SALINAN WALI KOTA BANDUNGjdih.bandung.go.id/a/file_produk_hukum_perda/PERWAL 001 TAHUN 2019... ·...
Transcript of SALINAN WALI KOTA BANDUNGjdih.bandung.go.id/a/file_produk_hukum_perda/PERWAL 001 TAHUN 2019... ·...
https://jdih.bandung.go.id
SALINAN
WALI KOTA BANDUNG
PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN WALI KOTA BANDUNG
NOMOR 001 TAHUN 2019
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 126
TAHUN 2018 TENTANG PENILAIAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALI KOTA BANDUNG,
Menimbang : a. bahwa pengaturan penilaian kinerja pegawai dan
pemberian tunjangan kinerja di lingkungan Pemerintah
Kota Bandung telah ditetapkan berdasarkan Peraturan
Wali Kota Bandung Nomor 126 Tahun 2017 tentang
Penilaian Kinerja Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kota
Bandung, namun dalam perkembangannya perlu
dilakukan penyesuaian dan perubahan dalam rangka
penghitungan kinerja dan pemberian tunjangan kinerja
bagi pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Bandung
secara berkeadilan dan terukur dalam pencapaian target
kinerja secara individu maupun secara institusional;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Wali Kota
tentang Perubahan Atas Peraturan Wali Kota Bandung
Nomor 126 Tahun 2018 tentang Penilaian Kinerja Pegawai
di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Negara;
3. Undang-Undang …
2
https://jdih.bandung.go.id
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan;
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Pegawai
Negeri;
11. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 27 Tahun 2012
tentang Peningkatan Prestasi Kerja dan Kesejahteraan
Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota
Bandung;
12.Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 1481 Tahun
2016 tentang Nama Kelas Jabatan dan Nilai Jabatan di
Lingkungan Pemerintah Kota Bandung;
13. Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 126 Tahun 2018
tentang Penilaian Kinerja Pegawai di Lingkunagan
Pemerintah Kota Bandung;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA BANDUNG TENTANG PERUBAHAN
ATAS PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 126 TAHUN
2018 TENTANG PENILAIAN KINERJA PEGAWAI DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG.
Pasal …
3
https://jdih.bandung.go.id
Pasal I
Beberapa Ketentuan dalam Peraturan Wali Kota Bandung
Nomor 126 Tahun 2018 tentang Penilaian Kinerja Pegawai di
Lingkungan Pemerintah Kota Bandung (Berita Daerah Kota
Bandung Tahun 2018 Nomor 5), diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan angka 28, angka 51, angka 52 dan angka 54
Pasal 1 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 1
1. Daerah Kota adalah Kota Bandung.
2. Pemerintah Daerah Kota adalah Pemerintah Kota
Bandung.
3. Wali Kota adalah Wali Kota Bandung.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota
Bandung.
5. Asisten adalah Asisten pada Sekretariat Daerah Kota
Bandung.
6. Atasan langsung adalah pejabat yang memiliki
kewenangan langsung terhadap pegawai di bawahnya.
7. Bawahan adalah pegawai yang berada setingkat di
bawah atasan langsung.
8. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PD adalah
unsur pembantu Wali Kota dan DPRD dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah.
9. Kepala Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
kepala PD adalah Kepala Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Daerah.
10. Kepala Unit Organisasi Perangkat Daerah adalah
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Administrator dan
Pengawas pada Perangkat Daerah yang terdiri dari
Asisten Sekretariat Daerah, Kepala Bagian, Sekretaris,
Kepala Bidang, Sekretaris Kecamatan, Kepala Sub
Bidang, Kepala Seksi, Lurah, Kepala UPT, Kepala Sub
Bagian, Sekretaris Kelurahan dan Kepala Sub Bagian
Tata Usaha UPT.
11. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan yang
selanjutnya disingkat BKPP adalah Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Kota Bandung.
12. Inspektorat …
4
https://jdih.bandung.go.id
12. Inspektorat adalah Inspektorat Kota Bandung.
13. Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan yang selanjutnya disingkat Bapelitbang
adalah Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan Kota Bandung.
14. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset yang selanjutnya
disingkat BPKA adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Kota Bandung.
15. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai PNS secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
16. Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, dan belum diangkat sebagai PNS secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian.
17. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mengangkat,
memindahkan dan memberhentikan PNS di Lingkungannya
atau pejabat lain yang ditunjuk oleh pejabat yang
berwenang tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan serta mempunyai kewenangan
dalam hal legalitas dokumen.
18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya
disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kota Bandung.
19. Jabatan Pimpinan Tinggi yang selanjutnya disingkat JPT
adalah sekelompok jabatan tinggi pada instansi pemerintah;
20. Pejabat Pimpinan Tinggi adalah PNS yang menduduki
Jabatan Pimpinan Tinggi.
21. Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang
berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik
serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.
22. Pejabat Administrasi adalah PNS yang menduduki Jabatan
Administrasi pada instansi pemerintah.
23. Jabatan …
5
https://jdih.bandung.go.id
23. Jabatan Pelaksana adalah sekelompok PNS yang
bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan
publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.
24. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi
fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional
yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
25. Validator adalah Pejabat yang berwenang memvalidasi
listing TKD.
26. Pejabat Pelaksana Tugas yang selanjutnya disingkat PLT
adalah pejabat yang menempati posisi jabatan sementara
karena pejabat definitif yang menempati jabatan itu
berhalangan tetap.
27. Pejabat Pelaksana Harian yang selanjutnya disingkat PLH
adalah pejabat yang menempati posisi jabatan sementara
karena pejabat definitif yang menempati jabatan itu
berhalangan sementara.
28. Pegawai Titipan adalah PNS yang bekerja pada Pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota lain yang ditugaskan pada
Pemerintah Daerah Kota dan ditetapkan oleh Kepala
Daerah.
29. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabadikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
30. Evaluasi Jabatan adalah suatu proses untuk menilai suatu
jabatan-jabatan secara sistematis dengan menggunakan
kriteria-kriteria yang disebut sebagai faktor jabatan
terhadap informasi faktor jabatan untuk menentukan kelas
jabatan;
31. Instruksi Khusus Pimpinan yang selajutnya disingkat IKP
adalah Perintah tertulis atau lisan serta pesan-pesan dari
Pimpinan Daerah yang harus dilaksanakan dan
diselesaikan dalam jangka waktu yang ditentukan.
32. Indikator Kinerja Utama yang selanjutnya disingkat IKU
adalah target kinerja dalam periode tertentu bersifat
tahunan yang dinyatakan dengan nilai kuantitatif sesuai
dengan tugas dan fungsi serta rencana kerja.
33. Indikator …
6
https://jdih.bandung.go.id
33. Indikator Kinerja Individu yang selanjutnya disingkat IKI
adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh PNS
dalam periode tertentu bersifat tahunan yang dinyatakan
dengan nilai kuantitatif sesuai dengan tugas dan fungsi.
34. Faktor Jabatan adalah komponen-komponen pekerjaan
dalam suatu jabatan yang terdiri dari level-level faktor
jabatan yang diperhitungkan.
35. Kelas Jabatan adalah penentuan dan pengelompokan
tingkat jabatan berdasarkan nilai suatu jabatan.
36. Disiplin kehadiran adalah kesanggupan PNS untuk masuk
kerja dan menaati jam kerja sesuai kewajiban PNS.
37. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP
adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh
seorang PNS.
38. Aktivitas Utama yaitu langkah kerja untuk melaksanakan
tugas dan fungsi dan/atau kegiatan ditujukan untuk
mencapai target kinerja tahunan organisasi dan
direncanakan secara sistematis sesuai hirarki organisasi.
39. Aktivitas Tambahan yaitu langkah kerja untuk
melaksanakan pekerjaan yang tidak berkaitan dengan
tugas dan fungsi, dilakukan diluar rencana organisasi,
tetapi tidak keluar dari kaitan tugas PNS dalam
melaksanakan perintah atasan, kebijakan dan pelayanan.
40. Aktivitas Pribadi adalah aktivitas PNS yang terdiri dari
aktivitas utama dan aktivitas tambahan.
41. Aktivitas Bawahan yaitu langkah kerja yang dilakukan oleh
bawahan yang menjadi kinerja atasan.
42. Perilaku adalah penilaian atas tindakan keseharian PNS
melalui pernyataan dari PNS lain di lingkungan kerja
masing-masing dengan pendekatan psikologis berupa
kuesioner yang terdiri atas serangkaian pertanyaan
tertutup.
43. Aktivitas Negatif adalah serangkaian aktivitas dan/atau
perilaku yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan.
44. Hukuman Disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan
kepada PNS karena melanggar peraturan disiplin PNS.
45. Kepala Instalasi/Unit pada Rumah Sakit adalah pegawai
yang ditunjuk oleh Kepala Perangkat Daerah untuk
melaksanakan tugas sebagai koordinator.
46. Keberatan …
7
https://jdih.bandung.go.id
46. Keberatan adalah prosedur atau cara yang ditempuh PNS
jika merasa tidak puas atau kurang puas atas hasil
pencapaian kinerja atau data yang berkaitan dengan kinerja
pada bulan berkenaan.
47. Kinerja kolektif adalah capaian kinerja kolektif PNS
dihitung dari capaian kinerja bawahan secara akumulasi
yang menjadi capaian atasan.
48. Hari adalah hari sesuai tanggal dalam kalender masehi.
49. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan
dalam jangka waktu tertentu.
50. Izin adalah keadaan tidak masuk kerja bagi PNS yang
diizinkan oleh atasan langsung.
51. Masa Persiapan Pensiun yang selanjutnya disingkat MPP
adalah jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sebelum
PNS memasuki masa pensiun dan PNS bersangkutan
dibebastugaskan dari jabatannya pada Pemerintah Daerah
Kota.
52. Tunjangan Kinerja Dinamis yang selanjutnya disingkat TKD
adalah Tambahan Penghasilan bagi PNS yang diberikan
berdasarkan pengukuran kinerja yang terdiri dari
komponen aktivitas utama dan aktivitas tambahan,
perilaku, pencapaian atas Kinerja Keuangan, pencapaian
IKU, pencapaian IKI dan terselesaikannya IKP sesuai
dengan kewenangan dan kedudukan PNS.
53. Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disingkat TP-PNS adalah tambahan
penghasilan bagi PNS yang diberikan berdasarkan
pertimbangan objektif dengan memperhatikan beban kerja
atau tempat bertugas atau kondisi kerja atau kelangkaan
profesi atau prestasi kerja sesuai kemampuan keuangan
daerah.
54. Sistem Informasi Administrasi Presensi yang selanjutnya
disebut SIAP adalah Sistem Informasi yang berfungsi
mengelola dan menyajikan data kehadiran kerja bagi PNS di
Lingkungan Pemerintah Daerah Kota yang dapat diakses
secara Online dan terintegrasi ke seluruh Perangkat Daerah.
55. Penyerapan Anggaran yaitu kesesuaian rencana jadwal
dengan pelaksanaan, selisih anggaran dengan realisasi
terhadap ketercapaian volume output dan keberhasilan
tercapainya sasaran program atau outcome.
56. Elektronik …
8
https://jdih.bandung.go.id
56. Elektronik Remunerasi dan Kinerja yang selanjutnya
disingkat e-RK adalah aplikasi yang memuat mekanisme
penilaian kinerja PNS melalui sistem elektronik.
57. Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari
setiap pelaksanaan tugas jabatan.
58. Daftar Pembayaran adalah dokumen berupa daftar
pembayaran yang diterbitkan oleh pejabat yang
bertanggung jawab atas besaran tunjangan.
59. Daftar Pemeriksaan adalah dokumen yang berisi daftar atas
perhitungan kinerja yang berfungsi sebagai bahan
pemeriksaan yang disahkan oleh Kepala PD.
60. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Perangkat Daerah yang
selanjutnya disingkat DPA-PD adalah dokumen yang
memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh
Pengguna Anggaran.
61. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Perangkat
Daerah yang selanjutnya disingkat DPPA-PD adalah
dokumen yang memuat perubahan pendapatan, belanja
dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar
pelaksanaan perubahan anggaran oleh Pengguna Anggaran.
62. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD
adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk
melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan Surat
Permintaan Pembayaran.
63. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat
SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat yang
bertanggung jawab atas permintaan pembayaran.
64. Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya
disingkat SPP-LS adalah dokumen yang diajukan oleh
Bendahara Pengeluaran untuk permintaan pembayaran
langsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak
kerja atau surat perintah kerja lainnya dan pembayaran
gaji dengan jumlah, penerimaan peruntukan dan waktu
pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan oleh
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
65. Surat ...
9
https://jdih.bandung.go.id
65. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya
disingkat SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai
dasar untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-
PD.
66. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat
SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar
pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD/Kuasa BUD
berdasarkan SPM.
67. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD
adalah pejabat pengelola keuangan daerah yang bertindak
dalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah.
2. Ketentuan ayat (1) Pasal 16 diubah, diantara ayat (1) dan ayat
(2) Pasal 16 disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (1a) serta ayat (3)
dan ayat (6) diubah, sehingga Pasal 16 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 16
(1) Penilaian Perilaku Kerja dilakukan dengan pola 3600 (tiga
ratus enam puluh derajat) dengan menggunakan skala
likert terdiri atas 4 (empat) jenis penilaian yang meliputi:
a. penilaian perilaku dari atasan;
b. penilaian perilaku dari diri sendiri;
c. penilaian perilaku dari rekan sejawat; dan
d. penilaian perilaku dari bawahan.
(1a) Proporsi penilaian perilaku kerja dibedakan atas proporsi
penilaian perilaku untuk Pejabat Struktural dan proporsi
penilaian perilaku untuk pelaksana, dengan porsi sebagai
berikut:
a. Penilaian perilaku untuk Pejabat Struktural meliputi:
1. 50% (lima puluh persen) penilaian perilaku dari
atasan;
2. 20% (dua puluh persen) penilaian perilaku dari diri
sendiri;
3. 20% (dua puluh persen) penilaian perilaku dari rekan
sejawat; dan
4. 10% (sepuluh persen) penilaian perilaku dari
bawahan.
b. Penilaian perilaku untuk Pelaksana meliputi:
1. 50% (lima puluh persen) penilaian perilaku dari
atasan;
2. 25% (dua puluh lima persen) penilaian perilaku dari
diri sendiri; dan
3. 25% (dua puluh lima persen) penilaian perilaku dari
rekan sejawat.
(2) Komponen …
10
https://jdih.bandung.go.id
(2) Komponen review perilaku terdiri atas:
a. orientasi pelayanan;
b. integritas;
c. komitmen;
d. disiplin;
e. kerja sama; dan
f. kepemimpinan.
(3) Format penilaian perilaku kerja berupa daftar pertanyaan
bersifat tertutup terdiri atas 15 (lima belas) pertanyaan,
khusus untuk JPT terdiri atas 6 (enam) pertanyaan.
(4) Pemberlakuan penilaian perilaku sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dikonfigurasikan oleh admin e-RK.
(5) Penilaian review perilaku dilakukan secara kuantitatif
oleh sistem e-RK.
(6) Hasil penilaian perilaku sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dijadikan sebagai dasar perhitungan perilaku
kerja.
3. Ketentuan Pasal 21 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 21
Komposisi Tunjangan Tambahan berdasarkan output
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 2, dengan rincian
perhitungan sebagai berikut:
a. bagi jabatan pengawas adalah sebagai berikut:
1. pencapaian IKI diberi bobot 70% (tujuh puluh
persen); dan
2. capaian kinerja keuangan diberi bobot 30% (tiga
puluh persen).
b. bagi jabatan administrasi adalah sebagai berikut:
1. pencapaian IKI diberi bobot 60% (enam puluh
persen); dan
2. capaian kinerja keuangan diberi bobot 40% (empat
puluh persen).
c. bagi jabatan pengawas dan jabatan administrasi yang
tidak memiliki anggaran, maka capaian kinerja
keuanganya dianggap 100% (seratus persen).
d. bagi …
11
https://jdih.bandung.go.id
d. bagi JPT selaku kepala Perangkat Daerah adalah sebagai
berikut:
1. pencapaian IKP diberi bobot 20% (dua puluh persen);
2. capaian kinerja keuangan diberi bobot 20% (empat
puluh persen); dan
3. pencapaian IKU diberi bobot 60% (enam puluh
persen).
e. bagi JPT selaku Asisten pada Sekretariat Daerah
Pencapaian IKP diberi bobot 100% (seratus persen).
f. Jabatan yang diberikan TKD berdasarkan pencapaian
output yaitu:
1. PNS dengan jabatan struktural;
2. PPNS bersertifikat; dan
3. Pengelola barang dan jasa.
g. bagi PNS dengan jabatan sebagaimana dimaksud pada
huruf f, dapat diberikan lebih dari 1 (satu) jenis TKD
berdasarkan pencapaian output;
h. bagi jabatan pelaksana yang diberi tugas khusus
berdasarkan output, pemberian TKD dihitung dari
realisasi pencapaian output;
i. realisasi pencapaian output sebagaimana dimaksud pada
huruf g, dibuktikan dengan berita acara yang
ditandatangi oleh Kepala PD.
