SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah...

38

Transcript of SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah...

Page 1: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel
Page 2: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

i

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019 menyatakan bahwa salah satu tantangan pembangunan pertanian ke depan adalah bagaimana

memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan bahan baku industri dan energi di tengah dinamika kondisi perekonomian global dan perubahan iklim yang

mungkin akan memengaruhi upaya-upaya pembangunan pertanian menuju swasembada dan kedaulatan pangan. Guna mengatasi tantangan tersebut, salah

satu pendekatan yang dilakukan adalah melalui pengembangan kawasan pertanian yang telah diatur melalui Permentan No. 50 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian. Kawasan pertanian perlu dikembangkan agar kegiatan pembangunan pertanian dapat dilakukan secara utuh

dan terpadu, serta fokus pada pencapaian sasaran pembangunan berdasarkan keunggulan kompetitif dan komparatif wilayah.

Sebagai tindak lanjut rencana pengembangan kawasan pertanian, Pemerintah Provinsi diharuskan menyusun Masterplan yang menjabarkan rencana pembangunan

kawasan selama lima tahun ke depan, dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun Rencana Aksi yang berisi langkah-langkah kegiatan tahunan yang dilakukan di tiap

kawasan. Dalam hal ini, Kementerian Pertanian telah menyusun Atlas Peta Pengembangan Kawasan Pertanian Skala 1:250.000 sebagai acuan Pemerintah Daerah dalam

penyusunan Masterplan dan Atlas Peta Pengembangan Kawasan Pertanian Skala 1:50.000 untuk penyusunan Rencana Aksi. Atlas tersebut secara garis besar memuat

kondisi eksisting lahan yang dapat dikembangkan khususnya padi, jagung, kedelai dan ubi kayu berdasarkan informasi spasial tentang kondisi sumber daya lahan dan

tingkat kesesuaian komoditas, potensi pengembangan kawasan pertanian serta informasi mengenai potensi peningkatan produksi melalui peningkatan IP dan atau

produktivitas.

Semoga atlas ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh berbagai pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mendukung pencapaian target-target

pembangunan melalui pengembangan kawasan pertanian.

Jakarta, November 2015

Menteri Pertanian,

A. Amran Sulaiman

Page 3: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

ii

KATA PENGANTAR

Pada hakikatnya pendekatan kawasan merupakan upaya pengembangan komoditas pertanian pada suatu wilayah yang memenuhi persyaratan

agroekologis, memenuhi kelayakan agroekonomi dan agro-sosio-teknologi, aksesibilitas lokasi memadai, dan diseconomic-externality yang

ditimbulkannya dapat dikendalikan agar kawasan yang terbangun berkelanjutan. Untuk itu, informasi daya dukung lahan menjadi sangat penting

yang dibangun dari analisis potensi sumber daya lahan.

Peraturan Menteri Pertanian No.50/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian menekankan bahwa

pengembangan komoditas unggulan perlu dilaksanakan dengan pendekatan kawasan. Ciri-ciri pengembangan kawasan pertanian, antara lain: (a)

berbasis agroekosistem (komoditas yang dikembangkan sesuai dengan agroekosistem setempat); (b) agregat hamparan/populasi ditentukan dengan batasan tertentu

dan dapat ditentukan secara lintas batas kabupaten; (c) pengembangan kawasan bersifat menyeluruh/tidak parsial yang mencakup aspek hulu hingga hilir; (d) sistem

pertanian dapat dilakukan secara terintegrasi; (e) program dan kegiatan pada kawasan terpadu baik antara Eselon I Kementerian Pertanian maupun antara Pusat dan

Daerah; dan (f) pengembangan kawasan bersifat partisipatif melibatkan Kementerian Pertanian dan Kementerian/Lembaga terkait, Pemda Provinsi, Pemda

Kabupaten/Kota, dan pelaku usaha.

Pembangunan pertanian khususnya pengembangan kawasan pertanian padi, jagung, kedelai dan ubi kayu (PJKU) sangat membutuhkan data dan informasi dalam

bentuk tabular dan spasial (peta). Untuk itu Kementerian Pertanian telah menyusun Atlas Peta Pengembangan Kawasan Pertanian Skala 1:50.000 yang memuat

informasi spasial tentang kondisi sumber daya lahan, tingkat kesesuaian komoditas, arahan pengembangan komoditas sampai potensi peningkatan produksi melalui

peningkatan IP dan/atau produktivitas. Atlas ini sangat bermanfaat bagi perencana di tingkat Pusat dan Daerah dalam menentukan arah pengembangan kawasan

pertanian PJKU yang termuat pada dokumen perencanaan Masterplan dan Rencana Aksi.

Kepada semua pihak yang telah berperan aktif membantu tersusunnya Atlas ini disampaikan penghargaan dan terima kasih. Akhirnya semoga Atlas ini dapat

bermanfaat dalam mendukung pencapaian swasembada padi, jagung, kedelai serta peningkatan produksi ubi kayu mendukung pertanian bioindustri.

Jakarta, November 2015

Sekretaris Jenderal,

Hari Priyono NIP. 19581214 198403 1 002

Page 4: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

iii

SUSUNAN TIM

Tim Pengarah

Tim Pengarah : Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian

Wakil Ketua : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Sekretaris : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan

Pertanian

Tim Pelaksana

Ketua I : Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan

Pertanian

Ketua II

Sekretaris I

Sekretaris II

:

:

:

Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian

Kepala Bagian Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian, Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

Kepala Bagian Penyusunan Kebijakan, Program dan Wilayah, Kementerian

Pertanian

Tim Penyusun

Penulis : Hikmatullah, Chendy Tafakresnanto, Lili Muslihat, Cahaya Budiman, I Wayan, Sudiarto

Aplikasi SIG dan Basisdata : Wahyu Supriatna dan Adi Priyono

Disain dan Layout : Adi Priyono

Page 5: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

iv

INFORMASI UMUM

A. Proyeksi Map : Transverse Mercator TM

B. Sumber Dana : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TA. 2015

C. Diterbitkan oleh : Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Website : www.pertanian.go.id/sikp

ISBN : 978-979-582-082-6

Cetakan pertama, November 2015

Page 6: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

v

DAFTAR ISI Halaman

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN i

KATA PENGANTAR ii

SUSUNAN TIM iii

INFORMASI UMUM iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR PETA vii

I. PENDAHULUAN 1

II. BAHAN DAN METODE 3

2.1. Bahan dan Alat 3

2.2 . Metode 3

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 7

3.1. Kondisi Sumberdaya Lahan

3.2. Potensi Lahan

3.3. Kawasan Pertanian

3.4. Permasalahan dan Kendala Sumberdaya Lahan

7

7

8

8

Halaman

3.5. Kesenjangan Produktivitas dan Indeks Pertanaman

3.6. Rekomendasi Teknologi

3.6.1. Sumberdaya Air

3.6.2. Pemupukan

9

9

9

11

IV. PENUTUP 16

DAFTAR PUSTAKA 17

Page 7: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kriteria tingkat kesenjangan produktivitas dan IP serta perluasan lahan pengembangan kawasan PJKU Kabupaten

Tabel 2. Alternatif teknik konservasi tanah dan air menurut kemiringan lahan, kedalaman solum (D), dan kepekaan tanah terhadap erosi (E)

5

5

Tabel 3. Status dan Kriteria P dan K 6

Tabel 4. Luas Lahan Pengembangan Pertanian PJKU Kabupaten Pidie Jaya 8

Tabel 5. Luas Pengembangan Kawasan Padi Di Kabupaten Pidie Jaya 8

Tabel 6. Kesenjangan Produktivitas dan IP Pengembangan Padi Di Kabupaten Pidie Jaya

9

Tabel 7. Kebutuhan Pupuk Sesuai Dengan Status Hara Tanah 12

Tabel 8. Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya

14

Tabel 9. Waktu Pemberian Pupuk Tanaman Padi 15

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Prosedur Penyusunan Peta Pengembangan Kawasan

PertanianPJKU Kabupaten Skala 1:50.000 4

Gambar 2. Pengukuran tingkat kebutuhan pupuk N dengan BWD 12

Gambar 3. Salah satu cara pengelolaan jerami sebagai sumber bahan organik tanah

12

Gambar 4. Cara pemupukan yang benar dengan cara pupuk diinjak-injak setelah disebar

12

Page 8: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

vii

DAFTAR PETA

Halaman

Peta 1. Peta Pengembangan Kawasan PadiKab. Pidie Jaya 18

Peta 2. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-1 19

Peta 3. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-2 20

Peta 4. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-3 21

Peta 5. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-4 22

Peta 6. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-5 23

Peta 7. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-6 24

Peta 8. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-7 25

Peta 9. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-8 26

Peta 10. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-9 27

Peta 11. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-10 28

Peta 12. Peta Pengembangan Kawasan Padi Kab. Pidie Jaya Lembar-11 29

Page 9: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

1

I. PENDAHULUAN

Kementerian Pertanian telah menetapkan salah satu kebijakan operasional

pembangunan pertanian melalui pendekatan kawasan, sebagaimana dituangkan

dalam Permentan Nomor 50 tahun 2012, tentang Pedoman Pengembangan

Kawasan Pertanian. Pendekatan kawasan ini merupakan upaya reorientasi

manajemen pembangunan pertanian yang merubah cara pandang pembangunan

pertanian dari sudut pandang kawasan sentra produksi yang segregatif menjadi

cara pandang kerja sama jaringan kelembagaan antar wilayah dengan komoditas

unggulan sebagai perekat utamanya. Selain itu, pendekatan kawasan juga

mewacanakan diterapkannya revolusi perencanaan dengan digunakannya

instrumen perencanaan teknokratis dalam pembangunan pertanian, khususnya

komoditas padi, jagung, kedelai, dan ubi kayu (PJKU). Melalui pendekatan kawasan

ini, daya saing wilayah dan komoditas akan dapat dirancang secara optimal, karena

kawasan pertanian dirumuskan sesuai dengan potensi dan prospek daya dukung

sumberdaya wilayah hingga mencapai titik optimumnya.

Pengembangan kawasan pertanian sangat membutuhkan data, informasi,

rekomendasi, dan arahan penataan sistem pertanian yang operasional di lapangan.

Data dan informasi komoditas PJKU sangat diperlukan untuk mendukung

kedaulatan pangan serta pencapaian swasembada padi, jagung, dan kedelai

(Pajale). Saat ini, ketersediaan data dan informasi yang berbasis spasial kawasan

pertanian yang telah ditetapkan masih terbatas pada skala 1:250.000 yang kurang

operasional dan hanya merupakan indikatif potensi pengembangan kawasan

pertanian PJKU. Pengembangan kawasan pertanian PJKU yang operasional di

lapangan sangat perlu didukung oleh data dan informasi sumberdaya lahan spasial

dan sosial ekonomi wilayah pada skala 1:50.000 dengan cakupan tingkat

kecamatan. Data dan informasi tersebut sangat bermanfaat untuk mengetahui

wilayah potensial dan pengembangan budidaya pertanian PJKU serta meramu

alternatif teknologi pengelolaan lahan pertanian yang dapat diterapkan di setiap

wilayah pengembangan kawasan, seperti peningkatan produktivitas, indeks

pertanaman (IP), dan perluasan lahan yang dapat digunakan sebagai titik ungkit

peningkatan produksi pertanian PJKU.

