SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …
Transcript of SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
68
SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN
PADA PT SARANA AMAN BERKENDARA
JAKARTA SELATAN
Oleh: 1Nurul Giswi Karomah,
2Nur Ainun
1,2
Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta
Gedung Sentra Kramat, Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021-31904598 Fax. 021-3190459
e-mail; [email protected] ,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana bentuk pelaksanaan pelatihan safety riding
pada PT Sarana Aman Berkendara, mengetahui kendala-kendala yang di hadapi serta
mengetahui solusi yang dilakukan dalam menanggulangi hambatan-hambatan yang di
hadapi tersebut. Bentuk pelaksanaan dan pelatihan pada safety rieing terdiri dari 3 (tiga)
tahap yaitu; pre test, materi teori & praktek, Post test. Pada pelaksanaan pelatihan safety
riding terdapat beberapa kendala, yaitu Kurangnya ketertiban para peserta pelatihan
sehingga tidak sesuai dengan waktu yang telah disediakan, Kurangnya persiapan data para
peserta pelatihan, Terbatasnya fasilitas kantor, Cuaca yang sering berubah-ubah, Jumlah
peserta. Solusi dalam menghadapi kendala pelaksanaan pelatihan safety riding yaitu
Menangani kendala dalam kurangnya ketertiban para peserta pelatihan, Menangani
kendala dalam kurangnya persiapan data peserta peserta pelatihan, Menangani kendala
dalam terbatasnya fasilitas kantor, Menangani kendala pada cuaca yang sering berubah-
ubah, Menangani kendala dalam jumlah peserta. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif,
dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Kata Kunci : Safety Riding, Pelaksanaan, Pelatihan
ABSTRACT
This study aims to find out how the form of conducting safety riding training at PT Sarana
Aman Berkendara, find out the constraints faced and find out the solutions made in
overcoming the obstacles faced.The form of implementation and training in safety rite
consists of 3 (three) stages, namely; pre test, theory & practice material, Post test. In the
implementation of safety riding training there are several obstacles, namely Lack of order
among the trainees so that it is not in accordance with the time provided, Lack of
preparation of training participants' data, Limited office facilities, Weather that often
changes, Number of participants. Solutions in dealing with obstacles in the
implementation of safety riding training that is Handling obstacles in the lack of order of
the trainees, Handling obstacles in the lack of preparation of participants' training data,
Handling constraints in limited office facilities, Handling constraints on the weather that
often changes, Handling constraints in the number of participants. This research is
descriptive qualitative, with observation, interview and documentation techniques.
Keywords: Safety Riding, Implementation, Training
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
69
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pelatihan dan pengembangan
sering kita dengar dalam dunia kerja di
perusahaan, organisasi, lembaga, atau
bahkan dalam instansi kesehatan. Hal ini
dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan
pengembangan sangat penting bagi
tenaga kerja untuk bekerja lebih
menguasai dan lebih baik terhadap
pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat
kedepan. Perusahaan jasa transportasi
memerlukan program pelatihan
keterampilan bagi karyawan terutama
keterampilan bagaimana mengendarai
kendaraan dengan baik, aman, dan
nyaman. Pelatihan dan pengembangan
sering dilakukan sebagai upaya
meningkatkan kinerja dan kesadaran
berkendara para pekerja yang dianggap
belum mampu untuk mengemban
pekerjaannya.
Secara deskripsi tertentu potensi
para pekerja mungkin sudah memenuhi
syarat administarsi pada pekerjaannya,
tapi secara aktual para pekerja harus
mengikuti atau mengimbangi
perkembangan dunia kerja sesuai dengan
tugas yang dijabat atau yang akan
dijabatnya. Hal ini yang mendorong
pihak perusahaan untuk memfasilitasi
pelatihan para tenaga pekerja guna
mendapatkan hasil kinerja yang baik,
efektif dan efisien.
Pelaksanaan training sangat perlu
dilakukan untuk para karyawan di suatu
perusahaan di bidang jasa, terutama
perusahaan yang peduli terhadap
keselamatan para karyawannya dan juga
menjaga nama baik perusahaan, agar
para pekerja mendapatkan ilmu tentang
keselamatan kerja.
Keamanan dan keselamatan dalam
berlalu lintas merupakan dambaan dari
seluruh pengguna jalan. Namun
pengemudi kendaraan bermotor di
Indonesia pada umumnya
mengemudikan kendaraan tanpa dibekali
dengan pengetahuan dan ketrampilan
mengemudi serta etika berlalu lintas
yang benar. Keamanan dan keselamatan
berlalu lintas tersebut harus diwujudkan
dengan langkah nyata melalui proses
pendidikan dan pelatihan mengemudi
atau sekolah mengemudi.
Berdasarkan uraian diatas penulis
merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang bagaimana bentuk
pelaksanaan pelatihan/ training, yang
kemudian penulis tuang dalam penelitian
dengan judul “Safety Riding, Bentuk
Pelaksanaan dan Pelatihan Pada PT
Sarana Aman Berkendara”.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dan manfaat yang
ingin dicapai dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana
bentuk pelaksanaan pelatihan safety
riding PT Sarana Aman Berkendara.
2. Untuk mengetahui hambatan yang
dihadapi dalam pelaksanaan
pelatihan safety riding PT Sarana
Aman Berkendara.
3. Untuk mengetahui solusi yang
dilakukan dalam menanggulangi
hambatan-hambatan yang dihadapi
dalam pelaksanaan pelatihan safety
riding PT Sarana Aman Berkendara.
Manfaat Penulisan
Penulis berharap agar penulisan
tugas akhir ini dapat memberikan
konstribusi pihak antara lain:
1. Penelitian ini dapat
mengembangkan wawasan dan
pengetahuan tentang masalah-
masalah yang berhubungan dengan
masalah pelaksanaan dan pelatihan
safety riding yang baik terutama
yang mengkaji lebi kanjut lagi
terhadap permasalahan dalam
penelitian ini.
