SAMBUTAN KETUA UMUM IKSSAT KOTA BITUNG

PADA ACARA GELAR ADAT TULUDE KOTA BITUNGTANGGAL 2 FEBRUARI 2013

SHALOM,

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATTU

YTH. WALIKOTA BITUNG SELAKU KALENDESANG KUDATONG BITUNG, BAPAK HANNY SONDAKH BERSAMA NYONYA;

YANG SAYA HORMATI BAPAK WAKIL WALIKOTA BITUNG SELAKU BATAHA DARAME NUSA KUDATONG BITUNG BERSAMA NYONYA;

YANG KAMI HORMATI KEPALA BADAN INTELIJEN STRATEGIS (BAIS) TNI BAPAK LAKSAMANA MUDA TNI AL SOLEMAN B PONTO SELAKU TOKOH NASIONAL DARI NUSA UTARA YANG BERKENAN HADIR DALAM GELAR ADAT INI;

YANG SAYA HORMATI KETUA DPRD KOTA BITUNG BERSAMA NYONYA;

YANG SAYA HORMATI KETUA UMUM IKSAT KOTA BITUNG BERSAMA NYONYA;

YANG SAYA HORMATI PARA ANGGOTA DPRD KOTA BITUNG;

YANG SAYA HORMATI PARA PEJABAT SIPIL, TNI DAN POLRI;

YANG SAYA HORMATI PARA PIMPINAN ORGANISASI, PARA PENGUSAHA, BUDAYAWAN, SENIMAN, PARA PIMPINAN DAN ANGGOTA RUKUN, TOKOH MASYARAKAT, TOKOH AGAMA, PARA WARTAWAN DAN PARA PENDUKUNG ACARA;

HADIRIN YANG SAYA SAPA SAUDARA-SAUDARA TERCINTA SESAMA WARGA KOTA BITUNG.

PADA KESEMPATAN INI, PATUTLAH KITA MENGUCAPKAN SYUKUR KE HADIRAT TUHAN YANG MAHA KUASA, KARENA PADA HARI INI IA BERKENAN MEMBIARKAN ACARA INI DAPAT DILAKSANAKAN. KITA YAKINI DAN IMANI BAHWA KEHADIRAN KITA DI TEMPAT INI, JUGA SEMATA-MATA KARENA PERKENANAN TUHAN BAGI KITA SEMUA.

HADIRIN YANG SAYA HORMATI,

UPACARA GELAR ADAT TULUDE MERUPAKAN HAJATAN TAHUNAN WARISAN LELUHUR MASYARAKAT ETNIS NUSA UTARA ATAU SITARO, SANGIHE DAN TALAUD YANG TAK MUNGKIN DIHILANGKAN ATAU DILUPAKAN OLEH GENERASI MANA PUN DARI KHAZANAH ADAT, TRADISI DAN BUDAYA MASYARAKAT NUSA UTARA. BAHKAN TRADISI BUDAYA INI SECARA PERLAHAN DAN PASTI MULAI DITERIMA BUKAN SAJA SEBAGAI MILIK MASYARAKAT NUSA UTARA, DALAM HAL INI SANGIHE, TALAUD DAN SITARO, TETAPI TELAH DITERIMA SEBAGAI SUATU TRADISI BUDAYA MASYARAKAT SULAWESI UTARA DAN INDONESIA PADA UMUMNYA. SEBAB, DI MANA ADA KOMUNITAS MASYARAKAT ETNIS NUSA UTARA, PASTI DI SANA AKAN ADA HAJATAN TULUDE.

