S PEK 980187 chapter2 -...

22
15 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Teori Produksi Dalam industri modern yang ada dalam pasar global dan sangat kompetitif, aktivitas berproduksi bukan di pandang sebagai aktivitas mentransformasikan input menjadi output, tetapi di pandang sebagai aktivitas penciptaan nilai tambah, dimana setiap aktivitas dalam proses produksi harus memberikan nilai tambah. Pemahaman terhadap nilai tambah ini penting agar dalam setiap aktivitas berproduksi selalu menghindari pemborosan. Dengan demikian produksi dapat di katakan sebagai suatu aktivitas dalam perusahaan industri berupa penciptaan nilai tambah dari input menjadi output secara efektif dan efesien sehingga produk sebagai output dari proses penciptaan nilai tambah itu dapat di jual dengan harga yang kompetitif dipasar global. Richard Bilass (1989: 114), mengatakan bahwa hubungan fisik antara input sumber daya perusahaan dan outputnya berupa barang dan jasa perunit waktu, fungsi produksi dapat di nyatakan sebagai berikut: A = f (a, b, c, d, ……) Dimana A adalah output, a, b, c, dan d, adalah input-input yang mengahasilkan A Sadono Sukirno (1985:152) menjelaskan bahwa fungsi produksi selalu di nyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut: Q = f (K, L, R, T)

Transcript of S PEK 980187 chapter2 -...

Page 1: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

15

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Teori Produksi

Dalam industri modern yang ada dalam pasar global dan sangat kompetitif,

aktivitas berproduksi bukan di pandang sebagai aktivitas mentransformasikan input

menjadi output, tetapi di pandang sebagai aktivitas penciptaan nilai tambah, dimana

setiap aktivitas dalam proses produksi harus memberikan nilai tambah. Pemahaman

terhadap nilai tambah ini penting agar dalam setiap aktivitas berproduksi selalu

menghindari pemborosan.

Dengan demikian produksi dapat di katakan sebagai suatu aktivitas dalam

perusahaan industri berupa penciptaan nilai tambah dari input menjadi output secara

efektif dan efesien sehingga produk sebagai output dari proses penciptaan nilai tambah

itu dapat di jual dengan harga yang kompetitif dipasar global.

Richard Bilass (1989: 114), mengatakan bahwa hubungan fisik antara input

sumber daya perusahaan dan outputnya berupa barang dan jasa perunit waktu, fungsi

produksi dapat di nyatakan sebagai berikut:

A = f (a, b, c, d, ……)

Dimana A adalah output, a, b, c, dan d, adalah input-input yang mengahasilkan

A

Sadono Sukirno (1985:152) menjelaskan bahwa fungsi produksi selalu di

nyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut:

Q = f (K, L, R, T)

Page 2: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

16

Dimana:

Q = jumlah produksi

K = jumlah stok modal

L = tenaga kerja

R = jumlah kekayaan alam

T = teknologi

Senada dengan yang di katakana oleh Samuelson dan Nordhaus (2003:125)

tentang hubungan input dan output yaitu bahwa hubungan antara jumlah input yang di

perlukan dan jumlah output yang dapat dihasilkan disebut fungsi produksi.

Fungsi produksi menentukan output maksimum yang dapat dihasilkan dari

sejumlah tertentu input, dalam kondisi keahlian dan pengetahuan teknis yang tertentu.

Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output. Input atau

factor-faktor produksi biasanya di klasifikasikan sebagai tanah, tenaga kerja (labour)

atau modal. Tanah dan tenaga kerja di kategorikan sebagai input yang tidak di produksi

untuk menjadi input untuk proses produksi selanjutnya.

Fungsi produksi mempunyai sifat-sifat seperti fungsi utility. Jika input

bertambah, output juga meningkat, namun tambahan imput pertama kan memberikan

tambahan output yang lebih besar di banding dengan tambahan output yang di

sebabkan oleh tambahan input berikutnya. Sifat ini disebut law of diminishing return

(T. Sunaryo, 2001:71)

Secara grafis, ceteris paribus, fungsi produksi tenaga kerja saja (L)

(diasumsikan K tetap), maka Q (L) adalah sebagai berikut:

Page 3: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

17

seeeeecaras

Gambar 2.1 Fungsi Produksi

Secara matematis, sifat fungsi produksi naik (ika input bertambah maka output

bertambah) di indikasikan dengan turunan pertama Q terhadap L adalah positif,

sedangkan sifat kenaikan yang mennurun (menggambarkan law of diminishing return)

di indikasikan dengan turunan kedua Q terhadap L negative (kurva concept)

Dalam Budiono (1982:64) mengatakan bahwa setiap proses produksi

mempunyai landasan teknis yang dalam ekonomi di sebut fungsi produksi.

