SALINAN NOMOR 15, 2017 TENTANG WALIKOTA MALANG, … · Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015...

746
SALINAN NOMOR 15, 2017 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pemerintah Daerah, perlu menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah; b. bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018 merupakan landasan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018;

Transcript of SALINAN NOMOR 15, 2017 TENTANG WALIKOTA MALANG, … · Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015...

SALINAN

NOMOR 15, 2017

PERATURAN WALIKOTA MALANG

NOMOR 15 TAHUN 2017

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MALANG,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pemerintah Daerah, perlu menyusun Rencana

Kerja Pemerintah Daerah;

b. bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018

merupakan landasan penyusunan Kebijakan Umum

Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran

Sementara (PPAS) dalam rangka penyusunan

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun Anggaran 2018;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

menetapkan Peraturan Walikota tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Tahun 2018;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam

Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa

Barat dan dalam Daerah Istimewa Yogyakarta

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-

Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Republik

Indonesia Dahulu) tentang Pembentukan Kota-Kota

Besar dan Kota-Kota Kecil di Jawa (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1987 tentang

Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II

Malang dan Kabupaten daerah Tingkat II Malang (

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987

Nomor 29, Tambahan Lembaran negara Republik

Indonesia Nomor 3354 ) ;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang

Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4405);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4815);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4817);

11. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Tahun 2015 2019 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

12. Peraturan Presiden Nomor ..... Tahun 2017 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor ....);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016

tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun

2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016

Nomor 518);

16. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor ... Tahun

2017 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah

(RKPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2018;

17. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2010

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Kota Malang Tahun 2005-2025 (Lembaran

Daerah Kota Malang Tahun 2010 Nomor 1 Seri E,

Tambahan Lembaran Daerah Kota Malang Nomor 2);

18. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota

Malang Tahun 2010-2030 (Lembaran Daerah Kota

Malang Tahun 2010 Nomor 1 Seri E, Tambahan

Lembaran Daerah Kota Malang Nomor 4);

19. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2014

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kota Malang Tahun 2013-2018 (Lembaran

Daerah Kota Malang Tahun 2010 Nomor 14);

20. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2015

tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan

Zonasi bagian Wilayah Perkotaan Malang Utara Tahun

2016-2036;

21. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 1 Tahun 2016

tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan

Zonasi bagian Wilayah Perkotaan Malang Barat Tahun

2016-2036;

22. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 2 Tahun 2016

tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan

Zonasi bagian Wilayah Perkotaan Malang Tengah Tahun

2016-2036;

23. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3 Tahun 2016

tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan

Zonasi bagian Wilayah Perkotaan Malang Tenggara

Tahun 2016-2036;

24. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2016

tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan

Zonasi bagian Wilayah Perkotaan Malang Timur Tahun

2016-2036;

25. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2016

tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan

Zonasi bagian Wilayah Perkotaan Malang Timur Laut

Tahun 2016-2036;

26. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

(Lembaran Daerah Kota Malang Tahun 2010 Nomor 10,

Tambahan Lembaran Daerah Kota Malang Nomor 30)

27. Peraturan Walikota Malang Nomor 14 Tahun 2017

tentang Penyempurnaan Indikator Kinerja Utama (Berita

Daerah Kota Malang Tahun 2017 Nomor ....,

Tambahan Lembaran Daerah Kota Malang Nomor ....);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG RENCANA KERJA

PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Malang.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Malang.

3. Walikota adalah Walikota Malang.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD

adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang.

5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan DPRD dalam

penyelenggaraan Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

Daerah.

6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya

disingkat RPJMD adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kota Malang Tahun 2013-2018.

7. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD

adalah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Malang Tahun 2018.

8. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat

Renja SKPD adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk

periode 1 (satu) tahun.

9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat

APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Malang

Tahun Anggaran 2018.

10. Kebijakan umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen

yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan

serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.

11. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS

adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal

anggaran yang diberikan kepada Perangkat Daerah untuk setiap program

sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kegiatan danAnggaran (RKA)

Perangkat Daerah sebelum disepakati dengan DPRD.

12. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih

kegiatan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah atau masyarakat,

yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran

dan tujuan pembangunan daerah.

13. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau

beberapa Perangkat Daerah sebagai bagian dari pencapaian sasaran

terukur pada suatu program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan

pengerahan sumberdaya baik yang berupa personil (sumber daya

manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau

kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumberdaya tersebut,

sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam

bentuk barang/jasa.

BAB II

KEDUDUKAN

Pasal 2

(1) RKPD Tahun 2018 merupakan penjabaran RPJMD untuk waktu

pelaksanaan Tahun 2018.

(2) RKPD sebagai landasan penyusunan KUA dan PPAS dalam rangka

penyusunan Rancangan APBD Tahun Anggaran 2018.

(3) RKPD digunakan sebagai bahan evaluasi rancangan Peraturan Daerah

tentang APBD Tahun Anggaran 2018.

BAB III

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 3

(1) Penetapan RKPD dimaksudkan sebagai pedoman dalam Penyusunan

Renja-SKPD, KUA dan PPAS, serta APBD.

(2) Penetapan RKPD bertujuan untuk mewujudkan perencanaan

pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara perencanaan

pembangunan Nasional dan perencanaan pembangunan Daerah.

BAB IV

SISTEMATIKA

Pasal 4

(1) Sistematika RKPD meliputi :

a. BAB I : PENDAHULUAN

Memuat Latar Belakang; Dasar Hukum; Hubungan Antar

Dokumen; dan Sistematika Dokumen RKPD; serta

Maksud dan Tujuan.

b. BAB II : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN

Memuat Gambaran Umum Kondisi Daerah, Evaluasi

Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun

2016 dan Realisasi RPJMD, serta Permasalahan

Pembangunan Daerah.

c. BAB III : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH memuat Arah

Kebijakan Ekonomi Daerah; dan Arah Kebijakan

Keuangan Daerah

d. BAB IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Memuat Tujuan dan Sasaran Pembangunan serta

Prioritas Pembangunan

e. BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS

DAERAH TAHUN 2018

Memuat Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial; Arah

Kebijakan Pengembangan Wilayah; Prioritas

Pembangunan Spasial Tahun 2018 serta Matrik

Rekapitulasi Rencana Program dan Kegiatan.

f. BAB VI : PENUTUP

(2) Uraian RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran Peraturan Walikota ini.

BAB V

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 5

(1) Ketentuan Pasal 3 ayat (1) dikecualikan terhadap program/kegiatan yang

tidak tercantum dalam Matrik Rekapitulasi Rencana Program dan

Kegiatan dapat tetap diproses penyusunan KUA dan PPAS dalam rangka

penyusunan Rancangan APBD, apabila memenuhi ketentuan sebagai

berikut :

a. merupakan program/kegiatan yang bersumber dana yang bersifat

specific grant atau dengan peruntukan khusus, yang peruntukannya

memerlukan persetujuan/verifikasi instansi yang berwenang;

b. merupakan dampak atas pelaksanaan program/kegiatan

Pemerintah Pusat/Provinsi, atau dampak atas pelaksanaan

program/kegiatan yang bersumber dana yang bersifat specific grant

atau dengan peruntukan khusus;

c. merupakan instruksi atau permintaan tertulis dari Pemerintah

Pusat/Provinsi; dan/atau

d. keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan

dalam Peraturan Perundang-undangan.

(2) Proyeksi pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan daerah

sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Walikota ini

merupakan perkiraan/asumsi pendapatan daerah dan penerimaan

pembiayaan daerah pada tahun berkenaan, dan bukan merupakan

plafon anggaran usulan program/kegiatan.

(3) Pagu anggaran tiap-tiap usulan program/kegiatan yang disampaikan

oleh masing-masing Perangkat Daerah sebagaimana tercantum dalam

Lampiran Peraturan Walikota ini merupakan pagu indikatif tiap-tiap

program/kegiatan berdasarkan perkiraan/asumsi, dan bukan

merupakan plafon anggaran tiap-tiap usulan program/kegiatan.

(4) Usulan lokasi kegiatan yang disampaikan oleh masing-masing Perangkat

Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Walikota ini

merupakan perkiraan, sedangkan kepastian lokasi mengacu pada

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Perangkat Daerah.

(5) Sumber dana pada tiap-tiap usulan program/kegiatan yang disampaikan

oleh masing-masing Perangkat Daerah sebagaimana tercantum dalam

Lampiran Peraturan Walikota ini tidak mengikat.

(6) Bahwa perubahan proyeksi pendapatan daerah dan penerimaan daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan pagu anggaran tiap usulan

program dan kegiatan masing-masing Perangkat Daerah sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dapat berubah pada saat proses penyusunan

KUA-PPAS maupun penyusunan RAPBD.

(7) Sedangkan kepastian sumber dana sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

ditentukan dalam dokumen APBD.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6

Peraturan Walikota Malang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanWalikota Malang ini dengan menempatkannnya dalam Berita Daerah KotaMalang.

Ditetapkan di MalangPada tangga1 3 Mi

WALIKOTA MALANG,

MOCH.ANTON

Diundangkan di Malangpada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KOTA MALANG,

ttd.

IDRUS

BERITA DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2017 NOMOR 15

.196503021990031019

1

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam paradigma otonomi daerah yang berpedoman pada

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor

9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Daerah diberikan hak,

wewenang dan kewajiban untuk melaksanakan pembangunan daerah

dalam rangka peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat,

kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas

pelayanan publik dan daya saing Daerah, yang sekaligus merupakan

perwujudan dari pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang telah

diserahkan ke Daerah sebagai bagian integral dari pembangunan

nasional. Dalam konteks otonomi daerah, urusan pemerintahan konkuren

atau yang didefinisikan sebagai urusan pemerintahan yang dibagi antara

Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota menjadi dasar

pelaksanaan Otonomi Daerah. Adapun pembagian urusan pemerintahan

konkuren antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota

didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas, serta

kepentingan strategis nasional.

