SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah...
Embed Size (px)
Transcript of SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah...


i
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019 menyatakan bahwa salah satu tantangan pembangunan pertanian ke depan adalah bagaimana
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan bahan baku industri dan energi di tengah dinamika kondisi perekonomian global dan perubahan iklim yang
mungkin akan memengaruhi upaya-upaya pembangunan pertanian menuju swasembada dan kedaulatan pangan. Guna mengatasi tantangan tersebut, salah
satu pendekatan yang dilakukan adalah melalui pengembangan kawasan pertanian yang telah diatur melalui Permentan No. 50 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian. Kawasan pertanian perlu dikembangkan agar kegiatan pembangunan pertanian dapat dilakukan secara utuh
dan terpadu, serta fokus pada pencapaian sasaran pembangunan berdasarkan keunggulan kompetitif dan komparatif wilayah.
Sebagai tindak lanjut rencana pengembangan kawasan pertanian, Pemerintah Provinsi diharuskan menyusun Masterplan yang menjabarkan rencana pembangunan
kawasan selama lima tahun ke depan, dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun Rencana Aksi yang berisi langkah-langkah kegiatan tahunan yang dilakukan di tiap
kawasan. Dalam hal ini, Kementerian Pertanian telah menyusun Atlas Peta Pengembangan Kawasan Pertanian Skala 1:250.000 sebagai acuan Pemerintah Daerah dalam
penyusunan Masterplan dan Atlas Peta Pengembangan Kawasan Pertanian Skala 1:50.000 untuk penyusunan Rencana Aksi. Atlas tersebut secara garis besar memuat
kondisi eksisting lahan yang dapat dikembangkan khususnya padi, jagung, kedelai dan ubi kayu berdasarkan informasi spasial tentang kondisi sumber daya lahan dan
tingkat kesesuaian komoditas, potensi pengembangan kawasan pertanian serta informasi mengenai potensi peningkatan produksi melalui peningkatan IP dan atau
produktivitas.
Semoga atlas ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh berbagai pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mendukung pencapaian target-target
pembangunan melalui pengembangan kawasan pertanian.
Jakarta, November 2015
Menteri Pertanian,
A. Amran Sulaiman

ii
KATA PENGANTAR
Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan
agroekologis, memenuhi kelayakan agroekonomi dan agro-sosio-teknologi, aksesibilitas lokasi memadai, dan diseconomic-externality yang
ditimbulkannya dapat dikendalikan agar kawasan yang terbangun berkelanjutan. Untuk itu, informasi daya dukung lahan menjadi sangat penting
yang dibangun dari analisis potensi sumber daya lahan.
Peraturan Menteri Pertanian No.50/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian menekankan bahwa
pengembangan komoditas unggulan perlu dilaksanakan dengan pendekatan kawasan. Ciri-ciri pengembangan kawasan pertanian, antara lain: (a)
berbasis agroekosistem (komoditas yang dikembangkan sesuai dengan agroekosistem setempat); (b) agregat hamparan/populasi ditentukan dengan batasan tertentu
dan dapat ditentukan secara lintas batas kabupaten; (c) pengembangan kawasan bersifat menyeluruh/tidak parsial yang mencakup aspek hulu hingga hilir; (d) sistem
pertanian dapat dilakukan secara terintegrasi; (e) program dan kegiatan pada kawasan terpadu baik antara Eselon I Kementerian Pertanian maupun antara Pusat dan
Daerah; dan (f) pengembangan kawasan bersifat partisipatif melibatkan Kementerian Pertanian dan Kementerian/Lembaga terkait, Pemda Provinsi, Pemda
Kabupaten/Kota, dan pelaku usaha.
Pembangunan pertanian khususnya pengembangan kawasan pertanian padi, jagung, kedelai dan ubi kayu (PJKU) sangat membutuhkan data dan informasi dalam
bentuk tabular dan spasial (peta). Untuk itu Kementerian Pertanian telah menyusun Atlas Peta Pengembangan Kawasan Pertanian Skala 1:50.000 yang memuat
informasi spasial tentang kondisi sumber daya lahan, tingkat kesesuaian komoditas, arahan pengembangan komoditas sampai potensi peningkatan produksi melalui
peningkatan IP dan/atau produktivitas. Atlas ini sangat bermanfaat bagi perencana di tingkat Pusat dan Daerah dalam menentukan arah pengembangan kawasan
pertanian PJKU yang termuat pada dokumen perencanaan Masterplan dan Rencana Aksi.
Kepada semua pihak yang telah berperan aktif membantu tersusunnya Atlas ini disampaikan penghargaan dan terima kasih. Akhirnya semoga Atlas ini dapat
bermanfaat dalam mendukung pencapaian swasembada padi, jagung, kedelai serta peningkatan produksi ubi kayu mendukung pertanian bioindustri.
Jakarta, November 2015
Sekretaris Jenderal,
Hari Priyono NIP. 19581214 198403 1 002

iii
SUSUNAN TIM
Tim Pengarah
Tim Pengarah : Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian
Wakil Ketua : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Sekretaris : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan
Pertanian
Tim Pelaksana
Ketua I : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan
Pertanian
Ketua II
Sekretaris I
Sekretaris II
:
:
:
Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian
Kepala Bagian Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian, Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
Kepala Bagian Penyusunan Kebijakan, Program dan Wilayah, Kementerian
Pertanian
Tim Penyusun
Penulis : Hikmatullah, Chendy Tafakresnanto, Lili Muslihat, Cahaya Budiman, I Wayan, Sudiarto
Aplikasi SIG dan Basisdata : Wahyu Supriatna dan Adi Priyono
Disain dan Layout : Adi Priyono

iv
INFORMASI UMUM
A. Proyeksi Map : Transverse Mercator TM
B. Sumber Dana : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TA. 2015
C. Diterbitkan oleh : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian
Website : www.pertanian.go.id/sikp
ISBN : 978-979-582-082-6
Cetakan pertama, November 2015

v
DAFTAR ISI Halaman
SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN i
KATA PENGANTAR ii
SUSUNAN TIM iii
INFORMASI UMUM iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR PETA vii
I. PENDAHULUAN 1
II. BAHAN DAN METODE 3
2.1. Bahan dan Alat 3
2.2 . Metode 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 7
3.1. Kondisi Sumberdaya Lahan
3.2. Potensi Lahan
3.3. Kawasan Pertanian
3.4. Permasalahan dan Kendala Sumberdaya Lahan
7
7
8
8
Halaman
3.5. Kesenjangan Produktivitas dan Indeks Pertanaman
3.6. Rekomendasi Teknologi
3.6.1. Sumberdaya Air
3.6.2. Pemupukan
9
9
9
11
IV. PENUTUP 16
DAFTAR PUSTAKA 17

vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kriteria tingkat kesenjangan produktivitas dan IP serta perluasan lahan pengembangan kawasan PJKU Kabupaten
Tabel 2. Alternatif teknik konservasi tanah dan air menurut kemiringan lahan, kedalaman solum (D), dan kepekaan tanah terhadap erosi (E)
5
5
Tabel 3. Status dan Kriteria P dan K 6
Tabel 4. Luas Lahan Pengembangan Pertanian PJKU Kabupaten Pidie Jaya 8
Tabel 5. Luas Pengembangan Kawasan Padi Di Kabupaten Pidie Jaya 8
Tabel 6. Kesenjangan Produktivitas dan IP Pengembangan Padi Di Kabupaten Pidie Jaya
9
Tabel 7. Kebutuhan Pupuk Sesuai Dengan Status Hara Tanah 12
Tabel 8. Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya
14
Tabel 9. Waktu Pemberian Pupuk Tanaman Padi 15
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Prosedur Penyusunan Peta Pengembangan Kawasan
PertanianPJKU Kabupaten Skala 1:50.000 4
Gambar 2. Pengukuran tingkat kebutuhan pupuk N dengan BWD 12
Gambar 3. Salah satu cara pengelolaan jerami sebagai sumber bahan organik tanah
12
Gambar 4. Cara pemupukan yang benar dengan cara pupuk diinjak-injak setelah disebar
12

vii
DAFTAR PETA
Halaman
Peta 1. Peta Pengembangan Kawasan PadiKab. Pidie Jaya 18
Peta 2. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-1 19
Peta 3. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-2 20
Peta 4. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-3 21
Peta 5. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-4 22
Peta 6. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-5 23
Peta 7. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-6 24
Peta 8. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-7 25
Peta 9. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-8 26
Peta 10. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-9 27
Peta 11. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-10 28
Peta 12. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-11 29

1
I. PENDAHULUAN
Kementerian Pertanian telah menetapkan salah satu kebijakan operasional
pembangunan pertanian melalui pendekatan kawasan, sebagaimana dituangkan
dalam Permentan Nomor 50 tahun 2012, tentang Pedoman Pengembangan
Kawasan Pertanian. Pendekatan kawasan ini merupakan upaya reorientasi
manajemen pembangunan pertanian yang merubah cara pandang pembangunan
pertanian dari sudut pandang kawasan sentra produksi yang segregatif menjadi
cara pandang kerja sama jaringan kelembagaan antar wilayah dengan komoditas
unggulan sebagai perekat utamanya. Selain itu, pendekatan kawasan juga
mewacanakan diterapkannya revolusi perencanaan dengan digunakannya
instrumen perencanaan teknokratis dalam pembangunan pertanian, khususnya
komoditas padi, jagung, kedelai, dan ubi kayu (PJKU). Melalui pendekatan kawasan
ini, daya saing wilayah dan komoditas akan dapat dirancang secara optimal, karena
kawasan pertanian dirumuskan sesuai dengan potensi dan prospek daya dukung
sumberdaya wilayah hingga mencapai titik optimumnya.
Pengembangan kawasan pertanian sangat membutuhkan data, informasi,
rekomendasi, dan arahan penataan sistem pertanian yang operasional di lapangan.
Data dan informasi komoditas PJKU sangat diperlukan untuk mendukung
kedaulatan pangan serta pencapaian swasembada padi, jagung, dan kedelai
(Pajale). Saat ini, ketersediaan data dan informasi yang berbasis spasial kawasan
pertanian yang telah ditetapkan masih terbatas pada skala 1:250.000 yang kurang
operasional dan hanya merupakan indikatif potensi pengembangan kawasan
pertanian PJKU. Pengembangan kawasan pertanian PJKU yang operasional di
lapangan sangat perlu didukung oleh data dan informasi sumberdaya lahan spasial
dan sosial ekonomi wilayah pada skala 1:50.000 dengan cakupan tingkat
kecamatan. Data dan informasi tersebut sangat bermanfaat untuk mengetahui
wilayah potensial dan pengembangan budidaya pertanian PJKU serta meramu
alternatif teknologi pengelolaan lahan pertanian yang dapat diterapkan di setiap
wilayah pengembangan kawasan, seperti peningkatan produktivitas, indeks
pertanaman (IP), dan perluasan lahan yang dapat digunakan sebagai titik ungkit
peningkatan produksi pertanian PJKU.
Analisis sumberdaya lahan dan sosial ekonomi wilayah kawasan pertanian
PJKU lingkup kabupatan berasal dari data dan informasi sumberdaya lahan dan
sosial ekonomi yang diperoleh dari hasil verifikasi lapangan dan laboratorium,
sehingga permasalahan dan isu strategis teknis, sosial, ekonomi, dan budaya tersaji
secara spasial sampai tingkat kecamatan. Hasil analisis tersebut menghasilkan
rekomedasi peningkatan produksi PJKU yang disajikan per kabupaten pada skala
1:50.000.
Kegiatan penyusunan peta pengembangan kawasan pertanian PJKU
kabupaten ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menyajikan data dan
informasi mengenai potensi biofisik (tanah, iklim dan air permukaan, terrain, dan
vegetasi) dan sosial ekonomi serta rekomendasi dalam peningkatan produksi PJKU.
Tujuan kegiatan penyusunan peta pengembangan kawasan pertanian PJKU
kabupaten adalah :
(1) Menyusun dan mengembangkan data dan informasi sumberdaya lahan dan
sosial ekonomi pertanian kawasan PJKU kabupaten.
(2) Menyusun peta pengembangan kawasan pertanian PJKU kabupaten.
(3) Memperkuat Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP).

