Sabtu

9
Sabtu, 09 Oktober 2010 Pembuatan Kalim Dikromat Kalium Dikromat Kristal kalium dikromat dapat dibuat dengan mengkombinasikan reaksi yang akan kita lihat pada halaman ini. Berawal dari sumber ion kromium(III) seperti larutan kromium klorida: Kamu tambahakan larutan kalium hidroksida untuk menghasilkan endapan hijau-biru dan kemudian larutan hijau tua yang mengandung ion [Cr(OH)6]3- Hal ini akan dijelaskan dengan lebih mendalam pada halaman berikutnya. Harap diperhatikan bahwa kamu harus menggunakan kalium hidroksida. Jka kamu menggunakan natrium hidroksida, maka akan berakhir dengan pembentukan natrium dikromat(VI). Sekarang kamu oksidasi larutan ini dengan cara memanaskannya dengan menggunakan larutan hidrogen peroksida. Larutan berubah menjadi kuning menunjukkan pembentukan kalium kromat(VI). Reaksi ini juga dijelaskan secara lebih mendalam pada halaman berikutnya. Semua yang berada pada bagian sebelah kiri mengubah larutan kalium kromat(VI berwarna kuning menjadi larutan kalium dikromat(VI) yang berwarna jingga. Kamu dapat mengingatnya bahwa hal ini terjadi dengan penambahan asam. Hal ini untuk mengingatkan bagian yang telah disebut di atas jika kamu melupakannya. Sayangnya terdapat sebuah masalah. Kalium dikromat akan bereaksi dengan kelebihan hidrogen peroksida kemudian selanjutnya memberikan prakarsa pada pembentukan larutan biru tua yang tidak stabil dan sejak itu terbentuk ion kromium(III) lagi! Untuk memecahkan masalah ini, kamu terlebih dahulu harus menghilangkan kelebihan hidrogen peroksida.

Transcript of Sabtu

Page 1: Sabtu

Sabtu, 09 Oktober 2010

Pembuatan Kalim Dikromat

Kalium Dikromat

Kristal kalium dikromat dapat dibuat dengan mengkombinasikan reaksi yang akan kita lihat pada halaman ini.

Berawal dari sumber ion kromium(III) seperti larutan kromium klorida:

Kamu tambahakan larutan kalium hidroksida untuk menghasilkan endapan hijau-biru dan kemudian larutan hijau tua yang mengandung ion [Cr(OH)6]3- Hal ini akan dijelaskan dengan lebih mendalam pada halaman berikutnya. Harap diperhatikan bahwa kamu harus menggunakan kalium hidroksida. Jka kamu menggunakan natrium hidroksida, maka akan berakhir dengan pembentukan natrium dikromat(VI).

Sekarang kamu oksidasi larutan ini dengan cara memanaskannya dengan menggunakan larutan hidrogen peroksida. Larutan berubah menjadi kuning menunjukkan pembentukan kalium kromat(VI). Reaksi ini juga dijelaskan secara lebih mendalam pada halaman berikutnya.

Semua yang berada pada bagian sebelah kiri mengubah larutan kalium kromat(VI berwarna kuning menjadi larutan kalium dikromat(VI) yang berwarna jingga. Kamu dapat mengingatnya bahwa hal ini terjadi dengan penambahan asam. Hal ini untuk mengingatkan bagian yang telah disebut di atas jika kamu melupakannya.

Sayangnya terdapat sebuah masalah. Kalium dikromat akan bereaksi dengan kelebihan hidrogen peroksida kemudian selanjutnya memberikan prakarsa pada pembentukan larutan biru tua yang tidak stabil dan sejak itu terbentuk ion kromium(III) lagi! Untuk memecahkan masalah ini, kamu terlebih dahulu harus menghilangkan kelebihan hidrogen peroksida.

Hal ini dapat dilakukan dengan mendidihkan larutan. Hidrogen peroksida terdekomposisi pada pemanasan dengan menghasilkan air dan oksigen. Larutan dididihkan sampai tidak terbentuk lagi gelembung gas oksigen yang dihasilkan. Larutan dipanaskan lebih lanjut untuk memekatkannya, dan kemudian asam etanoat pekat ditambahkan untuk mengasamkannya. Kristal kalium dikromat yang berwarna jingga terbentuk melalui proses pendinginan.

