Sambutan Menteri Desa dalam Pembukaan Rakornas 31 Maret 2015 (edit-2).pdf

download Sambutan Menteri Desa dalam Pembukaan Rakornas 31 Maret   2015 (edit-2).pdf

of 4

Transcript of Sambutan Menteri Desa dalam Pembukaan Rakornas 31 Maret 2015 (edit-2).pdf

  • 7/21/2019 Sambutan Menteri Desa dalam Pembukaan Rakornas 31 Maret 2015 (edit-2).pdf

    1/4

    1

    Menteri

    Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

    Republik Indonesia

    SAMBUTAN MENTERIDESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

    DALAM PEMBUKAAN

    RAPAT KOORDINASI NASIONAL (RAKORNAS)

    KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGAGL, DAN

    TRANSMIGRASI

    Di Hotel Bidakara Jakarta, 31 Maret 1 April 2015

    Yang saya hormati:

    Para Gubernur se-Indonesia

    Para Bupati dan Walikota se-Indonesia

    Para Kepala Bappeda Provinsi dan Kabupaten

    Para Kepala BMPD Propinsi dan Kabupaten

    Perwakilan Mitra pembangunan (dari ILO, FAO, World Bank, Dubes Jepang, Korea

    dan Australia).

    Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

    Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kekhadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya kita dapat bertemu di dalam forum

    yang sangat penting dan strategis ini guna melakukan koordinasi untuk urusan Desa,

    Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Kita menyadari bahwa pelaksanaan

    pembangunan pada tiga urusan di atas sesungguhya berada dalam satu tarikan nafas.

    Kesenjangan sosial yang masih menjadi permasalahan bangsa Indonesia sebagian

    besar dirasakan oleh masyarakat desa. Oleh sebab itu, kita sekarang berada dalam

    barisan gerakan memajukan desa dengan mengacu kepada Undang-undang No. 6/2014

    tentang Desa. Sejalan dengan itu, pembangunan daerah tertinggal pun memiliki fokus

    dan lokus kegiatan yang bercirikan perdesaan. Demikian halnya, kegiatan

    ketransmigrasian sebagai skenario pengembangan wilayah memiliki basis pada

    pembangunan kawasan-kawasan perdesaan. Dan upaya pembangunan desa dan kawasanperdesaan ini memiliki perhatian pada sektor yang menjadi penggerak utama (prime

    mover) perdesaan yaitu pertanian. Perhatian dan dukungan pada sektor pertanian ini

    menjadi komitmen bersama guna terwujudnya ketahanan pangan. Seiring dengan itu,

    Kementerian Desa juga memiliki perhatian yang serius terhadap program distribusi

    lahan 9 (sembilan) juta hektar.

    Tahun 2015 sebagai tahun pertama pelaksanaan tugas kabinet menjadi tahun yang

    krusial. Proses penyamaan persepsi terhadap kebijakan dan peraturan-perundangan,

    penyusunan perencanaan pembangunan yang akan dijalankan selama lima tahun

    kedepan, serta konsolidasi kelembagaan pelaksanaan pembangunan, baik di pusat dan

    daerah telah kita coba selesaikan. Suka-tidak suka, tahun ini kita harus mengawalilangkah implementasinya.

  • 7/21/2019 Sambutan Menteri Desa dalam Pembukaan Rakornas 31 Maret 2015 (edit-2).pdf

    2/4

    2

    Melalui forum ini, kita ingin memastikan bahwa apa yang menjadi agenda

    Presiden yang dirumuskan dalam Nawacita dapat dilaksanakan dengan baik oleh

    masing-masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (baik provinsi ataupun

    kabupaten/kota) sesuai dengan kewenangan, tugas, dan fungsi masing-masing.

    Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015, Kementerian Desa,

    Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai tugas

    menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang 1) pembangunan desa dankawasan perdesaan, 2) pemberdayaan masyarakat desa, 3) percepatan

    pembangunan daerah tertinggal, dan 4) transmigrasi untuk membantu Presiden

    dalam menyelenggarakan pemerintahannegara.

