Sampah Surabaya

download Sampah Surabaya

of 21

Transcript of Sampah Surabaya

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    1/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Sumberdaya alam dan lingkungan hidup merupakan sumber penting bagi kehidupan

    umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Sumberdaya alam menyediakan sesuatu yang

    diperoleh dari lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia,

    sedangkan lingkungan merupakan tempat dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan

    aktivitasnya sehingga pengelolaan sumberdaya alam harus mengacu pada aspek konservasi

    dan pelestarian lingkungan.

    Kota Surabaya merupakan kota terbesar di Indonesia setelah DKI Jakarta. Secara

    nasional, Surabaya merupakan pusat Indonesia bagian timur. Namun secara regional Kota

    Surabaya merupakan ibukota di Jawa Timur. Dengan luas sekitar 330,48 Km2, total

    penduduk tahun 2012 pada bulan september di Kota Surabaya mencapai 3.104.584 jiwa.

    Sebagai ibukota Propinsi Jawa Timur, Kota Surabaya menjadi pusat pemerintahan,

    perdagangan, jasa dan kebudayaan di Jawa Timur.

    Kota Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur terletak di tepi pantai utara

    Provinsi Jawa Timur atau tepatnya berada diantara 7 9'- 7 21' Lintang Selatan dan 112 36'

    - 112 54' Bujur Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Selat Madura di sebelah Utara dan

    Timur, Kabupaten Sidoarjo di sebelah Selatan dan Kabupaten Gresik di sebelah Barat.

    Secara topografi, sebagian besar (25.919,04 Ha) merupakan dataran rendah dengan

    ketinggian 3 - 6 meter di atas permukaan laut pada kemiringan kurang dari 3 persen,

    sebagian lagi pada sebelah barat (12,77 persen) dan sebelah selatan (6,52 persen)

    merupakan daerah perbukitan landai dengan ketinggian 25 - 50 meter di atas permukaan

    laut dan pada kemiringan 515 persen. Jenis batuan yang ada terdiri dari 4 jenis yang pada

    dasarnya merupakan tanah liat atau unit-unit pasir. Sedangkan jenis tanah, sebagian besar

    berupa tanah alluvial, selebihnya tanah dengan kadar kapur yang tinggi (daerah perbukitan).

    Sebagaimana daerah tropis lainnya, Surabaya mengenal 2 musim yaitu musim hujan dan

    kemarau. Curah hujan rata-rata 172 mm, dengan temperatur berkisar maksimum 30 C dan

    minimum 25 C. Secara geografis, Kota Surabaya terletak di hilir sebuah Daerah Aliran

    Sungai (DAS) Brantas yang bermuara di Selat Madura. Beberapa sungai besar yang

    berfungsi membawa dan menyalurkan banjir yang berasal dari hulu mengalir melintasi Kota

    Surabaya, antara lain Kali Surabaya dengan Q rata2 = 26,70 m3/detik, Kali Mas dengan Q

    rata2 = 6,26 m3/detik dan Kali Jagir dengan Qrata2 = 7,06 m3/detik. Sebagai daerah hilir,

    Kota Surabaya dengan sendirinya merupakan daerah limpahan debit air dari sungai yang

    melintas dan mengakibatkan terjadinya banjir pada musim penghujan.

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    2/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 2

    Secara administrasi pemerintahan Kota Surabaya dikepalai oleh Walikota yang juga

    membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan yang dikepalai oleh Camat.

    Jumlah kecamatan yang ada di Kota Surabaya sebanyak 31 kecamatan dan jumlah

    kelurahan sebanyak 160 kelurahan dan terbagi lagi menjadi 1.405 Rukun Warga (RW) dan

    9.271 Rukun Tetangga (RT).

    Tabel 1.1 Banyaknya Kelurahan, Rukun Warga dan Rukun Tetangga per Kecamatan

    Kota Surabaya sebagai Ibukota Provinsi Jawa Timur dan pusat kegiatan serta

    pesatnya pembangunan di berbagai sektor selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat

    juga dapat menambah beban pada lingkungan terutama akibat meningkatnya limbat padat,

    cair, gas hasil dari kegiatan aktivitas kegiatan usaha telah memberikan dampak pada

    semakin berkurangnya daya dukung lahan dan lingkungan.

    Hasil pemantauan kualitas lingkungan, memperlihatkan telah terjadi penurunan kualitas air

    sungai, air tanah dan udara sehingga pencemaran Surabaya sudah mencapai ambang yang

    cukup serius. Perjalanan pembangunan kota yang pada tahap awalnya hanya ditekankan

    pada peningkatan produktivitas/pertumbuhan ekonomi telah mulai bergeser pada upaya-

    upaya yang lebih proporsionil antara kepentingan ekonomi dan keseimbangan lingkungan

    melalui proses perencanaan pembangunan yang lebih partisipatif yang melibatkan peran

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    3/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 3

    serta para pelaku pembangunan (stake holder) dan masyarakat dalam setiap tahapan

    pembangunan guna terwujudnya tata pemerintahan yang baik (good governance)dan tata

    kelola lingkungan yang baik (good environmental governance).

    1.2. Tujuan Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah

    Tujuan utama penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Surabaya adalah :

    Tersajinya gambaran yang se-obyektif mungkin terhadap dampak kegiatan manusia

    (sosial ekonomi) maupun pengaruh gejala alam terhadap komponen kependudukan dan

    lingkungan hidup pada tahun 2012.