2
Keluaran dari penyusunan peta pengembangan kawasan pertanian PJKU
kabupaten adalah:
(1) Tersedianya data dan informasi (data base) sumberdaya lahan dan sosial
ekonomi kawasan pertanian PJKU kabupaten.
(2) Tersedianya peta pengembangan kawasan pertanian PJKU kabupaten.
(3) Tersedianya rekomendasi peningkatan produksi pertanian PJKU kabupaten
Peta pengembangan kawasan pertanian PJKU kabupaten merupakan peta
operasional untuk pengembangan kawasan pertanian PJKU. Peta tersebut
dihasilkan dari hasil verifikasi lapangan dan didukung dengan data analisis dari
laboratorium. Peta tersebut juga telah mempertimbangkan peta kawasan hutan
skala 1:250.000 (Kemenhut, 2013), peta penggunaan lahan, Hak Guna Usaha (HGU)
skala 1:250.000 (BPN, 2013), dan peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten (Bappeda Kabupaten). Peta yang dihasilkan akan memberikan
rekomendasi pengembangan kawasan pertanian PJKU. Hasil penyusunan peta
pengembangan kawasan pertanian PJKU disajikan dalam bentuk data tabular dan
spasial.

3
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Bahan dan Alat
Data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan peta pengembangan
kawasan pertanian PJKU Kabupaten antara lain:
1. Peta dasar (base map) skala 1:50.000 dan 1:25.000 dari Badan Informasi
Geospasial (BIG).
2. Peta tanah skala 1: 50.000 dan 1:250.000 dari Balai Besar Litbang Sumberdaya
Lahan Pertanian (BBSDLP, 1989-2014).
3. Peta AEZ, skala 1:50.000 (BPTP, 2012-2014).
4. Data potensi lahan (BBSDLP, 2014).
5. Peta audit lahan sawah Pulau Jawa skala 1:5.000 dan luar Pulau Jawa skala
1:10.000 (Kementerian Pertanian, 2010 dan 2012).
6. Peta daerah irigasi (DI) (Kementerian PUPR, 2012).
7. Digital Elevation Model (DEM) dari SRTM resolusi 30 meter.
8. Citra landsat ETM-8/Spot 5/6/ikonos liputan terbaru.
9. Peta status hara P dan K skala 1:50.000 (Balittanah, 2004).
10. Peta Status Kawasan Hutan dari Kementerian Kehutanan (Kementerian
Kehutanan, 2013).
11. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten (Bappeda Kabupaten,
2013).
Peralatan yang diperlukan dalam penyusunan peta pengembangan kawasan
pertanian PJKU Kabupaten berupa: komputer PC atau Laptop dengan spesifikasi
hardware tinggi Core i5, memory/RAM minimal 4 GB. Software yang diperlukan
ArcGis dan Microsoft Office.
2.2. Metode
Peta pengembangan kawasan pertanian PJKU untuk tingkat Kabupaten
diperoleh dari analisis peta sumberdaya tanah skala 1:50.000 (BBSDLP, 1989-
2014). Satuan tanah hasil pemetaan sumberdaya lahan digunakan sebagai
pendekatan dalam menganalisis potensi sumberdaya lahan. Satuan tanah dioverlay
dengan Peta Audit Lahan Sawah skala 1:5.000-1:10.000 yang menghasilkan Peta
Satuan Evaluasi. Peta Satuan Evaluasi digunakan sebagai peta kerja lapangan.
Verifikasi lapangan dilakukan terhadap karakteristik lahan dan penggunaan lahan.
Karakteristik lahan tersebut antara lain: curah hujan, suhu udara, drainase tanah,
kelerengan, tekstur tanah, kedalaman tanah, tingkat kematangan gambut,
ketebalan gambut, reaksi tanah (pH), dan karakteristik lingkungan lainnya.
Disamping itu, juga dilakukan pengambilan contoh tanah pewakil dan dianalisis
untuk keperluan rekomendasi pemupukan. Data yang terkait dengan produktivitas,
IP, pola tanam, varietas, dan sumberdaya air juga dikumpulkan.
Kegiatan evaluasi lahan dilakukan dengan cara matching, yaitu
membandingkan antara karakteristik tanah/lahan dengan persyaratan tumbuh
tanaman padi, jagung, kedelai, dan ubi kayu. Metode penilaian kesesuaian lahan
menggunakan kerangka FAO (1976). Kesesuaian lahan dilakukan secara bio-fisik
(kualitatif). Sistem kesesuaian lahan yang digunakan dibedakan menjadi ordo
sesuai (S) dan ordo tidak sesuai (N). Lahan yang tergolong ordo sesuai (S)
dibedakan atas kelas lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai
marginal (S3), sedangkan lahan yang tergolong ordo tidak sesuai (N) tidak
dibedakan. Kriteria kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis
Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian (Ritung et al., 2011). Hasil kegiatan

4
evaluasi lahan berupa Kelas Kesesuaian Lahan untuk komoditas PJKU. Lahan-lahan
yang diarahkan untuk pengembangan kawasan pertanian PJKU adalah (1) Lahan
yang tergolong kelas S1 dan S2, (2) Areal Penggunaan Lain (APL), Hutan Produksi
dapat Dikonversi (HPK), (3) Tegalan, tanah terbuka, padang rumput, sawah, hutan,
dan semak belukar non HGU, dan (4) Lahan budidaya. Peta peningkatan produksi
PJKU merupakan dasar untuk delineasi Peta Pengembangan Kawasan Pertanian
PJKU Kabupaten.
Konsep dasar penyusunan Peta Pengembangan Kawasan Pertanian PJKU: 1)
Delineasi ditentukan berdasarkan atas luasan minimal dan konektivitas yang tidak
dibatasi oleh batas wilayah administratif (Permentan No: 50/2012), dan 2) Batasan
luasan minimum untuk kawasan padi adalah 5.000 ha, jagung 5.000 ha, kedelai
2.000 ha, dan ubi kayu 5.000 ha. Delineasi kawasan tersebut dilakukan secara
manual, langsung di layar monitor (on screen digitizing). Kawasan pertanian PJKU
adalah wilayah pengembangan komoditas PJKU yang terbangun dalam satu
kesatuan konektivitas (kelembagaan dan infrastruktur) yang mencakup lahan
potensial dan lahan yang secara eksisting sudah dibudidayakan untuk komoditas
PJKU. Komoditas PJKU pada kawasan tersebut adalah komoditas dominan dengan
penyebaran >50% dari luas areal pertanaman. Peta pengembangan kawasan PJKU
untuk setiap komoditas merupakan peta bernilai tunggal (single value map) artinya
pada lahan yang sama dinilai untuk berbagai komoditas. Sebagai contoh, lahan
sawah irigasi pada satu poligon (hamparan yang sama) dinilai untuk komoditas
padi, komoditas jagung atau komoditas kedelai. Prosedur penyusunan peta
pengembangan kawasan pertanian PJKU Nasional skala 1:50.000 disajikan pada
Gambar 1.
Gambar 1. Prosedur Penyusunan Peta Pengembangan Kawasan Pertanian PJKU Nasional
Skala 1:50.000
DATA DAN INFORMASI SDLP - Spasial - Tabular
SATUAN PETA TANAH SKALA 1:50.000
VERIFIKASI LAPANGAN - Pengecekan penggunaan lahan - Pengambilan contoh tanah - Produktivitas tanaman - Indeks Pertanaman - Sumberdaya air
KESESUAIAN. LAHAN
PERSYARATAN TUMBUH TANAMAN
- STATUS KAWASAN HUTAN
- HGU - RTRW ARAHAN
PENGEMBANGAN KOMODITAS PJKU
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PJKU
PENGEMBANGAN PERTANIAN PJKU
PETA AUDIT LAHAN SAWAH
LOKASI KABUPATEN
PENGGUNAAN LAHAN
PRODUKTIVITAS TANAMAN
INDEKS PERTANAMAN
ANALISIS TANAH
PENINGKATAN INDEKS
PERTANAMAN
PETA SATUAN EVALUASI
SKALA 1:50.000
EVALUASI LAHAN