TULUDE PADA HAKEKATNYA ADALAH KEGIATAN UPACARA PENGUCAPAN SYUKUR KEPADA MAWU RUATA GHENGGONA LANGI ATAS BERKAT-BERKATNYA KEPADA UMAT MANUSIA SELAMA SETAHUN YANG LALU. NAMUN, UNTUK MENCARI KEPRAKTISAN PELAKSANAANNYA, BANYAK KELOMPOK MASYARAKAT MENYELENGGARAKANNYA TIDAK SEPENUHNYA SEBAGAI SEBUAH BENTUK UPACARA, TETAPI DILAKSANAKAN DALAM BENTUK IBADAH-IBADAH SYUKUR, MULAI DARI TINGKAT RT, LINGKUNGAN, KELURAHAN, JEMAAT-JEMAAT, ORGANISASI RUKUN DAN KELOMPOK-KELOMPOK MASYARAKAT LAINNYA. NAMUN, APAPUN BENTUK PELAKSANAANNYA, HAKIKAT DARI TULUDE ITU SENDIRI TETAP MENJADI DASAR BAGI PELAKSANAANNYA SETIAP TAHUN.

PADA MASA AWAL BEBERAPA ABAD LALU, PELAKSANAAN UPACARA ADAT TULUDE DILAKSANAKAN OLEH PARA LELUHUR PADA SETIAP TANGGAL 31 DESEMBER, DI MANA TANGGAL INI MERUPAKAN PENGHUJUNG DARI TAHUN YANG AKAN BERAKHIR, SEHINGGA SANGAT PAS UNTUK MELAKSANAKAN UPACARA TULUDE. SEBAB, PENGERTIAN TULUDE ITU SENDIRI ADALAH “MENOLAK, MENDORONG ATAU MELEPASKAN” DALAM HAL INI MENOLAK, MENDORONG ATAU MELEPASKAN TAHUN YANG LAMA DAN MENERIMA TAHUN YANG BARU.

DALAM TRADISI KAFIR LELUHUR MASYARAKAT SANGIHE DAN TALAUD, ACARA TOLAK TAHUN INI DIKIASKAN ATAU DIWUJUDKAN DENGAN UPACARA DI TEPI PANTAI DENGAN MENOLAK, MENDORONG ATAU MELEPASKAN SEBUAH PERAHU KECIL DENGAN MUATAN TERTENTU. PERAHU INI OLEH TOKOH ADAT DIDORONG, DILEPAS ATAU DIHANYUTKAN KE LAUT SEBAGAI SIMBOL SEGALA SESUATU YANG BURUK DI TAHUN YANG LEWAT DIBUANG ATAU DIHANYUTKAN KE LAUT AGAR TIDAK LAGI MENIMPA WARGA SETEMPAT.

NAMUN KETIKA AGAMA KRISTEN DAN ISLAM MASUK KE WILAYAH KEPULAUAN SANGIHE DAN TALAUD PADA ABAD KE-18, UPACARA ADAT TULUDE INI TELAH DIISI DENGAN MUATAN-MUATAN INJIL DAN SYIAR ISLAM SEHINGGA UNSUR KEKAFIRAN PUN TERKIKIS. BAHKAN, HARI PELAKSANAANNYA YANG BIASANYA PADA TANGGAL 31 DESEMBER, OLEH KESEPAKATAN ADAT, DIALIHKAN KE TANGGAL 31 JANUARI TAHUN BERIKUTNYA. HAL INI DILAKUKAN, KARENA TANGGAL 31 DESEMBER MERUPAKAN SAAT YANG PALING SIBUK BAGI UMAT KRISTEN DI NUSA UTARA. DALAM MENYAMBUT TAHUN BARU. AKIBAT KESIBUKAN INI DAN UNTUK MENJAGA KEKHUSUKAN IBADAH BAGI KOMUNITAS KRISTEN NUSA UTARA ITU, MAKA GELAR ADAT DIALIHKAN KE TANGGAL 31 JANUARI.