    Dalam konteks Desa, kita memiliki tanggungjawab melaksanakan amanat UU

    Desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup

    manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan

    dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta

    pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Upaya

    mengurangi kesenjangan antara desa dan kota dilakukan dengan mempercepat

    pembangunan desa-desa mandiri serta membangun keterkaitan ekonomi lokal antara

    desa dan kota melalui pembangunan kawasan perdesaan.UU Desa diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan di desa yang

    meliputi aspek sosial, budaya, dan ekonomi,serta memulihkan basis penghidupan

    masyarakat desa dan memperkuat desa sebagai entitas masyarakat yang kuat dan

    mandiri. Desa diharapkan juga dapat menjalankan kewenangannya dalam: 1)

    penyelenggaraan pemerintahan desa, 2) pelaksanaan pembangunan, 3) pembinaan

    masyarakat Desa, dan 4) pemberdayaan masyarakat berdasarkan prakarsa masyarakat,

    hak asal usul, dan adat istiadat desa.

    Rapat Koordinasi ini mengambil tema Desa Membangun Indonesia. Sebuah

    frasa utuh yang terdiri tiga komponen penting, yaitu: makna, pendekatan, dan aktor. Ini

    sebuah kesadaran baru yang ingin kita tanamkan dan terus tumbuh-kembangkan, bahwa

    desa harus menjadi aktor pembangunan. Pembangunan yang digerakkan oleh desa(village driven development VDD), sebagai alternatif lain dari pembangunan yang

    digerakkan oleh masyarakat (community driven development CDD) melalui

    pemberdayaan yang sudah dijalankan oleh pemerintah dalam 10 tahun terakhir.

    Spirit UU Desa telah mendorong adanya pergantian pendekatan dari semula

    community driven development CDD ke village driven development VDD. Pada

    posisi inilah logika keberadaan Dana Desa yang bersumber dari APBN diadakan.

    Kendati demikian, UU Desa juga memberi ruang pada pendekatan Membangun

    Desa. Prinsip Desa Membangun dan Membangun Desa dilakukan dengan saling

    mendukung satu dengan yang lain. Hal ini berarti desa tidak serta merta harus

    membangun desanya sendiri tanpa dukungan pihak lain. Desa harus didukung oleh

    semua sektor melalui pendekatan pembangunan kawasan perdesaan agar lebih cepat

    berhasil. Sehubungan itu semua unsur yang terlibat, baik Kementerian/Lembaga,

    Pemerintah Daerah dan unsur lainnya diharapkan dapat bersatu padu, bekerjasama dan

    bergotong-royong.

    Pelaksanaan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dapat mengambil

    pendekatan Membagun Desa melalui pembangunan kawasan perdesaan, yang pada

    saat bersamaan Kementerian juga mendorong tumbuhnya gerakan Desa Membangun.

    Secara kuantitatif, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

    Transmigrasi tentunya memiliki sasaran-sasaran, seperti tertuang dalam RPJMN 2015-

    2019.

    Sasaran pembangunan desa dan perdesaan tahun 2015-2019 adalah: berkurangnyajumlah desa tertinggal sedikitnya 5.000 desa atau meningkatnya jumlah desa mandiri

    sedikitnya 2.000 desa.

  • 7/21/2019 Sambutan Menteri Desa dalam Pembukaan Rakornas 31 Maret 2015 (edit-2).pdf

    3/4

    3

    Sasaran pembangunan daerah tertinggal tahun 2015-2019 ditujukan untuk

    mengentaskan daerah tertinggal minimal 80 (delapan puluh) kabupaten dengan target

    outcomesebagai berikut:

    1. meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi rata-rata sebesar

    7,24 persen;

    2. menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi rata-rata 14,00

    persen; dan3. meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal menjadi

    rata-rata sebesar 69,59.

    Adapun sasaran pembangunan bidang ketransmigrasian tahun 2015-2019 adalah:

    1. Terbangun dan berkembangnya 144 kawasan yang berfokus pada 72 Satuan

    Permukiman (SP) menjadi pusat Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) yang

    merupakan pusat pengolahan hasil pertanian/ perikanan dan mendukung sasaran

    kemandirian pangan nasional, dan

    2.

