Salinan bab ii

13
SALINAN BAB II BAB II SELINTAS TENTANG PALESTINA A. Profil Palestina Palestina adalah suatu wilayah yang terletak di antara tepi sungai Yordan mencapai sebelah Selatan dari Laut Mati hingga muara Teluk Aqabah. Kawasan ini berbentuk segitiga, bagian kepala menuju ke Selatan dan ekornya ke Utara. Pada bagian kepala bertemu dengan ujung Teluk Aqabah, sedangkan bagian ekor memanjang dari Laut Mati hingga Laut Tengah. Wilayah Palestina berada di ujung sebelah Barat dari Benua Asia, membentang pada garis 15˚-34˚ dan 40˚-35˚ lintang Timur serta memanjang pada garis 30˚-29˚ dan 15˚-33˚ Lintang Utara. Palestina berbatasan dengan Lebanon di Ras El- Nakoura, di wilayah Laut Tengah (Laut Mediterania) dengan arah mengarah ke Timur di dekat kota kecil di Lebanon, yaitu kota Berit Jubael.

Transcript of Salinan bab ii

Page 1: Salinan bab ii

SALINAN BAB II

BAB II

SELINTAS TENTANG PALESTINA

A. Profil Palestina

Palestina adalah suatu wilayah yang terletak di antara tepi sungai Yordan mencapai

sebelah Selatan dari Laut Mati hingga muara Teluk Aqabah. Kawasan ini berbentuk segitiga,

bagian kepala menuju ke Selatan dan ekornya ke Utara. Pada bagian kepala bertemu dengan

ujung Teluk Aqabah, sedangkan bagian ekor memanjang dari Laut Mati hingga Laut Tengah.

Wilayah Palestina berada di ujung sebelah Barat dari Benua Asia, membentang pada garis

15˚-34˚ dan 40˚-35˚ lintang Timur serta memanjang pada garis 30˚-29˚ dan 15˚-33˚ Lintang

Utara. Palestina berbatasan dengan Lebanon di Ras El- Nakoura, di wilayah Laut Tengah

(Laut Mediterania) dengan arah mengarah ke Timur di dekat kota kecil di Lebanon, yaitu

kota Berit Jubael. Garis pemisah antara kedua negara ini berbelok ke utara dengan sudut yang

nyaris lurus. Pada titik ini, perbatasan berada dibibir Mata Air Sungai Yordania yang menjadi

bagian dari Palestina. Dari wilayah Timur berbatasan dengan wilayah Suriah dan Danau Al

Hola, Lout dan Tabariyya. Perbatasan dengan Yordania dari wilayah Selatan Danau

Tabariyya, di Sungai Al Yarmouk, sepanjang Sungai Yordan. Dari air Sungai Yordan, arah

Selatan Palestina membelah pertengahan Laut Mati secara geometrical dan Lembah Araba,

hingga sampai ke Teluk Aqaba. Perbatasan ini dimulai dari Rafah, Laut Tengah, hingga ke

Page 2: Salinan bab ii

daerah Taba di Teluk Aqaba. Dibagian Barat, Palestina berbatasan dengan perairan lepas

Internasional dari Laut Tengah dengan jarak kurang lebih 250 KM² hingga Rafah di bagian

selatan.

Karena lokasinya terletak di tengah-tengah negara-negara Arab, Palestina

membentuk kombinasi geografis natural dan humanistic. Tanah Palestina istimewa

dibandingkan dengan daerah lain karena menjadi jembatan aktivitas komersial dan tempat

penyusupan ekspedisi militer disepanjang era bersejarah yang berbeda-beda. Lokasi strategis

yang dinikmati Palestina menjadi faktor penghubung berbagai benua Asia, Afrika, dan

Eropa.1

Daerah-daerah di Palestina meliputi:

1. Daerah Pesisir

Daerah pesisir Palestina memanjang dari Ra΄s An-Naqurah hingga Rafah pesisir

Palestina hampir datar, tidak terdapat pelabuhan-pelabuhan yang dapat dilabuhi kapal. Kota-

kota terpenting dan pelabuhan-pelabuhan yang terdapat di daerah pesisir Palestina adalah

Gaza, Yafa, dan Aka. Pesisir Palestina merupakan jembatan yang menghubungkan Asia

dengan Afrika dan jalur Laut tempur terpopuler dalam sejarahnya.

