Saad ca paru Akper pemkab muna

40
DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep, M.Kes TUGAS : KMB II ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN BAWAH ( KELAINAN PADA PARENCYM PARU ) “KANKER PARU” OLEH KELOMPOK IX: EDDY SIHRUN ANDRIADIN SURADI ANDI SARMA BATHAMIN AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 2012/2013 1

Transcript of Saad ca paru Akper pemkab muna

Page 1: Saad ca paru Akper pemkab muna

DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep, M.Kes

TUGAS : KMB II

ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN BAWAH

( KELAINAN PADA PARENCYM PARU )

“KANKER PARU”

OLEH KELOMPOK IX:

EDDY SIHRUN

ANDRIADIN SURADI

ANDI SARMA

BATHAMIN

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

2012/2013

1

Page 2: Saad ca paru Akper pemkab muna

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya.

Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’ KMB II‘’. Adapun askep ini

membahas mengenai ASKEP KLIEN DENGAN KANKER PARU. Penyusun mengucapkan

terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam

penyusunan askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat

banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka

penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan askep ini.

Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi

mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.

Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima

kasih.

Raha, Februari 2013

Penyusun

2

Page 3: Saad ca paru Akper pemkab muna

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang................................................................................................

B. Tujuan Penulisan............................................................................................

C. Metode Penulisan...........................................................................................

D. Ruang Lingkup................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN

A. Konsep teori

Pengertian……………………………………………………………………

Etiologi………………………………………………………………………

Dampak terhadap tubuh …………………………………………………….

Patofisiologi dan Penyimapangan KDM ……………………………………

Tanda dan Gejala…………………………………………………………….

Prosedur diagnosik…………………………………………………………..

Manajemen Medik……………………………………………………………

Komplikasi……………………………………………………………………

B. Konsep Askep

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………

B. Saran…………………………………………………………………………

3

Page 4: Saad ca paru Akper pemkab muna

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker paru (Ca Paru) merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria

dan wanita. Kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar pada wanita

dibandingkan pada pria dan sekarang melebihi kanker payudara sebagai penyebab paling

umum kematian akibat kanker pada wanita. Menurut hasil penelitian, hampir 70% pasien

kanker paru mengalami penyebaran ketempat limfatik regional dan tempat lain pada saat

didiagnosis. Beberapa bukti menunjukkan bahwa karsinoma cenderung untuk timbul di

tempat jaringan perut sebelumnya (tuberculosis fibrosis ) di dalam paru . Kanker paru

mengacu pada lapisan epithelium saluran napas. Kanker paru dapat timbul dimana saja di

paru dan kebanyakan kasus kanker paru dapat dicegah jika kebiasaan merokok dihilangkan.

Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru - paru yang

mengejutkan. America Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat 1.500.000 kasus baru

dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal. Prevalensi kanker paru di negara maju sangat

tinggi, di USA tahun 1993 dilaporkan 173.000/tahun, di Inggris 40.000/tahun, sedangkan di

Indonesia menduduki peringkat 4 kanker terbanyak. Di RS Kanker Dharmais Jakarta tahun

1998 tumor paru menduduki urutan ke 3 sesudah kanker payudara dan leher rahim. Namun,

karena sistem pencatatan kita yang belum baik, prevalensi pastinya belum diketahui tetapi

klinik tumor dan paru di rumah sakit merasakan benar peningkatannya. Sebagian besar kanker

paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam

mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini mendapatkan

informasi atau wawasaan mengenai “Askep Klien dengan Kanker Paru”.

4

Page 5: Saad ca paru Akper pemkab muna

C. Metode Penulisan

Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan askep ini,

penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil

referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik penulisan askep ini sebagai

dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan.

D. Ruang Lingkup

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penyusun miliki, sesuai dengan

rujukan materi yang harus dibahas dalam askep ini, maka ruang lingkup makalah ini terbatas

pada pembahasan mengenai tinjauan teoritis kanker paru (pengertian, anatomi fisiologi,

etiologi, manifestasi klinis, patofisi, komplikasi, pemeriksaan penunjang,dan penatalaksanaan

medis) serta konsep askep kanker paru (pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi

keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi).

