SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

16
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347 Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X 68 SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT SARANA AMAN BERKENDARA JAKARTA SELATAN Oleh: 1 Nurul Giswi Karomah, 2 Nur Ainun 1,2 Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta Gedung Sentra Kramat, Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450 Telp. 021-31904598 Fax. 021-3190459 e-mail; 1 [email protected] , 2 [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana bentuk pelaksanaan pelatihan safety riding pada PT Sarana Aman Berkendara, mengetahui kendala-kendala yang di hadapi serta mengetahui solusi yang dilakukan dalam menanggulangi hambatan-hambatan yang di hadapi tersebut. Bentuk pelaksanaan dan pelatihan pada safety rieing terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu; pre test, materi teori & praktek, Post test. Pada pelaksanaan pelatihan safety riding terdapat beberapa kendala, yaitu Kurangnya ketertiban para peserta pelatihan sehingga tidak sesuai dengan waktu yang telah disediakan, Kurangnya persiapan data para peserta pelatihan, Terbatasnya fasilitas kantor, Cuaca yang sering berubah-ubah, Jumlah peserta. Solusi dalam menghadapi kendala pelaksanaan pelatihan safety riding yaitu Menangani kendala dalam kurangnya ketertiban para peserta pelatihan, Menangani kendala dalam kurangnya persiapan data peserta peserta pelatihan, Menangani kendala dalam terbatasnya fasilitas kantor, Menangani kendala pada cuaca yang sering berubah- ubah, Menangani kendala dalam jumlah peserta. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Kata Kunci : Safety Riding, Pelaksanaan, Pelatihan ABSTRACT This study aims to find out how the form of conducting safety riding training at PT Sarana Aman Berkendara, find out the constraints faced and find out the solutions made in overcoming the obstacles faced.The form of implementation and training in safety rite consists of 3 (three) stages, namely; pre test, theory & practice material, Post test. In the implementation of safety riding training there are several obstacles, namely Lack of order among the trainees so that it is not in accordance with the time provided, Lack of preparation of training participants' data, Limited office facilities, Weather that often changes, Number of participants. Solutions in dealing with obstacles in the implementation of safety riding training that is Handling obstacles in the lack of order of the trainees, Handling obstacles in the lack of preparation of participants' training data, Handling constraints in limited office facilities, Handling constraints on the weather that often changes, Handling constraints in the number of participants. This research is descriptive qualitative, with observation, interview and documentation techniques. Keywords: Safety Riding, Implementation, Training

Transcript of SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Page 1: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

68

SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN

PADA PT SARANA AMAN BERKENDARA

JAKARTA SELATAN

Oleh: 1Nurul Giswi Karomah,

2Nur Ainun

1,2

Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta

Gedung Sentra Kramat, Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450

Telp. 021-31904598 Fax. 021-3190459

e-mail; [email protected] ,

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana bentuk pelaksanaan pelatihan safety riding

pada PT Sarana Aman Berkendara, mengetahui kendala-kendala yang di hadapi serta

mengetahui solusi yang dilakukan dalam menanggulangi hambatan-hambatan yang di

hadapi tersebut. Bentuk pelaksanaan dan pelatihan pada safety rieing terdiri dari 3 (tiga)

tahap yaitu; pre test, materi teori & praktek, Post test. Pada pelaksanaan pelatihan safety

riding terdapat beberapa kendala, yaitu Kurangnya ketertiban para peserta pelatihan

sehingga tidak sesuai dengan waktu yang telah disediakan, Kurangnya persiapan data para

peserta pelatihan, Terbatasnya fasilitas kantor, Cuaca yang sering berubah-ubah, Jumlah

peserta. Solusi dalam menghadapi kendala pelaksanaan pelatihan safety riding yaitu

Menangani kendala dalam kurangnya ketertiban para peserta pelatihan, Menangani

kendala dalam kurangnya persiapan data peserta peserta pelatihan, Menangani kendala

dalam terbatasnya fasilitas kantor, Menangani kendala pada cuaca yang sering berubah-

ubah, Menangani kendala dalam jumlah peserta. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif,

dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

Kata Kunci : Safety Riding, Pelaksanaan, Pelatihan

ABSTRACT

This study aims to find out how the form of conducting safety riding training at PT Sarana

Aman Berkendara, find out the constraints faced and find out the solutions made in

overcoming the obstacles faced.The form of implementation and training in safety rite

consists of 3 (three) stages, namely; pre test, theory & practice material, Post test. In the

implementation of safety riding training there are several obstacles, namely Lack of order

among the trainees so that it is not in accordance with the time provided, Lack of

preparation of training participants' data, Limited office facilities, Weather that often

changes, Number of participants. Solutions in dealing with obstacles in the

implementation of safety riding training that is Handling obstacles in the lack of order of

the trainees, Handling obstacles in the lack of preparation of participants' training data,

Handling constraints in limited office facilities, Handling constraints on the weather that

often changes, Handling constraints in the number of participants. This research is

descriptive qualitative, with observation, interview and documentation techniques.

Keywords: Safety Riding, Implementation, Training

Page 2: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

69

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pelatihan dan pengembangan

sering kita dengar dalam dunia kerja di

perusahaan, organisasi, lembaga, atau

bahkan dalam instansi kesehatan. Hal ini

dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan

pengembangan sangat penting bagi

tenaga kerja untuk bekerja lebih

menguasai dan lebih baik terhadap

pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat

kedepan. Perusahaan jasa transportasi

memerlukan program pelatihan

keterampilan bagi karyawan terutama

keterampilan bagaimana mengendarai

kendaraan dengan baik, aman, dan

nyaman. Pelatihan dan pengembangan

sering dilakukan sebagai upaya

meningkatkan kinerja dan kesadaran

berkendara para pekerja yang dianggap

belum mampu untuk mengemban

pekerjaannya.

Secara deskripsi tertentu potensi

para pekerja mungkin sudah memenuhi

syarat administarsi pada pekerjaannya,

tapi secara aktual para pekerja harus

mengikuti atau mengimbangi

perkembangan dunia kerja sesuai dengan

tugas yang dijabat atau yang akan

dijabatnya. Hal ini yang mendorong

pihak perusahaan untuk memfasilitasi

pelatihan para tenaga pekerja guna

mendapatkan hasil kinerja yang baik,

efektif dan efisien.

Pelaksanaan training sangat perlu

dilakukan untuk para karyawan di suatu

perusahaan di bidang jasa, terutama

perusahaan yang peduli terhadap

keselamatan para karyawannya dan juga

menjaga nama baik perusahaan, agar

para pekerja mendapatkan ilmu tentang

keselamatan kerja.

