SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

33
BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin dan melindungi hak-hak perempuan dan anak agar dapat berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan, perlu dilakukan upaya-upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak; b. bahwa agar upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak dapat memperoleh hasil yang optimal, perlu adanya tindakan nyata dari Pemerintah Daerah dan perlu meningkatkan peran serta masyarakat secara luas; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019); 4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3143); 5.Undang-Undang… SALINAN

Transcript of SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

Page 1: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

BUPATI BOGORPROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGORNOMOR 5 TAHUN 2015

TENTANGPERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK

DARI TINDAK KEKERASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESABUPATI BOGOR,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin dan melindungi hak-hak perempuan dananak agar dapat berpartisipasi secara optimal sesuai denganharkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungandari kekerasan, perlu dilakukan upaya-upaya perlindunganterhadap perempuan dan anak;

b. bahwa agar upaya perlindungan terhadap perempuan dan anakdapat memperoleh hasil yang optimal, perlu adanya tindakan nyatadari Pemerintah Daerah dan perlu meningkatkan peran sertamasyarakat secara luas;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentangPerlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang PembentukanDaerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi DjawaBarat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8),sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta danKabupaten Subang Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah KabupatenDalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 2851);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019);

4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang KesejahteraanAnak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3143);

5.Undang-Undang…

SALINAN

Page 2: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 2 -

5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum AcaraPidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3209);

6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang PengesahanKonvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk DiskriminasiTerhadap Wanita (Convention on the Elimination of All Forms ofDiscrimation Agains Women) (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3277);

7. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengesahan ILOConvention No. 105 Concerning The Abolition of Forced Labour(Konvensi ILO mengenai Penghapusan Tenaga Paksa) (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 55, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3824);

8. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak AsasiManusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3886);

9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan ILOConvention No. 182 Concerning the Prohibition and ImmediateAction for the Elimination of the Worst Forms of Child Labour(Konvensi ILO 182 mengenai Pelarangan dan Tindakan SegeraPenghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak)(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 30,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3941);

10. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang KepolisianRepublik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4168);

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang PerlindunganAnak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5606);

12. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

13.Undang-Undang

Page 3: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 3 -

13. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

14. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4374);

15. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang PenghapusanKekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4419);

16. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang PerlindunganTenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4445);

17. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang PerlindunganSaksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4635);

18. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang PemberantasanTindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 58, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4720);

19. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang PenghapusanDiskriminasi Ras dan Etnis (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4919);

20. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang KesejahteraanSosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4976);

21. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang PembentukanPeraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5234);

22. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem PeradilanPidana Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5332);

23.Undang-Undang...

Page 4: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 4 -

23. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5587), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan AtasUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5657);

24. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang AdministrasiPemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5601);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang PeraturanPelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 tentangPenyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban KekerasanDalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2006 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4604);

27. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata CaraPelaksanaan Kerjasama Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4761);

28. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Tata Caradan Mekanisme Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan/atau KorbanTindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 22, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4818);

29. Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2008 tentang Persyaratandan Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma-Cuma(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 214,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4955);

30. Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2008 tentang Gugus TugasPencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang;

31. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor 02Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Perlindungan Perempuan;

32. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan Nomor 03 Tahun2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak;

33.Peraturan…

Page 5: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 5 -

33. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Nomor 1 Tahun 2009 tentang StandarPelayanan Minimal Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan/atauKorban Tindak Pidana Perdagangan Orang;

34. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Nomor 1 Tahun 2010 tentang StandarPelayanan Minimal (SPM) Bidang Layanan Terpadu bagiPerempuan dan Anak Korban Kekerasan (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 56);

35. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Nomor 02 Tahun 2010 tentang Rencana AksiNasional Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Terhadap Anak2010 – 2014;

36. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Nomor 05 Tahun 2010 tentang PanduanPembentukan dan Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu;

37. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Nomor 2 Tahun 2011 tentang PedomanPenanganan Anak Korban Kekerasan (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 42);

38. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Nomor 9 Tahun 2011 tentang Kewaspadaandari Tindak Pidana Perdagangan Orang (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 714);

39. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Nomor 19 Tahun 2011 tentang PedomanPemberdayaan Perempuan Korban Kekerasan (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2011 Nomor 903);

40. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Nomor 08 Tahun 2012 tentang PanduanPenguatan Kelompok Dasawisma untuk Pencegahan danPenanganan Dini Tindak Kekerasan Terhadap Anak;

41. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Nomor 10 Tahun 2012 tentang PanduanPembentukan dan Penguatan Gugus Tugas Pencegahan danPenanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2012 Nomor 984);

42. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2012 tentang PanduanPencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan OrangBerbasis Masyarakat dan Komunitas (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2012 Nomor 1048);

43. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 1986 tentangPenunjukan dan Pengangkatan Penyidik Pegawai Negeri Sipilyang Melakukan Penyidikan Terhadap Pelanggaran PeraturanDaerah yang Memuat Ketentuan Pidana (Lembaran DaerahKabupaten Bogor Tahun 1986 Nomor 9 Seri C);

44.Peraturan...

Page 6: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 6 -

44. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentangSusunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah(Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9);

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR

danBUPATI BOGOR

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUANDAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Kabupaten Bogor.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bogor.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkatDPRD, adalah DPRD Kabupaten Bogor.

4. Bupati adalah Bupati Bogor.

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD,adalah satuan kerja perangkat daerah Kabupaten Bogor.

6. Perlindungan adalah serangkaian pemenuhan hak-hak perempuandan anak korban kekerasan dan diskriminasi mulai dari upayapencegahan, pelayanan dan rehabilitasi sosial.

7. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

8. Perlindungan terhadap perempuan adalah segala kegiatan yangditujukan untuk memberikan rasa aman yang dilakukan olehpihak kepolisian, kejaksaan, pengadilan, lembaga sosial, ataupihak lain yang mengetahui atau mendengar akan atau telahterjadi kekerasan terhadap perempuan.

9. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin danmelindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai denganharkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungandari kekerasan dan diskriminasi.

10.Kekerasan...

