Extract on Streptococcus pyogenes Growth 2014
Background Piper betle L has been used by Indonesian people as a traditional
regiment Piper betle L extract has been reported to contain antibacterial effect
by the Phenolic compound and its derivative Streptococcus pyogenes is the agent
responsible for Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and pharyngitis
Objective Aims to determine the effect of Piper betle L extract in Streptococcus
pyogenes growth inhibition Method This experimental research extracted 1000
g of Piper betle L through maceration method producing 365 g extract Various
concentration extracts (25 50 75 and 100) 96 ethanol as negative
control and erythromycin as positive control were analyzed to determine the
inhibiting activity to Streptococcus pyogenes growth in blood agar using disc
diffusion method Results Inhibition zone is found at various concentrations of
Piper betle L extract Kruskall-Wallis test showed significant difference (plt005)
of inhibition effect among various concentrations of Piper betle L extracts to
Streptococcus pyogenes growth Mann Withney test shows significant differences
between various concentrations of extract erythromycin as positive control and
ethanol 96 as negative control
Conclusion Various concentrations of Piper betle L extract with ethanol inhibits
Streptococcus pyogenes growth
Key word Betle leaf extract Streptococcus pyogenes disc diffusion
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul i
Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii
Lembar Persetujuan Pembimbing iii
Lembar Pengesahan iv
Kata pengantar v
Abstrak vii
Abstract viii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Grafik xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Bagan xiv
Daftar Lampiran xv
Bab I Pendahuluan
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan 2
131 Tujuan umum 2
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
Bab II Tinjauan Pustaka 4
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5
212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5
22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6
23 Faringitis 7
24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8
25 Metode Pengujian Antibakteri 9
26 Kerangka Teori 11
27 Kerangka Konsep 12
28 Definisi Operasional 12
Bab III Metodologi Penelitian 14
31 Desain Penelitian 14
32 Tempat dan Waktu Penelitian 14
33 Identifikasi Variabel 14
x
331 Variabel Bebas 14
332 Variabel Terikat 14
34 Alat dan Bahan 14
341 Alat 14
342 Bahan 15
35 Alur Penelitian 15
36 Cara Kerja Penelitian 16
361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16
365 Pembuatan Stok Bakteri 17
366 Tahap Pengujian 17
37 Analisis Data 17
Bab IV Hasil dan Pembahasan 19
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19
Bab V Simpulan dan Saran 24
51 Simpulan 24
52 Saran 24
Daftar Pustaka 25
Lampiran 27
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4
Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6
Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100
(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan
Streptococcus pyogenes 19
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 26 Kerangka Teori 11
Bagan 27 Kerangka Konsep 12
Bagan 35 Alur Penelitian 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul i
Lembar Pernyataan Keaslian Karya ii
Lembar Persetujuan Pembimbing iii
Lembar Pengesahan iv
Kata pengantar v
Abstrak vii
Abstract viii
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Grafik xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Bagan xiv
Daftar Lampiran xv
Bab I Pendahuluan
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 2
13 Tujuan 2
131 Tujuan umum 2
132 Tujuan Khusus 3
14 Manfaat Penelitian 3
Bab II Tinjauan Pustaka 4
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L) 4
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau 5
212 Manfaat Daun Sirih Hijau 5
22 Morfologi dan klasifikasi Streptococcus pyogenes 6
23 Faringitis 7
24 Mekanisme Kerja Antibakteri 8
25 Metode Pengujian Antibakteri 9
26 Kerangka Teori 11
27 Kerangka Konsep 12
28 Definisi Operasional 12
Bab III Metodologi Penelitian 14
31 Desain Penelitian 14
32 Tempat dan Waktu Penelitian 14
33 Identifikasi Variabel 14
x
331 Variabel Bebas 14
332 Variabel Terikat 14
34 Alat dan Bahan 14
341 Alat 14
342 Bahan 15
35 Alur Penelitian 15
36 Cara Kerja Penelitian 16
361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16
365 Pembuatan Stok Bakteri 17
366 Tahap Pengujian 17
37 Analisis Data 17
Bab IV Hasil dan Pembahasan 19
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19
Bab V Simpulan dan Saran 24
51 Simpulan 24
52 Saran 24
Daftar Pustaka 25
Lampiran 27
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4
Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6
Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100
(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan
Streptococcus pyogenes 19
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 26 Kerangka Teori 11
Bagan 27 Kerangka Konsep 12
Bagan 35 Alur Penelitian 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
x
331 Variabel Bebas 14
332 Variabel Terikat 14
34 Alat dan Bahan 14
341 Alat 14
342 Bahan 15
35 Alur Penelitian 15
36 Cara Kerja Penelitian 16
361 Sterilisasi Alat dan Bahan 16
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau 16
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau 16
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi 16
365 Pembuatan Stok Bakteri 17
366 Tahap Pengujian 17
37 Analisis Data 17
Bab IV Hasil dan Pembahasan 19
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau terhadap Streptococcus pyogenes 19
