Saluran pencernaan d3

37
Saluran pencernaan

Transcript of Saluran pencernaan d3

Page 1: Saluran pencernaan d3

Saluran pencernaan

Page 2: Saluran pencernaan d3

OBAT YANG BEKERJA PADA SALURAN PENCERNAAN

I. OBAT YANG BEKERJA PADA MULUT, OESOPHAGUS DAN PHARING

1.Stimulasi appetite : meningkatkan nafsu makan Contoh : - Vit B komplek - anabolik steroid - kortiko steroid - nux vomica - gentian - diazepam

2.Anoreksigenik

Contoh : - amfetamin - dietil propion penghambat nafsu makan dengan bekerja - Fenmetrazin mengganggu metabolisme lemak dan KH

Page 3: Saluran pencernaan d3

3.Sialagago/ stimulasi saliva• Bekerja dengan jalan meningkatkan volume dan

keenceran saliva, umumnya berasal dari tanaman, menstimulasi rasa dan menyebabkan fase cephalic digesti.

Contoh : - nux vomica - gentian - cinchona : meningkatkan volume dan keenceran saliva - guassia : digunakan untuk pengobatan hipoptialismus 4.Anti sialagago • Obat ini biasanya untuk menurunkan kelebihan saliva

yang diakibatkan oleh anestesi inhalasi contoh: atropin glikopirolat

Page 4: Saluran pencernaan d3

5.Antiseptik BuccopharingealContoh :- Sodium perborat biasanya berbentuk cair berfungsi - fenol sebagai pencuci mulut, mengontrol - hexitidin pertumbuhan bakteri untuk - dibromo dropamid pengobatan ginggivitis dan stomatitis

Page 5: Saluran pencernaan d3

II. OBAT YANG BEKERJA PADA LAMBUNGA. STOMATIKA Meningkatkan aktivitas (motilitas) dan sekresi lambung

Contoh :- agen muskarinik pada reseptor kolinergik lambung -Antagonis dopamin (metochlopramide HCl), juga berfungsi sebagai antiemetika lokal dan pusat.

- garam alkali (karbonat dan bikarbonat) sekresi dan vasodilatasi - histamin (pentagastrin) sekresi

B. ANTISTOMATIKA Menurunkan aktivitas dan sekresi lambung Contoh : - anti muskarinik/parasimpatolitik (atropin) - senyawa adrenergik - spasmodik gastrium (morfin, codein)

- antagonis reseptor H2 (cimetidine, ranitidine) menurunkan sekresi

Page 6: Saluran pencernaan d3

C. PELAPIS MUKOSA LAMBUNG 1. Demulsansia : senyawa dengan masa molekul besar dan larut air. Contoh : - gliserol, gliserin - gum (acacia, tragacanth) - protein hewani - minyak tumbuhan - selulosa mekanisme kerja : melapisi dan mencegah iritasi pada membrana mukosa sal. pencernaan bagian atas, melapisi dan melindungi sel di bawahnya dari iritan.2. Adsorbensia Contoh : - Kaolin (alumunium silikat) - Bentonit - norit (activated carcoal) - pektin ( senyawa karbohidrat) bekerja dengan jalan melapisi mukosa dan mengabsorbsi toxin

bakteri dan bahan kimia lain untuk dikeluarkan dari sal. G.I. Untuk terapi diare, ulserasi kolitis dan keracunan.

Page 7: Saluran pencernaan d3

3. Adstringensia

Contoh : acidum tanicum/ asam tanat

Mineral ( garam bismuth, alumunium)

Melapisi dengan jalan mempresipitasikan protein dan menciutkan

selaput/ kelenjar lendir mukosa. Untuk terapi diare dan luka bakar (luar)

Adstringensia: presipitasi pada permukaan usus lapisan pelindung

Menurunkan peristaltik

Menunda transmisi isi usus

Page 8: Saluran pencernaan d3

D. KARMINATIVA

Obat yang dapat meningkatkan pengeluaran gas dari lambung ( via eruktasi ). Umumnya berupa minyak volatil yang mudah diekskresikan lewat paru-paru, ginjal, dan kulit. Contoh :- terpentin - ginger- pipermin - camphor- serbuk anisi - mentholmekanisme kerja : pada iritasi mukosa GI, merelaksasikan spingter kardia sehingga gas keluar.Aplikasi pada timpani dan bloat ( hwn besar ) dan kolik.