Keamanan dan keselamatan dalam

berlalu lintas merupakan dambaan dari

seluruh pengguna jalan. Namun

pengemudi kendaraan bermotor di

Indonesia pada umumnya

mengemudikan kendaraan tanpa dibekali

dengan pengetahuan dan ketrampilan

mengemudi serta etika berlalu lintas

yang benar. Keamanan dan keselamatan

berlalu lintas tersebut harus diwujudkan

dengan langkah nyata melalui proses

pendidikan dan pelatihan mengemudi

atau sekolah mengemudi.

Berdasarkan uraian diatas penulis

merasa tertarik untuk melakukan

penelitian tentang bagaimana bentuk

pelaksanaan pelatihan/ training, yang

kemudian penulis tuang dalam penelitian

dengan judul “Safety Riding, Bentuk

Pelaksanaan dan Pelatihan Pada PT

Sarana Aman Berkendara”.

Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dan manfaat yang

ingin dicapai dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana

bentuk pelaksanaan pelatihan safety

riding PT Sarana Aman Berkendara.

2. Untuk mengetahui hambatan yang

dihadapi dalam pelaksanaan

pelatihan safety riding PT Sarana

Aman Berkendara.

3. Untuk mengetahui solusi yang

dilakukan dalam menanggulangi

hambatan-hambatan yang dihadapi

dalam pelaksanaan pelatihan safety

riding PT Sarana Aman Berkendara.

Manfaat Penulisan

Penulis berharap agar penulisan

tugas akhir ini dapat memberikan

konstribusi pihak antara lain:

1. Penelitian ini dapat

mengembangkan wawasan dan

pengetahuan tentang masalah-

masalah yang berhubungan dengan

masalah pelaksanaan dan pelatihan

safety riding yang baik terutama

yang mengkaji lebi kanjut lagi

terhadap permasalahan dalam

penelitian ini.

2. Laporan ini dapat dijadikan

masukan yang dapat dikembangkan

berkenaan dengan masalah yang

Page 3: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

70

dibahas dalam membantu kinerja PT

Sarana Aman Berkendara dalam

menjalankan kegiatan perusahaan.

Penelitian ini digunakan sebagai

tambahan informasi dan sumber

bagi pihak yang berkompeten

terhadap masalah yang dibahas,

sekaligus sebagai bahan

perbandingan dari penelitian sejenis

yang pernah dibuat sebelumnya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan judul tersebut diatas,

maka penulis merumuskan masalah

pada:

1. Bagaimana bentuk pelaksanaan

pelatihan safety riding pada PT

Sarana Aman Berkendara ?

2. Apa saja kendala yang dihadapi

dalam pelaksanaan pelatihan safety

riding pada PT Sarana Aman

Berkendara ?

3. Apa solusi yang dilakukan dalam

menanggulangi hambatan-hambatan

yang dihadapi dalam pelaksanaan

pelatihan safety riding pada PT

Sarana Aman Berkendara ?

Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah,

Penulis hanya membatasi masalah pada

pelaksanaan pelatihan safety riding PT

Sarana Aman Berkendara yang

berkerjasama dengan PT Go-jek.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Tujuan dicantumkannya penelitian

terdahulu adalah untuk mengetahui

bangunan keilmuan yang sudah

diletakkan oleh orang lain, sehingga

penelitian yang akan dilakukan benar-

benar baru dan belum diteliti oleh orang

lain. Dengan kata lain, dengan menelaah

penelitian terdahulu, seseorang akan

dengan mudah melokalisasi kontribusi

yang akan dibuat. Dengan kata lain,

dengan menelaah penelitian terdahulu,

seseorang akan dengan mudah

menempatkan kontribusi yang akan

dibuat. Tabel 1.

Penelitian terdahulu

Nama Judul Hasil

Penelitian

Subhan

Zul Ardi,

Machfudz

Eko

Arianto,

Sitti

Nurdjann

ah

Pelatihan

safety riding

dan

pembentukan

perilaku

sahara (sadar

bahaya

berkendara)

pada siswa

SMK

Muhammadiy

ah 3 Kota

Yogyakarta.

14 September

2019, Hal.

663-668

ISSN: 2686-

2972; e-ISSN:

2686-2964.

Universitas

Ahmad

Dahlan

Pelatihan

ini

memberi

dampak

peningkata

n

pengetahu

an peserta

dalam hal

safety

riding

serta

memberik

an contoh

kepada

teman

sebaya

dalam

bahaya

berkendara

Berdasarkan matrik di atas, peneliti

melakukan penelitian tentang bentuk

pelaksanaan dan pelatihannya. Hal ini

yang membedakan penelitian ini dengan

penelitian terdahulu adalah tentang

gambaran proses pelakasanaan pelatihan

safety riding dan metode yang digunakan

adalah metode deskriptif kualitatif.

Pengertian Pelaksanaan

Pengertian pelaksanaan yang

diambil dari beberapa sumber

memberikan penjelasan yang hampir

sama maknanya. Berikut pengertian

pelaksanaan yang di kutip dari beberapa

sumber:

Nurdin Usman (2014:70)

mengatakan pengertian dari kata

pelaksanaan adalah sebagai berikut :

Page 4: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

71

“Pelaksanaan adalah suatu tindakan

atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun matan

dan terperinci, implementasi

biasanya dilakukan setelah

perencanaan sudah dianggap siap”.

Wahab (2014:65) mengemukakan

pelaksanaan adalah :

“Pelaksanaan atau implementasi

adalah tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh individu atau

pejabat-pejabat, kelompok-

kelompok pemerintah atau swasta

yang diarahkan pada terciptanya

tujuan-tujuan yang telah digariskan

dalam keputusan kebijakan

kebijakan”.

Jejen Musfah (2015-4) mengatakan

pelaksanaan merupakan program

tergantung pada standar operasional

pekerjaan (SOP). SOP menentukan

kelancaran sebuah program.

Berdasarkan pengertian dari beberapa

ahli di atas dapat disimpulkan

pelaksanaan adalah tindakan yang

dilaksanakan menurut SOP dan dari

sebuah rencana yang sudah disusun agar

tujuan yang diinginkan berjalan lancar.

Pengertian Pelatihan

Wilson Bangun (2015:202)

menjelaskan pelatihan (training) adalah

suatu proses memperbaiki keterampilan

kerja karyawan untuk membantu

pencapaian tujuan perusahaan.