    Tersusun dan tersajinya informasi secara lengkap dalam bentuk ringkasan bagi

    masyarakat secara umum dan bagi para pengambil keputusan secara khusus, agar

    dapat memahami dan menilai serta mengajukan usulan baik peningkatan dampak positif

    maupun pencegahan atau penanggulangannya terhadap dampak lingkungan negatif

    yang disebabkan oleh kegiatan manusia.

    Sebagai alat bantu untuk mengevaluasi pengelolaan kependudukan dan lingkungan

    hidup di Kota Surabaya.

    Menyediakan data dasar bagi perbaikan pengambilan keputusan pada semua tingkat

    Meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan kecenderungan dan kondisi lingkungan.

    1.3. Metodologi Penyusunan

    1.3.1. Sumber Data

    Data dan informasi yang digunakan untuk menyusun buku laporan Status Lingkungan Hidup

    Daerah Kota Surabaya adalah data dan informasi yang dikumpulkan oleh instansi-instansi

    yang ada di lingkungan Pemerintah Surabaya dan data yang bersumber dari laporan

    penelitian tahun 2012.

    1.3.2. Pendekatan Penyusunan

    Untuk mencapai maksud dan tujuan penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah KotaSurabaya sebagaimana dikemukakan di atas, diupayakan dalam melakukan koordinasi

    penyusunan dengan memperhatikan beberapa aspek, terutama :

    Aspek fungsional, yakni penelusuran adanya kaitan kegiatan dan keterpaduan fungsi

    antara satu instansi dengan instansi lainnya yang menangani urusan yang telah menjadi

    kewenangan Kota Surabaya. Selain itu diidentifikasi juga tugas pemerintahan dan tugas

    pembangunan yang masih menjadi kewenangan pemerintah pusat.

    Aspek formal, yakni upaya penerapan petunjuk tingkat nasional, yang disesuaikan

    dengan kondisi dan permasalahan Kota Surabaya.

    Aspek struktural,yakni penelusuran kaitan dan koordinasi kerja setiap tingkatan instansi.

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    4/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 4

    Aspek material, yakni penelusuran adanya kaitan dan koordinasi antar instansi dalam

    penyajian dan pemanfaatan data.

    Aspek operasional, yakni penelusuran adanya kaitan dan keterpaduan dalam penentuan

    langkah-langkah penyusunan, baik dari segi waktu dan lingkup data.

    Untuk mencapai tujuan dan sasaran buku laporan Status Lingkungan Hidup Daerah

    Kota Surabaya ini, pendekatan yang ditempuh dalam rangka pengumpulan data dijelaskan

    sebagai berikut :

    Penelusuran kembali berbagai dokumen yang memuat rumusan kebijaksanaan

    Pemerintah Kota Surabaya, baik tentang pembangunan sektoral maupun tentang

    pengelolaan lingkungan hidup.

    Pengumpulan data Tekanan terhadap lingkungan tahun 2012 dari BLH Kota Surabaya.

    Data kegiatan Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya diperoleh dari BLH

    Surabaya, Badan Perencanaan Pembangunanan Kota Surabaya, Badan Pemberdayaan

    Masyarakat Kota Surabaya, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya, Dinas

    Kesehatan Kota Surabaya, Dinas Pekerjaan Umum dan Pematusan Kota Surabaya,

    Dinas Pertanian Kota Surabaya, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya,

    Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya,

    Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Dinas Kependudukan dan Catatan

    Sipil Kota Surabaya, Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Dinas Informasi dan Komunikasi

    Kota Surabaya, Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya, Dinas Sosial Kota Surabaya daninstansi terkait lainnya.

    Data tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan diperoleh dari Badan Lingkungan Hidup

    (BLH) Kota Surabaya.

    1.4. Prosedur Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah

    1.4.1. Proses Kegiatan

    A. Tahap Pemantauan

    Pemantauan dilakukan terhadap semua aspek kependudukan dan lingkungan hidup, melaluipengumpulan data yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) serta Dinas Teknis

    lainnya secara berkala yang selanjutnya disusun menjadi Buku Data.

    B. Tahap Evaluasi

    Evaluasi diarahkan pada tiga aspek utama, yaitu :

    Kegiatan Sosial Ekonomi yang potensial menimbulkan dampak pada komponen

    Kependudukan dan Lingkungan Hidup.

    Upaya pengendalian dampak baik yang telah dilaksanakan oleh masing-masing instansi

    sesuai dengan tugas pokoknya maupun melalui koordinasi instansi terkait.

    Gambaran tentang kualitas lingkungan hidup Kota Surabaya tahun 2012.

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    5/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 5

    C. Tahapan Penyusunan Laporan dan Buku Data

    Penyusunan Laporan dan Buku Data dilaksanakan secara simultan. Data Lingkungan yang

    terkumpul baik berasal dari sektor maupun hasil monitoring dan evaluasi (monev)BLH Kota

    Surabaya disusun dan dianalisis secara komprehensif.

    Permasalahan maupun isu mengenai lingkungan hidup dianalisis dan dijabarkan dengan

    mengaplikasikan pendekatan model P-S-R (Pressure-State-Response). Dengan demikian

    ada tiga indikator utama dalam kerangka PSR yang akan dianalisis yaitu :

    1. Indikator tekanan terhadap lingkungan (pressure). Indikator ini menggambarkan tekanan

    dari kegiatan manusia terhadap lingkungan dari sumberdaya alam.

    2. Indikator kondisi lingkungan (state).Indikator ini menggambarkan kualitas dan kuantitas

    sumberdaya alam dan lingkungan yang menggambarkan situasi, kondisi, dan

    pengembangannya di masa depan.