Page 7: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 7 -

10. Kekerasan adalah setiap perbuatan secara melawan hukum,dengan atau tanpa menggunakan sarana terhadap fisik danpsikis yang menimbulkan bahaya bagi nyawa, badan, ataumenimbulkan terampasnya kemerdekaan seseorang.

11. Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakanberdasarkan perbedaan jenis kelamin yang berakibat ataumungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempuansecara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakantertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secarasewenang-wenang, baik yang terjadi di ranah publik atau dalamkehidupan pribadi.

12. Kekerasan terhadap anak adalah setiap perbuatan terhadap anakyang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secarafisik, mental, seksual, psikologis, termasuk penelantaran danperlakuan buruk yang mengancam integritas tubuh danmerendahkan martabat anak.

13. Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang selanjutnya disingkatKDRT, adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutamaperempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan ataupenderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/ataupenelantaran rumah tangga termasuk ancaman untukmelakukan perbuatan pemaksaan, atau perampasankemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumahtangga.

14. Orang Tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayahdan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat.

15. Wali adalah orang atau badan yang dalam kenyataannyamenjalankan kekuasaan asuh sebagai Orang Tua terhadap Anak.

16. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri darisuami istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dananaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalamgaris lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga.

17. Masyarakat adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atauorganisasi kemasyarakatan.

18. Rumah Tangga adalah suami, istri, dan anak, orang-orang yangmempunyai hubungan keluarga karena hubungan darah,perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwakilan, dan/ataupekerja rumah tangga dan menetap dalam rumah tanggatersebut.

19. Lembaga Swadaya Masyarakat, yang selanjutnya disingkat LSM,adalah organisasi/lembaga yang dibentuk oleh masyarakat warganegara Republik Indonesia secara sukarela atas kehendak sendiridan berminat serta bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosialyang ditetapkan oleh organisasi/lembaga sebagai wujudpartisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraanmasyarakat yang menitikberatkan kepada pengabdian secaraswadaya.

20.Korban…

Page 8: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 8 -

20. Korban adalah perempuan dan anak yang mengalamikesengsaraan dan atau penderitaan baik langsung maupun tidaklangsung sebagai akibat dari kekerasan yang terjadi di wilayahKabupaten Bogor.

21. Pencegahan adalah upaya pengembangan kemampuan danmekanisme Pemerintah Daerah dan masyarakat dalammenciptakan kondisi yang dapat mencegah terjadinya kekerasan,perlakuan salah, KDRT, eksploitasi dan/atau penelantaran.

22. Penanganan adalah tindakan yang meliputi identifikasi,penyelamatan, rehabilitasi dan reintegrasi terhadap perempuandan anak yang menjadi korban tindak kekerasan, perlakukansalah, KDRT, eksploitasi, perlakuan salah atau penelantaran.

23. Pemulangan adalah upaya mengembalikan perempuan dan anakkorban kekerasan dari luar negeri ke titik debarkasi/entry point,atau dari daerah penerima ke daerah asal.

24. Pengurangan resiko adalah tindakan dini terhadap perempuandan anak dan keluarganya yang berada dalam situasi rentan atauberisiko mengalami berbagai bentuk tindak kekerasan, perlakuansalah, KDRT, eksploitasi dan penelantaran.

25. Pelayanan adalah tindakan yang dilakukan sesegera mungkinkepada korban ketika melihat, mendengar dan mengetahui akan,sedang atau telah terjadinya kekerasan terhadap korban.

26. Pendampingan adalah upaya yang dilakukan oleh orang atauperwakilan dari lembaga yang mempunyai keahlian melakukanpendampingan korban untuk melakukan konseling, terapi danadvokasi guna penguatan dan pemulihan diri korban kekerasan.

27. Rumah Aman adalah rumah singgah untuk korban, selamaproses pendampingan, guna keamanan dan kenyamanan korbandari ancaman dan bahaya pelaku.

28. Rehabilitasi adalah pemulihan dari gangguan terhadap kondisifisik, psikis, dan sosial agar dapat melaksanakan perannyakembali secara wajar baik dalam keluarga maupun dalammasyarakat.

29. Rehabilitasi sosial adalah pelayanan yang ditujukan untukmemulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yangmengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsisosialnya secara wajar.

30. Reintegrasi sosial adalah upaya penyatuan kembali korbandengan pihak keluarga, keluarga pengganti, atau masyarakatyang dapat memberikan perlindungan dan pemenuhankebutuhan bagi korban.

31. Bantuan hukum adalah jasa hukum yang diberikan olehpendamping hukum dan advokat untuk melakukan prosespendampingan saksi dan/atau korban kekerasan terhadapperempuan dan anak yang sensitif gender.

32.Anggaran...

Page 9: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 9 -

32. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnyadisingkat APBD, adalah Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Kabupaten Bogor.

33. Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak,yang selanjutnya disingkat P2TP2A, adalah forum koordinasipenanganan korban kekerasan perempuan dan anak yangdilakukan atas dasar partisipasi masyarakat, pemerintah daerahdan dunia usaha.

34. Gugus Perlindungan Perempuan dan Anak adalah Unit Kerjafungsional yang menyelenggarakan pelayanan perlindungan danpenanganan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuansecara terpadu di tingkat Kecamatan.

35. Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak adalah UnitKerja fungsional yang menyelenggarakan pelayanan perlindungandan penanganan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuansecara terpadu di tingkat Kelurahan/Desa.

BAB IIASAS, MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2Perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasanberdasarkan asas:a. kemanusiaan;

b. keadilan dan kesetaraan gender;

c. pengayoman;

d. kepentingan terbaik bagi perempuan dan anak; dan

e. non diskriminasi.

Pasal 3Maksud pengaturan mengenai perlindungan perempuan dan anakdari tindak kekerasan adalah untuk memberikan pedoman danarahan bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam melakukanpencegahan, pelayanan dan rehabilitasi sosial perempuan dan anakkorban tindak kekerasan.

Pasal 4Tujuan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasanadalah:a. mencegah tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak;b. menghapus segala bentuk kekerasan dan eksploitasi terhadap

perempuan dan anak;c. melindungi dan memberikan rasa aman bagi perempuan dan

anak;d. memberikan pelayanan kepada perempuan dan anak korban

tindak kekerasan; dane. melakukan rehabilitasi dan reintegrasi terhadap perempuan dan

anak korban tindak kekerasan.