Untuk mencapai target pembangunan daerah secara efektif dan

optimal sesuai semangat otonomi daerah, tiap-tiap Daerah diberikan

kewenangan untuk menyusun rencana pembangunan daerah yang

merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan

nasional dengan menggunakan pendekatan teknokratik, partisipatif,

politis, serta atas-bawah/top-down dan bawah-atas/bottom-up, dan

dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel,

partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.

2

Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) merupakan

dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun, dan

merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) yang memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah,

prioritas pembangunan Daerah, serta rencana kerja dan pendanaan

untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman

pada Rencana Kerja Pemerintah dan program strategis nasional yang

ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Dalam sistem pengelolaan keuangan

daerah yang diantaranya meliputi penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD), RKPD memiliki nilai strategis karena menjadi

pedoman Kepala Daerah dalam menyusun Kebijakan Umum Anggaran

serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) dalam rangka

penyusunan Rancangan APBD.

Menindaklanjuti amanat ketentuan peraturan perundang-

undangan yang mengatur perihal perencanaan pembangunan daerah,

Pemerintah Kota Malang melakukan penyusunan RKPD Tahun 2018 yang

didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Tahun 2005-2025 dan RPJMD Tahun 2013-2018, dimana RKPD Tahun

2018 merupakan periode akhir RPJMD Tahun 2013-2018 dan bertujuan

untuk menyelesaikan target pembangunan 5 (lima) tahun dalam rangka

mewujudkan program pembangunan yang selaras dengan Visi dan Misi

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. RKPD tahun 2018 akan menjadi

dasar penyusunan KUA-PPAS Tahun 2018 dalam rangka penyusunan

Rancangan APBD Tahun 2018, yang memuat rancangan kerangka

ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan

pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah

maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Mengingat kedudukan strategis RKPD sebagai landasan

penyusunan KUA-PPAS dalam rangka penyusunan Rancangan APBD dan

sebagai bahan evaluasi Peraturan Daerah tentang APBD, maka dalam

penyusunannya perlu berpedoman pada ketentuan perundang-undangan

teknis yang mengatur, diantaranya Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan

3

Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah untuk menjaga konsistensi dan keterpaduan

antara perencanaan dan penganggaran tahunan.

Penyusunan RKPD dilakukan dengan prinsipprinsip sebagai

berikut :

a. perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam

sistem perencanaan pembangunan nasional;

b. perencanaan pembangunan daerah dilakukan berdasarkan peran dan

kewenangan masingmasing;

c. perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata

ruang dengan rencana pembangunan daerah;

d. perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi

dan potensi yang dimiliki daerah, sesuai dinamika perkembangan

daerah dan nasional;

e. perencanaan pembangunan daerah dirumuskan dengan spesifik

(specific), terukur (measurable), dapat dilaksanakan (achievable),

memperhatikan ketersediaan sumberdaya (resources availability) dan

memperhatikan fungsi waktu (time-bound), yang disingkat SMART.

1.2 Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja

Pemerintah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

4

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019;

10. Peraturan Presiden Nomor . Tahun 2017 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2018;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018;

14. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor . Tahun 2017 tentang

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur

Tahun 2018;

15. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Malang Tahun

2005-2025;

16. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Malang Tahun 2010-2030;

17. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Malang Tahun 2013-

2018;

5

18. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2015 tentang Rencana

Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi bagian Wilayah Perkotaan

Malang Utara Tahun 2016-2036;

19. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencana

Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi bagian Wilayah Perkotaan

Malang Barat Tahun 2016-2036;

20. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana

Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi bagian Wilayah Perkotaan

Malang Tengah Tahun 2016-2036;

21. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3 Tahun 2016 tentang Rencana

Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi bagian Wilayah Perkotaan

Malang Tenggara Tahun 2016-2036;

22. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana

Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi bagian Wilayah Perkotaan

Malang Timur Tahun 2016-2036;

23. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun 2016 tentang Rencana

Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi bagian Wilayah Perkotaan

Malang Timur Laut Tahun 2016-2036;

24. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

25. Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan

Atas Peraturan Walikota Malang Nomor 30 Tahun 2015 tentang

Penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah Kota Malang Tahun 2013-

2018;

26. Peraturan Walikota Malang Nomor 14 Tahun 2017 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun 2015 tentang

Penyempurnaan Indikator Kinerja Utama.

1.3 Hubungan Antar Dokumen

RKPD Tahun 2018 merupakan dokumen perencanaan teknis

operasional untuk kurun waktu Tahun 2018 yang merupakan penjabaran

dari RPJMD Tahun 2013-2018 dengan mengacu pada Peraturan Presiden

Nomor .. Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun

2018 serta Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor .. Tahun 2017

tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur

Tahun 2018.

6

Penyusunan RKPD Tahun 2018 ditujukan sebagai upaya untuk

mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis antara

perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota

sekitarnya. Oleh karenanya substansi RKPD Tahun 2018 harus selaras

dengan dokumen perencanaan tingkat pusat dan dokumen perencanaan

tingkat provinsi serta memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan

lain, sehingga terjadi sinergitas antara perencanaan pembangunan

nasional dan provinsi dan Kabupaten/Kota sekitarnya.

Dokumen RKPD Tahun 2018 akan menjadi dasar atau landasan

dalam penyusunan KUA-PPAS Tahun 2018 dalam rangka penyusunan

Rancangan APBD Tahun 2018, sekaligus sebagai bahan evaluasi

Peraturan Daerah tentang APBD Tahun 2018 oleh Gubernur.

1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan RKPD Tahun 2018 ini adalah mewujudkan

perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terintegrasi, baik

antara perencanaan pembangunan daerah dengan perencanaan

pembangunan Nasional maupun antara perencanaan pembangunan

daerah jangka menengah dengan perencanaan pembangunan daerah

tahunan, serta guna mewujudkan konsistensi dan sinergitas antara

proses perencanaan dengan proses penganggaran.

Sedangkan tujuan penyusunan RKPD Tahun 2018 meliputi :

a. Mengoperasionalkan RPJMD Tahun 2013-2018 ke dalam langkah-

langkah tahunan yang lebih kongkrit dan terukur khususnya untuk

periode perencanaan pembangunan tahun 2018;

b. Memberikan pedoman kepada Perangkat Daerah dalam menyusun

Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun 2018;

c. Sebagai landasan dalam penyusunan KUA-PPAS Tahun 2018 dalam

rangka penyusunan Rancangan APBD Tahun 2018;

d. Sebagai bahan evaluasi Peraturan Daerah tentang APBD Tahun 2018

oleh Gubernur.

1.5 Sistematika

Dokumen RKPD Tahun 2018 disusun dengan Sistematika sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

7

Memuat Latar Belakang, Dasar Hukum, Hubungan Antar

Dokumen, Maksud dan Tujuan, serta Sistematika Dokumen

RKPD.

BAB II : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Memuat Gambaran Umum Kondisi Daerah, Evaluasi

Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun 2016

dan Realisasi RPJMD, serta Permasalahan Pembangunan

Daerah.

BAB III : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Memuat Arah Kebijakan Ekonomi Daerah, dan Arah Kebijakan

Keuangan Daerah

BAB IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Memuat Tujuan dan Sasaran Pembangunan serta Prioritas

Pembangunan

BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

TAHUN 2018

Memuat Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial, Arah Kebijakan

Pengembangan Wilayah, Prioritas Pembangunan Spasial Tahun

2018 serta Matrik Rekapitulasi Rencana Program dan Kegiatan.

BAB VI : PENUTUP

8

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2017

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

a. Karakteristik Lokasi dan Wilayah :

1) Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kota Malang memiliki wilayah seluas 110,06 km2 dan terdiri

atas 5 Kecamatan dan 57 Kelurahan sebagaimana tabel

berikut :

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kota Malang Berdasarkan Kecamatan

No Kecamatan

Jumlah Kelurahan

dalam Wilayah

Kecamatan

Luas Wilayah (Km2)

Persentase Terhadap Luas Kota

(%)

1 Kedungkandang 12 39,89 36,24

2 Sukun 11 20,97 19,05

3 Klojen 11 8,83 8,02

4 Blimbing 11 17,77 16,15

5 Lowokwaru 12 22,60 20,53

Total 57 110,06 100

Sumber : Bagian Pemerintahan Setda Kota Malang

Keseluruhan wilayah Kota Malang berbatasan langsung

dengan wilayah Kabupaten Malang.

2) Letak dan Kondisi Geografis

Secara astronomis, Kota Malang terletak pada 07O4648 LS-

8O4642 LS dan 112O3142 BT-112O4848 BT, dan secara

geografis, letak Kota Malang berbatasan langsung dengan

kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Malang, yakni

:

Sebelah utara : Kecamatan Singosari dan Kecamatan

Karangploso

Sebelah timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan

Tumpang

9

Sebelah selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan

Pakisaji

Sebelah barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau

3) Topografi

Secara topografis sebagian besar wilayah Kota Malang

merupakan dataran dengan dikelilingi deretan bukit dan

pegunungan. Kota Malang terletak pada ketinggian antara

440-667 m (dpal), dengan keadaan kemiringan tanah

(topografi) Kota Malang dapat diklasifikasikan sebagai berikut

:

a) Kemiringan 0-8% tersebar diseluruh kecamatan di Kota

Malang. Kelas kemiringan ini tergelong datar agak landai.