    3. Indikator respon (response). Indikator ini menunjukkan tingkat kepedulian stakeholder

    terhadap perubahan lingkungan yang terjadi, baik dari kalangan pemerintah, industri,

    LSM, lembaga penelitian, maupun masyarakat umum.

    sehingga dihasilkan suatu output yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

    maupun rekomendasi dalam proses pengambilan kebijakan oleh para pemangku

    kepentingan (Stakeholder) dalam pengelolaan lingkungan hidup di wilayah Pemerintahan

    Kota Surabaya pada tahun mendatang.

    1.4.2. Pelaksanaan Kegiatan

    Pelaksanaan kegiatan penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Surabaya

    Tahun 2012 didukung berbagai sektor terkait termasuk pengumpulan data monev yang

    dilakukan sepanjang tahunnya, diantaranya berpedoman kepada :

    1. Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188345/237/436.1.2/2012 tahun 2012 tentang

    Pembentukan Tim Penyusun Status Lingkungan Hidup Surabaya merupakan landasan

    legal yang menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan penyusunan Status Lingkungan

    Hidup Daerah Kota Surabaya tahun 2012.

    1.5. Sistematika Penyajian

    (1) Buku II (Buku Data)

    Penyusunan Buku Data dikelompokkan dalam masing-masing judul tabel diantaranya

    adalah Sumberdaya Alam, Demografi, Demografi Sosial, Sosial Ekonomi, Sumber

    Pencemaran, Bencana Alam dan Pengelolaan Lingkungan hidup secara benar dan

    akurat pada tahun 2012, dimana tentang Sumb erdaya Alamberisi data tentang Kondisi

    Sumberdaya alam, Demograf i berisi data tentang Perubahan dan Struktur penduduk,

    Demograf i Sosial tentang Korelasi antara pertumbuhan dan struktur penduduk dengan

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    6/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 6

    kebutuhan fasilitas, Sosial Ekonomi berisi datatentang Hubungan timbal balik antara

    pertumbuhan dan struktur penduduk dengan aktivitas dan pengembangannya, Sumber

    Pencemaran berisi data tentang Identitas terhadap sumber dan beban pencemaran

    yang menekan lingkungan, serta Pengelolaan Lingku nganberisi data tentang Realitas

    dari kegiatan pengelolaan Lingkungan Hidup di Kota Surabaya.

    Buku II (Buku Data) merupakan kumpulan Data Dasar tahun 2012 tentang Kondisi

    Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya, Tekanan Terhadap Lingkungan, dan Upaya

    Pengelolaan Lingkungan. Data tersebut dikumpulkan menurut prosedur pendataan

    sesuai dengan kaidah data yang benar sesuai dengan Pedoman yang diterbitkan oleh

    Kementerian Lingkungan Hidup. Walaupun kondisi dan permasalahan Surabaya relatif

    berbeda dengan Kabupaten/Kota lainnya, namun tetap diupayakan untuk memenuhi

    jumlah dan jenis data (tabel data) semaksimal mungkin.

    (2) Buku I (Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah)

    Buku I merupakan penjelasan hasil identifikasi dan analisis data sebagaimana disajikan

    pada buku II. Pada buku Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Surabaya

    disistematisir menjadi empat bab, antara lain :

    Bab 1 Menjelaskan mengenai Isu-isu Prioritas yang disertai dengan alasan dan

    analisisnya dalam bentuk status, tekanan dan respon tahun 2012.

    Bab 2 Menjelaskan mengenai Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya

    meliputi Lahan dan Hutan, Keanekaragaman Hayati, Air, Udara, Laut Pesisirdan Pantai, Iklim, Bencana Alam.

    Bab 3 Menjelaskan mengenai Tekanan Terhadap Lingkungan meliputi

    Kependudukan, Permukiman, Kesehatan, Pertanian, Industri, Pertambangan,

    Energi, Transportasi, Pariwisata, dan Limbah B3.

    Bab 4 Menjelaskan tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan meliputi Rehabilitasi

    Lingkungan, Amdal, Penegakan Hukum, Peran Serta Masyarakat, dan

    Kelembagaan.

    1.6. Isu Lingkungan Hidup Kota Surabaya

    Konsep pembangunan di Kota Surabaya didasari oleh kesadaran bahwa

    pembangunan ekonomi sosial, dan budaya tidak dapat dilepaskan dari lingkungan hidup.

    Dan disadari bahwa pembangunan di Kota Surabaya tidak dapat dilepaskan dari

    kesepakatan semua pihak baik itu antar pemerintah daerah maupun hubungan kerja sama

    yang baik dengan pemerintah pusat.

    Oleh karena itu dalam perkembangan pembangunan Kota Surabaya dilandasi juga

    dengan kebijakankebijakan yang telah disepakati bersama untuk dapat mengelola daerah

    berbasis lingkungan hidup. Secara makro menggambarkan bahwa pembangunan yang

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    7/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 7

    mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak dapat terhindarkan

    dari penggunaan sumber daya alam, namun eksploitasi sumber daya alam yang tidak

    mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan mengakibatkan merosotnya

    kualitas lingkungan.

    Banyak faktor yang menyebabkan kemerosotan kualitas lingkungan serta kerusakan

    lingkungan yang dapat diidentifikasi dari pengamatan di lapangan, yang akan digambarkan

    beberapa Isu-isu lingkungan hidup di Kota Surabaya Tahun 2012, sebagai berikut :

    1. Pencemaran Udara

    Pencemaran udara di perkotaan umumnya disebabkan oleh adanya emisi yang

    ditimbulkan oleh aktivitas industri, transportasi, dan timbulan sampah dalam jumlah besar.

