SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

33
WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa; Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4118); SALINAN

Transcript of SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Page 1: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

WALIKOTA BATU

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA BATU

NOMOR 5 TAHUN 2018

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BATU

NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan

Permusyawaratan Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2017 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun

2014 tentang Pemilihan Kepala Desa, Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan

dan Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67

Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan

dan Pemberhentian Perangkat Desa, dan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga

Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa, perlu

menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 1 Tahun 2015 tentang

Desa;

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang

Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4118);

SALINAN

Page 2: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 2 dari 33 hlm…

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234);

6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 7, Tambahan Lembaran Republik Indonesia

Nomor 5495);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5679);

8. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang

Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5601);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan

Page 3: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 3 dari 33 hlm…

atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014

tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5717);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang

Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558)

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016

tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah

Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5864);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);

13. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007

tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2007

tentang Kerjasama Desa;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun

2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun

2014 tentang Pemilihan Kepala Desa sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 65 Tahun 2017 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun

2014 tentang Pemilihan Kepala Desa;

Page 4: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 4 dari 33 hlm…

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun

2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2017

tentang Penataan Desa;

22. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015

tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal

Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;

23. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015

tentang Pedoman Tata tertib dan Mekanisme

Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;

24. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigarasi Nomor 3 Tahun 2015

tentang Pendampingan Desa;

25. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015

tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan

Pembubaran Badan Usaha Milik Desa;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015

tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala

Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2017 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan

Pemberhentian Kepala Desa;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015

tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat

Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2017 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan

Pemberhentian Perangkat Desa;

28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Pemerintah Desa;

29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016

tentang Pengelolaan Aset Desa;

30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016

tentang Kewenangan Desa;

31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun

2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa;

32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2017

tentang Penataan Desa;

Page 5: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 5 dari 33 hlm…

33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun

2014 tentang Pemilihan Kepala Desa sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 65 Tahun 2017 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 112 Tahun 2014

tentang Pemilihan Kepala Desa;

34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015

tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat

Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2017 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan

Pemberhentian Perangkat Desa;

35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2017

tentang Tata Cara Kerja Sama Desa di bidang

Pemerintahan Desa;

36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018

tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga

Adat Desa;

37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018

tentang Pengelolaan Keuangan Desa;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BATU

DAN

WALIKOTA BATU

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 1 TAHUN

2015 TENTANG DESA.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Batu

Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa (Lembaran Daerah Kota

Batu Tahun 2015 Nomor 1/E) diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 36 diubah, sehingga Pasal 36

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 36

(1) Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah

dan Pemerintah Daerah dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Page 6: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 6 dari 33 hlm…

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai daftar

kewenangan Desa dan Desa Adat diatur dengan

Peraturan Walikota.

2. Ketentuan Pasal 56 diubah, sehingga Pasal 56

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 56

(1) Perangkat Desa diangkat oleh kepala Desa dari

warga Desa yang telah memenuhi persyaratan

umum dan khusus.

(2) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) adalah sebagai berikut:

a. berpendidikan paling rendah sekolah

menengah umum atau yang sederajat;

b. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan

42 (empat puluh dua) tahun;

c. dihapus; dan

d. memenuhi kelengkapan persyaratan

administrasi.

(3) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) adalah sebagai berikut:

a. memiliki kemampuan mengoperasionalkan

komputer dengan baik minimal program

Microsoft word (MS) dan Microsoft Excel yang

dibuktikan dengan sertifikat atau surat

pernyataan di atas materai cukup;

b. berkelakuan baik, yang dibuktikan dengan

surat keterangan catatan kepolisian;

c. tidak pernah diberhentikan dengan tidak

hormat dari pegawai negeri, TNI/POLRI,

kepala desa, Perangkat Desa, atau pegawai

BUMN/BUMD/BUM Desa;

d. tidak pernah dijatuhi pidana penjara

berdasarkan putusan pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap karena

melakukan tindak pidana yang diancam

dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)

tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun

setelah selesai menjalani pidana penjara dan

mengumumkan secara jujur dan terbuka

kepada publik bahwa yang bersangkutan

pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku

kejahatan berulang-ulang;

e. tidak sedang dicabut hak pilihnya

berdasarkan putusan pengadilan yang

mempunyai kekuatan hukum tetap;

Page 7: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 7 dari 33 hlm…

f. tidak terkait dan/atau bekerja pada instansi

pemerintah/swasta lainnya dengan waktu

kerja yang sama;

g. kepala dusun yang telah mendapatkan

keputusan pengangkatan dari Kepala Desa

harus bertempat tinggal di dusun tersebut;

dan

h. bagi calon Perangkat Desa yang berasal dari

BPD harus cuti dari keanggotaan BPD selama

proses pemilihan/pengangkatan Perangkat

Desa yang dibuktikan dengan surat

pernyataan bermaterai cukup.

3. Ketentuan Pasal 58 ditambahkan 1 (satu) ayat yakni

ayat (3), sehingga Pasal 58 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 58

(1) Pegawai Negeri Sipil Daerah setempat yang akan

diangkat menjadi Perangkat Desa harus

mendapatkan izin tertulis dari pejabat pembina

kepegawaian.