Fungsi produksi merupakan suatu pungsi atau persamaan yang menunjukan

hubungan antara tingkat output dan tingkat kombinasi penggunaan input-input.setiap

produesen dalam teori dianggap mempunyai suatu fungsi produksi sebagai berikut:

Q = f (X1, X2, X3,……..Xn)

Keterangan :

Q = tingkat produksi

X1, X2, X3, ….Xn = berbagai input yang di gunakan

0

Q

L

Q = f (L)

Page 4: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

18

Tentang law of diminishing return, Budiono juga mengatakan bahwa dalam

teori ekonomi diambil pula satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi produksi. Yaitu

fungsi produksi dari semua produksi dimana semua produsen dianggap tunduk pada

suatu hokum yang di sebut law of diminishing return. Senada denngan Sunaryo (2001)

Budiono juga mengatakan bahwaahukum ini menerangkan bila satu macam input di

tambah penggunaanya sedangkan input lain tetap maka tambahan output yang di

hasilkan mula-mula naik tetapi kemudian seterusnya menurun bila input itu tersebut di

tambah.

Tambahan output yang di hasilkan dari penambahan 1 (satu) unit input variable

tersebut disebut Marginal Physical Product (MPP) dari input tersebut.

1X

QMPP

∆∆=

Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

produksi total (sama dengan Q) pada berbagai tingkat penggunaan input variable

(input-input lain dianggap tetap). TPP = f (X) atau Q = f (X).

Kurva Marginal Physical Product (MPP) adalah kurva yang menunjukan

tambahan (kenaikan) dari TPP, yaitu ∆Q dan ∆TPP yang disebabkan oleh penggunaan

tambahan 1 (satu) unit input variable.

dX

Xdf

X

Q

X

TPPMPPx

)0(=∆∆=

∆∆=

Kurva Avirage Physical Product (APP) adlah kurva yang menunjukan hasil

rata-rata perunit variable pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut.

X

Xf

X

Q

X

TPPAPPx

)(===

Page 5: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

19

Secara grafik hubungan antara kurva-kurva TPP, MPP, dan APP adalah sebagai

berikut:

Gambar. 2.2 Kurva TPP, MPP, dan APP

Hubungan antara ketiga kurva tersebut di tandai oleh:

• Penggunaan input X sampai pada tingkat dimana TPP cekung ke atas (0 sampai

dengan A), maka MPP naik demikian pula APP.

• Pada tingkat penggunaan input X yang menghasilkan TPP yang naik dan

cembung ke atas (yaitu antara A dan C), MPP menurun.

• Pada tingkat pengunaan X yang menghasilkan TPP yang menurun, maka MPP

negative.

• Pada tingkat penggunaan input X dimana garis singgung pada TPP persis

melalui titik orogin B, maka MPP = App maksimum.

Y

TPP

X 0

Y

APP

X

Page 6: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

20

System produksi merupakan system integral yang mempunyai komponen

structural dan fungsional. System produksi mempunyai beberapa karakteristik

berikut:

• Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan

satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan

dengan komponen structural yang membengun system produksi itu.

• Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaanya, berupa menghasilkan produk

(barang dan jasa) yang dapat di jual denngan harga yang kompetitif di pasar.

• Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi

output secara efektif dan efesien.

• Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasianya, berupa optimal

pengalokasian sumber-sumber daya.

System produksi memiliki komponen atau elemen structural dan fungsional yang

berperan penting menunjang kontinuitas operasional system produksi itu. Komponen

atau elemen structural yang membentuk system produksi terdiri dari: bahan (material),

mesin dan peralata, tenaga kerja, modal dan energi, informasi, tanah, dan lain-lain.

Sedangkan komponen atau elemen fungsional terdiri dari supervise, perencanaan,

pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan, yang kesemuanya berkaitan dengan

manajemen dan organisasi. Suatu system produksi selalu berada dalam lingkungan,

sehingga aspek-aspek lingkungan seperti: perkembangan teknologi, social dan

ekonomi, serta kebijaksanaan pemerintah akan sangat mempengaruhi keberadaan

system produksi itu.