Page 9: Saluran pencernaan d3

• Contoh karminativa di pasaran:

Anti bloat : dimetikon

Bloat remedy : dimetikon dan suspensi silika

Neometeoryl : trigliserida polioksietilen

Therabloat : poloxalene

Tympasol : formaldehid dan as. kresol sulfonat

Dimetil polioksan

Monensin

Page 10: Saluran pencernaan d3

E. Antasida• Yaitu obat yang menetralisir dan mengikat asam lambung

yang berlebihan.

Berdasarkan sifat farmakologi dibagi atas :

a. antasida sistemik

Antasida yang diabsorbsi dari saluran pencernaan sehingga mengganggu keseimbangan asam basa cairan tubuh dan mengakibatkan metabolik alkalosis. Contoh: NaHCO3. Kerjanya cepat meningkatkan pH lambung dan menghasilkan banyak gas CO2. Penggunaan yang berulang dapat mengakibatkan metabolik alkalosis sistemik, urin alkalin dan gangguan ginjal.

NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2

Page 11: Saluran pencernaan d3

b. Antasida non sistemikKerjanya lokal , tidak dapat diabsorbsi dan tidak menyebabkan metabolik alkalosis.Contoh : 1.kalsium karbonat.Antasida yang kuat dan murah.Proses penetralan asam kalsium karbonat diubah menjadi kalsium klorida.CaCO2 + HCl CaCl2 + H2O + CO2Efek samping : hiperkalsemia

2.Alumunium hidroksida Al(OH)3 + 3 HCl Al Cl3 + 3 H2O Daya menetralkan as lambung lambat , efek kerja lama Bereaksi dengan fosfat Al fosfat sukar diabsorbsi Ion Al bereaksi dengan protein adstringensiaAl juga berefek sebagai demulsansia dan adsorbensia Efek samping : osteomalasia Gangguan abs. vitamin + tetrasiklin

Page 12: Saluran pencernaan d3

3. Magnesium HidroksidaMg (OH)2 + HCl Mg Cl2 + H2O

Kelarutannya lama sehingga lama menetralisir as. lambung Mg(OH)2 menyebabkan pelunakan tinja/efek katartika karena Mg tidak terabsorbsi dan menahan air. Dikombinasi dengan alumunium hidroksida.

Penggunaan AntasidaPd. Hewan lambung tunggal ulserasi

peptikumPd. Ruminansia acidosis

Page 13: Saluran pencernaan d3

EMETIKA

Vomiting/emesis : kejadian refleks yang mengakibatkan pergerakan lambung, diawali rasa mual(nausea), diikuti kontraksi pilorus, diikuti dgn pembukaan spingter kardia dan pengeluaran isi lambung.

Emesis tidak biasa terjadi pada kuda, ruminansia dan tikus. Bila sampai tjd muntah maka indikasi suatu penyakit serius.

Emesis biasa pada anjing dan kucing (carnivora) karena

pertumbuhan dan perkembangan pusat muntah di otak sangat baik.

Page 14: Saluran pencernaan d3

Sumber emesisPusat

1. stimulasi pusat muntah oleh thalamus, korteks,

hipothalamus oleh sensasi sakit dan takut

2. aktivitas yang tinggi pada sistem retikuler

3. obat dan toksin

4. kenaikan tekanan intra kranial

5. tumor pada pusat muntah

6. epilepsi

7. hiperkalsemia

Perifer1. Makanan dan benda asing

2. Adanya iritasi dan infeksi lokal

Page 15: Saluran pencernaan d3

emetika: obat yang menyebabkan muntah

• emetika sentral

• emetika lokal/ emetika iritan

emetika sentral : menstimulasi pusat muntahcontoh : 1. apomorfin hidroklorid-alkaloid derivat morfin-agonis dopamin (pd. pusat muntah dan CRTZ)-muntah terjadi setelah 2,3 menit pemberian-untuk terapi keracunan-dapat menyebabkan depresi

Page 16: Saluran pencernaan d3

2. xylazin- efektif pada hewan kecil (anjing dan kucing,

dosis1-3 mg/kg bb)- memiliki efek sedasi

3. prostaglandin

4. glikosida jantung

Page 17: Saluran pencernaan d3

emetika lokal : menginduksi muntah dengan mengiritasi epitel mukosa esofagus, faring

dan lambung

• natrium klorida• natrium karbonat• Cu SO4• kalium tartat• ipecacuanha (emetin, chepalin)

