SAMPAH.docx

11
TUGAS INDIVIDU Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah pengelolan sampah Dosen pengampu: Rudatin Windraswara, ST. Oleh : Nama : Kristawansari Nim : 6450408091 Rombel : 2 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

Transcript of SAMPAH.docx

Page 1: SAMPAH.docx

TUGAS INDIVIDUDisusun guna memenuhi tugas mata kuliah pengelolan sampah

Dosen pengampu: Rudatin Windraswara, ST.

Oleh :

Nama : Kristawansari

Nim : 6450408091

Rombel : 2

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2010

Page 2: SAMPAH.docx

Latar belakang

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang sangat serius

apabila tidak ditangani dengan benar. Apalagi pertambahan penduduk

sekarang yang semakin padat serta pola konsumsi yang berlebihan. Hal ini

menyebabkan meningkatnya volume sampah yang semakin lama semakin

tinggi dan memerlukan pengolahan khusus, jika hal ini tidak diperhatikan

dengan serius maka sampah-sampah tadi dapat menimbulkan dampak yang

merugikan baik dalam aspek kesehatan, aspek ekonomi, aspek lingkungan dan

aspek lainnya.contoh dampak dari sampah dilihat dari aspek kesehatan dan

lingkungan antara lain yaitu pencemaran udara yang dapat menyebabakan

gangguan pernapasan bagi yang orang yang menghirupnya dan lama-kelaman

akan menjadi penyakit yang sangat serius misalnya ISPA dan PNEUMONIA

serta belum dampak lain dari aspek-aspek lain.

Kompleksnya permasalahan yang ditangani Universitas Negeri

Semarang (UNNES) belum sempat tertangani semuanya, salah satunya yaitu

masalah sampah yang sampai saat ini belum tertangani dengan baik. Apalagi

setiap tahunnya Unnes merekrut mahasiswa baru yang kebanyakan berasal

dari luar kota, bahkan luar pulau yang harus mencari tempat tinggal sementara

di sekitar kampus. Sehingga semakin bertambahlah beban permasalahannya.

Di kawasan Unnes sendiri sampah yang dihasilkan cukup banyak baik

organik maupun anorganik, sampah-sampah tersebut berasal dari berbagai

tempat yang ada seperti di kantor, kantin, kelas dan dikebun. Contoh sampah

yang dihasilkan dari kantor dan kelas yaitu berupa kertas, plastik, dan botol

sedangkan dikebun sampah yang dihasilkan yaitu berupa dedaunan, ranting.

Di kantin sendiri menghasilkan limbah cair yang berasal dari sisa-sisa

makanan dan minuman. Sehingga mengakibatkan munculnya berbagai

Page 3: SAMPAH.docx

masalah. Oleh sebab itu, supaya dampak yang ditimbulkan tidak mencemari

lingkuangan dan tidak mengganggu kesehatan masyarakat yang ada di

kawasan Unnes, diperlukan pengelolaan dan fasilitas saampah yang memadai.

Analisis situasi atau keadaan

Kondisi kampus Unnes

Kampus Unnes terdiri dari 8 fakultas diantaranya yaitu FBS, FMIPA,

FE, FIS, FIP, FH, FIK dan FT yang masing-masing fakultas tersebut memiliki

volume sampah yang berbeda-beda tetapi dengan jenis sampah yang hampir

sama. Fasilitas kebersihannya yaitu hampir sama yaitu sudah tersedianya tong

sampah yang telah terpisah antara sampah organik (tong yanng warna

kuning) dan anorganik (tong yang berwarna biru). Tujuan dipisahkannya

perbedaan warna tong sampah ini supaya mempermudah dalam pengelolaan

sampah. Selain itu, hal tersebut dapat merangsang mahsiswa untuk belajar

membuang sampah pada tempatnya. Salah satu manfaat dari pemisahan tong

sampah tersebut yaitu pada saat pengumpulan sampah yang dilakukan oleh

petugas kebersihan yang ada dimasing-masing fakultas kemudian di buang

pada tempat penampungan sementara kemudian sampah tersebut akan

dibuang di tempat pembuangan akhir. Terkadang pemilahan sampah juga

dilakukan oleh pemulung untuk sampah yang dapat didaur ulang sebagai mata

pencaharian untuk mendapatkan penghasilan.

Kondisi kawasan disekitar kampus Unnes

Kelurahan Sekaran dan banaran merupakan kelurahan yang paling

padat jumlah penduduknya. Salah satu masalah yang di alami oleh kedua

Page 4: SAMPAH.docx

kelurahan tesebut hampir sama yaitu masalah persampahan. Fasilitas

persampahan di Banaran dan Sekaran kurang memadai karena truk

pengangkut sampah tidak datang setiap hari sehingga menyebabkan

penumpukan sampah dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu biaya

yang dibebankan tiap bulan untuk pengangkutan sampah juga cukup tinggi.

Sampah yang dihasilkan oleh warga di kawasan Unnes tidak dipisahkan

terlebih dahulu antara sampah organik dengan anorganik. Sampah tersebut

langsung dimasukkan ke dalam kantong plastik besar lalu di angkut oleh truk

sampah.