Bab V Simpulan dan Saran 24
51 Simpulan 24
52 Saran 24
Daftar Pustaka 25
Lampiran 27
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4
Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6
Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100
(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan
Streptococcus pyogenes 19
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 26 Kerangka Teori 11
Bagan 27 Kerangka Konsep 12
Bagan 35 Alur Penelitian 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri 10
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney 21
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4
Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6
Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100
(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan
Streptococcus pyogenes 19
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 26 Kerangka Teori 11
Bagan 27 Kerangka Konsep 12
Bagan 35 Alur Penelitian 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes 20
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4
Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6
Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100
(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan
Streptococcus pyogenes 19
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 26 Kerangka Teori 11
Bagan 27 Kerangka Konsep 12
Bagan 35 Alur Penelitian 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 21 Daun Sirih Hijau 4
Gambar 22 Koloni Streptococcus pyogenes pada agar darah 6
Gambar 22 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes 6
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100
(B) konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan
Streptococcus pyogenes 19
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 26 Kerangka Teori 11
Bagan 27 Kerangka Konsep 12
Bagan 35 Alur Penelitian 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 26 Kerangka Teori 11
Bagan 27 Kerangka Konsep 12
Bagan 35 Alur Penelitian 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tumbuhan 27
Lampiran 2 Sertifikat Pengujian Ekstraksi Bahan 28
Lampiran 3 Alat dan Bahan Penelitian 29
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Sirih adalah salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengobatan Tanaman sirih hijau (Piper betle L) tumbuh subur di sepanjang Asia
tropis hingga Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia
Malaysia Thailand Sri Lanka India hingga Madagaskar Di Indonesia Tanaman
ini dapat ditemukan di pulau Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku dan
Papua1 Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri amebisid
fungisid antiseptik immunodulator dan lainnya2
Bagian-bagian dari tanaman sirih (Piper betle L) seperti akar biji dan daun
berpotensi untuk pengobatan tetapi yang paling sering dimanfaatkan adalah bagian
daunnya Komponen aktif daun sirih dipengaruhi oleh umur jenis daun dan sinar
matahari1 Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri atas senyawa phenol
dan beberapa derivatnya euganol dan kavikol Senyawa phenol dan derivatnya
dapat mendenaturasi protein sel bakteri3 Senyawa euganol bersifat bakterisida
dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4 Senyawa kavikol selain
memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
senyawa phenol lainnya3 Berbagai macam penelitian membuktikan bahwa ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri5
Khasiat ekstrak daun sirih hijau sebagai antibakteri telah dibuktikan oleh
Seil (2012) ekstrak daun sirih hijau dengan pelarut etanol dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode disc diffusion pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar 106 ppm dengan kategori
hambatan kuat Juga telah dibuktikan oleh Angga (2013) bahwa ekstrak daun sirih
hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan
metode disc diffusion pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30
didapatkan rata-rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan
lemah Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata
zona hambat 1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133
mm dengan kategori hambatan kuat
Streptococcus pyogenes adalah bakteri patogen saluran pernapasan bagian
atas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan penyebab paling
umum dari faringitis bakterial7 Faringitis adalah peradangan dinding faring yang
merupakan penyebab dari (15-30) kasus pada anak dan (5-10) kasus pada
dewasa8 Streptococcus pyogenes tergolong bakteri Gram positif termasuk
kelompok bakteri Streptococcus β Hemolitik dan bersifat anaerob fakultatif9
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian penyakit
infeksi yang tinggi terutama Infeksi Saluran Pernapasan Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) satu bulan terakhir di Indonesia adalah 2510 Infeksi saluran napas
berdasarkan wilayah infeksinya dibagi menjadi infeksi saluran napas bagian atas
dan bawah Infeksi saluran napas atas yang paling sering terjadi adalah otitis
sinusitis dan faringitis Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat di Indonesia karena merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi
pada balita (228) dan bayi11
Berdasarkan hal diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
pyogenes secara in vitro Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih hijau dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Streptococcus
pyogenes dengan metode disc diffusion
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efek ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
13 Tujuan
131 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3