Kondisi tanah yang berada pada kelas kemiringan ini

sangat potensial untuk dijadikan permukiman, pertanian,

dan perkebunan.

b) Kemiringan 8-15% merupakan kelas kemiringan yang

tergolong landai agak miring. Kelas kemiringan ini berada

di seluruh kecamatan di Kota Malang. Kondisi tanah pada

kelas kemiringan ini cocok untuk dijadikan berbagai jenis

usaha konservasi tanah dan air.

c) Kemiringan 15-25% merupakan kelas kemiringan yang

tergolong miring agak curam. Kelas kemiringan ini juga

berada diseluruh kecamatan Kota Malang namun hanya

pada lokasi-lokasi tertentu seperti sempadan sungai.

Wilayah terluas pada kemiringan ini yaitu Kecamatan

Kedungkandang dan Kecamatan Lowokwaru.

d) Kemiringan 25-45% merupakan kelas kemiringan yang

tergolong curam. Kelas kemiringan ini di Kota Malang

berada disekitar sempadan sungai. Namun wilayah terluas

yang berada pada kelas kemiringan ini yaitu Kecamatan

Kedungkandang dan Kecamatan Lowokwaru yang

memiliki ketinggian tempat tertinggi di Kota Malang.

Kondisi tanah pada kelas kemiringan ini kurang baik

untuk dijadikan pertanian namun demikian perlu dikelola

dengan memilih tanaman yang bisa digunakan untuk

konservasi.

10

e) Kemiringan >45% merupakan kelas kemiringan sangat

curam. Kelas kemiringan ini di Kota Malang berada di

Kecamatan Kedungkandang. Kondisi tanah pada kelas

kemiringan ini sangat rentan terhadap erosi maka

sebaiknya perlu upaya pelestarian hutan.

4) Geologi

Kondisi geologi dan geografis menunjukan bahwa Kota

Malang tersusun atas batuan beku dari vulkan dan batuan

sedimen dengan bentuk lahan berupa dataran vulkan,

dataran aluvial, dan perbukitan vulkan tua. Geologi Kota

Malang dapat dijabarkan dengan kode Qptm, Qpkb, Qpw, dan

Qpvb yang berarti seluruh batuan terbentuk pada zaman

kuarter serta yang kedua pada zaman Holosen dan Plistosen.

Litologi Kota Malang menunjukan bahwa tanahnya kaya akan

sumberdaya air dengan komposisi litologi Andesit, Basalt,

Aluvium, dan Tefra berbutir halus.

5) Hidrologi

Sungai-sungai di Kota Malang seluruhnya bermuara ke

Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang menjadi bagian

dari Wilayah DAS Brantas. Sungai-sungai yang terbesar

antara lain Sungai Brantas, Sungai Amprong, dan Sungai

Bango. Penampang morfologi sungai-sungai ini umumnya

berbentuk U dengan beberapa bagian menunjukan wilayah

dataran banjir yang luas pada kemiringan 0-3%.

6) Klimatologi

Sebagaimana wilayah Indonesia pada umumnya, Kota

Malang mempunyai 2 iklim yaitu musim hujan dan musim

kemarau. Musim hujan berlangsung mulai dari Bulan

Oktober sampai Bulan Maret, dan musim kemarau

berlangsung mulai Bulan April sampai dengan Bulan

September.

Menurut hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso

curah hujan (CH) yang relatif tinggi selama tahun 2015 terjadi

di awal dan penghujung tahun. CH tertinggi terjadi pada

Bulan Desember yaitu mencapai 433 mm3, yang terjadi

11

selama 18 hari. Sedangkan CH tertinggi selanjutnya terjadi

pada Bulan Maret yang mencatat angka 496 mm3 dengan

jumlah hari hujan sejumlah 20 hari. Adapun pada periode

Bulan Juli hingga Bulan Oktober tidak terjadi hujan sama

sekali.

b. Potensi Pengembangan Wilayah

Pembangunan kewilayahan Kota Malang mengacu pada

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur dan

RTRW Kota Malang. Dalam RTRW Kota Malang Tahun 2010-

2030 yang ditetapkan dengan perda Kota Malang Nomor 4 Tahun

2011, dimana telah dirumuskan pembangunan Kota Malang

untuk 20 tahun kedepan. Rencana pengembangan wilayah

dimaksud ditungkan dalam bentuk rencana struktur ruang,

rencana pola ruang, rencana kawasan strategis, arahan

pemanfaatan ruang dan arahan pengendalian ruang.

Pengembangan struktur wilayah Kota Malang dibagi

menjadi 6 (enam) Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) dirinci

sebagai berikut:

1) BWP Malang Tengah, meliputi wilayah Kecamatan Klojen.

Fungsi utama yaitu pemerintahan, perkantoran,

perdagangan dan jasa, sarana olahraga, pendidikan, dan

peribadatan.

2) BWP Malang Utara, meliputi wilayah Kecamatan Lowokwaru

dan Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Lowokwaru.

Fungsi utama yaitu pendidikan, perdagangan dan jasa,

industri besar/menengah dan kecil serta wisata budaya.

3) BWP Malang Timur Laut, meliputi wilayah Kecamatan

Blimbing. Fungsi utama yaitu terminal, industri,

perdagangan dan jasa, pendidikan, dan sarana olahraga.

4) BWP Malang Timur, meliputi sebagian wilayah Kecamatan

Kedungkandang. Fungsi utama yaitu perkantoran, terminal,

industi, dan sarana olahraga.

5) BWP Malang Tenggara, Meliputi sebagian wilayah Kecamatan

Sukun dan sebagian Kecamatan Kedungkandang. Fungsi

12

utama yaitu perdagangan dan jasa, sport center (GOR Ken

Arok), gedung convention center, industri, dan perumahan.

6) BWP Malang Barat, meliputi sebagian wilayah Kecamatan

Sukun. Fungsi utama yaitu perdagangan dan jasa dan

pendidikan.

c. Wilayah Rawan Bencana

Pengembangan potensi sumberdaya dan infrastruktur

di Kota Malang berdampak pada perubahan ekosistem dan

akhirnya menyebabkan degradasi lingkungan sehingga terjadi

bencana. Kondisi lingkungan yang menggejala diurakan dalam

data perkecamatan berikut ini :

1) Kecamatan Kedungkandang

Kecamatan Kedungkandang merupakan kecamatan terluas

di Kota Malang. Penggunaan lahan terluas di Kecamatan

Kedungkandang adalah lahan kosong yang bisa berindikasi

beruupa lahan pertanian atau perkebunan. Gangguan atau

bencana yang sering terjadi di Kecamatan Kedungkandang

terbesar adalah banjir dan tanah langsor kemudian

kebakaran serta kekeringan. Banjir terjadi pada zona banjir

di sepanjang aliran sungai begitu juga dengan tanah longsor

pada daerah sempadan sungai. Kejadian kebakaran dominan

terjadi pada wilayah penggunaan lahan permukiman

disebelah utara, sedangkan kekeringan berada pada topografi

tertinggi di Kota Malang yaitu perbukitan buring dibelah

tenggara Kota Malang.

2) Kecamatan Sukun

Kecamatan Sukun merupakan kecamatan yang berada di

sebelah barat Kota Malang. Gangguan atau bencana yang

dominan sering terjadi adalah banjir, tanah longsor, dan

kemudian kebakaran. Hampir sebagian wilayah selatan

Kecamatan Sukun menjadi kawasan yang sering banjir

karena merupakan salah satu ordo sungai besar yang

mengalirkan air kea rah Kabuapten Malang dan berada pada

zona banjir (kemiringan 0-3%). Kejadian tanah longsor di

Kecamatan Sukun juga berada pada daerah igir atau

13

sempadan sugai di daerah sekitar zona banjir. Kejadian

kebakaran di Kecamatan Sukun tidak seluas kecamatan-

kecamatan yang lain di Kota Malang, daerah yang sering

terjadi kebakaran adalah Kecamatan Sukun bagian selatan.

3) Kecamatan Klojen

Kecamatan Klojen adalah kecamatan terkecil di Kota Malang

dengan tingkat kepadatan pemukiman tertinggi. Gangguan

atau bencana yang lebih sering terjadi di Kecamatan Klojen

adalah kebakaran dan kemudian banjir. Dengan tingkat

kepadatan permukiman yang tinggi menyebabkan tingkat

terjadinya kebakaran di Kecamatan Klojen lebih lebih banyak

daripada kecamatan lain di Kota Malang. Untuk gangguan

atau bencana banjir, lebih sering terjadi pada Kecamatan

Klojen bagian selatan dimana berada pada zona banjir

kemiringan 0-3% dan merupakan salah satu ordo yang

mengalirkan air dari sub-sub ordo.

4) Kecamatan Blimbing

Kecamatan Blimbing merupakan kecamatan yang memiliki

penggunaan lahan pemukiman yang luas. Gangguan atau

bencana yang sering terjadi di Kecamatan Blimbing adalah

kebakaran, banjir, dan tanah longsor. Tingkat kepadatan

pemukiman yang tinggi dapat menyebabkan kebakaran

meluas. Banjir yang terjadi di Kecamatan Blimbing berada

pada zona banjir di kemiringan 0-3% di sekitar aliran sungai

di Kecamatan Blimbing, begitu juga dengan longsor yang

terjadi di Kecamatan Blimbing berada pada daerah igir-igir

sungai yang memiliki volume atau debit yang tinggi.

