s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web...

21
SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM PROSEDUR FISIOTERAPI DADA DAN BATUK EFEKTIF I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan dalam melaksanakan fisioterapi dada dan batuk efektif. 2. TUJUAN KHUSUS Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat: a. Melaksanakan clapping dengan tepat b. Melaksanakan vibrasi dengan tepat c. Melaksanakan postural drainage dengan tepat d. Melaksanakan latihan batuk efektif dengan tepat II. KONSEP TEORI a. PENGERTIAN Kombinasi beberapa tindakan terapi pernafasan yang terdiri dari clapping, vibrasi, dan postural drainage. Jenis-jenis: 1. Perkusi dan vibrasi adalah teknik yang dilakukan secara manual untuk melepaskan lendir dan meningkatkan pengaliran mukus serta sekret dari paru-paru pada klien dengan masalah-masalah paru-paru tertentu. 1.1 Perkusi yaitu pergerakan yang ditimbulkan melalui ketukan pada dinding dada dalam irama yang teratur dengan menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk. Pergelangan tangan dalam posisi fleksi dan ekstensi selama pengetukan. 1.2 Vibrasi adalah teknik kompresi manual dan getaran pada dinding dada selama fase ekspirasi. 2. Postural Drainage adalah teknik pengaturan posisi tertentu untuk mengalirkan sekresi pulmonar pada area tertentu dari lobus paru dengan pengaruh gravitasi. Pembersihan dengan cara ini dicapai dengan melakukan salah satu atau lebih dari 10 posisi tubuh yang berbeda. Setiap posisi mengalirkan bagian khusus dari pohon trakeobronkial-bidang paru atas, tengah, atau bawah-ke dalam trakea. Batuk atau penghisapan kemudian dapat membuang sekret dari trakea. Spasme bronkus dapat dicetuskan pada beberapa klien yang menerima drainase postural. Spasme bronkus ini disebabkan oleh imobilisaisi sekret ke dalam jalan napas pusat yang besar, yang meningkatkan kerja napas. Untuk menghadapi risiko spasme bronkus, perawat dapat meminta dokter untuk mulai memberikan terapi bronkodilator pada klien selama 20 menit sebelum dranase postural.

Transcript of s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web...

Page 1: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

PROSEDUR

FISIOTERAPI DADA DAN BATUK EFEKTIF

I. TUJUAN PRAKTIKUM1. TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan dalam melaksanakan fisioterapi dada dan batuk efektif.

2. TUJUAN KHUSUSSetelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat:a. Melaksanakan clapping dengan tepatb. Melaksanakan vibrasi dengan tepatc. Melaksanakan postural drainage dengan tepatd. Melaksanakan latihan batuk efektif dengan tepat

II. KONSEP TEORIa. PENGERTIAN

Kombinasi beberapa tindakan terapi pernafasan yang terdiri dari clapping, vibrasi, dan postural drainage.

Jenis-jenis:

1. Perkusi dan vibrasi adalah teknik yang dilakukan secara manual untuk melepaskan lendir dan meningkatkan pengaliran mukus serta sekret dari paru-paru pada klien dengan masalah-masalah paru-paru tertentu. 1.1 Perkusi yaitu pergerakan yang ditimbulkan melalui ketukan pada dinding dada dalam irama

yang teratur dengan menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk. Pergelangan tangan dalam posisi fleksi dan ekstensi selama pengetukan.

1.2 Vibrasi adalah teknik kompresi manual dan getaran pada dinding dada selama fase ekspirasi.2. Postural Drainage adalah teknik pengaturan posisi tertentu untuk mengalirkan sekresi pulmonar

pada area tertentu dari lobus paru dengan pengaruh gravitasi. Pembersihan dengan cara ini dicapai dengan melakukan salah satu atau lebih dari 10

posisi tubuh yang berbeda. Setiap posisi mengalirkan bagian khusus dari pohon trakeobronkial-bidang paru atas, tengah, atau bawah-ke dalam trakea. Batuk atau penghisapan kemudian dapat membuang sekret dari trakea.

