Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

26
Safety devices pada Rumah Sakit Pendidikan Definisi Rumah sakit adalah institusi pelayanan masyarakat yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan dengan penggunaan peralatan tekhnologi tinggi, bahan – bahan, dan obat – obatan berbahaya bagi kesehatan untuk tindakan diagnostik. Semua kegiatan perawat, dokter, mahasiswa kedokteran (pada rumah sakit pendidikan) dan tenaga profesi lainnya yang langsung terjun mengadakan interaksi secara profesional dengan pasiennya, mempunyai resiko tinggi terhadap status kesehatan tenaga kesehatan. Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter- dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi. Menurut UU NO 44 TAHUN 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah sakit pendidikan : a. merupakan RS yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan tenaga profesi lain. Pasal 23(1) b. Dalam penyelenggaraan RS pendidikan dapat di bentuk jejaring Rumah Sakit pendidikan Pasal 23(2) 1

Transcript of Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

Page 1: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

Safety devices pada Rumah Sakit Pendidikan

Definisi

Rumah sakit adalah institusi pelayanan masyarakat yang bergerak di bidang pelayanan

jasa kesehatan dengan penggunaan peralatan tekhnologi tinggi, bahan – bahan, dan obat – obatan

berbahaya bagi kesehatan untuk tindakan diagnostik. Semua kegiatan perawat, dokter,

mahasiswa kedokteran (pada rumah sakit pendidikan) dan tenaga profesi lainnya yang langsung

terjun mengadakan interaksi secara profesional dengan pasiennya, mempunyai resiko tinggi

terhadap status kesehatan tenaga kesehatan.

Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan

kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga

pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba

berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh

pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat / Tri

Dharma perguruan tinggi.

Menurut UU NO 44 TAHUN 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah sakit pendidikan :

a. merupakan RS yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam

bidang profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan dan tenaga profesi lain.

Pasal 23(1)

b. Dalam penyelenggaraan RS pendidikan dapat di bentuk jejaring Rumah Sakit pendidikan

Pasal 23(2)

c. Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi RS Pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan

standar RS Pendidikan Pasal 22(1)

d. RS pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri setelah

berkoordinasi dengan Menteri yang membidangi urusan pendidikan Pasal 22(1)

Melihat tingginya risiko terhadap gangguan kesehatan di rumah sakit, maka perlu

dilakukan upaya-upaya pencegahan terhadap kejadian penyakit atau traumatic akibat lingkungan

kerja dan faktor manusianya. Salah satu diantaranya adalah penggunaan APD. Standar

penggunaan alat pelindung diri membutuhkan adanya pengawasan dari pihak rumah sakit sesuai

dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2010 tentang rumah sakit yang tercantum pada pasal

54 mengenai pembinaan dan pengawasan.

1

Page 2: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang

pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD dalam bahasa Inggris

dikenal dengan sebutan Personal Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata "personal"

pada kata PPE terebut, maka setiap peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi si

pemakainya. APD dapat berkisar dari yang sederhana hingga relatif lengkap. APD merupakan

solusi pencegahan yang paling mendasar dari segala macam kontaminasi dan bahaya akibat

bahan kimia.

Menurut Budiono (2003), alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan

tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau

kecelakaan kerja.

Syarat APD

Menurut Suma’mur (1996), syarat-syarat alat pelindung diri yang baik antara lain :

a. Alat pelindung diri tersebut harus enak dipakai.

b. Alat pelindung diri tersebut harus tidak boleh mengganggu pekerjaannya.

c. Memberikan perlindungan yang efektif terhadap bahaya yang dihadapinya.

etentuan penggunaan APD

Menurut Budiono, dkk (2003), alat pelindung diri yang telah dipilih hendaknya

memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Harus memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya

yang dihadapi oleh pekerja.

b. Beratnya harus seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang

berlebihan.

c. Harus dapat dipakai secara fleksibel.

d. Bentuknya harus cukup menarik.

e. Tidak mudah rusak.

f. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya.

g. Suku cadangnya harus mudah diperoleh sehingga pemeliharaan alat pelindung diri dapat

dilakukan dengan mudah.

h. Memenuhi ketentuan dari standar yang ada

2

Page 3: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

i. Pemeliharaannya mudah

j. Tidak membatasi gerak

Rasa “tidak nyaman” tidak berlebihan (rasa “tidak nyaman” tidak mungkin hilang sama

sekali, namun diharapkan masih dalam batas toleransi).