5

Page 6: Saad ca paru Akper pemkab muna

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP PENYAKIT

1. Pengertian

Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru

( underwood, patologi, 2000 ).

Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam

jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap

rokok (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).

Kanker paru selama ini telah menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada laki-

laki maupun perempuan.Insidensi tertinggi terjadi pada usia antara 55-56

tahun.peningkatan ini diyakini berkaitan dengan makin tigginya kebiasan merokok yang

sebenarnya sebagian besar dapat dihindari. ( Sylvia A. Price Lorraine M.

Wilson,Patofisiologi Edisi 6 ).

2.    Klasifikasi

Pada Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru – paru (1977) :

1. Karsinoma Bronkogenik.

a.       Karsinoma epidermoid (skuamosa).

Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel

termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas

mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol

kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter

dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada

dan mediastinum.

b.      Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat).

Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki. Tumor

ini timbul dari sel – sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus.

Terbentuk dari sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma

6

Page 7: Saad ca paru Akper pemkab muna

sedikit. Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula

dengan penyebaran hematogen ke organ – organ distal.

c.      Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).

  Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat

mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan

kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru – paru

dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah

dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala –

gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.

d.       Karsinoma sel besar.

Merupakan sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk

dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam – macam. Sel – sel ini

cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan

penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat – tempat yang jauh

e.       Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.

f.        Lain – lain.

1). Tumor karsinoid (adenoma bronkus).

2). Tumor kelenjar bronchial.

3). Tumor papilaris dari epitel permukaan.

4). Tumor campuran dan Karsinosarkoma

5). Sarkoma

6). Tak terklasifikasi.

7). Mesotelioma.

8). Melanoma.(Price, Patofisiologi, 1995).

7

Page 8: Saad ca paru Akper pemkab muna

3.     Etiologi

Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa

faktor yang bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru:

1. Merokok

Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif

telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru

(karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderungan sepuluh kali lebih

besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah

meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar

10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika

dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.

2. Iradiasi

Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan

penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan

dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen

etiologi operatif.

3. Kanker paru akibat kerja

Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur

nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru – paru hematite) dan

orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan

insiden.

4. Polusi udara

Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari

pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari

industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).

5. Genetik

Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :

            a. Proton oncogen.

8

Page 9: Saad ca paru Akper pemkab muna

            b. Tumor suppressor gene.

            c. Gene encoding enzyme.

6. Diet

Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin

menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).

4.Dampak Terhadap Berbagai Sistem Tubuh

a.Sistem Pernapasan

Batuk dengan sputum kental,napas pendek,serak,ada riwayat merokok,peningkatan

frenitus taktil,krekels/mengi menetap,nyeri dada,dispnoe,hemoptitis,perkusi dada

pekek,seanosis,bunyi nafas ronchi,sesak napas.

b.Sistem Kardiovaskuler

Bunyi jantung menunjukan efusi,takikardi,jarih tabuh,obstruksi vena kava

c.Sistem Pencernaan

Diareh hilang timbul,penurunan berat badan,nafsuh makan buruk,kesulitan

menelan,lesuh,kurus,dan pucat

d.Sistem persyarafan

Adanya penurunan fungsi sensorik,peningkatan suhu,nyeri dada,nyeri

ekstremitas,dan persendian,nyeri abdomen

e.Sitem Endokrin

Biasanya akan ditemukan pembesaran kelenjar tyroid,edema pada ekstremitas

bawah

f.Sistem Perkemihan

Peningkatan frekuensi urin,rasa haus,peningkatan masukan cairan

g.Sistem Musculoskeletal

9

Page 10: Saad ca paru Akper pemkab muna

Adanya kelemahan,kekakuan otot ekstremitas yanag mengakibatkan kesulitan

beraktifitas,refleks bisep,reflex trisep,refleks patella,dan refleks babinski

h.Sistem Integument

Adanya penurunan turgor kulit,muka pucat dan kemerahan

i.Sistem Pengindraan

Adanya kerusakan fungsi masing-masing indra akibat komplikasi dan keparahan

penyakit

5.    Patofisiologi Dan Penyimpangan KDM

Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan

hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor. Permulaan

terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation yang merangasang

permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan

berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor.Initiati agen biasanya bisa

berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah

struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan

yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini

berlangsung lama meingguan sampai tahunan.

Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan. Empat

tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid ( sel skuamosa ). Karsinoma

sel kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak terdeferensiasi ) dan adenokarsinoma. Sel

skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial.

Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan

alveoli. Karsinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehigga mempunyai

progrosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang

elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis baik

karena pertumbuhan sel ini lambat.

10

Page 11: Saad ca paru Akper pemkab muna

Penyimpangan KDM

11

Page 12: Saad ca paru Akper pemkab muna

6.     Manifestasi Klinis

1.   Gejala awal

Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.

          2. Gejala umum

a. Batuk

Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai

sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik

dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap

infeksi sekunder.

b. Hemoptisis

Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang

mengalami ulserasi.

c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.

7.     Komplikasi

Adapun beberapa komplikasi dari ca.paru adalah :

- Hematorak

- Pneumotorak

- Empiema

- Endokarditis

- Abses paru

- Atelektasis

8. Pemeriksaan Diagnostik

- Bronskopi untuk memperoleh sampel besarnya karsinoma bronkogenik dapat terlihat

- Analisa sputum, pleural, atau nodus limfe untuk sitologi menyatakan tipe sel kanker

atau mengkaji adanya/tahap karsinoma

- Media stinoskopi untuk pertahapan karsinoma

12

Page 13: Saad ca paru Akper pemkab muna

- Aspirasi dengan jarum dan biopsy jaringan paru pada nidus skeln, nodus limfe halus

atau pleura untuk membuat diagnose.

9.    Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan ca.paru terbagi atas :

a.       Pembedahan, memiliki kemungkinan kesembuhan terbaik, namun hanya < 25% kasus

yang bisadioperasi dan hanya 25% diantaranya ( 5% dari semua kasus ) yang telah hidup

setelah 5 tahun.Tingkat mortalitas perioperatif sebesar 3% pada lobektomi dan 6% pada

pneumonektomi.

b.       Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa

dioperasi.Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya

menyembuhklan sedikit diantaranya.

c.       Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri local

d.      Kemoterapi, digunakan pada kanker paru sel kecil, karena pembedahan tidak pernah

sesuai denganhistologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker bukan sel kecil

belum jelas.

e.    Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat

memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang

signifikan.

f.        Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid

membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan.

13

Page 14: Saad ca paru Akper pemkab muna

B. KONSEP ASKEP

1. PENGKAJIAN

a. Biodata

Identitas Klien

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Status Perkawinan :

Agama :

Suku/bangsa :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Pendapatan :

Alamat :

Identitas penanggung jawab

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Status Perkawinan :

Agama :

Suku/bangsa :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Pendapatan :

Hub. dengan Klien :

Alamat :

14

Page 15: Saad ca paru Akper pemkab muna

b. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama : sesak

Riwayat keluhan utama :

P : klien mengtakan sesak nafas yang semakin lama semakin berat

dirasakan,seperti ada yang menekan diparu-parunya.

Q: Hilang timbul

R: sifat keluhan menetap pada area dada

S: Nyeri berat skala 4 (0-5)

T: saat beraktifitas

2. Riwayat penyakit dahulu

Kaji apakah pasien pernah mempunyai riwayat penyakit hipertensi, arteri

koroner, dll.

3. Riwayat penyakit keluarga

Kaji apakah ada keluarga pasien yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi,

arteri koroner,dll.

c. Pemeriksaan Fisik

a.  Aktivitas/ istirahat.

Gejala : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin,

dispnea karena aktivitas.

Tanda : Kelesuan( biasanya tahap lanjut).

b.    Sirkulasi.