5
Dalam jangka pendek peningkatan produksi PJKU dapat ditempuh melalui
peningkatan produktivitas dan peningkatan IP. Peluang peningkatan produktivitas
PJKU tergantung pada kesenjangan antara produktivitas potensial dan eksisting.
Semakin besar senjang produktivitas, maka semakin besar peluang peningkatan
produktivitas. Peluang peningkatan IP tergantung pada kesenjangan antara IP
potensial dan eksisting. Semakin besar senjang IP, maka semakin besar peluang
peningkatan IP.
Tabel 1. Kriteria tingkat kesenjangan produktivitas dan IP serta perluasan lahan pengembangan kawasan PJKU Kabupaten
Peluang Peningkatan Komoditas
Padi Jagung Kedelai Ubikayu
Produktivitas …% …
Tinggi (T) >20 >20 >10 >25
Sedang (S) 10-20 10-20 5-10 15-25
Rendah (R) <10 <10 <5 <15
Indeks Pertanaman
Tinggi (T) >100 >100 >100 >100
Sedang (S) 50-100 50-100 50-100 50-100
Rendah (R) <50 <50 <50 <50
Perluasan Lahan
Prioritas satu (P-1) Tegalan, rumput, semak, tanah kosong, lereng <3%
Prioritas dua (P-2) Tegalan, rumput, semak, tanah kosong, lereng 3-8%
Semak belukar, lereng <3%
Prioritas tiga (P-3) Tegalan, rumput, semak, tanah kosong, lereng 8-15%
Semak belukar, lereng 3-8%
Informasi neraca air tanaman diperlukan untuk mengetahui kebutuhan air
yang digunakan oleh tanaman pada setiap fase pertumbuhannya yang dihitung
berdasarkan atas indeks kecukupan air yang merupakan pencerminan dari rasio
antara evapotranspirasi aktual tanaman dan evaportranspirasi maksimal yang
dilakukan tanaman (ETR/ETM). Penggunaan indeks kecukupan air didasarkan aas
asumsi bahwa apabila ETR/ETM mendekati satu berarti tanaman menggunakan air
dengan efektif yang pada akhirnya akan menghasilkan produksi yang tinggi.
Sebaliknya apabila ETR/ETM kurang dari 0,8 berarti tanaman mengalami
kekurangan air (cekaman air) yang akan berakibat terhadap rendahnya tingkat
produktivitas tanaman (CIRAD dalam Irianto, 2000).
Untuk lahan kering berlereng, pemilihan teknologi konservasi tanah dan air
didasarkan kepada kemiringan lahan, kepekaan tanah terhadap erosi, dan
kedalaman solum/tanah (Tabel 2).
Tabel 2. Alternatif teknik konservasi tanah dan air menurut kemiringan lahan, kedalaman solum (D), dan kepekaan tanah terhadap erosi (E)
Kemiringan D > 90 cm D = 40 – 90 cm D < 40 cm
(%) E.Kurang E.Tinggi E.Kurang E.Tinggi E.Kurang E.Tinggi
<15 B/G B/G B/G B/G G G
15 - 25 B/G B/G B/G G G G
25 – 40 B/G G G G G/AC AC
> 40 G/AC AC AC AC AC AC
Keterangan: B = teras bangku + rumput/legum penguat teras , G = Teras gulud + rumput/legum penguat teras, AC=Alley croping/system pertanaman lorong;Sumber : (Sukmana et al., 1990)
Contoh tanah yang telah diambil dilakukan seleksi untuk analisis sifat-sifat
fisik-kimia tanah di laboratorium meliputi penetapan tekstur (3 fraksi), pH-H2O
dan KCl, bahan organik (C dan N), kandungan P2O5 dan K2O potensial, kandungan
basa-basa (Ca, Mg, K, Na) dapat ditukar, dan kandungan Al dapat ditukar, serta
retensi fosfat. Jenis analisis contoh tanah mengikuti Petunjuk Teknis Analisa Tanah,
Tanaman, Air, dan Pupuk (Eviati dan Sulaeman, 2011). Hasil analisis contah tanah

6
digunakan untuk mengetahui status hara tanah, yaitu dengan mengetahui kadar P
dan K terekstrak HCl 25%. Status P dan K dibagi menjadi 3 (tiga) tingkat dengan
kriteria sebagai berikut (Tabel 3).
Tabel 3. Status dan Kriteria Status Hara P dan K
Status Kriteria Penilaian (ekstrak HCl 25%)
mg P2O5/100 g tanah mg K2O/100 g tanah
Rendah < 20 < 10
Sedang 20 – 40 10 – 20
Tinggi > 40 > 20
Penentuan kebutuhan pupuk optimal perlu dilakukan agar produktivitas
dapat ditingkatkan. Kebutuhan tersebut didasarkan pada kandungan unsur hara N
(total), P dan K tersedia di dalam tanah dengan menggunakan model perhitungan
kebutuhan pupuk berimbang.
.

7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Kondisi Sumberdaya Lahan
Kabupaten Pidie Jaya mempunyai curah hujan cukup bervariasi, rata-rata
tahunan 1.798 mm/tahun. Curah hujan tertinggi pada umumnya terjadi bulan
November (216 mm) dan terendah terjadi bulan Februari (46 mm). Berdasarkan
kelas curah hujan tahunan sebagian besar wilayah termasuk kategori kering. Tiga
Kecamatan termasuk dalam kategori basah terdapat di Kecamatan Meureudu,
Bandar Dua, dan Bandar Baru. Pola sekuensial dari rata-rata curah hujan bulanan
mengikuti pola curah hujan.
Jumlah bulan kering dengan intensitas <100 mm/bulan sebanyak 6 bulan, dan
bulan basah dengan intensitas >200 mm/bulan sebanyak 3 bulan. Dengan
demikian kawasan tersebut menurut kriteria Oldeman (1979) memiliki Zona
Agroklimat D-3, dengan panjang potensi masa tanam untuk tanaman pangan di
lahan sawah sepanjang 7 bulan dan hanya dapat ditanami padi satu kali masa
tanam dan penanaman palawija yang kedua harus hati-hati jangan jatuh pada bulan
kering.
Berdasarkan tipe iklim menurut Schmidt Ferguson (1961) menunjukkan
bahwa pada umumnya Kabupaten Pidie Jaya beriklim Tipe C (agak basah).
Terdapat tiga kecamatan yang mempinyai tipe iklim A (sangat basah) yaitu
kecamatan Meureudu, Bandar Dua dan Bandar Baru. Suhu rata-rata tahunan
berkisar antara 27.3 °C - 28.2 °C dengan suhu minimum 24 °C dan suhu maksimum
32° C. Kelembaban udara bervariasi antara 72% hingga 97%.
Landfrom Kabupaten Pidie Jaya terdiri atas: Aluvial (A), Marin (M), Flovio
Marin (B), Volkan (V) dan Tektonik (T) dengan bentuk wilayah umumnya datar-
berombak (lereng <8%) yang sesuai untuk pengembangan tanaman pangan.
Tanah di Kabupaten Pidie Jaya dikelompokan menjadi tanah yang terbentuk
di daerah lowland dan di daerah upland. Keadaan tanah di daerah lowland berasal
dari aluvium umumnya tergenang/sering tergenang (jenuh air), sehingga
karakteristik tanahnya banyak dipengaruhi oleh air. Tanah di daerah upland,
berkembang dari bahan sedimen batupasir dan batuliat, yang didominasi oleh
proses pencucian (leaching) dan pengendapan. Tanah-tanah di Kabupaten Pidie
Jaya diklasifikasikan menurut Soil Taxonomy (Soil Survey Staff, 2014)
dikelompokan menjadi 3 Ordo, yaitu: Entisols, Inceptisols, dan Ultisols. Sifat dan
karakteristik tanah yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat asli bahan
induknya.
3.2. Potensi Lahan
Pengembangan kawasan PJKU diarahkan pada lahan eksisting dan lahan
sangat sesuai (S1) dan cukup sesuai (S2) yang terdapat pada APL, HPK, dan non
HGU. Berdasarkan hal tersebut potensi lahan untuk pengembangan pertanian PJKU
di Kabupaten Pidie Jaya seluas 16,154 ha, berupa lahan sawah lebak, sawah irigasi,
dan sawah tadah hujan eksisting seluas 14,578 ha dan areal pengembangan 1,576
ha berupa lahan kering dengan bentuk wilayah datar sampai bergelombang (lereng
<15%) (Tabel 4).
Berdasarkan data pada Tabel 4 terlihat bahwa Bandar Baru, Bandar Dua dan
Trienggadeng mempunyai penyebaran lahan sawah eksisting cukup luas (>2.000
ha). Lahan sawah di Kabupaten Pidie Jaya seluruhnya berada di wilayah APL.
Penyebaran lahan yang berpotensi untuk pengembangan tanaman pangan (padi)
cukup luas terdapat di Kecamatan Ulim dan Bandar Baru berupa lahan kering

8
dengan penggunaan lahan saat ini berupa semak belukar.
Tabel 4. Luas Lahan Pengembangan Pertanian PJKU Kabupaten Pidie Jaya
T O T A L
P-1 P-2 P-3
1 BANDAR BARU 3,167 199 213 3,579
2 BANDAR DUA 3,142 24 45 205 3,417
3 JANGKA BUYA 793 7 800
4 MEURAH DUA 928 1 69 998
5 MEUREUDU 2,058 140 2,198
6 PANTERAJA 914 3 917
7 TRIENGGADENG 2,454 2,454
8 ULIM 1,122 74 596 1,792
14,578 307 45 1,223 16,154 T O T A L
LAHAN
EKSISTING NO KECAMATAN
LAHAN POTENSIAL
...Ha...
Keterangan: P-1 = Prioritas 1, P-2 = Prioritas 2, P-3 = Prioritas 3
3.3. Kawasan Pertanian
Hasil penyusunan peta pengembangan kawasan pertanian PJKU Kabupaten
Pidie Jaya disajikan dalam bentuk tabel dan peta. Kabupaten Pidie Jaya merupakan
pengembangan kawasan padi. Hasil penilaian dan penyusunan peta pengembangan
kawasan padi di Kabupaten Pidie Jaya yang terinci per kecamatan disajikan pada
Tabel 5. Sebaran pengembangan kawasan padi di Kabupaten Pidie Jaya terdapat 7
Kecamatan, Bandar Dua, Jangka Buya, Meurah Dua, Meureudu, Panteraja,
Trienggadeng, Ulim seluas 8,184 ha.
Tabel 5. Luas Pengembangan Kawasan Padi Di Kabupaten Pidie Jaya
P-1 P-2 P-3
BANDAR DUA 2,917 6 1 5 2,929
JANGKA BUYA 709 2 711
MEURAH DUA 567 567
MEUREUDU 1,427 1,427
PANTERAJA 56 56
TRIENGGADENG 1,739 1,739
ULIM 770 3 773
8,184 12 1 5 8,201
BANDAR BARU 3,167 199 213 3,579
BANDAR DUA 225 18 44 200 488
JANGKA BUYA 84 5 89
MEURAH DUA 361 1 69 431
MEUREUDU 631 140 771
PANTERAJA 858 3 861
TRIENGGADENG 715 715
ULIM 352 71 596 1,018
6,394 296 44 1,219 7,953
URAIAN KECAMATAN
T O T A L
T O T A L
LAHAN POTENSIALT O T A L
...HA...
KA
WA
SAN
PA
DI
NO
N K
AW
ASA
N
LAHAN
EKSISTING
Keterangan: P-1 = Prioritas 1, P-2 = Prioritas 2, P-3 = Prioritas 3
Lahan yang berpotensi untuk pengembangan padi, tetapi berada di luar
kawasan seluas 6,394 ha. Kecamatan Bandar Baru mempunyai potensi untuk
pengembangan padi cukup luas, tetapi tidak termasuk dalam kawasan.
3.4. Permasalahan dan Kendala Sumberdaya Lahan
Permasalahan dan kendala sumberdaya lahan di wilayah kabupaten ini untuk
pengembangan padi adalah: (a) Sumber air dan (b) Kesuburan tanah, yang
dicerminkan oleh kandungan NPK dan pH agak masam.
Pengembangan padi di Kabupaten Pidie Jaya umumnya terdapat pada lahan
tadah hujan, Ketersediaan air sangat dipengaruhi oleh air hujan. Pengembangan
padi umumnya lahan hanya dapat dilakukan 1x setahun, kecuali terdapat sumber