LALU MENGAPA KITA MENYELENGGARAKANNYA HARI INI TANGGAL 2 FEBRUARI? PERTIMBANGANNYA ADALAH, PERTAMA TANGGAL 31 JANUARI

BUKANLAH TANGGAL SAKRAL. DALAM TRADISI NUSA UTARA, KEGIATAN SERUPA TIDAK MENJADI HARGA MATI UNTUK DILAKSANAKAN TANGGAL 31 JANUARI. KEDUA, KAMI TAK INGIN MENGGANGGU HARI KERJA DAN AKTIVITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL, TNI, POLRI MAUPUN KARYAWAN LAINNYA PADA HARIS KAMIS TANGGAL 31 JANUARI 2013.

HADIRIN SEKALIAN YANG SAYA MULIAKAN,

DALAM KESEMPATAN KALI INI PULA, KITA TELAH MENYAKSIKAN BERSAMA ACARA PEMBERIAN GELAR ADAT KEPADA YANG TERHORMAT BAPAK MAXIMILIAAN JONAS LOMBAN SELAKU WAKIL WALIKOTA BITUNG SEBAGAI BATAHA DARAME NUSA KUDATONG BITUNG. PEMBERIAN GELAR ADAT INI DILAKUKAN OLEH MAJELIS ADAT DAN PIMPINAN IKSSAT KOTA BITUNG SETELAH MELEWATI PERENUNGAN PANJANG DAN PEMBAHASAN MENDALAM TENTANG HAKEKAT DARI PEMBERIAN GELAR ITU SENDIRI.

BEBERAPA PERTIMBANGAN SEHINGGA DITETAPKANNYA BAPAK MAXIMILIAAN JONAS LOMBAN SEBAGAI PENERIMA GELAR ADAT BATAHA DARAME NUSA ANTARA LAIN, PERTAMA SEBAGAI UPAYA DALAM MEMBANGUN HUBUNGAN YANG BAIK ANTARA KOMUNITAS ETNIS NUSA UTARA DENGAN PEMERINTAH KOTA BITUNG. KEDUA, SEBAGAI WARGA KEHORMATAN IKSSAT KOTA BITUNG BAPAK MAXIMILIAAN JONAS LOMBAN DINILAI TELAH BANYAK MEMBERIKAN KONTRIBUSI POSITIF DALAM MEMPERHATIKAN, MEMBANGUN DAN MEMBINA BUDAYA, ADAT ISTIADAT SERTA KOMUNITAS ETNIS NUSA UTARA DI KOTA BITUNG. KETIGA, BAPAK MAXIMILIAAN JONAS LOMBAN DINILAI TELAH MENJEMBATANI HUBUNGAN YANG HARMONIS DI SEGALA ASPEK KEHIDUPAN ANTARA ETNIS MINAHASA DAN ETNIS NUSA UTARA DI KOTA BITUNG. HAL-HAL ITULAH, YANG MENDORONG MAJELIS ADAT DAN PIMPINAN IKSSAT KOTA BITUNG TERGERAK UNTUK MEMBERIKAN GELAR ADAT KEPADA BAPAK MAXIMILIAAN JONAS LOMBAN.