    Kegiatan tersebut menghasilkan zat pencemar udara seperti CO2, CH4, N2O, yang

    merupakan Gas Rumah Kaca (GRK).

    Permasalahan transportasi khususnya transportasi darat di Kota Surabaya cukuplah

    kompleks, karena transportasi merupakan suatu sistem yang saling berkaitan, maka satu

    masalah yang timbul di satu unit ataupun satu jaringan akan mempengaruhi sistem tersebut.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah pada transportasi darat di Kota

    Surabaya sangat beragam, antara lain ledakan penduduk, kurangnya kesadaran masyarakat

    akan emisi kendaran bermotornya, tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor, rendahnya

    pelayanan angkutan umum, kurang optimalnya fasilitas alih moda, serta sarana prasaranatransportasi yang belum optimal. Tingginya populasi penduduk dan rendahnya pelayanan

    angkutan umum dapat menyebabkan penggunaan kendaraan pribadi semakin meningkat.

    Penggunaan kendaraan yang semakin meningkat menyebabkan kapasitas jalan tidak

    seimbang sehingga akses dan jaringan jalan belum optimal.

    Kota Surabaya juga merupakan tempat perantara antara Gresik dan Sidoarjo.

    Masyarakat asal Sidoarjo yang bekerja di Gresik akan melewati Surabaya sehingga

    menyebabkan kemacetan yang sangat padat. Kemacetan tersebut dapat secara langsung

    menurunkan kualitas udara di Kota Pahlawan ini. Selain transportasi, penyebab menurunnyakualitas udara di Kota Surabaya adalah adanya emisi industri. Adapun emisi industri turut

    menyumbang terhadap penurunan kualitas udara karena belum semua industri memiliki alat

    pengendali pencemar udara yang memadai.

    Permasalahan gas CH4 yang dihasilkan oleh timbulan sampah juga menjadi

    perhatian serius Pemerintah Kota Surabaya karena kekuatan gas CH4sama dengan 21 kali

    lebih besar daripada gas CO2. Dalam perkembangannya, Kota Surabaya relatif telah berhasil

    dalam mereduksi timbulan sampah langsung dari sumbernya.

    Upaya-upaya yang dapat dilakukan Kota Surabaya untuk mengatasi permasalahan

    transportasi adalah dengan melakukan pelebaran badan jalan dan pembangunan jalan

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    8/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 8

    jalan baru. Upaya tersebut merupakan upaya dalam mengatasi permasalahan yang ada

    pada sistem transportasi darat, mengingat transportasi darat memiliki sistem dan

    permasalahan yang lebih kompleks. Namun alternatif-alternatif tersebut hanya akan sia-sia

    apabila tidak diimbangi dengan kesadaran semua pihak untuk mencapai sebuah sistem

    transportasi Indonesia yang berkelanjutan.

    Sedangkan upaya yang dilakukan untuk mengatasi polusi asap industri adalah

    dengan menggunakan teknologi pengolahan peningkatan pengawasan dan pembinaan oleh

    instansi terkait guna meminimalisasi dampak pencemaran.

    2. Pencemaran Tanah

    Seperti halnya transportasi, pencemaran tanah pun diakibatkan oleh kegiatan

    manusia. Hal ini dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.

    Limbah domestik berasal dari daerah pemukiman penduduk, perdagangan/pasar/tempat

    usaha hotel dan lain-lain.

    Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan

    tanah/tanaman, misalnya pupuk urea. Selain itu, limbah pertanian juga dapat berasal dari

    sisa-sisa pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT.

    Selain itu, timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida.

    Adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah dapat menimbulkan

    gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah.Terdapat pula limbah lain seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak pada

    permukaan tanah menjadi racun.Sampah anorganik tidak terbiodegradasi, yang

    menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air

    sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah

    mikroorganisme di dalam tanah pun akan berkurang. Hal ini berakibat pada tanaman yang

    akhirnya sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.

    Limbah air rumah tangga berupa black water dan grey water, deterjen, oli bekas, jika

    meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia yangterkandung di dalamnya dan dapat membunuh mikro organisme di dalam tanah.

    Sedang limbah padat hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang

    berasal dari proses pengolahan. Dengan tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama,

    permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi

    dengan bakteri tertentu dan mengakibatkan turunnya kualitas air tanah pada musim

    kemarau. Selain itu timbunan akan mengering dan mengundang bahaya kebakaran. Jumlah

    industri kecil pada tahun 2012 di Kota Surabaya sebanyak 215 .Untuk jumlah industri

    sedang pada tahun 2012 di Kota Surabaya sebanyak 90 data per bulan oktober 2012.

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    9/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 9

    3. Pencemaran Air Limbah

    Selain pencemaran tanah dan transportasi, permasalahan air limbah yang

    menurunkan kualitas badan air di Kota Surabaya juga harus diperhatikan karena air

    merupakan suatu kebutuhan yang sangat vital dalam menunjang sebagian besar aktifitas

    warga. Karena itulah permasalahan air limbah di kota metropolis seperti di Kota Surabaya

    sangat krusial. Seiring pula dengan bertambahnya kebutuhan penduduk akan produk

    industri, maka secara tidak langsung akan menambah kuantitas limbah industri di Kota

    Surabaya.