BAB III…

Page 10: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 10 -

BAB IIIRUANG LINGKUP

Pasal 5Ruang lingkup Perlindungan Perempuan dan Anak dari tindakkekerasan, sebagai berikut:a. bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak;b. hak-hak Korban;c. kewajiban dan tanggung jawab;d. perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan;e. kelembagaan;f. kerjasama dan kemitraan;g. pembiayaan; danh.sanksi pidana.

BAB IVBENTUK-BENTUK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN

ANAK

Pasal 6Bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak, antara lain:

a. kekerasan fisik;

b. kekerasan psikis;

c. kekerasan seksual;

d. penelantaran;

e. eksploitasi; dan/atau

f. kekerasan lainnya.

Pasal 7Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf amerupakan perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit disertaicidera, luka atau cacat pada tubuh, gugurnya kandungan, pingsandan/atau menyebabkan kematian perempuan dan/atau anak.

Pasal 8Kekerasan psikis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf bmerupakan perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnyarasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasatidak berdaya dan/atau penderitaan psikis pada perempuandan/atau anak.

Pasal 9…

Page 11: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 11 -

Pasal 9Kekerasan seksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf cmeliputi:

a. perbuatan yang berupa pelecehan seksual;

b. pemaksaan hubungan seksual;

c. pemaksaan hubungan seksual dengan tidak wajar atau tidakdisukai; dan/atau

d. pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuankomersial dan/atau tujuan tertentu.

Pasal 10Penelantaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf dmeliputi:a. perbuatan yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan

anak secara wajar, baik fisik, mental, spiritual maupun sosialyang dilakukan oleh orang tua, wali, atau pihak lain manapunyang bertanggung jawab atas pengasuhannya;

b. perbuatan mengabaikan dengan sengaja untuk memelihara,merawat, atau mengurus anak sebagaimana mestinya yangdilakukan oleh orang tua, wali, atau pihak lain manapun yangbertanggung jawab atas pengasuhannya; dan/atau

c. perbuatan mengabaikan perempuan dengan sengaja dalamlingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlakubaginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajibmemberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepadaperempuan tersebut.

Pasal 11Eksploitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf e meliputi:a. perbuatan mengeksploitasi ekonomi atau seksual dengan maksud

untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain;

b. perbuatan yang dengan atau tanpa persetujuan korban yangmeliputi tapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayananpaksa, perbudakan atau praktik serupa, penindasan, pemerasan,pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau secaramelawan hukum memindahkan atau mentransplantasi organdan/atau jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga ataukemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkankeuntungan baik materiil maupun immateriil;

c. segala bentuk pemanfaatan organ tubuh seksual atau organtubuh lain dari korban untuk mendapatkan keuntungan,termasuk tetapi tidak terbatas pada kegiatan pelacuran ataupencabulan.

Pasal 12…

Page 12: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 12 -

Pasal 12(1) Kekerasan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf f

merupakan ancaman kekerasan dan pemaksaan.

(2) Ancaman kekerasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi setiap perbuatan secara melawan hukum berupaucapan, tulisan, gambar, simbol, atau gerakan tubuh, baikdengan atau tanpa menggunakan sarana yang menimbulkan rasatakut atau mengekang kebebasan hakiki seseorang.

(3) Pemaksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi suatukeadaan dimana seseorang/korban disuruh melakukan sesuatusedemikian rupa sehingga orang itu melakukan sesuatu yangberlawanan dengan kehendak sendiri.

BAB VHAK-HAK KORBAN

Pasal 13Perempuan dan anak korban tindak kekerasan mendapatkan hak-hak sebagai berikut:

a. hak untuk dihormati harkat dan martabat sebagai manusia;

b. hak atas pemulihan kesehatan dan psikologis dari penderitaanyang dialami korban;

c. hak menentukan sendiri keputusannya;

d. hak mendapatkan informasi;

e. hak atas kerahasiaan;

f. hak kompensasi;

g. hak atas rehabilitasi sosial;

h.hak atas penanganan pengaduan;

i. hak atas pendampingan; dan

j. hak korban dan keluarganya untuk mendapatkan kemudahandalam proses peradilan.

Pasal 14Anak korban tindak kekerasan, selain mendapatkan hak-haksebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 juga mendapatkan hak-hak khusus, sebagai berikut:

a.hak atas penghormatan dan penggunaan sepenuhnya untukkelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang;

b.hak pelayanan dasar;

c.hak perlindungan yang sama;

d.hak bebas dari berbagai stigma;

e.hak mendapatkan kebebasan; dan

f. hak untuk diadili berdasarkan azas restoratif justice.

BAB VI…

Page 13: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 13 -

BAB VIKEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

Bagian KesatuPemerintah Daerah

Pasal 15(1) Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:

a. menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan terkaitperlindungan perempuan dan anak;

b. melaksanakan perlindungan perempuan dan anak dari tindakkekerasan;

c. mengawasi pelayanan terhadap korban kekerasanberdasarkan standar pelayanan minimal sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan; dan

d. mengalokasikan anggaran perlindungan terhadap perempuandan anak dari tindak kekerasan sesuai kemampuan keuangandaerah.

(2) Dalam rangka melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabsebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerahmenyusun program dan kegiatan aksi perlindungan perempuandan anak dalam rencana aksi daerah yang merupakan bagiandari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rencana aksi daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur dengan PeraturanBupati.

Bagian KeduaOrangtua, Wali dan/atau Keluarga

Pasal 16(1) Orangtua, wali dan/atau keluarga secara hukum memiliki

tanggung jawab penuh untuk mencegah segala bentukkekerasan, melaporkan bila terjadi kekerasan dan melindungikorban.

(2) Dalam hal orangtua, wali dan/atau keluarga sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak ada atau tidak diketahuikeberadaannya atau karena suatu sebab tidak dapatmelaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, makakewajiban dan tanggung jawab dapat beralih kepada PemerintahDaerah dan keluarga lain yang dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KetigaMasyarakat

Pasal 17(1) Masyarakat berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap

perlindungan perempuan dan anak melalui kegiatan peran sertamasyarakat dalam perlindungan perempuan dan anak.