132 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efek beberapa konsentrasi ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
14 Manfaat Penelitian
141 Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan di program studi pendidikan dokter
(PSPD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah pengetahuan peneliti terhadap
penerapan beberapa ilmu kedokteran terhadap perkembangan dunia kesehatan dan
mengetahui daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
142 Bagi Institusi
Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan mikrobiologi dan
memajukan UIN Syarif Hidayatullah terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah
dengan mempublikasikan penelitian ini
143 Bagi Keilmuan
Dapat memberikan informasi mengenai efek ekstrak daun sirih hijau (Piper
betle L) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dapat dijadikan
bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan sebagai data informasi untuk melakukan penelitian lanjut tentang efek
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
145 Bagi Sosial
Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman berkhasiat obat
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Tanaman Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Sirih adalah salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari famili Piperaceae
tumbuh merambat atau menjalar Tinggi tanaman sirih bisa mencapai 5-15 m
tergantung pertumbuhan dan tempat rambatnya Sirih memiliki batang berwarna
coklat kehijauan berbentuk bulat berkerut dan beruas yang merupakan tempat
keluarnya akar Tanaman ini memiliki daun berbentuk jantung berujung runcing
tumbuh berselang seling bertangkai teksturnya kasar jika diraba dan
mengeluarkan bau yang sedap (aromatis) Panjang daun 6-175 cm dan lebar 35-
10 cm Warna daun sirih bervariasi dari merah kuning hijau sampai hijau tua
Sirih dapat tumbuh subur di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas
permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan
cukup air1
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari tanaman sirih
hijau (Piper betle L)12
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Piperales
Family Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper betle L
Gambar 21 Daun Sirih Hijau
Sumber (httpwwwbitlipigoid)
Diakses 10 September 2014
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
5
211 Kandungan Kimiawi Daun Sirih Hijau
Tanaman sirih mengandung 42 minyak atsiri yang komponen utamanya
terdiri dari betle phenol dan beberapa derivatnya diantaranya euganol
allypyrocatechine 268-425 Cineol 24-48 methyl euganol 42-158
Caryophyllen (Siskuiterpen) 3-98 hidroksi kavikol kavikol 72-167
kabivetol 27-62 estragol ilypyrokatekol 96 karvakol 22-56 alkaloid
flavonoid triterpenoid atau steroid saponin terpen fenilpropan terpinen diastase
08-18 dan tannin 1-133 Pada konsentrasi 01-1 phenol bersifat
bakteriostatik sedangkan pada konsentrasi 1-2 phenol bersifat bakteriosida14
Senyawa phenol dan derivatnya dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa
euganol bersifat bakterisida dengan meningkatkan permeabilitas membran bakteri4
Senyawa kavikol selain memberi bau khas pada sirih juga memiliki sifat bakterisida
lima kali lipat dari senyawa phenol lainnya3
Setiap daun sirih hijau memiliki kandungan air (85-90) protein (335)
karbohidrat (05-61) serat (2-3) minyak esensial (008-02) tannin (01-
13) dan alkaloid Daun sirih hijau juga mengandung beberapa vitamin seperti
vitamin C (0005-001) asam nikotinik (063-089mg100gms) vitamin A (19-
29mg100gms) thiamin (10-70μg100gms) riboflavin (1930μg100gms) Dan
juga mineral (23-33) yang terdiri atas kalsium (02-05) besi (0005-0007)
iodin (34μg100gms) fosfor (005-06) potassium (11-46)6
212 Manfaat Daun Sirih Hijau
Beberapa literatur menyebutkan bahwa daun sirih memiliki sifat styptic
(menahan perdarahan) vulnerary (menyembuhkan luka kulit) menguatkan gigi
dan membersihkan tenggorokan Selain itu juga memiliki kemampuan sebagai
antiseptik antioksidasi dan fungisid Minyak atsiri dan ekstraknya mampu
melawan beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif Sehingga banyak
masyarakat memanfaatkan daun sirih sebagai pengobatan atau penyembuhan
penyakit Pemakaian daun sirih sebagai obat disebabkan adanya kandungan minyak
atsiri yang terdiri dari phenol dan sebagian besar kavikol Kavikol inilah yang
memberi bau khas daun sirih dan memiliki sifat bakterisida lima kali lipat dari
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
6
phenol biasa15 Disamping itu ekstraknya dapat digunakan untuk mencegah dan
mengobati radang gusi dan radang tenggorokan1
22 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus
dengan diameter 05-1 microm dan tersusun seperti rantai Bakteri ini bersifat β
hemolitik sehingga menghasilkan zona hemolisis β di sekitar koloni1617
Streptococcus pyogenes bersifat anaerob fakultatif nonmotil tidak berspora dan
dapat tumbuh secara optimum pada suhu 37oC dengan pH 74-76 Bakteri
Streptococcus pyogenes dapat hidup selama 10-14 hari pada media biasa pada suhu
kamar dan dapat tetap hidup tanpa berubah sifat virulensinya selama berbulan-
bulan dan bertahun-tahun Pada suhu 500C bakteri akan mati dalam 10 menit16
Berdasarkan Ilmu Taksonomi berikut adalah klasifikasi dari bakteri Streptococcus
pyogenes16
Kingdom Bacteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Ordo Lactobacillales
Famili Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies Streptococcus pyogenes
Gambar 22 (kiri) Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus pyogenes dan (kanan)
koloni Streptococcus pyogenes pada media agar darah