Oleh sebab itu pemeliharaan dan control terhadap alat pelindung diri penting karena alat

pelindung diri sensitive terhadap perubahan tertentu, punya masa kerja tertentu dan APD dapat

menularkan beberapa jenis penyakit jika secara bergantian.

Kelemahan penggunaan APD

1. Kemampuan perlindungan yang tidak sempurna

a. Memakai alat pelindung diri tidak tetap.

b. Cara memakai alat pelindung diri yang salah.

c. Alat pelindung diri yang dipakai tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan.

2. Alat pelindung diri tidak enak dipakai.

Jenis Alat Pelindung Diri

Menurut Suma’mur (1996), alat pelindung diri beraneka ragam macamnya, jika

digolongkan menurut bagian tubuh yang dilindungi maka jenis proteksi diri adalah :

a. Perlindungan Mata Dan Wajah.

Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang harus dikenakan oleh

pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata dan

wajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi.

Secara umum perlindungan mata terdiri dari Kacamata pelindung, Goggle,Pelindung wajah,

Pelindung mata special (goggle yang menyatu dengan masker khusus untuk melindungi

mata dan wajah dari radiasi dan bahaya laser).

3

Page 4: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

b. Perlindungan Badan

Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, merupakan suatu perlengkapan yang

wajib dikenakan sebelum memasuki laboratorium. Jas laboratorium dikenal oleh masyarakat

pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Hal yang perlu diperhatikan

ketika menggunakan jas laboratorium yaitu kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan

dalam kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan

pemakainya. Jas laboratorium merupakan pelindung badan dari tumpahan bahan kimia dan

api sebelum mengenai kulit pemakainya.

Jika jas laboratorium terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia, lepaslah jas secepatnya.

Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan Jumpsuits. Apron

digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan mengiritasi, yang

berbentuk seperti celemek terbuat dari karet atau plastik.Untuk apron yang terbuat dari

plastik, bahwa tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan

kimia yang dapat terbakar yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat

mengakumulasi loncatan listrik statis. Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut

ini direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi Bahan dari peralatan

perlindungan badan ini haruslah mampu memberi perlindungan kepada pekerja laboratorium

dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap lembab, dan radiasi.

c. Perlindungan Tangan

Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila terpapar

bahan kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi tidak hanya

melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga

dapat memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecan atau rusak, permukaan benda

yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau dingin. Sarung tangan harus secara

periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang

ditangani.

Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan

karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi. Jenis karet yang digunakan

pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil atau alam, neoprene, nitril, dan PVC

4

Page 5: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

(Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang

akan ditangani.

APD tangan dikenal dengan Safety Glove dengan berbagai jenis penggunaanya. Berikut ini

adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang tidak terbatas hanya untuk

melindungi dari bahan kimia.

Jenis-Jenis Safety Glove antara lain : Sarung Tangan Metak Mesh, Sarung metal mesh tahan

terhadap ujung yang lancip dan menjaga terpotong, Sarung tangan Kulit, Sarung tangan

yang terbuat dari kulit ini akan Melindungi tangan dari permukaan kasar, Sarung tangan

Vinyl dan neoprene Melindungi tangan terhadap bahan kimia beracun, Sarung tangan

Padded Cloth Melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas, kotoran dan Vibrasi,

Sarung tangan Heat resistant Mencegah terkena panas dan api, Sarung tangan karet

Melindungi saat bekerja disekitar arus listrik karena karet merupakan isolator (bukan

penghantar listrik), Sarung tangan Latex disposable Melindungi tangan dari Germ dan

bakteri, sarung tangan ini hanya untuk sekali pakai,Sarung tangan lead lined Digunakan

untuk melindungi tangan dari sumber radiasi.

d. Perlindungan Pernafasan

-Respirator yang sifatnya memurnikan udara

-Respirator yang dihubungkan dengan supply udara bersih

-Respirator dengan supply oksigen

Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat

pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat

membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan

kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus

memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang

sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan

batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan

yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki masa

5

Page 6: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut

harus diganti.

