Samaggi Phala.or.Id Umat Buddha Sejati

3
samaggi-phala.or.id http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/umat-buddha-sejati/ Umat Buddha Sejati UMAT BUDDHA SEJATI Seperti telah diketahui bersama bahwa masyarakat Buddhis terdiri dari para viharawan dan perumahtangga. Para viharawan adalah mereka yang telah meninggalkan keduniawian dan rumah tangga. Mereka tinggal di vihara agar dapat melaksanakan secara total Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Adapun para perumahtangga adalah umat Buddha yang tinggal dengan keluarga dan bekerja dalam masyarakat. Dalam kehidupan sebagai umat Buddha, para viharawan maupun perumahtangga pada umumnya melakukan penghormatan kepada Sang Guru Agung yaitu Sang Buddha Gotama. Terdapat minimal dua macam penghormatan kepada Sang Buddha. Kedua bentuk penghormatan itu adalah penghormatan secara f isik dan secara mental. Penghormatan secara fisik dilakukan dengan mempergunakan berbagai benda sebagai sarana, misalnya mempersembahkan bunga, dupa serta lilin di depan Buddharupang atau perwujudan Sang Buddha yang biasanya berbentuk gambar atau arca. Persembahan ini sering pula.diikuti dengan pengulangan sabda Sang Buddha yang lebih dikenal dengan membaca paritta. Adapun penghormatan secara mental dilakukan umat Buddha dengan berusaha secara sungguh-sungguh melaksanakan Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Usaha melaksanakan Dhamma atau Ajaran Sang Buddha ini diharapkan menjadikan umat Buddha semakin baik perilakunya seiring dengan semakin lama ia menjadi umat Buddha. Sesuai Dhamma, umat Buddha lebih diutamakan melaksanakan bentuk penghormatan secara mental. Hal ini tampak jelas dalam salah satu kisah murid Beliau. Ketika Sang Buddha masih hidup, pernah terdapat seorang bhikkhu yang sangat mengagumi Beliau. Bhikkhu ini bahkan merasa sangat bahagia jika ia mempunyai kesempatan berjalan di belakang Sang Buddha dan terkena bayang-bayang badan Beliau. Mengetahui hal ini, Sang Buddha memberikan nasehat kepadanya. Inti nasehat Beliau adalah bahwa mereka yang mengenal Beliau secara pribadi namun tidak melaksanakan AjaranNya, mereka sesungguhnya sama dengan orang yang tidak mengenal Beliau. Sebaliknya, sekalipun di masa depan apabila dijumpai orang yang

Transcript of Samaggi Phala.or.Id Umat Buddha Sejati

  • samaggi-phala.o r.id http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/umat-buddha-sejati/

    Umat Buddha Sejati

    UMAT BUDDHA SEJATISeperti telah diketahui bersama bahwa masyarakat Buddhis terdiri dari para viharawan dan perumahtangga.Para viharawan adalah mereka yang telah meninggalkan keduniawian dan rumah tangga. Mereka tinggal divihara agar dapat melaksanakan secara total Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Adapun paraperumahtangga adalah umat Buddha yang tinggal dengan keluarga dan bekerja dalam masyarakat.

    Dalam kehidupan sebagai umat Buddha, para viharawan maupun perumahtangga pada umumnya melakukanpenghormatan kepada Sang Guru Agung yaitu Sang Buddha Gotama. Terdapat minimal dua macampenghormatan kepada Sang Buddha. Kedua bentuk penghormatan itu adalah penghormatan secara f isikdan secara mental. Penghormatan secara f isik dilakukan dengan mempergunakan berbagai benda sebagaisarana, misalnya mempersembahkan bunga, dupa serta lilin di depan Buddharupang atau perwujudan SangBuddha yang biasanya berbentuk gambar atau arca. Persembahan ini sering pula.diikuti dengan pengulangansabda Sang Buddha yang lebih dikenal dengan membaca paritta.Adapun penghormatan secara mental dilakukan umat Buddha dengan berusaha secara sungguh-sungguhmelaksanakan Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Usaha melaksanakan Dhamma atau AjaranSang Buddha ini diharapkan menjadikan umat Buddha semakin baik perilakunya seiring dengan semakin lamaia menjadi umat Buddha.

    Sesuai Dhamma, umat Buddha lebih diutamakan melaksanakan bentuk penghormatan secara mental. Hal initampak jelas dalam salah satu kisah murid Beliau. Ketika Sang Buddha masih hidup, pernah terdapatseorang bhikkhu yang sangat mengagumi Beliau. Bhikkhu ini bahkan merasa sangat bahagia jika iamempunyai kesempatan berjalan di belakang Sang Buddha dan terkena bayang-bayang badan Beliau.Mengetahui hal ini, Sang Buddha memberikan nasehat kepadanya. Inti nasehat Beliau adalah bahwa merekayang mengenal Beliau secara pribadi namun tidak melaksanakan AjaranNya, mereka sesungguhnya samadengan orang yang tidak mengenal Beliau. Sebaliknya, sekalipun di masa depan apabila dijumpai orang yang

  • t idak mengenal Beliau secara pribadi namun berusaha melaksanakan AjaranNya, orang tersebutsesungguhnya telah mengenal Beliau. Dengan demikian, Sang Buddha lebih menekankan pelaksanaanDhamma secara sungguh-sungguh dalam kehidupan sehari-hari daripada kedekatan secara pribadi terhadapBeliau.

