Salmonela
Click here to load reader
-
Upload
tari-satriasrini -
Category
Documents
-
view
42 -
download
5
Transcript of Salmonela
BAB 1PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pangan (makanan) adalah bahan-bahan yang dimakan setiap hari untuk
memenuhi kebutuhan bagi pemeliharaan, pertumbuhan, kerja dan penggantian sel
tubuh yang rusak. Oleh karena itu pangan atau makanan sangat dibutuhkan oleh
manusia sebagai sumber zat gizi dan juga sumber energi. Namun pangan juga
dapat sebagai sarana penggangu kesehatan bagi manusia karena pangan dapat
terkontaminasi oleh cemaran fisik, kimia maupun mikrobia.
Hampir semua bahan pangan tercemar oleh berbagai mikroorganisme dari
lingkungan sekitarnya. Beberapa jenis mikroba yang terdapat pada bahan pangan
adalah Salmonella sp, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, kapang, khamir
serta mikroba patogen lainnya. Pencemaran mikroba pada bahan pangan
merupakan hasil kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan sumber–
sumber pencemaran mikroba, seperti tanah, udara, air, debu, saluran pencernaan
dan pernafasan manusia maupun hewan. Hanya sebagian saja dari berbagai
sumber pencemar yang berperan sebagai sumber mikroba awal yang selanjutnya
akan berkembang biak pada bahan pangan sampai jumlah tertentu.
Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk
tumbuhnya mikroorganisme yang bersifat patogenik terhadap manusia.Penyakit
menular yang cukup berbahaya seperti tipes, kolera, disentri, tbc, poliomilitis
dengan mudah disebarkan melalui bahan pangan yang disebabkan oleh
mikroorganisme patogenik seperti salmonella yang akan dibahas pada makalah
ini.
Salmonella adalah salah satu bakteri yang seringkali menyebabkan
penyakit yang cukup serius apabila mencemari makanan maupun minuman yang
dikonsumsi manusia. Salmonella juga dapat hidup pada tubuh makhluk hidup
yang berdarah dingin maupun berdarah panas. Untuk dapat mewaspadai
mikroorganisme ini oleh karena itu diperlukan adanya identifikasi Salmonella
pada makanan yang sering dikonsumsi manusia yang akan dibahas lebih lanjut
pada makalah ini.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami mengenai metode yang digunakan dalam
mengidentifikasi Salmonella dalam makanan
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui jenis bakteri patogen Salmonella secara spesifik
b. Dapat memahami metode analisa dalam mengidentifikasi Salmonella terhadap
makanan
c. Mengetahui langkah-langkah dalam identifikasi Salmonella
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI SALMONELLA
Salmonella merupakan suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif
berbentuk tongkat yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne.
Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hydrogen
sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika,
walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya
pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bacterium tahun 1885 pada tubuh
babi.
Berikut adalah klasifikasi dari Bakteri Salmonella :
Kerajaan : Bakteri
Kelas : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Keluarga : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Species : S. enterica
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui
makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella
menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh
Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis
adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan
makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam,
sakit kepala, mual dan muntah-muntah.
Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium,
dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever),
karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis,yang
disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi.Gejala demam tifus meliputi
demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya
menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat
fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal
ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi
Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan
makanan yang dikonsumsi.
2. METODE ANALISA
Metode analisa merupakan proses pembuktian atau konfirmasi pengujian
secara obyektif di laboratorium yang telah memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya
Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji yang
mencakup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji organoleptik. Uji
mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat menduga
daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi
makanan atau indikator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi diantaranya
meliputi uji kuantitatif untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan,
dan uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanannya, serta
uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi makanan tersebut (Fardiaz,
1993).
Dalam hal ini. metode analisa yang digunakan untuk mengidentifikasi
adanya bakteri Salmonella metode yang digunakan yakni metode analisa secara
kualitatif yakni bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya suatu bakteri
salmonella dalam suatu makanan.
a. Metode Analisa Kualitatif
Pada pengujian identifikasi bakteri Salmonella metode yang digunakan
adalah metode analisa secara kualitatif. Pada metode analisa kualitatif ini
memiliki tahapan – tahapan tertentu dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya
suatu mikroorganisme dalam makanan.