(2) Dalam hal Pegawai Negeri Sipil daerah setempat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpilih dan

diangkat menjadi Perangkat Desa, yang

bersangkutan dibebaskan sementara dari

jabatannya selama menjadi Perangkat Desa tanpa

kehilangan hak sebagai Pegawai Negeri Sipil.

(3) Pegawai Negeri Sipil yang terpilih dan diangkat

menjadi Perangkat Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) berhak menerima haknya sebagai

pegawai negeri sipil, mendapatkan tunjangan

Perangkat Desa dan pendapatan lainnya yang sah

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa.

5. Ketentuan Pasal 60 diubah, sehingga Pasal 60

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 60

(1) Pendaftar Calon Perangkat Desa harus

menyerahkan surat permohonan yang ditulis

dengan tangan sendiri dengan dibubuhi materai

cukup, dialamatkan kepada Kepala Desa dengan

tembusan Camat, dilengkapi persyaratan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56.

(2) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Perangkat

Desa, tugas Perangkat Desa yang kosong

dilaksanakan oleh pelaksana tugas yang

dirangkap oleh Perangkat Desa lain yang tersedia.

Page 8: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 8 dari 33 hlm…

(3) Pelaksana tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) ditetapkan oleh kepala Desa dengan surat

perintah tugas yang tembusannya disampaikan

kepada Walikota melalui Camat paling lama 7

(tujuh) hari terhitung sejak tanggal penugasan.

(4) Pengisian jabatan Perangkat Desa yang kosong

paling lama (dua) bulan sejak Perangkat Desa

yang bersangkutan berhenti.

(5) Pengisian jabatan Perangkat Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan dengan

cara:

a. mutasi jabatan antar Perangkat Desa di

lingkungan pemerintah Desa;

b. penjaringan dan penyaringan calon Perangkat

Desa.

(6) Pengisian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) dikonsultasikan dengan Camat.

6. Diantara Pasal 62 dan Pasal 63 disisipkan 1 (satu)

Pasal yakni Pasal 62A, sehingga berbunyi sebagai

berikut:

Pasal 62A

(1) Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh

Kepala Desa setelah berkonsultasi dengan Camat.

(2) Pemberhentian sementara Perangkat Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) karena:

a. ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak

pidana korupsi, terorisme, makar, dan/atau

tindak pidana terhadap keamanan negara;

b. dinyatakan sebagai terdakwa yang diancam

dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)

tahun berdasarkan register perkara di

pengadilan;

c. tertangkap tangan dan ditahan; dan

d. melanggar larangan sebagai Perangkat Desa

yang diatur sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(3) Perangkat Desa yang diberhentikan sementara

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan

huruf b, diputus bebas atau tidak terbukti

bersalah berdasarkan keputusan pengadilan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap,

dikembalikan kepada jabatan semula.

7. Ketentuan Pasal 74 ayat (5) huruf b, huruf g, dan

huruf h diubah dan ditambahkan 1 (satu) ayat yakni

ayat (6), sehingga Pasal 74 berbunyi sebagai berikut:

Page 9: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 9 dari 33 hlm…

Pasal 74

(1) Walikota membentuk panitia pemilihan di tingkat

Kota.

(2) Panitia Pemilihan Kepala Desa di tingkat kota

diangkat dan diberhentikan oleh Walikota yang

dituangkan dalam Keputusan Walikota.

(3) Panitia Pemilihan Kepala Desa di tingkat Kota

mulai melaksanakan tugas terhitung sejak tanggal

Keputusan Walikota ditetapkan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2).

(4) Masa tugas Panitia Pemilihan Kepala Desa di

tingkat Kota berakhir sampai seluruh tahapan

pemilihan Kepala Desa selesai.

(5) Panitia Pemilihan di tingkat Kota sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas sebagai

berikut:

a. merencanakan, mengoordinasikan dan

menyelenggarakan semua tahapan

pelaksanaan pemilihan tingkat kota;

b. melakukan bimbingan teknis pelaksanaan

pemilihan Kepala Desa terhadap panitia

pemilihan Kepala Desa tingkat desa;

c. menetapkan jumlah surat suara dan kotak

suara;

d. memfasilitasi pencetakan surat suara dan

pembuatan kotak suara serta perlengkapan

lainnya;

e. menyampaikan surat suara dan kotak suara

dan perlengkapan pemilihan lainnya kepada

panitia pemilihan;

f. memfasilitasi penyelesaian permasalahan

pemilihan Kepala Desa tingkat kota;

g. melakukan pengawasan penyelenggaraan

pemilihan Kepala Desa dan melaporkan serta

membuat rekomendasi kepada Walikota; dan

h. melakukan evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan pemilihan.

(6) tugas panitia pemilihan sebagaimana dimaksud

pada ayat (5) huruf c, huruf d, dan huruf e

pelaksanaannya dapat ditugaskan kepada Desa.