Page 18: Saluran pencernaan d3

antiemetika : obat yang menekan pusat muntah

antiemetika sentral

1. metochlopramid HCl

- baik pada anjing dan kucing (oral/parenteral)- menyebabkan pengosongan lambung- tidak memiliki efek sedatif.- untuk terapi muntah akibat blood-borne mediators- dosis tinggi metochlopramid+dexamethazone utk

mengatasi muntah akibat kemoterapi kanker (mns)

2. Gol fenotiazine (promethazine, promazine, acepromazine)- efek sedatif, blokade muntah via CRTZ

Page 19: Saluran pencernaan d3

- efektif untuk muntah krn motion sickness- baik untuk transportasi (anj dan kcng)

3. Gol. Butyrophenon (haloperidol, droperidol)

- sbg transquilizer, efek antiemetika kuat,

- aksi antidopaminergik

4. Difenhidramin (antihistamin)

5. hyoscine (antikolinergik)

Page 20: Saluran pencernaan d3

6. Antagonis serotonin.

- hambat aksi serotonin di CRTZ

- cyproheptadine, juga memiliki aktivitas antikolinergik dan antihistaminergik

- ondansetron, antiemetik yang sangat poten, untuk emesis krn kemoterapi (pengobatan kanker)

Page 21: Saluran pencernaan d3

Antiemetika perifer1. Protektan

Kaolin, pectin, garam bismuth,demulsen dan antasida memiliki efek protektif thd mukosa lambung

2. Antikolinergik

menghambat reseptor muskarinik dan transmisi kolinergik perifer. Termasuk obat ini adalah glikopirolat, metscopolamine, propantheline dan isopropamid.

Page 22: Saluran pencernaan d3

ANTI DIARE

Page 23: Saluran pencernaan d3

• Diare : kenaikan motilitas usus dan sekresi cairan/elektrolit, menyebabkan frekwensi defekasi meningkat. Secara fisiologis diare merupakan proses pengeluaran cairan dan zat-zat yang tidak berguna.

• Motilitas/gerakan usus merupakan proses yang kompleks dan interaksi antara faktor hormonal, faktor miogenik dan neurogenik.

• Etiologi diare : - toksin bakteri ( E. Coli, Staphylococcus, sp.) - virus - cacing - bahan kimia/racun - alergi, dll

Page 24: Saluran pencernaan d3

Motilitas dapat meningkat karena pengaruh kenaikan cairan dalam lumen dan sekresi elektrolit.

Secara patofisiologi diare terjadi karena :

-hipersekresi

-malabsorbsi

Page 25: Saluran pencernaan d3

Klasifikasi diare

Diare sekretori

Disebabkan oleh toksin E.Coli (enterotoxin).

Heat stable toxin (ST) menyerang hewan muda.

Heat labile toxin (LT) mirip dgn cholera toxin

Page 26: Saluran pencernaan d3

Salmonelosis (S. typhymurium).

Lesi mukosa disertai inflamasi yang berat.

Sekresi juga dapat dipicu oleh hormon secretin, glukagon dan PGE1 serta VIP(vasoactive internal peptide), menyebabkan feses lebih encer

Page 27: Saluran pencernaan d3

Diare malabsorbsiTerjadi kerusakan mukosa usus akibat infeksi

virus (rotavirus, coronavirus & cryptosporidia). Terjadi pengurangan area absorbsi dan jumlah enzim digesti.

Page 28: Saluran pencernaan d3

Pengobatan diareTerapi cairan/fluid therapyPenggantian cairan lewat oral merupakan cara paling efektif.

Cairan mengandung glukosa dan asam amino paling baik krn absorbsi bersifat aktif. Co-transport as. amino dan glukosa dengan sodium tidak dipengaruhi oleh E.Coli atau toksin cholera.

oral rehydration

increased absorption

secretion continues initially

diarrhoea reduced dehydration corrected

Page 29: Saluran pencernaan d3

hilangnya elektrolit dapat diganti dengan cairan mengandung ion K, HCO3 dan Na

Terapi antikolinergik-Agen parasimpatolitik atau antimuskarinik mengurangi aktivitas sekresi antispasmodik/ spasmolitik). - atropin, hyoscine

Page 30: Saluran pencernaan d3

Terapi Antimikrobia

Pemilihan antimikrobia berdasarkan:1. Spektrum aktivitas2. Sifat absorbsinya Absorbsi buruk lebih disukai, mis : gol.