2. Daerah Pegunungan

Daerah pegunungan Palestina memanjang di tengah Negara itu dan menempati

sepertiga luas Palestina seperti Gunung Galia, Nablus, dan Gunung Al-Quds. Di daerah

pegunungan ini banyak didapati tempat-tempat suci umat Islam, Kristen, dan umat Yahudi

seperti di Al-Quds (Jerusalem), Hebron, Bethlehem, Nasiroh, Nablus, dan Safad.

3. Daerah Lembah

1 Hermawati. op. cit. hal. 38

Page 3: Salinan bab ii

Daerah Lembah terletak di Timur palestina melewati Sungai Jordan dengan danaunya.

Daerah itu termasuk bagian dari yang sangat indah mulai dari Gunung Taoros di Asia kecil

sampai Tenggara melewati Syria, Laut mati, dan Teluk Aqabah dan berakhir di Danau

Victoria, tengah-tengah Afrika.

4. Daerah Bi΄ru As-Sabu dan Sahana Palestina

Daerah itu menduduki setengah luas Palestina dan terletak di bagian selatan

Palestina. Daerah ini seperti segi tiga yang sudutnya terletak di Teluk Aqabah, mencakup

wilayah yang terletak di antara kedua tanah Gaza dan Semenanjung Pulau Sinai serta Timur

Jordan dan Selatan Laut Mati sebagai sikunya. Bi΄ru Sabra merupakan satu-satunya kota

kawasan Palestina yang dihuni oleh orang-orang baduy dan seni Baduy. Ia juga merupakan

penghubung perdagangan penting dunia masa lalu dan tempat kelahiran Nabi Ibrahim dan

tempat kelahiran putranya, Ismail, nenek kabilah Arab Kan΄an. Kawasan ini bukan

merupakan kawasan yang subur dengan hasil alam yang melimpah. Kawasan ini menjadi

penting bukan karena hasil kekayaan alamnya, melainkan lebih karena kedudukannya yang

strategis. Letak wilayah ini menghubungkan tiga benua, yaitu Eropa, Asia, dan Afrika, serta

menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah. Wilayah Palestina berbatasan langsung

dengan Lebanon, Suriah, Yordania, Arab Saudi, serta Mesir, yang artinya menghubungkan

negara-negara Arab di kawasan Benua Asia dengan negara-negara di Benua Afrika.2

B. Sejarah Palestina

Tanah Kan’aan, yang sekarang disebut Tanah Palestina memiliki sejarah yang

panjang. Dari Kan’aan hingga berubah menjadi Palestina menyimpan banyak cerita. Banyak

catatan sejarah dan prasasti yang menceritakan tentang hal itu. Palestina adalah tanah kakek

2 Hermawati., op. cit, hal. 105

Page 4: Salinan bab ii

moyang semua keturunan Ibrahim atau Abraham. Kakek moyang umat manusia ketiga agama

yaitu Kristen, Yahudi, dan Islam. Istilah palestina muncul kembali setelah setelah wilayah itu

dikuasai Kekaisaran Romawi. Pada tahun 63 SM, Pompey atau yang sering disebut Pompius

menaklukan Tanah Israel. Pada zaman ketika Yesus lahir, penguasa Romawi menunjukan

Herodes Agung sebagai raja wilayah jajahan itu. Ia memerintah mulai tahun 37 SM sampai 4