(Sumber texbookofbacteriologynet)
Diakses 8 September 2014
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
7
Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak
menginfeksi manusia Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan dan
kulit namun tidak menimbulkan gejala penyakit Streptococcus pyogenes dapat
menginfeksi ketika pertahanan tubuh host menurun atau ketika organisme tersebut
mampu berpenetrasi melewati pertahanan host yang ada Bila bakteri ini tersebar
sampai ke jaringan yang rentan maka infeksi supuratif dapat terjadi Infeksi ini
dapat berupa faringitis tonsilitis dan impetigo20
23 Faringitis
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan
oleh rhinovirus (20) influenza virus (2) dan Streptococcus pyogenes (15-
30)8 Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi
inflamasi lokal Infeksi bakteri Grup A Streptococcus β hemolitik dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena bakteri ini melepaskan toksin
ekstraseluler Bakteri ini menyerang anak usia sekolah (terutama usia 4-7 tahun)
dan orang dewasa Infeksi dapat terjadi apabila pertahanan tubuh host menurun atau
ketika organisme ini dapat menembus pertahanan tubuh host Penularan infeksi
melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection)21
Faringitis akut berlangsung kurang dari 2 minggu Penyebab paling sering
disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes Pada awal penyakit penderita
mengeluh rasa kering atau gatal pada tenggorokan malaise dan sakit kepala
biasanya suhu sedikit meningkat dan eksudat pada faring menebal22 Gejala pada
rhinovirus yaitu rhinitis dan beberapa hari kemudian dapat menimbulkan faringitis
timbul demam disertai rhinorhea (sekresi mukus encer dari hidung) mual nyeri
tenggorok dan sulit menelan Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis
Faringitis kronik berlangsung lebih dari 2 minggu Terdapat 2 bentuk
faringitis kronik yaitu faringitis hiperplastik dan faringitis atrofi Faktor
predisposisi pada faringitis kronik adalah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik
oleh rokok dan minuman beralkohol Faringitis kronik hiperplastik ditandai dengan
perubahan mukosa dinding posterior faring Pada pemeriksaan tampak mukosa
dinding posterior tidak rata bergranular dan pasien mengeluh tenggorok kering
gatal dan akhirnya batuk berdahak Sedangkan gejala pada faringitis kronik atrofi
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
8
pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal Pada pemeriksaan tampak mukosa
faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering21
24 Mekanisme Kerja Antibakteri23
Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu
aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri namun tidak
membunuhnya) dan bakterisida (bersifat membunuh bakteri dalam spektrum yang
luas) Sedangkan berdasarkan mekanisme kerjanya obat antibakteri dapat dibagi
kedalam 5 kelompok yaitu
241 Menghambat Sintesis Dinding Sel
Bakteri memiliki dinding sel dengan tekanan osmotik yang tinggi di dalam
sel dan berfungsi mempertahankan bentuk dan ukuran sel Dinding sel bakteri
mengandung peptidoglikan Lapisan peptidoglikan pada dinding sel bakteri Gram
positif lebih tebal daripada bakteri Gram negatif Struktur dinding sel dapat dirusak
dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai
terbentuk22 Antibiotik yang bekerja dengan mekanisme ini diantaranya penisilin
sefalosforin basitrasin vankomisin dan sikloserin23
242 Mengganggu Keutuhan Membran Sel
Membran sitoplasma berfungsi dalam perpindahan molekul aktif dan
menjaga keseimbangan zat di dalam sel Kerusakan membran sitoplasma sel dapat
menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein asam nukleat dan ion-ion
penting sehingga sel menjadi rusak Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin-B dan golongan azol (klotrimazol mikonazol dan
ketokonazol)23
243 Menghambat Sintesis Protein
Sel bakteri harus mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya Sintesis
protein berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA Pada bakteri
ribosom terdiri atas dua subunit ribosom yaitu ribosom 30S dan ribosom 50S Untuk
berfungsi pada sintesis protein kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
9
rantai mRNA menjadi ribosom 70S Penghambatan pada komponen ribosom-
ribosom tersebut menyebakan gangguan protein sel Antibiotik yang dapat
menghambat sintesis protein sel antara lain golongan aminoglikosida makrolid
linkomisin tetrasiklin dan kloramfenikol23
244 Menghambat Sintesis Asam Nukleat
Antibiotik yang dapat menghambat sintesis asam nukleat bakteri yaitu
kuinolon rifampisin sulfonamide dan trimetropin Rifampisin menghambat
replikasi Deoksiribosa Nukleotida Acid (DNA) pada proses pembelahan sel
Rifampisin bekerja dengan cara mengikat enzim DNA-dependent RNA polymerase
sehingga menghambat sintesis Ribosa Nukleotida Acid (RNA) bakteri Golongan
kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri23
245 Menghambat Metabolisme Sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Asam folat
tersebut harus disintesis sendiri oleh bakteri dari asam para aminobenzoate
(PABA) Antibakteri seperti sulfonamide trimetropin asam p-aminosalisilat (PAS)
dan sulfon menghambat proses pembentukan asam folat tersebut23
25 Metode Pengujian Antibakteri
Uji antibakteri dilakukan untuk mengukur respon pertumbuhan populasi
mikroorganisme terhadap agen antibakteri
251 Metode disc diffusion (tes Kirby amp Bauer)
Metode disc diffusion merupakan metode sederhana praktis dan telah
distandarisasi dengan baik Metode disc diffusion digunakan untuk menentukan
