RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

30
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ..... TAHUN ..... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa sistem pertahanan negara bersifat semesta yang melibatkan seluruh sumber daya nasional yang dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman; c. bahwa dalam menghadapi ancaman militer sistem pertahanan negara menempatkan Komponen Utama yang didukung oleh Komponen Cadangan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Komponen Cadangan Pertahanan Negara; Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 10, Pasal 20, Pasal 27 ayat (3), dan Pasal 30 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 3. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439);

description

RUU TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

Transcript of RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

Page 1: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

RANCANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ..... TAHUN .....

TENTANG

KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah dan

pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin

keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. bahwa sistem pertahanan negara bersifat semesta yang

melibatkan seluruh sumber daya nasional yang dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan

berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap

bangsa dari segala bentuk ancaman; c. bahwa dalam menghadapi ancaman militer sistem

pertahanan negara menempatkan Komponen Utama yang didukung oleh Komponen Cadangan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk

Undang-Undang tentang Komponen Cadangan Pertahanan Negara;

Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 10, Pasal 20, Pasal 27 ayat (3), dan Pasal 30 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 ; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4169); 3. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara

Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439);

Page 2: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

2

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KOMPONEN CADANGAN

PERTAHANAN NEGARA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :

1. Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

2. Komponen Cadangan adalah sumber daya nasional, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui

mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat komponen utama. 3. Sumber Daya Manusia adalah warga negara yang secara psikis dan

fisik dapat dibina dan disiapkan kemampuannya untuk mendukung komponen kekuatan pertahanan negara.

4. Sumber Daya Alam adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air, dan dirgantara, yang dalam wujud asalnya dapat didayagunakan

untuk kepentingan pertahanan negara. 5. Sumber Daya Buatan adalah sumber daya alam yang telah

ditingkatkan daya gunanya untuk kepentingan pertahanan negara. 6. Sarana dan Prasarana Nasional adalah hasil budi daya manusia yang

dapat digunakan sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan negara dalam rangka mendukung kepentingan nasional.

7. Warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

8. Anggota Komponen Cadangan adalah sumber daya manusia termasuk

yang mengawaki sumber daya alam, sumber daya buatan, sarana, dan prasarana nasional yang disusun dalam satuan Komponen Cadangan.

Page 3: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

3

9. Menteri adalah Menteri yang menjalankan urusan pemerintahan di bidang pertahanan.

10. TNI adalah Tentara Nasional Indonesia.

11. Panglima TNI yang selanjutnya disebut Panglima adalah perwira tinggi militer yang memimpin TNI.

12. Angkatan adalah Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan

Udara.

13. Mobilisasi adalah tindakan pengerahan dan penggunaan secara

serentak sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan serta sarana dan prasarana nasional sebagai kekuatan pertahanan negara.

14. Demobilisasi adalah tindakan penghentian pengerahan dan

penghentian penggunaan sumber daya manusia, sumber daya alam,

dan sumber daya buatan serta sarana dan prasarana nasional secara serentak yang berlaku untuk seluruh wilayah negara yang

diselenggarakan secara bertahap guna memulihkan fungsi dan tugas setiap unsur seperti berlakunya mobilisasi.

Pasal 2

Komponen Cadangan dibentuk dengan tujuan untuk memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan Tentara Nasional Indonesia sebagai Komponen Utama dalam upaya penyelenggaraan pertahanan

negara.

Pasal 3

Komponen Cadangan merupakan salah satu wadah dan bentuk

keikutsertaan warga negara, seluruh sumber daya alam dan sumber daya buatan serta sarana dan prasarana dalam usaha pertahanan negara.

Pasal 4

Komponen Cadangan hanya digunakan pada saat latihan dan mobilisasi.

Pasal 5

Dalam keadaan damai, Komponen Cadangan dibina dan disiapkan sebagai

potensi pertahanan.

Page 4: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

4

BAB II

PEMBENTUKAN KOMPONEN CADANGAN

Bagian Kesatu

Bentuk Komponen Cadangan

Pasal 6

(1) Komponen Cadangan terdiri atas :

a. Sumber Daya Manusia;

b. Sumber Daya Alam; c. Sumber Daya Buatan; dan d. Sarana dan Prasarana Nasional.

(2) Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam

bentuk :

a. Komponen Cadangan Matra Darat;

b. Komponen Cadangan Matra Laut; dan c. Komponen Cadangan Matra Udara.

(3) Komponen Cadangan disusun dalam bentuk satuan tempur yang disesuaikan dengan struktur organisasi Angkatan sesuai masing-

masing matra. (4) Jumlah atau tingkat kekuatan dan kemampuan Komponen

Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan kebutuhan pertahanan negara.

Pasal 7

(1) Presiden menetapkan kebijakan umum Komponen Cadangan dengan

Peraturan Presiden.

(2) Kebijakan umum Komponen Cadangan meliputi perencanaan,

pembentukan, pembinaan, penganggaran, penggunaan, dan pengakhiran yang diperlukan oleh Komponen Cadangan.

(3) Perumusan kebijakan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Menteri.

(4) Pelaksanaan kebijakan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilakukan oleh Menteri dibantu pemerintah daerah.

Page 5: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

5

Bagian Kedua Pengangkatan Anggota Komponen Cadangan

Pasal 8

(1) Pegawai Negeri Sipil, pekerja dan/atau buruh yang telah memenuhi persyaratan wajib menjadi Anggota Komponen Cadangan.