Secara skematis sederhana, system produksi dapat di gambarkan seperti Gambar 2.3

Page 7: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

21

Gambar 2.3 LINGKUNGAN

sss

Gambar 2.3 Sistem Produksi (Vincent Gasperesz) (1999:169)

Pada dasarnya input dalam proses produksi dapat di klasifikasikan ke dalam dua

jenis yaitu input tetap (fixed input) dan input variable (variable input). Input tetap

di definisikan sebagai suatu input bagi system produksi yang tingkat penggunaan input

itu tidak tergantung pada jumlah output yang di produksi. Input tetap hanya di

peruntukan bagi periode jangka pendek, sedangkan untuk periode jangka panjang

semua input dipertimbangkan sebagai input variable.input variabeldi definisikan

sebagai suatu input bagi system produksi yang tingkat penggunaanya tergantung pada

jumlah output yang akan di produksi (Vincent Gasperesz,1999)

Dalam system produksi terdapat beberapa input baik variable maupun tetap,

sebagai berikut:

• Tenaga Kerja (labour). Opersi siatem produksi membutuhkan intervensi

manusia dan orang-orang yang terlobat dalam proses system produksi dianggap

INPUT PROSES OUTPUT

-Tenaga kerja -Modal -Energi -Informasi -Manajemen

PROSES TRANSFORMASI NILAI TAMBAH

PRODUK (barang dan jasa)

Umpan balik untuk

pengendalian input,proses, dan teknologi

Page 8: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

22

sebagai input tenaga kerja. Input tenaga kerja dapat di klasifikasikan sebagai

input tetap

• Modal. Operasi sitem produksi membutuhkan modal. Dalam ekonomi

manajerial, berbagai macam fasilitas peralatan, mesin-mesin produksi,

bangunan pabrik, gudang dan lain-lain dianggap sebagai modal. Biasanya dalam

periode jangka pendek, modal di klasifikasikan sebagai input tetap

• Material. Agar system produksi dapat menghasilkan manufaktur, maka di

perlukan material atau bahan baku.

• Energi. Mesin-mesin produksi dan aktivitas pabrik lainya membutuhkan energi

untuk menjalankan aktifitas itu.

• Tanah. System produksi manufaktur membutuhkan lokasi (ruang) untuk

mendirikan pabrik, gudang dan lain-lain

• Informasi. Dalam industri modern, informasi telah dipandang sebagai input.

Berbagai macam informasi tentang: kebutuhan atau keinginan konsumen, harga

produk di pasar, perilaku pesaing di pasar di anggap sebagai input informasi.

• Manajerial. System industri modern yang ada dalam lingkungan pasar global

yang amat sangat kompetetif membutuhkan supervise, perencanaan,

pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan yang efektif untuk meningkatkan

performansi system itu secara terus meneru. Input ini di kenal sebagai input

manajerial atau sebagai input enterpreunia, yang di klasifikasikan sebagai input

tetap.

Kebanyakan teori produksi berpokus pada efesiensi, yaitu (1) memproduksi output

semaksimum mungkin dengan penggunaan input yang tetap atau (2) memproduksi

output pada tingkat tertentu dengan biaya produksi yang seminimum mungkin. System

produksi modern lebih mempokuskan perhatian pada pendekatan ke dua, yaitu

Page 9: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

23

memproduksi output pada tingkat tertentu sesuai dengan permintaan pasar, dengan

biaya produksi seminimum mungkin.

2.2 Fungsi Produksi Cobb Douglass

Fungsi produksi yang sering di gunakan oleh para ahli ekonomi adalah fungsi

produksi Cobb Douglass (Gasperesz, 1999:200). Senada dengan yang di katakana

Gasperesz, Sunaryo (2001) juga mengatakan bahwa penjulasan tentang fungsi

produksi juga akan lebih gambling dengan symbol matematis yang eksplisit. Hal ini di

gambarkan dan di jelaskan dengan fungsi produksi Cobb Douglass. Fungsi produksi

Cobb Douglass dengan dua input (KdanL) adalah:

Q = KαLβ 0 < α, β < 1

0 < α, β < 1, menunjukan produk marginal untuk setiap input adalah menurun

dengan kenikan pemakaian jumlah input

Fuugsi produksi Cobb Douglass merupakan suatu pungsi persamaan yang

melibatkan dua atau lebih variable. Variable yang satu di sebut variable dependen yang

di jelaskan (Y) dan variable lainya di sebut variable independent yang menjelaskan (X)

(Soekartawi, 1997: 154. dalam Mira Mirawati, 2004). Penyelesaian hubungan antara

X dan Y biasanya dengan cara regresi yaitu variasi dari Y akan di pengaruhi variasi dari

X.