aktivitas agen antibakteri Metode ini dilakukan dengan meletakkan blank disc yang
sudah berisi suatu zat antibakteri pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antibakteri24 Keuntungan metode ini adalah
kesederhanaan test yang tidak membutuhkan peralatan khusus Kekurangan metode
ini adalah tidak adanya mekanisasi atau automatisasi
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
10
252 E-test
Metode E-test digunakan untuk menentukan konsentrasi minimal suatu
agen antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Cara yang
dilakukan menggunakan strip plastik yang mengandung agen antibakteri dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada permukaan media agar yang sudah
ditanami mikroorganisme24
253 Ditch-plate technique
Metode ini dilakukan dengan meletakkan agen antibakteri pada parit yang
telah dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian
tengah secara membujur kemudian bakteri uji digoreskan kearah parit yang berisi
antibakteri24
254 Cup-plate technique (Metode Lubang)
Metode Cup-plate technique memiliki prinsip hampir sama dengan metode
disc diffusion Pada metode ini media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dibuat lubang diisi dengan zat antibakteri yang akan diuji24
Efektivitas antibakteri didasarkan pada pembentukan zona hambat yang
ditunjukkan pada tabel 21
Tabel 21 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri25
Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan
gt20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
lt10 mm Tidak ada
Sumber Greenwood 1995
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
11
26 Kerangka Teori
Infeksi
Saluran
Pernapasan
Atas (ISPA)
Sinusitis
Otitis
Faringitis
Akut Kronik
Virus Bakteri
Streptococcus
pyogenes
Infeksi
Sirih
Hijau Daun
Batang
Akar
Merah
Kuning
Manfaat Sirih
Antiseptik
Fungisid
Antibakteri
Senyawa Kimia
Minyak atsiri
Daun sirih
Phenol Kavikol Euganol Antibiotik
golongan
Makrolid
(Eritromisin)
antibakteri
Mendenaturasi
protein sel
bakteri
Meningkatkan
permeabilitas
membran
Bakterisida
Menghambat
sintesis
protein
bakteri
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
12
27 Kerangka Konsep
Variabel terikat Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
Variabel bebas Ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) dengan konsentrasi
25 50 75 100 Kontrol positif dengan eritromisin
dan kontrol negatif dengan etanol 96
28 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Operasional
1 Zona hambat Daerah hambatan Penggarris Diameter Numerik
Streptococcus yang terbentuk Zona hambat
Pyogenes (mm)
2 Konsentrasi Daun sirih yang Mikropipet Jumlah ekstrak Kategorik
Ekstrak daun telah dilarutkan sesuai dengan
Sirih hijau dengan etanol berbagai
96 dengan konsentrasi
berbagai
konsentrasi
Ekstrak daun Sirih
hijau dalam
konsentrasi 25
50 75 100
Biakan bakteri
Streptococcus
pyogenes
Pertumbuhan
bakteri normal
Pertumbuhan
bakteri terhambat
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
13
3 Larutan Larutan kontrol Mikropipet Jumlah larutan Kategorik
kontrol negatif yang sebanyak 1 ml
negatif berisi etanol
96
4 Larutan Kontrol positif Tidak ada Cakram uji Kategorik
kontrol berupa kertas berisi antibiotik
positif cakram yang eritromisin
berisi antibiotik
eritromisin
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode
disc diffusion untuk melihat efek ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes
32 Tempat dan Waktu
Proses determinasi tanaman dilakukan pada tanggal 21 Februari 2014 di
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor sedangkan proses ekstraksi
daun sirih hijau (Piper betle L) dilakukan pada tanggal 14 April 2014 di Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Kemudian penelitian
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
33 Identifikasi Variabel Penelitian
331 Variabel bebas
Ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 50 75 dan 100
Kontrol positif dengan eritromisin dan kontrol negatif dengan etanol 96
332 Variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes di media agar darah diukur
dengan berbagai diameter zona hambatan (zona terang) yang terbentuk dalam
millimeter (mm)
34 Alat dan Bahan
341 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain tabung reaksi ose
bunsen mikropipet pinset vortex cawan petri korek api kapas lidi tisu rak
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
15
tabung penggaris erlenmeyer kamera baki autoclave alat tulis label laminar
air flow inkubator
342 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain ekstrak daun sirih hijau
agar darah pelarut etanol 96 aquades steril thioglikolat cair larutan standar 05
Mc Farland biakan bakteri Streptococcus pyogenes cakram uji antibiotik
eritromisin cakram uji kosong
35 Alur Penelitian
Bagan 31 Alur penelitian
Ekstrak Daun Sirih
Hijau
Konsentrasi
25
Konsentrasi
50
Konsentrasi
75
Konsentrasi
100
Kontrol (+)
Eritromisin
Kontrol (-)
Etanol 96
Bakteri Streptococcus
pyogenes pada agar darah
Zona Hambat
Analisis Statistik
Determinasi
di LIPI
Bogor
Ekstraksi di
BALITRO
Bogor
Perendaman blank disc
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
16
36 Cara Kerja
361 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan pada penelitian ini dicuci bersih
dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave
selama 30 menit pada suhu 121˚C dan tekanan 15 atm
362 Persiapan dan Determinasi Daun Sirih Hijau
Daun sirih hijau yang dibeli di pasar Ciputat sebanyak 1000 g Kemudian
dilakukan determinasi di LIPI Bogor yang bertujuan untuk memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan Determinasi tanaman sirih hijau dilakukan dengan
cara mencocokkan ciri-ciri morfologi yang ada pada tanaman sirih terhadap