Spasme bronkus dapat dicetuskan pada beberapa klien yang menerima drainase postural. Spasme bronkus ini disebabkan oleh imobilisaisi sekret ke dalam jalan napas pusat yang besar, yang meningkatkan kerja napas. Untuk menghadapi risiko spasme bronkus, perawat dapat meminta dokter untuk mulai memberikan terapi bronkodilator pada klien selama 20 menit sebelum dranase postural.

Klien pada pengobatan antihipertensi tidak mampu mentolerir perubahan postur yang diperlukan. Perawat harus memodifikasi prosedur untuk memenuhi toleransi klien dan tetap membersihkan jalan napasnya.

Klien dan keluarga harus diajarkan cara posisi postur yang tepat di rumah. Beberapa postur perlu dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan individual. Sebagai contoh, posisi miring `trendelenderg’ untuk mengalirkan labus bawah lateral harus di lakukan dengan klien berbaring miring datar atau posisi miring semi Fowler's bila ia bernapas sangat pendek (dispnea). Gambar dan daftar berikut menunjukkan area bronkial dan posisi tubuh yang ber-hubungan untuk drainasenya.

Posisi untuk Drainase Postural

- Bronkus Apikal Lobus Anterior Kanan dan Kiri Atas

Minta klien duduk di kursi, bersandar pada bantal (Gbr. 135 dan 136).

Page 2: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

- Bronkus Apikal Lobus Posterior Kanan dan Kiri Atas

Minta klien duduk di kursi, menyandar ke depan pada bantal atau meja (Gbr. 137 dan 138).

- Bronkus Lobus Anterior Kanan dan Kiri Atas

Minta klien berbaring datar dengan bantal kecil di bawah lutut (Gbr. 139 dan 140).

- Bronkus Lobus Lingual Kiri Atas

Minta klien berbaring miring ke kanan dengan lengan di atas kepala pada posisi Trandelenburg, dengan kaki tempat tidur ditinggikan 30 cm (12 inci). Letakkari bantal di belakang punggung, dan gulingkan klien seperempat putaran ke atas bantal (Gbr. 141 dan 142).

- Bronkus Lobus Kanan Tengah

Minta klien berbaring miring ke kiri dan tinggikan kaki tempat tidur 30 cm (12 inci). Letakkan bantal di belakang punggung dan gulingkan klien seperempat putaran ke atas bantal (Gbr. 143 dan 144).

Page 3: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

- Bronkus Lobus Anterior Kanan dan Kiri Bawah

Minta klien berbaring terlentang dengan posisi Trandelenburg, kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci). Biarkan lutut menekuk di atas bantal (Gbr. 145 dan 146).

- Bronkus Lobus Lateral Kanan Bawah

Minta klien berbaring miring ke kiri pada posisi Trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci) (Gbr 147 dan 148).

- Bronkus Lobus Lateral Kiri Bawah

Minta klien berbaring miring ke kanan pada posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci) (Gbr. 149 dan 150).

- Bronkus Lobus Superior Kanan dan Kiri Bawah

Minta klien berbaring tengkurap dengan bantal di bawah lambung (Gbr. 151 dan 152).

- Bronkus Basalis Posterior Kanan dan Kiri

Minta klien berbaring tengkurap dalam posisi Trendelenberg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm (18 sampai 20 inci) (Gbr. 153 dan 154).

Page 4: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

b. TUJUAN

Tujuan prosedur ini adalah untuk melepaskan mukus atau lendir dari bronkiolus dan bronkus, serta mengalirkan sekret.

c. INDIKASI

Tindakan ini dilakukan pada klien dengan:

1) gangguan paru-paru yang menunjukkan peningkatan produksi lendir (bronkiektasis, emfisema, fibrosis kistik, dan bronkitis kronis).