5) Kecamatan Lowokwaru

Kecamatan lowokwaru merupakan kecamatan yang memiliki

topografi bergelombang hampir sama dengan Kecamatan

Kedungkandang yang sebagian memiliki topografi tinggi.

Gangguan atau bencana yang sering terjadi di Kecamatan

Lowokwaru adalah banjir, tanah longsor, dan kemudian

kebakaran. Banjir dan tanah longsor lebih dominan karena

sungai-sungai yang mengalir berasal dari topografi agak

tinggi dan masuk pada zona banjir (kemiringan 0-3%) di

14

Kecamatan Klojen sehingga menimbulkan banjir dibeberapa

titik. Untuk tanah longsor, hampir sama dengan kecamatan-

kecamatan lain yaitu berada pada daerah igir-igir sungai atau

sempadan-sempadan sungai. Bencana kebakaran yang

terjadi di Kecamatan Lowokwaru tidak terlalu dominan

karena sebagian wilayahnya berupa lahan kosong dan RTH,

yang sering terjadi kebakaran adalah Kecamatan Lowokwaru

bagian timur yang memiliki tingkat kepadatan pemukiman

yang tinggi.

d. Demografi

Jumlah penduduk Kota Malang per 31 Desember 2016

sebesar 895.387, yang tersebar di 5 Keamatan, jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi kenaikan

jumlah penduduk sebesar 13.593 jiwa. Kecamatan dengan

jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Kedungkandang

sebesar 208.979 jiwa yang terbagi ke dalam 63.580 Kepala

Keluarga (KK), sedangkan Kecamatan Klojen merupakan

kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yakni

sebanyak 110.136 jiwa yang terbagi ke dalam 35.739 KK,

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Kota Malang Berdasarkan Kecamatan

Per 31 Desember 2016

No Kecamatan Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Persentase Terhadap Jumlah

Penduduk Kota (%)

Jumlah KK

1. Kedungkandang 208.979 23 63.580

2. Sukun 206.612 23 64.154

3. Klojen 110.136 12 35.739

4. Blimbing 196.847 22 61.278

5. Lowokwaru 172.813 19 53.676

Total 895.387 100 278.427

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Diolah)

15

Dari segi kepadatan penduduk, Kecamatan Klojen

merupakan wilayah yang paling padat penduduk, sementera

Kecamatan Kedungkandang menjadi kecamatan dengan tingkat

kepadatan penduduk paling rendah sebagaimana tabel berikut

:

Tabel 2.3

Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Malang

Berdasarkan Kecamatan

Per 31 Desember 2016

No Kecamatan Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Luas Wilayah (Km2)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

1. Kedungkandang 208.979 39,89 5.239

2. Sukun 206.612 20,97 9.853

3. Klojen 110.136 8,83 12.473

4. Blimbing 196.847 17,77 11.077

5. Lowokwaru 172.813 22,60 7.647

Total 895.387 110,06 8.135

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Diolah)

Berdasarkan aspek usia, sebagian besar penduduk di

Kota Malang terkategori sebagai penduduk usia produktif, yakni

pada rentang usia 15-64 tahun sebesar 634.196 jiwa atau 71%

dari total jumlah penduduk, sedangkan jumlah penduduk yang

termasuk ke dalam kategori penduduk usia tidak produktif

sebanyak 261.191 jiwa atau 29% dari total penduduk. Adapun

uraian jumlah penduduk berdasarkan klasifikasi usia

sebagaimana tabel berikut :

16

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Kota Malang

Berdasarkan Kelompok Umur

Per 31 Desember 2016

No Kelompok

Umur (Tahun)

Jumlah (Jiwa)

Persentase Terhadap Jumlah

Penduduk (%)

1 0 - 4 58,513 7%

2 5 - 9 68,879 8%

3 10 - 14 68,592 8%

4 15 - 19 68,140 8%

5 20 - 24 65,858 7%

6 25 - 29 67,326 8%

7 30 - 34 79,104 9%

8 35 - 39 79,369 9%

9 40 - 44 69,610 8%

10 45 - 49 64,765 7%

11 50 - 54 56,127 6%

12 55 - 59 47,932 5%

13 60 - 64 35,965 4%

14 65 65,207 7%

Total 895,387 100%

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Berdasarkan data di atas maka dapat dihitung bahwa

besaran Angka Beban Tanggungan di Kota Malang adalah 41,18.

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi :

1) Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota Malang selama

periode tahun 2011-2015 sebagaimana tabel berikut :

17

Tabel 2.5

PDRB-ADHB Kota Malang

Tahun 2011-2015

No Tahun PDRB-ADHK (juta rupiah)

1 2011 34.967.994,40

2 2012 38.747.007,80

3 2013 42.819.853,00

4 2014 46.562.885,00

5 2015 51.827.980,30

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka)

Khusus untuk PDRB-ADHB Kota Malang Tahun 2015,

jumlah terbesar diperoleh dari sektor Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar Rp.

14.977.100.000.000,- dan dari sektor Industri Pengolahan

sebesar Rp. 13.734.300.000.000,-.

Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun

2010 Kota Malang selama periode tahun 2011-2015

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.6

PDRB-ADHK Kota Malang

TAHUN 2011-2015

No Tahun PDRB-ADHK (juta rupiah)

1 2011 33.275.691,00

2 2012 35.355.740,00

3 2013 37.547.740,00

4 2014 39.724.310,00

5 2015 41.951.560,00

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka)

Khusus untuk PDRB-ADHK Kota Malang Tahun 2015,

jumlah terbesar diperoleh dari sektor Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar Rp.

13.022.700.000.000,- dan dari sektor Industri Pengolahan

sebesar Rp. 10.261.700.000.000,-.

18

2) Laju Inflasi

Laju inflasi Kota Malang dalam kurun waktu tiga tahun

terakhir (2012-2016) cenderung mengalami penurunan,

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.7

Laju Inflasi Kota Malang

Tahun 2012-2016

No Tahun Laju Inflasi (%)

1 2012 4,60

2 2013 7,92

3 2014 8,14

4 2015 3,32

5 2016 2,62

Sumber : Bank Indonesia

Untuk tahun 2016, laju inflasi Kota Malang lebih rendah

daripada Provinsi Jawa Timur sebesar 2,74% dan Nasional

sebesar 3,02%. Kelompok pengeluaran yang memberikan

sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah kelompok

Bahan Makanan sebesar 0.93 persen, diikuti kelompok

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar

0.68 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga

sebesar 0.65 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas,

dan Bahan Bakar sebesar 0,37 persen, , kelompok Sandang

sebesar 0,25 persen, dan andil terendah ialah kelompok

Kesehatan sebesar 0,12 persen. Sedangkan kelompok

pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok

Transport, Komunikasi, dan Jasa Keuangan yaitu sebesar 1-

0.37 persen.

3) Pendapatan Per Kapita

Pendapatan Per Kapita ADHB Kota Malang selama periode

tahun 2011-2015 sebagaimana tabel berikut :

19

Tabel 2.8

Pendapatan Per Kapita-ADHB Kota Malang

Tahun 2011-2015

No Tahun Pendapatan

Per Kapita-ADHK (Rp/Tahun)

1 2011 39.099.130,31

2 2012 46.034.225,73

3 2013 50.692.259,52

4 2014 55.040.627,77

5 2015 60.881.125,41

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka)

Sedangkan Pendapatan Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku

(ADHK) Tahun 2010 Kota Malang selama periode tahun 2011-

2015 sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.9

Pendapatan Per Kapita-ADHK Kota Malang

Tahun 2011-2015

No Tahun Pendapatan

Per Kapita-ADHK (Rp/Tahun)

1 2011 37.206.897,36

2 2012 42.005.156,23

3 2013 44.450.871,43

4 2014 46.956.947,80

5 2015 49.279.523,74

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun)

4) Indeks Harga Konsumen (IHK)

IHK Kota Malang selama periode tahun 2012-2016 dengan

data per Bulan Desember pada tiap tahunnya sebagaimana

tabel berikut :

20

Tabel 2.10

IHK Kota Malang Tahun 2014-2016

No Tahun IHK

1 2012 135,88

2 2013 146,64

3 2014 119,16

4 2015 123,12

5 2016 126,35

Sumber : Bank Indonesia

5) Pertumbuhan Ekonomi

Sebagai dampak atau akibat melambatnya perekonomian

nasional dan perekonomian regional jawa timur,

pertumbuhan ekonomi Kota Malang selama periode tahun

2011-2015 turut melambat sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.11

Pertumbuhan Ekonomi Kota Malang

Tahun 2011-2015

No Tahun Pertumbuhan Ekonomi

(%)

1 2011 6,04%

2 2012 6,26%

3 2013 6,18%

4 2014 5,82%

5 2015 5,61%

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka)

6) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

TPT Kota Malang termasuk tinggi, hal ini diantaranya

dikarenakan besarnya jumlah mahasiswa yang sedang

menempuh pendidikan di berbagai Perguruan

Tinggi/Sekolah Tinggi baik Negeri maupun Swasta di Kota

Malang. Adapun TPT selama periode tahun 2011-2015

sebagaimana tabel berikut :

21

Tabel 2.12

TPT Kota Malang Tahun 2011-2015

No Tahun TPT (%)

1 2011 5,19%

2 2012 7,68%

3 2013 7,69%

4 2014 7,22%

5 2015 7,28%

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka)