SM. Pada awal pemerintahan Romawi, istilah Palestina tidak pernah digunakan. Istilah itu

baru muncul setelah

pemberontakan Bar Kochba pada tahun 135 M. Setelah berhasil menaklukan

pemberontakan itu, Kaisar Hadrian merubah nama wilayah Jerusalem menjadi Aelia

Capitolina. Ia juga mengubah nama Israel dan Judea (dua kerajaan pada masa itu) menjadi

Palestina. Kemudian ketika para penguasa Arab Muslim mampu menguasai wilayah itu pada

tahun 638 M, mereka juga menggunakan nama Palestina untuk wilayah tersebut. Mereka

melafalkan Palestina menjadi “Falastin” atau “Filastin”.

Para ahli geografi Arab pada abad ke-10 menyebut Palestina sebagai salah satu

propinsi Suriah. Ketika wilayah itu jatuh ke tangan orang-orang Turki dari Dinasti Ottoman

atau Utsmaniyah dan dikuasai selama 400 tahun (1517-1917), wilayah yang sebelumnya

disebut Palestina dimasukan dalam Vilayet (Propinsi) Damascus dan diperintah dari Istanbul,

berdasarkan Undang-Undang Vilayet 1864. Yang juga dimasukan ke dalam Vilayet

Transjordan. Bagian Utara negeri itu, termasuk Acre (Arab), Haifa, Tiberias, safed, Nablus,

jenin, dan Tulkarm, menjadi bagian Vilayet Beirut. Jerusalem, Gaza, Hebron, dan Beersheba

menjadi bagian dari Sanjak (Distrik) Jerusalem. Oleh karena itu alasan-alasan religius

khusus, dan merupakan kota-kota suci serta menjadi pusat perhatian kepentingan orang-orang

Eropa, maka kota-kota itu ditetapkan sebagai unit independen dan diperintah langsung dari

Konstantinopel atau Istanbul saat ini. Pada masa Perang Salib, Palestina jatuh ke tangan umat

Kristen. Mereka berkeinginan untuk kembali menguasai Palestina, terutama Jerusalem. Di

Page 5: Salinan bab ii

hadapan orang-orang Normadia Paus Urbanus II memprovoksi mereka agar mereka

mengangkat senjata untuk kembali merebut Jerusalem dari tangan kaum Muslim. Provokasi

Paus tersebut menjadi sangat efektif pada saat orang-orang Barat berkeinginan kuat untuk

melakukan kunjungan ke Jerusalem yang mereka anggap sebagai kampung halaman Yesus.

Mengikuti ajakan sang Paus, pada musim panas tahun 1097 sekitar 150.000 berkumpul di

Konstantinopel. Pasukan ini berhasil menaklukan Palestina pada tahun 1099. Dengan

penaklukan itu, tentara Salib menjadikan kota Jerusalem sebagai Ibu kota kerajaan Katolik

baru yang terbentang dari Palestina hingga Antakiyah.

Kekuasaan Kristen di Palestina tidak berlangsung lama. Pasukan Salib hanya

menguasai kawasan ini selama 88 tahun (sampai tahun 1187). Setelah itu kawasan Palestina

kembali ke tangan kaum Muslim. Salahuddin Al-Ayubi adalah panglima yang paling berjasa

dalam mengembalikan Palestina ke pangkuan Islam. Sejak saat itu, Palestina di bawah

kekuasaan Inggris setelah Perang Dunia I, selama 400 tahun Palestina berada di bawah

kekausaan Turki Utsmani. Masa ini menyebabkan orang-orang Palestina menikmati

kedamaian dan stabilitas. Meskipun ada pemeluk tiga keyakinan berbeda, mereka hidup

berdampingan satu sama lain. Nama Palestina juga dihidupkan kembali setelah kekuasaan

Utsmaniyah berakhir pada Perang Dunia I. setelah Perang Dunia I, wilayah tersebut oleh Liga

Bangsa-Bangsa penguasaannya dipercayakan kepada Inggris dengan dimasukkan ke dalam

Mandat Inggris untuk Palestina. Pada akhir kekuasaan Turki Usmani (akhir abad ke19),

terjadi imigrasi besar-besaran orang-orang Yahudi dari Eropa ke empat kota penting di

Palestina, yaitu Jerusalem, Safed, Tiberias, dan Hebron. Keempat daerah ini pada masa

berikutnya menjadi pemukiman-pemukiman Yahudi yang paling penting. Pada saat ini pula

muncul gerakan Zionisme, sebuah gerakan politik yang dilegitimasi dengan doktrin-doktrin

Page 6: Salinan bab ii

agama yang menghendaki orang-orang Yahudi menguasai seluruh Palestina tanpa terkecuali.

Inilah awal munculnya kekisruhan Yahudi-Arab Muslim di Palestina.3

B. Organisasi-Organisasi di Palestina

Dengan kondisi yang serba sulit dialami oleh bangsa Palestina setelah Perang Dunia I,

kondisi kehidupan dunia Arab secara umum mengalami keterpurukan karena cengkraman dan

kekuasaan Zionis. Aktifitas politis Palestina terfokus pada tuntutan-tuntutan yang paling

utama adalah sebagai berikut:

1. Penghapusan janji Balfour yang penuh dengan kezaliman, ketidakadilan terhadap hak-hak bangsa Palestina.

2. Penghentian imigrasi Yahudi.

3. Penghentian penjualan tanah kepada Yahudi.

4. Pendirian pemerintahan nasional Palestina enggan dipilih oleh parlemen yang menjadi penjelmaan keinginan hakiki masyarakat.

5. Masuk dalam negosiasi dengan Inggris untuk membuat kesepakatan yang akhirnya dapat memerdekaan Palestina.

Dengan dasar-dasar tersebut, maka lahirlah sebuah Pergerakan Nasional Palestina tahun 1918

1928 dan Pergerakan Nasional Palestina tahun1929-1939.

A. Pergerakan Nasional Palestina

Gerakan Nasional Palestina ini mengadakan muktamar pertama (Konferensi Arab

Palestina 27 Januari-10 Febuari 1919) di al Quds. Konferensi ini menolak pemecahan negeri

Syam yang hanya mementingkan maslahat penjajah. Ia menganggap bahwa Palestina adalah

bagian dari Syam. Bangsa Palestina telah mengadakan 7 kali muktamar sejenis hingga tahun

1928. Muncul beberapa tokoh pergerakan nasional seperti Musa Kadhim al-Husaini yang

terus memegang pucuk kepemimpinan hingga wafat bulan Maret 1934. Adapun dari sisi riil,

muncul tokoh Al-Hajj Amin al-Husaini yang kemudian menjadi mufti al-Quds tahun 1921,

3 Tiar Anwar Bahtiar. Hamas Kenapa di Benci Israel?, (Jakarta: mizan, 2009), hal. 21

Page 7: Salinan bab ii

dan ketua Majelis Syariah Tinggi Islami sejak berdirinya tahun 1922 yang kemudian menjadi

benteng pergerakan nasional yang kokoh. Dengan wafatnya Musa Kadhim al-Husaini, al-Hajj

Amin menjadi pemimpin yang tak terbantahkan hingga akhir mandat Inggris 1948.

Pergerakan nasional Palestina mengkonsentrasikan pergerakannya dengan

perlawanan damai Zionis, khususnya pada masa 1918-1928, dengan cara meyakinkan Inggris

untuk menghapus Deklarasi Balfour. Karena mereka masih menyisakan harapan, mengingat

Inggris adalah sekutu Syarief Husain saat Perang Dunia I. Apalagi proyek Zionis belum

berhasil merealisasikan suatu hal konkret yang dapat membahayakan kondisi di Palestina.

Pada saat muktamar Palestina kelima (22-25 Agustus 1922), para peserta muktamar berhasil

membuat satu kesepakatan dan piagam nasional dengan bersumpah untuk komitmen

padanya.

b. Pergerakan Nasional Palestina (1929-1939)

Revolusi al-Buroq tahun 1929 menjadi pembuka pintu bagi zaman di mana

perlawanan terhadap Zionisme dan Inggris telah sampai pada puncaknya, revolusi

terbesar pada tahun 1936-1939. Banyaknya proyek Yahudi-Zionis telah mulai dirasakan

oleh bangsa Arab. Khususnya setelah eksodus lebih dari 152.000 Yahudi antara tahun

1930-1935 terjadi hingga melipatgandakan jumlah Yahudi yang pada pertengahan 1929

berjumlah 159.000. Pada tahun 1930-an Syekh Izzuddin Al-Qassam mendirikan Young

Men’s Moslem Association yang menyerukan perlawanan terhadap imperialisme Inggris

dan pendudukan bangsa Yahudi. Ia juga kemudian Mengorganisir Haifa Youth

Association. Al Qassamlah yang memulai menyerukan gerakan perlawanan bersenjata

terhadap para penjajah yang menindas Palestina. Pada tahun 1932 M, muslim Palestina

berhasil mendirikan Partai Kemerdekaan. Tetapi akibat dari tekanan Inggris, Partai

Kemerdekaan ini tidak dapat bertahan lebih dari satu tahun. Pada tahun 1935 M muncul

Page 8: Salinan bab ii

pula Partai Arab Palestina, sebuah kelompok muslim yang paling lantang dalam

mensuarakan hak-hak muslim. Partai ini berdiri dalam arahan Mufti al-Hajj Amin.

Mereka mulai menempatkan Inggris sebagai musuh Palestina.

Kemajuan ini segera disusul dengan munculnya organisasi-organisasi rahasia

bercorak militeristik. Di antara mereka yang paling terkenal adalah Jihadiyah pimpinan

Izzudin al-Qasam dan organisasi Jihad Suci pimpinan Abdul Qadir al-Husaini. Mereka

mulai menggunakan cara-cara kekerasan untuk menyuarakan hak keadilan kepada

kolonial Inggris.4 Pergerakan Jihadi didirkan oleh Syekh Izzuddin al-Qassam. Pergerakan

ini secara rahasia juga berpartisipasi dalam revolusi al-Buraq, dan melaksanakan operasi-

operasi pada masa pertengahan tahun 1930-an. Syekh al-Qssam meninggal dalam

pertempuran pertama dengan polisi dalam peperangan Ahrasy Yu’bad tanggal 20

November 1935. Kesyahidannya tidak membuat aksi-aksi pergerakan ini surut, karena

pucuk kepemimpinan kemudian dipegang oleh Syekh Farkhan as-Sa’adi yang punya

pionir dan besar dalam revolusi besar. Al-Jihad al-Maqdis adalah sebuah gerakan yang

berkarakteristik Islami dan nasional, dengan perlindungan dari al-Hajj Amin. Organisasi

ini berpusat di kota Al-Quds dengan kepemimpinan Abdul Qadir al-Husaini dengan

jumlah anggotanya hingga tahun 1935 sekitar 400 orang. Pergerakan ini juga

berpartisipasi dalam revolusi terbesar yang memimpin langkah praktis di wilayah al-Quds

dan al-Khalil (Hebron).5 Pergerakan muslim Palestina semakin memuncak dalam sebuah

aksi massal, hingga membuat Inggris kesulitan untuk mengendalikannya. Aksi ini digelar

tahun 1938 M yang dikenal dengan nama revolusi kubra.

4 Abu Bakar. Berebut Tanah Suci Palestina, (Yogyakarta: Pustaka Insani Mandiri, 2008), hal. 2445 Muhsin Muhammad Shaleh. op.cit, hal. 49

Page 9: Salinan bab ii