4. Ketentuan ayat (1) Pasal 24 diubah, sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 24
(1) Dengan pemberian TKD, maka PNS dan Calon PNS
dilarang:
a. memberikan, menjanjikan, menerima segala hadiah
dalam bentuk apapun dalam pelaksanaan tugas
kedinasan; dan
b. menerima honorarium atas segala bentuk kegiatan
kedinasan yang bersumber dari APBD.
c. menerima …
12
https://jdih.bandung.go.id
c. menerima imbalan/pendapatan lain, kecuali:
1. uang transport dinas dan biaya perjalanan dinas
baik dalam kota, dalam daerah dan/atau luar
daerah; dan
2. segala bentuk imbalan atau pendapatan lainnya
yang bersumber dari APBN dan/atau APBD selain
APBD Kota Bandung.
(2) Untuk PNS yang ditempatkan pada Badan Pengelolaan
Pendapatan Daerah Kota Bandung atau yang masih
mendapatkan bagian dari pemungutan insentif dari
pemungutan pajak/retribusi maka tidak mendapatkan
lagi insentif pemungutan pajak/retribusi.
5. Ketentuan ayat (2) huruf d dan ayat (3) Pasal 25 diubah,
sehingga Pasal 25 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 25
(1) Metode perhitungan atas komponen tunjangan
berdasarkan proses yaitu:
a. tunjangan berdasarkan proses didasarkan atas
perhitungan indeks dikalikan dengan nilai jabatan
dikalikan dengan acres pajak sebesar 15% (lima belas
persen);
b. perhitungan indeks adalah besaran upah minimum
regional Kota Bandung Tahun berkenaan dibagi nilai
jabatan terendah di Daerah Kota;
c. perhitungan atas nilai jabatan berdasarkan evaluasi
jabatan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
d. bagi JFT Tenaga Kesehatan perhitungan didasarkan
atas ketercapaian angka kredit yang ditetapkan per
bulan.
(2) Metode …
13
https://jdih.bandung.go.id
(2) Metode perhitungan atas komponen tunjangan
berdasarkan output yaitu terdiri dari:
a. perhitungan tunjangan Output berbasis IKU:
1. perhitungan tunjangan atas IKU dibagi menjadi dua
yaitu 50% (lima puluh persen) untuk tunjangan IKU
tahunan dan 50% (lima puluh persen) untuk
tunjangan IKU triwulan;
2. perhitungan IKU pada bulan pertama dan kedua
setiap triwulannya diberikan 50% (lima puluh
persen) dari proporsi tunjangan IKU triwulan;
3. perhitungan IKU pada bulan ketiga setiap
triwulannya diberikan 200% (dua ratus persen) dari
proporsi tunjangan IKU sesuai dengan capaian pada
triwulan tersebut;
4. apabila Pencapaian IKU triwulan kurang dari 50%,
(lima puluh persen) maka tunjangan atas IKU tidak
dibayarkan.
5. rumusan IKU adalah sebagai berikut:
IKU per bulan = {50% IKU triwulan x (proporsi IKU x tunjangan Output)} x 50%
IKU triwulan = {(200% x (proporsi IKU x tunjangan Output)≥50%)} x 50%
IKU tahunan = (50% x (proporsi IKU x tunjangan Output) x 12 bulan) –
capaian realisasi IKU tahunan
b. perhitungan tunjangan Output berbasis IKI:
1. perhitungan tunjangan atas IKI dibagi menjadi dua
yaitu 50% (lima puluh persen) untuk tunjangan IKI
tahunan dan 50% (lima puluh persen) untuk
tunjangan IKI triwulan;
2. perhitungan IKI pada bulan pertama dan kedua
setiap triwulannya diberikan 50% (lima puluh
persen) dari proporsi tunjangan IKI triwulan;
3. perhitungan IKI pada bulan ketiga setiap
triwulannya diberikan 200% (dua ratus persen)
sesuai dengan capaian pada triwulan tersebut;
4. apabila Pencapaian IKI triwulan kurang dari 50%
(lima puluh persen), maka tunjangan atas IKI tidak
dibayarkan.
5) rumusan …
14
https://jdih.bandung.go.id
5. rumusan IKI adalah sebagai berikut:
IKI per bulan = {50% IKI triwulan x (proporsi IKI x tunjangan Output)} x 50%
IKI triwulan = {(200% x (proporsi IKI x tunjangan Output)≥50%)} x 50%
IKI tahunan = (50% x (proporsi IKI x tunjangan Output) x 12bulan) –
capaian realisasi IKI tahunan
c. perhitungan Tunjangan Output berbasis IKP:
1. IKP dari Wali Kota diinstruksikan kepada Pejabat
Pimpinan Tinggi yaitu Asisten atau Kepala Perangkat
Daerah dengan batas waktu tertentu;
2. Asisten atau Kepala Perangkat Daerah dapat
menurunkan IKP kepada pejabat struktural dibawah
koordinasinya;
3. Pejabat struktural yang mendapat delegasi IKP
melaporkan ketercapaian IKP kepada Pejabat
Pimpinan Tinggi yaitu Asisten atau Kepala PD;
4. IKP terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu:
a) IKP Leading (mempunyai poin 2), yaitu jenis
instruksi yang diberikan dimana Perangkat
Daerah diberikan tanggung jawab untuk
mengoordinasikan tugas pada PD yang menjadi
supporting dan melaporkan kepada Pejabat
Pimpinan Tinggi yaitu Asisten;
b) IKP Supporting (mempunyai poin 1), yaitu jenis
instruksi yang diberikan dimana PD menjadi
pendukung terlaksananya instruksi dan
bertanggungjawab kepada PD yang diberikan IKP
leading;
c) IKP single (mempunyai poin 1), yaitu jenis
instruksi yang diberikan dimana PD diberikan
tanggung jawab penuh dalam melaporkan kepada
Pejabat Pimpinan Tinggi yaitu Asisten.