Veithzal Rivai Zainal (2015:164)

mengemukakan bahwa pelatihan adalah

proses secara sistematis mengubah

tingkah laku pegawai untuk mencapai

tujuan organisasi. Selanjutnya, Veithzal

Rivai Zainal menuliskan pelatihan adalah

salah satu bentuk edukasi dengan prinsip-

prinsip pembelajaran. Langkah-langkah

berikut dapat diterapkan dalam pelatihan:

1. Pihak yang diberikan pelatihan

harus dapat dimotivasi untuk

belajar

2. Trainee harus mempunyai

kemampuan untuk belajar

3. Proses pembelajaran harus dapat

dipaksakan atau diperkuat

4. Pelatihan harus menyediakan

bahan-bahan yang dapat

dipraktikan atau diterapakan

5. Bahan-bahan yang dipresentasikan

harus memiliki arti yang lengkap

dan memenuhi kebutuhan

6. Materi yang diajarkan harus

memiliki arti yang lengkap dan

memenuhi kebutuhan.

Kasmir (2016:126) mengatakan

pelatihan merupakan fasilitas yang

disediakan perusahaan untuk

mempelajari pekerjaan yang

berhubungan dengan pengetahuan,

keahlian dan perilaku karyawan.

Donni Juni Priansa (2017:202)

menjelaskan pengertian dari kata

pelatihan adalah sebagai berikut :

“Pelatihan merupakan upaya yang

sistematis dan terencana untuk

mengubah atau mengembangkan

pengetahuan / keterampilan / sikap

melalui pengalaman belajar dalam

rangka meningkatkan efektifitas

kinerja kegiatan atau berbagai

kegiatan”.

Al Fadjar Ansor (2018-179)

mengatakan pelatihan adalah :

“Pelatihan / training adalah suatu

usaha yang terencana untuk

memfasilitasi pembelajaran tentang

pekerjaan yang berkaitan dengan

pengetahuan, keahlian dan perilaku

oleh para pegawai”.

Berdasarkan pengertian dari

beberapa ahli di atas dapat disimpulkan

pelatihan adalah proses memperabaiki

keterampilan kerja, keahlian dan perilaku

karyawan, pelatihan yang disediakan oleh

perusahaan untuk meningkatkan

efektivitas kinerja kegiatan karyawan.

Tujuan dan Manfaat Pelatihan

Program pelatihan yang

dilaksanakan oleh perusahaan memiliki

sejumlah tujuan dan manfaat. Sikula

Page 5: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

72

(2017:202) menyatakan bahwa tujuan

pelatihan adalah sebagai berikut.

1. Produktivitas (productivity)

Pelatihan dapat meningkatkan

kemampuan, pengetahuan,

keterampilan, dan perubahan

tingkah laku.

2. Kualitas (quality)

Penyelenggaraan pelatihan tidak

hanya dapat memperbaiki kualitas

pegawai, tetapi dapat memperkecil

kemungkinan terjadinya kesalahan

dalam mengemban pekerjaan.

3. Perencanaan kepegawaian (human

resource planning)

Pelatihan akan memudahkan

pegawai untuk mengisi kekosongan

jabatan dalam perusahaan sehingga

perencanaan pegawai dapat

dilakukan sebaik-baiknya.

4. Moral (morale)

Pelatihan akan meningkatkan

prestasi kerja dari pegawai

sehingga dapat menimbulkan

peningkatan upah pegawai.

5. Kompensasi tidak langsung

(indirect compensation)

Pemberian kesempatan pada

pegawai untuk mengikuti pelatihan

dapat diartikan sebagai pemberian

balas jasa atas prestasi yang telah

dicapai pada waktu yang lalu, yang

dapat mengikuti program tersebut,

pegawai yang bersangkutan

mempunyai kesempatan untuk

dapat mengembangkan diri.

6. Keselamatan dan kesehatan (health

and safety)

Pelatihan merupakan langkah

terbaik untuk mencegah atau

mengurangi terjadinya kecelakaan

kerja di suatu perusahaan sehingga

akan menciptakan suasana kerja

yang tenang, aman, da stabilitas

pada sikap mental mereka.

7. Pencegahan kadaluarsa

(obsolescence prevention)

Pelatihan akan mendorong inisiatif

dan kreativitas pegawai untuk

mencegah pegawai dari sifat

kadaluarsa.

8. Perkembangan pribadi (personal

growth)

Memberikan kesempatan bagi

pegawai untuk meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan yang

dimiliki pegawai, termasuk

meningkatkan perkembangan

dirinya.

Prinsip-prinsip Pelatihan

Pelatihan dilaksanakan dengan

berpedoman pada sejumlah prinsip yang

saling berkaitan. Mc Gehee (2017:202)

menyatakan bahwa pinsip pelatihan,

yaitu:

1. Materi yang diberikan secara

sistematis dan berdasarkan tahapan-

tahapan.

2. Tahapan-tahapan tersebut harus

sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai.

3. Pelatih / pengajar / pemateri harus

mampu meomotivasi dan

menyebarkan respons yang

berhubungan dengan serangkaian

materi pelajaran.

4. Penguat (reinforcement) diperlukan

untuk membangkitkan respons

yang positif dari peserta.

5. Menggunakan konsep

pembentukan (shaping) perilaku.

Manajemen Pelatihan

Donni Juni Priansa (2017:202)

mengatakan pemahaman tentang

manajemen pelatihan, yang terdiri atas

analisis kebutuhan pelatihan, sasaran

pelatihan, kurikulum pelatihan, peserta

pelatihan, pelatih (trainer), pelaksanaan

dan evaluasi pelatihan. Masing-masing

diuraikan sebaga berikut.

1. Analisis kebutuhan

Kebutuhan pelatihan harus dilakukan

melalui suatu analisis, baik di tingkat

perusahaan, jabatan, maupun

pegawai.

Page 6: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

73

2. Sasaran pelatihan

Setiap pelatihan harus memiliki

sasaran yang jelas yang ingin

dicapainya, baik untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan teknis

dalam mengerjakan pekerjaan

(technical skills), untuk

meningkatkan kecakapan memimpin

(managerial skills), maupun

keterampilan konseptual (conceptual

skills).

3. Kurikulum pelatihan

Dalam penyusunan suatu program

pelatihan, hal-hal yang perlu

diperhatikan adalah kaitannya

dengan jangka waktu

penyelenggaraan pelatihan,

kategorisasi berbagai mata kuliah

pelatihan, misalnya kategori inti,

pokok, dan penunjang atau kategori

lainnya, ada-tidaknya keperluan

untuk kegiatan ekstrakulikuler

seperti widyawicara dan teaching

aids yang diperlukan.

