sampah

download sampah

of 3

Transcript of sampah

Pengelolaan sampah selalu jadi permasalahan di setiap negara. Jumlah produksi sampah di Indonesia diperkirakan mencapai 200.000 ton setiap harinya (VIVAnews, 2010). Masalah pengelolaan sampah ini (menurut saya) tentunya bukan cuma tanggungjawab pemerintah, melainkan juga jadi tanggungjawab setiap individu masyarakat. Toh, kita hidup di bumi yang sama kan? Nah, belajar mengelola sampah tentunya harus diawali dari kesadaran membuang sampah itu sendiri. Jangankan untuk memilah-milah sampah berdasarkan jenisnya, di kampus saya saja masih sering saya dapati sampah-sampah berserakan (di kelas, di tangga, di lorong, di parkiran). Mungkin tempat sampahnya harus dibikin menarik dan lebih banyak, sekalian dipilah berdasarkan jenisnya (paling tidak sampah basah dan sampah kering). Meskipun sudah ada petugas cleaning service, tapi kan kebersihan itu buat kenyamanan bersama (apalagi katanya kebersihan itu sebagian dari iman). Dan tambah ironis kalo melihat sudut-sudut kampus itu ada sampah berserakan, padahal kampus isinya (katanya) orang-orang yang terpelajar.

Hmm, usul ke Pak Dekan ah bikin gerakan pengelolaan sampah yang baik di kampus.

Pada prinsipnya memang ada 3 warna yang mereka pakai, yaitu: 1. Untuk bahan2 beracun dan berbahaya (B3) atau Hazardous Materials --> Warna MERAH. Yang termasuk Hazardous materials (atau B3) ini misalnya oil based materials, baterai bekas, bahan2 kimia, hand gloves bekas yang mengandung minyak atau oli, dsb. Catatan: Sampah2 bekas obat2an dan medical waste lainnya (termasuk jarum suntik bekas, dll) masuk dalam kategori ini dengan label khusus "MEDICAL WASTE", karena teknik pembuangannya yang khusus pula. 2. Untuk bahan2 non-B3, bisa dibagi 2, yaitu: 2.a. Warna KUNING, untuk bahan2 yang bersifat an-organik, yaitu: plastik, fiber, kaca, kaleng. Umumnya bahan2 ini bisa didaur ulang dan dipakai kembali menjadi produk2 baru. 2.b. Warna HIJAU, untuk bahan2 organik, misalnya sisa2 makanan, kayu, kertas, dsb. Pokoknya semua bahan yang bisa terbiodegradasi secara alami.

Warna biru untuk sampah kertas warna hijau untuk sampah orgaanik seperti daun Warna orange untuk sampah bukan organik misalnya kaleng warna merah untuk sampah plastic