2. Laporan ini dapat dijadikan
masukan yang dapat dikembangkan
berkenaan dengan masalah yang
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
70
dibahas dalam membantu kinerja PT
Sarana Aman Berkendara dalam
menjalankan kegiatan perusahaan.
Penelitian ini digunakan sebagai
tambahan informasi dan sumber
bagi pihak yang berkompeten
terhadap masalah yang dibahas,
sekaligus sebagai bahan
perbandingan dari penelitian sejenis
yang pernah dibuat sebelumnya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan judul tersebut diatas,
maka penulis merumuskan masalah
pada:
1. Bagaimana bentuk pelaksanaan
pelatihan safety riding pada PT
Sarana Aman Berkendara ?
2. Apa saja kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan pelatihan safety
riding pada PT Sarana Aman
Berkendara ?
3. Apa solusi yang dilakukan dalam
menanggulangi hambatan-hambatan
yang dihadapi dalam pelaksanaan
pelatihan safety riding pada PT
Sarana Aman Berkendara ?
Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah,
Penulis hanya membatasi masalah pada
pelaksanaan pelatihan safety riding PT
Sarana Aman Berkendara yang
berkerjasama dengan PT Go-jek.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Tujuan dicantumkannya penelitian
terdahulu adalah untuk mengetahui
bangunan keilmuan yang sudah
diletakkan oleh orang lain, sehingga
penelitian yang akan dilakukan benar-
benar baru dan belum diteliti oleh orang
lain. Dengan kata lain, dengan menelaah
penelitian terdahulu, seseorang akan
dengan mudah melokalisasi kontribusi
yang akan dibuat. Dengan kata lain,
dengan menelaah penelitian terdahulu,
seseorang akan dengan mudah
menempatkan kontribusi yang akan
dibuat. Tabel 1.
Penelitian terdahulu
Nama Judul Hasil
Penelitian
Subhan
Zul Ardi,
Machfudz
Eko
Arianto,
Sitti
Nurdjann
ah
Pelatihan
safety riding
dan
pembentukan
perilaku
sahara (sadar
bahaya
berkendara)
pada siswa
SMK
Muhammadiy
ah 3 Kota
Yogyakarta.
14 September
2019, Hal.
663-668
ISSN: 2686-
2972; e-ISSN:
2686-2964.
Universitas
Ahmad
Dahlan
Pelatihan
ini
memberi
dampak
peningkata
n
pengetahu
an peserta
dalam hal
safety
riding
serta
memberik
an contoh
kepada
teman
sebaya
dalam
bahaya
berkendara
Berdasarkan matrik di atas, peneliti
melakukan penelitian tentang bentuk
pelaksanaan dan pelatihannya. Hal ini
yang membedakan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah tentang
gambaran proses pelakasanaan pelatihan
safety riding dan metode yang digunakan
adalah metode deskriptif kualitatif.
Pengertian Pelaksanaan
Pengertian pelaksanaan yang
diambil dari beberapa sumber
memberikan penjelasan yang hampir
sama maknanya. Berikut pengertian
pelaksanaan yang di kutip dari beberapa
sumber:
Nurdin Usman (2014:70)
mengatakan pengertian dari kata
pelaksanaan adalah sebagai berikut :
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
71
“Pelaksanaan adalah suatu tindakan
atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun matan
dan terperinci, implementasi
biasanya dilakukan setelah
perencanaan sudah dianggap siap”.
Wahab (2014:65) mengemukakan
pelaksanaan adalah :
“Pelaksanaan atau implementasi
adalah tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individu atau
pejabat-pejabat, kelompok-
kelompok pemerintah atau swasta
yang diarahkan pada terciptanya
tujuan-tujuan yang telah digariskan
dalam keputusan kebijakan
kebijakan”.
Jejen Musfah (2015-4) mengatakan
pelaksanaan merupakan program
tergantung pada standar operasional
pekerjaan (SOP). SOP menentukan
kelancaran sebuah program.
Berdasarkan pengertian dari beberapa
ahli di atas dapat disimpulkan
pelaksanaan adalah tindakan yang
dilaksanakan menurut SOP dan dari
sebuah rencana yang sudah disusun agar
tujuan yang diinginkan berjalan lancar.
Pengertian Pelatihan
Wilson Bangun (2015:202)
menjelaskan pelatihan (training) adalah
suatu proses memperbaiki keterampilan
kerja karyawan untuk membantu
pencapaian tujuan perusahaan.
Veithzal Rivai Zainal (2015:164)
mengemukakan bahwa pelatihan adalah
proses secara sistematis mengubah
tingkah laku pegawai untuk mencapai
tujuan organisasi. Selanjutnya, Veithzal
Rivai Zainal menuliskan pelatihan adalah
salah satu bentuk edukasi dengan prinsip-
prinsip pembelajaran. Langkah-langkah
berikut dapat diterapkan dalam pelatihan:
1. Pihak yang diberikan pelatihan
harus dapat dimotivasi untuk
belajar
2. Trainee harus mempunyai
kemampuan untuk belajar
3. Proses pembelajaran harus dapat
dipaksakan atau diperkuat
4. Pelatihan harus menyediakan
bahan-bahan yang dapat
dipraktikan atau diterapakan
5. Bahan-bahan yang dipresentasikan
harus memiliki arti yang lengkap
dan memenuhi kebutuhan
6. Materi yang diajarkan harus
memiliki arti yang lengkap dan
memenuhi kebutuhan.
Kasmir (2016:126) mengatakan
pelatihan merupakan fasilitas yang
disediakan perusahaan untuk
mempelajari pekerjaan yang
berhubungan dengan pengetahuan,
keahlian dan perilaku karyawan.
Donni Juni Priansa (2017:202)
menjelaskan pengertian dari kata
pelatihan adalah sebagai berikut :
“Pelatihan merupakan upaya yang
sistematis dan terencana untuk
mengubah atau mengembangkan
pengetahuan / keterampilan / sikap
melalui pengalaman belajar dalam
rangka meningkatkan efektifitas
kinerja kegiatan atau berbagai
kegiatan”.
Al Fadjar Ansor (2018-179)
mengatakan pelatihan adalah :
“Pelatihan / training adalah suatu
usaha yang terencana untuk
memfasilitasi pembelajaran tentang
pekerjaan yang berkaitan dengan
pengetahuan, keahlian dan perilaku
oleh para pegawai”.
Berdasarkan pengertian dari
beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
pelatihan adalah proses memperabaiki
keterampilan kerja, keahlian dan perilaku
karyawan, pelatihan yang disediakan oleh
perusahaan untuk meningkatkan
efektivitas kinerja kegiatan karyawan.
Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Program pelatihan yang
dilaksanakan oleh perusahaan memiliki
sejumlah tujuan dan manfaat. Sikula
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
72
(2017:202) menyatakan bahwa tujuan
pelatihan adalah sebagai berikut.
1. Produktivitas (productivity)
Pelatihan dapat meningkatkan
kemampuan, pengetahuan,
keterampilan, dan perubahan
tingkah laku.
2. Kualitas (quality)
Penyelenggaraan pelatihan tidak
hanya dapat memperbaiki kualitas
pegawai, tetapi dapat memperkecil
kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam mengemban pekerjaan.
3. Perencanaan kepegawaian (human
resource planning)
Pelatihan akan memudahkan
pegawai untuk mengisi kekosongan
jabatan dalam perusahaan sehingga
perencanaan pegawai dapat
dilakukan sebaik-baiknya.
4. Moral (morale)
Pelatihan akan meningkatkan
prestasi kerja dari pegawai
sehingga dapat menimbulkan
peningkatan upah pegawai.
5. Kompensasi tidak langsung
(indirect compensation)
Pemberian kesempatan pada
pegawai untuk mengikuti pelatihan
dapat diartikan sebagai pemberian
balas jasa atas prestasi yang telah
dicapai pada waktu yang lalu, yang
dapat mengikuti program tersebut,
pegawai yang bersangkutan
mempunyai kesempatan untuk
dapat mengembangkan diri.
6. Keselamatan dan kesehatan (health
and safety)
Pelatihan merupakan langkah
terbaik untuk mencegah atau
mengurangi terjadinya kecelakaan
kerja di suatu perusahaan sehingga
akan menciptakan suasana kerja
yang tenang, aman, da stabilitas
pada sikap mental mereka.
7. Pencegahan kadaluarsa
(obsolescence prevention)
Pelatihan akan mendorong inisiatif
dan kreativitas pegawai untuk
mencegah pegawai dari sifat
kadaluarsa.
8. Perkembangan pribadi (personal
growth)
Memberikan kesempatan bagi
pegawai untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki pegawai, termasuk
meningkatkan perkembangan
dirinya.
Prinsip-prinsip Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan dengan
berpedoman pada sejumlah prinsip yang
saling berkaitan. Mc Gehee (2017:202)
menyatakan bahwa pinsip pelatihan,
yaitu:
1. Materi yang diberikan secara
sistematis dan berdasarkan tahapan-
tahapan.
2. Tahapan-tahapan tersebut harus
sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
3. Pelatih / pengajar / pemateri harus
mampu meomotivasi dan
menyebarkan respons yang
berhubungan dengan serangkaian
materi pelajaran.
4. Penguat (reinforcement) diperlukan
untuk membangkitkan respons
yang positif dari peserta.
5. Menggunakan konsep
pembentukan (shaping) perilaku.
Manajemen Pelatihan
Donni Juni Priansa (2017:202)
mengatakan pemahaman tentang
manajemen pelatihan, yang terdiri atas
analisis kebutuhan pelatihan, sasaran
pelatihan, kurikulum pelatihan, peserta
pelatihan, pelatih (trainer), pelaksanaan
dan evaluasi pelatihan. Masing-masing
diuraikan sebaga berikut.
1. Analisis kebutuhan
Kebutuhan pelatihan harus dilakukan
melalui suatu analisis, baik di tingkat
perusahaan, jabatan, maupun
pegawai.
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
73
2. Sasaran pelatihan
Setiap pelatihan harus memiliki
sasaran yang jelas yang ingin
dicapainya, baik untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan teknis
dalam mengerjakan pekerjaan
(technical skills), untuk
meningkatkan kecakapan memimpin
(managerial skills), maupun
keterampilan konseptual (conceptual
skills).
3. Kurikulum pelatihan
Dalam penyusunan suatu program
pelatihan, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah kaitannya
dengan jangka waktu
penyelenggaraan pelatihan,
kategorisasi berbagai mata kuliah
pelatihan, misalnya kategori inti,
pokok, dan penunjang atau kategori
lainnya, ada-tidaknya keperluan
untuk kegiatan ekstrakulikuler
seperti widyawicara dan teaching
aids yang diperlukan.
4. Peserta pelatihan
Dalam program pelatihan, peserta
pelatihan merupakan salah satu unsur
yang penting karena program
pelatihan merupakan suatu kegiatan
yang diberikan kepada pegawai oleh
pihak perusahaan dalam rangka
meningkatkan kapabilitas pegawai,
berupa pemberian bekal pengetahuan
dan keterampilan, baik teknik
maupun nonteknik kepada pegawai
sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab masing-masing.
5. Pelatih (trainer)
Sebelum pelatihan dilaksanakan,
manajer pelatihan menentukan calon
pelatih yang akan digunakan dalam
pelatihan.
6. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan program
pelatihan, setiap pelatih mengajarkan
materi pelatihan kepada peserta
pelatihan (trainee).
7. Evaluasi pelatihan
Program pelatihan bias dievaluasi
berdasarkan informasi yang
diperoleh dari lima tingkatan, yaitu :
reaksi (reaction), pembelajaran
(learning), perilaku (behaviors),
hasil perusahaan (organizational)
results, dan efisiensi biaya (cost
effectively).
Pengertian Safety Riding
F.A. Gunawan & Waluyo (2015-
23) mengatakan keselamatan kerja
(safety) merupakan upaya manusia untuk
mencegah terjadinya insiden yang
merugikan perusahaan, tenaga kerja,
masyarakat, maupun lingkungan alam.
Danang SB (2017-50)menjelaskan
pengertian dari kata Safety Riding adalah
sebagai berikut :
“Safety Riding merupakan usaha
yang dilakukan dalam
meminimalisir tingkat bahaya dan
memaksimalkan keamanan dalam
berkendara, demi menciptakan
suatu kondisi yang mana kita
berada pada titik tidak
membahayakan pengendara lain
serta menyadari kemungkinan
bahaya yang dapat terjadi di sekitar
kita dan paham akan pencegahan
dan penanggulangannya”.
Bambang Susantono (2018-20)
mengemukakan pengertian Safety
Ridingadalah :
“Safety Riding adalah mengacu
kepada perilaku berkendara yang
secara ideal harus memiliki tingkat
keamanan yang cukup bagi diri
sendiri maupun orang lain dalam
mengendarai sepeda motor”.
Berdasarkan pengertian dari
beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
Safety Riding adalah menyadarkan
karyawan untuk memperhatikan dan
mematuhi peraturan keselamatan kerja
agar tidak terjadinya kecelakaan kerja
sehingga tidak merugikan karyawan
maupun perusahaan.
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
74
Maksud Safety Riding
Bambang Susantono (2018-20)
mengatakan maksud safety riding yaitu
menyadarkan para pengguna jalan supaya
memperhatikan marka jalan yang ada,
mematuhi peraturan lalu lintas yang ada,
melengkapi surat-surat kendaraan dan ijin
berkendara, pada intinya yaitu
menyadarkan tentang betapa pentingnya
keselamatan berkendara dijalan raya.
Tujuan Safety Riding
Danang SB (2017-50)menjelaskan
tujuan safety riding yaitu menumbuhkan
kesadaran para pengguna jalan baik itu
pengendara roda dua dan pengendara
roda empat untuk selalu mematuhi
peraturan lalu lintas sehingga angka
kecelakaan di jalan raya dapat ditekan,
kemacetan dapat dikurangi dan yang
terpenting terciptanya keamanan
berkendara dijalan raya.
Dengan memahami maksud dan
tujuan dari sosialisasi program safety
riding diharapkan kita sebagai pengguna
jalan menjadi lebih memahami bahwa
ada aturan yang mengatur bagaimana tata
cara berkendara yang baik, bagaimana
sikap-sikap kita terhadap pengguna jalan
yang lain dan bagaimana sikap kita
memperlakukan diri kita dijalan raya
supaya lebih tertib berlalulintas.
Point Penting Safety Riding
Danang SB (2017-50) menjelaskan
Point Penting Safety Riding adalah
sebagai berikut:
1. Slalom
Fungsi dan manfaat dari kita melatih
gerakan slalom adalah untuk melatih
kemampuan dan menjaga
keseimbangan tubuh ketika sedang
menikung, melakukan manufer
mendadak ataupun ketika sedang
melalui jalanan berliku. Dalam
melakukan gerakan slalom, hal yang
terpenting adalah mengontrol gerakan
tubuh pengendara sepeda motor.
Maksudnya adalah saat sedang
menikung atau belok, sepeda motor
lebih mengikuti tubuh pengendara
setelah stang. Sebaiknya saat
melakukan slalom motor dalam
kondisi prima setidaknya
menggunakan bahan bakar
berkualitas karena ini akan
mempengaruhi kestabilan gerakan.
2. Melalui Jalan Titian
Praktek melalui jalan titian hamper
sama dengan melakukan gerakan
slalom, yang manfaatnya untuk
menjaga keseimbangan tubuh
pengendara. Namun, fokus dari latihan
melewati titian ini lebih pada melatih
keseimbangan tubuh ketika melewati
jalanan sempit. Sebagai contoh, kerap
kali terlihat kalau para pengendara
motor sering kali melintas di antara
sela-sela mobil, dan banyak di
antaranya yang menyenggol bodi atau
spion mobil. Oleh karena itu, jika para
pengendara motor sudah berlatih
melatih melewati jalan titian, gunanya
agar merekatak menyenggol body atau
spion mobil dan juga menyenggol
pengendara sepeda motor lainnya.
3. Melewati Jalanan Bergelombang
Seperti halnya dengan latihan slalom
dan melewati jalan titian, pelatihan
melewati jalanan bergelombang juga
berfungsi untuk melatih keseimbangan
tubuh ketika melewat ijalanan yang
tidak rata, bergelombang, atau
berlubang. Selain menjaga
keseimbangan badan, pelatihan ini
juga mengedepankan mengenai
komposisi penggunaan rem depan dan
belakang secara konstan. Para
pengendara motor juga diajarkan
untuk mengatur kecepatan sepeda
motor ketika melakukan pengereman
dan juga menjaga keseimbangan saat
melewati jalanan yang rusak.
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
75
METODE PENELITIAN
Dalam metodologi dijelaskan
bahwa dalam melaksanakan penelitian
mempunyai kebebasan untuk memilih
metode. Maka dengan demikian
memecahkan suatu metodologi sangat
diperlukan dalam memecahkan
mengumpulkan data untuk memecahkan
suatu masalah sehingga dapat menyusun
laporan hasil penelitian yang dapat
dipertanggungjawabkan
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif, yang mencari fakta
dengan interpretasi yang tepat terhadap
fenomena – fenomena dengan
menetapkan suatu standar atau suatu
norma tertentu. Menurut Sukmadinata
(2006:72) penelitian deskriptif adalah
suatu bentuk penelitian yang ditujukan
untuk mendeskripsikan fenomena-
fenomena yang ada, baik fenomena
alamiah maupun fenomena buatan
manusia. Sedangkan menurut Moh. Nazir
metode deskriptif adalah: Suatu motode
dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini
adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis,
factual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifa serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki (Nazir, 2005: 54).
Fenomena itu bisa berupa bentuk,
aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaan
antara fenomena yang satu dengan
fenomena lainnya. Peneliti dalam hal ini
mengambil jenis penelitian deskriptif
kualitatif karena ingin mendeskripsikan
atau menggambarkan kegiatan
korespondensi khususnya dalam hal surat
– menyurat yang ada di perusahaan
tersebut.
Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini, penulis
membutuhkan data-data yang
berhubungan dengan kajian penulis, yaitu
bersumber dari:
1. Studi Pustaka (Library Research)
Yaitu pengambilan data yang
dilakukan dengan membaca dan
mempelajari buku-buku referensi
yang berkaitan dengan topik dalam
penulisan ini. Dengan tujuan untuk
mendapatkan pengetahuan teoritis
dengan kebenaran dan keakuratan.
2. Observasi
Observasi yaitu cara yang digunakan
untuk memperoleh data dengan
mengadakan pengamatan langsung
terhadap obyek penelitian yaitu
pelaksanaan kegiatan pelatihan yang
ada di perusahaan tempat penelitian.
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono
(2013:145) mengemukakan bahwa
observasi merupakan suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai biologis dan
psikologis dua diantara yang adalah
proses pengamatan dan ingatan.
Dalam observasi ini diperoleh data-
data penelitian dengan cara melihat
secara langsung proses surat –
menyurat untuk bisnis serta cara
penulisannya.
3. Wawancara
Wawancara yaitu teknik
pengumpulan data yang mengajukan
daftar pertanyaan secara
langsungterhadap narasumber yang
berkompeten dan paham terhadan
permasakahan yang dikaji. Menurut
Esterberg dalam Sugiyono (2013:231)
wawancara merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikontruksikan makna dalam
suatu topik tertentu.wawancara adalah
percakapan antara seseorang yang
berharap mendapatkan informasi
dengan seseorang yang diasumsikan
mempunyai informasi penting tentang
suatu obyek.
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
76
4. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono
(2013:240) dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya
monumental dari seorang. Dalam
penelitian ini melakukan dokumentasi
kegiatan surat – menyurat yang ada di
perusahaan
Key Informan
Key Informan Dalam penellitian ini
dibutuhkan beberapa orang sebagai
pemberi informasi tentang “Safety
Riding, Bentuk Pelaksanan dan
Pelatihan” dimana key informan tersebut
sangat berhubungan dengan kegiatan
administrasi maupun pelaksanaan
pelatihan yaitu Ibu Deborah Theresia
sebagai kepala HRD PT. Sarana Aman
Berkendara, Jakarta
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di
sebuah perusahaan yaitu PT. Sarana
Aman Berkendara: Komplek Polri
Kavling B9, Gatot Subroto, Jakarta
Selatan 12930, Telp. 021-5256560,
52962876, Fax : 021-5256560, E-mail :
[email protected]. Penelitian dilakukan pada
bulan Januari – Juni 2019.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan demikian analisis data
yang diterapkan dalam penelitian ini
dilakukan selama dan setelah
pengumpulan data. Jenis teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis data non statistik
yang bersifat deskripsi kualitatif. Teknik
ini memaparkan data-data yang
dicerminkan melalui kata-kata atau
kalimat. Digunakannya teknik tersebut
karena kegiatan analisis yang dilakukan
berkaitan dengan menafsirkan dan
menemukan permasalahan dalam
pelaksanaan kegiatan Pelatihan safety
riding di PT Sarana Aman Berkendara.
HASIL DAN PEMBAHASAN Bentuk Pelaksanaan Pelatihan
safety riding pada PT Sarana Aman
Berkendara dapat dilihat pada alur proses
di bawah ini :
Gambar 1
Bagan Alur Pelaksanaan Pelatihan Safety Riding
Pada PT Sarana Aman Berkendara
Penjelasan Bagan Alur Pelaksanaan
Pelatihan Safety Riding
1. Mulai
Sebelum memulai pelaksanaan
pelatihan Safety Riding, bagian
administrasi menyiapkan peralatan yang
akan digunakan saat registrasi, seperti
laptop, printer dan memastikan
MULAI
REGISTRASI
MELAKUKAN PRE TEST
PEMBERIAN MATERI
PRAKTIK
SELESAI
PEMBAGIAN SERTIFIKAT
MELAKUKAN POST TEST
PEMBAGIAN KONSUMSI
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
77
persediaan alat tulis. Serta memeriksa
laptop yang akan digunakan, agar tidak
bermasalah saat registrasi.
2. Registrasi
Registrasi dimulai pukul 07.00 s/d
selesai. Peserta pelatihan dikumpulkan
untuk registrasi data diri sebelum
mengikuti pelaksaaan pelatihan safety
riding. Jumlah maksimal peserta 800
orang perhari, jika peserta pelatihan
melebihi kuota maka akan dipulangkan
dan akan diberikan kertas reschedule lalu
peserta bias datang pada tanggal yang
telah diganti. Peserta berdiri membuat 5
brisan lalu peserta dipanggil satu persatu
untuk regisistrasi. Dalam kegiatan
registrasi bagian administrasi menginput
data peserta pelatihan yang dibutuhkan
seperti KTP dan SIM. Jika peserta
pelatihan tidak membawa salah satu
diantara itu, maka tetap boleh mengikuti
pelatihan safety riding, jika peserta
pelatihan tidak membawa keduanya maka
peserta pelatihan harus meminta foto
KTP dan SIM agar bias mengikuti
pelatihan safety riding.
Di bawah ini proses saat menginput
data peserta pelatihan menggunakan
aplikasi yang sudah disediakan oleh
perusahaan :
a. Pertama admin project memasukan
data-data peserta pelatihan berupa
nama lengkap, jenis Kelamin, No
KTP, nomor peserta, nomor telepon,
masa berlaku SIM, dan tanggal
pelatihan. Setelah semua data diinput
maka dicek, admin project memilih
icon “submit” yang berarti sudah
masuk.
Berikut gambar aplikasi yang
digunakan untuk memasukan data
peserta pelatihan :
Gambar 2
Tampilam aplikasi yang digunakan untuk
memasukan data peserta pelatihan
b. Kemudian setelah data di “submit”
peserta pelatihan mendapatkan nomor
peserta dan kupon makan. Nomor
peserta akan digunakan untuk
penilaian saat praktik dan juga saat
pembagian sertifikat harus
menunjukan nomor peserta masing-
masing. Sedangkan kupon makan
digunakan untuk mengambil
konsumsi.
Gambar 3
Tampilan Aplikasi yang digunakan untuk
memasukan data peserta pelatihan
3. Pre Test
Pre Test adalah kegiatan
melakukan menjawab soal sebelum
pelaksanaan pelatihan safety riding.
Pertanyaan pre test biasanya dilakukan
trainer di awal pelatihan. Pre
test diberikan dengan maksud untuk
mengetahui apakah ada diantara para
peserta pelatihan yang sudah mengetahui
mengenai materi yang akan diajarkan.
Peserta pelatihan dikumpulkan di
ruang kelas dan trainer mengarahkan
agar mengisi pre test yang telah
disediakan berupa link
www.bit.ly/soalawaljkt yang ditampilkan
di layar proyektor. Peserta pelatihan
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
78
harus membuka link tersebut di
handphone masing-masing dan log in
dengan nol KTP dan nomor telepon, serta
tidak bias diwakilkan oleh orang lain.
Soal pre test ini dibuat oleh pihak
partner kerjasama dalam periode
observasi adalah PT Go-jek yang
bertujuan ingin mengetahui pengetahuan
peserta pelatihan sebelum melaksanakan
pelatihan safety riding. Waktu
mengerjakan pre test 15 menit dan
diawasi langsung oleh 5 trainer di dalam
ruang kelas, jika peserta pelatihan sudah
mengerjakan pre test maka hasil diolah
oleh PT Go-jek.
Gambar 4
Aplikasi Pre Test Pelatihan Aman Berkendara
RDL
4. Materi
Setelah semua peserta pelatihan
mengerjakan pre test maka trainer mulai
memberikan materi di ruang kelas selama
2 jam tentang ilmu-ilmu berkendara yang
sudah disiapkan berupa power point dan
juga ada beberapa video tentang
berkendara, kemudian sesi Tanya jawab
setelah materi disampaikan. Para peserta
pelatihan boleh bertanya tentang apapun
yang mereka belum ketahui dalam ilmu
berkendara yang aman di jalan raya.
Bentuk ruang kelas adalah 12x20
meter, tersedia 800 bangku untuk peserta
pelatihan, meja, layar proyektor. Materi
pelatihan safety riding dibuat oleh cheif
of trainer berupa msicrosoft power point.
Gambar 5.
Slide Materi Teori Safety Riding
5. Praktik
Setelah semua peserta pelatihan
sudah mendapatkan materi di ruang kelas
kegiatan selanjutnya praktik safety
riding. Sebelumnya crew sudah
menyiapkan alat-alat untuk praktik
seperti cone (pembatas jalan) dan body
protector untuk keselamatan peserta
pelatihan.
Dalam praktik di bagi dua sesi yang
dilakukan bersamaan / pararel, yaitu :
a. SA (Skill Awareness)
SA (Skill Awareness) berupa kegiatan
memperaktikkan bagaimana
berkendara secara aman dan sudah
disiapkan track-track seperti dijalan
raya. Trainer terlebih dahulu
menjelaskan dan mendemonstariskan
cara berkendara yang benar seperti apa
dan apa saja yang harus dilakukan saat
dijalan raya. Kemudian para peserta
pelatihan akan mencoba track yang
sudah disiapkan trainer lalu akan
dinilai langsung oleh trainer, masing-
masing peserta diberi waktu 3 menit.
Kolom penilian berisi 4 sub penilaian
yaitu : Menikung, Keseimbangan,
LintasanSempit dan Komentar.
b. Pengereman
Sesi praktik pengereman ini berupa
kegiatan memperaktikkan bagaimana
pengereman saat berkendara secara
aman dan benar dijalan raya agar
mengurangi kecelakaan. Trainer
terlebih dahulu menjelaskan dan
mendemokan cara pengereman yang
baik baik dan benar seperti apa saat
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
79
berkendara di jalan raya. Kemudian
para peserta pelatihan akan mencoba
melakukan pengereman lalu akan
dinilai oleh trainer, masing-masing
peserta diberi waktu 3 menit.
Gambar 6
Form Nilai
6. Pembagian Konsumsi
Setelah peserta pelatihan
melakukan praktik maka peserta
pelatihan diberikan waktu isoma
(istirahat, sholat dan makan). Peserta
pelatihan berdiri membuat 3 barisan
untuk mengambil makanan dengan
menukarkan kupon makan kepada admin
agar pembagian konsumsi tertib.
Peserta menunjukan kupon makan
di bawah ini untuk mengambil konsumsi:
Gambar 7
Kupon Makan
Sumber : Dokumen PT Sarana Aman Berkendara
7. Post Test
Post test merupakan bentuk
pertanyaan yang diberikan setelah materi
disampaikan atau evalausi akhir saat
materi yang diajarkan pada hari itu.
Trainer memberikan post test dengan
maksud apakah para peserta pelatihan
sudah mengerti dan memahami mengenai
materi yang baru saja diberikan pada hari
itu.
Soal post test ini dibuat oleh pihak
partner kerjasama bertujuan ingin
mengetahui pengetahuan peserta
pelatihan sebelum melaksanakan
pelatihan safety riding dan diberi waktu
mengerjakan post test 15 menit dan
diawasi langsung oleh 5 trainer di dalam
ruang kelas, jika peserta pelatihan sudah
mengerjakan post test maka hasil diolah
oleh pihak partner kerjasama.
Gambar 8
Aplikasi Post tes Pelatihan Aman Berkendara RDL
8. Pembagian Sertifikat
Sertifikat ini dibuat oleh admin
project sesuai jumlah dan nama peserta
pelatihan. Pada pelaksanaan safety riding
sertifikat dibagikan setelah para peserta
sudah mengikuti pelaksanaan pelatihan
safety riding. Dengan adanya sertifikat
ini menandakan bahwa peserta pelatihan
sudah menjadi mitra PT Go-jek yang
terlatih berkendara secara aman dan
benar. Peserta pelatihan dipanggil
berdasarkan nomor peserta dan akan
dikelompokan berdasarkan nomor urut
peserta.
Di bawah ini gambar sertifikat
untuk peserta pelatihan yang sudah
melaksanakan pelatihan safety riding:
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
80
Gambar 9 Sertifikat
Sumber : Dokumen PT Sarana Aman Berkendara
9. Selesai
Setelah kegiatan pelaksanaan
pelatihan safety riding selesai para
peserta pelatihan dikumpulkan
dilapangan bersama-sama dengan trainer,
admin project dan crew foto bersama
sebagai dokumentasi kegiatan
pelaksanaan pelatihan safety riding
dengan menunjukan sertifikat yang telah
didapat dari hasil kegiatan pelaksanaan
pelatihan safety riding. Dan foto bersama
ini juga sebagai bukti bahwa pelaksanaan
pelatihan safety riding pada hari itu sudah
selesai dilaksanakan.
Gambar 10.
Foto Bersama Dengan Peserta Pelatihan
Adapun kendala-kendala yang ada
dalam pelaksanaan pelatihan safety riding
pada PT Sarana Aman Berkendara :
1. Kurangnya ketertiban para peserta
pelatihan sehingga tidak sesuai dengan
waktu yang telah disediakan.
Terkadang para peserta pelatihan
kurang tertib saat registrasi, meskipun
sudah diberi barisan tapi ada saja
peserta pelatihan yang tidak sabar dan
membuat barisan sendiri dan peserta
lain akan mengikuti, itu akan
menghambat waktu registrasi.
2. Kurangnya persiapan data para peserta
pelatihan.
Saat diminta data untuk registrasi para
peserta pelatihan masih mencari-cari
data untuk persyaratan yang harus
dilengkapi. Bagian admin selalu
menunggu data yang harus dilengkapi
maka menghambat waktu dan peserta
pelatihan yang lain menunggu giliran
registrasi lebih lama.
3. Terbatasnya fasilitas kantor.
Saat melakukan kegiatan registrasi
diperlukan alat tulis untuk mencatat
nama peserta pelatihan. Jika jumlah
peralatan alat tulis terbatas dapat
menghambat tugas admin project yang
sedang dilaksanakan. Laptop yang
sudah lama membuat proses
pengetikan data menjadi lambat,
sehingga penginputan data para
peserta pelatihan dapat terhambat
karena dalam registrasi yang paling
penting kondisi laptop, jika laptop
tidak bermasalah registrasi akan cepat
dilaksanakan. Sering terjadinya sinyal
yang tidak mendukung. Sinyal yang
tidak mendukung sehingga pada
proses log in ke website
www.172.104.189.9/jakarta dan juga
saat proses registrasi para peserta
pelatihan makaakan terjadinya kendala
dan menghambat waktu. Sering
terjadinya kendala di
websitewww.172.104.189.9/jakarta.
Dikarenakan terlalu banyak data para
peserta pelatihan sehingga membuat
website menjadi lambat dan staff
administrasi membuka website secara
bersamaan itu juga menghambat
pelaksanaan pelatihan safety riding.
4. Cuaca yang sering berubah-ubah.
Cuaca yang sering berubah-ubah
sehingga tidak mendukung
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
81
pelaksanaan pelatihan yang sedang
berlangsung sehingga sering
terjadinya kecelakaan kecil.
Mengingat tempat pelaksanaan
pelatihan safety riding di luar gedung
atau di lapangan terbuka.
5. Jumlah peserta.
Sering terjadi kelebihan peserta
pelatihan yang mengakibatkan kuota
per-hari penuh dan para peserta
pelatihan memaksa mengikuti
pelaksanaan pelatihan safety riding.
Kelebihan peserta juga menghambat
waktu registrasi karena memakan
waktu lebih lama dari biasanya.
Sedangkan kekurangan peserta
pelatihan memang tidak menghambat
waktu registrasi namun bermasalah
pada target kuota per-harinya, jika
kekurangan sering terjadi maka itu
merugikan perusahaan.
Solusi yang telah Dilakukan Untuk
Mengahdapi Kendala Dalam Pelaksanaan
Pelatihan Safety Riding pada PT Sarana
Aman Berkendara diantaranya :
1. Penanganan kendala dalam kurangnya
ketertiban para peserta pelatihan.
Admin project menjelaskan secara
rinci mengenai proses penginputan
data kepada para peserta pelatihan dan
memperhitungkan berapa lama waktu
yang dibutuhkan saat menginput data.
2. Penanganan kendala dalam kurangnya
persiapan data para peserta pelatihan.
Admin project menanyakan
kelengkapan syarat / data dalam
proses penginputan data kepada para
peserta pelatihan dan meminta NIK
KTP, nomor peserta, nomor telepon
dan masa berlaku SIM.
3. Penanganan kendala dalam
terbatasnya fasilitas kantor.
Admin project mempersiapkan
peralatan sebelum pelatihan dimulai,
dan jika memang peralatan tulis sudah
habis atau sudah tidak bias dipakai,
maka segera melakukan pengajuan
peralatan alat tulis kepada Training
Coordinator. Menangani kendala pada
laptop yang sudah lama. Memeriksa
terlebih dahulu laptop yang ingin
digunakan untuk penginputan data
para peserta pelatihan agar berjalan
dengan lancar. Sinyal yang tidak
mendukung, maka memakai wifi atau
bolt dengan pemakaian data yang
sesuai sehingga memudahkan proses
penginputan data data para peserta
pelatihan. Kendala di website
www.172.104.189.9/jakarta. Sebelum
proses penginputan data berlangsung
bagian IT terlebih dahulu memeriksa
website www.172.104.189.9/jakarta,
sehingga proses penginputan data data
para peserta pelatihan berjalan dengan
lancar.
4. Penanganan kendala pada cuaca yang
seringberubah-ubah.
Admin project memperingati para
pesertapelatihan agar lebih hati-hati
pada saat pelatihan berlangsung
sehingga mengurangi resiko
kecelakaan. Jika terjadi hujan maka
peserta pelatihan dikumpulkan di
ruang kelas dan diberi materi pelatihan
tentang sesi praktik.
5. Penanganan kendala dalam jumlah
peserta.
Admin project memberikan
reschedule berupa kertas kecil untuk
para peserta yang dating terlambat
agar mengikuti pelaksanaan pelatihan
safety riding pada hari yang telah
ditentukan. Sedangkan kekurangan
peserta pelatihan admin project
mencari tahu apa penyebab
berkurangnya peserta pelatihan kepada
perusahaan yang berkerjasama dengan
kita.
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan maka terdapat beberapa
kesimpulan serta saran yang mungkin
dapat bermanfaat untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pada pelaksanaan
pelatihan safety riding pada PT Sarana
Aman Berkendara.
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
82
Kesimpulan
Kesimpulan yang penulis dapat dari
hasil penelitian pelaksanaan pelatihan
safety riding pada PT Sarana Aman
Berkendara adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pelatihan safety
riding pada PT Sarana Aman
Berkendara, terdiri dari beberapa
tahap seperti registrasi,
kelengkapan data peserta
pelatihan, mengerjakan pre test,
pemberian materi, pelaksanaan
praktik, mengerjakan post test,
pembagian sertifikat.
2. Kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan pelatihan safety
riding adalah kurangnya
ketertiban para peserta pelatihan
sehingga tidak sesuai dengan
waktu yang telah disediakan,
kurangnya persiapan data para
peserta pelatihan, terbatasnya
fasilitas kantor, cuaca yang sering
berubah-ubah, jumlah peserta
lebih dan kurang.
3. Beberapa solusi yang dilakukan
dalam pemecahan masalah yang
dihadapi pada saat pelaksanaan
pelatihan safety riding adalah
menjelaskan secara rinci
mengenai proses penginputan
data kepada para peserta pelatihan
dan memperhitungkan berapa
lama waktu yang dibutuhkan saat
menginput data, menanyakan
kelengkapan syarat/data dalam
proses penginputan data kepada
para peserta pelatihan,
mempersiapkan peralatan
sebelum pelatihan dimulai,
memperingati para peserta
pelatihan agar lebih hati-hati pada
saat pelatihan berlangsung
sehingga mengurangi resiko
kecelakaan, memberikan
reschedule berupa kertas kecil
untuk para peserta yang datang
terlambat sedangkan kekurangan
peserta pelatihan admin project
mencari tahu apa penyebab
berkurangnya peserta pelatihan.
Saran
Adapun di bawah ini saran-saran
yang mungkin bermanfaat bagi pihak
perusahaan yaitu PT Sarana Aman
Berkendara.
1. Perusahaan menyediakan tempat
untuk peserta pelatihan agar
terkumpulnya peserta pelatihan
agar diberi pengarahan infromasi
pelatihan bahwa registrasi terlebih
dahulu dan membuat barisan yang
tertib agar proses registrasi dapat
berjalan secara tertib dan lancar.
2. Peserta pelatihan diberitahu data
apa saja yang diperlukan saat
pelaksanaan pelatihan safety
riding lewat telepon atau aplikasi
agar saat melakukan registrasi
peserta langsung mempersiapkan
data yang dibutuhkan jadi tidak
memperlambat waktu registrasi.
3. Setiap bulan seharusnya laptop
dicek terlebih dahulu agar laptop
tidak lambat saat dipakai untuk
registrasi, jika laptop yang sudah
lama dan sangat lambat harus
diganti dengan laptop baru karena
sangat menghambat saat
melakukan registrasi, perusahaan
harus menyediakan wifi yang
stabil agar proses registrasi
berjalan dengan lancar.
4. Memberi informasi terlebih
dahulu kepada para peserta
pelatihan melalu lembaran
kegiatan yang sudah disediakan di
papan informasi sehingga para
peserta pelatihan sudah tahu apa
saja yang harus dilakukan
terutama jika terjadinya hujan
maka para peserta pelatihan
melanjutkan kegiatan berdasarkan
aturan yang telah ditetapkan.
5. Untuk undangan melalui aplikasi
lebih dijelaskan terutama dibagian
jadwal kegiatan pelatihan, pesert
pelatihan dapat memilih tanggal
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
83
pelatihan sesuai yang diinginkan
sehingga tidak terjadinya peserta
kelebihan atau kekurangan
peserta.
DAFTAR PUSTAKA
Ansor, Al Fadjar. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Sidoarjo:
Indomedia Pustaka, 2018
Bangun, Wilson. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: PT Gelora
Aksara Pratama, 2015
Gunawan, F.A., dan Waluyo. Risk Based
Behavioral Safety. Jakarta:PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2015
Kasmir. Manajemen Sumber Daya
Manusia ( Teori Dan Praktik )
Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada,
2016
Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan.
Jakarta: Prenadamedia Group, 2015
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta :
Ghalia Indonesia, 2003
Priansa, Donni Juni. Manajemen Kinerja
Kepegawaian. Bandung: CV
Pustaka Setia, 2017
SB, Danang. Budaya Tertib Lalu Lintas.
Jakarta: PT Sarana Bangun
Pustaka, 2017
Sugiyono.. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D. Cetakan
Ke19, Oktober 2013.Penerbit
Alfabeta, CV. Bandung.2013
Sukmadinata. , Metode Penelitian
Pendidikan, Remaja Rosdakarya,
Bandung.2006.
Susantono, Bambang. Menghapus Jejak
Roda. Jakarta: PT Astra Honda
Motor, 2018
Usman, Nurdin. Konteks Implementasi
Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2014
Wahab. 2014. Manajemen Dasar.
Jakarta: PT Aksara, 2014
Zainal, Veithzal Rivai. Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada 2015
Zul, Ardi Subhan, Machfudz Eko
Arianto, Sitti Nurdjannah.
Pelatihan safety riding dan
pembentukan perilaku sahara
(sadar bahaya berkendara) pada
siswa SMK Muhammadiyah 3 Kota
Yogyakarta, Seminar Nasional
Hasil Pengabdian kepada
Masyarakat. 14 September 2019,
Hal. 663-668 ISSN: 2686-2972; e-
ISSN: 2686-2964. Universitas
Ahmad Dahlan. 2019