Penggunaan kalium dikromat(VI) sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik

Larutan Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer biasa digunakan sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik. Hal ini beralasan karena larutan kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer merupakan agen pengoksidasi yang kuat disamping memiliki kekuatan yang mampu menjadikan senyawa organik menjadi terpotong-potong! (larutan kalium manganat(VII) juga memberikan kecenderungan yang sama).

Larutan Kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer digunakan untuk:

Page 2: Sabtu

• Mengoksidasi alkohol sekunder menjadi keton;• Mengoksidasi alkohol primer menjadi aldehid;• Mengoksidasi alkohol primer menjadi asam karboksilat;Berikut ini keuntungan dan kerugian dalam penggunaan kalium dikromat(VI).

Keuntungan:• Kalium dikromat(VI) dapat digunakan sebagai standar primer. Hal ini berarti bahwa kalium dikromat(VI) dapat dijadikan sebagai larutan stabil yang konsentrasinya diketahui dengan tepat. Hal ini tidak terjadi pada kalium permanganat(VII).• Kalium dikromat(VI) dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan ion klorida (selama ion klorida tidak berada pada konsentrasi yang sangat tinggi).• Kalium manganat(VII) mengoksidasi ion klorida menjadi klorin; kalium dikromat(VI) tidak benar-benar cukup kuat sebagai agen pengoksidasi. Hal ini berarti bahwa kamu tidak akan mendapatkan reaksi yang tidak diinginkan dengan larutan kalium dikromat(VI).Kerugian:• Kerugian yang paling utama adalah pada perubahan warna. Titrasi kalium manganat(VII) menunjukkan dirinya sendiri. Ketika kamu menyertakan larutan kalium manganat(VII) pada reaksi, larutan menjadi tidak berwarna.Jika kamu menambahkannya terlalu banyak, larutan menjadi merah muda – dan kamu tahu bahwa kamu telah melewati titik akhir. Sayangnya larutan kalium dikromat(VI) berubah menjadi hijau pada saat kamu memasukkannya ke dalam reaksi, dan disana tidak ada jalan yang memungkinkan bagi kamu untuk mendeteksi perubahan warna ketika kamu menuangkan larutan jingga berlebih pada larutan berwarna hijau yang kuat.Dengan larutan kalium dikromat(VI) kamu dapat menggunakan indikator terpisah, dikenal dengan redox indicator. Warna berubah melalui kehadiran agen pengoksidasi.Berikut beberapa contoh indikator – seperti difenil sulfonat. Indikator memberikan warna ungu-biru dengan adanya larutan kalium dikromat(VI) yang berlebih. Akan tetapi, warna menjadi lebih sulit diinterpretasikan dengan munculnya warna hijau yang kuat. Titik akhir titrasi kalium dikromat(VI) tidak mudah untuk dilihat seperti titik akhir kalium manganat(VII).

thiia-ajja.blogspot.com/2010/10/pembuatan-kalim-dikromat.html - Tembolok

Pembuatan larutan kalium dikromat 0,5 N 1. Menimbang padatan kalium dikromat sebanyak 24,54 g. 2. Melarutkan padatan kalium dikromat dengan aquades sampai 1 L.

17. Pembuatan larutan ferro ammonium sulfat (FAS) 0,1 N 1. Menimbang padatan Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O sebanyak 40,5 gram. 2. Melarutkan padatan FAS dengan aquades dan ditambahkan 10 ml larutan asam sulfat pekat sampai volume total 1 L.

18. Pembuatan larutan asam sulfat 3 N 1. Memipet larutan asam sulfat pekat sebanyak 83,5 ml. 2. Mengencerkan larutan asam sulfat pekat sampai mencapai volume total 1 L.