7) Persentase Kemiskinan

Persentase kemiskinan Kota Malang termasuk rendah

dibandingkan kabupaten/kota lain se Jawa Timur, bahkan

untuk tahun 2015, Angka Kemiskinan Kota Malang

merupakan yang terendah di antara kabupaten/kota

se Jawa Timur. Adapun Persentase Kemiskinan selama

periode tahun 2011-2015 cenderung mengalami tren

penurunan sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.12

Persentase Kemiskinan Kota Malang

Tahun 2011-2015

No Tahun Persentase Kemiskinan Sumber

Data

1 2011 5,50% BPS

2 2012 5,21% BPS

3 2013 4,85% BPS

4 2014 4,80% BPS

5 2015 4,60% BPS

Sedangkan untuk tahun 2016, sementara belum ada rilis

data dari BPS, maka data terkait jumlah penduduk miskin

mengacu pada Data Individu/Keluarga Pra Sejahtera Kota

Malang yang dirilis oleh berbagai sumber sebagai berikut :

22

Tabel 2.13

Data Individu/Keluarga Pra Sejahtera Kota Malang

Tahun 2016

No Program Jumlah Sumber Data

1 PBI-JKN 129,314 KEMENSOS 2 PBI-DAERAH 25,051 DINSOS 3 USULAN PBI 56,967 DINSOS

b. Fokus Kesejahteraan Sosial

1) Angka Melek Huruf

Angka Melek Huruf Kota Malang sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.14

Angka Melek Huruf Kota Malang

Tahun 2014-2016

No Tahun Jumlah

1 2014 97,51%

2 2015 99,91%

3 2016 99,91%

Sumber : LAKIP Kota Malang

2) Partisipasi Peserta Didik

Partisipasi peserta didik di Kota Malang didasarkan pada

Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.15

Angka Partisipasi SD/MI dan SMP/MTs

Tahun 2014-2016

No Uraian 2014 2015 2016

1 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI

93,92% 95,99% 95,86%

2 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI

82,46% 85,87% 82,79%

3 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs

93,16% 76,83% 85,13%

23

4 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs

68,90% 58,52% 62,99%

Sumber : LAKIP Kota Malang

c. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Analisis seni budaya dan olah raga dilakukan berdasarkan

capaian atas indikator jumlah grup kesenian, jumlah klub olah

raga dan jumlah gedung olah raga sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.16

Perkembangan Seni Budaya dan Olah Raga

Tahun 2010-2016

No Capaian Pembangunan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 Jumlah grup kesenian per

10.000 penduduk. 39 42 45 45 45 45

2 Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk.

1 2 2 2 2 2

3 Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk.

141 142 145 145 150 150

4 Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk.

4 4 4 4 4 4

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Kepemudaan dan Olahraga

Berdasarkan data capaian di atas dapat dilihat bahwa sarana

prasarana pendukung perkembangan seni budaya dan olahraga

telah terbangun di Kota Malang, dan diharapkan dapat

mendukung upaya perkembangan seni budaya dan olahraga di

Kota Malang.

2.1.3 Aspek Pelayanan Umum

a. Fokus Layanan Urusan Wajib

Urusan wajib yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Malang

berikut Perangkat Daerah pelaksana urusan tersebut

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.17

Urusan Wajib dan Perangkat Daerah Pelaksana Urusan

No Urusan Pemerintahan Perangkat Daerah

Pelaksana 1. Pendidikan Dinas Pendidikan 2. Kesehatan Dinas Kesehatan 3. Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

24

5. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat

Satuan Polisi Pamong Praja

6. Sosial Dinas Sosial 7. Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja 8. Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

9. Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

10. Pertanahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

11. Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup 12. Administrasi

Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

13. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

14. Perhubungan Dinas Perhubungan 15. Komunikasi dan

Informatika Dinas Komunikasi dan Informatika

16. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

17. Penanaman Modal Dinas Perizinan dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

18. Kepemudaan dan Olahraga

Dinas Kepemudaan dan Olah Raga

19. Statistik Dinas Komunikasi dan Informatika

20. Persandian Dinas Komunikasi dan Informatika

21. Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

22. Perpustakaan Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah

23. Kearsipan Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah

Sumber : Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016

b. Layanan Urusan Pilihan

Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Malang

berikut Perangkat Daerah pelaksana urusan tersebut

sebagaimana tabel berikut :

25

Tabel 2.18

Urusan Pilihan dan Perangkat Daerah Pelaksana Urusan

No Urusan Pemerintahan Perangkat Daerah

Pelaksana 1. Kelautan dan Perikanan Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan 2. Pariwisata Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata 3. Pertanian Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan 4. Perdagangan Dinas Perdagangan 5. Perindustrian Dinas Perindustrian

Sumber : Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016

2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah

a. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Menurut lapangan usahanya, PDRB baik ADHB maupu ADHK

Kota Malang pada tahun 2015 terbesar pada sektor Perdagangan

Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor.

Tabel 2.19

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha di Kota Malang (miliar rupiah) Tahun 20132015

Lapangan Usaha/Industri 2013 2014 2015

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

127,2 142,7 157,5

B Pertambangan dan Penggalian

44,3 50,3 51,7

C Industri Pengolahan 12.090,5 12.637,7 13.734,3 D Pengadaan Listrik dan Gas 12,9 13,0 14,5

E Pengadaan Air,Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

86,8 91,2 97,1

F Konstruksi 5.191,2 5.848,4 6.496,5

G Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

12.363,8 13.257,1 14.977,1

H Transportasi dan Pergudangan

972,0 1.119,2 1.250,6

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

1.871,4 2.271,3 2.484,7

J Informasi dan Komunikasi 1.711,1 1.834,7 2.057,3 K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.200,0 1.359,6 1.538,5 L Real Estate 590,6 633,6 729,6

M,N Jasa Perusahaan 315,9 348,6 399,5

26

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

721,5 733,6 788,6

P Jasa Pendidikan 3.290,7 3.728,5 4.224,5 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 973,9 1.135,6 1.292,0

R,S,T,U

Jasa lainnya 1.256,1 1.358,0 1.534,0

Produk Domestik Regional Bruto 42.819,87 46.563,26 51.827,98

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun 2016)

Tabel 2.20

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut

Lapangan Usaha di Kota Malang (miliar rupiah) Tahun 20132015

Lapangan Usaha/Industri 2013 2014 2015

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

103,2 105,1 107,4

B Pertambangan dan Penggalian

40,5 39,8 38,4

C Industri Pengolahan 9.738,0 10.011,8 10.261,7

D Pengadaan Listrik dan Gas 15,4 15,5 15,5

E Pengadaan Air,Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

81,4 83,9 87,0

F Konstruksi 4.592,7 4.998,5 5.263,4

G Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

11.586,3 12.221,5 13.022,7

H Transportasi dan Pergudangan

912,2 977,5 1.044,3

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

1.549,8 1.712,0 1.851,0

J Informasi dan Komunikasi 1.704,4 1.843,1 1.993,1

K Jasa Keuangan dan Asuransi 977,0 1.042,6 1.117,0

L Real Estate 545,7 585,3 627,8

M,N Jasa Perusahaan 262,8 285,8 310,8

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

602,7 603,4 625,8

P Jasa Pendidikan 2.730,4 2.957,3 3.203,1

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

887,3 967,8 1.062,9

R,S,T,U

Jasa lainnya 1.217,9 1.273,3 1.319,6

Produk Domestik Regional Bruto 37.547,74 39.724,31 41.951,56

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun 2016)

27

Adapun pengeluaran rata-rata perkapita per bulannya pada

tahun 2015 sebagai berikut :

Tabel 2.21

Pengeluaran Rata-rata Perkapita Sebulan Menurut Golongan Pengeluaran dan

Kelompok Barang di Kota Malang (rupiah), 2015

No Golongan Pengeluaran Makanan Bukan

Makanan Jumlah

1 200.000-299.999 140.870 117.563 258.433 2 300.000-499.999 231.779 153.965 385.743 3 500.000-749.999 344.594 278.087 622.681 4 750.000-999.999 421.589 438.027 859.616 5 > 999.999 683.960 1.303.139 1.987 09 Jumlah 458.737 669.699 1.128.436

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun 2016)

Tabel 2.22

Persentase Rumah Tangga Menurut Kelompok Pengeluaran Perkapita Sebulan,

2015

No Golongan Pengeluaran Presentase

1 200.000-299.999 3,25 2 300.000-499.999 19,49 3 500.000-749.999 24,37 4 750.000-999.999 14,00 5 > 999.999 38,89 Total 100,00

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun 2016)

b. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Tabel 2.23

Panjang Jalan Menurut Kondisi Permukaan jalan di Kota Malang, 2015

Category

Status Jalan (Km)

Negara Prop Kota

2013 2014 2013 2014 2013 2014 1 Jenis Permukaan

Aspal/Aspalted 1,45 1,45 48,95 48,95 140,78 140,78

Kerikil/Gravel - - -

Tanah/Earth - - -

Tdk Dirinci - - -

JJumlah 1,45 1,45 48,95 48,95 140,78 140,78

2 Kondisi Jalan

28

Baik/Goods 1,45 1,45 48,45 48,45 135,19 137,30

Sedang/Medium - - -

Rusak/Risk - - 0,50 0,50 5,59 3,48

Rusak Berat/Sureusly - - - - - -

Jumlah 1,45 1,45 48,95 48,95 140,78 140,78

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun 2016)

Tabel 2.24

Jumlah Pasar Menurut Kelas dan Kecamatan di Kota Malang, 2015

Kecamatan Kelas

I II III IV V

1 Kedungkandang 1 2 3 - - 2 Sukun 2 1 - - 1 3 Klojen 6 4 1 3 - 4 Blimbing 2 - - - - 5 Lowokwaru 2 - - - -

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun 2016)

Tabel 2.25

Jumlah Tempat Peribadatan di Kota Malang, 2015

No Tempat Peribadatan Jumlah

1 Masjid 572

2 Mushola 1163

3 Gereja Protestan 96

4 Gereja Katholik 35

5 Pura 2

6 Vihara 9

7 Kelenteng 1

Total 1878

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun 2016)

c. Fokus Iklim Berinvestasi

Kota Malang berkomitmen untuk mewujudkan kondisi daerah

yang nyaman guna menarik investor untuk menanamkan

modalnya di Kota Malang, karena kenyamanan lingkungan

suatu daerah akan berkontribusi signifikan terhadap jumlah

minat investor untuk menanamkan modal, serta biasanya

tingkat kenyamanan daerah cenderung berbanding lurus

dengan tingkat investasi daerah.