Tujuan dari pengidentifikasian dalam uji suatu bakteri (Salmonella) pada
metode ini adalah untuk mengetahui mutu ataupun kualitas dari suatu produk
berdasarkan kemasan atau sifat mikrobiologinya. Pengujian mikrobiologi pada
sampel makanan akan selalu mengacu kepada persyaratan makanan yang sudah
ditetapkan. Sebagai contoh sampel pada makanan yakni Parameter uji
mikrobiologi pada mayonnaise yang dipersyaratkan sesuai Standar Nasional
Indonesia dalam pengujian Salmonella.
Prinsip pengujian deteksi Salmonella menurut Metode Analisis
Mikrobiologi (MA PPOM 74/MIK/06) yaitu ada empat tahap untuk mendeteksi
adanya Salmonella :
1. Pra. Pengkayaan dalam media cair non selektif yang diinkubasi pada 37±1 °C
selama 18+2jam.
2. Pengkayaan dalam media cair selektif yang diinkubasi pada 41,5 + 1° C selama
24 ± 3 jam dalam RVS cair dan 37±1° C selama 24±3 jam MKTTn cair.
3. Inokulasi & identifikasi dalam 2 media padat selektif, media selektif pertama
diinkubasi pada 37±1° C selama 24±3 jam dan dengan media yang digunakan.
4. Konfirmasi terhadap identitas Salmonella dengan uji biokimia dan serologi.
Pada pengujan deteksi Salmonella diguanakan Buffered Peptone Water
(BPW) sebagai media cair non selektif, Muller Kaufimann Tetrathionate
Novobiocin Broth (MKTTn) dan Rappaport Vassiliadis Medium + Soya (RVS)
sebagai media cair selektif, Bismuth Green Agar (BGA) dan Xylose Lysine
Deoxycholate (XLD) media padat selektif untuk mengisolasi Salmonella.
b. Uji Salmonella
Uji Salmonella digunakan untuk menetapkan adanya Salmonella dalam
makanan. Salmonella merupakan bakteri gram-negatif berbentuk tongkat yang
menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Salmonella terdiri dari
sekitar 2500 serotipe yang kesemuanya diketahui bersifat pathogen baik pada
manusia atau hewan.
Bakteri ini bukan indikator sanitasi, melainkan bakteri indikator keamanan
pangan . Artinya, karena semua serotipe Salmonella yang diketahui di dunia ini
bersifat patogen maka adanya bakteri ini dalam makanan dianggap
membahayakan kesehatan. Oleh karena itu berbagai standar makanan siap santap
mensyaratkan tidak ada Salmonella dalam 25 gram sampel makanan.
Salah satu contoh uji Salmonella yang telah dilakukan pengidentifikasian
yakni pada sampel mayonnaise dengan pustaka syarat yang telah ditetapkan pada
SNI 01-4473-1998 dengan syarat negatif koloni/ 25 gram. Karena mungkin
keberadaan Salmonella pada makanan sangat kecil karena itu tidak dibuat dalam 1
gram tetapi 25 gram. Salmonella adalah bakteri yang termasuk mikroorganisme
yang amat kecil dan tidak terlihat mata. Selain itu bakteri ini tidak meninggalkan
bau maupun rasa apapun pada makanan. Kecuali jika bahan makanan (daging
ayam) mengandung Salmonella dalam jumlah besar, barulah terjadi perubahan
warna dan bau (merah muda pucat sampai kehijauan, berbau busuk). Biasanya
bakteri dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium.
Salmonella bisa terdapat di udara, air, tanah, sisa kotoran manusia maupun
hewan atau makanan hewan. Yang sangat sering sekali terjadi adalah keracunan
Salmonella dari makanan yang mengandung telur mentah (tidak diolah), seperti
mayonaise, es krim dan pudding. Mayonaise biasanya sudah bersifat asam (pH
dibawah 4, Salmonella hidup pada pH 4-9). Pada Mayonaise ditambahkan asam
asetat sebagai cuka. Asam asetat pada mayonaise akan membunuh Salmonella.
Makanan yang mudah rusak seperti dagingmentah (terutama daging
cincang), daging unggas, ikan, telur, makanan yang mengadung telur mentah
(creme, salat, mayonaise, es krim, pudding, dll) harus segera mungkin
didinginkan atau dibekukan dalam lemari es. Untuk mendeteksi keberadaan
Salmonella dalam makanan dilakukan dalam 4 tahap yaitu pra-pengkayaan non
selektif, pengkayaan selektif, inokulasi dan identifikasi, dan konfirmasi terhadap
identitas Salmonella yang diuji. Berikut ini adalah hasil dari pengujian Salmonella
pada 25 gram sampel mayonnaise.