Menurut Notoadmodjo (1974), faktor yang mempengaruhi bersedia atau tidaknya

menggunakan alat pelindung diri yang telah disediakan adalah :

1. Sejauh mana orang yang memakai alat itu mengerti akan kegunaannya.

2. Kemudahan dan kenyamanan apabila dipakai dengan gangguan yang paling minimum

terhadap prosedur kerja yang normal.

3. Sangsi-sangsi ekonomi, social dan disiplin yang dapat digunakan untuk mempengaruhi

attitude mereka.

Menurut Siswanto (1991), alat pelindung diri antara lain :

1. Alat pelindung tangan

Sarung tangan merupakan alat pelindung diri yang paling banyak digunakan. Hal ini

tidaklah mengherankan karena kecelakaan pada tangan sering terjadi. Dalam memilih sarung

tangan yang tepat, perlu mempertimbangkan faktor-faktor antara lain :

a. Kepekaan yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya untuk pekerjaan

yang halus dimana pemakaiannya harus membedakan benda-benda yang halus,

pemakaian sarung tangan yang tipis akan memberikan kepekaan (sensibilitas) yang

lebih besar dari sarung tangan yang berukuran tebal.

b. Bagian tangan yang harus dilindungi, apakah tangan saja atau tangan dan lengan bawah.

Menurut bentuknya, sarung tangan dapat dibedakan menjadi :

a. Sarung tangan biasa

b. Gaunlets atau sarung tangan yang dilapisi oleh plat logam

c. Mitts atau sarung tangan dimana keempat jari pemakainya dibungkus menjadi satu

kecuali ibu jari yang mempunyai pembungkus sendiri (bentuknya seperti sarung petinju)

6

Page 7: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

Macam-macam sarung tangan antara lain :

a. Sarung tangan karet

b. Sarung tangan kulit

2. Alat pelindung kaki atau sepatu boot

Sepatu keselamatan kerja (Sefety Shoes) digunakan untuk melindungi kaki dari bahaya

tertusuk benda-benda tajam. Sepatu pelindung kaki ini terbuat dari kulit.

3. Pakaian kerja

Pakaian pelindung atau pakaian kerja ini digunakan untuk melindungi pemakainya dari

benda yang kotor.

Pakaian kerja khusus untuk pekerjaan dengan sumber – sumber bahaya tertentu seperti :

-Terhadap radiasi panas

-Terhadap radiasi mengion

-Terhadap cairan dan bahan – bahan kimia

Pakaian pelindung dipakai pada tempat kerja tertentu misalnya Apron (penutup / menahan

radiasi), yang berfungsi untuk menutupi sebagian atau seluruh badan dari panas, percikan

api, pada suhu dingin, cairan kimia, oli, dari gas berbahaya atau beracun, serta dari sinar

radiasi

7

Page 8: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

Penggunaan APD pada rumah sakit pendidikan

Rumah Sakit pendidikan merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan program

Pendidikan dan/atau pelatihan profesi kesehatan untuk berbagai profesi, seperti dokter, apoteker,

perawat, personel rekam medik, ahli gizi, teknisi sinar-X, laboran dan administrator rumah sakit.

