Sak Ifrs Eva
-
Upload
sisilia-eva-marlim-nengsih -
Category
Documents
-
view
222 -
download
2
description
Transcript of Sak Ifrs Eva
Seminar Akuntansi
“Standar Akuntansi Keuangan Berbasis IFRS”
Oleh :
Sisilia Eva Marlim Nengsih
A 311 12 299
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin
2015
PENDAHULUAN
Akuntansi merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan
pelaporan mengenai transaksi (kejadian ekonomi dan keuangan) suatu organisasi, baik
organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan digunakan
dalam pengambilan keputusan oleh pihak internal maupun pihak eksternal organisasi. Oleh
karena itu, informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan kondisi organisasi yang
sebenarnya. Menurut Ball and Brown, informasi yang dihasilkan laporan keuangan
merupakan salah satu sumber informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan
disamping yang berasal dari sumber lain, baik informasi keuangan dan non keuangan, dan
hal ini telah banyak dibuktikan secara alamiah walaupun informasi dalam laporan keuangan
(hanya) berisi kejadian atau peristiwa yang telah terjadi (post information), karena laporan
keuangan berdaya prediksi. Dengan demikian laporan keuangan yang disajikan oleh suatu
organisasi harus dapat dipahami, relevan, dan dapat diandalkan, serta dapat dibandingkan,
agar berguna bagi pembuat keputusan atau pengguna laporan keuangan tersebut. Demi
memperoleh informasi berdaya banding dan berterima nasional dan global antara penyusun
laporan keuangan dan penggunanya (khususnya investor), sehingga tidak menimbulkan
informasi yang asimetris (asymetric information) dan untuk mencegah moral hazard, maka
diperlukan suatu standar akuntansi yang berkualitas tinggi, memberi rambu-rambu dan
memandu perilaku usaha yang sehat. Penggunaan standar akuntansi internasional di
Indonesia sudah berlangsung sejak tahun 1973 dan Indonesia telah mengalami beberapa
perubahan aturan diantaranya: pertama, menggunakan aturan Belanda; kedua menggunakan
aturan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) dari Amerika Serikat; dan
kemudian yang ketiga atau hingga saat ini menggunakan International Accounting Standards
(IAS). Dalam perkembangan penyusunan standar akuntansi dikenal dengan dua pendekatan,
yaitu:
1. Principle-Based Accounting Standards:
a. Mengatur prinsip-prinsip akuntansi untuk suatu jenis transaksi, khususnya terkait
dengan pengakuan dan pengukuran, dan tidak mengatur untuk suatu jenis industri
tertentu.
b. Kelebihannya: tidak atau sedikit memberi peluang untuk melakukan kreativitas
negatif atas pengaturan akuntansi. Sehingga dua transaksi yang secara substansi
sama akan diperlakukan dan dicatat sama oleh dua perusahaan yang berbeda.
Serta pengaturan akuntansi yang ada berlaku untuk seluruh perusahaan.
c. Memerlukan banyak professional judgement yang menuntut kompetensi dan
integritas yang tinggi, kesiapan profesi pendukung dengan semakin dominannya
fair value accounting.
d. Digunakan oleh International Accounting Standards Board (IASB).
2. Ruled-Based Accounting Standards:
a. Mengatur secara lebih detail dan biasanya hanya berlaku untuk suatu industri
tertentu.
b. Kelebihannya: lebih mudah diterapkan karena pengaturan lebih eksplisit.
c. Tidak banyak memerlukan professional judgement. Namun, membuka peluang
untuk melakukan sesuatu dengan tujuan sempit.
d. Digunakan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB).
FASB merefleksikan tingkat kecanggihan dan adidaya ekonomi dan keuangan
Amerika Serikat, sebaliknya IAS berupaya merangkul seluas-luasnya semua negara
dunia dari yang paling canggih-kaya sampai pada negara yang paling miskin –
terbelakang. Konvergensi IFRS terhadap PSAK akan menyebabkan PSAK yang
tadinya bersifat Ruled-Based menjadi bersifat Principle-Based. Selain itu,
konvergensi IFRS terhadap PSAK menuntut akuntan harus memiliki kompetensi dan
integritas yang tinggi dalam menyusun laporan keuangan, sehingga informasi yang
dihasilkan dapat digunakan oleh pembuat keputusan dalam mengambil keputusan
yang tepat.
PEMBAHASAN
Laporan keuangan untuk tujuan umum dibuat untuk memenuhi kebutuhan sebagai
besar pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan beragam dengan memiliki
kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, untuk menyusun laporan keuangan ini diperlukan
standar akuntansi. Penyusun tidak mungkin untuk menjelaskan kepada pihak eksternal cara,
asumsi, dan konsep-konsep dasar penyusunan laporan keuangan. Pemakai laporan keuangan
perlu untuk membandingkan kinerja antara entitas, sehingga keseragaman dalam penyajian
dapat memudahkan pemakai dalam membaca dan menganalisis.
Standar berfungsi memberikan acuan dan pedoman dalam penyusunan laporan
keuangan sehingga laporan keuangan antar entitas menjadi lebih seragam. Manajemen lebih
mudah menyusun laporan keuangan karena pedoman memberikan ketentuan cara penyusunan
tersebut.
Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia terdiri atas empat standar, sering disebut
sebagai 4 Pilar Standar Akuntansi yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), Standar Akuntansi
Keuangan Syariah (SAK Syariah), dan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Masing-
masing standar memiliki karektiristik dan kegunaan yang berbeda baik dari sisi entitas,
perlakuan akuntansi, dan cara penggunaannya.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) digunakan untuk entitas yang memiliki
akuntabilitas publik yaitu entitas terdaftar atau dalam proses pendaftaran di pasar modal atau
entitas fidusia (yang menggunakan dan masyarakat seperti asuransi, perbankan, dan dana
pensiun). Standar ini mengadopsi IFRS mengingat Indonesia, melalui IAI, telah menetapkan
untuk melakukan adopsi penuh IFRS mulai tahun 2012. IFRS sebagai standar internasioanal
memiliki tiga ciri utama sebagai berikut:
1. Principles Based. Standar yang menggunakan Principles Based hanya mengatur hal-
hal yang pokok dalam standar sedangkan prosedur dan kebijakan detail diserahkan
kepada pemakai. Sedangkan standar yang rule based, memuat ketentuan pengakuan
akuntansi secara detail.
2. Nilai Wajar. Standar akuntansi banyak menggunakan konsep nilai wajar (fair value).
Penggunaan nilai wajar untuk meningkatkan relevansi informasi akuntansi untuk
mengambil keputusan.
3. Pengungkapan. Mengharuskan lebih banyak pengungkapan (disclosure) dalam
laporan keuangan. Pengungkapan diperlukan agar penguna laporan keuangan dapat
mempertimbangkan informasi yang relevan dan perlu diketahui terkait dengan apa
yang dicantumkan dalam laporan keuangan dan kejadian penting yang terkait dengan
item tersebut.
Konvergensi IFRS terhadap PSAK, tentunya akan berpengaruh terhadap dunia bisnis
dan juga dunia pendidikan, khususnya pendidikan yang berhubungan dengan ekonomi dan
bisnis. Oleh karena itu, pengadopsian secara bertahap (gradual) lebih banyak digunakan oleh
negara-negara berkembang karena adopsi IFRS memerlukan infrastruktur pendukung seperti
kesiapan penyusun laporan keuangan, auditor, pendidik, profesi pendukung, dan regulator,
adanya pasar yang menjadi acuan penerapan pengaturan akuntansi yang sarat dengan konsep
fair value, serta regulasi yang tidak bertentangan dengan pengaturan dalam standar akuntansi,
sehingga konvergensi secara bertahap (gradual) dipandang sebagai cara yang paling sesuai
dengan kondisi Indonesia. Manfaat yang akan diperoleh jika melakukan konvergensi standar
akuntansi internasioanl, yaitu:
1. meningkatkan komparabilitas informasi keuangan yang berkualitas sehingga
mengurangi biaya dana (cost of capital);
2. menarik investasi lintas negara melalui transparansi;
3. mempermudah akses investasi dan pendanaan dengan skala internasional;
4. meningkatkan integritas pasar modal secara global, memudahkan dual listing;
5. memudahkan konsolidasi laporan keuangan perusahaan multinasional.
Indonesia mengadopsi IFRS secara penuh salah satunya pada properti investasi
(Investment Property). Properti investasi (Investment Property) menurut PSAK No. 13 Revisi
2007, paragraf 05 adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau
kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan)
untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk: (a)
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif;
atau (b) dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Tujuan dari GAAP
Pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang:
Bermanfaat untuk hadir untuk calon investor dan kreditor dan pengguna lainnya
dalam membuat investasi jernih, kredit, dan keputusan keuangan lainnya.
Bermanfaat untuk menyajikan kepada investor kemungkinan dan kreditur dan
pengguna lainnya dalam mengevaluasi jumlah, pemilihan waktu, dan ketidakpastian
penerimaan kas masa depan tentang sumber daya ekonomi, klaim ke sumber-sumber,
dan variasi di dalamnya.
Berguna untuk melaksanakan keputusan keuangan.
Mendukung dalam membuat keputusan jangka panjang
Berguna dalam menyempurnakan kinerja bisnis
Berguna dalam menjaga catatan
Konsep dasar
Perbedaan GAAP dengan IFRS terletak pada :
1. Dalam metode penilaian persediaan, GAAP mengenal metode FIFO, LIFO dan
avarege, sedangkan IFRS hanya mengenal metode FIFO dan avarage saja.
2. Dalam Laporan Keuangan versi GAAP terdapat pos luar biasa, sedangkan Laporan
Keuangan IFRS tidak terdapat pos luar biasa, tetapi diganti dengan pendapatan
komprehensif lainnya.
3. GAAP berbasis aturan, sedangkan IFRS berbasis prinsip saja.
4. Dalam mengukur nilai aset, GAAP menilai menggunakan nilai historis, sedangkan
IFRS menilai menggunakan nilai wajar.
5. Fokus Laporan keuangan pada GAAP adalah Laporan Laba Rugi, sedangkan IFRS
berfokus pada Laporan Posisi Keuangan (neraca) dan Laporan Laba Rugi.
Dalam standar akuntansi yang mengacu ke Amerika (US GAAP), akuntansi untuk
aset tetap relatif tidak menimbulkan banyak masalah, karena standar akuntansi aset tetap
berdasar US GAAP menggunakan basis nilai historis. IFRS tidak menggunakan basis nilai
historis, mengingat basis nilai historis berimplikasi pada penyajian laporan keuangan yang
dipandang kurang relevan dengan kebutuhan nyata pengguna informasi karena tidak mampu
menggambarkan nilai riil aset tetap yang disajikan di dalam laporan keuangan.
Secara konseptual IFRS menawarkan standard akuntansi yang lebih ideal untuk
diterapkan, terlepas dari berbagai hambatan yang dipastikan akan dihadapi pada saat standard
tersebut diterapkan. Dalam hal standard akuntansi untuk aset tetap, terdapat sejumlah
kesamaan dan juga sejumlah perbedaan. Hal-hal yang berbeda dalam IFRS pada dasarnya
sudah lama menjadi wacana dalam perumusan US GAAP, dan tidak dimasukkannya wacana
standar akuntansi ke dalam US GAAP adalah karena faktor pertimbangan biaya, manfaat, dan
risiko. Dengan demikian, jika pada akhirnya wacana standar akuntansi yang tidak
dimasukkan ke dalam US GAAP sekarang justru dimasukkan ke dalam IFRS, maka
pengguna standar harus terampil di dalam menerapkannya sehingga tujuan ideal dari IFRS
benar-benar bisa dicapai.
Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dan dikaji ulang secara lebih komprehensif
dalam kaitannya dengan standard akuntansi untuk aset tetap adalah sebagai berikut:
1. Masalah saat pengakuan aset tetap, tidak terdapat perbedaan antara US GAAP dan
IFRS.
2. Masalah pengukuran nilai perolehan aset tetap, terdapat perbedaan antara US GAAP
dengan IFRS, terutama dengan perlunya dimasukkan unsur dismantling costs dan
decommissioning costs.
3. Masalah pengukuran nilai depresiasi aset tetap, terdapat perbedaan antara US GAAP
dengan IFRS, yaitu dengan dimasukkannya dismantling costs, decommissioning costs,
pengukuran nilai residu, dan revaluasi aset tetap.
4. Masalah penyajian nilai aset tetap di dalam laporan posisi keuangan, terdapat
perbedaan antara US GAAP dan IFRS, yaitu berdasarkan nilai historis untuk US
GAAP dan berdasarkan fair value untuk IFRS.
Dengan memahami perbedaan pokok antara US GAAP dan IFRS, serta memahami
pemikiran yang melatarbelakangi masing-masing standard, akan menjadi lebih mudah di
dalam memetakan permasalah stadard akuntansi untuk aset tetap serta di dalam
menerapkannya di dalam dunia praktik. Pembandingan antara US GAAP dan IFRS
memegang peran penting dalam proses pemahaman mengingat US GAAP adalah standar
akuntansi yang sudah dikenal dan diterapkan secara luas selama puluhan tahun.
Perbedaan Element Laporan Keuangan
US GAAP IFRS
Aset
Kewajiban
Ekuitas
Investasi pemilik
Distribusi kepada pemilik
Laba komprehensif
Pendapatan
Keuntungan
Beban
Kerugian
Aset
Kewajiban
Ekuitas
Pemeliharaan modal (diperoleh dari revaluasi
asset dan kewajiban)
Laba (Pendapatan dan keuntungan)
Beban (beban dan kerugian)
Berikut ini adalah dua ilustrasi kehidupan nyata dari berbagai tingkat kompleksitas dan
dampak dari perbedaan:
1. IFRS memerlukan pemisahan aktiva tetap menjadi komponen-komponen, sedangkan
persyaratan ini tidak ada dalam US GAAP. Perbedaan ini memiliki dampak yang
signifikan selama proses transisi untuk beberapa klien besar dan kompleks kami
manufaktur, dengan perubahan yang berarti terhadap pelaporan keuangan dan juga pada
sistem informasi yang harus ditingkatkan untuk mencerminkan komponenisasi ini. Di
sisi lain, jumlah ini biasanya hampir tidak diperhatikan bagi perusahaan manufaktur
kecil.
2. IFRS mengijinkan kapitalisasi biaya pengembangan, sedangkan mereka dibebankan
berdasarkan US GAAP. Berdasarkan US GAAP, biaya R & D harus secara jelas
diungkapkan baik di muka laporan laba rugi atau dalam catatan. Di bawah biaya IFRS
pembangunan dapat dikapitalisasi pada saat kriteria tertentu terpenuhi. Perbedaan ini
memiliki dampak yang jelas terhadap pelaporan keuangan, tetapi lebih dari itu,
prosedur internal harus disesuaikan untuk memastikan informasi tersebut benar dilacak:
pemisahan antara biaya penelitian dan pengembangan; dokumentasi untuk mendukung
kapitalisasi, jika ada, dari Biaya pengembangan; definisi proses untuk menguji bahwa
kriteria kapitalisasi biaya pengembangan terpenuhi.Jelas, meskipun perbedaan ini, hal
itu berdampak hanya perusahaan yang memiliki R & D upaya.
PENUTUP
Adopsi penuh standar akuntansi internasional adalah mengadopsi standar akuntansi
internasional secara penuh tanpa adanya perubahan-perubahan untuk diterapkan di suatu
negara. Adopsi dan implementasi standar akuntansi internasional (IAS) yang sekarang
menjadi International Financial Reporting Standard (IFRS) bukanlah suatu yang mudah,
beberapa permasalahan akan dihadapi oleh tiap negara. Adanya IFRS banyak mendapat
penolakan yang disebabkan karena latar belakang nasional, keunikan iklim bisnis tiap negara,
dan perbedaan kebutuhan dari pemakai laporan keuangan. Meskipun banyak penolakan tetapi
banyak pula tekanan untuk mengadopsi IFRS, dengan demikian perlu ada yang menjembatani
agar Standar Akuntansi Keuangan sejalan dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi
bahkan konvergensi terhadap IFRS.Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS
maka diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan
relevansi. Kualitas tersebut sangat diperlukan untuk memudahkan perbandingan laporan
keuangan antara negara dan untuk pengambilan keputusan.
Sumber :
Achmad, Sharralisa. 2012. Fenomena Perpindahan GAAP ke IFRS: http://sharralisa.blogspot.com/2012_03_01_archive.html diakses pada tanggal 20 Oktober 2015.
Khuzna, Nuerazri’ul. 2012. “Perbandingan Antara IFRS dan PSAK”. http://nuerazriul-
khuzna.blogspot.com/2012/06/perbandingan-antara-ifrs-dan-psak.html diakses pada
tanggal 20 Oktober 2015.
Leo. 2015. Mengenal IFRS dan sekilas mengetahui.
http://leoagung16.blogspot.com/2015/04/mengenal-ifrs-dan-sekilas-mengetahui.html.
diakses pada tanggal 20 Oktober 2015
Lostindepok. 2012. Ketikah Haruskah Anda Pindah ke IFRS?. https://lostindepok.wordpress.
com/2012/04/24/ketika-haruskah-anda-pindah-ke-ifrs/ diakses pada tanggal 20
Oktober 2015
Saputro, Wahyu. 2014. Perbedaan IFRS dan US-GAAP: http://wahyusaputro88.blogspot.com/2014/04/perbedaan-ifrs-dan-us-gaap.html diakses pada tanggal 20 Oktober 2015.
Setiawan, Asep.2012. IFRS dan PSAK: http://setiawansep85.blogspot.com diakses pada tanggal 20 Oktober 2015.