Aminoglikosida (neomisin, streptomisin,dsb). Jika ada ggg sistemik maka menggunakan obat yg terdistribusi pada lumen dan sirkulasi (oxytetrasiklin, amoxycillin dan sulfonamid-trimethoprim)

Page 31: Saluran pencernaan d3

Terapi adsorbensia Kaolin (alumunium silikat),

menyingkirkan toksin. Garam bismuth (karbonat, salisilat ) Attapulgite, absorbsi enterotoksin Pektin, arang aktif.

Page 32: Saluran pencernaan d3

Terapi derivat morfinOpium dan alkaloid memiliki aktv. konstipasi, baik untuk diare nonspesifik.1. Menurunkan motilitas dan gerakan isi lumen.2. Menghambat sekresi, shg scr tdk langsung menstimuli

absorbsi.Tinctura morfin (komb. Kaolin, kons. morfin <5%)Codein fosfat (15-30 mg/bid)Diphenoxylate ( komb dgn atropin)Loperamide. Durasi lama, aktivitas antisekretori.

Terapi lain :Chlorpromazin: efek sedatif + hambat calmodulinClonidin (alfa 2 adrenergik agonist) antagonis sekresi toksin

choleraAspirin : hambat sekresi enterotoksin

Page 33: Saluran pencernaan d3

Obat – obat yang bekerja pada usus

• Laksativa dan Katartika obat yang menyebabkan peningkatan aktivitas usus shg

menyebabkan kenaikan frekwensi defekasi,peningkatan volume dan konsistensi feses.

laksativa : feses lembek, berbentuk

katartika : feses cair

laxativa hanya menyebabkan peningkatan cairan shg feses menjadi lebih lembek, tidak memiliki efek katarsis.

katartika menyebabkan peningkatan peristaltik karena reflek myenteric pada otot polos visceral,stimulasi reseptor kolinergik dan sistem sy. parasimpatik.

Page 34: Saluran pencernaan d3

Emollient laxative/lubricant laxativeTidak diabsorbsi, tidak berubah bentuk

- minyak mineral(liquid paraffin)

- surfactan anionik (dioctyl sodiumsulfosuccinata, dioctyl calcium sulfosuccinate)

Simple bulk laxative

menyebabkan peningkatan volume, distensi dan kontraksi

- metil selulosa

- sodium karboksimetilselulosa

- psyllium seed, wheat bran dan prune (jenis buah)

Page 35: Saluran pencernaan d3

Katartika osmotik (saline purgativa)

- Umumnya berbntk. garam yang tidak / sedikit diabsorbsi- Menyebabkan peningkatan tekanan osmotik lumen, dan menarik air

sehingga melunakkan feses.- Contoh : ● garam Mg sulfat(larutan 6%), Mg hidroksida, Mg sitrat, Mg oksida, Sodium fosfat, sod. Sulfat, sod. Klorida. ● manitol, sorbitol (gula alkohol)Mg sulfat : purgative/katartika : 0,24-0,48kg (sapi) 60-120g (domba) laksativa : 30-60g (kuda) : 60-120g ( sapi)

Page 36: Saluran pencernaan d3

Katartika iritan- menyebabkan stimulasi pada mukosa gastrointestinal,

menginisiasi refleks myienteric lokal dan peristaltik. - Aktivasi sekretori menyebabkan akumulasi air di dalam

lumen- Iritasi dapat menyebabkan kolik dan superpurgativaContoh : castor oil, vegetable oil hidrolisis oleh lipase pankreas dalam usus halus

menghasilkan garam-garam Na dan K membebaskan asam-asam lemak (spt sabun iritan)

Page 37: Saluran pencernaan d3

EnemaSejumlah cairan atau supositoria yang dimasukkan rektum

untuk merangsang defekasi. Merupakan cara yang mudah dan efektif untuk mengatasi konstipasi.

Contoh : sabun anionik ringan, larutan NaCl isotonis / hipertonis, sorbitol, gliserol, mineral oil, olive oil dan surfaktan. Pemberian biasa dengan air hangat.

Menimbulkan efek distensi dan sedikit iritasi menyebabkan stimulasi cairan ke dalam kolon dan rektum. Cairan akan melunakkan feses dan membantu mengeluaran feses.