(2) Bentuk…

Page 14: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 14 -

(2) Bentuk peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud padaayat (1), meliputi:

a. mencegah terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuandan anak;

b. memberikan informasi dan/atau melaporkan tindak kekerasanterhadap perempuan dan anak kepada penegak hukum ataupihak yang berwenang; dan

c. turut serta dalam penanganan korban tindak kekerasan.

BAB VIIPENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK

DARI TINDAK KEKERASANBagian Kesatu

UmumPasal 18

Pemerintah Daerah melaksanakan kegiatan penyelenggaraanperlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan, yangmeliputi:

a. pencegahan;

b. pelayanan; dan

c. rehabilitasi sosial.

Bagian KeduaPencegahan

Pasal 19(1) Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a,

dilaksanakan dengan cara:

a. membentuk jaringan kerja dalam upaya pencegahankekerasan;

b. melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi pencegahankekerasan berdasarkan pola kemitraan;

c. membentuk sistem pencegahan kekerasan;

d. melakukan sosialisasi tentang peraturan perundang-undanganyang berkaitan dengan perlindungan perempuan dan anakkorban kekerasan; dan

e. memberikan pengetahuan tentang pencegahan dan mekanismepenanggulangan kekerasan pada perempuan dan anak.

(2) Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakansecara terpadu oleh SKPD dan instansi terkait yang mempunyaitugas pokok dan fungsinya dibidang:

a. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

b. pendidikan;

c.kesehatan…

Page 15: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 15 -

c. kesehatan;

d. sosial dan ketenagakerjaan;

e. pemuda dan olah raga; dan

f. mental dan spiritual.

(3) Selain dilaksanakan oleh SKPD dan instansi terkait sebagaimanadimaksud pada ayat (2), pencegahan juga dilaksanakan oleh:a. keluarga dan/atau kerabat terdekat;b. masyarakat, LSM, organisasi masyarakat, organisasi sosial dan

organisasi keagamaan; danc. dunia usaha.

(4) Ketentuan mengenai pencegahan tindak kekerasan diatur lebihlanjut dalam Peraturan Bupati.

Bagian KetigaPelayananPasal 20

Pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf b,memperhatikan:

a. prinsip pelayanan; dan

b. bentuk pelayanan terhadap korban.

Pasal 21

Prinsip pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a,terdiri atas:

a. cepat;

b. aman dan nyaman;

c. rasa empati;

d. non diskriminasi;

e. mudah dijangkau;

f. tidak dikenakan biaya; dan

g. dijamin kerahasiaannya.

Pasal 22

Bentuk pelayanan terhadap korban sebagaimana dimaksud dalamPasal 20 huruf b, sebagai berikut:a. pelayanan terhadap perempuan dan anak korban tindak

kekerasan, meliputi:

1. pelayanan pengaduan, konsultasi dan konseling;

2. pelayanan pendampingan;

3.pelayanan…

Page 16: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 16 -

3. pelayanan kesehatan;

4. pelayanan bantuan hukum; dan

5. pelayanan pemulangan dan reintegrasi sosial.

b. pelayanan khusus terhadap perempuan korban tindakkekerasan dalam rumah tangga atau perdagangan orang,meliputi:1. pelayanan pengaduan;2. pelayanan penjemputan;3. pelayanan rujukan medis dan psikologis;4. pelayanan shelter;5. pelayanan pendampingan dan pemberian bantuan hukum;

dan6. pelayanan pemulangan dan reintegrasi sosial.

Pasal 23

Pelayanan pengaduan, konsultasi dan konseling sebagaimanadimaksud dalam Pasal 22 huruf a angka 1 meliputi:

a. identifikasi atau pencatatan awal korban; dan

b. persetujuan dilakukan tindakan (informed consent).

Pasal 24

Pelayanan pendampingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22huruf a angka 2 meliputi:

a. mendampingi korban selama proses pemeriksaan dan pemulihankesehatan;

b. mendampingi korban selama proses medicolegal;

c. mendampingi korban selama proses pemeriksaan di kepolisian,kejaksaan dan pengadilan;

d. memantau kepentingan dan hak-hak korban dalam prosespemeriksaan di kepolisan, kejaksaan dan pengadilan;

e. menjaga privasi dan kerahasiaan korban dari semua pihak yangtidak berkepentingan, termasuk pemberitaan oleh media massa;

f. melakukan koordinasi dengan pendamping yang lain; dang. memberikan penanganan yang berkelanjutan hingga tahap

rehabilitasi.

Pasal 25Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 hurufa angka 3 meliputi:

a. pertolongan pertama kepada korban oleh petugas yangberkompeten;

b.perawatan…

Page 17: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 17 -

b. perawatan dan pemulihan luka-luka fisik yang bertujuan untukpemulihan kondisi fisik korban yang dilakukan oleh tenagamedis dan paramedis; dan

c. rujukan ke pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.

Pasal 26(1) Pelayanan bantuan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal

22 huruf a angka 4 untuk membantu korban dalam menjalaniproses peradilan.

(2) Pelayanan bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan dengan cara:

a. memberikan konsultasi hukum yang mencakup informasimengenai hak-hak korban dan proses peradilan;

b. mendampingi korban di tingkat penyidikan, penuntutan, danpemeriksaan dalam sidang pengadilan dan membantukorban untuk secara lengkap menjelaskan kekerasan yangdialaminya; dan

c. melakukan koordinasi dengan sesama penegak hukum,relawan pendamping, dan pekerja sosial agar prosesperadilan berjalan sebagaimana mestinya.

Pasal 27(1) Pelayanan pemulangan dan reintegrasi sosial sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 22 huruf a angka 5 dilakukan untukmengembalikan korban kepada keluarga dan lingkungansosialnya.

(2) Pelayanan pemulangan dan reintegrasi sosial sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah Daerahberkoordinasi dengan:

a. pemerintah kabupaten/kota dalam satu wilayah provinsi atauluar provinsi; dan/atau

b. instansi dan lembaga terkait baik pemerintah maupun nonpemerintah.

