SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang...

18
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2019 TENTANG STANDAR PELAYANAN PERIZINAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. b. c. d. bahwa untuk mengembangkan sistem tata kelola pemerintahan daerah yang efektif, efisien, terbuka, transparan, akuntabel dan bersih serta meningkatkan Pelayanan Publik terpadu yang cepat, pasti dan murah dalam mewujudkan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali”; bahwa standar pelayanan perizinan merupakan tolok ukur, pedoman, dan acuan yang digunakan sebagai instrumen penilaian kualitas kinerja dan capaian pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam mewujudkan penyelenggaraan pelayanan perizinan yang berkualitas, efektif, efisien, transparan dan akuntabel; bahwa Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan mewajibkan setiap penyelenggara pelayanan publik menetapkan dan menerapkan Standar Pelayanan Publik untuk setiap jenis pelayanan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Standar Pelayanan Perizinan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; SALINAN

Transcript of SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang...

Page 1: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

GUBERNUR BALI

PERATURAN GUBERNUR BALI

NOMOR 63 TAHUN 2019

TENTANG

STANDAR PELAYANAN PERIZINAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI,

Menimbang : a.

b.

c.

d.

bahwa untuk mengembangkan sistem tata kelola

pemerintahan daerah yang efektif, efisien, terbuka, transparan, akuntabel dan bersih serta meningkatkan Pelayanan Publik terpadu yang

cepat, pasti dan murah dalam mewujudkan Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”; bahwa standar pelayanan perizinan merupakan tolok ukur, pedoman, dan acuan yang digunakan

sebagai instrumen penilaian kualitas kinerja dan capaian pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam

mewujudkan penyelenggaraan pelayanan perizinan yang berkualitas, efektif, efisien, transparan dan

akuntabel; bahwa Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan

mewajibkan setiap penyelenggara pelayanan publik menetapkan dan menerapkan Standar Pelayanan Publik untuk setiap jenis pelayanan;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c,

perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Standar Pelayanan Perizinan pada Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

SALINAN

Page 2: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958

Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 1649);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5256);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012

tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5357);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018

tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi

Secara Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 90, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6215);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 6322);

9.

Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 221);

Page 3: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

10.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52

Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan

Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 704);

11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012

tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 649);

12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014

tentang Pedoman Standar Pelayanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 615);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138

Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2017 Nomor 1956);

14. Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal

Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman dan Tata

Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018

Nomor 934) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 5 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas

Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal

Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman dan Tata

Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019

Nomor 821);

15.

Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal

Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pedoman dan Tata

Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018

Nomor 935);

16. Peraturan Gubernur Bali Nomor 19 Tahun 2017

tentang Pelaksanaan Program Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan dan Kesehatan (Berita Daerah Provinsi Bali Tahun 2017 Nomor 19);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG STANDAR PELAYANAN PERIZINAN PADA DINAS PENANAMAN

MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU.

Page 4: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Provinsi adalah Provinsi Bali.

2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi

Bali. 3. Gubernur adalah Gubernur Bali.

4. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah di

lingkungan Pemerintah Provinsi Bali. 5. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi Bali yang selanjutnya disingkat

DPMPTSP adalah Perangkat Daerah Provinsi Bali yang menyelenggarakan pelayanan terpadu satu

pintu.

6. Perangkat Daerah Teknis adalah Perangkat Daerah

yang mengelola perizinan dan nonperizinan di lingkungan Pemerintah Provinsi selain yang

menjadi kewenangan Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu. 7. Perizinan adalah pemberian dokumen legalitas

kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan

tertentu, baik dalam bentuk izin maupun nonperizinan.

8. Izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Provinsi berdasarkan Peraturan Daerah atau produk hukum daerah lainnya yang

merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau

diperbolehkannya seseorang atau badan

hukum/badan Usaha untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu.

9. Nonperizinan adalah pemberian dokumen atau

bukti legalitas atas sahnya sesuatu kegiatan usaha kepada seseorang atau sekelompok orang dalam

kemudahan pelayanan dan informasi sesuai

dengan ketentuan Peraturan Perundang– undangan.

10. Perizinan Berusaha adalah pendaftaran yang

diberikan kepada Pelaku Usaha untuk memulai dan menjalankan usaha dan/atau kegiatan dan

diberikan dalam bentuk persetujuan yang

dituangkan dalam bentuk surat/keputusan atau

pemenuhan persyaratan dan/atau Komitmen. 11. Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik

atau Online Single Submission yang selanjutnya

disingkat OSS adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas

nama Menteri, pimpinan lembaga, Gubernur, atau

Bupati/Wali Kota kepada Pelaku Usaha melalui sistem elektronik yang terintegrasi.

Page 5: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

12. Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu

Pemerintah Provinsi dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan usaha yang

dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,

pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan,

pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas

tertentu guna melindungi kepentingan umum dan

menjaga kelestarian lingkungan. 13. Tata Cara adalah pedoman bagi organisasi dan

aparatur Pemerintah Provinsi yang berhubungan

secara langsung dengan publik eksternal maupun untuk penunjang penyelenggaraan aktivitas di

internal lingkungan Pemerintah Provinsi sesuai

dengan Peraturan Perundang-undangan. 14. Pemohon adalah permintaan yang diajukan oleh

perorangan atau badan usaha yang mengajukan

permintaan izin atau nonperizinan dalam rangka

melakukan usaha dan/atau kegiatan tertentu. 15. Rekomendasi Teknis adalah suatu naskah dinas

dari perangkat daerah teknis yang isinya

menganjurkan atau tidak menganjurkan suatu permohonan Perizinan.

16. Tim Teknis adalah kelompok kerja yang bertugas

melaksanakan pemeriksaan di lapangan, membuat analisa, kajian, dan rekomendasi sesuai dengan

bidang tugasnya masing-masing dalam rangka

proses penerbitan, penangguhan, penolakan, dan pembatalan.

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini meliputi :

a. Perizinan; b. standar pelayanan Perizinan;

c. dasar hukum dan persyaratan;

d. sistem, mekanisme dan prosedur pelayanan; e. jangka waktu, biaya, dan produk;

f. sarana, prasarana, dan/atau fasilitas;

g. kompetensi pelaksana; h. pengawasan internal;

i. pengaduan, saran, dan masukan;

j. jaminan pelayanan; dan

k. evaluasi kinerja pelayanan.

BAB II

PERIZINAN

Pasal 3

(1) Jenis Perizinan, meliputi:

a. Izin; dan

b. Nonperizinan. (2) Jenis Perizinan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Gubernur ini.

Page 6: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

BAB III

STANDAR PELAYANAN PERIZINAN

Pasal 4

Dalam penyelenggaraan pelayanan Perizinan, DPMPTSP wajib menyusun, menetapkan, dan

menerapkan:

a. standar pelayanan; dan b. standar operasional prosedur.

Pasal 5

(1) Komponen standar pelayanan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 huruf a paling sedikit meliputi:

a. dasar hukum;

b. persyaratan;

c. sistem, mekanisme, dan prosedur; d. jangka waktu penyelesaian;

e. biaya/tarif;

f. produk pelayanan; g. sarana, prasarana, dan/atau fasilitas;

h. kompetensi pelaksana;

i. pengawasan internal; j. penanganan pengaduan, saran, dan masukan;

k. jumlah pelaksana;

l. jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar

pelayanan;

m. jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan

dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko

keragu-raguan; dan

n. evaluasi kinerja pelaksana. (2) Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Pasal 6

(1) Komponen standar operasional prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b

meliputi:

a. nomor standar operasional prosedur;

b. tanggal pembuatan; c. tanggal revisi;

d. tanggal pengesahan;

e. yang mengesahkan; f. nama standar operasional prosedur;

g. dasar hukum;

h. kualifikasi pelaksana; i. keterkaitan;

j. peralatan dan perlengkapan;

k. peringatan; l. pencatatan dan pendataan;

m. uraian prosedur;

n. pelaksana;

o. kelengkapan;

Page 7: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

p. waktu; dan

q. output. (2) Standar operasional prosedur sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran II yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

BAB IV

DASAR HUKUM DAN PERSYARATAN

Pasal 7

Setiap jenis Perizinan yang diterbitkan Gubernur

didasarkan pada Peraturan Perundang-undangan yang

menempatkan jenis Perizinan sebagai materi kewenangan Gubernur.

Pasal 8

(1) Setiap permohonan Perizinan yang telah memenuhi

persyaratan diproses lebih lanjut dan diterbitkan

dalam bentuk dokumen Perizinan. (2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disusun oleh setiap Perangkat Daerah Teknis sesuai

dengan Peraturan Perundang-undangan dan dikoordinasikan dengan DPMPTSP.

(3) Hasil penyusunan persyaratan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) diserahkan oleh Perangkat Daerah Teknis kepada DPMPTSP untuk dilengkapi

dengan persyaratan administratif oleh DPMPTSP

dan diintegrasikan ke dalam sistem dan dokumen

standar pelayanan Perizinan. (4) Penambahan/pengurangan persyaratan sebagai

akibat dari perkembangan dan/atau perubahan

Peraturan Perundang-undangan dilakukan oleh DPMPTSP dan/atau disampaikan oleh Perangkat

Daerah Teknis kepada DPMPTSP untuk selanjutnya

diintegrasikan ke dalam sistem dan dokumen standar pelayanan Perizinan.

BAB V

SISTEM, MEKANISME, DAN PROSEDUR PELAYANAN

Bagian Kesatu Sistem Pelayanan Perizinan

Paragraf 1 Umum

Pasal 9

(1) Sistem pelayanan Perizinan, meliputi:

a. sistem pelayanan secara elektronik; dan b. sistem pelayanan nonelektronik.

Page 8: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

(2) Sistem pelayanan secara elektronik sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a, mencakup: a. sistem OSS; dan

b. sistem pelayanan Perizinan secara elektronik

lainnya.

(3) Sistem Pelayanan nonelektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan di

gedung pelayanan Perizinan DPMPTSP.

(4) Sistem OSS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilaksanakan melalui laman resmi OSS:

https://www.oss.go.id. (5) Sistem pelayanan perizinan secara elektronik

lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b dilaksanakan melalui laman DPMPTSP:

https://www.dpmptsp.baliprov.go.id.

Paragraf 2

Sistem Pelayanan Secara Elektronik

Pasal 10

(1) Pelayanan secara elektronik lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a meliputi:

a. subsistem pelayanan informasi;

b. subsistem pelayanan Perizinan; dan c. subsistem pendukung.

(2) Subsistem pelayanan informasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a menyediakan jenis informasi paling sedikit terdiri atas:

a. panduan Perizinan;

b. direktori DPMPTSP;

c. data realisasi penerbitan Perizinan dan yang disediakan untuk publik;

d. jenis, persyaratan teknis, mekanisme

penelusuran posisi dokumen pada setiap proses, biaya retribusi, dan waktu pelayanan;

e. tata cara layanan pengaduan Perizinan;

f. Peraturan Perundang-undangan di bidang PMPTSP;

g. pelayanan informasi publik kepada

masyarakat; dan h. data referensi yang digunakan dalam pelayanan

Perizinan.

(3) Subsistem pelayanan Perizinan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit terdiri atas sistem elektronik yang menyediakan layanan:

a. Perizinan sesuai tahapan paling sedikit meliputi:

1. menerima dan memverifikasi berkas permohonan;

2. memberikan tanda terima kepada pemohon;

3. menolak permohonan Perizinan yang tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan;

4. memproses dan menerbitkan dokumen Perizinan; dan

5. menyerahkan dokumen Perizinan yang telah

selesai kepada pemohon.

Page 9: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

b. integrasi dengan Perangkat Daerah Teknis

lainnya; c. penelusuran proses penerbitan Perizinan

(Online Tracking System); dan

d. penerbitan dokumen Perizinan dapat berwujud

lembar dokumen yang dibubuhi kode batang, QR Code atau dibubuhi tanda tangan nonelektronik

dan stempel basah, atau tanda tangan

elektronik. (4) Subsistem pendukung sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf c paling sedikit terdiri atas sistem

elektronik:

a. pengaturan administrasi jaringan elektronik; b. pengaturan administrasi basis data (database);

c. pengaturan keamanan informasi dan jaringan

elektronik; d. bantuan permasalahan aplikasi (help desk)

untuk petugas pelayanan;

e. pelayanan konsultasi; f. pelaporan perkembangan penerbitan izin;

g. catatan sistem (log system) elektronik;

h. jejak audit (audit trail) atas seluruh kegiatan

dalam pelayanan Perizinan dan Nonperizinan; i. cadangan (back up) sistem elektronik dan basis

data secara berkala; dan

j. pusat pemulihan bencana.

Pasal 11

(1) Pelayanan secara elektronik lainnya dapat diakses dengan menggunakan hak akses atau tanpa

menggunakan hak akses.

(2) Pelayanan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dapat diakses oleh pengguna tanpa

menggunakan hak akses.

(3) Pelayanan Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) dan Subsistem Pendukung

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4)

dapat diakses oleh pengguna dengan menggunakan hak akses.

(4) Hak akses sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

diberikan kepada pejabat yang berwenang, petugas

pelayanan dan pemohon Perizinan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 12

(1) Pemilik hak akses sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12 ayat (4) wajib menjaga keamanan hak akses dan kerahasiaan kode akses yang dimilikinya.

(2) Penyalahgunaan dan/atau pemindahtanganan hak

akses oleh pihak lain menjadi tanggung jawab pemilik hak akses.

Page 10: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

Pasal 13

(1) Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum

dan akibat hukum yang sah selama memenuhi

persyaratan, meliputi:

a. data pembuatan tanda tangan elektronik terkait hanya kepada penandatangan;

b. data pembuatan tanda tangan elektronik pada

saat proses penandatanganan elektronik hanya berada dalam kuasa penandatangan;

c. segala perubahan terhadap tanda tangan

elektronik yang terjadi setelah waktu penandatanganan dapat diketahui;

d. segala perubahan terhadap informasi elektronik

yang terkait dengan tanda tangan elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan dapat

diketahui;

e. terdapat cara tertentu yang dipakai untuk

mengidentifikasi siapa penandatangannya; dan f. terdapat cara tertentu untuk menunjukkan

bahwa penandatangan telah memberikan

persetujuan terhadap informasi elektronik yang terkait.

(2) Pemanfaatan tanda tangan elektronik sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf d paling sedikit memenuhi persyaratan meliputi:

a. laman/website Pelayanan Secara Elektronik

(PSE) menggunakan sertifikat elektronik atau

Secure Socet Layer (SSL); b. penyelenggara dan pemohon wajib memiliki

sertifikat elektronik;

c. penerimaan permohonan dan persyaratan Perizinan dalam bentuk elektronik;

d. dokumen Izin dan Nonperizinan diterbitkan

dalam bentuk dokumen elektronik dengan format PDF (Portable Document Format);

e. seluruh proses penerbitan dokumen Izin dan

Nonperizinan melalui transaksi elektronik yang menggunakan tanda tangan elektronik;

f. tidak memberikan keterangan atau notifikasi

dalam bentuk kertas;

g. penyerahan dokumen Izin dan Nonperizinan secara elektronik; dan

h. arsip digital.

(3) Sertifikat elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diterbitkan oleh penyelenggara

sertifikasi elektronik tersertifikasi sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan. (4) Sertifikat elektronik bagi pemohon layanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat

diperoleh pada loket khusus PTSP setempat. (5) Tanda tangan elektronik yang tersertifikasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disebut tanda

tangan digital atau digital signature.

Page 11: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

Pasal 14

(1) Dokumen elektronik sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13 ayat (2) huruf d dan transaksi elektronik

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2)

huruf e yang dibubuhi tanda tangan digital memiliki kekuatan hukum yang sah.

(2) Proses pembubuhan tanda tangan digital pada

dokumen elektronik dan transaksi elektronik tidak dibatasi oleh tempat dan waktu penandatanganan.

(3) Pembubuhan tanda tangan digital sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) wajib menggunakan waktu yang mengacu pada waktu server (times stamp)

milik Penyelenggara Sertifikasi Elektronik.

Pasal 15

(1) Dokumen Izin dan Nonperizinan elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)

huruf d dapat diverifikasi melalui laman PMPTSP

atau aplikasi yang dibuat khusus untuk melakukan verifikasi.

(2) Tanda tangan digital pada transaksi elektronik

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf e dapat diverifikasi melalui layanan otoritas

validasi (validation authority) pada penyelenggara

sertifikasi elektronik.

(3) Dokumen Izin dan Nonperizinan elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang

dibubuhi tanda tangan digital yang valid

merupakan dokumen otentik. (4) Hasil cetak dokumen Izin dan Nonperizinan

elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

menjadi salinan dari dokumen otentik.

Paragraf 3

Sistem Pelayanan Noneletronik

Pasal 16

(1) Sistem pelayanan Nonelektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b

dilaksanakan dengan tahapan paling sedikit

meliputi: a. menerima dan memverifikasi berkas

permohonan;

b. memberikan tanda terima kepada pemohon; c. menolak permohonan Perizinan yang tidak

sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan; d. memproses dan menerbitkan dokumen Perizinan;

e. memproses pencabutan dan pembatalan

dokumen Perizinan;

f. menyerahkan dokumen Perizinan yang telah selesai kepada pemohon; dan

g. mengarsipkan dokumen Perizinan.

Page 12: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

(2) Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a, huruf b, dan huruf f, dilaksanakan oleh

pegawai yang ditugaskan pada kantor depan/front office.

(3) Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf g dilaksanakan oleh pegawai yang ditugaskan pada kantor

belakang/back office.

(4) Penyerahan dokumen Perizinan kepada pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f,

ditembuskan kepada perangkat daerah dan/atau

lembaga terkait sesuai keperluan.

Pasal 17

(1) Pelaksanaan pelayanan Perizinan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) mulai dari tahap

menerima dan memverifikasi berkas permohonan sampai dengan tahap penyerahan dokumen.

(2) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan secara terpadu satu pintu. (3) Proses pelaksanaan pelayanan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk satu jenis

Perizinan tertentu atau paralel.

(4) Dalam hal proses penerbitan Perizinan perlu pemeriksaan teknis di lapangan dan/atau

rekomendasi, dilakukan oleh Perangkat Daerah

Teknis.

Bagian Kedua Mekanisme dan Prosedur Pelayanan

Pasal 18

Pelayanan Perizinan dilaksanakan sesuai mekanisme

umum pelayanan Perizinan dan standar operasional

prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

Pasal 19

DPMPTSP melayani proses Perizinan baru,

perpanjangan, perubahan, pencabutan, dan

penolakan.

Pasal 20

(1) Pelayanan Perizinan baru, dapat diproses secara :

a. elektronik; atau

b. nonelektronik.

(2) Dalam hal tidak ditentukan lain dalam ketentuan Peraturan Perundang-undangan, pengajuan

permohonan perpanjangan atau daftar ulang

dilakukan paling lambat 2 (dua) bulan sebelum habis masa berlakunya.

Page 13: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

(3) Dalam hal permohonan perpanjangan atau daftar

ulang yang tertera di dalam naskah Perizinan bertepatan dengan hari libur, perpanjangan atau

daftar ulang dilakukan pada hari kerja

berikutnya, setelah hari libur berakhir.

(4) Dalam hal permohonan perpanjangan Perizinan, dilakukan setelah habis masa berlakunya, dan

terdapat denda sesuai dengan ketentuan yang

berlaku, DPMPTSP menetapkan denda sesuai dengan Peraturan Perundangan-undangan.

(5) Dalam hal terjadi kesalahan konsideran,

kesalahan redaksional, perubahan dasar penerbitan Perizinan, dan atau fakta baru

terhadap subyek atau obyek Perizinan dalam

naskah Perizinan, Pemegang Perizinan dapat mengajukan secara langsung perubahan Perizinan

ke DPMPTSP.

(6) Pencabutan Perizinan dilakukan atas dasar:

a. permintaan pemohon; dan b. adanya bukti pelanggaran berdasarkan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(7) Pencabutan Perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b, dilakukan oleh DPMPTSP

dengan ketentuan pencabutan Perizinan

berdasarkan hasil pertimbangan/rekomendasi teknis dari Perangkat Daerah Teknis terkait.

(8) Dalam hal menemukan terjadinya pelanggaran

sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b, Kepala Perangkat Daerah Teknis dapat

mengusulkan pencabutan Perizinan kepada

Kepala DPMPTSP, sesuai ketentuan Peraturan

Perundang-undangan. (9) Permohonan Perizinan dapat ditolak karena :

a. hasil verifikasi dan validasi menyatakan bahwa

berkas permohonan yang dimintakan bukan urusan yang menjadi kewenangan dinas; dan

b. hasil pertimbangan teknis oleh tim teknis tidak

memenuhi persyaratan untuk diterbitkan Perizinan.

(10) Surat Penangguhan Perizinan disertai alasan

penangguhan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

(11) Surat penolakan Perizinan disertai alasan

penolakan, sesuai dengan Peraturan Perundang-

undangan.

BAB VI

JANGKA WAKTU, BIAYA, DAN PRODUK

Bagian Kesatu

Jangka Waktu

Pasal 21

(1) Jangka waktu penyelesaian pelayanan Perizinan

ditentukan berdasarkan kebutuhan persyaratan

Perizinan dari setiap jenis Perizinan.

Page 14: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

(2) Jangka waktu dari setiap jenis Perizinan dan

Nonperizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari peraturan

Gubernur ini.

Bagian Kedua

Biaya

Pasal 22

(1) Pelayanan Perizinan, mencakup:

a. pelayanan Perizinan berbayar; dan

b. pelayanan Perizinan tidak berbayar. (2) Pelayanan Perizinan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a, mencakup:

a. Notifikasi Validasi Pembayaran Rencana

Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA); b. Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI); dan

c. Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI).

(3) Sifat pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II Standar

Pelayanan Perizinan DPMPTSP.

Bagian Ketiga

Produk Pelayanan

Pasal 23

(1) Wujud produk pelayanan Izin berupa dokumen Izin. (2) Wujud produk pelayanan Nonperizinan, berupa

dokumen rekomendasi.

BAB VII

SARANA, PRASARANA, DAN/ATAU FASILITAS

Pasal 24

(1) Pelayanan Perizinan merupakan pelayanan terpadu

satu pintu.

(2) Pelayanan Perizinan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) wajib diselenggarakan pada tempat pelayanan Perizinan yang merupakan satu gedung

khusus yang diperuntukkan sebagai tempat

pelaksanaan pelayanan Perizinan. (3) Tempat pelayanan Perizinan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) terletak di DPMPTSP.

(4) Tempat pelayanan Perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit dilengkapi dengan

sarana, prasarana dan/atau fasilitas yang

terdiri atas: a. fasilitas parkir;

b. lobi ruang tunggu pengguna pelayanan;

c. ruang penerima permohonan Perizinan;

d. ruang penilaian permohonan Perizinan;

Page 15: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

e. ruang komputer atau ruang pengolahan dan

penyimpanan data pelayanan; f. ruang rapat koordinasi internal dan eksternal;

g. ruang pelayanan pengaduan;

h. ruang konsultasi pelayanan Perizinan;

i. fasilitas boga; j. toilet khusus untuk laki-laki dan toilet khusus

untuk perempuan;

k. fasilitas ibadah; l. ruang santai dan fasilitas hiburan;

m. sarana pemadam kebakaran;

n. jalur evakuasi keselamatan; o. fasilitas kontak dengan pusat pelayanan

kesehatan dan keamanan;

p. informasi pelayanan dalam bentuk tayangan

cetak dan atau online yang ditempatkan pada lobi ruang tunggu pelayanan yang mudah dan

leluasa dapat dilihat dan/atau diakses pengguna

pelayanan; q. petunjuk arah dan petunjuk fungsi setiap

komponen ruangan yang terletak pada ruang

tunggu pelayanan dan/atau gedung pelayanan Perizinan;

r. tempat sampah;

s. ruang laktasi; t. ruang arsip dan perpustakaan;

u. ruang bermain anak; dan

v. ruang tempat merokok.

(5) Sarana prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan Perizinan harus memperhatikan:

a. identitas gender;

b. penyedia fasilitas pelayanan Perizinan bagi pengguna pelayanan penyandang kekhususan

fisik dan usia, serta standar minimum

kesehatan, keamanan, dan kenyamanan. (6) Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan

Perizinan harus memenuhi syarat ketersediaan

(availability) dan kelayakan (comtability) yang diukur berdasarkan kesebandingan antara

ketersediaan jumlah sarana, prasarana, dan/atau

fasilitas dengan jumlah dan ragam pengguna

layanan.

BAB VIII

KOMPETENSI PELAKSANA

Pasal 25

(1) Kompetensi pelayanan Perizinan dan Nonperizinan,

mencakup:

a. pelayanan administrasi Perizinan; dan b. pelayanan aspek teknis Perizinan.

(2) Pelayanan administrasi Perizinan dan Nonperizinan

dilaksanakan oleh DPMPTSP.

(3) Pelayanan aspek teknis Perizinan dilaksanakan oleh Perangkat Daerah Teknis.

Page 16: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

(4) Dalam melaksanakan pelayanan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3), Perangkat Daerah Teknis bertugas melakukan pelayanan dalam bentuk:

a. memberikan pertimbangan teknis kepada

DPMPTSP;

b. melakukan pengawasan; dan c. melakukan evaluasi.

BAB IX

PENGAWASAN INTERNAL

Pasal 26

(1) Pengawasan pelayanan Perizinan dilaksanakan oleh Perangkat Daerah Provinsi yang mempunyai tugas

dan fungsi pengawasan.

(2) Hasil pengawasan direkam dalam catatan

pengawasan dan dikompilasi dalam dokumen pengawasan pelayanan Perizinan.

(3) Hasil pengawasan ditindaklanjuti sesuai dengan

temuan pengawasan. (4) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

bersifat segera dan selesai.

BAB X

PENGADUAN, SARAN, DAN MASUKAN

Pasal 27

(1) Pengguna pelayanan Perizinan dapat

menyampaikan pengaduan, saran, dan masukan. (2) Pengaduan, saran, dan masukan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan secara

elektronik dan/atau nonelektronik. (3) Pengaduan, saran, dan masukan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala

DPMPTSP dan ditangani oleh bidang pengaduan, kebijakan dan pelaporan layanan.

(4) Materi pengaduan, saran, dan masukan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam hal bersifat administratif ditangani oleh DPMPTSP.

(5) Materi pengaduan, saran, dan masukan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam hal

bersifat teknis dikomunikasikan dan/atau dikoordinasikan oleh DPMPTSP kepada dan/atau

dengan Perangkat Daerah Teknis.

(6) Pengkomunikasian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) bersifat amat segera.

(7) Pengaduan, saran, dan masukan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dalam hal memerlukan tindak lanjut, dilaksanakan dalam sifat amat

segera.

(8) Setiap pengaduan, saran dan masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan tindak

lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dicatat

dalam dokumen pengaduan, saran, masukan, dan

tindak lanjut.

Page 17: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

(9) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (8)

paling sedikit memuat: a. materi pengaduan, masukan, dan saran;

b. tanggal penerimaan pengaduan, masukan dan

saran; dan

c. status pengaduan, masukan, dan saran, perlu/tidak perlu tindak lanjut.

BAB XI

JAMINAN PELAYANAN

Pasal 28

(1) DPMPTSP menjamin kepastian dan kesesuaian pelaksanaan pelayanan Perizinan dengan standar

pelayanan Perizinan.

(2) Jaminan kepastian dan kesesuaian sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara meningkatkan pengawasan pelayanan Perizinan,

serta penanganan pengaduan, masukan, dan saran.

Pasal 29

(1) DPMPTSP memberikan jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen

untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya,

dan risiko keragu-raguan. (2) Jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dipenuhi dengan cara memenuhi standar minimum

sarana, prasarana dan/atau fasilitas pelayanan.

BAB XII

EVALUASI KINERJA PELAYANAN

Pasal 30

(1) DPMPTSP melaksanakan monitoring dan evaluasi

kinerja pelayanan Perizinan.

(2) Monitoring dan evaluasi pelayanan Perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:

a. evaluasi pelayanan administratif; dan

b. evaluasi pelayanan teknis;

(3) DPMPTSP mengkoordinasikan tugas monitoring dan evaluasi pelayanan teknis sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b dengan Perangkat Daerah

Teknis. (4) Evaluasi pelayanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dilaksanakan melalui monitoring dan

evaluasi: a. internal; dan

b. eksternal.

(5) Monitoring dan evaluasi internal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dilaksanakan pada

DPMPTSP dan Perangkat Daerah Teknis.

Page 18: SALINAN - jdih.baliprov.go.id€¦ · tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan

Diundangkan di Denpasar

pada tanggal 31 Desember 2019 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BALI,

ttd

DEWA MADE INDRA

BERITA DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2019 NOMOR 66

(6) Monitoring dan evaluasi eksternal sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) huruf b dilaksanakan melalui pengukuran indeks kepuasan pengguna pelayanan Perizinan.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 31

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, a. Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2018

tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Berita Daerah Provinsi Bali Tahun 2018

Nomor 33); dan b. Peraturan Gubernur Nomor 45 Tahun 2018

tentang Tata Cara/Prosedur Penerbitan

Perizinan dan Nonperizinan Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi Bali (Berita Daerah Provinsi Bali Tahun 2018 Nomor 45),

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 32

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan

penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Bali.

Ditetapkan di Denpasar pada tanggal 31 Desember 2019

GUBERNUR BALI,

ttd

WAYAN KOSTER