9
air lain yang memungkinkan untuk tanam 2 x setahun.
Permasalahan kekurangan air irigasi/kekeringan secara umum dijumpai pada
semua lahan sawah dataran tektonik yang jauh dari saluran irigasi, karena suplai
air irigasi dari wilayah bagian hulu kurang mencukupi, terutama musim kemarau,
sehingga lahan dibiarkan menjadi bera.
3.5. Kesenjangan Produktivitas dan Indeks Pertanaman
Upaya dalam peningkatan produksi pertanian PJKU dapat dilakukan melalui
peningkatan produktivitas, peningkatan IP, dan perluasan lahan. Ke-3 upaya
tersebut dapat disajikan secara spasial (peta), sehingga upaya dalam peningkatan
produksi pertanian dapat dilaksanakan dengan tepat, cepat, dan akurat. Peluang
peningkatan produktivitas PJKU tergantung pada kesenjangan antara produktivitas
potensial dan eksisting. Semakin besar senjang produktivitas, maka semakin besar
peluang peningkatan produktivitas. Begitu juga, peluang peningkatan IP tergantung
pada kesenjangan antara IP potensial dan eksisting. Semakin besar senjang IP,
maka semakin besar pula peluang peningkatan IP. Sedangkan perluasan lahan
untuk peningkatan produksi pertanian PJKU dapat diupayakan melalui
ekstensifikasi lahan. Lahan yang berpotensi untuk pengembangan kawasan PJKU
adalah lahan yang mempunyai kelas kesesuaian sangat sesuai (S1) dan cukup
sesuai (S2), APL atau HPK dan HP (sebagai cadangan) dan areal non HGU.
Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa peningkatan produksi padi di
Kabupaten Pidie Jaya dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitas,
peningkatan IP, dan perluasan lahan potensial (Tabel 6). Lahan di Kabupaten Pidie
Jaya masih dapat ditingkatkan produktivitas >20% seluas 14,578 ha, terutama
tersebar di Kecamatan Bandar Baru, Bandar dua dan Meureudu. Peningkatan IP-
padi masih dapat dilakukan pada areal seluas 971 ha, terutama tersebar di
Kecamatan Trienggadeng.
Tabel 6. Kesenjangan Produktivitas dan IP Pengembangan Padi Di Kabupaten Pidie Jaya
SR SS TT P-1 P-2 P-3
1 BANDAR BARU 3,167 199 213 3,579
2 BANDAR DUA 3,142 24 45 205 3,417
3 JANGKA BUYA 793 7 800
4 MEURAH DUA 695 233 1 69 998
5 MEUREUDU 25 2,033 140 2,198
6 PANTERAJA 852 62 3 917
7 TRIENGGADENG 1,544 909 2,454
8 ULIM 693 429 74 596 1,792
1,413 12,194 971 307 45 1,223 16,154 T O T A L
NO KECAMATAN
PERLUASAN LAHANT O T A L
...Ha...
REKOMENDASI
Keterangan: TT = Peningkatan produktivitas dan IP tinggi, TR = Peningkatan produktivitas tinggi dan IP rendah, RR = Peningkatan
produktivitas dan IP rendah, P-1 = Prioritas 1, P-2 = Prioritas 2, P-3 = Prioritas 3
Perluasan lahan potensial seluas 1,576 ha dapat dilakukan terutama di
Kecamatan Ulim dan Bandar Baru.
3.6. Rekomendasi Teknologi
Rekomendasi teknologi dalam peningkatan produksi pertanian untuk
komoditas padi adalah produksi gabah kering panen (GKP). Rekomendasi tersebut
berupa sumberdaya air dan pemupukan.
3.6.1. Sumberdaya air
Lahan di Kabupaten Pidie Jaya umumnya berupa lahan sawah tadah hujan
dan rawa lebak. Pengelolaan air menjadi kunci keberhasilan dalam budidaya
pertanian, khususnya padi sawah. Pengaturan pintu satu arah menjadi hal yang
sangat disarankan, supaya air yang “bersih” dari air masuk tidak bercampur
dengan air yang “kotor” dari lahan yang akan dikeluarkan, sehingga pencucian

10
berjalan sempurna.
Rawa lebak terbentuk akibat proses aluvial, terjadi pengendapan bahan-
bahan halus, kasar, atau organik. Posisi rawa lebak umumnya di pedalaman dan di
belakang rawa pasang surut, sehingga lahan tidak terkena pasang surut langsung
maupun tidak langsung.
Potensi lahan rawa lebak sangat ditentukan oleh bahan-bahan yang
diendapkan dari daerah atasnya, sedangkan bahan dari air hanya relatif tidak ada,
karena air hanya berasal dari curah hujan. Secara umum lahan rawa lebak lebih
subur dibandingkan dengan lahan pasang surut. Faktor air memegang peranan
dalam penentukan potensi lahan rawa lebak, sehingga pembagian lebih rinci dalam
dalam lahan rawa lebak tergantung keberadaan air pada lahan rawa lebak tersebut.
Keberadaan air pada lahan rawa lebak tergantung pada musim. Pada musim hujan
seluruh lahan rawa lebak tergenang, sedangkan pada musim kemarau secara
berangsur angsur lahan mulai surut airnya. Dengan demikian, potensi lahan rawa
lebak tergantung pada kondisi air.
Lahan rawa lebak memiliki banyak potensi yang dapat digali dan memberikan
keunggulan komparetif dan kompetitif dibandingkan dengan lahan-lahan yang lain.
Salah satu potensi lahan rawa lebak adalah pemanfaatannya sebagai lahan
pertanian. Secara umum, pertanian yang dapat dilakukan di lahan rawa lebak
adalah pertanian sawah, palawija, dan hortikultura. Pola tanam dan jenis
komoditas yang dapat dikembangkan di lahan rawa lebak sangat tergantung
kepada tipologi lahan rawa lebak. Tipologi yang dimaksud meliputi rawa lebak
dangkal, rawa lebak tengahan, dan rawa lebak dalam. Rincian tipologi rawa lebak
dan potensinya sebagai berikut:
a. Lahan rawa lebak pematang (dangkal) merupakan lahan rawa lebak
bagian atas/ pinggir/pematang mengering, tidak tergenang pada awal musim
kering. Pada lahan rawa lebak ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
tanaman pangan dan hortikultura sayuran secara monokultur atau tumpangsari.
Pola tanam yang dapat diterapkan pada lahan rawa lebak ini adalah padi-padi atau
padi-palawija+hortikultura atau padi-hortikultura.
Untuk pemanfaatan rawa lebak sebagai sawah, rawa lebak dapat ditanami
pada musim kemarau dan juga pada musim penghujan. Pada musim kemarau
disebut dengan sawah timur, sawah timur ini ditanami padi yang memiliki umur
yang pendek.
Palawija, sayuran, dan buah juga sering ditanam pada lahan rawa lebak
dangkal dengan pola tanam tumpangsari dengan sistem surjan. Pada sistem surjan,
komoditas palawija, buah, dan atau sayur ditanam di bagian yang tinggi (guludan).
Pada bagian ledokan (yang tergenang air) ditanamai dengan padi. Pada musim
kemarau, lebak dangkal menjadi kering sehingga ditanami sayuran, palawija, dan
buah-buahan. Buah yang ditanam pada ledokan ini adalah jenis buah yang semusim
seperti semangka, ataupun melon
b. Lahan rawa lebak tengahan merupakan lahan rawa lebak bagian tengah
mengering, tidak tergenang pada pertengahan musim kering. Pada lahan rawa
lebak ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pangan dan
hortikultura sayuran secara monokultur atau tumpangsari. Pola tanam yang dapat
diterapkan pada lahan rawa lebak ini adalah padi-padi atau padi-
palawija+hortikultura.
Pada musim hujan, lahan rawa lebak tengahan sampai dalam akan tergenang
lebih dari 100 cm, sehingga disebut dengan sawah barat. Sawah barat harus
ditanami padi surung (deep water rice) pada akhir musim kemarau dan dipanen
pada saat musim hujan (genangan 100-150 cm). Padi yang termasuk jenis padi
surung adalah alabio, tepus, nagara, termasuk padi yang di kenal dengan nama