5. IKP dapat diberikan lebih dari 1 (satu) jenis kepada
Pejabat Pimpinan Tinggi yaitu Asisten atau Kepala
Perangkat Daerah.
6) Perhitungan …
15
https://jdih.bandung.go.id
7.
6. Perhitungan IKP atas Pejabat Pimpinan Tinggi atau
Kepala Perangkat Daerah adalah jumlah ketercapaian
IKP (poin) dibagi dengan jumlah IKP dikali 100%
(seratus Persen) dikalikan jumlah TKD pada
komponen output;
7. IKP apabila dirumuskan yaitu:
( )
d. Perhitungan Tunjangan atas Kinerja keuangan:
1. perhitungan kinerja keuangan adalah ketepatan
kinerja keuangan per bulan berdasarkan Anggaran
Kas Bulanan per kegiatan yang dihitung secara
akumulasi per triwulan;
2. kegiatan yang diperhitungkan adalah kegiatan yang
dijalankan pada unit organisasi yang bersangkutan;
3. perhitungan tunjangan kinerja keuangan pada bulan
pertama dan kedua setiap triwulannya diberikan
50% (lima puluh persen) dari proporsi tunjangan
kinerja keuangan;
4. perhitungan tunjangan kinerja keuangan pada bulan
ketiga setiap triwulannya diberikan 200% (dua ratus
persen) sesuai dengan capaian pada triwulan
tersebut;
5. rumus nilai kinerja keuangan adalah total poin
kegiatan yang anggarannya terserap dibagi jumlah
kegiatan. Kegiatan yang terserap antara 76% (tujuh
puluh enam persen) sampai dengan 100% (seratus
persen) terhadap Anggaran Kas Bulanan akan dinilai
1 (satu) poin;
6. kinerja keuangan apabila dirumuskan yaitu:
⁄ ( )
8. Kinerja keuangan dapat dikecualikan apabila diluar
kemampuan pengelola keuangan atas persetujuan
pejabat yang berwenang.
e. Perhitungan …
16
https://jdih.bandung.go.id
e. Perhitungan kinerja atas capaian output lainnya.
1. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
a) TKD Output dapat diberikan kepada PPNS apabila
telah melaksanakan tugas berdasarkan Surat
Perintah Melaksanakan Tugas (Sprin-gas) dan
atau Surat Perintah Melaksanakan Penyidikan
(Sprin-dik);
b) TKD Output bagi PNS dapat dibayarkan, dengan
dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan
tersangka/pelanggar;
c) TKD Output dapat diberikan kepada PPNS apabila
telah melaksanakan tugas paling sedikit 5 (lima)
kali, dan dibuktikan dengan 5 (lima) berita acara
pemeriksaan tersangka/pelanggar;
d) TKD Output diberikan kepada PPNS dengan
Jabatan Pelaksana.
2. Pengelola Barang dan Jasa (PBJ)
a) TKD Output dapat diberikan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen (PPKom) dengan melampirkan
dan melaporkan dokumen sebagai Surat
Perjanjian Kontrak;
b) TKD Output dapat diberikan kepada Pejabat
Barang dan Jasa (PPBJ) dengan melampirkan dan
melaporkan dokumen Kontrak/Perjanjian;
c) TKD Output dapat diberikan kepada Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) dibuktikan
dengan telah ditandatanganinya salah satu
berkas dibawah ini yaitu Berita Acara Serah
Terima Hasil Pekerjaan (BASTHP);
(3) Tunjangan berdasarkan objektif diberikan berdasarkan
pertimbangan objektif dengan memperhatikan beban kerja
atau tempat bertugas, kondisi kerja, kelangkaan profesi dan
prestasi kerja sesuai kemampuan keuangan daerah pada
kelompok atau jenis jabatan sebagai berikut:
a. Pejabat Pengelola Keuangan, Pejabat Pengelola Barang
dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, meliputi:
1. Koordinator Pengelola Keuangan Daerah;
2. Bendahara …
17
https://jdih.bandung.go.id
2. Bendahara Umum Daerah (BUD);
3. Kuasa Bendahara Umum Daerah (KBUD);
4. Pembantu Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
dan atau Pembantu BUD;
5. Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dengan
ketentuan rentang pagu akumulasi OPD;
6. Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Barang dengan ketentuan rentang pagu
akumulasi bidang/bagian;
7. Pejabat Penatausahaan Keuangan dengan
ketentuan rentang pagu akumulasi OPD;
8. Pembantu Pejabat Penatausahaan Keuangan yang
meliputi:
- Petugas Penguji Kelengkapan Dokumen
dan/atau verifikasi harian atas
penerimaan/pengeluaran dengan ketentuan
rentang pagu akumulasi OPD;
- Petugas Penyusun Akuntansi dan Laporan
Keuangan PD) dengan ketentuan rentang pagu
akumulasi OPD;
9. Bendahara Penerimaan/Pengeluaran dengan
ketentuan rentang pagu akumulasi OPD;
10. Bendahara Pengeluaran Pembantu dengan
ketentuan rentang pagu akumulasi
bidang/bagian;
11. Bendahara Penerimaan Pembantu dengan
ketentuan rentang pagu akumulasi
bidang/bagian;
12. Pembantu Bendahara Pengeluaran yang meliputi :
- Penyusun Dokumen dengan ketentuan
rentang pagu akumulasi bidang/bagian
- Pembukuan dan Pengurus Gaji dengan
ketentuan rentang pagu akumulasi btl;
13. Pembantu Bendahara Penerimaan yang meliputi :
- Penyusun Dokumen/Pembukuan
- Penyetor;
14. Pengurus …
18
https://jdih.bandung.go.id
14. Pengurus Barang dan Pembantu Pengurus
Barang dengan ketentuan rentang pagu belanja
langsung
15. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dengan
ketentuan rentang pagu yang tertinggi dari yang
dikelola;
b. Jabatan lingkup Dinas Pendidikan, meliputi:
1. Pengawas Sekolah;
2. Kepala Sekolah; dan
3. Guru.
c. Jabatan Pelaksana pada PD Tertentu, meliputi:
1. Inspektorat;
2. Bapelitbang;
3. BKPP;
4. Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana;
5. Dinas Perhubungan; dan
6. Satpol Pamong Praja.
d. Jabatan Fungsional Tertentu
1. Analis Kepegawaian;
2. Asesor SDM Aparatur;
3. Arsiparis;
4. Auditor;
5. Auditor kepegawaian;
6. P2UPD; dan
7. Perencana.
e. Jabatan dengan Tugas Tertentu, yaitu
1. Staf Ahli
2. Anggota Kelompok Perencana;
3. Anggota Tim Pertimbangan Kebijakan Walikota
4. Sekretaris Pimpinan (Wali Kota/Wakil Wali
Kota/Pimpinan DPRD/Sekretaris Daerah);
5. Ajudan Wali Kota/Wakil Wali Kota/Pimpinan
DPRD/Sekretaris Daerah;
6. Jabatan Pelaksana yang ditempatkan pada
Kelompok Pembantu Pimpinan (Wali Kota, Wakil
Wali Kota, Sekretaris Daerah dan Asisten
Sekretaris Daerah ERK;
7. Help Desk E-RK;
8. Admin …
19
https://jdih.bandung.go.id
8. Admin SIAP/SIMPEG;
9. Pengolah Daftar Gaji;
10. Operator SIAP/SIMPEG/e-RK; dan
11. Admin Lapor.
6. Ketentuan Pasal 29 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 29
(1) Bagi PNS yang dipekerjakan/diperbantukan di instansi di
luar Pemerintah Daerah Kota baik yang menduduki
Jabatan Struktural dan/atau Jabatan Pelaksana
diwajibkan memilih salah satu diantara dua atau lebih
tunjangan yang sejenis antara yang dikeluarkan oleh
instansi tempat bekerja atau TKD bagi PNS yang ditetapkan
dalam Keputusan Wali Kota.
(2) Dalam hal PNS sebelum akhir tahun pensiun dan/atau
meninggal dunia, pembayaraan IKU/IKI tahunan akhir
tahun dibayarkan secara proporsional sampai dengan masa
akhir jabatan.
(3) Dalam hal PNS yang dipekerjakan/diperbantukan pada
instansi di luar Pemerintah Daerah Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dan memilih TKD sebagai
tambahan penghasilannya maka PNS dimaksud tidak
diperkenankan menerima honorarium apapun diluar TKD.
(4) Bagi PNS yang diperbantukan pada Pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota lain, dan/atau tidak
berkontribusi langsung dan berkinerja terhadap Pemerintah
Daerah Kota maka tidak diberikan TKD.
(5) Bagi PNS yang diperbantukan pada KPU Kota Bandung dan
BNN Kota Bandung, dikecualikan dari ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan TKD tetap
dibayarkan sesuai dengan standar besarannya.
(6) Bagi PNS yang pindah datang diwajibkan mengisi daftar
riwayat hidup dalam SIMPEG dan diberikan TKD setara
dengan kelas terendah selama 1 (satu) tahun terhitung
mulai bekerja yang dibuktikan dengan surat perintah
melaksanakan tugas dari pejabat yang berwenang.
(7) Bagi …
20
https://jdih.bandung.go.id
(7) Bagi PNS yang pindah datang dikarenakan seleksi JPT/
Open Bidding dikecualikan dari ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (6).
(8) Bagi PNS yang ditempatkan dikarenakan penempatan
ikatan dinas maka diberikan TKD sesuai dengan kelas
jabatannya.
(9) Bagi PNS yang bekerja sebagai tenaga titipan di Pemerintah
Daerah Kota diberikan TKD 50% (lima puluh persen) dari
kelas terendah, kecuali bagi jabatan fungsional Guru
diberikan sesuai dengan standard besarannya.
(10) Bagi CPNS Daerah tidak diberikan TKD selama 1 (satu)
tahun pertama terhitung mulai bekerja yang dibuktikan
dengan surat keputusan Wali Kota Bandung tentang
Pengangkatan sebagai CPNS dan melakukan kewajiban
mengisi daftar riwayat hidup dalam SIMPEG sebagaimana
dimaksud pada ayat (6).
(11) Bagi calon jabatan fungsional tertentu yang belum diangkat
jabatan fungsionalnya diberikan TKD setara dengan kelas
terendah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota.
7. Diantara ayat (6) dan ayat (7) Pasal 32 disisipkan 1 (satu) ayat,
yakni ayat (6a) serta ayat (7) diubah, sehingga Pasal 32
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 32
(1) PNS/CPNS dapat diberikan cuti sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Cuti bersalin dapat diberikan sampai anak ketiga sejak
statusnya sebagai PNS.
(3) Dalam hal pemberian TKD bagi PNS yang melaksanakan
cuti bersalin, maka TKD diberikan sampai anak ketiga dari
statusnya sebelum PNS.
(4) Bagi PNS yang melaksanakan cuti tahunan diberikan TKD
sesuai dengan capaian kinerjanya sesuai dengan jumlah
hari kerja efektif dikurangi masa cuti tahunan.
(5) PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara
terus menerus berhak atas cuti besar paling lama 3 (tiga)
bulan.