8. Ketentuan Pasal 79 diubah, sehingga Pasal 79

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 79

(1) Biaya pemilihan Kepala Desa dan tugas panitia

pemilihan di tingkat kota yang pelaksanaannya

ditugaskan kepada Desa dibebankan pada APBD.

Page 10: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 10 dari 33 hlm…

(2) Pemilihan Kepala Desa antar waktu melalui

musyawarah Desa dibebankan pada APBDesa.

9. Ketentuan Pasal 80 diubah, sehingga Pasal 80

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 80

Calon Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan:

a. warga negara Republik Indonesia;

b. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,

melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, serta

mempertahankan dan memelihara keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan

Bhinneka Tunggal Ika;

d. berpendidikan paling rendah tamat Sekolah

Menengah Pertama atau sederajat;

e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun

pada saat mendaftar;

f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;

g. dihapus;

h. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;

i. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan

putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak

pidana yang diancam dengan pidana penjara

paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5

(lima) tahun setelah selesai menjalani pidana

penjara dan mengumumkan secara jujur dan

terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan

pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku

kejahatan berulang-ulang dibuktikan dengan

surat keterangan dari Ketua Pengadilan;

j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan

putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap;

k. berbadan sehat jasmani dan rohani;

l. bebas dari penyalahgunaan narkotika,

obat-obatan terlarang lainnya, dan HIV/AIDS;

m. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga)

kali masa jabatan;

n. bagi calon Kepala Desa yang pernah menjabat

sebagai Kepala Desa, tidak memiliki tanggungan

tugas yang menjadi kewajibannya;

o. tidak dalam status sebagai Penjabat Kepala Desa;

Page 11: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 11 dari 33 hlm…

p. tidak sebagai pengurus suatu partai politik;

q. tidak sebagai anggota dan/atau organisasi

terlarang;

r. persyaratan lain adalah sebagai berikut:

1. surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa yang dibuat yang

bersangkutan di atas kertas segel atau

bermaterai cukup;

2. surat pernyataan memegang teguh dan

mengamalkan Pancasila, melaksanakan

Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia, serta mempertahankan dan

memelihara keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika,

yang dibuat oleh yang bersangkutan dia atas

kertas segel atau bermaterai cukup;

3. foto copy ijazah pendidikan formal dari

tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir

yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;

4. foto copy akta kelahiran yang telah dilegalisir

oleh pejabat yang berwenang atau surat

keterangan lahir;

5. surat pernyataan bersedia dicalonkan

menjadi Kepala Desa yang dibuat oleh yang

bersangkutan di atas kertas segel atau

bermaterai cukup;

6. foto copy Kartu Tanda Penduduk yang

berlaku dan telah dilegalisir oleh pejabat yang

berwenang;

7. surat keterangan dari ketua pengadilan negeri

yang menerangkan bahwa tidak sedang

menjalani hukuman pidana penjara;

8. surat keterangan berbadan sehat dari dokter

puskesmas setempat;

9. surat keterangan bebas Narkoba yang

dikeluarkan oleh instansi yang berwenang;

10. surat keterangan catatan kepolisian dari

kepolisian sektor setempat;

11. surat ijin tertulis dari pejabat yang berwenang

bagi Bakal Calon Kepala Desa yang berasal

dari PNS atau anggota TNI/Polri;

12. Perangkat Desa yang mencalonkan sebagai

Bakal Calon Kepala Desa melampirkan surat

cuti dari Kepala Desa.

13. anggota BPD yang mencalonkan sebagai

Bakal Calon Kepala Desa melampirkan surat

ijin tertulis dari Walikota.

Page 12: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 12 dari 33 hlm…

14. Bakal calon Kepala Desa wajib memenuhi

persyaratan tambahan sebagai berikut:

a) membuat dan menyerahkan permohonan

untuk menjadi Kepala Desa secara tertulis

di atas kertas segel atau bermaterai cukup

yang ditujukan kepada ketua panitia

pemilihan;

b) daftar riwayat hidup; dan

c) pas foto terbaru, ukuran 4x6 cm sejumlah

yang ditentukan panitia pemilihan.

10. Ketentuan Pasal 106 ayat (2) dan ayat (3) diubah,

sehingga Pasal 106 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 106

(1) Calon Kepala Desa yang memperoleh suara

terbanyak dari jumlah suara sah ditetapkan

sebagai calon Kepala Desa terpilih.

(2) Dalam hal calon Kepala Desa yang memperoleh

suara terbanyak lebih dari 1 (satu) orang, calon

terpilih ditetapkan berdasarkan wilayah perolehan

suara sah yang lebih luas.

(3) Ketentuan mengenai pelaksanaan perolehan suara

yang lebih luas sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) diatur dengan Peraturan Walikota.

11. Diantara angka 3 dan angka 4 Pasal 128 huruf b

disisipkan 4 (empat) angka baru yakni angka 3a),

angka 3b), angka 3c), dan angka 3d), sehingga Pasal

128 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 128

Musyawarah desa yang diselenggarakan khusus untuk

pelaksanaan pemilihan Kepala Desa antar waktu

dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 6

(enam) bulan terhitung sejak Kepala Desa

diberhentikan dengan mekanisme sebagai berikut:

a. sebelum penyelenggaraan musyawarah desa,

dilakukan kegiatan yang meliputi:

1. pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa

antarwaktu oleh BPD dalam jangka waktu

paling lama 15 (lima belas) hari terhitung

sejak Kepala Desa diberhentikan;

2. pengajuan biaya pemilihan dengan beban

APB Desa oleh panitia pemilihan kepada

penjabat Kepala Desa paling lambat dalam

jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung

sejak panitia terbentuk;

Page 13: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 13 dari 33 hlm…

3. pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh

penjabat Kepala Desa dalam jangka waktu

paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung

sejak diajukan oleh panitia pemilihan;

4. pengumuman dan pendaftaran Bakal Calon

Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan Kepala

Desa dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari;

5. penelitian kelengkapan persyaratan

administrasi bakal calon oleh Panitia

Pemilihan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari;

dan

6. penetapan calon Kepala Desa antarwaktu

oleh panitia pemilihan paling sedikit 2 (dua)

orang calon dan paling banyak 3 (tiga) orang

calon yang dimintakan pengesahan

musyawarah desa untuk ditetapkan sebagai

calon yang berhak dipilih dalam musyawarah

desa.

b. BPD menyelenggarakan musyawarah desa yang

meliputi kegiatan:

1. penyelenggaraan musyawarah desa dipimpin

oleh Ketua BPD yang teknis pelaksanaan

pemilihannya dilakukan oleh panitia

pemilihan;

2. pengesahan calon Kepala Desa yang berhak

dipilih oleh musyawarah desa melalui

musyawarah mufakat atau melalui

pemungutan suara;

3. pelaksanaan pemilihan calon Kepala Desa

oleh panitia pemilihan melalui mekanisme

musyawarah mufakat atau melalui

pemungutan suara yang telah disepakati oleh

musyawarah desa;

3a). peserta musyawarah desa sebagaimana

dimaksud pada angka 3 melibatkan unsur

masyarakat;

3b). unsur masyarakat sebagaimana dimaksud

pada angka 3a) berasal dari:

a. tokoh adat;

b. tokoh agama;

c. tokoh masyarakat;

d. tokoh pendidikan;

e. perwakilan kelompok tani;

f. perwakilan kelompok perajin;

g. perwakilan kelompok perempuan;

h. perwakilan kelompok pemerhati dan

perlindungan anak;

i. perwakilan kelompok masyarakat tidak

mapan;

Page 14: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 14 dari 33 hlm…

j. perwakilan kelompok masyarakat desa

hutan.

k. unsur masyarakat lain sesuai dengan

kondisi sosial budaya masyarakat

setempat; dan

3c). unsur masyarakat sebagaimana dimaksud

pada angka 3b) huruf k diwakili paling

banyak 5 (lima) orang dari setiap Dusun.

3d). jumlah peserta musyawarah Desa dan unsur

masyarakat sebagaimana dimaksud pada

angka 3a) dan angka 3b) dibahas dan

disepakati bersama BPD dan Pemerintah

Desa dengan mempertimbangkan jumlah

penduduk yang mempunyai hak pilih di desa

yang ditetapkan dengan Keputusan BPD.

4. pelaporan hasil pemilihan calon Kepala Desa

oleh panitia pemilihan kepada musyawarah

desa;

5. pengesahan calon terpilih oleh musyawarah

desa;

6. pelaporan hasil pemilihan Kepala Desa

melalui musyawarah desa kepada BPD dalam

jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah

musyawarah desa mengesahkan calon Kepala

Desa terpilih;

7. pelaporan calon Kepala Desa terpilih hasil

musyawarah desa oleh ketua BPD kepada

Walikota paling lambat 7 (tujuh) hari

setelah menerima laporan dari panitia

pemilihan;

8. penerbitan Keputusan Walikota tentang

pengesahan pengangkatan calon Kepala

Desa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh)

hari sejak diterimanya laporan dari BPD; dan

9. pelantikan Kepala Desa oleh Walikota paling

lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan

keputusan pengesahan pengangkatan calon

Kepala Desa terpilih dengan urutan acara

pelantikan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

12. Ketentuan Pasal 132 diubah, sehingga Pasal 132

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 132

(1) Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah

gasal, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling

banyak 9 (sembilan) orang, dengan

memperhatikan wilayah, perempuan, penduduk,

dan kemampuan keuangan desa.

Page 15: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 15 dari 33 hlm…

(2) Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditentukan berdasarkan jumlah

penduduk desa setempat dengan pengaturan

sebagai berikut:

a. jumlah penduduk sampai dengan 5000 (lima

ribu) jiwa, 5 (lima) orang anggota BPD;

b. jumlah penduduk 5001 (lima ribu satu)

sampai dengan 9000 (sembilan ribu) jiwa, 7

(tujuh) orang anggota BPD; dan

c. jumlah penduduk di atas 9001 (sembilan ribu

satu) jiwa, 9 (sembilan) orang anggota BPD.

(3) Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) harus mewakili masing-masing

wilayah dusun yang terdapat di desa tersebut.

(4) Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) ditetapkan oleh panitia pengisian

BPD dengan mempertimbangkan jumlah

penduduk secara proposional.

13. Ketentuan Pasal 133 ayat (3) diubah dan ditambahkan

4 (empat) ayat yakni ayat (4), ayat (5), ayat (6), dan

ayat (7), sehingga Pasal 133 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 133

(1) Pengisian keanggotaan BPD dilaksanakan secara

demokratis melalui proses pemilihan secara

langsung atau musyawarah perwakilan dengan

menjamin keterwakilan perempuan.

(2) Dalam rangka proses pemilihan secara langsung

atau musyawarah perwakilan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa membentuk

panitia pengisian keanggotaan BPD dan

ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.

(3) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

paling banyak berjumlah 11 (sebelas) orang yang

terdiri atas unsur Perangkat Desa paling banyak 3

(tiga) orang dan unsur masyarakat paling banyak

8 (delapan) orang.

(4) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) merupakan wakil dari wilayah pemilihan.

(5) Pengisian anggota BPD berdasarkan keterwakilan

perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan untuk memilih 1 (satu) orang

perempuan sebagai anggota BPD.

(6) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dikecualikan dalam hal proses musyawarah

perwakilan tidak terdapat keterwakilan

perempuan yang bersedia menjadi anggota BPD.

Page 16: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 16 dari 33 hlm…

(7) Ketidakterwakilan perempuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dibuktikan dengan surat

keterangan dari Kepala Desa yang disahkan oleh

Camat.

14. Diantara Pasal 136 dan Pasal 137 disisipkan 1 (satu)

Pasal yakni Pasal 136A, sehingga berbunyi sebagai

berikut:

Pasal 136A

BPD mempunyai tugas:

a. menggali aspirasi masyarakat;

b. menampung aspirasi masyarakat;

c. mengelola aspirasi masyarakat;

d. menyalurkan aspirasi masyarakat;

e. menyelenggarakan musyawarah BPD;

f. menyelenggarakan musyawarah Desa;

g. membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;

h. menyelenggarakan musyawarah Desa khusus

untuk pemilihan Kepala Desa antarwaktu;

i. membahas dan menyepakati rancangan Peraturan

Desa bersama Kepala Desa;

j. melaksanakan pengawasan terhadap kinerja

Kepala Desa;

k. melakukan evaluasi laporan keterangan

penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

l. menciptakan hubungan kerja yang harmonis

dengan Pemerintah Desa dan lembaga Desa

lainnya; dan

m. melaksanakan tugas lain yang diatur dalam

ketentuan peraturan perundang-undangan.

15. Ketentuan Pasal 143 diubah, sehingga berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 143

(1) Kelembagaan BPD terdiri atas:

a. pimpinan; dan

b. ketua bidang.

(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a terdiri atas:

a. 1 (satu) orang ketua;

b. 1 (satu) orang wakil ketua; dan

c. 1 (satu) orang sekretaris.

(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b terdiri atas:

Page 17: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 17 dari 33 hlm…

a. bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa

dan pembinaan kemasyarakatan; dan

b. bidang pembangunan Desa dan

pemberdayaan masyarakat Desa.

(4) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dipimpin oleh ketua bidang.

(5) Pimpinan BPD dan ketua bidang merangkap

sebagai anggota BPD.

16. Diantara Pasal 143 dan Pasal 144 disisipkan 3 (tiga)

Pasal yakni Pasal 143A, Pasal 143B, dan Pasal 143C,

sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 143A

(1) Untuk mendukung pelaksanaan tugas

kelembagaan BPD diangkat 1 (satu) orang tenaga

staf administrasi BPD.

(2) Tata cara pengangkatan tenaga staf administrasi

BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

Pasal 143B

(1) Pimpinan BPD dan ketua bidang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 143 ayat (1) dipilih dari

dan oleh anggota BPD secara langsung dalam

rapat BPD yang diadakan secara khusus.

(2) Rapat pemilihan pimpinan BPD dan ketua bidang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk

pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan

dibantu oleh anggota termuda.

(3) Rapat pemilihan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dilaksanakan paling lama 3 (tiga) hari

terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah/janji.

(4) Rapat pemilihan pimpinan dan/atau ketua bidang

berikutnya karena pimpinan dan/atau ketua

bidang berhenti, dipimpin oleh ketua atau

pimpinan BPD lainnya berdasarkan kesepakatan

pimpinan BPD.

Pasal 143C

(1) Pimpinan dan ketua bidang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 143B ayat (1) yang terpilih,

ditetapkan dengan Keputusan BPD.

Page 18: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 18 dari 33 hlm…

(2) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) mulai berlaku setelah mendapatkan

pengesahan Camat atas nama Walikota.

17. Diantara Pasal 148 dan Pasal 149 disisipkan 4 (empat)

Pasal yakni Pasal 148A, Pasal 148B, Pasal 148C, dan

Pasal 148D, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 148A

(1) Anggota BPD yang berhenti antarwaktu

digantikan oleh calon anggota BPD nomor urut

berikutnya berdasarkan hasil pemilihan anggota

BPD.

(2) Dalam hal calon anggota BPD nomor urut

berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meninggal dunia, mengundurkan diri atau tidak

lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota BPD,

digantikan oleh calon anggota BPD nomor urut

berikutnya.

Pasal 148B

(1) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak anggota BPD yang

diberhentikan antarwaktu ditetapkan, Kepala

Desa menyampaikan usulan nama calon

pengganti anggota BPD yang diberhentikan

kepada Walikota melalui Camat.

(2) Paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya

usulan anggota BPD yang diberhentikan

antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Camat menyampaikan usulan nama calon

pengganti anggota BPD yang diberhentikan

kepada Walikota.

(3) Walikota meresmikan calon pengganti anggota

BPD menjadi anggota BPD dengan keputusan

Walikota paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak

disampaikannya usul penggantian anggota BPD

dari Kepala Desa.

(4) Peresmian anggota BPD sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) mulai berlaku sejak pengambilan

sumpah/janji dan dipandu oleh Walikota atau

pejabat yang ditunjuk.

(5) Setelah pengucapan sumpah/janji sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dilanjutkan

penandatanganan berita acara pengucapan

sumpah/janji.

Page 19: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 19 dari 33 hlm…

Pasal 148C

(1) Masa jabatan anggota BPD antarwaktu

melanjutkan sisa masa jabatan anggota BPD yang

digantikannya.

(2) Masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dihitung 1 (satu) periode.

Pasal 148D

(1) Penggantian antar waktu anggota BPD tidak

dilaksanakan apabila sisa masa jabatan anggota

BPD yang digantikan kurang dari 6 (enam) bulan.

(2) Keanggotaan BPD sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) kosong sampai berakhirnya masa jabatan

anggota BPD.

18. Ketentuan Pasal 149 ayat (2) ditambahkan 7 (tujuh)

huruf baru yakni huruf e, huruf f, huruf g, huruf h,

huruf i, huruf j, huruf k, ayat (3) diubah, dan

ditambahkan 4 (empat) ayat baru yakni ayat (4), ayat

(5), ayat (6), dan ayat (7) sehingga Pasal 149 berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 149

(1) Anggota BPD berhenti karena:

a. meninggal dunia;

b. permintaan sendiri; atau

c. diberhentikan.

(2) Anggota BPD diberhentikan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c karena:

a. berakhir masa keanggotaan;

b. tidak dapat melaksanakan tugas secara

berkelanjutan atau berhalangan tetap secara

berturut-turut selama 6 (enam) bulan;

c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota

BPD;

d. melanggar larangan sebagai anggota BPD;

e. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode

etik BPD;

f. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap karena melakukan tindak

pidana dengan ancaman pidana penjara 5

(lima) tahun atau lebih;

Page 20: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 20 dari 33 hlm…

g. tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau

rapat BPD lainnya yang menjadi tugas dan

kewajibannya sebanyak 6 (enam) kali

berturut-turut tanpa alasan yang sah;

h. adanya perubahan status Desa menjadi

kelurahan, penggabungan 2 (dua) Desa atau

lebih menjadi 1 (satu) Desa baru, pemekaran

atau penghapusan Desa; atau

i. bertempat tinggal di luar wilayah asal

pemilihan;

j. ditetapkan sebagai calon Kepala Desa;

dan/atau

k. tidak melaksanakan kewajiban.

(3) Pemberhentian anggota BPD diusulkan oleh

pimpinan BPD berdasarkan hasil musyawarah

BPD kepada Walikota melalui Kepala Desa.

(4) Kepala Desa menindaklanjuti usulan

pemberhentian anggota BPD kepada Walikota

melalui Camat paling lama 7 (tujuh) hari sejak

diterimanya usul pemberhentian.

(5) Camat menindaklanjuti usulan pemberhentian

anggota BPD kepada Wali kota paling lama 7

(tujuh) hari sejak diterimanya usul

pemberhentian.

(6) Walikota meresmikan pemberhentian anggota BPD

paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya

usul pemberhentian anggota BPD.

(7) Peresmian pemberhentian anggota BPD

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan

dengan Keputusan Walikota.

19. Diantara Pasal 149 dan Pasal 150 disisipkan 2 (dua)

Pasal yakni Pasal 149A dan Pasal 149B, sehingga

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 149A

(1) Anggota BPD diberhentikan sementara oleh

Walikota setelah ditetapkan sebagai tersangka

dalam tindak pidana korupsi, terorisme, makar,

dan/atau tindak pidana terhadap keamanan

negara.

Page 21: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 21 dari 33 hlm…

(2) Dalam hal anggota BPD yang diberhentikan

sementara berkedudukan sebagai pimpinan BPD,

diikuti dengan pemberhentian sebagai pimpinan

BPD.

(3) Dalam hal pimpinan BPD diberhentikan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pimpinan

BPD lainnya memimpin rapat pemilihan pimpinan

BPD pengganti antar waktu.

Pasal 149B

(1) Dalam rangka menciptakan hubungan kerja yang

harmonis dengan Pemerintah Desa dan lembaga

Desa lainnya, BPD dapat mengusulkan kepada

Kepala Desa untuk membentuk Forum

Komunikasi Antar Kelembagaan Desa atau

FKAKD.

(2) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri dari unsur Ketua/Kepala kelembagaan

Desa yang telah terbentuk.

(3) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.

(4) Tugas forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

menyepakati dan menyelesaikan berbagai

permasalahan aktual di desa.

20. Diantara Pasal 218 dan Pasal 219 disisipkan 1 (satu)

Pasal yakni Pasal 218A, sehingga berbunyi sebagai

berikut:

Pasal 218A

Ketentuan lebih lanjut mengenai Kerja Sama Desa

diatur dengan Peraturan Walikota.

21. Diantara Pasal 244 dan Pasal 245 disisipkan 1 (satu)

Pasal yakni Pasal 244A, sehingga berbunyi sebagai

berikut:

Pasal 244A

Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Usaha Milik

Desa diatur dengan Peraturan Walikota.

22. Ketentuan Pasal 254 ayat (11) diubah, sehingga Pasal

254 berbunyi sebagai berikut:

Page 22: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 22 dari 33 hlm…

Pasal 254

(1) Pengurus RT terdiri dari:

a. Ketua;

b. Sekretaris;

c. Bendahara;

d. Bidang-bidang; dan

e. Anggota adalah penduduk setempat yang

terdaftar pada kartu keluarga yang diwakili

oleh kepala keluarga.

(2) Pengurus RW terdiri dari:

a. Ketua;

b. Sekretaris;

c. Bendahara;

d. Bidang-bidang; dan

e. Anggota adalah RT yang diwakili oleh

Pengurus RT.

(3) Bidang-bidang pada pengurus RT dan pengurus

RW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) terdiri dari:

a. Bidang Agama;

b. Bidang Pendidikan;

c. Bidang Kesehatan;

d. Bidang Pembangunan, Ekonomi, dan

Koperasi;

e. Bidang Kependudukan dan Keluarga

Berencana;

f. Bidang Keamanan dan Ketertiban

Masyarakat;

g. Bidang Sosial, Budaya, Pemuda dan

Olahraga;

h. Bidang Lingkungan Hidup; dan

i. Bidang Pemberdayaan Kesejahteraan

Keluarga.

(4) Pemilihan ketua RT sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a, dilakukan secara musyawarah

untuk mufakat oleh warga RT yang bersangkutan

dan difasilitasi oleh kepala desa atau penjabat

kepala desa dan atau ketua RW yang

bersangkutan;

(5) Pemilihan ketua RW sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf a dilakukan secara musyawarah

untuk mufakat oleh warga RW yang bersangkutan

yang diwakili oleh unsur pengurus RT

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,

huruf b, huruf c, dan huruf d yang difasilitasi oleh

kepala desa atau penjabat Kepala Desa.

Page 23: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 23 dari 33 hlm…

(6) Dalam hal pemilihan ketua RT dan ketua RW

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5)

melalui musyawarah tidak diperoleh kesepakatan

maka dilakukan dengan cara pemilihan dengan

suara terbanyak.

(7) Pemilihan ketua RT dan ketua RW sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dianggap sah

apabila sekurang-kurangnya dihadiri oleh 50%

(lima puluh perseratus) ditambah 1 (satu) dari

jumlah hak pilih.

(8) Pengisian personil sekretaris, bendahara, dan

bidang-bidang RT dan RW sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) huruf b, huruf c dan

huruf d, dilakukan oleh ketua dengan

memperhatikan masukan dan saran warga RT dan

RW yang bersangkutan.

(9) Hasil pemilihan dan pengisian pengurus RT dan

pengurus RW sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2) dituangkan dalam berita acara dan

dilaporkan kepada kepala desa untuk ditetapkan

dan disahkan dengan Keputusan Kepala Desa.

(10) Penetapan dan pengesahan pengurus RT dan

pengurus RW oleh kepala desa dilaporkan kepada

walikota melalui Camat.

(11) Masa bakti pengurus RT dan pengurus RW selama

5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali paling

banyak 2 (dua) kali secara berturut-turut atau

tidak secara berturut-turut.

23. Ketentuan Pasal 259 ditambahkan 1 (satu) ayat yakni

ayat (4), sehingga Pasal 259 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 259

(1) Karang Taruna dapat dibentuk di desa sesuai

kebutuhan yang ditetapkan dengan Peraturan

Kepala Desa atau penjabat Kepala Desa.

(2) Pembentukan, susunan pengurus, syarat menjadi

pengurus, dan masa bhakti pengurus Karang

Taruna diatur sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(3) Karang Taruna sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) beranggotakan para pemuda warga masyarakat

setempat.

Page 24: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 24 dari 33 hlm…

(4) Masa bakti pengurus Karang Taruna selama 5

(lima) tahun dan dapat dipilih kembali paling

banyak 2 (dua) kali secara berturut-turut atau

tidak secara berturut-turut.

24. Ketentuan Pasal 263 ayat (4) diubah, sehingga Pasal

263 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 263

(1) Pengurus LPMD terdiri dari:

a. Ketua;

b. Sekretaris;

c. Bendahara; dan

d. Bidang-bidang

(2) Bidang-bidang LPMD sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf d, terdiri dari:

a. Bidang Agama;

b. Bidang Pendidikan;

c. Bidang Kesehatan;

d. Bidang Pembangunan, Ekonomi, dan

Koperasi;

e. Bidang Kependudukan dan Keluarga

Berencana;

f. Bidang Keamanan dan Ketertiban

Masyarakat;

g. Bidang Sosial, Budaya, Pemuda dan

Olahraga; dan

h. Bidang Lingkungan Hidup.

(3) Pengurus LPMD ditetapkan dengan Keputusan

Kepala Desa.

(4) Masa bakti pengurus LPMD selama 5 (lima) tahun

dan dapat dipilih kembali paling banyak 2 (dua)

kali secara berturut-turut atau tidak secara

berturut-turut.

25. Ketentuan Pasal 298 diubah, sehingga Pasal 298

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 298

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Aset

Desa dan pengadaan barang dan/atau jasa di desa

diatur dengan Peraturan Walikota.

Page 25: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 25 dari 33 hlm…

26. Ketentuan Pasal 301 diubah, sehingga Pasal 301

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 301

(1) Perangkat Desa yang diangkat sebelum

ditetapkannya Peraturan Daerah ini tetap

melaksanakan tugas sampai habis masa tugasnya

berdasarkan surat keputusan pengangkatannya.

(2) Perangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

yang diangkat secara periodisasi yang telah habis

masa tugasnya dan berusia kurang dari 60 (enam

puluh) tahun dapat diangkat sampai dengan usia

60 (enam puluh) tahun.

(3) Perangkat Desa yang berstatus sebagai Pegawai

Negeri Sipil menyesuaikan dengan Peraturan

Daerah ini paling lambat 3 (tiga) bulan setelah

Peraturan Daerah ini diundangkan.

Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Batu.

Ditetapkan di Batu

pada tanggal 23 Oktober 2018

Diundangkan di Batu pada tanggal 24 Oktober 2018

SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU,

TTD

ZADIM EFFISIENSI

LEMBARAN DAERAH KOTA BATU TAHUN 2018 NOMOR 5/E

NO REG PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 309-5/2018

WALIKOTA BATU,

TTD

DEWANTI RUMPOKO

Page 26: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 26 dari 33 hlm…

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2018

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BATU

NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DESA

I. UMUM

bahwa untuk melaksanakan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa,

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang

Pemilihan Kepala Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2017 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang

Pemilihan Kepala Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83

Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 67 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian

Perangkat Desa, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun

2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa,

perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan

Daerah Kota Batu Nomor 1 Tahun 2015 tentang Desa.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 36

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 56

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 58

Ayat (1)

Cukup jelas.

Page 27: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 27 dari 33 hlm…

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 60

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 62A

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 74

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 79

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 80

Page 28: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 28 dari 33 hlm…

Cukup jelas.

Pasal 106

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 128

Huruf a

angka 1

Cukup jelas.

angka 2

Cukup jelas.

angka 3

Cukup jelas.

angka 4

Cukup jelas.

angka 5

Cukup jelas.

angka 6

Cukup jelas.

Huruf b

angka 1

Cukup jelas.

angka 2

Cukup jelas.

angka 3

Cukup jelas.

angka 3a

Cukup jelas.

angka 3b

Cukup jelas.

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Page 29: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 29 dari 33 hlm…

Cukup jelas.

Huruf i

Yang dimaksud dengan masyarakat tidak mapan

yaitu masyarakat yang memiliki kemampuan

tingkat ekonomi rendah.

Huruf j

Cukup jelas.

Huruf k

Cukup jelas.

angka 3c

Cukup jelas.

angka 3d

Cukup jelas.

angka 4

Cukup jelas.

angka 5

Cukup jelas.

angka 6

Cukup jelas.

angka 7

Cukup jelas.

angka 8

Cukup jelas.

angka 9

Cukup jelas.

Pasal 132

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 133

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Page 30: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 30 dari 33 hlm…

Pasal 136

Cukup jelas.

Pasal 143

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 143A

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 143B

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 143C

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 148A

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 148B

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Page 31: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 31 dari 33 hlm…

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 148C

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 148D

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 149

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 149A

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 149B

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Page 32: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 32 dari 33 hlm…

Cukup jelas.

Pasal 218A

Cukup jelas.

Pasal 244A

Cukup jelas.

Pasal 254

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

Ayat (10)

Cukup jelas.

Ayat (11)

Cukup jelas.

Pasal 259

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 263

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Page 33: SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN …

Halaman 33 dari 33 hlm…

Cukup jelas.

Pasal 298

Cukup jelas.

Pasal 301

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.