11
hiyang. Banyak juga padi irigasi yang dapat di tanam di lahan rawa lebak pada
musim hujan.
c. Lahan rawa lebak dalam merupakan lahan rawa lebak yang masih tetap
tergenang pada puncak musim kering. Pemanfaatan rawa lebak ini tergantung pada
ketinggian muka air, apabila masih memungkinkan untuk budidaya tanaman
pangan lahan basah, maka lahan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan padi,
baik padi biasa maupun padi lebak, tetapi apabila tidak memungkankan, maka
lahan rawa lebak tersebut sebagai kawasan konservasi air
3.6.2. Pemupukan
Pupuk termasuk komponen penting dalam budidaya padi. Pupuk diibaratkan
sebagai sumber makanan bagi tumbuhan. Kecukupannya harus terpenuhi agar tanaman
dapat berproduksi secara optimum. Pada umumnnya pupuk diaplikasikan ke dalam
tanah, tetapi ada pula yang disemprotkan ke daun padi sebagai tambahan atau suplemen.
Pemupukkan yang baik adalah dengan mempertimbangkan berapa potensi
produksi, kadar hara dalam tanah dan ketersediaan air (musim) untuk menghitung
kebutuhan pupuk. Potensi produksi diperoleh informasinya dari rata-rata
produktivitas lahan di sekitar wilayah tersebut selama 2 tahun berturutan. Kadar
hara dapat dilihat pada peta status hara P dan K, ataupun diukur dengan bantuan
Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), dan informasi mengenai ketersediaan air
berasal dari Kalender Katam (KATAM) atau berdasarkan pengalaman petani terkait
periode musim hujan dan musim kemarau. Agar tidak terjadi keterlambatan
pemupukan, sebaiknya pupuk telah disiapkan sebelum tanam.
Pemupukan yang baik dan benar adalah menambahkan sejumlah pupuk
untuk memenuhi kebutuhan dan sesuai waktu pemberiannya serta caranya. Target
produksi tinggi >8 t GKP/ha tentu saja memerlukan jumlah pemupukkan yang
cukup tinggi pula pada semua status hara tanah, dengan asumsi bahwa benih padi
yang dipergunakan mempunyai potensi hasil yang tinggi pula >8 t GKP/ha.
Ketersediaan air sangat penting, tanpa air, pupuk yang diaplikasikan tidak akan
larut dan tidak dapat diserap oleh tanaman. Air dijaga dalam kondisi macak-macak
saat pemupukan.
Jenis Pupuk
Jenis pupuk anorganik dan organik yang digunakan untuk MK dan MK tidak
berbeda. Untuk pemupukan anorganik diutamakan menggunakan pupuk majemuk
NPK + Urea. Karena jenis pupuk ini relatif lengkap dan relatif lepas lambat
dibanding pupuk tunggal. Pupuk organik yang diberikan ke dalam tanah bisa yang
insitu ataupun mengadakan dari luar. Sebagai contoh mengembalikan jerami
ataupun ditambahkan dari luar seperti pupuk kandang maupun pupuk hijau yang
berfungsi tidak hanya menyumbangkan kadar karbon di tanah, tetapi juga
berperan memegang air. Takaran anjuran pupuk organik berupa pupuk kandang
sebanyak > 1 t/ha, dan jerami sebanyak > 5 t/ha.
Jenis unsur hara N ditetapkan secara cepat dengan BWD, hara P dan K
menggunakan PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah), sedangkan untuk hara Ca, Mg, S,
Cu, Zn masih ditetapkan dengan cara analisa di laboratorium. Pengukuran tingkat
kebutuhan pupuk N dengan BWD disajikan pada Gambar 2.
Jumlah Pupuk
Jumlah air yang tersedia terutama pada MH sangat berpengaruh terhadap
tingkat efisiensi pemupukan. Pada MH suply air yang berlebihan harus dikontrol
agar pupuk yang diaplikasikan tidak hilang melalui aliran permukaan, rembesan,
maupun volatilisasi.

12
Gambar 2. Pengukuran tingkat kebutuhan pupuk N dengan BWD
Tabel 7. Kebutuhan Pupuk Sesuai Dengan Status Hara Tanah
Status hara
P
Status hara
K
Produkvitas 6 t GKG/ha Produkvitas 10 t GKG/ha
NPK Urea NPK Urea
15-15-15 15-15-15
Rendah Rendah 300 100 650 200
Sedang 200 150 600 200
Tinggi 200 150 600 200
Sedang Rendah 300 100 550 200
Sedang 175 150 500 200
Tinggi 175 150 500 200
Tinggi Rendah 300 100 450 150
Sedang 150 150 400 150
Tinggi 150 150 400 150
Dari hasil analisis contoh tanah pewakil menujukkan bahwa status hara P
tanah bervariasi dari rendah sampai sedang, sedangkan status hara K tergolong
rendah dan sedang. Rekomendasi pemupukan lahan sawah di Kabupaten Pidie Jaya
disajikan pada Tabel 8.
Gambar 3. Salah satu cara pengelolaan jerami sebagai sumber bahan organik tanah (Foto: Diah Setyorini)
Cara Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada saat air mencukupi sebagai pelarut. Air dalam
petakan sawah tidak boleh terlalu terlalu sedikit saat MK dan terlalu banyak saat
MH. Tutup jalan keluar masuk air irigasi saat akan dilakukan pemupukan, air
cukup macak-macak. Pupuk setelah disebar harus segera dibenamkan ke dalam
tanah dengan cara diinjak-injak (Gambar 4).
Gambar 4. Cara pemupukan yang benar dengan cara pupuk diinjak-injak setelah disebar
100 BWD = 4 75 BWD > 4
125 BWD < 4
Berdasarkan BWD, kg urea/ha
75 BWD = 4 50 BWD > 4
100 BWD < 4
Berdasarkan BWD, kg urea/ha
- 20 - 10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 DAT
Transplanting Anakan
aktif Primordia
Keluar malai
Panen Dasar Ke - 1 Ke - 2 Ke - 3
Dasar , ke - 1 sblm 14 HST
Ke - 2 23 – 28 HST
Ke - 3 38 – 42 HST
125 BWD = 4 125 BWD > 4
175 BWD < 4
Berdasarkan BWD, kg urea/ha
100 BWD = 4 75 BWD > 4
125 BWD < 4
Berdasarkan BWD, kg urea/ha
30 kg N/ha
0 - 20 kg N/ha *
Musim hasil tinggi Target hasil = 7 t/ha
Musim hasil rendah Target hasil = 6 t/ha
: - time
Pada tingkat kesuburan tanah yang sama apabila target hasil lebih tinggi maka kebutuhan urea dapat lebih banyak atau sebaliknya .

13
Waktu pemberian
Agar tidak terjadi kehilangan terutama untuk pupuk yang mudah menguap
seperti N, sangat diharapkan pada MK dilakukan pemupukan dengan cara displit
sebanyak 3 kali bila dalam bentuk Urea atau ZA (1/3 sebagai pupuk dasar, 1/3
pada umur 15-20 HST dan 1/3 bagian pada umur 35-40 HST). Pemupukan hara
selain hara yang mudah berubah seperti Urea dan ZA tidak terdapat perbedaan
waktu pemberiannya. Waktu pemberian pupuk padi disajikan pada Tabel 9.

14
Tabel 8. Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya
KECAMATAN
Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea
MEUREUDU 250 50 50 230 50 0 175 0 30 225 175 200 150 150 200 300 125 200 175 175 175 350 0 300 100 275 100 250 175 175 200 150 150
MEURAH DUA T S 250 50 50 230 50 0 175 0 30 225 175 200 150 150 200 300 125 200 175 175 175 350 0 300 100 275 100 250 175 175 200 150 150
BANDAR DUA T T 250 50 50 230 50 0 175 0 30 225 175 200 150 150 200 300 125 200 175 175 175 350 0 300 100 275 100 250 175 175 200 150 150
JANGKA BUYA T T 250 50 50 230 50 0 175 0 30 225 175 200 150 150 200 300 125 200 175 175 175 350 0 300 100 275 100 250 175 175 200 150 150
ULIM T T 200 50 50 180 50 0 150 0 30 150 150 125 150 125 150 300 75 175 125 150 125 300 0 275 0 250 50 200 125 175 150 125 150
TRIENGGADENG T T 200 50 50 180 50 0 150 0 30 150 150 125 150 125 150 300 75 175 125 150 125 300 0 275 0 250 50 200 125 175 150 125 150
PANTAREJA T T 250 50 50 230 50 0 175 0 30 225 175 200 150 150 200 300 125 200 175 175 175 350 0 300 100 275 100 250 175 175 200 150 150
BANDAR BARU T T 250 50 50 230 50 0 175 0 30 225 175 200 150 150 200 300 125 200 175 175 175 350 0 300 100 275 100 250 175 175 200 150 150
NPK 15-10-10 (kg/ha)STATUS HARA Pupuk tunggal (kg/ha) NPK Phonska 15-15-15 (kg/ha) NPK Pelangi 20-10-10 (kg/ha) NPK Kujang 30-6-8 (kg/ha)
NPK sajaP K
Tanpa bahan organik Jerami 2t/ha Pupuk Organik 2t/ha NPK saja NPK+Jerami 2t/ha NPK+PO 2t/ha NPK saja NPK+Jerami 2t/ha NPK+PO 2t/ha NPK+Jerami 2t/ha NPK+PO 2t/ha NPK saja NPK+Jerami 2t/ha NPK+PO 2t/ha
Keteranngan: BO jerami= bahan organik jerami (jerami padi dikembalikan ke dalam tanah sawah)

15
Tabel 9. Waktu Pemberian Pupuk Tanaman Padi

16
IV. PENUTUP
Data dan informasi sumberdaya lahan dalam mendukung pengembangan
kawasan pertanian PJKU berbasis spasial skala 1:50.000 sangat diperlukan untuk
percepatan pencapaian swasembada Pajale. Data dan informasi ini cukup
operasional di lapangan dengan cakupan tingkat kecamatan. Data dan informasi
tersebut sangat bermanfaat untuk mengetahui wilayah potensial dan
pengembangan budidaya pertanian PJKU serta meramu alternatif teknologi
pengelolaan lahan pertanian yang dapat diterapkan di setiap wilayah
pengembangan kawasan, seperti peningkatan produktivitas, indeks pertanaman
(IP), dan perluasan lahan yang dapat digunakan sebagai titik ungkit peningkatan
produksi pertanian PJKU.
Dengan tersedianya data sebaran pengembangan kawasan pertanian PJKU
yang secara agroekosistem sesuai dan layak untuk dikembangkan di wilayah, maka
akan memudahkan dalam penyusunan, pelaksanaan, dan pemantauan kegiatan
pertanian dengan pendekatan kawasan. Data dan informasi sumberdaya lahan
pertanian untuk pengembangan kawasan pertanian PJKU skala 1:50.000 ini sudah
terformat dalam database yang dinamis, sehingga bisa di update menggunakan SIG
untuk dapat memperkuat Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP).
Pengembangan pertanian lahan basah umumnya terdapat di lahan sawah,
baik sawah irigasi, tadah hujan, dan rawa lebak. Potensi pengembangan PJKU di
Kabupaten Pidie Jaya seluas 16,154 ha, berupa lahan sawah lebak, sawah irigasi,
dan sawah tadah hujan eksisting seluas 14,578 ha dan areal pengembangan seluas
1,576 ha, berupa lahan kering dengan bentuk wilayah datar sampai bergelombang
(lereng <15%). Kabupaten Pidie Jaya merupakan pengembangan kawasan padi
seluas 8,184 ha.
Peningkatan produksi padi di Kabupaten Pidie Jaya dapat dilakukan melalui
peningkatan produktivitas, peningkatan IP dan perluasan areal potensial. Lahan di
Kabupaten Pidie Jaya masih dapat ditingkatkan produktivitas >20% seluas 14,578
ha, terutama tersebar di Kecamatan Bandar Baru, Bandar dua dan Meureudu.
Peningkatan IP-padi masih dapat dilakukan pada areal seluas 971 ha, dan
perluasan lahan potensial seluas 1,576 ha.