(2) Mantan prajurit TNI yang telah memenuhi persyaratan dan dipanggil,

wajib menjadi Anggota Komponen Cadangan.

(3) Warga negara selain Pegawai Negeri Sipil, pekerja dan/atau buruh

dan mantan prajurit TNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dapat secara suka rela mendaftarkan diri menjadi Anggota Komponen Cadangan sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan.

Pasal 9

(1) Untuk menjadi Anggota Komponen Cadangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. persyaratan umum; b. persyaratan kompetensi; dan

c. latihan dasar kemiliteran.

(2) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah :

a. warga negara Indonesia yang telah berusia 18 (delapan belas) tahun;

b. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan

d. sehat jasmani dan rohani.

(3) Persyaratan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

dilakukan berdasarkan faktor keahlian dan keterampilan sesuai kebutuhan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai latihan dasar kemiliteran

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan persyaratan

kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.

Page 6: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

6

Pasal 10

(1) Calon Anggota Komponen Cadangan yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) diangkat menjadi anggota Komponen Cadangan.

(2) Pengangkatan menjadi Anggota Komponen Cadangan dilakukan oleh

Menteri atau pejabat yang ditunjuk melalui pelantikan dengan mengucapkan sumpah dan/atau janji sesuai agamanya masing-masing.

Pasal 11

Sumpah dan/atau janji Anggota Komponen Cadangan adalah sebagai berikut :

Demi Allah (sesuai agamanya masing-masing),saya bersumpah

dan/atau berjanji:

bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

bahwa saya akan siap sedia membela dan mempertahankan tanah air,

bangsa dan negara;

bahwa saya akan mengutamakan kepentingan negara daripada

kepentingan pribadi atau golongan;

bahwa saya akan memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada

hukum yang berlaku;

bahwa saya akan memegang rahasia negara dengan sekeras-kerasnya.

Pasal 12

(1) Penangguhan menjadi Anggota Komponen Cadangan dapat dilakukan

terhadap calon Anggota Komponen Cadangan karena:

a. sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;

b. keberadaannya diperlukan masyarakat;

c. sedang menjalani tahap ujian akhir atau tugas akhir

pendidikan yang tidak dapat ditinggalkan;

Page 7: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

7

d. sedang menunaikan ibadah haji atau ibadah lain sesuai dengan

agamanya; atau

e. sedang melaksanakan tugas penting yang tidak dapat digantikan

oleh orang lain.

(2) Calon Anggota Komponen Cadangan yang ditangguhkan menjadi

Anggota Komponen Cadangan apabila tidak lagi dalam kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diangkat menjadi Anggota Komponen Cadangan.

Pasal 13

(1) Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

ayat (2), Pasal 8, dan Pasal 10 dibentuk suatu panitia pengerahan

calon Anggota Komponen Cadangan tingkat pusat dan tingkat daerah.

(2) Panitia pengerahan tingkat pusat bertugas menetapkan kebijakan

teknis, kebijakan pelaksanaan, dan pengawasan pelaksanaan pembentukan Komponen Cadangan.

(3) Panitia pengerahan tingkat daerah bertugas di masing-

masing daerah dalam pelaksanaan pembentukan Komponen

Cadangan.

(4) Keanggotaan panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada

tingkat pusat terdiri atas unsur Departemen Pertahanan, Markas

Besar TNI, Markas Besar Angkatan, Departemen Dalam Negeri dan

instansi terkait.

(5) Keanggotaan panitia pada tingkat daerah terdiri atas unsur

Departemen Pertahanan, unsur TNI, Pemerintah Daerah, dan instansi

terkait.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan panitia pengerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan

Menteri.

Bagian Ketiga Penetapan dan Pendayagunaan Sumber Daya Alam,

Sumber Daya Buatan, Sarana dan Prasarana Nasional Sebagai Komponen Cadangan

Pasal 14 (1) Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, Sarana dan Prasarana

Nasional milik negara, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik

Page 8: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

8

Daerah, badan hukum dan/atau perseorangan termasuk yang mengawaki digunakan sebagai Komponen Cadangan.

(2) Jenis dan jumlah Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, Sarana

dan Prasarana Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disesuaikan dengan kebutuhan Komponen Cadangan, setelah memenuhi persyaratan administrasi, serta uji standarisasi dan

kelaikan sebagai alat peralatan, dan alat utama sistem senjata pertahanan negara.

(3) Setiap pemilik, pengelola, penanggung jawab Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, Sarana dan Prasarana Nasional yang

diperlukan dan telah ditetapkan wajib menyerahkan pemakaian Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, Sarana dan Prasarana Nasional termasuk yang mengawaki yang berada di bawah

kekuasaannya kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk guna dibentuk menjadi Komponen Cadangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan dan pendayagunaan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, Sarana dan Prasarana

Nasional termasuk yang mengawaki sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 15

(1) Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dan Pasal 14 dibentuk panitia pengerahan.

(2) Panitia pengerahan tingkat pusat bertugas menetapkan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pengawasan di bidang administrasi, standarisasi dan kelaikan pembentukan Komponen Cadangan.