Pada pengujian salmonella ini dibuat juga kontrol positif yaitu sampel
yang telah diberi biakan kultur salmonella sebagai pembanding. Dari pengkayaan
selektif, biakan dari MKTTn dan RVS diinokulasikanpada media BGA dan XLD
untuk tahap inokulasi dan identifikasi. Pada tahap ini hanya biakan dari BGA
yang berasal dari MKTTn yang menunjukkan pertumbuhan koloni. Sedangkan
pada media XLD tidak ada pertumbuhan koloni. Selanjutnya koloni dari biakan
BGA dilakukan uji identifikasi yaitu uji biokimia dan uji serologi. Uji biokimia
yang dilakukan antar lain sebagai berikut :
1) Uji TSIA
Pada uji TSIA warna media slant berubah menjadi merah karena bakteri
bersifat basa ini menandakan bahwa bakteri ini tidak memfermentasi laktosa dan
sukrosa. Pada media daerah butt media berubah berwarna kuning ini menandakan
bakteri memfermentasi glukosa. Pembentukan gas positif ini hasil dari fermentasi
H2 dan CO2 dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar. Pembentukan H2S
positif ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam. TSIA agar mengadung
laktosa dan sukrosa dalam konsentrasi 1%, glukosa 0,1% dan phenol red sebagai
indikator yang menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi kuning
dalam suasana asam. TSIA juga mengandung natrium trisulfat, yaitu suatu
substrat untuk penghasil H2S, ferro sulfat menghasilkan FeS (precipitat), bewarna
hitam untuk membedakan bakteri H2S dengan bakteri-bakteri lainnya.
3. PROSEDUR UJI
Prosedur pengujian deteksi Salmonella sesuai Metode Analisis Mikrobiologi
(MA PPOM 74/MIK/06) yaitu:
1. Pra-Pengkayaan Non-Selektif
Dengan cara aseptic ditimbang 25 gram atau dipipet 25 ml cuplikan ke
dalam kantong plastic stomacher steril ditambahkan 225 ml BPW. Dihomogenkan
menggunakan stomacher selama 30 detik dan diinkubasi pada suhu 37±1° C
selama 18±2 jam.
2. Pengkayaan Selektif
Dengan cara aseptic dipipet biakan pra-pengkayaan masing-masing 1ml ke
dalam 10 ml MKTTn inkubasi pada suhu 37±1°C selama 24±3 jam dan 0,1 ml ke
dalam 10 ml RVS inkubasi pada suhu 41,5±1 °C selama 24±3 jam. Jagalah agar
maksimum suhu inkubasi tidak melebihi 42,5° C.
3. Inokulasi & identifikasi
Dari biakan MKTTn dan RVS diinokulasikan masing-masing sebanyak 1
sengkelit pada permukaan BGA dan XLD, kemudian diinkubasi pada suhu 37+1
°C selama 24+3 jam koloni yang tumbuh diamati. Biakan diduga Salmonella
positif jika :
BGA : koloni dari tidak berwarna, merah muda hingga merah dan translusen
hingga keruh dengan lingkaran merah muda sampai merah.
XLD : koloni translusen dengan bintik hitam ditengah, dan dikelilingi zona
transparan berwarna kemerahan.
4. Konfirmasi
Dipilih dua atau lebih koloni spesifik pada BGA dan XLD diinokulasikan
pada media TSA atau NA miring. Dari TSA atau NA miring dilakukan uji
konfirmasi sebagai berikut:
a) TSIA
Diinokulasikan koloni tersangka dengan cara tusuk dan goresan pada media
TSIA, inkubasi pada suhu 37+1° C selama 24+3 jam. Amati perubahan warna
yang terjadi.
Genus Salmonella termasuk dalam famili Enterobacteriaceae, adalah
bakteri Gram-negatif berbentuk batang langsing (0.7– 1.5x2-5 μm), fakultatif
anaerobik, oxidase negatif, dan katalase positif. Sebagian besar strain motil dan
memfermentasi glukosa dengan membentuk gas dan asam. Umumnya
memfermentasi dulcitol, tetapi tidak laktose, menggunakan sitrat sebagai sumber
karbon, menghasilkan hidrogen sulfida, decarboxylate lysine dan ornithine, tidak
menghasilkan indol, dan negatif untuk urease.