    Pelaksanaan penghormatan secara mental kepada Sang Buddha diwujudkan dengan menjalankan AjaranNya.Secara ringkas, intisari Ajaran Sang Buddha adalah upaya mengurangi kejahatan, menambah kebaikan sertamembersihkan pikiran.Upaya mengurangi kejahatan adalah kebajikan dalam bentuk negatif . Dalam hal ini, seseorang minimalberusaha keras menghindari lima perbuatan buruk atau lebih dikenal dengan Pancasila Buddhis. Kelimaperbuatan buruk yang sebaiknya dihindari adalah melakukan pembunuhan dan penganiayaan, pencurian,pelanggaran kesusilaan, kebohongan serta makan minum bahan-bahan yang dapat memabukkan sertamenghilangkan kesadaran. Dengan melaksanakan kelima latihan kemoralan ini, seseorang akan dapatterbebas dari bentuk kesalahan dalam hidup bersama di masyarakat.

    Adapun upaya menambah kebaikan adalah bentuk kebajikan yang posit if . Penghormatan secara mentalposit if kepada Sang Buddha ini diwujudkan dengan melaksanakan minimal lima kebaikan yang seringdijadikan padanan dari lima upaya menghindari kejahatan yang telah diuraikan di atas. Kelima kebaikan ituadalah upaya mengembangkan cinta kasih dan belas kasihan yang sepadan dengan menghindaripembunuhan serta penganiayaan. Mempunyai mata pencaharian yang tidak melanggar Dhamma sejajardengan upaya tidak mencuri. Mampu menahan naf su indriya sehingga tidak melanggar kesusilaan. Selaluberusaha mengembangkan kebenaran melalui ucapan, perbuatan serta pikiran atau upaya untuk tidakberbohong. Adapun yang terakhir adalah berusaha mengembangkan konsentrasi dan kesadaran batinsecara terus menerus dengan upaya untuk tidak minum dan makan bahan yang menghilangkan kesadaranatau memabukkan.

    Jika umat Buddha telah melaksanakan unsur pengendalian diri atas minimal lima perilaku buruk dan telahmengembangkan sedikitnya lima kebaikan di atas, maka umat hendaknya melakukan penghormatan secaramental yang ketiga yaitu membersihkan pikiran. Latihan membersihkan pikiran dilakukan dengan membentukkebiasaan sering mengucapkan pertanyaan dalam batin : SAAT INI SAYA SEDANG APA? Semakin banyakseseorang mampu menjawab pertanyaan tersebut, semakin kuat pula kesadarannya akan segala tindakan,ucapan maupun gerak-gerik pikirannya. Dengan selalu mengembangkan kesadaran ini, secara bertahapseseorang akan mampu membebaskan diri dari kemelekatan akan masa lampau yang sudah tinggalkenangan dan masa depan yang masih impian. Masa lalu menjadi pelajaran untuk diperbaiki saat ini. Masadepan menjadi tujuan segala perbuatan saat ini. Dengan demikian, saat ini menjadi saat yang palingberharga dalam kehidupan seseorang. Ia akan selalu memusatkan pikiran pada segala yang ia lakukan padasaat ini. Pemusatan pikiran inilah yang akan melenyapkan secara bertahap ketamakan, kebencian sertakegelapan batin yang dimiliki oleh setiap mahluk. Kondisi batin yang terbebas secara menyeluruh dari ketigaakar perbuatan ini sering disebut sebagai kondisi mereka yang telah mencapai kesucian. Hasil usaha kerasdan tekun untuk mencapai t ingkat kebersihan batin secara menyeluruh inilah yang menjadi tolok ukurseorang umat Buddha sejati.

    Oleh karena itu, seorang umat Buddha sejati hendaknya tidak hanya memberikan penghormatan secara f isiksaja melainkan juga secara batin. Penghormatan secara f isik, misalnya dengan mengikuti puja bakti di viharaadalah upaya mengkondisikan seseorang agar dapat mengembangkan kebajikan melalui badan, ucapan danjuga pikiran. Artinya, selama seseorang melakukan atau mengikuti kebaktian, batin dan badannya diarahkanuntuk selalu berkonsentrasi pada kebajikan serta menghindari kejahatan. Upaya ini memang merupakankamma baik. Namun, alangkah bagusnya bila upaya baik ini juga diiringi dengan pelaksanaan tiga intisariAjaran Sang Buddha seperti yang telah diuraikan di atas. Pelaksanaan penghormatan secara f isik danmental inilah yang seharusnya dilakukan oleh setiap umat Buddha.

    Semoga keterangan singkat ini akan menambah semangat para umat dan simpatisan Buddhis untuk lebihmeningkatkan upaya memberikan penghormatan secara mental kepada Sang Buddha Gotama.

    Semoga semua mahluk selalu hidup berbahagia.

  • Posting ini telah dilihat sebanyak :3040

    Umat Buddha SejatiUMAT BUDDHA SEJATI