Sifat-sifat fungsi produksi Cobb Douglass adalah sebagai berikut:

• K dan L bias saling mensubstitusi

Jika tenaga kerja menjadi mahal perusahaan akan mensubstitusi temnaga kerja

dengan modal. Sifat substitusi antar input ini mengikuti kaidah marginal rate of

technical substitution/transformation yang di gambarkan oleh kurva isoquant.

Page 10: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

24

• L

Q

K

Q

δδ

δδ

, > 0 produktifitas marginal dari factor-faktor produksinya adalah

positif. Formula itu menunjukan produk marginal modal dan tenaga kerja adalah

positif. Marginal Product Of Capital (MPP) dan Marginal Product Of Labour

(MPL) bergantung pada tingkat output dan tingkat penggunaan modal dan

tenaga kerja.

• LL

Q

KK

Q

δδδ

δδδ 22

, < 0, produktifitas marginal dari factor-faktor produksinya

mengikuti hukum kenaikan yang berkurang (law of diminishing return). Saat ini

mencerminkan bahwa fungsi produksi Cobb Douglass bersifat concave,

implikasinya, fungsi tersebut mempunyai nilai maksimal.

• Q =(K)α (L)β, bersifat

- Contans return to scale, jika (α + β) = 1, artinya, jika input K dan L bertambah

masing-masing menjadi dua kalinya, maka outputnya juga bertambah dua kali.

Dalam hal ini output bertambah secara proporsional dengan penambahan input.

- Increasing return to scale, jika (α + β ) > 1 artinya, jika input K dan L

bertambah masing-masing menjadi dua kalinya, maka outputnya juga

bertambah lebih dari dua kalinya. Dalam hal ini, output bertambah lebih dari

proporsi penambahan input.

- Decreasing return to scale, jika (α + β ) < 1 artinya, jika input K dan L

bertambah masing-masing dua kalinya, maka outputnya bertambah kurang dari

dua kalinya, output bertambah kurang dari proporsi penambahan input. Kondisi

ini bias terjadi karena kompleksitas proses produksi menjadi sangat tinggi jika

skala operasi menjadi lebih besar. Decreasing return to scale yaitu rata-rata

akan naik sejalan dengan kenaikan jumlah input.

Page 11: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

25

Dilihat dari penggunaan inputnya, fungsi produksi Cobb Douglass dapat di bedakan

menjadi fungsi Cobb Douglass jangka pendek dan fungsi Cobb Douglass jangka

panjang.

A. Fungsi Produksi Cobb Douglass Jangka Pendek

Jangka pendek merupakan suatu periode dimana perusahaan dapat

menyesuaikan produksi dengan cara mengubah factor-faktor variable seperti bahan

baku dan tenaga kerja tetapi tidak dapat mengubah factor-faktor tetap seperti modal

(Samuelson dan Nordhaus, 2003)

Syarat dalam kondisi jangka pendek adalah minimal ada satu factor yang

menghambat proses adjustmen factor produksi (atau harganya) sehingga tidak terjadi

‘’seketika’’. Jadi konsep jangka pendek menunjukan adanya friksi dalam perekonomian

yang menghambat prosses relokasi dalam perekonomian. Fenomena adanya friksi

perekonomian bias muncul dalam kondisi harga yang sulit berubah seperti pada harga

tenaga kerja (upah).

Apabila input modal dianggap tetap dalam periode produksi jangka pendek,

serta hanya terdapat satu input variable tenaga kerja yang dipertimbangkan dalam

analisis produksi, maka fungsi produksi Cobb Douglass jangka pendek (the short run

Cobb Douglass production function), dinotasikan dalam model berikut:

Q = δLβ

Keterangan:

Q = kuantitas output yang di produksi

L = kuantitas input tenaga kerja yang di gunakan

δ (delta) adalah konstanta yang dalam fungsi produksi Cobb Douglass jangka

pendek, merupakan indeks efisiensi yang mencerminkan hubungan antara kuantitas

yang di produksi (Q) dan kuantitas input tenaga kerja yang di gunakan (L), semakin

Page 12: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

26

besar nilai konstanta δ, efisiensi penggunaan input tenaga kerja dalam metode produksi

dan lain-lain, akan tercermin melalui nilai konstanta δ dalam fungsi produksi Cobb

Douglass baru lebih besar dari fungsi produksi Cobb Douglass yang lama.

β (beta) merupakan elastisitas output dari tenaga kerja (output elasticity of labour),

yang merupakan suatu ukuran sensitivitas kuantitas output yang di produksi terhadap

perubahan penggunaan input tenaga kerja, dan di definisikan sebagai persentase

perubahan kuantitas output yang di produksi di bagi denngan persentase perubahan

penggunaan input tenaga kerja.

Khusus untuk fungsi produksi Cobb Douglass jangka pendek, dapat di tunjukan

secara matematik, bahwa koefisien β dalam fungsi Q = δL β , merupakan koefisien

elastisitas output dari tenaga kerja sebagai berikut:

ββ

βββ ββ

=

=

∆∆=

=

∂=∂=∆∆

∆∆=

∆∆=

Q

L

L

Q

Q

L

L

QE

L

Q

L

LLLQ

Q

L

L

Q

L

QE

l

l

)(

%

%

1

Berdasarkan konsep bahwa β==L

L

AP

MPE1 , serta memperhatikan hubungan

antara produk total (Q), produk marginal (MP), dan produk rata-rata (AP), dapat di

tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Jika produk marjinal dari tenaga kerja lebih besar daripada produk rata-rata dari

tenaga kerja (MPL > APL), elastisitas output dari tenaga kerja lebih besar dari satu ( β

< 1)

2. jika produk marjinal dari tenaga kerja lebih kecil daripada produk rata-rata dari

tenaga kerja (MPL< APL), elastisitas output dari tenaga kerja lebih kecil dari satu (β <

1). Dalam situasi ini penggunaan input tenaga kerja perlu di kurang agar tetap

Page 13: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

27

mempertahankan atau meningkatkan produktivitas rata-rata tenaga kerja. Penambahan

penggunaan tenaga kerja dalam situasi dimana elastisitas output dari tenaga kerja lebih

kecil dari pada 1 (β < 1), akan mengurangi produktivitas rata-rata tenaga kerja.

3. Jika produk marjinal dari tenaga kerja sama dengan produk rata-rata dari tenaga kerja

(β = 1), maka elastisitas output dari tenaga kerja sama dengan satu. Dalam situasi ini

produktivitas rata-rata dari tenaga kerja mencapai maksimum, sehingga kondisi ini

harus dipertahankan. Dengan demikian system produksi yang berorientasi pada upaya

memaksimumkan produktivitas dari input variable dalam jangka pendek, harus

beroperasi pada kondisi dalam elastisitas output dari input variable itu sama dengan

satu.

Dari fungsi produksi Cobb Douglassjangka pendek dapat di tentukan dengan

beberapa kondisi atau persyaratan yang harus di penuhi, antara lain:

a. Karena kuantitas produksi (output), (Q > 1) maka koefisien intersef delta δ

dalam fungsi produksi Cobb Douglass jangka pendek harus bernilai positif (δ >

0)

b. Agar produk marginal dari tenaga kerja positif, koefisien elastisitas output dari

tenaga kerja dalam fungsi produksi Cobb Douglass jangka pendek harus bernilai

positif (β > 0)

Catatan: 1−=∆∆= βδβL

L

QMPL

B. Fungsi Produksi Cobb Douglass Jangka Panjang

Page 14: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

28

Fungsi produksi Cobb Douglass jangka panjang dapat digunakan untuk

menganalisis performansi system produksi perusahaan dalam jangka panjang. Agar

memberikan onformasi yang bermanfaat bagi perencanaan jangka panjang.

Apabila suatu system produksi hanya menggunakan dua jenis input modal (K)

dari tenaga kerja (L) dalam periode produksi jangka panjang dapat di bangun

menggunakan model berikut:

Q = γKαLβ

Konsep produksi jangka panjang mengacu pada periode waktu produksi

merupakan input variable, tidak ada input tetap

Alat penting untuk menganalisis efisiensi produksi jangka panjang adalah kurva

isoquant (isoquant curve) dan kurva iso cost (isocost curve)

1. kurva isoquant (isoquant curve)

kurva isoquant adalah suatu kurva atau tempat kedudukan titik-titik kombinasi

yang menunjukan kombinasi input yang mungkin secara fisik mampu menghasilkan

kuantitas output yang sama (iso = sama, quant= quantity = kuantitas input)

(Gasperesz, 1999:207)

prinsip-prinsip dasar kurva isoquant dalam konsep produksi serupa dengan

kurva indiferen dalam konsep perilaku konsumen, kecuali tujuan penggunaanya yang

berbeda.

Beberapa karakteristik dari kurva isoquant, yaitu:

a. kurva isoquant merupakan fungsi continue, serta kurva-kurva isoquant tidak

saling berpotongan.

b. Semua kombinasi rasional dari output sumber daya yang menghasilkan output

yang sama, terletak pada satu kurva isoquant yang memiliki slove negative dan

berbentuk cembung (convex)

Page 15: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

29

c. Kurva isoquant Q2 yang menempati kedudukan lebih tinggi terletak di atas atau

di sebelah kanan dari kurva isoquant Q1, menunjukan bahwa kombinasi input

pada kurva isoquant Q2 itu mampu mnehasilkan kuantitas output yang lebih

tinggi daripada kombinasi input pada kurva isoquant Q1(Q2 > Q1)

Gambar 2.4 Kurva isoquant dalam Produksi

Pada gambar di atas, Nampak bahwa kurva isoquant memiliki slope negative, hal ini

berarti bahwa jika perusahaanmengurangi sejumlah modal (K) yang digunakan, maka

harus lebih banyak tenaga kerja (L) yang di tambahkan agar kombinasi modal dan

tenaga kerja itu masih mampu memproduksi output yang sama. Dengan demikian dua

input dapat saling mengganti (substitusi) untuk mempertahankan tingkat output yang

sama. Secara konseptual, hal ini desebutsebagai tingkat substitusi tehnikal marginal

(Marginal Rate of Technical Substitution), sering di notasikan sebagai MRTS. Dengan

demikian MRTS didefinisikan sebagai suatu tingkat dimana satu input dapat di

substitusikan untuk input lain sepanjang suatu isoquant, dan untuk kasus modal yang di

substitusi oleh tenaga kerja di nyatakan dalam bentuk:

Q2

Q1

L 0

Q

Page 16: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

30

L

kmrts

∆∆−=

Catatan: tanda negative di berikan agar membuat MRTS bernilai positif, karena slope

dari isoquant yaitu

∆∆

L

Kbernilai negative.

2. Kurva Isocost (Isocost Curve)

Dalam setiap aktifitas produksi, produsen harus mempertimbangkan harga-

harga input yang di gunakan dalam proses produksi, agar menghasilkan biaya terkecil

(east cost combination of input) untuk memproduksi tingkat output tertentu sesuai

permintaan pasar. Alat yang berguna untuk menganalisis ongkos pembelian input ini

adalah kurva isocost. Kurva isocost merupakan garis yang menunjukan kombinasi

berbagai jenis yang dapat di beli untuk suatu tingkat pengeluaran biaya yang sama pada

harga-harga input yang tetap.

Jika kita mengasumsikan bahwa system produksi hanya menggunakan dua jenis

input yakni modal (K), serta harga dari input modal adalah r perunit K, dan tenaga

kerja (L), serta harga ( upah ) tenaga kerja adalah w per unit L, maka biaya total

penggunaan input modal dan tenaga kerja dalam proses produksi dapat di tulis dalam

persamaan sebagai berikut:

C = wK + rK

Persamaan di atas dapat di ubah kedalam bentuk hubungan ketergantungan

antara input modal (K), dan input tenaga kerja (L) sebagai berikut:

rK = C – wL …… K(C/r) – (w/r)L

bentuk persamaan K = (C/r) – (w/r)L inilahyang dipergunakan untuk

menggambarkan kurva isocost yang memiliki sloper negative sebesar –(w/r). dengan

demikian slope dari kurva isocost merupakan negative dari rasio harga input tenaga

kerja, w, terhadap input modal,r.

Page 17: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

31

Gambar.2.5 Kurva Isocost

Keseimbangan Produsen

Ketika melakukan analisis perilaku pasar (permintaan dan penawaran) kita

mengunakan kurva keseimbangan pasar sebagai alat analisis. Demikian pula ketika

melakukan analisis perilaku konsumen, kita menggunakan kurva keseimbangan

konsumen sebagai alat analisis. Serupa dengan konsep di atas, analisis terhadap

perilaku produsen menggunakan kurva keseimbangan produsensebagai alat analisis.

Tujuan utam dari produsen melakukan aktivitas produksi pada situasi persaingan yang

amat kompetitif dalam pasar global sekarang ini adalah memproduksi sejumlah output

tertentu sesuai permintaan pasar dengan tingkat pengeluaran anggaran yang minimum.

Kurva keseimbangan produsen (produsen’s equilibrium curve) menunjukan

pencapaian kombinasi penggunaan input pada kondisi biaya terkecil (least cost

combination of inputs) untuk memproduksi output dalam jumlah tertentu. Titik

K(unit)

L(unit)

Page 18: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

32

keseimbangan produsen merupakan titik singgung antara kurva isokuant denngan kurva

isocost.

Gambar 2.6 Kurva Keseimbangan Produsen (VincentGasperesz)

Dari gambar di atas, titik keseimbangan produsen, A, yang merupakan titik

singgung antara kurva isoquant dan kurva isocost. Pada titik singgung A ini terjadi

keseimbangan yang meminimumkan biaya total produksi, dimana slope dari isoquant

(∆K/∆L) sama dengan slope dari kurva isocost (-w/r). hal ini berarti pula pada titik

singgung B itu, tingkat substitusi teknikal marginal (MRTS) sama dengan rasio dari

harga-harga input. Jadi titik keseimbangan produsen tercapai apabila kondisi terpenuhi,

yaitu MRTS = w/r. titik keseimbanganprodusen yang meminimumkan biaya total

produksi tercapai apabila kondisi berikut terpenuhi.

MPL/W = MPk/r

Dalam produksi jangka panjang (Long run Production) sering terjadi perluasan

usaha sebagai akibat meningkatnya permintaan pasar terhadap produk yang di hasilkan

oleh perusahaan. Apabila demikian, akan terdapat jalur perluasan (ekspantion path)

K(unit)

L (unit)

Page 19: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

33

yang menunjukan kurva atau tempat kedudukan titik-titik keseimbangan produsen

sepanjang jalur perluasan produksi dalam jangka panjang. Titik-titik keseimbangan

produsen itu menunjukan kombinasi input yang meminimumkan biaya untuk setiap

tingkat output yang di produksi dengan asumsi rasio harga-harga input constant.

2.3 Kemitraan

Menurut kamus bahasa Indonesia kemitraan adalah perihal hubungan (kerjasama)

sebagai mitra. Dengan kata lain adalah suatu jalinan kerjasama dalam melakukan

kegiatan usaha.

Salah satu usaha mengentaskan dan meningkatkan usaha kecil agar dapat tumbuh

dan berkembang menjadi usaha kecil yang tangguh dan menjadi skala menengah dan

besar, adalah dengan di laksanakanya program bapak angkat dari perusahaan-

perusahaan besar baik dari BUMN maupun swasta.

Seperti di kemukakan oleh Mudrajat Kuncoro (2003:387) bahwa ‘’strategi

pemberdayaan dapat di klasifikasikan dalam:

1. Aspek manajerial yang meliputi: peningkatan produktivitas, omzet, tingkat utilitas, tingkat hunian, meningkatkan kemampuan pemasaran dan pengembangan sumber daya manusia.

2. Aspek permodalan yang meliputi: bantuan modal dan kemudahan kredit 3. Mengembangkan program kemitraan dengan usaha besar baik lewat system

bapak-anak angkat, PIR, keterkaitan hulu-hilir, keterkaitan hilir-hulu, modal ventura ataupun subkontrak

4. pengembangan sentra industri kecil dan dalam suatu kawasan apakah berbentu ( pemulihan industri kecil, lingkungan industri kecil, sarana usaha industri kecil yang di dukung oleh unit pelayanan teknis dan tenaga penyuluh industri bersama dan koperasi industri kecil dan kerajinan. Kemitraan usaha menrut undang-undang No.9/1995 tentang usaha kecil,

kemitraan diartikan kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menenngah atau

usaha besar di sertai dengan pembinaan dan pengembangan dengan memperhatikan

prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan

(Japar:1999)

Page 20: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

34

Kartosastro 1991) dan Smith at.al. (1995) dalam triono(1996) menyatakan

bahwa secara umum hubungan antar badan usahadi bedakan menjadi limabentuk

yaitu:

1. Interaksi yaitu hubungan usaha yang tidak mengikat seperti tukar menukar

informasi

2. Transaksi yakni hubungan usaha yang tidak terikat kontrak.

3. Kontrak usaha yakni hubungan usaha yang terikat kontrak

4. keterkaitan yakni kesepakatan melakukan suatu sub kontrak dalam suatu proses

produksi, namun-namun masing-masing pihak masih tetap menjaga kebebasan

usahanya

5. kerjasama yakni kesepakatan untuk membentuk suatu usaha patungan

kemitraan antara pengusaha kecil dan pengusaha besar merupakan suatu bentuk

kontrak usaha dengan tujuan utama meningkatkan kemampuan usaha kecil dan

kesejahteraanya. Teori yang paling sesuai untuk menjelaskan fenomena kemitraan

adalah teori prtukaran (exchange theory) yang di kembangkan oleh Blair(1964

dalam Smith at.al.(1995) dalam Triono (1996). Teori ini menyatakan bahwa

terjadinya suatu kerjasama dan berlanjutnya kerjasama tersebut jika ada manfaat

yang diperoleh lebih besar dari pengorbanan yang di keluarkan.

Pada dasarnya maksud dan tujuan kemitraan adalah ‘’win-win solution

partnership’’. Adanya posisi tawar yang setara berdasarkan peran masing-masing.

Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin di capai dalam kemitraan secara

konkret adalah

a. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat

b. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan

c. Meningkatka pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil

Page 21: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

35

d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional

e. Memperluas kesempatan kerja

f. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi nasional

Adapun kemitraa undustri kecil sepatu Cibaduyut yang di laksanakan sampai saat

ini adalah pola inti plasma. Pola inti plasma merupakan pola hubungan kemitraan

antara kelompok mitra usaha sebagai plasma dengan perusahaan inti yang bermitra.

Salah satu contoh kemitraan ini adalah pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR), dimana

perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi bimbingan teknis, manajemen,

menampung, mengolah dan memasarkanhasil produksi. Disamping itu perusahaan

ini tetap memproduksi kebutuhanperusahaan sedangkan kelompok mitra usaha

memenuhi kebutuhan perusahaan sesuai dengan persyaratan yang telah di sepakati,

sehingga hasil yang diciptakan harus mempunyai daya kompetitif dan nilai jual

yang tinggi.

Beberapa keunggulan kemitraan pola inti plasma antara lain adalah:

a. Kemitraan inti plasma memberikan manfaat timbale balik

b. Kemitraan inti plasma dapat berperan sebagai upaya pemberdayaan pengusaha

kecil di bidang teknologi, model, kelembagaan dan lain-lain sehingga pasokan

bahan baku dapat lebih terjamin

c. Dengan kemitraan inti plasma, beberapa usaha kecil yang di bombing usaha

menengah/besar, mampu memenuhi skala ekonomi sehingga dapat di capai

efisiensi

d. Mempunyai kemampuan dan wawasan yang lebih luas, dapat mengembangkan

komoditas untuk barang yang memiliki keunggulan dan mampu bersaing di

pasar nasional, regional maupun pasar internasional

e. Menjadi daya tarik bagi pengusaha besar/menengah untuk melakukan investasi

Page 22: S PEK 980187 chapter2 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_980187_chapter2(1).pdf · Kurva Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukan tingkat

36

Di samping beberapa keunggulan kemitraan pola inti plasma sebagaimana telah

diuraikan di atas, dalam pola inti plasma inipun terdapat beberapa kelemahanya

yang di sebabkan adanya ketimpangan antara aturan yang di tentukan dengan

pelaksanaan di lapangan. Dalam ketentuan pedoman pembinaan kerjasama

kemitraan IKKRT yang mengacu pada PP No. 44 tahun 1997 tentang kemitraan,

pola inti plasma adalah kemitraan antara kelompok mitra sebagai plasma dan

perusahaan mitra sebagai inti. Dalam Perusahaa Inti Rakyat (PIR) khusunys

industri kerajinan rumah tangga, perusahaan mitra (inti) menyediakan lahan, saran

produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung, mengolah dan memasarkan

hasil produksi kelompok mitra (plasma) serta mengusahakan permodalan dan

melaksanakan budidaya sendiri. Di dalam pola ini, kelompok mitra di harapkan

secara bertahap memiliki lahan usaha tersebut dan dalam jangka panjang dapat pula

menjadi salah satu pemegang saham di perusahaan inti.