Pasal 28(1) Bentuk pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22,

dilaksanakan sesuai standar pelayanan minimal yangditetapkan pemerintah dan dilaksanakan oleh SKPD yangmempunyai tugas dan fungsi dibidang:

a. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;b. sosial dan ketenagakerjaan;c. kesehatan;d. pendidikan;e. keamanan dan ketertiban; danf. mental dan spiritual.

(2)Dalam…

Page 18: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 18 -

(2) Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) Pemerintah Daerah bekerjasama dengan instansipemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kotalain, dan masyarakat.

Pasal 29Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara upaya pelayananterhadap perempuan dan anak korban tindak kekerasan diaturdengan Peraturan Bupati.

Bagian KeempatRehabilitasi Sosial

Pasal 30(1) Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf

c merupakan pelayanan yang diberikan oleh pendamping untukmemulihkan kondisi traumatis korban.

(2) Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan cara:

a. memberikan bimbingan dan konseling;

b. pemulihan kejiwaan korban;

c. pendampingan korban di lingkungan keluarga danmasyarakat; dan

d. menyediakan rumah aman bagi korban kekerasan yangmembutuhkan penanganan berkelanjutan.

(3) Rehabilitasi sosial khusus bagi perempuan korban kekerasandalam rumah tangga dan perdagangan orang dilakukan dengancara:

a. pemberian bimbingan dan konseling;

b. pemulihan kejiwaan korban;

c. pendampingan korban di lingkungan keluarga danmasyarakat;

d. pemberian pembinaan dan pendidikan ketrampilan; dan

e. pemberian bantuan modal usaha.

(4) Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh SKPD yang mempunyai tugas pokok danfungsi dibidang:a. sosial;b. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;c. kesehatan; dand. mental dan spiritual.

(5) Selain dilaksanakan oleh SKPD sebagaimana dimaksud padaayat (4), rehabilitasi sosial juga dapat dilaksanakan olehmasyarakat atau lembaga pelayanan sosial.

BAB VIII…

Page 19: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 19 -

BAB VIIIKELEMBAGAANBagian Kesatu

UmumPasal 31

Untuk membantu perlindungan perempuan dan anak, PemerintahDaerah membentuk:

a. Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak(P2TP2A) di tingkat Daerah;

b. Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak PidanaPerdagangan Orang;

c. Gugus Perlindungan Perempuan dan Anak TingkatKecamatan;dan

d. Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak TingkatDesa/Kelurahan.

Bagian KeduaP2TP2APasal 32

(1) P2TP2A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf a,merupakan wadah pelayanan perlindungan perempuan dananak yang berbasis terhadap masyarakat yang berfungsi sebagaipusat pelayanan terpadu dalam memberikan perlindungankepada perempuan dan anak dari tindak kekerasan.

(2) Tugas pokok dari P2TP2A adalah:a. memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak;

danb. meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak.

(3) Kepengurusan P2TP2A terdiri dari antara lain unsur PemerintahDaerah, akademisi, ahli hukum, psikolog, psikiater, tokohagama dan unsur masyarakat.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, tugas, danfungsi P2TP2A sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkandengan Keputusan Bupati.

Bagian KetigaGugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana

Perdagangan OrangPasal 33

(1) Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak PidanaPerdagangan Orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31huruf b, merupakan lembaga koordinatif yang bertugasmengkoordinasikan pencegahan dan penanganan perdaganganorang.

(2) Gugus Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),beranggotakan wakil-wakil dari Pemerintah Daerah, penegakhukum, organisasi masyarakat, LSM, organisasi profesi danpeneliti/akademisi.

(3)Ketentuan…

Page 20: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 20 -

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, tugas danfungsi Gugus Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bagian KeempatGugus Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak

Tingkat KecamatanPasal 34

(1) Gugus Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak TingkatKecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf c,merupakan unit kerja fungsional yang menyelenggarakanpelayanan perlindungan dan penanganan kasus kekerasanterhadap anak dan perempuan secara terpadu di tingkatKecamatan.

(2) Pengurus Gugus Tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiridari unsur aparat kecamatan, dinas/instansi tingkatkecamatan, unsur Kepolisian Sektor (Polsek), unsur KomandoRayon Militer (Koramil), tokoh masyarakat/tokoh agama, danunsur pemuda.

(3) Tugas pokok Gugus Tugas sebagaimana dimaksud ayat (1)adalah:a. memberikan pelayanan dalam rangka perlindungan

perempuan dan anak;b. menerima pengaduan masyarakat mengenai kasus

kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayahKecamatan dan Kelurahan/Desa;

c. memfasilitasi perempuan dan anak yang menjadi korbankekerasan dalam menyelesaikan permasalahannya;

d. mensosialisasikan kepada masyarakat tentang perlindunganperempuan dan anak; dan

e. memberikan pendampingan bagi korban atau merujuk keP2TP2A, Kepolisian Sektor (Polsek)/Kepolisian Resor (Polres),rumah sakit atau lembaga lain yang diperlukan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, tugas, danfungsi Gugus Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),ditetapkan dengan Keputusan Camat.

Bagian KelimaSatuan Tugas Perlindungan Perempuan Dan Anak Tingkat

Desa/KelurahanPasal 35

(1) Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak sebagaimanadimaksud dalam Pasal 31 huruf d, merupakan unit kerjafungsional yang menyelenggarakan pelayanan perlindungan danpenanganan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuansecara terpadu di tingkat Desa/Kelurahan;

(2)Pengurus…

Page 21: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 21 -

(2) Pengurus Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anakterdiri dari unsur aparat desa/kelurahan, unsur BintaraPembina Desa (Babinsa)/Kelurahan, unsur Bintara PembinaMasyarakat (Babinmas), tokoh masyarakat/tokoh agama danunsur pemuda.

(3) Tugas Pokok Satuan Tugas sebagaimana dimaksud padaayat (1) adalah:a. memberikan pelayanan dalam rangka perlindungan

perempuan dan anak;b. menerima pengaduan masyarakat mengenai kasus

kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayahdesa/kelurahan;

c. memfasilitasi perempuan dan anak yang menjadi korbankekerasan dalam menyelesaikan permasalahannya;

d. mensosialisasikan kepada masyarakat tentang perlindunganperempuan dan anak; dan

e. memberikan pendampingan bagi korban atau merujuk keGugus Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak TingkatKecamatan.