(3) Panitia pengerahan tingkat daerah bertugas di masing-masing daerah

dalam pelaksanaan pembentukan Komponen Cadangan. (4) Keanggotaan panitia pengerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

pada tingkat pusat terdiri atas unsur Departemen Pertahanan,

Markas Besar TNI, Kepala Staf Angkatan, Departemen Dalam

Negeri, dan instansi tingkat pusat yang terkait.

(5) Keanggotaan panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada

tingkat daerah terdiri atas unsur Perwakilan Departemen Pertahanan

di daerah, unsur TNI di daerah, pemerintah daerah, serta instansi

terkait di daerah.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan panitia pengerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan

Menteri.

Page 9: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

9

BAB III

PEMBINAAN

Bagian Kesatu

Pembinaan Anggota Komponen Cadangan

Pasal 16

(1) Calon Anggota Komponen Cadangan yang sudah diangkat menjadi

Anggota Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 wajib mengikuti pelatihan untuk penyegaran dan penyesuaian

dengan penugasan Komponen Cadangan pada masing-masing matra secara periodik.

(2) Anggota Komponen Cadangan digolongkan berdasarkan pendidikan, pengalaman dan/atau peranannya dalam susunan tingkatan atau kepangkatan yang setara dengan kepangkatan prajurit TNI atau

Komponen Utama. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggolongan Anggota Komponen

Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 17

(1) Anggota Komponen Cadangan wajib menjalani masa bakti Komponen Cadangan selama 5 (lima) tahun dan setelah masa bakti berakhir secara sukarela dapat diperpanjang paling lama 5 (lima) tahun.

(2) Persyaratan untuk dapat diperpanjang adalah sebagai berikut :

a. tenaganya masih diperlukan;

b. sehat jasmani dan rohani; c. keinginan dan/atau kesediaan yang bersangkutan;

d. tidak sedang menjalani hukuman penjara atau kurungan;

e. tidak sedang dicabut haknya ikut serta dalam pertahanan negara; dan

f. tidak dalam keadaan pemberhentian tidak dengan hormat dari

instansi/badan swasta di mana yang bersangkutan bekerja.

Page 10: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

10

(3) Perpanjangan masa bakti sebagai Anggota Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan

Menteri.

Pasal 18

(1) Selama menjalani masa bakti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

ayat (1), Anggota Komponen Cadangan berada dalam dinas aktif dan tidak dalam dinas aktif.

(2) Selama dalam dinas aktif Anggota Komponen Cadangan melaksanakan penugasan untuk menjalani latihan atau mobilisasi.

(3) Selama tidak dalam dinas aktif Anggota Komponen Cadangan kembali

melaksanakan pekerjaan dan/atau profesi semula.

(4) Setiap Anggota Komponen Cadangan wajib memenuhi panggilan dalam

dinas aktif berdasarkan tingkat keadaan dan kebutuhan.

Pasal 19

(1) Pada saat mobilisasi :

a. perpanjangan masa bakti dapat diberlakukan terhadap Anggota

Komponen Cadangan yang akan mengakhiri masa baktinya, terhitung mulai tanggal pemberhentiannya; dan

b. mantan Anggota Komponen Cadangan dalam waktu 2 (dua) tahun sejak pemberhentiannya diwajibkan aktif kembali sesuai kebutuhan.

(2) Perpanjangan masa bakti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

a dan huruf b wajib aktif kembali berlaku paling lama 2 (dua) tahun. (3) Perpanjangan masa bakti dan pemanggilan secara wajib sebagaimana

dimaksud pada ayat(1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Pasal 20

(1) Calon Anggota Komponen Cadangan selama menjalani latihan dasar kemiliteran, memperoleh hak uang saku, perlengkapan perorangan lapangan, rawatan kesehatan, dan asuransi jiwa.

(2) Anggota Komponen Cadangan selama menjalani dinas aktif,

memperoleh hak sebagaimana hak yang diterima oleh anggota TNI.

Page 11: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

11

(3) Anggota Komponen Cadangan selama tidak dalam dinas aktif,

memperoleh hak untuk mendapatkan rawatan kesehatan. (4) Ketentuan tentang hak calon Anggota Komponen Cadangan dan

Anggota Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal 21

(1) Anggota Komponen Cadangan yang berasal dari unsur Pegawai Negeri Sipil dan pekerja dan/atau buruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal

8 ayat (1), selama menjalani masa bakti dan/atau dalam penugasan sebagai Komponen Cadangan tidak menyebabkan putusnya hubungan kerja dengan instansi atau perusahaan tempatnya bekerja.

(2) Dalam hal Anggota Komponen Cadangan melaksanakan penugasan

dalam masa bakti sebagai Komponen Cadangan tidak mengakibatkan

hapusnya sebagai peserta didik, dan tetap memperoleh hak-hak akademis.

(3) Pimpinan instansi, pimpinan perusahaan atau pimpinan badan swasta

atau pimpinan lembaga pendidikan wajib memberi kesempatan kepada

pegawai, pekerja dan/atau buruh atau peserta didik untuk mengikuti dinas atau penugasan sebagai Komponen Cadangan dan wajib untuk

tetap memberikan hak-haknya.

Pasal 22

Anggota Komponen Cadangan yang memenuhi persyaratan dapat dianugerahi gelar, tanda jasa, dan/atau tanda kehormatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 23

(1) Anggota Komponen Cadangan dapat memperoleh masa non aktif

karena :

a. sakit dan berada dalam perawatan; atau

b. menjalani pendidikan yang tidak dapat ditangguhkan;

(2) Masa non aktif wajib diganti setelah keadaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) berakhir yang lamanya sama dengan masa non aktif.