17
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pertanahan Nasional. 2013. Peta Penggunaan Lahan skala 1:250.000. BPN,
Jakarta.
BBSDLP (Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian). 2013. Peta-Peta
Sumberdaya Tanah dan Potensi Sumberdaya Lahan skala 1:250.000.
BBSDLP, Bogor
Balai Penelitian Tanah, 2004. Peta Status Hara P dan K Pulau Jawa, Skala 1:50.000,
Balitanah, Bogor
Balitklimat (Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi). 2003. Peta sumberdaya
iklim Indonesia skala 1:1.000.000. Balitklimat, Puslitbang Tanah dan
Agroklimat, Bogor.
BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian). 2012-2014. Peta-Peta Zona Agro
Ekologi (AEZ) Kabupaten. Badan Litbang Pertanian, Bogor
FAO. 1976. A Framework of land Evaluation. FAO Soil Bulletin No. 6, Rome.
Kementerian Kehutanan. 2013. Peta Kawasan Hutan skala 1:250.000. Kemenhut,
Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2013. Peta Lahan Sawah Baku skala 1:5.000 (Jawa) dan
skala 1:20.000 (luar Jawa). Kementan, Jakarta.
Marsoedi, Ds, Widagdo, J. Dai, N. Suharta, Darul SWP, S. Hardjowigeno, J. Hof, dan
ER Jordens. 1997. Pedoman klasifikasi landfrom. Laporan Teknis No. 5 Versi
3.0. Proyek LREP II, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Oldeman, L.R. 1979. An agroclimatic map of Java and Madura, scale 1:2,500,000.
Contr. Res. Inst of Agric. Bogor.
Ritung, S., K. Nugroho, A. Mulyani, dan E. Suryani. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi
Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Edisi Revisi. Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Bogor. 161 hal.
Schmidt, F.H., and J.H.A.Ferguson. 1951. Rainfall types based on wet and dry period
ratios for Indonesia with Western New Guinea. Verh. No. 42. Djawatan
Meteorologi dan Geofisik, Jakarta.
Soil Survey Staff. 2014. Keys to Soil Taxonomy. 12nd ed. USDA Natural Resources
Conservation Service. Washington DC.

PETA-PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA, PROVINSI ACEH

! !! ! ! !!
!
! !! !
! !! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! ! ! ! ! !
!!
!!
!!
! !
!!
!!
!!
!! ! ! ! !
! ! ! !
! !
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
!!
! !
!!
!!
! !
! !
! !
!
!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
!!
!
! !
!!
!!
!!
!
! !!
!
! !
!!
!
!!!!
!!
!!
!!
!!
!!!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!!!
! !
!!
!!
! !
!
!
!
!!
!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
10 11
7 8 9
4 5 6
1 2 3
KAB. PIDIE
KAB. BIREUEN
KAB. PIDIE JAYAKec. Bandar Baru
Kec. Bandar Dua
Kec. Geumpang
Kec. Glumpang Baro
Kec. Glumpang Tiga
Kec. Indrajaya Kec. Kembang Tanjung
Kec. Mane
Kec. Meurah Dua
Kec. Meureudu
Kec. Mutiara
Kec. Mutiara Timur
Kec. Pandrah
Kec. Peukan Baro
Kec. Pidie
Kec. Sakti
Kec. Samalanga
Kec. Simpang Mamplam
Kec. Simpang Tiga
Kec. Tangse
Kec. Tiro/Trusep
Kec. TrienggadengKec. Ulim
S. Bengkeh
S. Tisse
S. Geumpang
S. Simpangluko
S.Bew
acan
S. Inong
S.Pa
ntera
ja
S. Baro
S. Sipopok
S. Pan
drah
S. Lang
S. Jaleuem
S.Samalang a
S. Seute
P3
SS
P1
SR
TT
P2
96°22'30"
96°22'30"
96°15'
96°15'
96°7'30"
96°7'30"
96°
96°
5°22'3
0"
5°22'3
0"
5°15'
5°15'
5°7'30
"
5°7'30
"
5° 5°
4°52'3
0"
4°52'3
0"
PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA
PROVINSI ACEH
KEMENTERIAN PERTANIAN2015
1:200.000
:
Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:250.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis
PETUNJUK LETAK PETA
KAB. PIDIE JAYA
0 5 102,5Km
LEGENDA UMUM
Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak
Jalan
Batas administrasi
!
! Batas Provinsi
!!
!! !
! Batas KabupatenBatas Kecamatan
!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak
Sungai, saluran dan garis pantai
Jalan Tol
Batas Kawasan
Kawasan Padi2
Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda
Sabang
Langsa
Lhokseumawe
Subulussalam
Medan
SimeulueAceh Singkil
Aceh SelatanAceh Tenggara
Aceh TimurAceh TengahAceh Barat
Aceh Besar
Pidie Bireuen Aceh Utara
Aceh Barat DayaGayo Lues
Aceh TamiangNagan Raya
Aceh Jaya Bener Meriah
Pidie Jaya
SimalungunDairi
Karo
Deli Serdang
Langkat
Pakpak BaratSamosir
99°
99°
98°
98°
97°
97°
96°
96°
95°
95°
5° 5°
4° 4°
3° 3°
LEGENDAHa %
SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendah 1.413 8,75SS Peningkatan produktivitas dan IP sedang 12.194 75,48TT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi 971 6,01
LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1 307 1,90P-2 Perluasan lahan prioritas 2 45 0,28P-3 Perluasan lahan prioritas 3 1.223 7,57
16.154 100,00T O T A L
SIMBOL URAIAN LUAS
LAHAN INTENSIFIKASI

#
#
!
!
!
#
#
#
#
# #
#
#
#
#
#
#
##
!
!
#
#
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!! ! ! !
!!
!
!!
!!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
!!
!!
!!
!!
!!
!! !
!
!! ! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
KAB. PIDIE
KAB. PIDIE JAYA
KEC. BANDAR BARU
KEC. GLUMPANG BARO
KEC. GLUMPANG TIGA
KEC. KEMBANG TANJUNG
KEC. MUTIARA TIMUR
KEC. SIMPANG TIGA
Krueng Putu
Krueng Sawang
Krueng Buging
KruengTeungue
Pusong
Krueng Njong
A. Glumgpangpayong
Kr. Tiro
Pusong
Ge. PanjoerimbaGe. Musa
Asankumbang
Kampungblang
Babahjurang
Meureksa
Kampungasan
Riwat
Pulopanjoe
Sanget
Puloiboih
PuloawePuloleuengtega
Luengputu
Tanjong
Palong
Unoe
AdanJumphoin
JurangbateKambue
Beureueh
Lamkawe
Relengreuteng
Kutabaro
Lheue
Blanggapu
Arosan
Uleetutue
KeriengSukonpaku
Keudepata
Araameh
Lambaro
NuerokPulobatee
Pisang
Geulumpanhpayong
Geunteng
Njong
Sawang
LancokParu
Tanjungkieng
Taupinraya
Leleubeue
Leneang
Pasilhonk
Jeremeurang
TeungahBaleAla
Pasi
Teungue
Cotjaya
Gigieng
P1 P3P1
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
96°7'30"
96°7'30"
96°6'
96°6'
96°4'30"
96°4'30"
96°3'
96°3'
96°1'30"
96°1'30"
96°
96°
5°21'
5°21'
5°19'3
0"
5°19'3
0"
5°18'
5°18'
5°16'3
0"
5°16'3
0"
PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA
PROVINSI ACEH
KEMENTERIAN PERTANIAN2015
1:50.000
:
Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis
SELAT MALAKA
10 11
7 8 9
4 5 6
1 2 3
Kab. Aceh Tengah
Kab. Pidie
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Jaya
Kab. Pidie Jaya
96°30'
96°30'
96°20'
96°20'
96°10'
96°10'
96°
96°
95°50'
95°50'
5°20' 5°20'
5°10' 5°10'
5° 5°
( LEMBAR 1 )
PIDIE JAYA 1
0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km
LEGENDA UMUM
Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak
Jalan
Batas administrasi
!
! Batas Provinsi
!!
!! !
! Batas KabupatenBatas Kecamatan
!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak
Sungai, saluran dan garis pantai
Jalan Tol
Batas Kawasan
Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda
Kawasan Padi2
SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi
LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3
SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI
LEGENDA

#
# #
#
#
#
##
#
!
!
#
#
!
KAB. PIDIE JAYA
KEC. MEUREUDU
KEC. PANTERAJA
KEC. TRIENGGADENG
Kr. Pa
nteraya
Krueng Pangw a
Kuala T
rieng
gad
engGe. Trienggadeng
Paya
Rhungkrueng
Meuraksa
Parucot Hage
Panteraja
Teungah
Peuradeue
Lancangparu
P1
SS
SS
TT
TT
SS
TT
SSSS
SSSS
96°15'
96°15'
96°13'30"
96°13'30"
96°12'
96°12'
96°10'30"
96°10'30"
96°9'
96°9'
96°7'30"
96°7'30"
5°21'
5°21'
5°19'3
0"
5°19'3
0"
5°18'
5°18'
5°16'3
0"
5°16'3
0"
PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA
PROVINSI ACEH
KEMENTERIAN PERTANIAN2015
1:50.000
:
Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis
SELAT MALAKA
10 11
7 8 9
4 5 6
1 2 3
Kab. Aceh Tengah
Kab. Pidie
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Jaya
Kab. Pidie Jaya
96°30'
96°30'
96°20'
96°20'
96°10'
96°10'
96°
96°
95°50'
95°50'
5°20' 5°20'
5°10' 5°10'
5° 5°
( LEMBAR 2 )
PIDIE JAYA 2
0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km
LEGENDA UMUM
Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak
Jalan
Batas administrasi
!
! Batas Provinsi
!!
!! !
! Batas KabupatenBatas Kecamatan
!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak
Sungai, saluran dan garis pantai
Jalan Tol
Batas Kawasan
Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda
Kawasan Padi2
SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi
LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3
SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI
LEGENDA

!
KEC. MEURAH DUA
KEC. MEUREUDU
Kr. Meureudu
Luengbimba
BuanganTeupinpukal
Meureudu Dalam
SS
SRSR
96°22'30"
96°22'30"
96°21'
96°21'
96°19'30"
96°19'30"
96°18'
96°18'
96°16'30"
96°16'30"
96°15'
96°15'
5°21'
5°21'
5°19'3
0"
5°19'3
0"
5°18'
5°18'
5°16'3
0"
5°16'3
0"
PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA
PROVINSI ACEH
KEMENTERIAN PERTANIAN2015
1:50.000
:
Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis
SELAT MALAKA
10 11
7 8 9
4 5 6
1 2 3
Kab. Aceh Tengah
Kab. Pidie
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Jaya
Kab. Pidie Jaya
96°30'
96°30'
96°20'
96°20'
96°10'
96°10'
96°
96°
95°50'
95°50'
5°20' 5°20'
5°10' 5°10'
5° 5°
( LEMBAR 3 )
PIDIE JAYA 3
0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km
LEGENDA UMUM
Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak
Jalan
Batas administrasi
!
! Batas Provinsi
!!
!! !
! Batas KabupatenBatas Kecamatan
!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak
Sungai, saluran dan garis pantai
Jalan Tol
Batas Kawasan
Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda
Kawasan Padi2
SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi
LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3
SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI
LEGENDA