(6) Bagi PNS yang melaksanakan cuti besar maka TKD dapat
diberikan selama masa cutinya dengan proporsi 50% (lima
puluh persen) dari standar tertinggi jabatan.
(6a) Bagi …
21
https://jdih.bandung.go.id
(6a) Bagi PNS yang melaksanakan cuti besar dan cuti bersalin,
maka pembayaran tunjangan cutinya jatuh pada tanggal
diajukannya cuti. Dalam hal dilaksanakan cuti sebelum
tanggal 15 maka TKD dibayarkan sesuai dengan proporsi
tunjangan cuti. Dalam hal yang dilaksanakan cuti setelah
tanggal 15 maka TKD dibayarkan sesuai dengan kinerjanya.
(7) PNS wajib melaporkan izin cuti dari pejabat yang berwenang
kepada BKPP paling lambat 3 (tiga) hari sebelum cuti
dilaksanakan.
8. Ketentuan Pasal 33 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 33
(1) PNS yang melaksanakan tugas belajar yang sepenuhnya
dibiayai oleh Pemerintah Daerah Kota dapat diberikan TKD
dengan besaran 50% (lima puluh persen) tunjangan proses.
(2) Dalam hal PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melebihi batas waktu yang telah ditentukan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan, TKD
diberhentikan pembayarannya.
(3) Dalam hal pemberian tunjangan sebagaimana ayat satu (1)
ayat peserta didik wajib melaporkan kemajuan akadaemik
secara berkala kepada BKPP sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
(4) Bagi PNS yang telah selesai melaksanakan tugas belajar
diwajibkan mengisi e-RK sejak diberikan surat keputusan
pengaktifan kembali.
(5) TKD dapat dibayarkan pada PNS sesuai dengan tanggal
penerimaan surat keputusan pengaktifan kembali.
9. Ketentuan Pasal 40 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 40
Pembayaran TKD bagi PNS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 dikurangi setiap bulan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. bagi PNS/CPNS yang tidak masuk kerja tanpa
pemberitahuan/keterangan yang sah, TKD bagi
PNS/CPNS diberikan kepada yang bersangkutan setelah
dipotong 4% (empat persen) per hari selama tidak masuk
kerja;
b. pemotongan …
22
https://jdih.bandung.go.id
b. pemotongan 4% (empat persen) sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, dikenakan juga terhadap PNS yang
terlambat masuk kerja dan pulang lebih cepat dengan
ketentuan dihitung secara kumulatif 7 (tujuh) jam 30 (tiga
puluh) menit selama 1 (satu) bulan kehadiran;
c. bagi PNS yang tidak mengikuti apel mulai kerja setiap hari
tanpa ada pemberitahuan/keterangan yang sah maka
TKD dipotong 1 % (satu persen) setiap ketidak hadirannya.
d. bagi PNS yang tidak mengikuti apel penaikan bendera
pada Hari Senin dan Upacara Hari Besar tanpa ada
pemberitahuan/keterangan yang sah, maka TKD dipotong
3% (tiga persen) untuk setiap ketidakhadiran apel;
e. bagi PNS yang terjaring razia Gerakan Disiplin Aparatur
maka TKD dipotong 10% (sepuluh persen) dalam 1 (satu)
bulan;
f. bagi Kepala Sekolah yang tidak melakukan validasi dan
review perilaku maka TKD dipotong sebesar 10% (sepuluh
persen) per orang dalam 1 (satu) bulan;
g. bagi Pejabat Struktural yang tidak melakukan validasi
aktivitas dan IKI maka TKD dipotong sebesar 10%
(sepuluh persen) per orang dalam 1 (satu) bulan;
h. bagi PNS/CPNS yang melakukan aktivitas negatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (8),
dikenakan potongan TKD sebesar 3% (tiga persen) per
pelanggaran yang dihitung secara akumulasi;
i. bagi PNS/CPNS yang tidak melaporkan ketercapaian IKP
kepada Kepala OPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal
39 ayat (8) huruf (f), dikenakan potongan TKD sebesar 5%
(lima persen);
j. bagi atasan yang memvalidasi aktvitas bawahannya dan
terindikasi manipulasi data, maka dikenakan potongan
sebesar 10% (sepuluh persen).
10. Ketentuan …
23
https://jdih.bandung.go.id
10. Ketentuan ayat (1) Pasal 41 diubah, sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 41
(1) Bagi PNS/CPNS yang dijatuhi hukuman disiplin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (4) tidak
diberikan TKD dengan ketentuan sebagai berikut:
a. hukuman disiplin tingkat ringan berupa:
1. teguran lisan, diberikan TKD 50% selama 1 (satu)
bulan;
2. teguran tertulis, diberikan TKD 50% TKD selama 2
(dua) bulan; dan
3. pernyataan tidak puas secara tertulis, diberikan
TKD 50% TKD selama 3 (tiga) bulan.
b. hukuman disiplin tingkat sedang berupa:
1. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu)
tahun, tidak diberikan TKD selama 1 (satu) bulan.
2. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu)
tahun, tidak diberikan TKD selama 2 (dua) bulan;
dan
3. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama
1 (satu) tahun, tidak diberikan TKD selama 3 (tiga)
bulan.
c. hukuman disiplin tingkat berat berupa:
1. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama
3 (tiga) tahun, tidak diberikan TKD selama 4
(empat) bulan;
2. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
setingkat lebih rendah, tidak diberikan TKD selama
5 (lima) bulan; dan
3. pembebasan dari jabatan, tidak diberikan TKD
selama 6 (enam) bulan.
(2) Pejabat Pengelola Kepegawaian PD harus menyampaikan
keputusan tentang penjatuhan hukuman disiplin kepada
BKPP, paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung
mulai hukuman disiplin ditetapkan sebagai dasar
penghentian pemberian TKD oleh BKPP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Pemutusan …
24
https://jdih.bandung.go.id
(3) Pemutusan TKD dilakukan paling lambat terhitung pada
bulan berikutnya setelah keputusan tentang penjatuhan
hukuman disiplin diterima oleh Bidang Evaluasi Kinerja,
Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai BKPP.
(4) Apabila penyampaian keputusan melebihi waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka kepada
Pejabat Pengelola Kepegawaian PD dikenakan hukuman
disiplin tingkat ringan berupa teguran lisan oleh atasan
langsungnya.
11. Ketentuan ayat (3), ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) Pasal 49
diubah serta ditambah 1 (satu) ayat, yakni ayat (7), sehingga
Pasal 49 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 49
(1) Kepala PD dan atasan langsung secara berjenjang wajib
melakukan pengendalian terhadap pemberian TKD bagi
PNS setiap bulan kepada masing-masing PNS dan CPNS.
(2) Kepala PD dan atasan langsung secara berjenjang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab
terhadap kebenaran daftar pemeriksaan TKD.
(3) Batas akhir pengajuan kekurangan pembayaran yang
diakibatkan kelalaian dalam pemeriksaan lembar
pemeriksaan TKD hanya dapat dibayarkan untuk
kekurangan satu bulan dari bulan berkenaan.
(4) Kepala PD dan Atasan Langsung secara berjenjang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab
terhadap kebenaran rekapitulasi kehadiran PNS dan
CPNS.
(5) Rekapitulasi kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) disampaikan melalui penarikan data SIAP pada setiap
hari pada setiap bulannya.
(6) Rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
disampaikan paling lambat tanggal 1 (satu) pada bulan
berikutnya, dan pada tanggal 3 pukul 23.59 WIB
dilakukan penarikan data absen dari aplikasi SIAP.
(7) Dalam …
25
https://jdih.bandung.go.id
(7) Dalam hal rekapitulasi kehadiran sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) tidak dilakukan secara tepat waktu, maka
perhitungan kinerja dilakukan sesuai dengan data yang
tersedia dan tidak dapat dilakukan kekurangan
pembayaran.
12. Ketentuan ayat (2), ayat (3) dan ayat (6) Pasal 50 diubah,
sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 50
(1) Jenis Keberatan dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. keberatan atas sistem; dan
b. keberatan non sistem.
(2) Keberatan atas sistem sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, merupakan keberatan yang diajukan
oleh PNS dikarenakan adanya kesalahan/malfungsi pada
sistem sebagai berikut:
b. tidak mendapatkan review dan reviewer
c. presentase capaian kinerja tidak sesuai
d. presentase kinerja koletif tidak sesuai
(3) Keberatan non sistem sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, merupakan keberatan yang diajukan oleh
PNS dengan alasan sebagai berikut:
a. aktivitas atau IKU/IKI tidak divalidasi, yaitu atasan
langsung tidak melakukan validasi terhadap aktivitas
bawahan atau IKU/IKI; dan
b. bawahan tidak dapat bekerja sama dan melakukan
tindakan indisipliner.
(4) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
diajukan secara tertulis dan ditandatangani oleh Kepala
PD sesuai prosedur yang tercantum dalam peraturan
perundang-undangan tentang disiplin pegawai.
(5) Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (4), yaitu:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puas.
(6) Permasalahan yang menjadi keberatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan untuk satu bulan
pembayaran.
(7) Pengajuan …
26
https://jdih.bandung.go.id
(7) Pengajuan Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dilampirkan dengan bukti-bukti sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan dibidang kepegawaian.
13. Ketentuan ayat (4) dan ayat (5) Pasal 51 diubah, sehingga
Pasal 51 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 51
(1) Penyelesasian keberatan dibagi menjadi 2 (dua) jenis:
a. penyelesaian keberatan atas sistem;
b. penyelesaian keberatan non sistem;
(2) Penyelesaian keberatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, diselesaikan berdasarkan kewenangan
oleh admin e-RK.
(3) Penyelesaian keberatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, diselesaikan berdasarkan kewenangan
Tim Evaluasi Kinerja.
(4) Bukti penyelesaian keberatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berupa berita acara penyelesaian keberatan
yang ditandatangani oleh admin e-RK atau Tim Evaluasi
Kinerja dan diketahui oleh pejabat yang berwenang
disertai Surat Keterangan Kekurangan Pembayaran dari
BKPP yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
(5) Prosedur penyelesaian keberatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diajukan oleh OPD berupa Surat
Keterangan Kekurangan Pembayaran yang
ditandatangani oleh Kepala OPD
14. Ketentuan ayat (1) Pasal 52 diubah, sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 52
(1) Dalam hal pejabat struktural diberhentikan dari
jabatannya sebagai akibat evaluasi kelembagaan maka
besaran pemberian TKD dibayarkan berbasis kinerja
pada kelas jabatan terakhirnya sampai dengan
menduduki jabatan secara definitif.
(2) Dalam …
27
https://jdih.bandung.go.id
(2) Dalam hal perubahan status jabatan bagi kepala UPT
Kesehatan lebih besar dan/atau lebih tinggi dari kelas
jabatan sebelumnya maka dibayarkan yang paling
menguntungkan pada yang bersangkutan.
Pasal II
Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Wali Kota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Bandung.
Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 16 Januari 2019
WALI KOTA BANDUNG,
TTD.
ODED MOHAMAD DANIAL
Diundangkan di Bandung
pada tanggal 16 Januari 2019
Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA BANDUNG,
TTD.
EMA SUMARNA
BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN 2019 NOMOR 1
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM
PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG,
H. BAMBANG SUHARI, SH NIP. 19650715 198603 1 027
28
https://jdih.bandung.go.id/home/