kepustakaan dan dibuktikan bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor
363 Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Hijau
Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih hijau (Piper betle L)
adalah metode maserasi Pada metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol
96 Sebanyak 1000 g daun sirih hijau dicuci bersih selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 40˚C Kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk kering
Serbuk kering direndam dalam pelarut etanol 96 selama 3x24 jam Kemudian
diambil filtratnya dengan penyaringan Maserasi dilakukan dengan pengadukan
sebanyak 12 kali selama 15 menit dengan tenggang waktu antar pengadukan selama
5 menit Kemudian dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dari ampas Hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary
vacuum evaporator sehingga didapatkan 365 g ekstrak kental yang bebas dari
pelarut
364 Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang divariasikan dengan
menggunakan pelarut etanol 96 yaitu 25 50 75 dan 100 Kontrol negatif
yang digunakan adalah pelarut etanol 96 dan kontrol positif yang digunakan
adalah antibiotik eritromisin yang merupakan antibiotik golongan makrolid yang
dapat menghambat sintesis protein pada bakteri Sehingga seluruhnya berjumlah 6
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
17
variabel Penelitian ini dikerjakan secara triplo Stok variabel konsentrasi yang
dituangkan dalam 5 cawan petri yang berbeda diberi cakram uji kosong (1 cawan
petri berisi 3 cakram uji kosong) yang direndam selama 10-15 menit
365 Pembuatan Stok bakteri
Pembuatan stok bakteri dilakukan untuk memperbanyak bakteri dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan bakteri Streptococcus pyogenes ke dalam agar
darah kemudian diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam didalam inkubator
366 Tahap Pengujian
Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus
pyogenes kedalam tabung reaksi yang berisi thioglikolat cair Kemudian
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dibandingkan kekeruhannya
dengan larutan standar 05 Mc Farland Suspensi bakteri Streptococcus pyogenes
kemudian dioleskan pada agar darah menggunakan kapas lidi steril Cakram uji
kosong direndam didalam masing-masing stok konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
selama 15-30 menit setelah itu cakram dibiarkan kering Cakram uji kosong yang
telah direndam dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dan cakram uji
antibiotik eritromisin kemudian diletakkan di atas permukaan agar darah secara
steril di laminar air flow Kemudian agar darah tersebut diinkubasi dalam inkubator
pada suhu 37˚C selama 24 jam Setelah 24 jam diukur diameter zona terang (clear
zone) yang terbentuk menggunakan penggaris
37 Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 170 untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-
masing cakram uji yang berisi kontrol negatif konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
25 50 75 100 dan kontrol positif eritromisin dalam menghambat
pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Data penelitian ini berupa variabel numerik lebih dari 2 kelompok tidak
berpasangan sehingga menggunakan uji statistik parametrik One-Way ANOVA
dengan syarat distribusi harus normal dan varian data homogen Tetapi apabila
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
18
hasil penelitian ini tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka dilakukan uji
statistik non-parametrik Kruskal-Wallis Selanjutnya dilakukan uji post hoc apabila
hasil dari uji One-Way ANOVA atau uji Kruskal-Wallis bermakna
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus pyogenes
Gambar 41 Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (A) konsentrasi 25 100 (B)
konsentrasi 50 75 terhadap pertumbuhan Streptococcus
pyogenes
Dari Percobaan dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
didapatkan rata-rata zona hambat yang diukur dari zona terang yang terbentuk pada
konsentrasi 25 yaitu 146 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 50
yaitu 176 mm dengan standar deviasi 057 Pada konsentrasi 75 yaitu 19 mm
dengan standar deviasi 1 Pada konsentrasi 100 yaitu 19 mm dengan standar
deviasi 1 Pada kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan zona
terang dengan diameter 3333 mm dengan standar deviasi 076 Pada uji kontrol
negatif yang menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang
memberikan arti bahwa tidak ada hambatan terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus pyogenes
A B
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
20
Grafik 41 Hambatan Pertumbuhan Streptococcus pyogenes
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data penelitian ini
lebih dari 2 kelompok dan tidak berpasangan Maka uji kebermaknaan yang
digunakan yaitu One-Way ANOVA Pada uji tersebut terdapat dua syarat yang harus
dipenuhi yaitu distribusi data normal dengan p gt 005 dan variasi data sama dengan
p gt 005 Berdasarkan uji statistik Shapiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak
normal pada penelitian ini dengan nilai signifikan 001 sehingga diperlukan
transformasi data Setelah dilakukan transformasi data hasil transformasi data tetap
tidak normal Karena tidak terpenuhinya syarat untuk menggunakan uji One-Way
ANOVA maka uji kebermaknaan dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis Pada
uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi bermakna jika p lt 005 pada penelitian ini
hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikan 0043 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