Selain itu sering dijumpai masyarakat yang membuang sampah

sembarangan. Kondisi tersebut menyebabkan sampah menumpuk dan

menimbulkan bau yang tidak sedap serta menyebabkan merosotnya mutu

lingkungan, misalnya keadaan tanah yang semakin gersang, dijadikannya

tempat perkembangbiakan vektor penyakit (lalat, cacing dan nyamuk) yang

akhirnya dapat menimbulkan penyakit menular bagi masyakat sekitar. contoh

vektor penyakit yaitu lalat, tikus, dan serangga. Lalat hidup dari sisa makanan

dan berkembang biak ditempat sampah. Lalat sebagai vektor utama diare

karena mudah hinggap di makanan atau peralatan makan. Sedangkan pada

tikus diketahui dapat membawa penyakit seperti tipus, leptosprirosis,

salmonellosis, pes dan lain-lain. Sedangkan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu,

dan lain-lain) dapat membawa berbagai bakteri yang menyebabkan penyakit

disentri dan diare.

Solusi masalah persampahan di kawasan Unnes

Masalah persampahan yang timbul seharusnya segera ditangani dengan benar

agar tidak terjadi pencemaran yang lebih membahayakan dan merugikan,

maka perlu dilakukan pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat dan

sosial antara lain:

Page 5: SAMPAH.docx

1. Di tingkat rumah tangga

Dipilah: pisahkan sampah yang mudah busuk dan sampah

yang tidak mudah busuk misalnya sampah organik dan

sampah anorganik seperti kertas,kayu,botol,logam,plastik,sisa

makanan dan sayuran. Tanpa pemilahan, pengolahan sampah

menjadi sulit, mahal dan beresiko tinggi mencemari

lingkungan dan membayahakan kesehatan.

Pemilahan sendiri

Dibuat kompos: sampah yang mudah busuk seperti bekas

makanan dan sayur-sayuran dapat diolah menjadi pupuk

kompos, hal ini akan bermanfaat dalam bidang pertanian yang

bisa dijadikan pupuk kandang dan bernilai ekonomis.

Didaur ulang: sampah yang tidak mudah busuk dapat

digunakan kembali, diolah menjadi barang yang dapat

digunakan kembali atau dijual untuk digunakan ulang oleh

orang lain.

2. Petugas pengelolaan sampah

Timbunan sampah yang dihasilkan di tumah tangga maupun di

disekitar lingkuangan unnes dilakukan penanggan dengan cara

melakuakn pemilihan antara sampah organik dan anorganik

serta memisahkan antara sampah yang mudah busuk dan tidak

mudah busuk. hal ini supaya mempermudah dalam proses

selanjutnya yang dilakukan pada sumbernya.

Selanjutnya timbunan sampah yang telah dipilah atau dipilh

sesuai dengan jenisnya maka langkah berikutnya yaitu

pengumpulan.seharusnya dalam proses pengumpulan juga

Page 6: SAMPAH.docx

dilakukannya pemisahan antara sampah organik dan samah

anorganik.tetapi yang terjadi didaerah sekaran,banaran dan

unnes proses ini tidak dilakukan,sehingga akan mempersulit

dalam proses selanjutnya.

Setelah itu dilakukannya pemindahan dan pengangkutan yang

dilakukan oleh angkutan truk-truk dan seharusnya truk yang

digunakan dalam pengangkutan sampah adalah tertutup hal ini

supaya tidak menimbulkan bau dan terhindar dari sampah yang

berceceran dijalan karena terlalu banyak atau penuh sehingga

tidak muat.selain itu hal yang harus perhatikan adalah tetap

melakukan pemisahan antara sampah organik dan anorganik

sehingga dibutuhkan tim penganggkut sampah organik dan

organik.

Selanjutnya diangkut di tempat pembuangan akhir

(TPA).tempat pembuangan akhit ini harus mempunyai masa

umur hal ini agar tempat yang dijadikan sebagai TPA dapat

berfungsi lagi.beberapa hal yang dapat dilakukan untn

menunjang hal tersebut adalah melakukan rehabilisasi,lahan

tersebut yang dijadikansebagai TPA kemudian ditutup dengan

tanah lalu dibiarkan atau ditanami pepohonan.selain itu TPA

harus pindah tempat apabila tempat tersebut sudah tidak lagi

dapat menampung sampah.tetapi dalam lingkuangan disekitar

sekaran,banaran dan di kampus unnes sendri belum ada.

3. Model pengelolaan sampah pemukiman kota yang berbasis

sosial

Page 7: SAMPAH.docx

Kemasyarakatan dapat dilakukan secara adaptif dengan

memperhatikan aspek karakteristik sosial dan budaya masyarakat,

aspek ruang (lingkungan), volume, dan jenis sampah yang dihasilkan.

Pola pengelolaan sampah berbasis masyarakat sebaiknya

dilakukan secara sinergis (terpadu) dari berbagai elemen (Desa,

pemerintah, LSM, pengusaha/swasta, sekolah,univesitas dan

komponen lain yang terkait) dengan menjadikan komunitas lokal

sebagai objek dan subjek pembangunan, khususnya dalam pengelolaan

sampah untuk menciptakan lingkungan bersih, aman, sehat, asri, dan

lestari.

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sampah harus

segera ditanggani dan diterapakan di kawasan Unnes yang dapat dilakuakn

dengan berbasis masyarakat dan sosial. Apabila tidak segera ditanggani

dikawatirkan akan menimbulkan berbagai masalah dalam berbagai aspek

kehidupan. Namun, yang terpenting adalah aspek kesehatan. Karena bisa

menimbulkan penyakit dan mempengaruhi status kesehatan masyarakat.

Sumber:

http://www.bipnewsroom.info/

http://merbabu-com.ad-one.net/artikel/sampah.html[24/05/2010 ]

http://kebersihandki.com/[24/04/2010 ]