4. Peserta pelatihan

Dalam program pelatihan, peserta

pelatihan merupakan salah satu unsur

yang penting karena program

pelatihan merupakan suatu kegiatan

yang diberikan kepada pegawai oleh

pihak perusahaan dalam rangka

meningkatkan kapabilitas pegawai,

berupa pemberian bekal pengetahuan

dan keterampilan, baik teknik

maupun nonteknik kepada pegawai

sesuai dengan tugas dan tanggung

jawab masing-masing.

5. Pelatih (trainer)

Sebelum pelatihan dilaksanakan,

manajer pelatihan menentukan calon

pelatih yang akan digunakan dalam

pelatihan.

6. Pelaksanaan

Dalam melaksanakan program

pelatihan, setiap pelatih mengajarkan

materi pelatihan kepada peserta

pelatihan (trainee).

7. Evaluasi pelatihan

Program pelatihan bias dievaluasi

berdasarkan informasi yang

diperoleh dari lima tingkatan, yaitu :

reaksi (reaction), pembelajaran

(learning), perilaku (behaviors),

hasil perusahaan (organizational)

results, dan efisiensi biaya (cost

effectively).

Pengertian Safety Riding

F.A. Gunawan & Waluyo (2015-

23) mengatakan keselamatan kerja

(safety) merupakan upaya manusia untuk

mencegah terjadinya insiden yang

merugikan perusahaan, tenaga kerja,

masyarakat, maupun lingkungan alam.

Danang SB (2017-50)menjelaskan

pengertian dari kata Safety Riding adalah

sebagai berikut :

“Safety Riding merupakan usaha

yang dilakukan dalam

meminimalisir tingkat bahaya dan

memaksimalkan keamanan dalam

berkendara, demi menciptakan

suatu kondisi yang mana kita

berada pada titik tidak

membahayakan pengendara lain

serta menyadari kemungkinan

bahaya yang dapat terjadi di sekitar

kita dan paham akan pencegahan

dan penanggulangannya”.

Bambang Susantono (2018-20)

mengemukakan pengertian Safety

Ridingadalah :

“Safety Riding adalah mengacu

kepada perilaku berkendara yang

secara ideal harus memiliki tingkat

keamanan yang cukup bagi diri

sendiri maupun orang lain dalam

mengendarai sepeda motor”.

Berdasarkan pengertian dari

beberapa ahli di atas dapat disimpulkan

Safety Riding adalah menyadarkan

karyawan untuk memperhatikan dan

mematuhi peraturan keselamatan kerja

agar tidak terjadinya kecelakaan kerja

sehingga tidak merugikan karyawan

maupun perusahaan.

Page 7: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

74

Maksud Safety Riding

Bambang Susantono (2018-20)

mengatakan maksud safety riding yaitu

menyadarkan para pengguna jalan supaya

memperhatikan marka jalan yang ada,

mematuhi peraturan lalu lintas yang ada,

melengkapi surat-surat kendaraan dan ijin

berkendara, pada intinya yaitu

menyadarkan tentang betapa pentingnya

keselamatan berkendara dijalan raya.

Tujuan Safety Riding

Danang SB (2017-50)menjelaskan

tujuan safety riding yaitu menumbuhkan

kesadaran para pengguna jalan baik itu

pengendara roda dua dan pengendara

roda empat untuk selalu mematuhi

peraturan lalu lintas sehingga angka

kecelakaan di jalan raya dapat ditekan,

kemacetan dapat dikurangi dan yang

terpenting terciptanya keamanan

berkendara dijalan raya.

Dengan memahami maksud dan

tujuan dari sosialisasi program safety

riding diharapkan kita sebagai pengguna

jalan menjadi lebih memahami bahwa

ada aturan yang mengatur bagaimana tata

cara berkendara yang baik, bagaimana

sikap-sikap kita terhadap pengguna jalan

yang lain dan bagaimana sikap kita

memperlakukan diri kita dijalan raya

supaya lebih tertib berlalulintas.

Point Penting Safety Riding

Danang SB (2017-50) menjelaskan

Point Penting Safety Riding adalah

sebagai berikut:

1. Slalom

Fungsi dan manfaat dari kita melatih

gerakan slalom adalah untuk melatih

kemampuan dan menjaga

keseimbangan tubuh ketika sedang

menikung, melakukan manufer

mendadak ataupun ketika sedang

melalui jalanan berliku. Dalam

melakukan gerakan slalom, hal yang

terpenting adalah mengontrol gerakan

tubuh pengendara sepeda motor.

Maksudnya adalah saat sedang

menikung atau belok, sepeda motor

lebih mengikuti tubuh pengendara

setelah stang. Sebaiknya saat

melakukan slalom motor dalam

kondisi prima setidaknya

menggunakan bahan bakar

berkualitas karena ini akan

mempengaruhi kestabilan gerakan.

2. Melalui Jalan Titian

Praktek melalui jalan titian hamper

sama dengan melakukan gerakan

slalom, yang manfaatnya untuk

menjaga keseimbangan tubuh

pengendara. Namun, fokus dari latihan

melewati titian ini lebih pada melatih

keseimbangan tubuh ketika melewati

jalanan sempit. Sebagai contoh, kerap

kali terlihat kalau para pengendara

motor sering kali melintas di antara

sela-sela mobil, dan banyak di

antaranya yang menyenggol bodi atau

spion mobil. Oleh karena itu, jika para

pengendara motor sudah berlatih

melatih melewati jalan titian, gunanya

agar merekatak menyenggol body atau

spion mobil dan juga menyenggol

pengendara sepeda motor lainnya.

3. Melewati Jalanan Bergelombang

Seperti halnya dengan latihan slalom

dan melewati jalan titian, pelatihan

melewati jalanan bergelombang juga

berfungsi untuk melatih keseimbangan

tubuh ketika melewat ijalanan yang

tidak rata, bergelombang, atau

berlubang. Selain menjaga

keseimbangan badan, pelatihan ini

juga mengedepankan mengenai

komposisi penggunaan rem depan dan

belakang secara konstan. Para

pengendara motor juga diajarkan

untuk mengatur kecepatan sepeda

motor ketika melakukan pengereman

dan juga menjaga keseimbangan saat

melewati jalanan yang rusak.