29

Salah satu faktor yang secara langsung mempengaruhi tingkat

kenyamanan suatu daerah adalah tingkat kriminalitas daerah,

dimana untuk Kota Malang datanya sebagai berikut :

Tabel 2.26

Jumlah Tindak Pidana dan Penyelesaiannya Menurut Kepolisian Sektor di

Kota Malang, 2015

No Kepolisian Sektor Lapor Selesai Sisa

1. Kedungkandang 216 165 51

2. Sukun 196 106 90

3. Klojen 188 154 34

4. Blimbing 234 99 135

5. Lowokwaru 523 253 270

6. Sat Reskrim Polres Kota Malang

1.984 864 1.120

Kota Malang 3.341 1.641 1.700

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka Tahun 2016)

Tabel 2.27

Survei Kepuasan Masyarakat (IKM) Kota Malang Tahun 2016

No Bidang Pelayanan Nilai SKM Konversi

Mutu Pelayanan

Kinerja Bidang

Pelayanan 1 Pendidikan 77,44 B Baik 2 Kesehatan 73,94 B Baik 3 Perizinan 71,91 B Baik

4 PU & Penataan Ruang

73.39 B Baik

5

Perumahan Rakyat & Kawasan Pemukiman

70.5 B Baik

6 Ketentraman, Ketertiban Umum, & LIMNAS

73.81 B Baik

7 Sosial 75.41 B Baik Rata-Rata SKM Kota

Malang 73.8 B Baik

Sumber: Hasil SKM Kota Malang tahun 2016

d. Fokus Sumber Daya Manusia

Salah satu parameter atau satuan ukur dalam menilai kualitas

sumberdaya manusia adalah melalui pengukuran Indeks

Pembangunan Manusia, dimana untuk Kota Malang sebagai

berikut :

30

1) Indeks Pembangunan Manusia

Tabel 2.28

Indeks Pembangunan Manusia Kota Malang

Tahun 2013-2015

No Tahun Jumlah

1 2013 78,78

2 2014 79,07

3 2015 80,05

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka)

2) Indeks Pendidikan

Tabel 2.29

Indeks Pendidikan Kota Malang

Tahun 2013-2015

No Tahun Jumlah

1 2013 89,79

2 2014 88,94

3 2015 76,05

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka)

3) Indeks Harapan Hidup

Tabel 2.30

Indeks Harapan Hidup Kota Malang

Tahun 2013-2015

No Tahun Jumlah

1 2013 76,90

2 2014 77,08

3 2015 80,92

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka)

31

4) Indeks Daya Beli

Tabel 2.31

Indeks Daya Beli Kota Malang

Tahun 2013-2015

No Tahun Jumlah

1 2013 69,65

2 2014 70,21

3 2015 83,37

Sumber : BPS (Malang Dalam Angka)

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2016 dan

Realisasi RPJMD

2.2.1 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2016

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Malang Tahun

2016 ditetapkan melalui Peraturan Walikota Malang Nomor 40

Tahun 2015 sebagaimana diubah dengan Peraturan Walikota

Malang Nomor 13 Tahun 2016. Dalam RKPD tersebut telah

tercantum program dan kegiatan masing-masing Perangkat Daerah

yang dimaksudkan untuk dianggarkan pada APBD Tahun 2016.

Namun demikian tidak seluruh program dan kegiatan tersebut

diakomodir dalam APBD 2016, dengan pertimbangan kemampuan

keuangan daerah dan skala prioritas. Berdasarkan hasil evaluasi

dapat diuraikan sebagai tabel berikut :

2

Tabel 2.32

Evaluasi Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2016

No Perangkat

Daerah

RKPD 2016 APBD 2016

Jumlah Indikator Sasaran

Jumlah Program

yang Diusulkan

Jumlah Kegiatan

yang Diusulkan

Pagu Anggaran yang Diusulkan

Jumlah Program yang Dianggarkan

Jumlah Kegiatan

yang Dianggarkan

Pagu Anggaran yang Dipenuhi

Realisasi Anggaran

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 1. Dinas

Pendidikan 12 9 131 184,785,135,680.03 9 115 154,639,229,930,00 148,922,675,756.96