    Air limbah Kota Surabaya secara garis besar menjadi dua yakni limbah domestik dan

    indutri. Khusus air limbah domestik dari rumah tangga merupakan sumber dominan terhadap

    menurunnya kualitas air buangan. Sesuai data Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya,

    parameter pencemaran secara keseluruhan sungai-sungai di Kota Surabaya, mulai dari DO,

    pH, BOD, COD, TSS dan deterjen menunjukkan kecenderungan naik. Urgenitas

    penanganan air limbah disebabkan karena air limbah tersebut dibuang ke sungai. Di sisi lain

    salah satu sungai yaitu kali Surabaya digunakan sebagai bahan baku PDAM.

    Selain sungai-sungai di Kota Surabaya, keberadaan saluran drainase primer yang

    seharusnya hanya menampung air hujan, saat ini berfungsi penampung air limbah rumah

    tangga terutama grey water (air bekas cuci dan kamar mandi). Sehingga beberapa saluran

    dalam kondisi septik yang menandakan adanya buangan tinja manusia baik langsung ke

    saluran maupun melalui pipa yang dihubungkan ke sungai. Kondisi saluran drainase baikprimier, sekunder maupun tersier saat ini terisi oleh limbah domestik penduduk bahkan pada

    saat-saat tertentu limbah industri membuang air limbah pada saluran yang berdekatan

    dengan lokasi industri.

    Berdasar dari fungsinya maka sungai-sungai di Kota Surabaya yang perlu diamankan

    dari pencemaran limbah rumah tangga dan industri adalah Kali Surabaya, Kali Mas, Kali

    Wonokromo dan Kali Kedurus. Keberadaan keempat sungai tersebut sangat penting karena

    merupakan air baku yang diperlukan untuk memasok PDAM Kota Surabaya. Saat ini potensi

    air baku yang cukup stabil adalah dari keempat sungai ini sehingga untuk tambahanpasokan air baku ke depan perlu direncanakan agar beban polusi dapat terkurangi.

    Seperi halnya kota besar lainnya yang padat penduduk, kualitas air tanah di Kota

    Surabaya sudah tidak layak untuk digunakan sebagai sumber air minum. Di beberapa lokasi,

    sumur penduduk terindikasi sudah terkontaminasi bakteri E-Coli dan mengandung

    nitrate/nitrit. Kontaminasi ini disebabkan oleh pengelolaan air limbah rumah tangga yang

    konvensional (septic tank dan sumur peresapan).

    Kondisi-kondisi inilah yang melatar belakangi perlunya rencana pengembangan

    Sistem Penyediaan Air Limbah (SPAL) rumah tangga Kota Surabaya disusun agar

    kebutuhan air minum dalam rangka pengembangan Kota ke depan dapat terpenuhi.

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    10/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 10

    Langkah yang direkomendasikan dalam penangan sanitasi Kota Surabaya terutama sektor

    air limbah domestik memprioritaskan penyelamatan Kali Surabaya. Bila memungkinkan

    dilakukan relokasi industri di sepanjang kali Surabaya di wilayah Surabaya.

    Pemerintah juga perlu merumuskan strategi pengolahan air limbah di Kota Surabaya.

    Diantaranya adalah SPAL industry Kota Surabaya yaitu berupa sistem individual/ unit, sistem

    gabungan/ kolektif, dan gabungan sistem individual dan kolektif. Sedang untuk SPAL rumah

    tangga dapat menggunakan sistem sanitasi off-site, sistem sanitasi intermediate, dan sistem

    sanitasi on-site untuk limbah rumah tangga. Batasan kepadatan dan pilihan teknologi

    sebagai berikut kepadatan penduduk rendah yaitu kepadatan penduduk dibawah 150 jiwa/ha

    menggunakan sistem on-site. Untuk kepadatan penduduk menengah yaitu kepadatan diatas

    150 jiwa sampai 300 jiwa/ha, menggunakan sistem intermediate (kombinasi onsite dan off-

    site). Sedang kepadatan penduduk tinggi yaitu kepadatan diatas 300 jiwa/ha, menggunakan

    sistem off-site.

    Bilamana dilihat dari ketiga isu lingkungan di atas maka isu pencemaran udara

    merupakan isu yang memiliki tekanan yang paling besar dan mendesak untuk dicari solusi

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    11/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 11

    yang tepat dalam menanganinya.

    A. Kondisi Pencemaran Udara Di Kota Surabaya

    Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 Pasal 1 Ayat 1, Pencemaran

    udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke udara

    ambient oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat

    tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.

    Pencemaran udara dapat terjadi karena berbagai sebab. Secara umum sumber dari

    pencemar udara terbagi atas:

    1. Sumber alami (Natural source), contohnya: letusan gunung berapi, kebakaran hutan,

    dekomposisi biotik, debu, spora tumbuhan, dan sebagainya.

    2. Kegiatan manusia (Antropogenic source), contohnya: pencemaran akibat aktivitas

    transportasi, industri, pembangkit listrik dan sebagainya.

    3. Sumber-sumber lain, contohnya: kebocoran tangki klor, timbulan gas dari Tempat

    Pembuangan Akhir (TPA) sampah, uap pelarut organik, dan sebagainya.

    Berdasarkan kedudukan sumbernya, sumber pencemar udara terbagi atas (Boedisantoso,

    2002) :

    1. Sumber bergerak (mobile source), contohnya : kendaraan bermotor, pesawat udara,

    kereta api, dan sebagainya.

    2. Sumber tidak bergerak (stationary source), contohnya : perumahan, daerah perdagangan,daerah industri, dan sebagainya.

    Tingkat kualitas udara akan sangat dipengaruhi oleh hal-hal berikut :

    1. Interaksi atmosfer

    Potensi dispersi dan difusi zat pencemar sangat menentukan kualitas udara pada

    akhirnya.

    2. Faktor meteorologi

    Faktor ini sangat mempengaruhi waktu dan kapasitas atmosfer untuk menyerap danmendispersikan serta mengendapkan zat pencemar. Contoh faktor-faktor meteorologi

    yang mempengaruhi pencemaran udara seperti angin, turbulensi, stabilitas atmosfer,

    hujan, kabut dan radiasi surya.

    Menurut Sukarto (2006), transportasi atau pengangkutan adalah perpindahan barang

    atau orang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik

    yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin. Konsep

    transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip) antara asal (origin) dan tujuan

    (destination).

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    12/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 12

    Transportasi merupakan sumber utama dari pencemaran udara di perkotaan.

    Kegiatan transportasi menyumbangkan kira-kira 45%, 50%, dan 90% dari Nitrogen Oksida

    (NOx), total Hidrokarbon (HC) dan emisi Karbon Monoksida (CO) (Olsson, 1994). Meskipun

    perkembangan teknologi terbaru secara signifikan dapat mengurangi jumlah emisi, namun

    tingkat kenaikan dari jumlah kendaraan bermotor yang cukup tinggi dan jauhnya jarak

    perjalanan membuat hal tersebut tidak berguna lagi (Carbajo and Faiz, 1994). Oleh karena

    itu, pelaksanaan dari pengendalian pencemaran udara menjadi sangat penting untuk

    mencegah efek kerugian pada perkembangan lalu lintas pada perkotaan yang memiliki

    populasi penduduk sangat padat (Crabbe and Elsom, 1998).

    Faktor penting yang menyebabkan pengaruh kegiatan transportasi menjadi dominan

    terhadap peningkatan emisi karbon perkotaan di Indonesia, antana lain:

    1. Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat (eksponensial).

    2. Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan yang ada.

    3. Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat akibat terpusatnya kegiatan-

    kegiatan perekonomian dan perkantoran di pusat kota.

    4. Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota yang ada, misalnya

    daerah pemukiman penduduk yang semakin menjauhi pusat kota.

    5. Kesamaan waktu aliran lalu lintas.

    6. Jenis, umur dan karakteristik kendaraan bermotor.

    7. Faktor perawatan kendaraan.8. Jenis bahan bakar yang digunakan.

    9. Jenis permukaan jalan.

    Secara umum permasalahan pencemaran udara di Kota Surabaya diakibatkan oleh

    transportasi, asap industri dan gas metana yang dihasilkan oleh timbulan sampah di Kota

    Surabaya. Dalam Data Carbon Footprint Kota Surabaya, jumlah kendaraan bermotor

    berbagai jenis di Surabaya mencapai 1.827.806 unit pada tahun 2010 sedangkan

    pertambahan kendaraan bermotor tiap tahunnya mencapai 30 %. Sepeda motor

    mendominasi komposisi kendaraan bermotor di Kota Surabaya yaitu sebesar 80 % dari totalseluruh kendaraan bermotor di Kota Surabaya.

    Dengan volume kendaraan bermotor yang besar, pencemaran udara di Surabaya

    harus mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kota Surabaya. Hal ini dikarenakan

    emisi karbon dioksida yang dihasilkan akibat dari kendaraan bermotor juga akan semakin

    besar seiring dengan terus meningkatnya volume kendaraan bermotor setiap tahunnya.

    Selain itu, seiring dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah dari tahun ke

    tahun, maka kebutuhan akan produk pun ikut bertambah. Hal ini memacu perkembangan

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    13/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 13

    industri di Surabaya. Limbah padat dari industri dan rumah tangga yang berupa sampah pun

    keberadaannya tak terelakkan lagi.

    Untuk sektor sampah rumah tangga, Kota Surabaya cukup berhasil dalam

    menanganinya. Hal tersebut dapat dilihat dari penurunan timbulan sampah sebesar 1200

    ton/hari pada tahun 2010 yang semula 1800 ton/hari pada tahun 2005 (sumber: data Adipura

    2011 - 2012). Dalam pengelolaan sampah perkotaan, Kota Surabaya berhasil mendapatkan

    berbagai penghargaan nasional maupun internasional diantaranya penghargaan Adipura

    sejak tahun 2005 2012, penghargaan Indonesia Green Region Award (IGRA) pada

    September 2011, Asean Environmental Award pada Nopember 2011 dan Upaya pelestarian

    lingkungan menjadikan Kota Surabaya sebagai juara Indonesian Green Region Award

    (IGRA) 2012 untuk kategori kota.. Berbagai penghargaan tersebut telah menunjukkan bahwa

    Kota Surabaya dapat mengelola sampah perkotaan dengan baik. Namun pengelolaan

    sampah di kota Surabaya tetap harus mendapatkan perhatian serius karena timbulan

    sampah perkotaan di Surabaya masih mencapai 1200 ton/hari.

    Dalam perkembangannya, Kota Surabaya menggunakan Sanitary Landfill sebagai

    Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA). Saat ini Kota Surabaya hanya mempunyai 1 unit

    Sanitary Landfill dengan luas lahan sebesar 37,4 Ha.