Page 8: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

75

METODE PENELITIAN

Dalam metodologi dijelaskan

bahwa dalam melaksanakan penelitian

mempunyai kebebasan untuk memilih

metode. Maka dengan demikian

memecahkan suatu metodologi sangat

diperlukan dalam memecahkan

mengumpulkan data untuk memecahkan

suatu masalah sehingga dapat menyusun

laporan hasil penelitian yang dapat

dipertanggungjawabkan

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif kualitatif, yang mencari fakta

dengan interpretasi yang tepat terhadap

fenomena – fenomena dengan

menetapkan suatu standar atau suatu

norma tertentu. Menurut Sukmadinata

(2006:72) penelitian deskriptif adalah

suatu bentuk penelitian yang ditujukan

untuk mendeskripsikan fenomena-

fenomena yang ada, baik fenomena

alamiah maupun fenomena buatan

manusia. Sedangkan menurut Moh. Nazir

metode deskriptif adalah: Suatu motode

dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

suatu sistem pemikiran, ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini

adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis,

factual dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifa serta hubungan antar fenomena

yang diselidiki (Nazir, 2005: 54).

Fenomena itu bisa berupa bentuk,

aktivitas, karakteristik, perubahan,

hubungan, kesamaan, dan perbedaan

antara fenomena yang satu dengan

fenomena lainnya. Peneliti dalam hal ini

mengambil jenis penelitian deskriptif

kualitatif karena ingin mendeskripsikan

atau menggambarkan kegiatan

korespondensi khususnya dalam hal surat

– menyurat yang ada di perusahaan

tersebut.

Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, penulis

membutuhkan data-data yang

berhubungan dengan kajian penulis, yaitu

bersumber dari:

1. Studi Pustaka (Library Research)

Yaitu pengambilan data yang

dilakukan dengan membaca dan

mempelajari buku-buku referensi

yang berkaitan dengan topik dalam

penulisan ini. Dengan tujuan untuk

mendapatkan pengetahuan teoritis

dengan kebenaran dan keakuratan.

2. Observasi

Observasi yaitu cara yang digunakan

untuk memperoleh data dengan

mengadakan pengamatan langsung

terhadap obyek penelitian yaitu

pelaksanaan kegiatan pelatihan yang

ada di perusahaan tempat penelitian.

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono

(2013:145) mengemukakan bahwa

observasi merupakan suatu proses

yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai biologis dan

psikologis dua diantara yang adalah

proses pengamatan dan ingatan.

Dalam observasi ini diperoleh data-

data penelitian dengan cara melihat

secara langsung proses surat –

menyurat untuk bisnis serta cara

penulisannya.

3. Wawancara

Wawancara yaitu teknik

pengumpulan data yang mengajukan

daftar pertanyaan secara

langsungterhadap narasumber yang

berkompeten dan paham terhadan

permasakahan yang dikaji. Menurut

Esterberg dalam Sugiyono (2013:231)

wawancara merupakan pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikontruksikan makna dalam

suatu topik tertentu.wawancara adalah

percakapan antara seseorang yang

berharap mendapatkan informasi

dengan seseorang yang diasumsikan

mempunyai informasi penting tentang

suatu obyek.

Page 9: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

76

4. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono

(2013:240) dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya

monumental dari seorang. Dalam

penelitian ini melakukan dokumentasi

kegiatan surat – menyurat yang ada di

perusahaan

Key Informan

Key Informan Dalam penellitian ini

dibutuhkan beberapa orang sebagai

pemberi informasi tentang “Safety

Riding, Bentuk Pelaksanan dan

Pelatihan” dimana key informan tersebut

sangat berhubungan dengan kegiatan

administrasi maupun pelaksanaan

pelatihan yaitu Ibu Deborah Theresia

sebagai kepala HRD PT. Sarana Aman

Berkendara, Jakarta

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di

sebuah perusahaan yaitu PT. Sarana

Aman Berkendara: Komplek Polri

Kavling B9, Gatot Subroto, Jakarta

Selatan 12930, Telp. 021-5256560,

52962876, Fax : 021-5256560, E-mail :

[email protected]. Penelitian dilakukan pada

bulan Januari – Juni 2019.

Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian

kualitatif dengan demikian analisis data

yang diterapkan dalam penelitian ini

dilakukan selama dan setelah

pengumpulan data. Jenis teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik analisis data non statistik

yang bersifat deskripsi kualitatif. Teknik

ini memaparkan data-data yang

dicerminkan melalui kata-kata atau

kalimat. Digunakannya teknik tersebut

karena kegiatan analisis yang dilakukan

berkaitan dengan menafsirkan dan

menemukan permasalahan dalam

pelaksanaan kegiatan Pelatihan safety

riding di PT Sarana Aman Berkendara.

HASIL DAN PEMBAHASAN Bentuk Pelaksanaan Pelatihan

safety riding pada PT Sarana Aman

Berkendara dapat dilihat pada alur proses

di bawah ini :

Gambar 1

Bagan Alur Pelaksanaan Pelatihan Safety Riding

Pada PT Sarana Aman Berkendara

Penjelasan Bagan Alur Pelaksanaan

Pelatihan Safety Riding

1. Mulai

Sebelum memulai pelaksanaan

pelatihan Safety Riding, bagian

administrasi menyiapkan peralatan yang

akan digunakan saat registrasi, seperti

laptop, printer dan memastikan

MULAI

REGISTRASI

MELAKUKAN PRE TEST

PEMBERIAN MATERI

PRAKTIK

SELESAI

PEMBAGIAN SERTIFIKAT

MELAKUKAN POST TEST

PEMBAGIAN KONSUMSI

Page 10: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

77

persediaan alat tulis. Serta memeriksa

laptop yang akan digunakan, agar tidak

bermasalah saat registrasi.

2. Registrasi

Registrasi dimulai pukul 07.00 s/d

selesai. Peserta pelatihan dikumpulkan

untuk registrasi data diri sebelum

mengikuti pelaksaaan pelatihan safety

riding. Jumlah maksimal peserta 800

orang perhari, jika peserta pelatihan

melebihi kuota maka akan dipulangkan

dan akan diberikan kertas reschedule lalu

peserta bias datang pada tanggal yang

telah diganti. Peserta berdiri membuat 5

brisan lalu peserta dipanggil satu persatu

untuk regisistrasi. Dalam kegiatan

registrasi bagian administrasi menginput

data peserta pelatihan yang dibutuhkan

seperti KTP dan SIM. Jika peserta

pelatihan tidak membawa salah satu

diantara itu, maka tetap boleh mengikuti

pelatihan safety riding, jika peserta

pelatihan tidak membawa keduanya maka

peserta pelatihan harus meminta foto

KTP dan SIM agar bias mengikuti

pelatihan safety riding.