Analisis sumberdaya lahan dan sosial ekonomi wilayah kawasan pertanian

PJKU lingkup kabupatan berasal dari data dan informasi sumberdaya lahan dan

sosial ekonomi yang diperoleh dari hasil verifikasi lapangan dan laboratorium,

sehingga permasalahan dan isu strategis teknis, sosial, ekonomi, dan budaya tersaji

secara spasial sampai tingkat kecamatan. Hasil analisis tersebut menghasilkan

rekomedasi peningkatan produksi PJKU yang disajikan per kabupaten pada skala

1:50.000.

Kegiatan penyusunan peta pengembangan kawasan pertanian PJKU

kabupaten ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menyajikan data dan

informasi mengenai potensi biofisik (tanah, iklim dan air permukaan, terrain, dan

vegetasi) dan sosial ekonomi serta rekomendasi dalam peningkatan produksi PJKU.

Tujuan kegiatan penyusunan peta pengembangan kawasan pertanian PJKU

kabupaten adalah :

(1) Menyusun dan mengembangkan data dan informasi sumberdaya lahan dan

sosial ekonomi pertanian kawasan PJKU kabupaten.

(2) Menyusun peta pengembangan kawasan pertanian PJKU kabupaten.

(3) Memperkuat Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP).

Page 10: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

2

Keluaran dari penyusunan peta pengembangan kawasan pertanian PJKU

kabupaten adalah:

(1) Tersedianya data dan informasi (data base) sumberdaya lahan dan sosial

ekonomi kawasan pertanian PJKU kabupaten.

(2) Tersedianya peta pengembangan kawasan pertanian PJKU kabupaten.

(3) Tersedianya rekomendasi peningkatan produksi pertanian PJKU kabupaten

Peta pengembangan kawasan pertanian PJKU kabupaten merupakan peta

operasional untuk pengembangan kawasan pertanian PJKU. Peta tersebut

dihasilkan dari hasil verifikasi lapangan dan didukung dengan data analisis dari

laboratorium. Peta tersebut juga telah mempertimbangkan peta kawasan hutan

skala 1:250.000 (Kemenhut, 2013), peta penggunaan lahan, Hak Guna Usaha (HGU)

skala 1:250.000 (BPN, 2013), dan peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten (Bappeda Kabupaten). Peta yang dihasilkan akan memberikan

rekomendasi pengembangan kawasan pertanian PJKU. Hasil penyusunan peta

pengembangan kawasan pertanian PJKU disajikan dalam bentuk data tabular dan

spasial.

Page 11: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

3

II. BAHAN DAN METODE

2.1. Bahan dan Alat

Data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan peta pengembangan

kawasan pertanian PJKU Kabupaten antara lain:

1. Peta dasar (base map) skala 1:50.000 dan 1:25.000 dari Badan Informasi

Geospasial (BIG).

2. Peta tanah skala 1: 50.000 dan 1:250.000 dari Balai Besar Litbang Sumberdaya

Lahan Pertanian (BBSDLP, 1989-2014).

3. Peta AEZ, skala 1:50.000 (BPTP, 2012-2014).

4. Data potensi lahan (BBSDLP, 2014).

5. Peta audit lahan sawah Pulau Jawa skala 1:5.000 dan luar Pulau Jawa skala

1:10.000 (Kementerian Pertanian, 2010 dan 2012).

6. Peta daerah irigasi (DI) (Kementerian PUPR, 2012).

7. Digital Elevation Model (DEM) dari SRTM resolusi 30 meter.

8. Citra landsat ETM-8/Spot 5/6/ikonos liputan terbaru.

9. Peta status hara P dan K skala 1:50.000 (Balittanah, 2004).

10. Peta Status Kawasan Hutan dari Kementerian Kehutanan (Kementerian

Kehutanan, 2013).

11. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten (Bappeda Kabupaten,

2013).

Peralatan yang diperlukan dalam penyusunan peta pengembangan kawasan

pertanian PJKU Kabupaten berupa: komputer PC atau Laptop dengan spesifikasi

hardware tinggi Core i5, memory/RAM minimal 4 GB. Software yang diperlukan

ArcGis dan Microsoft Office.

2.2. Metode

Peta pengembangan kawasan pertanian PJKU untuk tingkat Kabupaten

diperoleh dari analisis peta sumberdaya tanah skala 1:50.000 (BBSDLP, 1989-

2014). Satuan tanah hasil pemetaan sumberdaya lahan digunakan sebagai

pendekatan dalam menganalisis potensi sumberdaya lahan. Satuan tanah dioverlay

dengan Peta Audit Lahan Sawah skala 1:5.000-1:10.000 yang menghasilkan Peta

Satuan Evaluasi. Peta Satuan Evaluasi digunakan sebagai peta kerja lapangan.

Verifikasi lapangan dilakukan terhadap karakteristik lahan dan penggunaan lahan.

Karakteristik lahan tersebut antara lain: curah hujan, suhu udara, drainase tanah,

kelerengan, tekstur tanah, kedalaman tanah, tingkat kematangan gambut,

ketebalan gambut, reaksi tanah (pH), dan karakteristik lingkungan lainnya.

Disamping itu, juga dilakukan pengambilan contoh tanah pewakil dan dianalisis

untuk keperluan rekomendasi pemupukan. Data yang terkait dengan produktivitas,

IP, pola tanam, varietas, dan sumberdaya air juga dikumpulkan.

Kegiatan evaluasi lahan dilakukan dengan cara matching, yaitu

membandingkan antara karakteristik tanah/lahan dengan persyaratan tumbuh

tanaman padi, jagung, kedelai, dan ubi kayu. Metode penilaian kesesuaian lahan

menggunakan kerangka FAO (1976). Kesesuaian lahan dilakukan secara bio-fisik

(kualitatif). Sistem kesesuaian lahan yang digunakan dibedakan menjadi ordo

sesuai (S) dan ordo tidak sesuai (N). Lahan yang tergolong ordo sesuai (S)

dibedakan atas kelas lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai

marginal (S3), sedangkan lahan yang tergolong ordo tidak sesuai (N) tidak

dibedakan. Kriteria kesesuaian lahan tanaman mengacu pada Petunjuk Teknis

Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian (Ritung et al., 2011). Hasil kegiatan

Page 12: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

4

evaluasi lahan berupa Kelas Kesesuaian Lahan untuk komoditas PJKU. Lahan-lahan

yang diarahkan untuk pengembangan kawasan pertanian PJKU adalah (1) Lahan

yang tergolong kelas S1 dan S2, (2) Areal Penggunaan Lain (APL), Hutan Produksi

dapat Dikonversi (HPK), (3) Tegalan, tanah terbuka, padang rumput, sawah, hutan,

dan semak belukar non HGU, dan (4) Lahan budidaya. Peta peningkatan produksi

PJKU merupakan dasar untuk delineasi Peta Pengembangan Kawasan Pertanian

PJKU Kabupaten.

Konsep dasar penyusunan Peta Pengembangan Kawasan Pertanian PJKU: 1)

Delineasi ditentukan berdasarkan atas luasan minimal dan konektivitas yang tidak

dibatasi oleh batas wilayah administratif (Permentan No: 50/2012), dan 2) Batasan

luasan minimum untuk kawasan padi adalah 5.000 ha, jagung 5.000 ha, kedelai

2.000 ha, dan ubi kayu 5.000 ha. Delineasi kawasan tersebut dilakukan secara

manual, langsung di layar monitor (on screen digitizing). Kawasan pertanian PJKU

adalah wilayah pengembangan komoditas PJKU yang terbangun dalam satu

kesatuan konektivitas (kelembagaan dan infrastruktur) yang mencakup lahan

potensial dan lahan yang secara eksisting sudah dibudidayakan untuk komoditas

PJKU. Komoditas PJKU pada kawasan tersebut adalah komoditas dominan dengan

penyebaran >50% dari luas areal pertanaman. Peta pengembangan kawasan PJKU

untuk setiap komoditas merupakan peta bernilai tunggal (single value map) artinya

pada lahan yang sama dinilai untuk berbagai komoditas. Sebagai contoh, lahan

sawah irigasi pada satu poligon (hamparan yang sama) dinilai untuk komoditas

padi, komoditas jagung atau komoditas kedelai. Prosedur penyusunan peta

pengembangan kawasan pertanian PJKU Nasional skala 1:50.000 disajikan pada

Gambar 1.

Gambar 1. Prosedur Penyusunan Peta Pengembangan Kawasan Pertanian PJKU Nasional

Skala 1:50.000

DATA DAN INFORMASI SDLP - Spasial - Tabular

SATUAN PETA TANAH SKALA 1:50.000

VERIFIKASI LAPANGAN - Pengecekan penggunaan lahan - Pengambilan contoh tanah - Produktivitas tanaman - Indeks Pertanaman - Sumberdaya air

KESESUAIAN. LAHAN

PERSYARATAN TUMBUH TANAMAN

- STATUS KAWASAN HUTAN

- HGU - RTRW ARAHAN

PENGEMBANGAN KOMODITAS PJKU

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PJKU

PENGEMBANGAN PERTANIAN PJKU

PETA AUDIT LAHAN SAWAH

LOKASI KABUPATEN

PENGGUNAAN LAHAN

PRODUKTIVITAS TANAMAN

INDEKS PERTANAMAN

ANALISIS TANAH

PENINGKATAN INDEKS

PERTANAMAN

PETA SATUAN EVALUASI

SKALA 1:50.000

EVALUASI LAHAN

Page 13: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

5

Dalam jangka pendek peningkatan produksi PJKU dapat ditempuh melalui

peningkatan produktivitas dan peningkatan IP. Peluang peningkatan produktivitas

PJKU tergantung pada kesenjangan antara produktivitas potensial dan eksisting.

Semakin besar senjang produktivitas, maka semakin besar peluang peningkatan

produktivitas. Peluang peningkatan IP tergantung pada kesenjangan antara IP

potensial dan eksisting. Semakin besar senjang IP, maka semakin besar peluang

peningkatan IP.

