Ruptur Perineum

5
RUPTURE PERINEUM Rupture perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan menggunakan alat atau tindakan. Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Robekan perineum terjadi pada hampir semua primipara (Wiknjosastro, 2002). Klasifikasi Rupture perineum Jenis robekan perineum berdasarkan luasnya adalah sebagai berikut: a. Derajat satu : Robekan ini hanya terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit perineum. b. Derajat dua : Robekan terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit perineum dan otot perineum. c. Derajat tiga : Robekan terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit perineum, otot-otot perineum dan sfingterani eksterna. d. Derajat empat : Robekan dapat terjadi pada seluruh perineum dan sfingterani yang meluas sampai ke mukosa rectum (Saifuddin, 2006). Penyebab Robekan Jalan Lahir Yang dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir adalah Partus presipitatus. a. Kepala janin besar b. Presentasi defleksi (dahi, muka). c. Primipara

description

Ruptur Perineum

Transcript of Ruptur Perineum

Page 1: Ruptur Perineum

RUPTURE PERINEUM

Rupture perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan

maupun dengan menggunakan alat atau tindakan. Robekan perineum umumnya terjadi pada

garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Robekan perineum

terjadi pada hampir semua primipara (Wiknjosastro, 2002).

Klasifikasi Rupture perineum

Jenis robekan perineum berdasarkan luasnya adalah sebagai berikut:

a. Derajat satu : Robekan ini hanya terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan,

kulit perineum.

b. Derajat dua : Robekan terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit

perineum dan otot perineum.

c. Derajat tiga : Robekan terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit

perineum, otot-otot perineum dan sfingterani eksterna.

d. Derajat empat : Robekan dapat terjadi pada seluruh perineum dan sfingterani yang

meluas sampai ke mukosa rectum (Saifuddin, 2006).

Penyebab Robekan Jalan Lahir

Yang dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir adalah Partus presipitatus.

a. Kepala janin besar

b. Presentasi defleksi (dahi, muka).

c. Primipara

d. Letak sungsang.

e. Pimpinan persalinan yang salah.

f. Pada obstetri dan embriotomi : ekstraksi vakum, ekstraksi forcep, dan embriotomi

(Mochtar, 2005).

PENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM

Penjahitan robekan perineum tingkat I

Page 2: Ruptur Perineum

1. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan

2. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka perineum, pasang tampon atau kasa

ke dalam vagina

3. Pasang jarum jahit pada pemegang jarum kemudian kunci pemegang jarum

4. Pasang benang jahit (kromik no 2/0) pada mata jarum

5. Tentukan dengan jelas batas luka robekan

6. Jahit mukosa vagina dengan catgut secara jelujur atau jahitan angka 8 mulai dari

puncak robekan sampai kulit perineum.

Penjahitan robekan perineum tingkat II

1. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan

2. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka perineum, pasang tampon atau kasa

ke dalam vagina

3. Pasang jarum jahit pada pemegang jarum kemudian kunci pemegang jarum

4. Pasang benang jahit (kromik no 2/0) pada mata jarum

5. Tentukan dengan jelas batas luka robekan

6. Jika dijumpai pinggir robekan yang tidak rata atau bergerigi, harus diratakan dulu

7. Pinggir robekan sebelah kiri dan kanan dijepit dengan klem, kemudian digunting

8. Otot dijahit dengan catgut, selaput lendir vagina dijahit dengan catgut secara terputus-

putus atau jelujur. Jahitan mukosa vagina mulai dari puncak robekan, sampai kulit

perineum dijahit dengan benang catgut secara jelujur.

Penjahitan robekan perineum tingkat III

1. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan

2. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka perineum, pasang tampon atau kasa

ke dalam vagina (sebaiknya digunakan tampon berekor benang)

3. Pasang jarum jahit pada pemegang jarum kemudian kunci pemegang jarum

4. Pasang benang jahit (kromik no 2/0) pada mata jarum

5. Tentukan dengan jelas batas luka robekan

6. Ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh karena robekan, diklem menggunakanpean

lurus

7. Kemudian tautkan ujung otot sfingter ani dengan melakukan 2-3 jahitan angka 8

catgut kromik no. 2/0 sehingga bertemu kembali

Page 3: Ruptur Perineum

8. Selanjutnya dilakukan jahitan lapis demi lapis seperti melakukan jahitan pada robekan

perineum tingkat II

Penjahitan robekan perineum tingkat IV

1. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan

2. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka perineum, pasang tampon atau kasa

ke dalam vagina (sebaiknya digunakan tampon berekor benang)

3. Pasang jarum jahit pada pemegang jarum kemudian kunci pemegang jarum

4. Pasang benang jahit (kromik no 2/0) pada mata jarum

5. Tentukan dengan jelas batas luka robekan

6. Mula-mula dinding depan rektum yang robek dijahit dengan jahitan jelujur

menggunkan catgut kromik no. 2/0

7. Jahit fasia perirektal dengan menggunakan benang yang sama sehingga bertemu

kembali

8. Jahit fasia septum rektovaginal dengan menggunakan benang yang sama, sehingga

bertemu kembali

9. Ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh karena robekan, diklem menggunakan pean

lurus

10. Kemudian tautkan ujung otot sfingter ani dengan melakukan 2-3 jahitan angka 8

catgut kromik no. 2/0 sehingga bertemu kembali

11. Selanjutnya dilakukan jahitan lapis demi lapis seperti melakukan jahitan pada robekan

perineum tingkat II (Saifuddin dkk, 2006)

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Ruptur Perineum

Mochtar, R. 2005. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Editor: Delfi

Lutan, EGC, Jakarta

Saifuddin A.B., dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

Wiknjosastro H, Prawirohardjo S. 2002. Ilmu Kandungan. FKUI: Jakarta