2) Pasien dengan penurunan kemampuan batuk3) Pasien dengan atelektasis

d. KONTRA INDIKASI1) Pasien dengan PTIK2) Pasien dengan trauma medula spinalis3) Pasien dengan fraktur costae4) Pasien post op bedah thorak5) Pasien dengan abses paru atau tumor6) Pasien dengan pneumotoraks7) Kondisi nyeri dada8) Tuberkulosis

Page 5: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

PROSEDUR

PERKUSI (CLAPPING) DAN VIBRASI

Nama :NIM/Kelas :

NO ASPEK YANG DINILAINILAI

0 1 21 Menyiapkan alat :

1. Celemek/perlak2. Bengkok3. Lysol4. Masker5. Handscoen6. Handuk/tissue7. Sarung tangan

2 Persiapan perawat dan pasien : 1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan duduk tegak.

3 Persiapan lingkungan :1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, jaga privasi pasien2. Ciptakan lingkungan yang tenang

4 Prosedur1. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan

2. Menjelaskan prosedur perkusi dan vibrasi. Klien dianjurkan melakukan pernapasan diafragmatik. Posisi klien sebaiknya posisi drainase.

3. Melakukan perkusi pada dinding rongga dada selarna 1-2 menit Kosta paling bawah sampai ke bahu pada bagian belakang Kosta paling bawah sampai ke kosta atas pada bagian depan Jangan melakukan perkusi di atas tulang belakang, ginjal, hepar,

limpa, dan skapula atau sternum.

4. Menganjurkan klien menarik napas dalam perlahan-lahan, lalu lakukan vibrasi sambil klien mengeluarkan napas perlahan-lahan dengan bibir dirapatkan.

5. Meletakkan 1 tangan pada area yang ingin divibrasi dan letakkan tangan yang lain di atasnya.*)

6. Menegangkan otot-otot tangan dan lengan sambil melakukan tekanan sedang dan vibrasi tangan dan lengan.

7. Mengangkat tekanan pada dada ketika klien menarik napas.

8. Menganjurkan klien batuk dengan menggunakan otot abdominalis setelah 3-4 vibrasi.

9. Memberi klien istirahat beberapa menit

10. Mengauskultasi adanya perubahan pada bunyi napas.*)

11. Mengulangi perkusi dan vibrasi secara bergantian sesuai kondisi klien, biasanya 15-20 menit.

12. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien dalam catatan klien

5 Evaluasi :

Page 6: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

1. Mukus menjadi encer2. Sekret dapat keluar3. Klien merasa nyamanTOTAL :

Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 2 x

Malang,........./......../........

TTD

Page 7: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

POSTURAL DRAINAGE

Nama :NIM/Kelas :

NO ASPEK YANG DINILAINILAI

0 1 21 Menyiapkan alat :

1. Bantal-dua atau tiga 2. Papan pemiring atau pendongak (bila drainase dilakukan rumah)3. Tisu wajah 4. Segelas air 5. Wadah (sputum pot) bertutup berisi desinfektan6. Sarung tangan

2 Persiapan perawat dan pasien : 1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.2. Menyiapkan posisi pasien sesuai posisi drainase yang akan di

lakukan (lihat gambar)3 Persiapan lingkungan :

1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, jaga privasi pasien2. Ciptakan lingkungan yang tenang

4 Pelaksanaan tindakan1. Cuci tangan dan mengenakan sarung tangan2. Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase berdasarkan

pengkajian semua bidang paru, data klinis, dan gambaran foto dada.

3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumbat. (Area pertama yang dipilih dapat bervariasi dari satu klien ke klien lain.) Bantu klien memilih posisi sesuai kebutuhan. Ajarkan klien memposisikan postur dan lengan dan posisi kaki yang tepat. Letakkan bantal untuk menyangga dan kenyamanan.*)

4. Minta klien mempertahankan posisi selama 10 sampai 15 menit.

5. Selama 10 sampai I5 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusi dada, vibrasi, dan/ atau gerakan iga di atas area yang didrainase.

6. Setelah drainase pada postur pertama, minta klien duduk dan batuk. Tampung sekresi yang dikeluarkan dalam wadah yang bersih. Bila klien tidak dapat batuk, harus dilakukan penghisapan (saction )

7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu.

8. Minta klien minum air hangat.

9. Cuci tangan Anda.

8 Evaluasi : 1. Mukus encer2. Sekret dapat keluar3. Klien merasa nyaman

TOTAL :Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 2 x

Malang,........./......../........

TTD

Page 8: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

LATIHAN NAFAS & BATUK EFEKTIF

Nama :NIM/Kelas :

NO ASPEK YANG DINILAINILAI

0 1 21 Menyiapkan alat :

1. Celemek/perlak2. Bengkok2. Lysol3. Masker4. Handscoen5. Handuk/tissue

2 Persiapan perawat dan pasien : 1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan berbaring atau posisi

semi fowler

3 Persiapan lingkungan :1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, jaga privaci2. Ciptakan lingkungan yang tenang

4 ProsedurMencuci tanganMengenakan sarung tangan

5 Pernafasan diafragmaMemposisikan klien dengan 1 tangan di atas perut, tepat di bawah tulang iga dan tangan di tengah dada.

Menganjurkan untuk menarik napas dalam dan lambat melalui hidung, sampai perut menonjol ke atas setinggi mungkin. Perut akan membesar selama inspirasi dan mengempes selama ekspirasi.

Mengeluarkan napas dengan bibir dirapatkan sambil menegangkan otot perut dengan kuat ke arah dalam. Rongga dada tidak bergerak, perhatian ditujukan pada perut.

Mengulangi prosedur kira-kira 1 menit dan istirahat 2 menit, lakukan selama 10 menit (4 kali sehari).

Melakukan pernapasan diafragma pada saat berbaring, talu saat duduk dan akhirnya saat berdiri dan berjalan. Koordinasikan pemapasan diafragma pada saat menaiki tangga atau melakukan aktivitas selama masa ekspirasi yang panjang.

Mendokumentasikan prosedur dan respons klien dalam catatan klien.

6 . Pernapasan bibir dirapatkan

Klien menarik napas melalui hidung.

Mengeluarkan napas perlahan-lahan dengan bibir dirapatkan sambil menegangkan otot-otot perut.

Hitung sampai angka 7 saat mengeluarkan napas panjang dengan bibir dirapatkan.

Melakukan prosedur ini pada saat duduk dan berjalan.

Page 9: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

Mendokumentasikan prosedur dan respons klien dalam catatan klien.

7 Latihan Batuk Efektif

Atur posisi klien semi fowler / posisi duduk

Pastikan klien mampu mempraktekkan nafas dalam

Pasang celemek / alas dada pada klien dan pasang perlak serta lasnya dipangkuan klien *)

Anjurkan klien memegang bengkok berisi lysol dengan kedua tangan didepan dada (jika klien tidak bisa, perawat bisa memantu : perawat mengenakan scort, masker dan handschoen)

Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam 3 kali dan pada hitungan ketiga, klien menyentakkan batuknya dengan bantuan otot perut kearah bengkok berisi Lysol

Kegiatan diatas bisa diulang sampai klien merasakan lega / nyaman, setiap pengulangan diberikan waktu istirahat kurang lebih 5 menit.

8 Evaluasi : 1. Sekret dapat keluar2. Klien merasa nyaman

TOTAL :Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 2 x

Malang,........./......../........

TTD

Page 10: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

PROSEDUR PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

I. TUJUAN PRAKTIKUM1. TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan keterampilan dalam menggunakan alat bantu pernafasan.

2. TUJUAN KHUSUSSetelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat memilih alat bantu pernafasan yang tepat bagi pasien

II. KONSEP TEORI1. PENGERTIAN

Salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat adalah terapi oksigen (O2). Terapi oksigen merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan termasuk keperawatan terhadap adanya gangguan pemenuhan oksigen pada klien.Indikasi Pemberian Oksigen Indikasi utama pemberian oksigen adalah :1. Klien dengan kadar oksigen arteri rendah dari hasil analisa gas darah2. Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan

hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan

3. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan oksigen melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.

Berdasarkan indikasi utama tersebut maka terapi pemberian oksigen dindikasikan kepadklien dengan gejala :1. Klien dengan keadaan tidak sadar,2. Sianosis,3. Hipovolemia,4. Perdarahan,5. Anemia berat,6. Keracunan gas karbondioksida,7. Asidosis,8. Selama dan sesudah pembedahan

2. TUJUANSecara klinis tujuan utama pemberian oksigen adalah :1. Untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah2. Untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard.

Keterangan:VT : Volume TidalBB : Berat badanRR : Respiratory RateNilai normal VT adalah 6-8 cc/ kgBB

RUMUS KEBUTUHAN OKSIGEN

VT x BB x RR

1000

Page 11: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

3. Nasal KanulNama :NIM/Kelas :

No ASPEK YANG DINILAI NILAI0 1 2

1 Persiapan alat : 1. Tabung oksigen2. Kanula nasal3. Humidifier (tabung pelembab) berisi air steril4. Flow meter5. Tanda "dilarang merokok"

2 Persiapan lingkungan :1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, menjaga privasi*)2. Ciptakan lingkungan yang tenang

3 Persiapan pasien :1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan *)2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan fowler/semi fowler

4 Prosedur :1. Mencuci tangan.*)2. Menjelaskan prosedur pada klien dan keluarga.

3. Memastikan volume air steril dalam tabung pelembab sesuai ketentuan

4. Menghubungkan selang dari kanula nasal ke tabung pelembab.

5. Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanuIa.6. Memasang kanula pada hidung klien.

7. Menetapkan kadar oksigen sesuai program medik.*)– 24% @ 1L/menit– 28% @ 2L/menit– 32% @ 3L/menit– 36% @ 4L/menit– 40% @ 5L/menit

8. Memfiksasi selang ke bantal /pakaian/pipi klien.9. KewaspadaanObservasi apakah: a. Kanula tersumbat atau terlipat b. Tabung pelembab/humidifier kurang cukup terisi air c. Volume Oksigen mencukupi/tidak10. Mengkaji kondisi klien secara teratur *)

11. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien: waktu pemberian, aliran kecepatan oksigen, rute pemberian, dan respons klien.

12. Meletakkan tanda "dilarang merokok" pada lokasi yang dapat terlihat jelas.

13. Mencuci tangan5 Evaluasi :

1. Pola nafas klien efektif2. Pasien merasa nyaman

Page 12: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

TOTAL :Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 2 x

=

Malang,

....../......../.......

.

TTD

Page 13: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

2. SIMPLE MASK

Nama :NIM/Kelas :

No ASPEK YANG DINILAI NILAI0 1 2

1 Persiapan alat : 1. Tabung oksigen2. Simple mask3. Humidifier (tabung pelembab) berisi air steril4. Flow meter5. Tanda "dilarang merokok"

2 Persiapan lingkungan :1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, menjaga privasi*)2. Ciptakan lingkungan yang tenang

3 Persiapan pasien :1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan *)2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan fowler/semi fowler

4 Prosedur :1. Mencuci tangan.*)2. Menjelaskan prosedur pada klien dan keluarga.

3. Memastikan volume air steril dalam tabung pelembab sesuai ketentuan

4. Menghubungkan selang dari kanula nasal ke tabung pelembab.

5. Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanuIa.

6. Memasang kanula pada hidung klien.

7. Menetapkan kadar oksigen sesuai program medik.*)– 40% @ 5L/menit– 45% - 50% @ 6L/menit– 55% - 60% @ 8L/menit

8. Memfiksasi selang ke bantal /pakaian/pipi klien.

9. KewaspadaanObservasi apakah: a. Tube tidak tersumbat atau terlipat b. Tabung pelembab/humidifier kurang cukup terisi air. C. c. Volume Oksigen mencukupi/tidak10. Mengkaji kondisi klien secara teratur *)11. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien: waktu

pemberian, aliran kecepatan oksigen, rute pemberian, dan respons klien.

12. Meletakkan tanda "dilarang merokok" pada lokasi yang dapat terlihat jelas.

13. Mencuci tangan5 Evaluasi :

1. Pola nafas klien efektif2. Pasien merasa nyaman

TOTAL :Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 2 x

Malang,

....../......../.......

Page 14: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

= .

TTD

Page 15: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

3. Partial Rebreather Mask Nama :NIM/Kelas :

No ASPEK YANG DINILAI NILAI0 1 2

1 Persiapan alat : 1. Tabung oksigen2. Partial Rebriting mask3. Humidifier (tabung pelembab) berisi air steril4. Flow meter5. Tanda "dilarang merokok"

2 Persiapan lingkungan :1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, menjaga privasi*)2. Ciptakan lingkungan yang tenang

3 Persiapan pasien :1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan *)2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan fowler/semi fowler

4 Prosedur :1. Mencuci tangan.*)2. Menjelaskan prosedur pada klien dan keluarga.3. Memastikan volume air steril dalam tabung pelembab sesuai

ketentuan 4. Menghubungkan selang dari kanula nasal ke tabung pelembab.

5. Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanuIa.6. Memasang kanula pada hidung klien.7. Menetapkan kadar oksigen sesuai program medik.*)

70% - 90% @ 6 – 15L/menit8. Memfiksasi selang ke bantal /pakaian/pipi klien.9. KewaspadaanObservasi apakah: a. Tube tidak tersumbat atau terlipat b. Tabung pelembab/humidifier kurang cukup terisi air. C. c. Volume Oksigen mencukupi/tidak10. Mengkaji kondisi klien secara teratur *)11. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien: waktu

pemberian, aliran kecepatan oksigen, rute pemberian, dan respons klien.

12. Meletakkan tanda "dilarang merokok" pada lokasi yang dapat terlihat jelas.

13. Mencuci tangan5 Evaluasi :

1. Pola nafas klien efektif2. Pasien merasa nyamanTOTAL :

Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 2 x

=

Malang,

....../......../.......

.

TTD

Page 16: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM

4. Nonrebreathing mask Nama :NIM/Kelas :

No ASPEK YANG DINILAI NILAI0 1 2

1 Persiapan alat : 1. Tabung oksigen2. NonRebrithing mask3. Humidifier (tabung pelembab) berisi air steril4. Flow meter5. Tanda "dilarang merokok"

2 Persiapan lingkungan :1. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur, menjaga privasi*)2. Ciptakan lingkungan yang tenang

3 Persiapan pasien :1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan *)2. Menyiapkan posisi pasien dalam keadaan fowler/semi fowler

4 Prosedur :1. Mencuci tangan.*)2. Menjelaskan prosedur pada klien dan keluarga.3. Memastikan volume air steril dalam tabung pelembab sesuai

ketentuan 4. Menghubungkan selang dari kanula nasal ke tabung pelembab.

5. Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanuIa.6. Memasang kanula pada hidung klien.7. Menetapkan kadar oksigen sesuai program medik.*)

60% - 90% @ 6 – 15L/menit8. Memfiksasi selang ke bantal /pakaian/pipi klien.

9. KewaspadaanObservasi apakah: a. Tube tidak tersumbat atau terlipat b. Tabung pelembab/humidifier kurang cukup terisi air. C. c. Volume Oksigen mencukupi/tidak10. Mengkaji kondisi klien secara teratur *)

11. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien: waktu pemberian, aliran kecepatan oksigen, rute pemberian, dan respons klien.

12. Meletakkan tanda "dilarang merokok" pada lokasi yang dapat terlihat jelas.

13. Mencuci tangan5 Evaluasi :

1. Pola nafas klien efektif2. Pasien merasa nyaman

TOTAL :Nilai = 1 x ..... + 2 x ..... x 100 = ........... x 100 2 x

=

Malang,

....../......../.......

.

TTD

Page 17: s1-keperawatan.umm.ac.ids1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/skill lab skenario 2... · Web viewPasien dengan abses paru atau tumor Pasien dengan pneumotoraks Kondisi nyeri dada Tuberkulosis

SKILL LAB IDK 1, KASUS 2 PSIK FIKES UMM