Tabel 1. Kriteria tingkat kesenjangan produktivitas dan IP serta perluasan lahan pengembangan kawasan PJKU Kabupaten

Peluang Peningkatan Komoditas

Padi Jagung Kedelai Ubikayu

Produktivitas …% …

Tinggi (T) >20 >20 >10 >25

Sedang (S) 10-20 10-20 5-10 15-25

Rendah (R) <10 <10 <5 <15

Indeks Pertanaman

Tinggi (T) >100 >100 >100 >100

Sedang (S) 50-100 50-100 50-100 50-100

Rendah (R) <50 <50 <50 <50

Perluasan Lahan

Prioritas satu (P-1) Tegalan, rumput, semak, tanah kosong, lereng <3%

Prioritas dua (P-2) Tegalan, rumput, semak, tanah kosong, lereng 3-8%

Semak belukar, lereng <3%

Prioritas tiga (P-3) Tegalan, rumput, semak, tanah kosong, lereng 8-15%

Semak belukar, lereng 3-8%

Informasi neraca air tanaman diperlukan untuk mengetahui kebutuhan air

yang digunakan oleh tanaman pada setiap fase pertumbuhannya yang dihitung

berdasarkan atas indeks kecukupan air yang merupakan pencerminan dari rasio

antara evapotranspirasi aktual tanaman dan evaportranspirasi maksimal yang

dilakukan tanaman (ETR/ETM). Penggunaan indeks kecukupan air didasarkan aas

asumsi bahwa apabila ETR/ETM mendekati satu berarti tanaman menggunakan air

dengan efektif yang pada akhirnya akan menghasilkan produksi yang tinggi.

Sebaliknya apabila ETR/ETM kurang dari 0,8 berarti tanaman mengalami

kekurangan air (cekaman air) yang akan berakibat terhadap rendahnya tingkat

produktivitas tanaman (CIRAD dalam Irianto, 2000).

Untuk lahan kering berlereng, pemilihan teknologi konservasi tanah dan air

didasarkan kepada kemiringan lahan, kepekaan tanah terhadap erosi, dan

kedalaman solum/tanah (Tabel 2).

Tabel 2. Alternatif teknik konservasi tanah dan air menurut kemiringan lahan, kedalaman solum (D), dan kepekaan tanah terhadap erosi (E)

Kemiringan D > 90 cm D = 40 – 90 cm D < 40 cm

(%) E.Kurang E.Tinggi E.Kurang E.Tinggi E.Kurang E.Tinggi

<15 B/G B/G B/G B/G G G

15 - 25 B/G B/G B/G G G G

25 – 40 B/G G G G G/AC AC

> 40 G/AC AC AC AC AC AC

Keterangan: B = teras bangku + rumput/legum penguat teras , G = Teras gulud + rumput/legum penguat teras, AC=Alley croping/system pertanaman lorong;Sumber : (Sukmana et al., 1990)

Contoh tanah yang telah diambil dilakukan seleksi untuk analisis sifat-sifat

fisik-kimia tanah di laboratorium meliputi penetapan tekstur (3 fraksi), pH-H2O

dan KCl, bahan organik (C dan N), kandungan P2O5 dan K2O potensial, kandungan

basa-basa (Ca, Mg, K, Na) dapat ditukar, dan kandungan Al dapat ditukar, serta

retensi fosfat. Jenis analisis contoh tanah mengikuti Petunjuk Teknis Analisa Tanah,

Tanaman, Air, dan Pupuk (Eviati dan Sulaeman, 2011). Hasil analisis contah tanah

Page 14: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

6

digunakan untuk mengetahui status hara tanah, yaitu dengan mengetahui kadar P

dan K terekstrak HCl 25%. Status P dan K dibagi menjadi 3 (tiga) tingkat dengan

kriteria sebagai berikut (Tabel 3).

Tabel 3. Status dan Kriteria Status Hara P dan K

Status Kriteria Penilaian (ekstrak HCl 25%)

mg P2O5/100 g tanah mg K2O/100 g tanah

Rendah < 20 < 10

Sedang 20 – 40 10 – 20

Tinggi > 40 > 20

Penentuan kebutuhan pupuk optimal perlu dilakukan agar produktivitas

dapat ditingkatkan. Kebutuhan tersebut didasarkan pada kandungan unsur hara N

(total), P dan K tersedia di dalam tanah dengan menggunakan model perhitungan

kebutuhan pupuk berimbang.

.

Page 15: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Kondisi Sumberdaya Lahan

Kabupaten Pidie Jaya mempunyai curah hujan cukup bervariasi, rata-rata

tahunan 1.798 mm/tahun. Curah hujan tertinggi pada umumnya terjadi bulan

November (216 mm) dan terendah terjadi bulan Februari (46 mm). Berdasarkan

kelas curah hujan tahunan sebagian besar wilayah termasuk kategori kering. Tiga

Kecamatan termasuk dalam kategori basah terdapat di Kecamatan Meureudu,

Bandar Dua, dan Bandar Baru. Pola sekuensial dari rata-rata curah hujan bulanan

mengikuti pola curah hujan.

Jumlah bulan kering dengan intensitas <100 mm/bulan sebanyak 6 bulan, dan

bulan basah dengan intensitas >200 mm/bulan sebanyak 3 bulan. Dengan

demikian kawasan tersebut menurut kriteria Oldeman (1979) memiliki Zona

Agroklimat D-3, dengan panjang potensi masa tanam untuk tanaman pangan di

lahan sawah sepanjang 7 bulan dan hanya dapat ditanami padi satu kali masa

tanam dan penanaman palawija yang kedua harus hati-hati jangan jatuh pada bulan

kering.

Berdasarkan tipe iklim menurut Schmidt Ferguson (1961) menunjukkan

bahwa pada umumnya Kabupaten Pidie Jaya beriklim Tipe C (agak basah).

Terdapat tiga kecamatan yang mempinyai tipe iklim A (sangat basah) yaitu

kecamatan Meureudu, Bandar Dua dan Bandar Baru. Suhu rata-rata tahunan

berkisar antara 27.3 °C - 28.2 °C dengan suhu minimum 24 °C dan suhu maksimum

32° C. Kelembaban udara bervariasi antara 72% hingga 97%.

Landfrom Kabupaten Pidie Jaya terdiri atas: Aluvial (A), Marin (M), Flovio

Marin (B), Volkan (V) dan Tektonik (T) dengan bentuk wilayah umumnya datar-

berombak (lereng <8%) yang sesuai untuk pengembangan tanaman pangan.

Tanah di Kabupaten Pidie Jaya dikelompokan menjadi tanah yang terbentuk

di daerah lowland dan di daerah upland. Keadaan tanah di daerah lowland berasal

dari aluvium umumnya tergenang/sering tergenang (jenuh air), sehingga

karakteristik tanahnya banyak dipengaruhi oleh air. Tanah di daerah upland,

berkembang dari bahan sedimen batupasir dan batuliat, yang didominasi oleh

proses pencucian (leaching) dan pengendapan. Tanah-tanah di Kabupaten Pidie

Jaya diklasifikasikan menurut Soil Taxonomy (Soil Survey Staff, 2014)

dikelompokan menjadi 3 Ordo, yaitu: Entisols, Inceptisols, dan Ultisols. Sifat dan

karakteristik tanah yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat asli bahan

induknya.

3.2. Potensi Lahan

Pengembangan kawasan PJKU diarahkan pada lahan eksisting dan lahan

sangat sesuai (S1) dan cukup sesuai (S2) yang terdapat pada APL, HPK, dan non

HGU. Berdasarkan hal tersebut potensi lahan untuk pengembangan pertanian PJKU

di Kabupaten Pidie Jaya seluas 16,154 ha, berupa lahan sawah lebak, sawah irigasi,

dan sawah tadah hujan eksisting seluas 14,578 ha dan areal pengembangan 1,576

ha berupa lahan kering dengan bentuk wilayah datar sampai bergelombang (lereng

<15%) (Tabel 4).

Berdasarkan data pada Tabel 4 terlihat bahwa Bandar Baru, Bandar Dua dan

Trienggadeng mempunyai penyebaran lahan sawah eksisting cukup luas (>2.000

ha). Lahan sawah di Kabupaten Pidie Jaya seluruhnya berada di wilayah APL.

Penyebaran lahan yang berpotensi untuk pengembangan tanaman pangan (padi)

cukup luas terdapat di Kecamatan Ulim dan Bandar Baru berupa lahan kering

Page 16: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

8

dengan penggunaan lahan saat ini berupa semak belukar.

Tabel 4. Luas Lahan Pengembangan Pertanian PJKU Kabupaten Pidie Jaya

T O T A L

P-1 P-2 P-3

1 BANDAR BARU 3,167 199 213 3,579

2 BANDAR DUA 3,142 24 45 205 3,417

3 JANGKA BUYA 793 7 800

4 MEURAH DUA 928 1 69 998

5 MEUREUDU 2,058 140 2,198

6 PANTERAJA 914 3 917

7 TRIENGGADENG 2,454 2,454

8 ULIM 1,122 74 596 1,792

14,578 307 45 1,223 16,154 T O T A L

LAHAN

EKSISTING NO KECAMATAN

LAHAN POTENSIAL

...Ha...

Keterangan: P-1 = Prioritas 1, P-2 = Prioritas 2, P-3 = Prioritas 3

3.3. Kawasan Pertanian

Hasil penyusunan peta pengembangan kawasan pertanian PJKU Kabupaten

Pidie Jaya disajikan dalam bentuk tabel dan peta. Kabupaten Pidie Jaya merupakan

pengembangan kawasan padi. Hasil penilaian dan penyusunan peta pengembangan

kawasan padi di Kabupaten Pidie Jaya yang terinci per kecamatan disajikan pada

Tabel 5. Sebaran pengembangan kawasan padi di Kabupaten Pidie Jaya terdapat 7

Kecamatan, Bandar Dua, Jangka Buya, Meurah Dua, Meureudu, Panteraja,

Trienggadeng, Ulim seluas 8,184 ha.

Tabel 5. Luas Pengembangan Kawasan Padi Di Kabupaten Pidie Jaya

P-1 P-2 P-3

BANDAR DUA 2,917 6 1 5 2,929

JANGKA BUYA 709 2 711

MEURAH DUA 567 567

MEUREUDU 1,427 1,427

PANTERAJA 56 56

TRIENGGADENG 1,739 1,739

ULIM 770 3 773

8,184 12 1 5 8,201

BANDAR BARU 3,167 199 213 3,579

BANDAR DUA 225 18 44 200 488

JANGKA BUYA 84 5 89

MEURAH DUA 361 1 69 431

MEUREUDU 631 140 771

PANTERAJA 858 3 861

TRIENGGADENG 715 715

ULIM 352 71 596 1,018

6,394 296 44 1,219 7,953

URAIAN KECAMATAN

T O T A L

T O T A L

LAHAN POTENSIALT O T A L

...HA...

KA

WA

SAN

PA

DI

NO

N K

AW

ASA

N

LAHAN

EKSISTING

Keterangan: P-1 = Prioritas 1, P-2 = Prioritas 2, P-3 = Prioritas 3

Lahan yang berpotensi untuk pengembangan padi, tetapi berada di luar

kawasan seluas 6,394 ha. Kecamatan Bandar Baru mempunyai potensi untuk

pengembangan padi cukup luas, tetapi tidak termasuk dalam kawasan.

3.4. Permasalahan dan Kendala Sumberdaya Lahan

Permasalahan dan kendala sumberdaya lahan di wilayah kabupaten ini untuk

pengembangan padi adalah: (a) Sumber air dan (b) Kesuburan tanah, yang

dicerminkan oleh kandungan NPK dan pH agak masam.