GELAR ADAT BATAHA DARAME NUSA PADA PRINSIPNYA DIDASARKAN PADA LATAR BELAKANG SEJARAH MASA LAMPAU ETNIS NUSA UTARA. DALAM SEJARAH DIKENAL SEORANG BERNAMA BATAHI YANG BERHASIL MEMPERDAMAIKAN KERAJAAN TABUKAN DAN SIAU. YANG BERTAHUN-TAHUN SALING BERMUSUHAN. ATAS KEBERHASILANNYA INI IA DIBERI GELAR DARAME NUSA OLEH RAJA TABUKAN. SELAIN LATAR BELAKANG SEJARAH TERSEBUT, PEMBERIAN GELAR INI JUGA DILATARBELAKANGI OLEH GARIS SILSILAH BAPAK MAXIMILIAAN JONAS LOMBAN BERADA PADA GARIS KETURUNAN RAJA PASUMAH DARI SIAU. INILAH YANG TELAH MENGILHAMI MAJELIS ADAT DAN PIMPINAN IKSSAT UNTUK MEMBERIKAN NAMA GELAR ADAT KEPADA BAPAK MAXIMILIAAN JONAS LOMBAN SEBAGAI PERHARGAAN DAN PENGHORMATAN WARGA ETNIS NUSA UTARA DI KOTA BITUNG, DENGAN DIBERIKANNYA GELAR ADAT INI, MAKA ADA BANYAK HARAPAN DARI WARGA ETNIS NUSA UTARA TERHADAP PENERIMA GELAR UNTUK LEBIH MEMPERLIHATKAN PERANANNYA DALAM MEMBINA DAN MEMBANGUN KOMUNITAS ETNIS NUSA UTARA BESERTA SELURUH POTENSI BUDAYA DAN ADAT ISTIADATNYA. HAL INI TIDAK SEMATA HANYA BERLAKU UNTUK BAPAK MAXIMILIAAN JONAS LOMBAN, TETAPI JUGA AMAT TERLEBIH KEPADA PENERIMA GELAR ADAT IYAMANG KALENDESANG KUDATONG BITUNG, YANG TERHORMAT BAPAK HANNY SONDAKH SELAKU WALIKOTA BITUNG SERTA PENYANDANG GELAR ADAT LAHAWADI KUDATONG BITUNG, ROBERT LAHINDO.

DI SISI LAIN, KAMI MENGAJAK KEPADA SELURUH KOMPONEN KOMUNITAS ETNIS NUSA UTARA YANG ADA DI KOTA BITUNG, UNTUK DAPAT LEBIH MEMPERLIHATKAN PERAN POSITIF DALAM MEMBANGUN KOTA BITUNG HARI INI DAN ESOK. MARILAH SAUDARA-SAUDARAKU, KITA BERSATU-PADU SEBAGAI SATU KOMUNITAS NUSA UTARA DENGAN MELEPASKAN DIRI DARI IKATAN DAN FANATISME SEMPIT DALAM KULTUR SUB ETNIS TALAUD, SANGIHE, SIAU DAN TAGULANDANG. LEPASKAN SEMUA WARNA SUB ETNIS

ITU DAN KITA BERSATU DI BAWAH PANJI ETNIS NUSA UTARA DALAM NAUNGAN IKSSAT KOTA BITUNG. DALAM KESATUAN DAN KEBERSAMA INI, KITA AKAN SEMAKIN KOKOH MENGHADAPI BERBAGAI TANTANGAN DI MASA DEPAN. JIKA TIDAK, MAKA KITA AKAN HANCUR LEBUR DILINDAS OLEH FANATISME SEMPIT KULTUR SUB ETNIS. KITA HANYA MUNGKIN KUAT DAN MAJU SEIRING PERKEMBANGAN ZAMAN JIKA KITA BENAR-BENAR DAPAT MEWUJUDNYATAKAN PESAN LELUHUR KITA MEKARAKI PATO TUMONDO MAPIA, KAENG BALANG SENGKAHINDO. ARTINYA, LAJUNYA PERAHU MELUNCUR HANYA AKAN TERCAPAI JIKA KITA MENDAYUNG SECARA BERSAMAAN.

AKHIRNYA, DENGAN SEGALA HORMAT, KAMI MEMOHON KESEDIAAN IYAMANG KALENDESANG KUDATONG BITUNG BAPAK WALIKOTA BITUNG UNTUK DAPAT MEMBERIKAN SAMBUTAN PADA KESEMPATAN YANG INDAH INI.

SOMAHE KAI KEHAGE, PANTUHU PAKA SALENTIHO, PAKATITI TUHEMA, PAKANANDU MANGENA, SANSIOTE SAMPATE-PATE.

SHALOM,

WASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATTU

TERIMA KASIH.

KETUA UMUM IKSSAT,

DRS. EDISON HUMIANG, MSI