    B. Tekanan Pencemaran Udara di Kota Surabaya

    Dari hasil perhitungan besarnya kekuatan emisi di jalan masuk Kota Surabaya dan di

    dalam Kota Surabaya dapat diketahui total keseluruhan emisi kendaraan bermotor Kota

    Surabaya. Jumlah total emisi CO2 dari sektor transportasi di Kota Surabaya mencapai

    5.269.460 ton CO2/tahun. Dengan emisi terbesar pertama dihasilkan oleh mobil solar karena

    jumlah mobil solar se Surabaya terdata lebih banyak dan lebih diminati masyarakat karena

    hemat bahan bakar.Sedangkan Emisi terbesar kedua dihasilkan oleh sepeda motor karena jumlahnya

    juga banyak dan diminati masyarakat serta lebih irit bahan bakar dibanding mobil. Jika

    kebutuhan sepeda motor tak terkendali, bisa berpotensi sebagai penyumbang emisi terbesar

    di jalan-jalan Kota Surabaya. Truck, Mobil Bensin dan Kendaraan umum menjadi penghasil

    emisi terbesar selanjutnya.

    Dalam permasalahan sampah perkotaan, lahan TPA Benowo sebagai satu satunya

    TPA yang dimiliki oleh Kota Surabaya lambat laun akan terisi penuh oleh sampah. Saat ini

    tinggi timbunan sampah di TPA Benowo sudah mencapai sekitar 15 m sedangkan

    Pemerintah Kota Surabaya berencana untuk membatasi ketinggian timbunan sampah di

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    14/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 14

    TPA Benowo sampai sekitar 20 m. Keterbatasan lahan untuk TPA di Kota Surabaya harus

    menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Surabaya.

    Perilaku masyarakat Surabaya yang semakin konsumtif juga membuat permasalahan

    sampah menjadi semakin kompleks. Hal ini terlihat pada pengelolaan sampah di TPA di

    tahun 2011, volume sampah masuk per hari mencapai 10.000 m3/hari. Perkiraan jumlah

    timbulan sampah tahun 2011 untuk 806.794 rumah tangga yaitu sebesar 1200 ton/hari.

    Sedangkan komposisi sampah di Surabaya tahun 2011 terdiri dari organik sebesar 39,7 Ha,

    kertas sebesar 18,3 Ha, plastik sebesar 25,8 Ha, logam sebesar 2,5 Ha, dan kayu 1,9 Ha.

    Sumber sampah di Surabaya tahun 2011 terdiri atas Pemukiman 79,19%, pasar 8,6%,

    pertokoan 1,64%, hotel 1,11%, rumah Sakit 1,37%, jalan 0,62%, industri 6,86%, dan lahan

    terbuka 0,61%.

    Berkaitan dengan pengelolaan TPA Benowo pasca operasi. Dengan timbulan 1200

    ton yang masuk ke TPA Benowo setiap harinya, maka juga akan dihasilkan gas CH4dalam

    jumlah yang besar pula. Jika setiap 1 ton sampah menghasilkan 50 Kg CH4, maka potensi

    gas metana yang akan dihasilkan mencapai 60 ton gas CH4. Jika dikonversi dengan CO2

    menjadi sebesar 3.465 ton.

    Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius mengingat gas CH4 merupakan salah

    satu Bahan Perusak Ozon (BPO) di atmosfer bumi sehingga menyebabkan terjadinya

    pemanasan global. Satu mol CH4 dapat menangkap panas yang dipantulkan kembali oleh

    bumi 25 kali lebih banyak daripada satu mol CO2. Dengan kemampuan tersebut maka CH4mempunyai andil 25 kali lebih besar dalam pemanasan global daripada CO2.

    C. Respon Penanganan Pencemaran Udara di Kota Surabaya

    Berdasarkan data di atas, maka Pemerintah Kota Surabaya melaksanakan program

    program untuk menangani permasalahan udara perkotaan diantaranya :

    Pembatasan Kendaraan Pribadi

    Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya telah menggalakkan suatu sistempembatasan kendaraan pribadi dengan cara menyelenggarakan Car Free Day rutin

    setiap minggu sekali dan hari bebas kendaraan di sekitar kantor Pemerintah Kota

    Surabaya setiap hari Jumat di minggu terakhir tiap bulan.

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    15/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 15

    Green Transportation

    Transportasi hijau atau green transport dapat diterapkan melalui banyak cara,

    seperti mengganti bahan bakar minyak yang digunakan kendaraan bermotor dengan

    bahan bahar yang lebih ramah lingkungan, pengurangan penggunaan kendaraan

    bermotor pribadi, ataupun peningkatan kualitas fasilitas transportasi.

    Peran Serta Masyarakat

    Peran serta masyarakat sangat penting dalam pewujudan green transportasi

    karena tanpa adanya peran dan kesadaran dari masyarakat maka upaya green

    transportation tidak akan berjalan dengan maksimal.

    Ruang Terbuka Hijau

    Adanya penanaman pepohonan di Jalur-jalur Surabaya sangat bermanfaat

    karena dapat menyerap banyak gas beracun yang berasal dari asap kendaraan

    bermotor. Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan unsur kota yang terpenting dalam

    menyejukkan kota. RTH antara lain terdiri dari kawasan kota, kawasan hijau, jalur hijau,

    kawasan hijau khusus, kawasan rekreasi, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau

    olahraga, kawasan hijau pemakaman, kawasan hijau pertanian, dan kawasan hijau

    pekarangan.

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    16/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 16

    RTH telah menjadi kesatuan program pembangunan di banyak negara dan

    diintensifkan untuk mengatasi pemanasan global (global warming) yang disebabkan

    peningkatan karbon dioksida di udara. Dalam kerangka pelaksanaan perdagangan emisi

    karbon dunia maka percepatan pengadaan RTH dimaksudkan untuk menyerap karbon

    dioksida ke dalam jaringan tumbuhan.