Pengembangan padi di Kabupaten Pidie Jaya umumnya terdapat pada lahan

tadah hujan, Ketersediaan air sangat dipengaruhi oleh air hujan. Pengembangan

padi umumnya lahan hanya dapat dilakukan 1x setahun, kecuali terdapat sumber

Page 17: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

9

air lain yang memungkinkan untuk tanam 2 x setahun.

Permasalahan kekurangan air irigasi/kekeringan secara umum dijumpai pada

semua lahan sawah dataran tektonik yang jauh dari saluran irigasi, karena suplai

air irigasi dari wilayah bagian hulu kurang mencukupi, terutama musim kemarau,

sehingga lahan dibiarkan menjadi bera.

3.5. Kesenjangan Produktivitas dan Indeks Pertanaman

Upaya dalam peningkatan produksi pertanian PJKU dapat dilakukan melalui

peningkatan produktivitas, peningkatan IP, dan perluasan lahan. Ke-3 upaya

tersebut dapat disajikan secara spasial (peta), sehingga upaya dalam peningkatan

produksi pertanian dapat dilaksanakan dengan tepat, cepat, dan akurat. Peluang

peningkatan produktivitas PJKU tergantung pada kesenjangan antara produktivitas

potensial dan eksisting. Semakin besar senjang produktivitas, maka semakin besar

peluang peningkatan produktivitas. Begitu juga, peluang peningkatan IP tergantung

pada kesenjangan antara IP potensial dan eksisting. Semakin besar senjang IP,

maka semakin besar pula peluang peningkatan IP. Sedangkan perluasan lahan

untuk peningkatan produksi pertanian PJKU dapat diupayakan melalui

ekstensifikasi lahan. Lahan yang berpotensi untuk pengembangan kawasan PJKU

adalah lahan yang mempunyai kelas kesesuaian sangat sesuai (S1) dan cukup

sesuai (S2), APL atau HPK dan HP (sebagai cadangan) dan areal non HGU.

Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa peningkatan produksi padi di

Kabupaten Pidie Jaya dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitas,

peningkatan IP, dan perluasan lahan potensial (Tabel 6). Lahan di Kabupaten Pidie

Jaya masih dapat ditingkatkan produktivitas >20% seluas 14,578 ha, terutama

tersebar di Kecamatan Bandar Baru, Bandar dua dan Meureudu. Peningkatan IP-

padi masih dapat dilakukan pada areal seluas 971 ha, terutama tersebar di

Kecamatan Trienggadeng.

Tabel 6. Kesenjangan Produktivitas dan IP Pengembangan Padi Di Kabupaten Pidie Jaya

SR SS TT P-1 P-2 P-3

1 BANDAR BARU 3,167 199 213 3,579

2 BANDAR DUA 3,142 24 45 205 3,417

3 JANGKA BUYA 793 7 800

4 MEURAH DUA 695 233 1 69 998

5 MEUREUDU 25 2,033 140 2,198

6 PANTERAJA 852 62 3 917

7 TRIENGGADENG 1,544 909 2,454

8 ULIM 693 429 74 596 1,792

1,413 12,194 971 307 45 1,223 16,154 T O T A L

NO KECAMATAN

PERLUASAN LAHANT O T A L

...Ha...

REKOMENDASI

Keterangan: TT = Peningkatan produktivitas dan IP tinggi, TR = Peningkatan produktivitas tinggi dan IP rendah, RR = Peningkatan

produktivitas dan IP rendah, P-1 = Prioritas 1, P-2 = Prioritas 2, P-3 = Prioritas 3

Perluasan lahan potensial seluas 1,576 ha dapat dilakukan terutama di

Kecamatan Ulim dan Bandar Baru.

3.6. Rekomendasi Teknologi

Rekomendasi teknologi dalam peningkatan produksi pertanian untuk

komoditas padi adalah produksi gabah kering panen (GKP). Rekomendasi tersebut

berupa sumberdaya air dan pemupukan.

3.6.1. Sumberdaya air

Lahan di Kabupaten Pidie Jaya umumnya berupa lahan sawah tadah hujan

dan rawa lebak. Pengelolaan air menjadi kunci keberhasilan dalam budidaya

pertanian, khususnya padi sawah. Pengaturan pintu satu arah menjadi hal yang

sangat disarankan, supaya air yang “bersih” dari air masuk tidak bercampur

dengan air yang “kotor” dari lahan yang akan dikeluarkan, sehingga pencucian

Page 18: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

10

berjalan sempurna.

Rawa lebak terbentuk akibat proses aluvial, terjadi pengendapan bahan-

bahan halus, kasar, atau organik. Posisi rawa lebak umumnya di pedalaman dan di

belakang rawa pasang surut, sehingga lahan tidak terkena pasang surut langsung

maupun tidak langsung.

Potensi lahan rawa lebak sangat ditentukan oleh bahan-bahan yang

diendapkan dari daerah atasnya, sedangkan bahan dari air hanya relatif tidak ada,

karena air hanya berasal dari curah hujan. Secara umum lahan rawa lebak lebih

subur dibandingkan dengan lahan pasang surut. Faktor air memegang peranan

dalam penentukan potensi lahan rawa lebak, sehingga pembagian lebih rinci dalam

dalam lahan rawa lebak tergantung keberadaan air pada lahan rawa lebak tersebut.

Keberadaan air pada lahan rawa lebak tergantung pada musim. Pada musim hujan

seluruh lahan rawa lebak tergenang, sedangkan pada musim kemarau secara

berangsur angsur lahan mulai surut airnya. Dengan demikian, potensi lahan rawa

lebak tergantung pada kondisi air.

Lahan rawa lebak memiliki banyak potensi yang dapat digali dan memberikan

keunggulan komparetif dan kompetitif dibandingkan dengan lahan-lahan yang lain.

Salah satu potensi lahan rawa lebak adalah pemanfaatannya sebagai lahan

pertanian. Secara umum, pertanian yang dapat dilakukan di lahan rawa lebak

adalah pertanian sawah, palawija, dan hortikultura. Pola tanam dan jenis

komoditas yang dapat dikembangkan di lahan rawa lebak sangat tergantung

kepada tipologi lahan rawa lebak. Tipologi yang dimaksud meliputi rawa lebak

dangkal, rawa lebak tengahan, dan rawa lebak dalam. Rincian tipologi rawa lebak

dan potensinya sebagai berikut:

a. Lahan rawa lebak pematang (dangkal) merupakan lahan rawa lebak

bagian atas/ pinggir/pematang mengering, tidak tergenang pada awal musim

kering. Pada lahan rawa lebak ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan

tanaman pangan dan hortikultura sayuran secara monokultur atau tumpangsari.

Pola tanam yang dapat diterapkan pada lahan rawa lebak ini adalah padi-padi atau

padi-palawija+hortikultura atau padi-hortikultura.

Untuk pemanfaatan rawa lebak sebagai sawah, rawa lebak dapat ditanami

pada musim kemarau dan juga pada musim penghujan. Pada musim kemarau

disebut dengan sawah timur, sawah timur ini ditanami padi yang memiliki umur

yang pendek.

Palawija, sayuran, dan buah juga sering ditanam pada lahan rawa lebak

dangkal dengan pola tanam tumpangsari dengan sistem surjan. Pada sistem surjan,

komoditas palawija, buah, dan atau sayur ditanam di bagian yang tinggi (guludan).

Pada bagian ledokan (yang tergenang air) ditanamai dengan padi. Pada musim

kemarau, lebak dangkal menjadi kering sehingga ditanami sayuran, palawija, dan

buah-buahan. Buah yang ditanam pada ledokan ini adalah jenis buah yang semusim

seperti semangka, ataupun melon

b. Lahan rawa lebak tengahan merupakan lahan rawa lebak bagian tengah

mengering, tidak tergenang pada pertengahan musim kering. Pada lahan rawa

lebak ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pangan dan

hortikultura sayuran secara monokultur atau tumpangsari. Pola tanam yang dapat

diterapkan pada lahan rawa lebak ini adalah padi-padi atau padi-

palawija+hortikultura.

Pada musim hujan, lahan rawa lebak tengahan sampai dalam akan tergenang

lebih dari 100 cm, sehingga disebut dengan sawah barat. Sawah barat harus

ditanami padi surung (deep water rice) pada akhir musim kemarau dan dipanen

pada saat musim hujan (genangan 100-150 cm). Padi yang termasuk jenis padi

surung adalah alabio, tepus, nagara, termasuk padi yang di kenal dengan nama

Page 19: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

11

hiyang. Banyak juga padi irigasi yang dapat di tanam di lahan rawa lebak pada

musim hujan.

c. Lahan rawa lebak dalam merupakan lahan rawa lebak yang masih tetap

tergenang pada puncak musim kering. Pemanfaatan rawa lebak ini tergantung pada

ketinggian muka air, apabila masih memungkinkan untuk budidaya tanaman

pangan lahan basah, maka lahan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan padi,

baik padi biasa maupun padi lebak, tetapi apabila tidak memungkankan, maka

lahan rawa lebak tersebut sebagai kawasan konservasi air

3.6.2. Pemupukan

Pupuk termasuk komponen penting dalam budidaya padi. Pupuk diibaratkan

sebagai sumber makanan bagi tumbuhan. Kecukupannya harus terpenuhi agar tanaman

dapat berproduksi secara optimum. Pada umumnnya pupuk diaplikasikan ke dalam

tanah, tetapi ada pula yang disemprotkan ke daun padi sebagai tambahan atau suplemen.

Pemupukkan yang baik adalah dengan mempertimbangkan berapa potensi

produksi, kadar hara dalam tanah dan ketersediaan air (musim) untuk menghitung

kebutuhan pupuk. Potensi produksi diperoleh informasinya dari rata-rata

produktivitas lahan di sekitar wilayah tersebut selama 2 tahun berturutan. Kadar

hara dapat dilihat pada peta status hara P dan K, ataupun diukur dengan bantuan

Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), dan informasi mengenai ketersediaan air

berasal dari Kalender Katam (KATAM) atau berdasarkan pengalaman petani terkait

periode musim hujan dan musim kemarau. Agar tidak terjadi keterlambatan

pemupukan, sebaiknya pupuk telah disiapkan sebelum tanam.

Pemupukan yang baik dan benar adalah menambahkan sejumlah pupuk

untuk memenuhi kebutuhan dan sesuai waktu pemberiannya serta caranya. Target

produksi tinggi >8 t GKP/ha tentu saja memerlukan jumlah pemupukkan yang

cukup tinggi pula pada semua status hara tanah, dengan asumsi bahwa benih padi

yang dipergunakan mempunyai potensi hasil yang tinggi pula >8 t GKP/ha.

Ketersediaan air sangat penting, tanpa air, pupuk yang diaplikasikan tidak akan

larut dan tidak dapat diserap oleh tanaman. Air dijaga dalam kondisi macak-macak

saat pemupukan.