Dari hasil analisis statistik dengan uji Mann-Whitney didapatkan hasil
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dengan semua
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25
dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 konsentrasi ekstrak daun sirih
hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 25 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 100 konsentrasi
ekstrak daun sirih hijau 50 dengan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 75 dan
kontrol positif dengan semua konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
10
20
30
40
25 50 75 100 k (+) k (-)
dia
met
er z
on
a h
amb
at (
mm
)
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau ()
Zona hambat daun sirih terhadap bakteri Streptococcus pyogenes
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
21
Tabel 41 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney
Perlakuan
konsentrasi 25
konsentrasi 50
konsentrasi 75
konsentrasi 100
kontrol (+)
kontrol (-)
konsentrasi 25
konsentrasi 50 0043
konsentrasi 75 0043 0043
konsentrasi 100 0046 0105 0487
kontrol (+) 0046 0046 0046 005
kontrol (-) 0034 0034 0034 0037 0037
Keterangan Signifikan p lt 005
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan ekstrak daun sirih hijau
mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes Berdasarkan
klasifikasi Greenwood konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 25 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan lemah dan
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100 dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori hambatan sedang
Pemberian ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L) memiliki efek antibakteri
terhadap bakteri Streptococcus pyogenes yang ditandai dengan terbentuknya zona
hambat Adanya zona hambat yang dihasilkan dari pemberian ekstrak daun sirih
hijau dapat dihubungkan dengan senyawa yang terkandung didalam minyak atsiri
yang terdiri dari phenol euganol dan kavikol
Senyawa phenol dan derivatnya yang terkandung dalam ekstrak daun sirih
hijau dapat mendenaturasi protein sel bakteri Senyawa kavikol memiliki sifat
bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan senyawa phenol lain dan euganol
sebagai antibakteri melalui peningkatan permeabilitas membran bakteri3
Penelitian Seil (2012) membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pada
penelitian tersebut menggunakan metode disc diffusion Variabel bebas pada
penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 106 5106 dan 107
ppm Adapun proses ekstraksi daun sirih hijau sebanyak 500 g dengan metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 96
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
22
Hasil pengamatan pada penelitian yang dilakukan Seil (2012) menunjukkan
pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 106 ppm didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 213 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 5106 ppm didapatkan
rata-rata zona hambat sebesar 253 mm Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau
107 ppm didapatkan rata-rata zona hambat sebesar 273 mm Sementara pada
kontrol positif menggunakan antibiotik amoksilin didapatkan rata-rata zona hambat
sebesar 523 mm Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
variabel ekstrak daun sirih hijau maka semakin kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan data yang didapatkan
pada penelitian tersebut konsentrasi ekstrak daun sirih hijau terkecil yaitu sebesar
106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
kategori hambatan kuat
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Seil (2012)
adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96 Pada
penelitian ini konsentrasi ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25 dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan lemah dan konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 75 dan 100
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes dengan kategori
hambatan sedang
Penelitian lain yang memanfaatkan ekstrak daun sirih hijau terhadap bakteri
adalah Anang Hermawan (2007) yang membuktikan efek ekstrak daun sirih hijau
dengan metode disc diffusion terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dan Eschericia coli Variabel bebas pada penelitian tersebut ekstrak daun sirih hijau
dengan konsentrasi 25 5 dan 10 Dengan 7 kali pengulangan Adapun media
agar yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar sebagai media pertumbuhan
bakteri Pada penelitian tersebut proses ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan
menggunakan dimethyl sulfoxide (DMSO) 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi dan sebagai kontrol negatif Diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak daun
sirih berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri tersebut yang ditunjukkan dengan
adanya clear zone yang terbentuk
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
23
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Anang
hermawan (2007) adalah perbedaan pada bakteri media yang diuji dan variasi
kosentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan Serta pada saat pembuatan
ekstraksi daun sirih hijau peneliti tersebut menggunakan metanol sebagai
pelarutnya dan menggunakan DMSO 10 pada saat pembuatan pembagian
konsentrasi variabel bebas Sedangkan metode yang digunakan sama yaitu metode
disc diffusion
Sedangkan penelitian yang dilakukan Angga (2013) membuktikan bahwa
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek terhadap pertumbuhan bakteri Streptoccus