#
#
#
#
!
!
#
#
#
#
# #
#
#
#
#
#
#
#
#
#
##
#
##
#
#
#
#
#
#
#
!
#
#
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
! !! !
!!
!!
!!
!!
! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!!
!!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!KAB. PIDIE
KAB. PIDIE JAYA
KEC. BANDAR BARU
KEC. GLUMPANG TIGA
KEC. TIRO/TRUSEP
KEC. TRIENGGADENG
A . Man
A. Siap
A. Tangga
Kr. Geumurah
Kr. Rampah
Kr. Inong
Kr. Ma mpree
Kr. Batemirah
Kr.A
gamPeuteumuen
Kr. Teupinraya
Kr. Agam
Kr. Panteraya
Cot. Sandeng
Cot. Leupe
Cot. Tureuengbinu
Cot. Dibayu
Ge. Kayujatue
Cot. Sinyakala
Cot. Musarah
Ge. Kuta
Ge. Puntong
Cot. Damasipot
Cot. Papeuenrahu
Cot. BateekeubeuGe. Pintukaro
Ge. ManelungkeyGe. LuenganginCot. Leupeung
Ge. Manyang
Ge. Rambong
Cot. Jinjim
Cot. Kutaran
Ge. Sipeuekalee
Meunasahlhokduek
MeunasahsarahpanjangJimjim
Meunasahblangsukon
Meunasahcubo
MeunasahbarahcuboMeunasahblangiboh
Meunasahblangbunat
Meunasahujungleubat
Amutcot
Meunasahblangbaru
Meunasahblangseunong
Meunasahlhoklawah
Meunasahalue
Meunasahcut
MeunasahcotMeunasahsague
Langein
Cotbarah
MeunasahtanahmerahMeunasahtualuda
Teupinraya
GeumurohAmut
AronGajahmateePalo
Kampungjeumpa
Palahujung Rimba
Palahdayah
SS
SS
SS
SS
SS
P3
P1
P3
SS
SS
SS
SS
96°7'30"
96°7'30"
96°6'
96°6'
96°4'30"
96°4'30"
96°3'
96°3'
96°1'30"
96°1'30"
96°
96°
5°13'3
0"
5°13'3
0"
5°12'
5°12'
5°10'3
0"
5°10'3
0"
5°9'
5°9'
PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA
PROVINSI ACEH
KEMENTERIAN PERTANIAN2015
1:50.000
:
Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis
SELAT MALAKA
10 11
7 8 9
4 5 6
1 2 3
Kab. Aceh Tengah
Kab. Pidie
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Jaya
Kab. Pidie Jaya
96°30'
96°30'
96°20'
96°20'
96°10'
96°10'
96°
96°
95°50'
95°50'
5°20' 5°20'
5°10' 5°10'
5° 5°
( LEMBAR 4 )
PIDIE JAYA 4
0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km
LEGENDA UMUM
Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak
Jalan
Batas administrasi
!
! Batas Provinsi
!!
!! !
! Batas KabupatenBatas Kecamatan
!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak
Sungai, saluran dan garis pantai
Jalan Tol
Batas Kawasan
Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda
Kawasan Padi2
SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi
LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3
SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI
LEGENDA

#
# #
#
#
#
##
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
##
!
!
#
#
!
KAB. PIDIE JAYA
KEC. BANDAR BARU
KEC. BANDAR BARU
KEC. MEURAH DUA
KEC. MEUREUDU
KEC. PANTERAJA
KEC. TRIENGGADENG
KEC. ULIM
Krueng Pangwa
Krueng Beuracan
A. Drien
Kr. Trienggadeng
Kr.Meureudu
Kr. Inong
A. Mancang
A. Pisang
A. Bue
Kr. Beuracan
A . Tijee
Kr. Pangwa
A. Siap
A. Bateebrok
Kr. Pina
n g
Ge. Cut
Ge. PanterayaCot. Mancang
Ge. Pangwa
Cot. Gapuh
Cot. MurongCot. Cut
Cot. Sinyakala
Cot. Tikuh
Cot. GajahpeujutRajamelayu
Ge. BateeputehGe. Kubukrut
Cot. Reunggeureunung
Ge. Guhauleue
Cot. Bokolah
Ge. Gajahpeujut
Ayun
Toidoh
Lhokpineung
Lhusandeng
SarahmanoPantonraya
Aludeman
Meunasahlampahlada
PantonpupuMeunasahpantonraya
Briweueh
Meunasahglumpangtutong
Rungkam
Meunasahpohroh
MeunasahkruengMeunasahhago
Meunasahkulam
MeunasahkuluMeunasahbaro
Meunasahrumpun
Utankemunieng
Cot. TeungohPeudeuktunong
MeunasahblangpasaiMeunasahtampui
Meunasahpulo TengahMeunasahpulaue
Meunasahdeah TimurMeunasahlhok
Teupinpeuraho
MeunasahgeuleudahKutaglumpang
BeuracanMeunasah Teungah
Meunasahdayah
Pangwa
Meunasahkuta
CotmakasoMeunasahrawasari
Peulandok
Meunasahmatang
MeunasahtungkluedMeunasahmesjid
Meunasahsago
Peudeuk Baroh
MeunasahdeMeunasahtuha
Meunasahtanjung
Meunasahpeudeuk Baroh
MeunasahrusipMeunasahdayahteumanah
Lhopuuek
Meunasahmanyang
SS
TT
SS
P3
P3
SS
SS
SS
SS
TT
TT
TT
SS
TT
SS
TT
SS
SS
SS
SS
SSSS
SS
SS
SS
SS
96°15'
96°15'
96°13'30"
96°13'30"
96°12'
96°12'
96°10'30"
96°10'30"
96°9'
96°9'
96°7'30"
96°7'30"
5°13'3
0"
5°13'3
0"
5°12'
5°12'
5°10'3
0"
5°10'3
0"
5°9'
5°9'
PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA
PROVINSI ACEH
KEMENTERIAN PERTANIAN2015
1:50.000
:
Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis
SELAT MALAKA
10 11
7 8 9
4 5 6
1 2 3
Kab. Aceh Tengah
Kab. Pidie
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Jaya
Kab. Pidie Jaya
96°30'
96°30'
96°20'
96°20'
96°10'
96°10'
96°
96°
95°50'
95°50'
5°20' 5°20'
5°10' 5°10'
5° 5°
( LEMBAR 5 )
PIDIE JAYA 5
0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km
LEGENDA UMUM
Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak
Jalan
Batas administrasi
!
! Batas Provinsi
!!
!! !
! Batas KabupatenBatas Kecamatan
!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak
Sungai, saluran dan garis pantai
Jalan Tol
Batas Kawasan
Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda
Kawasan Padi2
SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi
LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3
SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI
LEGENDA

#
#
!
##
#
##
#
#
#
#
#
#
#
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!! !
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
S E L A T M A L A K A
KAB. BIREUEN
KAB. PIDIE JAYA
KEC. BANDAR DUA
KEC. JANGKA BUYA
KEC. MEURAH DUA
KEC. MEUREUDU
KEC. SAMALANGA
KEC. ULIM
Kr.Me
ureud
u
L. Raya
A. Raya
Kr. U limA. Geulatang
A. Granggong
Kr. Ki
ran
Kr. S
amalanga
A.Meu
ko
Kr. Tupha h
Kr.Kiran
A. Merapdah Aloe
Kr. Jeulanga
A. Raya
A. Baroh
Kr. Ul im
Ge. NangroGe. Cut Ge. Reuleuet
Ge. Alueseunong Ge. Sala
Meunyeuy
Bala
Uleeue
Kayanadang
Asankumbang
Beurasan
KruengkiranCotkieng
Kumbaateuh
Blangmiroutunong
CotgeurmulaiJungkonLhokgajah
Blangreue
Cotmane
Alue
Meunasahdarussalam
Meurah
BateeilikBlang
Puncang
Pulo BarahCotsiren
MesjidbaroPaloh
PulolucotCotmeulak
Cotmirah Barah
Drienbungong
Meugitsagoe
Meunasahpaku
BlangmirouKumbaBlangreuleub
Jeulanga Teungah
Jeulanga Barat
Aluekeotapang
Lhokpusong
Sialit
Alueme
Gahru
Bale
Drieotujuh
Aluesane
CotseutuyMeunasahmesjid
MatangmeunasahblangMeunasahlhung
MatangjareungMeunasahpunti
Cerecakmeunasah Barat
MatangwakeuhLancakUleejeumatan
Lhokseumira
Meunasahleung
Meunasahpapeun
Glumpangbungkok
Lhungkeubeu
Mideungeudong
Peulokantunong
AdanMeugitkayeepanyang
Meuko Dayah
Meuko Rayeuk
Meuko Kuthang
Reudeumelayu
UleunbayuRanah KruengPohroh
Cotbalai
Bidok
Blangkuta
Blangcari
Meuliek
Sangsomeunasah Blang
MideunjokMeunasahblang Garang
KampungputohKundangmeunasah RawaKeudeaceh
Kampungbaru
Pincungsiribee
Peyateunong
Peulakancebrek
Kuta KruengKuta Baroh
Meukojurong
Bukit TeungohBlangdalam
Pantang
Payatrieng
Nangro Timur
BlangusiReuleut
Seunong
Cotreum
Blangawe
Malang Teungah
Tanjongbaro
Angkieng Barat
LincahPook
Lancok
Kiran Dayah
Kiran Krueng
Kiran Baroh
Meunasahme
Keurisi
Gampongcot
Reuloymangat
Jeurong BinjaiJurong AraCatme
BaleulimMeunasahkumbang
Ulimtunong
Tanjungulim
BintancahGeugrong
Nangro BaratSambunganbaru
Meunasahpupu
Dayahleubue
Clegul
Meunasah TeungahGeunteng
Babahjurong
Pante Dua
Meunasahmanyang
Meunasahcut
Meunasahblank
Pulo
Kayangan
PulolhokMasjidulimbasah
Meunasahbueng
Tijren UsinTijren Dabuh
Meunasah Krueng
Meunasahdayahusin
MeunasahrayaMeunasahpante Gelima
MeunasahmancangDayahkruet
MeunasahgampungblangMeunasahpantebeureane
SR
SSSR
P2
P3
P3
P1
P1
P3
P1
P3
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SRSR
SS
SR
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SR
96°22'30"
96°22'30"
96°21'
96°21'
96°19'30"
96°19'30"
96°18'
96°18'
96°16'30"
96°16'30"
96°15'
96°15'
5°13'3
0"
5°13'3
0"
5°12'
5°12'
5°10'3
0"
5°10'3
0"
5°9'
5°9'
PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA
PROVINSI ACEH
KEMENTERIAN PERTANIAN2015
1:50.000
:
Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis
SELAT MALAKA
10 11
7 8 9
4 5 6
1 2 3
Kab. Aceh Tengah
Kab. Pidie
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Jaya
Kab. Pidie Jaya
96°30'
96°30'
96°20'
96°20'
96°10'
96°10'
96°
96°
95°50'
95°50'
5°20' 5°20'
5°10' 5°10'
5° 5°
( LEMBAR 6 )
PIDIE JAYA 6
0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km
LEGENDA UMUM
Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak
Jalan
Batas administrasi
!
! Batas Provinsi
!!
!! !
! Batas KabupatenBatas Kecamatan
!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak
Sungai, saluran dan garis pantai
Jalan Tol
Batas Kawasan
Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda
Kawasan Padi2
SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi
LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3
SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI
LEGENDA

#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
!!
!!
!!
!!!
!!!!!!
!!
!!!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!!!!!!!!!
!!!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
! !! !
!!
!!
!!
!!
! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!!
!
KAB. PIDIE
KAB. PIDIE JAYA
KEC. BANDAR BARU
KEC. MANE
KEC. TANGSE
KEC. TIRO/TRUSEP
Kr. Jaleuem
Kr. Leamieh
A. Simpang Kanan
A. Simpang Kiri
Kr. Simpangjumpa
A. Lasijuk
A. Sijue
A. Ar
a
A. Kurun
Kr. NilamA. Kaumunie
Kr. Inong
Kr. Aliman
A. Capli
Meulintang
Palnjang
Palang
Halimun
Ajibon
Leuhop
Lhesague
Blangpandak
96°7'30"
96°7'30"
96°6'
96°6'
96°4'30"
96°4'30"
96°3'
96°3'
96°1'30"
96°1'30"
96°
96°
5°6'
5°6'
5°4'30
"
5°4'30
"
5°3'
5°3'
5°1'30
"
5°1'30
"
5° 5°
PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA
PROVINSI ACEH
KEMENTERIAN PERTANIAN2015
1:50.000
:
Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis
SELAT MALAKA
10 11
7 8 9
4 5 6
1 2 3
Kab. Aceh Tengah
Kab. Pidie
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Jaya
Kab. Pidie Jaya
96°30'
96°30'
96°20'
96°20'
96°10'
96°10'
96°
96°
95°50'
95°50'
5°20' 5°20'
5°10' 5°10'
5° 5°
( LEMBAR 7 )
PIDIE JAYA 7
0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km
LEGENDA UMUM
Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak
Jalan
Batas administrasi
!
! Batas Provinsi
!!
!! !
! Batas KabupatenBatas Kecamatan
!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak
Sungai, saluran dan garis pantai
Jalan Tol
Batas Kawasan
Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda
Kawasan Padi2
SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi
LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3
SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI
LEGENDA

#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
! !! !
!!
! !
!!
!!
!!
! !! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !! !
!!
!!
!!
!!
!!
! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
! ! ! ! ! ! ! !
!
!!
!
KAB. PIDIE
KAB. PIDIE JAYA
KEC. BANDAR BARU
KEC. MANE
KEC. MEUREUDU
Kr. Seuke
Kr. Ulim
Kr. Seuke
Kr. Inong
Kr. Nilam
Kr. Meureudu
Kr. Meuko
Kr. Ceureulong
Kr. Nilam
Cot. Ijuh
Salapacang
Jambukulit
Bleue
Blangraweue
96°15'
96°15'
96°13'30"
96°13'30"
96°12'
96°12'
96°10'30"
96°10'30"
96°9'
96°9'
96°7'30"
96°7'30"
5°6'
5°6'
5°4'30
"
5°4'30
"
5°3'
5°3'
5°1'30
"
5°1'30
"
5° 5°
PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA
PROVINSI ACEH
KEMENTERIAN PERTANIAN2015
1:50.000
:
Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis
SELAT MALAKA
10 11
7 8 9
4 5 6
1 2 3
Kab. Aceh Tengah
Kab. Pidie
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Jaya
Kab. Pidie Jaya
96°30'
96°30'
96°20'
96°20'
96°10'
96°10'
96°
96°
95°50'
95°50'
5°20' 5°20'
5°10' 5°10'
5° 5°
( LEMBAR 8 )
PIDIE JAYA 8
0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km
LEGENDA UMUM
Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak
Jalan
Batas administrasi
!
! Batas Provinsi
!!
!! !
! Batas KabupatenBatas Kecamatan
!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak
Sungai, saluran dan garis pantai
Jalan Tol
Batas Kawasan
Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda
Kawasan Padi2
SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi
LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3
SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI
LEGENDA

#
#
##
#
#
#
#
#
#
#
#
#
##
#
#
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
! !! !
!!
! !
!!
!!
!!
! !! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!! !
KAB. BIREUEN
KAB. PIDIE JAYA
KEC. BANDAR DUA
KEC. MEUREUDU
KEC. SAMALANGA
Kr. Samalanga
A. Sayeung
Kr.Pu
put
Kr. Kiran
A. Eumpeuk
A. Buloh
A. Tukleu
man
A . Geudong
A. Sagala
Kr. Jeulanga
Ge. Padangbai
Ge. Loyang
Payacangguk
Ct. Teungkunibung
Singgahmata
Mujrat Chik
Karueng Krieng
Gamut
96°22'30"
96°22'30"
96°21'
96°21'
96°19'30"
96°19'30"
96°18'
96°18'
96°16'30"
96°16'30"
96°15'
96°15'
5°6'
5°6'
5°4'30
"
5°4'30
"
5°3'
5°3'
5°1'30
"
5°1'30
"
5° 5°
PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA
PROVINSI ACEH
KEMENTERIAN PERTANIAN2015
1:50.000
:
Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis
SELAT MALAKA
10 11
7 8 9
4 5 6
1 2 3
Kab. Aceh Tengah
Kab. Pidie
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Jaya
Kab. Pidie Jaya
96°30'
96°30'
96°20'
96°20'
96°10'
96°10'
96°
96°
95°50'
95°50'
5°20' 5°20'
5°10' 5°10'
5° 5°
( LEMBAR 9 )
PIDIE JAYA 9
0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km
LEGENDA UMUM
Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak
Jalan
Batas administrasi
!
! Batas Provinsi
!!
!! !
! Batas KabupatenBatas Kecamatan
!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak
Sungai, saluran dan garis pantai
Jalan Tol
Batas Kawasan
Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda
Kawasan Padi2
SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi
LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3
SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI
LEGENDA

#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !! !
! !
! !
! !
!!
!!
!!
! !! !
KAB. PIDIE
KAB. PIDIE JAYA
KEC. GEUMPANG
KEC. MANE
KEC. MEUREUDU
Kr. Guha
A. Simpanglee Cuka
Simpang Laut
Kr. Seuke
Kr. Simpanglee M ir ah
A. Raya Satu
Kr. Blang
A. Cone
A. Simpanglee Jeureungeh
A. Buser
Kr. Geumue
Panggade
Alueraya
Peunti
96°15'
96°15'
96°13'30"
96°13'30"
96°12'
96°12'
96°10'30"
96°10'30"
96°9'
96°9'
96°7'30"
96°7'30"
5° 5°
4°58'3
0"
4°58'3
0"
4°57'
4°57'
4°55'3
0"
4°55'3
0"
4°54'
4°54'
PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA
PROVINSI ACEH
KEMENTERIAN PERTANIAN2015
1:50.000
:
Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis
SELAT MALAKA
10 11
7 8 9
4 5 6
1 2 3
Kab. Aceh Tengah
Kab. Pidie
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Jaya
Kab. Pidie Jaya
96°30'
96°30'
96°20'
96°20'
96°10'
96°10'
96°
96°
95°50'
95°50'
5°20' 5°20'
5°10' 5°10'
5° 5°
( LEMBAR 10 )
PIDIE JAYA 10
0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km
LEGENDA UMUM
Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak
Jalan
Batas administrasi
!
! Batas Provinsi
!!
!! !
! Batas KabupatenBatas Kecamatan
!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak
Sungai, saluran dan garis pantai
Jalan Tol
Batas Kawasan
Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda
Kawasan Padi2
SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi
LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3
SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI
LEGENDA

#
#
#
! !! ! ! ! ! !
! ! ! ! ! !
! !
!!
! !
!!
!
!
!!
!!
! ! ! ! ! !
!!
!!
! !
! !! !
! !
! ! ! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! ! ! ! ! ! ! !! !
! ! ! ! ! !! !
! !
! !!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
! ! ! !! !
! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !! !
!!
! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! !
! ! ! ! ! !! ! ! !
! !
!!
!!
! !! !
! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !
! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
! !! !
! !
! !
! !
!!
!!
!!
! !! !
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!! !
KAB. PIDIE
KAB. BIREUEN
KAB. PIDIE JAYA
KEC. GEUMPANGKEC. MANE
KEC. MEUREUDU
KEC. SAMALANGA
Kr.Sa
malan
ga
A. Simpangdua
A. Simpangleemirah
Kr. Simpanglee Mirah
A. Seuhang
A. Simpangleejeureungeh
A. Sim panglee Cuka
A. Pisang
Peutsague
Tutung
Kemiki
96°22'30"
96°22'30"
96°21'
96°21'
96°19'30"
96°19'30"
96°18'
96°18'
96°16'30"
96°16'30"
96°15'
96°15'
5° 5°
4°58'3
0"
4°58'3
0"
4°57'
4°57'
4°55'3
0"
4°55'3
0"
4°54'
4°54'
PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA
PROVINSI ACEH
KEMENTERIAN PERTANIAN2015
1:50.000
:
Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis
SELAT MALAKA
10 11
7 8 9
4 5 6
1 2 3
Kab. Aceh Tengah
Kab. Pidie
Kab. Bireuen
Kab. Aceh Jaya
Kab. Pidie Jaya
96°30'
96°30'
96°20'
96°20'
96°10'
96°10'
96°
96°
95°50'
95°50'
5°20' 5°20'
5°10' 5°10'
5° 5°
( LEMBAR 11 )
PIDIE JAYA 11
0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km
LEGENDA UMUM
Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak
Jalan
Batas administrasi
!
! Batas Provinsi
!!
!! !
! Batas KabupatenBatas Kecamatan
!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak
Sungai, saluran dan garis pantai
Jalan Tol
Batas Kawasan
Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda
Kawasan Padi2
SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi
LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3
SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI
LEGENDA