    Berkembangnya 20 Kawasan Perkotaan Baru (KPB) menjadi kota kecil/kota

    kecamatan dengan berkembangnya industri pengolahan sekunder dan perdagangan.

    Terkait dengan program distribusi lahan 9 (sembilan) juta hektar yang menjadi

    Agenda Presiden, diharapkan dapat diprioritaskan bagi masyarakat marginal, khususnyapara petani. Program ini menjadi harapan besar bagi penduduk di daerah padat yang

    selama ini tidak mendapatkan akses untuk memanfaatkan, mengelola dan atau memiliki

    lahan.

    Namun demikian, distribusi lahan yang berkeadilan harus diikuti upaya

    pengelolaan dan pemanfaatan secara optimal untuk tercapainya produktifitas guna

    mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas. Program penempatan

    transmigrasi yang telah lebih dari enam puluh tahun diselenggarakan pemerintah dapat

    menjadi salah satu solusi untuk terlaksananya distribusi lahan yang berkeadilan

    sekaligus mendukung ketersediaan pangan nasional.

    Dalam konteks penyelenggaran transmigrasi untuk mendukung program distribusi

    lahan tersebut, diharapkan kepada para gubernur dan bupati/walikota khususnya didaerah asal transmigrasi yang mempunyai potensi pemindahan dan penempatan

    transmigrasi untuk melakukan langkah-langkah pro-aktif guna menggugah kesadaran

    dan mendorong masyarakat bertransmigrasi. Upaya promosi menjadi langkah yang

    strategis karena sejak awal masa reformasi hingga saat ini program penempatan

    transmigrasi semakin meredup walau diyakini potensi minat masyarakat bertransmigrasi

    masih sangat besar seiring semakin sulitnya mendapatkan akses terhadap lahan

    pertanian. Daerah kantong-kantong asal transmigran yang tersebar dari provinsi

    Lampung, seluruh provinsi di Jawa dan Nusa Tenggara masih menyimpan potensi calon

    transmigran yang dapat didorong pindah dan memanfaatkan lahan produktif di daerah

    tujuan transmigrasi sebagai bagian dari program 9 juta hektar.

    Untuk kebutuhan tersebut pihak pimpinan daerah kabupaten tujuan transmmigrasi

    juga diharapkan dapat mendukung dalam penyiapan lahannya dengan kriteria 2C dan

    4L, yaitu Clear dan Clean, serta layak huni, layak usaha, layak berkembang, layak

    lingkungan.

    Untuk memastikan terlaksananya seluruh kebijakan, program, dan tercapainya

    sasaran dalam penanganan Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,

    maka Kementerian Desa telah mengambil langkah-langkah strategis.

    Dalam konteks pelaksanaan UU Desa khususnya pemanfaatan Dana Desa,

    Kementerian merekrut para pendamping yang akan disebar ke desa-desa. Insya Allah

    hari ini kita akan melaksanakansoft lounchingpendampingan desa.

    Pada hari ini juga, kita berkesempatan mendapatkan penjelasan dari berbagaipihak terkait. Dari Kementerian Keuangan diharapkan kita sudah mendapatkan

    gambaran Kebijakan Nasional Dana Desa. Dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur

  • 7/21/2019 Sambutan Menteri Desa dalam Pembukaan Rakornas 31 Maret 2015 (edit-2).pdf

    4/4

    4

    Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) kita mendapatkan informasi dan arahan

    terkait hubungan kelembagaan antar K/L, dan K/L dengan Pemerintah Daerah dalam

    pelaksanaan UU Desa. Tidak kalah pentingnya, untuk preventif kita ingin mendapatkan

    penjelasan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyangkut akuntabilitas atau

    pertanggungjawaban dalam penggunaan Dana Desa.

    Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan, semoga dapat memberikan

    manfaat. Wallohul Muwafiiq ilaa aqwamith thoorieq.Wassala mualaikum wa rahmatullahi wa barokatuh

    Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi

    H. Marwan Jafar