Gejala : JVD (obstruksi vena kava).

Bunyi jantung : gesekan pericardial (menunjukkan efusi).

Takikardi/ disritmia.

c.     Integritas ego.

15

Page 16: Saad ca paru Akper pemkab muna

Gejala : Perasaan takut. Takut hasil pembedahan, menolak kondisi yang berat/

potensi keganasan.

Tanda : Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang – ulang.

d.   Eliminasi.

Gejala : Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil).

Peningkatan frekuensi/ jumlah urine (ketidakseimbangan

hormonal, tumor epidermoid)

e.   Makanan/ cairan.

Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan

makanan.,Kesulitan menelan,Haus/ peningkatan masukan cairan.

Tanda : Kurus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut)

Edema wajah/ leher, dada punggung (obstruksi vena kava), edema

wajah/ periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)

Glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor

epidermoid).

f.   Nyeri/ kenyamanan.

Gejala : Nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu

pada tahap lanjut) dimana dapat/ tidak dapat dipengaruhi oleh

perubahan posisi.

Nyeri bahu/ tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma)

Nyeri abdomen hilang timbul.

g.  Pernafasan.

Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau

produksi sputum,Nafas pendek,Pekerja yang terpajan polutan, debu

industry,Serak, paralysis pita suara.

Riwayat merokok

Tanda : Dispnea, meningkat dengan kerja,Peningkatan fremitus taktil

(menunjukkan konsolidasi)Krekels/ mengi pada inspirasi atau ekspirasi

16

Page 17: Saad ca paru Akper pemkab muna

(gangguan aliran udara), krekels/ mengi menetap; pentimpangan trakea

( area yang mengalami lesi).

h.  Keamanan.

Tanda : Demam mungkin ada (sel besar atau karsinoma)Kemerahan, kulit

pucat(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)

i.  Seksualitas.

Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel

besar)Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma

sel kecil).

Klasifikasi Data

Data Subjektif

Klien mengatakan batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan

atau sputum

Klien mengatakan nyeri pada dada, bahu, tulang/sendi,punggung

Kien mengatakan lemah

Klien mengatakan kurang nafsu makan

Klien mengatakan sering BAK

Klien mengatakan merasa takut

Data objektif

Krekels/mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi

Adanya edema pada dada,bahu,tulang/sendi,punggung

Adanya penurunan intoleransi aktifitas

BB klien menurun

Peningkatan frekuensi/jumlah urine

Klien nampak gelisah

Analisa data

17

Page 18: Saad ca paru Akper pemkab muna

No Symptom Etiologi Problem

1. DS : Klien batuk ringan atau

perubahan pola batuk dari

biasanya dan atau sputum

DO : Krekels/mengi pada saat

inspirasi dan ekspirasi

Adanya pembesaran tumor

paru

Menggeser dan menekan

organ paru

Sebagian bronkus tertutup

oleh oleh luasan tumor

Gangguan pertukaran gas

Gangguan pola napas

Gangguan pola nafas

2. DS : Klien mengatakan nyeri

pada dada, bahu,

tulang/sendi,punggung

DO : Adanya edema pada

dada,bahu,tulang/sendi,punggung

Adanya pembesaran

karsinoma paru

Menekan organ sekitarnya

Terjadi iritasi jaringan

sekitar

Mengeluarkan mediator

kimia histamine,

bradikinin, dan

prostaglandin

Merangsang saraf-saraf

perifer sekitarnya

Korteks serebral

Nyeri dipersepsikan

Nyeri

18

Page 19: Saad ca paru Akper pemkab muna

3. DS : Kien mengatakan lemah

DO:Adanya penurunan intoleransi

aktifitas

Adanya pembesaran

karsinoma paru

Menggeser dan menekan

organ disekitarnya

sebagian bronkus

Terhalang oleh masa tumor

Pertukaran CO2 DAN O2

tidak efektif

Sesak nafas/dispnea

Anoreksia

Intake nutrisi kurang dari

kebutuhan kurang

Energy yang terbentuk

kurang

Kelemahan

Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas

4. DS : Klien mengatakan merasa

takut

DO : Klien nampak gelisah

Perubahan status kesehatan

Klien terdiagnosa Ca. Paru

Kurang terpapar informasi

tentang penyakit dan

Ansietas

19

Page 20: Saad ca paru Akper pemkab muna

penatalaksanaan

Kurang pengetahuan

Ansietas

Prioritas Masalah

1. Gangguan pola napas

2. Nyeri

3. Intoleransi aktivitas

4. Ansietas

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pertukaran gas b/d adanya penutupan parsial bronkus oleh kanker paru,

ditandai dengan:

DS : Klien batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau

sputum

DO : Krekels/mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi

2. Nyeri b/d adanya iritasi jaringan paru, ditandai dengan:

DS : Klien mengatakan nyeri pada dada, bahu, tulang/sendi,punggung

DO : Adanya edema pada dada,bahu,tulang/sendi,punggung

3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ditandai dengan:

DS : Kien mengatakan lemah

DO:Adanya penurunan intoleransi aktifitas

4. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan, ditandai dengan:

DS : Kien mengatakan lemah

DO:Adanya penurunan intoleransi aktifitas

3. RENCANA KEPERAWATAN

20

Page 21: Saad ca paru Akper pemkab muna

N

o

Rencana Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1. TUPAN: Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 1

minggu,

gangguan

pertukaran gas

normal

TUPEN: Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 2 hari,

gangguan

pertukaran gas

berangsur-angsur

membaik, dengan

kriteria hasil:

AGD dalam

batas normal

warna kulit

normal

frekuensi nafas

12-24x/menit

bunyi paru

bersih

tidak ada

hemoptoe, tidak

menggunakan

otot sensori

untuk bernafas.

1. Pantau:

Status pernafasan

(Apendiks A) tiap 8

jam.

Hasil pemeriksaan fungsi

paru – paru dan AGD

2. Ketika terjadi episode

dispnea:

Berikan oksigen lembab

tambahan

Implementasikan

tindakan untuk

menurunkan tingkat

ansietas dengan

membantu pasien agar

merasa dalam keadaan

terkontrol.

Tetaplah melakykan

pendekatan dengan

tenang dan penuh

percaya diri . temani

pasien dan instruksikan

pasien untuk bernafas

perlahan dan dalam

Pertahankan posisi tegak

3. Kkonsul kedokter untuk

1. Untuk mengidentifikasi

perkembangan dan

penyimpangan dari

hasil yang diharapkan.

2. Pemberian oksigen

tambahan membantu

menurunannya upaya

untuk napas dengan

meningkatkan jumlah

oksigen yang tersedia

kejaringan . perasan

tercekik seringkali

muncul ketika terjadi

periode dispneu. Hal

tersebut dapat

mencetuskan ansietas

dan ansietas dapat

diturunkan jika pasien

merasa terkontrol dan

berinteraksi dengan

pemberi perawatan

yang tenang dan

meyakinkan . posisi

tegak memungkinkan

ekspansi paru lebih

penuh dengan

nenurunkan tekanan

abdomen pada

diafragma.

3. Ahli terapi pernafasan

21

Page 22: Saad ca paru Akper pemkab muna

rujukan kebagian terapi

pernapasan untuk tindakan

nobulizer atau pernafasan

positif intermiten ( PTPI)

bila kongesti paru menetap.

4. Siapkanb pasien untuk

teransitesis jika dipesankan

sesuai dengan kebijakan

dan prosedur pelayanan

yang ada.

5. Siapkan pasien untuk bedah

paru sesuai pesanan , pre

off.

6. Jika mobilitas terganggu ,

implementasi tindakan

untuk mencegah komplikasi

harusnya masuk di

adalah spesialis adalah

spesialis dalam

pemeriksaan fungsi

paru dan modalitas

ferapi

4. teransitesis dilakukan

oleh dokter . teransitesis

meliputi memasukan

jarum dengan diameter

besar keruang pleura ,

untuk mengeluarkan

kelebihan cairan di rongga

pleura sehingga

memungkinkan

pengembangan paru lebih

baik.

5. Pneumonektomi atau

labektomi dapat

dilakukan untuk

melokalisasi kanker

seperti stadium I dan II.

Bedah reaksi tidak

digunakan untuk

kanker stadium II dan

IV atau karsinoma sel-

selkecil (seloat) karena

metastase luas lebih

terjadi pada saat

diagnose ditegakan .

6. Pasien dengan kanker

mempunyai daya tahan

tubuh yang rendah

karena terapi modalitas

22

Page 23: Saad ca paru Akper pemkab muna

intolerasikasn ansietas.

7. Pertahankan cairan

sedikitnya 2-3 liter/ hari

kecuali jika ada kontra

indikasi.

8. Berikan dokter jika gejala-

gejala distress pernafasan

menetap atau memburuk.

( kemoterapi, terapi

radiasi dan opersi

redikal ) infeksi

nasokomial dapat

meluas melalui petugas

kesehatan.

7. Untuk membantu

mengencerkansekresi

paru- paru dan

memudahkan pasien

untuk batuk dan

mengeluarkan secret

tersebut.

8. Hal tersebut merupakan

tanda berkembangnya

infeksi saluran

pernafasan at5au

bertambah luasnya

jaringan paru yang

terkena.

2. TUPAN: Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 1

minggu nyeri

hilang.

TUPEN: Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 3 hari

1. Berikan analgesic dan

keefektifanya. Konsul

dokter jika anal yang

diberikan tidak efektif

untuk mengontrol nyeri.

2. Untuk meminimalkan nyeri

tulang :

Membalik dengan hati-

hati dan beri dukungan

Hindari menarik

1. Rasa nyaman

merupakan prioritas

dalam memberikan

perawatan kepada

pasien dengan kanker

2. Metastase ketulang

menyebabkan nyeri

hebat. Pada banyak

pasien, bahkan hanya

sentuhan ringan dapat

23

Page 24: Saad ca paru Akper pemkab muna

nyeri berkurang

dengan kriteria:

Ekspresi

wajah rileks.

Pengembang

an paru

penuh

Peningkatan

tingkat

aktifitas

ekstremitas

Berikan matras yang

lembut

Ubah posisi setiap 2

jam.

3. Untuk meminimalkan nyeri

pleuretik:

Instruksikan pasien

untuk menahan dada

dengan kedua

tangannya/dengan

bantal saat batuk

Dorong pasien untuk

berhenti merokok

Berikan humidifier

(pelembab) udara

sesuai pesanan

Berikan obat antitusif

bila diresepkan

menimbulkan rasa

nyeri

3. Nafas dalam dan batuk

kuat meregangkan

membrane pleura dan

menimbulkan nyeri dan

dada pleuretik. Nikotin

dari produk tembakau

dapat mengakibatkan

kontriksi bronchial dan

menurunkan gerakan

silia yang melapisi

saluran pernapasan

bagian bawah. Anti

batuk menekan pusat

batuk diotak.

3. TUPAN : Setelah

diberikan tindakan

keperawatan selama 2 hari

intoleransi aktivitas

teratasi

TUPEN: Setelah diberikan

tindakan keperawatan

selama 1 hari intoleransi

aktivitas berangsur-angsur

membaik dengan kriteria:

Klien sudah bisa

melakukan

aktivitas ringan

Tidak lelah lagi

1. Evaluasi respon pasien

terhadap aktivitas

kehidupan sehari-hari.

Berikan bantuan dalam

pelaksanaan aktivitas

kehidupan sehari-hari

sesuai kebutuhan. Ajarkan

pasien bagaimana

menghadapi aktivitas untuk

menghindari kelelahan.

Berikan periode istirahat

tampa gangguan diantara

aktivitas.

1. Melakukan aktivitas

dapat membantu daya

tahan. Belajar

bagaimana

meningkatkan rasa

terkontrol dan mandiri

dengan kondisi kronis

dan ketidakmampuan

membantu

meningkatkan harga

diri. Istirahat

memungkinkan tubuh

memperbaiki enerrgi

yang digunakan selama

24

Page 25: Saad ca paru Akper pemkab muna

2. Berikan lingkungan yang

hangat, tenang selama

periode istirahat.

3. Bantu pasien dalam

mengidentifikasi aktivitas

menyenangkan yang

memerlukan penggunaan

energy minimal yang dapat

dimasukkan kedalam pola

hidup (membaca, m,enulis,

permainan). Jelaskan bahwa

kunci menikmati aktivitas

tanpa menjadi sangat lelah

adalah periode istirahat

yang sering selama

aktivitas.

aktivitas.

2. Untuk meningkatkan

istirahat.

3. Berlanjutnya menikmati

hidup seluas-luasnya

seperti yang diterima

individu membantu

memudahkan koping.

4. TUPAN : Setelah

diberikan tindakan

keperawatan selama 3 hari

ansietas teratasi

TUPEN: Setelah diberikan

tindakan keperawatan

selama 1 hari ansietas

berangsur-angsur

membaik dengan kriteria:

Klien tidak lagi

menanyakan

tentang

penyakitnya.

1. Berikan informasi tentang:

a. Sifat penyakit. Jelaskan

jumlah darah disputum

tidak terlalu

mengidentifikasi

beratnya penyakit dan

bagaimana

meminimalkannya.

b. Tindakan yang

diprogramkan,

meliputikemungkinan

efek samping.

c. Pemeriksaan diagnostic

meliputi:

- Tujuan

- Gambaran singkat

- Persiapan sebelum

1. Mengetahui apayang

diharapkan dari

tindakan medis dapat

membantu kepatuhan

pasien dan membantu

menurunkan ansietas

yang berhubungan

dengan tindakan medis.

25

Page 26: Saad ca paru Akper pemkab muna

pemeriksaan

- Perawatan setelah

pemeriksaan

2. Persiapkan control nyeri

yang efektif

3. Ikut sertakan orang-orang

yang berarti bagi pasien

setiap tahap penyuluhan

kesehatan dan dorong

dukungan mereka terhadap

pasien.

2. Nyeri dapat

mencetusakan ansietas

yang akan

meningkatkan rasa

nyeri.

3. Sistem pendukung yang

kuat penting dalam

membantu individu

secara efektif

mengatasi masalah

dengan penyakit kronis

atau penyakit terminal.

4. Implementasi keperawatan

Implementasi tindakan keperawatan di sesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan.Pada situasi yang nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana.Pada saat akan di laksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan pasien di laksanakan dengan menjelaskan apa yang akan di kerjakan serta peran serta pasien yang di harapkan.Setelah semua tindakan di laksanakan beserta respon pasien kemudian data tindakan tersebut di dokumentasikan.

5. Evaluasi tindakan keperawatan

Evaluasi yaitu suatu proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi di lakukan secara terus menerus pada respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah di laksanakan. Evaluasi dapat di bagi menjadi dua yaitu,Evaluasi hasil atau sumatik di lakukan dengan membandingskan respon pasien pada tujuan khusus dan umum yang telah di tentukan.

26

Page 27: Saad ca paru Akper pemkab muna

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam

jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok.

Diagnosa keperawatan yang pada ca.paru adalah:

1. Gangguan pertukaran gas b/d adanya penutupan parsial bronkus oleh kanker paru.

2. Nyeri b/d adanya iritasi jaringan paru.

3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan

4. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan.

B. Saran

Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya

referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari

dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk

kesempurnaan askep ini kedepannya.

27

Page 28: Saad ca paru Akper pemkab muna

DAFTAR PUSTAKA

Kapita Selekta Kedokteran, edisi Kedua Editor Junaedi Purnawan dan Kawan-Kawan,

Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 1982.

Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient Care, edisiketiga,

Alih Bahasa: I Made Kariasa, SKp. Dan Ni Made Sumarwati, SKp. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 2000.

Satriaperwira. Wordpress. com/kanker paru

28