Jenis Pupuk

Jenis pupuk anorganik dan organik yang digunakan untuk MK dan MK tidak

berbeda. Untuk pemupukan anorganik diutamakan menggunakan pupuk majemuk

NPK + Urea. Karena jenis pupuk ini relatif lengkap dan relatif lepas lambat

dibanding pupuk tunggal. Pupuk organik yang diberikan ke dalam tanah bisa yang

insitu ataupun mengadakan dari luar. Sebagai contoh mengembalikan jerami

ataupun ditambahkan dari luar seperti pupuk kandang maupun pupuk hijau yang

berfungsi tidak hanya menyumbangkan kadar karbon di tanah, tetapi juga

berperan memegang air. Takaran anjuran pupuk organik berupa pupuk kandang

sebanyak > 1 t/ha, dan jerami sebanyak > 5 t/ha.

Jenis unsur hara N ditetapkan secara cepat dengan BWD, hara P dan K

menggunakan PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah), sedangkan untuk hara Ca, Mg, S,

Cu, Zn masih ditetapkan dengan cara analisa di laboratorium. Pengukuran tingkat

kebutuhan pupuk N dengan BWD disajikan pada Gambar 2.

Jumlah Pupuk

Jumlah air yang tersedia terutama pada MH sangat berpengaruh terhadap

tingkat efisiensi pemupukan. Pada MH suply air yang berlebihan harus dikontrol

agar pupuk yang diaplikasikan tidak hilang melalui aliran permukaan, rembesan,

maupun volatilisasi.

Page 20: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

12

Gambar 2. Pengukuran tingkat kebutuhan pupuk N dengan BWD

Tabel 7. Kebutuhan Pupuk Sesuai Dengan Status Hara Tanah

Status hara

P

Status hara

K

Produkvitas 6 t GKG/ha Produkvitas 10 t GKG/ha

NPK Urea NPK Urea

15-15-15 15-15-15

Rendah Rendah 300 100 650 200

Sedang 200 150 600 200

Tinggi 200 150 600 200

Sedang Rendah 300 100 550 200

Sedang 175 150 500 200

Tinggi 175 150 500 200

Tinggi Rendah 300 100 450 150

Sedang 150 150 400 150

Tinggi 150 150 400 150

Dari hasil analisis contoh tanah pewakil menujukkan bahwa status hara P

tanah bervariasi dari rendah sampai sedang, sedangkan status hara K tergolong

rendah dan sedang. Rekomendasi pemupukan lahan sawah di Kabupaten Pidie Jaya

disajikan pada Tabel 8.

Gambar 3. Salah satu cara pengelolaan jerami sebagai sumber bahan organik tanah (Foto: Diah Setyorini)

Cara Pemupukan

Pemupukan dilakukan pada saat air mencukupi sebagai pelarut. Air dalam

petakan sawah tidak boleh terlalu terlalu sedikit saat MK dan terlalu banyak saat

MH. Tutup jalan keluar masuk air irigasi saat akan dilakukan pemupukan, air

cukup macak-macak. Pupuk setelah disebar harus segera dibenamkan ke dalam

tanah dengan cara diinjak-injak (Gambar 4).

Gambar 4. Cara pemupukan yang benar dengan cara pupuk diinjak-injak setelah disebar

100 BWD = 4 75 BWD > 4

125 BWD < 4

Berdasarkan BWD, kg urea/ha

75 BWD = 4 50 BWD > 4

100 BWD < 4

Berdasarkan BWD, kg urea/ha

- 20 - 10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 DAT

Transplanting Anakan

aktif Primordia

Keluar malai

Panen Dasar Ke - 1 Ke - 2 Ke - 3

Dasar , ke - 1 sblm 14 HST

Ke - 2 23 – 28 HST

Ke - 3 38 – 42 HST

125 BWD = 4 125 BWD > 4

175 BWD < 4

Berdasarkan BWD, kg urea/ha

100 BWD = 4 75 BWD > 4

125 BWD < 4

Berdasarkan BWD, kg urea/ha

30 kg N/ha

0 - 20 kg N/ha *

Musim hasil tinggi Target hasil = 7 t/ha

Musim hasil rendah Target hasil = 6 t/ha

: - time

Pada tingkat kesuburan tanah yang sama apabila target hasil lebih tinggi maka kebutuhan urea dapat lebih banyak atau sebaliknya .

Page 21: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

13

Waktu pemberian

Agar tidak terjadi kehilangan terutama untuk pupuk yang mudah menguap

seperti N, sangat diharapkan pada MK dilakukan pemupukan dengan cara displit

sebanyak 3 kali bila dalam bentuk Urea atau ZA (1/3 sebagai pupuk dasar, 1/3

pada umur 15-20 HST dan 1/3 bagian pada umur 35-40 HST). Pemupukan hara

selain hara yang mudah berubah seperti Urea dan ZA tidak terdapat perbedaan

waktu pemberiannya. Waktu pemberian pupuk padi disajikan pada Tabel 9.

Page 22: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

14

Tabel 8. Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya

KECAMATAN

Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl Urea SP-36 KCl NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea NPK Urea

MEUREUDU 250 50 50 230 50 0 175 0 30 225 175 200 150 150 200 300 125 200 175 175 175 350 0 300 100 275 100 250 175 175 200 150 150

MEURAH DUA T S 250 50 50 230 50 0 175 0 30 225 175 200 150 150 200 300 125 200 175 175 175 350 0 300 100 275 100 250 175 175 200 150 150

BANDAR DUA T T 250 50 50 230 50 0 175 0 30 225 175 200 150 150 200 300 125 200 175 175 175 350 0 300 100 275 100 250 175 175 200 150 150

JANGKA BUYA T T 250 50 50 230 50 0 175 0 30 225 175 200 150 150 200 300 125 200 175 175 175 350 0 300 100 275 100 250 175 175 200 150 150

ULIM T T 200 50 50 180 50 0 150 0 30 150 150 125 150 125 150 300 75 175 125 150 125 300 0 275 0 250 50 200 125 175 150 125 150

TRIENGGADENG T T 200 50 50 180 50 0 150 0 30 150 150 125 150 125 150 300 75 175 125 150 125 300 0 275 0 250 50 200 125 175 150 125 150

PANTAREJA T T 250 50 50 230 50 0 175 0 30 225 175 200 150 150 200 300 125 200 175 175 175 350 0 300 100 275 100 250 175 175 200 150 150

BANDAR BARU T T 250 50 50 230 50 0 175 0 30 225 175 200 150 150 200 300 125 200 175 175 175 350 0 300 100 275 100 250 175 175 200 150 150

NPK 15-10-10 (kg/ha)STATUS HARA Pupuk tunggal (kg/ha) NPK Phonska 15-15-15 (kg/ha) NPK Pelangi 20-10-10 (kg/ha) NPK Kujang 30-6-8 (kg/ha)

NPK sajaP K

Tanpa bahan organik Jerami 2t/ha Pupuk Organik 2t/ha NPK saja NPK+Jerami 2t/ha NPK+PO 2t/ha NPK saja NPK+Jerami 2t/ha NPK+PO 2t/ha NPK+Jerami 2t/ha NPK+PO 2t/ha NPK saja NPK+Jerami 2t/ha NPK+PO 2t/ha

Keteranngan: BO jerami= bahan organik jerami (jerami padi dikembalikan ke dalam tanah sawah)

Page 23: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

15

Tabel 9. Waktu Pemberian Pupuk Tanaman Padi

Page 24: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

16

IV. PENUTUP

Data dan informasi sumberdaya lahan dalam mendukung pengembangan

kawasan pertanian PJKU berbasis spasial skala 1:50.000 sangat diperlukan untuk

percepatan pencapaian swasembada Pajale. Data dan informasi ini cukup

operasional di lapangan dengan cakupan tingkat kecamatan. Data dan informasi

tersebut sangat bermanfaat untuk mengetahui wilayah potensial dan

pengembangan budidaya pertanian PJKU serta meramu alternatif teknologi

pengelolaan lahan pertanian yang dapat diterapkan di setiap wilayah

pengembangan kawasan, seperti peningkatan produktivitas, indeks pertanaman

(IP), dan perluasan lahan yang dapat digunakan sebagai titik ungkit peningkatan

produksi pertanian PJKU.

Dengan tersedianya data sebaran pengembangan kawasan pertanian PJKU

yang secara agroekosistem sesuai dan layak untuk dikembangkan di wilayah, maka

akan memudahkan dalam penyusunan, pelaksanaan, dan pemantauan kegiatan

pertanian dengan pendekatan kawasan. Data dan informasi sumberdaya lahan

pertanian untuk pengembangan kawasan pertanian PJKU skala 1:50.000 ini sudah

terformat dalam database yang dinamis, sehingga bisa di update menggunakan SIG

untuk dapat memperkuat Sistem Informasi Kawasan Pertanian (SIKP).

Pengembangan pertanian lahan basah umumnya terdapat di lahan sawah,

baik sawah irigasi, tadah hujan, dan rawa lebak. Potensi pengembangan PJKU di

Kabupaten Pidie Jaya seluas 16,154 ha, berupa lahan sawah lebak, sawah irigasi,

dan sawah tadah hujan eksisting seluas 14,578 ha dan areal pengembangan seluas

1,576 ha, berupa lahan kering dengan bentuk wilayah datar sampai bergelombang

(lereng <15%). Kabupaten Pidie Jaya merupakan pengembangan kawasan padi

seluas 8,184 ha.

Peningkatan produksi padi di Kabupaten Pidie Jaya dapat dilakukan melalui

peningkatan produktivitas, peningkatan IP dan perluasan areal potensial. Lahan di

Kabupaten Pidie Jaya masih dapat ditingkatkan produktivitas >20% seluas 14,578

ha, terutama tersebar di Kecamatan Bandar Baru, Bandar dua dan Meureudu.

Peningkatan IP-padi masih dapat dilakukan pada areal seluas 971 ha, dan

perluasan lahan potensial seluas 1,576 ha.

Page 25: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

17

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pertanahan Nasional. 2013. Peta Penggunaan Lahan skala 1:250.000. BPN,

Jakarta.

BBSDLP (Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian). 2013. Peta-Peta

Sumberdaya Tanah dan Potensi Sumberdaya Lahan skala 1:250.000.

BBSDLP, Bogor

Balai Penelitian Tanah, 2004. Peta Status Hara P dan K Pulau Jawa, Skala 1:50.000,

Balitanah, Bogor

Balitklimat (Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi). 2003. Peta sumberdaya

iklim Indonesia skala 1:1.000.000. Balitklimat, Puslitbang Tanah dan

Agroklimat, Bogor.

BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian). 2012-2014. Peta-Peta Zona Agro

Ekologi (AEZ) Kabupaten. Badan Litbang Pertanian, Bogor

FAO. 1976. A Framework of land Evaluation. FAO Soil Bulletin No. 6, Rome.

Kementerian Kehutanan. 2013. Peta Kawasan Hutan skala 1:250.000. Kemenhut,

Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2013. Peta Lahan Sawah Baku skala 1:5.000 (Jawa) dan

skala 1:20.000 (luar Jawa). Kementan, Jakarta.