(4)Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, tugas danfungsi Satuan Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah.

BAB IXKERJASAMA DAN KEMITRAAN

Bagian KesatuKerjasama

Pasal 36

(1) Dalam rangka mencapai tujuan perlindungan perempuan dananak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, PemerintahDaerah bekerjasama dengan:a. Pemerintah;b. Pemerintah daerah lain; dan/atauc. Lembaga non pemerintah.

(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. pertukaran data dan informasi;b. rehabilitasi korban tindak kekerasan;c. pemulangan dan reintegrasi sosial; dand. penyediaan barang bukti dan saksi.

(3) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)dituangkan dalam bentuk Kesepakatan Bersama dan/atauPerjanjian Kerjasama sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian…

Page 22: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 22 -

Bagian KeduaKemitraanPasal 37

(1) Pemerintah Daerah membentuk kemitraan dengan duniausaha, LSM/Organisasi sosial pemerhati perempuan dan anakdalam perlindungan perempuan dan anak dari tindakkekerasan.

(2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanmelalui:a. pemberitahuan informasi kesempatan kerja bagi perempuan

korban tindak kekerasan;b. pendidikan dan pelatihan bagi perempuan dan anak korban

tindak kekerasan;c. bantuan pendidikan bagi perempuan dan anak korban

tindak kekerasan yang tercabut dari pendidikannya; dand. menumbuhkan dan meningkatkan kemandirian ekonomi

perempuan korban tindak kekerasan.

(3) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)dituangkan dalam bentuk perjanjian sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan mengenai kemitraan dengan dunia usahaLSM/Organisasi sosial pemerhati perempuan dan anaksebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XPEMBIAYAAN

Pasal 38

Pembiayaan perlindungan perempuan dan anak bersumber dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); dan

b. sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

BAB XISANKSI PIDANA

Pasal 39Setiap orang yang melanggar ketentuan-ketentuan yang mengaturtentang perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasandikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 40Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar…

Page 23: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 23 -

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannyadalam Lembaran Daerah Kabupaten Bogor.

Ditetapkan di Cibinongpada tanggal 2 Maret 2015

Plt. BUPATI BOGOR

NURHAYANTI

Diundangkan di Cibinongpada tanggal 2 Maret 2015

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOGOR,

ADANG SUPTANDAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGORTAHUN 2015 NOMOR 5NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGORPROVINSI JAWA BARAT: 135/2015

ttd

ttd

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIANPERUNDANG-UNDANGAN

ttd

ADE JAYA MUNADI

Page 24: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 24 -NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGORPROVINSI JAWA BARAT : 135/2015

PENJELASANATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGORNOMOR TAHUN 2015

TENTANGPERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

I. UMUM

Letak Geografis Kabupaten Bogor yang berbatasan dengan ibukotaJakarta, dan banyaknya daerah-daerah wisata, mengakibatkan KabupatenBogor dikunjungi oleh warga masyarakat, tidak saja dari DKI Jakarta tetapijuga dari berbagai daerah lain. Hal ini membawa pengaruh dan menimbulkanberbagai permasalahan sosial diantaranya tindak kekerasan terhadapperempuan dan anak.

Berbagai tindak kekerasan baik terhadap perempuan maupun anak baikdi dalam rumah tangga maupun diluar rumah tangga akan menghancurkankehidupan keluarga, masyarakat, pemerintahan, bangsa dan negara, karenaitu Pemerintah Kabupaten Bogor berkewajiban memberikan perlindungankepada perempuan dan anak dari tindak kekerasan yang merupakanimplementasi dari beberapa peraturan perundang-undangan, diantaranyaUndang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan DalamRumah Tangga, Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentangPemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Undang-Undang Nomor23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Perlindungan kepada perempuan dan anak dari tindak kekerasan salahsatu kewajiban Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam LampiranUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Atas dasar itu,Pemerintah Kabupaten Bogor telah melakukan berbagai upaya perlindunganperempuan dan anak dari tindak kekerasn, namun belum mampumemberikan perlindungan kepada perempuan dan anak dari berbagai tindakkekerasan, antara lain disebabkan masih rendahnya pemahaman masyarakatterhadap hak-hak perempuan dan anak, penanganan belum terkoordinasidengan baik, pelaksanaan belum berkesinambungan, dan sebagainya. Olehsebab itu, diperlukan Peraturan Daerah tentang Perlindungan Perempuandan Anak dari Tindak Kekerasan untuk memberikan kepastian hukum dalamperlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan.

Peraturan Daerah tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari TindakKekerasan, memberikan tanggung jawab kepada Pemerintah Daerah mulaidari pencegahan, pelayanan dan rehabilitasi sosial. Dalam pelaksanaannyaPemerintah Daerah bekerjasama dengan instansi pemerintah, pemerintahdaerah lain ,masyarakat dan lembaga pelayanan sosial. Selain itu, dukunganpendanaan yang memadai baik dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupunperan serta dunia usaha dan masyarakat, diharapkan kekerasan terhadapperempuan dan anak dapat dihapus.

-1-

Page 25: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 25 -

II. PASAL…

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas.

Pasal 2Huruf a

Yang dimaksud dengan azas kemanusiaan menjadi landasankonsep perlindungan perempuan dan anak dari tindakkekerasan merupakan penghormatan hak azasi manusia sertaharkat dan martabat setiap warganegara dan pendudukIndonesia secara proporsional (sila kedua Pancasila)

Huruf bYang dimaksud dengan “keadilan dan kesetaraan gender”adalah keadaan dimana setiap orang baik laki-laki maupunperempuan diperlakukan sama dalam memperoleh kesamaanhak, kesempatan, manfaat dan pengambilan keputusandibidang social, politik, ekonomi, dan budaya.

Huruf cAsas Pengayoman merupakan asas yang berfungsi memberikanperlindungan kepada perempuan dan anak dalam rangkamemberikan ketentraman dalam kehidupan keluarga danmasyarakat.