2. Dinas Kesehatan 43 17 226 78,138,578,103.00 16 224 85,747,504,185,00 71,936,314,495.48 3. Rumah Sakit

Umum Daerah 4 10 48 41,770,289,900.00 10 43 41,770,289,900,00 20,512,355,918.00

4. Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Pengawasan Bangunan

15 17 658 366,851,242,825.00 17 325 203,724,279,000,00 118,223,833,118.51

5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

5 10 97 15,114,551,000.00 12 89 15,689,551,000,00 13,830,383,788.00

6. Dinas Perhubungan

7 8 51 14,515,348,000.00 12 89 15,689,551,000,00 9,754,503,663.00

7. Badan Lingkungan Hidup

5 8 58 5,993,102,000.00 8 52 5,175,632,000,00 4,128,348,982.70

8. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

8 11 129 109,971,146,212.00 11 116 92,259,882,512,00 85,736,995,042.00

9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

1 4 29 5,000,000,000.00 4 29 4,700,000,000,00 4,512,629,203.00

3

10. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat

10 10 90 11,415,890,000.00 11 89 11,415,890,000,00 10,455,785,556.00

11. Dinas Sosial 2 7 60 8,866,389,500.00 7 58 8,038,410,000,00 7,167,580,424.00 12. Dinas

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi

1 7 46 5,760,500,000.00 6 43 5,250,000,000,00 4,372,969,545.00

13. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

4 6 45 6,402,000,000.00 11 49 10,220,000,000,00 6,089,159,272.00

14. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

1 8 62 9,605,181,500.00 8 56 9,243,580,500,00 8,345,055,314.00

15. Dinas Kepemudaan dan Olahraga

12 8 60 8,568,681,250.00 8 57 7,791,015,000,00 6,540,468,354.00

16. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

8 8 38 8,794,816,000.00 9 35 7,650,000,000,00 7,221,000,758.00

17. Satuan Polisi Pamong Praja

6 8 43 13,295,000,000.00 7 41 11,775,000,000,00 10,792,153,630.00

18. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

9 7 37 7,545,125,000.00 8 36 3,852,421,288,00 3,602,782,517.00

19. Bagian Pemerintahan

2 9 19 12,211,500,000.00 9 19 12,190,000,000,00 11,344,365,450.00

20. Bagian Hukum 2 4 18 5,091,880,000.00 5 17 5,112,260,000,00 3,262,900,610.00 21. Bagian

Organisasi 1 7 19 3,545,000,000.00 7 19 3,545,000,000,00 3,275,046,002.00

22. Bagian Pembangunan

2 2 11 3,000,000,000.00 2 10 3,050,000,000,00 2,625,282,055.00

23. Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah

2 4 12 1,347,500,000.00 4 12 1,347,500,000,00 1,323,273,325.00

4

24. Bagian Kesejahteraan Rakyat

1 2 19 15,343,134,000.00 2 19 15,187,211,712,00 14,912,380,850.00

25. Bagian Hubungan Masyarakat

1 4 9 13,025,000,000.00 4 9 14,025,000,000,00 13,585,226,590.00

26. Bagian Umum 1 7 65 30,961,291,500.00 7 60 26,500,000,000,00 22,646,203,852.00 27. Bagian

Kerjasama dan Penanaman Modal

1 8 28 2,260,000,000.00 6 16 1,520,000,000,00 1,221,411,450.00

28. Sekretariat DPRD

3 4 48 63,619,594,000.00 4 47 54,158,449,000,00 35,871,335,286.00

29. Inspektorat 15 6 31 3,640,189,322.00 6 30 3,640,189,322,00 2,916,279,129.00 30. Badan

Kepegawaian Daerah

7 8 62 7,039,997,000.00 8 56 6,396,682,953,00 6,064,624,584.00

31. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

10 8 57 7,120,000,000.00 8 52 7,100,000,000,00 6,611,283,272.00

32. Dinas Pendapatan Daerah

5 5 57 19,098,963,000.00 5 45 18.997,100,000,00 16,003,448,843.00

33. Kecamatan Klojen

4 10 36 950,000,000.00 10 36 970,000,000,00 931,831,018.00

34. Kecamatan Blimbing

4 9 35 950,000,000.00 8 34 950,000,000,00 911,282,644.00

35. Kecamatan Kedungkandang

4 9 42 1,180,000,000.00 10 39 1.180,000,000,00 880,938,115.00

36. Kecamatan Lowokwaru

5 10 37 1,005,738,000.00 10 37 970,000,000,00 949,695,112.00

37. Kecamatan Sukun

4 11 43 1,536,028,517.00 10 40 1.363,317,647,00 1,220,796,717.00

38. Kelurahan Klojen

- 8 30 800,000,000.00 8 30 800,000.000,00 783,162,403.00

39. Kelurahan Rampal Celaket

- 8 27 800,000,000.00 8 27 800,000.000,00 790,093,816.00

5

40. Kelurahan Samaan

- 8 29 800,000,000.00 8 29 800,000.000,00 744,879,108.00

41. Kelurahan Kidul Dalem

- 7 34 800,000,000.00 7 34 800,000.000,00 769,490,621.00

42. Kelurahan Sukoharjo

- 8 36 800,000,000.00 8 36 800,000.000,00 788,961,127.00

43. Kelurahan Kasin - 7 31 800,000,000.00 7 31 800,000.000,00 786,971,425.00 44. Kelurahan

Kauman - 8 36 800,000,000.00 8 33 800,000.000,00 793,073,267.00

45. Kelurahan Oro-oro Dowo

- 7 27 800,000,000.00 7 24 800,000.000,00 792,536,229.00

46. Kelurahan Bareng

- 8 27 800,000,000.00 7 27 800,000.000,00 789,982,894.00

47. Kelurahan Gading Kasri

- 8 37 800,000,000.00 8 37 800,000.000,00 761,156,116.00

48. Kelurahan Penanggungan

- 7 31 800,000,000.00 7 31 800,000.000,00 791,540,944.00

49. Kelurahan Blimbing

- 8 33 800,000,000.00 8 32 800,000.000,00 780,509,518.00

50. Kelurahan Polowijen

- 7 34 800,000,000.00 7 29 800,000.000,00 791,132,177.00

51. Kelurahan Arjosari

- 8 32 800,000,000.00 8 32 800,000.000,00 733,645,118.00

52. Kelurahan Purwodadi

- 7 29 800,000,000.00 7 29 800,000.000,00 768,532,900.00

53. Kelurahan Pandanwangi

- 7 29 800,000,000.00 7 28 800,000.000,00 780,115,287.00

54. Kelurahan Purwantoro

- 8 42 800,000,000.00 8 35 800,000.000,00 789,758,079.00

55. Kelurahan Bunulrejo

- 8 31 800,000,000.00 8 31 800,000.000,00 789,002,551.00

56. Kelurahan Kesatrian

- 8 34 800,000,000.00 8 34 800,000.000,00 758,719,166.00

57. Kelurahan Polehan

- 8 30 800,000,000.00 8 30 800,000.000,00 750,919,700.00

58. Kelurahan Jodipan

- 8 35 800,000,000.00 8 35 800,000.000,00 703,685,659.00

59. Kelurahan Balearjosari

- 6 37 800,000,000.00 6 27 800,000.000,00 773,876,157.00

6

60. Kelurahan Kedungkandang

- 6 29 800,000,000.00 6 27 800,000.000,00 761,452,200.00

61. Kelurahan Kotalama

- 6 28 800,000,000.00 8 27 800,000.000,00 752,975,949.00

62. Kelurahan Mergosono

- 8 26 800,000,000.00 8 26 800,000.000,00 787,674,044.00

63. Kelurahan Bumiayu

- 7 28 800,000,000.00 7 26 800,000.000,00 782,173,303.00

64. Kelurahan Wonokoyo

- 5 31 800,000,000.00 7 28 800,000.000,00 764,953,906.00

65. Kelurahan Buring

- 7 23 800,000,000.00 7 23 800,000.000,00 790,279,597.00

66. Kelurahan Lesanpuro

- 8 27 800,000,000.00 8 27 800,000.000,00 727,206,214.00

67. Kelurahan Sawojajar

- 6 28 800,000,000.00 6 28 800,000.000,00 794,037,300.00

68. Kelurahan Madyopuro

- 7 30 800,000,000.00 7 30 800,000.000,00 775,166,700.00

69. Kelurahan Cemorokandang

- 9 31 800,000,000.00 9 31 800,000.000,00 777,938,500.00

70. Kelurahan Arjowinangun

- 7 26 800,000,000.00 7 26 800,000.000,00 773,599,388.00

71. Kelurahan Tlogowaru

- 7 31 800,000,000.00 7 30 800,000.000,00 746,561,135.00

72. Kelurahan Lowokwaru

- 8 32 800,000,000.00 7 23 800,000.000,00 777,069,740.00

73. Kelurahan Dinoyo

- 8 27 800,000,000.00 8 25 800,000.000,00 784,635,111.00

74. Kelurahan Sumbersari

- 8 30 800,000,000.00 8 30 800,000.000,00 788,203,000.00

75. Kelurahan Ketawanggede

- 7 23 800,000,000.00 7 22 800,000.000,00 753,343,694.00

76. Kelurahan Jatimulyo

- 8 24 800,000,000.00 8 23 800,000.000,00 797,849,269.00

77. Kelurahan Tunjungsekar

- 8 24 800,000,000.00 8 24 800,000.000,00 796,552,134.00

78. Kelurahan Mojolangu

- 8 28 800,000,000.00 8 27 800,000.000,00 746,638,753.00

7

79. Kelurahan Tulusrejo

- 8 34 800,000,000.00 8 32 800,000.000,00 783,184,049.00

80. Kelurahan Tasikmadu

- 8 31 835,000,000.00 8 30 835,000.000,00 820,607,440.00

81. Kelurahan Tunggulwulung

- 8 34 800,000,000.00 8 34 800,000.000,00 721,519,847.00

82. Kelurahan Tlogomas

- 6 40 800,000,000.00 7 40 800,000.000,00 792,199,491.00

83. Kelurahan Merjosari

- 8 35 800,000,000.00 8 34 800,000.000,00 724,197,983.00

84. Kelurahan Sukun

- 8 33 800,000,000.00 8 33 800,000.000,00 765,478,705.00

85. Kelurahan Ciptomulyo

- 8 27 800,000,000.00 8 27 800,000.000,00 795,039,260.00

86. Kelurahan Gadang

- 6 28 800,000,000.00 6 28 800,000.000,00 750,971,888.00

87. Kelurahan Kebonsari

- 8 34 800,000,000.00 8 32 800,000.000,00 776,713,884.00

88. Kelurahan Bandungrejosari

- 7 31 800,000,000.00 7 31 800,000.000,00 782,053,434.00

89. Kelurahan Tanjung Rejo

- 7 32 800,000,000.00 7 29 800,000.000,00 739,274,575.00

90. Kelurahan Pisangcandi

- 7 25 800,000,000.00 8 25 800,000.000,00 783,156,915.00

91. Kelurahan Karang Besuki

- 8 24 800,000,000.00 8 21 800,000.000,00 747,266,808.00

92. Kelurahan Bandulan

- 8 30 800,000,000.00 8 29 800,000.000,00 778,418,000.00

93. Kelurahan Mulyorejo

- 8 27 800,000,000.00 8 27 800,000.000,00 747,290,693.00

94. Kelurahan Bakalankrajan

- 6 30 800,000,000.00 9 30 800,000.000,00 742,236,700.00

95. Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI

1 3 10 615,000,000.00 3 10 615,000,000,00 493,064,848.00

96. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

9 11 76 14,043,421,500.00 11 73 14.043,421,500,00 12,950,754,048.25

8

97. Kantor Ketahanan Pangan

1 6 29 2,500,000,000.00 6 28 2.600,000,000,00 2,268,564,583.00

98. Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah

3 9 39 5,000,000,000.00 9 39 5.020,000,000,00 4,585,723,272.00

99. Dinas Komunikasi dan Informatika

12 11 49 11,689,300,000.00 11 49 10.220,000,000,00 9,787,374,884.86

100. Dinas Pertanian 8 19 63 8,395,547,000.00 17 55 7.082,060,000,00 6,138,913,371.00 101. Dinas

Perindustrian dan Perdagangan

15 15 103 13,008,884,550.00 11 94 11.796,196,000,00 10,827,335,073.00

102. Dinas Pasar 3 9 65 10,597,882,000.00 9 61 11.051,332,000,00 9,193,430,911.00 279 797 4.722 1,206,803,827,359.03 807 4.218 972,337,855,449,00 788,887,425,103.76

9

2.2.2 Realisasi RPJMD

Misi 1 : Meningkatkan kualitas, aksesibilitas dan pemerataan

pelayanan pendidikan dan kesehatan

Tujuan 1 : Terwujudnya peningkatan kualitas, aksesibilitas dan

pemerataan pelayanan pendidikan

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA

REALISASI

TAHUN

2016

KONDISI

AKHIR

RPJMD

TAHUN

2018

CAPAIAN

TAHUN

2016

DENGAN

TARGET 5

TAHUNAN

Meningkatnya

kualitas,

aksesibilitas dan

pemerataan

pelayanan

pendidikan

1. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI

95,86% 99,63% 96,22%

2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI

82,79% 89,03% 92,99%

3. Angka Partisipasi

Kasar (APK) SMP/MTs

85,13% 95,01% 89,61%

4. Angka Partisipasi

Murni (APM) SMP/MTs

62,99% 72% 87,49%

5. Angka Partisipasi

Kasar (APK) SMA/SMK/MA

84,67% 100% 84,67%

6. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA

58,66% 68,76% 85,32%

7. Angka Melek Huruf

99,91% 99,95% 99,96%

8. Angka Kelulusan

- SD 100% 99,25% 100,76%

- SMP 100% 99,68% 100,32%

- SMA 98,53% 100% 98,53%

9. Persentase anak usia sekolah dari keluarga pra sejahtera yang sekolah lulus sampai dengan SMP/MTs

9,86% 16,00% 61,60%

10

Tujuan 2 : Terwujudnya peningkatan kualitas, aksesibilitas dan

pemerataan pelayanan kesehatan

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA

REALISASI

TAHUN

2016

KONDISI

AKHIR

RPJMD

TAHUN

2018

CAPAIAN

TAHUN

2016

DENGAN

TARGET 5

TAHUNAN

Meningkatnya

aksesibilitas,

kualitas dan

pemerataan

pelayanan

kesehatan

1. Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup (KH)