Marsoedi, Ds, Widagdo, J. Dai, N. Suharta, Darul SWP, S. Hardjowigeno, J. Hof, dan

ER Jordens. 1997. Pedoman klasifikasi landfrom. Laporan Teknis No. 5 Versi

3.0. Proyek LREP II, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Oldeman, L.R. 1979. An agroclimatic map of Java and Madura, scale 1:2,500,000.

Contr. Res. Inst of Agric. Bogor.

Ritung, S., K. Nugroho, A. Mulyani, dan E. Suryani. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi

Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Edisi Revisi. Balai Besar Litbang

Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Bogor. 161 hal.

Schmidt, F.H., and J.H.A.Ferguson. 1951. Rainfall types based on wet and dry period

ratios for Indonesia with Western New Guinea. Verh. No. 42. Djawatan

Meteorologi dan Geofisik, Jakarta.

Soil Survey Staff. 2014. Keys to Soil Taxonomy. 12nd ed. USDA Natural Resources

Conservation Service. Washington DC.

Page 26: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

PETA-PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA, PROVINSI ACEH

Page 27: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

! !! ! ! !!

!

! !! !

! !! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! ! ! ! ! !

!!

!!

!!

! !

!!

!!

!!

!! ! ! ! !

! ! ! !

! !

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

!!

! !

!!

!!

! !

! !

! !

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

!!

!

! !

!!

!!

!!

!

! !!

!

! !

!!

!

!!!!

!!

!!

!!

!!

!!!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!!!

! !

!!

!!

! !

!

!

!

!!

!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

10 11

7 8 9

4 5 6

1 2 3

KAB. PIDIE

KAB. BIREUEN

KAB. PIDIE JAYAKec. Bandar Baru

Kec. Bandar Dua

Kec. Geumpang

Kec. Glumpang Baro

Kec. Glumpang Tiga

Kec. Indrajaya Kec. Kembang Tanjung

Kec. Mane

Kec. Meurah Dua

Kec. Meureudu

Kec. Mutiara

Kec. Mutiara Timur

Kec. Pandrah

Kec. Peukan Baro

Kec. Pidie

Kec. Sakti

Kec. Samalanga

Kec. Simpang Mamplam

Kec. Simpang Tiga

Kec. Tangse

Kec. Tiro/Trusep

Kec. TrienggadengKec. Ulim

S. Bengkeh

S. Tisse

S. Geumpang

S. Simpangluko

S.Bew

acan

S. Inong

S.Pa

ntera

ja

S. Baro

S. Sipopok

S. Pan

drah

S. Lang

S. Jaleuem

S.Samalang a

S. Seute

P3

SS

P1

SR

TT

P2

96°22'30"

96°22'30"

96°15'

96°15'

96°7'30"

96°7'30"

96°

96°

5°22'3

0"

5°22'3

0"

5°15'

5°15'

5°7'30

"

5°7'30

"

5° 5°

4°52'3

0"

4°52'3

0"

PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA

PROVINSI ACEH

KEMENTERIAN PERTANIAN2015

1:200.000

:

Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:250.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis

PETUNJUK LETAK PETA

KAB. PIDIE JAYA

0 5 102,5Km

LEGENDA UMUM

Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak

Jalan

Batas administrasi

!

! Batas Provinsi

!!

!! !

! Batas KabupatenBatas Kecamatan

!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak

Sungai, saluran dan garis pantai

Jalan Tol

Batas Kawasan

Kawasan Padi2

Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda

Sabang

Langsa

Lhokseumawe

Subulussalam

Medan

SimeulueAceh Singkil

Aceh SelatanAceh Tenggara

Aceh TimurAceh TengahAceh Barat

Aceh Besar

Pidie Bireuen Aceh Utara

Aceh Barat DayaGayo Lues

Aceh TamiangNagan Raya

Aceh Jaya Bener Meriah

Pidie Jaya

SimalungunDairi

Karo

Deli Serdang

Langkat

Pakpak BaratSamosir

99°

99°

98°

98°

97°

97°

96°

96°

95°

95°

5° 5°

4° 4°

3° 3°

LEGENDAHa %

SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendah 1.413 8,75SS Peningkatan produktivitas dan IP sedang 12.194 75,48TT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi 971 6,01

LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1 307 1,90P-2 Perluasan lahan prioritas 2 45 0,28P-3 Perluasan lahan prioritas 3 1.223 7,57

16.154 100,00T O T A L

SIMBOL URAIAN LUAS

LAHAN INTENSIFIKASI

Page 28: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

#

#

!

!

!

#

#

#

#

# #

#

#

#

#

#

#

##

!

!

#

#

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!! ! ! !

!!

!

!!

!!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

!!

!!

!!

!!

!!

!! !

!

!! ! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

KAB. PIDIE

KAB. PIDIE JAYA

KEC. BANDAR BARU

KEC. GLUMPANG BARO

KEC. GLUMPANG TIGA

KEC. KEMBANG TANJUNG

KEC. MUTIARA TIMUR

KEC. SIMPANG TIGA

Krueng Putu

Krueng Sawang

Krueng Buging

KruengTeungue

Pusong

Krueng Njong

A. Glumgpangpayong

Kr. Tiro

Pusong

Ge. PanjoerimbaGe. Musa

Asankumbang

Kampungblang

Babahjurang

Meureksa

Kampungasan

Riwat

Pulopanjoe

Sanget

Puloiboih

PuloawePuloleuengtega

Luengputu

Tanjong

Palong

Unoe

AdanJumphoin

JurangbateKambue

Beureueh

Lamkawe

Relengreuteng

Kutabaro

Lheue

Blanggapu

Arosan

Uleetutue

KeriengSukonpaku

Keudepata

Araameh

Lambaro

NuerokPulobatee

Pisang

Geulumpanhpayong

Geunteng

Njong

Sawang

LancokParu

Tanjungkieng

Taupinraya

Leleubeue

Leneang

Pasilhonk

Jeremeurang

TeungahBaleAla

Pasi

Teungue

Cotjaya

Gigieng

P1 P3P1

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

96°7'30"

96°7'30"

96°6'

96°6'

96°4'30"

96°4'30"

96°3'

96°3'

96°1'30"

96°1'30"

96°

96°

5°21'

5°21'

5°19'3

0"

5°19'3

0"

5°18'

5°18'

5°16'3

0"

5°16'3

0"

PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA

PROVINSI ACEH

KEMENTERIAN PERTANIAN2015

1:50.000

:

Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis

SELAT MALAKA

10 11

7 8 9

4 5 6

1 2 3

Kab. Aceh Tengah

Kab. Pidie

Kab. Bireuen

Kab. Aceh Jaya

Kab. Pidie Jaya

96°30'

96°30'

96°20'

96°20'

96°10'

96°10'

96°

96°

95°50'

95°50'

5°20' 5°20'

5°10' 5°10'

5° 5°

( LEMBAR 1 )

PIDIE JAYA 1

0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km

LEGENDA UMUM

Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak

Jalan

Batas administrasi

!

! Batas Provinsi

!!

!! !

! Batas KabupatenBatas Kecamatan

!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak

Sungai, saluran dan garis pantai

Jalan Tol

Batas Kawasan

Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda

Kawasan Padi2

SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi

LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3

SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI

LEGENDA

Page 29: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

#

# #

#

#

#

##

#

!

!

#

#

!

KAB. PIDIE JAYA

KEC. MEUREUDU

KEC. PANTERAJA

KEC. TRIENGGADENG

Kr. Pa

nteraya

Krueng Pangw a

Kuala T

rieng

gad

engGe. Trienggadeng

Paya

Rhungkrueng

Meuraksa

Parucot Hage

Panteraja

Teungah

Peuradeue

Lancangparu

P1

SS

SS

TT

TT

SS

TT

SSSS

SSSS

96°15'

96°15'

96°13'30"

96°13'30"

96°12'

96°12'

96°10'30"

96°10'30"

96°9'

96°9'

96°7'30"

96°7'30"

5°21'

5°21'

5°19'3

0"

5°19'3

0"

5°18'

5°18'

5°16'3

0"

5°16'3

0"

PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA

PROVINSI ACEH

KEMENTERIAN PERTANIAN2015

1:50.000

:

Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis

SELAT MALAKA

10 11

7 8 9

4 5 6

1 2 3

Kab. Aceh Tengah

Kab. Pidie

Kab. Bireuen

Kab. Aceh Jaya

Kab. Pidie Jaya

96°30'

96°30'

96°20'

96°20'

96°10'

96°10'

96°

96°

95°50'

95°50'

5°20' 5°20'

5°10' 5°10'

5° 5°

( LEMBAR 2 )

PIDIE JAYA 2

0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km

LEGENDA UMUM

Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak

Jalan

Batas administrasi

!

! Batas Provinsi

!!

!! !

! Batas KabupatenBatas Kecamatan

!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak

Sungai, saluran dan garis pantai

Jalan Tol

Batas Kawasan

Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda

Kawasan Padi2

SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi

LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3

SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI

LEGENDA

Page 30: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

!

KEC. MEURAH DUA

KEC. MEUREUDU

Kr. Meureudu

Luengbimba

BuanganTeupinpukal

Meureudu Dalam

SS

SRSR

96°22'30"

96°22'30"

96°21'

96°21'

96°19'30"

96°19'30"

96°18'

96°18'

96°16'30"

96°16'30"

96°15'

96°15'

5°21'

5°21'

5°19'3

0"

5°19'3

0"

5°18'

5°18'

5°16'3

0"

5°16'3

0"

PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA

PROVINSI ACEH

KEMENTERIAN PERTANIAN2015

1:50.000

:

Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis

SELAT MALAKA

10 11

7 8 9

4 5 6

1 2 3

Kab. Aceh Tengah

Kab. Pidie

Kab. Bireuen

Kab. Aceh Jaya

Kab. Pidie Jaya

96°30'

96°30'

96°20'

96°20'

96°10'

96°10'

96°

96°

95°50'

95°50'

5°20' 5°20'

5°10' 5°10'

5° 5°

( LEMBAR 3 )

PIDIE JAYA 3

0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km

LEGENDA UMUM

Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak

Jalan

Batas administrasi

!

! Batas Provinsi

!!

!! !

! Batas KabupatenBatas Kecamatan

!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak

Sungai, saluran dan garis pantai

Jalan Tol

Batas Kawasan

Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda

Kawasan Padi2

SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi

LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3

SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI

LEGENDA

Page 31: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

#

#

#

#

!

!

#

#

#

#

# #

#

#

#

#

#

#

#

#

#

##

#

##

#

#

#

#

#

#

#

!

#

#

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

! !! !

!!

!!

!!

!!

! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!!