Huruf dYang dimaksud dengan kepentingan terbaik bagi perempuandan anak adalah semua tindakan terbaik yang menyangkutkorban (perempuan dan anak) yang dilakukan oleh Pemerintah,masyarakat, badan legislatif dan badan yudikatif, makakepentingan yang terbaik bagi korban harus menjadipertimbangan utama.

Huruf eYang dimaksud dengan “non diskriminasi” adalah sikap danperlakuan terhadap korban dengan tidak melakukanpembedaan atas dasar usia, ras, suku, agama dan antargolongan.

Pasal 3Cukup jelas

Pasal 4Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelasHuruf c

Yang dimaksud dengan “rasa aman” adalah bebas dari bahayadan gangguan, terlindungi, tentram, tidak merasa takut ataukhawatir.

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Pasal 5Cukup jelas

Pasal 6Cukup jelas

-2-

Page 26: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 26 -Pasal 7…

Pasal 7Yang dimaksud dengan “rasa sakit” adalah timbulnya rasa tergangguatau tidak nyaman pada fisik/psikologis seseorang akibat perlakuanatau tindakan orang lain.

Pasal 8Cukup jelas

Pasal 9Cukup jelas

Pasal 10Cukup jelas

Pasal 11Huruf a

Cukup Jelas.Huruf b

Yang dimaksud keuntungan materiil adalah keuntungan yangberupa benda / barang / uang yang secara fisik bisa terlihat.Yang dimaksud keuntungan immateriil adalah keuntungan yangbersifat non fisik tapi bisa dirasakan oleh orang yang mengambilkeuntungan seperti perasaan puas, bahagia, kenikmatan,kesenangan.

Huruf cCukup Jelas.

Pasal 12Cukup jelas

Pasal 13Huruf a

Yang dimaksud hak untuk dihormati martabatnya adalahmenjunjung tinggi hak-hak azasi manusia.

Huruf bYang dimaksud hak atas pemulihan kesehatan dan psikologisadalah hak korban untuk memperoleh pelayanan kesehatanapabila mengalami gangguan fisik dan hak kprban untukmemperoleh bimbingan dan konseling setelah mengalamitindakan kekerasan.

Huruf cYang dimaksud untuk menentukan sendiri keputusannyaadalah hak korban untuk memutuskan bentuk penyelesaianapa yang akan diambil atas tindakan kekerasan yangdialaminya.

Huruf dYang dimaksud hak mendapatkan informasi adalah hak korbanuntuk mendapatkan keterangan, pernyataan, gagasan dantanda-tanda yang mengandung nilai, makna dan pesan, baikdata, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat,didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasandan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasidan komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik yangterkait tindak kekerasan.

Huruf e…

-3-

-4-

Page 27: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 27 -Huruf e

Yang dimaksud dengan hak atas kerahasiaan adalah kejadiandan keterangan yang diberikan oleh korban harus dijaminkerahasiaannya oleh pihak yang menangani kasusnya.

Huruf fYang dimaksud hak kompensasi adalah hak korban untukmemperoleh “ganti rugi” dalam bentuk biaya pemulangan,jaminan kesehatan dan pendidikan atau ketrampilan.

Huruf gYang dimaksud dengan hak atas rehabilitasi sosial adalah hakkorban untuk mendapat pemulihan nama baik dankewarganegaraan, bantuan hukum, pengembalian hak-hakkeperdataan, dan akses pada layanan medis untuk pemulihanfisik dan psikologis.

Huruf hYang dimaksud dengan hak atas penanganan pengaduanadalah hak korban untuk memperoleh pelayanan baik olehSKPD terkait maupun lembaga-lembaga pemerhati perempuandan anak.

Huruf iCukup jelas

Huruf jHak pendampingan adalah hak korban untuk mendapatpendampingan dari antara lain: anggota keluarga, psikolog,psikiater, ahli kesehatan, rohaniawan, tenaga kesehatan, LSMpemerhati perempuan dan anak.

Pasal 14Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Yang dimaksud dengan “hak pelayanan dasar” adalah hakuntuk pendidikan, kesehatan dan akses kepada orangtua dankeluarga selama proses penanganan berlangsung.

Huruf cYang dimaksud dengan “hak perlindungan yang sama” adalahsetiap anak berhak memperoleh perlindungan tanpamembedakan agama, status, kewarganegaraan, ras, warnakulit, jenis kelamin, bahasa, politik, etnis atau kehidupansosialnya, kepemilikan, disabilitas, kelahiran atau statuslainnya.

Huruf dHak bebas dari berbagai jenis stigma adalah korban berhakuntuk tidak dicap buruk, setelah yang bersangkutan kembalilagi ke masyarakat.

Huruf eHak mendapatkan kebebasan adalah bebas mengekspresikanpandangannya terhadap semua hal termasuk yang berkaitandengan proses hukum, perawatan dan perlindungan sementaraserta identifikasi dan pelaksanaan solusi selanjutnya.

Huruf f…

Huruf fHak untuk diadili berdasarkan azas restoratif justice adalahpenyelesaian perkara tindak pidana (khusus anak) dengan

-5-

Page 28: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 28 -melibatkan pelaku, korban, keluargapelaku/korban dan pihak lain yang terkait untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankanpemulihan kembali pada keadaan semula dan bukanpembalasan.

Pasal 15Ayat (1)

Huruf aCukup jelas

Huruf bPengawasan dilakukan dengan prinsip : koordinasi,bimbingan teknis dan pelatihan, penyediaan fasilitas,pemantauan dan evaluasi.Huruf cPemerintah Daerah dapat memberikan bantuanpembiayaan kepada organisasi masyarakat, organisasisosial atau lembaga swadaya masyarakat yangmelaksanakan perlindungan perempuan dan anak daridiskriminasi dan tindak kekerasan sesuai dengankemampuan keuangan daerah, dan dilaksanakan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

Ayat (2)Yang dimaksud dengan rencana aksi daerah adalah tahapanprogram dan kegiatan perlindungan perempuan dan anak daritindak kekerasan yang harus dilakukan SKPD sesuai dengantugas dan fungsinya disusun berdasarkan target pencapaiandalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 16Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Yang dimaksud dengan “orang tua tidak ada“ adalah suatukeadaan dimana orang tua meninggal dunia atau orang tuameninggalkan anak dengan sengaja atau tidak sengaja.

Pasal 17Cukup jelas

Pasal 18Cukup jelas

Pasal 19Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan “jaringan kerja adalah bekerjasama dan mengajak serta SKPD terkait, LSM, DuniaUsaha, mitra keluarga, atau kelompok-kelompokkemasyarakatan lainnya.

Huruf bYang dimaksud dengan koordinasi adalah kerjasamamulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pemantauanprogram pencegahan kekerasan.

Huruf c…

Huruf cYang dimaksud dengan sistem pencegahan kekerasanmeliputi pemetaan lokasi atau wilayah rawan terjadinya

-6-

Page 29: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 29 -kekerasan dan melakukan upaya promotif sertapreventif kepada masyarakat.

Huruf dSosialisasi dapat dilakukan melalui media masa,elektronik, dan penyuluhan langsung kepadamasyarakat.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Huruf a

Upaya pencegahan dalam keluarga dan atau kerabatterdekat dapat dilakukan dengan memperkuatketahanan dalam keluarga seperti: pengamalan nilai-nilai keagamaan, mengatur waktu dalam keluarga,komunikasi dalam keluarga.

Huruf bUpaya pencegahan dalam masyarakat meliputi:menumbuhkan kepedulian masyarakat dan organisasimasyarakat terhadap kekerasan yang terjadi dilingkungan masyarakat.

Huruf cDunia usaha dapat berperan dalam upaya pencegahankekerasan dengan cara membuat pusat-pusat pelatihanketrampilan bagi perempuan dan anak atau kegiatan-kegiatan lain melalui dana CSR.

Pasal 20Cukup jelas

Pasal 21Huruf a

Cukup JelasHuruf b

Cukup JelasHuruf c

Rasa Empati adalah Kemampuan untuk mengenali,mempersepsi dan merasakan perasaan dan fikiran orang lain.

Huruf dAzas Non Diskriminasi adalah Azas yang tidak membeda-bedakan perlakuan dalam segala hal atas dasar suku, ras,agama, golongan, jenis kelamin dan gender

Huruf eApabila terjadi kasus kekerasan, korban bisa melapor dengansegera kepada perseorangan, dan atau lembaga pemberilayanan yang lokasinya tidak jauh dari tempat kejadian,sehingga kasus bisa segera ditangani.

Huruf fCukup Jelas

Huruf g…

Huruf gDijamin kerahasiaannya adalah segala sesuatu yang tidakboleh disampaikan kepada orang lain, terlebih bila keterangantersebut tidak layak untuk diketahui orang lain.

Pasal 22Cukup jelas

-7-

Page 30: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 30 -Pasal 23

Huruf aYang dimaksud dengan identifikasi atau pencatatan awalkorban adalah mencatat data-data korban (identitas) dan jugakronologi kejadian.

Huruf bYang dimaksud dengan persetujuan dilakukan tindakaninformed consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yangdiberikan kepada korban atau keluarga terdekatnya setelahmendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakankedokteran yang akan dilakukan terhadap korban tersebut.

Pasal 24Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Yang dimaksud dengan medicolegal adalah pelayanankedokteran untuk memberikan bantuan profesional yangoptimal dengan memanfaatkan ilmu kedokteran untukkepentingan penegakan hukum dan keadilan. Termasukpelayanan medicolegal antara lain: visum et repertum danvisum et psikiatrikum.Yang dimaksud dengan visum et repertum adalah keterangantertulis yang dibuat oleh dokter dalam ilmu kedokteran forensikatas permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasilpemeriksaan medik terhadap korban berdasarkan keilmuannyadan di bawah sumpah untuk kepentingan proses peradilan.Yang dimaksud dengan visum et psikiatrikum adalahketerangan yang diberikan oleh seorang dokter ahli jiwa tentangkondisi kesehatan jiwa korban yang diperlukan untuk membuatterang suatu perkara dan untuk keperluan proses peradilan.

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Huruf fCukup jelas

Huruf gCukup jelas

Pasal 25Cukup jelas

Pasal 26Cukup jelas

Pasal 27…

Pasal 27Cukup jelas

Pasal 28Cukup jelas

Pasal 29Cukup jelas

Pasal 30Ayat (1)

Cukup Jelas

-8-

Page 31: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 31 -

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelasHuruf c

Cukup jelasHuruf d

Yang dimaksud rumah aman adalah tempat bernaungsementara yang ditujukan untuk memberikanperlindungan dan rasa aman yang berfungsi sebagairumah aman pada korban kekerasan antara lain rumahkeluarga, rumah tokoh masyarakat, rumah yangdisiapkan oleh Ormas/LSM atau panti asuhan.Pemerintah Daerah juga dapat menyediakan rumahaman sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Ayat (3)Cukup Jelas

Ayat (4)Cukup Jelas

Ayat (5)Cukup Jelas

Pasal 31Cukup jelas

Pasal 32Cukup jelas

Pasal 33Cukup jelas

Pasal 34Cukup jelas

Pasal 35Cukup jelas

Pasal 36Ayat (1)

Huruf aCukup jelas

Huruf bYang dimaksud dengan Pemerintah Daerah lain adalahPemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kotadi Indonesia.

Huruf cCukup jelas

Ayat (2)…

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup Jelas

Pasal 37Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Huruf aCukup jelas

-9-

Page 32: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 32 -Huruf b

Cukup JelasHuruf c

Yang di maksud dengan Perempuan dan Anak yangtercabut dari pendidikannya adalah Perempuan danAnak yang sedang mengikuti Pendidikan (Sekolah),terpaksa berhenti seketika karena peristiwa kekerasanyang menimpanya.

Huruf dCukup jelas

Ayat (3)Cukup Jelas

Ayat (4)Cukup Jelas

Pasal 38Cukup jelas

Pasal 39Cukup jelas.

Pasal 40Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR …….

Page 33: SALINAN - Bank Data Perlindungan Anak

- 33 -