Page 3: Sabtu

19. Analisa kadar Hemiselulosa (Ramirez,1988) 1. Menimbang sebanyak 1,5 gr Bahan Baku dan memasukkan dalam beaker glass 300 ml. 2. Menambahkan 75 ml larutan NaOH 17,5%, dan langsung mencatat waktu penambahan NaOH 17,5% tersebut. 3. Mengaduk dengan stirrer hingga Bahan Baku terdispersi dalam larutan. 4. Ketika Bahan Baku telah terdispersi seluruhnya, dilanjutkan dengan mengangkat stirrer lalu membilasnya dengan 17,5% NaOH sehingga volume reagen NaOH total yang ditambahkan tepat 100 ml. 5. Setelah 30 menit dari waktu penambahan 17,5% NaOH awal, menambahkan 100 ml aquades lalu mengaduk dengan batang pangaduk. 6. Membiarkan larutan dalam beaker glass selama 30 menit, sehingga didapat total waktu ekstraksi adalah 60 menit. 7. Di akhir waktu 60 menit, mengaduk larutan lalu menyaring dengan kertas saring, membuang 10-20

digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12944-Enclosure_List.pdf

Reaksi penggantian

Redoks terjadi pada reaksi penggantian tunggal atau reaksi substitusi. Komponen redoks dalam tipe reaksi ini ada pada perubahan keadaan oksidasi (muatan) pada atom-atom tertentu, dan bukanlah pada pergantian atom dalam senyawa.

Sebagai contoh, reaksi antara larutan besi dan tembaga(II) sulfat:

Persamaan ion dari reaksi ini adalah:

Terlihat bahwa besi teroksidasi:

dan tembaga tereduksi:

[sunting] Contoh-contoh lainnya

Besi(II) teroksidasi menjadi besi(III)

hidrogen peroksida tereduksi menjadi hidroksida dengan keberadaan sebuah asam:

Page 4: Sabtu

H2O2 + 2 e− → 2 OH−

Persamaan keseluruhan reaksi di atas adalah:

2Fe2+ + H2O2 + 2H+ → 2Fe3+ + 2H2O

denitrifikasi , nitrat tereduksi menjadi nitrogen dengan keberadaan asam:

2NO3− + 10e− + 12 H+ → N2 + 6H2O

Besi akan teroksidasi menjadi besi(III) oksida dan oksigen akan tereduksi membentuk besi(III) oksida (umumnya dikenal sebagai perkaratan):

4Fe + 3O2 → 2 Fe2O3

Pembakaran hidrokarbon, contohnya pada mesin pembakaran dalam, menghasilkan air, karbon dioksida, sebagian kecil karbon monoksida, dan energi panas. Oksidasi penuh bahan-bahan yang mengandung karbon akan menghasilkan karbon dioksida.

Dalam kimia organik, oksidasi seselangkah (stepwise oxidation) hidrokarbon menghasilkan air, dan berturut-turut alkohol, aldehida atau keton, asam karboksilat, dan kemudian peroksida.

id.wikipedia.org/wiki/Redoks - Tembolok - Mirip

2.5.2. Oksidator dan Reaksi Oksidasi Besi Oksidator dan reaksi yang digunakan dalam mengoksidasi besi (II) dan antara lain:

1. Oksigen : 4 Fe2+ + 8 H2O 4 Fe(OH)2 + 8 H++

4Fe2+ + O2 + 8 OH- + 2H2O 4Fe(OH)3

Pembentukan besi (III) dipengaruhi oleh pH, pada pH antara 6,9 - 7,2, reaksi pembentukan Fe (III) dapat terjadi dengan cepat.

2. Klor dan Senyawa Klor: 2Fe2+ + C12 2 Fe3+ + 2 Cl- 2Fe2+ + HOCl + H- 2 Fe3+ + Cl- + H2O Pada pH normal hidrolisa terjadi: 2Fe3+ + 6H2O ———> 2 Fe (OH)3 + 6H+

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21313/4/Chapter%20II.pdf

Cr2O72−(aq) + 14H+ + 6e− → 2Cr3+(aq) + 7H2O (E = +1.23

Kehidupan mikroorganisme, seperti ikan dan hewan air lainnya, tidak terlepas dari

kandungan oksigen yang terlarut di dalam air, tidak berbeda dengan manusia dan mahluk hidup

Page 5: Sabtu

lainnya yang ada di darat, yang juga memerlukan oksigen dari udara agar tetap dapat bertahan.

Air yang tidak mengandung oksigen tidak dapat memberikan kehidupan bagi mikro organisme,

ikan dan hewan air lainnya. Oksigen yang terlarut di dalam air sangat penting artinya bagi

kehidupan.

Untuk memenuhi kehidupannya, manusia tidak hanya tergantung pada makanan yang

berasal dari daratan saja (beras, gandum, sayuran, buah, daging, dll), akan tetapi juga tergantung

pada makanan yang berasal dari air (ikan, kerang, cumi-cumi, rumput laut, dll).

Tanaman yang ada di dalam air, dengan bantuan sinar matahari, melakukan fotosintesis

yang menghasilkan oksigen. Oksigen yang dihasilkan dari fotosintesis ini akan larut di dalam air.

Selain dari itu, oksigen yang ada di udara dapat juga masuk ke dalam air melalui proses difusi

yag secara lambat menembus permukaan air. Konsentrasi oksigen yang terlarut di dalam air

tergantung pada tingkat kejenuhan air itu sendiri. Kejenuhan air dapat disebabkan oleh koloidal

yang melayang di dalam air oleh jumlah larutan limbah yang terlarut di dalam air. Selain dari itu

suhu air juga mempengaruhi konsentrasi oksigen yang terlarut di dalam air. Tekanan udara dapat

pula mempengaruhi kelarutan oksigen di dalam air. Tekanan udara dapat pula mempengaruhi

kelarutan oksigen di dalam air karena tekanan udara mempengaruhi kecepatan difusi oksigen

dari udara ke dalam air.

Kemajuan industri dan teknologi seringkali berdampak pula terhadap keadaan air

lingkungan, baik air sungai, air laut, air danau maupun air tanah. Dampak ini disebabkan oleh

adanya pencemaran air yang disebabkan oleh berbagai hal seperti yang telah diuraikan di muka.

Salah satu cara untuk menilai seberapa jauh air lingkungan telah tercemar adalah dengan melihat

kandungan oksigen yang terlarut di dalam air.

Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat rendah.

Hal itu karena oksigen yang terlarut di dalam air diserap oleh mikroorganisme untuk

memecah/mendegradasi bahan buangan organik sehingga menjadi bahan yang mudah menguap

(yang ditandai dengan bau busuk). Selain dari itu, bahan buangan organik juga dapat bereaksi

dengan oksigen yang terlarut di dalam air organik yang ada di dalam air, makin sedikit sisa

kandungan oksigen yang terlarut di dalamnya. Bahan buangan organik biasanya berasal dari

Page 6: Sabtu

industri kertas, industri penyamakan kulit, industri pengolahan bahan makanan (seperti industri

pemotongan daging, industri pengalengan ikan, industri pembekuan udang, industri roti, industri

susu, industri keju dan mentega), bahan buangan limbah rumah tangga, bahan buangan limbah

pertanian, kotoran hewan dan kotoran manusia dan lain sebagainya.

Dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut di dalam air dapat ditentukan seberapa

jauh tingkat pencemaran air lingkungan telah terjadi. Cara yang ditempuh untuk maksud tersebut

adalah dengan uji :

1. COD, singkatan dari Chemical Oxygen Demand, atau kebutuhan oksigen kimia untuk

reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air.

2. BOD singkatan dari Biological Oxygen Demand, atau kebutuhan oksigen biologis untuk

memecah bahan buangan di dalam air oleh mikroorganisme.

Melalui kedua cara tersebut dapat ditentukan tingkat pencemaran air lingkungan.

Perbedaan dari kedua cara uji oksigen yang terlarut di dalam air tersebut secara garis besar

adalah sebagai berikut ini.

erikarianto.wordpress.com/2008/.../pengertian-cod-dan-bod/ - Tembolok - Mirip