Merupakan bakteri mesophylic, dengan suhu pertumbuhan optimum antara
35 - 37°C, tetap dapat tumbuh pada range 5 - 46°C. Dapat dimatikan pada suhu
dan waktu pasteurisasi, sensitif pada pH rendah (≤ 4,5) dan tidak berbiak pada Aw
0,94, khususnya jika dikombinasikan dengan pH 5,5 atau kurang. Sel-selnya dapat
bertahan pada pembekuan dan bentuk kering dalam waktu yang lama. Salmonella
mampu berbiak pada berbagai makanan tanpa mempengaruhi tampilan
kualitasnya (Hartoko, 2007)
Adanya bismuth sulfite dan brilliant green dapat menghambat
pertumbuhan gram positif dan coliform. Adanya S dalam media akan diubah
menjadi H2S yang berperanan mengendapkan besi, sehingga koloni berwarna
coklat-hitam dengan kilap logam, tampak seperti mata kelinci. Mikroba lain yang
dapat tumbuh antara lain Pseudomonas, Shigella dan Vibrionaceae. Media ini
sangat baik digunakan pada tahap awal untuk memilahkan Salmonella dari
mikroba lain. Sedangkan mikroba lain yang tumbuh terutama Pseudomonas dapat
dipilah dengan media lain.
Brilian green Agar mengandung brilian green yang sangat baik untuk
menghambat E. coli dan bakteri yang memfermentasi sukrosa dan laktosa. Garam
empedu berperanan menghambat bakteri untuk batang gram negatif. Media ini
sangat selektif untuk isolasi Salmonella sp. Salmonella typhii akan berwarna
merah dikelilingi zona merah. Pseudomonas dihambat, tetapi jika tumbuh
menyerupai koloni Salmonella berwarna merah. Untuk menetapkan kontaminan
tersebut Salmonella atau Pseudomonas diperlukan konfirmasi dengan media lain (
Usman, 2010).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode analisa merupakan proses pembuktian atau konfirmasi pengujian
secara obyektif di laboratorium yang telah memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Dalam hal ini. metode
analisa yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya bakteri Salmonella metode
yang digunakan yakni metode analisa secara kualitatif yakni bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya suatu bakteri salmonella dalam suatu makanan.
Adapun prinsip pengujian deteksi Salmonella menurut Metode Analisis
Mikrobiologi (MA PPOM 74/MIK/06) yaitu ada empat tahap untuk mendeteksi
adanya Salmonella :
1. Pra. Pengkayaan dalam media cair non selektif yang diinkubasi pada 37±1 °C
selama 18+2jam.
2. Pengkayaan dalam media cair selektif yang diinkubasi pada 41,5 + 1° C selama
24 ± 3 jam dalam RVS cair dan 37±1° C selama 24±3 jam MKTTn cair.
3. Inokulasi & identifikasi dalam 2 media padat selektif, media selektif pertama
diinkubasi pada 37±1° C selama 24±3 jam dan dengan media yang digunakan.
4. Konfirmasi terhadap identitas Salmonella dengan uji biokimia dan serologi.
Pada pengujan deteksi Salmonella diguanakan Buffered Peptone Water
(BPW) sebagai media cair non selektif, Muller Kaufimann Tetrathionate
Novobiocin Broth (MKTTn) dan Rappaport Vassiliadis Medium + Soya (RVS)
sebagai media cair selektif, Bismuth Green Agar (BGA) dan Xylose Lysine
Deoxycholate (XLD) media padat selektif untuk mengisolasi Salmonella.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Salmonella. http://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella. Diakses
tanggal 17 Desember 2012
BPOM. 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. http://www.pilciran-rakyat.com.
Diakses tanggal 17 Desember 2012
Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
http://www.iptek.net.id/ind/pustaka_pangan/index.php. Diakses tanggal 17 Desember 2012
Sukarta, Wayan. 2008. Mikroorganisme Dalam Bahan Makanan..
Suwandi, Usman. 2010. Peran Media untuk Identifikasi Mikroba Patogen.