9,54 15

136,42%

2. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup (KH)

67,13 120

144,06%

3. Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk (per 1.000 penduduk)

1,85 1,12

164,73%

4. Rasio Posyandu per Satuan Balita

1:111 1:101

90,99%

5. Persentase Penduduk Miskin yang mendapatkan fasilitas pengobatan gratis

95% 78%

121,24%

6. Angka Usia Harapan Hidup (AHH)

72,60 71,10

102,11%

Misi 2 : Meningkatkan produktivitas dan daya saing daerah

Tujuan 1 : Terwujudnya peningkatan perekonomian daerah melalui

penguatan sektor koperasi dan usaha kecil menengah,

perindustrian dan perdagangan, serta pariwisata daerah

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA

REALISASI

TAHUN

2016

KONDISI

AKHIR

RPJMD

TAHUN

2018

CAPAIAN

TAHUN

2016

DENGAN

TARGET 5

TAHUNAN

Meningkatnya

aktivitas ekonomi

dan kualitas

kelembagaan

koperasi, serta

etos kerja UKM

1. Persentase koperasi sehat

43,45% 62,34% 69,71%

2. Kontribusi UKM terhadap Total PDRB

55,48% 54,87% 101,11%

Meningkatnya

kontribusi sektor

industri,

1. Persentase sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap total PDRB

35,45% 40,04% 88,55%

11

perdagangan dan

pariwisata 2. Persentase sektor

industri pengolahan terhadap total PDRB

24,46% 32,02% 76,39%

Tujuan 2 : Terwujudnya perluasan kesempatan kerja

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA

REALISASI

TAHUN

2016

KONDISI

AKHIR

RPJMD

TAHUN

2018

CAPAIAN

TAHUN

2016

DENGAN

TARGET 5

TAHUNAN

Meningkatnya

kesempatan kerja

1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

4,45%* 6,59% 132,46%

2. Tingkat partisipasi angkatan kerja

96% 85% 113,17%

Meningkatnya

kinerja

penanaman modal

dan investasi

daerah

Persentase

peningkatan nilai

penanaman modal

dan investasi daerah

20,45% 5% 409,05%

Tujuan 3 : Terwujudnya ketersediaan dan akses pangan

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA

REALISASI

TAHUN

2016

KONDISI

AKHIR

RPJMD

TAHUN

2018

CAPAIAN

TAHUN

2016

DENGAN

TARGET 5

TAHUNAN

Meningkatnya

ketersediaan

pangan (food

availibility)

Ketersediaan pangan

(food availability)

20,52 11,01 186,41%

Misi 3 : Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap

masyarakat rentan, pengarusutamaan gender serta

kerukunan sosial

Tujuan 1 : Terwujudnya peningkatan perlindungan terhadap masyarakat

rentan dan pengentasan kemiskinan

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA

REALISASI

TAHUN

2016

KONDISI

AKHIR

RPJMD

TAHUN

2018

CAPAIAN

TAHUN

2016

DENGAN

TARGET 5

TAHUNAN

Menurunnya

persentase

penduduk miskin

Angka kemiskinan 4,10%* 3,10% 67,76%

12

Meningkatnya

perlindungan

terhadap

penyandang cacat

fisik dan mental

sert lanjut usia

tidak potensial

Persentase

penyandang cacat

fisik dan mental serta

lanjut usia tidak

potensial yang

mendapatkan

penanganan

37% 21% 216,70%

Meningkatnya

perlindungan

terhadap korban

bencana

Persentase korban

bencana yang

tertangani

100% 100% 100%

Tujuan 2 : Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan dan peran

perempuan, serta terjaminnya pengarusutamaan gender

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA

REALISASI

TAHUN

2016

KONDISI

AKHIR

RPJMD

TAHUN

2018

CAPAIAN

TAHUN

2016

DENGAN

TARGET 5

TAHUNAN

Meningkatnya

kualitas

kehidupan dan

peran perempuan

di semua bidang

dan terjaminnya

kesetaraan gender

1. Indeks Pembangunan Gender (IPG)

57,83 76,49 75,60%

2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

41,48 78,91 52,57%

Meningkatnya

layanan

kehidupan

beragama dan

kerukunan antar

umat beragama

1. Persentase kesepakatan hasil pertemuan antar umat beragama yang ditindaklanjuti.

100% 100% 100%

2. Persentase penurunan kerusuhan bermotif SARA

66,67% 15% 444,44%

Tujuan 3 : Terwujudnya peningkatan kualitas kerukunan sosial

masyarakat

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA

REALISASI

TAHUN

2016

KONDISI

AKHIR

RPJMD

TAHUN

2018

CAPAIAN

TAHUN

2016

DENGAN

TARGET 5

TAHUNAN

Meningkatkan

kehidupan

masyarakat yang

aman dan tertib

1. Persentase penurunan angka kriminalitas

12,34% 10% 123,44%

2. Persentase penurunan kasus pelanggaran Perda

-17,74% 5% -154,87%

13

Misi 4 : Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan daya dukung

kota yang terpadu dan berkelanjutan, tertib penataan ruang

serta berwawasan lingkungan

Tujuan 1 : Terwujudnya peningkatan kualitas infrastruktur dan daya

dukung kota

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA

REALISASI

TAHUN

2016

KONDISI

AKHIR

RPJMD

TAHUN

2018

CAPAIAN

TAHUN

2016

DENGAN

TARGET 5

TAHUNAN

Meningkatnya

kualitas

infrastruktur,

prasarana dan

sarana

transportasi jalan,

serta daya dukung

kota dengan

berwawasan

lingkungan

1. Luasan kawasan kumuh

494.647 80,00 -418,31%

2. Persentase jalan kota dalam kondisi baik

84,88% 98% 86,62%

3. Persentase layanan air bersih

65,64% 95% 69,09%

Tujuan 2 : Terwujudnya peningkatan tertib pemanfaatan ruang kota

sesuai peruntukannya

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA

REALISASI

TAHUN

2016

KONDISI

AKHIR

RPJMD

TAHUN

2018

CAPAIAN

TAHUN

2016

DENGAN

TARGET 5

TAHUNAN

Meningkatnya

tertib pemanfaatan

ruang kota sesuai

peruntukannya

1. Persentase luasan RTH

12,38% 15,97% 77,55%

2. Persentase pelanggaran tata ruang yang tertangani

100% 95% 105,26%

3. Persentase luasan wilayah yang telah sesuai dengan peruntukannya

100% 100% 100%

14

Misi 5 : Mewujudkan pelaksanaan reformasi birokrasi dan kualitas

pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi

pada kepuasan masyarakat

Tujuan 1 : Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas Kinerja

Pemerintah Daerah

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA

REALISASI

TAHUN

2016

KONDISI

AKHIR

RPJMD

TAHUN

2018

CAPAIAN

TAHUN

2016

DENGAN

TARGET 5

TAHUNAN

Meningkatnya

transparansi dan

akuntabiltas

kinerja pemerintah

daerah

1. Jumlah PD yang ditetapkan sebagai WBK

0 6 0

2. Nilai SAKIP Kota Malang

70,95 68 104,34%

3. Opini BPK WTP WTP 100%

Tujuan 2 : Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik yang

profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan

masyarakat

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA

REALISASI

TAHUN

2016

KONDISI

AKHIR

RPJMD

TAHUN

2018

CAPAIAN

TAHUN

2016

DENGAN

TARGET 5

TAHUNAN

Meningkatnya

kualitas pelayanan

publik menuju

pelayanan yang

profesional dan

berorientasi pada

kepuasan

masyarakat

Survei Kepuasan

Masyarakat (SKM)

73,95 78,66 94,01%

2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah

Beberapa permasalahan dalam pembangunan daerah, meliputi :

1. Urusan Wajib Pelayanan Dasar

1.1 Pendidikan

a. Aksesibilitas sarana dan prasarana pendidikan pada

beberapa wilayah Kota Malang yang masih kurang,

khususnya wilayah pinggiran.

1.2 Kesehatan

15

a. Operasional Rumah Sakit Umum Daerah yang belum

optimal.

1.3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

a. Kondisi berbagai ruas jalan yang mengalami kerusakan

sehingga perlu perbaikan dan pemeliharaan;

b. Kondisi berbagai saluran drainase yang fungsinya tidak

optimal sehingga perlu perbaikan dan pemeliharaan.

1.4 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

a. Luasan kawasan/permukiman kumuh yang perlu segera

mendapatkan penanganan.

1.5 Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

a. Penegakan Perda yang masih perlu ditingkatkan;

b. Koordinasi dan sinergi penanggulangan bencana yang perlu

ditingkatkan;

1.6 Sosial

a. Pertumbuhan dan persebaran jumlah PMKS yang perlu

mendapatkan penanganan;

b. Akselerasi penanganan kemiskinan yang membutuhkan

koordinasi dan sinergi antar Perangkat Daerah terkait.

2. Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar

2.1 Tenaga Kerja

a. Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Malang

yang cenderung tinggi dan meningkat setiap tahunnya;

b. Ketersediaan lapangan kerja yang relatif tidak sebanding

dengan jumlah pencari kerja.

2.2 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

a. Perlunya mendorong Pengarusutamaan Gender (PUG)

melalui peningkatan peran perempuan dalam pembangunan;

b. Perlunya meningkatkan upaya perlindungan anak, termasuk

terhadap anak jalanan

2.3 Pangan