    Dewasa ini tren pembangunan ke arah serba beton dan besi dengan anti ruang

    perkotaan sudah menyebar kemana-mana. Tren tersebut seharusnya diimbangi dengan

    pengembangan lansekap yang bertumpu pada alam seperti RTH.

    Gangguan yang terlihat sekarang bahwa RTH telah banyak berubah menjadi

    lahan beton dan baja. RTH tersebut telah tergantikan oleh kemegahan gedung-gedung

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    17/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 17

    pencakar langit. Namun bukan berarti sebuah kota harus terhambat pembangunannya

    hanya karena mengedepankan aspek keseimbangan lingkungan. Sebuah kota tetap

    dapat mempertahankan aspek pembangunan tetapi tidak mengesampingkan aspek

    lingkungan. Kota yang demikian harus mencari alternatif solusi untuk mempertahankan

    kesetimbangan lingkungannya. Diantaranya adalah dengan melakukan pembangunan

    jalan dan monorail, pemberdayaan angkutan massal, dan penambahan RTH. Kondisi

    ideal RTH Surabaya yang seharusnya memenuhi 20% luas kota atau sekitar 6.527.353,6

    ha RTH. Menurut data Bappeko, luasan RTH kota Surabaya tahun 2011 sebesar

    6.671,21 Ha. Jika dibandingkan dengan luas Kota Surabaya yang sebesar 33.084 Ha,

    maka luas RTH mencapai 20,19 % dari luas kota.

    Sedangkan langkah paling efektif untuk dapat mengatasi besarnya timbulan

    sampah di Kota Surabaya adalah dengan mereduksi sampah dari sumbernya langsung.

    Menyadari akan hal tersebut maka Pemerintah Kota Surabaya membuat program

    program yang disusun untuk dapat mereduksi sampah dari sumbernya langsung

    diantaranya :

    Rumah Kompos

    Jumlah penduduk yang semakin meningkat di Kota Surabaya menyebabkan

    timbulan sampah juga semakin meningkat, oleh karena itu alangkah baiknya jika

    timbulan sampah tersebut diproses lebih lanjut menjadi kompos. Terdapat 16 rumah

    kompos di Surabaya, masing -masing terletak di Keputih, Wonorejo, Rungkut Asri,

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    18/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 18

    Tenggilis Utara, Tenggilis Rayon Taman, Bratang, Menur, Srikana, Keputran,

    Gayungsari, Bibis Karah, Jambangan, Putat Jaya, Sonokwijenan, Benowo, dan

    Sumberejo.

    Rumah kompos di Kota Surabaya melakukan proses pengolahan sampah

    organiknya berasal dari daun-daun dan ranting pohon. Di samping itu juga menggunakan

    keranjang takakura dalam pengolahan sampah di Surabaya. Melalui proses metabolisme

    mikro organisme, dalam kondisi cukup oksigen, bahan organic sampah dapat diuraikan

    kembali (dekomposisi) menjadi senyawa yang lebih sederhana hingga membentuk

    jaringan sel. Proses composting menghasilkan energy panas, apabila diukur maka

    temperaturnya akan naik kemudian suhu menurun pada saat proses composting

    berakhir, demikian hingga pada waktunya sudah menjadi kompos.

    Green & Clean dan Bank Sampah

    Terdapat sekitar 30.000 orang yang telah menjadi kader lingkungan di kawasan

    Kota Surabaya. Selain banyaknya kader lingkungan, juga terdapat beberapa bank

    sampah di Kota Surabaya yaitu Bank Sampah Bina Mandiri dan Bank Sampah Rukun

    Karya, keduanya terletak di Kelurahan Baratajaya, Kecamatan Gubeng.

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    19/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 19

    Bank Sampah Bina Mandiri menawarkan nasabah untuk menyimpan hasil

    penjualan sampahnya dalam bentuk simpanan buku tabungan yang dapat diambil

    sewaktu-waktu. Tidak dikenakan biaya administrasi dan prosesnya sangat mudah untuk

    membuka rekening serta menabung.

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    20/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    I - 20

    Proses menabung di Bank Sampah adalah nasabah menyetor sampah yang

    sudah dipilah, lalu sampah nasabah tersebut ditimbang oleh teller, kemudian hasil

    penjualan sampahnya dimasukkan dalam buku tabungan Bank Sampah Mandiri.

    Nasabah dapat mengetahui update tabungannya serta mengambilnya sewaktu-waktu.

    Penerapan 3R di Kota Surabaya

    Pengolahan sampah berbasis masyarakat di Surabaya dilakukan dengan

    mengolah sampah organik menjadi kompos, sampah anorganik dijual pada pengepul

    atau dipergunakan menjadi material daur ulang, serta dengan pengembangan dan

    peningkatan rumah kompos.

    3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali

    sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.

    Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle

    berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang

    bermanfaat.

  • 7/25/2019 Sampah Surabaya

    21/21

    LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

    Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi

    pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos atau memanfaatkan

    sampah menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Dalam

    perkembangannya, Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan beberapa penjajakan

    untuk bekerja sama dengan investor dalam memanfaatkan kandungan gas metana pada

    TPA Benowo sebagai pembangkit Listrik Tenaga Sampah.

    http://alamendah.wordpress.com/2010/01/08/pengelolaan-sampah-kesalahan-pola-pikir-dan-gaya-hidup/http://alamendah.wordpress.com/2010/01/08/pengelolaan-sampah-kesalahan-pola-pikir-dan-gaya-hidup/