viridans Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 20 dan 30 didapatkan rata-
rata zona hambat 1167 mm dan 14 mm dengan kategori hambatan lemah Pada
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau 50 dan 75 didapatkan rata-rata zona hambat
1767 mm dan 19 mm dengan kategori hambatan sedang Pada konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau 100 didapatkan rata-rata zona hambat 2133 mm dengan kategori
hambatan kuat Sedangkan pada kontrol positif dengan menggunakan amoksilin
didapatkan rata-rata zona hambat 2533 mm
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan Angga
(2013) adalah perbedaan pada bakteri yang diuji dan variasi konsentrasi ekstrak
daun sirih hijau yang digunakan Sedangkan metode dan pelarut yang digunakan
adalah sama yaitu dengan metode disc diffusion dan pelarut etanol 96
Kontrol negatif pada penelitian ini tidak menimbulkan daya hambat
terhadap pertumbuhan Streptococcus pyogenes menunjukkan bahwa pelarut etanol
tidak mempengaruhi efek antibakteri ekstrak daun sirih hijau sedangkan kontrol
positif berupa eritromisin menunjukkan respon hambatan kuat terhadap
pertumbuhan Streptococcus pyogenes Eritromisin merupakan golongan makrolid
yang dapat menghambat sintesis protein pada bakteri sehingga pada penelitian ini
memperlihatkan zona hambatan yang paling kuat
Uraian diatas membuktikan bahwa daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
zat antibakteri terutama dalam menghambat pertumbuhan Streprococcus
pyogenes
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
25
DAFTAR PUSTAKA
1 Damayanti R Mulyono Khasiat amp Manfaat Daun Sirih Obat mujarab dari
masa ke masa Jakarta AgroMedia Pustaka 2003
2 A Duke James Handbook of medicinal herbs second edition London CRC
press 2002p73
3 Inayatullah Seila Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Skripsi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Jakarta 2012
4 KP Devi SA Nisa R Sakhtivel Eugenol (an essential oil of clove) acts as
an antibacterial agent against Salmonella typhi by disrupting the cellular
membran Journal of ethnopharmacology 2010
5 Bissa Syarad Songara Dimple Bohra A Tradition in oral hygiene Chewing
of betel (Piper betle L) leaves Current science Vol 92 No 1 2007p26-28
6 Maulana Angga Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Skripsi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Jakarta 2013
7 Limsuwa Suwarsak Supayang P V Anti-Streptococcus pyogenes Actiity of
Selected Medicinal Plant Extracts Used in Thai Traditional Medicine Tropical
Journal of Pharmaceutical Research August 2013 12 (4) 535-540
8 Alan L Bisno M D Acute Pharyngitis N Eng J Med Vol 344 No 3 January
18 2001 Available httpwwwnejmorg
9 Johnson Arthur G dkk Essential Mikrobiologi dan Imunologi ed 5 Jakarta
Binarupa Aksara Publisher 2011h107
10 Balitbangkes Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2013
11 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan 2005
12 Pradhan D et al Golden Heart of the Nature Piper betle L Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry Vol1 No 6 2013p147-167
13 Sirih hijau httpwwwbitlipigoidpangan-kesehatan Diakses pada 10
September 2014
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
26
14 Aiello Susan E The Merck etinary manual USA Merck Sharp amp Dohme
Corp 2012
15 Alfares Irene f Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn)
Dalam Proses Persembuhan Luka Infeksi Stapylococcus aureus Pada Tikus
Skripsi Fakultas kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Bogor 2013
16 Staf Pengajar FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta PT
Binarupa Aksara 1994
17 Jawetz Melnick and Adelberg Mikrobiologi Kedokteran jawetz Edisi 23
Jakarta EGC 2007
18 Streptococcus pyogenes Available form
httpmicrobewikikenyoneduindexphpStreptococcus pyogenes Diakses
pada 10 September 2014
19 Todar K Streptococcus pyogenes Todarrsquos Online textbook of bacteriology
Available httptextbookofbacteriologynetstreptococcushtml Diakses pada
tanggal 8 September 2014
20 Cunningham MW Pathogenesis of Group A streptococcal Infection Clin
Microbiol rev 13(30) 2000470-511
21 Soepardi Efiaty arsyad Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala amp Leher edisi ketujuh Jakarta Balai Penerbit FKUI 2012
22 George L Adams MD BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (BOIES
Fundamentals of Otolaryngology) ed 6 ECG 1997
23 Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Jakarta Balai Penerbit FK UI
2007
24 Pratiwi S T Mikrobiologi Farmasi Jakarta Penerbit Airlangga 2008
25 Greenwood Antibiotics susceptibility (sensitivity) Test Antimicrobial and
Chemotherapy USA MC Graw Hill Company 1995
26 Hermawan A Hana W dan Wiwiek T Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
dengan Metode Difusi Disk Skripsi Universitas Erlangga 2007
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
27
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat hasil determinasi tumbuhan
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
28
Lampiran 2
Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
29
Lampiran 3
Alat dan bahan
Inkubator Standar 05 MF
Laminar air flow Alat yang sudah disterilisasi
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Samrotul Fuadi
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat Tanggal Lahir Rantau Prapat 05 Oktober 1992
Alamat Jl Dr Hamka No 14 Rantau Prapat Medan Sumatera
Utara
Email samrohrezagmailcom
No Telpon 085261188119
1996-1999 TK Nurul Huda Negeri lama
1999-2005 SD 116874 Bakaran batu Rantau prapat
2005-2008 MTs Nur Ibrahimy Rantau prapat
2008-2011 MAN Rantau Prapat
2011-sekarang Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta