SALINAN - JDIH KPU RI...bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 96 ayat (1) Peraturan Komisi...

96
1 KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR : 26/Kpts/KPU-Prov-010/TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN DARI PARTAI POLITIK DAN/ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2017 KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 96 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta tentang Pedoman Teknis Pencalonan Perseorangan Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017. Mengingat ... SALINAN

Transcript of SALINAN - JDIH KPU RI...bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 96 ayat (1) Peraturan Komisi...

  • 1

    KOMISI PEMILIHAN UMUM

    PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

    KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

    PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

    NOMOR : 26/Kpts/KPU-Prov-010/TAHUN 2016

    TENTANG

    PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN DARI PARTAI POLITIK DAN/ATAU GABUNGAN

    PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR

    DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2017

    KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM

    PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

    Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 96

    ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun

    2015 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil

    Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota

    dan Wakil Walikota;

    b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

    huruf a, perlu menetapkan Keputusan Komisi Pemilihan

    Umum Provinsi DKI Jakarta tentang Pedoman Teknis

    Pencalonan Perseorangan Dalam Pemilihan Gubernur dan

    Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun

    2017.

    Mengingat ...

    SALINAN

  • 2

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang

    Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

    Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

    93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4744);

    2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai

    Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

    Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4801) sebagaimana telah diubah dengan Undang-

    Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas

    Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai

    Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

    Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5189);

    3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2011

    tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101,

    Tambahan Lembaran Negara Nomor 5246);

    4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012

    Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan

    Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

    Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 117 Tahun 2012, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5316);

    5. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa

    kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

    tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23

    Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

    Tambahan Lembaan Negara Republik Indonesia Nomor

    2854);

    6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan

    Peraturan Pemerintah ...

  • 3

    Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1

    Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan

    Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656)

    sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan

    Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang

    Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun

    2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

    Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

    Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor

    130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5898);

    7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008

    tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat

    Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi

    Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi

    Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;

    8. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2015

    tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi

    Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan

    Aceh dan Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen

    Pemilihan Kabupaten/Kota, Pembentukan dan Tata Kerja

    Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara,

    dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam

    Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,

    Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil

    Walikota;

    9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015

    tentang Pencalonan Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur

    dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau

    Walikota dan Wakil Walikota (Berita Negara Republik

    Indonesia Tahun 2015 Nomor 720) sebagaimana telah

    beberapa kali ...

  • 4

    beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Komisi

    Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2016

    tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Komisi Pemilihan

    Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan

    Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,

    Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil

    Walikota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016

    Nomor 1126);

    10. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016

    tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan

    Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan

    Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota

    Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

    2016 Nomor 567) sebagaimana telah diubah dengan

    Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia

    Nomor 4 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan

    Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang

    Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan

    Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,

    dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017 (Berita

    Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1125);

    11. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 33/PUU-XIII/2015

    tanggal 8 Juli 2015;

    12. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 42/PUU-XIII/2015

    tanggal 9 Juli 2015;

    13. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-XIII/2015

    tanggal 9 Juli 2015;

    14. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah

    Khusus Ibukota Jakarta Nomor 04/Kpts/KPU-Prov-

    010/TAHUN 2016 tentang Jumlah Kursi dan Jumlah

    Suara Sah Paling Sedikit Sebagai Persyaratan Pasangan

    Calon Dari Partai Politik atau Gabungan Partai Politik

    dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah

    Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017;

    15. Keputusan ...

  • 5

    15. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah

    Khusus Ibukota Jakarta Nomor 05/Kpts/KPU-Prov-

    010/2016 tentang Tahapan Program dan Jadwal

    Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

    Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017 sebagaimana

    telah diubah dengan Keputusan Komisi Pemilihan Umum

    Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor

    24/Kpts/KPU-Prov-010/2016 tentang Perubahan

    Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah

    Khusus Ibukota Jakarta Nomor 05/Kpts/KPU-Prov-

    010/2016 tentang Tahapan Program dan Jadwal

    Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

    Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017;

    Memperhatikan : 1. Berita Acara Pleno Komisi Pemilihan Umum Provinsi

    Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 76 BA/VIII/2016

    tanggal 2 Agustus 2016 tentang Penetapan Keputusan

    Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota

    Jakarta tentang Pedoman Teknis Pencalonan dari Partai

    Politik dan/atau Gabungan Partai Politik dalam Pemilihan

    Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota

    Jakarta Tahun 2017;

    M E M U T U S K A N :

    Menetapkan : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DKI

    JAKARTA TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN DARI

    PARTAI POLITIK DAN/ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK

    DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR

    DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2017.

    KESATU : Menetapkan Pedoman Teknis Pencalonan Partai Politik

    dan/atau Gabungan Partai Politik dalam Pemilihan Gubernur

    dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun

    2017 sebagaimana tercantum dalam lampiran I yang

    merupakan ...

  • 6

    merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini;

    KEDUA : Menetapkan Formulir Pencalonan dari Partai Politik dan/atau

    Gabungan Partai Politik dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil

    Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017

    sebagaimana tercantum dalam lampiran II yang merupakan

    bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini;

    KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di : Jakarta

    Pada tanggal : 2 Agustus 2016

    KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM

    PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

    ttd.

    SUMARNO

  • 1

    LAMPIRAN I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

    DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 26/Kpts/KPU-Prov 010/TAHUN 2016 TENTANG

    PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN DARI PARTAI POLITIK DAN/ATAU GABUNGAN PARTAI

    POLITIK DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2017

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Bahwa dalam rangka menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun

    2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor

    1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi

    Undang-Undang sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan

    Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

    Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

    Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan

    Walikota menjadi Undang-Undang, termasuk didalamnya terkait dengan proses

    pencalonan dan penetapan Bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur,

    Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota, KPU Provinsi

    berkewajiban membuat keputusan terkait perihal pencalonan Gubernur dan

    Wakil Gubernur yang memenuhi persyaratan.

    Bahwa dalam pelaksanaan undang-undang tersebut, Komisi Pemilihan

    Umum Republik Indonesia telah menerbitkan beberapa peraturan terkait antara

    lain Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan

    Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil

    Bupati dan/atau Walikota dan Wakil Walikota (Berita Negara Republik Indonesia

    Tahun 2015 Nomor 720) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

    Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2016.

    Lebih lanjut sebagaimana dijelaskan pada pasal 96 ayat 1, KPU Provinsi DKI

  • 2

    Jakarta kemudian menetapkan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta tentang

    Pedoman Teknis Pencalonan dari Partai Politik dan/atau Gabungan Partai Politik

    dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta

    Tahun 2017.

    Maka dengan landasan di atas, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah

    Khusus Ibukota Jakarta menetapkan Pedoman Teknis Pencalonan dalam

    Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun

    2017 untuk jalur partai politik.

    Pedoman Teknis Pencalonan dari Partai Politik dan/atau Gabungan Partai

    Politik dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota

    Jakarta Tahun 2017 dimaksudkan untuk menjadi panduan bagi :

    1. Penyelenggara Pemilihan dalam melaksanakan Tahapan Pencalonan Gubernur

    dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 dengan langsung, umum, bebas,

    rahasia, serta jujur dan adil;

    2. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan bakal Pasangan Calon

    Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam pengusulan dan

    pendaftaran kepada KPU Provinsi DKI Jakarta untuk mengikuti Pemilihan.

    B. PENGERTIAN

    Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:

    1. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2017,

    selanjutnya disebut Pemilihan adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di

    wilayah Provinsi DKI Jakarta untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur

    DKI Jakarta secara langsung dan demokratis.

    2. Pemilihan Umum atau Pemilihan Terakhir, selanjutnya disebut Pemilu atau

    Pemilihan Terakhir, adalah Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.

    3. Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, selanjutnya disingkat KPU RI

    adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bersifat nasional,

    tetap, dan mandiri sebagaimana dimaksud dalam undang-undang

    penyelenggara pemilihan umum dan diberikan tugas dan wewenang dalam

    penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam

    undang-undang Pemilihan.

    4. Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,

    selanjutnya disingkat KPU Provinsi DKI Jakarta adalah lembaga

  • 3

    penyelenggara pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam undang-

    undang penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas

    menyelenggarakan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta

    tahun 2017 berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang

    Pemilihan.

    5. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, selanjutnya disingkat KPU

    Kabupaten/Kota adalah KPU Kabupaten/Kota se-Provinsi Daerah Khusus

    Ibukota Jakarta sebagai lembaga penyelenggara pemilihan umum

    sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggara pemilihan

    umum yang diberikan tugas menyelenggarakan Pemilihan di tingkat

    Kabupaten/Kota.

    6. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disingkat PPK, adalah panitia

    yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan

    Pemilihan di tingkat kecamatan.

    7. Panitia Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat PPS, adalah panitia yang

    dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihan di

    tingkat kelurahan.

    8. Badan Pengawas Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Bawaslu adalah

    lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi

    penyelenggaraan pemilihan umum di seluruh wilayah Negara Kesatuan

    Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang

    mengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas

    dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan

    berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Pemilihan.

    9. Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,

    selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi DKI Jakarta adalah lembaga

    penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan

    pemilihan umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta sebagaimana dimaksud

    dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai penyelenggara pemilihan

    umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan

    penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam

    undang-undang Pemilihan.

    10. Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Panwas

    Kabupaten/Kota adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi DKI

  • 4

    Jakarta yang bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di

    wilayah kabupaten/kota.

    11. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disebut Panwas

    Kecamatan adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas Kabupaten/Kota yang

    bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah

    kecamatan.

    12. Pengawas Pemilihan Lapangan, selanjutnya disingkat PPL, adalah petugas

    yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan

    Pemilihan di kelurahan.

    13. Partai Politik adalah Partai Politik nasional peserta Pemilihan Umum Anggota

    Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan

    Rakyat Daerah terakhir dan Partai Politik lokal Aceh peserta Pemilihan

    Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan Dewan Perwakilan

    Rakyat Kota/Kabupaten.

    14. Gabungan Partai Politik adalah gabungan dua atau lebih Partai Politik

    nasional, atau Gabungan Partai Politik lokal atau Gabungan Partai Politik

    nasional dan Partai Politik lokal peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan

    Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

    Daerah, yang secara bersama-sama bersepakat mencalonkan 1 (satu)

    Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati

    atau Walikota dan Wakil Walikota.

    15. Pimpinan Partai Politik adalah Ketua dan Sekretaris Partai Politik atau para

    Ketua dan para Sekretaris Gabungan Partai Politik sesuai tingkatannya atau

    dengan sebutan lain sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran

    Rumah Tangga (ART) Partai Politik yang bersangkutan.

    16. Tim Kampanye adalah tim yang dibentuk oleh Pasangan Calon bersama-

    sama dengan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan

    Pasangan Calon atau oleh Pasangan Calon Perseorangan yang didaftarkan ke

    KPU Provinsi DKI Jakarta.

    17. Bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, selanjutnya disebut

    Bakal Pasangan Calon, adalah warga negara Republik Indonesia yang

    diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik atau perseorangan

    yang didaftarkan atau mendaftar kepada KPU Provinsi DKI Jakarta untuk

    mengikuti Pemilihan.

  • 5

    18. Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, selanjutnya disebut Bakal

    Pasangan Calon, adalah Bakal Pasangan Calon yang telah memenuhi syarat

    dan ditetapkan sebagai peserta Pemilihan.

    19. Petahana adalah Gubernur atau Wakil Gubernur yang sedang menjabat di

    daerah Pemilihan.

    20. Mantan Terpidana adalah seseorang yang telah selesai menjalani hukuman

    pokok, hukuman tambahan, dan tidak berstatus menjalani pembebasan

    bersyarat.

    21. Pemilih adalah penduduk Provinsi DKI Jakarta yang berusia paling rendah

    17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar dalam

    Pemilihan.

    22. Tim Penghubung Bakal Pasangan Calon adalah tim yang ditugaskan oleh

    Bakal Pasangan Calon untuk menjadi penghubung atau membangun

    komunikasi antara Bakal Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dengan

    KPU Provinsi DKI Jakarta dan KPU Kabupaten/Kota se-Provinsi DKI Jakarta

    dalam rangka penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di

    Provinsi DKI Jakarta.

    23. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan hukum dan hak

    asasi manusia.

    24. Hari adalah hari kalender.

    C. ASAS PENYELENGGARA PEMILIHAN

    Penyelenggara Pemilihan berpedoman pada asas:

    1. mandiri;

    2. jujur;

    3. adil;

    4. kepastian hukum;

    5. tertib;

    6. kepentingan umum;

    7. keterbukaan;

    8. proporsionalitas;

    9. profesionalitas;

    10. akuntabilitas;

    11. efisiensi;

    12. efektivitas; dan

    13. aksesibilitas.

  • 6

    BAB II

    PERSYARATAN CALON DAN PENCALONAN

    A. PERSYARATAN CALON

    1. Warga Negara Indonesia dapat menjadi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur

    DKI Jakarta dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

    a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

    b. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus

    1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

    c. berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau

    sederajat;

    d. berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun;

    e. mampu secara jasmani, rohani dan bebas penyalahgunaan narkotika

    berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter

    yang terdiri dari dokter, ahli psikologi, dan Badan Narkotika Nasional

    (BNN);

    f. tidak berstatus sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang

    telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

    g. bagi Mantan Terpidana yang telah selesai menjalani masa

    pemidanaannya, secara kumulatif, wajib memenuhi syarat secara

    terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik sebagai mantan

    terpidana dan bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang, kecuali

    bagi Mantan Terpidana yang telah selesai menjalani masa pidananya

    paling singkat 5 (lima) tahun sebelum jadwal pendaftaran;

    h. bukan Mantan Terpidana bandar narkoba atau Mantan Terpidana

    kejahatan seksual terhadap anak;

    i. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang

    telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

    j. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;

    k. menyerahkan daftar kekayaan pribadi;

  • 7

    l. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau

    secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan

    keuangan negara;

    m. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang

    telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

    n. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan memiliki laporan pajak pribadi;

    o. belum pernah menjabat sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur selama

    2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama untuk Calon

    Gubernur atau Calon Wakil Gubernur dengan ketentuan:

    1) penghitungan 2 (dua) kali masa jabatan dihitung berdasarkan jumlah

    pelantikan dalam jabatan yang sama, yaitu masa jabatan pertama

    selama 5 (lima) tahun penuh dan masa jabatan kedua paling singkat

    selama 2 ½ (dua setengah) tahun, dan sebaliknya;

    2) jabatan yang sama sebagaimana dimaksud pada angka 1, adalah

    jabatan Gubernur dengan Gubernur, jabatan Wakil Gubernur dengan

    Wakil Gubernur;

    3) 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama, meliputi:

    a) telah 2 (dua) kali berturut-turut dalam jabatan yang sama;

    b) telah 2 (dua) kali dalam jabatan yang sama tidak berturut-turut;

    atau

    c) 2 (dua) kali dalam jabatan yang sama di daerah yang sama atau

    di daerah yang berbeda;

    4) perhitungan 5 (lima) tahun masa jabatan atau 2 ½ (dua setengah)

    tahun masa jabatan sebagaimana dimaksud pada angka 1, dihitung

    sejak tanggal pelantikan sampai dengan akhir masa jabatan

    Gubernur dan Wakil Gubernur yang bersangkutan;

    5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan

    angka 4, berlaku untuk:

    a) jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur yang dipilih secara

    langsung melalui Pemilihan, dan yang diangkat oleh Dewan

    Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi;

    b) jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur karena perubahan nama

    provinsi.

  • 8

    p. belum pernah menjabat sebagai Gubernur bagi Calon Wakil Gubernur

    pada provinsi DKI Jakarta;

    q. berhenti dari jabatannya sejak ditetapkan sebagai calon bagi :

    1) Bupati atau Wakil Bupati, Walikota atau Wakil Walikota di provinsi

    DKI Jakarta;

    2) Bupati atau Wakil Bupati, Walikota atau Wakil Walikota yang

    mencalonkan diri sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur Provinsi

    DKI Jakarta dari provinsi lain;

    3) Gubernur atau Wakil Gubernur yang mencalonkan diri sebagai

    Gubernur atau Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta dari provinsi

    lain.

    r. tidak berstatus sebagai penjabat Gubernur;

    s. menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai anggota Dewan

    Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan anggota

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sejak ditetapkan sebagai Pasangan

    Calon;

    t. menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai anggota Tentara

    Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Pegawai

    Negeri Sipil dan lurah/kepala desa atau sebutan lain sejak ditetapkan

    sebagai Pasangan Calon; dan

    u. mengundurkan diri sebagai pejabat atau pegawai pada Badan Usaha

    Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah yang tidak dapat ditarik

    kembali sejak ditetapkan sebagai calon;

    v. berhenti sebagai Anggota KPU RI, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP

    Kabupaten/Kota, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota

    sebelum pembentukan PPK dan PPS.

    2. Syarat calon mampu secara jasmani dan rohani tidak menghalangi

    penyandang disabilitas.

  • 9

    B. PERSYARATAN PENCALONAN DARI PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN

    PARTAI POLITIK

    1. Persyaratan Pencalonan untuk Partai Politik atau Gabungan Partai

    Politik

    a. KPU Provinsi DKI Jakarta menetapkan persyaratan pencalonan untuk

    Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, dengan Keputusan KPU

    Provinsi DKI Jakarta Nomor 04/Kpts/KPU-Prov-010/Tahun 2016 tentang

    Jumlah Kursi dan Jumlah Suara Sah Paling Sedikit Sebagai Persyaratan

    Pasangan Calon dari Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dalam

    Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota

    Jakarta Tahun 2017 tanggal 22 Mei 2016 sebelum pengumuman

    pendaftaran Pasangan Calon.

    b. Persyaratan pencalonan untuk Partai Politik atau Gabungan Partai

    Politik, yaitu Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang

    memperoleh paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau 25% (dua puluh lima persen) dari

    akumulasi perolehan suara sah Pemilu Anggota Dewan Perwakilan

    Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014.

    c. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengusulkan Bakal

    Pasangan Calon menggunakan ketentuan memperoleh paling sedikit 25%

    (dua puluh lima persen) dari akumulasi perolehan suara sah, hanya

    berlaku bagi Partai Politik yang memperoleh kursi di Dewan Perwakilan

    Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta pada Pemilu Anggota Dewan

    Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014.

    d. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang dapat mencalonkan

    pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur dalam Pemilihan adalah

    sebagai berikut:

    1) Partai Nasdem

    2) Partai Kebangkitan Bangsa

    3) Partai Keadilan Sejahtera

    4) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

    5) Partai Golongan Karya

    6) Partai Gerakan Indonesia Raya

    7) Partai Demokrat

  • 10

    8) Partai Amanat Nasional

    9) Partai Persatuan Pembangunan

    10) Partai Hati Nurani Rakyat

    e. Jumlah kursi dan perolehan suara sah dalam Pemilu Anggota DPRD DKI

    Jakarta tahun 2014 yang menjadi acuan syarat pencalonan adalah

    sebagai berikut:

    No Partai Politik Perolehan

    Kursi

    Perolehan

    Suara Sah

    1 Partai Nasdem 5 206.117

    2 Partai.Kebangkitan Bangsa 6 260.159

    3 Partai Keadilan Sejahtera 11 424.400

    4 Partai Demokrasi Indonesia

    Perjuangan

    28 1.231.843

    5 Partai Golongan Karya 9 376.221

    6 Partai Gerakan Indonesia Raya 15 592.568

    7 Partai Demokrat 10 360.929

    8 Partai Amanat Nasional 2 172.784

    9 Partai Persatuan Pembangunan 10 452.224

    10 Partai Hati Nurani Rakyat 10 357.006

    11 Partai Bulan Bintang 0 60.759

    12 Partai Keadilan dan Persatuan

    Indonesia

    0 42.217

    Jumlah 106 4.537.227

    f. KPU Provinsi DKI Jakarta menghitung syarat pencalonan sebagaimana

    dimaksud pada angka 2, dengan rumus:

    1) syarat pencalonan = jumlah kursi DPRD DKI Jakarta hasil Pemilu

    Legislatif Tahun 2014 yaitu 106 (seratus enam) kursi x 20/100

    sehingga didapatkan hasil 22 (dua puluh dua) kursi;

    2) syarat pencalonan = jumlah seluruh suara sah hasil Pemilu Legislatif

    Tahun 2014 yaitu 4.537.227 (empat juta lima ratus tiga puluh tujuh

    ribu dua ratus dua puluh tujuh) suara x 25/100 sehingga didapatkan

  • 11

    hasil 1.134.307 (satu juta seratus tiga puluh empat ribu tiga ratus

    tujuh) suara;

    3) hasil penghitungan pada angka 1) dan angka 2) menghasilkan angka

    pecahan sehingga dilakukan pembulatan ke atas.

    g. Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta yang menetapkan persyaratan

    pencalonan untuk Partai Politik atau Gabungan Partai Politik,

    didasarkan pada:

    1) Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah

    Khusus Ibukota Jakarta Nomor 13/Kpts/KPU-Prov-010/Tahun

    2014 tentang Penetapan Perolehan Kursi Partai Politik dan

    Penetapan Calon terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

    Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam Pemilihan

    Umum Tahun 2014;

    2) Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah

    Khusus Ibukota Jakarta Nomor 12/Kpts/KPU-Prov-010/Tahun

    2014 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan suara

    Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan

    Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat Provinsi Daerah Khusus

    Ibukota Jakarta dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan

    Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota

    Jakarta Tahun 2014;

    h. Salinan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta Nomor 04/Kpts/KPU-Prov-

    010/Tahun 2016 tentang Jumlah Kursi dan Jumlah Suara Sah Paling

    Sedikit Sebagai Persyaratan Pasangan Calon dari Partai Politik atau

    Gabungan Partai Politik dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

    Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017 tanggal 22 Mei 2016,

    disampaikan kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI

    Jakarta, Pimpinan Partai Politik tingkat provinsi DKI Jakarta dan

    Bawaslu Provinsi DKI Jakarta.

    2. Kesepakatan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dalam

    Pendaftaran Bakal Pasangan Calon

    a. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik hanya dapat mendaftarkan 1

    (satu) Bakal Pasangan Calon.

  • 12

    b. Partai Politik dapat bersepakat dengan Partai Politik lain untuk

    membentuk gabungan dalam mendaftarkan Bakal Pasangan Calon.

    c. Kesepakatan gabungan partai politik sebagaimana dimaksud dalam

    huruf b, ditandatangani oleh masing-masing Pimpinan Partai Politik.

    d. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik melakukan kesepakatan

    dengan Bakal Pasangan Calon untuk didaftarkan mengikuti Pemilihan.

    e. Kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam huruf d, ditandatangani

    oleh Pimpinan Partai Politik atau masing-masing Pimpinan Partai

    Politik yang bergabung dan Bakal Pasangan Calon.

    f. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang telah mendaftarkan

    Bakal Pasangan Calon kepada KPU Provinsi DKI Jakarta, tidak dapat

    menarik dukungannya sejak pendaftaran.

    g. Apabila Partai Politik atau Gabungan Partai Politik menarik dukungan

    dan/atau menarik bakal calon dan/atau Bakal Pasangan Calon yang

    telah didaftarkan, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tersebut

    dianggap tetap mendukung Bakal Pasangan Calon yang bersangkutan

    dan tidak dapat mengusulkan bakal calon atau Bakal Pasangan Calon

    pengganti.

    h. Bakal calon yang telah menandatangani kesepakatan pengusulan dan

    telah didaftarkan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta, tidak dapat

    mengundurkan diri sejak pendaftaran.

    i. Apabila Bakal calon telah didaftarkan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta

    mengundurkan diri, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang

    mencalonkan tidak dapat mengusulkan bakal calon dan/atau bakal

    calon pengganti dan pencalonannya dinyatakan gugur.

  • 13

    BAB III

    PENDAFTARAN PASANGAN CALON

    A. PRA PENGUMUMAN

    1. Salinan Keputusan Kepengurusan Partai Politik

    a. KPU RI berkoordinasi dengan Menteri untuk mendapatkan salinan

    keputusan terakhir tentang penetapan kepengurusan Partai Politik

    tingkat pusat sebelum masa pendaftaran Pasangan Calon.

    b. Menteri menyampaikan salinan keputusan terakhir tentang penetapan

    kepengurusan Partai Politik tingkat pusat kepada KPU RI sesuai dengan

    permintaan KPU RI.

    c. KPU RI meminta salinan keputusan kepengurusan Partai Politik tingkat

    provinsi kepada Pimpinan Partai Politik tingkat pusat paling lambat 1

    (satu) bulan sebelum masa pendaftaran Pasangan Calon.

    d. Pimpinan Partai Politik tingkat pusat menyampaikan salinan keputusan

    kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi kepada KPU RI sesuai

    dengan permintaan KPU RI.

    e. KPU RI menyampaikan salinan keputusan terakhir Menteri tentang

    penetapan kepengurusan Partai Politik tingkat pusat sebagaimana

    dimaksud pada huruf b dan salinan keputusan Pimpinan Partai Politik

    tingkat pusat sebagaimana dimaksud pada huruf d kepada KPU Provinsi

    DKI Jakarta sebelum masa pendaftaran Pasangan Calon.

    f. Apabila Partai Politik tidak menyampaikan salinan keputusan

    kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi, Partai Politik tidak dapat

    mendaftarkan Pasangan Calon.

    g. Keputusan tentang kepengurusan Partai Politik tingkat pusat dan tingkat

    provinsi sebagaimana dimaksud dalam huruf b, huruf d, atau huruf f,

    menjadi pedoman bagi KPU Provinsi DKI Jakarta dalam penerimaan

    pendaftaran Bakal Pasangan Calon.

    2. Sengketa Kepengurusan Partai Politik

    a. Apabila keputusan terakhir dari Menteri tentang kepengurusan Partai

    Politik tingkat pusat masih dalam proses penyelesaian sengketa di

    pengadilan, KPU Provinsi DKI Jakarta menerima pendaftaran Bakal

  • 14

    Pasangan Calon berdasarkan keputusan terakhir dari Menteri tentang

    penetapan kepengurusan Partai Politik.

    b. Apabila dalam proses penyelesaian sengketa penetapan pengadilan

    mengenai penundaan pemberlakuan keputusan Menteri tentang

    kepengurusan Partai Politik tingkat pusat, Partai Politik yang

    bersengketa tidak dapat mendaftarkan Bakal Pasangan Calon pada KPU

    Provinsi DKI Jakarta sampai dengan adanya putusan yang telah

    mempunyai kekuatan hukum tetap dan ditindaklanjuti dengan

    penerbitan keputusan dari Menteri tentang penetapan kepengurusan

    Partai Politik.

    c. Apabila terdapat putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum

    tetap, Partai Politik yang berhak mendaftarkan Bakal Pasangan Calon

    adalah Partai Politik yang telah terdaftar berdasarkan keputusan

    Menteri.

    B. PENGUMUMAN PENDAFTARAN BAKAL PASANGAN CALON

    1. KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan pendaftaran Bakal Pasangan

    Calon melalui media massa dan/atau papan pengumuman dan/atau website

    www.kpujakarta.go.id sesuai dengan jadwal sebagaimana ditetapkan dalam

    Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota

    Jakarta Nomor 24/Kpts/KPU-Prov-010/2016 tentang Perubahan Keputusan

    Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor

    05/Kpts/KPU-Prov-010/2016 tentang Tahapan Program dan Jadwal

    Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus

    Ibukota Jakarta Tahun 2017 yaitu tanggal 14 s/d 20 September 2016.

    2. Masa pendaftaran Bakal Pasangan Calon paling lama 3 (tiga) hari yaitu

    tanggal 21 s/d 23 September 2016 dan dilakukan paling lambat pukul 16.00

    WIB di Kantor KPU Provinsi DKI Jakarta lantai 2 Jalan Salemba Raya

    Nomor 15 Jakarta Pusat.

  • 15

    C. PENDAFTARAN BAKAL PASANGAN CALON

    1. KETENTUAN BAGI PARTAI POLITIK DAN/ATAU GABUNGAN PARTAI

    POLITIK

    a. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tingkat provinsi DKI Jakarta

    mendaftarkan Bakal Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur

    kepada KPU Provinsi DKI Jakarta tanggal 21 s/d 23 September 2016

    mulai pukul 08.00 s/d 16.00 WIB di Kantor KPU Provinsi DKI Jakarta

    lantai 2 Jalan Salemba Raya Nomor 15 Jakarta Pusat.

    b. Apabila pendaftaran Bakal Pasangan Calon tidak dilaksanakan oleh

    Pimpinan Partai Politik tingkat provinsi DKI Jakarta, pendaftaran Bakal

    Pasangan Calon yang telah disetujui Partai Politik atau Gabungan Partai

    Politik tingkat pusat dapat dilakukan oleh Partai Politik atau Gabungan

    Partai Politik tingkat pusat.

    c. Dalam mendaftarkan Bakal Pasangan Calon sebagaimana dimaksud

    pada huruf a, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik wajib

    memenuhi persyaratan:

    1) ketentuan BAB II B 1 b dan c;

    2) menyertakan Keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat

    tentang persetujuan Pasangan Calon dan dokumen syarat calon;

    3) menyertakan Keputusan pengambilalihan kepengurusan Partai

    Politik tingkat provinsi, bagi Pasangan Calon yang pendaftarannya

    tidak dilakukan oleh Pimpinan Partai Politik tingkat provinsi;

    4) menyertakan Keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat

    tentang kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi;

    5) menyertakan surat pernyataan kesepakatan antar Partai Politik yang

    bergabung untuk mengusulkan Pasangan Calon;

    6) menyertakan surat pernyataan kesepakatan antara Partai Politik

    atau Gabungan Partai Politik dengan Pasangan Calon untuk

    mengikuti proses Pemilihan.

    d. Keputusan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada huruf c angka 4,

    diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

    1) diserahkan 1 (satu) bulan sebelum masa pendaftaran Pasangan Calon;

    dan

  • 16

    2) tidak dapat dilakukan perubahan, semenjak diserahkan sampai

    dengan akhir masa pendaftaran Bakal Pasangan Calon, kecuali

    perubahan tersebut disebabkan karena meninggal dunia atau tidak

    mampu melaksanakan tugas secara permanen.

    e. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan Bakal Pasangan Calon

    sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib hadir pada saat pendaftaran.

    f. Apabila Partai Politik atau Gabungan Partai Politik atau salah satu bakal

    calon atau Bakal Pasangan Calon tidak dapat hadir pada saat

    pendaftaran, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, atau Bakal

    Pasangan Calon tidak dapat melakukan pendaftaran, kecuali

    ketidakhadiran tersebut disebabkan oleh halangan yang dapat

    dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang berwenang.

    g. Apabila Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mendaftarkan

    bakal pasangan calon, yang secara kumulatif tidak memenuhi

    persyaratan pencalonan sebagaimana BAB II huruf B angka 1, KPU

    Provinsi DKI Jakarta menyatakan tidak menerima pendaftaran tersebut,

    menuangkan dalam Berita Acara, dan mengembalikan dokumen

    pendaftaran bakal calon kepada Partai Politik atau Gabungan Partai

    Politik yang bersangkutan.

    2. Tugas KPU Provinsi DKI Jakarta dalam menerima pendaftaran Bakal

    Pasangan Calon

    a. menerima dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon yang

    diajukan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik atau

    perseorangan;

    b. meneliti pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam BAB II B

    1 b dan c;

    c. meneliti keabsahan dokumen persyaratan pencalonan sebagaimana

    dimaksud dalam huruf C 1 c 2), 3), dan 4), yaitu:

    1) keabsahan kepengurusan Partai Politik tingkat pusat yang

    menandatangani surat keputusan tentang kepengurusan Partai

    Politik sesuai tingkatannya dengan berpedoman pada Keputusan

    Menteri yang disampaikan oleh KPU RI sebagaimana dimaksud dalam

    huruf A 1 e;

  • 17

    2) keabsahan kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi yang

    menandatangani dokumen persyaratan dengan berpedoman pada

    kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi DKI Jakarta untuk

    Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur yang disampaikan oleh KPU

    RI sebagaimana dimaksud dalam huruf A 1 d;

    3) Keputusan pengambilalihan kepengurusan Partai Politik tingkat

    provinsi oleh Partai Politik Tingkat Pusat.

    d. berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf b dan

    huruf c, KPU Provinsi DKI Jakarta mencatat penerimaan dokumen

    persyaratan pencalonan dan persyaratan calon yang diajukan oleh Partai

    Politik atau Gabungan Partai Politik menggunakan Tanda Terima

    pendaftaran formulir Model TT.1-KWK, yang berisi:

    1) nama Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mendaftarkan

    Bakal Pasangan Calon;

    2) nomor dan tanggal keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat

    dan/atau keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat provinsi

    sebagaimana dimaksud pada huruf c;

    3) nomor dan tanggal Keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat

    tentang persetujuan Bakal Pasangan Calon yang diusulkan oleh

    pengurus Partai Politik tingkat provinsi yang ditandatangani oleh

    Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal atau nama lain Pimpinan

    Partai Politik tingkat pusat;

    4) hari, tanggal, dan waktu penerimaan dokumen persyaratan

    pencalonan dan persyaratan calon;

    5) alamat dan nomor telepon bakal calon, alamat dan nomor telepon

    kantor Pimpinan Partai Politik atau masing-masing kantor Pimpinan

    Partai Politik yang bergabung mendaftarkan Bakal Pasangan Calon;

    6) jumlah dan jenis kelengkapan dokumen persyaratan pencalonan dan

    persyaratan calon.

    e. menerima daftar nama Tim Kampanye tingkat provinsi, kabupaten/kota,

    dan kecamatan;

    f. memberikan formulir Model TT.1-KWK kepada Partai Politik atau

    Gabungan Partai Politik yang mengajukan Bakal Pasangan Calon;

  • 18

    g. memberikan surat pengantar pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani,

    dan bebas penyalahgunaan narkotika di rumah sakit yang ditunjuk oleh

    KPU Provinsi DKI Jakarta kepada Bakal Pasangan Calon.

    3. Ketentuan Bagi Partai Politik yang tidak melampirkan Keputusan

    Persetujuan Pasangan Calon dari Pimpinan tingkat Pusat

    a. Apabila terdapat 1 (satu) atau lebih Partai Politik dalam Gabungan Partai

    Politik tidak melampirkan Keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat

    pusat tentang persetujuan Pasangan Calon, KPU Provinsi DKI Jakarta

    menyatakan Partai Politik tersebut tidak dapat menjadi bagian dari

    Gabungan Partai Politik pengusul Bakal Pasangan Calon dan

    mencatatnya dalam berita acara.

    b. KPU Provinsi DKI Jakarta mencoret 1 (satu) atau lebih Partai Politik yang

    tidak melampirkan Keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat

    tentang persetujuan Pasangan Calon dalam dokumen persyaratan

    pencalonan dan dibubuhi paraf petugas pendaftaran, salah satu Partai

    Politik pengusul, dan disaksikan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dan

    dituangkan dalam Berita Acara.

    c. KPU Provinsi DKI Jakarta menerima pendaftaran Bakal Pasangan Calon

    dari Gabungan Partai Politik yang masih memenuhi syarat pendaftaran

    Calon dan menuangkan dalam Berita Acara.

    D. DOKUMEN PERSYARATAN PENCALONAN

    1. Dokumen Persyaratan Pencalonan Oleh Partai Politik dan/atau Gabungan

    Partai Politik berupa surat pencalonan yang ditandatangani oleh Pimpinan

    Partai Politik atau para Pimpinan Partai Politik yang bergabung sesuai

    dengan tingkatannya menggunakan formulir Model B- KWK Parpol beserta

    lampirannya;

    2. Lampiran yang dimaksud pada angka 1 adalah sebagai berikut:

    a. Keputusan Pimpinan Partai Politik tingkat pusat tentang persetujuan

    Bakal Pasangan Calon menggunakan formulir Model B.1-KWK Parpol;

    b. surat pernyataan kesepakatan antar Partai Politik yang bergabung

    untuk mengusulkan Bakal Pasangan Calon menggunakan formulir

    Model B.2-KWK Parpol;

  • 19

    c. surat pernyataan kesepakatan antara Partai Politik atau Gabungan

    Partai Politik dengan Bakal Pasangan Calon untuk mengikuti proses

    Pemilihan menggunakan formulir Model B.3-KWK Parpol;

    d. surat pernyataan bermaterai cukup yang menyatakan visi, misi, dan

    program Bakal Pasangan Calon sesuai dengan Rencana Pembangunan

    Jangka Panjang (RPJP) Daerah, ditandatangani oleh Pimpinan Partai

    Politik atau Gabungan Partai Politik menggunakan formulir Model B.4-

    KWK Parpol;

    e. dokumen administrasi persyaratan calon sebagaimana dimaksud

    dalam Huruf E.

    E. DOKUMEN PERSYARATAN CALON

    1. Dokumen Persyaratan Calon

    a. surat pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh Calon

    menggunakan formulir Model BB.1- KWK;

    b. surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf a dilengkapi:

    1) surat pengajuan pengunduran diri bagi Calon yang berstatus

    Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota dan

    Wakil Walikota dari daerah lain;

    2) surat pengajuan pengunduran diri sebagai anggota Dewan

    Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan

    Rakyat Daerah, anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian

    Negara Republik Indonesia, Pegawai Negeri Sipil atau Kepala Desa,

    dan surat permintaan berhenti dari jabatan Badan Badan Usaha

    Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah;

    3) tanda terima dari pejabat yang berwenang atas penyerahan surat

    pengunduran diri atau permintaan berhenti sebagaimana dimaksud

    pada angka 1 dan angka 2; dan

    4) surat keterangan bahwa pengunduran diri atau permintaan berhenti

    sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2 sedang diproses

    oleh pejabat yang berwenang.

    yang disampaikan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta paling lambat 5

    (lima) hari sejak ditetapkan sebagai calon.

    c. surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf a dilengkapi:

  • 20

    1) surat pemberitahuan pencalonan bagi Calon yang berstatus sebagai

    anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan

    Daerah, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; dan

    2) tanda terima penyampaian surat pemberitahuan pencalonan dari

    Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

    dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

    d. surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf a dilengkapi

    keputusan pemberhentian dari pejabat berwenang bagi Calon yang

    berstatus sebagai Anggota KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP

    Kabupaten/Kota, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwas Kabupaten/Kota;

    e. surat penyataan tidak berstatus sebagai terpidana berdasarkan putusan

    pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dilengkapi

    dengan fotokopi nomor registrasi upaya hukum yang sedang dilakukan,

    bagi bakal calon yang sedang dalam proses peradilan pidana;

    f. bagi bakal calon dengan status Mantan Terpidana sebagaimana

    dimaksud dalam BAB II A 1 g, wajib menyerahkan:

    1. surat pernyataan sebagai Mantan Terpidana yang secara terbuka dan

    jujur mengemukakan kepada publik sebagai Mantan Terpidana dan

    bukti dimuat pada surat kabar lokal atau nasional;

    2. surat keterangan yang menyatakan bahwa bakal calon yang

    bersangkutan bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang dari

    Kepolisian Daerah:

    3. surat keterangan telah selesai menjalani masa pidana dari kepala

    lembaga permasyarakatan;

    4. surat keterangan telah selesai menjalani pembebasan bersyarat, cuti

    bersyarat dan cuti menjelang bebas dari kepala badan

    pemasyarakatan, Apabila Bakal Calon mendapat pembebasan

    bersyarat, cuti bersyarat dan cuti menjelang bebas;

    5. surat keterangan dari kejaksaan, Apabila Mantan Terpidana tidak

    menjalani masa pidana karena masa penahanannya sama dengan

    atau lebih dari masa pidananya, sehingga yang bersangkutan tidak

    menjalani masa pidana.

    g. surat pernyataan pemenuhan persyaratan calon untuk bukan Mantan

    Terpidana, bandar narkoba atau Mantan Terpidana kejahatan seksual

  • 21

    terhadap anak dilampiri dengan salinan putusan pengadilan yang telah

    berkekuatan hukum tetap;

    h. surat keterangan tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan

    putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dari

    pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal bakal

    Calon;

    i. surat keterangan catatan kepolisian yang menerangkan Bakal Calon

    pernah/tidak pernah melakukan perbuatan tercela, yang dikeluarkan

    oleh Kepolisian Daerah;

    j. surat tanda terima penyerahan laporan harta kekayaan penyelenggara

    negara dari instansi yang berwenang memeriksa laporan harta kekayaan

    penyelenggara negara;

    k. surat keterangan tidak sedang memiliki tanggungan hutang secara

    perseorangan dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung

    jawabnya yang merugikan keuangan negara dari pengadilan negeri yang

    wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal bakal Calon;

    l. surat keterangan tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan

    pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dari

    pengadilan niaga atau pengadilan tinggi yang wilayah hukumnya

    meliputi tempat tinggal calon;

    m. fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama calon, tanda

    terima penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan

    Wajib Pajak Orang Pribadi atas nama bakal calon, untuk masa 5 (lima)

    tahun terakhir atau sejak calon menjadi wajib pajak, dan tanda bukti

    tidak mempunyai tunggakan pajak dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

    tempat calon yang bersangkutan terdaftar;

    n. daftar riwayat hidup yang dibuat dan ditandatangani oleh calon dan

    Pimpinan Partai Politik atau para Pimpinan Gabungan Partai Politik bagi

    calon yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik,

    dan ditandatangani oleh bakal calon menggunakan formulir Model BB.2-

    KWK;

    o. fotokopi Kartu Tanda Penduduk;

    p. fotokopi Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB), yang telah dilegalisasi

    oleh instansi yang berwenang;

  • 22

    q. naskah visi, misi dan program Bakal Pasangan Calon mengacu pada

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah yang

    ditandatangani Bakal Pasangan Calon;

    r. daftar nama Tim Kampanye tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan/atau

    kecamatan;

    s. pasfoto terbaru masing-masing calon ukuran 4 cm x 6 cm berwarna

    sebanyak 4 (empat) lembar dan hitam putih sebanyak 4 (empat) lembar,

    serta foto calon ukuran 10.2 cm x 15.2 cm atau ukuran 4R sebanyak 2

    (dua) lembar beserta softcopy.

    F. PENYUSUNAN DOKUMEN PERSYARATAN PENCALONAN DAN PERSYARATAN

    CALON

    1. Dokumen persyaratan pencalonan dan persyaratan calon sebagaimana

    dimaksud dalam huruf D dan E, dimasukkan ke dalam map dan ditulis

    dengan huruf kapital nama Bakal Pasangan Calon dan Partai Politik atau

    Gabungan Partai Politik.

    2. Surat pencalonan beserta dokumen administrasi Bakal Calon sebagaimana

    dimaksud pada angka 1 disampaikan dalam bentuk softcopy dan hardcopy,

    dibuat dalam 3 (tiga) rangkap, meliputi:

    a. 1 (satu) rangkap asli;

    b. 1 (satu) rangkap softcopy (scan dokumen); dan

    c. 1 (satu) rangkap salinan.

    3. Pengesahan Dokumen Persyaratan Pencalonan beserta lampirannya

    sebagaimana dimaksud pada huruf D 1 dibubuhi tanda tangan asli/basah

    oleh Pimpinan atau para Pimpinan Partai Politik yang bergabung dan

    dibubuhi cap basah Partai Politik sesuai dengan surat keputusan

    kepengurusan Partai Politik yang sah.

    4. Syarat pencalonan bersama dokumen administrasi bakal calon dalam

    bentuk sofcopy sebagaimana yang dimaksud angka 2 huruf b merupakan

    dokumen yang diunggah melalui aplikasi Sistem Informasi Pencalonan

    (SILON).

  • 23

    BAB IV

    PENELITIAN DOKUMEN PERSYARATAN PENCALONAN DAN

    PERSYARATAN CALON

    A. PENELITIAN PERSYARATAN PENCALONAN DAN PERSYARATAN CALON

    1. Penelitian Persyaratan Calon Mampu Secara Jasmani dan Rohani dan

    Bebas dari Penyalahgunaan Narkotika

    a. KPU Provinsi DKI Jakarta berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia

    (IDI), Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Himpunan Psikologi Indonesia

    (Himpsi) tingkat provinsi:

    1) menetapkan standar kemampuan sehat jasmani dan rohani, dan

    standar bebas penyalahgunaan narkotika dengan Keputusan KPU

    Provinsi DKI Jakarta;

    2) menetapkan rumah sakit pemerintah yang dapat ditunjuk untuk

    melaksanakan pemeriksaan kesehatan rohani dan jasmani dengan

    Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta.

    b. KPU Provinsi DKI Jakarta menyampaikan standar kemampuan sehat

    jasmani dan rohani, dan bebas penyalahgunaan narkotika sebagaimana

    dimaksud pada huruf a angka 1) kepada rumah sakit pemerintah sebagai

    rujukan dalam pemeriksaan kesehatan Bakal Calon.

    c. KPU Provinsi DKI Jakarta menyampaikan nama rumah sakit pemerintah

    yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 2) kepada

    Pimpinan Partai Politik atau Pimpinan Gabungan Partai Politik yang

    mengusulkan Bakal Pasangan Calon untuk melakukan pemeriksaan

    kesehatan jasmani, rohani dan bebas penyalahgunaan narkotika.

    d. Rumah sakit pemerintah yang melakukan pemeriksaaan kesehatan

    Bakal Calon sebagaimana dimaksud pada huruf c menyampaikan hasil

    pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani dan bebas penyalahgunaan

    narkotika kepada KPU Provinsi DKI Jakarta sebagai bukti kebenaran

    kelengkapan persyaratan calon.

    e. Hasil pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada huruf d

    bersifat final dan tidak dapat dilakukan pemeriksaan pembanding.

  • 24

    2. Penelitian Terhadap Kelengkapan dan Keabsahan Dokumen

    Persyaratan Pencalonan dan Persyaratan Calon

    a. KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan penelitian persyaratan

    administrasi terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen

    persyaratan pencalonan dan persyaratan calon paling lama 7 (tujuh)

    hari yaitu pada tanggal 23 s/d 29 September 2016

    b. Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada huruf a dituangkan

    dalam formulir Model BA.HP-KWK dan lampirannya

    c. Penelitian terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen

    sebagaimana dimaksud dalam huruf a meliputi penelitian terhadap:

    1) cap basah Partai Politik atau masing-masing Gabungan Partai

    Politik yang bergabung sesuai tingkatannya;

    2) tanda tangan Pasangan Calon;

    3) materai; dan

    4) kesesuaian isi dokumen dengan ketentuan dalam Peraturan ini.

    B. KETENTUAN PENCANTUMAN RIWAYAT PENDIDIKAN DI ATAS SEKOLAH

    LANJUTAN TINGKAT ATAS

    Apabila calon mencantumkan riwayat pendidikan di atas sekolah lanjutan tingkat

    atas, Pasangan Calon wajib menyertakan:

    1. fotokopi ijazah perguruan tinggi negeri atau swasta yang dilegalisasi oleh

    pejabat yang berwenang di perguruan tinggi yang bersangkutan;

    2. legalisasi yang dilakukan oleh Pimpinan perguruan tinggi negeri atau swasta

    yang baru, Apabila perguruan tinggi negeri atau swasta tempat bakal calon

    berkuliah telah berganti nama;

    3. legalisasi yang dilakukan oleh Koordinator Perguruan Tinggi

    Swasta/Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Agama di wilayah perguruan

    tinggi swasta itu berada, Apabila perguruan tinggi swasta tempat bakal calon

    berkuliah tidak beroperasi lagi.

  • 25

    C. KETENTUAN BAGI SEKOLAH YANG TIDAK BEROPERASI, BERGABUNG

    DENGAN SEKOLAH LAIN, DAN IJAZAH HILANG

    1. Dalam hal sekolah tidak beroperasi lagi atau telah bergabung dengan

    sekolah lain, fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Bakal

    Calon yang bersangkutan harus dilegalisasi oleh instansi atau satuan kerja

    yang menyelenggarakan urusan pendidikan atau pendidikan agama di

    kabupaten/kota tempat sekolah dimaksud pernah berdiri.

    2. Dalam hal ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Bakal Calon yang

    bersangkutan tidak dapat ditemukan atau hilang, calon wajib

    menyertakan surat keterangan pengganti ijazah/Surat Tanda Tamat

    Belajar (STTB) dari sekolah bersangkutan.

    3. Dalam hal ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Bakal Calon yang

    bersangkutan tidak dapat ditemukan atau hilang, dan sekolah tempat

    Bakal Calon bersekolah tidak beroperasi lagi, Bakal Calon wajib

    menyertakan surat keterangan pengganti ijazah yang dikeluarkan oleh

    instansi atau satuan kerja yang menyelenggarakan urusan pendidikan

    atau pendidikan agama di kabupaten/kota tempat sekolah dimaksud

    pernah berdiri.

    D. KETENTUAN BAGI IJAZAH YANG DIPEROLEH DARI LUAR NEGERI

    1. Pengesahan fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang

    diperoleh dari sekolah luar negeri dilakukan oleh kepala sekolah yang

    bersangkutan dan/atau instansi yang menyelenggarakan urusan

    pendidikan.

    2. Pengesahan fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang

    diperoleh dari sekolah asing di Indonesia dan sekolah internasional

    dilakukan oleh kepala sekolah yang bersangkutan dan/atau instansi yang

    menyelenggarakan urusan pendidikan.

    3. Pengesahan fotokopi ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang

    diperoleh dari sekolah asing di luar negeri dilakukan oleh pejabat yang

    berwenang di instansi yang menyelenggarakan urusan pendidikan.

  • 26

    E. KETENTUAN BAGI BAKAL CALON YANG MEMILIKI CATATAN HUKUM

    1. Apabila dalam proses penelitian persyaratan administrasi sebagaimana

    dimaksud dalam huruf A angka 2, surat keterangan catatan kepolisian

    terdapat catatan masalah hukum, KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan

    klarifikasi ke Kejaksaan Negeri dan Pengadilan Negeri untuk memastikan

    adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap.

    2. Dalam hal sudah terdapat putusan yang berkekuatan hukum tetap

    sebagaimana dimaksud pada angka 1, KPU Provinsi DKI Jakarta

    melakukan klarifikasi ke Lembaga Pemasyarakatan untuk memperoleh

    informasi bahwa yang bersangkutan:

    a. pernah dipidana penjara; atau

    b. telah selesai menjalani pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun

    sebelum jadwal pendaftaran

    F. KLARIFIKASI ATAS DOKUMEN PERSYARATAN PENCALONAN DAN/ATAU

    PERSYARATAN CALON YANG DIRAGUKAN

    1. Apabila terdapat keraguan dan/atau masukan dari masyarakat terhadap

    keabsahan dokumen persyaratan pencalonan dan/atau persyaratan

    calon, KPU Provinsi DKI Jakarta dapat melakukan klarifikasi kepada

    instansi yang berwenang.

    2. KPU Provinsi DKI Jakarta dan instansi terkait menuangkan hasil

    klarifikasi sebagaimana dimaksud pada angka 1 dalam berita acara.

    G. KETENTUAN TERHADAP HASIL PENELITIAN PERSYARATAN PENCALONAN

    DAN PERSYARATAN CALON

    1. KPU Provinsi DKI Jakarta menyampaikan hasil verifikasi sebagaimana

    dimaksud dalam huruf A angka 2 kepada Bakal Pasangan Calon dan Partai

    Politik atau Gabungan Partai Politik dalam rapat pleno terbuka dan

    mengumumkan paling lambat 2 (dua) hari setelah verifikasi yaitu tanggal 29

    dan 30 September 2016.

    2. Apabila berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada angka (1),

    dokumen persyaratan pencalonan dan/atau persyaratan calon dinyatakan

    belum lengkap dan/atau belum memenuhi syarat dan/atau tidak memenuhi

    syarat, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik atau Bakal Pasangan

    Calon perseorangan diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau

  • 27

    memperbaiki persyaratan paling lama 3 (tiga) hari sejak pemberitahuan hasil

    verifikasi oleh KPU Provinsi DKI Jakarta yaitu pada tanggal 1 s/d 3 Oktober

    2016.

    3. Perbaikan dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 2

    dikecualikan bagi bakal calon atau Bakal Pasangan Calon yang dinyatakan

    tidak memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani dan/atau bebas

    penyalahgunaan narkotika.

    4. Apabila bakal calon atau Bakal Pasangan Calon dinyatakan tidak memenuhi

    syarat kesehatan jasmani dan rohani dan/atau bebas penyalahgunaan

    narkotika Calon atau Pasangan Calon yang bersangkutan dapat diganti

    dengan Bakal Calon atau Bakal Pasangan Calon baru.

    5. Penggantian bakal calon atau Bakal Pasangan Calon sebagaimana dimaksud

    pada angka 4 dilakukan pada masa perbaikan.

    H. PERBAIKAN PERSYARATAN PENCALONAN DAN PERSYARATAN CALON

    1. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik melakukan perbaikan

    persyaratan pencalonan dan menyampaikan kepada KPU Provinsi DKI

    Jakarta pada masa perbaikan selama 3 (tiga) hari setelah pemberitahuan

    hasil verifikasi diterima yaitu pada tanggal 1 s/d 3 Oktober 2016.

    2. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan/atau Bakal Pasangan Calon

    perseorangan melakukan perbaikan terhadap persyaratan calon dan

    menyampaikan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta pada masa perbaikan

    selama 3 (tiga) hari setelah pemberitahuan hasil verifikasi diterima yaitu

    pada tanggal 1 s/d 3 Oktober 2016.

    3. Perbaikan dokumen persyaratan calon sebagaimana dimaksud pada angka 2

    dilakukan hanya terhadap dokumen yang dinyatakan belum lengkap

    dan/atau belum memenuhi syarat dan/atau tidak memenuhi syarat pada

    verifikasi administrasi sebagaimana dimaksud dalam huruf A angka 2.

    4. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tidak dapat memindahkan

    dukungannya kepada Bakal Pasangan Calon lain yang diajukan oleh Partai

    Politik atau Gabungan Partai Politik yang telah dinyatakan memenuhi

    persyaratan pencalonan dan/atau syarat Calon.

  • 28

    I. PENELITIAN HASIL PERBAIKAN

    1. KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan verifikasi terhadap perbaikan

    persyaratan calon sebagaimana dimaksud dalam huruf H, paling lama 7

    (tujuh) hari setelah menerima perbaikan yaitu tanggal 4 s/d 10 Oktober

    2016.

    2. Verifikasi sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidak dilakukan terhadap

    berkas persyaratan calon yang telah dinyatakan lengkap atau memenuhi

    syarat, kecuali mendapat rekomendasi dari Bawaslu Provinsi DKI Jakarta

    atau laporan tertulis dari masyarakat yang dilampiri identitas

    kependudukan pelapor yang jelas, bukti-bukti yang mendasari/memperkuat

    laporannya, dan uraian mengenai penjelasan obyek masalah yang

    dilaporkan.

    3. Apabila rekomendasi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta atau laporan tertulis

    masyarakat sebagaimana dimaksud pada angka 2 berkaitan dengan syarat

    calon, KPU Provinsi DKI Jakarta menindaklanjuti klarifikasi kepada instansi

    yang berwenang atau kepada Pimpinan Partai Politik atau Gabungan Partai

    Politik yang mengusulkan Bakal Pasangan Calon.

    4. Hasil verifikasi perbaikan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dituangkan

    dalam formulir Model BA.HP Perbaikan-KWK dan lampirannya.

    5. KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan kepada masyarakat dan

    menyampaikan hasil verifikasi kepada Pimpinan Partai Politik atau

    Gabungan Partai Politik.

    6. Apabila hasil verifikasi Bakal Pasangan Calon dinyatakan belum lengkap

    dan/atau tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan

    Bakal Pasangan Calon tidak melengkapi dokumen administrasi persyaratan

    Pasangan Calon sampai batas akhir masa perbaikan, Bakal Pasangan Calon

    dinyatakan tidak memenuhi syarat.

    7. Apabila Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang bakal calon dan

    Bakal Pasangan Calonnya berhalangan tetap, dan tidak mengajukan bakal

    calon pengganti, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang

    bersangkutan dinyatakan tidak memenuhi syarat.

  • 29

    BAB V

    PENETAPAN DAN PENGUMUMAN

    A. PENETAPAN PASANGAN CALON

    1. KPU Provinsi DKI Jakarta menetapkan hasil verifikasi persyaratan

    pencalonan, persyaratan bakal calon, penetapan Pasangan Calon peserta

    Pemilihan pada rapat pleno dan menuangkan hasil verifikasi dalam Berita

    Acara Penetapan Pasangan Calon.

    2. Berdasarkan Berita Acara Penetapan sebagaimana dimaksud pada angka 1,

    KPU Provinsi DKI Jakarta menetapkan Pasangan Calon dengan Keputusan

    KPU Provinsi DKI Jakarta.

    B. PENGUMUMAN PENETAPAN PASANGAN CALON

    KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan hasil penetapan Pasangan Calon

    sebagaimana dimaksud pada Huruf A angka 2 dalam rapat pleno terbuka di kantor

    KPU Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2016.

    C. KETENTUAN LAIN TERKAIT PENETAPAN PASANGAN CALON

    1. Bagi Calon yang berstatus sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

    Dewan Perwakilan Daerah atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,

    Anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik

    Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil wajib menyampaikan keputusan

    pejabat yang berwenang tentang pemberhentian sebagai Anggota Dewan

    Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah atau Dewan Perwakilan

    Rakyat Daerah, Anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara

    Republik Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil kepada KPU Provinsi DKI

    Jakarta paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak ditetapkan sebagai calon.

    2. Bagi Calon yang berstatus sebagai pejabat atau pegawai pada Badan

    Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah wajib menyampaikan

    keputusan pejabat yang berwenang tentang pemberhentian dari Badan

    Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah kepada KPU

    Provinsi DKI Jakarta paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak ditetapkan

    sebagai calon.

  • 30

    3. Calon yang tidak menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud

    pada angka 1 dan angka 2, dinyatakan tidak memenuhi syarat.

    D. PENGUNDIAN NOMOR URUT

    1. KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan pengundian nomor urut Pasangan

    Calon yang telah ditetapkan sebagai peserta Pemilihan dalam rapat pleno

    terbuka pada tanggal 23 Oktober 2016.

    2. Rapat pleno KPU Provinsi DKI Jakarta sebagaimana dimaksud pada angka 1

    dihadiri oleh:

    a. Pasangan Calon;

    b. wakil Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang mengajukan

    Pasangan Calon;

    c. Pasangan Calon perseorangan;

    d. Tim Kampanye;

    e. Bawaslu Provinsi DKI Jakarta;

    f. media massa; dan

    g. tokoh masyarakat.

    3. Pasangan Calon wajib hadir dalam rapat pleno pengundian nomor urut

    sebagaimana dimaksud pada angka 2.

    4. Bagi calon atau Pasangan Calon yang tidak hadir dalam rapat pleno dengan

    menyampaikan alasan tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan,

    pengambilan nomor urut sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan

    penandatanganan pada rancangan daftar Pasangan Calon dilakukan oleh

    petugas perwakilan dari Tim Kampanye.

    5. Petugas sebagaimana dimaksud pada angka 4 wajib mendapat dan

    membawa surat mandat tertulis dari Pasangan Calon.

    6. KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan hasil pengundian nomor urut

    sebagaimana dimaksud pada angka 1.

    E. PENETAPAN NAMA DAN NOMOR URUT (DAFTAR) PASANGAN CALON 1. Nama lengkap Pasangan Calon pada daftar Pasangan Calon dan surat

    suara, harus sesuai dengan nama Pasangan Calon yang tercantum

    dalam Kartu Tanda Penduduk Pasangan Calon yang bersangkutan.

    2. KPU Provinsi DKI Jakarta menyusun nomor urut dan nama Pasangan Calon

    dalam daftar Pasangan Calon.

  • 31

    3. Penyusunan daftar Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada angka

    2 dituangkan dalam Berita Acara Penetapan Pasangan Calon.

    4. Penetapan Pasangan Calon sebagaimana dimaksud pada angka 3

    ditetapkan dengan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta.

    F. PENGUMUMAN NAMA DAN NOMOR URUT 1. KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan nama dan nomor urut

    Pasangan Calon yang telah ditetapkan sebagai peserta Pemilihan paling

    lama 2 (dua) hari sejak penetapan nomor urut Pasangan Calon.

    2. Penetapan dan pengumuman Pasangan Calon sebagaimana dimaksud

    pada angka 1 bersifat final dan mengikat.

    3. Nomor urut dan daftar nama Pasangan Calon peserta Pemilihan yang

    ditetapkan dan telah diumumkan, digunakan untuk:

    a. menyusun daftar dan nomor urut nama Pasangan Calon;

    b. mencetak surat suara;

    c. keperluan kampanye; dan

    d. dipasang di setiap Tempat Pemungutan Suara pada hari

    pemungutan suara.

    G. LAPORAN HARTA KEKAYAAN PRIBADI/PEJABAT NEGARA

    1. Pasangan Calon mengumumkan laporan harta kekayaan pribadi/pejabat

    negara hasil penelitian dan/atau klarifikasi Komisi Pemberantasan

    Korupsi kepada masyarakat, paling lambat 2 (dua) hari sebelum hari

    pemungutan suara, dengan difasilitasi oleh KPU Provinsi DKI Jakarta.

    2. Dalam hal Pasangan Calon berhalangan untuk mengumumkan laporan

    harta kekayaan pribadi/pejabat negara sebagaimana dimaksud pada

    angka 1, Pasangan Calon dapat memberikan surat kuasa kepada KPU

    Provinsi DKI Jakarta untuk mengumumkan.

    H. KETENTUAN MENGENAI PENARIKAN DUKUNGAN PARTAI POLITIK DAN

    PENGUNDURAN DIRI

    1. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dilarang menarik pengajuan

    Pasangan Calon dan/atau salah seorang calon dari Pasangan Calon

    setelah pengumuman Pasangan Calon sebagaimana dimaksud dalam huruf F

  • 32

    2. Pasangan Calon dan/atau salah seorang dari Pasangan Calon

    sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilarang mengundurkan diri

    terhitung sejak ditetapkan sebagai Pasangan Calon oleh KPU Provinsi DKI

    Jakarta.

    3. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang menarik Pasangan Calon

    dan/atau Pasangan Calon mengundurkan diri, Partai Politik atau

    Gabungan Partai Politik tidak dapat mengusulkan Pasangan Calon

    pengganti.

    4. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang menarik Pasangan Calon

    dan/atau Pasangan Calon yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud

    pada angka 3, dinyatakan gugur sebagai peserta Pemilihan, dan

    diberitahukan kepada Pasangan Calon dengan tembusan Partai Politik atau

    Gabungan Partai Politik, dan diumumkan kepada masyarakat.

    5. Pasangan Calon yang dinyatakan gugur sebagaimana dimaksud pada

    angka 4, tidak mengubah nomor urut Pasangan Calon lain yang telah

    ditetapkan.

  • 33

    BAB VI PENGGANTIAN CALON

    A. KEADAAN YANG MEMUNGKINKAN PENGGANTIAN BAKAL CALON ATAU

    BAKAL PASANGAN CALON

    1. Penggantian Bakal Calon atau Calon dapat dilakukan oleh Partai Politik atau

    Gabungan Partai Politik atau Calon perseorangan, Apabila:

    a. dinyatakan tidak memenuhi syarat kesehatan;

    b. berhalangan tetap; atau

    c. dijatuhi pidana berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan

    hukum tetap.

    2. Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf b meliputi

    keadaan:

    a. meninggal dunia; atau

    b. tidak mampu melaksanakan tugas secara permanen;

    3. Berhalangan tetap karena meninggal sebagaimana dimaksud pada angka 2

    huruf a, dibuktikan dengan surat keterangan dari lurah/kepala desa atau

    sebutan lain atau camat setempat.

    4. Berhalangan tetap karena tidak mampu melaksanakan tugas secara

    permanen sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf b dibuktikan dengan

    surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah.

    5. Penggantian bakal calon yang dinyatakan tidak memenuhi syarat kesehatan

    atau berhalangan tetap sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dapat

    dilakukan dengan mengubah kedudukan:

    a. calon Gubernur menjadi calon Wakil Gubernur; atau

    b. calon Wakil Gubernur, menjadi calon Gubernur.

    6. Bagi Pasangan Calon yang diusulkan oleh Partai Politik, penggantian bakal

    calon, harus mendapat persetujuan Pimpinan Partai Politik atau Gabungan

    Partai Politik tingkat pusat yang dituangkan dalam Keputusan Partai Politik

    atau Gabungan Partai Politik.

    7. Penggantian bakal calon sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidak

    mengubah dukungan Partai Politik atau Gabungan Partai Politik bagi

    Pasangan Calon yang diusulkan oleh Partai Politik.

  • 34

    B. TAHAP PEMILIHAN YANG MEMUNGKINKAN PENGGANTIAN BAKAL CALON

    ATAU BAKAL PASANGAN CALON

    Penggantian Bakal Calon atau Bakal Pasangan Calon sebagaimana dimaksud

    dalam huruf A angka 1 dapat dilakukan pada tahap sebagai berikut:

    a. sampai dengan tahap verifikasi persyaratan calon;

    b. sebelum penetapan Pasangan Calon;

    c. sejak penetapan Pasangan Calon sampai dengan 30 (tiga puluh) hari

    sebelum hari pemungutan suara.

    C. KETENTUAN PENGGANTIAN BAKAL CALON BAGI PARTAI POLITIK

    1. Apabila Pasangan Calon atau salah satu calon dari Pasangan Calon yang

    diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik berhalangan tetap

    sejak penetapan Pasangan Calon sampai dengan hari pemungutan suara,

    Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dapat mengusulkan Pasangan

    Calon atau salah satu calon dari Pasangan Calon pengganti paling lambat 30

    (tiga puluh) hari sebelum hari pemungutan suara.

    2. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dapat mengajukan calon

    pengganti paling lama 7 (tujuh) hari sejak calon atau Pasangan Calon

    dinyatakan berhalangan tetap.

    3. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dilarang menarik dukungannya

    kepada calon atau Pasangan Calon pengganti.

    4. Apabila Partai Politik atau Gabungan Partai Politik menarik dukungan

    kepada calon atau Pasangan Calon pengganti, dukungan Partai Politik atau

    Gabungan Partai Politik tetap dinyatakan sah.

    5. Apabila Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tidak mengajukan calon

    atau Pasangan Calon pengganti sebagaimana dimaksud pada angka 1, salah

    satu calon dari Pasangan Calon yang tidak berhalangan tetap dinyatakan

    gugur dan Partai atau Gabungan Partai Politik pengusul calon atau

    Pasangan Calon tidak dapat mengikuti Pemilihan.

    6. Apabila salah satu calon dari Pasangan Calon berhalangan tetap 29 (dua

    puluh sembilan) hari sebelum hari pemungutan suara, Partai Politik atau

    Gabungan Partai Politik tidak mengusulkan calon pengganti, salah satu

  • 35

    calon dari Pasangan Calon yang tidak berhalangan tetap ditetapkan sebagai

    Pasangan Calon.

    7. Apabila salah satu calon dari Pasangan Calon berhalangan tetap

    sebagaimana dimaksud pada angka 6, KPU Provinsi DKI Jakarta wajib

    mengumumkan kepada masyarakat.

    8. Apabila terdapat keadaan sebagaimana dimaksud dalam angka 6, KPU

    Provinsi DKI Jakarta melanjutkan Pemilihan dengan salah satu calon dari

    Pasangan Calon yang tidak berhalangan tetap sebagai Pasangan Calon

    peserta Pemilihan.

    D. VERIFIKASI KELENGKAPAN DAN KEBENARAN DOKUMEN PERSYARATAN

    CALON ATAU PASANGAN CALON PENGGANTI

    1. KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan

    kebenaran dokumen persyaratan calon atau Pasangan Calon pengganti

    sebagaimana dimaksud dalam huruf C angka 1, dan menetapkan Pasangan

    Calon paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya surat pengusulan calon

    atau Pasangan Calon pengganti.

    2. KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan

    kebenaran dokumen persyaratan calon atau Pasangan Calon pengganti

    paling lambat 3 (tiga) hari sejak diterimanya surat pengusulan calon atau

    Pasangan Calon pengganti.

    3. KPU Provinsi DKI Jakarta menyampaikan hasil verifikasi sebagaimana

    dimaksud pada angka 2 secara tertulis kepada Pimpinan Partai Politik atau

    Gabungan Partai Politik dan calon atau Pasangan Calon pengganti paling

    lambat 1 (satu) hari sejak sejak dinyatakan memenuhi syarat.

    E. KETENTUAN PASANGAN CALON PENGGANTI YANG TIDAK MEMENUHI

    SYARAT

    1. Dalam hal dari hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam huruf D

    angka 3 calon atau Pasangan Calon pengganti dinyatakan tidak

    memenuhi syarat, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik tidak dapat

    mengusulkan calon atau Pasangan Calon pengganti.

    2. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang calon atau Pasangan

    Calon pengganti dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagaimana

  • 36

    dimaksud pada angka 1 tidak dapat mengalihkan dukungannya kepada

    Pasangan Calon lain.

    F. KETENTUAN APABILA PASANGAN CALON KURANG DARI DUA PASANGAN

    1. Dalam hal berdasarkan hasil penelitian terhadap calon atau Pasangan

    Calon pengganti dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud

    dalam huruf E angka 1 dan mengakibatkan jumlah Pasangan Calon

    kurang dari 2 (dua) pasangan, KPU Provinsi DKI Jakarta membuka kembali

    pendaftaran Pasangan Calon.

    2. Masa pendaftaran sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibuka paling

    lama 3 (tiga) hari

  • 37

    BAB VII

    LARANGAN DAN SANKSI

    A. LARANGAN PARTAI POLITIK MENERIMA IMBALAN DALAM PROSES PEMILIHAN

    1. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dilarang menerima imbalan

    dalam bentuk apapun pada proses pencalonan Pemilihan.

    2. Setiap orang atau lembaga dilarang memberi imbalan kepada Partai

    Politik atau Gabungan Partai Politik dalam bentuk apapun dalam proses

    pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur.

    3. Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang menerima imbalan

    sebagaimana dimaksud pada angka 2, harus dibuktikan dengan putusan

    pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

    4. Dalam hal Partai Politik atau Gabungan Partai Politik terbukti

    menerima imbalan sebagaimana dimaksud pada angka 1, Partai Politik

    atau Gabungan Partai Politik yang bersangkutan dilarang mengajukan

    Pasangan Calon pada periode berikutnya di daerah yang sama.

    5. Dalam hal putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum

    tetap menyatakan seseorang atau lembaga terbukti memberi imbalan

    dalam proses pencalonan, penetapan Pasangan Calon peserta Pemilihan,

    atau Pasangan Calon terpilih, atau sebagai Gubernur, Wakil Gubernur,

    Bupati, Wakil Bupati, Walikota atau Wakil Walikota dibatalkan.

    6. Setiap Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang terbukti

    menerima imbalan sebagaimana dimaksud pada angka 1, dikenakan

    sanksi sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang Pemilihan.

    B. SANKSI PEMBATALAN BAGI PASANGAN CALON

    1. Pasangan Calon dikenakan sanksi pembatalan sebagai peserta Pemilihan

    oleh KPU Provinsi DKI Jakarta, Apabila:

    a. Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye terbukti menjanjikan

    dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk memengaruhi

    pemilih berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai

    kekuatan hukum tetap, sebelum hari pemungutan suara;

    b. Pasangan Calon terbukti melakukan tindak pidana kejahatan yang

    diancam pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih

  • 38

    berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

    hukum tetap, sebelum hari pemungutan suara;

    c. Pasangan Calon terbukti menerima dan/atau memberikan imbalan

    dalam proses pencalonan berdasarkan putusan pengadilan yang

    telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

    d. Pasangan Calon terbukti melakukan kampanye di media cetak atau

    elektronik, berdasarkan rekomendasi Bawaslu Provinsi atau Panwas

    Kabupaten/Kota atau KPU Provinsi DKI Jakarta;

    e. melakukan penggantian pejabat dan menggunakan program serta

    kegiatan Pemerintahan Daerah untuk kegiatan Pemilihan sejak

    ditetapkan sebagai Pasangan Calon, bagi Calon atau Pasangan Calon

    yang berstatus sebagai Petahana.

    2. Pembatalan Pasangan Calon peserta Pemilihan sebagaimana dimaksud

    pada angka 1 tidak mengubah nomor urut Pasangan Calon peserta

    Pemilihan yang lain

  • 39

    BAB VIII

    TANGGAPAN MASYARAKAT

    1. KPU Provinsi DKI Jakarta mengumumkan daftar Pasangan Calon beserta

    dokumen pendaftarannya kepada masyarakat untuk mendapat masukan

    dan tanggapan.

    2. Masukan dan tanggapan masyarakat sebagaimana dimaksud pada

    angka 1 dapat disampaikan kepada KPU Provinsi DKI Jakarta sejak

    pengumuman Pasangan Calon pada website www.kpujakarta.go.id

    dan/atau media cetak atau media elektronik sampai dengan masa

    penelitian.

    3. Masukan dan tanggapan masyarakat sebagaimana dimaksud pada

    angka 2, dibuat secara tertulis dan dilengkapi dengan identitas yang jelas

    dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk.

  • 40

    BAB IX

    KETENTUAN LAIN-LAIN

    A. KETENTUAN ATAS IJASAH/STTB YANG TIDAK SAH SETELAH PENETAPAN

    PASANGAN CALON

    1. Dalam hal terdapat pengaduan atau laporan tentang ketidakbenaran

    ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Pasangan Calon pada salah satu

    atau semua jenjang pendidikan setelah dilakukan penetapan Pasangan

    Calon, KPU Provinsi DKI Jakarta meneruskan kepada pihak yang

    berwenang untuk ditindaklanjuti sampai dengan adanya putusan

    pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

    2. Dalam hal putusan pengadilan sebagaimana dimaksud pada angka 1

    menyatakan ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Bakal Calon

    tidak sah, penggunaan ijazah/ Surat Tanda Tamat Belajar (STTB)

    dimaksud dinyatakan tidak memenuhi syarat dan Pasangan Calon yang

    bersangkutan dinyatakan gugur.

    B. PEMILIHAN DENGAN SATU PASANGAN CALON

    1. Apabila terdapat keadaan:

    a. setelah dilakukan penundaan, dan sampai dengan berakhirnya masa

    perpanjangan pendaftaran, hanya terdapat 1 (satu) Pasangan Calon yang

    mendaftar;

    b. terdapat lebih dari 1 (satu) Pasangan Calon yang mendaftar, dan

    berdasarkan hasil verifikasi hanya terdapat 1 (satu);

    c. sejak penetapan Pasangan Calon sampai dengan saat dimulainya masa

    Kampanye, terdapat Pasangan Calon yang berhalangan tetap yang

    mengakibatkan hanya terdapat 1 (satu) Pasangan Calon;

    d. sejak dimulainya masa Kampanye sampai dengan hari pemungutan

    suara, terdapat Pasangan Calon yang berhalangan tetap yang

    mengakibatkan hanya terdapat 1 (satu) Pasangan Calon; atau

    e. terdapat Pasangan Calon yang dikenakan sanksi pembatalan sebagai

    peserta Pemilihan yang mengakibatkan hanya terdapat 1 (satu) Pasangan

    Calon.

  • 41

    KPU Provinsi DKI Jakarta melanjutkan penyelenggaraan Pemilihan

    dengan 1 (satu) Pasangan Calon.

    2. Tata cara penyelenggaraan Pemilihan dengan 1 (satu) Pasangan Calon

    sebagaimana dimaksud pada angka 1 berpedoman pada Peraturan Komisi

    Pemilihan Umum yang mengatur tentang Pemilihan dengan 1 (satu)

    Pasangan Calon.

    Ditetapkan di : Jakarta

    Pada tanggal : 2 Agustus 2016

    KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM

    PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

    ttd.

    SUMARNO

  • 42

    LAMPIRAN II KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

    DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 26/Kpts/KPU-Prov 010/TAHUN 2016 TENTANG

    FORMULIR PENCALONAN PARTAI POLITIK DAN/ATAU GABUNGAN PARTAI POLITIK DALAM

    PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2017

    FORMULIR PENCALONAN PARTAI POLITIK DAN/ATAU GABUNGAN PARTAI

    POLITIK DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DAERAH

    KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2017

    A. Syarat Calon

    1. Model BB.1-KWK : Surat Pernyataan Calon Gubernur dan Wakil

    Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017

    2. Model BB.2-KWK : Daftar Riwayat Hidup Calon Gubernur dan Wakil

    Gubernur

    3. Model BB.3-KWK : Surat Pernyataan Penyampaian Keputusan

    Pemberhentian

    B. Syarat Pencalonan dari Partai Politik

    1. Model B-KWK Parpol : Surat Pencalonan Bakal Calon Gubernur dan

    Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017

    2. Model B.1-KWK Parpol : Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai tentang

    Persetujuan Bakal Pasangan Calon Gubernur dan

    Wakil Gubernur DKI Jakarta

    3. Model B.2-KWK Parpol : Surat Pernyataan Kesepakatan Partai

    Politik/Gabungan Partai Politik dalam Pencalonan

    Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun

    2017

    4. Model B.3-KWK Parpol : Surat Pernyataan Kesepakatan Antara Partai

    Politik/Gabungan Partai Politik dengan Bakal

    Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur

    DKI Jakarta Tahun 2017

  • 43

    5. Model B.4-KWK Parpol : Surat Pernyataan Kesesuaian Naskah, Visi, Misi,

    dan Program Bakal Pasangan Calon Gubernur dan

    Wakil Gubernur dengan RPJP Daerah

    C. Berita Acara Penelitian dan Tanda Terima

    1. Model TT.1-KWK : Tanda Terima Pendaftaran Bakal Pasangan

    Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI

    Jakarta Tahun 2017

    2. Lampiran Model TT.1-

    KWK

    : Lampiran Tanda Terima Pendaftaran Bakal

    Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur

    DKI Jakarta Tahun 2017

    3. Model BA.HP- KWK : Berita Acara Hasil Penelitian Persyaratan

    Administrasi Dokumen Persyaratan Pencalonan

    dan Persyaratan Calon dalam Pemilihan

    Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta

    Tahun 2017

    4. Lampiran Model BA.HP-

    KWK

    : Lampiran Berita Acara Hasil Penelitian

    Persyaratan Administrasi Dokumen Persyaratan

    Pencalonan dan Persyaratan Calon dalam

    Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI

    Jakarta Tahun 2017

    5. Model TT.2-KWK : Tanda Terima Dokumen Perbaikan Pasangan

    Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI

    Jakarta Tahun 2017

    6. Lampiran Model TT.2-

    KWK

    : Lampiran Tanda Terima Dokumen Perbaikan

    Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur

    DKI Jakarta Tahun 2017

    7. Model BA.HP

    PERBAIKAN- KWK

    : Berita Acara Hasil Penelitian Perbaikan

    Persyaratan Administrasi Dokumen Persyaratan

    Pencalonan dan Persyaratan Calon dalam

    Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI

    Jakarta Tahun 2017

    8. Lampiran Model BA.HP

    PERBAIKAN- KWK

    : Lampiran Berita Acara Hasil Penelitian

    Perbaikan Persyaratan Administrasi Dokumen

    Persyaratan Pencalonan dan Persyaratan Calon

    dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

    DKI Jakarta Tahun 2017

  • SURAT PERNYATAAN

    CALON GUBERNUR/WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017

    Yang bertanda tangan di bawah ini : a. Nama : .................................................................................

    b. NIK : .................................................................................

    c. Jen