!!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!KAB. PIDIE

KAB. PIDIE JAYA

KEC. BANDAR BARU

KEC. GLUMPANG TIGA

KEC. TIRO/TRUSEP

KEC. TRIENGGADENG

A . Man

A. Siap

A. Tangga

Kr. Geumurah

Kr. Rampah

Kr. Inong

Kr. Ma mpree

Kr. Batemirah

Kr.A

gamPeuteumuen

Kr. Teupinraya

Kr. Agam

Kr. Panteraya

Cot. Sandeng

Cot. Leupe

Cot. Tureuengbinu

Cot. Dibayu

Ge. Kayujatue

Cot. Sinyakala

Cot. Musarah

Ge. Kuta

Ge. Puntong

Cot. Damasipot

Cot. Papeuenrahu

Cot. BateekeubeuGe. Pintukaro

Ge. ManelungkeyGe. LuenganginCot. Leupeung

Ge. Manyang

Ge. Rambong

Cot. Jinjim

Cot. Kutaran

Ge. Sipeuekalee

Meunasahlhokduek

MeunasahsarahpanjangJimjim

Meunasahblangsukon

Meunasahcubo

MeunasahbarahcuboMeunasahblangiboh

Meunasahblangbunat

Meunasahujungleubat

Amutcot

Meunasahblangbaru

Meunasahblangseunong

Meunasahlhoklawah

Meunasahalue

Meunasahcut

MeunasahcotMeunasahsague

Langein

Cotbarah

MeunasahtanahmerahMeunasahtualuda

Teupinraya

GeumurohAmut

AronGajahmateePalo

Kampungjeumpa

Palahujung Rimba

Palahdayah

SS

SS

SS

SS

SS

P3

P1

P3

SS

SS

SS

SS

96°7'30"

96°7'30"

96°6'

96°6'

96°4'30"

96°4'30"

96°3'

96°3'

96°1'30"

96°1'30"

96°

96°

5°13'3

0"

5°13'3

0"

5°12'

5°12'

5°10'3

0"

5°10'3

0"

5°9'

5°9'

PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA

PROVINSI ACEH

KEMENTERIAN PERTANIAN2015

1:50.000

:

Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis

SELAT MALAKA

10 11

7 8 9

4 5 6

1 2 3

Kab. Aceh Tengah

Kab. Pidie

Kab. Bireuen

Kab. Aceh Jaya

Kab. Pidie Jaya

96°30'

96°30'

96°20'

96°20'

96°10'

96°10'

96°

96°

95°50'

95°50'

5°20' 5°20'

5°10' 5°10'

5° 5°

( LEMBAR 4 )

PIDIE JAYA 4

0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km

LEGENDA UMUM

Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak

Jalan

Batas administrasi

!

! Batas Provinsi

!!

!! !

! Batas KabupatenBatas Kecamatan

!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak

Sungai, saluran dan garis pantai

Jalan Tol

Batas Kawasan

Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda

Kawasan Padi2

SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi

LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3

SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI

LEGENDA

Page 32: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

#

# #

#

#

#

##

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

##

!

!

#

#

!

KAB. PIDIE JAYA

KEC. BANDAR BARU

KEC. BANDAR BARU

KEC. MEURAH DUA

KEC. MEUREUDU

KEC. PANTERAJA

KEC. TRIENGGADENG

KEC. ULIM

Krueng Pangwa

Krueng Beuracan

A. Drien

Kr. Trienggadeng

Kr.Meureudu

Kr. Inong

A. Mancang

A. Pisang

A. Bue

Kr. Beuracan

A . Tijee

Kr. Pangwa

A. Siap

A. Bateebrok

Kr. Pina

n g

Ge. Cut

Ge. PanterayaCot. Mancang

Ge. Pangwa

Cot. Gapuh

Cot. MurongCot. Cut

Cot. Sinyakala

Cot. Tikuh

Cot. GajahpeujutRajamelayu

Ge. BateeputehGe. Kubukrut

Cot. Reunggeureunung

Ge. Guhauleue

Cot. Bokolah

Ge. Gajahpeujut

Ayun

Toidoh

Lhokpineung

Lhusandeng

SarahmanoPantonraya

Aludeman

Meunasahlampahlada

PantonpupuMeunasahpantonraya

Briweueh

Meunasahglumpangtutong

Rungkam

Meunasahpohroh

MeunasahkruengMeunasahhago

Meunasahkulam

MeunasahkuluMeunasahbaro

Meunasahrumpun

Utankemunieng

Cot. TeungohPeudeuktunong

MeunasahblangpasaiMeunasahtampui

Meunasahpulo TengahMeunasahpulaue

Meunasahdeah TimurMeunasahlhok

Teupinpeuraho

MeunasahgeuleudahKutaglumpang

BeuracanMeunasah Teungah

Meunasahdayah

Pangwa

Meunasahkuta

CotmakasoMeunasahrawasari

Peulandok

Meunasahmatang

MeunasahtungkluedMeunasahmesjid

Meunasahsago

Peudeuk Baroh

MeunasahdeMeunasahtuha

Meunasahtanjung

Meunasahpeudeuk Baroh

MeunasahrusipMeunasahdayahteumanah

Lhopuuek

Meunasahmanyang

SS

TT

SS

P3

P3

SS

SS

SS

SS

TT

TT

TT

SS

TT

SS

TT

SS

SS

SS

SS

SSSS

SS

SS

SS

SS

96°15'

96°15'

96°13'30"

96°13'30"

96°12'

96°12'

96°10'30"

96°10'30"

96°9'

96°9'

96°7'30"

96°7'30"

5°13'3

0"

5°13'3

0"

5°12'

5°12'

5°10'3

0"

5°10'3

0"

5°9'

5°9'

PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA

PROVINSI ACEH

KEMENTERIAN PERTANIAN2015

1:50.000

:

Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis

SELAT MALAKA

10 11

7 8 9

4 5 6

1 2 3

Kab. Aceh Tengah

Kab. Pidie

Kab. Bireuen

Kab. Aceh Jaya

Kab. Pidie Jaya

96°30'

96°30'

96°20'

96°20'

96°10'

96°10'

96°

96°

95°50'

95°50'

5°20' 5°20'

5°10' 5°10'

5° 5°

( LEMBAR 5 )

PIDIE JAYA 5

0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km

LEGENDA UMUM

Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak

Jalan

Batas administrasi

!

! Batas Provinsi

!!

!! !

! Batas KabupatenBatas Kecamatan

!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak

Sungai, saluran dan garis pantai

Jalan Tol

Batas Kawasan

Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda

Kawasan Padi2

SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi

LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3

SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI

LEGENDA

Page 33: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

#

#

!

##

#

##

#

#

#

#

#

#

#

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!! !

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

S E L A T M A L A K A

KAB. BIREUEN

KAB. PIDIE JAYA

KEC. BANDAR DUA

KEC. JANGKA BUYA

KEC. MEURAH DUA

KEC. MEUREUDU

KEC. SAMALANGA

KEC. ULIM

Kr.Me

ureud

u

L. Raya

A. Raya

Kr. U limA. Geulatang

A. Granggong

Kr. Ki

ran

Kr. S

amalanga

A.Meu

ko

Kr. Tupha h

Kr.Kiran

A. Merapdah Aloe

Kr. Jeulanga

A. Raya

A. Baroh

Kr. Ul im

Ge. NangroGe. Cut Ge. Reuleuet

Ge. Alueseunong Ge. Sala

Meunyeuy

Bala

Uleeue

Kayanadang

Asankumbang

Beurasan

KruengkiranCotkieng

Kumbaateuh

Blangmiroutunong

CotgeurmulaiJungkonLhokgajah

Blangreue

Cotmane

Alue

Meunasahdarussalam

Meurah

BateeilikBlang

Puncang

Pulo BarahCotsiren

MesjidbaroPaloh

PulolucotCotmeulak

Cotmirah Barah

Drienbungong

Meugitsagoe

Meunasahpaku

BlangmirouKumbaBlangreuleub

Jeulanga Teungah

Jeulanga Barat

Aluekeotapang

Lhokpusong

Sialit

Alueme

Gahru

Bale

Drieotujuh

Aluesane

CotseutuyMeunasahmesjid

MatangmeunasahblangMeunasahlhung

MatangjareungMeunasahpunti

Cerecakmeunasah Barat

MatangwakeuhLancakUleejeumatan

Lhokseumira

Meunasahleung

Meunasahpapeun

Glumpangbungkok

Lhungkeubeu

Mideungeudong

Peulokantunong

AdanMeugitkayeepanyang

Meuko Dayah

Meuko Rayeuk

Meuko Kuthang

Reudeumelayu

UleunbayuRanah KruengPohroh

Cotbalai

Bidok

Blangkuta

Blangcari

Meuliek

Sangsomeunasah Blang

MideunjokMeunasahblang Garang

KampungputohKundangmeunasah RawaKeudeaceh

Kampungbaru

Pincungsiribee

Peyateunong

Peulakancebrek

Kuta KruengKuta Baroh

Meukojurong

Bukit TeungohBlangdalam

Pantang

Payatrieng

Nangro Timur

BlangusiReuleut

Seunong

Cotreum

Blangawe

Malang Teungah

Tanjongbaro

Angkieng Barat

LincahPook

Lancok

Kiran Dayah

Kiran Krueng

Kiran Baroh

Meunasahme

Keurisi

Gampongcot

Reuloymangat

Jeurong BinjaiJurong AraCatme

BaleulimMeunasahkumbang

Ulimtunong

Tanjungulim

BintancahGeugrong

Nangro BaratSambunganbaru

Meunasahpupu

Dayahleubue

Clegul

Meunasah TeungahGeunteng

Babahjurong

Pante Dua

Meunasahmanyang

Meunasahcut

Meunasahblank

Pulo

Kayangan

PulolhokMasjidulimbasah

Meunasahbueng

Tijren UsinTijren Dabuh

Meunasah Krueng

Meunasahdayahusin

MeunasahrayaMeunasahpante Gelima

MeunasahmancangDayahkruet

MeunasahgampungblangMeunasahpantebeureane

SR

SSSR

P2

P3

P3

P1

P1

P3

P1

P3

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SRSR

SS

SR

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SS

SR

96°22'30"

96°22'30"

96°21'

96°21'

96°19'30"

96°19'30"

96°18'

96°18'

96°16'30"

96°16'30"

96°15'

96°15'

5°13'3

0"

5°13'3

0"

5°12'

5°12'

5°10'3

0"

5°10'3

0"

5°9'

5°9'

PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA

PROVINSI ACEH

KEMENTERIAN PERTANIAN2015

1:50.000

:

Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis

SELAT MALAKA

10 11

7 8 9

4 5 6

1 2 3

Kab. Aceh Tengah

Kab. Pidie

Kab. Bireuen

Kab. Aceh Jaya

Kab. Pidie Jaya

96°30'

96°30'

96°20'

96°20'

96°10'

96°10'

96°

96°

95°50'

95°50'

5°20' 5°20'

5°10' 5°10'

5° 5°

( LEMBAR 6 )

PIDIE JAYA 6

0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km

LEGENDA UMUM

Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak

Jalan

Batas administrasi

!

! Batas Provinsi

!!

!! !

! Batas KabupatenBatas Kecamatan

!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak

Sungai, saluran dan garis pantai

Jalan Tol

Batas Kawasan

Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda

Kawasan Padi2

SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi

LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3

SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI

LEGENDA

Page 34: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

!!