Page 12: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

12

Bagian Kedua

Pemeliharaan dan Perawatan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, Sarana dan Prasarana Nasional Komponen

Cadangan

Pasal 24

(1) Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Buatan yang digunakan sebagai

Komponen Cadangan wajib dipelihara dan dirawat oleh negara sesuai dengan peruntukannya.

(2) Sarana dan Prasarana Nasional sebagai unsur Komponen Cadangan,

dapat didayagunakan dalam waktu yang tidak lebih dari setengah

masa daur hidup atau usia pakainya dan dapat diperpanjang atas persetujuan pemilik, penanggung jawab, atau pengelola.

(3) Persyaratan untuk dapat diperpanjang sebagai Komponen Cadangan

sebagai berikut :

a. masih diperlukan; dan b. masih laik pakai.

(4) Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Buatan serta Sarana dan

Prasarana Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dalam rangka latihan memperoleh hak sewa atau penggantian atas penggunaan barang.

(5) Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Buatan serta Sarana dan

Prasarana Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

pada saat mobilisasi digunakan untuk kepentingan negara sepenuhnya.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai perpanjangan, perawatan, dan

pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur

dengan Peraturan Menteri.

Pasal 25

(1) Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, Sarana dan Prasarana

Nasional termasuk anggota yang mengawakinya selama tidak dalam dinas aktif berada di bawah kekuasaan dan tanggung jawab pemilik, penanggung jawab, atau pengelola.

(2) Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, Sarana dan Prasarana

Nasional termasuk anggota yang mengawakinya selama digunakan dalam dinas aktif sebagai Komponen Cadangan, menjadi tanggung jawab negara.

Page 13: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

13

Bagian Ketiga Pembinaan Satuan Komponen Cadangan

Pasal 26

(1) Pembinaan satuan Komponen Cadangan dilakukan dengan latihan perorangan, latihan tingkat satuan, latihan tingkat antarsatuan,

latihan satuan tingkat antarmatra dan latihan tingkat gabungan. (2) Pembinaan satuan Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diperhitungkan dalam dinas aktif.

(3) Satuan Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dalam dinas aktif sebagai penugasan paling lama 30 (tiga puluh) hari dalam 1 (satu) tahun.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan satuan Komponen

Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)

diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB IV PENGGUNAAN

Pasal 27

Komponen Cadangan digunakan berdasarkan strategi pertahanan melalui mobilisasi yang ditetapkan oleh Presiden.

Pasal 28

Kekuatan Komponen Cadangan ditetapkan oleh Menteri berdasarkan

pertimbangan Panglima dan digunakan oleh Panglima.

Pasal 29

Dalam keadaan perang Anggota Komponen Cadangan setelah dimobilisasi

berstatus sebagai kombatan.

Pasal 30

Anggota Komponen Cadangan, dalam dinas aktif tunduk pada hukum yang

berlaku bagi militer.

Pasal 31

(1) Anggota Komponen Cadangan yang dalam melaksanakan tugas pertahanan negara mengalami cacat ringan, cacat sedang, cacat berat, gugur, tewas, meninggal dunia atau dinyatakan hilang dalam

tugas diberlakukan ketentuan sebagaimana yang berlaku bagi prajurit TNI.

Page 14: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

14

(2) Anggota Komponen Cadangan yang gugur, tewas, dan meninggal dunia

karena melaksanakan tugas pertahanan negara berhak dimakamkan dengan upacara militer.

(3) Perlakuan terhadap Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, Sarana dan Prasarana Nasional yang rusak tetap, rusak tidak tetap dan hilang

selama digunakan dalam dinas aktif menjadi tanggung jawab negara.

BAB V PEMBERHENTIAN DAN PENGEMBALIAN

Pasal 32

(1) Anggota Komponen Cadangan diberhentikan dengan hormat apabila:

a. telah menjalani masa bakti paling singkat 5 (lima) tahun dan tidak diperpanjang;

b. tidak memenuhi persyaratan kesehatan;

c. gugur, tewas, atau meninggal dunia, atau

d. tidak ada kepastian atas dirinya, setelah 1 (satu) tahun sejak

dinyatakan hilang dalam tugas.

(2) Anggota Komponen Cadangan diberhentikan dengan tidak hormat

apabila:

a. menganut ideologi yang bertentangan dengan ideologi negara;

b. melakukan tindakan yang dapat mengancam/membahayakan

keamanan dan keselamatan negara dan bangsa;

c. dijatuhi pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan berdasarkan

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

dan/atau

d. mempunyai tabiat dan/atau perbuatan yang nyata-nyata

merugikan atau dapat merugikan kepentingan komponen

cadangan.

(3) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

merupakan kewenangan Menteri.

Page 15: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

15

Pasal 33

(1) Anggota Komponen Cadangan yang diberhentikan dengan hormat diberi penghargaan.

(2) Anggota Komponen Cadangan yang dinyatakan hilang dalam tugas pertahanan negara setelah 1 (satu) tahun belum ada kepastian atas

dirinya, diberhentikan dengan hormat dan diberlakukan sebagai Anggota Komponen Cadangan yang gugur.