Di bawah ini proses saat menginput

data peserta pelatihan menggunakan

aplikasi yang sudah disediakan oleh

perusahaan :

a. Pertama admin project memasukan

data-data peserta pelatihan berupa

nama lengkap, jenis Kelamin, No

KTP, nomor peserta, nomor telepon,

masa berlaku SIM, dan tanggal

pelatihan. Setelah semua data diinput

maka dicek, admin project memilih

icon “submit” yang berarti sudah

masuk.

Berikut gambar aplikasi yang

digunakan untuk memasukan data

peserta pelatihan :

Gambar 2

Tampilam aplikasi yang digunakan untuk

memasukan data peserta pelatihan

b. Kemudian setelah data di “submit”

peserta pelatihan mendapatkan nomor

peserta dan kupon makan. Nomor

peserta akan digunakan untuk

penilaian saat praktik dan juga saat

pembagian sertifikat harus

menunjukan nomor peserta masing-

masing. Sedangkan kupon makan

digunakan untuk mengambil

konsumsi.

Gambar 3

Tampilan Aplikasi yang digunakan untuk

memasukan data peserta pelatihan

3. Pre Test

Pre Test adalah kegiatan

melakukan menjawab soal sebelum

pelaksanaan pelatihan safety riding.

Pertanyaan pre test biasanya dilakukan

trainer di awal pelatihan. Pre

test diberikan dengan maksud untuk

mengetahui apakah ada diantara para

peserta pelatihan yang sudah mengetahui

mengenai materi yang akan diajarkan.

Peserta pelatihan dikumpulkan di

ruang kelas dan trainer mengarahkan

agar mengisi pre test yang telah

disediakan berupa link

www.bit.ly/soalawaljkt yang ditampilkan

di layar proyektor. Peserta pelatihan

Page 11: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

78

harus membuka link tersebut di

handphone masing-masing dan log in

dengan nol KTP dan nomor telepon, serta

tidak bias diwakilkan oleh orang lain.

Soal pre test ini dibuat oleh pihak

partner kerjasama dalam periode

observasi adalah PT Go-jek yang

bertujuan ingin mengetahui pengetahuan

peserta pelatihan sebelum melaksanakan

pelatihan safety riding. Waktu

mengerjakan pre test 15 menit dan

diawasi langsung oleh 5 trainer di dalam

ruang kelas, jika peserta pelatihan sudah

mengerjakan pre test maka hasil diolah

oleh PT Go-jek.

Gambar 4

Aplikasi Pre Test Pelatihan Aman Berkendara

RDL

4. Materi

Setelah semua peserta pelatihan

mengerjakan pre test maka trainer mulai

memberikan materi di ruang kelas selama

2 jam tentang ilmu-ilmu berkendara yang

sudah disiapkan berupa power point dan

juga ada beberapa video tentang

berkendara, kemudian sesi Tanya jawab

setelah materi disampaikan. Para peserta

pelatihan boleh bertanya tentang apapun

yang mereka belum ketahui dalam ilmu

berkendara yang aman di jalan raya.

Bentuk ruang kelas adalah 12x20

meter, tersedia 800 bangku untuk peserta

pelatihan, meja, layar proyektor. Materi

pelatihan safety riding dibuat oleh cheif

of trainer berupa msicrosoft power point.

Gambar 5.

Slide Materi Teori Safety Riding

5. Praktik

Setelah semua peserta pelatihan

sudah mendapatkan materi di ruang kelas

kegiatan selanjutnya praktik safety

riding. Sebelumnya crew sudah

menyiapkan alat-alat untuk praktik

seperti cone (pembatas jalan) dan body

protector untuk keselamatan peserta

pelatihan.

Dalam praktik di bagi dua sesi yang

dilakukan bersamaan / pararel, yaitu :

a. SA (Skill Awareness)

SA (Skill Awareness) berupa kegiatan

memperaktikkan bagaimana

berkendara secara aman dan sudah

disiapkan track-track seperti dijalan

raya. Trainer terlebih dahulu

menjelaskan dan mendemonstariskan

cara berkendara yang benar seperti apa

dan apa saja yang harus dilakukan saat

dijalan raya. Kemudian para peserta

pelatihan akan mencoba track yang

sudah disiapkan trainer lalu akan

dinilai langsung oleh trainer, masing-

masing peserta diberi waktu 3 menit.

Kolom penilian berisi 4 sub penilaian

yaitu : Menikung, Keseimbangan,

LintasanSempit dan Komentar.

b. Pengereman

Sesi praktik pengereman ini berupa

kegiatan memperaktikkan bagaimana

pengereman saat berkendara secara

aman dan benar dijalan raya agar

mengurangi kecelakaan. Trainer

terlebih dahulu menjelaskan dan

mendemokan cara pengereman yang

baik baik dan benar seperti apa saat

Page 12: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

79

berkendara di jalan raya. Kemudian

para peserta pelatihan akan mencoba

melakukan pengereman lalu akan

dinilai oleh trainer, masing-masing

peserta diberi waktu 3 menit.

Gambar 6

Form Nilai

6. Pembagian Konsumsi

Setelah peserta pelatihan

melakukan praktik maka peserta

pelatihan diberikan waktu isoma

(istirahat, sholat dan makan). Peserta

pelatihan berdiri membuat 3 barisan

untuk mengambil makanan dengan

menukarkan kupon makan kepada admin

agar pembagian konsumsi tertib.

Peserta menunjukan kupon makan

di bawah ini untuk mengambil konsumsi:

Gambar 7

Kupon Makan

Sumber : Dokumen PT Sarana Aman Berkendara

7. Post Test

Post test merupakan bentuk

pertanyaan yang diberikan setelah materi

disampaikan atau evalausi akhir saat

materi yang diajarkan pada hari itu.

Trainer memberikan post test dengan

maksud apakah para peserta pelatihan

sudah mengerti dan memahami mengenai

materi yang baru saja diberikan pada hari

itu.

Soal post test ini dibuat oleh pihak

partner kerjasama bertujuan ingin

mengetahui pengetahuan peserta

pelatihan sebelum melaksanakan

pelatihan safety riding dan diberi waktu

mengerjakan post test 15 menit dan

diawasi langsung oleh 5 trainer di dalam

ruang kelas, jika peserta pelatihan sudah

mengerjakan post test maka hasil diolah

oleh pihak partner kerjasama.

Gambar 8

Aplikasi Post tes Pelatihan Aman Berkendara RDL

8. Pembagian Sertifikat

Sertifikat ini dibuat oleh admin

project sesuai jumlah dan nama peserta

pelatihan. Pada pelaksanaan safety riding

sertifikat dibagikan setelah para peserta

sudah mengikuti pelaksanaan pelatihan

safety riding. Dengan adanya sertifikat

ini menandakan bahwa peserta pelatihan

sudah menjadi mitra PT Go-jek yang

terlatih berkendara secara aman dan

benar. Peserta pelatihan dipanggil

berdasarkan nomor peserta dan akan

dikelompokan berdasarkan nomor urut

peserta.

Di bawah ini gambar sertifikat

untuk peserta pelatihan yang sudah

melaksanakan pelatihan safety riding:

Page 13: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

80

Gambar 9 Sertifikat

Sumber : Dokumen PT Sarana Aman Berkendara

9. Selesai

Setelah kegiatan pelaksanaan

pelatihan safety riding selesai para

peserta pelatihan dikumpulkan

dilapangan bersama-sama dengan trainer,

admin project dan crew foto bersama

sebagai dokumentasi kegiatan

pelaksanaan pelatihan safety riding

dengan menunjukan sertifikat yang telah

didapat dari hasil kegiatan pelaksanaan

pelatihan safety riding. Dan foto bersama

ini juga sebagai bukti bahwa pelaksanaan

pelatihan safety riding pada hari itu sudah

selesai dilaksanakan.

Gambar 10.

Foto Bersama Dengan Peserta Pelatihan

Adapun kendala-kendala yang ada

dalam pelaksanaan pelatihan safety riding

pada PT Sarana Aman Berkendara :

1. Kurangnya ketertiban para peserta

pelatihan sehingga tidak sesuai dengan

waktu yang telah disediakan.

Terkadang para peserta pelatihan

kurang tertib saat registrasi, meskipun

sudah diberi barisan tapi ada saja

peserta pelatihan yang tidak sabar dan

membuat barisan sendiri dan peserta

lain akan mengikuti, itu akan

menghambat waktu registrasi.

2. Kurangnya persiapan data para peserta

pelatihan.

Saat diminta data untuk registrasi para

peserta pelatihan masih mencari-cari

data untuk persyaratan yang harus

dilengkapi. Bagian admin selalu

menunggu data yang harus dilengkapi

maka menghambat waktu dan peserta

pelatihan yang lain menunggu giliran

registrasi lebih lama.

3. Terbatasnya fasilitas kantor.

Saat melakukan kegiatan registrasi

diperlukan alat tulis untuk mencatat

nama peserta pelatihan. Jika jumlah

peralatan alat tulis terbatas dapat

menghambat tugas admin project yang

sedang dilaksanakan. Laptop yang

sudah lama membuat proses

pengetikan data menjadi lambat,

sehingga penginputan data para

peserta pelatihan dapat terhambat

karena dalam registrasi yang paling

penting kondisi laptop, jika laptop

tidak bermasalah registrasi akan cepat

dilaksanakan. Sering terjadinya sinyal

yang tidak mendukung. Sinyal yang

tidak mendukung sehingga pada

proses log in ke website

www.172.104.189.9/jakarta dan juga

saat proses registrasi para peserta

pelatihan makaakan terjadinya kendala

dan menghambat waktu. Sering

terjadinya kendala di

websitewww.172.104.189.9/jakarta.

Dikarenakan terlalu banyak data para

peserta pelatihan sehingga membuat

website menjadi lambat dan staff

administrasi membuka website secara

bersamaan itu juga menghambat

pelaksanaan pelatihan safety riding.

4. Cuaca yang sering berubah-ubah.

Cuaca yang sering berubah-ubah

sehingga tidak mendukung

Page 14: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

81

pelaksanaan pelatihan yang sedang

berlangsung sehingga sering

terjadinya kecelakaan kecil.

Mengingat tempat pelaksanaan

pelatihan safety riding di luar gedung

atau di lapangan terbuka.

5. Jumlah peserta.

Sering terjadi kelebihan peserta

pelatihan yang mengakibatkan kuota

per-hari penuh dan para peserta

pelatihan memaksa mengikuti

pelaksanaan pelatihan safety riding.

Kelebihan peserta juga menghambat

waktu registrasi karena memakan

waktu lebih lama dari biasanya.

Sedangkan kekurangan peserta

pelatihan memang tidak menghambat

waktu registrasi namun bermasalah

pada target kuota per-harinya, jika

kekurangan sering terjadi maka itu

merugikan perusahaan.

Solusi yang telah Dilakukan Untuk

Mengahdapi Kendala Dalam Pelaksanaan

Pelatihan Safety Riding pada PT Sarana

Aman Berkendara diantaranya :

1. Penanganan kendala dalam kurangnya

ketertiban para peserta pelatihan.

Admin project menjelaskan secara

rinci mengenai proses penginputan

data kepada para peserta pelatihan dan

memperhitungkan berapa lama waktu

yang dibutuhkan saat menginput data.

2. Penanganan kendala dalam kurangnya

persiapan data para peserta pelatihan.

Admin project menanyakan

kelengkapan syarat / data dalam

proses penginputan data kepada para

peserta pelatihan dan meminta NIK

KTP, nomor peserta, nomor telepon

dan masa berlaku SIM.

3. Penanganan kendala dalam

terbatasnya fasilitas kantor.

Admin project mempersiapkan

peralatan sebelum pelatihan dimulai,

dan jika memang peralatan tulis sudah

habis atau sudah tidak bias dipakai,

maka segera melakukan pengajuan

peralatan alat tulis kepada Training

Coordinator. Menangani kendala pada

laptop yang sudah lama. Memeriksa

terlebih dahulu laptop yang ingin

digunakan untuk penginputan data

para peserta pelatihan agar berjalan

dengan lancar. Sinyal yang tidak

mendukung, maka memakai wifi atau

bolt dengan pemakaian data yang

sesuai sehingga memudahkan proses

penginputan data data para peserta

pelatihan. Kendala di website

www.172.104.189.9/jakarta. Sebelum

proses penginputan data berlangsung

bagian IT terlebih dahulu memeriksa

website www.172.104.189.9/jakarta,

sehingga proses penginputan data data

para peserta pelatihan berjalan dengan

lancar.

4. Penanganan kendala pada cuaca yang

seringberubah-ubah.

Admin project memperingati para

pesertapelatihan agar lebih hati-hati

pada saat pelatihan berlangsung

sehingga mengurangi resiko

kecelakaan. Jika terjadi hujan maka

peserta pelatihan dikumpulkan di

ruang kelas dan diberi materi pelatihan

tentang sesi praktik.

5. Penanganan kendala dalam jumlah

peserta.

Admin project memberikan

reschedule berupa kertas kecil untuk

para peserta yang dating terlambat

agar mengikuti pelaksanaan pelatihan

safety riding pada hari yang telah

ditentukan. Sedangkan kekurangan

peserta pelatihan admin project

mencari tahu apa penyebab

berkurangnya peserta pelatihan kepada

perusahaan yang berkerjasama dengan

kita.

PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan maka terdapat beberapa

kesimpulan serta saran yang mungkin

dapat bermanfaat untuk meningkatkan

efisiensi dan efektifitas pada pelaksanaan

pelatihan safety riding pada PT Sarana

Aman Berkendara.

Page 15: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

82

Kesimpulan

Kesimpulan yang penulis dapat dari

hasil penelitian pelaksanaan pelatihan

safety riding pada PT Sarana Aman

Berkendara adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pelatihan safety

riding pada PT Sarana Aman

Berkendara, terdiri dari beberapa

tahap seperti registrasi,

kelengkapan data peserta

pelatihan, mengerjakan pre test,

pemberian materi, pelaksanaan

praktik, mengerjakan post test,

pembagian sertifikat.

2. Kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan pelatihan safety

riding adalah kurangnya

ketertiban para peserta pelatihan

sehingga tidak sesuai dengan

waktu yang telah disediakan,

kurangnya persiapan data para

peserta pelatihan, terbatasnya

fasilitas kantor, cuaca yang sering

berubah-ubah, jumlah peserta

lebih dan kurang.

3. Beberapa solusi yang dilakukan

dalam pemecahan masalah yang

dihadapi pada saat pelaksanaan

pelatihan safety riding adalah

menjelaskan secara rinci

mengenai proses penginputan

data kepada para peserta pelatihan

dan memperhitungkan berapa

lama waktu yang dibutuhkan saat

menginput data, menanyakan

kelengkapan syarat/data dalam

proses penginputan data kepada

para peserta pelatihan,

mempersiapkan peralatan

sebelum pelatihan dimulai,

memperingati para peserta

pelatihan agar lebih hati-hati pada

saat pelatihan berlangsung

sehingga mengurangi resiko

kecelakaan, memberikan

reschedule berupa kertas kecil

untuk para peserta yang datang

terlambat sedangkan kekurangan

peserta pelatihan admin project

mencari tahu apa penyebab

berkurangnya peserta pelatihan.

Saran

Adapun di bawah ini saran-saran

yang mungkin bermanfaat bagi pihak

perusahaan yaitu PT Sarana Aman

Berkendara.

1. Perusahaan menyediakan tempat

untuk peserta pelatihan agar

terkumpulnya peserta pelatihan

agar diberi pengarahan infromasi

pelatihan bahwa registrasi terlebih

dahulu dan membuat barisan yang

tertib agar proses registrasi dapat

berjalan secara tertib dan lancar.

2. Peserta pelatihan diberitahu data

apa saja yang diperlukan saat

pelaksanaan pelatihan safety

riding lewat telepon atau aplikasi

agar saat melakukan registrasi

peserta langsung mempersiapkan

data yang dibutuhkan jadi tidak

memperlambat waktu registrasi.

3. Setiap bulan seharusnya laptop

dicek terlebih dahulu agar laptop

tidak lambat saat dipakai untuk

registrasi, jika laptop yang sudah

lama dan sangat lambat harus

diganti dengan laptop baru karena

sangat menghambat saat

melakukan registrasi, perusahaan

harus menyediakan wifi yang

stabil agar proses registrasi

berjalan dengan lancar.

4. Memberi informasi terlebih

dahulu kepada para peserta

pelatihan melalu lembaran

kegiatan yang sudah disediakan di

papan informasi sehingga para

peserta pelatihan sudah tahu apa

saja yang harus dilakukan

terutama jika terjadinya hujan

maka para peserta pelatihan

melanjutkan kegiatan berdasarkan

aturan yang telah ditetapkan.

5. Untuk undangan melalui aplikasi

lebih dijelaskan terutama dibagian

jadwal kegiatan pelatihan, pesert

pelatihan dapat memilih tanggal

Page 16: SAFETY RIDING, BENTUK PELAKSANAAN PELATIHAN PADA PT …

Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.347

Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X

83

pelatihan sesuai yang diinginkan

sehingga tidak terjadinya peserta

kelebihan atau kekurangan

peserta.

DAFTAR PUSTAKA

Ansor, Al Fadjar. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Sidoarjo:

Indomedia Pustaka, 2018

Bangun, Wilson. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Jakarta: PT Gelora

Aksara Pratama, 2015

Gunawan, F.A., dan Waluyo. Risk Based

Behavioral Safety. Jakarta:PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2015

Kasmir. Manajemen Sumber Daya

Manusia ( Teori Dan Praktik )

Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada,

2016

Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan.

Jakarta: Prenadamedia Group, 2015

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta :

Ghalia Indonesia, 2003

Priansa, Donni Juni. Manajemen Kinerja

Kepegawaian. Bandung: CV

Pustaka Setia, 2017

SB, Danang. Budaya Tertib Lalu Lintas.

Jakarta: PT Sarana Bangun

Pustaka, 2017

Sugiyono.. Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif Dan R&D. Cetakan

Ke19, Oktober 2013.Penerbit

Alfabeta, CV. Bandung.2013

Sukmadinata. , Metode Penelitian

Pendidikan, Remaja Rosdakarya,

Bandung.2006.

Susantono, Bambang. Menghapus Jejak

Roda. Jakarta: PT Astra Honda

Motor, 2018

Usman, Nurdin. Konteks Implementasi

Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada, 2014

Wahab. 2014. Manajemen Dasar.

Jakarta: PT Aksara, 2014

Zainal, Veithzal Rivai. Manajemen

Sumber Daya Manusia Untuk

Perusahaan. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada 2015

Zul, Ardi Subhan, Machfudz Eko

Arianto, Sitti Nurdjannah.

Pelatihan safety riding dan

pembentukan perilaku sahara

(sadar bahaya berkendara) pada

siswa SMK Muhammadiyah 3 Kota

Yogyakarta, Seminar Nasional

Hasil Pengabdian kepada

Masyarakat. 14 September 2019,

Hal. 663-668 ISSN: 2686-2972; e-

ISSN: 2686-2964. Universitas

Ahmad Dahlan. 2019