!!

!!

!!!

!!!!!!

!!

!!!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!!!!!!!!!

!!!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

! !! !

!!

!!

!!

!!

! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!!

!

KAB. PIDIE

KAB. PIDIE JAYA

KEC. BANDAR BARU

KEC. MANE

KEC. TANGSE

KEC. TIRO/TRUSEP

Kr. Jaleuem

Kr. Leamieh

A. Simpang Kanan

A. Simpang Kiri

Kr. Simpangjumpa

A. Lasijuk

A. Sijue

A. Ar

a

A. Kurun

Kr. NilamA. Kaumunie

Kr. Inong

Kr. Aliman

A. Capli

Meulintang

Palnjang

Palang

Halimun

Ajibon

Leuhop

Lhesague

Blangpandak

96°7'30"

96°7'30"

96°6'

96°6'

96°4'30"

96°4'30"

96°3'

96°3'

96°1'30"

96°1'30"

96°

96°

5°6'

5°6'

5°4'30

"

5°4'30

"

5°3'

5°3'

5°1'30

"

5°1'30

"

5° 5°

PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA

PROVINSI ACEH

KEMENTERIAN PERTANIAN2015

1:50.000

:

Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis

SELAT MALAKA

10 11

7 8 9

4 5 6

1 2 3

Kab. Aceh Tengah

Kab. Pidie

Kab. Bireuen

Kab. Aceh Jaya

Kab. Pidie Jaya

96°30'

96°30'

96°20'

96°20'

96°10'

96°10'

96°

96°

95°50'

95°50'

5°20' 5°20'

5°10' 5°10'

5° 5°

( LEMBAR 7 )

PIDIE JAYA 7

0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km

LEGENDA UMUM

Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak

Jalan

Batas administrasi

!

! Batas Provinsi

!!

!! !

! Batas KabupatenBatas Kecamatan

!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak

Sungai, saluran dan garis pantai

Jalan Tol

Batas Kawasan

Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda

Kawasan Padi2

SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi

LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3

SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI

LEGENDA

Page 35: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

! !! !

!!

! !

!!

!!

!!

! !! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !! !

!!

!!

!!

!!

!!

! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

! ! ! ! ! ! ! !

!

!!

!

KAB. PIDIE

KAB. PIDIE JAYA

KEC. BANDAR BARU

KEC. MANE

KEC. MEUREUDU

Kr. Seuke

Kr. Ulim

Kr. Seuke

Kr. Inong

Kr. Nilam

Kr. Meureudu

Kr. Meuko

Kr. Ceureulong

Kr. Nilam

Cot. Ijuh

Salapacang

Jambukulit

Bleue

Blangraweue

96°15'

96°15'

96°13'30"

96°13'30"

96°12'

96°12'

96°10'30"

96°10'30"

96°9'

96°9'

96°7'30"

96°7'30"

5°6'

5°6'

5°4'30

"

5°4'30

"

5°3'

5°3'

5°1'30

"

5°1'30

"

5° 5°

PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA

PROVINSI ACEH

KEMENTERIAN PERTANIAN2015

1:50.000

:

Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis

SELAT MALAKA

10 11

7 8 9

4 5 6

1 2 3

Kab. Aceh Tengah

Kab. Pidie

Kab. Bireuen

Kab. Aceh Jaya

Kab. Pidie Jaya

96°30'

96°30'

96°20'

96°20'

96°10'

96°10'

96°

96°

95°50'

95°50'

5°20' 5°20'

5°10' 5°10'

5° 5°

( LEMBAR 8 )

PIDIE JAYA 8

0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km

LEGENDA UMUM

Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak

Jalan

Batas administrasi

!

! Batas Provinsi

!!

!! !

! Batas KabupatenBatas Kecamatan

!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak

Sungai, saluran dan garis pantai

Jalan Tol

Batas Kawasan

Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda

Kawasan Padi2

SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi

LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3

SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI

LEGENDA

Page 36: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

#

#

##

#

#

#

#

#

#

#

#

#

##

#

#

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

! !! !

!!

! !

!!

!!

!!

! !! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!! !

KAB. BIREUEN

KAB. PIDIE JAYA

KEC. BANDAR DUA

KEC. MEUREUDU

KEC. SAMALANGA

Kr. Samalanga

A. Sayeung

Kr.Pu

put

Kr. Kiran

A. Eumpeuk

A. Buloh

A. Tukleu

man

A . Geudong

A. Sagala

Kr. Jeulanga

Ge. Padangbai

Ge. Loyang

Payacangguk

Ct. Teungkunibung

Singgahmata

Mujrat Chik

Karueng Krieng

Gamut

96°22'30"

96°22'30"

96°21'

96°21'

96°19'30"

96°19'30"

96°18'

96°18'

96°16'30"

96°16'30"

96°15'

96°15'

5°6'

5°6'

5°4'30

"

5°4'30

"

5°3'

5°3'

5°1'30

"

5°1'30

"

5° 5°

PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA

PROVINSI ACEH

KEMENTERIAN PERTANIAN2015

1:50.000

:

Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis

SELAT MALAKA

10 11

7 8 9

4 5 6

1 2 3

Kab. Aceh Tengah

Kab. Pidie

Kab. Bireuen

Kab. Aceh Jaya

Kab. Pidie Jaya

96°30'

96°30'

96°20'

96°20'

96°10'

96°10'

96°

96°

95°50'

95°50'

5°20' 5°20'

5°10' 5°10'

5° 5°

( LEMBAR 9 )

PIDIE JAYA 9

0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km

LEGENDA UMUM

Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak

Jalan

Batas administrasi

!

! Batas Provinsi

!!

!! !

! Batas KabupatenBatas Kecamatan

!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak

Sungai, saluran dan garis pantai

Jalan Tol

Batas Kawasan

Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda

Kawasan Padi2

SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi

LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3

SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI

LEGENDA

Page 37: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !! !

! !

! !

! !

!!

!!

!!

! !! !

KAB. PIDIE

KAB. PIDIE JAYA

KEC. GEUMPANG

KEC. MANE

KEC. MEUREUDU

Kr. Guha

A. Simpanglee Cuka

Simpang Laut

Kr. Seuke

Kr. Simpanglee M ir ah

A. Raya Satu

Kr. Blang

A. Cone

A. Simpanglee Jeureungeh

A. Buser

Kr. Geumue

Panggade

Alueraya

Peunti

96°15'

96°15'

96°13'30"

96°13'30"

96°12'

96°12'

96°10'30"

96°10'30"

96°9'

96°9'

96°7'30"

96°7'30"

5° 5°

4°58'3

0"

4°58'3

0"

4°57'

4°57'

4°55'3

0"

4°55'3

0"

4°54'

4°54'

PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA

PROVINSI ACEH

KEMENTERIAN PERTANIAN2015

1:50.000

:

Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis

SELAT MALAKA

10 11

7 8 9

4 5 6

1 2 3

Kab. Aceh Tengah

Kab. Pidie

Kab. Bireuen

Kab. Aceh Jaya

Kab. Pidie Jaya

96°30'

96°30'

96°20'

96°20'

96°10'

96°10'

96°

96°

95°50'

95°50'

5°20' 5°20'

5°10' 5°10'

5° 5°

( LEMBAR 10 )

PIDIE JAYA 10

0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km

LEGENDA UMUM

Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak

Jalan

Batas administrasi

!

! Batas Provinsi

!!

!! !

! Batas KabupatenBatas Kecamatan

!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak

Sungai, saluran dan garis pantai

Jalan Tol

Batas Kawasan

Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda

Kawasan Padi2

SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi

LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3

SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI

LEGENDA

Page 38: SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN · Status Hara Tanah dan Rekomendasi Pemupukan untuk Padi Sawah berdasarkan Pupuk Tunggal dan Pupuk Majemuk per Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya 14 Tabel

#

#

#

! !! ! ! ! ! !

! ! ! ! ! !

! !

!!

! !

!!

!

!

!!

!!

! ! ! ! ! !

!!

!!

! !

! !! !

! !

! ! ! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! ! ! ! ! ! ! !! !

! ! ! ! ! !! !

! !

! !!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

! ! ! !! !

! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !! !

!!

! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! !

! ! ! ! ! !! ! ! !

! !

!!

!!

! !! !

! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !

! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

! !! !

! !

! !

! !

!!

!!

!!

! !! !

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!

!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!!

!! !

KAB. PIDIE

KAB. BIREUEN

KAB. PIDIE JAYA

KEC. GEUMPANGKEC. MANE

KEC. MEUREUDU

KEC. SAMALANGA

Kr.Sa

malan

ga

A. Simpangdua

A. Simpangleemirah

Kr. Simpanglee Mirah

A. Seuhang

A. Simpangleejeureungeh

A. Sim panglee Cuka

A. Pisang

Peutsague

Tutung

Kemiki

96°22'30"

96°22'30"

96°21'

96°21'

96°19'30"

96°19'30"

96°18'

96°18'

96°16'30"

96°16'30"

96°15'

96°15'

5° 5°

4°58'3

0"

4°58'3

0"

4°57'

4°57'

4°55'3

0"

4°55'3

0"

4°54'

4°54'

PETA PENGEMBANGAN KAWASAN PADIKABUPATEN PIDIE JAYA

PROVINSI ACEH

KEMENTERIAN PERTANIAN2015

1:50.000

:

Peta Dasar: Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, Badan Informasi Geo SpasialPeta Batas Administrasi: Peta wilayah administrasi desa digital, BPS, 2010Proyeksi Peta: Geografis

SELAT MALAKA

10 11

7 8 9

4 5 6

1 2 3

Kab. Aceh Tengah

Kab. Pidie

Kab. Bireuen

Kab. Aceh Jaya

Kab. Pidie Jaya

96°30'

96°30'

96°20'

96°20'

96°10'

96°10'

96°

96°

95°50'

95°50'

5°20' 5°20'

5°10' 5°10'

5° 5°

( LEMBAR 11 )

PIDIE JAYA 11

0 0,5 1 1,5 2 2,50,25Km

LEGENDA UMUM

Jalan Arteri Jalan KolektorJalan Lain Jalan LokalJalan Setapak

Jalan

Batas administrasi

!

! Batas Provinsi

!!

!! !

! Batas KabupatenBatas Kecamatan

!. Ibukota Kabupaten ! Ibukota Kecamatan# Gunung/Puncak

Sungai, saluran dan garis pantai

Jalan Tol

Batas Kawasan

Jalan Kereta Api Jalur TunggalJalan Kereta ApiJalur Ganda

Kawasan Padi2

SR Peningkatan produktivitas sedang dan IP rendahSS Peningkatan produktivitas dan IP sedangTT Peningkatan produktivitas dan IP tinggi

LAHAN EKSTENSIFIKASIP-1 Perluasan lahan prioritas 1P-2 Perluasan lahan prioritas 2P-3 Perluasan lahan prioritas 3

SIMBOL URAIANLAHAN INTENSIFIKASI

LEGENDA