Semua tenaga kesehatan tersebut termasuk didalamnya mahasiswa praktik (keperawatan

maupun kedokteran) pada rumah sakit pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menjaga

keselamatan dan kenyamanan dalam menjalankan tindakan medis, serta memilki peran yang

besar dalam upaya pengendalian infeksi. Penggunaan APD wajib dilaksanakan oleh semua

tenaga kesehatan termasuk mahasiswa praktik. Penerapan standard precaution bagi mahasiswa

praktik bertujuan untuk melatih dan membiasakan diri selalu mengutamakan kesehatan dan

upaya pengendalian infeksi dirumah sakit.

Penerapan APD untuk semua tenaga kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah

satunya yaitu faktor prilaku dalam penggunaan APD. Prilaku manusia dipengaruhi oleh faktor

predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. faktor predisposisi berupa pengetahuan

dan sikap tentang APD, sedangkan faktor pendukung mengacu pada daya dukung lingkungan

secara fisik meliputi ketersediaanalat APD. Faktor terakhir faktor pendorong yaitu daya dukung

sumber daya manusia disekitar individu yan selalu melakukan pengawasan penggunaan APD

saat praktik.

Oleh karena itu semua profesi kesehatan untuk berbagai profesi, seperti dokter, apoteker,

perawat, personel rekam medik, ahli gizi, teknisi sinar-X, laboran dan administrator rumah sakit,

diharapakan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik ketika menggunakan APD dalam

memberikan tindakan medis atau asuhan keperawatan dan lain-lain.

o Masker

o Fasilitas cuci tangan

o Fasilitas menggantung jas operasi

a. Masuk langsung ke Ruang rawat kasus suspek / probabel /konfirmasi.

b. Prosedur keluar Ruang Perawatan isolasi

8

Page 9: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

o Perlu disediakan ruang ganti khusus untuk melepaskan Alat Perlindungan Diri

(APD).

o Pakaian bedah / masker masih tetap dipakai.

o Lepaskan pakaian bedah dan masker di ruang ganti pakaian umum, masukkan dalam

kantung binatu berlabel infeksius.

o Mandi dan cuci rambut (keramas)

o Sesudah mandi, kenakan pakaian biasa.

o Pintu keluar dari Ruang Perawatan isolasi harus terpisah dari pintu masuk.

Penerapan Safety Devices pada rumah sakit : terutama bagi keselamatanmencakup lima

halutamayangsalingterkait, yaitu Keselamatanbagi Pasien, Petugas, Institusi/Program,

LingkungandanAnggaran.Bagi keselamatan Pasien dapat mencegah penyakitBlood-borne

danIatrogenic serta pencegahan terhadap KTD/KNC yang terjadi karena berbagai filter gagal

mencegah terobosan risiko medical errors.Bagi Petugas bermanfaat mencegah “Luka Tusuk”.

KTD Luka Tusuk/NSI paling sering terjadi pada:

Saat/ sesudah menyuntik/memasang IV-Cathether

Saat memasang kembal (re-cap) penutup jarum suntik

Akibat gerak pasien tidakter kontrol (paediatri& psikiatri)

Saat pemindahan cairan tubuh kedalam alat suntik atau alat pengumpul lain

(dilaboratorium)

Pembuangan alat suntik bekas yg tidak sesuai aturan

Kenacipratan darah (blood splatter) dari ujung jarum atau dari tempat sampah

SPO(StandarProsedurOperasional)yang benar dan mutakir,harus dilaksanakan dengan

tepat dan disiplin oleh tenaga yang tepat dan kompeten, terutama dalam penggunaan alat yang

menjamin keselamatan pasien.

9

Page 10: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

Safety Devices : Simple Taxonomi

10

Intervention SafetyToolsIV-Cathether

Medical

Therapy

Diagnostic

Intervention SafetyTools

MedicineDelivery

Syringes

Non-Syringes

ImageCapture

IV-Cathether

ADS

RUPS

Non-IV Cathether

SpecimenCapture

Blood Vacuum Tubes

Non-Blood

Other Tubes/ devices

Non-Medical

Care Related

Non-Care Related

Food, Linen, Gas etc.

WasteManagement

Medical(Bio) Waste

“Sharps”WasteBuilding

Others

Page 11: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

Safety Devices dan PelayananKesehatan memiliki kriteria-kriteria utama yaitu :

1. AspekKlinis(Clinical Value) :

Aspek Klinis terbagi dua yaitu : klinis umum dan klinis khusus, kedua aspek ini bermanfaat

bagi kuantitas pasien dan kualitas petugas serta dipengaruhi oleh penggunaan dan

ketersediaan bahan dan teknologi.

a. AspekKlinisUmum:

Terapi/Diagnostik(Apa? Tujuan?)

Klinisi (Siapayang memakai/melakukan?)

Peraturan(SOP? Standar? Hukum?)

Pasien(Kondisi? Umur? Sex?)

b. AspekKlinisKhusus:

Lokasi(Dimana? KondisiArea?)

Alat(Bahan/Teknologi/Type/Kemampuan/Mutu/Biaya?)

PersiapanObat(Macam/Dosis/Fisikokimia/Kecepatan?)

PersiapanLokasi(Disinfeksi)

Cara (Safety Technique/Angle/Speed? etc.)

Perawatan(Aseptic/Monitor/Flushing/Stabilisasi/Disposal?)

2. Aspek Ekonomis (Economic Value)

Aspek ekonomis merupakan “Total Cost Analisis”, meliputi Risk, Price, Opportunity Cost,

‘TOP’, Service Contracts dan lain lain, yang terkaitdenganhasilanalisaaspekklinis.

Pemakaian Safety Device dalam pelayanan Rumah Sakit terbukti sangat efektif/efisien

untuk keselamatan pasien karena langsung dapat mencegah KTD. Safety Device sangat

diperlukan dalam setiap bagian pelayanan rumah sakit, meliputi :

1. UGD

2. ICU

3. OK

4. Laboratorium(Klinik/Mikro/Rad.)

5. Poliklinik

6. BangsalBedah

7. BangsalPaediatri

11

Page 12: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

8. VIP Unit

9. BagianGizi

10. SemuaBangsal/Unit Pelayanan

Pemakaian Safety Device mencegah KTD dan mengurangi biaya total Rumah Sakit

dengan mencegah risiko pemborosan biaya pelayanan/pengobatan dan biaya akibat KTD.

Menurut Gaukroger, P.B. et al, dalam Infusion Thrombophlebitis: A prospective

comparison, AnaesthIntenscare (1988), 16, 265-271, mengenai pengalaman StudiKlinis,

menyatakan bahwa:

a. Komplikasi IV yang paling sering: thrombophlebitis,(sakit, erythema, bengkak dan

thrombosis pada vena)

b. Bahankateterterbuktimerupakanpenyebabpaling signifikan“infusion thrombophlebitis leading

to BSI”

c. Kateter Biomaterial mengurangithrombophlebitishingga46%dibandingkandengankateter

biasa.

d. Kerusakanujungkateterbiasamencapai37.3%, padakateterBiomaterial hanya16.6%.Tingkat

kerusakanujungkateterterkaitsignifikandengan kasusphlebitis yanglebih tinggi.

Sedangakan secara PengalamanPraktis/Ekonomis menyebutkan bahwa:

a. Penggunaan IV Cath“bio-material” menurutkan total cost 15% karena kasus flebitis turun 7%

dengan semua konsekwensi biaya ikutannya meskipun harga/price IV Cath“bio material”11%

lebih mahal.

b. Penggunaan Alat Suntik dan IV Cath. yang aman (Safety Syringe/IV CATH) menurunkan

total cost sebesar 22% karena KTD Luka Tusuk turun dengan semua konsekwensi biaya

ikutannya, meskipun harga/price Safety Syringe/IV Cath10% lebih tinggi.

c. Pemakaian Vacuum Tubes untuk mengambil darah menurunkan total cost sebesar12% karena

KTD Luka Tusuk turun dan hasil Lab lebih akurat dengan semua konsekwensi

biayaikutannya, meskipun harga/price vacuum Tubes 10% lebihtinggi.

d. Perbaikan “TOP and service Contract”alatmonitor pasiendiICU, OK dan UGD menurunkan

total cost sebesar9%karenapenurunancost of money, biayastaff training & perawatanalat,

dengan semuakonsekwensibiayaikutannya meskipun hargaperalatanitubisamencapai42%

lebihmahal.

Dalam melakukan Device Value Audit, hal perlu diperhatikan adalah:

12

Page 13: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

1. Fokus pada peralatan habis pakai/consumables (Syringes, IV Catheter, Gloves, Alcohol

Swabs, dll) dan peralatan “high Capital Investment” (Diagnostik, Infrastructure, transport,

dll).

2. Fokus pada unit-unit dengan “high production pressure”, “high infection-risk”dan “high

image-and-legal-risk”(OK, ICU, OK, Lab, Poliklinik, BangsalPaediatri, BedahdanVIP)

Jenis alat medis yang sering digunakan oleh pasien dan petugas medis dengan material

yang aman dalam rumah sakit pendidikan.

Kateter urin, drain, shunt, kateter IV, kanul nasal dan NGT

Silikon

Silikon, salah satu bahan yang paling diuji secara global dan kelompok biomaterial yang paling

banyak digunakan,yang terkenal dengan biokompatibilitas dan biodurabilitas intrinsiknya. Ciri

khas ini telah dikaitkan dengan material yang stabil terhadap suhu dan kimia,tegangan

permukaan rendah dan hidrofobik. Akibat sifat ini, silikon mempunyai keuntungan untuk

digunakan secara global dan untuk produk medis lainnya. Silikon telah digunakan dalam bentuk

kateter pendek dan panjang, drain, dan shunt selama lebih dari enam puluh tahun Elastomer

silikon adalah material yang tahan dalam berbagai suhu, kateter silikon stabil terhadap suhu

( berkisar dari -80 ° C sampai +230 ° C), pada dasarnya tidak terpengaruh oleh autoklaf

berulang. Kateter ini juga biasanya dapat disterilkan dengan pemanasan kering.

Polivinil klorida

Polivinil klorida umumnya disingkat dengan PVC dan memiliki nama IUPAC

polychloroethene . Hal ini disebabkan oleh penambahan polimerisasi monomer vinil klorida .

suatu inisiator kimia digunakan untuk memfasilitasi reaksi dengan membuka ikatan ganda ,

sehingga menimbulkan tempat inisiasi lain disisi berlawanan dari ikatan monomer untuk

melanjutkan pertumbuhan molekul. PVC adalah termoplastik , meskipun polimer murni keras

dan kaku, penambahan bahan kimia yang dikenal sebagai plasticizer diperlukan untuk membuat

PVC yang lembut dan fleksibel . Plasticizers ini sepertiganya terdiri dari plastik, tidak terikat

secara kimia dalam polimer molekul . Dengan demikian ,penambahan molekul ini dapat

13

Page 14: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

diekstraksi secara in vivo sehingga menyebabkan beberapa masalah : induksi reaksi inflamasi

akut dengan plasticizer, meningkatkan kekakuan / kerapuhan polimer dan tingkat kegagalan

meningkat akibat kerusakan bila dibandingkan dengan biomaterial lainnya. Pada tahun 2002 ,

FDA AS mengeluarkan Pemberitahuan Kesehatan Masyarakat tentang PVC. Badan ini

menjelaskan tentang paparan PVC plasticizer DEHP ( di ( 2 - ethylhexyl ) phthalate ) yang

digunakan dalam berbagai peralatan medis termasuk kateter , kantong darah , dan

extracorporealtubing . Paparan DEHP telah menghasilkan berbagai efek samping pada hewan

laboratorium , sebagian besar terutama toksisitas hati dan atrofi testis .

Latex Rubber

Latex Rubber adalah istilah yang sering digunakan untuk suspensi koloid tebal berwarna putih

susu dari bahan alami yang mengandung hidrokarbon polimer. Getah karet paling sering

diperoleh secara langsung dari getah dari pohon karet (Hevea brasiliensis) , Nama tersebut

berasal dari bahasa Brazil dimana pohon tersebut ditemukan. Komposisi kimia dari bahan lateks

bervariasi.Sejak ditemukannya pandemi human immunodeficiency virus ( HIV ) , penggunaan

sarung tangan karet dan kondom meningkat tajam di tahun 1980-an . ini meningkat

penggunaannya bertepatan dengan laporan peningkatan alergi lateks , terutama di kalangan

petugas kesehatan. Prevalensi alergi lateks di kalangan profesional medis sejak itu telah

diperkirakan antara 8 dan 17 %. Penyakit lain juga berisiko , seperti pasien yang mengalami

spina bifida dan spinal cord injury yang telah terpapar dengan kateter lateks berulang dan kronis.

Studi telah melaporkan prevalensi sensitivitas lateks pada anak-anak dengan spina bifida berkisar

antara 30 sampai 41% .Dalam sebuah studi pasien dewasa yang cedera tulang belakang dengan

inkontinesia, 47 % memiliki respon alergi terhadap lateks Prevalensi populasi umum diyakini

lebih rendah , berkisar antara 1 sampai 6%.

Bagi sebagian orang , kontak dengan produk lateks seperti kateter dapat mengancam hidup

Misalnya , kematian memiliki kaitan dengan anafilaksis retensi balon lateks yang digunakan

dalam uji barium enema. Alergi lateks biasanya hadir sebagai Tipe I ( IgE -mediated ) yang

merupakan reaksi alergi langsung terhadap protein yang mengandung rubber alami . Pelumas

bubuk seperti saripati jagung dapat berikatan dengan protein lateks alami dan dengan demikian

14

Page 15: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

menyebabkan paparan yang berulang. Selain protein , beberapa bahan tambahan yang digunakan

selama pembuatan juga telah menjadi penyebab. Sebagai contoh, jumlah sisa beberapa

akselerator (mis. , karbamat ,Tiarum , mercaptobenzo - thiazole ) mungkin menyebabkan reaksi

hipersensitivitas lambat tipe IV ( T - sel mediated ). Alergi lateks sekarang dianggap sebagai

masalah kesehatan utama dan banyak rumah sakit memiliki kebijakan manajemen mengurangi

risiko penggunaan produk yang mengandung lateks produk lateks yang untuk melindungi pasien

dan juga kesehatan pekerja. Mengubah fasilitas medis untuk "keamanan-lateks" dapat

mengurangi sensitisasi karyawan , penyakit , dan kecacatan . fasilitas kesehatan, terlepas dari

ukuran, dengan demikian mungkin memperoleh manfaat finansial karena keamanan-lateks.

Hand scoon

Ada 3 bahan material yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk membuat sarung tangan atau

biasanya banyak yang bilang Handscoon. Mari kita bahas yang pertama yaitu :

1. Vinyl

Sarung tangan vinyl terbuat dari bahan sintesis non-biodegradable, polyvinyl klorida dan

plasticizer (plastik PBC). Sarung tangan vinyl adalah salah satu sarung tangan yang berbahan

murah untuk penanganan bahan kimia dan bahan yang tidak berbahaya lainnya.

Kekurangan untuk sarung tangan vinyl adalah perlindungan yang sangat minim terhadap bahan

kimia berbahaya dan mikro-organisme. Sarung tangan vinyl ini agak longgar, dan kurang

nyaman sehingga tidak dapat pas digunakan juga tidak dapat membentuk tangan terlebih lagi

sarung tangan ini juga kurang elastis bila dibandingkan dengan latex dan nitrile. Sarung tangan

ini biasanya berwarna putih natural dan lebih cenderung hampir krem.

2. Latex

Sarung tangan latex terbuat dari karet alam yang berasal dari pohon karet. Sampai saat ini latex

masih tetap yang paling elastis, sarung tangan latex ini juga pas dan dapat membentuk tangan.

Kekurangan sarung tangan latex ini adalah ada beberapa orang yang alergi terhadap karet alam,

jadi tidak semua orang bisa tahan. Alergi juga bisa disebabkan oleh penggunaan sarung tangan

15

Page 16: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

latex yang dipakai terus menerus. Ketahanan sarung tangan latex terhadap bahan kimia dan objek

tajam masih kurang bila dibandingkan dengan nitrile.

Sarung tangan ini merupakan powdered. Yaitu di dalamnya sudah ada bubuk seperti bedak yang

biasanya wanginya mint.

3. Nitrile

Nitrile merupakan synthetic polymer yang memiliki banyak karakteristik latex karet alam.

Keuntungan utama adalah bahwa nitrile bebas dari protein latex (latex free), sehingga tidak

menimbulkan alergi. Sarung tangan nitrile memberikan perlindungan lebih baik terhadap bahan

kimia dan biohazard dibandingkan dengan sarung tangan latex. Juga, sarung tangan nitrile 3x

lebih tahan terhadap objek tajam dan tidak mudah sobek dibandingkan dengan latex alami.

Sarung tangan nitrile lebih elastis dibandingkan dengan vinyl. Dikarenakan terbuat dari bahan

sintesis, nitrile memiliki daya tahan simpan yang lebih lama daripada karet alam. Kekurangan

pada sarung tangan nitrile adalah tidak biodegradable.

Berbeda dengan latex, sarung tangan nitrile powder free. Yaitu di dalam sarung tangan tidak ada

bubuk seperti bedak, jadi benar benar steril.

Sarung tangan biasanya ada dua pilihan ada yang tebal ada yang tipis. Untuk pemilihan sarung

tangan yang tebal diujung jari dan ada bintik bintik yang timbul biasa digunakan untuk

laboratorium karena lebih kesat sehingga untuk memegang tabung yang permukaannya halus dan

bahan kimia lainnya lebih aman. Sedangkan untuk perawat, dokter, bidan biasanya menggunakan

yang lebih tipis, supaya bisa merasakan denyut nadi.

Jarum suntik

Bahan baku

Sejak jarum suntik kontak langsung dengan bagian tubuh, peraturan pemerintah mengharuskan

jarum tersebut dibuat dari bahan biokompatibel yang layak secara farmakologi. Selain itu,jarum

harus steril dan tidak beracun. Banyak jenis bahan yang digunakan untuk merancang berbagai

macam sediaan jarum suntik. Jarum umumnya terbuat dari stainless steel atau karbon yang tahan

16

Page 17: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

panas. Untuk mencegah korosi, banyak yang berlapis nikel. Tergantung pada jenis perangkat

yang digunakan, bagian utama dari tabung dapat terbuat dari plastik, kaca, atau keduanya. Plastik

juga digunakan untuk membuat pegangan plunger dan karet sintetis yang fleksibel untuk kepala

plunger.

17

Page 18: Safety Devices Pada Rumah Sakit Pendidikan 2

Kesimpulan

o Keselamatan pasien mencakup 5 hal utama yg saling terkait keselamatan pasien,

petugas, institusi/program, lingkungan dan anggaran.

o Inti keselamatan pasien mencegah KTD/KNC.

o KTD/KNC terjadi karena berbagai filter gagal mencegah terobosan risiko medical

errors.

o Safety Device penangkal KTD/KNC yg paling efektif/efisien karena merupakan

filter terdepan yang langsung dapat mencegah KTD/KNC.

o Pemakaian Safety Device cara tercepat dan termudah mencapai keselamatan

pasien RS

o Pemakaian Safety Device dalam pelayanan RS terbukti sangat efektif/efisien utk

keselamatan pasien karena langsung dapat mencegah KTD.

o Pemakaian Safety Device mencegah KTD dan pengurangan biaya total RS dg

mencegah risiko pemborosan biaya pelayanan/pengobatan & biaya akibat KTD

18