Kemaren, disalah satu gedung mewah di Bandung, gue melihat ada tempat

sampah yang menurut gue sebuah terobosan untuk mencanangkan atau salah satu langkah yang baik untuk menyelamatkan bumi dari limbah sampah yang dapat merusak Ozon. Ada 3 tong sampah yang masing-masing punya keterangan bertulisan cetak tebal: 1. Tong warna ORANGE : Sampah Basah 2. Tong warna BIRU : Sampah kertas 3. Tong warna HIJAU : Sampah Plastik (daur ulang) Tapi apa yang terjadi ketika gue mencoba melihat isi tong sampah yang sengaja dibuat didekat LIFT? Dari ketiga tong sampah yang ada hanya satu yang berisi penuh yaitu tong warnaORANGE. Dan parahnya lagi, semua jenis sampah dimasukkan saja di tong warna ORANGE. Ada botol air mineral, bungkus plastik, bungkus nasi dll.... sampah basah, kering dan daur ulang berbaur disatu tong. Sementara Tong warna Biru dan Hijau tetap kosong melompong tanpa ada yang peduli arti dari warna tong tersebut dan Tulisan yang tertera di tong tersebut... Pertanyaan gue: Apa gunanya 3 Tong sampah dengan 3 warna dan fungsi berbeda tapi membuang sampah dengan sembarang. Tingkat kesadaran untuk memilah milah sampah mana dibuang kemana belum ada.... yang ada dibuang aja sembarang.. atau tempat sampah tersebut hanya sebagai gaya-gayaan biar lebih COLOURFUL atau juga bisa jadi angel tempat foto-foto bagi para narsisholic????? TANYA KENAPA???????Terdengar seperti ucapan yang sangat bising, kata-kata "buang sampah pada tempatnya" setidaknya tertempel di beberapa produk makanan, dan sudut-sudut kota, tetapi apakah masalah selesai di situ? Kita lihat saja di beberapa sudut kota, pasti banyak bertebaran bungkus-bungkus makanan atau minuman ringan. Seperti halnya kata ampuh anak jaman sekarang "Buang SMS" wow kata ajaib yang sering kita lihat di Handphone. Saya kira buang sms aja yang notabene menggunakan uang (pulsa) bisa, masa membuang sampah pada tempat sampah tidak bisa, padahal tidak susah bukan? Ada beberapa tips untuk mengatasi hal tersebut, pernah ku lihat seorang pelancong (turis) membuang sisa permen karet di tasnya sendiri, yaitu dengan cara menyelipkan pada tisu. Yah itulah mereka yang tidak mau terkontaminasi hidup jorok kita. Semoga kita bisa berbenah dan menjadi salah satu kota yang bersih dan asri.Jogja - Sebagian besar dari kita seringkali menganggap bahwa sampah adalah sesuatu yang sudah tidak berguna lagi dan selalu menjijikan. Padahal jika mampu mengelolanya dengan baik sampah justru bisa menjadi sahabat kita dan bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Keberadaan sampah anorganik juga terkadang hanya menjadi tumpukan di sudut rumah atau tersebar dimana-mana padahal jika kita mau mengolahnya, sampah anorganik pun bisa dikemas menjadi sesuatu yang unik dan bagus sebagai aksesoris ataupun mainan. Inilah yang menjadi latar belakang Mahasiswa Komunikasi Kelas Pegawai PJIK 10 Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa APMD Yogyakarta dalam memberikan penyuluhan di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Taman

Siswa, Sabtu (24/4). Penyuluhan ini mengambil tema besar Sampah dengan sub tema Bermain dan Berkreasi dengan sampah anorganik. Penyuluhan mengenai pemanfaatan sampah anorganik seperti bungkus permen, dan kemasan makanan ringan ini diolah kembali menjadi mainan, gantungan kunci maupun pita rambut.Penyuluhan yang diikuti siswa-siswi kelas 4 SD Taman Muda Ibu Pawiyatan ini berlangsung cukup antusias apalagi siswa-siswi ini punya daya kreasi yang cukup tinggi dalam menyulap sampah menjadi sesuatu yang masih bermanfaat. Kami sengaja mengambil tema sampah ini karena selama ini banyak sampah terbuang percuma tanpa ada manfaat dan jika ini terus menerus dibiarkan maka tumpukan sampah akan terus menggunung. Kami mengajak anak-anak SD untuk sama-sama mengolah kembali sampah menjadi mainan anak seperti gantungan kunci dan pita rambut, kata Bevi Lusiana Ketua kelompok penyuluhan. Dengan adanya penyuluhan Bermain dan berkreasi dengan sampah anorganik ini anak-anak SD diharapkan bisa memanfaatkan sampah anorganik seperti bungkus kemasan makanan ataupun minuman menjadi mainan ataupun sesuatu yang bisa dimanfaatkan. Selain itu diharapkan mampu memberikan informasi dan pembelajaran kepada anak-anak di bangku sekolah dasar, tentang bagaimana mengolah sampah dan memanfaat barang bekas.(Ln)