(3) Masa dinas aktif sebagai Anggota Komponen Cadangan diperhitungkan sebagai tambahan masa kerja.

(4) Anggota Komponen Cadangan yang diberhentikan dengan tidak

hormat, tidak memperoleh hak-hak sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), ayat (2), dan ayat (3). (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghargaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 34

Anggota Komponen Cadangan selama berada dalam dinas aktif, dan tidak

dalam dinas aktif serta yang diberhentikan dengan hormat dan yang diberhentikan dengan tidak hormat wajib memegang rahasia militer.

Pasal 35

Anggota Komponen Cadangan yang diberhentikan dengan hormat wajib melaporkan setiap perubahan alamat dan/atau perubahan data pribadi kepada instansi pertahanan negara di daerah paling lama 30 (tiga puluh)

hari setelah terjadinya perubahan tersebut.

Pasal 36

(1) Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, Sarana dan Prasarana

Nasional yang digunakan sebagai Komponen Cadangan diakhiri dan

dikembalikan dalam kondisi baik oleh negara kepada pemilik, penanggung jawab atau pengelola.

(2) Pengakhiran dan pengembalian Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, Sarana dan Prasarana Nasional yang rusak, dilaksanakan

setelah diadakan perbaikan dan yang hilang dilakukan penggantian oleh negara.

Page 16: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

16

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengakhiran dan pengembalian

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB VI

PENDANAAN

Pasal 37

Pendanaan penyelenggaraan Komponen Cadangan Pertahanan Negara

didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

BAB VII KETENTUAN PIDANA

Pasal 38

(1) Setiap orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dan (2) yang memenuhi persyaratan, dengan sengaja tidak mematuhi

panggilan menjadi Anggota Komponen Cadangan tanpa alasan yang sah dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.

(2) Setiap orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) yang memenuhi persyaratan, dengan sengaja tidak mematuhi panggilan menjadi Anggota Komponen Cadangan tanpa alasan yang sah dipidana

dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan.

(3) Setiap orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dengan sengaja melakukan tipu muslihat atau rangkaian kebohongan yang menyebabkan dirinya tidak memenuhi syarat menjadi Anggota

Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.

(4) Setiap orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dengan sengaja

melakukan tipu muslihat atau rangkaian kebohongan yang

menyebabkan dirinya ditangguhkan menjadi Anggota Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.

Pasal 39 (1) Pimpinan instansi,pimpinan perusahaan atau pimpinan badan swasta

atau pimpinan lembaga pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat(3) yang tidak memberi kesempatan kepada pegawai,

pekerja dan/atau buruh atau peserta didik untuk mengikuti dinas atau penugasan sebagai Komponen Cadangan tanpa alasan yang sah dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)bulan.

Page 17: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

17

(2) Pimpinan instansi, pimpinan perusahaan atau pimpinan badan swasta atau pimpinan lembaga pendidikan sebagimana dimaksud

Pasal 21 ayat (3) yang memberi kesempatan kepada pegawai, pekerja dan/atauburuh atau peserta didk untuk mengikuti dinas atau penugasan sebagai Komponen Cadangan tapi tidak memberi hak-

haknya dikenakan sanksi pidana denda sesuai dengan hak-haknya yang harus diterima oleh Anggota Komponen Cadangan

Pasal 40

(1) Setiap orang yang dengan sengaja membuat atau menyuruh membuat orang lain dengan suatu pemberian atau janji,

mempengaruhi, menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan, tipu muslihat atau rangkaian kebohongan, memberi kesempatan dan memberi keterangan, sengaja menggerakkan orang lain untuk tidak

melaksanakan panggilan atau menyebabkan orang lain tidak memenuhi syarat untuk menjadi Anggota Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, dipidana dengan pidana

penjara paling lama 2 (dua) tahun.

(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh seseorang yang karena jabatan atau kedudukannya, pidananya ditambah 1/3 (satu per tiga).

Pasal 41

(1) Setiap Anggota Komponen Cadangan yang tidak melaksanakan dinas

aktif pada saat latihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 tanpa

alasan yang sah dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.

(2) Setiap Anggota Komponen Cadangan yang tidak melaksanakan penugasan pada saat mobilisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal

18 tanpa alasan yang sah dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun.

(3) Setiap Anggota Komponen Cadangan yang menolak perpanjangan

masa bakti pada saat mobilisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) tanpa alasan yang sah dipidana dengan pidana penjara

paling lama 2 (dua) tahun.

Pasal 42

(1) Setiap pemilik, penanggung jawab, atau pengelola Sumber Daya

Alam, Sumber Daya Buatan, Sarana dan Prasarana Nasional dengan

sengaja tidak memenuhi kewajiban untuk menyerahkan pemakaian

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) tanpa alasan yang sah

dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.

Page 18: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

18

(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

pada saat pelaksanaan dinas aktif sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 26, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun

6 (enam) bulan.

(3) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

pada saat penggunaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29

dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 43

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 56

Tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 184, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3905) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 44

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-

Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia.

Disahkan di Jakarta pada tanggal ......................................

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ....................................................

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PATRIALIS AKBAR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ..... NOMOR .........

Page 19: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

19

PENJELASAN

ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR … TAHUN …

TENTANG

KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

I. UMUM

Bangsa Indonesia yang telah berhasil menegakkan

kemerdekaannya, diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus Tahun 1945, serta mampu mempertahankan kedaulatan negara dan bangsa

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945 terhadap segala ancaman baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Keberhasilan tersebut adalah berkat kebulatan

tekad segenap kekuatan komponen bangsa, kesadaran warga negara akan hak dan kewajibannya dengan pembelaan negara, semangat

tidak kenal menyerah, kemanunggalan yang baik antara rakyat dengan TNI, serta berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.

Tekad, semangat dan kebersamaan sebagaimana diuraikan di atas, harus dapat dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan mengingat masalah dan tantangan yang akan kita hadapi pada masa mendatang

akan lebih kompleks. Masalah dan tantangan dimaksud adalah berupa arus globalisasi, perdagangan, persaingan bebas yang

menuntut kompetensi, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, di bidang informasi, komunikasi, transportasi, bioteknologi, serta dihadapkan pada karakteristik geografi Indonesia yang terdiri

dari ribuan pulau terletak pada posisi silang benua dan samudra, yang kaya akan sumber daya alam, namun masih lemah dalam kualitas sumber daya manusia. Keadaan tersebut menimbulkan dampak

positif dan negatif terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Dampak negatifnya dapat menimbulkan konflik baik horizontal

maupun vertikal yang mungkin dapat berkembang menjadi ancaman yang bersifat multi dimensional.

Kondisi tersebut di atas memerlukan pembangunan dan pembinaan kekuatan pertahanan sebagai inti kekuatan dan daya

tangkal bangsa dan negara dengan melibatkan segenap sumber daya nasional yang diwujudkan sebagai satuan kekuatan pertahanan dengan pendekatan kewilayahan.

Page 20: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

20

Perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia selama ini menunjukkan bahwa ancaman dapat datang dalam dimensi atau

ukuran paling kecil sampai mencapai ancaman paling besar yang mengharuskan kekuatan pertahanan negara dibangun secara dini dengan mengutamakan efektivitas maupun efisiensi semaksimal

mungkin.

Pada masa damai, pembangunan kekuatan pertahanan tidak hanya dititik beratkan pada kekuatan TNI yang relatif terbatas namun kekuatan pertahanan lainnya harus pula dikembangkan

secara bersama agar dalam keadaan darurat dengan cepat dapat dimobilisir guna mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, serta mampu menjamin kepentingan nasional

lainnya.

Pengembangan kekuatan pertahanan meliputi pembangunan

Komponen Utama, Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung yang merupakan kekuatan komponen pertahanan. Komponen

Cadangan yang merupakan satuan kekuatan yang berasal dari segenap sumber daya nasional, diperlukan untuk memperbesar dan memperkuat TNI sebagai Komponen Utama. Satuan kekuatan

Komponen Cadangan disiapkan, dilatih dan diarahkan agar memiliki kemampuan pertahanan setara dengan kemampuan TNI.

Sebagai Penjabaran dari Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 30 ayat (1)

dan ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, maka Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara mengamanatkan dalam Pasal 1 angka 2 bahwa Sistem Pertahanan Negara adalah Sistem Pertahanan yang bersifat

semesta.

Dalam Pasal 7 dan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ditentukan pula bahwa kekuatan pertahanan meliputi tiga komponen yaitu Komponen Utama yang

didukung oleh Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung.

Tentang Komponen Cadangan yang berasal dari segenap sumber

daya nasional pada hakekatnya adalah implementasi amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

tentang hak dan kewajiban seluruh warga negara dalam upaya bela negara, sehingga sumber daya nasional yang digunakan dalam mewujudkan Komponen Cadangan adalah milik seluruh bangsa

Indonesia dalam arti bukan hanya milik negara, sebagai wujud keikutsertaan warga negara dalam bela negara.

Dalam rangka itulah Undang-Undang tentang Komponen Cadangan Pertahanan Negara ini disusun.

Page 21: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

21

Sehubungan dengan perkembangan dan kenyataan dewasa ini serta dengan tidak mengurangi prinsip demokrasi, hak asasi

manusia, kesejahteraan umum, prinsip hidup berdampingan secara damai, prinsip hukum nasional, ketentuan hukum dan kebiasaan internasional, maka Undang-Undang ini disusun sebagai dasar

pembentukan Komponen Cadangan.

Mengingat bahwa kekuatan yang diperbesar dan diperkuat itu ialah TNI yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, maka konsepsi Komponen Cadangan dalam Undang-Undang

ini disusun dalam satuan menjadi Komponen Cadangan matra darat, Komponen Cadangan matra laut, Komponen Cadangan matra udara.

Besarnya kekuatan Komponen Cadangan dibangun sesuai kebutuhan pertahanan negara agar sewaktu diperlukan dalam waktu singkat dapat dikerahkan.

Sesuai dengan Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan bahwa setiap

warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan negara, maka menjadi Anggota Komponen Cadangan adalah wajib

bagi warga negara yang telah memenuhi persyaratan termasuk pengerahan sumber daya nasional lainnya untuk pertahanan negara.

Komponen Cadangan dalam Undang-Undang ini berbeda dengan Cadangan TNI dan/atau Bala Cadangan menurut Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 1988 tentang Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, diantaranya ialah pembinaan Komponen Cadangan dilakukan oleh Menteri sedangkan pembinaan cadangan TNI

dan/atau Bala Cadangan dilakukan oleh Panglima TNI karena merupakan bagian organik dari TNI. Selain itu pengaktifan Komponen Cadangan untuk menghadapi ancaman militer

dilaksanakan melalui mobilisasi sedangkan Cadangan TNI dan/atau Bala Cadangan tidak memerlukan mobilisasi.

Komponen Cadangan dalam penugasan atau pembinaannya dapat dipilah menjadi dua yaitu dalam dinas aktif dan tidak dalam dinas

aktif, artinya dalam dinas aktif Komponen Cadangan melaksanakan tugas negara dalam bidang pertahanan, dan bila tidak dalam dinas aktif sumber daya nasional yang tergabung dalam Komponen

Cadangan kembali melaksanakan tugas semula atau sesuai profesinya masing-masing di luar tugas pertahanan negara.

Anggota Komponen Cadangan yang berada dalam dinas aktif dengan segala akibat yang dialami dalam penugasan pada dasarnya sama

dengan pembinaan prajurit TNI, karena tugas dan resiko yang dihadapi sama, bagi Komponen Cadangan yang berasal dari Sumber

Daya Alam, Sumber Daya Buatan, Sarana dan Prasarana Nasional segala kerusakan atau kehilangan pada masa dalam dinas aktif menjadi beban dan tanggung jawab negara baik pemeliharaan,

perawatan maupun penggantiannya.

Page 22: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

22

Di atas telah diuraikan bahwa menjadi Anggota Komponen Cadangan untuk warga negara dan sumber daya nasional lainnya adalah wajib

dan untuk pelaksanaan tugasnya dibedakan dalam keadaan biasa dan keadaan bahaya, sehingga dalam Undang-Undang ini diatur pula ketentuan pidana sebagai sanksi baik bagi warga negara yang tidak

memenuhi kewajibannya.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas.

Pasal 2 Yang dimaksud dengan ”Penyelenggaraan Pertahanan Negara” adalah

segala kegiatan untuk melaksanakan kebijakan pertahanan negara. Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4 Cukup jelas.

Pasal 5 Cukup jelas.

Pasal 6 Cukup jelas.

Pasal 7 Cukup jelas.

Pasal 8 Cukup jelas.

Pasal 9

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Huruf a

Yang dimaksud dengan “warga negara Indonesia” adalah warga negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Kewarganegaraan.

Pada usia 18 (delapan belas) tahun seseorang umumnya mulai

berada pada tingkat kemampuan jasmani dan rohani yang

tenaganya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menjadi Anggota Komponen Cadangan.

Huruf b

Page 23: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

23

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Huruf d Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4)

Cuup jelas

Pasal 10

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2)

Sumpah dan/atau janji yang diucapkan Anggota Komponen Cadangan merupakan jaminan berdasarkan agama, moral dan etika pribadi untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Pasal 11

Cukup jelas Pasal 12

Ayat (1) Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b Yang dimaksud dengan “keberadaannya diperlukan masyarakat” adalah apabila yang bersangkutan dikenakan

wajib menjadi Anggota Komponen Cadangan akan menimbulkan kesulitan bagi orang banyak atau masyarakat luas, misalnya guru atau dokter yang bertugas di daerah

terpencil.

Huruf c Yang dimaksud dengan “tugas akhir pendidikan” antara lain, adalah praktek kerja, kuliah kerja nyata dan/atau penulisan

skripsi, tesis atau disertasi.

Huruf d Cukup jelas.

Page 24: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

24

Huruf e Yang dimaksud dengan “tugas penting” adalah tugas atau

jabatan yang memerlukan keahlian khusus yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri atas usul tertulis dari pimpinan instansi atau lembaga yang bersangkutan.

“Tugas atau jabatan yang memerlukan keahlian khusus” misalnya, ahli nuklir, ahli kimia, dan ahli biologi.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas. Pasal 14

Ayat (1) Yang dimaksud dengan “yang mengawaki” adalah manusia yang menjalankan material bergerak misalnya kendaraan darat, kapal

dan pesawat terbang dan/atau mengoperasikan material yang tidak bergerak, misalnya petugas meteorologi dan geofisika,

petugas komunikasi serta peralatan lainnya.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas.

Pasal 15 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4) Yang dimaksud dengan “instansi terkait” adalah instansi yang berhubungan dengan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan

dan Sarana Prasarana Nasional.

Ayat (5) Cukup jelas.

Pasal 16 Cukup jelas.

Page 25: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

25

Pasal 17

Ayat (1) Yang dimaksud dengan ”masa bakti” adalah periode setelah

Anggota Komponen Cadangan diangkat sampai dengan

pemberhentian.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Pasal 18

Ayat (1)

Selama masa bakti Anggota Komponen Cadangan menjalani dinas aktif yaitu menjalani tugas dalam rangka latihan atau mobilisasi.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “tingkat keadaan dan kebutuhan” adalah keadaan dan kebutuhan untuk mengikuti berbagai latihan sesuai dengan program yang disiapkan oleh masing-masing matra atau

kebutuhan mobilisasi. Pasal 19

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2)

Untuk berlaku paling lama 2 (dua) tahun sebagaimana dimaksud

pada ayat ini dimaksudkan sebagai berikut : a. apabila mobilisasi sudah melampaui waktu 2 (dua) tahun

sejak saat yang bersangkutan dipanggil tetapi belum dicabut maka yang bersangkutan dikembalikan ke kegiatan atau

profesi semula; dan b. apabila mobilisasi dicabut sebelum masa 2 (dua) tahun sejak

saat yang bersangkutan dipanggil, maka yang bersangkutan dikembalikan ke kegiatan atau profesi semula.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 20

Page 26: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

26

Cukup jelas.

Pasal 21 Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat ini dimaksudkan untuk melindungi peserta didik yang menjadi Anggota Komponen Cadangan agar tidak dirugikan dalam hak, misalnya mengikuti

ujian.

Ayat (3) Yang dimaksud dengan “hak-haknya” adalah hak atas penghasilan dan atau kesejahteraan yang diterima bagi dirinya

atau keluarganya, tidak boleh berkurang dari saat sebelum tugas sebagai Komponen Cadangan. Bagi peserta didik hak untuk mengikuti kurikulum dan atau hak

akademis lainnya tidak boleh berkurang apabila yang bersangkutan menjalani tugas sebagai Komponen Cadangan.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas.

Pasal 26 Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Penetapan dinas aktif selama 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah dengan mempertimbangkan agar kegiatan sehari-hari Anggota Komponen Cadangan tidak terlalu

terganggu.

Pelaksanaannya dilakukan tidak secara utuh atau berturut-turut selama 30 (tiga puluh) hari melainkan secara penggal waktu tetapi

Page 27: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

27

seluruhnya berjumlah 30 (tiga puluh) hari dalam 1 (satu) tahun, meskipun tidak tertutup kemungkinan pada kondisi tertentu

dilakukan secara berturut-turut dalam 30 (tiga puluh) hari.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 27 Yang dimaksud dengan “strategi pertahanan” adalah perpaduan antara seni dan ilmu dalam menentukan pilihan-pilihan guna

mencapai tujuan pertahanan negara. Strategi pertahanan negara disusun berdasarkan 3 (tiga) kaidah penuntun yakni, yang

menyangkut sasaran (ends), alat (means), dan cara dan/atau pendekatan (ways); yang menjawab 3 (tiga) pertanyaan penuntun yang

mendasar, yaitu apa yang dipertahankan, dengan apa mempertahankan dan bagaimana mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,dan

menjamin keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman. Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29 Cukup jelas.

Pasal 30 Cukup jelas.

Pasal 31

Ayat (1) Yang dimaksud dengan :

“Cacat ringan” adalah cacat jasmani dan atau rohani ringan dimana yang bersangkutan masih dapat melaksanakan tugas

sebagaimana biasa. “Cacat sedang” adalah cacat jasmani dan atau rohani yang

mengakibatkan penyandang cacat tidak mampu lagi menjalani dinas keprajuritan dengan baik namun masih dapat berkarya di luar lingkungan TNI.

“Cacat berat” adalah cacat jasmani dan/atau rohani yang

mengakibatkan yang bersangkutan tidak mampu sama sekali untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan apapun sehingga menjadi beban orang lain.

“Gugur” adalah menemui ajal dalam pertempuran sebagai akibat

langsung tindakan lawan.

Page 28: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

28

“Tewas” adalah menemui ajal dalam melaksanakan tugas berdasarkan perintah dinas, bukan akibat tindakan lawan.

“Dinyatakan hilang dalam tugas” adalah bila seorang Anggota Komponen Cadangan yang dalam melaksanakan tugas

pertahanan sebagai akibat dari atau diduga diakibatkan oleh tindakan lawan atau karena hal-hal diluar kekuasaannya tidak

kembali bergabung dengan kesatuannya.

Ayat (2)

Pemakaman dengan upacara militer merupakan penghargaan dari negara atas jasa dan pengabdiannya sebagaimana berlaku bagi

Prajurit TNI.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 32

Ayat (1)

Cukup jelas. Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas. Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d Yang dimaksud dengan “tabiat yang nyata-nyata merugikan” adalah seperti tidak disiplin dan tidak punya

jiwa korsa. Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 33 Ayat (1)

Cukup jelas.

Page 29: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

29

Ayat (2) Yang dimaksud dengan “diberlakukan sebagaimana Anggota

Komponen Cadangan yang gugur” adalah bahwa kepada ahli warisnya diberikan hak-hak seperti Anggota Komponen Cadangan yang gugur; apabila yang bersangkutan sudah ada kepastian atas

dirinya maka yang bersangkutan diperlakukan sesuai kondisi pada saat ditemukan misalnya meninggal dunia, atau karena

alasan yang sah yang bersangkutan tidak dapat bergabung dengan kesatuannya.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas. Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36 Cukup jelas.

Pasal 37 Komponen Cadangan sebagai bagian intergal pertahanan negara

merupakan kewenangan pemerintah yang diselenggarakan secara

total, terpadu, terarah, dan berlanjut dengan melibatkan seluruh

sumber daya nasional dan sarana prasarana nasional, dimana sumber

pendanaannya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara,

namun demikian Komponen Cadangan berkaitan dengan kepentingan

daerah, tidak menutup kemungkinan adanya sumber pedanaan

lainnya yang sah seperti bantuan/hibah pemerintah daerah, swasta,

dan masyarakat.

Pasal 38 Cukup jelas.

Pasal 39 Cukup jelas

Pasal 40 Cukup jelas.

Pasal 41

Cukup jelas.

Page 30: RUU KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA

30

Pasal 42 Cukup jelas.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR ………